high attainment -...

31
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset, Manajemen dan Manajemen Aset Untuk menjelaskan mengenai Manajemen Aset terlebih dahulu memahami pengertian dari Aset dan Manajemen sehingga akhirnya dapat disimpulkan mengenai penjelasan dari Manajemen Aset itu sendiri seperti apa. Berikut ini dijelaskan mengenai pengertian dari aset, manajemen, dan manajemen aset: 2.1.1 Pengertian Aset Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, yang terdiri dari benda tidak bergerak dan bergerak. Barang yang dimaksud meliputi barang tidak bergerak (tanah atau bangunan) dan barang bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible), yang tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta kekayaan dari suatu perusahaan, badan usaha, institusi atau individu perorangan, dan dalam pengertian aset negara atau HKN (Harta Kekayaan Negara) juga terdiri dari barang-barang atau benda yang disebutkan di atas. Termasuk pula bantuan-bantuan dari luar negeri yang diperoleh secara sah (Siregar. 2004:hal.178). Menurut Siregar (2004:hal.178) aset secara umum adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh badan usaha, instansi atau individu (perorangan). Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aset secara umum adalah sesuatu barang atau sumber daya yang dimiliki oleh organisasi atau individu dan mempunyai nilai, baik nilai ekonomi, nilai tukar, atau nilai komersial yang terdapat dalam potensi aset dan dapat dikembangkan atau dioptimalkan sesuai dengan tujuan organisasi atau individu. Potensi yang dimiliki dari suatu aset dapat di manfaatkan untuk kebutuhan organisasi dan dikembangkan menjadi suatu sumber daya pendukung kegiatan operasional organisasi atau memanfaatkan

Upload: nguyendan

Post on 03-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Aset, Manajemen dan Manajemen Aset

Untuk menjelaskan mengenai Manajemen Aset terlebih dahulu memahami

pengertian dari Aset dan Manajemen sehingga akhirnya dapat disimpulkan

mengenai penjelasan dari Manajemen Aset itu sendiri seperti apa. Berikut ini

dijelaskan mengenai pengertian dari aset, manajemen, dan manajemen aset:

2.1.1 Pengertian Aset

Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, yang

terdiri dari benda tidak bergerak dan bergerak. Barang yang dimaksud meliputi

barang tidak bergerak (tanah atau bangunan) dan barang bergerak, baik yang

berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible), yang tercakup dalam

aktiva/kekayaan atau harta kekayaan dari suatu perusahaan, badan usaha, institusi

atau individu perorangan, dan dalam pengertian aset negara atau HKN (Harta

Kekayaan Negara) juga terdiri dari barang-barang atau benda yang disebutkan di

atas. Termasuk pula bantuan-bantuan dari luar negeri yang diperoleh secara sah

(Siregar. 2004:hal.178).

Menurut Siregar (2004:hal.178) aset secara umum adalah barang (thing)

atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value),

nilai komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki

oleh badan usaha, instansi atau individu (perorangan).

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aset secara

umum adalah sesuatu barang atau sumber daya yang dimiliki oleh organisasi atau

individu dan mempunyai nilai, baik nilai ekonomi, nilai tukar, atau nilai komersial

yang terdapat dalam potensi aset dan dapat dikembangkan atau dioptimalkan

sesuai dengan tujuan organisasi atau individu. Potensi yang dimiliki dari suatu

aset dapat di manfaatkan untuk kebutuhan organisasi dan dikembangkan menjadi

suatu sumber daya pendukung kegiatan operasional organisasi atau memanfaatkan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

2

potensi aset yang ada untuk menciptakan suatu konsep dalam menghasilkan

pendapatan (revenue).

Oleh karena itu aset diklasifikasikan berdasarkan bentuk, perolehan dana,

konsep hukum properti, dan karakteristiknya , dengan tujuan dari setiap klasifikasi

aset tersebut dapat dilakukan pengelolaan/manajemen aset untuk mendapatkan

hasil yang optimal secara efektif dan penggunaan yang efisien dari suatu aset.

2.1.2 Pengertian Manajemen

Manajemen yaitu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-

sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan. (Stoner dalam Hani: 8, Modul Bahan Ajar Pengantar Manajemen).

Penjelasan lain mengenai manajemen juga dikemukakan oleh Robbins dan

Decenzo (2004) yang dikutip dalam Bahan Ajar Pengantar Manajemen,

menjelaskan bahwa,” management is the process of getting done, effectively and

efficiently, through and with other people.”

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen

adalah suatu proses pengorganisasian yang memanfaatkan sumber daya yang ada

melalui anggota organisasi guna mencapai target atau tujuan yan telah ditetapkan.

Mengenai Efisiensi dan Efektifitas dijelaskan oleh Robbins dan Coulter

(2005) dalam Bahan Ajar Pengantar Manajemen, dijelaskan dimana “efficiency:

getting the most output from the least amount of inputs; reffered to as “doing

things right”, and “effectiveness: completing activities so that organizational

goals are attained: reffered to as “doing the right thing.”

Berdasarkan pengertian mengenai efektifitas dan efisiensi diatas dapat

disimpulkan bahwa efektifitas adalah dimana suatu hal yang fokus pada cara

untuk mencapai tujuan akhir, sedangkan efesiensi adalah hasil akhir dari cara

yang digunakan untuk mencapai tujuan dilihat dari efektifitas cara yang

digunakan, dan berikut dijelaskan dalam gambar mengenai efektifitas dan

efisiensi yang dijelaskan oleh Robbins dan Coulter (2005) dalam bahan ajar

Pengantar Manajemen:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

3

Sumber: Robbins and Coulter (2005)

Gambar 2.1Efektifitas dan Efisiensi Dalam Manajemen

Proses Manajemen seperti yang dijelaskan oleh Stoner seperti yang dikutip

oleh Marwansyah dalam bahan ajar Pengantar Manajemen, menyebutkan ada 4

tahapan dalam proses manajemen, yaitu Planning, Organizing, Leading, dan

Controlling yang digambarkan sifat interaktifnya dalam gambar.

Berikut ini adalah langkah sistematik dalam proses manajemen:

1. Langkah awal dari proses manajemen adalah planning atau perencanaan

yang memproses penetapan tujuan oleh manajer melalui logika dan metode

atau cara-cara yang paling baik dalam mencapai tujuan tersebut.

2. Langkah kedua dari proses manajemen adalah organizing atau

pengorganisasian dalam rangka pencapaian tujuan organisasi melalui alokasi

dan pengaturan sumber daya, tugas, dan kewenangan oleh manajer.

3. Langkah ketiga dari proses manajemen adalah leading atau pengarahan oleh

manajer dalam pencapaian tujuan organisasi melalui cara mempengaruhi,

memerintah, dan memotivasi karyawannya agar memiliki kinerja yang baik.

4. Langkah terakhir dari proses manajemen adalah pengawasan atau

controlling yaitu manajer memantau kegiatan perusahaan apakah rencana

Efficiency (Means)

RESOURCES USAGE

LOW WASTE

Effectiveness (Ends)

GOALS ATTAINMENT

HIGH ATTAINMENT

Management Strives for:

Low Resources Waste (High Efficeincy)High Goal Attainment (High Effectiveness)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

4

yang sudah ditetapkan sesuai dengan rencana serta dapat dilakukan koreksi

atas terjadinya penyimpangan.

Proses manajemen merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam menjalankan

suatu kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan yang dilakukan dengan

planning, organizing, leading, dan controlling. Untuk mengetahui secara singkat

keempat proses dalam manajemen, berikut ditampilkan dalam bentuk gambar:

Sumber: Stoner dikutip dalam Bahan Ajar Pengantar Manajemen (2009)

Gambar 2.2Proses Manajemen Berdasarkan Konsep Stoner

2.1.3 Pengertian Manajemen Aset

Manajemen aset merupakan suatu bidang keilmuan dalam dunia pendidikan

yang muncul akibat adanya kenyataan terutama di Indonesia yang memiliki

kekayaan sumber daya baik sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya

manusia (SDM) dan juga insfrastruktur yang masih belum dikelola dengan baik.

Oleh karena itu, segala kekayaan yang dimiliki oleh Negara ini harus dikelola dan

PLANNING

Manajer menggunakan logika danmetode untuk berpikir melaluitujuan dan tindakan-tindakan.

CONTROLLING

Manajer meyakinkan suatuorganisasi bergerak sejalan dengan

tujuan organisasi tersebut.

LEADING

Manajer memerintah,mempengaruhi, dan memotivasikaryawan sebagai kinerja tugas-

tugas pokok.

ORGANIZING

Manajer menyusun,mengalokasikan tugas,

kewenangan, dan sumber dayauntuk mencapai tujuan organisasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

5

dijaga keberadaannya, dan dalam pemanfaatannya jangan berlebihan atau over

capacity.

Menurut Hariyono (2007). Pengelolaan Aset adalah kegiatan mengelola

suatu barang yang dimiliki mulai dari perencanaan, pengadaan, operasi, dan

pemeliharaan serta penghapusan. Berdasarkan pada Departement of Threasury

and Finance (2004). bahwa pengertian Manajemen Aset adalah proses

pengelolaan suatu barang yang memiliki nilai dan manfaat lebih dari 1 (satu)

tahun yang digunakan dalam kegiatan operasional Perusahaan.

Berdasarkan definisi tersebut dapat dijabarkan bahwa Manajemen Aset

adalah kegiatan pengelolaan suatu barang yang memiliki nilai dan manfaat yang

dapat digunakan untuk mendukung suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya. Dalam melakukan pengelolaan aset tiap proses atau

fungsi yang ada harus dilakukan pengawasan oleh suatu organisasi atau

Kementerian/Lembaga. Pengawasan pengelolaan aset selama umur ekonomis

bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

tujuan individu atau organisasi yang memiliki aset tersebut.

a. Tujuan Manajemen Aset

Menurut Sutrisno (2004) tujuan umum manajemen aset adalah mengarahkan

sistem pengelolaan aset sehingga pemanfaatannya efektif dan efisien. Efektif

berkaitan dengan sasaran yang tercapai, sedangkan efisien berkaitan dengan biaya

yang dikeluarkan. Tujuan khusus dari manajemen aset yaitu meningkatkan

kualitas aset, meningkatkan penggunaan dan pemanfaatan aset, meningkatkan

kualitas layanan aset dan meningkatkan cakupan layanan aset.

Menurut Siregar (2002:198) ada tiga tujuan utama dari manajemen aset

yaitu efisiensi pemanfaatan dan kepemilikan, terjaga nilai ekonomis dan potensi

yang dimiliki, objektivitas dalam pengawasan dan pengendalian peruntukkan

penggunaan serta alih penguasaan. Berikut adalah tiga tujuan utama dari

manajemen aset menurut Siregar:

1. Efisiensi pemanfaatan dan kepemilikan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

6

Pengelolaan yang baik. membuat pemanfaatan aset optimal ataupun

maksimal. Aset yang dikelola dapat digunakan sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi (TUPOKSI) dan dimanfaatkan secara efektif dan efisien sesuai

dengan peraturan yang telah ditetapkan.

2. Terjaga nilai ekonomis dan potensi yang dimiliki

Nilai ekonomis suatu aset akan terjaga. apabila aset dikelola dengan baik.

Potensi yang dimiliki oleh aset akan memberikan keuntungan baik dari segi

pendapatan maupun dari pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

3. Objektivitas dalam pengawasan dan pengendalian peruntukkan penggunaan

serta alih penguasaan.

Pengelolaan aset yang baik dapat membuat pengawasan lebih terarah,

sehingga peruntukkan penggunaan dan alih penguasaan aset akan tepat sesuai

dengan rencana. Selain itu pengawasan bertujuan membantu pencapaian tujuan

dari aset tersebut.

Sedangkan Menurut Hambali (2010), ada lima tujuan dari manajemen aset.

Tujuan-tujuan dari manajemen aset meliputi kejelasan status kepemilikan aset,

inventarisasi kekayaan daerah dan masa pakai aset, optimasi penggunaan dan

pemanfaatan untuk meningkatkan pendapatan, pengamanan aset dan dasar

penyusunan neraca, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini:

1. Kejelasan status kepemilikan aset

Pengelolaan aset yang dilakukan salah satunya dengan melakukan legal

audit dari suatu aset, sehingga dapat diketahui secara jelas kepemilikan aset

tersebut. Hal ini untuk menghindarkan kepemilikan ganda dari satu aset.

2. Inventarisasi kekayaan daerah dan masa pakai aset

Aset yang sudah diketahui secara jelas status kepemilikannya dapat di

inventarisasikan sesuai dengan status kepemilikannya. Apabila aset itu

milik negara maka akan di inventarisasi sebagai kekayaan negara, apabila

aset itu milik pemerintah daerah maka aset tersebut akan di inventarisasi

sebagai kekayaan daerah. Selain itu akan diketahui masa pakai dan umur

ekonomis dari aset tersebut.

3. Optimasi penggunaan dan pemanfaatan untuk peningkatan pendapatan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

7

Aset yang berstatus idle capacity dapat dimanfaatkan dengan baik sesuai

dengan peruntukkan yang ditetapkan sehingga dapat diketahui

pemanfaatannya untuk apa, peruntukkan dari aset tersebut kepada siapa, dan

mampu mendatangkan pendapatan bagi pengelola aset.

4. Pengamanan aset

Aset yang dimiliki oleh individu atau pemerintah dapat diamankan dengan

baik karena telah di lakukan inventarisasi, sehingga aset tersebut tidak akan

mudah jatuh ke tangan orang lain. Apabila ada yang mengakui memiliki

aset tersebut maka dapat dibuktikan secara hukum.

5. Dasar penyusunan neraca

Aset yang sudah diketahui secara jelas kepemilikannya akan dapat

diperhitungkan dalam dasar penyusunan neraca sebagai jumlah kekayaan

yang dimiliki baik oleh negara maupun daerah.

Berdasarkan pendapat di atas secara umum tujuan dari pengelolaan aset ini

adalah membantu suatu entitas (organisasi) dalam memenuhi tujuan penyediaan

pelayanan secara efektif dan efisien. Hal ini mencakup perencanaan, panduan

pengadaan, penggunaan, penghapusan aset dan pengaturan risiko serta biaya yang

terkait selama siklus hidup aset.

b. Tahapan Manajemen Aset

Dalam pelaksanaannya manajemen aset memiliki alur proses pengelolaan

tersendiri. Menurut Siregar (2004) alur manajemen aset dapat dibagi menjadi 5

(lima) tahapan kerja, yaitu inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimasi

aset, dan pengembangan SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset). Akan tetapi,

terdapat alur yang lebih lengkap dari lima tahapan kerja tersebut, yaitu pengadaan

aset, inventarisasi aset, legal audit aset, penilaian aset, operasi aset, pemeliharaan

aset, pengalihan aset, dan penghapusan, berikut adalah penjelasan mengenai setiap

alur manajemen aset menurut Siregar (2004):

7

Aset yang berstatus idle capacity dapat dimanfaatkan dengan baik sesuai

dengan peruntukkan yang ditetapkan sehingga dapat diketahui

pemanfaatannya untuk apa, peruntukkan dari aset tersebut kepada siapa, dan

mampu mendatangkan pendapatan bagi pengelola aset.

4. Pengamanan aset

Aset yang dimiliki oleh individu atau pemerintah dapat diamankan dengan

baik karena telah di lakukan inventarisasi, sehingga aset tersebut tidak akan

mudah jatuh ke tangan orang lain. Apabila ada yang mengakui memiliki

aset tersebut maka dapat dibuktikan secara hukum.

5. Dasar penyusunan neraca

Aset yang sudah diketahui secara jelas kepemilikannya akan dapat

diperhitungkan dalam dasar penyusunan neraca sebagai jumlah kekayaan

yang dimiliki baik oleh negara maupun daerah.

Berdasarkan pendapat di atas secara umum tujuan dari pengelolaan aset ini

adalah membantu suatu entitas (organisasi) dalam memenuhi tujuan penyediaan

pelayanan secara efektif dan efisien. Hal ini mencakup perencanaan, panduan

pengadaan, penggunaan, penghapusan aset dan pengaturan risiko serta biaya yang

terkait selama siklus hidup aset.

b. Tahapan Manajemen Aset

Dalam pelaksanaannya manajemen aset memiliki alur proses pengelolaan

tersendiri. Menurut Siregar (2004) alur manajemen aset dapat dibagi menjadi 5

(lima) tahapan kerja, yaitu inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimasi

aset, dan pengembangan SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset). Akan tetapi,

terdapat alur yang lebih lengkap dari lima tahapan kerja tersebut, yaitu pengadaan

aset, inventarisasi aset, legal audit aset, penilaian aset, operasi aset, pemeliharaan

aset, pengalihan aset, dan penghapusan, berikut adalah penjelasan mengenai setiap

alur manajemen aset menurut Siregar (2004):

7

Aset yang berstatus idle capacity dapat dimanfaatkan dengan baik sesuai

dengan peruntukkan yang ditetapkan sehingga dapat diketahui

pemanfaatannya untuk apa, peruntukkan dari aset tersebut kepada siapa, dan

mampu mendatangkan pendapatan bagi pengelola aset.

4. Pengamanan aset

Aset yang dimiliki oleh individu atau pemerintah dapat diamankan dengan

baik karena telah di lakukan inventarisasi, sehingga aset tersebut tidak akan

mudah jatuh ke tangan orang lain. Apabila ada yang mengakui memiliki

aset tersebut maka dapat dibuktikan secara hukum.

5. Dasar penyusunan neraca

Aset yang sudah diketahui secara jelas kepemilikannya akan dapat

diperhitungkan dalam dasar penyusunan neraca sebagai jumlah kekayaan

yang dimiliki baik oleh negara maupun daerah.

Berdasarkan pendapat di atas secara umum tujuan dari pengelolaan aset ini

adalah membantu suatu entitas (organisasi) dalam memenuhi tujuan penyediaan

pelayanan secara efektif dan efisien. Hal ini mencakup perencanaan, panduan

pengadaan, penggunaan, penghapusan aset dan pengaturan risiko serta biaya yang

terkait selama siklus hidup aset.

b. Tahapan Manajemen Aset

Dalam pelaksanaannya manajemen aset memiliki alur proses pengelolaan

tersendiri. Menurut Siregar (2004) alur manajemen aset dapat dibagi menjadi 5

(lima) tahapan kerja, yaitu inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimasi

aset, dan pengembangan SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset). Akan tetapi,

terdapat alur yang lebih lengkap dari lima tahapan kerja tersebut, yaitu pengadaan

aset, inventarisasi aset, legal audit aset, penilaian aset, operasi aset, pemeliharaan

aset, pengalihan aset, dan penghapusan, berikut adalah penjelasan mengenai setiap

alur manajemen aset menurut Siregar (2004):

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

8

Sumber: Siregar (2004)

Gambar 2.3Alur Manajemen Aset

Dari gambar diatas mengenai alur manajemen aset, berikut adalah

penjelasan dari setiap alur/tahapan manajemen aset:

1. Inventarisasi Aset

Proses kerja yang dilakukan dalam inventarisasi adalah pendataan,

kodefikasi atau labelling, pengelompokkan, dan pembukuan/administrasi

sesuai dengan tujuan manajemen aset. Inventasisasi aset terdiri dari dua

aspek, yaitu inventarisasi fisik dan yuridis/legal. Aspek fisik terdiri atas

bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah, jenis, alamat dan lain-lain. Sedangkan

aspek yuridis adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas

akhir penguasaan dan lain-lain

2. Legal Audit

Legal Audit merupakan satu lingkup kerja yang berupa inventarisasi status

penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan atau pengalihan aset,

identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal, dan strategi untuk

memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait dengan penguasaan

ataupun pengalihan aset.

3. Penilaian Aset

Penilaian aset merupakan suatu proses kerja untuk melakukan penilaian atas

aset yang dikuasai. Biasanya hal ini dikerjakan oleh konsultan penilaian

yang independen. Manfaat dari penilaian aset biasanya digunakan oleh para

pemilik aset/properti baik individu atau organisasi untuk dilakukan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

9

pengembangan dan optimasi aset, sehingga aset yang dimiliki menghasilkan

pendapatan (income).

4. Optimasi Aset

Optimasi aset merupakan proses kerja dalam manajemen aset yang bertujuan

untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal, dan

nilai ekonomi yang dimiliki aset tersebut. Pada tahap ini aset-aset yang

memiliki potensi untuk dioptimalkan dilakukan analisis potensi dari aspek

fisik, legal, finansial, dan produktivitas tertinggi, sehingga hasilnya akan

mendapatkan alternatif pengembangan untuk optimasi aset yang

menguntungkan bagi pemilik aset baik individu atau organisasi

5. Pengembangan SIMA

SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset) adalah salah satu sarana yang

efektif untuk meningkatkan kinerja pengawasan dan pengendalian aset.

SIMA menyediakan informasi mengenai aset, baik potensi, masalah, nilai

aset, fungsi, legal aset, dll. Pemetaan aset yang dibuat dalam SIMA

memudahkan pemilik aset melakukan penataan dan pendataan, dan

mendukung untuk melakukan pengambilan keputusan atas aset, selain itu

SIMA juga bermanfaat bagi para pemilik modal untuk informasi kerjasama

dalam hal penanaman modal, apakah mendatangkan keuntungan atau

kerugian, dan berapa besar keuntungan yang akan diterima di waktu yang

akan datang, dan dalam perkembangannya SIMA menjadi sangat dibutuhkan

jika melihat banyaknya aset dan potensi aset yang memungkinkan untuk

dioptimalkan.

2.2 Penggunaan dan Pemanfaatan (Utilisation)

Pemanfaatan aset merupakan ukuran seberapa intensif suatu aset digunakan

untuk memenuhi tujuan pemberian pelayanan, sehubungan dengan potensi dari

kapasitas aset (Hariyono: 2007). Untuk mengevaluasi dan menilai penggunaan

dan pemanfaatan (utilisation), kriteria-kriteria yang perlu dipertimbangkan dan

perlu ditetapkan antara lain:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

10

a. Kegiatan penggunaan aset yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

(TUPOKSI).

b. Seberapa intensif aset tersebut digunakan.

c. Suatu aset dapat digunakan secara lebih produktif dengan menambah jam

kerja atau dengan memberi fungsi tambahan.

Aset-aset yang sudah tidak bermanfaat dan tidak digunakan sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi harus diidentifikasi atau dilakukan analisis masalah.

Sebagai contoh, suatu aset yang sudah tidak efektif dalam melakukan aktivitas-

aktivitas yang telah ditentukan sesuai dengan fungsi aset tersebut. Hal ini juga

berdampak bagi kegiatan pendukung aset lainnya berkurang, dan keadaan tersebut

menunjukkan bahwa pemeliharaan dan perawatan aset tersebut tidak terlaksana

secara optimal.

Menurut Hariyono (2007), kriteria pemanfaatan hendaknya berdasarkan

pada data praktik terbaik (best practice) yang merupakan hasil analisis yang

dilakukan baik oleh entitas ataupun swasta di sektor publik. Aset-aset yang sudah

tidak bermanfaat harus diidentifikasi dan disertai alasannya. Hal ini dapat berupa,

sebagai contoh, aset-aset yang sudah tidak efektif dalam aktivitas-aktivitas yang

disyaratkan bagi aset tersebut atau yang lebih rendah dari kondisi optimalnya. Hal

ini juga berarti bahwa kebutuhan pelayanan yang diberikan atau didukung oleh

aset tersebut telah berkurang.

Ketika pemanfaatan aset rendah, entitas harus mempertimbangkan apakah

biaya pemilikan aset melebihi biaya pentrasferan pelayanan yang diberikan aset

tersebut, dan apakah terdapat cara lain yang lebih ekonomis untuk pemberian

pelayanan. Penggunaan alternatif atau tambahan dari suatu aset juga harus

dipertimbangkan. Pemanfaatan dari setiap aset hendaknya ditinjau ulang (review)

setiap tahun.

Penggunaan dari setiap aset harus mewakili fungsi dan peruntukkan aset, hal

ini bertujuan agar setiap aktivitas-aktivitas yang dilakukan dapat mengoptimalkan

potensi dan kapasitas aset, sehingga aset tersebut dapat mendukung dan

memberikan pelayanan dengan baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

11

Optimasi penggunaan (utilisation) aset dapat dilakukan dengan

mengembangkan potensi aset. Menurut Hariyono (2007:126) konsep potensi

manfaat berkaitan dengan sifat dasar suatu aset ada atau diperoleh untuk

mendukung suatu pelayanan. Istilah potensi dipakai karena aset itu sendiri tidak

memberikan pelayanan-aset hanya berkontribusi pada penyediaan pelayanan.

Selain itu, kapasitas aset untuk mendukung penyediaan pelayanan mungkin tidak

sepenuhnya digunakan. Potensi manfaat merupakan sebuah ukuran kemampuan

dari suatu aset untuk memenuhi peranannya dalam penyediaan pelayanan.

Penurunan potensi manfaat aset dari suatu aset khususnya terjadi pada suatu

waktu setelah melalui:

a. Pemakaian secara fisik, dan/atau

b. Keusangan teknikal atau fungsional, dan/atau

c. Keusangan komersial.

Menjaga potensi manfaat suatu aset merupakan prioritas pada saat membuat

keputusan mengenai penggunaan dan pemeliharaan aset. Berapa lama penggunaan

suatu aset tergantung pada seberapa efektif aset tersebut dipelihara untuk tujuan

tersebut. Penilaian dan evaluasi setelah kepemilikan aset harus dilakukan secara

periodik atau memverifikasi bahwa outcome yang diharapkan dari aset tersebut

masih tercapai (Hariyono, 2007:135).

Menurut Yusuf (2010:33) penggunaan, pemanfaatan, dan pengamanan

dilakukan dalam rangka memperjelas status aset. Apabila tidak dilakukan dengan

jelas, maka pemerintah atau pihak yang berkepentingan terhadap aset tersebut

sangat mudah sekali mengusulkan untuk dialihfungsikan. Pengalih fungsi aset

harus mempunyai tujuan yang jelas untuk manfaat ekonomi maupun manfaat

sosial agar semua aset tidak ada yang menganggur (idle). Dengan adanya status

aset yang digunakan/dimanfaatkan sesuai fungsinya, maka akan mudah dalam

melakukan pengamanannya agar tidak mudah hilang, hancur, atau aus. Apabila

aset masih sesuai fungsi sebagaimana tujuan semula ketika membeli jangan

dialihfungsikan, sebaliknya apabila kondisi saat ini sudah tidak sesuai dengan

tujuan semula maka dapat dialihfungsikan asal sesuai dengan dasar hukum.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

12

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 06 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara, menjelaskan bahwa Penggunaan adalah

kegiatan yang dilakukan oleh pengguna barang dalam mengelola dan

menatausahakan barang milik negara/daerah yang sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi instansi yang bersangkutan, sedangkan Pemanfaatan adalah pendayagunaan

barang milik negara/daerah yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah, dalam bentuk

sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan bangun serah guna/bangun guna

serah dengan tidak mengubah status kepemilikan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dijelaskan secara umum bahwa

Penggunaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka memenuhi tugas

pokok dan fungsi dari suatu aset, sehingga aset tersebut dapat dioptimalkan,

sedangkan pemanfaatan merupakan kegiatan yang mendayagunakan kapasitas

atau potensi dari suatu aset, dan aset yang tidak diberdayakan dapat dimanfaatkan

dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan bangun serah

guna/bangun guna serah, pemanfaatan aset harus sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi, atau tujuan dari instansi yang bersangkutan.

2.3 Barang Milik Negara/Daerah

Barang Milik Negara/Daerah merupakan aset yang dilihat dari sumber

dananya berasal dari dana APBN/D (Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara/Daerah). Pengelola barang harus bertanggung jawab menetapkan

kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan barang milik negara.daerah

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D). Dalam pengelolaannya pengelola barang

harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh pemerintah sebagai

pemilik modal utama. Pengelolaan barang meliputi diantaranya, penggunaan dan

pemanfaatan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

13

2.3.1 Penggunaan Barang Milik Negara/Daerah

Barang milik negara/daerah dapat ditetapkan status penggunaannya untuk

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementerian negara/lembaga/satuan

kerja perangkat daerah, untuk dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka

menjalankan pelayanan umum sesuai tugas pokok dan fungsi kementerian

negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan, ketentuan

tersebut berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Status penggunaan barang ditetapkan

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Barang milik negara oleh pengelola barang;

b. Barang milik daerah oleh gubernur/bupati/walikota.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 (pasal 16)

menyebutkan bahwa penetapan status penggunaan tanah dan/atau bangunan

dilakukan dengan ketentuan bahwa tanah dan/atau bangunan tersebut diperlukan

untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pengguna barang

dan/atau kuasa pengguna barang yang bersangkutan.

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan

Pemindahtanganan Barang Milik Negara, yang dijelaskan dalam Tata Cara

Pelaksanaan Penggunaan Barang Milik Negara bahwa pelaksanaan penggunaan

Barang Milik Negara (BMN) termasuk dalam rangka optimasi Barang Milik

Negara sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Pengguna Barang. Pengelola

Barang dapat mengalihkan status penggunaan Barang Milik Negara dari suatu

Pengguna Barang kepada Pengguna Barang Lainnya.

Berdasarkan penjelasan Peraturan tersebut penggunaan Barang merupakan

cara untuk mengoptimalkan Barang Milik Negara dengan tujuan untuk

mengefektifkan dan mengefisiensikan Barang Milik Negara agar memiliki nilai

guna dan manfaat. Untuk penjelasan mengenai Tata Cara Pelaksanaan

Penggunaan Barang Milik Negara (BMN) terlampir pada lampiran Tugas Akhir

ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

14

2.3.2 Pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah

Pemanfaatan barang milik negara/daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah, dimana dijelaskan bahwa Pemanfaatan barang milik

negara/daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang diperlukan untuk menunjang

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pengguna barang/kuasa pengguna

barang dilakukan oleh pengguna barang dengan persetujuan pengelola barang.

Pemanfaatan barang milik negara/daerah dilaksanakan berdasarkan pertimbangan

teknis dengan memperhatikan kepentingan negara/daerah dan kepentingan umum.

Bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik negara/daerah berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006, berupa:

a. Sewa

b. Pinjam Pakai

c. Kerjasama Pemanfaatan,

d. Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna

Sumber: Lembaga Administrasi Negara (2007)

Gambar 2.4Bentuk Pemanfaatan Aset Negara/Daerah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

15

Penjelasan tentang bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik negara/daerah

mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 96/PMK.06/2007,

dimana dijelaskan bahwa:

a. Sewa

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 96/PMK.06/2007 Lampiran

II, yang didefinisikan dengan sewa adalah pemanfaatan Barang Milik

Negara oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan

uang tunai. Penyewaan Barang Milik Negara dilakukan untuk

mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara yang belum/tidak

dipergunakan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan

pemerintahan, menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

kementerian/lembaga, atau mencegah penggunaan Barang Milik Negara

oleh pihak lain secara tidak sah. Barang Milik Negara yang dapat disewakan

adalah tanah dan/atau bangunan, baik yang ada pada Pengelola Barang

maupun yang status penggunaannya ada pada Pengguna Barang, dan Barang

Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan. Pihak yang dapat menyewa

Barang Milik Negara meliputi:

a). Badan Usaha Milik Negara

b). Badan Usaha Milik Daerah

c). Badan Hukum lainnya

d). Perorangan

b. Pinjam Pakai

Definisi Pinjam Pakai pada Peraturan Menteri Keuangan

No.96/PMK.06/2007 Lampiran III, adalah penyerahan penggunaan Barang

Milik Negara antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam

jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu

berakhir Barang Milik Negara tersebut diserahkan kembali kepada

pemerintah pusat. Pinjam pakai Barang Milik Negara dilakukan untuk

mengoptimalkan penggunaan Barang Milik Negara yang belum/tidak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

16

dipergunakan untuk pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan pusat dan

untuk menunjang pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Barang Milik Negara yang dapat dipinjam-pakaikan adalah tanah dan/atau

bangunan, baik yang ada pada Pengelola Barang maupun yang status

penggunaannya ada pada Pengguna Barang, serta Barang Milik Negara

selain tanah dan/atau bangunan. Pihak yang dapat meminjam Barang Milik

Negara adalah Pemerintah Daerah.

c. Kerjasama Pemanfaatan

Pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.96/PMK.06/2007 Lampiran

IV didefinisikan bahwa Kerjasama pemanfaatan adalah pendayagunaan

Barang Milik Negara oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam

rangka peningkatan penerimaan negara bukan pajak dan sumber pembiayaan

lainnya. Kerjasama pemanfaatan Barang Milik Negara dilakukan untuk

mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara yang belum/tidak

dipergunakan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan

pemerintahan, meningkatkan penerimaan negara, dan mengamankan Barang

Milik Negara dalam arti mencegah penggunaan Barang Milik Negara tanpa

didasarkan pada ketentuan yang berlaku. Barang Milik Negara yang dapat

dijadikan objek kerjasama pemanfaatan adalah tanah dan/atau bangunan,

baik yang ada pada Pengelola Barang maupun yang status penggunaannya

ada pada Pengguna Barang, serta Barang Milik Negara selain tanah dan/atau

bangunan. Pihak yang dapat menjadi mitra kerjasama pemanfaatan Barang

Milik Negara meliputi:

a). Badan Usaha Milik Negara

b). Badan Usaha Milik Daerah

c). Badan Hukum lainnya.

d. Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 96/PMK.06/2007 Lampiran

V, yang dimaksud dengan Bangun Guna Serah (BGS) adalah pemanfaatan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

17

tanah milik pemerintah pusat oleh pihak lain dengan mendirikan bangunan

dan/atau sarana, berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak

lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk

selanjutnya tanah beserta bangunan dan/atau sarana, berikut fasilitasnya,

diserahkan kembali kepada Pengelola Barang setelah berakhirnya jangka

waktu. Bangun Serah Guna (BSG) adalah pemanfaatan tanah milik

pemerintah pusat oleh pihak lain dengan mendirikan bangunan dan/atau

sarana, berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan

kepada Pengelola Barang untuk kemudian didayagunakan oleh pihak lain

tersebut selama jangka waktu tertentu yang disepakati. BGS dan BSG

dilakukan untuk menyediakan bangunan dan fasilitasnya dalam rangka

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga, yang dana

pembangunannya tidak tersedia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN). Barang Milik Negara yang dapat dijadikan objek

BGS/BSG adalah Barang Milik Negara yang berupa tanah, baik tanah yang

ada pada Pengelola Barang maupun tanah yang status penggunaannya ada

pada Pengguna Barang.

2.4 Optimasi Aset

Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia (2009), mengatakan optimasi adalah suatu tindakan, proses, atau

metodologi untuk membuat sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem, atau

keputusan) menjadi lebih atau sepenuhnya sempurna, fungsional atau lebih

efektif. Sedangkan, menurut Fanani (2010), optimasi berasal dari kata optimal

yang berarti terbaik. Jadi, optimasi adalah proses pencapaian suatu pekerjaan

dengan hasil dan keuntungan yang besar tanpa harus mengurangi mutu atau

kualitas suatu konstruksi).

Selain itu, menurut Hariyono (2007), aset dikatakan produktif apabila

digunakan sesuai dengan jam kerja dan fungsi dari aset tersebut. Bagi aset yang

belum digunakan secara produktif, dapat dilakukan optimasi dengan menambah

jam kerja atau dengan memberi fungsi tambahan. Optimasi aset merupakan

proses kerja dalam manajemen aset yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

18

fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut,

(Siregar, 2004). Dalam tahap ini aset-aset yang dimiliki negara diidentifikasi dan

dikelompokkan berdasarkan potensi dari aset tersebut. Sedangkan menurut

Sugiama (2010), Optimizing the utilization of assets in terms of service benefit

and financial returns. Menurut Laszkiewicz (2002) optimasi aset yaitu

mengetahui dan mencapai potensi yang dimiliki suatu aset secara penuh.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa optimasi adalah

pengoptimalan penggunaan potensi dari sebuah aset yang dimana dapat

menghasilkan manfaat yang lebih atau juga mendatangkan pendapatan.

Aset yang memiliki potensi yang dapat dikelompokkan berdasarkan sektor-

sektor unggulan yang menjadi tumpuan dalam strategi pengembangan ekonomi

nasional, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Tentunya

kriteria untuk menentukan hal tersebut harus terukur dan transparan. Sedangkan

aset yang tidak dapat dioptimalkan, harus dicari penyebabnya mengapa aset

tersebut menjadi idle capacity. Sebagaimana disebutkan oleh Siregar (2004),

bahwa untuk mengoptimalkan suatu aset harus dibuat sebuah formulasi strategi

untuk meminimalisir atau menghilangkan ancaman dari faktor lingkungan, dan

untuk aset yang tidak dapat dioptimalkan harus dicari penyebabnya.

Menurut Siregar (2004), bahwa optimasi pengelolaan aset itu harus

memaksimalkan ketersediaan aset (maximize asset availability), memaksimalkan

penggunaan aset (maximize asset utilization) dan meminimalkan biaya

kepemilikan (minimize cost of ownership). Hal tersebut bisa dilakukan dengan

meminimalisir atau mungkin menghilangkan hambatan atau ancaman atas

pengelolaan aset-aset tersebut. Sehingga optimasi dari suatu aset yang berstatus

idle capacity bisa dilakukan.

Siregar (2004:776), menyebutkan bahwa tujuan optimasi aset secara umum

adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan inventarisasi semua aset meliputi bentuk, ukuran, fisik,

legal, sekaligus mengetahui nilai pasar atas masing-masing aset tersebut

yang mencerminkan manfaat ekonomisnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

19

2. Mengoptimalkan pemanfaatan aset, apakah aset tersebut telah sesuai dengan

peruntukkannya atau tidak.

3. Terciptanya suatu sitem informasi dan administrasi sehingga tercapainya

efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan aset.

Optimasi aset bertujuan untuk mengidentifikasi aset, sehingga akan

diketahui aset yang perlu di optimalkan dan bagaimana cara mengoptimalkan aset

tersebut. Hasil akhir optimasi aset ini adalah rekomendasi yang berupa sasaran,

strategi dan program untuk mengoptimalkan aset yang dikuasai.

2.4.1 Mekanisme Optimasi Aset

Untuk mengoptimalkan aset, pengelola barang perlu membentuk tim

optimasi aset guna memberikan saran, usulan dan rancangan program dalam

penggunaan aset secara optimal, dalam rangka menggali sumber-sumber

pendapatan yang berkelanjutan. Mekanisme dalam pelaksanaan optimasi aset,

dapat dilakukan melalui proses sebagai berikut:

1. Pendataan aset/barang milik negara/daerah.

2. Mengidentifikasi aset/barang milik negara/daerah (legal audit, potensinya

dan sebagainya).

3. Menganalisa potensi peluang untuk dioptimasikan.

4. Menyusun rancangan program optimasi aset.

2.4.2 Rencana Optimasi Aset

Menurut Djumara (2007), dalam menyusun rancangan optimasi aset harus

dilakukan suatu analisa dan penyusunan rencana pemanfaatan. Oleh karena itu,

masing-masing unit dari aset harus diidentifikasi terlebih dahulu, dengan

melakukan serangkaian kegiatan meliputi:

1. Menyusun data aset tentang; teknis, lokasi, legal, ekonomis, dan data sosial.

2. Meneliti potensi peluang yang dimiliki aset untuk dioptimalkan dari segi:

potensi teknis yang dimiliki dari aset, potensi lingkungan tempat aset

berada, potensi legal dari aset, potensi peluang ekonomis dari aset, dan

potensi sosial.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

20

3. Menganalisa potensi/kemampuan dari aset-aset yang memungkinkan untuk

dioptimasikan dari segi:

a. Kemampuan dari aset tersebut untuk dipasarkan (marketability).

b. Kemampuan dari aset tersebut untuk menghasilkan uang atau

keuntungan (profitability) jika dioptimasikan.

c. Sejauh mana kemampuan teknis dari aset itu sendiri (technical

viability).

d. Bagaimana dukungan lingkungan guna optimasi aset itu sendiri.

e. Landasan legal untuk optimasi aset yang memungkinkan apakah

cukup kuat dan menunjang.

4. Menyusun rancangan program optimasi aset yang meliputi:

a. Menyusun rancangan program optimasi untuk masing-masing aset

yang mungkin untuk dioptimasikan,

b. Menyusun rancangan pengelolaannya/pelaksanaannya apakah akan

dilaksanakan oleh pihak ketiga/swakelola, dan

c. Menyusun prakiraan/estimasi pemasukan penerimaan (jumlah dan

lama masanya) bagi aset yang mempunyai kemungkinan untuk

dioptimasikan tersebut.

2.4.3 Perancangan Optimasi Aset

Perancangan adalah aktivitas kreatif menuju sesuatu yang baru dan berguna

yang tidak ada sebelumnya (Soetedjo; 2009), sedangkan menurut McGinty (2008)

perancangan adalah proses mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu

yang lebih baik. Perancangan merupakan proses 3 bagian yaitu keadaan semula,

proses transformasi, dan keadaan kemudian. Menurut Pressman (2009),

perancangan adalah langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa produk

atau sistem. Berikut ini tahap-tahap dalam perancangan:

Kondisi awalpermasalahan

ProsesTransformasi

Usaha & Kreasi

SintesaPemecahan

Masalah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

21

Sumber: McGinty, (2008)Gambar 2.5

Tahapan Perancangan

Berdasarkan gambar 2.5 tentang Tahapan Perancangan di atas maka tahapan

yang pertama perlu dilakukan yaitu mengetahui kondisi awal permasalahan yang

ada atau terjadi. Setelah masalah didapatkan maka masuk ke dalam tahapan proses

dan membuat usaha serta kreasi untuk pada akhirnya sampai pada tahapan terakhir

yaitu pemecahan masalah.

Perancangan optimasi aset merupakan suatu pendayagunaan aset yang masih

memiliki potensi untuk dimanfaatkan. Menurut Hariyono (2007), istilah potensi

aset dipakai karena aset tersebut tidak sepenuhnya digunakan dalam memberikan

suatu pelayanan. Oleh karena itu, maka dalam membuat suatu optimasi

penggunaan aset harus dilakukan serangkaian kegiatan yang mendukung

pengoperasian suatu aset. Menurut Djumara (2007), ada tiga kegiatan yang harus

dilakukan dalam menyusun program optimasi aset, meliputi: (1) menyusun

rancangan optimasi aset, (2) menentukan pasar untuk optimasi aset, dan (3)

menyusun prakiraan/estimasi penerimaan dari hasil optimasi aset.

2.4.4 Rancangan Optimasi Aset

Dalam membuat suatu rancangan optimasi aset, maka harus dilakukan

serangkaian kegiatan yang mendukung pengoperasian aset tersebut.

Pengoperasian adalah seluruh kegiatan pada suatu aset yang mencakup

pengembangan fungsi pemanfaatan aset, peningkatan kualitas prasarana dan

sarana aset, sistem administrasi keuangan berupa penetapan dan pelaporan tarif

sewa, serta persiapan dan strategi pemasaran (Raharjo, 2009).

2.5 Prasarana dan Sarana

Menurut Yuwono (2008), prasarana adalah perangkat penunjang utama

suatu kegiatan atau usaha agar dapat mencapai suatu tujuan, mencakup lahan dan

bangunan gedung baik ruangan-ruangan yang ada didalamnya. Sedangkan, sarana

adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat atau media untuk mencapai

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

22

maksud atau tujuan, mencakup perabotan dan peralatan yang diperlukan sebagai

kelengkapan setiap gedung atau ruangan dalam menjalankan fungsinya untuk

meningkatkan mutu dan relevansi hasil produk dan layanannya. Prasarana dan

sarana merupakan kelengkapan dari suatu aset yang mendukung kinerja aset lebih

maksimal. Untuk menjelaskan mengenai prasarana dan sarana bangunan dan

gedung, akan dijelaskan pada subbab selanjutnya.

2.6 Manajemen Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi

Mengacu pada standar ISO/IEC 17025:2005 – General Requirements for

The Competence of Testing and Calibration Laboratories, melalui Badan

Standarisasi Nasional (BSN) tahun 2008 dirubah menjadi SNI ISO/IEC

17025:2008 Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan

Laboratorium Kalibrasi, bahwa Peranan laboratorium sangat menentukan dalam

proses pengendalian mutu dan penjaminan mutu dari produk yang dihasilkan.

Untuk mencapai keseragaman hasil analisis antar laboratorium dibutuhkan suatu

standar yang bersifat internasional yang mencakup sistem mutu dan teknis yang

baik. Badan Standarisasi Nasional (BSN) merupakan lembaga yang ditunjuk oleh

pemerintah untuk menyusun, mengadopsi, merevisi dan mengesahkan Standar

Nasional Indonesia (SNI), sedangkan Komite Akreditasi Nasional (KAN) adalah

lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan akreditasi terhadap

laboratorium dan badan sertifikasi. Satu-satunya lembaga akreditasi di Indonesia

yang berwenang melakukan akreditasi adalah KAN. Sertifikat untuk laboratorium

pengujian dan laboratorium kalibrasi yang dikeluarkan oleh KAN sudah diakui

oleh negara-negara kawasan Asia Pasifik karena sudah mempunyai perjanjian

saling pengakuan (Mutual Recognition Agreements). Manfaat penerapan dan

akreditasi ISO/IEC 17025:

1. Pengurangan risiko, memungkinkan laboratorium untuk menentukan apakah

personel melakukan pekerjaan dengan benar dan sesuai dengan prosedur.

2. Komitmen untuk semua personel laboratorium sesuai dengan kebutuhan

pelanggan.

3. Perbaikan terus-menerus sistem manajemen laboratorium.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

23

4. Pengembangan keterampilan personel melalui program pelatihan dan

evaluasi efektivitas kerja mereka.

5. Meningkatkan citra serta meningkatnya kepercayaan dan kepuasan

pelanggan.

6. Pengakuan internasional, melalui perjanjian saling pengakuan antar badan

akreditasi di berbagai negara.

7. Menghindari kesalahan dan pengulangan dari proses pengujian atau

kalibrasi.

8. Pengurangan pengaduan dan keluhan pelanggan.

9. Keuntungan dalam bidang pemasaran jasa laboratorium.

10. Perbandingan kemampuan antar laboratorium.

Dalam buku berjudul “Genap (gerakan nasional penerapan) SNI”,

dijelaskan, SNI adalah dokumen berisi ketentuan teknis (merupakan konsolidasi

iptek dan pengalaman) (aturan pedoman, atau karakteristik) dari suatu kegiatan

atau hasilnya yang dirumuskan secara konsensus (untuk menjamin agar suatu

standar merupakan kesepakatan pihak yang berkepentingan) dan ditetapkan

(berlaku diseluruh wilayah nasional) oleh BSN untuk dipergunakan oleh

pemangku kepentingan dengan tujuan mencapai keteraturan yang optimum

ditinjau dari konteks keperluan tertentu.(hal 30)

Berdasarkan pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-17025:2000 tentang

persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan kalibrasi, untuk

mencapai standar yang telah ditetapkan untuk laboratorium pengujian dan

kalibrasi harus mengikuti persyaratan manajemen dan persyaratan teknis.

b. Persyaratan Manajemen

Persyaratan manajemen ini meliputi persyaratan organisasi pengelola

laboratorium, sistem mutu dan pengendalian dokumen.

1. Organisasi Laboratorium

Organisasi laboratorium atau organisasi induknya harus merupakan satu

kesatuan yang secara legal dapat dipertanggungjawabkan, dimana sudah

merupakan tanggung jawab laboratorium untuk melakukan pengujian sesuai

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

24

dengan standar yang ada dan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan, pihak

yang berwenang atau organisasi yang memberikan pengakuan. Dalam

manajemen organisasi, laboratorium harus:

a) Memiliki personel manajerial dan teknis dengan wewenang dan sumber

daya yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya dan untuk

mengidentifikasikan terjadinya penyimpangan dari sistem mutu dan

prosedur pelaksanaan pengujian.

b) Memiliki pengaturan untuk memastikan agar manajemen dan

personelnya bebas dari setiap pengaruh dan tekanan komersial, keuangan

dan tekanan intern dan ekstern yang tidak patut dan lainnya yang dapat

berpengaruh buruk terhadap mutu kerja.

c) Menetapkan struktur organisasi dan manajemen laboratorium,

kedudukannya dalam organisasi induk dan hubungan antara manajemen

mutu, kegiatan teknis dan jasa penunjang.

d) Menentukan tanggung jawab, wewenang dan hubungan antar semua

personel yang mengelola, melaksanakan atau memverifikasi pekerjaan

yang mempengaruhi mutu pengujian/kalibrasi.

e) Mengadakan penyeliaan yang memadai pada staff pengujian/kalibrasi

termasuk personel yang dilatih oleh personel yang memahami metode

dan prosedur, maksud dari tiap pengujian/kalibrasi, dan asesmen dari

pengujian/kalibrasi.

f) Memiliki manajemen teknis yang sepenuhnya bertanggung jawab atas

pelaksanaan teknis dan ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk

memastikan mutu kegiatan laboratorium yang dipersyaratkan.

g) Menunjuk seorang staff sebagai manajer mutu (atau apapun namanya)

yang terlepas dari tanggung jawabnya yang lain, harus mempunyai

tanggung jawab dan kewenangan tertentu untuk memastikan system

mutu diterapkan dan diikuti setiap waktu. Manajer mutu harus

mempunyai akses langsung ke pimpinan tertinggi yang membuat

keputusan terhadap kebijakan dan sumber daya laboratorium.

2. Sistem Mutu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

25

Dalam sistem mutu ini, laboratorium harus menetapkan, menerapkan dan

memelihara sistem mutu yang sesuai dengan lingkup kegiatannya.

Laboratorium harus mendokumentasikan kebijakan, sistem, program,

prosedur dan instruksi sejauh yang diperlukan untuk menjamin mutu hasil

pengujian/kalibrasi, dan dokumentasi system mutu tersebut harus

dikomunikasikan kepada, dimengerti oleh, tersedia bagi dan diterapkan oleh

semua personel yang terkait. Kebijakan dan tujuan sistem mutu laboratorium

harus ditetapkan dalam panduan mutu (atau apapun namanya). Tujuan

keseluruhan harus didokumentasikan dalam pernyataan kebijakan mutu,

yang harus diterbitkan dibawah kewenangan pimpinan tertinggi organisasi.

Panduan mutu harus mencakup atau menjadi acuan untuk prosedur

pendukung termasuk juga prosedur teknisnya. Peranan dan tanggung jawab

manajer teknis dan manajer mutu termasuk tanggung jawab mereka untuk

memastikan kesesuaian dengan standar yang berlaku harus ditetapkan dalam

panduan mutu.

3. Pengendalian Dokumen

Laboratorium harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk

mengendalikan semua dokumen yang merupakan bagian dari sistem mutu

(dibuat secara internal atau dari sumber eksternal), seperti peraturan, standar,

dokumen normatif lain, metode pengujian/kalibrasi, demikian juga gambar,

perangkat lunak, spesifikasi, instruksi dan panduan. Semua dokumen yang

diterbitkan untuk personel laboratorium yang merupakan bagian dari system

mutu harus dikaji ulang dan disahkan oleh personel yang berwenang

sebelum diterbitkan. Perubahan pada dokumen harus dikaji ulang dan

disahkan oleh fungsi yang sama, yang melakukan kaji ulang sebelumnya.

b. Persyaratan Teknis

Faktor alat sangat berpengaruh pada ketelitian data yang diperoleh,

disamping faktor manusia dan metode yang digunakan. Oleh karena itu ,perlatan

yang digunakan, harus memiliki ketelitian sesuai dengan standar yang telah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

26

ditentukan. Berbagai faktor yang menentukan ketepatan/akurasi dan kehandalan

pengujian/kalibrasi diantaranya meliputi:

1. Faktor Manusia (Sumber Daya Manusia)

Manajemen harus memastikan kompetensi semua personel yang

mengoperasikan peralatan tertentu, melakukan pengujian/kalibrasi,

mengevaluasi hasil, dan menadatangani laporan pengujian dan sertifikat

kalibrasi. Personel yang melakukan tugas tertentu harus mempunyai

kualifikasi berdasarkan pendidikan, pelatihan, pengalaman yang sesuai atau

keterampilan yang ditunjukkan. Dalam beberapa bidang teknis (yang tidak

merusak) mungkin diperlukan personel yang melakukan tugas tertentu

mempunyai sertifikat personel, dimana laboratorium bertanggung jawab

untuk memenuhi persyaratan sertifikasi personel tertentu.

2. Kondisi Akomodasi dan Lingkungan

Fasilitas laboratorium untuk pengujian seperti sumber energi, kondisi

penerangan dan lingkungan, harus sedemikian rupa untuk memfasilitasi

kebenaran unjuk kerja pengujian. Laboratorium harus memastikan bahwa

kondisi lingkungan tidak mengakibatkan ketidakabsahan hasil atau

berpengaruh buruk pada mutu setiap pengukuran yang dipersyaratkan.

Perhatian yang semestinya harus diberikan pada, misalnya sterilitas biologis,

debu, gangguan elektromagnetik, radiasi, kelembapan, catu daya listrik,

suhu, dan tingkat bunyi serta getaran yang sesuai dengan kegiatan teknis

yang dimaksud. Pengujian harus dihentikan apabila lingkungan merusak

hasil pengujian.

3. Metode Pengujian/Kalibrasi

Laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur yang sesuai untuk

semua pengujian didalam lingkupnya. Hal tersebut mencakup pengambilan

sampel, penanganan, transportasi, penyimpanan dan persiapan barang untuk

diuji/dikalibrasi. Laboratorium harus memiliki instruksi penggunaan dan

penginperasian semua peralatan yang relevan, dan penanganan serta

penyiapan barang yang diuji. Metode yang digunakan lebih baik standar

yang dipublikasikan secara internasional, regional atau nasional.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

27

Laboratorium harus menjamin bahwa standar yang digunakan adalah edisi

mutakhir yang berlaku, kecuali bila standar tersebut sudah tidak sesuai lagi

atau tidak mungkin dilakukan. Pelanggan harus diberi informasi tentang

metode yang dipilih, dan harus memastikan menggunakan metode yang baik

sebelum melakukan pengujian/kalibrasi, dan jika ada perubahan metode

standar, harus dilakukan konfirmasi ulang.

4. Peralatan

Laboratorium harus dilengkapi dengan semua barang untuk pengambilan

sampel, peralatan pengukuran dan pengujian yang diperlukan untuk

melaksanakan pengujian dengan benar. Peralatan dan piranti lunak yang

digunakan untuk pengujian, dan pengambilan sampel harus mampu

menghasilkan akurasi yang diperlukan dan harus sesuai dengan spesifikasi

yang relevan dengan pengujian yang dimaksud. Sebelum digunakan,

peralatan harus dikalibrasi atau dicek untuk menetapkan peralatan tersebut

memenuhi persyaratan spesifikasi laboratorium dan sesuai dengan

spesifikasi standar yang relevan. Laboratorium harus memilki prosedur

untuk penanganan yang aman, transportasi, penyimpanan, penggunaan dan

perawatan yang direncanakan bagi peralatan ukur untuk memastikan

kelayakan fungsinya dan untuk mencegah kontaminasi atau deteriorasi.

Bagi peralatan yang telah mengalami pembebanan lebih atau kesalahan

penanganan, memberikan hasil yang mencurigakan, atau telah dijumpai

mengalami cacat atau berada diluar batas-batas yang ditentukan, harus

ditarik dari penggunaannya. Bila memungkinkan semua peralatan yang

berada dibawah pengendalian laboratorium dan memerlukan kalibrasi,

harus diberi label, kode atau cara identifikasi lainnya untuk

mengindikasikan status kalibrasi, termasuk tanggal terakhir dikalibrasi, dan

tanggal atau criteria kadaluarsa saat kalibrasi ulang harus dilakukan.

Peralatan pengujian, termasuk piranti keras dan piranti lunak, harus dijaga

keamanannya dari penyetelan yang akan mengakibatkan ketidakabsahan

hasil pengujian/kalibrasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

28

2.7 Kerjasama/Kemitraan (Partnering)

Menurut Sentanoe Kertonegoro (1988:125-126 dalam Nana Rukmana

(2006:60)), kemitraan adalah kerjasama yang saling menguntungkan antar pihak,

dengan menempatkan kedua pihak dalam posisi sederajat. Pendapat lain dalam

“The American Heritage Dictionary” (1992 dalam Nana Rukmana (2006:59)),

kemitraan (partnership) didefinisikan sebagai: “a relationship between

individuals or groups that is characterized by mutual cooperation and

responsibility, as for the achievement of a specified goals”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat diartikan bahwa ,kemitraan adalah

suatu bentuk kerjasama antara dua pihak yang membutuhkan sebuah hasil atau

keuntungan dari kerjasama tersebut.

Nana Rukmana (2006:60) dalam bukunya berpendapat “dalam mewujudkan

kemitraan yang baik terdapat sejumlah prinsip, nilai (value), dan konsep dasar

yang harus diperhatikan. Prinsip yang sangat penting dan tidak dapat ditawar-

tawar dalam menjalin kemitraan adalah saling percaya antar institusi/lembaga

yang bermitra. Adapun nilai (value) yang diperlukan yakni karakteristik atau

kualitas SDM untuk mencapai visi dan misi organisasi. Hal ini seringkali berbeda

dalam realisasinya disetiap organisasi, karena tatkala nilai bersama (share value)

dapat dirumuskan bersama, tetapi dalam prakteknya masing-masing organisasi

sering melanggar prinsip-prinsip yang sangat fundamental.”

Penjelasan mengenai konsep dan prinsip kemitraan menandakan bahwa

kerjasama/kemitraan (partnering) itu merupakan hal yang penting dalam

melakukan suatu kerjasama dengan instansi/organisasi lain, demi terjaganya

hubungan jangka panjang (long-term relationship) perlu ditumbuhkan nilai

bersama (share value) dalam kemitraan.

2.8 Analisis Proyeksi Permintaan Potensial

Menurut Suliyanto (2010:109), berpendapat dalam bukunya, “permintaan

pasar dapat dibagi menjadi permintaan efektif dan permintaan potensial.

Permintaan potensial merupakan permintaan sejumlah produk yang mungkin akan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 29: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

29

dibeli oleh masyarakat atau industry pada masa yang akan datang. Proyeksi

permintaan potensial dapat dilakukan dengan cara berikut.

a. Judgement Method (Non-Statistical Method)

Judgement method merupakan metode untuk memproyeksikan permintaan

atas dasar pendapat. Metode ini dapat dilakukan dengan cara berikut:

1) Survei Niat Beli

Survei niat beli merupakan metode untuk memproyeksikan permintaan

yang akan datang dengan menanyakan kepada calon konsumen (target)

pasar apakan mereka akan membeli atau tidak.

2) Pendapat para tenaga penjual

Metode ini memproyeksikan permintaan yang akan datang dengan cara

meminta kepada para tenaga penjualan untuk mengestimasikan penjualan

tiap produk untuk daerah mereka masing-masing. Setelah itu, semua

estimasi dari tenaga penjualan dijumlahkan untuk mendapatkan ramalan

penjualan secara keseluruhan.

3) Pendapat para ahli

Metode ini memproyeksikan permintaan yang akan datang dengan cara

meminta pendapat para ahli di bidangnya untuk mengestimasikan

permintaan produk berdasarkan analisis ilmiah.

b. Statistical Method

Statistical method merupakan metode untuk memproyeksikan permintaan

atas dasar perhitungan statistik. Metode ini dapat dilakukan dengan cara-

cara berikut:

1) Analisis Tren (Trend Analysis)

Analisis tren merupakan metode analisis yang digunakan untuk

memproyeksikan penjualan pada masa yang akan datang dengan

berdasarkan pada data sebelumnya. Untuk membuat proyeksi penjualan

pada masa yang akan datang dengan menggunakan analisis tren

dibutuhkan data yang memadai dan diamati dalam periode waktu yang

relative lama. Tingkat ketepatan analisis tren sangat tergantung pada

keakuratan data sebelumnya dan ketepatan waktu pengumpulan data

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 30: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

30

yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis. Metode tren

yang paling banyak digunakan untuk melakukan analisis data adalah

metode kuadrat terkecil (trend least square method).

Metode kuadrat terkecil merupakan metode untuk menentukan garis tren

dengan menempatkan tahun dasar di tengah. Persamaan tren kuadrat

terkecil adalah sebagai berikut:

Y = a + bX

Dimana:

a = ΣY / n sedangkan b = ΣXY / ΣX²

2) Analisis Korelasi dan Regresi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier

antarsatu variabel dengan variabel yang lain. Suatu variabel dikatakan

memiliki hubungan dengan variabel yang lain jika perubahan satu

variabel diikuti dengan perubahan variabel yang lain. Dengan

diketahuinya hubungan variabel satu dengan variabel yang lain maka kita

dapat memproyeksikan penjualan berdasarkan perubahan pada variabel

yang memiliki korelasi. Jika arah perubahannya searah maka kedua

variabel akan memiliki korelasi yang positif. Sebaliknya, jika arah

perubahannya berlawanan maka kedua variabel akan memiliki korelasi

yang negatif. Sedangkan jika perubahan variabel tidak diikuti oleh

perubahan variabel yang lain maka dikatakan bahwa variabel tersebut

tidak saling berkorelasi.

Korelasi antarvariabel dapat diukur dengan menggunakan korelasi

product moment. Untuk mencari koefisien korelasi product moment

digunakan rumus berikut:

rxy = n ∑XY – (∑X)(∑Y)

√{n ∑X2 – (∑X)2} √{n ∑Y2 – (∑Y)2}

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi Product Moment

n = Jumlah pengamatan

∑X = Jumlah dari pengamatan nilai X

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 31: HIGH ATTAINMENT - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-ekkiirawan... · Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, ... (SDA)

31

∑Y = Jumlah dari pengamatan Y

rxy merupakan koefisien korelasi yang nilainya akan senantiasa berkisar

antara -1 (minus satu) sampai dengan 1 (satu). Jika koefisien korelasi

semakin mendekati angka satu berarti koefisien korelasi tersebut

semakin kuat, tetapi jika koefisien korelasi tersebut mendekati angka 0

(nol) berarti koefisien korelasi tersebut semakin lemah.

Analisis Regresi sangat banyak digunakan sebagai salah satu alat analisis

untuk membuat proyeksi. Hal ini didasari kenyataan bahwa nilai suatu

variabel dapat dipengaruhi oleh satu atau lebih perubahan-perubahan

variabel lain. Dengan menggunakan analisis regresi koefisien untuk

setiap variabel bebasnya akan didapat. Dengan diperolehnya koefisien

regresi maka diharapkan sebuah proyeksi besarnya nilai variabel akan

dapat dibuat, tergantung pada kemampuan meminimumkan

penyimpangannya. Berikut persamaan regresi linier sederhana:

Y = a+bX+ԑ

Keterangan:

Y = Nilai yang diramalkan

a = Konstanta/intercept

b = Koefisien regresi/slope

X = Variabel bebas

ԑ = Nilai residu

Nilai a (konstanta) dan nilai b (koefisien regresi) dalam persamaan

tersebut dapat ditentukan dengan rumus berikut:

b = n (∑XY) – (∑X) (∑Y)n (∑X2) – (∑X)2

a = ∑Y – b (∑X)n