bab ii tinjauan pustaka -...
TRANSCRIPT
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Tentang Laporan Keuangan
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan
perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba-
rugi, ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan. Laporan keuangan
adalah hasil akhir proses akuntansi setiap transaksi yang dapat diukur dengan
nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan keuangan pun disajikan
dalam nilai uang.
Menurut Irham Fahmi dalam bukunya menyebutkan laporan keuangan
merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan,
dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan
tentang kinerja suatu perusahaan (2011:22).
Di sisi lain Farid dan Siswanto mengatakn laporan keuangan
merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada
pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial (1998:179).
Lebih lanjut Munawir mengatakan “Laporan keuangan merupakan alat
yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi
12
keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.”
Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu bagi para
penggunan (users) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial
(2002:56).
Secara lebih tegas Sofyan Assauri menjelaskan “Laporan keuangan
merupakan laporan pertanggungjawaban manajemen sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.”Ini sejalan yang dikemukakan oleh Farid dan Siwanto
Sudomo yakni “Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya.”Pihak manajemen memegang peranan
penting dalam membuat laporan keuangan untuk dapat dipahami oleh pihak yang
berkepentingan.Ini ditekankan oleh Sofyan Assauri bahwa “Dalam laporan
keuangan terdapat informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu
perusahaan.”(2000:08)
Ini sebagaimana dikemukakan oleh Leopold dan John bahwa
“Financial statement analysis applies analytical tools and techniques to general
purpose financial statements and related data to derives estimates and inferences
useful in business decision.”(1998:3)
13
2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan Laporan menurut Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2009
mengatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan keuangan dari kejadian di masa lalu dan
tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dialkukan
manajemen (stewardship ), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna ingin menilai apa yang telah
dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka
dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mencakup, misalnya,
keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau
keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
14
Lebih lanjut menurut Mahmud M. hanafi dan Abdul Halim, posisi
keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur
keuangan, likuiditas, dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan. Informasi sumber daya ekonomi yang dikendalikan dan
kemampuan perusahaan dalam memodifikasi sumber daya ini di masa lalu
berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas
(dan setara kas) di masa depan. Informasi struktur keuangan berguna untuk
memprediksi kebutuhan pinjaman di masa depan dan bagaimana penghasilan
bersih(laba) dan arus kas di masa depan.
Lebih lanjut Irham Fahmi menjelaskan tujuan laporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang
kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter dan
menurut Yustina dan Titik mengatakan bahwa laporan keuangan ditujukan
sebagai pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya kepada pemilik perusahaan atas kinerja yang telah dicapainya serta
merupakan laporan akuntansi utama yang mengkomunikasikan informasi kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat analisa ekonomi dan peramalan
untuk masa yang akan datang.
Dengan diperolehnya laporan keuangan, maka diharapkan laporan
keuangan bias membantu dalam tujuan untuk menghindari analisis yang keliru
dalam melihat kondisi perusahaan. Dimana Farid Harianto dan Siswanto Sudomo
mengaakan tujuan laporan keuangan “ Agar pembuat keputusan tidak menderita
15
kerugian atau paling tidak mampu menghindarkan kerugian yang lebih besar,
semua keputusan harus didasarkan pada informasi yang lengkap, reliable, valid,
dan penting.” Informasi yang menyajikan karakteristik seperti itu adalah laporan
keuangan (2011:27).
Lebih dalam lagi Sofyan Syafri Harahap mengatakan bahwa , „Hasil
analisa laporan keuangan akan bisa membuka tabir (2001:192):
1. Kesalahan proses akuntansi seperti: kesalahan, pencatatan, kesalahan
pembukuan, kesalahan jumlah, kesalahan perkiraan, kesalahan posting,
kesalahan jurnal.
2. Kesalahan lain yang disengaja, misalnya tidak mencatat, pencatatan harga
yang tidak wajar, menghilangkan data, income smoothing, dan lain
sebagainya.
Dari penjelasan di atas tentang tujuan dari laporan keuangan terlihat,
bahwa laporan keuangan akan memberikan informasi keuangan yang mencakup
perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan juga laporan keuangan akan
memberikan informasi keuangan yang yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang
berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping
manajemen perusahaan dan dari penjelasan ini dapat dipahami bahwa laporan
keuangan sebagai masukan yang sangat berarti bagi beberapa pihak yang terlibat
dalam menilai kinerja suatu perusahaan.
16
2.1.3. Pentingnya Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dipublikasikan dianggap penting dalam
pengambilan keputusan.Pernyataan ini ditegaskan oleh Lev dan Thiagarajan.Lebih
lanjut Lev dan Thiagarajan mengatakan bahwa analisis terhadap laporan keuangan
yang merupakan informasi akuntansi ini dianggap penting dilakukan untuk
memahami informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut
(1993:190). Pada setiap perusahaan bagian keuangan memegang peranan penting
dalam menentukan arah perencanaan perusahaan. Ini seperti dikatakan oleh Napa
J. Awat (1999:3) bahwa “ Berfungsinya bagian keuangan merupakan prasyarat
bagi kelancaran pelaksanaan kegiatan pada bagian-bagian lainnya.” Dengan
berfungsinya secara baik bagian keuangan membuat kinerja keuangan yang dilihat
dari laporan keuangan perusahaan akan tersaji dengan baik.
Sehingga pihak-pihak yang membutuhkan akan mendapat memperoleh
laporan keuangan tersebut dan membantunya dalam proses pengambilan
keputusan sesuai yang diharapkan. Dalam analisis inforasi keuangan, setiap
aktivitas bisnis harus dianalisis secara mendalam baik oleh manajemen maupun
oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang bersangkutan.
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa manajemen menyajikan
laporan keuangan dan pihak luar perusahaan memanfaatkan informasi tersebut
untuk membantu membuat keputusan. Bahwa seorang investor yang ingin
membeli atau menjual saham bias terbantu dengan memahami dan menganalisis
17
laporan keuangan dan selanjutnya bisa menilai perusahaan mana yang
mempunyai prospek yang menguntungkan di masa depan.
Setiap laporan keuangan memiliki hubungan yang saling terkait. Ini
sebagaimana dinyatakan Rico Lesmana dan Rudy Surjanto (2011:24) “ Setiap
komponen dalam laporan keuangan pun merupakan satu kesatuan yang utuh dan
terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dalam menggunakan perlu dilihat
sebagai suatu keseluruhan bagi pemakainya, untuk tidak terjadi
kesalahpahaman.”Karena proses laporan keuangan tersebut saling berkaitan maka
ketelitian dan kehati-hatian (prudent) sangat diperlukan, tanpa ada kehati-hatian
yang mendalam hasil yang diperoleh tidak akan mencapai apa yang diharapkan.
Berdasarkan konsep keuangan maka laoran keuangan sangat
diperlukan untuk mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu
ke waktu dan untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai
tujuannya. Bahwa laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut sehingga laporan
keuangan memegang peranan yang luas dan mempunyai suatu posisi yang
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
Menurut Gibson (1998:1) penggunaan laporan keuangan adalah “ A
company’s manager, stockholders, bondholders, security analyst, suppliers,
lending institution, employees, lanor unions, regulatory authorities, and general
18
public. They use the financial repor to make decision.”Dan menurut Munawir
“Pihak-pihak yang menginvestasikan modalnya membutuhkan informasi tentang
sejauh mana kelancaran aktivitas dan profitabilitas perusahaan, potensi dividen,
karena dengan informasi tersebut pemegan saham dapt memutuskan untuk
mempertahankan sahamnya, menjual atau bahkan menambahnya”.
Dapat dipahami bahwa dengan adanya laporan keuangan yang
disediakan oleh pihak manajemen perusahaan maka sangat membantu pihak
pemegang saham dalam proses pengambilan keputusan. Seperti
keinginanperusahaan untuk melakukan right issue, yang artinya right
issuetersebut diprioritaskan kepada pemilik saham lama untuk membelinya.
Sehingga berdasarkan data laporan keuangan yang diperoleh dan disajikan oleh
manajemen perusahaan pihak investor atau pemilik saham perusahaan akan bias
menganalisis bagaimana kondisi perusahaan serta prospek perusahaan nantinya
khususnya dari segi kemampuan profitabilitas yang akan dihasilkan.
Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwasanya laporan keuangan
sangat berguna atau penting dalam melihat kondisi keuangan suatu perusahaan,
baik kondisi pada saat ini maupun dijadikan sebagi alat prediksi untuk kondisi di
masa yang akan datang.
2.1.4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dipersiapkanatau dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara peridik yang dilakukan
pihak management yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah bersifat
19
historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progess report laporan keuangan
terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara:
a. Fakta-fakta yang telah dicatat
Berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan
akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan
maupun yang disimpan dalam bank, jumlah piutang, persediaan barang
dagang ,hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pencatatan
dari pos-pos ini berdasarkan catatan historis dari peristiwa-peristiwa yang
telah terjadi masa lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat dalam
pos-pos itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya
peristiwa tersebut. Kita tidak mencoba menaksir berapa jumlah yang harus
dikorbankan jika kita akan menggantikan aktiva tersebut atau dengan kata
lain kita tidak mencoba untuk menaksir nilai realisasi atau nilai ganti
aktiva tersebut.
Dengan sifat yang demikian itu maka laporan keuangan tidak dapat
mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi
perekonomian yang paling akhgir, karena segala sesuatunya sifatnya
historis. Sehingga mungkin terdapat beberapa hal yang dapat membawa
akibat terhadap posisi keuangan perusahaan tidak dicatat dalam pencatatan
akuntansi atau tidak nampak dalam laporan keuangan, misalnya adanya
pesanan yang tidak dipenuhi, berbagai kontrak pembelian/penjualan yang
20
telah disetujui dan adanya hak-hak paten yang masih dalam pengurusan,
karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dikwantifisir.
b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi
Berarti data yang dicatat itu berdasarkan pada prosedur maupun
anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi
yang lazim (General Accepted Accounting principles). Hal ini dilakukan
dengan tujuan memudahkan pencatatan atau keseragaman. Misalnya cara
mengalokasikan biaya untuk persediaan alat tulis menulis, apakah harus
dinilai menurut harga belinya atau menurut nilai pasar pada tanggal
penyusunan laporan keuangan? Menurut laporan yang konvensioniul pos
semacam ini dinilai menurut harga belinya. Untuk penentuan piutang
menurut metode atau peraturan yang konvensionil adalah berdasarkan
jumlah yang akan direalisasikan(dengan menggunakan taksiran yang tidak
dapat ditagih terhadap jumlah piutang pada saat itu).
Di samping itu dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau
anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan
yang digunakan antara lain:
1) Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going
concern atau kontinuitas usaha, konsep ini menganggap bahwa
perusahaan akan berjalan terus, konsekuensinya bahwa jumlah-
jumlah yang tercantum dalam laporan merupakan nilai-nilai untuk
perusahaan yang masih berjalan yang didasarkan pada nilai atau
21
harga pada saat terjadinya peristiwa itu. Jadi jumlah-jumlah uang
yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aktiva itu
dijual atau dilikuidasi.
2) Daya beli dari uang dianggap tetap, stabil atau konstan, walaupun
hal ini bertentangan dengan kenyataan namun akuntansi mencatat
semua transaksi atau peristiwa dalam jumlah uangya dan tidak
mengadakan perbedaan antara nilai-nilai dari berbagai tahun.
Anggapan , prinsip atau konsep-konsep lain yang pada dasarnya
untuk expediensi atau mempermudah pelaksanaan pencatatan
akuntansi misalnya konsep konservatif, konsep biaya unit pengukur,
konsistensi dan lain sebagainya.
c. Pendapat pribadi
Dimaksudkan bahwa, walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh
konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah menjadi standard
praktek pembukuan, namun penggunaan daari konvensi-konvesi dan dalil
dasar tersebut tergantung daripada kemampuan akuntan atau manajemen
perusahaan yang bersangkutan. Judgement atau pendapat ini tergantung
kepada kemampuan atau intregritas pembuatnya yang dikombinasikan
dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi
yang telah disetujui akan digunakan di dalam beberapa hal. Misalnya
caara-cara atau metode untuk menaksir piutang yang tidak akan dapat
ditagih , dan penentuan beban penyusutan serta penentuan umur dari suatu
22
aktiva tetap akan sangat tergantung pada pendapat pribadi manajemennya
dan berdasarkan pengalaman masa lalu. Juga misalnya dalam menentukan
nilai persediaan, pada prinsipnya dinilai berdasarkan harga pokok (bila
lebih rendah dari harga pasar ), namun manajemen atau akuntan penyusun
laporan itu dapat memilih atau menentukan harga pokok yang man yang
akan dipakai, apakah berdasarkan first in first out dimana barang yang
masuk pertama yang akan pertama dijual atau last in first out dimana
barang yang masuk terakhir dianggap yang dikeluarkan lebih dahulu atau
dengan metode rata-rata.
Suatu hal yang penting yaitu bahwa baik prosedur, anggapan-
anggapan, kebiasaan-kebiasaan maupun pendapat pribadi yang telah
digunakan haruslah dipertahankan secara terus-menerus atau secar
konsisten dari tahun ke tahun. Namun dalam hal ini tidak berarti bahwa
prosedur, kebiasaan atau pendapat pribadi yang telah dipakai, harus
dijelaskan di dalam laporan keuangan yang bersangkutan dan laporan
keuangan yang dibuat secara periodik itu dapat diperbandingkan. Karena
kalau dasar yang digunakan sudah berlainan tanpa sepengetahuan yang
akan menganalisa dan mengiterpretasikan maka kesimpulan yang akan
diperoleh akan keliru.
Keterbatasan laporan keuangan dengan mengingat atau memperhatikan sifat-
sifat laporan keuangan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan
keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain :
23
a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupaka
interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya
sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. Karena itu semua
jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak
menunjukkan nilai likuidasi atau realisasi di mana dalam interim report ini
terdapat /terkandung pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh
akuntan atau manajemen yang bersangkutan.
b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya
bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan
standard nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Laporan
keuangan dibuat berdasarkan konsep going concern atau anggapan bahwa
perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan
nilai-nilai historis atau harga perolehannya dan pengurangannya dilakukan
terhadap aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi merupakan nilai buku
(book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun
nilai gantinya.
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, di
mana daya beli uang tersebut semakin menurun dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang
dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan
unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya
24
harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat
harga-harga, jadi suatu analisa dengan memperbandingkan data beberapa
tahun tanpa membuat penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan
diperoleh kesimpulan yang keliru.
d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-
faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misalnya
reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak
dapat dipenuhi atau adanya kontrak-kontrak pembelian maupun penjualan
yang telah disetujui, kemampuan serta intergritas managernya dan
sebagainya.
Dalam prinsip-prinsip Akuntasi Indonesia ( Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta
1974 hal.14) secara terperinci menjelaskan sifat dan keterbatasan laporan
keuangan sebagai berikut :
a. Laporan keuangan ialah laporan yang bersifat sejarah, yang tidak lain
merupakan laporan atas kejadian-kejadian yang telah lewat, maka terdapat
keterbatasan dalam kegunaannya, misalnya untuk maksud-maksud
investasi, sebabnya adalah bahwa data-data yang disajikan oleh akuntansi
semata-mata hanya didasarkan atas biaya (yang bersifat historis) dan
bukan atas dasar nilainya. Akibat timbul jurang (gap) yang cukup besar
antara hak kekayaan pemegang saham berupa aktiva bersih perusahaan
25
yang dinyatakan dalam harga pokok historis dengan harga saham-saham
yang tercatat di bursa.
b. Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi
keperluan tiap-tiap pemakai. Data-data yang disajikan dalam laporan
keuangan itu berkaitan satu sama lain secara fundamentil, misalnya posisi
keuangan dengan perubahannya yang tercermin pada perhitungan rugi-
laba. Kejadian-kejadian dalam perusahaan diolah dalam bentuk data-data
yang digolon-golongkan, dijumlahkan, diikhtisarkan dan pengukurannya
dinyatakan dalam satuan uang (rupiah) dan dengan dasar penilaian
tertentu (misalnya nilai yang diharapkan untuk dapat direalisir bagi
piutang, nilai yang terendah antara harga pokok dengan harga pasar bagi
persediaan, nilai perolehan dikurangi dengan jumlah penghapusan bagi
harta tetap dan bergerak) nilai ini sama sekali tidak dimaksudkan sebagai
nilai kontan dari aktiva ataupun likuidasinya.
c. Laporan keuangan itu sebagai hasil dari pemakaian stelsel timbulnya hak
dan kewajiban dalam akuntansi. Dalam proses penyusunannya tidak dapat
dilepaskan dari penaksiran-penaksiran dan pertimbangan-pertimbangan,
namun demikian hal-hal yang dinyatakan dalam laporan dapat diuji
melalui bukti-bukti ataupun cara-cara perhitungan yang masuk akal.
d. Laporan keuangan itu bersifat konservatif dalam sikapnya menghadapi
ketidak-pastian, peristiwa-peristiwa yang tidak menguntungkan segera di
26
perhitungkan kerugiannya. Harta, kekayaan bersih dan pendapatan bersih
selalu dihitung dalam nilainya yang paling rendah.
e. Laporan keuangan itu lebih menekankan bagaimana keadaan sebenarnya
peristiwa-peristiwa itu dilihat dari sudut ekonomi daripada berpegang
pada formilnya.
f. Laporan keuangan itu menggunakan istilah-istilah teknis, dalam hubungan
ini sering kedapaatan istilah-istilah yang umum dipakai diberikan
pengertian yang khusus, di lain pihak laporan keuangan itu mengikuti
kelaziman-kelaziman dan perkembangan dunia usaha.
2.1.5 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan
a. Neraca
Menurut Agnes Sawir didalam bukunya (2003:3) secara harafiah,
neraca merupakan laporan yang memberikan informasi mengenai jumlah harta,
utang, dan modal perusahaan pada saat tertentu.Angka-angka yang ada dalam
neraca memberikan informasi yang sangat banyak mengenai keputusan yang telah
diambil oleh perusahaan.Informasi tersebut dapat bersifat operasional atau
strategis, baik kebijakan modal kerja, investasi, maupun kebijakan struktur
permodalan yang telah diambil oleh perusahaan.
Secara garis besar, neraca memberikan informasi mengenai sumber
dan penggunaan dana perusahaan. Sisi sebelah kiri neraca (aktiva) merupakan sisi
penggunaan dana perusahaan, yakni berupa kebijakan investasi, baik investasi
27
jangka panjang , maupun investasi jangka pendek yang dilakukan perusahaan
selama periode tertentu. Sedangkan sisi sebelah kanan
Laporan yang mengungkapkan posisi keuangan (kekayaan) dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu mencakup aktiva (asset), utang (liabilities), dan
ekuitas (equity). Hubungan ketiganyan disebut persamaan akuntansi, yakni aktiva
sama dengan utang ditambah ekuitas. Aktiva dicatat di sebelah kiri atau bagian
atas neraca yang terdiri atas aktiva lancar (misalnya kas, surat berharga jangka
pendek, piutang usaha, persediaan, biaya dibayar di muka, perlengkapan,
investasi jangka panjang misalnya pembelian saham dan obligasi) sementara
aktiva tetap yaitu seperti tanah,bangunan,mesin,kendaraan,dan peralatan. Lalu,
aktiva tak berwujud seperti hak paten.
Utang dan ekuitas dicatat di sebelah kanan atau bagian bawah
neraca.Utang meliputi utang lancar misalnya utang usaha, utang gaji, dan utang
pajak serta utang jangka panjang misalnya hipotik dan obligasi.Sementara itu,
ekuitas untuk perusahaan berbentuk perseroan terbatas mencakup saham preferen,
saham biasa, tambahan modal disetor, dan laba tertahan. Untuk lebih jelas
pengertian dari bagian-bagian yang ada di neraca menurut Irham fahmi dalam
bukunya isi dari neraca adalah sebagai berikut:
1) Aset (harta,aktiva)
Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam
operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva tidak
berwujud, dan lain-lain. Aktiva ini lazimnya di Indonesia dan Amerika
28
ditempatkan di sebelah kiri. Sedangkan di beberapa negara Eropa lazimnya
ditempatkan di sebelah kanan. Pengertian asset ini secara teoritis
dikemukakan oleh berbagai pihak sebagai berikut
APB Statement (1970, hlm. 132) mendefinisikan aset sebagai
kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk di dalamnya pembebanan yang
ditunda yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Sedangkan FASB (1985) memberikan definisi aset sebagai
kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang
akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang
sudah berlalu.
Dari ketiga definisi ini diketahui bahwa seseuatu dianggap sebagai aset jika di
masa yang akan datang dapat diharapkan memberikan net cash inflow yang positif
kepada perusahaan.
2) Liabilities( kewajiban/utang)
Definisi kewajiban telah berkembang terus seperti terlihat dari 2 definisi
berikut:
Menurut APB pengertian kewajiban adalah kewajiban ekonomis dari
suatu perusahaan yang diakui dan dinilai sesuai prinsip akuntansi. Kewajiban
di sini termasuk juga saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan utang
atau suatu kewajiban.
29
Pengertian kewajiban di sini lebih kuas dari yang pertama karena
menyangkut kewajiban ekonomis yang diartikan sebagai penyerahan harta
atau jasa di masa yang akan datang.
FASB memberikan definisi yaitu kemungkinan pengornanan kekayaan
ekonomis di masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan
sekarang untuk memberikan jasa kepada pihak lain di masa yang akan datang
sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian yang sudah terjadi.
3) Owner‟s Equity (modal pemilik)
a) Modal adalah hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga setelah dikurangi
kewajibannya. Dalam perusahaan Equity adalah modal pemilik.
b) Dalam perusahaan perseorangan nilai modal ini merupakan modal
pemiliknya sendiri. Sedangkan dalam perusahaan perseroan perlu
dibedakan antara modal setor dengan modal karena pendapatan (Retained
Earnings). Dividen hanya dibayar dari laba ditahan bukan modal setor.
Modal setor atau Contributed Capital dapat dibagi dalam modal statuer
dan modal lainya. Modal statuer adalah jumlah bats kewajiban pemilik.
Modal statuer ini dinilai sebesar harga pari atau harga nominal. Di
samping modal statuer ini ada lagi modal lainnya seperti agio saham ,
modal donasi, modal dari pengeluaran kembali, treasury stock, stock
option, dan sebagainya. Di Indonesia mungkin juga haus dimasukkan
kenaikan modal akibat revaluasi.
30
Laba ditahan terdiri dari laba tahunan, penyesuaian atas koreksi tahun
sebelumnya dan dividen. Komponen berikutnya dari modal saham ini
adalah laba/Rugi yang belum direalisasi. Dalam beberapa hal perubahan
aset perusahaan tidak dilaporkan di Laba/Rugi tetapi langsung dilaporkan
di neraca misalnya rugi dari perubahan harga surat berharga jangka
panjang, Laba/Rugi dari transaksi luar negeri dalam mata uang asing.
b. Laporan laba-rugi
Laporan yang menunjukkan kegiatan operasi perusahaan pada
periodetertentu dalam dua bagian utama.Pertama, pendapatan yang meilputi
pendapatan operasi yang berasal dari aktivitas penjualan dan pendapatan
nonoperasi misalnya hasil penjualan aktiva tetap.Pendapatan operasi biasanya
dinyatakan dalam istilah penjualan bersih, yakni penjualan mula-mula dikurangi
oleh potongan penjualan dan retur penjualan.Kedua, beban-beban yang mencakup
harga pokok penjualan, beban operasi (beban penjualan dan administrasi), beban
bunga dan pajak.
c. Laporan arus kas
Laporan yang menunjukkan aus kas perusahaan pada periode tertentu
bersumber dari kegiatan operasi,kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan.
Kegiatan operasi adalah kegiatan mencari laba.Arus kas masuk penting dari
kegiatan itu, bersumber dari tagihan piutang usaha.Sementara itu, sebagian besar
arus keluarnya digunakan untuk membayar utang usaha, bunga dan pajak.
31
Kegiatan investasi merupakan kegiatan yang membutuhkan
pengeluaran kas, terutama untuk pembelian aktiva tetap dan inventasi sekuritas
jangka panjang dan juga termasuk pemberian pnjaman dan penerimaannya ke
dalam kegiatan investasi.Kegiatan pendanaan adalah kegiatan yang mencari
sumber arus kas masuk, khususnya yang berasal dari utang jangka panjan dan
penerbitan saham baru. Sementara aarus kas keluar untuk pembayaran utang
dimasukkan ke dalam kegiatan pendanaan.kadang-kadang
Laporan arus kas kadang-kadang disebut laporan sumber dan
penggunaan kas.angka-angka yang dimasukkan ke dalam laporan arus kasberasal
dari perubahan neraca dua tahun terakhir.penambahan aktiva merupakan
pengunaan kas, sebaliknya, penurunan aktiva adalah sumber kas. Penurunan
utang dan ekuitas merupakan pengunaan kas sementara penambahan utang dan
ekuitas sumber kas.
2.2 Tinjauan Umum Tentang Analisis Laporan Keuangan
2.2.1 Pengertian
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah hubungan
antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai
makna atau dapat menjelaskan arah perubahan(trend) suatu fenomena. Angka-
angka dalam laporan keuangan akan sedikit artinya kalau dilihat secara sendiri-
sendiri. dengan analisis, pemakai laporan keuangan lebih mudah
menginterpretasikannya.
32
Interpretasi laporan keuangan memberikan arti terhadap hasil analisis
laporan keuangan untuk dikaitkan dengan keputusan usaha yang akan diambil.
Interpretasi merupakan kata kerja.Artinya, memberi makna atau menjelaskan pada
suatu accounting output.Interpretasi laporan keuangan dapat berupa kesimpulan
bahwa perusahaan dalam keadaan sehat, kurang sehat, atau tidak sehat.Kesimpulan
interpretasi juga dapat berupa pernyataan bahwa perusahaan sedang tumbuh pesat
atau menuju jurang kehancuran. Kesimpulan-kesimpulan itu sangat berpengaruh
terhadap keputusan yang akan diambil.
Hubungan antara suatu angka dengan angka lain, dalam analisis laporan
keuangan dapat dilakukan antara pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan
untuk periode yang sama atau pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan
dengan pos-pos yang sama dengan laporan keuangan sebelumnya.
2.2.2 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari
daripada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk
menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan
yang bersangkutan.
Metode dan teknik analisa (alat-alat analisa) digunakan untuk menentukan
dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat
diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila
diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan
tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya
33
diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan
perusahaan lainnya.
Tujuan adari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk
menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-tama penganalisa
harus mengorganisir atau mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan
kemudian menganalisa dan menginterpretasikannya sehingga data ini menjadi
lebih berarti.
Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan
keuangan, yaitu analisa horizontal dan analisis vertical. Analisa horizontal adalah
analisa dengan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau
beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horizontal ini
disebut pula sebagai metode analisa dinamis. Analisa vertical yaitu apabila laporan
keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu
dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam
laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau
hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertical ini disebut juga sebagai analisa
yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja
tanpa mengetahui perkembangannya.
Teknik analisa yang biasa digunakan dalam laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
a. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik
analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua
34
periode atau lebih, analisa dengan menggunakan metode ini akan dapat
diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang
memerlukan penelitian lebih lanjut.
b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang
dinyatakan dalam prosentase adalah suatu metode atau teknik analisa
untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah
menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
c. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement,
adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada
masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui
struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi
dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
d. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisa untuk
mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk
mengetahuii sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
e. Analisa sumber dan penggunaan kas, adalah suatu analisa untuk
mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk
mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas dalam periode
tertentu.
f. Analisis rasio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi secar individu
atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
35
g. Analisa perubahan laba kotor, adalah suatu analisa untuk mengetahui
sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke
periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba
yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
h. Analisa break-even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat
penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan
tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh
keuntungan. Dengan analisa break-even ini juga akan diketahui berbagai
tingkat penjualan.
2.2.3 Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Adapun manfaat yang bisa diambil dengan mempergunakan rasio keuangan,
yaitu:
a. Analisis rasio keuangan sangant bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat
menilai kinerja dan prestasi perusahaan
b. Analisis rassio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen
sebagai rujukan untuk membuat perencanaan
c. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat
digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi
dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan
pengembalian pokok.
d. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak
stakeholders organisasi.
36
2.2.4 Definisi Rasio
Rasio dapat dipahami sebagai hasil yang diperoleh antara satu jumlah
dengan jumlah lainnya. Rasio sendiri menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim
merupakan hubungan antara satu jumlah dengan jumlah yang lainnya. Dimana
Agnes Sawir menambahkan perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran
relatif tentang kodisi keuangan dan prestasi perusahaan atau secara sederhana rasio
disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu jumlah dengan jumlah lainnya
itulah dilihat perbandingan-perbandingannya dengan harapan nantinya akan
ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis
dan diputuskan. Penggunaan kata rasio ini sangat fleksibel penempatannya,
dimana itu sangat dipengaruhi oleh apa dan dimana rasio itu dipergunakan yaitu
disesuaikan dengan wilayah keilmuannya.
2.2.5 Definisi Rasio Keuangan
Menurut Irham Fahmi rasio keuangan atau financial ratio ini sangat penting
gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.Bagi
investor jangka pendek dan menengah pada umumnya lebih banyak tertarik
kepada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen yang memadai. Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara
yang lebih sederhana yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang sesuai
dengan keinginan.
Secara jangka panjang rasio keuangan juga dipakai dan dijadikan sebagai
acuan dalam menganalisis kondisi kinerja suatu perusahaan, misalnya kondisi
37
kinerja perusahaan selama 12 (duabelas) tahun untuk kemudian diprediksi selama
10 s.d. 12 tahun ke depan, namun analisa seperti itu jarang dilakukan. Alasanya
belum tentu kondisi stabilitas selama 10 s.d 12 tahun ke depan sama seperti 12
tahun yang lalu. Dalam penilaian suatu kondisi keuangan perusahaan dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang turut menyebabkan perubahan pada kondisi keuangan
seperti kondisi mikro dan makro ekonomi baik yang terjadi di tingkat domestik
dan internasional.
Gambar 1.1
Pengaruh –pengaruh pada perusahaan Sumber : Analisis Kinerja Keuangan. Irham Fahmi
Pada gambar diatas kita bisa melihat bagaimana kondisi ekonomi global
mampu memberi pengaruh pada kondisi ekonomi global mampu memberi
pengaruh pada kondisi makro ekonomi suatu Negara dan lebih jauh bisa memberi
pengaruh pada berbagai kebijakan bidang industri hingga akhirnya member
pengaruh pda kebijakan perusahaan sendiri sehingga analisa dengan menempatkan
berbagai data-data pendukung lain akan mampu memberi bantuan dalam
pembentukan pengambilan keputusan.
Ekonomi
Global Makro
Ekonomi Industri
Perusahaan
38
Analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu
dari neraca (balancesheet), perhitungan laba rugi (income statement), dan laporan
arus kas (cash flow statement). Perhitungan rasio keuangan akan menjadi lebih
jelas jika dihubungkan antara lain dengan menggunakan pola historis perusahaan
tersebut, yang dilihat perhitungan pada sejumlah tahun guna menentukan apakah
perusahaan membaik atau memburuk atau melakukan perbandingan dengan
perusahaan lain dalam industry yang sama.
Lebih lanjut Sofyan Syafri Harahap menuturkan rasio keuangan adalah
angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan
dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan
signifikan(berarti). Misalnya utang dan modal, antara kas dan total aset, antara
harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya.Teknik ini sangat
lazim digunakan para analisis keuangan.Rasio keuangan sangat penting dalam
melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.
Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan
penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos dan dapat
membandingkannya dengan yang lain sehingga kita dapat memperoleh informasi
dan memberikan penilaian.
Adapun rasio keuangan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu :
39
a. ROE(return on equity)
Alat analisis ini untuk mengukur berapa persen imbal hasil yang dapat
diperoleh perusahaan dari modal sendiri selama periode yang dijalankan.
Semakin tinggi rasio ini makin tinggi pula imbal hasil yang diperoleh
investor.
b. ROI (return on investment)
Alat analisis ini utuk mengukur berapa persen imbal hasil yang diperoleh
dari investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio ini
menandakan bahwa makin tinggi laba yang dihasilkan dari investasi
perusahaan.
c. Rasio kas
Alat analisis ini untuk mengukur berapa persen hutang yang ditanggung
oleh kas perusahaan dan semakin tinggi rasionya menandakan bahwa kas
perusahaan bisa menanggung huang perusahaan.
d. Rasio lancar
Alat analisis ini untuk mengukur berapa persen hutang lancar yang dijamin
oleh aktiva lancar. Semakin tinggi rasio lancar maka makin tinggi tingkat
likuiditas perusahaan.
e. Collection Periods
Alat analisis ini mengukur bagaimana tingkat kemampuan perusahaan
dalam mengumpulkan piutang. Makin tinggi rasio ini maka akan cepat pula
perusahaan mendapatkan pendapatan dari pihutang yang dimiliki.
40
f. Perputaran persediaan
Perpurtaran ini menunjukkan perputaran persediaan akan mendapatkan
pendapatan. Makin tinggi rasio ini maka persediaan perusahaan produktif
untuk menghasilkan pendapatan.
g. Perputaran Total Aset
Alat analisis ini untuk mengukur berapa persen peputaran total aset atau
modal kerja dalam menghasilkan pendapatan.
Menurut Handono Mardiyanto dalam bukunya menyebutkan bahwa
perputaran total aset yang makin menigkat menunjukkan bahwa total aset
perusahaan makin produktif dalam menghasilkan pendapatan. (2009:58)
h. Total Modal Sendiri terhadap Total Aset
Rasio ini menunjukkan berapa besar modal sendiri yang dipakai untuk
membiayai total asetnya. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar
jumlah modal sendiri yang dipakai untuk membiayai total aset dan modal
pnjaman semakin kecil.
2.3 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Keuangan Perusahaan
2.3.1 Definisi Kinerja Keuangan
Dalam bukunya Irham Fahmi menjelaskan (2011:2) bahwa kinerja keuangan
adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan
telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan
secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah
41
memenuhi standard an ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau
GAAP (General Accepted Accounting Principles), dan sebagainya.
2.3.2 Tahap-tahap dalam Menganalisis Kinerja Keuangan
Ada 5 tahap dalam menganalisis kinerja keuanan suatu perusahaan secara
umum, yaitu:
1) Melakukan review terhadap data laporan keuangan
Review disini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang
sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang
berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil
laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
2) Melakukan perhitungan
Penerapan metode perhitungan di sini adalah disesuaikan dengan
kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari
perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai
dengan analisis yang diinginkan.
3) Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh
Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan
perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya.
4) Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang
ditemukan
Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah
setelah dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan
42
penafsiran untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-
kendala yang dialami oleh perbankan tersebut.
5) Mencari dan memberikan pemecahan msaalah terhadap berbagai
permasalahan yang ditemukan
Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai peermasalahan
yang dihadapi maka dicairkan solusi guna memberikan suatu input
atau masukan agar apa yang menjadi kendala dan hambatan selama ini
dapat terselesaikan
2.4 Tinjauan Umum tentang SK. Menteri no.100/MBU/2002
Penilaian tingkat kesehatan BUMN baik itu kelompok infrastruktur
maupun non infrasturktur diatur dalam Kepmen nomor : KEP-100/MBU/2002.
Tingkat kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja
perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi aspek
keuangan,aspek operasional dan aspek administrasi.
2.4.1 Rasio Keuangan dan Krietria Penilaian pada SK.Menteri
Dalam SK. Menteri ini ditetapkan rasio keuangan yang digunakan
untuk mengukur kinerja keuangan atau tingkat kesehatan yang dikhususkan untuk
Badan Usaha Milik Negara atau BUMN. Berikut alat analisis yang digunakan
yaitu:
a. Imbalan kepada pemegang saham/ Return on Equity (ROE)
Rumus :
43
Sumber: SK.Menteri Bumn No. KEP-100/MBU/2002
Definisi :
- Laba setelah Pajak adalah Laba setelah Pajak dikurangi dengan laba
hasil penjualan dari :
• Aktiva tetap
• Aktiva Non Produktif
• Aktiva Lain-lain
• Saham Penyertaan Langsung
-Modal Sendiri adalah seluruh komponen Modal Sendiri dalam neraca
perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen
Modal sendiri yang digunakan untuk membiayai Aktiva Tetap dalam
Pelaksanaan dan laba tahun berjalan. Dalam Modal sendiri tersebut di
atas termasuk komponen kewajiban yang belum ditetapkan statusnya.
- Aktiva Tetap dalam pelaksanaan adalah posisi pada akhir tahun buku
Aktiva Tetap yang sedang dalam tahap pembangunan
Kriteria untuk ROE yang baik yang ditetapkan oleh SK. Menteri yang
mendapatkan skor tertinggi adalah lebih dari 15%.
44
b. Imbalan investasi / Return on Investment
Rumus :
Sumber: SK.Menteri Bumn No. KEP-100/MBU/2002
Definisi :
- EBIT adalah laba sebelum bunga dan pajak dikurangi laba dari hasil
penjualan dari :
• Aktiva Tetap
• Aktiva lain-lain
• Aktiva Non Produktif
• Saham penyertaan langsung
- Penyusutan adalah Depresiasi, Amortisasi dan Deplesi
- Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku Total Aktiva
dikurangi Aktiva Tetap dalam pelaksanaan.
Kriteria yang baik yang ditetapkan oleh SK. Menteri untuk ROI adalah lebih
dari 18%.
c. Rasio Kas
Rumus :
45
Sumber: SK.Menteri Bumn No. KEP-100/MBU/2002
Definisi :
- Kas, Bank dan surat Berharga Jangka Pendek adalah posisi masing-
masing pada akhir tahun buku.
- Current Liabilities adalah posisi seluruh kewajiban Lancar pada akhir
tahun buku.
Kriteria yang baik yang ditetapkan oleh SK. Menteri untuk Rasio kas adalah
lebih sama dengan 35%.
d. Rasio Lancar
Rumus:
Sumber: SK.Menteri Bumn No. KEP-100/MBU/2002
Definisi :
- Current Asset adalah posisi Total Aktiva Lancar pada akhir tahun buku
- Current Liabilities adalah posisi Total Kewajiban Lancar pada akhir
tahun buku .
46
Kriteria yang baik yang ditetapkan oleh SK. Menteri untuk Rasio Lancar
adalah lebih sama dengan 125%.
e. Collection Period
Rumus:
Sumber: SK.Menteri Bumn No. KEP-100/MBU/2002
Definisi :
- Total Piutang Usaha adalah posisi Piutang Usaha setelah dikurangi
Cadangan Penyisihan Piutang pada akhir tahun buku.
- Total Pendapatan Usaha adalah jumlah Pendapatan Usaha selama tahun
buku.
Kriteria yang baik yang ditetapkan oleh SK. Menteri untuk Collection Period
adalah kurang dari 60 hari.
f. Perputaran Persediaan
Rumus :
Sumber: SK.Menteri Bumn No. KEP-100/MBU/2002
47
Definisi :
- Total Persediaan adalah seluruh persediaan yang digunakan untuk
proses produksi pada akhir tahun buku yang terdiri dari persediaan
bahan baku, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang
jadi ditambah persediaan peralatan dan suku cadang.
- Total Pendapatan Usaha adalah Total Pendapatan Usaha dalam tahun
buku yang bersangkutan.
Kriteria yang baik yang ditetapkan oleh SK. Menteri untuk Perputaran
Persediaan adalah kurang dari 60 hari.
g. Perputaran Total Aset/ Total Asset turn Over ( TATO)
Rumus :
%
Sumber: SK.Menteri Bumn No. KEP-100/MBU/2002
Definisi :
- Total Pendapatan adalah Total Pendapatan Usaha dan Non Usaha tidak
termasuk pendapatan hasil penjualan Aktiva Tetap
- Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku total Aktiva
dikurangi Aktiva Tetap Dalam Pelaksanaan.
Kriteria yang baik yang ditetapkan oleh SK. Menteri untuk Total Aset Turn
Over adalah lebih dari 120%.
48
h. Rasio Total Modal SendiriTerhadap Total Aset
Rumus :
Sumber: SK.Menteri Bumn No. KEP-100/MBU/2002
Definisi : - Total Modal Sendiri adalah seluruh komponen Modal Sendiri pada
akhir tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya.
- Total Asset adalah Total Asset dikurangi dengan dana-dana yang belum
ditetapkan statusnya pada poisisi akhir tahun buku yang
bersangkutan.
Kriteria yang baik yang ditetapkan oleh SK. Menteri untuk Rasio Total Modal
Sendiri terhadap Total Aset adalah antara 30%-40%. Adapun daftar indikator dan
bobot aspek keuangan yaitu:
Tabel 2.1
Tabel Indikator dan Bobot skor
Indikator Bobot
Non Infra
ROE (return of equity) 20
ROI (return on investment) 15
Rasio Kas 5
Rasio Lancar 5
Collection Periods 5
Perputaran Persediaan 5
Perputaran Total Aset 5
TMS terhadap TA 10
Total Bobot 70 Sumber: SK.Menteri Bumn No. KEP-100/MBU/2002
49
Dan penilaian tingkat kesehatan BUMN digolongkan menjadi:
a. SEHAT, yang terdiri dari :
AAA apabila total (TS) lebih besar dari 95
AA apabila 80 <TS< =95
A apabila 65 <TS< =80
b. KURANG SEHAT, yang terdiri dari :
BBB apabila 50 <TS< =65
BB apabila 40 <TS< =50
B apabila 30 <TS< =40
c. TIDAK SEHAT, yang terdiri dari :
CCC apabila 20 <TS< =30
CC apabila 10 <TS< =20
C apabila TS< =10