bab ii tinjauan pustaka -...

27
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kepariwisataan Pariwisata adalah kegiatan yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha, industri pariwisata menjadi unik karena sifat dan ciri kegiatannya. Selain itu, setiap wisatawan yang melakukan perjalanan memiliki cara yang unik dan berbeda satu dengan yang lain karena setiap wisatawan memiliki tujuan yang berbeda dalam melakukan perjalanan tersebut (Ismayanti, 2010). 2.1.1 Pengertian Pariwisata Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000), pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Sihite (2000) berpendapat bahwa pariwisata adalah perjalanan yang direncanakan oleh seseorang bukan untuk mencari nafkah atau menetap ditempat tersebut. Perjalanan yang dilakukan berupa kegiatan tamasya atau rekreasi dan biasanya dilakukan untuk sementara waktu. Fandeli (2001) menyatakan pariwisata adalah keseluruhan kegiatan, proses dan kaitan-kaitan yang berhubungan dengan perjalanan dan persinggahan dari orang-orang di luar tempat tinggalnya serta tidak dengan maksud mencari nafkah. Sedangkan definisi pariwisata menurut WTO (dalam Muljadi, 2010) “Tourism is the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one concecutive year for leisure, business, and

Upload: dinhthu

Post on 07-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Kepariwisataan

Pariwisata adalah kegiatan yang melibatkan banyak manusia serta

menghidupkan berbagai bidang usaha, industri pariwisata menjadi unik karena sifat

dan ciri kegiatannya. Selain itu, setiap wisatawan yang melakukan perjalanan

memiliki cara yang unik dan berbeda satu dengan yang lain karena setiap wisatawan

memiliki tujuan yang berbeda dalam melakukan perjalanan tersebut (Ismayanti,

2010).

2.1.1 Pengertian Pariwisata

Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000), pariwisata adalah

suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan

dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu

perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di

tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan

dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Sihite (2000) berpendapat bahwa pariwisata adalah perjalanan yang

direncanakan oleh seseorang bukan untuk mencari nafkah atau menetap ditempat

tersebut. Perjalanan yang dilakukan berupa kegiatan tamasya atau rekreasi dan

biasanya dilakukan untuk sementara waktu. Fandeli (2001) menyatakan pariwisata

adalah keseluruhan kegiatan, proses dan kaitan-kaitan yang berhubungan dengan

perjalanan dan persinggahan dari orang-orang di luar tempat tinggalnya serta tidak

dengan maksud mencari nafkah.

Sedangkan definisi pariwisata menurut WTO (dalam Muljadi, 2010)

“Tourism is the activities of persons travelling to and staying in places outside their

usual environment for not more than one concecutive year for leisure, business, and

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

7

other purposes”. Dapat diartikan pariwisata merupakan berbagai kegiatan yang

dilakukan sekelompok orang yang mengadakan perjalanan untuk tinggal di luar

kebiasaan lingkungannya dan tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk

kesenangan, bisnis, dan keperluan lain.

Berdasarkan beberapa pengertian pariwisata diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa pariwisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang untuk dapat berpindah tempat dari daerah asal menuju daerah

tujuan yang baru. Dimana tujuan dari kegiatan ini untuk bersenang-senang bukan

untuk mencari nafkah ataupun menetap di daerah yang baru. Oleh karena itu,

pariwisata merupakan kegiatan yang bersifat sementara.

2.1.2 Pengertian Wisatawan

Wisatawan (tourist) adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan

perjalanan wisata (Suwantoro, 2010). Seseorang dapat dikatakan sebagai wisatawan

apabila lama tinggal di suatu daerah yang sekurang-kurangnya 24 jam. Namun

apabila seseorang tersebut tinggal tidak lebih dari 24 jam di daerah yang dikunjungi,

maka pelaku wisata tersebut termasuk dalam kategori pelancong (excursionist).

Menurut Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 9 tahun 2000 (dalam

Ismayanti, 2010), definisi wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada batasan untuk

menjadi wisatawan. Semua orang dapat dikatakan wisatawan apabila melakukan

suatu perjalanan keluar dari tempat asalnya dengan tujuan bukan untuk menetap dan

untuk mencari nafkah.

Sedangkan menurut International Union of Official Travel Organization

dalam (Pusat Analisis Informasi Pariwisata, 2010) menetapkan beberapa batasan

mengenai wisatawan secara umum. Secara umum, seseorang yang datang ke suatu

negara atau tempat tinggal lain dengan maksud apapun kecuali untuk menetap dan

mencari nafkah dapat disebut dengan pengunjung (visitor). IUOTO membagi

pengunjung menjadi dua kategori, yaitu:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

8

1. Wisatawan (tourist), pengunjung yang tinggal sementara dan durasi

kunjungannya sekurang-kurangnya 24 jam.

2. Pelancong (excursionist), pengunjung sementara yang tinggal tidak lebih

dari 24 jam.

Atas dasar pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum

wisatawan dapat diartikan sebagai pengunjung. Dengan syarat seseorang dapat

dikatakan sebagai pengunjung apabila pergi ke suatu tempat diluar tempat tinggalnya,

tetapi tidak untuk menetap dan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi.

Berdasarkan lama waktu kunjungan, pengunjung dapat dibagi menjadi 2, yaitu

wisatawan (tourist) dan pelancong (excursionist). Dimana untuk dapat dikatakan

wisatawan apabila melakukan kunjungan sekurang-kurangnya 24 jam, sedangkan

untuk dapat dikatakan sebagai pelancong harus melakukan kunjungan kurang dari 24

jam.

2.1.3 Jenis-jenis wisatawan

Banyak sekali pendapat mengenai pengelompokan jenis wisatawan. Menurut

Cooper (dalam Ismayanti, 2010) mengelompokan jenis wisatawan menjadi 7. Jenis-

jenis wisatawan menurut Cooper adalah sebagai berikut:

1. Wisatawan Penjelajah (explorer)

Wisatawan jenis ini jumlahnya sangat terbatas. Wisatawan penjelajah

biasanya memiliki motivasi ingin mencari sesuatu yang berbeda dari yang

lain. Biasanya wisatawan ini tinggal di daerah tujuan wisata dan

berinteraksi sosial secara langsung kepada masyarakat lokal. Sehingga

jenis wisatawan ini biasanya penerimaan yang baik dari masyarakat lokal

terhadap kedatangannya.

2. Wisatawan Elite

Wisatawan Elite biasanya merupakan wisatawan yang pernah melakukan

perjalanan ke berbagai tempat di belahan dunia. Jumlahnya sangat sedikit.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

9

Interaksi terhadap masyarakat sosialnya relatif tidak terlalu dekat

dibanding wisatawan penjelajah.

3. Wisatawan Luar Jalur (off-beat)

Jenis wisatawan ini biasanya sering mendatangi tempat di luar kebiasaan

wisatawan lainnya. Wisatawan ini biasanya cepat beradaptasi dengan

masyarakat setempat sehingga biasanya mendapat penerimaan yang baik

pula dari masyarakat lokal.

4. Wisatawan Luar Biasa (unusual tourist)

Wisatawan luar biasanya menggunakan paket wisata dalam melakukan

kegiatan wisatanya. Namun dalam hal berinteraksi, wisatawan luar biasa

masih sedikit menjaga jarak dengan masyarakat lokal dan tidak begitu

saja menerima kebiasaan dari masyarakat lokal.

5. Wisatawan Massal Tingkat Pemula (incipient mass tourist)

Wisatawan ini biasanya lebih memilih melakukan kegiatan wisata ke

tempat yang terkenal dan banyak dikunjungi. Wisatawan ini masih bisa

berinteraksi dengan budaya setempat, meskipun wisatawan ini lebih

mudah menerima budaya dari luar saja.

6. Wisatawan Massal (mass tourist)

Wisatawan ini biasanya berpenghasilan menengah. Interaksi yang

dilakukan biasanya bersifat semu saja. Biasanya melakukan perjalanan ke

daerah yang telah biasa dikunjungi.

7. Wisatawan Borongan (charter)

Wisatawan ini biasanya enggan berinteraksi dengan masyarakat lokal.

Motivasi perjalanan biasanya ingin mendatangi tempat yang terkenal.

Berdasarkan pembagian jenis-jenis wisatawan diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa jenis wisatawan ini dikelompokkan lebih banyak berdasarkan tempat yang

ingin dikunjungi dan cara wisatawan berinteraksi dengan masyarakat lokal.

Wisatawan yang berkunjung ke suatu tempat wisata dikarenakan adanya motivasi

wisata.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

10

2.1.4 Motivasi Wisata

Motivasi wisata adalah hasrat pembawaan dalam bentuknya yang konkret,

berupa keperluan atau dorongan atau alasan tertentu yang membuat seseorang

melakukan kegiatan wisata. Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan

perjalanan wisata itu tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi. Namun, McIntosh (dalam

Soekadijo, 2000), mengklasifikasikan motivasi wisata menjadi 4 kelompok, yaitu:

1. Motivasi Fisik

Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan badaniah seperti olahraga,

istirahat, kesehatan dan sebagainya.

2. Motivasi Budaya

Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan pengetahuan tentang budaya

sehingga wisatawan dengan motivasi budaya itu sering datang di tempat

tujuan wisata untuk mempelajari kebudayaan daerah lain.

3. Motivasi Interpersonal

Motivasi yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu keluarga,

teman, tetangga, berkenalan dengan orang-orang tertentu, seperti tokoh-

tokoh terkenal. Suatu motivasi, bahwa seseorang melakukan perjalanan

untuk bertemu orang lain. Pada umumnya orang yang menarik kedatangan

orang lain ialah orang-orang yang istimewa karena: kedudukannya,

pengaruhnya, keseniannya, prestasinya di sesuatu bidang seperti olahraga,

juga kepandaiannya.

4. Motivasi Status atau Motivasi Prestise

Suatu motivasi wisata untuk meningkatkan gengsi seseorang. Banyak orang

beranggapan dengan pernah pergi ke tempat lain dengan sendirinya,

meningkatkan status seseorang.

Walaupun kita mengetahui pengelompokkan motif-motif seperti di atas, namun

dapat menimbulkan pengertian yang kurang tepat, karena motif-motif itu tidak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

11

bersifat eksklusif. Sudah tentu tidak mungkin mengetahui semua motif perjalanan

seseorang.

Pada hakikatnya tidak diketahui secara tuntas mengapa seseorang mengadakan

perjalanan wisata. Namun, pengetahuan tentang motif wisata itu esensial untuk

pembangunan pariwisata, khususnya pembangunan atraksi wisata, mengingat bahwa

ada komplementaritas antara motif wisata dan atraksi wisata. Dengan adanya motif

wisata, maka munculah berbagai permintaan dari wisatawan yang menginginkan

pembuatan paket wisata sesuai dengan keinginan wisatawan.

2.2 Paket Wisata

Menurut Deskey (2001), Paket wisata merupakan perpaduan beberapa produk

wisata, minimal dua produk, yang dikenal menjadi satu kesatuan harga yang tidak

dapat dipisahkan satu sama lain. Sementara itu produk wisata mempunyai pengertian

totalitas pengalaman seorang wisatawan sejak ia meninggalkan suatu tempat sampai

kembali lagi ke tempat ia berangkat. Menurut Ismayanti (2010), paket wisata adalah

perjalanan yang dibuat oleh biro perjalanan wisata yang meliputi transportasi,

akomodasi, serta konsumsi dalam satu harga.

Menurut Yoeti (2001, hlm 112) mengartikan bahwa paket wisata adalah

“Suatu perjalanan wisata yang direncanakan dan diselenggarakan oleh suatu travel

agent atau biro perjalanan atas resiko dan tanggung jawab sendiri, yang acara

lamanya waktu wisata, tempat-tempat yang akan dikunjungi, akomodasi, transportasi,

makanan dan minuman telah ditentukan oleh biro perjalanan dan telah ditentukan

jumlahnya”. Sedangkan menurut Musanef (1995, hlm 133) definisi “paket wisata

adalah suatu usaha dalam industry pariwisata yang bergerak dalam penyelenggaraan

perjalanan wisata dengan cara membeli jasa pelayanan transportasi, akomodasi,

atraksi wisata dan jasa lainnya yang diperlukan dalam suatu paket wisata”.

Melihat pengertian dari berbagai sumber mengenai paket wisata dapat

disimpulkan bahwan paket wisata merupakan gabungan dari berbagai produk industri

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

12

bertujuan untuk memenuhi segala kebutuhan perjalanan wisata yang dibutuhkan oleh

wisatawan.

2.2.1 Jenis Paket Wisata

Ada bermacam-macam jenis paket wisata yang ditawarkan kepada wisatawan.

Menurut Suyitno (2001), ditinjau dari penyusunannya, paket wisata dapat dibagi

menjadi dua jenis, antara lain:

1. Ready Made Tour, yaitu paket wisata yang disusun tanpa menunggu

permintaan dari calon peserta wisata dan disusun oleh tour operator.

2. Tailored Made Tour, yaitu paket wisata yang disusun setelah adanya

permintaan dari calon peserta wisata yang disusun setelah adanya permintaan

dari dari calon peserta wisata.

Sedangkan menurut Edu Tourism (2010) paket wisata dapat dibagi ke dalam

beberapa jenis paket wisata. Jenis paket wisata tersebut antara lain:

1. Pleasure Tourism, yaitu paket wisata disusun untuk tujuan mengisi liburan

guna menghilangkan kepenatan sehari-hari

2. Recreation Tourism, yaitu paket wisata yang disusun untuk tujuan

memanfaatkan liburan guna pemulihan kesegaran jasmani maupun rohani.

3. Cultural Tourism, yaitu paket wisata yang diselenggarakan untuk tujuan

mengetahui adat istiadat, gaya hidup dan seni budaya suatu bangsa.

4. Adventure Tourism, yaitu paket wisata yang diselenggarakan untuk melatih

keberanian dan ketangkasan dengan mengambil resiko yang dapat

membahayakan keselamatan jiwa dan dipandu oleh seorang ahli yang

berpengalaman.

5. Sport Tourism, yaitu paket wisata yang bertujuan untuk kegiatan olahraga.

6. Business Tourism, yaitu paket wisata yang bertujuan untuk bisnis atau dagang.

7. Convention Tourism, yaitu paket wisata yang bertujuan untuk menghadiri

acara rapat, pameran, seminar, konferensi, dan acara lainnya yang diselingi

dengan kegiatan wisata.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

13

2.2.2 Perencanan Paket Wisata

Menuru Deskey (2001), terdapat beberapa pertimbangan yang harus

ditentukan dalam pembuatan rencana sebuah paket wisata antara lain:

1. Pemilihan daerah tujuan wisata.

2. Fasilitas di daerah tujuan wisata.

3. Keunggulan daerah tujuan wisata.

4. Akses ke daerah tujuan wisata.

5. Musim di daerah tujuan wisata.

6. Situasi Politik dan keamanan di daerah tujuan wisata.

7. Sistem bea cukai dan keimigrasian di daerah tujuan wisata.

8. Kebijakan harga di daerah tujuan wisata.

9. Jarak tempuh daerah tujuan wisata

Perencanaan wisata memerlukan tahapan-tahapan. Seluruh tahapan tersebut

berkaitan erat dengan aspek-aspek dalam perencanaan. Tahapan-tahapan tersebut juga

memerlukan instrument dalam observasi. Perencanaan yang baik haruslah didasarkan

akan pertimbangan-pertimbangan rasional dan data-data yang akurat. Menurut

Suyitno (2001), menjelaskan mengenai tahapan-tahapan didalam merencanakan

kegiatan wisata. Berikut merupakan gambar tahap-tahap perencanaan wisata:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

14

Gambar 2.1 Tahap-tahap Perencanaan Wisata

(Sumber : Suyitno, 2001)

1. Diagnosis Pasar

Meneliti pasar dengan melihat gejala-gejala yang muncul dilakukan pada tahap

perencanaan wisata, yang bertujuan untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan

pasar. Sehingga dalam pembuatan produk wisata dapat sesuai dengan pasar yang

dibutuhkan.

2. Formulasi Tujuan

Tujuan yang dirumuskan berdasarka rumus 5W1H, yaitu tentang paket wisata apa

yang akan disusun, mengapa paket wisata itu disusun, siapa saja yang akan terlibat

Diagnosis Pasar

Formulasi Tujuan

Observasi

Analisis Data

Penetapan Rencana

Pelaksanaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

15

dalam pembuatan paket wisata tersebut, dimana dan bagaimana paket wisata itu

dipasarkan.

3. Observasi

Hal-hal yang diobservasi adalah seluruh masalah yang dipertanyakan dalam

rumusan tujuan. Dalam proyek ini obeservasi akan dilakukan adalah di kawasan

kampus Politeknik Negeri Bandung. Sebagai penelitian untuk pembuatan paket

wisata berdasarkan segmen pasar.

4. Analisis Data

Data yang telah diperoleh dalam kegiatan observasi diolah dan dianalisis. Analisis

data dimaksudkan untuk:

a. Menentukan strategi pencapaian tujuan.

b.Mengidentifikasi kendala yang mungkin timbul dalam proses pencapaian tujuan.

c. Mencari alternatif-alternatif yang mungkin dapat ditempuh.

5. Penetapan Rencana

Hasil analisis yang dipakai sebagai dasar untuk melakukan revisi terhadap

formulasi tujuan. Perbaikan dan olahan ilmiah inilah yang pada akhirnya

menghasilkan rencana yang akan dilaksanakan.

6. Pelaksanaan Rencana

Pelaksanaan rencana merupakan tahap akhir dalam dalam perencanaan wisata.

Pelaksanaan rencana adalah kegiatan nyata dalam mengawali serta memantau

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Suyitno, 2001).

2.2.3 Penyusunan Acara Wisata (itinerary)

Menurut Suyitno (2001), mendefinisikan bahwa acara wisata adalah sebuah

dokumen yang dapat dipakai untuk mengilustrasikan penyelenggaraan sebuah wisata.

Acara wisata dapat juga dikatakan sebagai produk bayangan, karena memberi

bayangan atau gambaran tentang sebuah wisata.

Menurut Robert T. dalam Suyitno (2001), Menambahkan pengertian dari

acara wisata yaitu, suatu daftar dan jadwal acara tours dengan data-data yang lengkap

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

16

mengenai hari, jam, tempat-tempat (objek-objek wisata), hotel tempat menginap,

tempat pemberangkatan, tempat tiba, acara-acara yang disuguhkan, sehingga dalam

keseluruhannya akan menggambarkan jadwal pelaksanaan maupun waktu-waktu dari

keseluruhan acara tour (dari awal sampai akhir). Menurut Yoeti (2006) mengatakan

bahwa untuk suksesnya penyusunan suatu acara wisata (Itinerary) suatu paket wisata,

dianjurkan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagi berikut:

1. Tentukan secara pasti DTW yang akan dikunjungi dan obyek serta atraksi

wisata yang akan dilihat.

2. Tentukan hotel dimana rombongan akan menginap dan makan malam atau

makan siang dilakukan.

3. Tentukan kendaraan yang akan digunakan (pesawat, udara, keretaapi, kapal

laut atau bus) dan berapa jauh perjalanan yang akan ditempuh dalam berapa

jam dengan kendaraan yang digunakan.

4. Tentukan obyek dan atraksi apa yang dapat dilihat atau disaksikan dalam

perjalanan, dimana dan pada jam berapa sampai di sana.

5. Tentukan dimana rombongan akan makan siang atau makan malam. Di hotel

atau di luar hotel?

6. Tentukan hiburan apa yang dapat disaksikan setelah makan malam atau hanya

free program saja.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa acara wisata adalah

sebuah dokumen yang memuat segala hal mengenai sebuah perjalanan. Dimulai dari

proses keberangkatan sampai berakhirnya sebuah perjalanan. Hal-hal yang

dimunculkan dalam dokumen tersebut antara lain wakrtu penyelenggaraan, tempat

objek kunjungan, penginapan dan tempat makan.

2.2.4 Manfaat Perencanaan Wisata

Menurut Suyitno (2001), menerangkan manfaat dari perencanaan wisata,

yaitu:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

17

1. Sebagai pedoman penyelenggaraan wisata.

2. Sebagai sarana untuk memprediksi kemungkinan timbulnya hal-hal di luar

dugaan sekaligus alternatif pemecahannya.

3. Sebagai sarana untuk mengarahkan penyelenggaraan wisata sehingga dapat

mencapai tujuannya, yaitu mewujudkan wisata secara efekif dan efisien.

4. Sebagai alat ukur tingkat keberhasilan wisata. Sebagai upaya pengawasan atau

evaluasi dalam rangka memberikan umpan balik bagi penyelenggaraan wisata

berikutnya (Suyitno, 2001).

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa acara

wisata sangat penting dalam perencanaan wisata. Dengan kata lain, acara wisata

merupakan komponen penting dalam perencanaan wisata, karena dengan adanya

acara wisata, kegiatan wista akan terselenggara dengan baik.

2.2.5 Pendistribusian Waktu

Pendistribusian waktu dapat digunakan sebagai alat bantu di dalam membuat

suatu acara wisata. Berikut merupakan contoh tabel pendistribusian waktu.

Tabel 2.1

Pendistribusian Waktu

Nama Tur/Transfer : …………. (a)

Durasi : …………. (b)

Uraian Perjalanan Tur Istirahat Jumlah Jadwal

(c) (d) (e) (f) (g) (h)

JUMLAH (h) (i) (j) (k) (l)

(Sumber: Tabel Pendistribusian Waktu, Suyitno, 2001)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

18

Tabel diatas menerangkan mengenai hal-hal yang harus direncanakan di dalam

melakukan acara wisata, yaitu:

a. Nama tur atau transfer

b. Lama penyelenggaraan

c. Nama-nama objek kunjungan, dimulai dengan tempat pemberangkatan dan

diakhiri dengan tempat pengantaran. Tempat pemberangkatan dan

pengantaran ini biasanya adalah hotel. Dua hal yang harus ditulis adalah:

1. Objek antara (objek A-objek B), menunjukan waktu tempuh antara

objek A dan B.

2. Objek kunjungan, yaitu nama objek tertentu (objek B), menunjukan

lama kegiatan di objek B.

d. Waktu untuk kegiatan di perjalanan.

e. Waktu untuk kegiatan di objek.

f. Waktu untuk istirahat.

g. Jumlah Kunjungan.

h. Jumlah waktu pada masing-masing kolom.

i. Jumlah seluruh waktu yang diperlukan untuk tur.

j. Transformasi ke dalam jadwal waktu sesuai dengan waktu keberangkatan

yang ditetapkan (Suyitno, 2001).

2.2.6 Penghitungan Harga Wisata

Menurut Suyitno (2001), mendefinisikan bahwa biaya wisata adalah semua

pengeluaran yang dapat dinilai dengan uang untuk mengelola wisata. Sebagai factor

pembentuk harga wisata, biaya wisata harus secara maksimal mencerminkan seluruh

pengeluaran dalam pengelolaan wisata.

Agar dapat menelusuri biaya yang timbul secara menyeluruh, perlu dipahami

jenis-jenis biaya. Menurut Suyitno (2001) mengklasifikasikan jenis biaya, yaitu:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

19

1. Biaya Induk

Biaya Induk adalah biaya yang mula-mula muncul sebagai refleksi dari

penggunaan komponen wisata.

2. Biaya Ikutan

Biaya Ikutan adalah biaya yang muncul sebagai factor ikutan biaya induk.

Untuk menghitung jumlah biaya yang diperlukan di dalam suatu kegiatan wisata,

maka diperlukan suatu tata cara perhitungan harga wisata yang baik dan benar.

Berikut merupakan tabel perhitungan harga wisata.

Tabel 2.2

Perhitungan Harga Wisata

Nama tur/transfer : …………. FOC/AC : ……/…..

Jumlah peserta : …………. Mata uang : ………...

No Uraian Biaya Tetap Biaya Tidak

Tetap

(1) (1)

Jumlah Biaya (1) (1)

Biaya per Peserta

Surcharge (..%)

Harga per perserta (nett price)

Dibulatkan

(2)

(3)

(4)

(5)

(Sumber : Tabel Perhitungan Harga Wisata, Suyitno, 2001)

Tabel 2.2 di atas menjelaskan tata cara menghitung suatu harga paket wisata,

yaitu meliputi:

1. Merinci dan menjumlah biaya tetap dan biaya tidak tetap.

2. Menghitung jumlah biaya per orang.

3. Menghitung Surcharge

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

20

4. Menghitung harga wisata per orang (nett price per person) dengan cara

menambah jumlah biaya per orang dengan surcharge.

5. Melakukan pembulatan. Pembulatan dapat dilakukan secara bervariasi

tergantung kebijaksanaan pengelola wisata

Dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan paket wisata diperlukan tahap-

tahap perencanaan wisata yang penting bagi pembuatan paket wisata. Dalam

pembuatan paket wisata perlu memperhatikan setiap segmen pasar yang akan

dibidik, berikut penjelasan segmentasi pasar. Pada sub bab dibawah ini:

2.3 Segmentasi Pasar

Swastha dan Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan

membagi–bagi pasar yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang

bersifat homogen. Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride dan Ferrel (1995)

mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam

segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang

menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.

Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, hlm. 254) “pasar terdiri dari

pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam

keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli”. Karena

masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing

pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya

mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli.

Menurut Yoeti (2006) mengartikan bahwa “segmentasi pasar adalah proses

membagi-bagi pasar sesuai dengan sifat dan karakteristik pasar atau kelompok orang

yang diharapkan menjadi konsumen produk yang akan kita tawarkan. Segmentasi

pasar harus dibedakan dengan perngertian segmen pasar (market segment). Segmen

pasar adalah bagian dari pasar yang terdiri dari kelompok orang yang memiliki

kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan harapan (expectation) secara relatif sama.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

21

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi pasar adalah

membagi pasar sesuai dengan perilaku konsumen yang terdapat dalam pasar. Karena

masing-masing konsumen memiliki kebutuhan tersendiri sesuai dengan

keinginannya. Oleh karena itu penjual biasanya mendisain program pemasarannya

tersendiri bagi masing-masing pembeli. Dengan tujuan untuk menciptakan strategi

pemasaran bagi masing-masing segmen pasar yang berbeda. Adapun alasan manfaat

yang diperoleh dari segmentasi pasar menurut Yoeti (2006), yaitu:

1. Pasar Bersifat Heterogen.

Suatu kenyataan bahwa masyarakat dimana saja selalu bersifat heterogen,

bercampur baur dengan yang lainnya. Ada yang kaya dan ada yang miskin, ada pria,

wanita, orang tua atau anak-anak. Karena esensi pemasaran tidak lain adalah untuk

memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) konsumen, maka kita perlu

mencari suatu gambaran dengan jelas golongan atau kelompok mana yang

memerlukan hasil produk kita. Alasannya, setiap kelompok atau golongan pasti

mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula.

2. Untuk menentukan potensi penjualan dan profit.

Kegiatan pemasaran itu pada akhirnya adalah peningkatan penjualan. Dengan

terjadinya penjualan diharapkan profit akan meningkat. Penjualan yang meningkat

itu, hanya bisa dicapai kalau ada pembeli dan sangat tergantung apakah produk yang

kita tawarkan sesuai dengan selera konsumen di pasar.

3. Untuk menentukan intensitas persaingan

Segmentasi pasar perlu ditetapkan secara cermat, karena kalau terjadi kekeliruan

atau kesalahan, hal itu akan mengundang persaingan (competition) yang mungkin

semakin tajam pada segmen tertentu. Akibatnya terjadi penumpukan pada satu

segmen pasar yang memang sudah jenuh.

Dalam kepariwisataan, khususnya dalam bisnis usaha perjalanan melakukan

segmentasi itu merupakan suatu keharusan. Untuk itu diperlukan strategi yang khusus

pula dalam melakukan pendekatan kepada masing-masing segmen pasar yang akan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

22

dijadikan sebagai target pasar. Salah satu cara adalah menyediakan produk sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan tiap segmen pasar yang akan dimasuki.

Pembagian segmentasi pasar dalam bisnis usaha perjalanan wisata menurut

Yoeti (2006) adalah sebagai berikut:

1. Segmentasi Geografi

Dalam segmentasi geografi, pasar dibagi berdasarkan tempat atau wilayah

dapat berupa suatu negara atau kawasan, dimana kebutuhan dan keinginannya

bervariasi berdasarkan tempat tinggal mereka. Luck dan Ferkel (1985, hlm.

92) mengatakan bahwa segmentasi berdasarkan daerah, kota, kepadatan

penduduk atau iklim adalah suatu cara untuk mengetahui komponen pasar

secara luas.

2. Segmentasi Sosio-Ekonomi dan Demografi

Kotler dan Fox (1985, hlm.180) mengatakan penggunaan variabel-variabel

kependudukan lebih sering dipakai karena tiga alasan yaitu: keinginan,

pilihan, dan pemahaman tarif yang sering dikaitkan dengan variabel-variabel

kependudukan. Variabel-variabel kependudukan lebih mudah ditetapkan atau

diukur dari variabel-variabel segmen lainnya.

Dalam kepariwisataan, segmentasi kependudukan memiliki pengertian

praktis. Setelah perbedaan-perbedaan pemasaran ditentukan (misalnya alasan

psikologis untuk mengunjungi suatu DTW), faktor kependudukan dapat

digunakan dengan menggabungkannya dengan variabel-variabel geografi

untuk mencapai target pemasaran yang lebih strategis yang dianggap lebih

potensial.

Penggunaan segmentasi demografi saat ini karena adanya tuntutan dari

kondisi kepariwisataan. Perubahan cepat kondisi masyarakat membuatnya

tidak mungkin hanya tergantung pada data demografi sebagai alat untuk

menentukan strategi pemasaran. Demikian pula dengan informasi sosio-

ekonomi, tidak memberi keterangan yang cukup tentang suka atau tidaknya

wisatawan terhadap produk yang dipasarkan oleh suatu BPW tertentu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

23

3. Segmentasi Psikografi

Dalam segmentasi psikografi, pasar dibagi-bagi berdasarkan kelompok sosial

(social class), karakteristik kepribadian (personality characteristic) dan cara

hidup (life style). Segmentasi psikografi lebih banyak menjelaskan tentang

perilaku wisatawan yang diperoleh dari segmentasi geografi dan demografi.

4. Segmentasi Perilaku

Bentuk segmen perilaku yang timbul memiliki keuntungan terkait dengan

daerah tujuan wisata (DTW), Mill dan Morisson (1985, hlm.364)

merekomendasikan bahwa segmentasi yang menguntungkan lebih cepat

menjadi metode segmentasi terkenal yang dipergunakan dalam pariwisata.

Dasar pemikirannya adalah keuntungan yang diharapkan oleh wisatawan dari

pengalaman yang diperolehnya selama perjalanan wisata yang dilakukan,

yaitu alasan mengapa wisatwan tertarik pada program suatu biro perjalanan

wisata.

Dalam pembagian segmentasi pasar diatas, dalam proyek ini pembagian

segmen pasar termasuk kedalam segmen pasar demografi. Kerena dalam pembuatan

paket wisata ini berhubungan dengan kependudukan yang sesuai dengan keinginan,

pilihan dan kebutuhan pasar. Setelah menentukan segmen pasar, maka tahap yang

dilakukan adalah memasarkan paket wisata berdasarkan segmen pasar, sesuai dengan

ketentuan pemasaran pariwisata.

2.4 Pemasaran Pariwisata

Menurut Krippendorf (dalam Yoeti 2002) mendefinisikan pemasaran

pariwisata sebagai suatu sistem dan koordinasi yang dilakukan sebagai sistematika

bagi kelompok pengusaha industri pariwisata atau pemerintah dalam ruang ingkup

local, regional, nasional, maupun internasional. Dengan tujuan untuk mencapai

kepuasan wisatawan dan diupayakan untuk mendapatkan keuntungan yang wajar.

Menurut Yoeti (2002) pemasaran pariwisata adalah suatu proses manajemen

yang dilakukan oleh organisasi pariwisata nasional atau perusahaan, termasuk dalam

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

24

kelompok industri pariwisata untuk melakukan usaha untuk menarik wisatawan lebih

banyak datang, lebih lama tinggal dan lebih banyak membelanjakan uangnya pada

daerah yang dikunjungi. Proses manajemennya sebagai berikut:

1. Filosofi manajemen mengarahkan bahwa suatu proses harus berkelanjutan

dengan kondisi yang terjadi saat ini dengan memperhatikan waktu yang akan

datang, yang akan membawa organisasi pariwisata supaya dapat menjalankan

fungsi-fungsi pemasaran dengan baik.

2. Organisasi pariwisata ataupun perusahaan di bidang pariwisata hendaknya

menerapkan teknik dan strategi pemasaran modern, terutama dalam hal

perencanaan penelitian, peramalan, seleksi pasar, atau saluran distribusi

dengan memperhatikan media mana yang sesuai dengan target pasar yang

dijadikan sasaran.

3. Menjaga kualitas produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan serta sesuai dengan harapan wisatawan, baik kualitas, harga,

pelayanan, atau penyajian.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, bahwa pemasaran pariwisata adalah

yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan pariwisata untuk memperhatikan

kebutuhan-kebutuhan wisatawan. Yang bertujuan untuk membuat konsumen puas

dan perusahaan akan mendapat keuntungan dari kegiatan pemasaran pariwisata

tersebut.

2.4.1 Bauran Pemasaran Pariwisata

Menurut Kotler dan Amstrong (2008, hlm. 62) mengemukakan bahwa

“Bauran pemasaran pariwisata adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang

dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya dipasar

sasaran”. Menurut Goeldner, Mcintosh dan Ritchie mengemukakan bahwa “Bauran

pemasaran pariwisata itu terdiri atas setiap faktor yang mempengaruhi usaha

pemasaran yang terdiri dari timing, brands, packaging, pricing, channels,

distribution, product, image, advertising, selling dan public relation”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

25

Menurut Walker (2004, hlm. 513) mengemukakan bahwa ”Bauran pemasaran

pariwisata terdiri dari place, product, price, promotion, partnership, packaging,

programming, dan people”. Middleton dan Clarke (2001, hlm. 89) mengemukakan

bahwa “Bauran pemasaran pariwisata terdiri dari product, price, promotion, dan

place”. Packaging sendiri dalam bauran pemasaran jasa masuk kedalam salah satu

komponen produk jasa dimana produk jasa merupakan semua hal yang dapat

ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, penggunaan atau konsumsi untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa bauran pemasaran pariwisata terdiri

dari beberapa komponen yang saling berhubungan dan mendukung segala kegiatan

dalam pariwisata. Bauran pemasaran pariwisata merupakan kombinasi inti dari

system pemasaran yang dilakukan perusahaan. Kegiatan ini bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan dan kepuasan wisatawan.

2.4.2 Promosi Pariwisata

Menurut Marpaung dan Bahar (2002) promosi pariwisata adalah suatu usaha

yang dilakukan untuk menyesuaikan produk pariwisata dengan permintaan

wisatawan, sehingga produk lebih menarik. Menurut Soekadijo (2000) menjelaskan

bahwa kegiatan promosi merupakan kegiatan intensif dalam waktu yang sangat relatif

singkat. Dalam kegiatan promosi diadakan usaha untuk memperbesar daya tarik

produk sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli.

Menurut Yoeti (2003), promosi pariwisata adalah suatu kegiatan yang

bertujuan untuk memberitahu, membujuk, atau mengingatkan calon wisatawan.

Kegiatan yang dilakukan tersebut hendaknya menggunakan promotion materials

(bahan-bahan promosi) yang baik agar kesan terhadap produk yang dihasilkan dapat

memenuhi keinginan potensial tourist (wisatawan potensial). Potensial tourist

tersebut diharapkan dapat menjadi actual tourist (wisatawan yang jadi berangkat)

dengan membeli atau mengunjungi daerah tujuan wisata yang mereka pilih.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

26

Menurut pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa promosi pariwisata

adalah suatu kegiatan memperkenalkan produk pariwisata berupa objek wisata dan

pelayanan wisata untuk menarik wisatawan.

2.4.3 Bauran Promosi Pariwisata

Menurut Yoeti (2003), pengertian bauran promosi (promotion mix) adalah

bermacam-macam cara atau kegiatan promosi yang dilakukan untuk mempengaruhi

target pasar. Diantara kegiatan promosi yang bermacam-macam itu adalah personal

selling, advertising, sales promotion, dan public relations.

1. Personal Selling

“Personal selling is the means by which companies inform and persuade their

client to buy a one-to-one basis”. Personal selling digunakan sebagai suatu

cara untuk menyampaikan informasi dan sekaligus membujuk calon

pelanggan untuk melakukan pembelian. Promosi yang dilakukan dengan cara

percakapan langsung (word to mouth) atau via telepon antara penjual dengan

calon pembeli.

2. Advertising

Digunakan dalam menyampaikan informasi untuk melakukan bujukan pada

pelanggan potensial sehingga melakukan pembelian produk-produk yang

ditawarkan. Iklan ditujukan kepada orang banyak atau dapat dikatakan bahwa

iklan sebagai penjualan yang bersifat impersonal. Iklan lebih bersifat

memberitahukan, menginformasikan bahwa kita ada produk yang mungkin

sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.

3. Sales Promotion

Adalah aktivitas promosi selain iklan yang bertujuan untuk mendorong atau

memperngaruhi pembeli atau pelanggan untuk melakukan pembelian melalui

display, exhibition, show, demonstrations dan kegiatan penjualan lainnya

yang bersifat tidak rutin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

27

4. Public Relation

Tujuannya adalah membentuk citra positif perusahaan dan pada waktu yang

bersamaan melakukan kegiatan promosi terhadap pelanggan potensial.

Berdasarkan Penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bauran promosi

merupakan gabungan dari berbagai jenis promosi yang ada. Suatu produk atau jasa

dalam kegiatan promosi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara untuk

mempengaruhi target pasar melalui beberapa cara seperti, periklanan (advertising),

sales promotion, personal selling, dan public relation. Setelah mengetahui bagaimana

cara melakukan kegiatan promosi, maka tentukan media promosi/publikasi yang

akan digunakan dalam memasarkan produk paket wisata.

2.5 Media Publikasi

Menurut Pendit (2003) media cetak yang digunakan untuk menyampaikan

informasi kepada konsumen diantaranya adalah:

1. Media cetak:

a. Surat edaran, yaitu surat yang dikirim untuk wisatawan prospektif

(kemungkinan untuk membelinya tinggi)

b. Selembaran, bertujuan untuk memberikan informasi tambahan yang

sifatnya segera dan hangat up to date kepada banyak orang di berbagai

tempat yang terpencar.

c. Brosur

d. Folder, yang terdapat dalamfolder lebih banyak dibandingkan dengan

selembaran atau brosur

e. Poster, sama seperti folder tapi ditampilkan dengan lebih menarik agar

dapat mempengaruhi wisatawan secara psikologis.

f. Majalah, dibuat oleh suatu perusahaan yang diterbitkan secara periodik

2. Iklan: media denga tata warna dan desain yang menarik perhatian

3. Proyeksi: film, slide, TV

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

28

4. Strategi publisitas: seluruh kesatuan metode dengan mempergunakan semua

jenis media sebagai alat yang dibantu oleh faktor psikologis, statistic

sosiodemografi dan penelitian untuk menyebarkan gagasan-gagasan, menjual

produk dan menjadi organisasi terkenal.

Menurut Soekadijo (2000), publikasi dapat langsung disampaikan kepada konsumen,

melalui media massa, ataupun secara intern. Penjelasan dari publikasi tersebut sebagi

berikut:

1. Publikasi Langsung

Bentuk-bentuk publikasi langsung sama dengan bentuk-bentuk yang biasa

digunakan dalam promosi yang ditujukan langsung kepada konsumen,

contohnya:

a. Leaflet dan folder, sebagai sarana publikasi tidak menawarkan rabat

atau pemberian hadiah, isinya berupa pesan-pesan yang menarik

konsumen agar menimbulkan keinginan untuk membeli suatu produk

tertentu.

b. Brosur perjalanan, untuk memberikan data dan uraian yang menarik

tentang perjalanan wisata yang ditawarkan lengkap dengan rute,

atraksi, hotel, transportasi , dan harga.

c. Lain-lain yang dapat berupa pameran, pekan wisata, dan laporan

perjalanan.

2. Publikasi dalam media massa

Dengan memanfaatkan media massa publikasi dapat sekaligus menyampaikan

informasi tidak hanya kepada konsumen potensial perorangan, tetapi juga ada

sebagian besar dari pasar. Media massa ada yang berupa media cetak seperti

koran (harian, mingguan, bulanan, berkala), majalah dan poster, media suara

(audio) sperti radio, dan media gambar bersuara (audiovisual) seperti film dan

televisi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

29

3. Publikasi Intern

Publikasi intern merupakan proses penyampaian informasi dengan

menceritakan langsung dari orang yang sudah mendapatkan pengalaman

kepada orang yang belum mendapatkan pengalaman, sehingga tertarik untuk

mencobanya.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media

publikasi adalah sarana untuk memberikan informasi kepada public yang dapat

berupa visual, audiovisual, dan media cetak. Berbagai media dapat digunakan untuk

mempromosikan paket wisata antara lain melalui majalah-majalah wisata, khususnya

majalah wisata alam dan petualangan, brosur dan leaflet, website, home-page, e-mail

melalui pameran luar dan dalam negeri, dan buku panduan wisata. Adapun media

publikasi lainnya adalah katalog, sebagai media promosi yang dapat

menginformasikan sebuah produk. Penjelasan katalog akan dijelaskan pada sub bab

dibawah ini.

2.6 Katalog

Menurut (Strout, 1957) kata “Katalog” berasal dari bahasa Indonesia, kata

“Catalog “ berasal dari bahasa Belanda, sedangkan kata “Catalogue” berasal dari

bahasa Inggris. Istilah katalog itu sendiri berasal dari frase Yunani Katalogos. “Kata”

bermakna sarana atau menurut, sedangkan “logos” memiliki berbagai arti seperti

kata, susunan, alasan dan nalar. Jadi katalog dari segi kata bermakna sebuah karya

dengan isinya disusun menurut cara yang masuk akal. Sedangkan definisi secara

umum adalah kumpulan dari beberapa informasi yang saling berkaitan mengenai

sebuah produk baik barang ataupun jasa yang disusun dan disajikan dalam sebuah

media.

Fungsi katalog dalam kegiatan promosi adalah sebagai media yang dapat

menunjukkan segala macam produk yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang

disusun sesuai dengan jenis produk, fungsi produk, dan katagori produknya. Selain

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

30

itu juga membantu perusahaan agar dapat mempermudah mempromosikan produknya

kepada konsumen (www.librarycorner.org).

2.7 Biro Perjalanan Wisata dan Travel Agent

Menurut Nyoman S Pendit (1990) mengemukakan bahwa “Biro Perjalanan

Wisata adalah perusahaan yang mempunyai tujuan untuk menyiapkan suatu

perjalanan (dalam bahasa asingnya trip atau travel) bagi orang-orang atau seorang

yang merencanakan untuk mengadakannya”. Menurut Undang-undang No.9 tahun

1990 bagian kedua pasal 12, disebutkan bahwa Biro Perjalanan Wisata merupakan

penyedia jasa perencanaan, jasa pelayanan dan penyelenggaraan wisata.

Damardjati (2001) menjelaskan bahwa BPW adalah perusahaan yang khusus

mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-orang termasuk

kelengkapan perjalanannya, dari satu tempat ke tempat lain, baik di dalam negeri

maupun ke luar negeri. Menurut Ahira (2005) mengartikan BPW sebagai perusahaan

ataupun badan usaha yang memberikan pelayanan lengkap terhadap seseorang

ataupun kelompok orang yang ingin melakukan perjalanan baik dalam negeri maupun

ke luar negeri. Pelayanan ini meliputi transportasi dan akomodasi lainnya selama

perjalanan maupun tempat tujuan.

Menurut Ismayanti (2010), Biro Perjalanan Wisata (BPW) adalah perusahaan

yang menyelenggarakn kegiatan wisata dan jasa yang terkait dengan penyelenggaraan

perjalanan wisata baik dari dalam ke luar negeri maupun sebaliknya. Sedangkan

menurut Kesrul (2003), BPW adalah perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang

perjalanan wisata, dimana perusahaan tersebut yang mengelola, memesan,

merencanakan, membuat, dan menyelenggarakan kegiatan perjalanan wisata, baik

untuk kepentingan bisnis, berlibur, sosial, dan budaya.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Biro Perjalanan Wisata

adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa perjalanan wisata dengan kegiatan

menyelenggarakan kegiatan wisata berupa jasa untuk tujuan perjalanan bisnis,

ataupun berlibur. Kegiatan perjalanan wisata ini dapat berupa perjalanan dari dalam

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

31

negeri ke luar negeri ataupun sebaliknya. Keberlangsungan Biro Perjalanan Wisata

dalam persaingan bisnis pariwisata tidak lepas dari bantuan travel agent.

Menurut Browner dalam Marpaung (2002) travel agent adalah sebuah

perusahaan dimana seseorang akan mendapatkan informasi dari penasehat ahli

mengenai perjalanan wisata yang akan dilakukan, baik melalui darat, laut dan udara

keseluruhan tujuan di dunia. Perbedaan antara Biro Perjalanan Wisata dan Travel

Agent dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing

perusahaan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Biro Perjalanan Wisata dan Travel

Agent dilihat dari Keputusan Menteri Perhubungan No. PM 9/PW 104/Phb-77 yang

mengatur ketentuan tentang kegiatan Biro Perjalanan Wisata dan Travel Agent dalam

Marpaung (2002) sebagai berikut:

1. Biro Perjalanan Wisata melakukan kegiatan-kegiatan sebagi berikut:

a Menyusun dan menjual paket wisata luar negeri kepada umum atau atas

permintaan.

b Menyelenggarakan dan menjual pelayaran wisata (cruise).

c Menyusun dan menjual paket wisata dalam negeri kepada umum atau atas

permintaan.

d Menyelenggarakan pemandu wisata.

e Menyediakan fasilitas sewa mobil untuk wisatawan.

f Menjual tiket atau karcis sarana angkutan dan lain-lain.

g Mengadakan pemesanan saran wisata.

h Mengurus dokumen-dokumen perjalanan sesuai dengan peraturan-

peraturan yang berlaku.

2. Travel Agent melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a Menjual tiket atau karcis sarana angkutan dan lain-lain

b Menyusun dan menjual paket wisata.

c Mengadakan pemesanan saran wisata.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/84/jbptppolban-gdl-windayulia... · bersifat eksklusif. ... Melihat pengertian dari berbagai sumber

32

d Mengurus dokumen-dokumen perjalanan sesuai dengan peraturan-

pertauran yang berlaku.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Biro Perjalanan

Wisata dan Travel Agent merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa

pariwisata yang menyediakan segala kebutuhan perjalanan seseorang, baik dalam

negeri maupun luar negeri.