Download - JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA
32 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52
JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA merupakan Jurnal Ilmiah yang
menyajikan artikel original tentang pengetahuan dan informasi penelitian atau
aplikasi penelitian dan pengembangan terkini yang berhubungan dengan bidang
yang ada di Universitas Satya Negara Indonesia yang memiliki empat Fakultas
yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Ekonomi
dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jurnal ini merupakan sarana publikasi
dan ajang berbagi karya riset dan pengembangannya di Universitas Satya Negara
Indonesia (USNI).
Pemuatan artikel di Jurnal ini dapat dikirim ke alamat Penerbit. Informasi lebih
lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia pada
halaman terakhir yakni pada Pedoman Penulisan Jurnal Ilmiah atau dapat dibaca
pada setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi editor atau
mitra bestari.
Jurnal ini terbit secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun yakni Juni dan
Desember. Pemuatan naskah tidak dipungut biaya. Jurnal Ilmiah Satya Negara
Indonesia merupakan peningkatan dari Jurnal USNI sebelumnya.
Alamat Penerbit / Redaksi
Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM)
Universitas Satya Negara Indonesia
Jl. Arteri Pondok Indah No.11 Kebayoran Lama Utara
Jakarta Selatan 12240 – Indonesia
Telp. (021) 7398393/7224963. Hunting, Fax 7200352/7224963
Homepage : http://www.usni.ac.id
E-mail : [email protected]
Frekuensi Terbit
2 kali setahun : Juni dan Desember
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 33
Edisi Khusus Maret 2014 ISSN : 1979-5246
JURNAL ILMIAH
SATYA NEGARA INDONESIA Pelindung
Prof. Dr. Lijan P. Sinambela, MM, M.Pd
(Rektor)
Penanggung Jawab
Dr. Yusriani Sapta Dewi, MSi
(Ketua LPPM)
Penasehat
Prof. Dr. Ir. Supriyono Eko Wardoyo, M.Aq
Dewan Redaksi
Prof. Dr. Ir. Wilson H. Limbong, M.S
Ir. Semuel AM. Littik, M.Sc, Ph.D
Dr. Ir. Jupiter Sitorus, M.Eng
Dr. Ir. Mustahal, M.Sc
Dr. Yusriani Sapta Dewi, M.Si
Ir. Urip Rahmani, M.Si
Meifida Ilyas, SE, M.Si
Ir. Nunung Nurhayati, M.Si
Mitra Bestari
Prof. Dr. Irwan Abdullah, M.Sc (UGM)
Prof. Dr. Ronald Z. Titahelu, SH, M.S (UNPATTI)
Prof. Dr. Ir. Rosmawati Paranginangin, M.S (Balai Riset DKP)
Dr. Dedi Setia Permana, M.Sc (LIPI)
Penyunting Pelaksana
Istiqomah Sumadikarta, ST
Supriadi, ST
34 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52
DAFTAR ISI
Kompresi Dan Dekompresi Citra Digital Berwarna Menggunakan Algoritma Huffman
Dengan Metode Root Mean Square Error Dan Signal-To-Noise Ratio 1 - 5
Safrizal
Pengembangan Aplikasi Penjadwalan Perkuliahan Dengan Menggunakan Metode
Extreme Programming 6 - 14
Istiqomah Sumadikarta
Pola Komunikasi Keluarga Dalam Menentukanprogram Acara Anak Di Televisi 15 - 22
Sandra Olivia
Pengaruh Kepusaan Pelanggan, Kepercayaan , Harga Terhadap Loyalitas Pelanggan
Pada Pt. Jne Cidodol Kebayoran Lama 23 - 31
Hendri Jopanda, Syahrullah
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahaiswa Akuntansi
Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) 32 - 52
Tagor Sidahuruk, Indira Shinta Dewi
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 35
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHAISWA AKUNTANSI UNTUK
MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)
Tagor Darius Sidauruk SE.,MSi
Indira Shinta Dewi,SE,MM,.Ak
Universitas Satya Negara Indonesia
Fakultas Ekonomi
_______________________________________________________________________________________
Abstrak
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa
akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Satya Negara Indonesia (FEUSNI) dan mahasiswa STPI untuk
mengikuti PPAk. Faktor-faktor tersebut yaitu motivasi kualitas, motivasi karier, motivasi ekonomi, motivasi
gelar, motivasi mengikuti Ujian sertifikasi Akuntan Publik (USAP) , biaya pendidikan , serta lama pendidikan
PPAk.
Hasil penulisan menunjukkan bahwa secara keseluruhan, motivasi karier dan motivasi ekonomi,
motivasi gelas dan motivasi lamanya pendidikan merupakan factor yang signifikan mempengaruhi minat
mahasisswa untuk mengikuti PPAk. Hal ini bias jadi karena gelar akuntan yang diperoleh dari PPAk
merupakan syarat penting untuk dapat meniti karier di bidang akuntan public.
Kata kunci: minat, mahasiswa, pendidikan Profesi Akuntansi
________________________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)
merupakan jenjang pendidikan tambahan yang
ditujukan bagi seorang lulusan sarjana ekonomi
jurusan akuntansi yang ingin mendapatkan gelar
Akuntan.Surat Keputusan (SK) Mendiknas No.
179/U/2001 menyatakan bahwa lulusan sarjana
strata satu (S1) jurusan akuntansi berkesempatan
menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi di
perguruan tinggi yang telah ditunjuk oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Mereka
yang telah menempuh Pendidikan Profesi
Akuntansi nantinnya akan berhak memperoleh
sebutan profesi Akuntan (Ak), dan juga semakin
berpeluang meniti karir sebagai auditor
pemerintahan, auditor internal, akuntan sektor
publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik,
akuntan perpajakan, akuntan keuangan, maupun
akuntan sistem informasi.
Sebelum SK tersebut dikeluarkan pada
tahun 2001, pemberian gelar akuntan di Indonesia
didasarkan pada Undang-Undang (UU) No.34
tahun 1954, yang menyatakan bahwa gelar
akuntan diberikan pada lulusan perguruan tinggi
negeri yang ditunjuk pemerintah dan atau
perguruan tinggi negeri yang memenuhi syarat
untuk menghasilkan akuntan atas proses
pendidikan yang diberikan. Mahasiswa yang telah
lulus S1 akuntansi di Universitas Indonesia,
Universitas Gajah Mada, Universitas Sumatera
Utara, Universitas Airlangga, Universitas
Padjajaran, Universitas Brawijaya, dan Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara secara otomatis akan
memperoleh gelar sarjana akuntansi. Untuk
meraih gelar sarjana akuntansi, mahasiswa dari
perguruan lainnya harus menempuh Ujian Negara
Akuntansi (UNA). Menurut Machfoed (1998)
dalam Widyastuti, dkk, (2004) proses perolehan
gelar akuntan yang bersifat diskriminatif tersebut
memiliki dua kelemahan yaitu timbulnya
diskriminasi pemberian gelar akuntan dan tidak
meratanya tingkat profesionalisme para akuntan di
dunia kerja.
36 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52
Alasan-alasan tersebut kemudian
menyebabkan organisasi profesi akuntan (Ikatan
Akuntan Indonesia) dan Departemen Pendidikan
Nasional melalui Dirjen Dikti merasa perlu
meninjau kembali peraturan yang berlaku untuk
menghasilkan akuntan yang profesional. Melalui
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor.179/U/2001 tentang penyelenggaraan
Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk), dan Surat
Keputusan Mendiknas No. 180/P/2001 tentang
pengangkatan panitia ahli persamaan ijazah
akuntan, serta ditandatanganinya Nota
Kesepahaman (MoU) pada tanggal 28 Maret
2002, antara Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
dengan Dirjen Dikti Depdiknas atas pelaksanaan
pendidikan profesi akuntan, yang pada akhirnya
membuat Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) di
Indonesia dapat terealisasi.
Mahasiswa yang mengikuti Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk) adalah calon akuntan
yang nantinya berhak mengikuti Ujian Sertifikasi
Akuntan Publik (USAP).Ujian ini merupakan
syarat penting untuk mendapatkan ijin praktik
sebagai akuntan publik. Dengan mengikuti ujian
ini, diharapakan calon akuntan di masa depan
tidak hanya mahir secara teknis namun juga mahir
secara profesional. Dengan demikian, lulusan
PPAk nantinya akan memiliki daya saing sebagai
akuntan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
sarjana ekonomi dari jurusan akuntansi yang tidak
mempunyai predikat akuntan.
Ada beberapa penelitian yang meneliti
tentang minat mahasiswa untuk mengikuti
pendidikan profesi akuntansi.Bambang (2004)
dalam Widysatuti, dkk (2004) telah meneliti
faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk
mengikuti PPAk.Hasil penulisan menunjukkan
bahwa karier dan materi PPAk merupakan faktor
yang paling penting dalam mengikuti PPAk.Selain
itu, Widyastuti, dkk (2004) telah meneliti
pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa
untuk mengikuti PPAk Yogyakarta.Hasil
penulisan Widyastuti, dkk menunjukkan bahwa
motivasi karier merupakan faktor yang secara
signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk
mengikuti PPAk.
Ellya Benny dan Yuskar (2006) meneliti
pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi
akuntansi, di kota Padang. Hasilnya menunjukkan
bahwa motivasi kualitas dan motivasi karier
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat
mahasiswa untuk mengikuti PPAk.Sedangkan
motivasi ekonomi tidak berpengaruh signifikan
terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk.Viriany (2007) melakukan penulisan
tentang pengaruh motivasi terhadap minat
mahasiswa mengikuti PPAk di Universitas
Tarumanagara.Hasil penulisan Viriany (2007)
sejalan dengan penulisan Ellya Benny dan Yuskar
(2006), yaitu motivasi karier dan motivasi kualitas
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat
mahasiswa mengikuti PPAk.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah motivasi karier mempengaruhi
minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk?
2. Apakah motivasi mencari ilmu
mempengaruhi minat mahasiswa untuk
mengikuti PPAk?
3. Apakah motivasi ekonomi
mempengaruhi minat mahasiswa untuk
mengikuti PPAk?
4. Apakah motivasi gelar mempengaruhi
minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk?
5. Apakah motivasi mengikuti USAP
mempengaruhi minat mahasiswa untuk
mengikuti PPAk?
6. Apakah biaya pendidikan mempengaruhi
minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk?
7. Apakah lama pendidikan PPAk
mempengaruhi minat mahasiswa untuk
mengikuti PPAk?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah motivasi
karier mempengaruhi minat
mahasiswa untuk mengikuti PPAk.
2. Untuk mengetahui apakah motivasi
mencari ilmu mempengaruhi minat
mahasiswa untuk mengikuti PPAk.
3. Untuk mengetahui apakah motivasi
ekonomi mempengaruhi minat
mahasiswa untuk mengikuti PPAk.
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 37
4. Untuk mengetahui apakah motivasi
gelar mempengaruhi minat
mahasiswa untuk mengikuti PPAk.
5. Untuk mengetahui apakah motivasi
mengikuti USAP mempengaruhi
minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk.
6. Untuk mengetahui apakah biaya
pendidikan mempengaruhi minat
mahasiswa untuk mengikuti PPAk.
7. Apakah lama pendidikan PPAk
mempengaruhi minat mahasiswa
untuk mengikuti PPAk.
8. Apakah motivasi karir, motivasi
mencari ilmu, motivasi ekonomi,
motivasi gelar, motivasi mengikuti
uSAP, motivasi biaya pendidikan
serta motivasi lamanya pendidikan
mempengaruhi minat mahasiswa
untuk mengikuti PPAK.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
penelitian di atas dan agar penelitian ini lebih
fokus, maka peneliti membatasi masalah hanya
pada minat mahasiswa untuk mengikuti
pendidikan profesi akuntansi di dua universitas
swasta yang adadi Jakarta.
Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan penelitian bagi pengelola
pendidikan profesi akuntansi adalah hasil
penelitian ini dapat memberikan
masukan mengenai faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi minat mahasiswa
untuk melanjutkan pendidikannya ke
jenjang yang lebih tinggi yaitu
pendidikan profesi akuntansi.
2. Untuk memperkaya penelitian yang
sudah ada dan sebagai referensi bagi
peneliti selanjutnya.
Motivasi
Motivasi merupakan hal yang
melatarbelakangi individu berbuat untuk
mencapai tujuan tertentu.Seseorang yang dengan
sengaja mengikat diri menjadi bagian dari
organisasi mempunyai latar belakang yang
berbeda-beda, salah satunya adalah agar mereka
dapat berinteraksi dengan manusia lainnya dan
agar kebutuhan hidupnya dapat
terpenuhi.Seseorang atau kelompok melakukan
kegiatan tentunya karena ada motivasi. Menurut
Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia (1998),
motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri
seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan
suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau
motivasi adalah usaha-usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang
tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau
mendapatkan kepuasan dengan perbuatannya.
Menurut Widyastuti (2004) menyatakan
bahwa motivasi sering kali diartikan sebagai
dorongan.Dorongan atau tenaga tersebut
merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat,
sehingga motivasi merupakan suatu tenaga yang
menggerakkan manusia untuk bertingkah laku di
dalam perbuatannya yang mempunyai tujuan
tertentu. Susilo, 1987, mengatakan bahwa
motivasi adalah factor-faktor yang mendorong
orang untuk bertindak dengan cara tertentu.
Supardi dan Anwar (2004) mengatakan bahwa
motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada
seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang
diarahkan pada tujuan mencapai sasaran
kepuasan. Jadi, motivasi bukanlah yang dapat
diamati tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan
adanya karena sesuatu perilaku yang tampak.
Siagian (2002:255), menyatakan bahwa
yang diinginkan seseorang dari pekerjaannya pada
umumnya adalah sesuatu yang mempunyai arti
penting bagi dirinya sendiri dan bagi instansi.
Menurut Heidjachman dan Husnan (2003:197),
motivasi merupakan proses untuk mencoba
mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu
yang kita inginkan. Untuk membangun
produktivitas dan motivasi pekerja ada dua hal
yang harus dilakukan: pertama, carilah
pembayaran pekerjaan individual seseorang; dan
kedua, bantu mereka mencapai pembayaran untuk
setiap tugas tambahan yang diberikan sehingga
baik kebutuhan instansi maupun individu tercapai.
Menurut As'ad (2003:45), motivasi seringkali
diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau
tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani
untuk berbuat sehingga motivasi tersebut
merupakan driving force yang menggerakkan
manusia untuk bertingkah laku dan di dalam
perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.
Menurut Hasibuan (2003:92) motivasi berasal dari
kata latinmovere yang berarti ‘dorongan atau daya
penggerak’. Motivasi ini hanya diberikan kepada
38 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52
manusia, khususnya kepada para bawahan atau
pengikut.Motivasi penting karena dengan
motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan
mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai
produktivitas kerja yang tinggi. Motivasi harus
dilakukan pimpinan terhadap bawahannya karena
adanya dimensi tentang pembagian pekerjaan
untuk dilakukan dengan sebaik-baiknya, bawahan
sebetulnya mampu akan tetapi malas
mengerjakannya, memberikan penghargaan dan
kepuasan kerja.
Persepsi merupakan proses kognitif
yang dipergunakan seseorang untuk menafsirkan
dan memahami dunia sekitarnya. Sedangkan
menurut Robbins (1993), Perception can be
defined as a process bywhich individuals organize
and interprettheir sensory impressions in order to
givemeaning to their environment. Proses
pembentukan persepsi dipengaruhi oleh: (1) faktor
perhatian dari luar, meliputi intensitas, ukuran,
keberlawanan, pengulangan, gerakan; (2) faktor
dari dalam (internal set factors), yaitu faktor dari
dalam diri seseorang yang memiliki proses perspsi
antara lain proses belajar (learning), motivasi, dan
kepribadian (Kiryanto dkk., 2001).
Pendidikan profesi akuntansi penting
bagi mahasiswa sebab pendidikan profesi
akuntansi dapat memberikan kontribusi untuk
menjadi seorang akuntan yang
profesional.Mengingat pentingnya pendidikan
profesi akuntan bagi mahasiswa akuntansi maka
diperlukan motivasi dari dalam diri mahasiswa
terhadap minat untuk mengikuti pendidikan
profesi akuntansi (PPAk), faktor-faktor yang
mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPAk)
yang diharapkan dapat mencapai tujuan yang
diinginkan mahasiswa tersebut.Widyastuti, dkk,
(2004) menyatakan bahwa motivasi seringkali
diartikan sebagai dorongan.Dorongan atau tenaga
tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk
berbuat, sehingga motivasi merupakan suatu
tenaga yang menggerakkan manusia untuk
bertingkah laku di dalam perbuatannya yang
mempunyai tujuan tertentu. Jenis-jenis motivasi
antara lain (Widyastuti, 2004):
a. Motivasi kualitas: motivasi kualitas sebagai
dorongan yang timbul dalam diri seseorang
untuk memiliki dan meningkatkan kualitas
diri dan kemampuannya dalam bidang yang
ditekuninya sehingga dapat melaksanakan
tugas dengan baik dan benar.
b. Motivasi karir: motivasi karir adalah
dorongan yang timbul dalam diri seseorang
untuk meningkatkan kemampuan pribadinya
dalam rangka mencapai kedudukan, jabatan
atau karir yang lebih baik dari sebelumnya.
c. Motivasi ekonomi: motivasi ekonomi adalah
suatu dorongan yang timbul dalam diri
seseorang untuk meningkatkan kemampuan
pribadinya dalam rangka untuk mencapai
penghargaan financial yang diinginkan.
Motivasi harus dilakukan pimpinan
terhadap bawahannya karena adanya dimensi
tentang pembagian pekerjaan untuk dilakukan
dengan sebaik-baiknya, bawahan sebetulnya
mampu akan tetapi malas mengerjakannya,
memberikan penghargaan dan kepuasan kerja.
Sebenarnya banyak pembahasan teori-teori
motivasi, namun ada beberapa yang cukup
menonjol adalah antara lain sebagai berikut: Teori
Maslow, mengenai tingkatan dasar manusia yaitu:
(a) kebutuhan fisiologi dasar, (b) keselamatan dan
keamanan, (c) cinta/kasih sayang, (d)
penghargaan, (e) aktualisasi diri (self
actualization). Dari definisi tersebut diatas dapat
dilihat bahwa:
1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan
energi atau tenaga dalam diri pribadi
seseorang.
2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan
yang mengarah ke tingkah laku seseorang.
3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk
mencapai tujuan.
Seterusnya dinyatakan bahwa motivasi
mempunyai dua bentuk, yaitu motivasi positif dan
motivasi negatif. Swasta dan sukatjo, 1991 (Doli
2004) mengemukakan bahwa: (1) Motivasi
Positif, merupakan proses untuk mempengaruhi
orang lain dengan cara memberikan penambahan
tingkat kepuasan tertentu, misalnya dengan
memberikan promosi, memberikan insentif atau
tambahan penghasilan, (2) Motivasi Negatif,
merupakan proses untuk mempengaruhi orang
lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu secara paksa.
Minat
Salah satu faktor yang diduga memiliki
kontribusi pada peningkatan prestasi belajar
mahasiswa adalah minat mahasiswa dalam
program studi pilihan.Minat adalah keinginan atau
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 39
kecendrungan hati kepada sesuatu.Minat tidaklah
terbentuk begitu saja dalam diri, melainkan
muncul dari pengaruh beberapa faktor, yaitu
adanya hal yang menarik perhatian terhadap
sesuatu objek atau kegiatan, adanya dorongan dari
dalam diri seseoarang dan adanya dorongan dari
luar.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2001) minat yaitu kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu.Stiggins (1994) menyatakan
bahwa minat merupakan salah satu dimensi dari
aspek afektif yang banyak berperan dalam
kehidupan seseorang.Aspek afektif adalah aspek
yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan
dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak
yang mempengaruhi pikiran dan tindakan
seseorang. Dimensi afektif ini mencakup tiga hal
penting yaitu (1) berhubungan dengan perasaan
mengenai obyek yang berbeda; (2) perasaan-
perasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari
titik netral ke kubu yang berlawanan, tidak positif
dan tidak negatif; (3) berbagai perasaan yang
memiliki intensitas yang berbeda, dari kuat ke
sedang ke lemah.
Menurut Widyastuti, dkk (2004) minat
adalah keinginan yang didorong oleh suatu
keinginan setelah melihat, mengamati dan
membandingkan serta mempertimbangkan dengan
kebutuhan yang diinginkannya. Minat
menunjukkan seberapa banyak upaya yang
direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan pada minat
ini, yaitu:
a. Minat merupakan faktor yang mempengaruhi
perilaku seseorang.
b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang
berani mencoba melakukan sesuatu.
c. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya
yang diusahakan seseorang untuk melakukan
sesuatu.
d. Minat menunjukkan seberapa suka seseorang
terhadap sesuatu.
Ciri-Ciri Profesi Akuntan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia,
profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian keterampilan,
kejujuran, dan sebagainya tertentu.
Istilah profesi berasal dari bahasa Yunani,
professues berarti suatu kegiatan atau pekerjaan
yang dihubungkan dengan sumpah atau janji yang
bersifat religius, sehingga ada ikatan bathin bagi
seseorang yang memiliki profesi tersebut untuk
tidak melanggar dan memelihara kesucian
profesinya1. Menurut International Federation of
Accountants dalam Regar (2003), dalam Ellya
Benny dan Yuskar (2006), yang dimaksud dengan
profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan
yang mempergunakan keahlian di bidang
akuntansi. Keahlian tersebut mencakup bidang
akuntan publik, akuntan internal yang bekerja
pada perusahaan, akuntan yang bekerja di
pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.
Banyak masalah yang terjadi pada
berbagai bisnis yang ada saat ini melibatkan
profesi akuntan.Sorotan yang diberikan kepada
profesi ini disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya praktik-praktik profesi yang
mengabaikan standar akuntansi bahkan
etika.Profesi akuntan biasanya dianggap sebagai
salah satu bidang profesi seperti organisasi
lainnya, misalnya Ikatan Dokter Indonesia
(IDI).Supaya dikatakan profesi maka akuntan
harus memiliki beberapa syarat sehingga
masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang
memerlukan profesi, mempercayai hasil kerjanya.
Richard H. Hall (1968) dalam artikel
”Professionalization and Bureaucratization”
pada American Sociological Review edisi
Februari 1968 seperti yang dikutip Media
Akuntansi edisi 28 September 2002, menyatakan
bahwa profesi bercirikan sebagai berikut:
1. Pelayanannya bersifat untuk kepentingan
publik (service to public).
2. Pengaturan kinerjanya ditentukan dan
diawasi sendiri oleh profesi (self
regulation).
3. Menguasai suatu keahlian pada bidang
tertentu (dedicated to one’s field).
4. Mandiri dalam pembiayaan pengembangan
kinerja profesi (autonomy).
Menurut International Federation of
Accountants (Regar 2003) yang dimaksud dengan
profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan
yang mempergunakan keahlian di bidang
akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan
publik, akuntan intern yang bekerja pada
perusahaan industri, keuangan atau dagang,
akuntan yang bekerja pada pemerintah atau
akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit,
profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang
dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik
yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit,
40 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52
akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.
Selanjutnya, Moenaf (1997) menyebutkan ciri-ciri
dari sebuah profesi yaitu;
1. Memiliki pengetahuan yang seragam (common
body of knowledge) yang diperoleh dari proses
pendidikan yang teratur yang dibuktikan
dengan tanda lulus (ijazah) yang memberikan
hak untuk melakukan suatu pekerjaan.
2. Pengakuan masyarakat atau pemerintah
mengenai kewenangan untuk memberikan
jasanya kepada khalayak ramai karena
keahliannya yang merupakan monopoli profesi
untuk memberikan jasa di bidang tertentu.
3. Suatu wadah kumpulan dari anggota berupa
organisasi profesi untuk mengatur anggotanya
serta dilengkapi dengan koe etik.
4. Mengutamakan dan mendahului pelayanan di
atas imbalan jasa, tetapi tidak berarti bahwa
jasanya diberikan tanpa imbalan. Cara ini yang
membedakannya dengan kegiatan usaha.
Profesi akuntan biasanya dianggap
sebagai salah satu bidang profesi seperti
organisasi lainnya. Adapun ciri profesi menurut
Harahap (2004) adalah sebagai berikut :
1. Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya,
yaitu merupakan pedoman dalam
melaksanakan keprofesiannya.
2. Memiliki kode etik sebagai pedoman
yang mengatur tingkah laku anggotanya
dalam profesi itu.
3. Berhimpun dalam suatu organisasi resmi
yang diakui oleh masyarakat/pemerintah.
4. Keahliannya dibutuhkan oleh
masyarakat.
5. Bekerja bukan dengan motif komersil
tetapi didasarkan kepada fungsinya
sebagai kepercayaan masyarakat.
Selanjutnya ciri dari suatu profesi
sebagaimana disebut oleh J.L. Carey dalam Regar
(2003) dalam Ellya Benny dan Yuskar (2006)
antara lain, adalah keahlian yang dimiliki
seseorang yang diperoleh melalui proses
pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan
sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang diakui
yang memberikan kewenangan untuk melayani
masyarakat dalam bidang keahlian tersebut.
Suatu pekerjaan dapat disebut sebagai
profesi jika pekerjaan tersebut berasal dari
pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan
khusus, memberikan pelayanan jasa tertentu,
memiliki kode etik profesi, serta memiliki sebuah
wadah organisasi profesi yang menaungi para
anggotanya.Banyak masalah yang terjadi pada
berbagai bisnis yang ada saat ini melibatkan
profesi akuntan.Sorotan yang diberikan kepada
profesi ini disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya praktik-praktik profesi yang
mengabaikan standar akuntansi bahkan etika. Hal
lain yang tak kalah penting pada profesi adalah
kepercayaan. Kepercayaan merupakan pengakuan
masyarakat terhadap kualitas jasa yang diberikan
akuntan. Tanpa kepercayaan, profesi akuntan
tidak akan bertahan lama. Menurut teori sosiologi
klasik tentang profesi (Ellya Benny dan Yuskar,
2005) menyebutkan bahwa masyarakat
mempunyai prestasi dan kekuatan terhadap
profesi disebabkan karena para profesional
mempunyai bodies of knowledge yang terkait
dengan pusat keinginan dan nilai dari suatu sistem
sosial. Untuk itu diharapkan para profesional
dalam menjalankan tugas profesinya harus
berpegang pada nilai-nilai profesionalitas.
Prilaku tidak etis merupakan isu yang
relevan bagi profesi akuntan saat ini. Di
Indonesia, isu mengenai etika akuntan
berkembang seiring dengan terjadinya beberapa
pelanggara etika yang dilakukan oleh akuntan
publik. Pengembangan dan kesadaran etik
memainkan peran kunci dalam setiap profesi
akuntan.Profesi akuntan tidak terlepas dari etika
bisnis yang mana aktivitasnya melibatkan
aktivitas bisnis yang perlu pemahaman dan
penerapan etika profesi seorang akuntan.
Akuntan mempunyai kewajiban untuk
menjaga standar prilaku etis tertinggi mereka
kepada organisasi dimana mereka
bernaung.Akuntan mempunyai tanggung jawab
menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas
dan obyektifitas mereka.Analisis terhadap sikap
etis dalam profesi akuntan menunjukkan bahwa
akuntan mempunyai kesempatan untuk melakukan
tindakan tidak etis dalam profesi mereka (Husein,
2004).Kesadaran etika dan sikap profesional
memegang peran penting bagi seorang
akuntan.Dalam menjalankan profesinya seorang
akuntan secara terus menerus berhadapan dengan
dilema etik yang melibatkan pilihan diantara nilai-
nilai yang bertentangan. Profesi akuntan di
Indonesia terbagi menjadi :
1. Akuntan publik
2. Akuntan manajemen
3. Akuntan pendidik
4. Akuntan pemerintah
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 41
Profesi akuntan publik di Indonesia akan
dipengaruhi perkembangan perusahaan
multinasional. Audit laporan keuangan
perusahaan multinasional akan dikuasai Kantor
akuntan Publik yang berada di negara induk
perusahaan dan yang mempunyai jaringan
internasional.
Soekrisno Agoes (2004:7), auditing
adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara
kritis dan sistematis oleh pihak yang independen
terhadap laporan keuangan yang telah disusun
oleh manajemen beserta catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk
dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran
dari laporan keuangan tersebut. Willy Susilo
(2002:52) mengemukakan audit sebagai suatu
kegiatan mengumpulkan informasi faktual dan
signifikan melalui interaksi (pemeriksaan,
pengukuran, dan penilaian serta penarikan
kesimpulan) secara sistematis, objektif dan
terdokumentasi yang berorientasi pada azas nilai
manfaat.
American Accounting Association (AAA)
Committee Basic Auditing Concept (dalam Willy
Susilo, 2002:51) auditing sebagai suatu proses
sistematis untuk mendapatkan dan menilai bukti
secara objektif, yang berkaitan dengan
pernyataan-pernyataan tentang tindakan-tindakan
dan kejadian ekonomi untuk menentukan
kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan
hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. Dari
kutipan diatas, akuntan pemeriksa dituntut bekerja
secara profesional di dalam melakukan tugasnya,
sedangkan menurut standar profesional akuntan
publik yang disusun oleh IAI tahun 2001 adalah
sebagai berikut : “Audit harus dilaksanakan oleh
seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis cukup sebagai auditor”
Sedangkan butir 03 mengatakan bahwa “dalam
melaksanakan audit untuk sampai pada suatu
pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa
bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang
akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian
keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan
formalnya yang diperluas dengan pengalaman-
pengalaman selanjutnya dalam praktik
audit.Untuk memenuhi persyaratan sebagai
seorang profesional, auditor harus menjalani
pelatihan teknis yang cukup, mencakup aspek
teknis maupun pendidikan umum. Akuntan
sebagai suatu profesi, maka perlunya sebagai
seorang akuntan mengetahui syarat-syarat dari
profesi, yaitu antara lain :
a. Didasarkan pada disiplin pengetahuan
khusus.
b. Diperlukan proses pendidikan tertentu
untuk memperoleh pengetahuan.
c. Ada standar kualifikasi yang mengatur
jika mau memasukinya dan harus ada
pengakuan format mengenai statusnya.
d. Ada norma prilaku yang mengatur antara
profesional dengan kliennya, teman
sejawat dan publik. Tanggung jawab
yang tercakup dalam suatu pekerjaan
untuk melayani kepentingan umum.
e. Ada organisasi yang mengabdikan diri un
tuk menunjukkan kewajiban-
kewajibannya terhadap masyarakat dan
untuk kepentingan kelompok itu.
f. Kebebasan bertindak dan berpendapat
sesuai dengan norma dan etika
profesinya.
Akuntan sebagai suatu profesi
menghasilkan beberapa jasa yang diantaranya Jasa
Atestasi, Jasa Assurance, dan Jasa Non Assurance
yang kesemuanya mengarah kepada pengambilan
keputusan yang harus diambil oleh seorang
akuntan. 1. Jasa Atestasi Audit, mencakup
pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari
laporan keuangan historis suatu entitas yang
dibuat oleh manajemen entitas tersebut.
Pemeriksaan, istilah ini digunakan untuk jasa lain
yang dihasilkan oleh profesi akuntan publikyang
berupa pernyataan suatu pendapat atas kesesuaian
asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria
yang telah ditetapkan. Review, berupa permintaan
keterangan dan prosedur analitik terhadap
informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan
untuk memberikan keyakinan negatif atas asersi
yang terkandung dalam informasi keuangan
tersebut.Prosedur yang disepakati.Jasa atestasi
atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh
akuntan publik berdasarkan prosedur yang
disepakati antara klien dengan akuntan publik. 2.
Jasa Assurance Jasa assurance adalah jasa
profesional independen yang meningkatkan mutu
informasi bagi pengambilan keputusan. 3. Jasa
Non Assurance Jasa non assurance adalah jasa
yang dihasilkan oleh akuntan publik yang
didalamanya tidak memberikan suatu pendapat,
keyakinan negatif, ringkasan temuan atau bentuk
lain keyakinan.
42 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) di
Indonesia
Pendidikan akuntansi akan dapat
dipersepsikan secara paralel dengan praktik
akuntansi, termasuk di dalamnya profesi akuntan
publik. Akuntan publik merupakan seseorang
yang diberikan ijin oleh suatu negara bagian untuk
menggunakan gelar PA (Public Accountant) atau
AP (Akuntan Publik) dan mempraktekkan
akuntansipublik. Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) merupakan pendidikan yang
diselenggarakan setelah menempuh pendidikan
strata satu ekonomi jurusan akuntansi dengan
tujuan untuk mendapatkan gelar Akuntan (Ak).
Sebelum adanya program PPAk (sebelum tahun
2001), di Indonesia dikenal ada dua jalur
pendidikan untuk mendapatkan gelar akuntan
dengan nomor register, yaitu :
1. Fakultas Ekonomi di Perguruan Tinggi Negeri
(PTN)
Bagi mereka yang ingin menjadi
Akuntan sekaligus berhak memakai gelar Akuntan
(Ak) dapat memasuki jalur Fakultas Ekonomi
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang telah
mempunyai jurusan Akuntansi seperti Universitas
Indonesia Jakarta, Universitas Gajah Mada
Yogyakarta, Universitas Padjajaran Bandung,
Universitas Brawijaya Malang, Universitas Sam
Ratulangi Manado dan lain sebagainya. Untuk
berhak memakai gelar akuntan,mereka yang telah
lulus sarjana ekonomi jurusan akuntansi dapat
membuat permohonan tertulis kepada Panitia
Persamaan Ijazah Akuntan disertai Ijazah Sarjana
dan pasfoto kepada BPKP di Jakarta. Proses
Permohonan ini adalah untuk mendapatkan nomor
register negara dari panitia Persamaan Ijazah
Akuntan. Dengan keluarnya nomor register ini,
maka otomatis Sarjana Ekonomi yang
bersangkutan berhak memakai gelar Akuntan
dengan nomor register yang diberikan.
2. Fakultas Ekonomi di Perguruan Tinggi Swasta
(PTS)
Untuk mendapatkan gelar akuntan,
seorang yang kuliah di Fakultas Ekonomi swasta
memiliki beberapa perbedaan dengan lulusan
Fakultas Ekonomi Negeri. Kalau alumni FE
Negeri dapat langsung meminta nomor register,
maka alumni FE swasta harus melalui beberapa
tahap sesuai dengan SK Dirjen Pendidikan Tinggi
No. 28/Dikti Kep/1986 tanggal 6 Juli 1986
sebagai berikut :
Sarjana Ekonomi Negara
Untuk menjadi Sarjana Ekonomi Negara,
maka seorang alumni FE swasta memiliki jalur
yang berbeda yang didasarkan pada status
Perguruan Tinggi yang bersangkutan, apakah
terdaftar, diakui atau disamakan. Namun
prinsipnya Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan telah memberikan kelonggaran bagi
alumni Perguruan Tinggi swasta untuk lulus ujian
negara seperti melalui ujian negara cicilan.
Perbedaan antara status diatas
sebenarnya hanya terletak pada pengujiannya,
kalau status perguruan tinggi yang bersangkutan
terdaftar, pengujiannya 50 % berasal dari
perguruan tinggi yang bersangkutan, selebihnya
dari Kopertis. Kalau statusnya disamakan,
pengujiannya 100 % dari perguruan tinggi
yangbersangkutan. Kalau seorang sudah lulus
ujian negara untuk Sarjana Ekonomi, maka yang
bersangkutan berhak mengikuti Ujian Negara
Akuntansi.
Ujian Negara Akuntansi
Ujian negara akuntansi (UNA)
diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Konsorsium Ilmu Ekonomi
dengan bimbingan Panitia Ahli Pertimbangan
Persamaan Ijazah akuntansi. UNA ini dilakukan
dengan dua tingkat, yaitu:
1) UNA Dasar
UNA Dasar dapat diikuti oleh mereka
yang berpendidikan Fakultas Ekonomi swasta
jurusan akuntansi minimal telah terdaftar pada
Kopertis dengan kualifikasi minimal 110 sks
dengan indek prestasi (IP) minimal 2 dan nilai
rata-rata C untuk tiap mata kuliah yang diujikan.
Adapun mata kuliah yang diujikan adalah sebagai
berikut: (a) Statistik Deskriptif dan Inferensial, (b)
Akuntansi Dasar, Intermediate, dan lanjutan, (c)
Akuntansi Biaya, dan (d) Pembelanjaan
(Financial Management).
2) UNA Profesi
UNA Profesi dapat diikuti oleh mereka
yang sudah lulus UNA Dasar dan sudah lulus
ujian negara Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi.
Adapun mata kuliah yang diujikan adalah: (a)
auditing, (b) Controllership, (c) Teori Akuntansi,
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 43
(d) Akuntansi Pemerintahan, (e) Sistem
Akuntansi, dan (f) Perpajakan.
Keputusan Mendiknas Nomor
179/U/2001 merupakan tonggak awal kelahiran
PPAk di Indonesia. Kepmen ini menyebutkan
bahwa Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)
yaitu pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi
setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada
program studi akuntansi. Keputusan Mendiknas
ini sekaligus membuka babak baru pemakaian
gelar akuntan di Indonesia dengan memberikan
perlakuan yang sama kepada semua lulusan S1
akuntansi dari perguruan tinggi negeri maupun
swasta. Hal ini berpengaruh terhadap masa studi
mahasiswa ketika ingin terjun sebagai akuntan
publik. Dengan demikian pada saat mahasiswa
telah menyelesaikan program S-1, maka mereka
dihadapkan pada tiga alternatif. Pertama, bekerja
atau terjun ke masyarakat sebagai sarjana
ekonomi.Kedua, melanjutkan studi pasca sarjana
untuk memperoleh gelar S-2. Atau ketiga,
menempuh program Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) untuk memperoleh gelar akuntan (Ak),
yang notabene syarat untuk terjun sebagai akuntan
publik pada Kantor Akuntan Publik (KAP).
Menjawab SK Mendiknas No.
179/U/2001 tersebut, maka beberapa perguruan
tinggi berusaha menyelenggarakan Pendidikan
Profesi Akuntansi. Berdirinya PPAk di berbagai
perguruan tinggi ini tentunya diikuti dengan
adanya sosialisasi kepada mahasiswa S1 akuntansi
untuk memberikan pemahaman akan pentingnya
pendidikan profesi (profession education) bagi
calon akuntan publik. Dalam kurun waktu lebih
kurang lima tahun ini, proses sosialisasi baik
melalui seminar, studium general, dan media lain
diharapkan telah memberikan pemahaman yang
masif. Tanpa adanya pemahaman yang masif
maka akan berpengaruh pada orientasi dan
keinginan mahasiswa akuntansi yang notabene
sebagai calon pengguna jasa Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk).
Menurut Azizul kholis (2002), lahirnya
PPAk dalam perspektif sejarah profesi dan
pendidikan akuntansi di Indonesia dipengaruhi
oleh banyak faktor, yaitu kebutuhan dan
pemahaman masyarakat akan profesi akuntan,
peranan sentral IAI sebagai wadah organisasi
akuntan dan peranan pemerintah dalam
mengembangkan pendidikan dan profesi akuntan.
Selain itu, kehadiran PPAk memang sudah
menjadi kebutuhan mendesak bagi pengembangan
profesi yang telah ditunjuk oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Mereka yang telah
menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi ini
berhak memperoleh sebutan profesi Akuntan
(Ak), dan juga semakin berpeluang meniti karir
sebagai auditor pemerintahan, auditor internal,
akuntan sektor publik, akuntan manajemen,
akuntan pendidik, akuntan perpajakan, akuntan
keuangan, maupun akuntan sistem informasi.
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)
penting bagi mahasiswa jurusan akuntansi, sebab
PPAk dapat memberikan kontribusi untuk
menjadi seorang akuntan yang
profesional.Mengingat pentingnya PPAk bagi
mahasiswa Akuntansi meka diperlukan motivasi
dari dalam diri mahasisa terhadap minat untuk
mengikuti PPAk, yang diharapkan dapat mencapai
tujuan yang diinginkan mahasiswa tersebut.
Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi akan
mempunyai daya saing yang lebih tinggi sebagai
akuntan dibandingkan dengan para sarjana yang
tidak mempunyai predikat akuntan. Lulusan
Pendidikan Profesi Akuntansi akan menjadi
akuntan yang berhak mendapatkan Register
Negara dan boleh mengikuti Ujian Sertifikasi
Akuntan Publik (USAP).
Akuntan yang telah dinyatakan lulus
untuk semua mata ujian berhak memperoleh
sebutan “Bersertifikat Akuntan Publik” (BAP).
Sertifikat Akuntan Publik merupakan salah satu
persyaratan utama untuk mendapatkan izin praktik
sebagai Akuntan Publik dari Departemen
Keuangan. USAP hanya dapat diikuti oleh mereka
yang memiliki gelar atau sebutan Akuntan yang
dibuktikan dengan memiliki Nomor Register
Akuntan sesuai dengan peraturan/ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, atau mereka
yang pernah mengikuti USAP tetapi belum lulus
seluruh mata ujian. Namun, seperti telah
dijelaskan sebelumnya, Nomor Register Akuntan
tersebut kini hanya dapat diperoleh lulusan dari
PPAk.Sehingga peserta USAP diharuskan untuk
mengikuti PPAk terlebih dahulu untuk dapat
mengikuti USAP.
Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penulisan Widyastuti, dkk, (2004)
tentang minat mahasiswa untuk mengikuti
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)
menunjukkan bahwa motivasi memiliki peran
dalam menentukan minat seorang mahasiswa
44 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52
untuk mengikuti PPAk.Mereka mengambil
sampel di enam universitas sehingga sampel yang
diteliti lebih luas.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa motivasi karir merupakan faktor yang
signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk
mengikuti PPAk, dan adanya perbedaan minat
untuk mengikuti PPAk antara mahasiswa tingkat
awal dan mahasiswa tingkat akhir.Menurut Hall
(1986) dalam Fitria (2004) dalam Ellya Benny
dan Yuskar (2006), karier dapat diartikan sebagai
rangkaian sikap dan perilaku yang berhubungan
dengan perjalanan kerja seseorang sepanjang
kehidupan kerjanya.
Ellya (2006) menguji kembali tentang
pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi
akuntansi, khususnya pada perguruan tinggi yang
ada di kota Padang, Sumatera Barat. Hasil
penelitian disimpulkan bahwa motivasi kualitas
dan motivasi karir mempunyai pengaruh
signifikan terhadap minat mahasiswa untuk
mengikuti PPAk, motivasi ekonomi tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat
mahasiswa untuk mengikuti PPAk dan ada
perbedaan signifikan antara mahasiswa yang
belum mengambil mata kuliah auditing dan
mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah
auditing terhadap minat untuk mengikuti PPAk.
Menurut Ariani (2004) dalam Ellya
Benny dan Yuskar (2006), karier merupakan suatu
keahlian atau profesional seseorang di bidang
ilmunya yang dinilai berdasarkan pengalaman
kerja yang akan memberikan kontribusi kepada
organisasi. Pilihan karier merupakan ungkapan
diri seseorang, karena pilihan karier menunjukkan
motivasi seseorang, ilmu, kepribadian dan seluruh
kemampuan yang dimiliki.Institusi pendidikan
mempunyai pengaruh besar terhadap
perkembangan karir seorang akuntan.Sebagai
sebuah pendidikan profesi, PPAk dapat
memberikan kontribusi positif untuk mahasiswa
yang ingin mengembangkan kemampuan di
bidang akuntansi secara teknis dan profesional.
Selain itu, penelitian terdahulu (Icuk
dkk., 2005) yang berjudul Persepsi Mahasiswa S1
Akuntansi Reguler Mengenai Pendidikan Profesi
Akuntansi (Studi kasus padaPerguruan Tinggi
Negeri di Purwokerto) menyatakan bahwa
mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Jenderal Soedirman mempunyai
persepsi yang positif mengenai Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk). Perbedaan karakteristik yang
ada antara kelas reguler dan non reguler diduga
dapat menyebabkan perbedaan persepsi mengenai
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).Pada kelas
non reguler sebagian besar mahasiswanya terdiri
dari orang-orang yang telah memiliki pekerjaan,
sehingga orientasi mereka mengikuti pendidikan
yakni sebagai penunjang karier bagi pekerjaan
mereka.Sedangkan bagi kelas reguler,
mahasiswanya notabene freshgraduate dari
sekolah menengah sehingga lebih mempunyai
orientasi dalam mengikuti pendidikan profesi
karena untuk mengejar karir sebagai akuntan
publik.Oleh karena itu, peneliti menduga ada
perbedaan persepsi antara mahasiswa S1
akuntansi regular dengan mahasiswa S1 akuntansi
non regular mengenai Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk), yang disebabkan latar
belakang dan orientasi mengikuti pendidikan.
Siegel, Blank, dan Rigsby (1991) dalam
Samiaji (2004) dalam Widyastuti, dkk (2004)
melakukan penulisan untuk mengetahui hubungan
antara struktur organisasi institusi pendidikan
dengan perkembangan profesional selanjutnya
bagi auditor. Penulisan tersebut menunjukkan
bahwa struktur organisasi mempunyai pengaruh
signifikan terhadap perkembangan profesi
selanjutnya.Auditor yang mempunyai latar
belakang pendidikan pofesional akuntansi
membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk
dipromosikan menjadi auditor senior dan atau
manajer.
Selain ilmu akuntansi, seorang akuntan
juga harus menguasai ilmu pengetahuan lain
seperti manajemen keuangan, pasar dan lembaga
keuangan, ekonomi moneter, manajemen
perusahaan, pemasaran, hukum dagang, hukum
pajak, akuntansi biaya, sistem informasi, bahasa
inggris dan sebagainya. Pandangan yang sama
dikemukakan oleh Hughes (1967) dalam Paisey
(2005) yang menunjukkan bahwa asal mula istilah
profesional yaitu apa yang profesional miliki
(profess). Mereka memiliki (profess) pengetahuan
yang lebih baik dibandingkan yang orang lain
pada hal tertentu, terutama hal yang berkaitan
dengan permasalahan yang dimiliki klien. Ilmu
pengetahuan di bidang akuntansi merupakan satu
hal penting untuk mengembangkan kompetensi.
Carpenter dan Strawser (1970) dalam
Widyastuti, dkk (2004) melakukan penulisan
untuk mengetahui kriteria mahasiswa jurusan
akuntansi pada tingkat akhir di Pennsylvania State
University dalam memilih karir. Hasil penulisan
tersebut menunjukkan bahwa sifat pekerjaan,
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 45
kesempatan promosi, dan gaji awal merupakan
tiga karakter terpenting dalam pemilihan karir di
antara sebelas faktor pekerjaan.Gittman dan
McDaniel (1995), yang diadaptasi oleh Samiaji
(2004), mengemukakan bahwa keefektifan suatu
karir tidak hanya ditentukan oleh individu saja
tetapi juga oleh organisasi itu sendiri.
Stole, (1976) dalam Fitria (2004) dalam
Ellyana Benny dan Yuskar (2006) menyatakan
bahwa berkarier di Kantor Akuntan Publik (KAP)
merupakan suatu karier yang memberikan
penghargaan secara finansial dan pengalaman
bekerja yang bervariasi. Berkarir di Kantor
Akuntan Publik dapat menghasilkan pendapatan
yang tinggi atau besar dibandingkan dengan
pendapatan yang diperoleh dari karir yang lain.
Hal ini juga dibuktikan oleh penulisan Wijayanti,
2000 dalam Ariani (2004) dalam Ellyana dan
Yuskar (2006) yang menyatakan bahwa salah satu
harapan mahasiswa akuntansi yang memilih karier
sebagai akuntan publik yaitu gaji awal yang
tinggi.
Albrecht dan Sack (2000) dalam Ariani
(2004) dalam Ellyana Benny dan Yuskar (2006)
menyatakan bahwa salah satu penyebab
menurunnya jumlah mahasiswa akuntansi selama
kurun waktu 1995 hingga 1999 yang mencapai
23% adalah akibat lebih rendahnya gaji awal pada
profesi jika dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Dari penjelasan di atas motivasi
ekonomi dapat diartikan sebagai suatu dorongan
yang timbul dalam diri seseorang untuk
meningkatkan kemampuan pribadinya dalam
rangka mencapai penghargaan finansial dan
kemampuan ekonominya.
Macfoed (1998), meneliti minat
mahasiswa untuk mengikuti USAP (ujian
sertifikasi akuntan publik).Penelitian machfoed ini
memotivasi terhadap minat untuk mengikuti
PPAk (pendidikan profesi Akuntan).Pada
penelitian Samiaji, 2004, (dalam Widyastuti, dkk,
2004), meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
mahasiswa untuk mengikuti PPAk yaitu motivasi
karir, motivasi ekonomi, motivasi kualitas dan
materi pendidikan.Samiaji meneliti mahasiswa
akuntansi di empat universitas yaitu UGM, STIE
YKPN, Atma Jaya dan UPN Veteran.Samiaji
mengemukakan tidak adanya perbedaan minat
antara mahasiswa PTN dan PTS.
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel
terikat.
a. Variabel Dependen
Dalam penulisan ini yang menjadi
variabel dependen adalah minat mahasiswa
akuntansi untuk mengikuti PPAk.Variabel minat
untuk mengikuti PPAk ini menggunakan atau
diukur dengan satu pertanyan yang langsung
mempertanyakan minat mahasiswa mengikuti
PPAk dengan menggunakan skala numerik dari
satu sampai sepuluh. Sikap responden yang
”sangat tidak berminat” diwakili oleh point (1)
yang dapat diartikan bahwa minat mahasiswa
untuk mengikuti PPAk rendah. Sedangkan sikap
responden yang ”sangat berminat” diwakili oleh
point (10) yang berarti bahwa minat mahasiswa
untuk mengikuti PPAk tinggi.
b. Variabel Independen
Variabel independen dalam penulisan ini
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi minat
mahasiswa akuntansi mengikuti program PPAK.
Faktor-faktor tersebut yaitu motivasi yang terdiri
dari motivasi karier, motivasi mencari ilmu,
motivasi ekonomi, motivasi gelar, motivasi
mengikuti USAP, biaya pendidikan, serta lama
pendidikan PPAk.
Variabel-variabel dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan skala likert, dengan
skala 1 sampai 4.Dalam mengukur variable
dependen digunakan 23 itempernyataan. Sikap
responden yang ”sangat tidak setuju” diwakili
oleh point 1 yang dapat diartikan bahwa faktor
tersebut tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk.
Sedangkan sikap responden yang ”sangat setuju”
diwakili oleh point 4 yang berarti bahwa faktor
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
minat mahasiswa mengikuti PPAk.
Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer yang dikumpulkan dengan
menyebar kuesioner, yaitu sekumpulan
pertanyaan yang dituliskan secara sistematis yang
berisi butir-butir pertanyaan yang dituliskan
secara sistematis yang diteliti.Dimana responden
46 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52
diminta untuk menjawabnya dengan bentuk
pilihan tertutup.Kuesioner disebarkan kepada
pada mahasiswa.
Kuesioner dalam penelitian ini disebar
adalah untuk mengukur minat mahasiswa untuk
mengikuti pendidikan profesi akuntansi melalui
motivasi mencari ilmu, motivasi karir, motivasi
ekonomi, motivasi gelar, motivasi mengikuti
USAP, motivasi biaya pendidikan, dan lama
pendidikan PPAk.
Populasi dan Sampel
Unit analisis dalam penulisan ini yaitu
individu dengan populasi mahasiswa jurusan
akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Satya
Negara Indonesia dan Sekolah Tinggi Perpajakan
Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Pada
penulisan ini, karakteristik khusus yang menjadi
pertimbangan sebagai dasar pengambilan sampel
adalah mahasiswa S1 yang tengah duduk di tahun
ke empat ketika penulisan ini sedang dilakukan,
yaitu mahasiswa angkatan 2008 atau mahasiswa
yang sudah mendapat mata kuliah auditing. Hal
ini dengan pertimbangan bahwa sebagian besar
mahasiswa angkatan 2008 akan menyelesaikan
pendidikan sarjana S1 pada tahun ini.
Penelitian ini menggunakan batas
toleransi kesalahan (error) 10 persen atau dengan
tingkat kepercayaan 90 persen.Sampel tidak
dipilih secara acak.Sampel dipilih berdasarkan
kemudahan untuk ditemui dan kesediaan untuk
mengisi kuesioner.Teknik pengambilan sampel
dalam penulisan ini yaitu purposive non random
sampling.
Dari 137 kuesioner yang disebarkan
untuk penelitian ini, ada 137 kuesioner pula yang
kembali. Tabel 1 berikut merupakan karakteristik
demografik responden yang terkumpul, yaitu:
Karakteristik demografik responden
Karakteristik
responden
Frekuen
si
Persenta
se
• Gender:
Pria
Wanita
• Usia:
18 – 22 thn
23 – 27 thn
28 – 32 thn
32– keatas
Magang di KAP:
Belum pernah
Sudah pernah
• IPK:
< 2,50
2,51 – 3,0
3,1 – 3,5
< 3,5
51
86
81
51
3
2
114
23
3
26
99
9
37,2
62,8
59,1
37,2
2,2
1,5
83,2
16,8
2,2
19
72,3
6,6
Sumber: hasil pengolahan data oleh
penulis
Sampel dalam penelitian ini melibatkan
51 pria dan 86 wanita dimana umur mereka,
antara lain adalah umur 18– 22 tahun berjumlah
81 orang, umur 23 – 27 tahun berjumlah 51
orang, umur 28 – 32 tahun berjumlah 3 orang,
umur diatas 32 orang berjumlah 2 orang. Usia
minimal adalah 19 tahun sedangkan usia
maksimal adalah 40 tahun, sedangkan rata-rata
usia responden adalah 23 tahun, dengan standar
deviasi 2,85.
Dilihat dari pengalaman magang atau
kerja di Kantor Akuntan Publik, mahasiswa yang
pernah bekerja di KAP adalah sebanyak 23 orang
sedangkan sisanya sebanyak 114 belum pernah
bekerja di KAP. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
masing-masing responden adalah sebagai berikut:
IPK dibawah 2,5 ada sebanyak 3 orang, IPK 2,51-
3,0 ada sebanyak 26 orang dan IPK 3,1- 3,5 ada
sebanyak 99 orang serta IPK di atas 3,5 ada
sebanyak 9 orang. Sementara rata-rata IPK
responden adalah 2,8, dengan standar deviasi
0,56.
Teknik pengumpulan data
1. Defenisi operasional
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 47
Penelitian ini memiliki beberapa
variabel, yaitu motivasi karir, motivasi mencari
ilmu, motivasi ekonomi, motivasi gelar, motivasi
mengikuti USAP, motivasi biaya pendidikan, dan
motivasi lama pendidikan sebagai variabel
independen serta minta mahasiswa untuk
mengikuti PPAK sebagai variabel terikat. Untuk
menjawab keseluruhan butir-butir pertanyaan di
atas, maka digunakan 5 point skala likert, di mana
angka 1 untuk menyatakan sangat tidak setuju,
hingga angka 5 untuk menyatakan sangat setuju.
Adapun defenisi operasional dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Motivasi karir adalah: (1) untuk
meningkatkan kesempatan promosi
jabatan, (2) untuk mendapatkan pekerjaan
yang sesuai dengan latar belakang
pendidikan (3) meningkatkan
profesionalisme dan kebanggaan terhadap
profesi di bidang akuntasi, (4) untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab
pekerjaan dalam kaitannya dengan klien,
rekan seprofesi dan masyarakat umum,
serta (5) memperluas akses dan jaringan
dengan dunia kerja.
b. Motivasi mencari ilmu adalah: (1)
mendapatkan pengetahuan tentang isu-isu
kebijakan dan standar akuntansi terkini,
(2) meningkatkan pengetahuan
perpajakan, (3) meningkatkan kemampuan
analitis, pengambilan keputusan dan
penyelesaian masalah, (4) meningkatkan
pengetahuan tentang etika bisnis dan
profesi, (5) meningkatkan keahlian dalam
praktik audit, (6) meningkatkan
pengetahuan di bidang akuntansi
keuangan dan akuntansi biaya serta
akuntansi manajemen.
c. Motivasi ekonomi adalah: (1)
mendapatkan pekerjaan yang memberikan
program dana pensiun, (2) mendapatkan
kenaikan gaji setelah lulus PPAk, (3)
memperoleh pekerjaan dengan fasilitas
dan tunjangan yang memadai, (4)
memperoleh gaji awal yang besar.
d. Motivasi gelar adalah: untuk memperoleh
gelar akuntan.
e. Motivasi mengikuti USAP adalah: untuk
mengikuti ujian sertifikasi akuntan publik.
f. Motivasi biaya pendidikan yaitu: biaya
PPAk yang mahal.
g. Motivasi lamanya pendidikan yaitu: masa
studi di PPAk adalah memakan waktu
yang panjang.
Hasil Uji Coba
a. Pengujian Validitas
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer yang dikumpulkan dengan
menyebar kuesioner kepada para mahasiswa, yaitu
sekumpulan pertanyaan yang dituliskan secara
sistematis yang berisi butir-butir pernyataan atau
indikator guna mengukur variabel-variabel yang
diteliti.Meskipun penelitian ini menggunakan
instrument yang telah dikembangkan dan diuji
sedemikian rupa oleh para peneliti terdahulu,
namun pengujian validitas dan realibilitas dari
instrumen tetap diperlukan.
Uji validitas digunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali,
2005). Menurut beliau ada tiga cara dalam
melakukan uji validitas yaitu: (1) melakukan
korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total
skor konstruk atau variabel, (2) melakukan
korelasi bivariat antara masing-masing skor
indicator dengan total skor konstruk, (3) dengan
uji confirmatory factor analysis (CFA).
Penelitian ini menggunakan cara
pertama, yaitu dengan melakukan korelasi antar
skor butir pertanyaan dengan total score konstruk
atau variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel
untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini
n adalah jumlah sampel. Dalam penelitian ini
jumlah sampel adalah 137 dan besarnya df = 135
dan alpha = 0.05 di dapat r tabel = 0.1678 (lihat r
tabel pada df = 135 dengan uji dua sisi). Untuk
menguji apakah masing-masing indicator valid
atau tidak, kita lihat tampilan output Cronbach
Alpha pada kolom correlated item – total
correlation. Bandingkan nilai correlated item-
total correlation dengan hasil perhitungan r tabel =
0.1678. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan
nilai positif maka butir pertanyaan atau indicator
tersebut dinyatakan valid.Berdasarkan hasil
pengolahan data, maka setiap butir pertanyaan
adalah valid, karena r hitung lebih besar dari r-
48 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52
tabel sebesar 0.1678. Nilai r hitung dapat dilihat
dalam kolom corrected item- total correlation.
Berikut ini adalah hasil-ouput hasil
pengujian dari uji validitas kuesioner.
Uji validitas
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Varianc
e if
Item
Deleted
Correct
ed Item-
Total
Correlat
ion
Square
d
Multip
le
Correl
ation
Cronba
ch's
Alpha if
Item
Deleted
P1 66.54 36.030 .403 . .843
P2 66.24 36.419 .373 . .844
P3 66.26 36.328 .406 . .843
P4 66.37 35.897 .480 . .840
P5 66.30 36.226 .395 . .843
P6 66.48 35.722 .448 . .841
P7 66.32 36.308 .402 . .843
P8 66.42 35.539 .430 . .842
P9 66.34 35.477 .519 . .839
P10 66.38 36.370 .355 . .845
P11 66.28 36.529 .408 . .843
P12 66.28 36.158 .399 . .843
P13 66.56 36.013 .422 . .842
P14 66.50 36.443 .394 . .843
P15 66.64 34.542 .509 . .838
P16 66.76 34.552 .498 . .839
P17 66.58 34.127 .582 . .835
P18 66.57 34.350 .563 . .836
P19 66.31 35.964 .346 . .845
P20 66.38 36.884 .306 . .846
P21 66.59 37.008 .215 . .851
P22 66.77 36.088 .298 . .848
b. Pengujian reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat
sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya dan dapat memberikan hasil yang relatif
tidak berbeda apabila dilakukan kembali kepada
subyek yang sama. Menurut Ghozali, 2011,
reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indicator dari variabel
atau konstrak. Suatu kuesioner dikatakan reliable
atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari dari
waktu ke waktu.SPSS memberikn fasilitas untuk
mengukur reabilitas dengan uji statistik Cronbach
Alpha.Suatu konstruks atau variabel dikatakan
reliable jika memberikan nilai Cronbacth Alpha >
0,60 (Nunnaly, 1967- dalam Ghozali, 2011).
Uji reabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.848 .850 22
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat
nilai Cronbach Alpha adalah sebesar 85
persen.Berdasarkan criteria Nunnaly, maka dapat
disimpulkan variabel tersebut cukup realibel.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data (Statistik Deskriptif)
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil
pengolahan data statistik deskriptif dari variabel-
variabel yang diteliti. Langkah berikutnya adalah
melakukan pengujian terhadap hipotesis
penelitian.Berikut ini merupakan tabel yang
menunjukkan hasil pengolahan statistik deskriptif.
Statistik Deskriptif
N
Minim
um
Ma
xi
mu
m Mean
Std.
Deviatio
n
VARIAB
ELKARI
R
137 2.17 4.0
0 3.2384 .34702
VARIAB
ELEKON
OMI
137 1.00 4.0
0 2.9562 .58779
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 49
VARIAB
ELILMU 137 2.50
4.0
0 3.2235 .33569
GELAR 137 1.00
4.0
0 3.2993 .66824
USAP 137 1.00
4.0
0 3.2263 .54223
BIAYA 137 1.00
4.0
0 3.0146 .65288
LAMAPE
NDIDIK
AN
137 1.00 4.0
0 2.8102 .75277
Valid N
(listwise) 137
N = jumlah sampel
Tabel di atas mencerminkan besarnya
mean dan standar deviasi untuk variabel-variabel
pada pernyataan-pernyataan (item) pada kuesioner
tersebut. Nilai mean menunjukkan rata-rata
penilaian responden terhadap pertanyaan yang
diajukan, sedangkan standar deviasi
menggambarkan besarnya penyimpangan
terhadap rata-rata dari pertanyaan yang diajukan
dalam kuesioner penelitian.
Pada indikator pengukuran mengenai
motivasi karir diperoleh nilai rata-rata sebesar
3.2384 dengan penyimpangan rata-rata (standar
deviasi) sebesar 0.34702.Dengan rendahnya nilai
standar deviasi menunjukkan variasi yang
kecil.Jika skor rata-rata jawaban responden lebih
besar dari 3.2384, maka responden
dikelompokkan pada responden yang memiliki
motivasi mencari karir yang tinggi.Sebaliknya,
jika skor rata-rata responden lebih kecil dari
3.2384, maka responden dikelompokkan pada
responden yang memiliki motivasi mencari karir
yang rendah.Nilai rata-rata jawaban responden
mengenai motivasi karir berkisar antara dua koma
tujuh belas sampai dengan empat.
Pada indikator pengukuran mengenai
motivasi ekonomi diperoleh nilai rata-rata sebesar
2.9562 dengan penyimpangan rata-rata (standar
deviasi) sebesar 0.58779.Dengan rendahnya nilai
standar deviasi menunjukkan variasi yang
kecil.Jika skor rata-rata jawaban responden lebih
besar dari 2.9562, maka responden
dikelompokkan pada responden yang memiliki
motivasi ekonomi yang tinggi.Sebaliknya, jika
skor rata-rata responden lebih kecil dari 2.9562,
maka responden dikelompokkan pada responden
yang memiliki motivasi ekonomi yang
rendah.Nilai rata-rata jawaban responden
mengenai motivasi ekonomi berkisar antara satu
sampai dengan empat.
Pada indikator pengukuran mengenai
motivasi mencari ilmu diperoleh nilai rata-rata
sebesar 3.2235 dengan penyimpangan rata-rata
(standar deviasi) sebesar 0.33569.Dengan
rendahnya nilai standar deviasi menunjukkan
variasi yang kecil.Jika skor rata-rata jawaban
responden lebih besar dari 3.2235, maka
responden dikelompokkan pada responden yang
memiliki motivasi mencari ilmu yang
tinggi.Sebaliknya, jika skor rata-rata responden
lebih kecil dari 3.2235, maka responden
dikelompokkan pada responden yang memiliki
motivasi mencari ilmu yang rendah. Nilai rata-rata
jawaban responden mengenai motivasi mencari
ilmu berkisar antara dua koma lima sampai
dengan empat.
Pada indikator pengukuran mengenai
motivasi memperoleh gelar diperoleh nilai rata-
rata sebesar 3.2993 dengan penyimpangan rata-
rata (standar deviasi) sebesar 0.6682.Dengan
rendahnya nilai standar deviasi menunjukkan
variasi yang kecil.Jika skor rata-rata jawaban
responden lebih besar dari 3.2993, maka
responden dikelompokkan pada responden yang
memiliki motivasi memperoleh gelar yang
tinggi.Sebaliknya, jika skor rata-rata responden
lebih kecil dari 3.2993, maka responden
dikelompokkan pada responden yang memiliki
motivasi memperoleh gelar yang rendah.Nilai
rata-rata jawaban responden mengenai motivasi
memperoleh gelar berkisar antara satu sampai
dengan empat.
Pada indikator pengukuran mengenai
motivasi mengikuti ujian USAP diperoleh nilai
rata-rata sebesar 3.2263 dengan penyimpangan
rata-rata (standar deviasi) sebesar 0.5422.Dengan
rendahnya nilai standar deviasi menunjukkan
variasi yang kecil.Jika skor rata-rata jawaban
responden lebih besar dari 3.2263, maka
responden dikelompokkan pada responden yang
memiliki motivasi mengikuti ujian USAP yang
50 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52
tinggi.Sebaliknya, jika skor rata-rata responden
lebih kecil dari 3.2263, maka responden
dikelompokkan pada responden yang memiliki
motivasi mengikuti ujian USAP yang rendah.Nilai
rata-rata jawaban responden mengenai motivasi
mengikuti ujian USAP berkisar antara satu sampai
dengan empat.
Pada indikator pengukuran mengenai
motivasi biaya pendidikan PPAk diperoleh nilai
rata-rata sebesar 3.0146 dengan penyimpangan
rata-rata (standar deviasi) sebesar 0.6528.Dengan
rendahnya nilai standar deviasi menunjukkan
variasi yang kecil.Jika skor rata-rata jawaban
responden lebih besar dari 3.0146, maka
responden dikelompokkan pada responden yang
memiliki motivasi biaya pendidikan PPAk yang
tinggi.Sebaliknya, jika skor rata-rata responden
lebih kecil dari 3.0146, maka responden
dikelompokkan pada responden yang memiliki
motivasi biaya pendidikan PPAk yang
rendah.Nilai rata-rata jawaban responden
mengenai motivasi biaya pendidikan PPAk
berkisar antara satu sampai dengan empat.
Pada indikator pengukuran mengenai
motivasi lama pendidikan PPAk diperoleh nilai
rata-rata sebesar 2.8102 dengan penyimpangan
rata-rata (standar deviasi) sebesar 0.6528.Dengan
rendahnya nilai standar deviasi menunjukkan
variasi yang kecil.Jika skor rata-rata jawaban
responden lebih besar dari 2.8102, maka
responden dikelompokkan pada responden yang
memiliki motivasi lama pendidikan PPAk yang
tinggi.Sebaliknya, jika skor rata-rata responden
lebih kecil dari 2.8102, maka responden
dikelompokkan pada responden yang memiliki
motivasi lama pendidikan PPAk yang
rendah.Nilai rata-rata jawaban responden
mengenai motivasi lama pendidikan PPAk
berkisar antara satu sampai dengan empat.
Transformasi Data Ordinal ke Interval
Menurut Ridwan dan Kuncoro (2007:30),
mentransformasi data ordinal menjadi data
interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari
syarat analisis parametrik yang mana data setidak-
tidaknya berskala interval. Data berskala ordinal
harus diubah ke dalam data berskala interval,
dengan menggunakan rumus yang dikutip dari
buku Ridwan dan Kuncoro sebagai berikut:
Ti = 50 + 10 x (Xi – X) / S
Dimana:
Ti = skor baku (data interval)
Xi = skor mentah (data ordinal)
X = rata-rata (mean)
S = standar deviasi
Uji Normalitas Data
Sebelum melakukan uji statistik langkah
awal yang harus dilakukan adalah screening
terhadap data yang akan diolah. Salah satu asumsi
penggunaan statistik parametrik adalah asumsi
multivariate normality.Multivariate normality
adalah merupakan asumsi bahwa setiap variabel
dan semua kombinasi linear dari variabel
berdistribusi normal.Jika asumsi ini dipenuhi,
maka nilai residual dari analisis juga berdistribusi
normal dan independen.Asumsi multivariate
normality tidak dapat diuji secara langsung
seketika oleh karena tidaklah praktis menguji
jumlah tak terhingga dari kombinasi linear
variabel-variabel untuk normalitasnya.
Asumsi multivariate normality berlaku baik
untuk distribusi variabel itu sendiri (dalam
ungroup data) atau terhadap sampling distribution
means variabel (dalam group data). Dalam
ungroup data, jika terdapat multivariate normality
hal ini berarti setiap variabel dengan sendirinya
terdistribusi normal dan hubungan antar pasang
variabel adalah linear dan homoskedastik
(variance dari satu variabel adalah sama untuk
semua nilai variabel lainnya). Asumsi multivariate
normality ini dapat diuji dengan melihat
normalitas, linieritas dan homokedastisitas
variabel atau melalui residualnya.
Screening terhadap normalitas data
merupakan langkah awal yang harus dilakukan
untuk setiap analisis multivariate, khususnya jika
tujuannya adalah inferensi. Jika terdapat
normalitas, maka residual akan terdistribusi
normal dan independen. Yaitu perbedaan antara
nilai prediksi dengan skore yang sesungguhnya
atau eror akan terdistribusi secara simetris
disekitar nilai means sama dengan nol. Jadi salah
satu cara mendeteksi normalitas adalah lewat
pengamatan nilai residual. Cara lain adalah
dengan melihat distribusi dari variabel yang akan
diteliti. Walaupun normalitas suatu variabel tidak
selalu diperlakukan dalam analisis akan tetapi
hasil uji statistic akan lebih baik jika semua
variabel berdistribusi normal. Jika variabel tidak
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 51
terdistribusi secara normal (menceng ke kiri atau
ke kanan) maka hasil uji statistic akan
terdegradasi. Normalitas suatu variabel umumnya
dideteksi dengan grafik atau uji statistic
sedangkan normalitas nilai residual dideteksi
dengan metode grafik.
Secara statistik ada dua komponen
normalitas yaitu skewness dan kurtosis.Skewness
berhubungan dengan simetri distribusi.Skewed
variabel (variabel menceng) adalah variabel yang
nilai meannya tidak ditengah-tengah
distribusi.Sedangkan kurtosis berhubungan
dengan puncak dari suatu ditribusi. Jika variabel
terdistribusi normal maka nilai skewness dan
kurtosis sama dengan nol. Untuk mendeteksi
normalitas data dapat juga dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov. Penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas mempunyai arti
ada hubungan linear yang sempurna atau pasti di
antara beberapa variabel atau semua variabel
bebas dalam regresi. Konsekuensi adanya
multikolinearitas adalah koefisien regresi variabel
tidak tertentu dan kesalahan menjadi tidak
terduga. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat
besaran VIF dan Tolerance.
Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan perhitungan SPSS pada
tabel di atas diperoleh nilai Tolerance
sebesar 0,366 dan VIF untuk variabel
karir, ilmu, ekonomi, gelar, USAP, biaya,
lama pendidikan sebesar 2.730. Dengan
demikian model regresi dalam penelitian
ini tidak terdapat multikolinearitas
dikarenakan Tolerance
(a)hitung>Tolerance (a) (5%) dan
VIFhitung< VIF (1 / 0,05 = 20).
2. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
menggunakan grafik Scatterplot Of Residual.
Apabila titik-titik membentuk suatu pola tertentu
maka diindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Dari hasil pengolahan data
dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut
Grafik Heteroskedastisitas
Sumber: Data hasil output SPSS
Berdasarkan grafik tersebut maka tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.Hal
ini dapat dibuktikan pada titik-titik yang
menyebar baik di atas maupun di bawah angka nol
pada sumbu Y yang tidak teratur dan tidak
membentuk pola tertentu.
3. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi Durbin-Watson dapat
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi dalam suatu model persamaan
regresi. Dari hasil pengolahan data SPSS
diperoleh hasil sebagai berikut:
Hasil pengujianautokorelasi
menunjukkan nilai Durbin-Watson yang diperoleh
adalah 1.834. Ini menunjukkan bahwa DW antara
1 dan 4.Dengan demikian maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
PENGUJIAN HIPOTESIS DAN
PEMBAHASAN
Hipotesis ini akan diuji dengan
menggunakan analisis regresi berganda. Analisis
regresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variabel dependen dengan satu
52 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52
atau lebih variabel independen, dengan tujuan
untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-
rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen
berdasarkan nilai variabel independen yang
diketahui (Gujarati).
Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien
untuk masing-masing variabel independen.
Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi
nilai variabel dependen dengan suatu persamaan.
Koefisien regresi dihitung dengan suatu
persamaan.Koefisien regresi dihitung dengan dua
tujuan sekaligus, pertama, meminimumkan
penyimpangan antara nilai actual dan nilai
estimasi variabel dependen berdasarkan data yang
ada (Tabachnick, 1996).
1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi dependen.Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel-variabel dependen amat terbatas.Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.Secara koefisien determinasi
untuk data silang (crosssection) relative rendah
karena adanya variasi yang besar antara masing-
masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun
waktu (time series) biasanya mempunyai nilai
koefisien determinasi yang tinggi.
Salah satu kelemahan penggunaan
koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan ke dalam
model. Oleh karena itu banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted
R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi
terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat
naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan
nilai adjusted R2 dapat bernilai negative, walupun
yang dikendaki harus bernilai positif. Menurut
Gujarati (2003) jika dalam uji empiris didapat
nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2
dianggap bernilai nol.
Tabel model summary di atas
menerangkan besarnya korelasi ®, Koefisien
determinasi (R2), koefisien determinasi yang
disesuaikan (adjusted R2) dan standar error.
Dari tampilan output SPSS model
summary besarnya adjusted R2 adalah 0.605, hal
ini berarti 60.5% variasi minat mahasiswa untuk
mengikuti pendidikan PPAk dapat dijelaskan oleh
ke tujuh variabel independen karir, mengejar ilmu,
ekonomi, mendapat gelar, mengikuti USAP, biaya
pendidikan, dan lamanya waktu pendidikan.
Sedangkan sisanya (100% - 60.5% = 39.5%)
dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.
Makin kecil nilai pada kolom standar error of the
estimate, maka akan membuat model regresi
semakin tepat dalam memprediksi variabel
dependen.
2. Uji Signifikansi Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/ independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah
apakah suatu parameter sama dengan nol. Artinya
apakah suatu variabel independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah
sebagai berikut: (1) membandingkan nilai statistic
t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai
statistik t hasil perhitungan lebih tinggi
dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis
alternative yang mengatakan bahwa suatu variabel
independen secara individual mempengaruhi
variabel dependen. Nilai t-tabel 2 sisi dengan
tingkat signifikansi 5% adalah 1,9777. (2)
Pengambilan berdasarkan probabilitas adalah: jika
probabilitas > 0.05 maka Ho diterima, dan
sebaliknya jika probabilitas < 0.05 maka ho
ditolak.
Untuk menginterpretasikan koefisien
variabel bebas (independen) dapat menggunakan
unstandarized coefficients maupun standardized
coefficients. Dari ke tujuh variabel bebas yang
dimasukkan ke dalam model regresi variabel ilmu
dan variabel USAP serta variabel biaya tidak
signifikan hal ini dapat dilihat dari probabilitas
signifikansi untuk Ilmu sebesar 0.545, dan USAP
sebesar 0.854 serta Biaya sebesar 0.22 dan
ketiganya jauh di atas 0.05. Sedangkan variabel
karir, variabel ekonomi, variabel gelar serta
variabel lamanya waktu signifikan pada 0.05.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa
variabel Y (minat mahasiswa) dipengaruhi oleh
variabel bebas yaitu variabel karir, variabel
ekonomi, variabel gelar serta variabel lamanya
pendidikan. Hal ini bisa jadi karena mahasiswa S1
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 53
menganggap gelar akuntan dapat mendorong
perkembangan kariernya di masa depan. Hasil ini
sejalan dengan hasil penelitian Wahyuni dkk
(2004) dan Kurniawati (2003) yang mengatakan
bahwa motivasi karir merupakan faktor dominan
yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk
mengikuti PPAk.Waktu pendidikan
mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk, karena selama mengikuti pendidikan
sarjana, sudah lama waktu yang terpakai.Jadi,
semakin singkat waktu pendidikan yang
dibutuhkan dalam PPAk maka semakin tinggi
minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan
PPAk, dan demikian sebaliknya.
Variabel motivasi mencari ilmu tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
minat mahasiswa untuk mencari ilmu, hal ini bisa
saja disebabkan karena materi atau jenis
matakuliah yang diajarkan di pendidikan profesi
akuntansi sebagian besar sudah diperoleh pada
saat pendidikan sarjana.
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistic F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis
nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua
parameter dalam model sama dengan nol. Artinya
apakah semua variabel independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel independen.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan
statistic F dengan criteria pengambilan keputusan
sebagai berikut: (1) quick look: bila nilai F lebih
besar daripada 4 maka Ho ditolak pada derajat
kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima
hipotesis alternatif yang mengatakan bahwa
semua variabel independen secara serentak dan
signifikan mempengaruhi variabel dependen. (2)
membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan
nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih
besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan
menerima Ha.
Dari uji Anova atau F test didapat nilai F
hitung sebesar 11.106 dengan probabilitas 0.001.
Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05,
maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi minat mahasiswa untuk mengikuti
pendidikan PPAk atau dapat dikatakan bahwa
motivasi karir, motivasi mencari ilmu, motivasi
ekonomi, motivasi memperoleh gelar, motivasi
mengikuti ujian USAP, motivasi besarnya biaya
pendidikan, serta motivasi lamanya pendidikan
PPAk secara bersama-sama berpengaruh terhadap
minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan
PPAk.
Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan
regresinya adalah sebagai berikut:
Y = 8.415 + .569X1
+ .014X2
+ 488X3
+
140X4 + 010X
5 + 130X
6 + 130X
7 e
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Kesimpulan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi minat
mahasiswa akuntansi FE USNI dan STPI untuk
mengikuti PPAk.Faktor-faktor yang diuji dalam
penulisan ini yaitu motivasi karier, motivasi
mencari ilmu, motivasi ekonomi, pekerjaan yang
ingin dijalani, biaya pendidikan PPAk, dan lama
pendidikan PPAk.Sampel penulisan ini terdiri dari
mahasiswa dari program studi S1 akuntansi
reguler, D4 Akuntansi Pajak (STPI).Jumlah
seluruh sampel yang digunakan yaitu 137
mahasiswa.
Dari hasil pengujian hipotesis pertama
dapat disimpulkan bahwa motivasi karier
mempengaruhi secara signifikan minat mahasiswa
untuk mengikuti PPAk. Hasil penulisan ini sejalan
dengan hasil penulisan yang dilakukan oleh
Bambang (2004), Widyastuti, dkk (2004), Ellyana
dan Yuskar (2006), serta Viriany (2007).
Dari hasil pengujian hipotesis kedua
dapat disimpulkan bahwa motivasi mencari ilmu
tidak mempengaruhi secara signifikan minat
mahasiswa untuk mengikuti PPAk.
Hasil pengujian hipotesis ketiga
menunjukkan bahwa motivasi ekonomi
mempengaruhi secara signifikan minat mahasiswa
untuk mengikuti PPAk. Hasil penulisan ini sejalan
dengan hasil penulisan yang dilakukan oleh
Bambang (2004), Widyastuti, dkk (2004), Ellyana
dan Yuskar (2006), serta Viriany (2007).
Dari hasil pengujian hipotesis keempat
dapat disimpulkan bahwa motivasi gelar
54 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52
mempengaruhi secara signifikan minat mahasiswa
untuk mengikuti PPAk.
Dari hasil pengujian hipotesis kelima
dapat disimpulkan bahwa motivasi mengikuti
USAP tidak mempengaruhi secara signifikan
minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.
Dari hasil pengujian hipotesis keenam
dapat disimpulkan bahwa biaya pendidikan PPAk
tidak mempengaruhi secara signifikan minat
mahasiswa untuk mengikuti PPAk.
Dari hasil pengujian hipotesis ketujuh
dapat disimpulkan bahwa lama pendidikan PPAk
mempengaruhi secara signifikan minat mahasiswa
untuk mengikuti PPAk.
Kesimpulan yang dapat diambil dari
penulisan ini yaitu, motivasi karier dan motivasi
ekonomi, motivasi gelar serta motivasi lamanya
waktu merupakan faktor yang mempengaruhi
minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.
Implikasi
Hasil penulisan ini memiliki manfaat
bagi berbagai pihak yang terkait dengan
PPAk.Penulisan-penulisan mengenai minat
mahasiswa mengikuti PPAk menunjukkan bahwa
variabel motivasi karier merupakan faktor yang
paling mempengaruhi minat mahasiswa untuk
mengikuti PPAk.Hasil penulisan-penulisan
sebelumnya dan penulisan ini menunjukkan
bahwa motivasi ekonomi merupakan faktor yang
tidak mempengaruhi secara signifikan minat
mahasiswa untuk mengikuti PPAk.Padahal, ilmu-
ilmu yang dipelajari di PPAk bermanfaat bagi
peningkatan pengetahuan, kompetensi, dan
profesionalisme para calon akuntan. Peningkatan
pengetahuan, kompetensi, dan profesionalisme
tersebut tentunya akan membantu peningkatan
karier seorang akuntan. Pada akhirnya, seiring
dengan peningkatan karier maka financial reward
yang diterima akuntan pun akan meningkat.
Tidak adanya pengaruh yang signifikan
dari biaya dan lama pendidikan PPAk terhadap
minat mahasiswa mengikuti PPAk menunjukkan
bahwa biaya dan lama pendidikan PPAk bukanlah
penghambat terbesar lulusan S1 akuntansi
mengikuti PPAk.Faktor internal, yaitu motivasi
dan cita-cita pekerjaan yang ingin dijalanilah yang
menjadi pendorong utama minat mahasiswa
mengikuti PPAk.
Penulisan ini berguna bagi para calon
lulusan S1 akuntansi, yaitu untuk memberikan
pengetahuan tentang arti penting PPAk.Bagi
penyelenggara PPAk, hasil penulisan ini dapat
memberikan masukan, yaitu perlunya peningkatan
sosialisasi dan promosi arti penting PPAk kepada
mahasiswa akuntansi agar dapat memotivasi dan
meningkatkan minat mengikuti PPAk.Selain itu,
penyelenggara PPAk sebaiknya melakukan
sosialisasi tujuan PPAk kepada mahasiswa, yaitu
untuk meningkatkan keahlian akuntansi dan
kompentensi profesi, bukan hanya untuk
pengembangan karier di bidang akuntan
publik.Bagi penyelenggara pendidikan S1, hasil
penulisan ini dapat memberikan masukan
perlunya pengenalan profesi akuntan secara lebih
dalam agar minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk dan berprofesi di bidang akuntan dapat
bertambah.
Saran
Dari keterbatasan penulisan yang
dikemukan di atas, penulis memiliki beberapa
saran untuk penulisan selanjutnya, yaitu penulisan
lain tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
minat mahasiswa untuk berkarier sebagai akuntan
publik serta perbandingan kinerja akuntan yang
belum dengan yang sudah mengikuti PPAk.
Terakhir, sampel penulisan sebaiknya diperluas,
tidak hanya mahasiswa akuntansi USNI dan STPI
saja namun mahasiswa akuntansi dari berbagai
universitas di Jakarta dan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syukriy dan Selamat Syukur. (2002).
“Persepsi Mahasiswa Akuntansi
terhadap Profesi Akuntan Publik:
Sebuah Studi Empiris”.Journal Media
Riset Akuntansi,Auditing, dan
Informasi.Vol. 2 No. 1 April 2002,
Jakarta.
Benny, Ellya dan Yuskar.2006. Pengaruh
Motivasi terhadap Minat Mahasiswa
Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk).Simposium
Nasional Akuntansi IX.
Depdiknas.2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, Maret 2014 Hal.: 32-52 55
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi multivariate
dengan program SPSS. Edisi 5.
Semarang: UNDIP.
Gujarati, N. Damodar. 2003. Basic Econometrics
4th
ed. Singapore: McGrawhill
Kiryanto, dkk.(2001). “Pengaruh Persepsi
Manajer atas informasi Akuntansi
Keuangan terhadap Keberhasilan
Perusahaan Kecil”.Journal Riset
Akuntansi Indonesia Volume 4 No.2 Mei
2001, Yogyakarta.
Kholis, Azizul. “Kontribusi Pendidikan Profesi
Akuntan (PPA) Terhadap Pengembangan
Profesi Akuntan Indonesia Sebuah
Analisis Historis dan Orientasi Masa
Depan”. Media Akuntansi, 28 September
2002.
Paisey, Catriona dan Nicholas J. Pasey. “Cutting
the Core? A reflection upon recent
education policy debates within the
Institute of Chartered Accountants in
England and Wales”, The British
Accounting Review 38 (2006) 31-
61.Diakses dari dari
www.elsevier.com/locate/bar (1 Juni
2008).
Media Akuntansi.“Penegakan Etika Profesi Upaya
Menciptakan Akuntan yang Profesional.”
Media Akuntansi, 28 September 2002.
Machfoedz, M. (1999). “Studi Persepsi
Mahasiswa Terhadap Profesionalisme Dosen
Akuntansi Perguruan Tinggi”. Jurnal Akuntansi
dan Auditing Indonesia 3 (Juni): 3-28.
Malhotra, K Naresh. 2003. Marketing Research
4th
ed. Prentice Hall.
Rahayu, Wahyudi. (2003). IAI: Implikasi dari Era
Globalisasi terhadap Pendidikan
Akuntan dan Prospek Kerja, Makalah
dalam Seminar “Perspektif Pendidikan
Akuntan dan Prospek Kerja”. oleh
HMJA,UNSOED, 11 Oktober 2003,
Purwokerto. Santika, C.S. (2005).
Persepsi MahasiswaS1 Akuntansi
Fakultas EkonomiUniversitas Jenderal
Soedirmantentang Penyelenggaraan
Pendidikan Profesi Akuntansi
diIndonesia.Skripsi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Jenderal
Soedirman, Purwokerto
Santoso, Singgih. 2003. Mengatasi Berbagai
Masalah Statistik dengan SPSS Versi
11.5. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Santoso, Djoko. “Pendidikan Profesi Bukan
Hanya Akuntansi”. Media Akuntansi, 28
September 2002.
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods in
Business 4th
ed. New York: John Wiley
& Sons, Inc.
Sterling, R.S. (1973). “Accounting Research,
Education and Practice”.Journal of
Accountancy (September): 44-52.
Suwardjono.(1992). Gagasan Pengembangan
Profesi dan Pendidikan Akuntansi di
Indonesia. Kumpulan Artikel.
Yogyakarta: BPFEYogyakrta.
Tuanakotta.M. Hans. 2007. Setengah Abad
Profesi Akuntansi. Jakarta: Salemba
Empat.
Viriany. 2007. “Pengaruh Motivasi terhadap
Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk
Mengikuti Pendidikan Profesi
Akuntansi”. Jurnal Akuntansi Universitas
Tarumanagara.
Widyastuti, Suryaningsum dan Juliana. 2004.
”Pengaruh Motivasi terhadap Minat
Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti
Pendidikan Profesi Akuntansi”.
Simposium Nasional Akuntansi VII.
www.iaiglobal.com/id.index.asp (23 Juni 2008)