bab ii tinjauan pustakamedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan,...

33
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Terdahulu Tentang Pemeliharaan Kawasan Dibawah ini disajikan beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan revitalisasi kawasan wisata, antara lain : 1. Revitalisasi kawasan pariwisata melalui pendekatan perencanaan partisipatif (studi kasus daerah Sanur, Bali) Penelitian ini dilakukan oleh Wahyuningsih Herbowo Program Pascasarjana Universitas Indonesia, tujuan dilakukan penelitian yaitu mengkaji proses perencanaan partisipatif dalam revitalisasi kawasan pariwisata Sanur, hasil revitalisasi kawasan pariwisata Sanur. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah pertama, bagaimana proses perencanaan partisipatif dalam memulihkan kembali daya tarik Sanur, yang kedua, bagaimana pengaruh perencanaan partisipatif dalam merevitalisasi kawasan pariwisata Sanur. Tipe penelitian ini adalah evaluasi dengan metode survei yang bersifat deskriptif-analitis menggunakaan metode sampling secara purposive, yaitu sesuai dengan tujuan dengan basis keterwakilan. Pengumpulan data meliputi pengumpulan data primer dengan kuesioner, wawancara secara terstruktur, dan observasi. Sedangkan variabel babas adalah perencanaan partisipatif dan revitalisasi adalah variabel terikat. Indikator perencanaan partisipatif pengetahuan, sikap, perilaku, peran forum, dan hasil konsultasi. Indikator

Upload: phamtu

Post on 06-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Terdahulu Tentang Pemeliharaan Kawasan

Dibawah ini disajikan beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan

revitalisasi kawasan wisata, antara lain :

1. Revitalisasi kawasan pariwisata melalui pendekatan perencanaan partisipatif

(studi kasus daerah Sanur, Bali)

Penelitian ini dilakukan oleh Wahyuningsih Herbowo Program

Pascasarjana Universitas Indonesia, tujuan dilakukan penelitian yaitu

mengkaji proses perencanaan partisipatif dalam revitalisasi kawasan

pariwisata Sanur, hasil revitalisasi kawasan pariwisata Sanur.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah pertama,

bagaimana proses perencanaan partisipatif dalam memulihkan kembali daya

tarik Sanur, yang kedua, bagaimana pengaruh perencanaan partisipatif dalam

merevitalisasi kawasan pariwisata Sanur.

Tipe penelitian ini adalah evaluasi dengan metode survei yang bersifat

deskriptif-analitis menggunakaan metode sampling secara purposive, yaitu

sesuai dengan tujuan dengan basis keterwakilan. Pengumpulan data meliputi

pengumpulan data primer dengan kuesioner, wawancara secara terstruktur,

dan observasi. Sedangkan variabel babas adalah perencanaan partisipatif dan

revitalisasi adalah variabel terikat. Indikator perencanaan partisipatif

pengetahuan, sikap, perilaku, peran forum, dan hasil konsultasi. Indikator

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

12

revitalisasi adalah obyek pariwisata, fasilitaas pelayanan pariwisata, dan

prasarana pariwisata.

Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu dengan

menggunakan metode kualitatif, dimana tahapan revitalisasinya telah

dilakukan oleh pemerintah sehingga diperlukan suatu bentuk kerjasama

pemeliharaan antara pemerintah dan masyarakat di kawasan yang sudah

dilakukan revitalisasi, agar kawasan tersebut dapat dioptimalkan

pemanfaatannya oleh masyarkat, tidak cepat rusak dan berumur panjang.

2. Kemitraan Pemerintah,Masyarakat dan Swasta dalam Pembangunan

(Suatu Studi Tentang kasus Kemitraan Sektor Kehutanan di Kabupaten

Pasuruan)

Penelitian ini dilakukan oleh Dade Angga dari Universitas Brawijaya

Malang Program Doktor Ilmu Administrasi Tahun 2006 , tujuan dilakukan

penelitian adalah untuk mengetahui kerjasama kemitraan pada aspek

perencanaan, pelaksanaau maupun pengawasan dalam pernbangunan sektor

kehutanan antara pihak pemerintah, warga masyarakat dan pihak swasta di

Kabupaten Pasuruan.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu

penelitian yang bermaksud mendeskripsikan fenomena yang terjadi dilokasi

penelitian. teknik pengumpulan data meliputi wawancara, kuesioner,

observasi dan dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan teknik

deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Berdasarkan temuan penelitian

dan pembahasan yang telah dilakukan dalam kasus kemitraan antara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

13

pemerintah, swasta dan masyarakat dalani mengelola sektor kehutanan di

Kabupaten Pasuruan, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi

kemitraan dalam pengelolaan sektor kehutanan di Kabupaten Pasuruan

mencakup 2 tujuan besar. yaitu tujuan ekonomi dan kelestarian hutan. Aktor

yang terkait dengan implementasi kemitraan sektor kehutanan di Kabupaten

Pasuruan terdiri dari 3 unsur; yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat

Metode penelitian yang dilakukan sama yaitu kualitatif deskriptif

dengan menekankan kepada bentuk kemitraant dalam melakukan pengelolaan

terhadap suatu permasalahan. Perbedaannya pada permasalahan yang

dihadapi dimana pada penelitian yang dilakukan, permasalahan terjadi pada

saat dilakukan perbaikan prasarana lingkungan untuk meningkatkan kualitas

kawasan agar lebih menarik untuk dikunjungi dan ramah bagi para investor.

Sehingga diperlukan suatu bentuk kerjasama antara pemerintah dan

keterlibatan masyarak agar prasarana yang telah diperbaiki tidak cepat rusak

dan dapat bertahan lama.

3. Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana

Penelitian ini dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum – Direktorat

Jenderal Cipta Karya, tahun 2008, tujuan dilakukan penelitian adalah untuk

memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan Pemanfatan &

Pemeliharaan sarana & prasarana agar pemanfaatan sarana & prasarana dapat

dilaksanakan secara bersama-sama oleh masyarakat dan berkesinambungan

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

bermaksud mendeskripsikan fenomena yang terjadi dilokasi penelitian.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

14

Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, kuesioner, observasi dan

dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan teknik deskriptif

kualitatif.

Hasil dari penelitian menyimpulkan pelaksanaan seluruh tahapan

pembangunan kegiatan prasarana dan sarana lingkungan yang meliputi

perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan perlu didukung dengan

berbagai kriteria teknis sehingga dapat tepat sasaran, terlaksana dengan baik,

memiliki umur kelayakan yang optimal untuk mendukung pemanfaatan

sesuai dengan harapan P2KP khususnya PNPM Mandiri Perkotaan. Untuk

mencapai hal tersebut maka petunjuk pelaksanaan berupa supplemen teknis

pelaksanaan kegiatan prasarana dan sarana mutlak untuk diberikan, dipahami

dan dilaksanakan seluruh pelaku kegiatan lingkungan.

Supplemen Teknis Pelaksanaan Kegiatan Prasarana dan Sarana

Lingkungan dibuat sebagai acuan bagi pelaku kegiatan lingkungan yang juga

mengatur hal-hal teknis yang wajib dilaksanakan pelaku agar proses

perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan berjalan baik dan

tepat sasaran sesuai dengan program pengentasan kemiskinan melalui PNPM

Mandiri Perkotaan.

Jenis penelitian yang dilakukan sama yaitu kualitatif deskriftif, dengan

pokok permasalahan sama yaitu melakukan pemeliharaan terhadap prasarana

yang telah selesai di bangun. Perbedaannya terdapat pada aturan kebijakan

dalam pelaksanaan pemeliharaan, pada penelitian di atas aturan kebijakan

tersebut menjadi hal yang dirumuskan sedangkan pada penelitian yang sedang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

15

dilakukan pokok-pokok aturan kebijakan pelaksanaan pemeliharaan sudah

ada, tinggal bagaimana pemerintah melakukan koordinasi dan penyampaian

informasi tentang bentuk kerjasama yang diinginkan dengan masyarakat

sekitar.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Konsep Kerjasama Dalam Konteks Kebijakan Publik

Pada awalnya, interaksi manusia terjadi dalam komunitas dan dengan

lingkungan tempat komunitas itu berada. Interaksi ini melahirkan kepercayaan-

kepercayaan sosial (social beliefs) tentang kebaikan-kebaikan (goodness) yang

harus diperjuangkan dengan cara-cara yang dianggap baik. Upaya yang

berkesinambungan untuk memperoleh atau mencapai kebaikan sosial ini

melahirkan nilai-nilai dan norma-norma budaya yang menjadi atribut komunitas

tersebut. Pada Komunitas yang terbiasa mencapai kebaikan dengan cara diatur

oleh struktur kekuasaan akan cenderung berkembang nilai bahwa state-approach

atau elite/patronage approach lebih efektif dalam mencapai kebaikan dengan cara

diatur oleh upaya individual akan cenderung berkembang nilai bahwa individual

freedom atau laissez-faire lebih efektif dalam mencapai tujuan.

Proses politik menetapkan bagaimana bentuk tata kelola pemerintah dalm

rupa nyata, yaitu dengan adanya lembaga administrasi publik (public

administration) dengan salah satu bentuknya organisasi pemerintahan

(government). Proses yang terjadi dalam administrasi publik inilah yang

menghasilkan kebijakan publik (public policy) sebagai sebuah respon terhadap

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

16

masalah bersama yang dilihat melalui perspektif proses politik yang ada (existing

political process). Kebijakan publik mengatur, mengarahkan, dan

mengembangkan interaksi dalam komunitas dan antara komunitas dengan

lingkungannya untuk kepentingan agar komunitas tersebut dapat memperoleh atau

mencapai kebaikan yang diharapkannya secara efektif. Jadi, secara praktis dapat

dikatakan bahwa kebijakan publik adalah alat (tool) dari suatu komunitas yang

melembaga untuk mencapai social beliefs about goodness-nya. Keberhasilan

dan/atau kegagalan kebijakan publik dalam mencapai goodness secara efektif

akan melahirkan kepercayaan sosial baru. Di satu sisi, keberhasilan kebijakan

publik akan memperkuat (strengthening) kepercayaan sosial yang dipegang, di

sisi lain kegagalan kebijakan publik akan melemahkan, bahkan dapat

meruntuhkan , keyakinan sosial yang ada. (Riant Nugroho,2009:39-40)

Kebijakan Publik, “Keputusan yang dimaksudkan untuk mengatasi

permasalahan tertentu, untuk melakukan kegiatan tertentu atau untuk mencapai

tujuan tertentu, yang dilakukan oleh instansi yang berwenang dalam rangka

penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan

(Mustopadidjaja dalam Manajemen Proses kebijakan Publik, 2003). Dalam

kerangka kegiatan tertentu atau untuk mencapai tujuan tertentu inilah maka

diperlukan suatu konsep kerjasama yang dilakukan oleh satu instansi ataupun

dilakukan oleh antar instansi.

Secara teoritis, kerjasama pada hakekatnya mengindikasikan adanya dua

pihak atau lebih yang berinteraksi secara dinamis untuk mencapai suatu tujuan

bersama. Dalam pengertian itu terkandung tiga unsur pokok yang melekat pada

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

17

suatu kerangka kerjasama, yaitu unsur dua pihak atau lebih, unsur interaksi dan

unsur tujuan bersama. Jika satu unsur tersebut tidak termuat dalam satu obyek

yang dikaji, dapat dianggap bahwa pada obyek itu tidak terdapat kerjasama. Unsur

dua pihak, selalu menggambarkan suatu himpunan yang satu sama lain saling

mempengaruhi sehingga interaksi untuk mewujudkan tujuan bersama penting

dilakukan. Apabila hubungan atau interaksi itu tidak ditujukan pada terpenuhinya

kepentingan masing-masing pihak, maka hubungan yang dimaksud bukanlah

suatu kerjasama. Suatu interaksi meskipun bersifat dinamis, tidak selalu berarti

kerjasama. Suatu interaksi yang ditujukan untuk memenuhi kepentingan pihak-

pihak lain yang terlibat dalam proses interaksi, juga bukan suatu kerjasama.

Kerjasama senantiasa menempatkan pihak-pihak yang berinteraksi pada posisi

yang seimbang, serasi dan selaras. (Pamudji dalam Kerjasama Antar Daerah,

1985:12-13).

Dwight Waldo dalam Hamdi (2007:41) menyatakan bahwa “In general, the more

knowledge that is necessary to run a contemporary society, and the more

specializationnthat is a consequence, then the more need of and potential for

horizontal rather than vertical cooperative arrangements”

yang intinya menjelaskan bahwa pada umumnya suatu keadaan berimplikasi pada

semakin banyaknya kebutuhan, dan juga semakin berkembangnya potensi, untuk

tatanan kerjasama yang bersifat horizontal ketimbang kerjasama yang bersifat

vertikal.

Kerjasama dapat dilakukan dengan beberapa bentuk perjanjian. Hal ini

dijelaskan oleh Rosen dalam Keban (2007:33) bahwa bentuk perjanjian (forms

of agreement) dibedakan atas :

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

18

1.Handshake Agreements, yaitu pengaturan kerja yang tidak didasarkan atas

perjanjian tertulis.

2.Written Agreements, yaitu pengaturan kerjasama yang didasarkan atas

perjanjian tertulis.

Sistem kerjasama bertumpu pada kepercayaan. dengan ciri-cirinya,

antara lain:

1. Persamaan dan organisasi yang lebih landai:

2. Hierarki aktualisasi yang luwes (di mana kekuasaan dipedomani oleh nilai-

nilai seperti caring dan carelaking);

3. Spiritualitas yang berbasis alamiah;

4. Tingkat kekacauan yang rendah yang terbentuk dalam sistem; dan

5. Persamaan dan keadilan gender.

Dengan memperhatikan bentuk perjanjian dan pengaturan serta perlunya

kepercayaan dalam melaksanakan kerjasama, agar kerjasama berhasil

dilaksanakan maka dibutuhkan prinsip-prinsip umum sebagaimana yang

dijelaskan oleh Edralin dan Whitaker dalam Keban (2007:35), prinsip umum

tersebut terdapat dalam prinsip good governance, yaitu :

1. Transparansi.

2. Akuntabilitas.

3. Partisipatif.

4. Efesiensi dan Efektivitas.

5. Konsensus, dan

6. Saling menguntungkan dan memajukan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

19

Agar good governance dapat menjadi kenyataan dan berjalan dengan

baik , maka dibutuhkan komitmen dan keterlibatan semua pihak yaitu pemerintah

dan masyarakat. Good governance yang efektif menuntut adanya alignment

(koordinasi) yang baik dan integritas, professional serta etos kerja dan moral yang

tinggi.

Institusi dari governance meliputi 3 (tiga) domain, yaitu state (Negara

atau pemerintah), private sector (sektor swasta atau dunia usaha), dan society

(masyarakat), yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing-

masing. State berfungsi menciptakan lingkungan politik dan hukum yang

kondusif, private sector menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan

society berperan positif dalam interaksi sosial, ekonomi dan politik, termasuk

mengajak kelompok dalam masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitas

ekonomi, sosial dan politik. Berikut ini adalah gambar hubungan antar sektor.

Society

Gambar 2.1 Hubungan antar sektor

2.2.2 Prinsip-prinsip Kerjasama

Organisasi publik merupakan lembaga yang menjalankan roda

pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Dengan

State

Private sector

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

20

demikian, pemerintah harus menjalankan segala kegiatan pemerintahan dengan

baik dan bersih agar kepercayaan masyarakat tidak. Masalah berkaitan dengan

pembangunan infrastuktur dan pemeliharaannya harus diperhatikan karena dalam

praktiknya menimbulkan tantangan baru bagi pemerintah yaitu tuntutan

masyarakat agar pemerintah dapat menciptakan serta menyelenggarakan

programnya yang baik, jujur dan bertanggungjawab. Tantangan tersebut muncul

karena masih banyaknya persoalan yang dihadapi pemerintah yang belum dapat

diselesaikan. Perlu diketahui bahwa tugas pokok pemerintah adalah memberikan

pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumber dana dari masyarakat

yang diperoleh dari pajak, retribusi, utang, obligasi pemerintah, laba

BUMN/BUMD, penjualan aset Negara, bantuan dan hibah (Mardiasmo, 2009 : 8).

Banyak pendapat mengatakan pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang

menerapkan prinsip Good Governance di mana prinsip tersebut saling berkaitan,

yang terdiri dari :

1. Transparansi

Menurut UNDP (Mardiasmo, 2009 : 18) transparasi dibangun atas dasar

kebebasan memperoleh informasi. Informasi yang berkaitan dengan kepentingan

publik secara langsung dapat diperoleh mereka yang membutuhkan..

Tujuan transparasi adalah menyediakan informasi yang terbuka bagi

masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik

(Good Governance). Menurut Krina (2003 : 15) bentuk transparasi yaitu:

1) Penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur, biaya, dan tanggung jawab.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

21

Pemerintah harus terbuka mungkin mengenai keputusan dan tindakan yang

mereka ambil. Mereka harus mempunyai alasan untuk setiap keputusan dan

informasi rahasia jika masyarakat menginginkannya. Cara untuk mengetahui

penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur, biaya dan tanggung jawab

yaitu adanya situs internet, adanya papan pengumuman yang menyediakan

informasi, di dalam koran lokal tersedia informasi.

2) Kemudahan akses informasi.

Akses pada informasi yang akurat dan tepat waktu tentang kebijakan ekonomi

dan pemerintahan yang sangat penting bagi pengambilan keputusan ekonomi

oleh para pelaku swasta. Data tersebut harus bebas didapat dan siap tersedia.

Cara untuk mengetahui kemudahan akses informasi yaitu adanya acuan

pelayanan, adanya pemeliharaan, adanya laporan kegiatan publik.

3) Menyusun suatu mekanisme pengaduan.

Cara untuk mengetahui menyusun suatu mekanisme pengaduan yaitu adanya

kotak saran.

4) Meningkatkan arus informasi.

Cara meningkatkan arus informasi yaitu melalui kerjasama dengan media

masa dan lembaga non pemerintahan. Cara untuk mengetahui meningkatkan

arus informasi yaitu adanya fasilitas yang menampung pertanyaan-pertanyaan

masyarakat, adanya kerjasama pemerintah dengan media masa dalam

menyebarkan informasi, mengadakan pertemuan masyarakat untuk

memberikan informasi.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

22

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas (Krina, 2003 : 9) adalah prinsip yang menjamin setiap

kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan secara

terbuka oleh pelaku kepada pihak yang terkena dampak penerapan kebijakan.

Bentuk akuntabilitas menurut Krina (2003 : 11) sebagai berikut :

1) Keputusan harus dibuat secara tertulis dan tersedia bagi setiap warga yang

membutuhkan.

Cara untuk mengetahui keputusan harus dibuat secara tertulis dan tersedia bagi

setiap warga yang membutuhkan yaitu adanya proses perencanaan dan

pelaksanaan dan masyarakat dapat mengetahui informasi tentang program dan

kebijakan pembangunan di daerah.

2) Akurasi dan kelengkapan informasi.

Cara untuk mengetahui akurasi dan kelengkapan informasi yaitu informasi

yang berkaitan dengan program/kebijakan telah disampaikan kepada

masyarakat dan informasi yang disampaikan kepada masyarakat adalah

lengkap mencangkup seluruh program/kebijakan di daerah.

3) Penjelasan sasaran kebijakan yang diambil dan dikomunikasikan.

Cara untuk mengetahui penjelasan sasaran kebijakan yang diambil dan

dikomunikasikan yaitu setiap keputusan dalam pengambilan kebijakan dan

program pembangunan pemerintah di daerah telah disampaikan informasinya

kepada masyarakat dan telah tersedia informasi secara tertulis yang dapat

diketahui oleh masyarakat tentang program dan kebijakan di daerah.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

23

4) Kelayakan dan konsistensi.

Cara untuk mengetahui kelayakan dan konsistensi yaitu dalam pelaksanaan

kebijakan pembangunan harus sesuai dengan keputusan yang telah disepakati

oleh masyarakat sebelumnya, kebijakan dan program yang dilaksanakan

apakah layak dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dalam pelaksanaan

telah sesuai dengan kesepakatan kebijakan yang telah disepakati.

5) Penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan.

Cara untuk mengetahui penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan

yaitu adanya hasil sebuah keputusan kebijakan daerah yang disebarkan di

media masa dan masyarakat dapat mengetahui informasi program dan

kebijakan pembangunan.

3. Partisipatif

Menurut Krina (2003 : 23) tujuan partisipasi adalah tuntutan dari

masyarakat agar mereka harus diberdayakan, diberikan kesempatan, dan

diikutsertakan untuk berperan dalam proses-proses birokrasi mulai dari tahap

perencanaan pelaksanaan dan pengawasan atau kebijakan publik. Menurut Krina

(2003 : 16) Bentuk Partisipasi yaitu:

1) Keterlibatan aparat melalui terciptanya nilai dan komitmen.

Cara untuk mengetahui keterlibatan aparat melalui terciptanya nilai dan

komitmen diantara aparat yaitu adanya aparat berpartisipasi dalam proses

perencanaan, adanya keterlibatan aparat melalui terciptanya nilai dan

komitmen diantara aparat.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

24

2) Adanya forum untuk menampung partisipasi.

Cara untuk mengetahui forum menampung partisipasi yaitu melakukan diskusi

dengan atasan yang berkaitan dengan proses perencanaan, adanya forum untuk

menampung partisipasi masyarakat yang representatif, jelas arahnya dan dapat

dikontrol bersifat terbuka dan inklusif, harus ditempatkan sebagai mimbar

masyarakat mengekspersikan keinginannya.

3) Keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan.

Cara untuk mengetahui keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan

keputusan yaitu masyarakat memberikan masukan dalam proses perencanaan

dan masukan masyarakat untuk perencanaan hasil akhir.

4) Fokus pemerintah adalah pada memberikan arah dan mengundang orang lain

untuk berpartisipasi dan mengetahui fokus pemerintah adalah pada

memberikan arah dan mengundang orang lain untuk berpartisipasi yaitu

adanya forum pertemuan dengan kelompok masyarakat (musrenbang) yang

berkaitan dengan proses perencanaan dan pelaksanaan , adanya fokus

pemerintah dalam memberikan arahan mengundang orang lain untuk

berpartisipasi.

5) Akses bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat dalam proses

pengambilan keputusan. Cara untuk mengetahui akses bagi masyarakat untuk

menyampaikan pendapat , adanya akses bagi masyarakat untuk

menyampaikan pendapat dalam proses sistem dan mekanisme perencanaan,

pengendalian, dan pembangunan daerah.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

25

4. Efesiensi dan Efektivitas

Dalam kondisi good governance Efektivitas dan Efisiensi berarti bahwa

output dari seluruh proses dan institusi tepat sasaran atau sesuai dengan kebutuhan

masyarakat disamping efisien dalam pemanfaatan sumber daya untuk

melakukannya. Konsep efisiensi dalam konteks Good Governance juga mencakup

penggunaan sumber daya alam dengan memperhatikan kesinambungan dan

perlindungan lingkungan. Menurut Mardiasmo (2009 : 4-5) efisiensi adalah

pencapian output yang maksimum dengan input tertentu atau dengan penggunaan

input yang terendah untuk mencapai output terentu. Efisiensi merupakan

perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang

telah ditetapkan. Secara sedarhana efektivitas merupakan perbandingan outcome

dengan output.

Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, efisiensi adalah

hubungan antara masukan dan keluaran, efisiensi merupakan ukuran apakah

penggunaan barang dan jasa yang dibeli dan digunakan oleh organisasi perangkat

pemerintahan untuk mencapai tujuan organisasi perangkat pemerintahan dapat

mencapai manfaat tertentu.

Efisiensi juga mengandung beberapa pengertian antara lain :

1) Efisiensi pada sektor hasil dijelaskan dengan konsep masukan- keluaran

(input-output)

2) Efisiensi pada sektor pelayanan masyarakat adalah suatu kegiatan yang

dilakukan dengan pengorbanan seminimal mungkin; atau dengan kata lain

suatu kegiatan telah dikerjakan secara efisien jika pelaksanaan pekerjaan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

26

tersebut telah mencapai sasaran dengan biaya yang terendah atau dengan biaya

minimal diperoleh hasil yang diinginkan.

3) Efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat dicapai dengan

memperhatikan aspek hubungan dan tatakerja antar instansi pemerintah daerah

dengan memanfaatkan potensi dan keanekaragaman suatu daerah.

Faktor penentu efisiensi adalah :.

1) Faktor teknologi pelaksanaan pekerjaan.

2) Faktor struktur organisasi yaitu susunan yang stabil dari jabatan-jabatan baik

itu struktural maupun fungsional.

3) Faktor sumber daya manusia seperti tenaga kerja, kemampuan kerja, maupun

sumber daya fisik seperti peralatan kerja, tempat bekerja serta dana keuangan.

4) Faktor dukungan kepada aparatur dan pelaksanaanya baik pimpinan maupun

masyarakat.

5) Faktor pimpinan dalam arti kemampuan untuk mengkombinasikan keempat

faktor tersebut kedalam suatu usaha yang berdaya guna dan berhasil guna

untuk mencapai sasaran yang dimaksud.

Pengertian efektivitas yang umum menunjukkan pada taraf tercapainya

hasil, dalam bahasa sederhana hal tersebut dapat dijelaskan bahwa : efektifitas

dari pemerintah daerah adalah bila tujuan pemerintah daerah tersebut dapat

dicapai sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan. Sesuai dengan Permendagri

Nomor 13 Tahun 2006, efektivitas adalah pencapaian hasil program dengan target

yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

27

5. Konsensus

Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk

memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas baik dalam hal

kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.

6. Saling Menguntungkan dan Memajukan

Bowo dan Andy menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan kerjasama harus

tercapai keuntungan bersama (2007:50-51), “Pelaksanaan kerjasama hanya dapat

tercapai apabila diperoleh manfaat bersama bagi semua pihak yang terlibat

didalamnya (win-win). Apabila satu pihak dirugikan dalam proses kerjasama,

maka kerjasama tidak lagi terpenuhi. Dalam upaya mencapai keuntungan atau

manfaat bersama dari kerjasama, perlu komunikasi yang baik antara semua pihak

dan pemahaman sama terhadap tujuan bersama”.

2.2.3 Bentuk-bentuk Kerjasama

Kerjasama dapat dilakukan dengan beberapa bentuk pengaturan. Hal ini

dijelaskan oleh Rosen dalam Keban (2007:33) bahwa bentuk pengaturan terdiri

atas beberapa bentuk yaitu :

1. Consortia, yaitu pengaturan kerjasama dalam sharing sumberdaya, karena lebih

mahal jika ditanggung sendiri-sendiri.

2. Joint Purchasing, yaitu pengaturan kerjasama dalam melakukan pembelian

barang agar dapat menekan biaya karena skala pembelian lebih besar.

3 Equipment Sharing, yaitu pengaturan kerjasama dalam sharing peralatan yang

mahal, atau yang tidak setiap hari digunakan.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

28

4. Cooperative Construction, yaitu pengaturan kerjasama dalam mendirikan

bangunan.

5. Joint services, yaitu pengaturan kerjasama dalam memberikan pelayanan

publik.

6. Contract Services, yaitu pengaturan kerjasama dimana pihak yang satu

mengkontrak pihak lain untuk memberikan pelayanan tertentu.

7. Pengaturan lainnya; yaitu pengaturan kerjasama lain dapat dilakukan selama

dapat menekan biaya, misalnya membuat pusat pendidikan dan pelatihan.

2.2.4 Koordinasi dalam Kerjasama

Koordinasi didefinisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan dalam

suatu kerjasama organisasi dan merupakan kegiatan pada tingkat satu satuan yang

terpisah dalam suatu kerjasama organisasi untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan terlebih dahulu .

Koordinasi dibutuhkan sekali dalam suatu kerjasama organisasi sebab

tanpa koordinasi akan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, yang

akhirnya akan merugikan kerjasama dalam organisasi itu sendiri.

Dengan koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruh

kegiatan mencapai tujuan yang diharapkan, sehingga beban tiap departemen

menjadi seimbang dan selaras. Koordinasi merupakan usaha untuk menciptakan

keadaan yang berupa 3 (tiga) S, yaitu : Serasi, Selaras dan Seimbang.

Kebutuhan koordinasi han komunikasi tergantung pada sifat dan

kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat ketergantungan dari

tiap satuan pelaksanaan. Koordinasi sangat dibutuhkan terutama pada pekerjaan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

29

lebih yang insidentil dan tidak rutin serta pekerjaan yang tidak direncanakan

terlebih dahulu, juga bagi kerjasma organisasi yang menerapkan tujuan tinggi.

Pedoman Koordinasi :

1. Koordinasi harus terpusat, sehingga ada unsure pengendalian guna

menghindari tiap bagian bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang

telah ada dalam setiap bagian.

2. Koordinasi harus terpadu, keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang

saling mengisi dan memberi.

3. Koordinasi harus berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling

menyambung, selalu terjadi, selalu diusahakan, dan selalu ditegaskan adanya

keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.

4. Kooordinasi harus menggunakan pendekatan multi instansional, dengan wujud

saling memberikan informasi yang relevan untuk menghindarkan saling

tumpang-tindih tugas yang satu dengan tugas yang lain.

2.2.5 Revitalisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Revitalisasi berarti proses,

cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang

terberdaya. Sebenarnya revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan

menjadi vital, sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau perlu

sekali (untuk kehidupan dan sebagainya). Pengertian melalui bahasa lainnya

revitalisasi bisa berarti proses, cara, dan atau perbuatan untuk menghidupkan atau

menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun. Atau lebih jelas

revitalisasi itu adalah membangkitkan kembali vitalitas. Jadi, pengertian

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

30

revitalisasi ini secara umum adalah usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu

menjadi penting dan perlu sekali.

Dalam frame ini secara utuh menggambarkan bahwa motif pentingnya

melakukan revitalisasi, adalah karena banyak hal:

1. Penurunan Vitalitas Ekonomi Kawasan Perkotaan

a. Ekonomi kawasan tidak stabil

b. Pertumbuhan kawasan yang menurun

c. Produktifitas Kawasan Menurun

d. Dis-ekonomi Kawasan

e. Nilai Properti Negatif (Rendah)

2. Meluasnya Kantong-Kantong Kumuh Yang Terisolir

a. Tidak terjangkau secara spasial

b. Pelayanan prasarana sarana yang terputus

c. Kegiatan ekonomi, sosial dan budaya yang terisolir

3. Prasarana Dan Sarana Tidak Memadai

a. Penurunan kondisi dan pelayanan prasarana (jalan/jembatan, air bersih,

drainase sanitasi, persampahan)

b. Penurunan kondisi dan pelayanan sarana (pasar, ruang untuk industri, ruang

ekonomi formal dan informal, fasilitas budaya dan sosial, sarana

transportasi)

4. Degradasi Kualitas Lingkungan

a. Kerusakan ekologi perkotaan

b. Kerusakan amenitas kawasan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

31

5. Kerusakan Bentuk Dan Ruang Kota Tradisi Lokal

a. Destruksi diri-sendiri

b. Destruksi akibat Kreasi Baru

6. Pudarnya Tradisi Sosial Dan Budaya Setempat Dan Kesadaran Publik

a. Pudarnya tradisi

b. Lemahnya kesadaran publik

Penataan dan revitalisasi kawasan diarahkan untuk memberdayakan

daerah dalam usaha menghidupkan kembali aktivitas perkotaan dan vitalitas

kawasan untuk mewujudkan kawasan liveabilitas (nyaman dihuni, habitable),

visibilitas (menarik dikunjungi), dan investabilitas (ramah bagi pemodal, investor

friendly) , mempunyai daya saing pertumbuhan dan stabilitas ekonomi lokal,

berkeadilan sosial, berwawasan budaya serta terintegrasi dalam kesatuan sistem

kota.

Target revitalisasi ini, biasanya mencegah terjadinya penurunan produksi

ekonomi melalui penciptaan usaha lapangan kerja dan pendapatan ekonomi

daerah, meningkatkan stabilitas ekonomi kawasan dengan upaya mengembangkan

daerah usaha dan pemasaran serta keterikatan dengan kegiatan lain, meningkatkan

daya saing ekonomi kawasan dengan mengatasi berbagai permasalahan

lingkungan dan sarana prasarana yang ada, seperti meningkatkan pelayanan

sarana prasarana di kawasan kumuh, mengembangkan amenitas kawasan,

mengkonservasi aset warisan budaya kawasan lama, mendorong partisipasi

komunitas investor dan pemerintah lokal dalam revitalisasi kawasan.

Kawasan yang direvitalisasi biasanya adalah :

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

32

1. Kawasan mati seperti tidak mampu merawat, tidak mampu memanajemen

pertumbuhan, kepemilikan majemuk, nilai properti negatif, rendahnya

intervensi publik, menyebabkan, rendahnya investasi oleh masyarakat,

pindahnya penduduk, pindahnya kegiatan usaha, hilangnya peran terpusat,

kawasan Hidup tapi Kacau, pertumbuhan ekonomi tdk terkendali, nilai properti

tinggi, namun menyebabkan penghancuran secara kreatif terhadap aktifitas

tradisional, pembangunan tidak kontekstual, dan penghancuran nilai-nilai lama.

2. Kawasan hidup tapi kurang terkendali, yang termasuk kawasan ini

diantaranya kegiatan cukup hidup, namun kurang kontrol, terjadinya

pergeseran fungsi dan nilai lama yg signifikan, dan pergeseran setting

tradisionalnya.

Sebagai bangunan suatu teori tertentu, maka untuk digunakan dalam

kajian bidang apa saja, ada beberapa prinsip dasar revitalisasi yang harus dipakai:

1. Objek revitalisasi (tempat atau masalah yang akan diberdayakan) jauh dalam

rentang waktu sebelumnya sudah pernah menjadi vital (sudah pernah

terberdaya).

2. Disaat akan melakukan revitalisasi, tempat atau masalah yang menjadi objek

dimaksud dalam kondisi menurun atau kurang terberdaya lagi.

3. Target dilakukannya revitalisasi adalah untuk memulihkan kembali kondisi

suatu tempat atau masalah, minimal sama dengan vitalitas yang pernah digapai

sebelumnya, tambah bagus apabila lebih baik lagi.

Menurut Laretna T. Adishakti dalam tulisannya mengatakan bahwa untuk

melaksanakan revitalisasi perlu adanya keterlibatan masyarakat. Keterlibatan yang

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

33

dimaksud bukan sekedar ikut serta untuk mendukung aspek formalitas yang

memerlukan adanya partisipasi masyarakat, selain itu masyarakat yang terlibat

tidak hanya masyarakat di lingkungan tersebut saja, tapi masyarakat dalam arti

luas. Untuk itu, perlu mekanisme yang jelas. Menurut Laretna bahwa ada aspek

lain yang penting dan sangat berperan dalam revitalisasi, yaitu penggunaan peran

teknologi informasi, khususnya dalam mengelola keterlibatan banyak fihak untuk

menunjang kegiatan revitalisasi. Selain itu revitalisasi juga dapat ditinjau dari

aspek keunikan lokasi dan tempat bersejarah. atau revitalisasi dalam rangka untuk

mengubah citra suatu kawasan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian yang dilakukan ini mengkaji permasalahan tentang

kerjasama antar instansi di Pemerintah Kota Bandung dalam pemeliharaan

kawasan industri-wisata yang telah dilakukan revitalisasi. Dimana kerjasama

yang hakekatnya mengindikasikan adanya dua pihak atau lebih berinteraksi secara

dinamis untuk mencapai suatu tujuan bersama yaitu melakukan pemeliharaan

terhadap kawasan yang telah dilakukan revitalisasi oleh pemerintah dengan

tujuan untuk pengembangan kawasan agar menemukan kembali potensi yang

dimilikinya atau pernah dimilikinya atau seharusnya dimiliki oleh suatu kawasan,

karena dengan dilakukan kerjasama diharapkan pendekatan pemeliharaan

kawasan yang telah direvitalisasi selain dilakukan oleh pemerintah juga harus

mampu melibatkan masyarakat sekitar.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

34

Menurut Tangkilisan (2005:86) dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Publik : Lingkungan ekstern maupun intern, yaitu semua kekuatan yang timbul

diluar batas-batas organisasi dapat mempengaruhi keputusan serta tindakan di

dalam organisasi. Karenanya perlu diadakan kerjasama dengan kekuatan yang

diperkirakan mungkin akan timbul. Kerjasama tersebut dapat didasarkan atas hak,

kewajiban dan tanggungjawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan.

Pendekatan ini menyatakan bahwa diperlukan adanya pemisahan antara hak dan

kewajiban dalam melakukan kerjasama sehingga memiliki kejelasan dalam

menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

Bryden, ei al. 1998a (Dade Angga ,2006:396) pernah mengemukakan bahwa

keunggulan-keunggulan kerjasama lokal terletak pada: (1) persiapan dari strategi

setempat yang melihat seluruh kebutuhan bagi pembangunan pedesaan di wilayah

tersebut, dan kebijakan-kebijakan yang tersedia untuk mencapai semua ini; (2)

pertimbangan tentang cara pemberian pelayanan yang lebih efektif, termasuk

kerja bersama di antara mitra, penggunaan bersama atas gedung-gedung atau

sumberdaya lainnya, dan pendekatan terpadu terhadap pemberian informasi

kepada orang-orang setempat; dan (3) penyediaan sebuah pusat untuk promosi

tentang prakarsa masyarakat (conzunily-led initiatives).

Ada beberapa prasyarat awal bagi keberhasilan kerjasama yang melibatkan

kepentingan semua pihak yang terlibat, yaitu badan-badan dan departemen

pemerintah dan masyarakat setempat sendiri. Bryden dan kawan-kawan lebih jauh

mengajukan pedoman terselenggaranya proses ini, yang meliputi pelatihan semua

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

35

pihak yang terlibat, penggunaan yang hati-hati bahasa yang digunakan ketika

berinteraksi dengan orang-orang setempat, penggunaan contoh-contoh dan

penghubung, akuntabilitas dan kepemerintahan yang terbuka, menjabarkan tujuan-

tujuan ke dalam tugas-tugas yang mudah dicapai, pesta keberhasilan, menjaga

masyarakat setempat sadar informasi, dan adaptasi secara terus-menerus untuk

menghadapi pembahan-perubahan dan kebutuhan-kebutuhan baru (Bryden, et

aL, 1998b, Dade Angga, 2006:400).

Menurut Phillips El Ansori (2001), dalam peningkatan dampak kerjasama

agar lebih baik dipengaruhi oleh faktor personal, adanya hambatan dari personal,

faktor kekuasaan, faktor organisasional, hambatan dalam pengorganisasian, dan

faktor lainnya. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi kepuasaan dan

peningkatan keefektifan komitmen serta keberhasilan aktivitas atau kegiatan.

Dengan memperhatikan teori-teori tentang kerjasama, dapat ditarik suatu

pemahaman bahwa sebuah kerjasama dapat berjalan dengan efektif apabila

memperhatikan prinsip-prinsip good governance,bentuk dan koordinasi kerjasama

yang harus dilakukan. Sehingga untuk mengkaji efektif atau tidaknya kerjasama

antar instansi dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam pemeliharaan

kawasan revitalisasi sentra sepatu Cibaduyut dilakukan dengan cara pendekatan

yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Tidak

mengisolasikan organisasi ke dalam variable, tetapi perlu memandang sebagai

bagian dari suatu keutuhan, Bogdan dan Taylor (1975:5, Moleong , 2012;4).

Transparasi (Krina, 2003 : 14) adalah prinsip yang menjamin akses atau

kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

36

penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses

pembuatan dan pelaksanaanya, serta hasil-hasil yang dicapai. Prinsip diutarakan

sebagai wujud bahwa transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi

secara langsung dapat diterima oleh mereka yang mambutuhkan. Informasi harus

dapat dipahami dan dapat dimonitor.

Menurut Mardiasmo (2009 : 18) Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban

kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan. Prinsip ini memberikan suatu

penjelasan yang tegas kepada para pembuat keputusan dalam pemerintahan,

bertanggungjawab kepada publik dan lembaga-lembaga stakeholders.

Akuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang dibuat,

apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau eksternal organisasi.

Menurut Mardiasmo (2009 : 18) Partisipasi adalah keterlibatan

masyarakat dalam membuat keputusan baik secara langsung maupun tidak

langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya.

Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta

berpartisipasi secara konstruktif. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat

disimpulkan, Partisipasi adalah prinsip bahwa setiap orang memiliki hak untuk

terlibat dalam pengambilan keputusan disetiap kegiatan penyelenggaraan

pemerintah. Hal ini berarti semua lapisan masyarakat mempunyai suara dalam

formulasi keputusan, baik secara langsung maupun intermediasi institusi

legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibanguna atas

dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara secara berpartisipasi secara konstruktif

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

37

Amin Tunggul Widjaya (1993:32) mengemukakan: “Efektivitas adalah

hasil membuat keputusan yang mengarahkan, melakukan sesuat dengan benar,

yang membantu memenuhi misi suatu perusahaan atau pencapaian tujuan”.

Selanjutnya Permata Wesha (1992:148) mengatakan : Efektivitas adalah keadaan

atau kemampuan berhasilnya suatu kerja yang dilakukakn oleh manusia untuk

memberikan hasil yang diharapkan. Untuk melihat Efektivitas kerja, pada

umumnya dipakai empat macam pertimbangan, yaitu pertimbangan ekonomi,

pertimbangan fisiologi, pertombangan psikologi dan pertimbangan sosial.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Efektivitas merupakan

suatu keadaan yang menunjukkan kkeberhasilan kerja yang ditetapkan. Efektivitas

kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat waktu sesuai yang telah diharapkan,

artinya pelaksanaan suatu tugas ditandai baik atau tidak sangat tergantung pada

penyelesaian tugas tersebut, bagaimana cara melaksanakannya, dan berapa biaya

yang dikeluarkan untuk itu. Satu hal yang perlu digaris bawahi adalah efektivitas

kerja tidak dapat dipisahkan dengan efisiensi kerja. Efisiensi kerja berhubungan

dengan biaya, tenaga, mutu dan pemikiran.

Saling menguntungkan dan memajukan adalah kemampuan organisasi

untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas

pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan public sesuai

dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. (Tangkilisan, 2005:117) . Berdasarkan

pernyataan tangkilisan tersebut maka disebutkan bahwa saling menguntungkan

dan memajukan mengacu pada keselarasan antara program dan kegiatan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

38

pelayanan yang diberikan oleh organisasi publik dengan kebutuhan dan keinginan

masyarakat.

Menurut Thomson dan Perry dalam Keban (2007:28), Kerjasama memiliki

derajat yang berbeda, mulai dari koordinasi dan kooperasi (cooperation) sampai

pada derajat yang lebih tinggi yaitu collaboration. “Para ahli pada dasarnya

menyetujui bahwa perbedaan terletak pada kedalaman interaksi, integrasi,

komitmen dan kompleksitas dimana coordination dan cooperation terletak pada

tingkatan yang paling rendah. Sedangkan collaboration pada tingkatan yang

paling tinggi”. Pendekatan ini diutarakann oleh Thomson dan Perry dengan

maksud bahwa dalam melakukan suatu kerjasama ternyata mempunyai tingkatan

yang berbeda-beda dalam hal bagaimana cara interaksinya, bagaimana cara terjadi

integrasinya, serta bagaimana komitmen dari duabelah pihak atau lebih yang

melakukan kerjasama, maka dalam hal ini diperlukan suatu koordinasi dan

kooperasi yang jelas serta apabila dimungkinkan dilakukan suatu kolaborasi

kepentingan diantara keduanya.

W. Barnett dan Vernon Cronen (Blog Yusup, Teori Manajemen Koordinasi)

menyampaikan tentang Coordination mengacu pada proses dimana orang-orang

melakukan kerjasama dalam sebuah upaya untuk menyamakan visi mereka

tentang apa yang dianggap perlu, mulia, dan baik serta untuk menghindari

perbuatan yang ditakuti, dibenci, atau dicela. Untuk bisa memadukan tindakan

(stories lived) orang tidak selalu harus koheren dengan orang lain, tetapi mereka

tetap dapat memutuskan untuk mengkoordinasikan perilaku mereka. Ini

merupakan suatu tahapan tersulit, menyatukan visi dan keinginan yang berbeda

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

39

dari orang atau kelompok yang melakukan kerjasama, tetapi dengan melakukan

koordinasi yang intensif maka diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruh

kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Di samping itu juga pentingnya koordinasi, karena dapat menimbulkan

komitmen dari setiap unsur yang terkait dengan menempatkan setiap individu

pada jejaring tersebut serta menjadi jembatan penghubung antara pribadi dengan

kehidupan professional dan antara satu institusi lainnya. Dalam kondisi yang

kompleks sedemikian ini sesuatu organisasi dapat melakukan dengan lebih baik,

bila dikerjakan bersama-sama dengan pihak lain, saling bekerjasama, saling

percaya-mempercayai, dan saling mendukung. Menciptakan jejaring kerja tidak

dengan menghimpun kekuatan, tetapi menyebarkan apa yang ada pada suatu

organisasi dan mendorong pihak lain melakukan hal yang sama.

Stephen R. Covey dalam bukunya Principles Centered Leadership (1993,

J.Kaloh ,2002:160), mengatakan bahwa sinergi yang dikerjakan bersama lebih

baik hasilnya daripada dikerjakan sendiri-sendiri, selain itu gabungan beberapa

unsur akan menghasilkan suatu produk yang lebih unggul. Sinergi mengandung

arti kombinasi unsur atau bagian yang dapat menghasilakan keluaran lebih baik

dan lebih besar. Lebih lanjut pengertian tersebut berkembang dengan makna

kerjasama atau koordinasi antar-bagian untuk menghasilkan keluaran yang lebih

bermutu.

Untuk mencegah jangan sampai terjadi ketidakserasian, tumpang tindih atau

konflik antara unit yng satu dengan yang lainnya, maka diperlukan konvergensi

dalam suatu keterpaduan kerja tim (teamwork), cooperation dan collaboration

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

40

guna menyerasikan dan menyelaraskan setiap aktivitas/tindakan dari unit-unit

organisasi kearah pencapaian tujuan organisasi.

Bowo dan Andy menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan kerjasama harus

tercapai keuntungan bersama (2007:50-51, melalui Zaenudin website

www.etd.library.ums.ac.id)), pelaksanaan kerjasama hanya dapat tercapai apabila

diperoleh manfaat bersama bagi semua pihak yang terlibat didalamnya (win-win).

Apabila satu pihak dirugikan dalam proses kerjasama, maka kerjasama tidak lagi

terpenuhi. Dalam upaya mencapai keuntungan atau manfaat bersama dari

kerjasama, perlu komunikasi yang baik antara semua pihak dan pemahaman sama

terhadap tujuan bersama. Penjelasan ini memberikan satu pemahaman bahwa

kerjasama dapat dilaksanakan dengan baik apabila jelas bentuk kerjasama yang

akan dilakukan sehingga pelaksanaan kerjasama tidak merugikan salahsatu pihak

tetapi menghasilkan suatu keuntungan bersama yaitu tercapainya tujuan yang

telah direncanakan.

Dari teori-teori yang disampaikan di atas, tampak bahwa permasalahan

implementasi kebijakan adalah bagaimana kebijakan yang dibuat disesuaikan

dengan sumber daya yang tersedia. Implementasi kebijakan pada prinsipnya

adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih dan

tidak kurang. Untuk mengimplementasikan kebijakan public, ada dua pilihan

langkah yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program

atau melalui formulasi kebijakan deriverat atau turunan dari kebijakan publik

tersebut. Di sini juga tampak adanya keharusan implementasi good governance.

Riant Nugroho dalam Public Policy (2009:527). Sehingga kerangka penelitian

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

41

dibuat berdasarkan proses penelitian menurut Creswell (2002:93,Riant

Nugroho,2009:602), digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Kerjasama Pemeliharaan Kawasan

Revitalisasi

Masalah

------------------------------------------------------------------------------------------------

Pertanyaan

Penelitian

------------------------------------------------------------------------------------------------

Analisis

---------------------------------------------------------------------------------------

Kerjasama Pemeliharaan

Kawasan Revitalisasi Sentra

Sepatu Cibaduyut

Mempertahankan kawasan sentra

sepatu Cibaduyut yang telah

revitalisasi agar :

a) Dapat dimanfaatkan secara

optimal dan berkelanjutan oleh

masyarakat.

b) Tidak cepat rusak dan berumur

panjang.

c) Menjadi kawasan visibilitas

(menarik dikunjungi) dan

investabilitas (ramah bagi pemodal/investor)

Bagaimana kerjasama pemeliharaan kawasan

revitalisasi sentra sepatu Cibaduyut

dilakukan oleh instansi Pemerintah Kota

Bandung

Pelaksanaan prinsip-

prinsip umum

kerjasama

Bentuk Kerjasama

yang dipergunakan

Pelaksanaan koordinasi antar

instansi terkait

Analisis pelaksanaan

prinsip-prinsip kerjasama

Analisis pelaksanaan

bentuk kerjasama

Analisis pelaksanaan

koordinasi antar instansi

terkait

Kesimpulan

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

42

Deskripsi kerangka pemikiran dapat dijelaskan sebagai berikut :

Dimulai dari dilaksanakannya revitalisasi infrastruktur kawasan sentra

sepatu Cibaduyut diperlukan suatu langkah lanjutan yaitu kerjasama pemeliharaan

kawasan revitalisasi yang dilakukan oleh instansi Pemerintah Kota Bandung agar

kawasan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan, tidak

cepat rusak dan berumur panjang dalam pemanfaatannya serta terwujudnya

kawasan yang visibilitas (menarik dikunjungi) dan investabilitas (ramah bagi

pemodal/investor).

Untuk mengetahui bagaimana kerjasama pemeliharaan kawasan

revitalisasi sentra sepatu Cibaduyut dilakukan oleh instansi Pemerintah Kota

Bandung, maka dilakukan analisis terhadap penggunaan prinsip-prinsip umum

dalam kerjasama antar instansi di Pemerintah Kota Bandung, analisis bentuk

kerjasama antar instansi di Pemerintah Kota Bandung serta Analisis koordinasi

kerjasama antar instansi di Pemerintah Kota Bandung.

Selanjutnya dari hasil analisis dibuatkan dalam kesimpulan dan saran,

merupakan rangkuman dari kajian yang dilakukan atas pelaksanaan kerjasama

pemeliharaan kawasan sentra sepatu Cibaduyut yang dilakukan oleh instansi di

Pemerintah Kota Bandung.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKAmedia.unpad.ac.id/thesis/170720/2009/170520090003_2_7399.pdf · perencanaan, pembangunan ... penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan ... Akses

43

2.4 Hipotesis Penelitian

Atas dasar kerangka berfikir penelitian di atas, maka dapat dibuat

hipotesis penelitian adalah : Kerjasama Pemeliharaan Kawasan Revitalisasi

Kawasan Sentra Sepatu Cibaduyut oleh instansi di Pemerintah Kota Bandung

belum efektif dilakukan, dilihat dari aspek prinsip-prinsip kerjasama (transparansi,

akuntabilitas, partisipatif, efesiensi dan efektivitas, konsensus serta saling

menguntungkan dan memajukan), bentuk kerjasama dan koordinasi antar instansi

terkait.