bab ii tinjauan pustaka - institutional repository | satya...

20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya mengenai pengertian belajar, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Menurut Slameto (2003: 23) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya Winkel (2004: 53) mengatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant. Kemudian Hamalik (2004: 36) mendefinisikan belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Dari uraian tentang pengertian belajar oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar yaitu suatu proses yang dialami manusia melalui interaksi dengan lingkungan sekitar yang menghasilkan perubahan kemampuan yang dimiliki manusia. B. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah proses penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui belajar, mengajar, dan pengalaman (Slameto, 2007: 4). Sedangkan menurut Budiningsih (2005: 7) menyebutkan pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “Instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut “instructus” atau “instruere” yang berarti menyampaikan pikiran. Dengan demikian arti

Upload: vuhanh

Post on 06-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara

satu dengan yang lainnya mengenai pengertian belajar, namun demikian selalu

mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses

belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Menurut Slameto (2003:

23) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya

Winkel (2004: 53) mengatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis

yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.

Kemudian Hamalik (2004: 36) mendefinisikan belajar adalah suatu pertumbuhan

atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah

laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

Dari uraian tentang pengertian belajar oleh para ahli, dapat disimpulkan

bahwa pengertian belajar yaitu suatu proses yang dialami manusia melalui

interaksi dengan lingkungan sekitar yang menghasilkan perubahan kemampuan

yang dimiliki manusia.

B. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses penguasaan pengetahuan, sikap dan

keterampilan melalui belajar, mengajar, dan pengalaman (Slameto, 2007: 4).

Sedangkan menurut Budiningsih (2005: 7) menyebutkan pembelajaran merupakan

terjemahan dari kata “Instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut “instructus”

atau “instruere” yang berarti menyampaikan pikiran. Dengan demikian arti

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

7

intruksional adalah penyampaian pikiran atau ide yang telah diolah secara

bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru

sebagai pelaku perubahan. Darsono (2001: 15) berpendapat bahwa pembelajaran

itu ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Sudjana (1989: 134) terdapat lima prinsip yang menjadi landasan

pengertian pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:

1. Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu walaupun tidak semua perubahan perilaku individu merupakan hasil pembelajaran.

2. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan, perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek perilaku dan bukan hanya satu atau dua aspek saja. Perubahan itu meliputi aspek kognitif , afektif dan motorik.

3. Pembelajaran merupakan suatu proses. prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan didalam aktivitas itu terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah.

4. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan adanya suatu tujuan yang akan dicapai. Prinsip ini mengadung makna bahwa pembelajaran itu terjadi karena adanya kebutuhan yang harus di puaskan dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Belajar tidak akan efektif tanpa adanya dorongan dan tujuan.

5. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu, pembelajaran merupakan bentuk interaksi individu dengan lingkungannya sehingga banyak memberikan pengalaman diri situasi nyata.

Kelima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran tersebut

dinyatakan Sudjana sebagai kondisi pembelajaran yang berkualitas. Lebih lanjut

dinyatakan bahwa kondisi pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh

beberapa faktor tujuan pengajaran yang jelas, bahan pengajaran yang memadai,

metodologi pengajaran yang tepat dan cara penilaian yang baik. Di dalam

metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode

mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar, dimana metode

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

8

mengajar dan media pengajaran ini merupakan salah satu lingkungan belajar yang

di kondisikan oleh guru dan dapat memberikan motivasi dalam mengikuti

pelajaran. (Sudjana, 1989:142)

Menurut Sunarto (2008: 3) ada enam ciri pembelajaran yang efektif. Ciri

tersebut adalah :

1. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungan melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan yang ditemukan.

2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berfikir dan berinteraksi dalam pelajaran.

3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkayaan.

4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisa informasi.

5. Orientasi pembelajaran pada penguasaan isi pelajaran dan pengembangan ketrampilan pola berfikir.

6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dapat

dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan. Tujuan

dari proses belajar adalah mendapatkan hasil belajar yang baik dimana hasil

belajar tersebut memenuhi standar dari nilai yang ditetapkan dan meliputi aspek

kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).

C. Pengertian Pembelajaran Menyenangkan (Joyful learning)

Pembelajaran Menyenangkan atau Joyful Learning adalah proses belajar-

mengajar yang mengedepankan kegembiraan dan kegairahan anak

(Catharinacatur, 2008: 2). Sedangkan menurut Elaine B. Johnson (2006: 4),

pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu proses pembelajaran yang

mengasyikkan dan bermakna. Mengasyikkan berarti pembelajaran tersebut dapat

dinikmati oleh siswa dan tanpa ada tekanan, sedangkan bermakna berarti

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dapat bermanfaat bagi

kehidupannya. Pandangan lain menyebutkan bahwa pembelajaran menyenangkan

adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

9

perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi

(Depdiknas, 2008: 3).

Pembelajaran menyenangkan merupakan salah satu bagian dari

Pembelajaran Aktif, Inovatif , Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM).

Wahyu Firmansyah (2008) dalam http://wahyufirmansyah.blogspot.com/

menyebutkan terdapat 4 ciri atau karakteristik PAIKEM. Ciri tersebut antara lain:

a. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik. b. Mendorong kreativitas peserta didik &guru. c. Pembelajarannya efektif. d. Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik.

Wahyu Firmansyah (2008) dalam http://wahyufirmansyah.blogspot.com/

menjelaskan bahwa PAIKEM juga memiliki beberapa prinsip. Diantaranya

adalah:

1. Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional.

2. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta didik.

3. Interaksi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan terjadinya interaksi multi arah.

4. Refkesi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan.

Simpulan dari beberapa pengertian di atas yaitu pembelajaran

menyenangkan (Joyful Learning) adalah suatu proses pembelajaran yang

mengasikkan dan bermakna, sehingga siswa dapat memusatkan perhatiannya

secara penuh selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan menerapkan

PAIKEM dalam pembelajaran, khususnya pada item menyenangkan, maka

diharapkan tercipta perasaan senang, nyaman dan tidak bosan selama mengikuti

kegiatan pembelajaran tersebut sehingga materi atau informasi dari guru dapat

dengan mudah diterima atau dipahami oleh siswa .

D. Pembelajaran IPA

1. Pengertian IPA

IPA berasal dari kata Sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso

(1998: 23) merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan

dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur,

sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal. Sedangkan menurut

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

10

Abdullah (1998: 18), IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau

disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan

demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan

pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan

langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil

eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di

sempurnakan

2. Karakteristik Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri

dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai “ Pengetahuan yang

sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa

kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. Merujuk pada pengertian IPA itu,

maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik IPA meliputi empat unsur utama

yaitu:

1) Sikap : rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended;

2) Proses : prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan;

3) Produk : berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

11

4) Aplikasi : penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak

dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur

itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses

pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan

pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam

menemukan fakta baru.

Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik

pembelajaran IPA sendiri yaitu memahami konsep-konsep IPA dan

keterkaitannya dengan pengetahuan sehari-hari, memiliki keterampilan proses

untuk mengembangkan pengetahuan gagasan tentang alam sekitar, mempunyai

minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan

sekitar, bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung

jawab, bekerja sama dan mandiri, mampu menerapkan berbagai konsep IPA,

mampu menggunakan teknologi sederhana, mengenal dan memupuk rasa cinta

terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang

Maha Esa.

3. Prinsip dan Tujuan Pembelajaran IPA

Prinsip-prinsip Piaget dalam pembelajaran IPA (Harsono, 1993: 74)

diterapkan dalam program-program yang menekankan pembelajaran melalui

penemuan dan pengalaman-pengalaman nyata dan pemanipulasian alat, bahan,

atau media belajar yang lain serta peranan guru sebagai fasilitator yang

mempersiapkan lingkungan dan memungkinkan siswa dapat memperoleh berbagai

pengalaman belajar. Implikasi teori kognitif Piaget pada pembelajaran adalah

sebagai berikut :

1. Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Selain kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut

2. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu, selain mengajar secara klasik, guru mempersiapkan beranekaragam kegiatan secara langsung dengan dunia fisik

3. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

12

kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda.

Pembelajaran IPA juga memiliki beberapa tujuan pembelajaran bagi

peserta didik. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah

Dasar dan MI bahwa mata pelajaran IPA di SD/MI memiliki beberapa tujuan

(Refandi, 2006: 37). Tujuan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

Pendapat lain, Bernal (1998:3) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran

IPA bagi siswa agar siswa didik memiliki berbagai kemampuan, diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,keindahan,dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Berdasarkan beberapa prinsip dan tujuan IPA maka dapat disimpulkan

bahwa belajar IPA tidak hanya menimbun pengetahuan, tetapi harus

dikembangkan serta diaplikasikan kedalam bentuk yang bermanfaat dalam

kehidupan sehari-hari.

E. Metode Pembelajaran Dengan Brain Gym

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara tertentu yang digunakan untuk

menyampaikan pesan informasi dari satu penyampai informasi kepada penerima

informasi (Mulyani Sumantri, 2001: 254). Menurut Nana Sudjana (2005: 76)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

13

metode pembelajaran adalah “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan

guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

pengajaran”. Sedangkan pakar lain mengatakan bahwa metode pembelajaran

adalah suatu cara atau jalan yang harus dilakukan dalam mengajar (Slameto,

2003: 15). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke tiga (2008: 256)

disebutkan bahwa metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan

suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.

Berdasarkan pengertian metode pembelajaran di atas, dapat disimpulkan

bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan

oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

2. Pengertian Brain Gym

Adibambang (Nirmala, 2008: 2) mendefinisikan Brain Gym atau senam

otak adalah serangkaian latihan fisik yang bisa digunakan untuk memperbaiki

konsentrasi belajar. Pendapat lain menyebutkan Brain Gym adalah serangkaian

latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian

dengan tuntutan sehari-hari (Kartini Supardjiman, 2007: 1). Tokoh lain

menyebutkan bahwa Brain Gym adalah serangkaian gerakan tubuh yang

sederhana yang digunakan untuk memadukan semua bagian otak untuk

meningkatkan kemampuan belajar, membangun harga diri dan rasa kebersamaan

(Ratih, 2008: 2).

Pendapat yang lain menyebutkan bahwa Brain Gym adalah serangkaian

gerak sederhana yang menyenangkan dan digunakan para murid di Educational

Kinesiology (Edu-K) untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan

menggunakan keseluruhan otak (Paul & Gail, 2006: 3). Gerakan-gerakan dalam

Brain Gym Yang dilakukan di Educational Kinesiology (Edu-k) membuat segala

macam pelajaran menjadi lebih mudah, dan terutama sangat bermanfaat bagi

kemampuan akademik. Kata Education berasal dari kata Latin educare, yang

berarti “menarik keluar.” Kinesiology dikutip dari Bahasa Yunani Kinesis, berarti

”gerakan” dan merupakan pelajaran gerakan tubuh manusia. Edu-K adalah suatu

sistem yang memberdayakan semua orang yang belajar, tanpa batas umur, dengan

menggunakan aktivitas gerakan-gerakan untuk menarik keluar seluruh potensi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

14

seseorang. Senam yang bertujuan mengaktifkan dan melancarkan semua fungsi

otak, serta dilakukan dengan gerakan-gerakan sederhana itu, terbukti dapat

menjaga keseimbangan manusia, meningkatkan percaya diri, serta

mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki (Kompas, 2005:

7).

Pada umumnya pendidik mengatasi kegagalan dengan membuat program

untuk lebih memotivasi, menekankan, mengulang-ulang, dan “memaksa” belajar.

Orang mencoba terlalu keras dan mematikan (“switch off”) mekanisme integrasi

otak yang diperlukan untuk menyerap pelajaran secara keseluruhan. Informasi

diterima oleh otak bagian belakang sebagai pesan (impress), tetapi tidak dapat

diungkapkan oleh otak bagian depan (express). Ketidakmampuan untuk

menerangkan apa yang sudah dipelajari menyebabkan pelajar terperangkap dalam

sindrom kegagalan. Jalan keluarnya adalah belajar dengan seluruh otak, melalui

pembaruan pola bergerak dan kegiatan Brain Gym sehingga pelajar dapat

menguasai juga bagian-bagian otak yang sebelumnya terhambat. Perubahan

belajar dan perilaku kadang-kadang amat cepat dan mendalam, karena para pelajar

menemukan cara untuk menerima informasi dan pada saat yang sama dapat

mengungkapkan diri.

Gordon dan Jeannette (Ratih, 2008: 8) menyarankan, “Pastikan bahwa

anak-anak sedini mungkin mendapatkan latihan sebanyak yang mereka inginkan,

yang mengandung sebanyak mungkin aktivitas fisik: tangan, kaki, merangkak dan

memanjat. Biarkan ia membuat kesalahannya sehingga ia belajar dengan cara

coba-coba. Anak-anak belajar paling cepat dari pengalaman indrawi. Olahraga

sederhana dapat menumbuhkan semangat belajar pada anak. Pembelajaran

disarankan memberikan aktivitas-aktivitas stimulasi yang didesain untuk

mengaktifkan bagian-bagian otak yang akan meningkatkan indra penglihatan,

perasa, dan pendengaran sebaik kemampuan mereka menyerap pengetahuan.

Otak merupakan bagian yang paling penting dari tubuh kita, karena semua

fungsi organ-organ tubuh, dan semua pusat kehidupan kita terletak diotak.

Contoh: jantung yang merupakan organ, denyutnya diatur oleh susuanan saraf

otonem yang berpusat di salah satu bagian otak (Team Power Brain Indonesia,

2005: 165). Berdasarkan fungsi keseluruhan otak, maka akan menstimulasi,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

15

meringankan, atau merelaksasi peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga

siswa dapat mengatasi semua hambatan belajarnya.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa senam otak atau Brain

Gym adalah serangkaian gerak sederhana yang digunakan untuk meningkatkan

kemampuan belajar, menumbuhkan rasa percaya diri dan membangun rasa

kebersamaan dengan menggunakan keseluruhan otak. Dengan menerapkan Brain

Gym ke dalam pembelajaran, maka diharapkan berbagai kesulitan belajar dapat

teratasi sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan.

3. Gerakan-gerakan dalam Brain Gym

Brain Gym memiliki berbagai gerakan. Gerakan – gerakan Brain Gym

(Paul E. Denison, 2004: 5) diantaranya adalah sebagai berikut:

a. 8 Tidur

Menggambar 8 Tidur atau simbol “tak terhingga” memungkinkan

pembaca untuk menyeberangi garis tengah visual tanpa berhenti, dengan

demikian mengaktifkan mata kanan dan kiri serta mengintegrasiakn bidang

penglihatan kanan dan kiri. Angka 8 digambar dalam posisi tidur dengan titik

tengah yang jelas, yang memisahkan wilayah lingkaran kiri dan kanan, dan

dihubungkan dengan garis yang tersambung.

Gerakan 8 Tidur berfungsi mengaktifkan otak untuk menyeberangi

garis tengah penglihatan, meningkatkan integrasi kedua sisi, memperbaiki

penglihatan dengan dua mata bersamaan (binokular) dan melihat lebih jauh ke

samping (perifer), dan meningkatkan koordinasi otot mata (terutana untuk

menyusun) (Paul & Gail, 2006: 9-10).

b. Gajah

Gerakan Gajah digunakan untuk mengaktifkan bagian dalam telinga,

keseimbangan menjadi lebih baik, juga mengintegrasikan otak untuk

mendengar dengan kedua telinga, membuat rileks otot-otot tengkuk yang

tegang, yang sering timbul sebagai reaksi terhadap bunyi atau gerakan bibir

yang berlebihan sewaktu membaca dalam hati. Pada gerakan gajah, batang

tubuh, kepala, lengan dan tangan bekerja sebagai satu kesatuan, yang bergerak

di sekeliling bayangan 8 Tidur dari jarak jauh, dengan fokus mata melewati

tangan. Seluruh tubuh ikut bergerak, bukan hanya lengan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

16

Gerakan Gajah mengaktifkan otak untuk menyebrangi garis tengah

pendengaran (termasuk kemampuan untuk memperhatikan, pengenalan,

persepsi, pembedaan, dan ingatan), mendengarkan suara sendiri, daya ingat

jangka panjang dan jangka pendek, kemampuan berbicara dalam hati dan

berpikir, integrasi penglihatan, pendengaran, dan gerakan seluruh tubuh, dan

kedalaman persepsi dan kemampuan kerja sama mata. (Paul & Gail, 2006: 15-

16).

c. Saklar Otak

Cara dalam melakukan gerakan ini adalah letakkan satu tangan di atas

pusar dengan ibu jari dan jari–jari tangan yang lain, raba kedua lekukan di

antara rusuk tepat di bawah tulang selangka dan kira-kira 2-3 cm kiri-kanan

dari tulang dada. Pijat daerah ini selama 30 detik sampai satu menit, sambil

melirik mata dari kiri ke kanan dan sebaliknya.

Manfaat dalam gerakan ini adalah membantu memulihkan komunikasi

antar bagian –bagian tubuh, memudahkan membaca, menulis, dan berbicara.

d. Gerakan Silang (Cross Crawl)

Dalam latihan silang ini, pelajar menggerakkan secara bergantian

pasangan kaki dan tangan yang berlawanan, seperti pada gerak jalan di tempat.

Gerak Silang mengaktifkan hubungan kedua sisi otak dan merupakan gerakan

pemanasan untuk semua keterampilan yang memerlukan penyebrangan garis

tengah bagian lateral tubuh.

Gerakan Silang mengaktifkan otak untuk menyebrangi garis tengah

penglihatan/ pendengaran/ kinestetik/ perabaan/ sentuhan, garakan mata dari

kiri ke kanan, dan meningkatkan kebersamaan penglihatan kedua mata

(binokular) (Paul & Gail, 2006: 7).

e. Putaran Leher (Neck Rolls)

Putaran Leher menunjang relaksnya tengkuk dan melepaskan

ketegangan yang disebabkan oleh ketidak mampuan menyebrangi garis tengah

visual atau utnuk bekerja dalam bidang tengah. Bila gerakan ini dilakukan

sebelum membaca dan menulis, akan memacu kemampuan penglihatan dengan

kedua mata (binokular) dan pendengaran dengan dua telinga (binaural) secara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

17

bersamaan. Kepala diputar di posisi depan saja, setengah lingkaran dari kiri ke

kanan dan sebaliknya. Tidak disarankan memutar kepala hingga ke belakang.

Gerakan Putaran Leher berfungsi mengaktifkan otak untuk penglihatan

dengan dua mata secara bersamaan (binokular), kemampuan membaca dan

menulis pada bidang tengah, pemusatan (centering), pasang kuda-kuda

(grounding), dan sistem saraf pusat lebih rileks (Paul & Gail, 2006: 17-18).

4. Penerapan Brain Gym

Penerapan Brain Gym sangat baik dilakukan pada awal proses

pembelajaran terlebih lagi bila diiringi dengan lagu atau musik yang bersifat

riang dan gembira (Heru Subrata, 2008: 3). Brain Gym juga bisa dilakukan

untuk menyegarkan fisik dan pikiran murid setelah menjalani proses

pembelajaran yang membutuhkan konsentrasi tinggi yang mengakibatkan

kelelahan pada otak. Brain Gym mempunyai tujuan agar murid dapat bermain

dan melakukan olah tubuh yang dapat membantu meningkatkan kemampuan

otak mereka. Adapun gerakan tubuh dalam Brain Gym dapat dilakukan dengan

mudah oleh siapa saja dan dengan efek yang langsung terlihat. Dalam filosofi

educational kinesiology, murid justru sangat disarankan untuk bergerak

mengikuti dorongan gerak secara alamiah dan tidak dipaksakan.

Brain Gym telah digunakan oleh guru dan para ahli terapi dalam suatu

program yang ditujukan untuk membantu anak yang mengalami kesulitan

dalam perkembangan dan pembelajaran. Apabila Brain Gym dilakukan teratur

dalam kegiatan pembelajaran di kelas, akan menghasilkan efek positif, seperti

mind focusing (konsentrasi pikiran) serta ice breaking (penawar kejenuhan

belajar) yang pada akhirnya membantu memunculan spirit, motivasi, energi

positif dan optimis dalam meraih prestasi. Braim Gym juga berfungsi sebagai

hidden kurikulum untuk membangun character building ke dalam semua

bidang studi. (Koran pendidikan, 2007: 4).

Brain Gym atau senam otak dalam penelitian ini adalah serangkaian

gerak sederhana yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar,

menumbuhkan rasa percaya diri dan membangun rasa kebersamaan dengan

menggunakan keseluruhan otak. Dengan menerapkan Brain Gym kedalam

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

18

pembelajaran, maka diharapkan berbagai kesulitan belajar dapat teratasi

sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan.

5. Manfaat Metode Brain Gym

Terdapat beberapa manfaat dari metode Brain Gym (Paul E Denison,

2004: 32). Manfaat tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Membantu peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar secara berkesinambungan secara aktif dan kreatif.

2. Memberikan stimulus terhadap aktivitas belajar peserta didik dengan menggunakan seluruh kemampuan otak.

3. Dapat mengoptimalkan kegiatan belajar peserta didik. 4. Menjadikan anak tidak mudah bosan dengan aktivitasnya. 5. Menumbuhkan rasa senang anak. 6. Memungkinkan belajar dan bekerja tanpa stress. 7. Dapat dipakai dalam waktu singkat (kurang dari 5 menit). 8. Tidak memerlukan bahan atau tempat khusus. 9. Dapat dipakai dalam semua situasi termasuk saat

belajar/bekerja. 10. Meningkatkan kepercayaan diri. 11. Menunjukkan hasil dengan segera. 12. Sangat efektif dalam penanganan seseorang yang

mengalami hambatan dan stress belajar. 13. Memandirikan seseorang dalam hal belajar, dan

mengaktifkan seluruh potensi dan keterampilan yang dimiliki seseorang.

F. Langkah-Langkah Pembelajaran Menyenangkan (Joyful Learning)

Melalui Penerapan Brain Gym

Pembelajaran menyenangkan atau Joyful Learning diterapkan dan dilatar

belakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model konvensional dinilai

menjemukan, kurang menarik bagi para peserta didik sehingga berakibat kurang

optimalnya penguasaan materi bagi peserta didik (Rahmawati, 2008: 1). Selain itu

Catarinacatur (2008: 1) berpendapat bahwa Joyful Learning dapat mempercepat

penguasaan dan pemahaman materi pelajaran yang dipelajari, sehingga waktu

yang dibutuhkan untuk belajar lebih cepat. Materi pelajaran yang sulit dibuat

menjadi mudah, sederhana dan tidak bertele-tele sehingga tidak terjadi kejenuhan

dalam belajar. Keberhasilan belajar tidak ditentukan atau diukur lamanya kita

duduk di belakang meja belajar, tetapi ditentukan oleh kualitas cara belajar kita.

Brain Gym atau senam otak dalam penelitian ini adalah serangkaian gerak

sederhana yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar,

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

19

menumbuhkan rasa percaya diri dan membangun rasa kebersamaan dengan

menggunakan keseluruhan otak. Penerapan Brain Gym sangat baik dilakukan

pada awal proses pembelajaran terlebih lagi bila diiringi dengan lagu atau musik

yang bersifat riang dan gembira (Heru Subrata, 2008: 3). Melalui penerapan Brain

Gym ke dalam pembelajaran, maka diharapkan berbagai kesulitan belajar dapat

teratasi sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan

menyenangkan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka yang menjadi dasar dalam

penerapkan Brain Gym adalah untuk meningkatkan kesenangan belajar siswa,

sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.

Tahapan pembelajaran yang menyenangkan (Joyfull Learning)

(http://cakheppy.wordpress.com) yaitu :

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan berkaitan dengan persiapan siswa untuk belajar. Tanpa itu

siswa akan lambat dan bahkan bisa berhenti begitu saja. Tujuan dari persiapan

pembelajaran adalah untuk :

1. Mengajak siswa keluar dari keadaan mental yang pasif.

2. Menyingkirkan rintangan belajar.

3. Merangsang minat dan rasa ingin tahu siswa.

4. Memberi siswa perasaan positif mengenai, dan hubungan yang

bermakna dengan topik pelajaran.

5. Menjadikan siswa aktif yang tergugah untuk berpikir, belajar,

menciptakan, dan tumbuh.

6. Mengajak siswa keluat dari keterasingan dan masuk ke dalam

komunitas belajar.

Dengan hal tersebut akan berdampak secara psikis kepercayaan diri dan

membangun rasa kebersamaan dengan menggunakan keseluruhan otak untuk

bisa memperoleh apa yang menjadi tujuan yang ia inginkan.

b. Tahap Penyampaian

Tahap penyampaian dalam siklus pembelajaran dimaksudkan untuk

mempertemukan pembelajaran dengan materi belajar yang mengawali proses

belajar secara positif dan menarik

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

20

c. Tahap Pelatihan

Pada tahap inilah pembelajaran yang berlangsung sebenarnya. Apa yang

dipikirkan, dan dikatakan serta dilakukan siswalah yang menciptakan

pembelajaran, dan bukan apa yang dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan oleh

guru. Pada tahap ini dapat dilakukan dengan meminta siswa berulang-ulang

mempraktikkan suatu ketrampilan (andaipun tidak berhasil pada mulanya),

mendapatkan umpan balik segera, dan mempraktikkan keterampilan itu lagi.

Mintalah siswa membicarakan apa yang mereka alami, perasaan mereka

mengenainya, dan apa lagi yang mereka butuhkan untuk meningkatkan hasil

belajarnya.

d. Teknik Penutup.

Banyak kasus dalam menyampaikan pelajaran dalam akhir semester atau

dalam akhir jam guru menjelaskan agar materinya selesai. Namun dengan ini,

malah akan tidak efektif yang seharusnya dilakukan adalah pada pemahaman

guru dalam Joyful Learning hendaknya memberi penguatan kepada materi

yang telah diterima oleh siswa dengan memusatkan perhatian, hal itu peluang

ada cara mengingat yang kuat akan apa yang terjadi.

Berkaitan dengan uraian diatas, maka Joyful Learning merupakan salah

satu komponen yang harus diperhatikan khususnya oleh pendidik dalam suatu

kegiatan pembelajaran, karena hakekat Joyful Learning adalah tercipta suasana

belajar yang mengasikkan dan bermakna sehingga berimplikasi pada tingkat

pemusatan perhatian siswa dan juga materi atau informasi yang disampaikan

dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh siswa. Agar hakekat Joyful

Learning dapat tercapai, dibutuhkan suatu metode mengajar yang sesuai dengan

tingkat karakteristik perkembangan anak (bermain). Salah satu metode

pembelajaran tersebut yaitu Brain Gym, dimana dalam metode ini terdapat

berbagai gerakan sederhana yang mudah dilakukan dan dapat mengatasi berbagai

kesulitan belajar. Hal yang paling mendasar dalam metode ini adalah bermain

sambil belajar, sehingga metode ini dapat dikatakan sesuai dengan tingkat

perkembangan anak khsususnya tahap perkembangan otak melalui suatu

permainan. Dengan menerapkan metode ini maka Joyful Learning dapat

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

21

dilaksanakan, sehingga diharapkan tingkat kesenangan dan hasil belajar siswa

meningkat.

G. Hasil Belajar

1) Pengertian

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:250-251), hasil belajar merupakan

hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dari sisi guru. Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut

terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari

sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Menurut

Oemar Hamalik (2006 : 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan

terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak ahu

menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Menurut Slameto (2003:47) Faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal

dan faktor eksternal.

a. Faktor internal 1) Faktor biologis (jasmaniah)

Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur.

2) Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar

ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.

b. Faktor Eksternal

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

22

1) Faktor lingkungan keluarga Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan

lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

2) Faktor lingkungan sekolah Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan

keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.

3) Faktor lingkungan masyarakat Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan

masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakt merupkan faktor ekstern yang juga berpengruh terhadap belajar siswa karena keberadannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.

Berkaitan dengan uraian diatas, maka perlu ada perubahan-perubahan

khususnya pada pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik, pembelajaran yang

menyenangkan (Joyful Learning) merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit

pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan.

Hal itu karena hakekat pembelajaran yang menyenangkan (Joyful Learning)

adalah tercipta suasana pembelajaran yang mengasikkan dan bermakna sehingga

berimplikasi pada tingkat pemusatan perhatian siswa dan juga materi atau

informasi yang disampaikan dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh

siswa. Agar hakekat pembelajaran yang menyenangkan (Joyful Learning) dapat

tercapai, dibutuhkan suatu pembelajaran yang sesuai dengan tingkat karakteristik

perkembangan anak (bermain). Salah satu metode tersebut yaitu melalui

penerapan Brain Gym, dimana dalam metode ini terdapat berbagai gerakan

sederhana yang mudah dilakukan dan dapat mengatasi berbagai kesulitan belajar.

Hal yang paling mendasar dalam metode ini adalah bermain sambil belajar,

sehingga metode ini dapat dikatakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak

khususnya tahap perkembangan otak melalui suatu permainan.

Hasil belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes hasil

belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9 dalam http://www.wordpress.com)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

23

mengemukakan tentang tes hasil belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu

mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes pada hakikatnya menggali

informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes hasil

belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi

maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan.

Dalam kegiatan pendidikan formal tes hasil belajar dapat berbentuk ulangan

harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan

tinggi.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, maka

Brain Gym dapat dikatakan mampu mempengaruhi hasil belajar siswa karena

Brain Gym adalah serangkaian gerak sederhana yang digunakan untuk

meningkatkan kemampuan belajar, menumbuhkan rasa percaya diri dan

membangun rasa kebersamaan dengan menggunakan keseluruhan otak. Dengan

menerapkan Brain Gym, maka diharapkan berbagai kesulitan belajar dapat teratasi

sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Berkaitan

dengan hal tersebut, maka yang menjadi dasar dalam menerapkan Brain Gym

adalah untuk meningkatkan pemusatan perhatian pada saat pembelajaran sehingga

tercipta pembelajaran yang menyenangkan yang pada akhirnya membantu

memunculan spirit, motivasi, energi positif dan optimis dalam meraih hasil

belajar.

H. Hasil Penelitian Yang Relevan

Senam Otak atau Brain Gym awalnya dimanfaatkan untuk anak yang

mengalami gangguan hieraktif, kerusakan otak, sulit berkonsentarasi dan depresi.

namun dalam perkembangannya, setiap orang bisa memanfaatkannya untuk

beragam kegunaan. Brain Gym pertama kali diperkenalkan oleh Paul E. Denisson

di awal 1981. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Paul dan Gail (2006: 3)

gerakan-gerakan dalam Brain Gym yang dilakukan di Educational Kinesiology

(Edu-k) membuat segala macam pelajaran menjadi lebih mudah, dan terutama

sangat bermanfaat bagi kemampuan akademik. Karena proses belajar selalu

melibatkan proses kognitif, maka penelitian Brain Gym juga telah dilakukan

untuk meningkatkan daya ingat penelitian tentang “Pengaruh Brain Gym untuk

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

24

Meningkatkan Daya Ingat Siswa Taman Kanak-kanak” Pratiwi, 2008, telah

memberikan hasil adanya peningkatan perhatian dan respon yang lebih cepat serta

peningkatan kemampuan untuk menangani kompleksitas aktivitas belajar.

Demikian pula pengaruhnya pada kemampuan berhitung.

Selain itu Team Power Brain Indonesia (2005: 126) juga telah

mengadakan sebuah penelitian latihan otak dengan optimalisasi fungsi sepuluh

menit sehari selama 30 hari pada anak usia 5 tahun hingga usia lanjut (75 tahun).

Dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan dalam mengembangkan 9

aspek kecerdasan, optimalisasi otak kanan dan otak kiri, meningkatkan daya

kreatifitas anak.

I. Kerangka Berfikir

Berdasarkan beberapa teori mengenai pembelajaran yang menyenangkan

melalui penerapan Brain Gym, dan hasil belajar, maka terdapat suatu gagasan

atau pendapat dari penulis. Gagasan tersebut bila disajikan dalam bagan akan

tampak di bawah ini.

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berfikir

TINDAKAN

Menerapkan Metode Brain Gym

Siklus I Menerapkan Brain Gym pada Pembelajaran Siklus II Menerapkan Brain Gym pada Pembelajaran

KONDISI

AKHIR

Diduga melalui penerapan Brain Gym dapat tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA dengan KD Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda pada kelas IV SD Negeri 1 Rojoimo

KONDISI

AWAL

Guru belum menerapkan metode Brain Gym (menggunakan metode konvensional)

Iklim Pembelajaran di kelas kurang menyenangkan

Hasil belajar siswa rata-rata mengalami kenaikan ≥ 90% mendapat nilai sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu ≥60

Hasil belajar siswa rata-rata masih rendah (di bawah KKM yang telah ditentukan yaitu ≥60)

Iklim Pembelajaran di kelas menjadi menyenang-kan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/3/T1_292008056_BAB II.pdf · Dari uraian tentang pengertian belajar oleh

25

Dari kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka diduga bahwa

Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning) dengan menerapkan metode

Brain Gym dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

J. Hipotesis

Berdasarkan uraian dan kajian teori di atas, maka yang menjadi hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

” Melalui penerapan metode Brain Gym, maka pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata

pelajaran IPA di SD Negeri 1 Rojoimo ”.