bab ii studi kepustakaan dan kerangka pemikiran a. …repository.uir.ac.id/447/2/bab ii.pdfpemeritah...
TRANSCRIPT
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Studi Kepustakaan.
1. Ilmu Pemerintahan.
Apabila dilihat dari definisi pemerintah, Syafiie (2005;20) mengemukakan bahwa
pemerintahan berasal dari kata pemerintah, yang paling sedikit kata “perintah” tersebut memiliki
empat unsur yaitu sebagai berikut :
a. Ada dua pihak yang terkandung.
b. Kedua pihak tersebut saling memiliki hubungan.
c. Pihak yang memerintah memiliki wewenang.
d. Pihak yang diperintah memiliki ketaatan.
Pemerintahan dalam bahasa inggris disebut goverment yang berasal dari bahasa latin
gobenate, greek gibernan yang berarti mengemudikan, atau mengendalikan.
Ndraha (2005;36), Pemerintah adalah semua Dinas atau organisasi yang berfungsimemenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia dan masyarakat, sedangkan yang dimaksuddengan pemerintahan adalah proses pemenuhan dan perlindungan kebutuhan kepentinganmanusia dan masyarakat. memahami pemerintahan dalam konteks awal kejadiannya,menunjukkan bahwa hubungan yang ada antara struktur pemerintah dengan rakyat adalahhubungan yang saling menguatkan, yaittu bahwa pemerintah disuatu sisi berkewajiban mengikutidan mentaati masyarakat berdasarkan kewenangan yang dimilikinya.
Pemerintah juga merupakan kegiatan lembaga-lembaga pubik dalam menjalankan
fungsinya untuk mencapai tujuan negara, dan yang menjalankan pemerintahan disebut
pemerintah. Secara umum tugas-tugas pokok Pemerintahan menurut Rasyid (1997;13) antara
lain :
1. Menjamin keamanan Negara dari segala kemungkinan serangan dari luar dan menjagaagar tidak terjadi pemberontakan didalam yang dapat menggulingkan pemerintahanyang sah melalui cara-cara kekerasan.
2. Memilihara ketertiban dengan mencegah terjadinya keributan diantara wargamasyarakat, menjamin agar perubahan aparatur yang terjadi didalam masyarakat dapatberlansung secara damai.
3. Peraturan yang adil kepeda setiap warga masyarakat tampa membedakan status apapunyang melatar belakangi keberadaan mereka.
4. Melakukan pelayanan umum denngan memberikan pelayanan dalam bidang-bidangyang tidak mungkin dikerjakan oleh lembaga non pemerintahan.
5. Melakukan upaya-upaya untuk meningkatka kesejahteraan social.6. Menerapkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan masyarakat luas.7. Menerapkan kebijakan untuk pemiliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Salah satu dari perwujudan tugas pemerintah tersebut yang cukup penting adalah
kewenangan dalam bidang perhubungan atapun transportasi. Bidang perhubungan atau pun
transportasi ini penting diperhatikan oleh pemerintah karena hal ini dominan berpengaruh pada
kondisi sosial dan perekonomian masyarakat maupun perekonomian negara.
Pemeritah adalah gejala social, artinya terjadi didalam hubungan antara masyarakat, baik
individu dengan individu , kelompok dengan kelompok, maupun antara individu dengan
kelompok. Hgejala ini terdapat pada suatu saat didalam sebuah masyarakat. disana seseorang
atau suatu kelompok (sebut saja X) dalam proses atau interaksi sosial terlihat dominan terhadap
orang atau kelompok lain, (Ndraha, 2005; 6).
Konsep mengernai ilmu pemerintahan juga dikemukakan oleh U. Rosenthal “ Ilmu yang
secara otonom mempelajari bekerjanya struktur-struktur dan proses-prosestersebut secara
internal dan eksternal ”. yang dimaksud pemerintahan umum adalah keseluruhan proses-proses
didalam mana terlibatnya kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan yang bersifat mengikat
untuk dan atas kehidupan bersama. Dalam Ndraha (2005;229).
Selanjudnya C. F Strong dan Syafiie (2005: 22) mengemukakan maksudnya pemerintahandalam arti luas mempunyai kewenangan untuk memilihara kedamaian dan keamanan negara,kedalam dan ke luar. Oleh karena itu, pertama, harus mempunyai kekuatam militer, ataukemempuan untuk mengendalikan angkatan perang, yamg kedua, harus mempunyai kekuatanlegislative atau dalam arti pembuatan undang-undang, yang ketiga, harus mempunyai kekuatanfinancial atau kemempuan untuk mencukupi keuangan masyarakat dalam rangka membiayai
ongkos keberadaan negara dalam menyelenggarakan peraturan, hal tersebut dalam rangkapenyelenggaraan kepentingan negara.
Ilmu Pemerintahan adalah sekelompok orang yang diberikan kekuasaan legal oleh
masyarakat setempat untuk melaksanakan peraturan atas interaksi yang terjadi dalam pergaulan
masyarakat (baik antara individu dengan individu, individu dengan lembaga pemerintahan,
lembaga pemerintahan dengan pihak swasta, maupun pihak swasta dengan individu) intuk
memenuhi kebutuhan dan keperluan hidup sehari-hari, sehingga interaksi tersebut dapat berjalan
secara harmonis. (Nurcholis, 2005;112)
Pemerintah dalam arti sempit adalah eksekutif yang melaksanakan fungsi menjalankan
undang-undang, yaitu sekelompok orang yang diberikan tugas untuk merencanakan, mengumpul,
menyusun, mengorganisasi, menggerakkan,dan mengarahkan segenap upoaya
masyarakat/penduduk suatu negara dalam rangka mencapai tujuan negara yang telah ditetapkan.
Selanjunya Budiarjo (2003;21) mengemukakan bahwa pemerintahan adalah segala kegiata
yang terorganisasi yang bersumber pada kedaulatan dan kemerdekaan, berdasarkan dasar
negara. Rakyat atau penduduk dan wilayah suatu negara memiliki tujuuan untuk mewujudkan
negara berdasarkan konsep-konsep dalam negara tersebut. Selanjudnya konsep-konsep
tercapainya negara dalam ilmu polotik adalah negara (state), kekuasaan (power), pengambilan
keputusan (decisionmaking), kebijakan (policy, beleid), dan pebagian (distribution), atau alokasi
(allocation).
Pemerintahan dalam paradigma lama memiliki objek material Negara sehingga
pemerintahan berorientasi pada kekuasaan, namun dalam paradigma baru pemerintahan
dipandang memiliki objek materialnya masyarakat, sehingga pemerintahan dimaknai sebagai
suatu proses menata kelola kehidupan masyarakat dalam suatu pemerintahan/negara (Yusri
Munaf, 2016;47)
Sedarmayanti (2004;9) menyatakan bahwa pemerintahan yang baik adalah pemerintahan
yang menghormati kedauktan rakyat, oleh kerena itu tugas dari pemerintah adalah :
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemardekaan abadi dan keadilan
sosial.
Kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahiun 2014 tentang pemerintah
Daerah Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentinggan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan Perundang-undangan.
Sedangkan daerah otonom menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintaha Daerah yaitu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah
yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam syistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah daerah adalah menyelenggara urusan pemereintah
oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tuygas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinisp Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai
mana dimaksud dalan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemerintah daerah menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha
Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjudnya
disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daearh. Sedangkan Peraturan Daerah selanjudnya disebut Perda adalah peraturan
daerah provinsi dan/atau peraturan daerah kabupaten/kota.
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa pemerintah daerah provinsi dan
kabupaten/kota adalah merupakan daerah yang diberikan hak otonomi unutk mengatur dan
mengurus rumah tangga daerah.
Otonomi darah yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah memiliki kewenangan
seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus daerahnya sendiri dengan tetap pada sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan bangsa. Pemerintah perlu melaksanakan pembagian tugas, sehingga
tujuan negara dapat tercapai secara optimal dengan cara yang efektif dan efesien.
Selanjudnya Dinas Daerah adalah unsur pelaksana pemerintah daerah. Dinas
Kabupaten/Kota merupakan unsur pelaksana pemerintah Kabupaten/Kota dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kapada Bupati/Walikota melalui
Sekretaris Daerah. (Nurcholis, 2005;132)
Pemerintah agar dapat mewujudkan kesejahteraan umum sebagai tujuan negara perlu
melakukan upaya-upaya, diantara dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk mengatur
berbagai aspek kehidupan bernegara sehingga tujuan negara dapat terwujud. Dengan adanya
kebijakan pemerintah yang berarti peraturan yang mengatur aspek-aspek kehidupan masyarakat
negara diharapkan apa yang menjadi tujuan dari penyelenggara negara yang dicapai.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah dalam hal ini
pemerintah kabupaten/kota merupakan organisasi pemerintah yang bertanggung jawab umtuk
memberikan peleyanan terhadap masyarakat secara adil dan merata termasuk dalam bidang
transportasi dan perhubungan. Dalam pelayanan bidang transportasi dan perhubungan ini, maka
salah satu aktifitas yang dilakukan pemerintah melalui instansi teknik Dinas Perhubungan adalah
memberi informasi yang kemudian dijadikan bahan dalam membuat kebijakan dalam bidang
perhubungan dan mengawasi penerapan kebijakan yang telah dibuat.
2. Konsep Pemerintah Daerah
Dimasa orde baru pengaturan pemerintah daerah ditetapkan dengan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, menurut Abdul Halim (2004; 1)
pemerintah daerah adalah kepada daerah dan DPRD.
Hal ini memberikan arti bahwa tidak terdapat adanya pemisahan secara konkrit antara
eksekutif dan legislatif yang dapat memicu tidak berjalannya pengawasan secara efektif.
Definisi pemerintah daerah menurut Indra Bastian (2002; 203) menyatakan bahwa
pemerintah daerah adalah kepada daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai
badan eksekutif daerah.
Sedangkan pengertian pemerintahan daerah menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah seperti yang tercantum dalam bab I pasal 1
sebagai berikut yaitu pemerintahan daerah adalah penyelenggara urusan pemerintah daerah oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
negara kesatuan republik indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia tahun 1945.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah Bab I Pasal 1 pengertian pemerintah daerah adalah pemerintah daerah
adalah gubernur, bupati atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
Dari pengertian diatas secara umum pemerintah daerah dapay diartikan sebagai perangkat
daerah yang ditujukan untuk dapat menjalankan, mengatur dan menyelenggarakan jalannya
pemerintahan daerah.
Fungsi pemerintah daerah menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah adalah
a. Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan.
b. Menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi
urusan pemerintah dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum dan daya saing daerah.
c. Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan
dengan pemerintah dan dengan pemerintahan daerah lainnya. Meliputi hubungan
wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya.
3. Konsep otonomi daerah
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 ; 992) otonomi daerah adalah pola
pemerintahan sendiri. Sedangkan otonomi daerah adalah hak wewenang dan kewajiban daerah
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Berdasarkan undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah sebagaimana telah diamandemen dengan undang-undang nomor 12 tahun
2008 tentang pemerintahan daerah, definisi otonomi daerah yaitu otonomi daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Otonomi daerah adalah hak penduduk yang tinggal dalam suatu daerah untuk mengatur,
mengurus, mengendalikan dan mengembangkan urusannnya sendiri dengan menghormati
peraturan perundang yang berlaku (Nurcholis, 2005 :30). Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diamandemen dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah juga mendefinisikan daerah otonom sebagai
berikut “daerah otonom, selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah,
kabupaten dan kota berdasarkan asas desentralisasi. Dengan digunakannya asas desentralisasi
pada kabupaten dan kota, maka kedua daerah tersebut menjadi daerah otonom penuh (Nurcholis,
2005; 29). Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa otonomi daerah dapat diartikan
sebagai wewenang yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah baik kabupaten maupun
kota untuk mengatur, mengurus, mengendalikan dan mengembangkan urusannya sendiri sesuai
dengan kemampuan daerah masing-masing dan mengacu kepada peraturan perundangan yang
berlaku dan mengikatnya.
4. Konsep pelayanan.
Menurut Gross (dalam Berry, 2003; 105) mendefinisikan peranan sebagai harapan-harapan
yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu. Harapan-harapan
tersebut merupakan imbangan dari norma-norma sosial dan oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat. Dalam peranan itu
terdapa dua harapan yaitu harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap masyarakat
atau terhadap orang yang menjalankan perannya atau kewajiban-kewajibannya.
Menurut Ndraha (2005; 53) diartikan sebagai suatu perilaku yang diharapkan dari atau
telah ditetapkan bagi pemerintah selaku administrator disetiap jenjang pemerintahan.
Menurut Soekanto (2005; 269) peranan mencangkup sedikit 3 pengertian yaitu :
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang
dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan
yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.
b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial masyarakat.
Sedangkan menurut Kusnadi (2005; 358) ada 3 peran yang dilakukan pimpinan dalam
organisasi yaitu
1. Peran pribadi mengacu pada hubungan antar pimpinan dengan yang lain baik dalam
organisasi maupun diluar organisasi, dalam hal ini pimpinan memiliki peran yang
berbeda yaitu
a. Figuran, bertindak sebagai simbol organisasi.
b. Peran pemimpin, bertindak untuk mendorong agar pegawainya bekerja secara
produktif, efektif dan efisien dan mempengaruhi mereka bekerja secara optimal
untuk mencapai tujuan.
c. Peran perantara, pemimpin sering terlibat dalam masalah pegawai.
2. Peran berkaitan dengan informasi, dimana pimpinan merupakan titik sentral bagi lalu
lintas hubungan kerjasama antar pegawai yang berada dalam lingkupnya, dalam hal ini
pimpinan dilibatkan dalam 3 hal yaitu :
a. Memantau secara terus menerus memperoleh data, pesan atau informasi dari dalam
dan diluar organisasi dianggap relevan.
b. Menyebarkan informasi yang diperoleh selanjutnya disebarkan keseluruhan bagian
organisasi.
c. Sebagai juru bicara
3. Peran keputusan, dalam hal ini pimpinan memainkan empat peranan yaitu peran
wiraswasta, penanganan gangguan, pengalokasian sumber daya dan juru runding.
5. Pelayanan Publik.
Menelusuri arti pelayanan umum tidak terlepas dari masalah kepentingan umum, yang
menjadi asal-usul timbulnya istilah pelayanan umum. oleh karena itu antara kepentingan umum
dengan pelayanan umum adanya hubungan yang saling berkaitan. Meskipun dalam
perkembangan lebih lanjut pelayanan umum dapat juga timbul karena adanya kewajiban sebagai
suatu proses penyelenggaraan kegiatan organisasi.
Menurut Moenir (2003; 26) pelayanan umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang
atau sekelompok orang dengan landasan faktor materil melalui sistem, prosedur dan metode
tertentu dalam rangka memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.
Agar pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya maka
perlu adanya faktor-faktor pendukung pelayanan yang memadai. Menurut Moenir (2003; 82)
terdapat beberapa faktor pendukung pelayanan yang penting yaitu :
a. Faktor kesadaran petugas yang berkecimpung dalam pelayanan, kesadaran disiniberfungsi sebagai acuan dasar yang melandasi pada perbuatan atau tindakan yangberikutnya.
b. Faktor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan yaitu merupakan perangkatpenting dalan segala tindakan dan perbuatan orang.
c. Faktor organisasi yang meliputi pengaturan struktur organisasi yang mengambarkanhirarki pertanggung jawaban, pembagian kerja, yang berdasarkan keahlian danberfungsi masing-masing bagian sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan sertapengembangan organisasi.
d. Faktor pendapatan yang meliputi gaji yang dapat menggairahkan semangat kerja yangtinggi.
e. Faktor kemampuan dan keterampilan kerja dapat ditingkatkan dengan pemberianbimbingan dan petunjuk kerja mengadakan pendidikan dan latihan khusus pegawai.
f. Faktor sarana dan pelayanan yang meliputi peralatan, perlengkapan dan jugatersedianya fasilitas pelayanan yang meliputi gedung dengan segala kegiatannyafasilitas komunikasi dan fasilitas lainnya.
Sebagai pihak yang ingin memperoleh pelayanan yang baik dan memuaskan maka
perwujudan pelayanan yang didambakan yaitu :
1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang cepat dalan
artian tanpa hambatan yang kadang kala dibuat oleh petugas.
2. Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa adanya gerutu sindiran atau untaian kata
lain semacam itu yang nadanya mengarah pada permintaan akan sesuatu.
3. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama,
tertib dan tidak pandang bulu.
4. Pelayanan yang jujur dan terus terang artinya apabila ada hambatan karena suatu
masalah yang tidak dapat dielakkan hendaknya diberitahukan sehingga orang tidak
menunggu sesuatu yang tidak menentu (Moenir, 2003; 93).
Pedoman tersebut diatas diharapkan dapat digunakan untuk menyerealisasikan pengaturan
kebijaksanaan operasional pelayanan umum berbagai instansi pemerintahan juga dimaksudkan
pula sebagai upaya memacu mencapai sasaran pembangunan sektor aparatur Negara.
Sedangkan menurut Keputusan Menteri Aparatur Negara No 06 tahun 1995 yang dimaksud
dengan pelayanan umum adalah segala bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi dipusat
dan didaerah serta dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan jasa baik dalam
rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka upaya pelaksanaan ketentuan
Perundang-Undangan.
Pemerintah pada hakikatnya bertujuan pada pelayanan publik atau Public Service yaitu
memberikan berbagai pelayanan yang diperlukan oleh masyarakat.
Menurut Dwiyanto (2002; 60) menekankan bahwa responsivitas sangat diperlukan dalam
pelayanan publik karena hal tersebut merupakan bukti kemampuan organisasi untuk mengenali
kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan
program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Dalam
studi tentang reformasi birokrasi, Dwiyanto mengembangkan beberapa indikator responsivitas
pelayanan publik, yaitu :
a. Keluhan pengguna jasa.
b. Sikap aparat birokrasi, dalam merespon keluhan pengguna jasa.
c. Penggunaan, keluhan pengguna jasa sebagai referensi perbaikan layanan publik.
d. Berbagai tindakan aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan dan
e. Penempatan pengguna jasa oleh aparat birokrasi dalam sistem pelayanan yang berlaku.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dalam pelaksanaan pelayanan publik harus ada
keterbukaan dalam kondisi apapun, sehingga menghasilkan akuntabilitas yang bersih dan
masyarakat puas akan pelayanan yang diberikan berdasarkan keseimbangan hak dan kewajiban.
Pada dasarnya manusia membutuhkan pelayanan publik yang berkualitas, terbuka, sesuai dengan
kondisi, pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat.
Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari :
1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka.
2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan.
3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi.
4. Pertisipatif, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat.
5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan deskriminasi.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yakni pelayanan yang mempertimbangkan aspek
keadilan. (Sinambela, 2006; 6)
Sementara itu Sutarto (1998; 65) mengatakan pelayanan terhadap masyarakat merupakan
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mengamalkan dan mengabdikan diri kepada
masyarakat.
Dalam pelaksanaan tugas pelayanan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, tentunya
dengan orang yang dilayani atau bertemunya harapan yang dimiliki pihak yang harus dilayani
dengan kenyataan yang dihadapi. Kenyataan tersebut bermula dari kesan-kesan yang didapat
sebelum pelayanan yang diberikan dalam pelaksanaan tugas pada saat pelayanan perlu adanya
seorang pemimpin yang bertujuan mengamati pelaksanaan administrasi. Proses administrasi agar
semua rencana Negara terlaksana dengan baik.
Menurut Suparlan (1994;16) mengatakan bahwa pelayanan adalah unsur memberikanbantuan atau pertolongan kepada orang lain baik materil maupun non materil agar orang laindapat mengatasi masalahnya sendiri. Dalam konteks ini pelayanan yang dimaksud adalahpelayanan masyarakat (Public Service) yang merupakan bantuan pertolongan yang diberikanoleh pemerintah secara materil maupun non materil.
Dengan adanya suatu pelaksanaan pelayanan administrasi maka pelaksanaan tugas
pelayanan yang dilakukan oleh seorang pegawai dapat terlaksana dengan baik, karena pegawai
dan karyawan adalah petugas pelayanan yang langsung berhadapan dengan masyarakat yang
membutuhkan jasa berupa pelayanan.
Parasuraman (dalam Tjiptono, 2007; 70) menyederhanakan kesepuluh dimensi kualitas
tersebut menjadi 5 dimensi kualitas jasa yang disebut dengan dimensi SERVQUAL (Service
Quality) yaitu:
a. Tangible (bukti langsung), bukti secara fisik yaitu bukti yang ditunjukkan oleh fasilitas
fisik, peralatan yang digunakan, penampilan para karyawan penyaji jasa, material dan
sarana komunikasi.
b. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kesediaan para karyawan untuk membantu
pelanggan dan menyajikan jasa dengan segera.
c. Reliability (kehandalan), yaitu menyajikan jasa sesuai dengan janji dengan akurat dan
memuaskan.
d. Assurance (jaminan), yaitu pengetahuan, ketrampilan dan kemauan serta sopan santun
karyawan dalam menyajikan jasa, aman dari bahaya, risiko, keraguan serta memiliki
sifat dapat dipercaya.
e. Empathy (kesungguhan), meliputi kemudahan dalam berinteraksi
6. Konsep Perizinan.
Dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan serta pelayanan
masyarakat, maka diperlukan suatu kebijakan yang tetap dari pemerintah yang dituangkan dalam
bentuk keputusan, kebijakan ataupun perundang-undangan. Dengan demikian, aparatur
pemerintah mempunyai dasar hukum dan ketentuan yang dapat dipedomani dalam melaksanakan
tugas-tugas dan fungsinya. Disamping itu, untuk melaksanakan tugas dan kewenangan
pemerintah secara terarah dan terpadu, maka diperlukan suatu kebijakan yang disusun sehingga
mencapai sasaran yang diinginkan, baik oleh masyarakat maupun organisasi pemerintahan itu
sendiri.
Menurut Kansil dan Christine (2003;189), agar ketatalaksanaan tugas-tugas pemerintah
dapat terselenggara dengan baik, maka perlu diperhatikan asas-asas yang menjadi landasan dan
pedoman pengaturannya yaitu :
a. Didasarkan pada kebijaksanaan yang berlaku.b. Kejelasan wewenang, tugas dan tanggung jawab setiap aparatur yang terlibat.c. Prinsip koordinasi.d. Tertulise. Dikomunikasikan kepada semua pihak yang berkepentingan.f. Kesederhanaan/tidak berbelit-belit.
Salah satu kebijakan untuk mewujudkan otonomi daerah dengan penerapan asas
Desentralisasi. Dalam rangka pelaksanaan asas Desentralisasi tersebut, maka dibentuk dan
disusun Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten dan Daerah Kota yang berwenang mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berlandaskan aspirasi
masyarakat. menurut passal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-
Undang ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah.
Sedangkan dalam pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah itu dijelaskan pula bahwa urusan pemerintahan yang menjadi urusan
pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi politik luar Negeri, pertahanan,
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal Nasional, dan agama. Maka berdasarkan pasal 10 Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah itu, dapat dikatakan bahwa
menyelenggarakan urusan di bidang ekonomi seperti pengelolaan retribusi merupakan salah satu
kewenangan pemerintah daerah.
Adapun kebijakan untuk membangun ekonomi masyarakat daerah diantaranya dapat
dilakukan memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam pengurusan perizinan usaha. Oleh
karenanya kebijakan pemeirntah dalam bidang perizinan bendaknya lebih efektif dan berorientasi
mendorong pertumbuhan dunia usaha.
Pemberian izin pada dasarnya adalah bagian dari aktivitas pelayanan publik yang
dilaksanakan pemerintah, yang mana dalam hal ini pihak pemerintah memberi izin kepada
seseorang atau Dinas hukum untuk melakukan tindakan-tindakan atau kegiatan usaha tertentu.
Dalam hal ini pemerintah harus berperan sebagai koordinator dan fasilitator dalam pelaksanaan
sistem perizinan tersebut.
Peranan perizinan dalam era pembangunan yang berlangsung sangatlah penting untuk terus
ditingkatkan terlebih lagi masa globalisasi dan indutrialisasi. Pembangunan yang dilaksanakan
adalah bermaksud untuk membawa perubahan dan pertumbuhan yang fundamental, dimana
sektor industri akan menjadi dominan yang ditunjang oleh sektor pertanian yang tangguh.
Namun agar perkembangan dunia usaha tersebut telah menimbulkan dampak negatif yang bisa
merugikan maka diperlukan suatu pengendalian dari pihak pemerintah seperti melalui sistem
perizinan.
Perizinan atau pemberian izin adalah perihal memberikan izin yang mana izin itu harus
memiliki oleh usaha/ industri didalam mendirikan atau menjalankan usaha/ industrinya sesuai
dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Izin yang dibrikan ini sekaligus
merupakan persetujuan dari pihak yang berwenang terhadap aktifitas pengelolaan dan
pengusahaan dari pada bidang usaha/ industri yang dilakukan oleh pemegang izin tersebut.
Menurut Spelt dan Berge (1993;3) bahwa izin adalah salah satu instrumen yang paling
banyak digunakan dalam hukum administrasi. Pemerintahan menggunakan izin sebagai sarana
yuridis yang mengemudikan tingkah luku para warga.
Spelt dan Berge (1993;10) menjelaskan bahwa izin ialah suatu persetujuan dari penguasaberdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah, untuk dalam keadaan tertentumenyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan perundangan. Dengan memberi izin, penguasamemperkenankan orang yang memohonnya untuk melakukan tindakatindakan tertentu yangsebenarnya dilarang, ini menyangkut perkenaan bagi suatu tindakan yang demi kepentinganumum mengharuskan pengawasan khusus atasnya.
Dengan mengikat tindakan pada suatu sistem perizinan, membuat undang-undang dapat
mengejar berbagaitujuan. Motif-motif untuk menggunakan sisstem izin menurut Spelt dan Berge
(1993;7-8) dapat berupa :
1. Keinginan mengarahkan, mengendalikan (stuen) aktifitas-aktifitas tertentu (misalnyaizin bangunan).
2. Mencegah bahaya bagi lingkungan (izin-izin lingkungan).3. Keinginan melindungi objek-objek tertentu (izin terbang, izin membongkar pada
monumen-monumen).4. Hendak membagi benda-benda yang sedikit (izin menghuni di daerah padat penduduk).5. Pengarahan, dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas (izin berdasarkan
“Drack-en Horcawet”, diman pengurus harus memenuhi syarat-syarat tertentu).
Dengan demikian, izin dapat digunakan oleh pemerintah (penguasa) sebagai
intrusmenuntuk mempengaruhi agar mengikuti cara yang dianjurkannya guna mencapai suatu
tujuan yang konkrit. Namun kadangkala izin dapat disimpulkan dari konsiderens undang-undang
atau pereturan yang mengatur izintersebutatau dapat pula dari isi atau sejarah lahirnya Undang-
Undang itu.
Instrumen izin digunakan oleh pemerintah (penguasa) pada sejumlah besar bidang
kebijaksanaan terutama bagi hukum lingkungan, hukum pengaturan ruang dan hukum perairan
serta dalam hukum administrasi sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan. Pada umumnya sistem
izin terdiri atas larangan, persetujuan yang merupakan dasar perkecualian (izin) dan ketentuan-
ketentuan yang berhubungan dengan izin.
B. Penelitian terdahulu
Sebelum penulis melakukan penelitian ini, sudah ada peneliti sebelumnya yang sudah
terlebih dahulu melakukan penelitian yaitu dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel II.1 Penelitian TerdahuluNo Nama
penelitiJudul Hasil penelitian
1 Guntur ekosaputra
107310461)
Pelayanan IzinMendirikanBangunan (Imb)Dalam MencapaiKualitasPelayanan PublikYang Optimal
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuidan menganalisis mengenai pelaksanaan pelayananIMB pada BPPT Kabupaten Bengkalis. Metodepenelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahpenelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa BPPT Kabupaten Bengkalis padapelaksanaan pelayanan IMB dalam rangka mencapaikualitas pelayanan publik sudah berjalan dengan baikwalaupun masih ada beberapa kendala yang dihadapidalam upaya optimalisasi kualitas pelayanan publik,seperti SDM dan sarana prasarana.
2 RandaRahdinata
(077310158)
Pelayanan IzinMendirikanBangunan OlehKantor PelayananPerizinanTerpadu (Kppt)Kota Pekanbaru
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisispelayanan pemberian IMB oleh KPPT KotaPekanbaru, untuk menganalisis kendala yang dihadapidalam pelayanan IMB oleh KPPT Kota Pekanbaru danuntuk menganalisis upaya yang dilakukan dalampelayanan pemberian IMB di KPPT Kota Pekanbaru.Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptifkualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pelayananIMB oleh KPPT Kota Pekanbaru mencakup 1)akuntabilitas pelayanan, memberi pertanggungjawabanpada publik, dengan lebih mengutamakan pelayananprima untuk memuaskan masyarakat sertamemberikan pelayanan cepat tepat, dan akuntabel. 2)Responsivitas pelayanan, kemampuan organisasipublik mengenali kebutuhan masyarakat masih relatifkurang. 3) Efisiensi pelayanan IMB belum dapatberjalan secara efektif karena belum sesuai denganstandar pelayanan. 4) Fasilitas fisik keberhasilanimplementasi kebijakan pelayanan perizinan terpaduini sangat dipengaruhi oleh kesiapan aparatur dengansegala dukungan fasilitas fisik.
3 CeliAndriani
(087310615)
PelayananPembuatan SuratIzin TempatUsaha (Situ) DiBadan Pelayanan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipelayanan pembuatan surat izin tempat usaha (situ) dibadan pelayanan perizinan terpadu satu pintu KotaPekanbaru. Jenis penelitian yang digunakan adalahdeskriptif kualitatif. Fokus penelitian dilihat dari lima
PerizinanTerpadu SatuPintu KotaPekanbaru
indikator standar pelayanan yaitu prosedur pelayanan,waktu penyelesaian, biaya/tarif, saranan dan prasarana,serta kompetensi pegawai. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa standar pelayanan belummaksimal dilihat dari waktu penyelesaian serta saranadan prasarana pendukung. Hal ini disebabkankurangnya personil lapangan, AC diruang tunggu yangtidak kunjung diperbaiki, serta kurangnya kesadaranmasyarakat dalam mengurus SITU tanpa calo
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikiran bertujuan untuk menggambarkan tentang keterkaitan antara variable
penelitian dengan indicator-indikator yang mempengaruhinya, yang dilandasi oleh konsep
maupun teori-teori yang dianggap relevan. adapun kerangka pikiran sebagai konsep untuk
menganalisis variable dalam penelitian ini, yang digambarkan dengan diagram sebagai berikut :
Gambar II.1 : Kerangka pemikiran mengenai Kualitas Pelayanan Pada Dinas PenanamanModal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kampar (StudiPelayanan Pengurusan Izin Reklame)
Pemerintah Daerah
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu KabupatenKampar
BaikCukup baikKurang baik
Pelayanan Pengurusan Surat Reklame
1. Bukti langsung2. Kehadalan3. Daya tanggap4. Jaminan5. Empati
Tjiptono (2007; 70)
D. Konsep Operasional
Untuk menghindari kesalahan pemahanan dalam penggunaan konsep-konsep serta
menghilangkan salah pengertian dari istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini maka
penulis memperjelas tentang konsep yang akan dioperasionalkan dilapangan sebagaimana yang
penulis maksudkan, sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat sebagai berikut :
a. Pemerintah adalah semua Dinas atau organisasi yang berfungsi memenuhi kebutuhan
dan kepentingan manusia dan masyarakat, sedangkan yang dimaksud dengan
pemerintahan adalah proses pemenuhan dan perlindungan kebutuhan kepentingan
manusia dan masyarakat.
b. Pelayanan adalahdiartikan sebagai suatu perilaku yang diharapkan dari atau telah
ditetapkan bagi pemerintah selaku administrator disetiap jenjang pemerintahan.
c. Pelayanan Publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang
dengan landasan faktor materil melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam
rangka memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.
d. Bukti langsung, meliputi kualitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.
e. Kehadalan yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan segera, akurat
dan memuaskan.
f. Daya tanggap yaitu kemampuan para staf untuk membantu para pelanggan dan
memberikan pelayanan yang tanggap.
g. Jaminan mencangkup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya
yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau pun keragu-raguan.
h. Empati mencangkup kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik,
perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan.
i. Perizinan adalah perihal memberikan izin yang mana izin itu harus memiliki oleh usaha/
industri didalam mendirikan atau menjalankan usaha/ industrinya sesuai dengan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
E. Operasional Variabel.
Operasional Variabel adalah cara memberikan arti atau mendeskripsikan (penggambaran)
dari sudut suatu variabel kegiatan atau memberikan suatu operasional (pekerjaan) yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Sedangkan variabel adalah konsep yang
mempunyai bermacam-masam nilai.
Tabel II.1: Konsep Operasional Variabel Tentang Kualitas Pelayanan Pada DinasPenanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kampar(Studi Pelayanan Pengurusan Izin Reklame)
Konsep Variabel Indikator Item Yang Dinilai UkuranPelayananadalahdiartikansebagai suatuperilaku yangdiharapkan dariatau telahditetapkan bagipemerintahselakuadministratordisetiap jenjangpemerintahan
KualitasPelayananPada DinasPenanamanModal danPelayananTerpadu SatuPintuKabupatenKampar (StudiPelayananPengurusanIzin Reklame)
1. Bukti langsung
2. Daya tanggap
3. Kehandalan
4. Jaminan
5. Empati
a. Ruang tunggub. Pegawai dalam memberikan
pelayananc. Papan informasi
a. Kesediaan membantu masyarakatb. Memberikan pelayanan yang
cepat dan tepat
a. Janji ditepati sesuai denganjadwal
b. Kesediaan memberikan informasi
a. Kemudahan prosedur pelayananb. Kesopanan pegawa dalam
memberikan pelayanan
a. Komunikasi yang baik dalammemberikan pelayanan
b. Memahami kebutuhanmasyarakat
Ordinal
F. Teknik Pengukuran.
Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan sebagai bentuk Kualitas Pelayanan Pada Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kampar (Studi Pelayanan
Pengurusan Izin Reklame), dilakukan penilaian dengan menetapkan ukuran baik, Cukup Baik
dan Kurang Baik terhadap seluruh indikator yang ada sehingga variabel penelitian dapat diukur
sebagai berikut :
Baik : Apabila seluruh indikator telah terlaksana dengan baik, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 66-100 %
Cukup Baik : Apabila hanya satu indikator yang terlaksana, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 34-65 %.
Kurang Baik : Apabila tidak ada indikator yang terlaksana, dengan hasil
rekapitulasi responden antara1-33 %.
Selanjutnya untuk ukuran setiap indikator dapat dilihat dapat dikategorikan sebagai berikut
:
1. Bukti Langsung, dapat dikatakatan :
Baik : Apabila seluruh indikator telah terlaksana dengan baik, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 66-100 %
Cukup Baik : Apabila hanya satu indikator yang terlaksana, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 34-65 %.
Kurang Baik : Apabila tidak ada indikator yang terlaksana, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 0-33 %.
2. Daya Tanggap, dapat dikatakan :
Baik : Apabila seluruh indikator telah terlaksana dengan baik, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 66-100 %.
Cukup Baik : Apabila hanya satu indikator yang terlaksana, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 34-65 %.
Kurang Baik : Apabila tidak ada indikator yang terlaksana, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 0-33 %.
3. Kehandalan, dapat dikatakan :
Baik : Apabila seluruh indikator telah terlaksana dengan baik, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 66-100 %.
Cukup Baik : Apabila hanya satu indikator yang terlaksana, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 34-65 %.
Kurang Baik : Apabila tidak ada indikator yang terlaksana, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 0-33 %.
4. Jaminan, dapat dikatakan :
Baik : Apabila seluruh indikator telah terlaksana dengan baik, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 66-100 %.
Cukup Baik : Apabila hanya satu indikator yang terlaksana, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 34-65 %.
Kurang Baik : Apabila tidak ada indikator yang terlaksana, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 0-33 %.
5. Empati, dapat dikatakan :
Baik : Apabila seluruh indikator telah terlaksana dengan baik, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 66-100 %.
Cukup Baik : Apabila hanya satu indikator yang terlaksana, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 34-65 %.
Kurang Baik : Apabila tidak ada indikator yang terlaksana, dengan hasil
rekapitulasi responden antara 0-33 %.