studi kepustakaan

24
RESUME METODE PENELITIAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN MATEMATIKA “Telaah Kepustakaan” Oleh: Kelompok II 1. Arifin Kurniawan (18323) 2. Fitri Rahmah Ul Hasanah (17440) 3. Rezfinal Mardhan (17441) 4. Syafrida Wirma Yenti (18322) Dosen: Drs. H. Yarman, M.Pd

Upload: saddam-sevenfoldism

Post on 14-Jun-2015

11.724 views

Category:

Technology


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi kepustakaan

RESUME

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN DAN

PENGAJARAN MATEMATIKA

“Telaah Kepustakaan”

Oleh:

Kelompok II

1. Arifin Kurniawan (18323)

2. Fitri Rahmah Ul Hasanah (17440)

3. Rezfinal Mardhan (17441)

4. Syafrida Wirma Yenti (18322)

Dosen:

Drs. H. Yarman, M.Pd

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2013

Page 2: Studi kepustakaan

STUDI KEPUSTAKAAN

A. Pengertian Studi Kepustakaan

Yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh

peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau

sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian,

karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku

tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu

penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan

dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti dapat memperoleh informasi

tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya. Dan

penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakaan,

peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan

penelitiannya.

Untuk melakukan studi kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu tempat yang tepat

guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan, dibaca dan

dikaji, dicatat dan dimanfaatkan (Roth 1986). Seorang peneliti hendaknya mengenal atau tidak

merasa asing dilingkungan perpustakaan sebab dengan mengenal situasi perpustakaan, peneliti

akan dengan mudah menemukan apa yang diperlukan. Untuk mendapatkan informasi yang

diperlukan peneliti mengetahui sumber-sumber informasi tersebut, misalnya kartu katalog,

referensi umum dan khusus, buku-buku pedoman, buku petunjuk, laporan-laporan penelitian,

tesis, disertasi, jurnal, ensiklopedi, dan bahan-bahan khusus lain. Dengan demikian peneliti akan

memperoleh informasi dan sumber yang tepat dalam waktu yang singkat.

B. Perbedaan Tinjauan Pustaka dengan Telaah Pustaka

• Tinjauan Pustaka mungkin sama dengan Landasan Teori, peneliti mengumpulkan

teori/data/informasi yang menjadi dasar identifikasi, penjelasan dan pembahasan masalah

penelitian

Page 3: Studi kepustakaan

• Dalam Telaah Pustaka selain mengumpulkan teori, peneliti menambahkan komentar,

kritik (kelebihan dan atau kekurangan teori dalam pustaka), perbandingan dengan teori

(pustaka) lain, kaitannya dengan penelitian yang sedang dilakukan.

C. Tujuan Studi Kepustakaan

Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut ketika melakukan Telaah Pustaka:

Apa yang diketahui tentang suatu topik/tema/subyek penelitian?

Apakah ada perbedaan pendapat/kontroversi antar pakar mengenai subyek penelitian

tersebut?

Adakah studi yang oleh para ahli disarankan untuk dilakukan yang kemudian menjadi

tema penelitian Anda?

Siapa pakar paling sering dirujuk oleh peneliti di topik penelitian tesebut?

Adakah konsensus/rumusan untuk topik tersebut?

Aspek apa yang paling sering diperdebatkan/dibahas dalam topik penelitian tersebut?

Metode atau masalah apa yang dikemukakan oleh peneliti lain yang mungkin Anda

gunakan dalam penelitian Anda?

Dari telaah pustaka, adakah Anda temukan metodologi yang dapat Anda gunakan dalam

penelitian Anda?

Sudah sejauh mana penelitian topik tersebut?

Sumber data atau informasi apa yang Anda dapat dari pustaka tersebut?

Peneliti akan melakukan studi kepustakaan, baik sebelum maupun selama dia melakukan

penelitian. Studi kepustakaan memuat uraian sitematis tentang kajian literatur dan hasil

penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan dan

diusahakan menunjukkan kondisi mutakhir dari bidang ilmu tersebut (the state of the art). Studi

kepustakaan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian bertujuan untuk:

1. Menemukan suatu masalah untuk diteliti. Dalam arti bukti-bukti atau pernyataan bahwa

masalah yang akan diteliti itu belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan

atau belum pernah diteliti orang mengenai tujuan, data dan metode, analisa dan hasil

untuk waktu dan tempat yang sama.

2. Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.

Page 4: Studi kepustakaan

3. Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Menggali

teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian dan melakukan komparasi-

komparasi dan menemukan konsep-konsep yang relevan dengan pokok masalah yang

dibahas dalam penelitian.

4. Mencari landasan teori yang merupakan pedoman bagi pendekatan pemecahan masalah

dan pemikiran untuk perumusan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian. Sebab dalam

ilmu pengetahuan pada umumnya teori mempunyai dua fungsi pokok yaitu: a).

menerangkan generalisasi empiris yang sudah diketahui; dan b). meramalkan generalisasi

empiris yang belum diketahui. Untuk jenis -penelitian tertentu, misalnya penelitian

eksploratif, mungkin hipotesis tidak ada, namun demikian tidak akan membebaskan

peneliti dan menyajikan penelaahan kepustakaan.

5. Untuk membuat uraian teoritik dan empirik yang berkaitan dengan faktor, indikator,

variable dan parameter penelitian yang tercermin di dalam masalah-masalah yang ingin

dipecahkan.

6. Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang yang akan diteliti.

7. Agar peneliti dapat pandai-pandai memanfaatkan informasi dari suatu makalah yang

diperlukan bagi penelitiannya, terutama yang terkait dengan objek dan atau sasaran

penelitiannya. Sekurang-kurangnya peneliti dapat menyadap tujuan, data dan metode,

analisis dan hasil utama penelitian.

8. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan

dilakukan. Artinya hasil penelitian terdahulu mengenai hal yang akan diteliti dan atau

mengenai hal lain yang berkaitan dengan hal yang akan diteliti.

9. Menelaah basil penelitian sebelumnya diarahkan pada sebagian atau seluruh dari unsur-

unsur penelitian yaitu: tujuan penelitian, metode, analisis, hasil utama dan kesimpulan.

Hasilnya berupa ulasan tentang penelitian yang sama atau serupa dengan masalah yang

akan diteliti yang telah dilakukan di tempat lain atau tempat yang sama dengan daerah

penelitian. Dan untuk menunjukkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian

yang-akan dilakukan

10.Mendapat informasi tentang aspek-aspek mana dari suatu masalah yang sudah pernah

diteliti untuk menghindari agar tidak meneliti hal yang sama. (Kasihani Kasbalah, 1992 ,

juga Bintarto, 1992)

Page 5: Studi kepustakaan

Peranan studi kepustakaan sebelum penelitian sangat penting sebab dengan melalcukan

kegiatan ini hubungan antara masalah, penelitian-penelitian yang relevan dan teori akan menjadi

lebih jelas. Selain itu penelitian akan lebih ditunjang, baik oleh teori-teori yang sudah ada

maupun oleh bukti nyata, yaitu hasil-hasil penelitian, kesimpulan dan saran.

Sesungguhnya studi kepustakaan adalah tugas yang terus menerus dilakukan selama

kegiatan penelitian. Sebuah penelitian akan menghasilkan suatu karya ilmiah, karena itu haruslah

mampu memberi sumbangan kepada kemajuan ilmu pengetahuan. Pemeriksaan yang teliti perlu

dilakukan, dari mulai memilih judul, agar jangan sampai terjadi duplikasi terhadap masalah yang

sudah diteliti oleh orang lain. Meskipun masalah yang sama sekali baru (original) sangat jarang,

namun studi atau hasil penelitian yang terdahulu tidak harus ditiru seutuhnya, kecuali teknik-

teknik yang dipergunakan terbukti tidak tepat atau hasil penelitian dan kesimpulannya

meragukan, atau telah diketemukan informasi baru yang dapat memberikan pemecahan lain.

Bila judul telah kita tentukan, maka akan sangat penting meninjau kembali semua materi

yang relevan dengan judul tersebut. Di dalam studi atau tinjauan kepustakaan diperlihatkan

bagaimana permasalahan yang sedang diteliti terkait dengan hasil penelitian atau studi

sebelumnya. Untuk subjek tertentu, diperlukan melihat permasalahannya dan suatu kerangka

teori, sehingga perlu meninjau teori-teori lain yang diperlukan.

Selama penelitian berlangsung, studi kepustakaan juga perlu dilakukan, tujuannya adalah:

1. Mengumpulkan informasi-informasi yang lebih khusus tentang masalah yang sedang

diteliti.

2. Memanfaatkan informasi yang ada kaitannya dengan teori-teori yang relevan dengan

penelitian yang sedang dilakukan.

3. Mengumpulkan dan memanfaatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan materi

dan metodologi dan penelitian tersebut.

D. Sumber Kepustakaan

Bahan kepustakaan dapat berupa sumber primer (primary source) maupun sekunder

(secondary source). Bahan kepustakaan yang merupakan sumber primer adalah karangan asli

yang ditulis oleh seorang yang melihat, mengalami, atau mengerjakan sendiri. Bahan

kepustakaan semacam ini dapat berupa buku harian (autobiography), tesis, disertasi, laporan

penelitian, dan hasil wawancara. Selain itu sumber primer dapat berupa laporan pandangan mata

Page 6: Studi kepustakaan

suatu pertandingan, statistik sensus penduduk dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud

dengan sumber sekunder (secondary source) adalah tulisan tentang penelitian orang lain,

tinjauan, ringkasan, kritikan, dan tulisan-tulisan serupa mengenai hal-hal yang tidak langsung

disaksikan atau dialami sendiri oleh penulis. Bahan kepustakaan sekunder terdapat di

ensiklopedi, kamus, buku pegangan, abstrak, indeks, dan textbooks.

Dalam melaksanakan kegiatan studi kepustakaan sebaiknya digunakan sumber

kepustakaan primer yang informasinya lebih otentik. Namun bahan kepustakaan primer yang

relevan dengan masalah peneliti tidak selalu ada, atau karena waktu yang terbatas sulit untuk

diperoleh. Bila hal ini terjadi peneliti terpaksa menggunakan bahan kepustakaan sekunder. Untuk

ini perlu dipertimbangkan adanya 'bias' dari penulisnya sebab informasi ini tidak berasal dari

sumber langsung.

Beberapa sumber kepustakaan yang biasanya ada di perpustakaan perguruan tinggi

adalah:

1. Ensiklopedi, yang merupakan sumber referensi yang lengkap. Bila akan mencari

informasi tentang suatu topik tertentu, peneliti dapat membaca ensiklopedi umum

(general encyclopedia); sedang untuk yang lebih khusus dapat dicari dalam subject

encyclopedia.

2. Buku-buku teks dan referensi, yang berisikan pengetahuan tentang berbagai bidang studi.

3. Direktori dan buku pegangan, yang memuat alamat dan data lainnya serta pedoman untuk

mengerjakan sesuatu.

4. Laporan hasil-hasil penelitian, yang merupakan hasil penelitian baru atau merupakan

kelanjutan penelitian sebelumnya.

5. Tesis, skripsi dan disertasi, yang merupakan karya tulis yang biasanya berkaitan dengan

suatu penelitian atau penemuan baru.

6. Abstrak, yang memuat ringkasan karangan, tesis, dan disertasi.

7. Majalah, jurnal dan surat kabar, yang memuat artikel-artikel yang relevan dengan

masalah.

8. Biografi, yang memuat data perorangan antara lain nama, tempat dan tanggal lahir,

pendidikan, dsb.

9. Indeks, yang memuat daftar karya tulis yang disusun secara alfabetis.

Page 7: Studi kepustakaan

Selain informasi yang diperoleh dari berbagai sumber di perpustakaan, peneliti dapat pula

memperoleh bahan kepustakaan dari instansi atau lembaga tertentu, misalnya LIPI dengan

beberapa lembaganya antara lain PDII (Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah), LEKNAS

(Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional) dan Biro Pusat Statistik, yang merupakan

pusat informasi statistik nasional.

Menurut Sutrisno Hadi (1991) ada tiga pedoman untuk pemilihan daftar pustaka yaitu:

relevansi, kemutakhiran dan adekuasi. Yang dimaksud dengan relevansi adalah keterkaitan

atau kegayutan yang erat dengan masalah penelitian. Kemutakhiran adalah sumber-sumber

pustaka yang terbaru untuk menghindari teori-teori atau bahasan yang sudah kadaluwarsa.

(Namun untuk penelitian histories, masih diperlukan sumber bacaan yang sudah "lama"). Sumber

bacaan yang telah "lama" mungkin memuat teori-teori atau konsep-konsep yang sudah tidak

berlaku karena kebenarannya telah dibantah oleh teori yang lebih baru atau hasil penelitian yang

lebih mutakhir. Di samping sumber itu harus mutakhir, juga harus relevan bagi masalah yang

sedang digarap. Jadi, hendaklah dipilih sumber-sumber yang berkaitan langsung dengan masalah

yang sedang diteliti, dan inilah yang dimaksud dengan adekuasi.

Secara garis besar sumber bacaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a). sumber acuan

umum; dan b). sumber acuan khusus. Kelompok (a) berwujud teori dan konsep, biasanya

terdapat dalam buku-buku teks, ensiklopedia, monografi dan sejenisnya. Kelompok (b) yang

merupakan sumber acuan khusus berupa hasil-hasil penelitian terdahulu yang dapat ditemukan

dalam jurnal, bulletin penelitian, tesis dan disertasi.

Sebagian besar (lebih dan 50%) kegiatan dalam keseluruhan proses penelitian adalah

membaca, dan membaca itu hampir seluruhnya terjadi pada langkah penelaahan kepustakaan ini.

Menurut Sumadi (1989), membaca merupakan keterampilan yang hams dikembangkan dan

dipupuk. Untuk ini kegemaran membaca harus dibuat membudaya, membaca harus merupakan

kegemaran dan kebutuhan.

Studi kepustakaan tidak selalu "mulus" pelaksanaannya. Beberapa hambatan umum yang

sering menyebabkan ketidak lancaran kegiatan ini antara lain:

1. Kurangnya buku atau sumber kepustakaan lain, terutama yang bersifat ilmiah. Sampai

saat ini masih terasa sangat kurang bahan kepustakaan ilmiah di Indonesia. Demikian

pula bahan kepustakaan ilmiah dari luar negeri juga sulit diperoleh. Hal ini mungkin

Page 8: Studi kepustakaan

disebabkan belum berkembangnya system dokumentasi, tidak adanya atau kurangnya

komunikasi ilimiah antara peneliti, atau mahalnya biaya kirim atau perizinan, serta hal-

hal birokratis lain yang menghambat pemanfaatan informasi ilmiah.

2. Kelemahan peneliti untuk memahami tulisan-tulisan dalam bahasa asing, terutama bahasa

Inggris. Ketidakmampuan membaca buku referensi dalam bahasa asing menyebabkan

peneliti tidak dapat memanfaatkan informasi ilmiah dari luar negeri. Penguasaan bahasa

asing, terutama bahasa Inggris, akan sangat membantu peneliti untuk mengikuti

perkembangan informasi ilmiah. Hasil-hasil penelitian dan teori-teori yang sudah

dikembangkan dan tertulis dalam bahasa Inggris tidak dimanfaatkan oleh peneliti yang

mau memperdalam pengetahuan yang relevan dengan bidangnya bila dia tidak mampu

membaca bahasa asing.

3. Rendahnya minat pada banyak peneliti untuk membaca tulisan ilmiah untuk dapat

mengikuti perkembangan ilmu di bidangnya masing-masing. Kelihatannya kegemaran

membaca karya ilmiah masih perlu digalakkan agar peneliti selalu dapat mengikuti

perkembangan ilmu yang ada. Untuk mengurangi hambatan pertama di atas peneliti dapat

menghubungi lembaga lain atau koleganya untuk saling menukar informasi dan

meminjam buku-buku ilmiah yang baru. Selain dari itu, usaha menerjemahkan buku-buku

berbahasa asing, terutama yang berbahasa Inggris, perlu digalakkan dan ditangani dengan

sungguh-sungguh.

E. Strategi Studi Kepustakaan

Peneliti sebaiknya sudah menentukan lebih dahulu sumber informasi apa yang akan

diperiksa. Urutan kegiatan secara efektif dapat dimulai dengan mencari informasi referensi yang

bersifat umum sebelum menuju ke pencarian yang lebih khusus. Untuk melakukan pencarian

informasi diperlukan langkah-langkah berikut ini:

1. Mendaftar semua variable yang perlu diteliti.

2. Mencari setiap variable pada "subject encyclopedia".

3. Memilih deskripsi bahan-bahan yang diperlukan dari sumber-sumber yang tersedia.

4. Memeriksa indeks yang memuat variable-variabel dan topik masalah yang diteliti.

Page 9: Studi kepustakaan

5. Selanjutnya yang menjadi lebih khusus adalah mencari artikel-artikel, buku-buku, dan

biografi yang sangat membantu untuk mendapatkan bahan-bahan yang relevan dengan

masalah yang diteliti.

6. Setelah informasi yang relevan ditemukan, peneliti kemudian "mereview" dan menyusun

bahan pustaka sesuai dengan urutan kepentingan dan relevansinya dengan masalah yang

sedang diteliti.

7. Bahan-bahan informasi yang diperoleh kemudian dibaca, dicatat, diatur, dan ditulis

kembali. Untuk keperluan ini biasanya peneliti dapat menggunakan dua macam kartu,

yaitu kartu bibliografi (bibliography card) dan kartu catatan (content card). Agar dapat

dibedakan, kedua kartu tersebut dapat berbeda wamanya. Kartu bibliografi dibuat untuk

mencatat keterangan tentang judul buku, majalah , surat kabar, dan jurnal. Catatan pada

kartu bibliografi berisikan nama pengarang, judul buku, penerbit, dan tahun

penerbitannya. Sedangkan pada kartu catatan atau content card, peneliti dapat menulis

kutipan (quotation) dari tulisan tertentu, saduran, ringkasan, tanggapan atau komentar

peneliti terhadap apa yang telah dibaca.

8. Dalam langkah terakhir, peneliti menyusun dan menuliskan kembali informasi-informasi

tersebut dalam bentuk essay. Tulisan ini nantinya akan dimasukkan di laporan penelitian.

Dan hasil studi kepustakaan atau telaah kepustakaan kita akan merumuskan kerangka

pemikiran atau landasan teori untuk penelitian. Kerangka pemikiran atau landasan teori

dijabarkan dan tinjauan pustaka dan disusun oleh peneliti sebagai tuntunan untuk memecahkan

permasalahan dan untuk merumuskan hipotesis. (Untuk jenis penelitian non hipotesis misalnya

penelitian historis tidak diperlukan rumusan hipotesis.) Dalam hal ini dijelaskan hubungan antar

variable atas kajian teoritis dan penelitian sebelumnya. Kerangka pemikiran atau landasan teori

sebaiknya juga disajikan dalam bentuk diagram alit- yang berisi persamaan matematis ataupun

model konseptual yang menggambarkan hubungan antar variable. Model atau diagram alir

tersebut disusun berlandaskan teori-teori dan hasil telaah kepustakaan, yang digunakan sebagai

premis atau pernyataan yang telah diterima kebenarannya. Dalam kerangka pemikiran atau

landasan teori lazimnya tidak ada rujukan lagi.

F. Langkah-Langkah melakukan Telaah Pustaka

Page 10: Studi kepustakaan

Pada dasarnya, Telaah Pustaka dilakukan dalam dua tahap berkut:

1. Penetapan Strategi Pencarian, terdiri dari:

a. Pendefinisian topik pencarian − sebelum memulai Telaah Pustaka definisikan dahulu

pertanyaan penelitian (masalah penelitian). Apa tujuan penelitian? Apa artinya? Apa kata

kunci yang digunakan? Sinonim, variasi ejaan kata kunci? Apa yang sudah Anda ketahui

tentang topik penelitian? Ruang lingkup penelitian? Apa Anda perlu mencari semua

penelitian yang pernah dilakukan, atau cukup 10 tahun terakhir?

b. Pengumpulan daftar kata kunci – sebelum memulai pencarian informasi, perlu dkembangkan

strategi pencarian yang akan efektif menemukan informasi yang berguna. Seringkali

pertanyaan penelitian perlu dipecah menjadi: kata kunci atau frasa; mulai melakukan

pencarian; dan evaluasi hasil pencarian, apakah perlu dilakukan perluasan, penyempitan,

atau perubahan cakupan pencarian?

Pecahlah topik Anda ke dalam kata kunci atau frasa. Termasuk juga konsep dalam topik

penelitian. Kata kunci menjadi dasar pencarian. Berguna juga mencari padanan kata atau

terminologi dalam kamus, ensiklopedia dan thesaurus sehingga dapat memperluas pencarian

Contoh 1:

A New Compressive Imaging Camera Architecture

using Optical-Domain Compression

Dharmpal Takhar, Jason N. Laska, Michael B. Wakin, Marco F. Duarte,

Dror Baron, Shriram Sarvotham, Kevin F. Kelly, Richard G. Baraniuk

Department of Electrical and Computer Engineering

Rice University

Keywords: Compressed sensing, sparsity, incoherent projections, random matrices, linear programming,

imaging, camera

Contoh 2:

Platform independent overall security architecture in multi-processor system-on-chip integrated

circuits for use in mobile phones and handheld devices

A. Ashkenazi a and D. Akselrod b

a Freescale Semiconductor Inc., 6501 William Cannon Drive West, Austin, Texas 78735, United States

Page 11: Studi kepustakaan

b Electrical and Computer Engineering Department, McMaster University, Hamilton, ON, Canada L8S 4K1

Keywords: Security architecture; Mobile phones; Handheld devices; Wireless security; Platform-

independent security architecture

Gunakan kata kunci untuk pencarian di halaman glossary dalam buku teks, di internet

(Search Engine: Google, Yahoo, website jurnal-jurnal ilmiah, atau website universitas atau

lembaga penelitian)

2. Identifikasi Sumber Pustaka

Informasi tersedia dalam berbagai format. Pilihlah sumber pustaka sesuai penelitian

Anda. Sumber pustaka disusun dari yang nilainya paling tinggi adalah:

• Jurnal Ilmiah

• Makalah/Prosiding Konferensi/Seminar

• Working Paper

• Publikasi Pemerintah

• Thesis dan Disertasi (tidak dipublikasikan)

• Buku Teks

• Bahan Referensi: Ensiklopedia, Kamus

Nilai pustaka ditentukan oleh sifat kebaruan pustaka dan luasnya publikasi pustaka.

Internet memungkinkan pencarian informasi berkait dengan topik menjadi sangat mudah.

Beberapa makalah dapat diakses dengan gratis.

G. Alat bantu Telaah Pustaka

Berikut adalah alat bantu mencatat bahan pustaka yang Anda temukan

1. Kartu Indeks Pustaka

Gunakan kartu (dapat berupa kartu pos) untuk menulis Judul makalah, pengarang,

sumber makalah, tahun penulisan, abstrak, kata kunci dan komentar atau kritik atas makalah

tersebut. Susun Kartu Indeks berdasarkan topik atau secara alfabetis. Usahakan urutan kartu

selalu dapat di-update, demikian juga komentar atas makalah dapat ditambahkan dari waktu ke

waktu.

Page 12: Studi kepustakaan

2. B. EndNote

EndNote adalah versi elektronik kartu indeks pustaka. Updating makalah (reference)

dapat dilakukan dengan cepat dan sesuai sumber (jurnal, buku, prosiding, dll). Tempat

penyimpanan makalah dapat dituliskan dan dapat di-Link dari EndNote. Hasil penyimpanan di

EndNotes dapat langsung diintegrasikan (di-copy) ke dalam pengolah kata (MS Word), sehingga

dengan mudah dan cepat Anda dapat membuat Daftar Pustaka.

Contoh Endnotes:

H. Penulisan Telaah Pustaka

Dari pelbagai versi penulisan telaah pustaka, terdapat dua versi penulisan yang paling

umum digunakan, yaitu:

1. Penomoran, Nomor yang kemudian dihubungkan dengan urutan pustaka dalam Daftar

Pustaka

2. Penggunaan Nama Penulis dan Tahun penulisan diterbitkan

Contoh Penulisan Telaah Pustaka dengan Penomoran

Page 13: Studi kepustakaan

………….. Secure Hash Algorithm (SHA-1) [15] is a hash function that computes a condensed

representation of the code image file. When code image of any length which is less than 264 bits is input,

the SHA-1 produces a 160-bit output called a message digest. The message digest is then signed using

RSA digital signature. Since the target code image size is of the order of 8Mbytes to 64Mbytes, signing

the message digest itself rather than the code image improves the efficiency of the process and

dramatically reduces the boot procedure time. RSA [16] is a public-key cryptosystem that is used by the

HAB to authenticate the code image SHA-1 digest.

Catatan:

[15] dan [16] adalah urutan sumber pustaka dalam Daftar Pustaka. Dengan metode penomoran,

Daftar Pustaka tidak harus disusun secara alfabetis. Nomor urutan diberikan berdasarkan urutan

penyebutan dalam makalah. Lihat Cuplikan Daftar Pustaka di bawah ini

References

………..

[14] Kaspersky Lab, Viruses move to mobile phones, June 14, 2004. http://www.kaspersky.com.

[15] Federal Information Processing Standards Publication (FIPS), Publication 180-1, April 17, 1995.

[16] Rivest R, Shamir A, Adleman L. A method for obtaining digital signatures and public-key

cryptosystems. Commun ACM 1978;21(2):120–6.

[17] Moyer W, Fitzimmons M. Integrated circuit security and method therefore, Patent application No.

10/100,462, Pub. # US 2003/0177373 A1, Publication Date September 18, 2003,

Freescale Semiconductor, Inc.

………..

……………… Since greedy algorithms select the dictionary vector that explains the most energy from the

image, it turns out to be unnecessary to check all possible coefficients at each iteration. Rather, the next

most significant coefficient at each stage is likely to be among the children of the currently selected

coefficients. By limiting the greedy algorithmto search only among these elements of the dictionary, the

computational complexity of the TMP algorithm is significantly reduced compared to the original MP

algorithm.21 Additionally, by considering the contribution of all the elements of the chain of coefficients

anchored at the root of the quad-tree, the salient edge features of the signal under consideration can

reconstructed with higher priority and accuracy by the TMP algorithm.22

References

……………..

20. S. Chen, D. Donoho, and M. Saunders, “Atomic decomposition by basis pursuit,” SIAM J. on Sci.

Comp., vol. 20, no. 1, pp. 33–61, 1998.

21. M. F. Duarte, M. B. Wakin, and R. G. Baraniuk, “Fast reconstruction of piecewise smooth signals from

random projections,” in Proc. SPARS05, (Rennes, France), Nov. 2005.

22. C. La and M. N. Do, “Signal reconstruction using sparse tree representation,” in Proc. Wavelets XI at

SPIE Optics and Photonics, (San Diego), Aug. 2005.

Page 14: Studi kepustakaan

23. G. Cormode and S. Muthukrishnan, “Towards an algorithmic theory of compressed sensing,” DIMACS

Tech. Report 2005-25, September 2005

………………..

Contoh Penulisan Telaah Pustaka dengan Nama dan Tahun

The possibility of expressing a common background to study telecommunication and water (and

sewerage) industries has been made explicitly by Grout (2001) for the United Kingdom and I think his

approach can be applied to other countries. I now turn to an illustrative case for this utility industry in Sicily

Italy.

Catatan:

Yang dituliskan hanyalah nama belakang penulis. Dengan metode Nama dan Tahun, Daftar

Pustaka disusun alfabetis. Lihat Cuplikan Daftar Pustaka di bawah ini

References

………….

Clemons E., Santamaria J. (2002), ”Manoeuver Warfare”, Harvard Business Review, April: 46-53.

Drucker P. (1973), Management: Task, Responsibilities and Practices, N. Y. USA: Harper & Row.

Grout P. A. (2001), ”Competition Law in Telecommunications and Its Implications for Common Carriage of

Water”, Utilities Policy, 10: 137- 149.

Keegan J. (2004), Intelligence in War. Knowledge of the Enemy from Napoleon to Al-Qaeda, London UK:

Pimlico.

………....

Catatan:

Jika terdapat dua atau tiga nama pengarang, semua nama belakang dituliskan

Misalnya: …………………………. menurut (Johnson dan Thomson, 2006)

atau Bernstein, Druphaka dan Padula (2005) merumuskan………………….

Jika lebih dari tiga nama, maka hanya nama belakangpengarang pertama yang ditulis, lalu

tambahkan kata et al. (singkatan et alli (Yun) = dan teman-teman).

Jadi jika sebuah makalah ditulis oleh: Dharmpal Takhar, Jason N. Laska, Michael B.

Wakin, Marco F. Duarte, Dror Baron, Shriram Sarvotham, Kevin F. Kelly, Richard G.

Baraniukh, maka nama yang ditulis adalah:

………………………… menurut Takhar,et al. (2007)……….

Jika sebuah pernyataan diambil dari makalah yang sudah dikutip oleh penulis lain, maka

gunakan kata: dalam (atau in). Dan tuliskan nama penulis dan tahun penerbitan makalah asli dan

Page 15: Studi kepustakaan

sumbernya. Cara ini tidak dianjurkan. Sebisa mungkin telaah-lah pustaka dari sumbernya

langsung.

Contoh:

……………….. Persamaan ini merupakan derivatif persamaan lintasan partikel atom yang

dimodifikasi (Nasution, 1995 dalam Makaliwe, 2006)

The concept has been proved to be efficiently apllied to solve the problem of ……… (Baruson,

2000 in Atkinsson, 2007).

I. Kesalahan dalam Melakukan Telaah Pustaka

Beberapa kesalahan yang mungkin dilakukan saat melakukan Telaah Pustaka

1. Terlalu banyak mengumpulkan Pustaka

Terlalu asyik mencari dan menelusuri malah menyebabkan menyebabkan Anda tidak mulai

menulis telaah Anda bahkan mungkin membuat fokus pada topik penelitian berubah. Kumpulkan

bahan pustaka, baca dan mulailah menelaah.

2. Kecenderungan Menggabungkan terlalu Banyak Penelitian

Anda tidak melakukan telaah, tapi hanya mencantumkan berbagai penelitian. Ini juga berkait

dengan penggunaan istilah Daftar Pustaka (Bibliography) atau Acuan (References). Daftar

Pustaka cenderung mencantumkan semua pustaka yang Anda baca tetapi belum tentu Anda

gunakan dalam penelitian. References (Acuan) di sisi yang lain hanya mencantumkan bahan

pustaka yang benar-benar Anda gunakan.

3. Pastikan Sumber Pustaka Anda adalah Sumber yang Terpercaya

Hal ini terutama sangat penting bila menemukan sumber dari Internet. Seringkali sumber ini

dapat diakses dalam waktu terbatas. Karena itu, catat tanggal Anda mengakses pustaka tersebut.

Pada beberapa kasus, makalah/penelitian yang ditulis dan diterbitkan di internet tidak benar-

benar ada atau dilakukan. Bila ragu, hubungi penulisnya (misalnya dengan e-mail).

Page 16: Studi kepustakaan

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Wawan. Modul Metodologi Penelitian: Modul Ke 12 Kajian Studi Kepustakaan. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Siregar, Suzanna Lamria. Bahan Kuliah Metodologi Penelitian – Teknik Elektro. (http://ssiregar.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/6869/04_lecture_telaah_pustaka.pdf)