bab ii tinjauan pustaka -...

13
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrokimia Elektrokimia adalah suatu peristiwa kimia yang berhubungan dengan energi listrik. Elektrokimia didefinisikan pula sebagai reaksi kimia yang melibatkan adanya transfer elektron antara elektroda dengan larutan elektrolit lingkungan. Elektrolit umumnya merupakan larutan aqueous, tetapi elektrolit dapat juga berupa polimer padat, oksida atau lelehan garam. Misalnya : larutan perak nitrat, seng sulfat. (Agustinus Ngatin,2010) Prinsip dasar reaksi pada elektrokimia adalah reaksi reduksi oksidasi (redoks) dan reaksi tersebut terjadi pada suatu sistem sel elektrokimia. Ada dua jenis sel elektrokimia yaitu galvanis dan sel elektrolisis. a. Sel galvani adalah suatu sel yang membebaskan energi listrik dari reaksi kimia dan reaksi berlangsung secara spontan. Contohnya : reaksi korosi. Pada sel galvanis katoda berfungsi sebagai penghantar listrik sehingga berkutub positif. Proses aliran elektron terjadi dari elektroda negatif ke elektroda positif dengan melewati media elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik sehingga reaksi yang terjadi adalah spontan. b. Sel elektrolit adalah suatu sel yang reaksinya terjadi akibat adanya arus listrik searah. Contohnya elektrolisis air, elektroplating. Pada sel elektrolisis elektroda yang berfungsi penghantar listrik adalah anoda sehingga terjadi suatu pelarutan material anoda menghasilkan kation logam (M + ). Elektrolisis air merupakan reaksi samping yang menghasilkan gas hidrogen pada katoda dan gas oksigen pada anoda. (Purwanto, 2005) Pada sel elektrokimia dilengkapi dengan dua elektroda : a. Anoda (reaksi oksidasi) Anoda adalah elektroda tempat terjadi reaksi oksidasi yang ditandai dengan pelepasan elektron. Misalnya Zn → Zn 2+ + 2e -

Upload: ngongoc

Post on 12-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-irmaariyan... · Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Elektrokimia

Elektrokimia adalah suatu peristiwa kimia yang berhubungan dengan energi

listrik. Elektrokimia didefinisikan pula sebagai reaksi kimia yang melibatkan

adanya transfer elektron antara elektroda dengan larutan elektrolit lingkungan.

Elektrolit umumnya merupakan larutan aqueous, tetapi elektrolit dapat juga

berupa polimer padat, oksida atau lelehan garam. Misalnya : larutan perak nitrat,

seng sulfat. (Agustinus Ngatin,2010)

Prinsip dasar reaksi pada elektrokimia adalah reaksi reduksi oksidasi

(redoks) dan reaksi tersebut terjadi pada suatu sistem sel elektrokimia. Ada dua

jenis sel elektrokimia yaitu galvanis dan sel elektrolisis.

a. Sel galvani adalah suatu sel yang membebaskan energi listrik dari reaksi kimia

dan reaksi berlangsung secara spontan. Contohnya : reaksi korosi.

Pada sel galvanis katoda berfungsi sebagai penghantar listrik sehingga

berkutub positif. Proses aliran elektron terjadi dari elektroda negatif ke

elektroda positif dengan melewati media elektrolit yang berfungsi sebagai

penghantar arus listrik sehingga reaksi yang terjadi adalah spontan.

b. Sel elektrolit adalah suatu sel yang reaksinya terjadi akibat adanya arus listrik

searah. Contohnya elektrolisis air, elektroplating.

Pada sel elektrolisis elektroda yang berfungsi penghantar listrik adalah anoda

sehingga terjadi suatu pelarutan material anoda menghasilkan kation logam

(M+). Elektrolisis air merupakan reaksi samping yang menghasilkan gas

hidrogen pada katoda dan gas oksigen pada anoda. (Purwanto, 2005)

Pada sel elektrokimia dilengkapi dengan dua elektroda :

a. Anoda (reaksi oksidasi)

Anoda adalah elektroda tempat terjadi reaksi oksidasi yang ditandai

dengan pelepasan elektron. Misalnya Zn → Zn2+ + 2e-

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-irmaariyan... · Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam

Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam nikel dari larutannya dengan menggunakan metode elektrodeposisi

Bab II Tinjauan Pustaka 7

b. Katoda (reaksi reduksi)

Katoda adalah suatu elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi, yang

ditandai dengan penangkapan elektron. Misalnya Zn2+ + 2e- → Zn

(Agustinus Ngatin,2010)

2.2 Elektroplating

Elektroplating adalah proses pelapisan logam dengan menggunakan bantuan

arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis

ke material yang hendak dilapis.

Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub positif dari

sumber arus listrik. Anoda dalam larutan elektrolit ada yang larut dan ada yang

tidak. Anoda yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik saja,

sedangkan anoda yang larut berfungsi selain penghantar arus listrik, juga sebagai

bahan baku pelapis.

Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan dilapisi, dihubungkan

dengan kutub negatif dari sumber arus listrik. Elektrolit berupa

larutan yang molekulnya dapat larut dalam air dan terurai menjadi partikel-

partikel yang bermuatan positif atau negatif. (www.scribd.com)

Berikut ini adalah gambar hubungan antara katoda, anoda dan larutan

elektrolit dalam proses elektroplating.

Gambar 2.1 Anoda, Katoda, dan Elektrolit

Pada dasarnya elektroplating dilakukan dengan maksud memberi

perlindungan terhadap bahaya korosi, membentuk sifat keras permukaan, dan sifat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-irmaariyan... · Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam

Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam nikel dari larutannya dengan menggunakan metode elektrodeposisi

Bab II Tinjauan Pustaka 8

teknis atau mekanis tertentu, terhadap logam dasar. Di dunia industri, bukan

hanya kekuatan produk yang diinginkan pasar, tetapi penampilan logam yang

menarik akan sangat membantu terhadap keberhasilan produk di pasaran. Dengan

kata lain, suatu produk pelapisan logam membutuhkan hasil dengan penampilan

yang baik, misalnya dikaitkan dengan penampilan produk yang bagus, mengkilat

dan cemerlang. ( Sudigdo dkk, 2009)

2.3 Elektrodeposisi

Metode elektrodeposisi sudah banyak diaplikasikan dalam rekayasa bahan-

bahan modern, seperti aplikasi pada keramik anti-karat dan anti-sobek,

superkonduktor dan dapat digunakan untuk sintesis material nano. Ada beberapa

aspek yang yang perlu diperhatikan dalam metode elektrodeposisi, yaitu:

1. Pemilihan solven. Solven yang dipilih adalah solven yang dapat melarutkan

garam anorganik dan aditif organik.

2. Faktor-faktor fisik kimia lain, seperti pH, konsentrasi larutan dan garam

logam, arus, tegangan dan waktu. (http://nikisami.blogspot.com)

Elektrodeposisi merupakan proses pengendapan logam pada elektroda

dengan memanfaatkan reaksi elektrokimia. Arus listrik dialirkan ke anoda inert

melalui elektrolit yang mengandung ion logam, sehingga logam tersebut

mengendap dalam bentuk murninya di katoda (Gambar 2.2). Pada proses, anoda

bertindak sebagai elektroda positif (menerima ion negatif) dan katoda bertindak

sebagai elektroda negatif (menerima ion positif) sehingga merupakan kebalikan

dari proses pada sel galvanis.

Reaksi yang berlangsung di masing-masing elektroda adalah sebagai

berikut:

Gambar 2.2 Diagram proses elektrodeposisi

~ K (-) A

(+)

- - + +

+ + +

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-irmaariyan... · Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam

Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam nikel dari larutannya dengan menggunakan metode elektrodeposisi

Bab II Tinjauan Pustaka 9

2.4 Limbah Elektroplating

Proses elektroplating selain menghasilkan produk yang berguna,

menghasilkan pula limbah padat, emisi gas dan limbah cair. Limbah padat berasal

dari proses penghilangan kerak maupun kotoran sisa pada bak elektroplating.

Limbah berupa emisi gas pada umumnya berasal dari penguapan larutan elektrolit,

uap asam, maupun cairan pembersih.

Limbah cair berupa air limbah yang berasal dari pencucian, pembersihan

dan proses elektroplating. Air limbah mengandung logam-logam terlarut, solven

dan senyawa organik maupun anorganik terlarut lainnya.

Limbah yang dihasilkan proses elektroplating sangat beragam

kandungannya tergantung proses platingnya atau pelapisannya. Secara umum

efluen dari industri elektroplating yang mungkin dapat terjadi dapat dilihat pada

Tabel 2.1

Tabel 2.1 Effluent Dari Industri Elektroplating

Parameter Jumlah Maksimum Satuan

pH 7-10 - TSS 25 mg/L Minyak dan Lemak 10 mg/L

Arsen 0,1 mg/L Kadmium 0,1 mg/L Krom heksavalen 0,1 mg/L

Krom total 0,5 mg/L Tembaga 0,5 mg/L Timbal 0,2 mg/L Merkuri 0,01 mg/L Nikel 0,5 mg/L Perak 0,5 mg/L Seng 2 mg/L Logam total 10 mg/L Sianida bebas 0,2 mg/L Fluorida 20 mg/L Trikloroetana 0,05 mg/L Trikloroetilena 0,05 mg/L Fosfor 5 mg/L

Sumber: (World Bank, 1998).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-irmaariyan... · Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam

Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam nikel dari larutannya dengan menggunakan metode elektrodeposisi

Bab II Tinjauan Pustaka 10

2.5 Prinsip Kerja Elektroplating

Gambar 2.3 Proses Elektroplating (Sumber : Purwanto, 2005)

Sumber arus listrik searah dihubungkan dengan dua buah elektroda yaitu

elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif disebut sebagai katoda dan

elektroda positif disebut anoda. Benda yang akan dilapisi harus bersifat konduktif

atau menghantarkan arus listrik dan berfungsi sebagai katoda, disebut sebagai

benda kerja. Pada elektroplating dengan anoda aktif digunakan anoda logam yang

mempunyai kemurnian tinggi. Arus mengalir dari anoda menuju katoda melalui

elektrolit. (Purwanto, 2005)

Proses pelapisan pada benda kerja dilakukan pada suatu elektrolit yang

mengandung senyawa logam. Ion logam (Mn+) dalam elektrolit yang bermuatan

positif menuju benda kerja sebagai katoda yang bermuatan negatif sehingga ion

logam Mn+ akan tereduksi menjadi logam M dan mengendap di katoda

membentuk lapisan logam (deposit), menurut reaksi :

Mn+ + ne Mo

Ion logam dalam elektrolit yang telah tereduksi dan menempel di katoda,

posisinya akan diganti oleh anoda logam yang teroksidasi dan larut dalam

elektrolit atau dari penambahan larutan senyawa logam.

Penghantar arus

(+) (-)

Katoda

Anoda

Bak Plating Larutan Elektrolit Sumber arus searah, DC

Mn+

Mo

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-irmaariyan... · Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam

Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam nikel dari larutannya dengan menggunakan metode elektrodeposisi

Bab II Tinjauan Pustaka 11

Pada anoda terjadi oksidasi menurut reaksi :

Mo Mn+ + ne

Apabila proses elektroplating berjalan seimbang maka konsentrasi

elektrolit akan tetap, anoda makin lama berkurang dan terjadi pengendapan logam

yang melapisi katoda sebagai benda kerja.

Reaksi oksidasi-reduksi secara keseluruhan dapat dituliskan sebagai berikut :

Anoda : Mo Mn+ + ne

Katoda : Mn+ + ne Mo

Mo + Mn+ Mn+ + Mo

Apabila plating menggunakan anoda inaktif maka logam yang menempel

pada katoda hanya berasal dari larutan, sehingga konsentrasi larutan makin

berkurang dan diperlukan kontrol yang ketat terhadap konsentrasi larutan

elektroplating untuk menjaga efisiensi proses dan kualitas lapisan. (Purwanto,

2005)

2.6 Hukum Faraday

Banyaknya logam yang mengendap membentuk lapisan atau deposit pada

katoda dinyatakan dalam Hukum Faraday I, yaitu berat endapan (W) sebanding

dengan kuat arus (I) dan waktu plating (t). Hukum Faraday II menyatakan bahwa

berat endapan tergantung dari jenis logam yang dinyatakan sebagai berat

ekuivalen. (Purwanto, 2005)

Pernyataan tersebut dituliskan sebagai berikut :

W = Z I t …………………………..(2.1)

Dengan :

W : berat endapan (gram)

I : kuat arus (Ampere)

t : waktu (detik)

Z : BE / 96500

BE : berat ekuivalen = BA / valensi

BA : berat atom (contoh untuk Cu = 63,5)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-irmaariyan... · Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam

Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam nikel dari larutannya dengan menggunakan metode elektrodeposisi

Bab II Tinjauan Pustaka 12

valensi : banyaknya elektron yang diterima untuk membentuk endapan. Valensi tembaga pada tembaga sulfat, Cu = 2

2.7 Laju Reaksi

Laju reaksi adalah laju berkurangnya pereaksi atau terbentuknya produk reaksi

yang dinyatakan dalam satuan mol(1-n)/(Volume)(1-n)(Waktu)(1-n)

Laju Reaksi =

Laju = ………………………………………..…..…….(2.2)

Dimana : ∆X = perubahan konsentrasi

∆t = perubahan waktu

Tanda negatif digunakan jika X adalah pereaksi dan tanda positif digunakan jika

X adalah produk hasil reaksi. (Achmad, Hiskia 2001)

2.7.1 Reaksi Orde Satu

Reaksi orde satu adalah reaksi yang lajunya berbanding langsung dengan

konsentrasi reaktan, yaitu:

r = -d [C] = k [C] …………………………….(2.3)

dt

hasil integral untuk memperoleh hubungan antara konsentrasi pereaksi dengan

waktu yaitu,

r = 0∫t d [C] = -k 0∫t dt ....................................(2.4)

[C]

r = ln [C]│t0 = -kt ..............................................(2.5)

r = ln [C]t – ln [C]0 = - kt ...................................(2.6)

r = ln [C]t = - kt + ln [C]0...................................(2.7)

Dengan: [C]0 = konsentrasi C pada waktu t0

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-irmaariyan... · Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam

Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam nikel dari larutannya dengan menggunakan metode elektrodeposisi

Bab II Tinjauan Pustaka 13

[C]t = konsentrasi C pada waktu tt

t = waktu proses

r = laju reaksi

k = konstanta laju reaksi

Jika persamaan 7 digambarkan akan diperoleh grafik seperti pada Gambar 2.4.

Ln [C]t -k

Waktu proses (t) menit

Gambar 2.4 Grafik reaksi orde satu

(Sumber : Achmad, Hiskia 2001)

2.7.2 Konstanta Laju Reaksi Elektrolisis

Konstanta laju reaksi adalah tetapan perbandingan antara laju reaksi dan

hasil kali konsentrasi yang mempengaruhi laju reaksi. Konstanta laju reaksi dapat

diperoleh dari grafik yang mengalurkan ln [C]2 terhadap t, untuk itu diperlukan

perubahan konsentrasi.

Harga suatu konstanta laju reaksi sangat dipengaruhi suhu, tekanan,

konsentrasi, luas bidang sentuh, dan penambahan katalis. Nilai suatu konstanta

laju reaksi dipengaruhi oleh suhu, ukuran dan berat molekul yang terlibat dalam

reaksi serta penambahan katalis.

2.8 Tembaga

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang Cu dan nomor atom 29. Secara fisik, logam berat Cu digolongkan ke

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-irmaariyan... · Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam

Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam nikel dari larutannya dengan menggunakan metode elektrodeposisi

Bab II Tinjauan Pustaka 14

dalam logam-logam penghantar listrik yang baik. Tembaga merupakan penghantar

listrik terbaik setelah perak (Ag) sehingga Cu banyak digunakan dalam bidang

elektronika. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan

berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan timah untuk membuat

perunggu.

Tembaga (Cu) banyak digunakan sebagai peralatan elektronik sebesar 60%;

untuk kontruksi, misalnya atap dan plumbing adalah sebesar 20%; industri mesin,

yaitu sebagai pengganti penghantar panas sebesar 15%, dan untuk berbagai alloy

sebesar 5%.

Dari berbagai limbah, limbah yang paling banyak mengandung logam berat

adalah limbah industri. Hal itu disebabkan oleh unsur logam berat yang banyak

digunakan dalam bebagai industri, baik sebagai bahan baku, katalisator, maupun

sebagai bahan tambahan. Cu tidak bisa diuraikan di alam sehingga Cu akan

diakumulasi di dalam tanaman dan hewan melalui tanah. Tanah kaya Cu

berpengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme tanah dan cacing tanah, dan

menyebabkan dekomposisi senyawa organik sehingga mengurangi kesuburan

tanah. (Widowati Wahyu, 2008)

2.9 Nikel

Nikel adalah logam berwarna putih perak dengan berat jenis 8,89 g/cm3 dan

berat atom 58,71 g/mol. Ni merupakan logam yang resisten terhadap korosi dan

oksidasi pada temperatur tinggi sehingga bisa digunakan untuk memproduksi

stainless steel. (Widowati Wahyu, 2008)

Nikel (Ni) sebagai bahan paduan logam banyak digunakan di berbagai

industri logam, berbagai macam baja, serta elektroplating. Untuk

mendayagunakan karakteristik logam yang kuat, tahan tempa, anti-karat, tahan

temperatur rendah maupun tinggi, nikel banyak digunakan sebagai campuran baja

nirkarat, campuran baja berbasis logam Ni untuk memproduksi baterai dan katalis.

Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-irmaariyan... · Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam

Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam nikel dari larutannya dengan menggunakan metode elektrodeposisi

Bab II Tinjauan Pustaka 15

krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras.

(Widowati Wahyu, 2008)

Berbagai macam industri menggunakan bahan baku Ni atau garam nikel,

antara lain industri kimia, industri elektronik, serta industri logam. Berbagai

macam jenis produk yang dihasilkan oleh industri logam berbahan baku Ni, antara

lain compact disc (CD), baterai kering (Ni-MH), pigmen (pewarna) cat, pelapisan

permukaan (plating) logam/nonlogam. (Widowati Wahyu, 2008)

Pembuangan limbah yang mengandung Ni mengakibatkan pencemaran pada

tanah, air, dan tanaman. Total Ni dalam tanah dapat mencapai 5-500 ppm,

sedangkan kadar Ni pada air tanah mencapai 0,005-0,05 ppm dan kadar Ni pada

tumbuhan tidak lebih dari 1 ppm. (Widowati Wahyu, 2008)

Tabel 2.2 Sifat unsur nikel Sifat Logam Nikel Keterangan

Density (g/ cm3) 8,89 Melting point (°C) 1453 Coef of thermal expansion (20ºC) [m/m.ºC] 13,3 x 10-6

Thermal conductivity (25ºC) [W/m.K] 92 Electrical resistivity (μΩ.cm) 9,7 Modulus of elasticity intension (kPa) 204 x 106

Tensile strength, annealed (MPa) 462 Yield strength, 0,2% offset (MPa) 148

Sumber: (AWS welding handbook)

2.10 Paduan Ni-Cu

Paduan Ni-Cu yang mengandung 10-30% Ni dinamakan tembaga putih

atau kupronikel. Sedangkan paduan Ni-Cu yang mengandung kira-kira 67% Ni

dinamakan logam monel, yang didapat dari pemurnian langsung dari bijih, yaitu

suatu paduan alamiah. Kedua paduan tersebut mempunyai kekuatan dan

ketahanan korosi yang baik yang dipergunakan untuk komponen-komponen

khusus dari kondensor, komponen-komponen pompa, motor-motor, dan

sebagainya. Paduan Ni-Cu yang mengandung 45% Ni mempunyai tahanan listrik

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-irmaariyan... · Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam

Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam nikel dari larutannya dengan menggunakan metode elektrodeposisi

Bab II Tinjauan Pustaka 16

yang tinggi dan koefisien pemuaian yang rendah, paduan itu dinamakan

konstantan, digunakan sebagai kabel tahanan dan termokopel.

2.10.1 Karakteristik dan Komposisi Monel

Monel banyak disukai oleh para penggemar aksesoris, selain karena

harganya yang relatif murah juga karena karakteristiknya, Karakteristik monel

antara lain :

a. Sangat tahan terhadap korosi, monel dikenal sebagai korosi yang kuat,

bahan tahan karat. Hal ini tahan terhadap korosi dan asam, dan

beberapa paduan dapat menahan api di murni oksigen.

b. Kuat dari baja

c. Kristalnya isometrik

d. Koefisien ekspansi termal rendah

e. Sangat tahan terhadap alkali

f. Dapat dilas, brazing dan patri

2.11 Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)

Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan

pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang

berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas.

2.11.1 Prinsip Dasar

Spektrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitafif

dari unsur-unsur yang pemakainnya sangat luas di berbagai bidang karena

prosedurnya selektif, spesifik, biaya analisisnya relatif murah, sensitivitasnya

tinggi (ppm-ppb), dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan

standar, waktu analisis sangat cepat dan mudah dilakukan. AAS pada umumnya

digunakan untuk analisa unsur, spektrofotometer absorpsi atom juga dikenal

sistem single beam dan double beam layaknya Spektrofotometer UV-VIS.

Sebelumnya dikenal fotometer nyala yang hanya dapat menganalisis unsur yang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-irmaariyan... · Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam

Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam nikel dari larutannya dengan menggunakan metode elektrodeposisi

Bab II Tinjauan Pustaka 17

dapat memancarkan sinar terutama unsur golongan IA dan IIA. Umumnya lampu

yang digunakan adalah lampu katoda cekung yang mana penggunaanya hanya

untuk analisis satu unsur saja.

Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom

menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat

unsurnya. Metode serapan atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak

bergantung pada temperatur. Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit

teratomisasi, sumber radiasi, sistem pengukur fotometerik.

Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini disebabkan

karena sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan unsur yang

ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain

dapat dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS dapat

digunakan untuk mengukur logam sebanyak 61 logam.

Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang

berasal dari elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api

yang berisi sampel yang telah teratomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan

ke detektor melalui monokromator. Chopper digunakan untuk membedakan

radiasi yang berasal dari sumber radiasi, dan radiasi yang berasal dari nyala api.

Detektor akan menolak arah searah arus (DC) dari emisi nyala dan hanya

mengukur arus bolak-balik dari sumber radiasi atau sampel.

Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom

tersebut akan menyerap energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik

ke tingkat energi yang lebih tinggi atau tereksitasi. Jika suatu atom diberi energi,

maka energi tersebut akan mempercepat gerakan elektron sehingga elektron

tersebut akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dan dapat kembali ke

keadaan semula. Atom-atom dari sampel akan menyerap sebagian sinar yang

dipancarkan oleh sumber cahaya. Penyerapan energi oleh atom terjadi pada

panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom

tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-irmaariyan... · Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam

Laporan Tugas Akhir Pengaruh logam tembaga dalam penyisihan logam nikel dari larutannya dengan menggunakan metode elektrodeposisi

Bab II Tinjauan Pustaka 18

2.11.2 Keuntungan metode AAS

Keuntungan metode AAS dibandingkan dengan spektrofotometer

biasa yaitu spesifik, batas deteksi yang rendah dari larutan yang sama bisa

mengukur unsur-unsur yang berlainan, pengukurannya langsung terhadap

contoh, output dapat langsung dibaca, cukup ekonomis, dapat diaplikasikan

pada banyak jenis unsur, batas kadar penentuan luas (dari ppm sampai %).

Sedangkan kelemahannya yaitu pengaruh kimia dimana AAS tidak mampu

menguraikan zat menjadi atom misalnya pengaruh fosfat terhadap Ca,

pengaruh ionisasi yaitu bila atom tereksitasi (tidak hanya disosiasi) sehingga

menimbulkan emisi pada panjang gelombang yang sama, serta pengaruh

matriks misalnya pelarut.( http://adityabeyubay359.blogspot.com)