jurnal ilmiah satya negara indonesia

24
32 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA merupakan Jurnal Ilmiah yang menyajikan artikel original tentang pengetahuan dan informasi penelitian atau aplikasi penelitian dan pengembangan terkini yang berhubungan dengan bidang yang ada di Universitas Satya Negara Indonesia yang memiliki empat Fakultas yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jurnal ini merupakan sarana publikasi dan ajang berbagi karya riset dan pengembangannya di Universitas Satya Negara Indonesia (USNI). Pemuatan artikel di Jurnal ini dapat dikirim ke alamat Penerbit. Informasi lebih lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia pada halaman terakhir yakni pada Pedoman Penulisan Jurnal Ilmiah atau dapat dibaca pada setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi editor atau mitra bestari. Jurnal ini terbit secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun yakni Juni dan Desember. Pemuatan naskah tidak dipungut biaya. Jurnal Ilmiah Satya Negara Indonesia merupakan peningkatan dari Jurnal USNI sebelumnya. Alamat Penerbit / Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Satya Negara Indonesia Jl. Arteri Pondok Indah No.11 Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan 12240 – Indonesia Telp. (021) 7398393/7224963. Hunting, Fax 7200352/7224963 Homepage : http://www.usni.ac.id E-mail : [email protected] Frekuensi Terbit 2 kali setahun : Juni dan Desember

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

32 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52

JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA merupakan Jurnal Ilmiah yang

menyajikan artikel original tentang pengetahuan dan informasi penelitian atau

aplikasi penelitian dan pengembangan terkini yang berhubungan dengan bidang

yang ada di Universitas Satya Negara Indonesia yang memiliki empat Fakultas

yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Ekonomi

dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jurnal ini merupakan sarana publikasi

dan ajang berbagi karya riset dan pengembangannya di Universitas Satya Negara

Indonesia (USNI).

Pemuatan artikel di Jurnal ini dapat dikirim ke alamat Penerbit. Informasi lebih

lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia pada

halaman terakhir yakni pada Pedoman Penulisan Jurnal Ilmiah atau dapat dibaca

pada setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi editor atau

mitra bestari.

Jurnal ini terbit secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun yakni Juni dan

Desember. Pemuatan naskah tidak dipungut biaya. Jurnal Ilmiah Satya Negara

Indonesia merupakan peningkatan dari Jurnal USNI sebelumnya.

Alamat Penerbit / Redaksi

Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM)

Universitas Satya Negara Indonesia

Jl. Arteri Pondok Indah No.11 Kebayoran Lama Utara

Jakarta Selatan 12240 – Indonesia

Telp. (021) 7398393/7224963. Hunting, Fax 7200352/7224963

Homepage : http://www.usni.ac.id

E-mail : [email protected]

Frekuensi Terbit

2 kali setahun : Juni dan Desember

Page 2: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 33

Edisi Khusus Maret 2014 ISSN : 1979-5246

JURNAL ILMIAH

SATYA NEGARA INDONESIA Pelindung

Prof. Dr. Lijan P. Sinambela, MM, M.Pd

(Rektor)

Penanggung Jawab

Dr. Yusriani Sapta Dewi, MSi

(Ketua LPPM)

Penasehat

Prof. Dr. Ir. Supriyono Eko Wardoyo, M.Aq

Dewan Redaksi

Prof. Dr. Ir. Wilson H. Limbong, M.S

Ir. Semuel AM. Littik, M.Sc, Ph.D

Dr. Ir. Jupiter Sitorus, M.Eng

Dr. Ir. Mustahal, M.Sc

Dr. Yusriani Sapta Dewi, M.Si

Ir. Urip Rahmani, M.Si

Meifida Ilyas, SE, M.Si

Ir. Nunung Nurhayati, M.Si

Mitra Bestari

Prof. Dr. Irwan Abdullah, M.Sc (UGM)

Prof. Dr. Ronald Z. Titahelu, SH, M.S (UNPATTI)

Prof. Dr. Ir. Rosmawati Paranginangin, M.S (Balai Riset DKP)

Dr. Dedi Setia Permana, M.Sc (LIPI)

Penyunting Pelaksana

Istiqomah Sumadikarta, ST

Supriadi, ST

Page 3: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

34 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52

DAFTAR ISI

Kompresi Dan Dekompresi Citra Digital Berwarna Menggunakan Algoritma Huffman

Dengan Metode Root Mean Square Error Dan Signal-To-Noise Ratio 1 - 5

Safrizal

Pengembangan Aplikasi Penjadwalan Perkuliahan Dengan Menggunakan Metode

Extreme Programming 6 - 14

Istiqomah Sumadikarta

Pola Komunikasi Keluarga Dalam Menentukanprogram Acara Anak Di Televisi 15 - 22

Sandra Olivia

Pengaruh Kepusaan Pelanggan, Kepercayaan , Harga Terhadap Loyalitas Pelanggan

Pada Pt. Jne Cidodol Kebayoran Lama 23 - 31

Hendri Jopanda, Syahrullah

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahaiswa Akuntansi

Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) 32 - 52

Tagor Sidahuruk, Indira Shinta Dewi

Page 4: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 35

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHAISWA AKUNTANSI UNTUK

MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)

Tagor Darius Sidauruk SE.,MSi

Indira Shinta Dewi,SE,MM,.Ak

Universitas Satya Negara Indonesia

Fakultas Ekonomi

_______________________________________________________________________________________

Abstrak

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa

akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Satya Negara Indonesia (FEUSNI) dan mahasiswa STPI untuk

mengikuti PPAk. Faktor-faktor tersebut yaitu motivasi kualitas, motivasi karier, motivasi ekonomi, motivasi

gelar, motivasi mengikuti Ujian sertifikasi Akuntan Publik (USAP) , biaya pendidikan , serta lama pendidikan

PPAk.

Hasil penulisan menunjukkan bahwa secara keseluruhan, motivasi karier dan motivasi ekonomi,

motivasi gelas dan motivasi lamanya pendidikan merupakan factor yang signifikan mempengaruhi minat

mahasisswa untuk mengikuti PPAk. Hal ini bias jadi karena gelar akuntan yang diperoleh dari PPAk

merupakan syarat penting untuk dapat meniti karier di bidang akuntan public.

Kata kunci: minat, mahasiswa, pendidikan Profesi Akuntansi

________________________________________________________________________________________

PENDAHULUAN

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)

merupakan jenjang pendidikan tambahan yang

ditujukan bagi seorang lulusan sarjana ekonomi

jurusan akuntansi yang ingin mendapatkan gelar

Akuntan.Surat Keputusan (SK) Mendiknas No.

179/U/2001 menyatakan bahwa lulusan sarjana

strata satu (S1) jurusan akuntansi berkesempatan

menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi di

perguruan tinggi yang telah ditunjuk oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Mereka

yang telah menempuh Pendidikan Profesi

Akuntansi nantinnya akan berhak memperoleh

sebutan profesi Akuntan (Ak), dan juga semakin

berpeluang meniti karir sebagai auditor

pemerintahan, auditor internal, akuntan sektor

publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik,

akuntan perpajakan, akuntan keuangan, maupun

akuntan sistem informasi.

Sebelum SK tersebut dikeluarkan pada

tahun 2001, pemberian gelar akuntan di Indonesia

didasarkan pada Undang-Undang (UU) No.34

tahun 1954, yang menyatakan bahwa gelar

akuntan diberikan pada lulusan perguruan tinggi

negeri yang ditunjuk pemerintah dan atau

perguruan tinggi negeri yang memenuhi syarat

untuk menghasilkan akuntan atas proses

pendidikan yang diberikan. Mahasiswa yang telah

lulus S1 akuntansi di Universitas Indonesia,

Universitas Gajah Mada, Universitas Sumatera

Utara, Universitas Airlangga, Universitas

Padjajaran, Universitas Brawijaya, dan Sekolah

Tinggi Akuntansi Negara secara otomatis akan

memperoleh gelar sarjana akuntansi. Untuk

meraih gelar sarjana akuntansi, mahasiswa dari

perguruan lainnya harus menempuh Ujian Negara

Akuntansi (UNA). Menurut Machfoed (1998)

dalam Widyastuti, dkk, (2004) proses perolehan

gelar akuntan yang bersifat diskriminatif tersebut

memiliki dua kelemahan yaitu timbulnya

diskriminasi pemberian gelar akuntan dan tidak

meratanya tingkat profesionalisme para akuntan di

dunia kerja.

Page 5: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

36 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52

Alasan-alasan tersebut kemudian

menyebabkan organisasi profesi akuntan (Ikatan

Akuntan Indonesia) dan Departemen Pendidikan

Nasional melalui Dirjen Dikti merasa perlu

meninjau kembali peraturan yang berlaku untuk

menghasilkan akuntan yang profesional. Melalui

Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor.179/U/2001 tentang penyelenggaraan

Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk), dan Surat

Keputusan Mendiknas No. 180/P/2001 tentang

pengangkatan panitia ahli persamaan ijazah

akuntan, serta ditandatanganinya Nota

Kesepahaman (MoU) pada tanggal 28 Maret

2002, antara Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

dengan Dirjen Dikti Depdiknas atas pelaksanaan

pendidikan profesi akuntan, yang pada akhirnya

membuat Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) di

Indonesia dapat terealisasi.

Mahasiswa yang mengikuti Pendidikan

Profesi Akuntansi (PPAk) adalah calon akuntan

yang nantinya berhak mengikuti Ujian Sertifikasi

Akuntan Publik (USAP).Ujian ini merupakan

syarat penting untuk mendapatkan ijin praktik

sebagai akuntan publik. Dengan mengikuti ujian

ini, diharapakan calon akuntan di masa depan

tidak hanya mahir secara teknis namun juga mahir

secara profesional. Dengan demikian, lulusan

PPAk nantinya akan memiliki daya saing sebagai

akuntan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

sarjana ekonomi dari jurusan akuntansi yang tidak

mempunyai predikat akuntan.

Ada beberapa penelitian yang meneliti

tentang minat mahasiswa untuk mengikuti

pendidikan profesi akuntansi.Bambang (2004)

dalam Widysatuti, dkk (2004) telah meneliti

faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk

mengikuti PPAk.Hasil penulisan menunjukkan

bahwa karier dan materi PPAk merupakan faktor

yang paling penting dalam mengikuti PPAk.Selain

itu, Widyastuti, dkk (2004) telah meneliti

pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa

untuk mengikuti PPAk Yogyakarta.Hasil

penulisan Widyastuti, dkk menunjukkan bahwa

motivasi karier merupakan faktor yang secara

signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk

mengikuti PPAk.

Ellya Benny dan Yuskar (2006) meneliti

pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa

akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi

akuntansi, di kota Padang. Hasilnya menunjukkan

bahwa motivasi kualitas dan motivasi karier

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat

mahasiswa untuk mengikuti PPAk.Sedangkan

motivasi ekonomi tidak berpengaruh signifikan

terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti

PPAk.Viriany (2007) melakukan penulisan

tentang pengaruh motivasi terhadap minat

mahasiswa mengikuti PPAk di Universitas

Tarumanagara.Hasil penulisan Viriany (2007)

sejalan dengan penulisan Ellya Benny dan Yuskar

(2006), yaitu motivasi karier dan motivasi kualitas

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat

mahasiswa mengikuti PPAk.

Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah motivasi karier mempengaruhi

minat mahasiswa untuk mengikuti

PPAk?

2. Apakah motivasi mencari ilmu

mempengaruhi minat mahasiswa untuk

mengikuti PPAk?

3. Apakah motivasi ekonomi

mempengaruhi minat mahasiswa untuk

mengikuti PPAk?

4. Apakah motivasi gelar mempengaruhi

minat mahasiswa untuk mengikuti

PPAk?

5. Apakah motivasi mengikuti USAP

mempengaruhi minat mahasiswa untuk

mengikuti PPAk?

6. Apakah biaya pendidikan mempengaruhi

minat mahasiswa untuk mengikuti

PPAk?

7. Apakah lama pendidikan PPAk

mempengaruhi minat mahasiswa untuk

mengikuti PPAk?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah motivasi

karier mempengaruhi minat

mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

2. Untuk mengetahui apakah motivasi

mencari ilmu mempengaruhi minat

mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

3. Untuk mengetahui apakah motivasi

ekonomi mempengaruhi minat

mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

Page 6: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 37

4. Untuk mengetahui apakah motivasi

gelar mempengaruhi minat

mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

5. Untuk mengetahui apakah motivasi

mengikuti USAP mempengaruhi

minat mahasiswa untuk mengikuti

PPAk.

6. Untuk mengetahui apakah biaya

pendidikan mempengaruhi minat

mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

7. Apakah lama pendidikan PPAk

mempengaruhi minat mahasiswa

untuk mengikuti PPAk.

8. Apakah motivasi karir, motivasi

mencari ilmu, motivasi ekonomi,

motivasi gelar, motivasi mengikuti

uSAP, motivasi biaya pendidikan

serta motivasi lamanya pendidikan

mempengaruhi minat mahasiswa

untuk mengikuti PPAK.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah

penelitian di atas dan agar penelitian ini lebih

fokus, maka peneliti membatasi masalah hanya

pada minat mahasiswa untuk mengikuti

pendidikan profesi akuntansi di dua universitas

swasta yang adadi Jakarta.

Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan penelitian bagi pengelola

pendidikan profesi akuntansi adalah hasil

penelitian ini dapat memberikan

masukan mengenai faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi minat mahasiswa

untuk melanjutkan pendidikannya ke

jenjang yang lebih tinggi yaitu

pendidikan profesi akuntansi.

2. Untuk memperkaya penelitian yang

sudah ada dan sebagai referensi bagi

peneliti selanjutnya.

Motivasi

Motivasi merupakan hal yang

melatarbelakangi individu berbuat untuk

mencapai tujuan tertentu.Seseorang yang dengan

sengaja mengikat diri menjadi bagian dari

organisasi mempunyai latar belakang yang

berbeda-beda, salah satunya adalah agar mereka

dapat berinteraksi dengan manusia lainnya dan

agar kebutuhan hidupnya dapat

terpenuhi.Seseorang atau kelompok melakukan

kegiatan tentunya karena ada motivasi. Menurut

Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia (1998),

motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri

seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan

suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau

motivasi adalah usaha-usaha yang dapat

menyebabkan seseorang atau kelompok orang

tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin

mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau

mendapatkan kepuasan dengan perbuatannya.

Menurut Widyastuti (2004) menyatakan

bahwa motivasi sering kali diartikan sebagai

dorongan.Dorongan atau tenaga tersebut

merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat,

sehingga motivasi merupakan suatu tenaga yang

menggerakkan manusia untuk bertingkah laku di

dalam perbuatannya yang mempunyai tujuan

tertentu. Susilo, 1987, mengatakan bahwa

motivasi adalah factor-faktor yang mendorong

orang untuk bertindak dengan cara tertentu.

Supardi dan Anwar (2004) mengatakan bahwa

motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang

yang mendorong keinginan individu untuk

melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna

mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada

seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang

diarahkan pada tujuan mencapai sasaran

kepuasan. Jadi, motivasi bukanlah yang dapat

diamati tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan

adanya karena sesuatu perilaku yang tampak.

Siagian (2002:255), menyatakan bahwa

yang diinginkan seseorang dari pekerjaannya pada

umumnya adalah sesuatu yang mempunyai arti

penting bagi dirinya sendiri dan bagi instansi.

Menurut Heidjachman dan Husnan (2003:197),

motivasi merupakan proses untuk mencoba

mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu

yang kita inginkan. Untuk membangun

produktivitas dan motivasi pekerja ada dua hal

yang harus dilakukan: pertama, carilah

pembayaran pekerjaan individual seseorang; dan

kedua, bantu mereka mencapai pembayaran untuk

setiap tugas tambahan yang diberikan sehingga

baik kebutuhan instansi maupun individu tercapai.

Menurut As'ad (2003:45), motivasi seringkali

diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau

tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani

untuk berbuat sehingga motivasi tersebut

merupakan driving force yang menggerakkan

manusia untuk bertingkah laku dan di dalam

perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.

Menurut Hasibuan (2003:92) motivasi berasal dari

kata latinmovere yang berarti ‘dorongan atau daya

penggerak’. Motivasi ini hanya diberikan kepada

Page 7: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

38 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52

manusia, khususnya kepada para bawahan atau

pengikut.Motivasi penting karena dengan

motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan

mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai

produktivitas kerja yang tinggi. Motivasi harus

dilakukan pimpinan terhadap bawahannya karena

adanya dimensi tentang pembagian pekerjaan

untuk dilakukan dengan sebaik-baiknya, bawahan

sebetulnya mampu akan tetapi malas

mengerjakannya, memberikan penghargaan dan

kepuasan kerja.

Persepsi merupakan proses kognitif

yang dipergunakan seseorang untuk menafsirkan

dan memahami dunia sekitarnya. Sedangkan

menurut Robbins (1993), Perception can be

defined as a process bywhich individuals organize

and interprettheir sensory impressions in order to

givemeaning to their environment. Proses

pembentukan persepsi dipengaruhi oleh: (1) faktor

perhatian dari luar, meliputi intensitas, ukuran,

keberlawanan, pengulangan, gerakan; (2) faktor

dari dalam (internal set factors), yaitu faktor dari

dalam diri seseorang yang memiliki proses perspsi

antara lain proses belajar (learning), motivasi, dan

kepribadian (Kiryanto dkk., 2001).

Pendidikan profesi akuntansi penting

bagi mahasiswa sebab pendidikan profesi

akuntansi dapat memberikan kontribusi untuk

menjadi seorang akuntan yang

profesional.Mengingat pentingnya pendidikan

profesi akuntan bagi mahasiswa akuntansi maka

diperlukan motivasi dari dalam diri mahasiswa

terhadap minat untuk mengikuti pendidikan

profesi akuntansi (PPAk), faktor-faktor yang

mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk

mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPAk)

yang diharapkan dapat mencapai tujuan yang

diinginkan mahasiswa tersebut.Widyastuti, dkk,

(2004) menyatakan bahwa motivasi seringkali

diartikan sebagai dorongan.Dorongan atau tenaga

tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk

berbuat, sehingga motivasi merupakan suatu

tenaga yang menggerakkan manusia untuk

bertingkah laku di dalam perbuatannya yang

mempunyai tujuan tertentu. Jenis-jenis motivasi

antara lain (Widyastuti, 2004):

a. Motivasi kualitas: motivasi kualitas sebagai

dorongan yang timbul dalam diri seseorang

untuk memiliki dan meningkatkan kualitas

diri dan kemampuannya dalam bidang yang

ditekuninya sehingga dapat melaksanakan

tugas dengan baik dan benar.

b. Motivasi karir: motivasi karir adalah

dorongan yang timbul dalam diri seseorang

untuk meningkatkan kemampuan pribadinya

dalam rangka mencapai kedudukan, jabatan

atau karir yang lebih baik dari sebelumnya.

c. Motivasi ekonomi: motivasi ekonomi adalah

suatu dorongan yang timbul dalam diri

seseorang untuk meningkatkan kemampuan

pribadinya dalam rangka untuk mencapai

penghargaan financial yang diinginkan.

Motivasi harus dilakukan pimpinan

terhadap bawahannya karena adanya dimensi

tentang pembagian pekerjaan untuk dilakukan

dengan sebaik-baiknya, bawahan sebetulnya

mampu akan tetapi malas mengerjakannya,

memberikan penghargaan dan kepuasan kerja.

Sebenarnya banyak pembahasan teori-teori

motivasi, namun ada beberapa yang cukup

menonjol adalah antara lain sebagai berikut: Teori

Maslow, mengenai tingkatan dasar manusia yaitu:

(a) kebutuhan fisiologi dasar, (b) keselamatan dan

keamanan, (c) cinta/kasih sayang, (d)

penghargaan, (e) aktualisasi diri (self

actualization). Dari definisi tersebut diatas dapat

dilihat bahwa:

1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan

energi atau tenaga dalam diri pribadi

seseorang.

2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan

yang mengarah ke tingkah laku seseorang.

3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk

mencapai tujuan.

Seterusnya dinyatakan bahwa motivasi

mempunyai dua bentuk, yaitu motivasi positif dan

motivasi negatif. Swasta dan sukatjo, 1991 (Doli

2004) mengemukakan bahwa: (1) Motivasi

Positif, merupakan proses untuk mempengaruhi

orang lain dengan cara memberikan penambahan

tingkat kepuasan tertentu, misalnya dengan

memberikan promosi, memberikan insentif atau

tambahan penghasilan, (2) Motivasi Negatif,

merupakan proses untuk mempengaruhi orang

lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu secara paksa.

Minat

Salah satu faktor yang diduga memiliki

kontribusi pada peningkatan prestasi belajar

mahasiswa adalah minat mahasiswa dalam

program studi pilihan.Minat adalah keinginan atau

Page 8: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 39

kecendrungan hati kepada sesuatu.Minat tidaklah

terbentuk begitu saja dalam diri, melainkan

muncul dari pengaruh beberapa faktor, yaitu

adanya hal yang menarik perhatian terhadap

sesuatu objek atau kegiatan, adanya dorongan dari

dalam diri seseoarang dan adanya dorongan dari

luar.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2001) minat yaitu kecenderungan hati yang tinggi

terhadap sesuatu.Stiggins (1994) menyatakan

bahwa minat merupakan salah satu dimensi dari

aspek afektif yang banyak berperan dalam

kehidupan seseorang.Aspek afektif adalah aspek

yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan

dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak

yang mempengaruhi pikiran dan tindakan

seseorang. Dimensi afektif ini mencakup tiga hal

penting yaitu (1) berhubungan dengan perasaan

mengenai obyek yang berbeda; (2) perasaan-

perasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari

titik netral ke kubu yang berlawanan, tidak positif

dan tidak negatif; (3) berbagai perasaan yang

memiliki intensitas yang berbeda, dari kuat ke

sedang ke lemah.

Menurut Widyastuti, dkk (2004) minat

adalah keinginan yang didorong oleh suatu

keinginan setelah melihat, mengamati dan

membandingkan serta mempertimbangkan dengan

kebutuhan yang diinginkannya. Minat

menunjukkan seberapa banyak upaya yang

direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan pada minat

ini, yaitu:

a. Minat merupakan faktor yang mempengaruhi

perilaku seseorang.

b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang

berani mencoba melakukan sesuatu.

c. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya

yang diusahakan seseorang untuk melakukan

sesuatu.

d. Minat menunjukkan seberapa suka seseorang

terhadap sesuatu.

Ciri-Ciri Profesi Akuntan

Menurut Kamus Bahasa Indonesia,

profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang

dilandasi pendidikan keahlian keterampilan,

kejujuran, dan sebagainya tertentu.

Istilah profesi berasal dari bahasa Yunani,

professues berarti suatu kegiatan atau pekerjaan

yang dihubungkan dengan sumpah atau janji yang

bersifat religius, sehingga ada ikatan bathin bagi

seseorang yang memiliki profesi tersebut untuk

tidak melanggar dan memelihara kesucian

profesinya1. Menurut International Federation of

Accountants dalam Regar (2003), dalam Ellya

Benny dan Yuskar (2006), yang dimaksud dengan

profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan

yang mempergunakan keahlian di bidang

akuntansi. Keahlian tersebut mencakup bidang

akuntan publik, akuntan internal yang bekerja

pada perusahaan, akuntan yang bekerja di

pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.

Banyak masalah yang terjadi pada

berbagai bisnis yang ada saat ini melibatkan

profesi akuntan.Sorotan yang diberikan kepada

profesi ini disebabkan oleh berbagai faktor

diantaranya praktik-praktik profesi yang

mengabaikan standar akuntansi bahkan

etika.Profesi akuntan biasanya dianggap sebagai

salah satu bidang profesi seperti organisasi

lainnya, misalnya Ikatan Dokter Indonesia

(IDI).Supaya dikatakan profesi maka akuntan

harus memiliki beberapa syarat sehingga

masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang

memerlukan profesi, mempercayai hasil kerjanya.

Richard H. Hall (1968) dalam artikel

”Professionalization and Bureaucratization”

pada American Sociological Review edisi

Februari 1968 seperti yang dikutip Media

Akuntansi edisi 28 September 2002, menyatakan

bahwa profesi bercirikan sebagai berikut:

1. Pelayanannya bersifat untuk kepentingan

publik (service to public).

2. Pengaturan kinerjanya ditentukan dan

diawasi sendiri oleh profesi (self

regulation).

3. Menguasai suatu keahlian pada bidang

tertentu (dedicated to one’s field).

4. Mandiri dalam pembiayaan pengembangan

kinerja profesi (autonomy).

Menurut International Federation of

Accountants (Regar 2003) yang dimaksud dengan

profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan

yang mempergunakan keahlian di bidang

akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan

publik, akuntan intern yang bekerja pada

perusahaan industri, keuangan atau dagang,

akuntan yang bekerja pada pemerintah atau

akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit,

profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang

dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik

yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit,

Page 9: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

40 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52

akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.

Selanjutnya, Moenaf (1997) menyebutkan ciri-ciri

dari sebuah profesi yaitu;

1. Memiliki pengetahuan yang seragam (common

body of knowledge) yang diperoleh dari proses

pendidikan yang teratur yang dibuktikan

dengan tanda lulus (ijazah) yang memberikan

hak untuk melakukan suatu pekerjaan.

2. Pengakuan masyarakat atau pemerintah

mengenai kewenangan untuk memberikan

jasanya kepada khalayak ramai karena

keahliannya yang merupakan monopoli profesi

untuk memberikan jasa di bidang tertentu.

3. Suatu wadah kumpulan dari anggota berupa

organisasi profesi untuk mengatur anggotanya

serta dilengkapi dengan koe etik.

4. Mengutamakan dan mendahului pelayanan di

atas imbalan jasa, tetapi tidak berarti bahwa

jasanya diberikan tanpa imbalan. Cara ini yang

membedakannya dengan kegiatan usaha.

Profesi akuntan biasanya dianggap

sebagai salah satu bidang profesi seperti

organisasi lainnya. Adapun ciri profesi menurut

Harahap (2004) adalah sebagai berikut :

1. Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya,

yaitu merupakan pedoman dalam

melaksanakan keprofesiannya.

2. Memiliki kode etik sebagai pedoman

yang mengatur tingkah laku anggotanya

dalam profesi itu.

3. Berhimpun dalam suatu organisasi resmi

yang diakui oleh masyarakat/pemerintah.

4. Keahliannya dibutuhkan oleh

masyarakat.

5. Bekerja bukan dengan motif komersil

tetapi didasarkan kepada fungsinya

sebagai kepercayaan masyarakat.

Selanjutnya ciri dari suatu profesi

sebagaimana disebut oleh J.L. Carey dalam Regar

(2003) dalam Ellya Benny dan Yuskar (2006)

antara lain, adalah keahlian yang dimiliki

seseorang yang diperoleh melalui proses

pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan

sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang diakui

yang memberikan kewenangan untuk melayani

masyarakat dalam bidang keahlian tersebut.

Suatu pekerjaan dapat disebut sebagai

profesi jika pekerjaan tersebut berasal dari

pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan

khusus, memberikan pelayanan jasa tertentu,

memiliki kode etik profesi, serta memiliki sebuah

wadah organisasi profesi yang menaungi para

anggotanya.Banyak masalah yang terjadi pada

berbagai bisnis yang ada saat ini melibatkan

profesi akuntan.Sorotan yang diberikan kepada

profesi ini disebabkan oleh berbagai faktor

diantaranya praktik-praktik profesi yang

mengabaikan standar akuntansi bahkan etika. Hal

lain yang tak kalah penting pada profesi adalah

kepercayaan. Kepercayaan merupakan pengakuan

masyarakat terhadap kualitas jasa yang diberikan

akuntan. Tanpa kepercayaan, profesi akuntan

tidak akan bertahan lama. Menurut teori sosiologi

klasik tentang profesi (Ellya Benny dan Yuskar,

2005) menyebutkan bahwa masyarakat

mempunyai prestasi dan kekuatan terhadap

profesi disebabkan karena para profesional

mempunyai bodies of knowledge yang terkait

dengan pusat keinginan dan nilai dari suatu sistem

sosial. Untuk itu diharapkan para profesional

dalam menjalankan tugas profesinya harus

berpegang pada nilai-nilai profesionalitas.

Prilaku tidak etis merupakan isu yang

relevan bagi profesi akuntan saat ini. Di

Indonesia, isu mengenai etika akuntan

berkembang seiring dengan terjadinya beberapa

pelanggara etika yang dilakukan oleh akuntan

publik. Pengembangan dan kesadaran etik

memainkan peran kunci dalam setiap profesi

akuntan.Profesi akuntan tidak terlepas dari etika

bisnis yang mana aktivitasnya melibatkan

aktivitas bisnis yang perlu pemahaman dan

penerapan etika profesi seorang akuntan.

Akuntan mempunyai kewajiban untuk

menjaga standar prilaku etis tertinggi mereka

kepada organisasi dimana mereka

bernaung.Akuntan mempunyai tanggung jawab

menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas

dan obyektifitas mereka.Analisis terhadap sikap

etis dalam profesi akuntan menunjukkan bahwa

akuntan mempunyai kesempatan untuk melakukan

tindakan tidak etis dalam profesi mereka (Husein,

2004).Kesadaran etika dan sikap profesional

memegang peran penting bagi seorang

akuntan.Dalam menjalankan profesinya seorang

akuntan secara terus menerus berhadapan dengan

dilema etik yang melibatkan pilihan diantara nilai-

nilai yang bertentangan. Profesi akuntan di

Indonesia terbagi menjadi :

1. Akuntan publik

2. Akuntan manajemen

3. Akuntan pendidik

4. Akuntan pemerintah

Page 10: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 41

Profesi akuntan publik di Indonesia akan

dipengaruhi perkembangan perusahaan

multinasional. Audit laporan keuangan

perusahaan multinasional akan dikuasai Kantor

akuntan Publik yang berada di negara induk

perusahaan dan yang mempunyai jaringan

internasional.

Soekrisno Agoes (2004:7), auditing

adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara

kritis dan sistematis oleh pihak yang independen

terhadap laporan keuangan yang telah disusun

oleh manajemen beserta catatan pembukuan dan

bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk

dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran

dari laporan keuangan tersebut. Willy Susilo

(2002:52) mengemukakan audit sebagai suatu

kegiatan mengumpulkan informasi faktual dan

signifikan melalui interaksi (pemeriksaan,

pengukuran, dan penilaian serta penarikan

kesimpulan) secara sistematis, objektif dan

terdokumentasi yang berorientasi pada azas nilai

manfaat.

American Accounting Association (AAA)

Committee Basic Auditing Concept (dalam Willy

Susilo, 2002:51) auditing sebagai suatu proses

sistematis untuk mendapatkan dan menilai bukti

secara objektif, yang berkaitan dengan

pernyataan-pernyataan tentang tindakan-tindakan

dan kejadian ekonomi untuk menentukan

kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan

kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan

hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. Dari

kutipan diatas, akuntan pemeriksa dituntut bekerja

secara profesional di dalam melakukan tugasnya,

sedangkan menurut standar profesional akuntan

publik yang disusun oleh IAI tahun 2001 adalah

sebagai berikut : “Audit harus dilaksanakan oleh

seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis cukup sebagai auditor”

Sedangkan butir 03 mengatakan bahwa “dalam

melaksanakan audit untuk sampai pada suatu

pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa

bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang

akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian

keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan

formalnya yang diperluas dengan pengalaman-

pengalaman selanjutnya dalam praktik

audit.Untuk memenuhi persyaratan sebagai

seorang profesional, auditor harus menjalani

pelatihan teknis yang cukup, mencakup aspek

teknis maupun pendidikan umum. Akuntan

sebagai suatu profesi, maka perlunya sebagai

seorang akuntan mengetahui syarat-syarat dari

profesi, yaitu antara lain :

a. Didasarkan pada disiplin pengetahuan

khusus.

b. Diperlukan proses pendidikan tertentu

untuk memperoleh pengetahuan.

c. Ada standar kualifikasi yang mengatur

jika mau memasukinya dan harus ada

pengakuan format mengenai statusnya.

d. Ada norma prilaku yang mengatur antara

profesional dengan kliennya, teman

sejawat dan publik. Tanggung jawab

yang tercakup dalam suatu pekerjaan

untuk melayani kepentingan umum.

e. Ada organisasi yang mengabdikan diri un

tuk menunjukkan kewajiban-

kewajibannya terhadap masyarakat dan

untuk kepentingan kelompok itu.

f. Kebebasan bertindak dan berpendapat

sesuai dengan norma dan etika

profesinya.

Akuntan sebagai suatu profesi

menghasilkan beberapa jasa yang diantaranya Jasa

Atestasi, Jasa Assurance, dan Jasa Non Assurance

yang kesemuanya mengarah kepada pengambilan

keputusan yang harus diambil oleh seorang

akuntan. 1. Jasa Atestasi Audit, mencakup

pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari

laporan keuangan historis suatu entitas yang

dibuat oleh manajemen entitas tersebut.

Pemeriksaan, istilah ini digunakan untuk jasa lain

yang dihasilkan oleh profesi akuntan publikyang

berupa pernyataan suatu pendapat atas kesesuaian

asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria

yang telah ditetapkan. Review, berupa permintaan

keterangan dan prosedur analitik terhadap

informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan

untuk memberikan keyakinan negatif atas asersi

yang terkandung dalam informasi keuangan

tersebut.Prosedur yang disepakati.Jasa atestasi

atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh

akuntan publik berdasarkan prosedur yang

disepakati antara klien dengan akuntan publik. 2.

Jasa Assurance Jasa assurance adalah jasa

profesional independen yang meningkatkan mutu

informasi bagi pengambilan keputusan. 3. Jasa

Non Assurance Jasa non assurance adalah jasa

yang dihasilkan oleh akuntan publik yang

didalamanya tidak memberikan suatu pendapat,

keyakinan negatif, ringkasan temuan atau bentuk

lain keyakinan.

Page 11: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

42 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) di

Indonesia

Pendidikan akuntansi akan dapat

dipersepsikan secara paralel dengan praktik

akuntansi, termasuk di dalamnya profesi akuntan

publik. Akuntan publik merupakan seseorang

yang diberikan ijin oleh suatu negara bagian untuk

menggunakan gelar PA (Public Accountant) atau

AP (Akuntan Publik) dan mempraktekkan

akuntansipublik. Pendidikan Profesi Akuntansi

(PPAk) merupakan pendidikan yang

diselenggarakan setelah menempuh pendidikan

strata satu ekonomi jurusan akuntansi dengan

tujuan untuk mendapatkan gelar Akuntan (Ak).

Sebelum adanya program PPAk (sebelum tahun

2001), di Indonesia dikenal ada dua jalur

pendidikan untuk mendapatkan gelar akuntan

dengan nomor register, yaitu :

1. Fakultas Ekonomi di Perguruan Tinggi Negeri

(PTN)

Bagi mereka yang ingin menjadi

Akuntan sekaligus berhak memakai gelar Akuntan

(Ak) dapat memasuki jalur Fakultas Ekonomi

Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang telah

mempunyai jurusan Akuntansi seperti Universitas

Indonesia Jakarta, Universitas Gajah Mada

Yogyakarta, Universitas Padjajaran Bandung,

Universitas Brawijaya Malang, Universitas Sam

Ratulangi Manado dan lain sebagainya. Untuk

berhak memakai gelar akuntan,mereka yang telah

lulus sarjana ekonomi jurusan akuntansi dapat

membuat permohonan tertulis kepada Panitia

Persamaan Ijazah Akuntan disertai Ijazah Sarjana

dan pasfoto kepada BPKP di Jakarta. Proses

Permohonan ini adalah untuk mendapatkan nomor

register negara dari panitia Persamaan Ijazah

Akuntan. Dengan keluarnya nomor register ini,

maka otomatis Sarjana Ekonomi yang

bersangkutan berhak memakai gelar Akuntan

dengan nomor register yang diberikan.

2. Fakultas Ekonomi di Perguruan Tinggi Swasta

(PTS)

Untuk mendapatkan gelar akuntan,

seorang yang kuliah di Fakultas Ekonomi swasta

memiliki beberapa perbedaan dengan lulusan

Fakultas Ekonomi Negeri. Kalau alumni FE

Negeri dapat langsung meminta nomor register,

maka alumni FE swasta harus melalui beberapa

tahap sesuai dengan SK Dirjen Pendidikan Tinggi

No. 28/Dikti Kep/1986 tanggal 6 Juli 1986

sebagai berikut :

Sarjana Ekonomi Negara

Untuk menjadi Sarjana Ekonomi Negara,

maka seorang alumni FE swasta memiliki jalur

yang berbeda yang didasarkan pada status

Perguruan Tinggi yang bersangkutan, apakah

terdaftar, diakui atau disamakan. Namun

prinsipnya Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan telah memberikan kelonggaran bagi

alumni Perguruan Tinggi swasta untuk lulus ujian

negara seperti melalui ujian negara cicilan.

Perbedaan antara status diatas

sebenarnya hanya terletak pada pengujiannya,

kalau status perguruan tinggi yang bersangkutan

terdaftar, pengujiannya 50 % berasal dari

perguruan tinggi yang bersangkutan, selebihnya

dari Kopertis. Kalau statusnya disamakan,

pengujiannya 100 % dari perguruan tinggi

yangbersangkutan. Kalau seorang sudah lulus

ujian negara untuk Sarjana Ekonomi, maka yang

bersangkutan berhak mengikuti Ujian Negara

Akuntansi.

Ujian Negara Akuntansi

Ujian negara akuntansi (UNA)

diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan melalui Konsorsium Ilmu Ekonomi

dengan bimbingan Panitia Ahli Pertimbangan

Persamaan Ijazah akuntansi. UNA ini dilakukan

dengan dua tingkat, yaitu:

1) UNA Dasar

UNA Dasar dapat diikuti oleh mereka

yang berpendidikan Fakultas Ekonomi swasta

jurusan akuntansi minimal telah terdaftar pada

Kopertis dengan kualifikasi minimal 110 sks

dengan indek prestasi (IP) minimal 2 dan nilai

rata-rata C untuk tiap mata kuliah yang diujikan.

Adapun mata kuliah yang diujikan adalah sebagai

berikut: (a) Statistik Deskriptif dan Inferensial, (b)

Akuntansi Dasar, Intermediate, dan lanjutan, (c)

Akuntansi Biaya, dan (d) Pembelanjaan

(Financial Management).

2) UNA Profesi

UNA Profesi dapat diikuti oleh mereka

yang sudah lulus UNA Dasar dan sudah lulus

ujian negara Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi.

Adapun mata kuliah yang diujikan adalah: (a)

auditing, (b) Controllership, (c) Teori Akuntansi,

Page 12: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 43

(d) Akuntansi Pemerintahan, (e) Sistem

Akuntansi, dan (f) Perpajakan.

Keputusan Mendiknas Nomor

179/U/2001 merupakan tonggak awal kelahiran

PPAk di Indonesia. Kepmen ini menyebutkan

bahwa Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)

yaitu pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi

setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada

program studi akuntansi. Keputusan Mendiknas

ini sekaligus membuka babak baru pemakaian

gelar akuntan di Indonesia dengan memberikan

perlakuan yang sama kepada semua lulusan S1

akuntansi dari perguruan tinggi negeri maupun

swasta. Hal ini berpengaruh terhadap masa studi

mahasiswa ketika ingin terjun sebagai akuntan

publik. Dengan demikian pada saat mahasiswa

telah menyelesaikan program S-1, maka mereka

dihadapkan pada tiga alternatif. Pertama, bekerja

atau terjun ke masyarakat sebagai sarjana

ekonomi.Kedua, melanjutkan studi pasca sarjana

untuk memperoleh gelar S-2. Atau ketiga,

menempuh program Pendidikan Profesi Akuntansi

(PPAk) untuk memperoleh gelar akuntan (Ak),

yang notabene syarat untuk terjun sebagai akuntan

publik pada Kantor Akuntan Publik (KAP).

Menjawab SK Mendiknas No.

179/U/2001 tersebut, maka beberapa perguruan

tinggi berusaha menyelenggarakan Pendidikan

Profesi Akuntansi. Berdirinya PPAk di berbagai

perguruan tinggi ini tentunya diikuti dengan

adanya sosialisasi kepada mahasiswa S1 akuntansi

untuk memberikan pemahaman akan pentingnya

pendidikan profesi (profession education) bagi

calon akuntan publik. Dalam kurun waktu lebih

kurang lima tahun ini, proses sosialisasi baik

melalui seminar, studium general, dan media lain

diharapkan telah memberikan pemahaman yang

masif. Tanpa adanya pemahaman yang masif

maka akan berpengaruh pada orientasi dan

keinginan mahasiswa akuntansi yang notabene

sebagai calon pengguna jasa Pendidikan Profesi

Akuntansi (PPAk).

Menurut Azizul kholis (2002), lahirnya

PPAk dalam perspektif sejarah profesi dan

pendidikan akuntansi di Indonesia dipengaruhi

oleh banyak faktor, yaitu kebutuhan dan

pemahaman masyarakat akan profesi akuntan,

peranan sentral IAI sebagai wadah organisasi

akuntan dan peranan pemerintah dalam

mengembangkan pendidikan dan profesi akuntan.

Selain itu, kehadiran PPAk memang sudah

menjadi kebutuhan mendesak bagi pengembangan

profesi yang telah ditunjuk oleh Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi. Mereka yang telah

menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi ini

berhak memperoleh sebutan profesi Akuntan

(Ak), dan juga semakin berpeluang meniti karir

sebagai auditor pemerintahan, auditor internal,

akuntan sektor publik, akuntan manajemen,

akuntan pendidik, akuntan perpajakan, akuntan

keuangan, maupun akuntan sistem informasi.

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)

penting bagi mahasiswa jurusan akuntansi, sebab

PPAk dapat memberikan kontribusi untuk

menjadi seorang akuntan yang

profesional.Mengingat pentingnya PPAk bagi

mahasiswa Akuntansi meka diperlukan motivasi

dari dalam diri mahasisa terhadap minat untuk

mengikuti PPAk, yang diharapkan dapat mencapai

tujuan yang diinginkan mahasiswa tersebut.

Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi akan

mempunyai daya saing yang lebih tinggi sebagai

akuntan dibandingkan dengan para sarjana yang

tidak mempunyai predikat akuntan. Lulusan

Pendidikan Profesi Akuntansi akan menjadi

akuntan yang berhak mendapatkan Register

Negara dan boleh mengikuti Ujian Sertifikasi

Akuntan Publik (USAP).

Akuntan yang telah dinyatakan lulus

untuk semua mata ujian berhak memperoleh

sebutan “Bersertifikat Akuntan Publik” (BAP).

Sertifikat Akuntan Publik merupakan salah satu

persyaratan utama untuk mendapatkan izin praktik

sebagai Akuntan Publik dari Departemen

Keuangan. USAP hanya dapat diikuti oleh mereka

yang memiliki gelar atau sebutan Akuntan yang

dibuktikan dengan memiliki Nomor Register

Akuntan sesuai dengan peraturan/ketentuan

perundang-undangan yang berlaku, atau mereka

yang pernah mengikuti USAP tetapi belum lulus

seluruh mata ujian. Namun, seperti telah

dijelaskan sebelumnya, Nomor Register Akuntan

tersebut kini hanya dapat diperoleh lulusan dari

PPAk.Sehingga peserta USAP diharuskan untuk

mengikuti PPAk terlebih dahulu untuk dapat

mengikuti USAP.

Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil penulisan Widyastuti, dkk, (2004)

tentang minat mahasiswa untuk mengikuti

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)

menunjukkan bahwa motivasi memiliki peran

dalam menentukan minat seorang mahasiswa

Page 13: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

44 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52

untuk mengikuti PPAk.Mereka mengambil

sampel di enam universitas sehingga sampel yang

diteliti lebih luas.Hasil penelitian menunjukkan

bahwa motivasi karir merupakan faktor yang

signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk

mengikuti PPAk, dan adanya perbedaan minat

untuk mengikuti PPAk antara mahasiswa tingkat

awal dan mahasiswa tingkat akhir.Menurut Hall

(1986) dalam Fitria (2004) dalam Ellya Benny

dan Yuskar (2006), karier dapat diartikan sebagai

rangkaian sikap dan perilaku yang berhubungan

dengan perjalanan kerja seseorang sepanjang

kehidupan kerjanya.

Ellya (2006) menguji kembali tentang

pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa

akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi

akuntansi, khususnya pada perguruan tinggi yang

ada di kota Padang, Sumatera Barat. Hasil

penelitian disimpulkan bahwa motivasi kualitas

dan motivasi karir mempunyai pengaruh

signifikan terhadap minat mahasiswa untuk

mengikuti PPAk, motivasi ekonomi tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat

mahasiswa untuk mengikuti PPAk dan ada

perbedaan signifikan antara mahasiswa yang

belum mengambil mata kuliah auditing dan

mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah

auditing terhadap minat untuk mengikuti PPAk.

Menurut Ariani (2004) dalam Ellya

Benny dan Yuskar (2006), karier merupakan suatu

keahlian atau profesional seseorang di bidang

ilmunya yang dinilai berdasarkan pengalaman

kerja yang akan memberikan kontribusi kepada

organisasi. Pilihan karier merupakan ungkapan

diri seseorang, karena pilihan karier menunjukkan

motivasi seseorang, ilmu, kepribadian dan seluruh

kemampuan yang dimiliki.Institusi pendidikan

mempunyai pengaruh besar terhadap

perkembangan karir seorang akuntan.Sebagai

sebuah pendidikan profesi, PPAk dapat

memberikan kontribusi positif untuk mahasiswa

yang ingin mengembangkan kemampuan di

bidang akuntansi secara teknis dan profesional.

Selain itu, penelitian terdahulu (Icuk

dkk., 2005) yang berjudul Persepsi Mahasiswa S1

Akuntansi Reguler Mengenai Pendidikan Profesi

Akuntansi (Studi kasus padaPerguruan Tinggi

Negeri di Purwokerto) menyatakan bahwa

mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Jenderal Soedirman mempunyai

persepsi yang positif mengenai Pendidikan Profesi

Akuntansi (PPAk). Perbedaan karakteristik yang

ada antara kelas reguler dan non reguler diduga

dapat menyebabkan perbedaan persepsi mengenai

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).Pada kelas

non reguler sebagian besar mahasiswanya terdiri

dari orang-orang yang telah memiliki pekerjaan,

sehingga orientasi mereka mengikuti pendidikan

yakni sebagai penunjang karier bagi pekerjaan

mereka.Sedangkan bagi kelas reguler,

mahasiswanya notabene freshgraduate dari

sekolah menengah sehingga lebih mempunyai

orientasi dalam mengikuti pendidikan profesi

karena untuk mengejar karir sebagai akuntan

publik.Oleh karena itu, peneliti menduga ada

perbedaan persepsi antara mahasiswa S1

akuntansi regular dengan mahasiswa S1 akuntansi

non regular mengenai Pendidikan Profesi

Akuntansi (PPAk), yang disebabkan latar

belakang dan orientasi mengikuti pendidikan.

Siegel, Blank, dan Rigsby (1991) dalam

Samiaji (2004) dalam Widyastuti, dkk (2004)

melakukan penulisan untuk mengetahui hubungan

antara struktur organisasi institusi pendidikan

dengan perkembangan profesional selanjutnya

bagi auditor. Penulisan tersebut menunjukkan

bahwa struktur organisasi mempunyai pengaruh

signifikan terhadap perkembangan profesi

selanjutnya.Auditor yang mempunyai latar

belakang pendidikan pofesional akuntansi

membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk

dipromosikan menjadi auditor senior dan atau

manajer.

Selain ilmu akuntansi, seorang akuntan

juga harus menguasai ilmu pengetahuan lain

seperti manajemen keuangan, pasar dan lembaga

keuangan, ekonomi moneter, manajemen

perusahaan, pemasaran, hukum dagang, hukum

pajak, akuntansi biaya, sistem informasi, bahasa

inggris dan sebagainya. Pandangan yang sama

dikemukakan oleh Hughes (1967) dalam Paisey

(2005) yang menunjukkan bahwa asal mula istilah

profesional yaitu apa yang profesional miliki

(profess). Mereka memiliki (profess) pengetahuan

yang lebih baik dibandingkan yang orang lain

pada hal tertentu, terutama hal yang berkaitan

dengan permasalahan yang dimiliki klien. Ilmu

pengetahuan di bidang akuntansi merupakan satu

hal penting untuk mengembangkan kompetensi.

Carpenter dan Strawser (1970) dalam

Widyastuti, dkk (2004) melakukan penulisan

untuk mengetahui kriteria mahasiswa jurusan

akuntansi pada tingkat akhir di Pennsylvania State

University dalam memilih karir. Hasil penulisan

tersebut menunjukkan bahwa sifat pekerjaan,

Page 14: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 45

kesempatan promosi, dan gaji awal merupakan

tiga karakter terpenting dalam pemilihan karir di

antara sebelas faktor pekerjaan.Gittman dan

McDaniel (1995), yang diadaptasi oleh Samiaji

(2004), mengemukakan bahwa keefektifan suatu

karir tidak hanya ditentukan oleh individu saja

tetapi juga oleh organisasi itu sendiri.

Stole, (1976) dalam Fitria (2004) dalam

Ellyana Benny dan Yuskar (2006) menyatakan

bahwa berkarier di Kantor Akuntan Publik (KAP)

merupakan suatu karier yang memberikan

penghargaan secara finansial dan pengalaman

bekerja yang bervariasi. Berkarir di Kantor

Akuntan Publik dapat menghasilkan pendapatan

yang tinggi atau besar dibandingkan dengan

pendapatan yang diperoleh dari karir yang lain.

Hal ini juga dibuktikan oleh penulisan Wijayanti,

2000 dalam Ariani (2004) dalam Ellyana dan

Yuskar (2006) yang menyatakan bahwa salah satu

harapan mahasiswa akuntansi yang memilih karier

sebagai akuntan publik yaitu gaji awal yang

tinggi.

Albrecht dan Sack (2000) dalam Ariani

(2004) dalam Ellyana Benny dan Yuskar (2006)

menyatakan bahwa salah satu penyebab

menurunnya jumlah mahasiswa akuntansi selama

kurun waktu 1995 hingga 1999 yang mencapai

23% adalah akibat lebih rendahnya gaji awal pada

profesi jika dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya. Dari penjelasan di atas motivasi

ekonomi dapat diartikan sebagai suatu dorongan

yang timbul dalam diri seseorang untuk

meningkatkan kemampuan pribadinya dalam

rangka mencapai penghargaan finansial dan

kemampuan ekonominya.

Macfoed (1998), meneliti minat

mahasiswa untuk mengikuti USAP (ujian

sertifikasi akuntan publik).Penelitian machfoed ini

memotivasi terhadap minat untuk mengikuti

PPAk (pendidikan profesi Akuntan).Pada

penelitian Samiaji, 2004, (dalam Widyastuti, dkk,

2004), meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi

mahasiswa untuk mengikuti PPAk yaitu motivasi

karir, motivasi ekonomi, motivasi kualitas dan

materi pendidikan.Samiaji meneliti mahasiswa

akuntansi di empat universitas yaitu UGM, STIE

YKPN, Atma Jaya dan UPN Veteran.Samiaji

mengemukakan tidak adanya perbedaan minat

antara mahasiswa PTN dan PTS.

METODOLOGI PENELITIAN

Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel

terikat.

a. Variabel Dependen

Dalam penulisan ini yang menjadi

variabel dependen adalah minat mahasiswa

akuntansi untuk mengikuti PPAk.Variabel minat

untuk mengikuti PPAk ini menggunakan atau

diukur dengan satu pertanyan yang langsung

mempertanyakan minat mahasiswa mengikuti

PPAk dengan menggunakan skala numerik dari

satu sampai sepuluh. Sikap responden yang

”sangat tidak berminat” diwakili oleh point (1)

yang dapat diartikan bahwa minat mahasiswa

untuk mengikuti PPAk rendah. Sedangkan sikap

responden yang ”sangat berminat” diwakili oleh

point (10) yang berarti bahwa minat mahasiswa

untuk mengikuti PPAk tinggi.

b. Variabel Independen

Variabel independen dalam penulisan ini

adalah faktor-faktor yang mempengaruhi minat

mahasiswa akuntansi mengikuti program PPAK.

Faktor-faktor tersebut yaitu motivasi yang terdiri

dari motivasi karier, motivasi mencari ilmu,

motivasi ekonomi, motivasi gelar, motivasi

mengikuti USAP, biaya pendidikan, serta lama

pendidikan PPAk.

Variabel-variabel dalam penelitian ini

diukur dengan menggunakan skala likert, dengan

skala 1 sampai 4.Dalam mengukur variable

dependen digunakan 23 itempernyataan. Sikap

responden yang ”sangat tidak setuju” diwakili

oleh point 1 yang dapat diartikan bahwa faktor

tersebut tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk.

Sedangkan sikap responden yang ”sangat setuju”

diwakili oleh point 4 yang berarti bahwa faktor

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap

minat mahasiswa mengikuti PPAk.

Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer yang dikumpulkan dengan

menyebar kuesioner, yaitu sekumpulan

pertanyaan yang dituliskan secara sistematis yang

berisi butir-butir pertanyaan yang dituliskan

secara sistematis yang diteliti.Dimana responden

Page 15: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

46 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52

diminta untuk menjawabnya dengan bentuk

pilihan tertutup.Kuesioner disebarkan kepada

pada mahasiswa.

Kuesioner dalam penelitian ini disebar

adalah untuk mengukur minat mahasiswa untuk

mengikuti pendidikan profesi akuntansi melalui

motivasi mencari ilmu, motivasi karir, motivasi

ekonomi, motivasi gelar, motivasi mengikuti

USAP, motivasi biaya pendidikan, dan lama

pendidikan PPAk.

Populasi dan Sampel

Unit analisis dalam penulisan ini yaitu

individu dengan populasi mahasiswa jurusan

akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Satya

Negara Indonesia dan Sekolah Tinggi Perpajakan

Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Pada

penulisan ini, karakteristik khusus yang menjadi

pertimbangan sebagai dasar pengambilan sampel

adalah mahasiswa S1 yang tengah duduk di tahun

ke empat ketika penulisan ini sedang dilakukan,

yaitu mahasiswa angkatan 2008 atau mahasiswa

yang sudah mendapat mata kuliah auditing. Hal

ini dengan pertimbangan bahwa sebagian besar

mahasiswa angkatan 2008 akan menyelesaikan

pendidikan sarjana S1 pada tahun ini.

Penelitian ini menggunakan batas

toleransi kesalahan (error) 10 persen atau dengan

tingkat kepercayaan 90 persen.Sampel tidak

dipilih secara acak.Sampel dipilih berdasarkan

kemudahan untuk ditemui dan kesediaan untuk

mengisi kuesioner.Teknik pengambilan sampel

dalam penulisan ini yaitu purposive non random

sampling.

Dari 137 kuesioner yang disebarkan

untuk penelitian ini, ada 137 kuesioner pula yang

kembali. Tabel 1 berikut merupakan karakteristik

demografik responden yang terkumpul, yaitu:

Karakteristik demografik responden

Karakteristik

responden

Frekuen

si

Persenta

se

• Gender:

Pria

Wanita

• Usia:

18 – 22 thn

23 – 27 thn

28 – 32 thn

32– keatas

Magang di KAP:

Belum pernah

Sudah pernah

• IPK:

< 2,50

2,51 – 3,0

3,1 – 3,5

< 3,5

51

86

81

51

3

2

114

23

3

26

99

9

37,2

62,8

59,1

37,2

2,2

1,5

83,2

16,8

2,2

19

72,3

6,6

Sumber: hasil pengolahan data oleh

penulis

Sampel dalam penelitian ini melibatkan

51 pria dan 86 wanita dimana umur mereka,

antara lain adalah umur 18– 22 tahun berjumlah

81 orang, umur 23 – 27 tahun berjumlah 51

orang, umur 28 – 32 tahun berjumlah 3 orang,

umur diatas 32 orang berjumlah 2 orang. Usia

minimal adalah 19 tahun sedangkan usia

maksimal adalah 40 tahun, sedangkan rata-rata

usia responden adalah 23 tahun, dengan standar

deviasi 2,85.

Dilihat dari pengalaman magang atau

kerja di Kantor Akuntan Publik, mahasiswa yang

pernah bekerja di KAP adalah sebanyak 23 orang

sedangkan sisanya sebanyak 114 belum pernah

bekerja di KAP. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

masing-masing responden adalah sebagai berikut:

IPK dibawah 2,5 ada sebanyak 3 orang, IPK 2,51-

3,0 ada sebanyak 26 orang dan IPK 3,1- 3,5 ada

sebanyak 99 orang serta IPK di atas 3,5 ada

sebanyak 9 orang. Sementara rata-rata IPK

responden adalah 2,8, dengan standar deviasi

0,56.

Teknik pengumpulan data

1. Defenisi operasional

Page 16: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 47

Penelitian ini memiliki beberapa

variabel, yaitu motivasi karir, motivasi mencari

ilmu, motivasi ekonomi, motivasi gelar, motivasi

mengikuti USAP, motivasi biaya pendidikan, dan

motivasi lama pendidikan sebagai variabel

independen serta minta mahasiswa untuk

mengikuti PPAK sebagai variabel terikat. Untuk

menjawab keseluruhan butir-butir pertanyaan di

atas, maka digunakan 5 point skala likert, di mana

angka 1 untuk menyatakan sangat tidak setuju,

hingga angka 5 untuk menyatakan sangat setuju.

Adapun defenisi operasional dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Motivasi karir adalah: (1) untuk

meningkatkan kesempatan promosi

jabatan, (2) untuk mendapatkan pekerjaan

yang sesuai dengan latar belakang

pendidikan (3) meningkatkan

profesionalisme dan kebanggaan terhadap

profesi di bidang akuntasi, (4) untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab

pekerjaan dalam kaitannya dengan klien,

rekan seprofesi dan masyarakat umum,

serta (5) memperluas akses dan jaringan

dengan dunia kerja.

b. Motivasi mencari ilmu adalah: (1)

mendapatkan pengetahuan tentang isu-isu

kebijakan dan standar akuntansi terkini,

(2) meningkatkan pengetahuan

perpajakan, (3) meningkatkan kemampuan

analitis, pengambilan keputusan dan

penyelesaian masalah, (4) meningkatkan

pengetahuan tentang etika bisnis dan

profesi, (5) meningkatkan keahlian dalam

praktik audit, (6) meningkatkan

pengetahuan di bidang akuntansi

keuangan dan akuntansi biaya serta

akuntansi manajemen.

c. Motivasi ekonomi adalah: (1)

mendapatkan pekerjaan yang memberikan

program dana pensiun, (2) mendapatkan

kenaikan gaji setelah lulus PPAk, (3)

memperoleh pekerjaan dengan fasilitas

dan tunjangan yang memadai, (4)

memperoleh gaji awal yang besar.

d. Motivasi gelar adalah: untuk memperoleh

gelar akuntan.

e. Motivasi mengikuti USAP adalah: untuk

mengikuti ujian sertifikasi akuntan publik.

f. Motivasi biaya pendidikan yaitu: biaya

PPAk yang mahal.

g. Motivasi lamanya pendidikan yaitu: masa

studi di PPAk adalah memakan waktu

yang panjang.

Hasil Uji Coba

a. Pengujian Validitas

Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer yang dikumpulkan dengan

menyebar kuesioner kepada para mahasiswa, yaitu

sekumpulan pertanyaan yang dituliskan secara

sistematis yang berisi butir-butir pernyataan atau

indikator guna mengukur variabel-variabel yang

diteliti.Meskipun penelitian ini menggunakan

instrument yang telah dikembangkan dan diuji

sedemikian rupa oleh para peneliti terdahulu,

namun pengujian validitas dan realibilitas dari

instrumen tetap diperlukan.

Uji validitas digunakan untuk mengukur

sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali,

2005). Menurut beliau ada tiga cara dalam

melakukan uji validitas yaitu: (1) melakukan

korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total

skor konstruk atau variabel, (2) melakukan

korelasi bivariat antara masing-masing skor

indicator dengan total skor konstruk, (3) dengan

uji confirmatory factor analysis (CFA).

Penelitian ini menggunakan cara

pertama, yaitu dengan melakukan korelasi antar

skor butir pertanyaan dengan total score konstruk

atau variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel

untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini

n adalah jumlah sampel. Dalam penelitian ini

jumlah sampel adalah 137 dan besarnya df = 135

dan alpha = 0.05 di dapat r tabel = 0.1678 (lihat r

tabel pada df = 135 dengan uji dua sisi). Untuk

menguji apakah masing-masing indicator valid

atau tidak, kita lihat tampilan output Cronbach

Alpha pada kolom correlated item – total

correlation. Bandingkan nilai correlated item-

total correlation dengan hasil perhitungan r tabel =

0.1678. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan

nilai positif maka butir pertanyaan atau indicator

tersebut dinyatakan valid.Berdasarkan hasil

pengolahan data, maka setiap butir pertanyaan

adalah valid, karena r hitung lebih besar dari r-

Page 17: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

48 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52

tabel sebesar 0.1678. Nilai r hitung dapat dilihat

dalam kolom corrected item- total correlation.

Berikut ini adalah hasil-ouput hasil

pengujian dari uji validitas kuesioner.

Uji validitas

Item-Total Statistics

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Varianc

e if

Item

Deleted

Correct

ed Item-

Total

Correlat

ion

Square

d

Multip

le

Correl

ation

Cronba

ch's

Alpha if

Item

Deleted

P1 66.54 36.030 .403 . .843

P2 66.24 36.419 .373 . .844

P3 66.26 36.328 .406 . .843

P4 66.37 35.897 .480 . .840

P5 66.30 36.226 .395 . .843

P6 66.48 35.722 .448 . .841

P7 66.32 36.308 .402 . .843

P8 66.42 35.539 .430 . .842

P9 66.34 35.477 .519 . .839

P10 66.38 36.370 .355 . .845

P11 66.28 36.529 .408 . .843

P12 66.28 36.158 .399 . .843

P13 66.56 36.013 .422 . .842

P14 66.50 36.443 .394 . .843

P15 66.64 34.542 .509 . .838

P16 66.76 34.552 .498 . .839

P17 66.58 34.127 .582 . .835

P18 66.57 34.350 .563 . .836

P19 66.31 35.964 .346 . .845

P20 66.38 36.884 .306 . .846

P21 66.59 37.008 .215 . .851

P22 66.77 36.088 .298 . .848

b. Pengujian reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat

sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya dan dapat memberikan hasil yang relatif

tidak berbeda apabila dilakukan kembali kepada

subyek yang sama. Menurut Ghozali, 2011,

reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indicator dari variabel

atau konstrak. Suatu kuesioner dikatakan reliable

atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari dari

waktu ke waktu.SPSS memberikn fasilitas untuk

mengukur reabilitas dengan uji statistik Cronbach

Alpha.Suatu konstruks atau variabel dikatakan

reliable jika memberikan nilai Cronbacth Alpha >

0,60 (Nunnaly, 1967- dalam Ghozali, 2011).

Uji reabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized Items N of Items

.848 .850 22

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat

nilai Cronbach Alpha adalah sebesar 85

persen.Berdasarkan criteria Nunnaly, maka dapat

disimpulkan variabel tersebut cukup realibel.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data (Statistik Deskriptif)

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil

pengolahan data statistik deskriptif dari variabel-

variabel yang diteliti. Langkah berikutnya adalah

melakukan pengujian terhadap hipotesis

penelitian.Berikut ini merupakan tabel yang

menunjukkan hasil pengolahan statistik deskriptif.

Statistik Deskriptif

N

Minim

um

Ma

xi

mu

m Mean

Std.

Deviatio

n

VARIAB

ELKARI

R

137 2.17 4.0

0 3.2384 .34702

VARIAB

ELEKON

OMI

137 1.00 4.0

0 2.9562 .58779

Page 18: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 49

VARIAB

ELILMU 137 2.50

4.0

0 3.2235 .33569

GELAR 137 1.00

4.0

0 3.2993 .66824

USAP 137 1.00

4.0

0 3.2263 .54223

BIAYA 137 1.00

4.0

0 3.0146 .65288

LAMAPE

NDIDIK

AN

137 1.00 4.0

0 2.8102 .75277

Valid N

(listwise) 137

N = jumlah sampel

Tabel di atas mencerminkan besarnya

mean dan standar deviasi untuk variabel-variabel

pada pernyataan-pernyataan (item) pada kuesioner

tersebut. Nilai mean menunjukkan rata-rata

penilaian responden terhadap pertanyaan yang

diajukan, sedangkan standar deviasi

menggambarkan besarnya penyimpangan

terhadap rata-rata dari pertanyaan yang diajukan

dalam kuesioner penelitian.

Pada indikator pengukuran mengenai

motivasi karir diperoleh nilai rata-rata sebesar

3.2384 dengan penyimpangan rata-rata (standar

deviasi) sebesar 0.34702.Dengan rendahnya nilai

standar deviasi menunjukkan variasi yang

kecil.Jika skor rata-rata jawaban responden lebih

besar dari 3.2384, maka responden

dikelompokkan pada responden yang memiliki

motivasi mencari karir yang tinggi.Sebaliknya,

jika skor rata-rata responden lebih kecil dari

3.2384, maka responden dikelompokkan pada

responden yang memiliki motivasi mencari karir

yang rendah.Nilai rata-rata jawaban responden

mengenai motivasi karir berkisar antara dua koma

tujuh belas sampai dengan empat.

Pada indikator pengukuran mengenai

motivasi ekonomi diperoleh nilai rata-rata sebesar

2.9562 dengan penyimpangan rata-rata (standar

deviasi) sebesar 0.58779.Dengan rendahnya nilai

standar deviasi menunjukkan variasi yang

kecil.Jika skor rata-rata jawaban responden lebih

besar dari 2.9562, maka responden

dikelompokkan pada responden yang memiliki

motivasi ekonomi yang tinggi.Sebaliknya, jika

skor rata-rata responden lebih kecil dari 2.9562,

maka responden dikelompokkan pada responden

yang memiliki motivasi ekonomi yang

rendah.Nilai rata-rata jawaban responden

mengenai motivasi ekonomi berkisar antara satu

sampai dengan empat.

Pada indikator pengukuran mengenai

motivasi mencari ilmu diperoleh nilai rata-rata

sebesar 3.2235 dengan penyimpangan rata-rata

(standar deviasi) sebesar 0.33569.Dengan

rendahnya nilai standar deviasi menunjukkan

variasi yang kecil.Jika skor rata-rata jawaban

responden lebih besar dari 3.2235, maka

responden dikelompokkan pada responden yang

memiliki motivasi mencari ilmu yang

tinggi.Sebaliknya, jika skor rata-rata responden

lebih kecil dari 3.2235, maka responden

dikelompokkan pada responden yang memiliki

motivasi mencari ilmu yang rendah. Nilai rata-rata

jawaban responden mengenai motivasi mencari

ilmu berkisar antara dua koma lima sampai

dengan empat.

Pada indikator pengukuran mengenai

motivasi memperoleh gelar diperoleh nilai rata-

rata sebesar 3.2993 dengan penyimpangan rata-

rata (standar deviasi) sebesar 0.6682.Dengan

rendahnya nilai standar deviasi menunjukkan

variasi yang kecil.Jika skor rata-rata jawaban

responden lebih besar dari 3.2993, maka

responden dikelompokkan pada responden yang

memiliki motivasi memperoleh gelar yang

tinggi.Sebaliknya, jika skor rata-rata responden

lebih kecil dari 3.2993, maka responden

dikelompokkan pada responden yang memiliki

motivasi memperoleh gelar yang rendah.Nilai

rata-rata jawaban responden mengenai motivasi

memperoleh gelar berkisar antara satu sampai

dengan empat.

Pada indikator pengukuran mengenai

motivasi mengikuti ujian USAP diperoleh nilai

rata-rata sebesar 3.2263 dengan penyimpangan

rata-rata (standar deviasi) sebesar 0.5422.Dengan

rendahnya nilai standar deviasi menunjukkan

variasi yang kecil.Jika skor rata-rata jawaban

responden lebih besar dari 3.2263, maka

responden dikelompokkan pada responden yang

memiliki motivasi mengikuti ujian USAP yang

Page 19: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

50 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52

tinggi.Sebaliknya, jika skor rata-rata responden

lebih kecil dari 3.2263, maka responden

dikelompokkan pada responden yang memiliki

motivasi mengikuti ujian USAP yang rendah.Nilai

rata-rata jawaban responden mengenai motivasi

mengikuti ujian USAP berkisar antara satu sampai

dengan empat.

Pada indikator pengukuran mengenai

motivasi biaya pendidikan PPAk diperoleh nilai

rata-rata sebesar 3.0146 dengan penyimpangan

rata-rata (standar deviasi) sebesar 0.6528.Dengan

rendahnya nilai standar deviasi menunjukkan

variasi yang kecil.Jika skor rata-rata jawaban

responden lebih besar dari 3.0146, maka

responden dikelompokkan pada responden yang

memiliki motivasi biaya pendidikan PPAk yang

tinggi.Sebaliknya, jika skor rata-rata responden

lebih kecil dari 3.0146, maka responden

dikelompokkan pada responden yang memiliki

motivasi biaya pendidikan PPAk yang

rendah.Nilai rata-rata jawaban responden

mengenai motivasi biaya pendidikan PPAk

berkisar antara satu sampai dengan empat.

Pada indikator pengukuran mengenai

motivasi lama pendidikan PPAk diperoleh nilai

rata-rata sebesar 2.8102 dengan penyimpangan

rata-rata (standar deviasi) sebesar 0.6528.Dengan

rendahnya nilai standar deviasi menunjukkan

variasi yang kecil.Jika skor rata-rata jawaban

responden lebih besar dari 2.8102, maka

responden dikelompokkan pada responden yang

memiliki motivasi lama pendidikan PPAk yang

tinggi.Sebaliknya, jika skor rata-rata responden

lebih kecil dari 2.8102, maka responden

dikelompokkan pada responden yang memiliki

motivasi lama pendidikan PPAk yang

rendah.Nilai rata-rata jawaban responden

mengenai motivasi lama pendidikan PPAk

berkisar antara satu sampai dengan empat.

Transformasi Data Ordinal ke Interval

Menurut Ridwan dan Kuncoro (2007:30),

mentransformasi data ordinal menjadi data

interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari

syarat analisis parametrik yang mana data setidak-

tidaknya berskala interval. Data berskala ordinal

harus diubah ke dalam data berskala interval,

dengan menggunakan rumus yang dikutip dari

buku Ridwan dan Kuncoro sebagai berikut:

Ti = 50 + 10 x (Xi – X) / S

Dimana:

Ti = skor baku (data interval)

Xi = skor mentah (data ordinal)

X = rata-rata (mean)

S = standar deviasi

Uji Normalitas Data

Sebelum melakukan uji statistik langkah

awal yang harus dilakukan adalah screening

terhadap data yang akan diolah. Salah satu asumsi

penggunaan statistik parametrik adalah asumsi

multivariate normality.Multivariate normality

adalah merupakan asumsi bahwa setiap variabel

dan semua kombinasi linear dari variabel

berdistribusi normal.Jika asumsi ini dipenuhi,

maka nilai residual dari analisis juga berdistribusi

normal dan independen.Asumsi multivariate

normality tidak dapat diuji secara langsung

seketika oleh karena tidaklah praktis menguji

jumlah tak terhingga dari kombinasi linear

variabel-variabel untuk normalitasnya.

Asumsi multivariate normality berlaku baik

untuk distribusi variabel itu sendiri (dalam

ungroup data) atau terhadap sampling distribution

means variabel (dalam group data). Dalam

ungroup data, jika terdapat multivariate normality

hal ini berarti setiap variabel dengan sendirinya

terdistribusi normal dan hubungan antar pasang

variabel adalah linear dan homoskedastik

(variance dari satu variabel adalah sama untuk

semua nilai variabel lainnya). Asumsi multivariate

normality ini dapat diuji dengan melihat

normalitas, linieritas dan homokedastisitas

variabel atau melalui residualnya.

Screening terhadap normalitas data

merupakan langkah awal yang harus dilakukan

untuk setiap analisis multivariate, khususnya jika

tujuannya adalah inferensi. Jika terdapat

normalitas, maka residual akan terdistribusi

normal dan independen. Yaitu perbedaan antara

nilai prediksi dengan skore yang sesungguhnya

atau eror akan terdistribusi secara simetris

disekitar nilai means sama dengan nol. Jadi salah

satu cara mendeteksi normalitas adalah lewat

pengamatan nilai residual. Cara lain adalah

dengan melihat distribusi dari variabel yang akan

diteliti. Walaupun normalitas suatu variabel tidak

selalu diperlakukan dalam analisis akan tetapi

hasil uji statistic akan lebih baik jika semua

variabel berdistribusi normal. Jika variabel tidak

Page 20: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 51

terdistribusi secara normal (menceng ke kiri atau

ke kanan) maka hasil uji statistic akan

terdegradasi. Normalitas suatu variabel umumnya

dideteksi dengan grafik atau uji statistic

sedangkan normalitas nilai residual dideteksi

dengan metode grafik.

Secara statistik ada dua komponen

normalitas yaitu skewness dan kurtosis.Skewness

berhubungan dengan simetri distribusi.Skewed

variabel (variabel menceng) adalah variabel yang

nilai meannya tidak ditengah-tengah

distribusi.Sedangkan kurtosis berhubungan

dengan puncak dari suatu ditribusi. Jika variabel

terdistribusi normal maka nilai skewness dan

kurtosis sama dengan nol. Untuk mendeteksi

normalitas data dapat juga dilakukan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov. Penelitian ini

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas mempunyai arti

ada hubungan linear yang sempurna atau pasti di

antara beberapa variabel atau semua variabel

bebas dalam regresi. Konsekuensi adanya

multikolinearitas adalah koefisien regresi variabel

tidak tertentu dan kesalahan menjadi tidak

terduga. Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat

besaran VIF dan Tolerance.

Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan perhitungan SPSS pada

tabel di atas diperoleh nilai Tolerance

sebesar 0,366 dan VIF untuk variabel

karir, ilmu, ekonomi, gelar, USAP, biaya,

lama pendidikan sebesar 2.730. Dengan

demikian model regresi dalam penelitian

ini tidak terdapat multikolinearitas

dikarenakan Tolerance

(a)hitung>Tolerance (a) (5%) dan

VIFhitung< VIF (1 / 0,05 = 20).

2. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

menggunakan grafik Scatterplot Of Residual.

Apabila titik-titik membentuk suatu pola tertentu

maka diindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas. Dari hasil pengolahan data

dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut

Grafik Heteroskedastisitas

Sumber: Data hasil output SPSS

Berdasarkan grafik tersebut maka tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.Hal

ini dapat dibuktikan pada titik-titik yang

menyebar baik di atas maupun di bawah angka nol

pada sumbu Y yang tidak teratur dan tidak

membentuk pola tertentu.

3. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi Durbin-Watson dapat

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

autokorelasi dalam suatu model persamaan

regresi. Dari hasil pengolahan data SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut:

Hasil pengujianautokorelasi

menunjukkan nilai Durbin-Watson yang diperoleh

adalah 1.834. Ini menunjukkan bahwa DW antara

1 dan 4.Dengan demikian maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS DAN

PEMBAHASAN

Hipotesis ini akan diuji dengan

menggunakan analisis regresi berganda. Analisis

regresi pada dasarnya adalah studi mengenai

ketergantungan variabel dependen dengan satu

Page 21: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

52 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52

atau lebih variabel independen, dengan tujuan

untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-

rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen

berdasarkan nilai variabel independen yang

diketahui (Gujarati).

Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien

untuk masing-masing variabel independen.

Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi

nilai variabel dependen dengan suatu persamaan.

Koefisien regresi dihitung dengan suatu

persamaan.Koefisien regresi dihitung dengan dua

tujuan sekaligus, pertama, meminimumkan

penyimpangan antara nilai actual dan nilai

estimasi variabel dependen berdasarkan data yang

ada (Tabachnick, 1996).

1. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi dependen.Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan

satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variabel-variabel dependen amat terbatas.Nilai

yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen.Secara koefisien determinasi

untuk data silang (crosssection) relative rendah

karena adanya variasi yang besar antara masing-

masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun

waktu (time series) biasanya mempunyai nilai

koefisien determinasi yang tinggi.

Salah satu kelemahan penggunaan

koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah

variabel independen yang dimasukkan ke dalam

model. Oleh karena itu banyak peneliti

menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted

R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi

terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat

naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan

nilai adjusted R2 dapat bernilai negative, walupun

yang dikendaki harus bernilai positif. Menurut

Gujarati (2003) jika dalam uji empiris didapat

nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2

dianggap bernilai nol.

Tabel model summary di atas

menerangkan besarnya korelasi ®, Koefisien

determinasi (R2), koefisien determinasi yang

disesuaikan (adjusted R2) dan standar error.

Dari tampilan output SPSS model

summary besarnya adjusted R2 adalah 0.605, hal

ini berarti 60.5% variasi minat mahasiswa untuk

mengikuti pendidikan PPAk dapat dijelaskan oleh

ke tujuh variabel independen karir, mengejar ilmu,

ekonomi, mendapat gelar, mengikuti USAP, biaya

pendidikan, dan lamanya waktu pendidikan.

Sedangkan sisanya (100% - 60.5% = 39.5%)

dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

Makin kecil nilai pada kolom standar error of the

estimate, maka akan membuat model regresi

semakin tepat dalam memprediksi variabel

dependen.

2. Uji Signifikansi Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/ independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah

apakah suatu parameter sama dengan nol. Artinya

apakah suatu variabel independen bukan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah

sebagai berikut: (1) membandingkan nilai statistic

t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai

statistik t hasil perhitungan lebih tinggi

dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis

alternative yang mengatakan bahwa suatu variabel

independen secara individual mempengaruhi

variabel dependen. Nilai t-tabel 2 sisi dengan

tingkat signifikansi 5% adalah 1,9777. (2)

Pengambilan berdasarkan probabilitas adalah: jika

probabilitas > 0.05 maka Ho diterima, dan

sebaliknya jika probabilitas < 0.05 maka ho

ditolak.

Untuk menginterpretasikan koefisien

variabel bebas (independen) dapat menggunakan

unstandarized coefficients maupun standardized

coefficients. Dari ke tujuh variabel bebas yang

dimasukkan ke dalam model regresi variabel ilmu

dan variabel USAP serta variabel biaya tidak

signifikan hal ini dapat dilihat dari probabilitas

signifikansi untuk Ilmu sebesar 0.545, dan USAP

sebesar 0.854 serta Biaya sebesar 0.22 dan

ketiganya jauh di atas 0.05. Sedangkan variabel

karir, variabel ekonomi, variabel gelar serta

variabel lamanya waktu signifikan pada 0.05.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa

variabel Y (minat mahasiswa) dipengaruhi oleh

variabel bebas yaitu variabel karir, variabel

ekonomi, variabel gelar serta variabel lamanya

pendidikan. Hal ini bisa jadi karena mahasiswa S1

Page 22: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 53

menganggap gelar akuntan dapat mendorong

perkembangan kariernya di masa depan. Hasil ini

sejalan dengan hasil penelitian Wahyuni dkk

(2004) dan Kurniawati (2003) yang mengatakan

bahwa motivasi karir merupakan faktor dominan

yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk

mengikuti PPAk.Waktu pendidikan

mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti

PPAk, karena selama mengikuti pendidikan

sarjana, sudah lama waktu yang terpakai.Jadi,

semakin singkat waktu pendidikan yang

dibutuhkan dalam PPAk maka semakin tinggi

minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan

PPAk, dan demikian sebaliknya.

Variabel motivasi mencari ilmu tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

minat mahasiswa untuk mencari ilmu, hal ini bisa

saja disebabkan karena materi atau jenis

matakuliah yang diajarkan di pendidikan profesi

akuntansi sebagian besar sudah diperoleh pada

saat pendidikan sarjana.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistic F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen

atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis

nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua

parameter dalam model sama dengan nol. Artinya

apakah semua variabel independen bukan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel independen.

Untuk menguji hipotesis ini digunakan

statistic F dengan criteria pengambilan keputusan

sebagai berikut: (1) quick look: bila nilai F lebih

besar daripada 4 maka Ho ditolak pada derajat

kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima

hipotesis alternatif yang mengatakan bahwa

semua variabel independen secara serentak dan

signifikan mempengaruhi variabel dependen. (2)

membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan

nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih

besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan

menerima Ha.

Dari uji Anova atau F test didapat nilai F

hitung sebesar 11.106 dengan probabilitas 0.001.

Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05,

maka model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi minat mahasiswa untuk mengikuti

pendidikan PPAk atau dapat dikatakan bahwa

motivasi karir, motivasi mencari ilmu, motivasi

ekonomi, motivasi memperoleh gelar, motivasi

mengikuti ujian USAP, motivasi besarnya biaya

pendidikan, serta motivasi lamanya pendidikan

PPAk secara bersama-sama berpengaruh terhadap

minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan

PPAk.

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan

regresinya adalah sebagai berikut:

Y = 8.415 + .569X1

+ .014X2

+ 488X3

+

140X4 + 010X

5 + 130X

6 + 130X

7 e

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Kesimpulan

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi minat

mahasiswa akuntansi FE USNI dan STPI untuk

mengikuti PPAk.Faktor-faktor yang diuji dalam

penulisan ini yaitu motivasi karier, motivasi

mencari ilmu, motivasi ekonomi, pekerjaan yang

ingin dijalani, biaya pendidikan PPAk, dan lama

pendidikan PPAk.Sampel penulisan ini terdiri dari

mahasiswa dari program studi S1 akuntansi

reguler, D4 Akuntansi Pajak (STPI).Jumlah

seluruh sampel yang digunakan yaitu 137

mahasiswa.

Dari hasil pengujian hipotesis pertama

dapat disimpulkan bahwa motivasi karier

mempengaruhi secara signifikan minat mahasiswa

untuk mengikuti PPAk. Hasil penulisan ini sejalan

dengan hasil penulisan yang dilakukan oleh

Bambang (2004), Widyastuti, dkk (2004), Ellyana

dan Yuskar (2006), serta Viriany (2007).

Dari hasil pengujian hipotesis kedua

dapat disimpulkan bahwa motivasi mencari ilmu

tidak mempengaruhi secara signifikan minat

mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

Hasil pengujian hipotesis ketiga

menunjukkan bahwa motivasi ekonomi

mempengaruhi secara signifikan minat mahasiswa

untuk mengikuti PPAk. Hasil penulisan ini sejalan

dengan hasil penulisan yang dilakukan oleh

Bambang (2004), Widyastuti, dkk (2004), Ellyana

dan Yuskar (2006), serta Viriany (2007).

Dari hasil pengujian hipotesis keempat

dapat disimpulkan bahwa motivasi gelar

Page 23: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

54 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52

mempengaruhi secara signifikan minat mahasiswa

untuk mengikuti PPAk.

Dari hasil pengujian hipotesis kelima

dapat disimpulkan bahwa motivasi mengikuti

USAP tidak mempengaruhi secara signifikan

minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

Dari hasil pengujian hipotesis keenam

dapat disimpulkan bahwa biaya pendidikan PPAk

tidak mempengaruhi secara signifikan minat

mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

Dari hasil pengujian hipotesis ketujuh

dapat disimpulkan bahwa lama pendidikan PPAk

mempengaruhi secara signifikan minat mahasiswa

untuk mengikuti PPAk.

Kesimpulan yang dapat diambil dari

penulisan ini yaitu, motivasi karier dan motivasi

ekonomi, motivasi gelar serta motivasi lamanya

waktu merupakan faktor yang mempengaruhi

minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

Implikasi

Hasil penulisan ini memiliki manfaat

bagi berbagai pihak yang terkait dengan

PPAk.Penulisan-penulisan mengenai minat

mahasiswa mengikuti PPAk menunjukkan bahwa

variabel motivasi karier merupakan faktor yang

paling mempengaruhi minat mahasiswa untuk

mengikuti PPAk.Hasil penulisan-penulisan

sebelumnya dan penulisan ini menunjukkan

bahwa motivasi ekonomi merupakan faktor yang

tidak mempengaruhi secara signifikan minat

mahasiswa untuk mengikuti PPAk.Padahal, ilmu-

ilmu yang dipelajari di PPAk bermanfaat bagi

peningkatan pengetahuan, kompetensi, dan

profesionalisme para calon akuntan. Peningkatan

pengetahuan, kompetensi, dan profesionalisme

tersebut tentunya akan membantu peningkatan

karier seorang akuntan. Pada akhirnya, seiring

dengan peningkatan karier maka financial reward

yang diterima akuntan pun akan meningkat.

Tidak adanya pengaruh yang signifikan

dari biaya dan lama pendidikan PPAk terhadap

minat mahasiswa mengikuti PPAk menunjukkan

bahwa biaya dan lama pendidikan PPAk bukanlah

penghambat terbesar lulusan S1 akuntansi

mengikuti PPAk.Faktor internal, yaitu motivasi

dan cita-cita pekerjaan yang ingin dijalanilah yang

menjadi pendorong utama minat mahasiswa

mengikuti PPAk.

Penulisan ini berguna bagi para calon

lulusan S1 akuntansi, yaitu untuk memberikan

pengetahuan tentang arti penting PPAk.Bagi

penyelenggara PPAk, hasil penulisan ini dapat

memberikan masukan, yaitu perlunya peningkatan

sosialisasi dan promosi arti penting PPAk kepada

mahasiswa akuntansi agar dapat memotivasi dan

meningkatkan minat mengikuti PPAk.Selain itu,

penyelenggara PPAk sebaiknya melakukan

sosialisasi tujuan PPAk kepada mahasiswa, yaitu

untuk meningkatkan keahlian akuntansi dan

kompentensi profesi, bukan hanya untuk

pengembangan karier di bidang akuntan

publik.Bagi penyelenggara pendidikan S1, hasil

penulisan ini dapat memberikan masukan

perlunya pengenalan profesi akuntan secara lebih

dalam agar minat mahasiswa untuk mengikuti

PPAk dan berprofesi di bidang akuntan dapat

bertambah.

Saran

Dari keterbatasan penulisan yang

dikemukan di atas, penulis memiliki beberapa

saran untuk penulisan selanjutnya, yaitu penulisan

lain tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

minat mahasiswa untuk berkarier sebagai akuntan

publik serta perbandingan kinerja akuntan yang

belum dengan yang sudah mengikuti PPAk.

Terakhir, sampel penulisan sebaiknya diperluas,

tidak hanya mahasiswa akuntansi USNI dan STPI

saja namun mahasiswa akuntansi dari berbagai

universitas di Jakarta dan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukriy dan Selamat Syukur. (2002).

“Persepsi Mahasiswa Akuntansi

terhadap Profesi Akuntan Publik:

Sebuah Studi Empiris”.Journal Media

Riset Akuntansi,Auditing, dan

Informasi.Vol. 2 No. 1 April 2002,

Jakarta.

Benny, Ellya dan Yuskar.2006. Pengaruh

Motivasi terhadap Minat Mahasiswa

Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan

Profesi Akuntansi (PPAk).Simposium

Nasional Akuntansi IX.

Depdiknas.2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Page 24: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 55

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi multivariate

dengan program SPSS. Edisi 5.

Semarang: UNDIP.

Gujarati, N. Damodar. 2003. Basic Econometrics

4th

ed. Singapore: McGrawhill

Kiryanto, dkk.(2001). “Pengaruh Persepsi

Manajer atas informasi Akuntansi

Keuangan terhadap Keberhasilan

Perusahaan Kecil”.Journal Riset

Akuntansi Indonesia Volume 4 No.2 Mei

2001, Yogyakarta.

Kholis, Azizul. “Kontribusi Pendidikan Profesi

Akuntan (PPA) Terhadap Pengembangan

Profesi Akuntan Indonesia Sebuah

Analisis Historis dan Orientasi Masa

Depan”. Media Akuntansi, 28 September

2002.

Paisey, Catriona dan Nicholas J. Pasey. “Cutting

the Core? A reflection upon recent

education policy debates within the

Institute of Chartered Accountants in

England and Wales”, The British

Accounting Review 38 (2006) 31-

61.Diakses dari dari

www.elsevier.com/locate/bar (1 Juni

2008).

Media Akuntansi.“Penegakan Etika Profesi Upaya

Menciptakan Akuntan yang Profesional.”

Media Akuntansi, 28 September 2002.

Machfoedz, M. (1999). “Studi Persepsi

Mahasiswa Terhadap Profesionalisme Dosen

Akuntansi Perguruan Tinggi”. Jurnal Akuntansi

dan Auditing Indonesia 3 (Juni): 3-28.

Malhotra, K Naresh. 2003. Marketing Research

4th

ed. Prentice Hall.

Rahayu, Wahyudi. (2003). IAI: Implikasi dari Era

Globalisasi terhadap Pendidikan

Akuntan dan Prospek Kerja, Makalah

dalam Seminar “Perspektif Pendidikan

Akuntan dan Prospek Kerja”. oleh

HMJA,UNSOED, 11 Oktober 2003,

Purwokerto. Santika, C.S. (2005).

Persepsi MahasiswaS1 Akuntansi

Fakultas EkonomiUniversitas Jenderal

Soedirmantentang Penyelenggaraan

Pendidikan Profesi Akuntansi

diIndonesia.Skripsi pada Fakultas

Ekonomi Universitas Jenderal

Soedirman, Purwokerto

Santoso, Singgih. 2003. Mengatasi Berbagai

Masalah Statistik dengan SPSS Versi

11.5. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo

Santoso, Djoko. “Pendidikan Profesi Bukan

Hanya Akuntansi”. Media Akuntansi, 28

September 2002.

Sekaran, Uma. 2003. Research Methods in

Business 4th

ed. New York: John Wiley

& Sons, Inc.

Sterling, R.S. (1973). “Accounting Research,

Education and Practice”.Journal of

Accountancy (September): 44-52.

Suwardjono.(1992). Gagasan Pengembangan

Profesi dan Pendidikan Akuntansi di

Indonesia. Kumpulan Artikel.

Yogyakarta: BPFEYogyakrta.

Tuanakotta.M. Hans. 2007. Setengah Abad

Profesi Akuntansi. Jakarta: Salemba

Empat.

Viriany. 2007. “Pengaruh Motivasi terhadap

Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk

Mengikuti Pendidikan Profesi

Akuntansi”. Jurnal Akuntansi Universitas

Tarumanagara.

Widyastuti, Suryaningsum dan Juliana. 2004.

”Pengaruh Motivasi terhadap Minat

Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti

Pendidikan Profesi Akuntansi”.

Simposium Nasional Akuntansi VII.

www.iaiglobal.com/id.index.asp (23 Juni 2008)