bab ii kajian pustaka - institutional repository | satya...

13
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Slameto (2010), Hasil belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang dalam bertindak atau beraktifitas menuju pembenaran, dari belum mampu ke arah mampu. Winkel (2004), juga mengemukaan bahwa hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Sedangkan menurut Wahyu (2012), hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Menurut Arifin dalam Jarwati (2011), hasil belajar merupakan indikator dari perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami proses belajar mengajar, dimana untuk mengungkapkannya menggunakan suatu alat penilaian yang disusun oleh guru, seperti tes evaluasi. Tu’u (2004), juga menyatakan hasil belajar adalah hasil yang dicapai murid dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes sebagai alat keberhasilan seorang murid. Menurut Rusman (2012), hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar juga dapat diartikan hasil belajar telihat dari terjadinya perubahan dari presepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan prilaku (Hamalik, 2002 dalam Rusman, 2012). Hasil belajar menurut Susanto (2013), perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sudjana (2009), juga mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2009) juga menyatakan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar, dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Upload: vuquynh

Post on 29-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4988/3/T1_202010084_BAB II.pdf · Pengertian Hasil Belajar ... metode, materil,

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.

Menurut Slameto (2010), Hasil belajar adalah proses perubahan tingkah

laku seseorang dalam bertindak atau beraktifitas menuju pembenaran, dari

belum mampu ke arah mampu. Winkel (2004), juga mengemukaan bahwa

hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh

seseorang. Sedangkan menurut Wahyu (2012), hasil belajar adalah usaha

maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha

belajar.

Menurut Arifin dalam Jarwati (2011), hasil belajar merupakan

indikator dari perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami

proses belajar mengajar, dimana untuk mengungkapkannya menggunakan

suatu alat penilaian yang disusun oleh guru, seperti tes evaluasi. Tu’u

(2004), juga menyatakan hasil belajar adalah hasil yang dicapai murid

dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes sebagai alat

keberhasilan seorang murid.

Menurut Rusman (2012), hasil belajar adalah sejumlah pengalaman

yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Hasil belajar juga dapat diartikan hasil belajar telihat dari

terjadinya perubahan dari presepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan

prilaku (Hamalik, 2002 dalam Rusman, 2012). Hasil belajar menurut

Susanto (2013), perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik

yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Sudjana (2009), juga mendefinisikan hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2009) juga menyatakan hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar,

dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar,

dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak

proses belajar.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4988/3/T1_202010084_BAB II.pdf · Pengertian Hasil Belajar ... metode, materil,

6

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses kegiatan siswa yang

dicapai dalam belajar yang diukur dengan suatu alat evaluasi yaitu dengan

tes.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Munnandi dalam Slameto (2010), faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor

intern dan faktor ekstern. Faktor Intern adalah faktor - faktor yang ada di

dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi: a) Faktor

jasmani (kesehatan dan cacat tubuh), kondisi umum jasmani dan tonus

(tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan

sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

dalam mengikuti pelajaran. Dan banyak lagi aspek-aspek fisiologi yang

dapat berpengaruh dalam belajar, misalnya; pusing, sakit, lelah,dsb; b)

Faktor psikologis (minat, bakat, dan motif pribadi), faktor rohaniah siswa

yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:

kecerdasan/inteligensi adalah kemampuan belajar disertai kecakapan

untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya; bakat adalah

kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan

pembawaan; minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki

seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang;

motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut

merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan

belajar. (2) Faktor Ekstern, faktor ekstern adalah faktor-faktor yang ada di

luar individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi: a) Faktor keluarga

(keadaan ekonomi orang tua, keharmonisan keluarga, dan latar belakang

budaya). b) Faktor sosial (metode mengajar, kurikulum, alat belajar, dan

relasi antara siswa dengan siswa). c). Faktor masyarakat (kegiatan siswa

dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kegiatan

masyarakat). Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan

tidak memberikan paksaan kepada individu.

Winkel (2004) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar tentunya beraneka ragam, tetapi secara garis besar ada dua

faktor, yaitu: “Faktor-faktor pada pihak siswa (faktor internal) dan faktor-

faktor di luar siswa (faktor eksternal)”. Faktor-faktor yang berasal dari

dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4988/3/T1_202010084_BAB II.pdf · Pengertian Hasil Belajar ... metode, materil,

7

diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan

sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi menjadi dua yaitu faktor

internal (berasal dari setiap individu) meliputi kecerdasan/intelegensi,

bakat, minat, motivasi dan faktor eksternal (berasal dari lingkungan

sekitar) meliputi keadaan keluarga keadaan sekolah, lingkuangan

masyarakat.

c. Ranah Hasil Belajar

Ranah hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah. Menurut Bloom

dalam Sudjana (2008) hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu: 1)

Ranah Kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, contohnya pengetahuan

hafalan atau untuk diingat seperti rumus, definisi, istilah, pasal dalam

undang - undang, istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar

dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep

lainnya; Pemahaman, contohnya menjelaskan dengan susunan kalimat,

memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau mengungkapkan

petunjuk penerapan pada kasus lain; Aplikasi, yakni penerapan

didasarkan atas realita yang ada di masyarakat ataurealita yang ada

dalam teks bacaan; Analisis, yaitu usaha memilah suatu integritas menjadi

unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau

susunannya; Sintesis, yakni kemampuan menemukan hubungan yang

unik, kemampuan menyusun rencana atau langkah-langkah operasi dari

suatu tugas atau problem yang ditengahkan, kemampuan

mengabstraksikan sejumlah besar gejala, data, dan hasil observasi

menjadi terarah; Evaluasi, yaitu pemberian keputusan tentang nilai

sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja,

pemecahan masalah, metode, materil, dll.; 2) Ranah Afektif, yaitu

berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan,

jawaban atau reaksi, penelitian, organisasi, dan internalisasi; 3) Ranah

Psikomotorik, yaitu berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan

kemampuan bertindak, terdapat enam aspek ranah psikomotorik, yakni

gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan

gerakan ekspresif dan interpretatif.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4988/3/T1_202010084_BAB II.pdf · Pengertian Hasil Belajar ... metode, materil,

8

Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono (2009), juga menyebutkan

enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut: 1) pengetahuan,

mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan

tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,

peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode; 2) pemahaman,

mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang

dipelajari; 3) penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode

dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya,

menggunakan prinsip; 4) analisis, mencakup kemampuan merinci suatu

kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat

dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian

yang telah kecil; 5) sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu

pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program; 6) evaluasi,

mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal

berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil

ulangan.

Sejalan dengan Bloom dalam Suprijono (2009), hasil belajar

mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain

kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension

(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application

(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis

(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan

evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),

responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization

(organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor juga

mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan

intelektual.

2. Keterlibatan Orang Tua

a. Pengertian Keterlibatan Orang Tua

Keterlibatan orang tua ini merupakan hal yang sangat penting

untuk mendukung belajar anak, baik formal maupun di kursus belajar

(Henderson dalam Wahyu, 2012 ). Keterlibatan orang tua diartikan sebagai

partisipasi orang tua terhadap pendidikan dan pengalaman anaknya

(Hawes dan Jesney dalam Padevick 2006). Sejalan dengan Wiyanti (2009),

yang menyatakan bahwa keterlibatan orang tua adalah tingkat baik

buruknya partisipasi orang tua atau berperannya orang tua dalam proses

pembelajaran anak didik.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4988/3/T1_202010084_BAB II.pdf · Pengertian Hasil Belajar ... metode, materil,

9

Wong dalam Lestari (2012) menyatakan bahwa ketelibatan orang

tua adalah suatu derajat yang ditunjukan orang tua dalam hal ketertarikan,

berpengetahuan dan kesediaan untuk berperan aktif dalam aktivitas anak-

anak sehari-hari. Keterlibatan orang tua juga dapat diartikan sebagai

presepsi orang tua terhadap keterlibatannya dalam pengasuhan anak

dalam bentuk partisipasi aktif ketika bermain dan mengisi waktu luang

maupun kontribusi substantif (William & Kelly, 2005 dalam Lestari 2012).

Wahyu (2012) menyatakan banyak sekali variasi bentuk

keterlibatan orang tua dan tingkatan dari keterlibatan tersebut, baik di

dalam maupun di luar sekolah. Semuanya mencakup segala kegiatan yang

dapat didukung dan didorong oleh sekolah dan yang memberi kewenangan

bagi para orang tua dalam hal pembelajaran dan perkembangan anak-

anak.

Menurut Morisson (2012), keterlibatan orang tua merupakan suatu

proses dimana orang tua menggunakan segala kemampuan mereka guna

keuntungan mereka sendiri, anak-anaknya, dan program yang dijalankan

anak itu sendiri. Orang tua, anak, dan program sekolah semuanya

merupakan bagian dari suatu proses. Adanya keterlibatan orang tua dalam

belajar akan semakin tinggi pula minat belajar anak yang berdampak baik

pula dengan hasil belajar. Tingkat minat keterlibatan orang tua dalam

belajar yang semakin tinggi mempunyai arti bahwa para guru mendapatkan

kesempatan membangkitkan kebersamaan dengan orang tua dalam

membantu perkembangan pendidikan anak. Anak akan senang bila orang

tuanya memperhatikan tentang pendidikannya. Anak juga akan semakin

giat dalam belajarnya. Semakin besar keterlibatan orang tua terhadap

perkembangan dalam pendidikannya, semakin besar pula kesempatan anak

menjadi teladan di dalam prestasinya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

keterlibatan orang tua merupakan partisipasi dari orang tua terhadap

pendidikan belajar anak baik disekolah maupun ditempat lain yang dapat

mendukung kemajuan anak.

b. Keterlibatan Orang Tua dalam Belajar Anak

Menurut Grolnick dan Slowiaczek dalam Lestari (2012)

menggambarkan keterlibatan orang tua dalam tiga dimensi, yakni 1)

keterlibatan disekolah, orang tua berpartisipasi pada aktivitas sekolah.

Terdapat beberapa cara-cara orang tua dapat terlibat disekolah,

memperhatikan dan mengikuti perkembangan belajar anak dan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4988/3/T1_202010084_BAB II.pdf · Pengertian Hasil Belajar ... metode, materil,

10

berpartisipasi dalam kegiatan sekolah; 2) keterlibatan dirumah seperti

orang tua melibatkan diri pada belajar anak, dalam hal ini sebagai orang tua

yang peduli dengan kemajuan anaknya ikut serta dalam proses belajar

dengan cara menemani atau mendampingi kegiatan belajar di rumah,

sehingga dapat mengetahui apakah anaknya belajar dengan sebaik-

baiknya; bersedia menjadi pendengar aktif anak disaat anak mengalami

kesuliatan dalam belajar, sehingga dapat membantu usaha anak dalam

mengatasi kesulitannya dalam belajar; mengatur waktu belajar anak di

rumah, sehingga orang tua dapat mengetahui apakah anaknya

menggunakan waktu dengan teratur dan sebaik-baiknya; memberikan

hadiah pada saat nilainya bagus; 3) Keterlibatan dalam kehidupan anak,

seperti memberikan dorongan belajar dan memberikan nasehat;

menyediakan sarana belajar yang nyaman, sarana belajar yang dibutuhkan

oleh anak.

Sedangkan menurut Padevick (2006) orang tua memiliki

keterlibatan yang sangat strategi dalam belajar anaknya. 1) peran dalam

meningkatkan nilai-nilai positif pada diri anak untuk belajar; 2) peran dalam

mengembangkan sikap dan kebiasaan yang terarah untuk belajar; 3) peran

dalam membantu anak belajar melihat kepada diri mereka sendiri; 4) peran

dalam memberikan teladan yang baik dan menonjolkan tingkah laku positif;

5) peran dalam mengurangi rasa ketakutan dan perilaku negatif anak.

Menurut Schunk dalam Titis (2010) menyatakan keterlibatan orang

tua pada belajar anak, diantaranya yaitu 1) menumbuhkan minat belajar

anak misalnya: memberikan perintah, menyediakan buku, perlengkapan

belajar, mendampingi belajar; 2) membantu anak dengan

mengikutsertakan anak kedalam kursus belajar; 3) peduli dengan tugas

anak, ujian, dan kegiatan anak. 4) berpartisipasi pada aktifitas sekolah.

Penelitian ini mengacu pada teori Grolnick dan Slowiaczek dalam

Lestari (2012) menggambarkan keterlibatan orang tua dalam tiga dimensi,

yakni keterlibatan disekolah, keterlibatan dirumah, Keterlibatan dalam

kehidupan anak.

2. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Minat belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk

mempelajari sesuatu dengan perasaan senang (Slameto, 2008). Salah satu

rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa

ada yang menyuruh adalah pengertian minat belajar (Djamarah dan Bahari,

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4988/3/T1_202010084_BAB II.pdf · Pengertian Hasil Belajar ... metode, materil,

11

2002). Menurut Surtinah (2004) minat belajar adalah suatu rasa lebih suka

dan rasa ketertarikan yang menimbulkan keinginan untuk berhubungan

lebih aktif yang ditandai adanya hubungan perasaan senang tanpa ada

paksaan Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi dalam kelasnya akan

menimbulkan keinginan untuk berhubungan lebih aktif dengan proses

belajar di kelas seperti sering bertanya pada guru, rajin mengerjakan

pekerjaan rumah, mencari referensi materi pelajaran sekolah dengan rasa

senang, ikhlas dalam menjalankan kegiatan tanpa ada ada pemaksaan dari

dalam dan dari luar individu.

Sejalan dengan Martini (2002) minat belajar siswa merupakan rasa

suka dan ketertarikan pada aktifitas belajar antara lain membaca, menulis,

serta tugas praktek, tanpa ada yang menyuruh. Siswa yang memiliki minat

belajar yang tinggi akan memperhatikan partisipasinya pada suatu aktifitas

yang diaminati khusus di kelas. Menurut W. S. Winkel (2004), minat belajar

diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa

tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang

mempelajari materi itu.

Baharudin dan Wahyuni (2007) mengemukakan, minat belajar

belajar berarti kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang

besar terhadap sesuatu. Minat sama halnya dengan kecerdasan dan

motivasi karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Rasa lebih

suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh adalah pengertian minat belajar menurut Slameto dalam Syaiful

Bahri Djamarah (2011).

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat

belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam individu untuk merasa

sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan

yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan

tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.

b. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Sinem (2010) ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat

belajar yaitu motivasi, bahan pelajaran dan sikap guru, pengalaman,

keluarga, cita-cita. Sedangkan menurut Hidayati (2004) faktor-faktor yang

mempengaruhi minat belajar siswa, secara garis besar dapat

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: (1) Faktor Intern faktor yang bersumber

dari siswa itu sendiri faktor ini meliputi: a) Kondisi fisik/jasmani siswa saat

mengikuti pelajaran; b) Pengalaman belajar Matematika di jenjang

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4988/3/T1_202010084_BAB II.pdf · Pengertian Hasil Belajar ... metode, materil,

12

pendidikan sebelumnya; c) Tidak mempunyai tujuan yang jelas,; d)

Bermanfaat atau tidaknya sesuatu yang dipelajari bagi individu; e)

Kesehatan yang sering mengganggu; f) Adanya masalah atau kesukaran

kejiwaan. (2) Faktor Ekstern meliputi : a) Metode dan gaya mengajar guru

Matematika; b) Tersedianya fasilitas dan alat penunjang pelajaran

Matematika; c) Situasi dan kondisi lingkungan; d) Faktor yang bersumber

dari lingkungan sekolah; e) Cara menyampaikan pelajaran. Dalam proses

belajar-mengajar penyampaian pelajaran oleh guru sangat menentukan

minat belajar siswa. Apabila guru menguasai materi tetapi ia kurang pandai

dalam menerapkan metode belajar yang tepat akan mempengarhi minat

belajar siswa; f) Adanya konflik pribadi antara guru dengan siswa; g)

Suasana lingkungan sekolah. (3) Faktor yang bersumber dari lingkungan

keluarga dan masyarakat adalah masalah broken home, masalah yang

terjadi dari pihak orang dan lingkungan keluarga akan mempengaruhi

minat belajar siswa. Perhatian utama siswa dicurahkan kepada kegiatan-

kegiatan di luar sekolah. Pada saat ini di luar sekolah banyak sekali hal-hal

yang dapat menarik minat siswa yang dapat mengurangi minat siswa

terhadap belajar seperti kegiatan olah raga dan bekerja.

Menurut Slameto (2010) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi minat belajar siswa yaitu: 1) faktor intern: faktor

jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh; faktor sikologi,

seperti intelegensi, perhatian, bakat, kematangan, kesiapan. 2) faktor

ekstern: faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar

angota keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan;

faktor sekolah seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar penilaian diatas ukuran, keadaan gedung, metode

mengajar dan tugas rumah.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat

belajar siswa dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keadaan fisik

dari siswa itu sendiri, lingkungan sekitar dan keadaan keluarga atau orang

tua yang mendukung atau tidaknya dalam menumbuhkan minat siswa.

c. Aspek-Aspek Minat Belajar

Winkel dalam Hasty (2010) mengemukakan bahwa minat belajar

pada diri seseorang terdiri dari empat aspek, yaitu: 1) perasaan senang

berawal dari adanya perasaan senang terhadap suatu obyek menyebabkan

seseorang ingin mengetahui selalu berhubungan dengan obyek tersebut.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4988/3/T1_202010084_BAB II.pdf · Pengertian Hasil Belajar ... metode, materil,

13

Perasaan senang dapat menimbulkan minat dan berlanjut pada adanya

suatu keinginan untuk memiliki serta mempertahankannya; 2) Perhatian

siswa merupakan pusat tenaga psikis yang ditunjukan pada suatu obyek,

adanya perhatian terhadap suatu obyek karena seseorang memperlukan

dan merasakan pula adanya manfaat dari obyek tersebut; 3) Kesadaran

dalam belajar juga merupakan salah satu aspek penting dalam membangun

minat belajar anak. Timbulnya minat belajar pada diri seseorang dapat

diawali dari adanya kesadaran bahwa suatu obyek itu ada manfaat bagi

dirinya. Kesadaran itu mutlak harus ada dan dengan kesadaran itu pula

seseorang akan mengenal bahwa obyek tersebut ada daya tariknya; 4)

Kemauan untuk belajar yang ada pada diri seseorang menimbulkan

dorongan kehendak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu. Dorongan kehendak dikendalikan oleh akal yang menimbulkan

keinginan, perhatian dan pemusatan pikiran yang tertuju pada obyek

sehingga dapat membangkitkan minat belajar.

Menurut Hurlock (2014) ada beberapa aspek yang mempengaruhi

minat belajar seseorang yaitu: 1) Aspek kognitif, berdasarkan atas

pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah

dan masyarakat serta dari berbagai jenis media massa. 2) Aspek afektif,

konsep yang membangun aspek kognitif, minat belajar dinyatakan dalam

sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari

pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan

teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat belajar

tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai

bentuk media massa terhadap kegiatan itu. 3) Aspek psikomotor, berjalan

dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat, namun

kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan

meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

Menurut Safran dalam Endang (2010), aspek-aspek minat yang

perlu diperhatikan dalam belajar adalah: 1) minat anak yang diekspresikan

(Expressed Interest), seseorang dapat mengungkapkan minat atau

pilihannya dengan kata-kata tertentu seperti siswa merasa tertarik

terhadap guru dan mata pelajaran, kemauan siswa dalam belajar untuk

mencapai cita-cita. 2) minat anak yang dimanifestasikan atau diwujudkan

(Manivest Interest), seseorang dapat mengungkapkan minat bukan kata-

kata melainkan dengan tindakan atau perubahan nyata yaitu ikut serta

berperan aktif dalam suatu kegiatan seperti perhatian siswa mengikuti

pelajaranan dengan konsentrasi, kemauan siswa untuk belajar dirumah,

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4988/3/T1_202010084_BAB II.pdf · Pengertian Hasil Belajar ... metode, materil,

14

serta ketertarikan siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh

guru. 3) minat belajar yang di inventarisasikan (Inventoried Interest),

seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab sejumlah

pertanyaan tertentu dalam kelompok aktivitas tertentu. Seperti kemauan

siswa dalam belajar mandiri serta sikap bertanggung jawab dalam belajar.

Aspek - aspek minat belajar dalam penelitian ini mengacu pada

teori Winkel (2004) mengemukakan bahwa minat belajar pada diri

seseorang terdiri dari empat aspek, yaitu perasaan senang, perhatian siswa,

kesadaran dalam belajar, dan kemauan untuk belajar. Indikator minat

belajar meliputi 1) perasaan senang: pendapat siswa tentang matematika,

perasaan siswa saat mengikuti pelajaran matematika dikelas maupun

belajar matematika secara kelompok, 2) perhatian siswa: perhatian dan

konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran matematika, konsentrasi siswa

saat belajar matematika dirumah, 3) kesadaran dalam belajar: kesadaran

siswa tentang belajar matematika, kesadaran siswa untuk mengerjakan

tugas dan kesadaran untuk mengisi waktu luang, dan 4) kemauan untuk

belajar: kemauan siswa untuk mengikuti pelajaran matematika dan

kemauan untuk mengerjakan soal matematika.

B. Penelitian yang Relevan

Menurut Titis (2012) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh

Keterlibatan Orang Tua Dengan Hasil Belajar Anak Usia Sekolah Di SDIT

Permata Hati, Banjarnegara”. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui

pengaruh keterlibatan orang tua dengan hasil belajar anak usia sekolah kelas 3

dan kelas 4 di SDIT Permata Hati yang menyatakan ada pengaruh positif

antara keterlibatan orang tua dengan hasil belajar Anak Usia Sekolah Di SDIT

Permata Hati, Banjarnegara dengan P Value = 0,00. Terlibat atau tidaknya

orang tua dalam proses belajar anak akan mempengaruhi tinggi atau

rendahnya hasil belajar anak.

Penelitian yang dilakukan Wahyu (2012), Penelitian yang berjudul

“Pengaruh Keterlibatan Orang Tua dan Kecerdasan Emosi Terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas V-VI SD Gedawang 02 Kabupaten Semarang. Tujuan

penelitian untuk mengetahui pengaruh keterlibatan orangtua dan kecerdasan

emosi terhadap prestasi belajar pada siswa SD. Hasil penelitian ini bahwa

pengaruh keterlibatan orang tua dan kecerdasan emosi mempunyai tidak ada

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V-VI SD gedawang

02 Kabupaten Semarang dengan studi (F = 13,346, p > 0,05). Sebesar 27%

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4988/3/T1_202010084_BAB II.pdf · Pengertian Hasil Belajar ... metode, materil,

15

variasi hasil studi dapat dijelaskan oleh kedua variabel tersebut (R

square=0,27).

Menurut penelitian lainya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mayis

(2005), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua dan

Minat Belajar dengan Hasil Belajar Matematika Siswa SMA PGRI 2 Kajen

Pekalongan”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perhatian

orang tua dan minat belajar dengan hasil belajar matematika siswa program

IPA kelas II. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh perhatian orang tua,

dan minat belajar mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dengan

hasil belajar matematika siswa pilihan program IPA kelas II SMA PGRI 2 Kajen

Kabupaten Pekalongan. Dengan koefisien determinannya ( R2 ) = 0,381

Perhatian orang tua berada pada kategori sedang dengan prosentase 78,9 %,

minat belajar pada kategori tinggi dengan prosentase 92,1 %, dan hasil belajar

siswa berada pada kategori sedang dengan prosentase 63,1 %. Adapun

sumbangan efektif yang diberikan secara keseluruhan, oleh variabel bebas

terhadap variabel terikat sebesar 102,6%.

Penelitian yang dilakukan oleh Hasty (2010) yang berjudul “Hubungan

Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa kelas VIII SMP Kristen

2 EBEN HAEZER Salatiga”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan minat belajar terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas

VIII SMP Kristen 2 EBEN HAEZER Salatiga. Hasil penelitian ini adalah tidak ada

hubungan positif yang signifikan antara minat belajar terhadap hasil belajar

matematika dengan koefisien korelasi rxy = 0,124 dengan p = 0,167 (p > 0,05).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini

yang berjudul “Pengaruh Keterlibatan Orang tua dan Minat Belajar Terhadap

Hasil Belajar Matematika”. Dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah

faktor keterlibatan orang tua disekolah, dirumah, dalam kehidupan pribadi

anak dan minat belajar matematika siswa dirumah dan disekolah yang

mempengaruhi hasil belajar kelas VIII SMP NEGERI 2 Kedungjati.

C. Kerangka Berfikir

Keberhasilan siswa dalam belajar ditandai oleh hasil belajar yang

dicapai, tidak hanya dipengaruhi oleh proses pendidikan yang dilakukan oleh

pihak sekolah, faktor lain pendukung yang sangat penting adalah keterlibatan

orang tua dan anak yang baik karena orang tua dapat memberi dorongan

kepada anak untuk belajar. Kesibukan orang tua bekerja salah satu faktor

yang membuat terlibatnya orang tua kepada anak tidak ada. Orang tua

terkadang mempercayakan pendidikan anak pada guru seutuhnya, padahal itu

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4988/3/T1_202010084_BAB II.pdf · Pengertian Hasil Belajar ... metode, materil,

16

kurang tepat karena guru yang terutama bagi siswa adalah orang tua.

keterlibatan orang tua sebagai pendidik dapat meliputi memberi anak

dorongan pentingnya belajar matematika, penyediaan fasilitas belajar

matematika, bimbingan serta dorongan untuk menggiatkan belajar

matematika, dll. Mempelajari matematika harus banyak berlatih

menyelesaikan soal-soal matematika. Hal itu dapat dilakukan di rumah karena

di sekolah waktunya terbatas. Di rumah guru yang terutama bagi siswa adalah

orang tua, jadi keterlibatan antara orang tua dan anak sangat penting untuk

memberi dorongan anak belajar matematika. Keterlibatan orang tua dan anak

yang baik misalnya ketika anak mengalami kesulitan belajar matematika, anak

dapat bertanya kepada orang tua. Jika orang tua tidak dapat membantu dalam

belajar matematika maka orang tua dapat mencarikan guru les private

matematika bagi anak serta memberikan anak dukungan untuk belajar

matematika kepada anak. Orang tua juga perlu meningkatkan minat anak

untuk belajar matematika kepada anak karena banyak anak menganggap

bahwa matematika itu sulit. Tetapi faktor internal yang terdapat dalam diri

sendiri, kemungkinan besar juga salah satu yang menjadi faktor penyebab

rendahnnya hasil belajar matematika siswa, salah satunya minat belajar siswa

dalam belajar matematika dan mengikuti pembelajaran matematika.

Berdasarkan uraian tersebut, maka diduga terdapat pengaruh

keterlibatan orang tua dan minat belajar yang tepat dan sesuai dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Berdasarkan pemikiran diatas, maka dapat di gambarkan sebagai

berikut:

Gambar 1. Kerangka berpikir

Keterangan :

X1 : Keterlibatan orang tua

X2 : Minat Belajar

Y : Hasil Belajar Matematika

X1

Keterlibatan Orang

Tua Y

Hasil Belajar Matematika

X2

Minat Belajar

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4988/3/T1_202010084_BAB II.pdf · Pengertian Hasil Belajar ... metode, materil,

17

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir tersebut dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh keterlibatan orang tua terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kedungjati Kabupaten Grobogan.

2. Terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar matematika siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Kedungjati Kabupaten Grobogan.

3. Terdapat pengaruh keterlibatan orang tua dan minat belajar terhadap hasil

belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kedungjati Kabupaten

Grobogan.