bab ii tinjauan pustaka -...

15
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, konfirmasi, dan ide (Kotler & Keller, 2009:4). Sedangkan menurut Saladin (2007:71), pengertian luas produk adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pengecer dan pelayanan yang diberikan produsen dan pengecer yang dapat diterima oleh konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan- kebutuhan konsumen. Dari definisi produk menurut para ahli, bahwa terdapat beberapa faktor ketertarikan konsumen yang mempengaruhi dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya, seperti barang dan jasa, warna, harga, kemasan, dan pelayanan. Dalam merencanakan pemasaran menurut Kotler&Keller (2009:4) terdapat lima tingkat produk, dimana setiap tingkat menambah nilai pelanggan yang lebih besar. Tingkatan produk tersebut antara lain: 1. Manfaat Inti (Core Benefit) Merupakan layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli pelanggan. Misalkan tamu hotel membeli “istirahat dan tidur”, disini dapat dilihat penyedia layanan harus dapat memuaskan pelanggannya dengan memberikan kenyaman ketika beristirahat dan tidur. 2. Produk Dasar (Basic Product) Yaitu suatu pemecahan masalah yang diinginkan konsumen dalam membeli suatu produk. Dimaksudkan jika konsumen dapat memperoleh produk yang ditawarkan tersebut.

Upload: doankhanh

Post on 27-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-budimulyan... · bentuk yang sudah ada (Engel, ... makanan herbal, dan raket tenis

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa,

pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, konfirmasi, dan ide (Kotler

& Keller, 2009:4). Sedangkan menurut Saladin (2007:71), pengertian luas produk

adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud

(intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pengecer

dan pelayanan yang diberikan produsen dan pengecer yang dapat diterima oleh

konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan-

kebutuhan konsumen. Dari definisi produk menurut para ahli, bahwa terdapat

beberapa faktor ketertarikan konsumen yang mempengaruhi dalam memenuhi

keinginan dan kebutuhannya, seperti barang dan jasa, warna, harga, kemasan, dan

pelayanan.

Dalam merencanakan pemasaran menurut Kotler&Keller (2009:4) terdapat

lima tingkat produk, dimana setiap tingkat menambah nilai pelanggan yang lebih

besar. Tingkatan produk tersebut antara lain:

1. Manfaat Inti (Core Benefit)

Merupakan layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli pelanggan.

Misalkan tamu hotel membeli “istirahat dan tidur”, disini dapat dilihat

penyedia layanan harus dapat memuaskan pelanggannya dengan

memberikan kenyaman ketika beristirahat dan tidur.

2. Produk Dasar (Basic Product)

Yaitu suatu pemecahan masalah yang diinginkan konsumen dalam

membeli suatu produk. Dimaksudkan jika konsumen dapat memperoleh

produk yang ditawarkan tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-budimulyan... · bentuk yang sudah ada (Engel, ... makanan herbal, dan raket tenis

9

3. Produk yang Diharapkan. (Expected Product)

Sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli

ketika mereka membeli produk.

4. Produk Tambahan (Augmented Product)

Merupakan tambahan pelayanan dan manfaat yang melebihi harapan

pelanggan.

5. Produk Potensial (Potensial Product)

Mencakup semua kemungkinan tambahan dan transformasi yang

mungkin dialami sebuah produk atau penawaran di masa depan. Ini adalah

tempat dimana perusahaan mencari cara baru untuk memuaskan pelanggan

dan membedakan penawaran mereka.

Sumber : Kotler & Keller (2009)

Gambar 2.1 Lima Tingkatan Produk

Dari gambar di atas, tingkatan lima produk tersebut meningkatkan

diferensiasi dan persaingan yang terjadi antara para pelaku usaha demi

meningkatkan dan mengembangkan usaha.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-budimulyan... · bentuk yang sudah ada (Engel, ... makanan herbal, dan raket tenis

10

2.1.1 Klasifikasi Produk

Menurut Kotler&Keller (2009:5), dahulu pemasar mengklasifikasikan

produk berdasarkan ketahanan/durabilitas, keberwujudan, dan kegunaan

(konsumen atau industrial). Selain itu, klasifikasi produk dapat dilakukan

atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya,

produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama, yaitu barang

dan jasa (Tjiptono, 2008:98). Berdasarkan definisi di atas, disimpulkan

bahwa produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu barang

konsumen dan barang industrial.

Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan

konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan

bisnis (Tjiptono, 2008:99). Menurut Kotler&Keller (2009:5) dan Tjiptono

(2008:99) mengemukakan bahwa pada umumnya barang konsumen dapat

diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Convenience Goods

Merupakan barang yang ada pada umumnya memiliki frekuensi

pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera,

dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam

perbandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain minuman

ringan pasta gigi, sabun, dan deterjen.

2. Shopping Goods

Merupakan barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan

berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam proses

pemilihan dan pembelian. Contohnya; kamera, TV, pakaian, dan

peralatan rumah tangga.

3. Specialty Goods

Merupakan barang yang memiliki karakteristik unik atau

identifikasi merek dimana untuk memperoleh barang-barang itu

sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia melakukan usaha

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-budimulyan... · bentuk yang sudah ada (Engel, ... makanan herbal, dan raket tenis

11

khusus untuk membelinya. Contohnya; Sedan Rolls Royce, jam

tangan Rolex, dan peralatan fotografi.

4. Unsought Goods

Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau

kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan

untuk membelinya. Contohnya antara lain asuransi jiwa, daerah

pemakaman, dan ensiklopedia.

Menurut Tjiptono (2008:100) barang industri adalah barang-barang

yang dikonsumsi oleh industriawan (konsumen bisnis) untuk keperluan

selain dikonsumsi langsung yaitu untuk diubah menjadi barang lain

kemudian dijual kembali oleh produsen dan untuk dijual kembali (oleh

pedagang) tanpa dilakukan transformasi fisik (proses produksi). Tjiptono

dan Kotler&Keller menjelaskan bahwa barang industri dapat

diklasifikasikan berdasarkan peranannya dalam proses produksi dan biaya

relatifnya yaitu:

1. Material and Parts

Barang-barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk dalam

produk jadi. Bahan baku dan suku cadang terbagi menjadi dua kelas

yaitu bahan mentah, serta bahan dan suku cadang manufaktur

2. Capital Items

Merupakan barang-barang tahan lama (long-lasting) yang

memberi kemudahan dalam pengembangan dan pengolahan produk

jadi. Capital items dibagi menjadi dua kelompok, yaitu instalasi dan

peralatan tambahan (accessory equipment).

3. Supplies and Services

Barang dan jasa jangka pendek yang memfasilitasi

pengembangan atau pengelolaan produk jadi, dimana supplies terdiri

atas perlengkapan operasi (seperti minyak pelumas, batu bara, pita

mesin ketik, pensil), bahan pemeliharaan dan reparasi (seperti cat,

batu, sapu, sikat) dan untuk business service terdiri atas jasa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-budimulyan... · bentuk yang sudah ada (Engel, ... makanan herbal, dan raket tenis

12

pemeliharaan dan reparasi (seperti reparasi mesin ketik, pembersih

kaca/ruangan) dan jasa konsultasi bisnis (seperti konsultasi

manajemen, hukum, perpajakan, periklanan).

2.1.2 Atribut Produk

Atribut produk merupakan elemen penting dari suatu produk dalam

pengambilan keputusan pembelian konsumen dan sekaligus menjadi bahan

pertimbangan konsumen dalam membeli dan menggunakan produk. Atribut

produk terdiri dari merek, kualitas produk, fitur, dan desain produk. Kotler

dan Armstrong (2011:242) mengungkapkan bahwa atribut produk adalah

merupakan pengembangan produk atau jasa, melibatkan penentuan manfaat

yang akan diberikan, manfaat dikomunikasikan dan disampaikan oleh suatu

atribut produk. Sama halnya Taufiq (2005:144) yang menjelaskan bahwa

atribut produk merupakan manfaat produk yang ingin kita tunjukan pada

konsumen dapat kita komunikasikan dengan atribut produk. Atribut tersebut

terdiri dari:

a. Kualitas Produk

Merupakan kemampuan suatu produk dalam melaksanakan

fungsinya, hal tersebut termasuk daya tahan, keandalan, ketetapan,

mudah dalam pengoperasian dan perbaikan, dan atribut bernilai lainnya.

b. Fitur Produk

Produk dapat ditawarkan dalam fitur yang bervariasi, hal tersebut

merupakan competitive tools untuk membedakan produk perusahaan

dengan produk pesaing.

c. Rancangan Produk

Suatu rancangan yang dapat menarik perhatian, meningkatkan

kinerja produk, mengurangi biaya produk, dan memberi keunggulan

bersaing yang kuat di pasar sasaran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-budimulyan... · bentuk yang sudah ada (Engel, ... makanan herbal, dan raket tenis

13

Sedangkan menurut Tjiptono (2008:103), atribut produk adalah unsur-

unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar

pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk tersebut meliputi:

1. Merek

Merek merupakan nama, istilah tanda, simbol/lambang, desain,

warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang

diharapkan dapat memberikan identitas dan differensiasi terhadap

produk pesaing. Pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji

penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri,

manfaat, dan jasa tertentu kepada para pembeli.

2. Kemasan

Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan

dengan perencanaan dan pembuatan wadah (container) atau

pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Tujuan penggunaan

kemasan antara lain meliputi :

a. Sebagai pelindung isi.

b. Memberikan kemudahan dalam penggunaan.

c. Bermanfaat dalam pemakaian ulang.

d. Memberikan daya tarik.

e. Sebagai identitas produk.

f. Distribusi.

g. Informasi.

h. Sebagai cermin inovasi produk.

3. Pemberian Label (Labelling)

Labelling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan

bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai

produk dan penjual. Menurut Stanton, et al., seperti yang dikutip

oleh Tjiptono (2008:107), secara garis besar terdapat tiga macam

label, yaitu:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-budimulyan... · bentuk yang sudah ada (Engel, ... makanan herbal, dan raket tenis

14

a. Brand Label

Yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan

pada kemasan.

b. Descriptive Label

Yaitu label yang memberikan informasi obyektif mengenai

penggunaan, konstruksi/pembuatan, perawatan/perhatian dan

kinerja produk, serta karakteristik-karakteristik lainnya yang

berhubungan dengan produk.

c. Grade Label

Yaitu label yang mengidentifikasi penilaian kualitas produk

dengan suatu huruf, angka, atau kata.

4. Layanan Pelengkap

Layanan pelengkap (Supplementary Service) dapat

diklasifikasikan menjadi delapan kelompok, yaitu informasi,

konsultasi, order taking, hospitality, caretaking, expectation, billing,

dan pembayaran.

5. Jaminan (Garansi)

Adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya

kepada konsumen, para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk

ternyata tidak dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau

dijanjikan.

Dari definisi atribut produk yang telah dijelaskan para ahli, dapat

disimpulkan bahwa atribut produk merupakan unsur-unsur, karakteristik,

dan manfaat yang dimiliki suatu produk sebagai bahan pertimbangan

konsumen dalam membeli produk.

2.1.3 Produk Inovasi

Sebuah inovasi dapat didefinisikan dengan berbagai macam. Definisi

yang paling lazim diterima adalah ide atau produk apa pun yang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-budimulyan... · bentuk yang sudah ada (Engel, ... makanan herbal, dan raket tenis

15

dirasakan oleh calon adopter sebagai sesuatu yang baru. Produk baru

adalah ide, perilaku, atau barang yang secara kualitatif berbeda dengan

bentuk yang sudah ada (Engel, Blackwell, dan Miniard, (1990:374).

Sedangkan menurut Saladin (2007:77), produk baru (inovasi) adalah

produk yang benar-benar inovatif dan benar-benar unik, produk

pengganti yang benar-benar berbeda dari produk yang ada, produk

imitatif, dan produk yang menggunakan bahan baku baru sama sekali.

Adapun beberapa klasifikasi inovasi sebagai dampak inovasi atas

perilaku di dalam struktur sosial, yaitu:

1. Inovasi terus menerus (continuous innovation)

Adalah modifikasi dari produk yang sudah ada dan bukan

pembuatan produk yang baru sepenuhnya. Dalam inovasi ini

menimbulkan pengaruh yang paling tidak mengacaukan pola perilaku

yang sudah mapan. Menurut Suryani (2008:302), pada umumnya

inovasi dilakukan perusahaan dalam penyempurnan atau modifikasi

produk dengan cara: inovasi kemasan, inovasi produk, dan inovasi

tempat. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan produk yang

dilakukan hanya berdasarkan pada penyempurnaan produk

sebelumnya. Contohnya antara lain menambahkan fluoride pada pasta

gigi, memperkenalkan perubahan mobil model baru, dan

menambahkan menthol pada rokok.

2. Inovasi terus menerus secara dinamis (dynamically continuous

innovation)

Melibatkan penciptaan produk baru atau perubahan produk yang

sudah ada, tetapi umumnya tidak mengubah pola yang sudah mapan

dari kebiasan belanja pelanggan dan pemakaian produk. Sedangkan

menurut Suryani (2008:303), tipe inovasi ini bersifat dinamis yang

memungkinkan produk mengalami perubahan secara terus menerus.

Contohnya adalah sikat gigi listrik, compact disc, makanan herbal, dan

raket tenis yang besar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-budimulyan... · bentuk yang sudah ada (Engel, ... makanan herbal, dan raket tenis

16

3. Inovasi terputus (discontinuous innovation)

Melibatkan pengenalan sebuah produk yang sepenuhnya baru

yang menyebabkan pembeli mengubah secara signifikan pola perilaku

mereka. Contohnya antara lain televisi, komputer, dan video cassette

recorder.

Adapun penjelasan Kotler&Keller (2009:279) mengenai produk baru

adalah menciptakan pasar yang seluruhnya baru pada satu sisi, sampai

perbaikan atau revisi kecil produk lama di sisi lain. Sebagian besar

kegiatan produk baru adalah modifikasi dan memperbaiki produk lama.

Berdasarkan penuturan para ahli, dapat disimpulkan bahwa produk

baru (inovasi) merupakan suatu ide atau gagasan yang berbeda dengan

produk yang sudah ada baik dalam bentuk, ukuran, dan rasa. Produk baru

diciptakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam memuaskan

keinginan membeli produk. Sehingga dampak dari banyaknya produk baru

yang ditawarkan, seringkali di adopsi atau diduplikasi oleh perusahaan

pesaing.

2.1.4 Tahap-tahap Dalam Proses Pengembangan Produk Baru

Banyak perusahaan yang melakukan pengembangan produk melalui

beberapa cara, yaitu dengan membuat produk baru untuk meningkatkan

penjualan. Beberapa perusahaan mendorong produk baru yang

diproduksi agar dapat diterima dan bertahan di pasar.

Sebuah produk baru tidak harus menjadi terobosan teknologi tinggi

untuk sukses, tetapi harus memberikan nilai yang baik kepada pelanggan.

Menciptakan budaya inovatif merupakan pondasi penting untuk inovasi

yang sukses. Sehingga perlu untuk mengatur beberapa batasan mengenai

jenis produk baru yang akan dipertimbangkan untuk memungkinkan

pengembangan (Cravens&Piercy, 2009:245).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-budimulyan... · bentuk yang sudah ada (Engel, ... makanan herbal, dan raket tenis

17

Sumber : Cravens&Piercy (2009)

Gambar 2.2 Top Management Position as a Distinct

Dalam proses pengembangan produk baru perusahaan, tak sedikit

produk baru yang ditawarkan sukses diterima konsumen serta dapat

berkembang dan bertahan di pasar. Dikarenakan suatu produk baru

mempunyai peluang kecil dapat diterima konsumen. Untuk bergerak

rencana bisnis ke tahap pengembangan produk diperlukan studi riset

pasar yang meyakinkan tentang kebutuhan dan minat konsumen, analisis

kompetitif, dan penilaian teknis (Kotler&Keller, 2009:287).

Beberapa tahap dalam proses pengembangan produk baru, yaitu

sebagai berikut:

1. Penciptaan Ide

Proses pengembangan produk baru dimulai dengan penciptaan

ide. Beberapa ahli pemasaran percaya bahwa peluang terbesar dan

peningkatan tertinggi produk baru ditemukan dengan

mengungkapkan kemungkinan rangkaian dari kebutuhan pelanggan

yang belum terpenuhi atau inovasi teknologi. Ide produk baru bisa

berasal dari interaksi dengan berbagai kelompok dan menggunakan

teknik yang menghasilkan kreativitas (Kotler&Keller, 2009:287).

Sedangkan menurut Saladin (2007:77), penciptaan ide merupakan

mewujudkan gagasan baru.

STRATEGIC INITIATIVES

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-budimulyan... · bentuk yang sudah ada (Engel, ... makanan herbal, dan raket tenis

18

2. Penyaringan Ide

Dalam menyaring ide, perusahaan harus menghindari dua jenis

kesalahan. Kesalahan menolak (Drop-error) terjadi ketika

perusahaan menolak ide yang baik. Kesalahan menjalankan (GO-

error) terjadi ketika perusahaan memperbolehkan ide yang buruk

berkembang dan dikomersialkan. Tujuan penyaringan adalah

membuang ide buruk secepat mungkin (Kotler&Keller, 2009:293).

3. Pengembangan dan Pengujian Konsep

Pengembangan konsep merupakan suatu gagasan terciptanya ide

produk dalam menambahkan manfaat dari kegunaan produk.

Sedangkan pengujian konsep berarti menampilkan konsep produk,

secara simbolis atau fisik, untuk membidik konsumen dan melihat

reaksinya.

4. Pengembangan Strategi Pemasaran

Setelah uji konsep berhasil, manajer produk baru akan

mengembangkan rencana strategi tiga bagian awal untuk

memperkenalkan produk baru ke pasar, yang diantaranya:

Bagian pertama menggambarkan ukuran pasar sasaran,

struktur, dan perilaku.

Bagian kedua menggarisbawahi harga, strategi distribusi, dan

anggaran pemasaran yang direncanakan selama tahun pertama.

Bagian ketiga rencana strategi pemasaran menggambarkan

tujuan penjualan dan laba jangka panjang serta strategi bauran

pemasaran sepanjang waktu.

5. Analisis Bisnis

Dalam menganalisis bisnis, manajemen harus memperkirakan

arah pengembangan produk baru, yaitu:

Memperkirakan total penjualan

Memperkirakan biaya dan laba

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-budimulyan... · bentuk yang sudah ada (Engel, ... makanan herbal, dan raket tenis

19

6. Pengembangan Produk

Pengembangan produk dapat dilakukan kepada konsumen yang

telah menggunakan produk sebelumnya dengan memberikan

pemenuhan kebutuhan yang diperlukan.

7. Pengujian Pasar

Setelah produk siap dikemas dengan nama merek dan kemasan

dan dimasukan uji pasar agar dapat mengetahui seberapa besar

pasar yang ada dan bagaimana konsumen dan penyalur bereaksi

untuk menangani, menggunakan, dan membeli produk kembali.

8. Komersialisasi

Untuk memperkenalkan produk baru kepada konsumen dalam

pasar nasional, maka diperlukan media pemasaran yang mencakup

iklan, promosi, dan komunikasi.

Setiap produk baru yang ditawarkan kepada konsumen sangat

diharapkan dapat diterima oleh konsumen sebagai dasar memberikan

nilai lebih dari apa yang diharapkan. Hal tersebut merupakan

peningkatan nilai tambah dari suatu pengembangan produk baru yang

diproduksi.

Menurut Roger dalam Engel, Blackwell, dan Miniard (1990:278),

beberapa atribut atau harapan dan peningkatan dari suatu produk

menunjukan lima karakteristik yang dihubungkan dengan keberhasilan

produk baru, yaitu:

1. Keunggulan Relatif (relatif advantage)

Dapat diartikan sejauh mana produk baru tersebut akan

menggantikan produk atau melengkapi jajaran produk yang sudah

ada dalam inventory konsumen dengan memiliki keunggulan relatif

atau tidak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-budimulyan... · bentuk yang sudah ada (Engel, ... makanan herbal, dan raket tenis

20

2. Kesesuaian (compatibility)

Kesesuaian adalah determinan penting dari penerimaan produk

baru. Dimana faktor-faktor yang sesuai menurut pandangan

konsumen mudah diterima sebagai bentuk inovasi produk.

3. Kekomplekan (complexity)

Yaitu tingkat dimana inovasi di rasa sulit untuk dimengerti dan

digunakan. Dari definisi tersebut, semakin sulit konsumen mengerti

akan produk yang ditawarkan semakin kecil konsumen tersebut

menerima produk.

4. Ketercobaan (triability)

Produk baru lebih mungkin berhasil jika konsumen dapat

mencoba atau bereksperimen dengan ide secara terbatas. Misalnya

dengan pemberian sampel adalah metode efektif untuk mendorong

orang mencoba produk baru.

5. Keterlihatan (observability)

Keterlihatan dan kemudahan komunikasi mencerminkan tingkat

dimana hasil dari pemakaian produk baru terlihat oleh orang lain.

Misalnya, pada pemakaian obat herbal yang ditawarkan dimana

konsumen dapat menerima produk obat herbal tersebut jika ada

kesaksian nyata dari pengguna produk sebelumnya yang telah

berhasil memperoleh khasiatnya.

2.2 Motif Pembelian

Motif pembelian adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna untuk

mencapai suatu tujuan (Dharmmesta & Handoko, 2008:77). Sedangkan menurut

Manning & Reece (2004:159), motif pembelian dapat dianggap sebagai

kebutuhan terangsang, drive, atau keinginan. Motif ini bertindak sebagai kekuatan

yang merangsang perilaku yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan. Dan

menurut Mangkunegara (2009:11), Motif merupakan suatu dorongan kebutuhan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-budimulyan... · bentuk yang sudah ada (Engel, ... makanan herbal, dan raket tenis

21

dalam diri konsumen yang perlu dipenuhi agar konsumen tersebut dapat

menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

Dari penuturan ahli tersebut dapat dijelaskan bahwa hasrat dan keinginan

seseorang dalam membeli suatu produk merupakan salah satu pendorong

konsumen mencapai kepuasan. Motif pembelian terhadap produk dilakukan

konsumen berdasarkan atas motivasi diri sendiri untuk memenuhi kebutuhannya.

Selain itu, konsumen memiliki tujuan dalam menggunakan dan menikmati produk

yang ditawarkan. Terdapat Empat elemen motif pembelian, yaitu:

Rational Buying Motives

Emotional Buying Motives

Patronage Buying Motives

Product Buying Motives

2.2.1 Rational Buying Motives

Menurut Manning & Reece (2004:160) definisi dari Rational Buying

Motives adalah pendekatan kepada alasan konsumen atau memutuskan

sesuatu berdasarkan tujuan dari suatu pembelian. Motif rasional diantaranya

adalah harga, mutu, ketersediaan barang, model, kemasan, praktis dan lain-

lain. Faktor-faktor tersebut berperan penting dalam menentukan pembelian

yang dilakukan konsumen.

2.2.2 Emotional Buying Motives

Menurut Manning & Reece (2004:159) Emotional Buying Motives adalah

motif pembelian yang melibatkan emosi ini lebih berdasarkan pada perasaan

seseorang. Motif emosional diantaranya perasaan bangga, gengsi, pengaruh

dari orang lain.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-budimulyan... · bentuk yang sudah ada (Engel, ... makanan herbal, dan raket tenis

22

2.2.3 Patronage Buying Motives

Patronage Buying Motive adalah salah satu yang menyebabkan calon

pelanggan untuk membeli produk dari satu bisnis tertentu. Prospek biasanya

memiliki kontak langsung atau tidak langsung dengan bisnis tersebut dan

telah dinilai kontak ini bermanfaat (Manning & Reece, 2004;160). Dan

menurut Alma (2007), Patronage buying motive adalah selective buying

motive yang ditujukan kepada tempat atau toko tertentu. Pemilihan ini bisa

timbul karena layanan memuaskan, tempat dekat, persediaan barang cukup,

ada halaman parkir, orang-orang besar suka berbelanja ke situ dsb.

2.2.4 Product Buying Motives

Product Buying Motives adalah salah satu yang mengarah prospek untuk

membeli suatu produk yang memiliki kelebihan lain. Menariknya, keputusan

ini kadang-kadang dilakukan tanpa perbandingan secara langsung antara

produk yang bersaing. Pada saat konsumen memutuskan untuk membeli suatu

produk, konsumen melihat dari unsur produk seperti kemasan, merek, dan

kualitas. Kemasan yang menarik dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi

konsumen. Serta merek yang telah mendapatkan pengakuan sebagai brand

yang baik membuat konsumen merasa yakin akan produk yang

dikonsumsinya. Selain itu, kualitas dari produk itu sendiri menjadi salah satu

penjamin bagi konsumen terhadap kelayakan suatu produk (Manning &

Reece, 2004;161).