bab iv hasil analisis dan pembahasan 4.1 gambaran...

36
51 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Purwakarta berdiri pada 1968, kemudian dalam perjalanannya seiring dengan perkembangan dan tuntutan jaman serta perubahan kebijakan pemerintah telah terjadi beberapa kali perubahan struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) dan pada tahun 2004 terjadi penambahan fungsi perkebunan sehingga menjadi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan. Di tahun 2009 kembali terjadi perubahan SOTK dengan penambahan fungsi kehutanan menjadi Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan. Kiprahnya sebagai salah satu lembaga teknis dalam bidang pembangunan pertanian khususunya pertanian tanaman pangan, hortikultura, aneka tanaman dan perkebunan, telah mampu mengangkat derajat dan kehidupan para petani. Hal ini menunjukkan bahwa upaya yang telah dilakukan telah menampakan hasil yang cukup membanggakan terlepas dari berbagai kendala, permasalahan dan kekurangan yang dihadapi, tantangan, hambatan dan peluang Dinas dalam upaya lebih memantapkan terhadap tugas pokok dan fungsinya bukanlah semakin ringan namun semakin berat dimana intensitas dan kompleksitasnya semakin tinggi untuk itu perlu pengelolaan penanganan dilakukan secara profesional, akuntabel dan berkelanjutan.

Upload: vanduong

Post on 06-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

51

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan

Kabupaten Purwakarta

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Purwakarta berdiri pada 1968,

kemudian dalam perjalanannya seiring dengan perkembangan dan tuntutan jaman

serta perubahan kebijakan pemerintah telah terjadi beberapa kali perubahan

struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) dan pada tahun 2004 terjadi

penambahan fungsi perkebunan sehingga menjadi Dinas Pertanian Tanaman

Pangan dan Perkebunan. Di tahun 2009 kembali terjadi perubahan SOTK dengan

penambahan fungsi kehutanan menjadi Dinas Pertanian, Kehutanan dan

Perkebunan.

Kiprahnya sebagai salah satu lembaga teknis dalam bidang pembangunan

pertanian khususunya pertanian tanaman pangan, hortikultura, aneka tanaman dan

perkebunan, telah mampu mengangkat derajat dan kehidupan para petani. Hal ini

menunjukkan bahwa upaya yang telah dilakukan telah menampakan hasil yang

cukup membanggakan terlepas dari berbagai kendala, permasalahan dan

kekurangan yang dihadapi, tantangan, hambatan dan peluang Dinas dalam upaya

lebih memantapkan terhadap tugas pokok dan fungsinya bukanlah semakin ringan

namun semakin berat dimana intensitas dan kompleksitasnya semakin tinggi

untuk itu perlu pengelolaan penanganan dilakukan secara profesional, akuntabel

dan berkelanjutan.

Page 2: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

52

52

Dalam upaya mewujudkan tuntutan pelayanan publik yang semakin besar

tersebut, maka peran sektor pertanian tanaman pangan dan perkebunan dalam

pembangunan bidang ekonomi, dituntut untuk dapat memberikan kontribusi

terhadap penyediaan pangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan konsumsi

pangan penduduk, peningkatan pendapatan para petani, penyediaan bahan baku

industri, peningkatan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja serta

kontribusinya terhadap ketahanan pangan nasional.

4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Perkebunan Kabupaten Purwakarta

Berdasarkan Keputusan Bupati Purwakarta Nomor 12 Tahun 2005, Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan

Kabupaten Purwakarta, pada Bab II Pasal 3, Dinas mempunyai tugas pokok

melaksanakan kewenangan daerah di bidang pertanian tanaman pangan,

hortikultura, aneka tanaman dan perkebunan serta tugas pembantuan yang

diberikan Pemerintah Kabupaten atau Pemerintah Propinsi Jawa Barat.

Selanjutnya pada Bab II Pasal 4, Dinas mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan teknis operasional di bidang pertanian tanaman pangan,

hortikultura, aneka tanaman dan perkebunan yang meliputi : perencanaan

pembangunan pertanian tanaman pangan, hortikultura, aneka tanaman dan

perkebunan, pengelolaan sarana dan prasarana, pengembangan dan pembinaan

produksi tanaman pangan, hortikultura, aneka tanaman dan perkebunan,

pengembangan usaha dan pengelolaan hasil, serta penyuluhan dan

pengembangan SDM.

Page 3: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

53

53

2) Pelaksanaan teknis fungsional di bidang pertanian tanaman pangan,

hortikultura, aneka tanaman dan perkebunan berdasarkan kebijaksanaan

Pemerintah Daerah.

3) Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan dalam hal

penyusunan rencana dan program kerja, keuangan, umum kepegawaian.

4) Pelaksanaan tugas lain yang dibebankan Bupati sesuai bidang tugasnya.

4.2 Implementasi Kebijakan

Tabel dibawah ini menggambarkan tanggapan responden mengenai

Implementasi Kebijakan.

Tabel 4.4 Implementasi Kebijakan

No Pernyataan 5 4 3 2 1 Jml Total

Skor

Skor

Ideal

1 p1 2 32 5 1 0 40 155

200 5.0 80.0 12.5 2.5 0.0 100.0 77.5

2 p2 1 32 6 1 0 40 153

200 2.5 80.0 15.0 2.5 0.0 100.0 76.5

3 p3 2 31 5 2 0 40 153

200 5.0 77.5 12.5 5.0 0.0 100.0 76.5

4 p4 3 31 5 1 0 40 156

200 7.5 77.5 12.5 2.5 0.0 100.0 78.0

5 p5 5 32 3 0 0 40 162

200 12.5 80.0 7.5 0.0 0.0 100.0 81.0

6 p6 9 30 1 0 0 40 168

200 22.5 75.0 2.5 0.0 0.0 100.0 84.0

7 p7 11 28 1 0 0 40 170

200 27.5 70.0 2.5 0.0 0.0 100.0 85.0

8 p8 16 23 1 0 0 40 175

200 40.0 57.5 2.5 0.0 0.0 100.0 87.5

9 p9 4 17 12 7 0 40 138

200 10.0 42.5 30.0 17.5 0.0 100.0 69.0

Jumlah Skor Total 1430

Persentase 79.44

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Page 4: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

54

54

Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat

bahwa skor total Implementasi Kebijakan adalah 1430. Jumlah skor tersebut

dimasukkan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan

cara:

Nilai Indeks Maksimum = 5 x 9 x 40 = 1800

Nilai Indeks Minimum = 1 x 9 x 40 = 360

Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5

= (1800 – 360) : 5

= 288

Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%

= (1430 : 1800) x 100% = 79,44%

(1430)

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

1800 1512 1224 936 648 360

Gambar 4.1 Garis Kontinum Implementasi Kebijakan

Pada gambar di atas menunjukan dari seluruh total variabel Implementasi

Kebijakan yang terdiri dari 9 pernyataan, diperoleh hasil akhir sebesar 1430, ini

artinya Implementasi Kebijakan berada dalam skala kategori baik.

4.2.1 Organisasi

Berikut ini adalah tabel distribusi jawaban responden terhadap pernyataan-

pernyataan pada dimensi organisasi. Pernyataan pada dimensi ini menyangkut

Page 5: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

55

55

sumberdaya petugas, deskripsi pelaksanaan tugas, serta sarana dan prasarana

penunjang kegiatan.

Tabel 4.5 Organisasi

No Pernyataan 5 4 3 2 1 Jml Total

Skor

Skor

Ideal

1 p1 2 32 5 1 0 40 155

200 5.0 80.0 12.5 2.5 0.0 100.0 77.5

2 p2 1 32 6 1 0 40 153

200 2.5 80.0 15.0 2.5 0.0 100.0 76.5

3 p3 2 31 5 2 0 40 153

200 5.0 77.5 12.5 5.0 0.0 100.0 76.5

Jumlah Skor Total 461

Persentase 76.83

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Tabel di atas menggambarkan tanggapan responden mengenai Organisasi.

Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat

bahwa skor total Organisasi adalah 461. Jumlah skor tersebut dimasukkan ke

dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan cara:

Nilai Indeks Maksimum = 5 x 3 x 40 = 600

Nilai Indeks Minimum = 1 x 3 x 40 = 120

Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5

= (600 – 120) : 5 = 96

Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%

= (461 : 600) x 100% = 76,83%

(461)

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

600 504 408 312 216 120

Gambar 4.2 Garis Kontinum Organisasi

Page 6: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

56

56

Pada gambar di atas menunjukan dari seluruh total variabel Organisasi yang

terdiri dari 3 pernyataan, diperoleh hasil akhir sebesar 461, ini artinya Organisasi

berada dalam skala kategori baik. Kategori baik merupakan kontribusi dari

jawaban responden yang didominasi oleh jawaban memadai dan sesuai. Secara

umum responden berpendapat sumberdaya petugas memadai jumlahnya, petugas

bekerja telah sesuai dengan tugas dan fungsinya, serta sarana dan prasarana telah

memadai untuk pelaksanaan Program Desa Mandiri Pangan.

Berdasarkan pengamatan di lapangan jumlah aparat yang mendukung

pelaksanaan Program Desa Mandiri Pangan ini memadai. Kelembagaan struktural

Program Desa Mandiri Pangan ditangani oleh Bidang Ketahanan Pangan dan

Pengembangan Usaha pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan

Kabupaten Purwakarta, sedangkan lembaga koordinasinya pada Dewan

Ketahanan Pangan dimana Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Perkebunan Kabupaten Purwakarta sebagai Wakil Sekretaris dan Kepala Bidang

Ketahanan Pangan dan Pengembangan Usaha sebagai anggotanya. Bupati

Purwakarta menjabat sebagai Ketua Dewan Ketahanan Pangan.

Petugas yang menangani Program Desa Mandiri Pangan di Dinas Pertanian

Tanaman Pangan hanya satu bidang saja yang bekerja. Jumlah petugas dalam satu

bidang tidaklah banyak. Namun petugas pelaksana Program ini tidak hanya

berasal dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan tetapi juga

didukung oleh petugas dari instansi lain yang terkait seperti Dinas Kesehatan dan

BPS, selain itu juga dibantu oleh petugas di desa dimana Program tersebut

berlangsung yaitu penyuluh pertanian, aparat desa dan pendamping Program.

Selain itu juga didukung oleh ibu-ibu PKK dan Tim Pangan Desa.

Page 7: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

57

57

Berdasarkan jawaban responden, tercermin petugas melaksanakan tugasnya

sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan program. Panduan petugas dalam

melaksanakan Program Desa Mandiri Pangan ini tertuang dalam Pedoman

Operasional Program Aksi Desa Mandiri Pangan Tahun Anggaran 2006 Badan

Ketahanan Pangan Departemen Pertanian dan Petunjuk Operasional Kegiatan

Tahun Anggaran 2006 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan

Kabupaten Purwakarta Nomor 0754.0/018-11.1/-/2006 Badan Ketahanan Pangan

Departemen Pertanian. Menurut Ketua Kelompok Tani yang ada di desa

Margaluyu dan Batutumpang para petugas mampu menyampaikan maksud dan

tujuan Program Desa Mandiri Pangan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam

Program tersebut dengan baik.

Pengamatan di lapangan menunjukkan pelaksanaan Program Desa Mandiri

Pangan perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Pada umumnya

sarana dan prasarana yang ada di lokasi program sangat minim sehingga

seringkali petugas harus membawa dari Dinas, seperti misalnya perlengkapan

presentasi yaitu laptop, infocus, layarnya, dan lain-lain. Kendaraan bermotor pun

dapat dikategorikan sebagai sarana pendukung untuk membawa petugas ke lokasi

program. Sehingga walaupun di lokasi program tidak tersedia, namun sarana dan

prasarana pendukung program dapat dibawa dari Dinas ke lokasi program.

Ketersediaan sarana dan prasarana tidak terlepas dari ketersediaan anggaran untuk

membiayai pelaksanaan Program tersebut. Sumber-sumber pendanaan untuk

membiayai Program Desa Mandiri Pangan berasal dari dana tugas pembantuan

APBN, dana dekonsentrasi dari APBD Propinsi dan APBD Kabupaten

Purwakarta. Dana dekonsentrasi digunakan untuk operasional pelatihan dan

Page 8: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

58

58

pembinaan dalam rangka Program Desa Mandiri Pangan. Dana tugas pembantuan

dialokasikan untuk setiap desa pelaksana, dengan rincian penggunaan sebagai

berikut: 60% merupakan bantuan masyarakat desa dan 40% untuk operasional

desa dan kabupaten. Dana dari APBD Kabupaten Purwakarta sebesar 10% sebagai

pendampingan direalisasikan pada tahun 2007 dan 2008.

4.2.2 Interpretasi

Berikut ini adalah tabel distribusi jawaban responden terhadap pernyataan-

pernyataan pada dimensi interpretasi. Pernyataan pada dimensi ini menyangkut

pemahaman isi program, tujuan program, serta sosialisasi program.

Tabel 4.6 Interpretasi

No Pernyataan 5 4 3 2 1 Jml Total

Skor

Skor

Ideal

4 p4 3 31 5 1 0 40 156

200 7.5 77.5 12.5 2.5 0.0 100.0 78.0

5 p5 5 32 3 0 0 40 162

200 12.5 80.0 7.5 0.0 0.0 100.0 81.0

6 p6 9 30 1 0 0 40 168

200 22.5 75.0 2.5 0.0 0.0 100.0 84.0

Jumlah Skor Total 486

Persentase 81.00

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Tabel di atas menggambarkan tanggapan responden mengenai Interpretasi.

Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat

bahwa skor total Interpretasi adalah 461. Jumlah skor tersebut dimasukkan ke

dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan cara:

Nilai Indeks Maksimum = 5 x 3 x 40 = 600

Nilai Indeks Minimum = 1 x 3 x 40 = 120

Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5

Page 9: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

59

59

= (600 – 120) : 5 = 96

Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%

= (486 : 600) x 100% = 81,00%

(486)

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

600 504 408 312 216 120

Gambar 4.3 Garis Kontinum Interprestasi

Pada gambar di atas menunjukan dari seluruh total variabel Interpretasi yang

terdiri dari 3 pernyataan, diperoleh hasil akhir sebesar 486, ini artinya Interpretasi

berada dalam skala kategori baik. Kategori baik merupakan kontribusi dari

jawaban responden yang didominasi oleh jawaban memahami, merasakan, dan

bermanfaat. Secara umum responden berpendapat petugas memahami prosedur

pelaksanaan program, masyarakat merasakan manfaat dari program, dan

pelaksanaan sosialisasi bermanfaat dalam membantu pemahaman masyarakat

terhadap program.

Berdasarkan jawaban responden, pemahaman isi program yang ditunjukkan

oleh petugas tergolong baik dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan

masyarakat desa. Sebelum dimulainya pelaksanaan Program Desa Mandiri

Pangan, petugas terlebih dahulu menerima sosialisasi program oleh Departemen

Pertanian dan dilatih bagaimana untuk mengelola kegiatan dalam program

tersebut. Selain itu juga diberikan pedoman pelaksanaan Program Desa Mandiri

Pangan, petunjuk teknis serta dasar hukum pelaksanaan program tersebut.

Sehingga dengan bekal yang diberikan oleh Departemen Pertanian tersebut

membuat pemahaman petugas yang menangani program ini cukup baik.

Page 10: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

60

60

Indikator lain yang terlibat dalam dimensi interpetasi adalah pemahaman

tujuan program. Responden mengatakan bahwa tujuan program direspon dengan

baik dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat. Hal ini bisa dilihat

masyarakat tidak menolak pelaksanaan program ini di desanya dan berpartisipasi

aktif dalam setiap kegiatan dalam program tersebut. Walaupun sebelumnya

mereka kurang merespon program ini karena diperuntukkan bagi desa rawan

pangan, sementara mereka menganggap desanya tidak rawan pangan. Menurut

petugas setelah dijelaskan melalui sosialisasi program dan pendekatan individu

barulah masyarakat memahami maksud dan tujuan dari Program Desa Mandiri

Pangan ini beserta pemahaman kategori desa rawan pangan.

Selanjutnya responden menyatakan pendapatnya mengenai sosialisasi

program berada pada kategori baik. Sosialisasi dilaksanakan dengan cara

melakukan penyuluhan ke lokasi Program Desa Mandiri Pangan. Kegiatan

sosialisasi ini digawangi oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan

bekerjasama dengan aparat desa setempat, tokoh masyarakat, dan Tim Penggerak

PKK setempat.

Sosialisasi Program dilakukan untuk meningkatkan pemahaman aparat,

lembaga desa dan masyarakat setempat tentang Program Desa Mandiri Pangan,

serta memperoleh dukungan dan sinergitas kegiatan Pusat dan Daerah. Materi

sosialisasi yaitu Pedoman Umum dan Pedoman Teknis Program Desa Mandiri

Pangan serta Pedoman Sekolah Lapangan Desa Mandiri Pangan. Sosialisasi ini

juga bermanfaat dalam menyampaikan dan menuangkan maksud dan tujuan

program dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami masyarakat. Karena

jika melalui buku atau leaflet-leaflet saja masyarakat kurang memahami dan

Page 11: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

61

61

membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mengerti yang diharapkan oleh

pemerinttah.

4.2.3 Aplikasi

Berikut ini adalah tabel distribusi jawaban responden terhadap pernyataan-

pernyataan pada dimensi aplikasi. Pernyataan pada dimensi ini menyangkut

penyesuaian program dengan lingkungan, penilaian terhadap keberhasilan

program, serta pengawasan pelaksanaan program.

Tabel 4.7 Aplikasi

No Pernyataan 5 4 3 2 1 Jml Total

Skor

Skor

Ideal

7 p7 11 28 1 0 0 40 170

200 27.5 70.0 2.5 0.0 0.0 100.0 85.0

8 p8 16 23 1 0 0 40 175

200 40.0 57.5 2.5 0.0 0.0 100.0 87.5

9 p9 4 17 12 7 0 40 138

200 10.0 42.5 30.0 17.5 0.0 100.0 69.0

Jumlah Skor Total 483

Persentase 80.50

Tabel di atas menggambarkan tanggapan responden mengenai Aplikasi.

Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat

bahwa skor total Aplikasi adalah 483. Jumlah skor tersebut dimasukkan ke dalam

garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan cara:

Nilai Indeks Maksimum = 5 x 3 x 40 = 600

Nilai Indeks Minimum = 1 x 3 x 40 = 120

Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5

= (600 – 120) : 5

= 96

Page 12: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

62

62

Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%

= (483 : 600) x 100%

= 80,50%

(483)

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

600 504 408 312 216 120

Gambar 4.4 Garis Kontinum Aplikasi

Pada gambar di atas menunjukan dari seluruh total variabel Aplikasi yang

terdiri dari 3 pernyataan, diperoleh hasil akhir sebesar 483, ini artinya Aplikasi

berada dalam skala kategori baik. Kategori baik merupakan kontribusi dari

jawaban responden yang didominasi oleh jawaban sesuai. Secara umum

responden berpendapat pelaksanaan Program Desa Mandiri Pangan sesuai dengan

kondisi lingkungan di lokasi, pelaksanaan program tersebut telah sesuai dengan

tujuan, dan pelaksanaan pengawasan program bersama dengan masyarakat dan

petugas sesuai ketentuan yang diharapkan.

Kondisi Desa Margaluyu dan Desa Batutumpang termasuk dalam kategori

desa rawan pangan menurut ketentuan dari Departemen Pertanian yaitu > 50 %

penduduknya termasuk KK miskin, memiliki potensi (sumberdaya sosial,

ekonomi dan alam) yang belum dioptimalisasikan, serta aparat desa dan

masyarakat memiliki respon yang tinggi dalam pembangunan ketahanan pangan.

Penentuan kategori ini berdasarkan hasil dari Survey Rumah Tangga (SRT) yang

menghasilkan Data Dasar Rumah Tangga (DDRT). Selain itu juga berdasarkan

hasil data penunjang dari Statistik dan Kesehatan serta rengking dari 5 (lima) desa

Page 13: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

63

63

maka Desa Margaluyu dan Batutumpang yang layak mendapatkan Program Desa

Mandiri Pangan. Sehingga responden berpendapat bahwa Program tersebut sesuai

dengan kondisi lingkungan Desa Margaluyu dan Desa Batutumpang.

Tujuan dari pelaksanaan Program Desa Mandiri Pangan adalah

meningkatkan ketahanan pangan dan gizi rumah tangga dan masyarakat melalui

pendayagunaan/pemanfaatan sumberdaya masyarakat (sosial, ekonomi, finansial).

Pelaksanaan program ini disesuaikan dengan sumberdaya, budaya, dan

kelembagaan lokal. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan jawaban

responden, pelaksanaan Program ini telah mengarah pada pencapaian tujuan.

Salah satu indikatornya yaitu melalui perkembangan pemanfaatan Dana

BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) untuk usaha kelompok tani. Berdasarkan

laporan yang masuk, di Desa Margaluyu dan Batutumpang secara umum telah ada

penumbuhan/pemupukan dana usaha kelompok dari BLM awal sebesar Rp. 80

juta. Dari hasil pemupukan modal tersebut ada yang dikembalikan ke Lembaga

Keuangan Mikro (LKM), ada yang digulirkan ke anggota kelompok lain dalam

satu Gapoktan dan ada yang disimpan sebagai tabungan kelompok. Pemberian

dana BLM ini diharapkan dapat membantu menambah modal usaha petani

sehingga menambah pendapatannya dan pada akhirnya meningkatkan ketahanan

pangan masyarakat di desa tersebut.

Sesuai dengan Petunjuk Teknis pengawasan Program Desa Mandiri Pangan

ini dilakukan oleh pemerintah melalui aparat pengawas fungsional (Inspektorat

Jenderal, Badan Pengawas Daerah, dan lembaga atau instansi pengawas lainnya);

masyarakat desa melalui Tim Pangan Desa; dan pendamping Program Desa

Mandiri Pangan.

Page 14: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

64

64

Pengawasan ini berfungsi sebagai pembinaan agar program berjalan sesuai

dengan koridor aturan yang berlaku. Menurut responden fungsi pengawasan telah

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku. Kegiatan

pengawasan ini rutin dilaksanakan pada pertengahan dan menjelang akhir tahun

anggaran berjalan oleh petugas pengawas fungsional.

4.3 Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Tabel dibawah ini menggambarkan tanggapan responden mengenai

Ketahanan Pangan Masyarakat Desa di Kabupaten Purwakarta.

Tabel 4.8 Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

No Pernyataan 5 4 3 2 1 Jml Total

Skor

Skor

Ideal

10 p10 1 31 8 0 0 40 153

200 2.5 77.5 20.0 0.0 0.0 100.0 76.5

11 p11 0 32 8 0 0 40 152

200 0.0 80.0 20.0 0.0 0.0 100.0 76.0

12 p12 1 33 6 0 0 40 155

200 2.5 82.5 15.0 0.0 0.0 100.0 77.5

13 p13 1 28 11 0 0 40 150

200 2.5 70.0 27.5 0.0 0.0 100.0 75.0

14 p14 0 11 3 17 9 40 96

200 0.0 27.5 7.5 42.5 22.5 100.0 48.0

15 p15 2 27 11 0 0 40 151

200 5.0 67.5 27.5 0.0 0.0 100.0 75.5

16 p16 12 23 5 0 0 40 167

200 30.0 57.5 12.5 0.0 0.0 100.0 83.5

17 p17 13 24 3 0 0 40 170

200 32.5 60.0 7.5 0.0 0.0 100.0 85.0

Jumlah Skor Total 1194

Persentase 74.63

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat

bahwa skor total Ketahanan Pangan Masyarakat Desa adalah 1194. Jumlah skor

Page 15: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

65

65

tersebut dimasukkan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan

dengan cara:

Nilai Indeks Maksimum = 5 x 8 x 40 = 1600

Nilai Indeks Minimum = 1 x 8 x 40 = 320

Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5

= (1600 – 320) : 5

= 256

Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%

= (1194 : 1600) x 100% = 74,63%

(1194)

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

1600 1344 1088 832 576 320

Gambar 4.5 Garis Kontinum Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Pada gambar di atas menunjukan dari seluruh total variabel Ketahanan

Pangan Masyarakat Desa yang terdiri dari 8 pernyataan, diperoleh hasil akhir

sebesar 1194, ini artinya Ketahanan Pangan Masyarakat Desa berada dalam skala

kategori baik.

Ketahanan Pangan Masyarakat Desa yang diteliti didekati dengan teori

Realy, et.al yang menyatakan bahwa Ketahanan Pangan ditentukan oleh

ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan dan pemanfaatan pangan.

4.3.1 Ketersediaan Pangan

Page 16: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

66

66

Berikut ini adalah tabel distribusi jawaban responden terhadap pernyataan-

pernyataan pada dimensi ketersediaan pangan. Pernyataan pada dimensi ini

menyangkut kepemilikan lahan, sarana dan prasarana produksi, serta jumlah

produksi pangan.

Tabel 4.9 Ketersediaan Pangan

No Pernyataan 5 4 3 2 1 Jml Total

Skor

Skor

Ideal

10 p10 1 31 8 0 0 40 153

200 2.5 77.5 20.0 0.0 0.0 100.0 76.5

11 p11 0 32 8 0 0 40 152

200 0.0 80.0 20.0 0.0 0.0 100.0 76.0

12 p12 1 33 6 0 0 40 155

200 2.5 82.5 15.0 0.0 0.0 100.0 77.5

Jumlah Skor Total 460

Persentase 76.67

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Tabel di atas menggambarkan tanggapan responden mengenai Ketersediaan

Pangan. Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa skor total Ketersediaan Pangan adalah 460. Jumlah skor tersebut

dimasukkan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan

cara:

Nilai Indeks Maksimum = 5 x 3 x 40 = 600

Nilai Indeks Minimum = 1 x 3 x 40 = 120

Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5

= (600 – 120) : 5 = 96

Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%

= (460 : 600) x 100% = 76,67%

Page 17: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

67

67

(460)

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

600 504 408 312 216 120

Gambar 4.6 Garis Kontinum Ketersediaan Pangan

Pada gambar di atas menunjukan dari seluruh total variabel Ketersediaan

Pangan yang terdiri dari 3 pernyataan, diperoleh hasil akhir sebesar 460, ini

artinya Ketersediaan Pangan berada dalam skala kategori baik. Kategori baik

merupakan kontribusi dari jawaban responden yang didominasi oleh jawaban

memadai. Secara umum responden berpendapat luas lahan produktif yang dimiliki

masyarakat di lokasi program dalam menghasilkan bahan pangan memadai,

sarana produksi yang tersedia untuk kegiatan usaha tani di lokasi program

memadai, dan jumlah produksi pangan yang dihasilkan mencukupi kebutuhan

memadai.

Menurut Riely et al (1999) indikator ketersediaan pangan dapat dilihat

melalui daya dukung produksi dan konsumsi. Daya dukung produksi diantaranya

ketersediaan lahan, sarana irigasi, jenis tanaman, dan produktivitas lahan.

Sedangkan daya dukung konsumsi dilihat dari kuantitas dan kualitas pangan yang

dihasilkan.

Petani padi memiliki lahan sawah sendiri, idealnya minimal 2 hektar per KK

(Sumarno dan Kartasasmita, 2009). Sebagian besar petani di kedua desa lokasi

penelitian memiliki luas lahan produktif dibawah 0.5 – 1.0 hektar. Dari hasil

wawancara dengan kelompok tani di lokasi penelitian hal ini disebabkan

diantaranya sebagian lahan yang mereka miliki sudah dijual dan lainnya karena

sistem pembagian hak waris dari orang tua mereka. Selain itu, kondisi fisik Desa

Page 18: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

68

68

Batutumpang berada di daerah perbukitan. Dibawah ini adalah tabel luas lahan

yang dimiliki oleh responden di masing-masing desa.

Tabel 4.10 Luas Lahan Rumah Tangga Petani

Jenis Lahan dan Status Luas Lahan

Margaluyu Batutumpang

Sawah

Milik sendiri 0.2 - 0.8 ha 500 m2 – 0.5 ha

Sewa 0.25 - 1.25 ha 0.1 ha

Bagi hasil 1 ha 0.2 ha

Ladang

Milik sendiri - 0.01 – 0.06 ha

Sewa 0.5 – 1 ha -

Bagi hasil - -

Tegalan

Milik sendiri - -

Sewa 0.5 ha -

Bagi hasil - -

Pekarangan /

Kebun

Milik sendiri - 20 m2 – 0.08 ha

Sewa - -

Bagi hasil - -

Sumber : Laporan SKPG Kabupaten Purwakarta, 2007

Membaca hasil SRT, jenis produk tanaman pangan yang dihasilkan oleh

petani di kedua desa lokasi penelitian sebagian besar adalah tanaman padi. Selain

menanam padi, mereka juga menanam jagung, ubi kayu, kacang hijau, cabe,

kelapa, ubi kayu, dan lain sebagainya. Hasilnya ada yang dijual dan digunakan

untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Padi yang dihasilkan di masing-masing desa berbeda-beda. Di Desa

Margaluyu berdasarkan hasil SRT terhadap petani dalam satu tahun (2 kali musim

tanam) dihasilkan 3 – 9 ton GKG (gabah kering giling) per hektar. Sedangkan di

Desa Batutumpang hasil produksinya hanya berkisar 0.6 – 2 ton saja. Perbedaan

hasil produksi ini pada dasarnya disebabkan oleh perbedaan topografi diantara

Page 19: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

69

69

kedua desa tersebut. Desa Margaluyu berada di daerah bertipologi perbukitan

namun relatif landai, berbeda dengan Desa Batutumpang yang berada di daerah

bertipologi perbukitan dan terjal. Jika dilihat dari metode pengelolaan lahan tidak

jauh berbeda diantara kedua desa tersebut.

4.3.2 Keterjangkauan Pangan

Berikut ini adalah tabel distribusi jawaban responden terhadap pernyataan-

pernyataan pada dimensi keterjangkauan pangan. Pernyataan pada dimensi ini

menyangkut pendapatan rumah tangga petani, keberadaan pasar, dan persediaan

pangan.

Tabel 4.11 Keterjangkauan Pangan

No Pernyataan 5 4 3 2 1 Jml Total

Skor

Skor

Ideal

13 p13 1 28 11 0 0 40 150

200 2.5 70.0 27.5 0.0 0.0 100.0 75.0

14 p14 0 11 3 17 9 40 96

200 0.0 27.5 7.5 42.5 22.5 100.0 48.0

15 p15 2 27 11 0 0 40 151

200 5.0 67.5 27.5 0.0 0.0 100.0 75.5

Jumlah Skor Total 397

Persentase 66.17

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Tabel di atas menggambarkan tanggapan responden mengenai

Keterjangkauan Pangan. Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel

di atas, dapat dilihat bahwa skor total Keterjangkauan Pangan adalah 397. Jumlah

skor tersebut dimasukkan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya

ditentukan dengan cara:

Page 20: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

70

70

Nilai Indeks Maksimum = 5 x 3 x 40 = 600

Nilai Indeks Minimum = 1 x 3 x 40 = 120

Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5

= (600 – 120) : 5 = 96

Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%

= (397 : 600) x 100% = 66,17%

(397)

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

600 504 408 312 216 120

Gambar 4.7 Garis Kontinum Keterjangkauan Pangan

Pada gambar di atas menunjukan dari seluruh total variabel Keterjangkauan

Pangan yang terdiri dari 3 pernyataan, diperoleh hasil akhir sebesar 397, ini

artinya Keterjangkauan Pangan berada dalam skala kategori cukup baik. Kategori

cukup baik merupakan kontribusi dari jawaban responden yang didominasi oleh

jawaban mencukupi, cukup mencukupi, dan kurang dekat. Secara umum

responden menilai pendapatan rumah tangga warga di lokasi program mencukupi

kebutuhan pangan, jangkauan jarak pasar dengan tempat tinggal warga di lokasi

program kurang dekat, dan persediaan pangan yang dimiliki warga di lokasi

program mencukupi.

Berdasarkan hasil SRT besar penghasilan rumah tangga warga di Desa

Margaluyu dan Batutumpang yang seluruhnya petani sebagian besar berada pada

kisaran Rp. 200.000,- sampai dengan Rp. 700.000,- per bulan. Pendapatan

tersebut diperoleh dari penjualan hasil produksi pertaniannya. Petani yang

Page 21: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

71

71

memiliki pendapatan lebih diperoleh dari usaha sampingan, seperti beternak,

perikanan dan berdagang dengan menjual hasil pekarangannya.

Keterjangkauan pangan pada rumah tangga tani yang terpenuhi setiap hari

selain ditunjang oleh faktor produksi hasil pertanian yang dihasilkan, juga dibantu

oleh tersedianya pasar atau tempat jual beli bahan pangan di sekitarnya, seperti

warung, kios, koperasi dan sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian ini, jarak

tempat tinggal warga dengan pasar setiap individu berbeda-beda. Pasar yang

dimaksud adalah pasar tradisional yang menurut warga pada umumnya lebih

lengkap dalam menjual bahan pangan dan harganya relatif lebih murah dari

supermarket. Berdasarkan hasil wawancara, warga lebih memilih untuk belanja di

pasar minimal dua hari hingga satu minggu bahkan satu bulan sekali untuk

membeli kebutuhan pangan. Selain faktor harga yang lebih murah namun jarak

yang ditempuh bagi beberapa responden cukup jauh. Warga memanfaatkan

warung atau kios yang terdekat hanya untuk membeli sayuran, rokok, jajanan

untuk anak-anak dan makanan ringan lainnya.

Masyarakat di Desa Margaluyu menempuh jarak 6 – 15 km menuju pasar.

Sedangkan masyarakat di Desa Batutumpang menempuh jarak sejauh 0.5 – 10 km

menuju pasar tradisional terdekat. Masyarakat di Desa Margaluyu pada umumnya

memilih pergi ke pasar di kecamatan lain yang berdekatan yaitu Kecamatan

Wanayasa, sebab menurut responden bahan pangan yang diperjual-belikan lebih

murah dan lengkap dibandingkan pasar yang ada di Kecamatan Kiarapedes.

Demikian juga dengan masyarakat di Desa Batutumpang terkadang mereka

memilih pasar yang berada di kecamatan tetangga yaitu Kecamatan Plered.

Karena menurut mereka pasar disana lebih lengkap dan ramai pengunjungnya.

Page 22: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

72

72

Pada umumnya pasar tradisional di Kabupaten Purwakarta yang cukup besar dan

lengkap hanya ada satu di tiap kecamatan, terkecuali di ibukota kabupaten yaitu

Kecamatan Purwakarta pasar tradisional yang ada lebih dari satu ditambah dengan

supermarket/swalayan.

Masyarakat desa memperoleh pangan selain produksi sendiri dan membeli,

juga menyimpan cadangan bahan pangan. Masyarakat di Desa Margaluyu

sebagian besar memiliki cadangan bahan pangan. Hal ini sangatlah wajar

mengingat jarak tempuh Desa Margaluyu menuju pasar dan pusat keramaian

cukup jauh. Masyarakat di Desa Batutumpang juga menyimpan cadangan pangan.

Cadangan bahan pangan yang disimpan pada umumnya adalah berupa beras

yang merupakan hasil produksi sendiri oleh rumah tangga petani yang disisihkan

untuk tidak dijual. Rumah tangga tani di Desa Margaluyu menyimpan beras antara

50 – 300 kg. Sedangkan responden di Desa Batutumpang memiliki cadangan

beras sebanyak 100 – 700 kg. Penyimpanan cadangan pangan ini merupakan salah

satu bagian dari kegiatan Lumbung Pangan termasuk dalam Program Desa

Mandiri Pangan, sehingga di Desa Margaluyu dan Batutumpang kegiatan

penyimpanan cadangan pangan benar-benar dilaksanakan.

4.3.3 Pemanfaatan Pangan

Berikut ini adalah tabel distribusi jawaban responden terhadap pernyataan-

pernyataan pada dimensi pemanfaatan pangan. Pernyataan pada dimensi ini

pemahaman kandungan gizi pangan yang dikonsumsi dan kesehatan anak.

Tabel 4.12 Pemanfaatan Pangan

No Pernyataan 5 4 3 2 1 Jml Total

Skor

Skor

Ideal

16 p16 12 23 5 0 0 40 167 200

Page 23: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

73

73

30.0 57.5 12.5 0.0 0.0 100.0 83.5

17 p17 13 24 3 0 0 40 170

200 32.5 60.0 7.5 0.0 0.0 100.0 85.0

Jumlah Skor Total 337

Persentase 84.25

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Tabel di atas menggambarkan tanggapan responden mengenai Pemanfaatan

Pangan. Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa skor total Pemanfaatan Pangan adalah 337. Jumlah skor tersebut

dimasukkan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan

cara:

Nilai Indeks Maksimum = 5 x 2 x 40 = 400

Nilai Indeks Minimum = 1 x 2 x 40 = 80

Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5

= (400 – 80) : 5 = 64

Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100%

= (337 : 400) x 100%

= 84,25%

(337)

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

400 336 272 208 144 80

Gambar 4.8 Garis Kontinum Pemanfaatan Pangan

Pada gambar di atas menunjukan dari seluruh total variabel Pemanfaatan

Pangan yang terdiri dari 2 pernyataan, diperoleh hasil akhir sebesar 337, ini

artinya Pemanfaatan Pangan berada dalam skala kategori sangat baik. Kategori

Page 24: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

74

74

sangat baik merupakan kontribusi dari jawaban responden yang didominasi oleh

jawaban sangat memahami dan sangat mengutamakan. Secara umum responden

menilai rumah tangga di lokasi program sangat memahami pentingnya kandungan

gizi pangan yang dikonsumsi dan sikap rumah tangga di lokasi Program Desa

Mandiri Pangan sangat mengutamakan kesehatan anak.

Salah satu kegiatan dalam Program Desa Mandiri Pangan adalah Pemberian

Makanan Tambahan Beragam, Bergizi, Berimbang dan Aman (3B) di desa lokasi

Program Aksi Desa Mandiri Pangan. Tujuan dari kegiatan ini yaitu

memperkenalkan berbagai pola pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman

dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang Diversifikasi Konsumsi Pangan

kepada ibu hamil, menyusui dan anak-anak sejak usia dini. Output kegiatan ini

diharapkan dalam masyarakat desa terdapat perubahan perilaku makan yang

beragam, bergizi seimbang dan aman, sehingga tercapai peningkatan kualitas

SDM masyarakat desa tersebut.

Pemberian makanan 3B dilaksanakan pada masing-masing lokasi Program

Desa Mandiri Pangan yaitu Desa Margaluyu dan Desa Batutumpang sebanyak 80

kali pemberian dengan sasaran penerima 50 orang (Bumil, Ibu Menyusui dan

Balita). Waktu mulai pelaksanaan pemberian makanan 3B berbeda-beda setiap

lokasi dengan frekuensi pemberian 3 kali per minggu. Dalam kegiatan ini juga

diberikan penyuluhan mengenai pola konsumsi pangan 3B dan pentingnya

kesehatan pada anak. Pelaksanaan kegiatan ini Dinas Pertanian Tanaman Pangan

dan Perkebunan berkoordinasi dengan Tim Pangan Desa, Kader Posyandu, Bidan

Desa, dan PKK di desa lokasi.

Page 25: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

75

75

Partisipasi warga setempat dimana kegiatan Pemberian Makanan Tambahan

3B ini berlangsung responnya sangat baik. Hal ini bisa dilihat melalui jumlah

peserta yang hadir pada saat kegiatan berlangsung. Berdasarkan hal ini responden

menyatakan bahwa pemahaman warga desa terhadap kandungan gizi pangan dan

kesehatan anak sangat baik. Walaupun kegiatan ini belum bisa merubah

sepenuhnya pola makan warga desa dari yang asalnya mengkonsumsi nasi sebagai

makanan pokoknya menjadi mengkonsumsi ubi atau jagung sebagai pengganti

nasi. Namun mereka sudah mengetahui pentingnya pola makan empat sehat lima

sempurna.

4.4 Analisis Jalur Organisasi (X1), Interpretasi (X2) dan Aplikasi (X3)

Terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat Desa (Y)

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh Organisasi

(X1), Interprestasi (X2) dan Aplikasi (X3) terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat

Desa (Y). Dalam metode analisis jalur, untuk mencari hubungan kausal atau

pengaruh variabel-variabel penelitian, terlebih dahulu dihitung matriks korelasi

dari variabel-variabel Organisasi (X1), Interprestasi (X2) dan Aplikasi (X3)

terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat Desa (Y).

Tabel 4.13 Matriks Korelasi Antar Variabel

Variabel X1 X2 X3 Y

X1 1 0.463 0.343 0.648

X2 0.463 1 0.243 0.527

X3 0.343 0.243 1 0.677

Y 0.648 0.527 0.677 1.000

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Tabel 4.14 Matriks Korelasi Antar Variabel Bebas

Page 26: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

76

76

Variabel X1 X2 X3

X1 1 0.463 0.343

X2 0.463 1 0.243

X3 0.343 0.243 1

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Berdasarkan matriks korelasi di atas dapat dihitung matriks inversnya.

Tabel 4.15 Invers Matriks Korelasi

Variabel X1 X2 X3

X1 1.37097 -0.552 -0.337

X2 -0.552 1.28536 -0.123

X3 -0.337 -0.1231 1.146

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Berdasarkan hasil perhitungan matriks korelasi dan matriks invers dapat

diperoleh koefisien jalur, pengaruh secara keseluruhan dari X1 X2 dan X3 serta

koefisien jalur variabel lainnya di luar X1 X2 dan X3 (koefisien residu).

Pyxj = R-1

Ryxj

1

1 1 1 1 2 1 3 1

2 2 2 2 3 2

3 3 3 3

yx x x x x x x yx

yx x x x x yx

yx x x yx

r r r r

r r r

r r

1

1

2

3

1 0.463 0.343 0.648

1 0.243 0.527

1 0.677

yx

yx

yx

Sehingga diperoleh nilai koefisien jalur

1

2

3

0.370

0.236

0.493

yx

yx

yx

Perhitungan Koefisien Determinasi 1 2 3

2

y x x xR

Page 27: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

77

77

1 2 3

1

2

1 2 3 2

3

yx

yx yx yx yxy x x x

yx

r

R r

r

1 2 3

2

0.648

0.370 0.236 0.493 0.527

0.677

y x x xR

1 2 3

2 0.698y x x x

R

Pengaruh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model (PYε)

Perhitungan PYε

PYε = 1 - 1 2 3

2

y x x xR

PYε = 1 – 0.698 = 0.302

Tabel 4.16 Besaran Koefisien Jalur

Variabel Koefisien Jalur

Pengaruh

Secara

Bersamaan

Pengaruh

Residu

Organisasi (X1) Pyx1 = 0.370

0.698 0.302 Interprestasi (X2) Pyx2 = 0.236

Aplikasi (X3) Pyx3 = 0.493

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Dengan memperhatikan tabel di atas, maka diperoleh persamaan jalur

sebagai berikut :

Y = 0.370 X1 + 0.236 X2 + 0.493 X3 + ε1

Dari persamaan di atas dapat diartikan bahwa setiap peningkatan Organisasi

sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan Ketahanan Pangan Masyarakat

Desa sebesar 0.370 satuan, setiap peningkatan Interprestasi sebesar satu satuan,

maka akan meningkatkan Ketahanan Pangan Masyarakat Desa sebesar 0.236

Page 28: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

78

78

satuan, dan setiap peningkatan Aplikasi sebesar satu satuan, maka akan

meningkatkan Ketahanan Pangan Masyarakat Desa sebesar 0.493 satuan.

Nilai koefisien jalur variabel Aplikasi lebih besar dibandingkan koefisien

jalur variabel Interprestasi dan Organisasi. Artinya Aplikasi lebih menentukan

(berpengaruh lebih besar) terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

dibandingkan Interprestasi dan Organisasi baik secara langsung maupun tak

langsung.

Dari tabel diperoleh total pengaruh variabel Organisasi, Interprestasi, dan

Aplikasi terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat Desa adalah sebesar 0.698 atau

sekitar 69.8%, sedangkan pengaruh faktor lainnya terhadap Ketahanan Pangan

Masyarakat Desa ditunjukkan dengan nilai 0.302 atau sekitar 30.2%. Dengan kata

lain, variabel Ketahanan Pangan Masyarakat Desa dapat dijelaskan sebesar 69.8%

oleh variabel Organisasi, Interprestasi dan Aplikasi. Sisanya sebesar 30.2%

variabel Ketahanan Pangan Masyarakat Desa dapat dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak diteliti.

Berikut adalah gambar pengaruh antara Organisasi (X1), Interprestasi (X2)

dan Aplikasi (X3) terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat Desa (Y).

Page 29: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

79

79

Gambar 4.9 Pengaruh antara Organisasi (X1), Interprestasi (X2) dan Aplikasi (X3)

terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat Desa (Y).

4.4.1 Pengujian Secara Keseluruhan

Hipotesis utama penelitian ini adalah Organisasi (X1), Interpretasi (X2) dan

Aplikasi (X3) berpengaruh positif terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

(Y). Hipotesis penelitian tersebut dinyatakan dalam hipotesis statistik berikut ini:

H0 : 1 2 3 0yx yx yx

H1 : Sekurang-kurangnya ada satu 0yxiP , i = 1, 2 dan 3

Statistik uji yang digunakan adalah :

1

1

( 1)

(1 )

k

yxi yxi

i

k

yxi yxi

i

n k p r

F

k p r

Kriteria uji, Tolak Ho jika F hitung ≥ F tabel, terima Ho dalam hal lainnya.

Dimana F tabel diperoleh dari tabel distribusi F dengan = 5 % dan derajat bebas

db1 = k, dan db2 = n-k-1

Tabel 4.17 Pengujian Secara Simultan

Hipotesis Alternatif F

hitung db F tabel Keputusan Kesimpulan

X1, X2 dan X3 secara

simultan 27.687 db1 = 3

2.866 H0 ditolak Signifikan

berpengaruh terhadap Y db2 = 36

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Page 30: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

80

80

Pada tabel di atas dapat kita ketahui bahwa hasil pengujian signifikan yang

berarti Organisasi (X1), Interprestasi (X2) dan Aplikasi (X3) secara simultan

memiliki pengaruh signifikan terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat Desa (Y).

4.4.2 Pengujian Secara Parsial

Karena hasil pengujian secara keseluruhan memberikan hasil yang

signifikan, maka untuk mengetahui variabel bebas mana yang secara parsial

berpengaruh nyata terhadap Y dapat dilanjutkan dengan pengujian secara parsial.

Untuk menguji koefisien jalur secara parsial, terlebih dahulu ditentukan

rumusan hipotesisnya sebagai berikut:

0 : 0iyxH P Tidak terdapat pengaruh yang nyata variable bebas yang

ke-i (Xi) terhadap Y

1 : 0iyxH P Terdapat pengaruh yang nyata variable bebas yang ke-i

(Xi) terhadap Y

Statistik uji yang digunakan adalah:

2(1 )

1

yxi

i

ii

Pt

R CR

n k

i = 1, 2 dan 3

Kriteria uji:

Tolak Ho jika t hitung > t table (; 1n kt )

Hasil perhitungan dapat kita lihat pada table berikut ini:

Tabel 4.18 Pengujian Parsial

Hipotesis t hitung db t tabel Keputusan Kesimpulan

Page 31: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

81

81

Pyx1 = 0 3.446

36

± 2.028 Ho ditolak Signifikan

Pyx2 = 0 2.274 ± 2.028 Ho ditolak Signifikan

Pyx3 = 0 5.021 ± 2.028 Ho ditolak Signifikan

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa nilai t hitung untuk masing-

masing variabel Organisasi (X1), Interprestasi (X2), dan Aplikasi (X3) lebih besar

dari nilai t tabel. Ini berarti variabel Organisasi (X1) Interprestasi (X2), dan

Aplikasi (X3) secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

Ketahanan Pangan Masyarakat Desa (Y).

4.4.3 Pengaruh Organisasi (X1), Interprestasi (X2) dan Aplikasi (X3)

Terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat Desa (Y)

4.4.3.1 Pengaruh Organisasi (X1) Terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat

Desa (Y)

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan pengaruh dimensi organisasi

terhadap ketahanan pangan masyarakat desa di Kabupaten Purwakarta.

Tabel 4.19 Pengaruh Organisasi Terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Pengaruh langsung dan tidak langsung Besar

kontribusi

X1 langsung Pyx1 Pyx1 13.67%

X1 melalui X2 Pyx1 rx1x2 Pyx2 4.04%

X1 melalui X3 Pyx1 rx1x3 Pyx3 6.26%

Total pengaruh X1 terhadap Y 23.97%

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Page 32: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

82

82

Sebagaimana telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya bahwa

pengorganisasian Program Desa Mandiri Pangan di Kabupaten Purwakarta dapat

dilihat dari segi kuantitas petugas, deskripsi pelaksanaan tugas oleh petugas dan

ketersediaan sarana dan prasarana penunjang program. Menurut Jones tujuan

utama pengorganisasian adalah untuk mengimplementasikan sebuah program.

Organisasi dapat berjalan didukung oleh kinerja anggotanya dalam hal ini petugas

di Dinas. Dalam menjalankan Program Desa Mandiri Pangan petugas Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan dibantu oleh petugas dari instansi lain

yang ada hubungannya dengan Program Desa Mandiri Pangan, petugas dari desa,

Tim Penggerak PKK, Tim Pangan Desa, dan pendamping program. Dengan

adanya kerjasama yang baik dan kesepahaman dalam melaksanakan Program

maka segala bentuk kegiatan yang terdapat dalam Program Desa Mandiri Pangan

terlaksana dengan baik. Program ini bukan hanya sekedar seremonial dalam

memberikan bantuan kepada masyarakat, melainkan terdapat tujuan sosial yang

harus dicapai yaitu tercapainya Ketahanan Pangan masyarakat di desa.

Kesepahaman setiap petugas dalam menjalankan tugas dan fungsinya karena

mereka memahami tujuan program mencapai Ketahanan Pangan masyarakat desa

dan deskripsi tugas mereka dengan jelas. Hal ini tercapai karena adanya petunjuk

teknis pelaksanaan kegiatan serta pelatihan dan sosialisasi yang diberikan sebelum

pelaksanaan program dimulai.

Sebuah program tidak mungkin dapat berjalan tanpa adanya dukungan

sarana dan prasarana yang memadai. Pelaksanaan program perlu adanya

dukungan dana. Dana yang digunakan untuk mendukung Program Desa Mandiri

Pangan berasal dari APBN, APBD Propinsi dan APBD Kabupaten.

Page 33: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

83

83

Pengorganisasian harus mampu menggunakan dana yang ada semaksimal

mungkin untuk menjalankan program agar tercapai tujuan program yakni

ketahanan pangan masyarakat di desa lokasi program tersebut berlangsung.

4.4.3.2 Pengaruh Interpretasi (X2) Terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat

Desa (Y)

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan pengaruh dimensi interpretasi

terhadap ketahanan pangan masyarakat desa di Kabupaten Purwakarta.

Tabel 4.20 Pengaruh Interprestasi Terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Pengaruh langsung dan tidak langsung Besar

kontribusi

X2 langsung Pyx2 Pyx2 5.58%

X2 melalui X1 Pyx2 rx2x1 Pyx1 4.04%

X2 melalui X3 Pyx2 rx2x3 Pyx3 2.83%

Total pengaruh X2 terhadap Y 12.45%

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Pengaruh interpretasi program persentasenya tidak cukup besar

dibandingkan dimensi organisasi dan aplikasi. Hal ini dapat disebabkan karena

proses interpretasi program merupakan suatu proses yang cukup rumit. Sebelum

merubah mindset dan memberikan pengertian mengenai pentingnya Program Desa

Mandiri Pangan terhadap ketahanan pangan masyarakat desa, terlebih dahulu

petugas sebagai implementor program harus memiliki pemahaman dan pengertian

Page 34: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

84

84

yang sama terhadap tujuan program dilaksanakan. Seringkali proses ini tidak

mudah bergantung pada kemampuan dan SDM petugas yang bersangkutan.

4.4.3.3 Pengaruh Aplikasi (X3) Terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat

Desa (Y)

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan pengaruh dimensi aplikasi

terhadap ketahanan pangan masyarakat desa di Kabupaten Purwakarta.

Tabel 4.21 Pengaruh Aplikasi Terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Pengaruh langsung dan tidak langsung Besar

kontribusi

X3 langsung Pyx3 Pyx3 24.26%

X3 melalui X1 Pyx3 rx3x1 Pyx1 6.26%

X3 melalui X2 Pyx3 rx3x2 Pyx2 2.83%

Total pengaruh X3 terhadap Y 33.34% Sumber : Hasil Analisis, 2011

Aplikasi menurut Jones merujuk pada melaksanakan pekerjaan. Dalam

menjalankan suatu program bergantung pada perencanaan dan evaluasi kegiatan.

Pelaksanaan program bergantung pada kondisi di lapangan. Perlu juga diingat

bahwa tidak semua pelaksanaan program atau rencana dapat terlaksana dengan

sempurna. Keberhasilan ketahanan pangan tidak harus dilihat dari output berupa

kuantitas bahan pangan yang dihasilkan, tetapi juga dilihat dari perubahan pola

pikir masyarakat dalam memproduksi dan mengkonsumsi pangan, menyimpan

cadangan pangan, serta memperhatikan asupan gizi pangan yang dikonsumsi.

Implikasi keberhasilan ketahanan pangan yang paling besar adalah tercukupinya

konsumsi pangan dengan produksi sendiri sehingga berdampak pada peningkatan

SDM dan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat desa. Meningkatnya

kuantitas produksi pangan tidak menjamin kesejahteraan masyarakat. Hal ini

Page 35: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

85

85

dapat menjadi celah bagi pemerintah untuk mencari upaya apa yang bisa

dilakukan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan

potensi lokal. Jadi tidak hanya melalui bantuan sosial berupa kucuran dana untuk

peningkatan produksi pangan, melainkan melalui bantuan yang bisa digunakan

berkesinambungan dan memberdayakan potensi masyarakat tersebut.

Tabel 4.18, 4.19 dan 4.20 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh

organisasi terhadap ketahanan pangan sebesar 23,97%, pengaruh interpretasi

terhadap Ketahanan Pangan sebesar 12,45%, dan pengaruh aplikasi terhadap

Ketahanan Pangan sebesar 33,34%. Implementasi kebijakan yang terdiri dari

dimensi organisasi, interpretasi, dan aplikasi pengaruh secara bersamaannya

adalah 0,698 atau mendekati 70%. Pengaruh koefisien residu sebesar 0,302 atau

30%. Hal ini menunjukkan bahwa disamping organisasi, interpretasi dan aplikasi

masih ada dimensi lain yang tidak diteliti yang berpengaruh terhadap

implementasi kebijakan.

Salah satu dimensi lain yang tidak diteliti tetapi menjadi penting dalam

penelitian ini adalah komunikasi antara sesama petugas pelaksana program

maupun antara petugas dengan masyarakat desa. Petugas yang melaksanakan

Program Desa Mandiri Pangan ini tidak hanya mencakup satu instansi saja tetapi

juga melibatkan instansi lain yang terkait, sehingga diperlukan suatu komunikasi

untuk pencapaian suatu tujuan yang sama yaitu ketahanan pangan masyarakat di

desa. Komunikasi juga terjadi antara petugas dengan masyarakat desa, dimana

petugas harus mampu menyampaikan bahasa program kedalam bahasa yang

mudah dipahami masyarakat desa agar mereka mengerti tujuan program untuk

Page 36: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …media.unpad.ac.id/thesis/170720/2007/170720077018_4_3670.pdf · BPS, selain itu juga ... bahwa skor total Interpretasi adalah

86

86

pencapaian ketahanan pangan dan menerima pelaksanaan Program Desa Mandiri

Pangan di desanya.

Persentase pengaruh variabel X1, X2, dan X3 terhadap Ketahanan Pangan

masyarakat desa sangat besar yaitu sebesar 70%. Hal ini diantaranya disebabkan

responden seluruhnya adalah petugas atau implementor kebijakan atau pelaksana

program. Mereka menilai pelaksanaan Program Desa Mandiri Pangan telah

mampu membantu masyarakat desa dalam meningkatkan Ketahanan Pangannya.

Hal ini tercermin dalam setiap jawaban pernyataan yang diberikan. Untuk nilai

koefisien jalur variabel aplikasi lebih besar dibandingkan koefisien jalur variabel

interprestasi dan organisasi. Berarti aplikasi berpengaruh lebih besar terhadap

ketahanan pangan masyarakat desa dibandingkan interprestasi dan organisasi baik

secara langsung maupun tak langsung. Petugas berpendapat bahwa pengaplikasian

program di lapangan lebih besar manfaatnya bagi masyarakat desa dibandingkan

pengorganisasian pelaksana program dan interpretasi kebijakan program. Di sisi

lain yang paling merasakan manfaat dari pelaksanaan program terhadap ketahanan

pangan adalah masyarakat di desa tersebut. Responden dari masyarakat tidak ada,

untuk menghindari adanya dua populasi dalam satu penelitian.