iv pembahasan - repository.ipb.ac.id · iv pembahasan 4.1 studi kepustakaan dokumen berbahasa...

51
6 melainkan hanya kata benda yang kemunculannya pada teks minimal sama dengan threshold yang ditentukan. Threshold digunakan untuk membatasi banyaknya konsep yang akan digunakan dalam analisis. Threshold dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan. 3. Pembuatan Graf Kata benda yang telah ditentukan sebagai konsep akan diberi label dan digunakan sebagai verteks untuk membuat graf berarah sesuai dengan hubungan antarverteks yang terjadi pada setiap kalimat berdasarkan metode knowledge graph. 4. Analisis Graf Pada tahap ini akan dilakukan suatu analisis pada setiap teks dengan membandingkan keseluruhan graf yang terbentuk pada setiap kalimat dan mempertimbangkan hubungan yang terjadi antarverteks yang ada untuk menentukan keterkaitan antargraf. 5. Menentukan Aturan Pada tahap ini akan ditentukan aturan yang digunakan untuk meringkas sebuah teks berbahasa Indonesia. Setiap langkah dalam aturan dibuat berdasarkan hasil penelitian pada tiga teks awal. 6. Pengujian Aturan Selanjutnya aturan yang telah ditentukan harus diuji pada teks lainnya untuk menentukan kelayakan dari aturan yang ada. IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen berbahasa Indonesia diperoleh 3 dokumen dengan tema ketahanan pangan yang dipilih sebagai bahan dalam penelitian. Dokumen tersebut diperoleh dari berbagai media elektronik (internet). Ketiga dokumen tersebut yaitu: 1. Teks A: “Solidaritas Nasional Ketahanan Pangan” oleh: Martaja (www.gizi.net/cgi- bin/berita). 2. Teks B: “Politik Ketahanan Pangan Indonesia 1950-2005” oleh: Jonatan Lassa (id.shvoong.com/humanities/). 3. Teks C: “Mencermati Kebijakan Ketahanan Pangan” oleh: Gutomo Bayu Aji (jawabali.com/blog/). Teks dapat dilihat dalam Lampiran 1, 2, dan 3. 4.2 Penentuan Kata Benda sebagai Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini berupa kata benda. Kata benda yang digunakan diambil dari setiap kalimat dengan mempertimbangkan makna kata dari struktur kalimat yang terbentuk. Kata benda seperti kata ganti orang (contoh: kami, mereka, saya), dan nama orang (contoh: Andi, Rika, Tuti) tidak akan dipakai sebagai konsep. Jika terdapat kata ganti orang atau nama orang, maka akan dilihat jabatan atau makna dari kata tersebut. Kata benda yang terdapat dalam kalimat langsung, dan berada di dalam tanda kurung ((…)) dan tanda petik (“..”) yang berarti penegasan atau informasi tambahan, tidak diperhitungkan. Dari sudut bentuk kata, semua kata yang mengandung morfem terikat (imbuhan) ke-an, per-an, pe-, -an, misalnya perumahan, perbuatan, kecantikan, pelari, dan jembatan dicalonkan sebagai kata benda (Keraf 1991), sehingga kata yang memiliki morfem tersebut akan digunakan sebagai kata benda. Setiap kata benda dalam setiap dokumen dihitung kemunculannya, kemudian kata benda yang telah didapat akan dikelompokkan berdasarkan kesamaan makna kata atau sinonim, dan juga berdasarkan bentuk kata umumnya. Pengelompokan kata benda berdasarkan sinonim dilakukan secara subjektif, karena mempertimbangkan makna kata dalam bahasa Indonesia (yang dapat diperluas atau dipersempit) dalam kalimat. Setelah dikelompokkan, kata benda diurutkan berdasarkan jumlah kemunculannya. Proses penghitungan dan pengelompokan ini dilakukan pada setiap dokumen, dan didapatkan data sebagai berikut:

Upload: vuongthu

Post on 27-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  6

melainkan hanya kata benda yang kemunculannya pada teks minimal sama dengan threshold yang ditentukan. Threshold digunakan untuk membatasi banyaknya konsep yang akan digunakan dalam analisis. Threshold dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan.

3. Pembuatan Graf

Kata benda yang telah ditentukan sebagai konsep akan diberi label dan digunakan sebagai verteks untuk membuat graf berarah sesuai dengan hubungan antarverteks yang terjadi pada setiap kalimat berdasarkan metode knowledge graph.

4. Analisis Graf

Pada tahap ini akan dilakukan suatu analisis pada setiap teks dengan membandingkan keseluruhan graf yang terbentuk pada setiap kalimat dan

mempertimbangkan hubungan yang terjadi antarverteks yang ada untuk menentukan keterkaitan antargraf.

5. Menentukan Aturan

Pada tahap ini akan ditentukan aturan yang digunakan untuk meringkas sebuah teks berbahasa Indonesia. Setiap langkah dalam aturan dibuat berdasarkan hasil penelitian pada tiga teks awal.

6. Pengujian Aturan

Selanjutnya aturan yang telah ditentukan harus diuji pada teks lainnya untuk menentukan kelayakan dari aturan yang ada.

IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen

Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen

berbahasa Indonesia diperoleh 3 dokumen dengan tema ketahanan pangan yang dipilih sebagai bahan dalam penelitian. Dokumen tersebut diperoleh dari berbagai media elektronik (internet). Ketiga dokumen tersebut yaitu: 1. Teks A: “Solidaritas Nasional Ketahanan

Pangan” oleh: Martaja (www.gizi.net/cgi-bin/berita).

2. Teks B: “Politik Ketahanan Pangan Indonesia 1950-2005” oleh: Jonatan Lassa (id.shvoong.com/humanities/).

3. Teks C: “Mencermati Kebijakan Ketahanan Pangan” oleh: Gutomo Bayu Aji (jawabali.com/blog/). Teks dapat dilihat dalam Lampiran 1, 2,

dan 3.

4.2 Penentuan Kata Benda sebagai Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian

ini berupa kata benda. Kata benda yang digunakan diambil dari setiap kalimat dengan mempertimbangkan makna kata dari struktur kalimat yang terbentuk. Kata benda seperti kata ganti orang (contoh: kami, mereka, saya), dan nama orang (contoh: Andi, Rika, Tuti) tidak akan dipakai sebagai konsep. Jika terdapat kata ganti orang atau nama orang,

maka akan dilihat jabatan atau makna dari kata tersebut. Kata benda yang terdapat dalam kalimat langsung, dan berada di dalam tanda kurung ((…)) dan tanda petik (“..”) yang berarti penegasan atau informasi tambahan, tidak diperhitungkan.

Dari sudut bentuk kata, semua kata yang

mengandung morfem terikat (imbuhan) ke-an, per-an, pe-, -an, misalnya perumahan, perbuatan, kecantikan, pelari, dan jembatan dicalonkan sebagai kata benda (Keraf 1991), sehingga kata yang memiliki morfem tersebut akan digunakan sebagai kata benda.

Setiap kata benda dalam setiap dokumen dihitung kemunculannya, kemudian kata benda yang telah didapat akan dikelompokkan berdasarkan kesamaan makna kata atau sinonim, dan juga berdasarkan bentuk kata umumnya. Pengelompokan kata benda berdasarkan sinonim dilakukan secara subjektif, karena mempertimbangkan makna kata dalam bahasa Indonesia (yang dapat diperluas atau dipersempit) dalam kalimat.

Setelah dikelompokkan, kata benda diurutkan berdasarkan jumlah kemunculannya. Proses penghitungan dan pengelompokan ini dilakukan pada setiap dokumen, dan didapatkan data sebagai berikut:

Page 2: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  7

Tabel 1 Daftar pengelompokan kata benda dan jumlah kemunculannya pada Teks A

Kata Total Kata Total Kata Total

pangan, beras, gabah 41 jasa 2 konsumen 1 ketahanan 20 keamanan 2 konteks 1 masyarakat, keluarga, penduduk, rumah tangga 18 kecukupan 2 lembaga swadaya

masyarakat 1

pemerintah, birokrat, legislatif 9 kesejahteraan 2 luar 1 harga 7 kesinambungan 2 manusia 1 jumlah, kuantitas, kebanyakan, rata-rata, tiga, Rp 100.000; 7 konsep, model 2 martabat 1

petani, kelompok tani 7 konsumsi 2 parameter 1 barang, stok, materi, unsur, komponen 6 lembaga penelitian,

perguruan tinggi 2 partisipasi 1

kebutuhan 6 lumbung desa 2 pemanfaatan 1 kemiskinan 6 masalah, kasus 2 pemasar 1 ketersediaan 6 optimalisasi, pemantapan 2 pembentukan 1 nasional 6 pembinaan, penyuluhan 2 pemenuhan 1 kenaikan, peningkatan 5 anggota 1 Pendekatan 1 sistem, subsistem 5 bantuan tunai langsung 1 pendidikan 1 tingkat 5 busung lapar 1 penetapan 1 akses, aksesibilitas 4 demplot 1 pengaruhnya 1 BBM, bahan bakar minyak 4 depan 1 pengelola 1 daerah, wilayah, sektor 4 distribusi 1 pengelolaan 1 gerakan, aktivitas 4 Indonesia 1 pengusaha 1 kebijakan 4 informasi 1 peran 1 kerawanan 4 jeritan 1 perbandingan 1 basis, dasar 3 kedaulatan 1 pihak-pihak 1 jangka waktu, masa/generasi, 1 Oktober 2005 3 kelaparan 1 potensi 1

kualitas, manfaat 3 kemandirian 1 produk 1 penanganan, penanggulangan 3 kemungkinan 1 produksi 1 pendapatan 3 kepedulian 1 produsen 1 perluasan, pengembangan 3 keragaman 1 solidaritas 1 pertanian 3 kerja sama 1 sumber daya 1 program 3 kesehatan 1 swasembada 1 cadangan 2 kesempatan 1 titik berat 1 desa, pedesaan 2 kesuksesan 1 tokoh 1 ekonomi 2 komitmen 1 tujuan 1 eksistensi 2 komunitas 1 World Bank 1 gizi 2 kondisi 1

Tabel 2 Daftar pengelompokan kata benda dan jumlah kemunculannya pada Teks B

Kata Total Kata Total Kata Total

beras, singkong, gandum, gula pasir, jagung, kedelai, makanan, pangan

77

era, jaman, masa ke masa, masa, 1952, 1967, 300 tahun, akhir 1980, tahun 1984, tahun ke tahun

14

Pemerintah, pemerintahan, presiden, Bulog, Badan Urusan Logistik

12

Indonesia, Kalimantan, Maluku, Nusantara, Papua, Timor

15 ketahanan 12 swasembada 12

Page 3: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  8

Tabel 2 Daftar pengelompokan kata benda dan jumlah kemunculannya pada Teks B (lanjutan)

Kata Total Kata Total Kata Totalharga 11 militer, TNI 2 konsumsi 1 tingkat, level 8 pejabat 2 kontrol 1 kebijakan 7 pembangunan 2 malnutrisi 1 keluarga, masyarakat, rakyat 5 penganekaragaman 2 management 1 nasional 5 PNS, pegawai negeri 2 menu 1 basis, dasar 4 politisasi 2 mitos 1 dua, 40%, 60% 4 revitalisasi 2 negara 1 kolonial 4 sumber 2 nilai tambah 1 pemenuhan, pencapaian, pengadaan 4 tujuan, target 2 Order Baru 1

perdagangan 4 alat politik 1 orientasi 1 perkotaan, kota 4 bagian integral 1 panitia 1 pertanian 4 Belanda 1 paradoks 1 akses 3 beras tekad 1 pasar 1 daerah, sektor 3 bulanan 1 pendapatan 1 kaum 3 buruh 1 penggunaan 1 ketergantungan, kebutuhan 3 contoh 1 pengontrol 1 komoditas 3 dampak 1 penguatan 1 petani 3 dilema 1 pengutamaan 1 produksi 3 diskriminasi 1 perberasan 1 soal, persoalan 3 distribusi 1 pola 1 upaya 3 dunia 1 politik 1

agribisnis 2 globalisasi 1 Project Applied Nutrition Program 1

bahan 2 gudang 1 provinsi 1 barometer, Indikator 2 hasil 1 pulau 1 domestik 2 ilustrasi 1 Repelita 3 dan 4 1 ekonomi 2 impor 1 sejarah 1 fakta, peristiwa 2 istri 1 slogan 1 faktor penentu, penyebab 2 kabupaten 1 stabilisasi 1 global 2 kampanye 1 tempat 1 investasi 2 kelahiran 1 tuduhan 1 kelaparan 2 kemiskinan 1 urbanisasi 1 Malaysia 2 kerangka 1 mekanisme, cara 2 ketersediaan 1

Tabel 3 Daftar pengelompokan kata benda dan jumlah kemunculannya pada Teks C

Kata Total Kata Total Kata Total

pangan, beras, padi 18 Pemerintah, Mentan, Menteri Pertanian, Presiden 13 nasional 8

pertanian, agraria 17 kekurangan, kelangkaan, krisis 9 modernisasi 6

lahan, lahan gambut, lahan kering

15

jumlah, rata-rata, kisaran, 0,3 hektare, 3,1 juta ha, sejuta hektare, 1.000 dolar AS per ton, 500 dolar AS per ton

8 program 6

Page 4: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  9

Tabel 3 Daftar pengelompokan kata benda dan jumlah kemunculannya pada Teks C (lanjutan)

Kata Total Kata Total Kata Totaldunia, internasioal 5 perubahan, reformasi 2 liberalisasi 1 Indonesia, Kalimantan, Palangkaraya, dalam negeri, negeri ini

5 petani 2 media cetak 1

ketahanan 5 pilihan 2 negara 1 produksi 5 political will 2 nonliberal 1 waktu, 1980-an, akhir 1960-an, akhir tahun, awal 1970-an 5 artikel 1 obat 1

daerah, sektor 4 AS 1 pembangunan 1 desa-desa, perdesaan 4 berita 1 pembukaan 1 harga 4 bidang 1 peningkatan 1 pemanfaatan, penggunaan 4 Bimas 1 perkebunan 1 perluasan 4 diferensiasi 1 persepsi 1 situasi 4 gelombang 1 perusahaan 1 bencana alam, banjir, kekeringan 3 global 1 pidato 1 bibit, bibit hibrida, bibit unggul 3 hasil 1 potensi 1 ide 3 iklim 1 proporsional 1 kelompok, kalangan 3 Inmas 1 proses 1 masyarakat, penduduk 3 intensifikasi 1 pupuk 1 respons, sikap 3 jalan 1 rasional 1 alih fungsi 2 kecukupan 1 rekayasa genetik 1 busung lapar 2 kehutanan 1 restrukturisasi 1 fasilitas 2 kejadian 1 revitalisasi 1 gizi buruk 2 kelaparan 1 silence tsunami 1 keberhasilan 2 kemungkinan 1 solusi 1 kebijakan, kearifan 2 ketimpangan 1 sosial 1 kecepatan, laju 2 keyakinan 1 stok 1 kegagalan 2 kombinasi 1 strategi 1 keterbatasan 2 konflik 1 swasembada 1 kredit 2 konteks 1 teknologi 1 optimalisasi 2 kunjungan 1 terobosan 1 penguasaan 2 level 1 tumpuan 1 persoalan 2 liberal 1 tuntutan 1

Terdapat beberapa kata dalam tabel yang bermakna kata sifat dalam kamus bahasa Indonesia, tetapi dipergunakan sebagai kata benda dalam penelitian ini. Seperti kata "nasional" dan "internasional" digunakan sebagai kata benda karena dalam beberapa struktur kalimat, kata tersebut berperan sebagai kata benda, jika dihilangkan maka akan menghilangkan beberapa makna kata yang menyertainya.

4.3 Penentuan Threshold Penentuan nilai threshold bertujuan

membatasi banyaknya konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Nilai threshold yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 4, namun nilai threshold ini dapat diubah sesuai dengan kebutuhan, karena semakin besar ukuran suatu dokumen maka akan terdapat kata benda yang jumlahnya lebih banyak, sehingga nilai pembatasannya akan semakin besar. Dengan demikian untuk penelitian selanjutnya akan digunakan konsep-konsep (kata benda) yang memiliki total kemunculan dalam dokumen lebih besar atau sama dengan 4.

Page 5: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  10

Konsep-konsep yang memenuhi threshold tersebut akan diberi label dan digunakan sebagai verteks, sehingga didiapat urutan kata benda pada setiap dokumen yang akan digunakan sebagai konsep pada penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 4 Verteks pada Teks A

Label Kata benda Total

v1 pangan, beras, gabah 41 v2 ketahanan 20

v3 masyarakat, keluarga, penduduk, rumah tangga 18

v4 pemerintah, birokrat, legislatif 9 v5 harga 7

v6 jumlah, kuantitas, kebanyakan, rata-rata, tiga, Rp 100.000; 7

v7 petani, kelompok tani 7

v8 barang, stok, materi, unsur, komponen 6

v9 kebutuhan 6 v10 kemiskinan 6 v11 ketersediaan 6 v12 nasional 6 v13 kenaikan, peningkatan 5 v14 sistem, subsistem 5 v15 tingkat 5 v16 akses, aksesibilitas 4 v17 BBM, bahan bakar minyak 4 v18 daerah, wilayah, sektor 4 v19 gerakan, aktivitas 4 v20 kebijakan 4 v21 kerawanan 4

Tabel 5 Verteks pada Teks B

Label Kata benda Total

v1 beras, singkong, gandum, gula pasir, jagung, kedelai, makanan, pangan

77

v2 Indonesia, Kalimantan, Maluku, Nusantara, Papua, Timor 15

v3 era, jaman, masa ke masa, masa, 1952, 1967, 300 tahun, akhir 1980, tahun 1984, tahun ke tahun

14

v4 ketahanan 12

v5 Pemerintah, pemerintahan, presiden, Bulog, Badan Urusan Logistik

12

v6 swasembada 12 v7 harga 11 v8 tingkat, level 8 v9 kebijakan 7

Tabel 5 Verteks pada Teks B (lanjutan)

Label Kata benda Totalv10 keluarga, masyarakat, rakyat 5 v11 nasional 5 v12 basis, dasar 4 v13 dua, 40%, 60% 4 v14 kolonial 4

v15 pemenuhan, pencapaian, pengadaan 4

v16 perdagangan 4 v17 perkotaan, kota 4 v18 pertanian 4

Tabel 6 Verteks pada Teks C

Label Kata benda Jumlahv1 pangan, beras, padi 18 v2 pertanian 16

v3 lahan, lahan gambut, lahan kering 15

v4 Pemerintah, Mentan, Menteri Pertanian, Presiden 13

v5 kekurangan, kelangkaan, krisis 9

v6

jumlah, rata-rata, kisaran, 0,3 hektare, 3,1 juta ha, sejuta hektare, 1.000 dolar AS per ton, 500 dolar AS per ton

8

v7 nasional 8 v8 modernisasi 6 v9 program 6

v10 dunia, internasioal 5

v11 Indonesia, Kalimantan, Palangkaraya, dalam negeri, negeri ini

5

v12 ketahanan 5 v13 produksi 5

v14 waktu, 1980-an, akhir 1960-an, akhir tahun, awal 1970-an 5

v15 daerah, sektor 4 v16 desa-desa, perdesaan 4 v17 harga 4 v18 pemanfaatan, penggunaan 4 v19 perluasan 4 v20 situasi 4

Page 6: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  11

4.4 Pembuatan Graf Dengan menggunakan verteks-verteks

yang telah ditentukan sebelumnya, akan dibentuk graf pada setiap kalimat dari setiap teks. Graf yang dibentuk merupakan graf yang bersifat subjektif. Setiap individu mungkin akan menghasilkan graf yang tidak sama bergantung pada alasan masing-masing.

Untuk mempermudah pembuatan graf akan dilakukan sedikit perubahan dalam penulisan relasi ALI dan verteks yang digunakan. Untuk contoh, relasi ALI dan verteks pada penelitian selanjutnya akan ditulis sebagai berikut:

Gambar 13 Penulisan relasi ALI dan verteks dalam penelitian.

Graf akan dibuat pada setiap kalimat dari

setiap dokumen. Pertama-tama akan dibuat word graph dari setiap kata benda dalam kalimat berdasarkan frasa kata benda, dan pemotongan dengan chunk indicator. Kemudian word graph yang terbentuk akan dicocokkan dengan verteks yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam pembentukan graf akan dipertimbangkan hubungan antarkalimat, serta kata penghubung yang ada pada setiap kalimat.

Teks A Kalimat pertama: “Ketahanan pangan

menunjukkan eksistensinya, jika setiap rumah tangga selalu dapat mengakses, secara fisik maupun ekonomi, memperoleh pangan yang cukup aman dan sehat bagi seluruh anggotanya (FAO, 1996).”

Berdasarkan chunk indikator diperoleh

pemotongan kalimat sebagai berikut: “Ketahanan pangan menunjukkan eksistensinya, |1 jika |2 setiap rumah tangga |5 selalu dapat |3 mengakses, |1 secara fisik |5 maupun |2 ekonomi, |1 memperoleh pangan yang cukup aman |5 dan |2 sehat |5 bagi |4 seluruh anggotanya |5 (FAO, 1996). |1”

Dari kalimat tersebut diperoleh frasa kata benda sebagai berikut:

a: ketahanan pangan b: eksistensinya

c: rumah tangga d: pangan yang cukup aman dan sehat e: anggotanya Kata "fisik" dan "ekonomi" dalam kalimat

pertama tidak dimasukkan sebagai kata benda karena dalam struktur kalimatnya, kedua kata tersebut berfungsi sebagai kata sifat. Kalimat “secara fisik maupun ekonomi” menunjukkan keterangan sifat, sehingga dapat dihilangkan.

Jika frasa kata benda digambarkan dalam

graf, diperoleh: a: ketahanan pangan Penjelasan: Terdapat dua kata benda yaitu “ketahanan”

dan “pangan”. Kata “ketahanan” merupakan sifat atau keterangan bagi kata “pangan”, sehingga kata “ketahanan pangan” bermakna “kekuatan atau kemampuan untuk memperoleh pangan”. Hubungan yang tepat bagi dua kata tersebut adalah PAR, “ketahanan PAR pangan”.

Gambar 14 Word graph untuk a kalimat pertama pada Teks A.

b: eksistensinya Penjelasan: Hanya terdapat sebuah kata benda

“eksistensi” pada frasa ini, sememtara imbuhan “-nya” menunjukkan hubungan dengan kata sebelumnya, sehingga dapat digambarkan word graph sebagai berikut:

Gambar 15 Word graph untuk b kalimat pertama pada Teks A.

c: rumah tangga Penjelasan: Kata “rumah tangga” adalah kata benda

yang tersusun dari 2 buah kata. Kata “rumah tangga” memiliki makna berbeda dari kata “rumah” dan “tangga”, sehingga dapat digambarkan menjadi satu kata benda dengan word graph sebagai berikut:

Page 7: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  12

Gambar 16 Word graph untuk c kalimat pertama pada Teks A.

d: pangan yang cukup aman dan sehat Penjelasan: Kata “aman” dan “sehat” merupakan kata

sifat yang mengiringi kata “pangan”, sehingga hanya ada satu kata benda dalam frasa ini.

Gambar 17 Word graph untuk d kalimat pertama pada Teks A.

e: anggotanya Penjelasan: Terdapat kata “anggota” dengan imbuhan

“-nya” yang mengacu pada kata “rumah tangga”. Kata “anggota” merupakan sifat atau keterangan bagi kata “rumah tangga”, sehingga kata “anggota rumah tangga” bermakna “bagian dari rumah tangga”. Hubungan yang tepat bagi dua kata tersebut adalah PAR, “anggota PAR rumah tangga”.

Gambar 18 Word graph untuk e kalimat pertama pada Teks A.

Dengan demikian kalimat tersebut dapat

ditulis: “a menunjukkan b, |1 jika |2 setiap c |5 dapat |3 mengakses, |1 memperoleh d bagi |4 e. |1”

Penjelasan: Jika c dapat mengakses d bagi e, maka a

menunjukkan b. Artinya, jika rumah tangga dapat mengakses pangan bagi anggotanya, maka ketahanan pangan menunjukkan eksistensinya. Dengan demikian dapat dibuat word graph sebagai berikut:

Gambar 19 Word graph kata benda kalimat pertama pada Teks A.

Kata benda dalam word graph tersebut

akan dicocokkan dengan verteks yang telah ditentukan. Kata “eksistensi” dan “anggota” tidak termasuk dalam verteks yang digunakan pada Teks A, dan diperoleh:

Gambar 20 Word graph verteks kalimat pertama pada Teks A.

Untuk kalimat selanjutnya graf diperoleh

dengan cara yang sama seperti kalimat pertama.

Kalimat ke-2: “Artinya, |1 titik berat

kondisi ketahanan pangan terletak pada tingkat rumah tangga. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Page 8: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  13

Gambar 21 Word graph kalimat ke-2 Teks A.

Kata “artinya” dalam kalimat ini berfungsi sebagai kata penghubung antarkalimat. Jika kata tersebut dihilangkan maka kalimat utama tidak kehilangan maknanya.

Kalimat ke-3: “Ketahanan pangan ini |5

harus |3 mencakup aksesibilitas, |1 ketersediaan, |1 keamanan |5 dan |2 kesinambungan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 22 Word graph kalimat ke-3 Teks A.

Kalimat ke-4: “Aksesibilitas |5 di sini |4

artinya |5 setiap rumah tangga |5 mampu |3 memenuhi kecukupan pangan keluarga |5 dengan |4 gizi yang sehat. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 23 Word graph kalimat ke-4 Teks A.

Kata “artinya” dalam kalimat ini bermakna “adalah” sehingga kata tersebut digunakan sebagai kata penghubung yang menyatakan relasi EQU.

Kalimat ke-5: “Ketersediaan pangan |5

adalah rata-rata pangan dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan konsumsi |5 di |4 tingkat wilayah |5 dan |2 rumah tangga. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 24 Word graph kalimat ke-5 Teks A.

Kata “rata-rata” dimasukkan dalam kata benda karena dalam struktur kalimatnya kata tersebut menyertai kata lain “rata-rata pangan”, sehingga “rata-rata” bermakna "jumlah” atau “ukuran”.

Kalimat ke-6: “Sedangkan |2 keamanan

pangan |5 dititikberatkan pada kualitas pangan |5 yang memenuhi kebutuhan gizi. |1”

Page 9: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  14

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 25 Word graph kalimat ke-6 Teks A.

Kalimat ke-7: “Kesinambungan dalam

konteks ini |5 bukan hanya untuk |4 memenuhi kecukupan pangan dalam jangka waktu tertentu, |1 bahkan dirancang |5 untuk |4 masa/ |1 generasi mendatang, |1 lebih-lebih akibat kenaikan harga bahan bakar minyak |5 (BBM) 1 Oktober 2005 |5 maka |2 penanggulangan kemiskinan |5 akan |2 berkepanjangan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 26 Word graph kalimat ke-7 Teks A.

Kalimat ke-8: “Ketahanan pangan

merupakan basis ketahanan ekonomi |5 dan |2 ketahanan nasional |5 secara berkesinambungan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 27 Word graph kalimat ke-8 Teks A.

Kalimat ke-9: “Manakala pemenuhan

kebutuhan pangan |5 harus |3 berkesinambungan, |1 maka |2 berbagai aktivitas pertanian |5 harus |3 tetap berjalan |5 sebagaimana |2 mestinya. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 28 Word graph kalimat ke-9 Teks A.

Kalimat ke-10: “Untuk |4 memenuhi

kebutuhan pangan ini |5 perlu |3 adanya sistem ketahanan pangan yang handal, |1 yang bertumpu pada optimalisasi pemanfaatan potensi keragaman sumber daya pangan lokal. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Page 10: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  15

Gambar 29 Word graph kalimat ke-10 Teks

A.

Kalimat ke-11: “Untuk |4 mencapai ketahanan ekonomi |5 dan |2 pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, |1 perlu |3 pangan yang cukup |5 bagi |4 setiap rumah tangga. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 30 Word graph kalimat ke-11 Teks

A.

Kalimat ke-12: “Guna |2 mewujudkan ketahanan pangan |5 perlu |3 memperhatikan tiga subsistem yang saling terkait, |1 yaitu |2 subsistem produksi |5 (produsen/petani sebagai pelaku), |1 subsistem konsumsi |5 (konsumen sebagai pelaku) |5 dan |2 subsistem distribusi |5 (distributor dan pedagang) . |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 31 Word graph kalimat ke-12 Teks A.

Kalimat ke-13: “Ketersediaan merupakan

salah satu unsur penting dalam konsep ketahanan pangan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 32 Word graph kalimat ke-13 Teks A.

Kalimat ke-14: “Tetapi |2 bukan berarti |5

bahwa |2 itu telah menjamin terwujudnya ketahanan pangan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Page 11: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  16

Gambar 33 Word graph kalimat ke-14 Teks

A.

Kalimat ke-15: “Kalau pun |2 stok nasional cukup, |1 hal itu tidak menutup kemungkinan merebaknya kasus busung lapar, |1 karena |2 kemiskinan |5 juga dapat |3 membatasi akses mereka mendapatkan pangan yang dibutuhkan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 34 Word graph kalimat ke-15 Teks A.

Kata “hal itu” dalam kalimat ke-15

mengacu pada kata sebelumnya, yakni “stok nasional” sehingga kata “hal itu” dapat dihilangkan. Kata “mereka” dalam kalimat dapat diartikan sebagai “masyarakat”.

Kalimat ke-16: “Parameter kemiskinan |5 dari |4 World Bank |5 berdasarkan pada perbandingan tingkat pendapatan penduduk/ |1 rumah tangga |5 dengan |4 tingkat pendapatan yang diperlukan |5 untuk |4 memenuhi kebutuhan minimum. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 35 Word graph kalimat ke-16 Teks A.

Kalimat ke-17: “Hanya saja, |1 kemiskinan

bukan hanya melibatkan kesejahteraan materi, |1 tetapi |2 mencakup perluasan akses |5 dan |2 kesempatan |5 untuk |4 memenuhi kebutuhan dasar |5 seperti |2 pangan, |1 kesehatan, |1 dan pendidikan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 36 Word graph kalimat ke-17 Teks A.

Page 12: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  17

Kalimat ke-18: “Melambungnya harga BBM |5 mengakibatkan jumlah keluarga miskin membengkak secara drastis. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 37 Word graph kalimat ke-18 Teks A.

Kalimat ke-19: “Makanya, |1 komitmen

yang kuat |5 dari |4 pemerintah amat diperlukan, |1 yakni |2 dengan |4 memprioritaskan program peningkatan ketahanan pangan |5 yang terintegrasi |5 dengan |4 program peningkatan pendapatan |5 dan |2 penanggulangan kemiskinan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 38 Word graph kalimat ke-19 Teks A.

Kalimat ke-20: “Ini tidak cukup |5 dengan

|4 partisipasi petani |5 atau |2 kelompok tani, |1 tetapi |2 juga |5 harus |3 melibatkan pengusaha,

|1 lembaga swadaya masyarakat, |1 lembaga penelitian |5 dan |2 perguruan tinggi. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 39 Word graph kalimat ke-20 Teks A.

Kata “ini” dalam kalimat ke-20 mengacu

pada kata “komitmen” yang berada pada kalimat sebelumnya.

Kalimat ke-21: “Kini pemerintah |5 perlu |3

merekonstruksi kebijakan pangan |5 dari |4 swasembada |5 ke |4 ketahanan pangan |5 dengan |4 memperhatikan ketersediaan kuantitas |5 dan |2 kualitas pangan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 40 Word graph kalimat ke-21 Teks

A.

Kalimat ke-22: “Selain itu, |1 kemandirian |5 dan |2 kedaulatan pangan |5 hendaknya |3 dikembangkan |5 dari |4 ketahanan pangan keluarga |5 ke |4 ketahanan pangan komunitas, |1 ketahanan pangan daerah, |1 dan nasional. |1”

Page 13: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  18

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 41 Word graph kalimat ke-22 Teks A.

Kalimat ke-23: “Artinya, |1 pengembangan

|5 dan |2 pemantapan ketahanan pangan baru |5 bisa |3 terwujud, |1 jika |2 terjalin kerja sama kolektif |5 dan |2 sinergis |5 di antara |4 pihak-pihak terkait. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 42 Word graph kalimat ke-23 Teks

A.

Kata “artinya” dalam kalimat ke-23 berfungsi sebagai penghubung antarkalimat. Jika kata tersebut dihilangkan maka kalimat utama tidak kehilangan maknanya.

Kalimat ke-24: “Khususnya masyarakat

produsen, |1 pengelola, |1 pemasar |5 dan |2 konsumen pangan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 43 Word graph kalimat ke-24 Teks A.

Kalimat ke-25: “Solidaritas nasional

ketahanan pangan ini |5 hendaknya |3 segera disosialisasikan |5 dan |2 digalakkan |5 mulai dari |4 birokrat, |1 legislatif |5 hingga |2 masyarakat luas. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 44 Word graph kalimat ke-25 Teks

A.

Kalimat ke-26: “Semua komponen tadi |5 harus |3 memiliki kepedulian tinggi |5 terhadap |4 masalah kemiskinan, |1 kerawanan pangan |5 dan |2 kelaparan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Page 14: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  19

Gambar 45 Word graph kalimat ke-26 Teks A.

Kalimat ke-27: “Gerakan nasional peduli

masyarakat miskin |5 dan |2 kerawanan pangan |5 di tengah |4 melonjaknya kenaikan harga barang |5 dan |2 jasa |5 pasca-kenaikan harga BBM ini |5 harus |3 menjadi gerakan bersama, |1 bukan hanya |5 sebagai |2 gerakan |5 dari |4 salah satu sektor. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 46 Word graph kalimat ke-27 Teks A.

Gambar 46 Word graph kalimat ke-27 Teks A (lanjutan).

Kalimat ke-28: “Kebanyakan petani |5 di |4

Indonesia |5 adalah bagian |5 dari |4 masyarakat miskin. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 47 Word graph kalimat ke-28 Teks

A.

Kalimat ke-29: “Sektor pertanian kian berat |5 untuk |4 mengangkat kesejahteraan |5 dan |2 martabat para petani. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 48 Word graph kalimat ke-29 Teks A.

Page 15: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  20

Kalimat ke-30: “Jeritan petani |5 terhadap |4 kebijakan pemerintah yang tidak populis |5 harus |3 diakomodasi. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 49 Word graph kalimat ke-30 Teks A.

Kalimat ke-31: “Hal ini tak |5 mungkin |2

dilakukan hanya |5 dengan |4 bantuan tunai langsung |5 Rp 100.000,- per bulan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 50 Word graph kalimat ke-31 Teks A.

Kata “hal ini” dalam kalimat ke-31

mengacu pada keseluruhan kalimat sebelumnya, sehingga tidak perlu menyertakan graf kalimat sebelumnya.

Kalimat ke-32: “Kebijakan yang tak

berpihak pada petani |5 selama ini |2 antara lain |5 penetapan harga dasar gabah |5 dan |2 beras |5

yang selalu dikendalikan pemerintah, |1 sementara harga barang |5 dan |2 jasa |5 di luar |4 produk pertanian tidak terkendalikan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 51 Word graph kalimat ke-32 Teks

A.

Kalimat ke-33: “Pemerintah |5 perlu |3 segera mengubah kebijakan yang merugikan petani tersebut. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 52 Word graph kalimat ke-33 Teks A.

Kalimat ke-34: “Jika tidak, |1 ke depan |4

kerawanan pangan |5 akan |2 tetap sulit teratasi. |1.”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 53 Word graph kalimat ke-34 Teks A.

Page 16: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  21

Kalimat ke-35: “Pemerintah |5 perlu |3

menumbuhkembangkan lumbung desa |5 dengan |4 penanganan secara profesional, |1 karena |2 eksistensinya |5 di |4 tingkat desa |5 dan |2 rumah tangga |5 mampu |3 mewujudkan ketahanan pangan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 54 Word graph kalimat ke-35 Teks

A.

Kalimat ke-36: “Hal ini mendesak dilakukan menghadapi kerawanan pangan pasca-kenaikan harga BBM. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 55 Word graph kalimat ke-36 Teks

A.

Kata “hal ini” dalam kalimat ke-36 mengacu pada kalimat sebelumnya, yakni pada kata “lumbung desa”.

Kalimat ke-37: “Pengelolaan lumbung desa sangat bermanfaat |5 sebagai |2 cadangan pangan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 56 Word graph kalimat ke-37 Teks A.

Kalimat ke-38: “Sebaiknya pemerintah

aktif melakukan penyuluhan |5 dan |2 pembinaan, |1 serta |2 memberikan informasi terlebih dulu |5 agar |2 masyarakat |5 bisa |3 mengetahui manfaat |5 dan |2 tujuannya secara jelas |5 dan |2 pasti. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 57 Word graph kalimat ke-38 Teks A.

Kalimat ke-39: “Peran aktif masyarakat

pedesaan dalam mengembangkan cadangan pangan |5 akan |4 mendukung mantapnya ketersediaan |5 dan |2 ketahanan pangan nasional. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Page 17: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  22

Gambar 58 Word graph kalimat ke-39 Teks

A.

Kalimat ke-40: “Biasanya kesuksesan suatu program yang dicanangkan disertai demplot|5 (demonstrasi plot) |1 dengan |4 mengikutsertakan tokoh masyarakat |5 di |4 sekitarnya. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 59 Word graph kalimat ke-40 Teks

A.

Kalimat ke-41: “Pendekatan model ini cukup ampuh |5 dan |2 besar pengaruhnya |5 di |4 masyarakat. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 60 Word graph kalimat ke-41 Teks A.

Teks B Kalimat pertama: “Bahwa |2 swasembada

beras identik |5 dengan |4 ketahanan pangan |5

sudah sangat lama terjadi |5 di |4 Indonesia. |1” Berdasarkan kata benda yang terdapat

dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 61 Word graph kalimat pertama Teks B.

Kalimat ke-2: “Ini |5 seperti |2 mitos yang

direproduksi ulang |5 dari |4 masa |5 ke |4 masa. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 62 Word graph kalimat ke-2 Teks B.

Kata “ini” dalam kalimat ke-2 mengacu pada kalimat sebelumnya, yakni “swasembada beras”, sehingga kata tersebut dapat digantikan.

Kalimat ke-3: “Ketersediaan beras |5 di |4

gudang Bulog |5 kerap dijadikan basis ketahanan pangan |5 di |4 level provinsi |5 maupun |2 kabupaten. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Page 18: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  23

Gambar 63 Word graph kalimat ke-3 Teks B.

Kalimat ke-4: “Hal ini mengindikasikan

pengutamaan beras |5 sebagai |2 indikator ekonomi nasional. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 64 Word graph kalimat ke-4 Teks B.

Kata “hal ini” dalam kalimat ke-4

mengacu pada kalimat sebelumnya, yakni “ketersediaan beras”.

Kalimat ke-5: “Beras telah menjadi

sumber pangan dominan |5 di |4 Indonesia. |1” Berdasarkan kata benda yang terdapat

dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 65 Word graph kalimat ke-5 Teks B.

Kalimat ke-6: “Tingginya ketergantungan pada beras |5 di |4 daerah |5 seperti |2 Timor, |1 Maluku, |1 Papua, |1 dan |2 Kalimantan telah terjadi |5 sejak |2 jaman kolonial memberlakukan perdagangan antarpulau |5 di |4 Nusantara. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 66 Word graph kalimat ke-6 Teks B.

Kalimat ke-7: “Politisasi beras masa Suharto dibangun pada pola yang sudah terbawa |5 sejak |2 masa kolonial. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 67 Word graph kalimat ke-7 Teks B.

Page 19: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  24

Gambar 67 Word graph kalimat ke-7 Teks B (lanjutan).

Kata “Suharto” yang dimaksud dalam

kalimat ini adalah Presiden RI, sehingga kata tersebut dapat digantikan oleh kata jabatannya, yaitu “presiden”.

Kalimat ke-8: “Karenanya, |2 menuduh Suharto |5 sebagai |2 biang politisasi beras |5 dan |2 penyebab diskriminasi pangan lokal |5

adalah tuduhan yang tidak sepenuhnya benar |5 (Reid 1984 di dalam Lassa, 2005) . |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 68 Word graph kalimat ke-8 Teks B.

Kata “Suharto” yang dimaksud dalam

kalimat ini adalah Presiden RI, sehingga kata tersebut dapat digantikan oleh kata jabatannya, yaitu “presiden”.

Kalimat ke-9: “Lassa |5 (2005) , |1

mengutip |5 dari |4 berbagai sumber, |1 menyebutkan |5 bahwa |2 kebijakan harga beras telah menjadi basis kebijakan pangan |5 dan |2 beras |5 lebih dari |4 300 tahun, |1 sejak |2 masa kolonial. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 69 Word graph kalimat ke-9 Teks B.

Kalimat ke-10: “Pemerintah Kolonial

Belanda menginginkan harga buruh yang murah |5 bagi |4 investasi pertaniannya |5 di |4 Nusantara. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 70 Word graph kalimat ke-10 Teks B.

Kalimat ke-11: “Karena |2 beras sangat

penting |5 bagi |4 konsumsi keluarga, |1 maka |2 harga dasar pangan utama tersebut selalu ditekan rendah. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Page 20: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  25

Gambar 71 Word graph kalimat ke-11 Teks B.

Kalimat ke-12: “Kebijakan yang sama |5 di

|4 era presiden Sukarno dilandasi |5 oleh |4 motivasi dukungan politik, |1 sementara |2 di |4

era pemerintahan Suharto |5 beras dibaptis menjadi barometer ekonomi pembangunan , |1sekaligus |5 sebagai |2 alat politik. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 72 Word graph kalimat ke-12 Teks B.

Kata “Sukarno” dalam kalimat tidak diganti dengan “presiden” karena keberadaannya dalam kalimat sudah disertai kata “presiden”, sehingga kata “presiden” yang dipilih sebagai kata utama, sementara “Sukarno” hanya menyertai kata “presiden”.

Kalimat ke-13: “Fakta sejarah

menunjukkan |5 bahwa |2 kebijakan pangan Indonesia |5 sejak |2 1952 |5 sampai |2 sekarang selalu dalam kerangka |5 untuk |4 mencapai swasembada beras |5 di |4 tingkat nasional. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 73 Word graph kalimat ke-13 Teks B.

Kalimat ke-14: “Ketika |2 penggunaan

beras |5 oleh |4 sebagian besar masyarakat |5 mulai |4 dianggap memberatkan pemerintah, |1 maka |2 pemerintah |5 (1969) |1

mempopulerkan slogan |5 pangan bukan hanya beras |5 lewat |4 Project Applied Nutrition Program. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Page 21: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  26

Gambar 74 Word graph kalimat ke-14 Teks B.

Kalimat ke-15: “Tujuannya, |1 memenuhi

kebutuhan pangan masyarakat |5 dengan |4 memanfaatkan bahan pangan lokal |5 sehingga |2 tidak terjadi kelaparan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 75 Word graph kalimat ke-15 Teks B.

Kalimat ke-16: “Pada saat yang sama, |1

pemerintah juga mengenalkan beras tekad |5

yang dibuat |5 dari |4 bahan pangan singkong, |1 sebagai |2 pengganti beras. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 76 Word graph kalimat ke-16 Teks B.

Kalimat ke-17: “Di |4 tingkat nasional |5

dibentuk panitia penganekaragaman menu makanan rakyat, |1 dan |2 pejabat pemerintah melakukan kampanye makan pangan nonberas |5 oleh |4 para pejabat |5 maupun |2 sang istri |5

yang sayang sekali tidak menyentuh masyarakat luas. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 77 Word graph kalimat ke-17 Teks

B.

Kalimat ke-18: “Tetapi, |2 upaya penganekaragaman yang dilakukan pemerintah |5 tampak paradoks |5 karena |2 di saat |4 yang sama semua pegawai negeri, |1 termasuk TNI, |1 mendapat jatah beras. |1”

Page 22: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  27

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 78 Word graph kalimat ke-18 Teks B.

Kalimat ke-19: “Kelahiran Badan Urusan

Logistik |5 (Bulog) |1 tahun 1967, |1 sejak |2 awal diproyeksikan |5 untuk |4 menjaga ketahanan pangan Indonesia |5 melalui |4 dua mekanisme: |1 stabilisasi harga beras |5 dan |2 pengadaan bulanan |5 untuk |4 PNS |5 dan |2 militer. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 79 Word graph kalimat ke-19 Teks

B.

Kalimat ke-20: “Bulog berfungsi |5 sebagai |2 pengontrol harga beras |5 dengan cara |4

mematok harga beras domestik secara signifikan lebih tinggi |5 dari |4 harga beras dunia. |”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 80 Word graph kalimat ke-20 Teks B.

Kalimat ke-21: “Pada akhir 1980, |1 Bulog

tetap ditugasi |5 untuk |4 memerankan kontrol pasar perberasan Indonesia |5 tetapi |2 sedikit diperluas |5 untuk |4 menangani komoditas pangan lain |5 seperti |2 gula pasir, |1 gandum, |1 jagung, |1 kedelai |5 dan |2 sejumlah komoditas lainnya. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 81 Word graph kalimat ke-21 Teks

B.

Page 23: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  28

Kalimat ke-22: “Order Baru sempat mengganti orientasi kebijakan pangan |5 dari |4 swasembada beras |5 ke |4 swasembada pangan secara umum pada Repelita 3 |5 dan |2 4 (1979 – 1989) . |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 82 Word graph kalimat ke-22 Teks B.

Kata “Repelita 3 dan 4” memiliki kata

numerik yang tidak dipilih sebagai kata benda, karena “3” dan “4” hanya menjadi keterangan bagi “Repelita”.

Kalimat ke-23: “Hasilnya sempat

dirasakan pada tahun 1984 |5 di mana |4 Indonesia mencapai level swasembada pangan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 83 Word graph kalimat ke-23 Teks B.

Kalimat ke-24: “Akan tetapi, |1 pencapaian swasembada pangan tahun 1984 ini |5 tidak mampu |3 dijaga secara berkelanjutan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 84 Word graph kalimat ke-24 Teks

B.

Kalimat ke-25: “Kebijakan revitalisasi pertanian yang dilakukan |5 oleh |4 presiden Susilo Bambang Yudoyono |5 (SBY) |1

berupaya mencapai swasembada beras |5 maupun |2 pangan alternatif nonberas |5 seperti |2 jagung, |1 singkong. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 85 Word graph kalimat ke-25 Teks B.

Kalimat ke-26: “Pembangunan sektor

agribisnis juga dilakukan dalam revitalisasi pertanian, |1 untuk |4 terciptanya nilai tambah komoditas agribisnis |5 demi |2 pendapatan |5 dan |2 akses |5 atas |4 pangan yang lebih baik. |1”

Page 24: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  29

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 86 Word graph kalimat ke-26 Teks B.

Kalimat ke-27: “Akan tetapi, |1 upaya

mencapai swasembada pangan tersebut |5 tidak disertai |5 oleh |4 upaya penguatan ketahanan pangan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 87 Word graph kalimat ke-27 Teks B.

Kalimat ke-28: “Peristiwa kelaparan |5

dan |2 malnutrisi |5 di |4 berbagai tempat |5 di |4 Indonesia menunjukkan hal ini. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 88 Word graph kalimat ke-28 Teks

B.

Kata “hal ini” dalam kalimat ke-28 mengacu pada kalimat sebelumnya, yakni “upaya penguatan ketahanan pangan”.

Kalimat ke-29: “Produksi pangan |5

sebagaimana |2 yang menjadi target |5 dari |4 swasembada pangan |5 hanya salah satu |5 dari |4 faktor penentu |5 dari |4 ketahanan pangan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 89 Word graph kalimat ke-29 Teks B.

Kata “salah satu” dalam kalimat ke-29

bermakna penegasan bukan sebagai ukuran, sehingga tidak dihitung sebagai kata benda.

Kalimat ke-30: “Ketahanan pangan bukan

persoalan produksi semata |5 tetapi juga |2

pada soal management investasi pada sektor-sektor nonpangan |5 dan |2 nonpertanian |5 sebagai |2 bagian integral |5 dari |4 pencapaian ketahanan pangan. |1”

Page 25: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  30

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 90 Word graph kalimat ke-30 Teks

B.

Kalimat ke-31: “Oleh karenanya, |1 swasembada tingkat nasional |5 tidak serta |2 merta menjawab persoalan distribusi pangan |5 dan |2 akses |5 atas |4 pangan secara adil |5 dan |2 merata. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 91 Word graph kalimat ke-31 Teks

B.

Kalimat ke-32: “Terkait |5 dengan |4 globalisasi perdagangan, |1 beberapa negara mengubah kebijakan ketahanan pangannya. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 92 Word graph kalimat ke-32 Teks B.

Kalimat ke-33: “Sebagai |2 contoh, |1

Malaysia mendefinisikan ulang ketahanan pangannya |5 sebagai |2 swasembada 60% pangan nasional |5 dan |2 40% sisanya didapatkan |5 dari |4 impor pangan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 93 Word graph kalimat ke-33 Teks B.

Kalimat ke-34: “Malaysia kini memiliki

tingkat ketahanan pangan yang kokoh. |1”

Page 26: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  31

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 94 Word graph kalimat ke-34 Teks B.

Kalimat ke-35: “Ini memberikan ilustrasi

yang jelas |5 bahwa |2 ketahanan pangan |5 dan |2 swasembada |5 adalah dua hal yang berbeda. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 95 Word graph kalimat ke-35 Teks B.

Kata “ini” dalam kalimat ke-35 mengacu

pada kalimat sebelumnya, yakni “ketahanan pangan”.

Kalimat ke-36: “Tingginya tingkat

urbanisasi menyebabkan naiknya tingkat kemiskinan perkotaan, |1 yang sangat membutuhkan pangan murah. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 96 Word graph kalimat ke-36 Teks

B.

Kalimat ke-37: “Untuk |4 pemenuhan ketahanan pangan kota, |1 tidak mudah |5 bagi |4 Indonesia |5 untuk |4 mengabaikan perdagangan pangan global, |1 kecuali |2 ketergantungan pada produksi pangan domestik |5 bisa |3 menjamin harga pangan murah |5 bagi |4 kaum miskin kota. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 97 Word graph kalimat ke-37 Teks B.

Kalimat ke-38: “Tapi pada saat yang sama |5 harus |3 menghadapi cara bagaimana memproteksi petani kecil |5 dan |2 miskin |5 dari |4 dampak perdagangan pangan global. |1”

Page 27: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  32

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 98 Word graph kalimat ke-38 Teks

B.

Kalimat ke-39: “Dilema |5 bagi |4 Indonesia |5 adalah |5 bahwa |2 petani tidak banyak menikmati harga dasar pangan yang adil. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 99 Word graph kalimat ke-39 Teks

B.

Kalimat ke-40: “Sayangnya harga yang adil |5 bagi |4 petani |5 identik dengan |4 naiknya harga pangan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 100 Word graph kalimat ke-40 Teks

B.

Kalimat ke-41: “Sedangkan |2 kaum miskin kota, |1 yang semakin meningkat |5 dari |4 tahun |5 ke |4 tahun |5 justru membutuhkan pangan yang murah, |1 demi |2 akses yang lebih baik |5 bagi |4 kaum miskin. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 18 verteks pada Teks B, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 101 Word graph kalimat ke-41 Teks B.

Teks C Kalimat pertama: “Pemerintah tampaknya

belum menentukan respons strategis |5 atas situasi krisis pangan yang mengguncang dunia saat ini. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 102 Word graph kalimat pertama Teks C.

Kalimat ke-2: “Sebagaimana diketahui |2

harga pangan dunia khususnya beras melambung |5 di atas |4 1.000 dolar AS per ton. |1”

Page 28: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  33

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 103 Word graph kalimat ke-2 Teks C.

Kalimat ke-3: “Kalangan internasional

mengibaratkan krisis ini |5 sebagai |2 silence tsunami yang mengancam ketahanan pangan, |1 konflik, |1 dan |2 kelaparan hingga akhir tahun ini. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 104 Word graph kalimat ke-3 Teks C.

Kalimat ke-4: “Di |4 dalam negeri |5

walaupun |2 harga beras |5 masih bisa |3ditekan |5 pada |4 kisaran 500 dolar AS per ton, |1 gelombang krisis yang panjang |5 bisa |3 menyebabkan kelangkaan pangan dunia |5 dan |2 memengaruhi ketahanan pangan nasional kita. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan

20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 105 Word graph kalimat ke-4 Teks

C.

Kalimat ke-5: “Apalagi, |1 jika |2 produksi beras nasional |5 tidak bisa |3 dipertahankan |5 pada |4 level aman |5 akibat |2 laju alih fungsi lahan |5 dan |2 perubahan iklim global yang memicu bencana alam, |1 seperti |2 banjir |5 dan |2 kekeringan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 106 Word graph kalimat ke-5 Teks C.

Page 29: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  34

Kalimat ke-6: “Alih-alih menentukan sikap |5 dan |2 respons nasional |5 untuk |4 melindungi kelompok yang paling rentan |5 dari |4 kemungkinan jahatnya liberalisasi |5 di balik |4 situasi krisis pangan dunia ini, |1 persepsi antara Presiden |5 dan |2 Menteri Pertanian |5 belum sama. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 107 Word graph kalimat ke-6 Teks C.

Kalimat ke-7: “Sebagaimana |2 terlihat |5

pada |4 kunjungannya |5 ke |4 Palangkaraya |5

beberapa waktu lalu, |1 Presiden mengimbau |5 agar |2 masyarakat tidak gamang |5 karena |2 Indonesia memiliki potensi lahan |5 (yang luas) |1 yang bisa |3 digunakan |5 untuk |4 meningkatkan produksi. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 108 Word graph kalimat ke-7 Teks C.

Kalimat ke-8: “Sebelumnya, |1 Mentan

menulis artikel |5 di |4 sebuah media cetak nasional |5 yang merisaukan keterbatasan lahan pertanian kita |5 dan |2 kecepatan alih fungsinya saat ini yang mencapai 3,1 juta ha. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 109 Word graph kalimat ke-8 Teks C.

Page 30: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  35

Kalimat ke-9: “Atas persoalan keterbatasan lahan itu, |1 Mentan meyakini |5 bahwa |2 optimalisasi modernisasi pertanian, |1 bukan perluasan lahan, |1 yang akan menentukan ketahanan pangan nasional kita |5 ke |4 depan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 110 Word graph kalimat ke-9 Teks

C. Kalimat ke-10: “Pilihan optimalisasi

modernisasi pertanian |5 di |4 tengah situasi krisis |5 sebagaimana |2 yang diyakini |5 oleh |4 Mentan sekarang |5 juga menjadi pilihan rasional banyak negara |5 yang terutama dimotori |5 oleh |4 AS. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 111 Word graph kalimat ke-10 Teks

C.

Gambar 111 Word graph kalimat ke-10 Teks

C (lanjutan.

Kalimat ke-11: “Hal ini antara lain terlihat |5 dari |4 solusi baru yang ditawarkan |5 oleh |4 berbagai perusahaan rekayasa genetik |5

khususnya |5 di |4 bidang pangan |5 untuk |4 mengatasi situasi krisis sekarang ini |5 melalui penggunaan bibit hibrida. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 112 Word graph kalimat ke-11 Teks

C.

Kata “hal ini” dalam kalimat ke-11 mengacu pada kalimat sebelumnya, yakni “Pilihan optimalisasi modernisasi pertanian”, sehingga kata tersebut dapat digantikan.

Kalimat ke-12: “Keyakinan |5 seperti itu |2

bukannya belum pernah dijalankan |5 di |4 negeri ini. |1”

Pada kalimat ini tidak terbentuk graf, karena tidak ada kata benda yang sesuai dengan verteks yang telah ditentukan

Page 31: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  36

Kalimat ke-13: “Sejak |2 akhir 1960-an |5 sampai dengan |2 1980-an, |1 pemerintah telah |5 dengan |2 sangat gencar memperkenalkan program modernisasi pertanian |5 utamanya melalui penggunaan bibit unggul |5 yang kemudian |2 ditunjang |5 dengan |2 teknologi pertanian baru |5 dikemas |5 dalam |4 program Bimas |5 dan |2 Inmas. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 113 Word graph kalimat ke-13 Teks

C.

Kalimat ke-14: “Keberhasilan program ini mulai dirasakan |5 sejak |2 awal 1970-an |5

berupa peningkatan hasil produksi padi |5 yang berimbas |5 pada |4 pembangunan desa-desa. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 114 Word graph kalimat ke-14 Teks

C.

Gambar 114 Word graph kalimat ke-14 Teks C (lanjutan).

Kata “ini” dalam kalimat ke-14 hanya

sebagai penegasan, bila kata tersebut dihilangkan tidak menghilangkan makna kalimat utamanya.

Kalimat ke-15: “Namun, |1

keberhasilannya itu diikuti |5 dengan |2 kegagalan yang dirasakan hingga sekarang. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 115 Word graph kalimat ke-15 Teks C.

Kata “itu” dalam kalimat ke-15 hanya

sebagai penegasan, bila kata tersebut dihilangkan tidak menghilangkan makna kalimat utamanya.

Kalimat ke-16: “Sebagaimana |2 dijelaskan

|5 oleh |4 Frans Husken (1998) , |1 ketimpangan penguasaan lahan |5 dan |2 naiknya harga bibit, |1 pupuk, |1 obat, |1 dan |2 fasilitas kredit pertanian |5 akhirnya hanya menguntungkan petani kaya yang mampu. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Page 32: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  37

Gambar 116 Word graph kalimat ke-16 Teks C.

Kalimat ke-17: “Namun, |1 telah

merugikan petani kecil yang merupakan mayoritas. |1”

Pada kalimat ini tidak terbentuk graf, karena tidak ada kata benda yang sesuai dengan verteks yang telah ditentukan.

Kalimat ke-18: “Sukses program

modernisasi pertanian secara nasional telah diikuti |5 oleh |4 proses diferensiasi sosial yang luas |5 di |4 daerah-daerah perdesaan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 117 Word graph kalimat ke-18 Teks C.

Kalimat ke-19: “Oleh karenanya, |1 tidak

mengherankan |5 apabila |2 produksi beras

nasional mengalami kecukupan, |1 tetapi |2 banyak penduduk miskin |5 di |4 daerah perdesaan kekurangan pangan, |1 bahkan |2 menderita gizi buruk |5 dan |2 busung lapar. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 118 Word graph kalimat ke-19 Teks C.

Kalimat ke-20: “Hal ini |5 karena |2 mereka

terjerat harga-harga |5 dan |2 fasilitas kredit pertanian yang diberikan |5 oleh |4 pemerintah. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 119 Word graph kalimat ke-20 Teks C.

Page 33: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  38

Kata "”hal ini” dalam kalimat ke-20 mengacu pada keseluruhan kalimat sebelumnya, sehingga tidak perlu menyertakan graf kalimat sebelumnya. Kata “mereka” dalam kalimat dapat diartikan sebagai “masyarakat”.

Kalimat ke-21: “Ide mengenai perluasan

lahan pertanian |5 sesungguhnya telah dimulai |5 sejak |2 Presiden Soekarno. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 120 Word graph kalimat ke-21 Teks C.

Kata “Sukarno” tidak diganti dengan

“presiden” karena keberadaannya dalam kalimat sudah disertai kata “presiden”, sehingga kata “presiden” yang dipilih sebagai kata utama, sementara “Sukarno” hanya menyertai kata “presiden”.

Kalimat ke-22: “Dalam |4 pidatonya, |1

beliau pernah menyarankan |5 agar |2 dilakukan program intensifikasi pertanian |5 di |4 lahan yang tidak produktif, |1 seperti |2 lahan kering |5 dan |2 lahan gambut termasuk yang ada |5 di |4 Kalimantan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 121 Word graph kalimat ke-22 Teks C.

Dalam kalimat ke-22 terdapat kata

“pidatonya” yang bermakna “pidato presiden” dan kata “beliau” yang mengacu pada “presiden”.

Kalimat ke-23: “Ide brilian ini

mengombinasikan program modernisasi pertanian |5 (nonliberalisasi) |1 dengan |2 tuntutan reformasi agraria. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 122 Word graph kalimat ke-23 Teks C.

Kalimat ke-24: “Ide serupa tampaknya

pernah diwujudkan |5 oleh |4 Presiden Soeharto melalui pembukaan lahan gambut sejuta hektare |5 walaupun |2 akhirnya gagal. |1”

Page 34: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  39

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 123 Word graph kalimat ke-24 Teks C.

Kata “Soeharto” tidak diganti dengan

“presiden” karena keberadaannya dalam kalimat sudah disertai kata “presiden”, sehingga kata “presiden” yang dipilih sebagai kata utama, sementara “Soeharto” hanya menyertai kata “presiden”.

Kalimat ke-25: “Meski demikian, |1

terlepas |5 dari |4 kegagalannya itu perlu dicatat |5 bahwa |2 ada political will |5 untuk |4 melakukan perluasan lahan pertanian. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 124 Word graph kalimat ke-25 Teks C.

Kata “itu” dalam kalimat ke-25 hanya

sebagai penegasan, bila kata tersebut dihilangkan tidak menghilangkan makna kalimat utamanya.

Kalimat ke-26: “Hal ini penting mengingat rata-rata penguasaan lahan pertanian hanya 0,3 hektare, |1 sementara |2 distribusi pemanfaatan lahan antara sektor pertanian, |1 kehutanan |5 dan |2 perkebunan |5 dirasakan kurang proporsional |5 dalam |4 konteks ketahanan pangan sekarang. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 125 Word graph kalimat ke-26 Teks

C.

Kata “hal ini” dalam kalimat ke-26 mengacu pada kalimat sebelumnya, yakni “political will”.

Kalimat ke-27: “Persoalannya |5 adalah

apakah pemerintah sekarang mempunyai political will yang lebih besar |5 dan |2 berani melakukan terobosan baru |5 melalui kombinasi antara jalan restrukturisasi pemanfaatan lahan |5 dengan |2 revitalisasi pertanian nonliberal yang lebih mengutamakan kearifan lokal? |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Page 35: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  40

Gambar 126 Word graph kalimat ke-27 Teks C.

Kalimat ke-28: “Jika ya, |1 mungkin kita |5

masih bisa |3 berharap tercapainya swasembada pangan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 127 Word graph kalimat ke-28 Teks C.

Kata “kita” dalam kalimat ke-28 dapat

diartikan sebagai “masyarakat”. Kalimat ke-29: “Namun, |1 jika hanya |2

modernisasi pertanian ala liberal yang menjadi tumpuan kebijakan |5 dan |2 strategi ketahanan pangan nasional sekarang, |1 mungkin pemerintah |5 bisa |3 mengamankan stok |5 atau |2 produksi nasional |5 tetapi |2 jumlah penduduk miskin |5 dari |4 kelompok paling rentan |5 di |4 daerah-daerah perdesaan akan meningkat. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 128 Word graph kalimat ke-29 Teks C.

Kalimat ke-30: “Tentu akan pula diwarnai

|5 dengan |2 berita kekurangan pangan serta kejadian gizi buruk |5 dan |2 busung lapar. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 20 verteks pada Teks C, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 129 Word graph kalimat ke-30 Teks C.

Page 36: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  41

4.5 Analisis Pada tahap ini akan dilakukan analisis

terhadap relasi PAR, CAU, dan SUB yang terjadi dalam keseluruhan graf yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya. Analisis dilakukan pada setiap teks.

Analisis Relasi PAR

Terlebih dahulu akan dianalisis relasi PAR yang terjadi pada setiap verteks. Pada relasi PAR yang terjadi pada dua buah kata benda memiliki pengertian bahwa salah satu kata benda merupakan sifat (pelengkap) atau pemberi keterangan bagi kata benda lainnya, sehingga memungkinkan terbentuknya gabungan dua buah atau lebih kata benda yang memiliki makna baru dan berbeda dari makna kata dasarnya. Artinya, dapat dilakukan reduksi pada relasi PAR dengan menggabungkan dua buah kata benda yang dihubungkan dengan relasi PAR. Tetapi, apabila seluruh relasi PAR yang terjadi digabung, maka akan ada banyak kata benda yang hilang, sehingga akan memengaruhi graf. Akan dibuat sebuah ketentuan menggabungkan dua buah kata benda untuk mendapatkan sebuah konsep (kata benda) baru yang kemudian akan digunakan sebagai verteks baru.

Kata benda baru tersusun dari dua buah kata benda yang terhubung oleh relasi PAR. Kata benda baru terdiri atas kata benda utama dan kata benda yang memberi sifat atau keterangan. Kata benda yang memberikan sifat atau keterangan tidak boleh memiliki fungsi lain, artinya tidak boleh memiliki relasi selain PAR. Apabila memiliki relasi selain PAR maka akan memengaruhi graf, sehingga mengubah informasi. Diperoleh ketentuan sebagai berikut: kata benda tersusun atas dua verteks (u, v) yang dihubungkan oleh relasi PAR u ke v, dimana verteks u hanya memiliki satu jenis relasi, yaitu relasi PAR, sedangkan verteks v harus memiliki relasi lain selain PAR.

Setelah mendapatkan sebuah kata benda baru yang terdiri atas dua buah verteks, akan dilihat makna kata baru hasil gabungan kata benda tersebut. Jika maknanya sama dengan salah satu kata benda yang terdapat dalam verteks, maka kata benda baru yang terbentuk akan dikelompokkan bersama kata benda yang memiliki makna yang sama. Jika kata benda baru memiliki sebuah makna yang tidak sama dengan salah satu verteks yang ada, maka kata benda baru tersebut akan diberi label dan dijadikan sebuah verteks baru.

Pembentukan kata benda baru ini akan mengakibatkan perubahan pada bentuk graf. Setelah graf berubah, maka akan ada perubahan data banyaknya hubungan yang terjadi pada setiap dokumen. Hal ini mengakibatkan kata benda baru dapat terjadi kembali, sehingga diperlukan pengulangan analisis relasi PAR sampai tidak ada kemungkinan terbentuknya kata benda baru.

Setelah melihat data banyaknya hubungan

antarverteks yang terjadi pada masing masing teks, maka dilakukan analisis relasi PAR secara terpisah pada setiap teks.

Teks A Dilakukan analisis relasi PAR pada Teks

A, didapatkan 11 pasangan verteks yang membentuk kata baru, dan 6 di antaranya memiliki makna yang berbeda dari makna kata pembentuknya.

Tabel 7 Analisis PAR pertama pada Teks A

u ke v Kata gabungan Sinonim 2 → 1 ketahanan pangan - 5 → 17 harga BBM -

21 → 1 kerawanan pangan - 6 → 1 pangan petani pangan

15 → 3 tingkat masyarakat masyarakat5 → 1 harga pangan - 5 → 8 harga barang - 6 → 3 jumlah masyarakat masyarakat6 → 7 jumlah petani petani

15 → 18 tingkat daerah daerah 2 → 12 ketahanan nasional - 6 → 14 jumlah sistem sistem

Page 37: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  42

Gambar 130 Penggabungan verteks pertama pada Teks A.

Selanjutnya verteks-verteks baru akan

menggantikan posisi dari verteks pembentuknya, sehingga terjadi perubahan pada graf Teks A. Perubahan graf yang terjadi menyebabkan perubahan data banyaknya hubungan yang terjadi pada Teks A, sehingga memungkinkan terjadinya kata benda baru, maka dilakukan kembali analisis pada relasi PAR, didapatkan 12 pasang verteks yang membentuk kata baru, tetapi tidak ada kata baru yang memiliki makna berbeda dari kata pembentuknya.

Tabel 8 Analisis PAR ke-2 pada Teks A

u ke v Kata gabungan Sinonim

12 → A ketahanan pangan nasional

ketahanan pangan

13 → B kenaikan harga BBM harga BBM

12 → 8 barang nasional barang 12 → 19 gerakan nasional gerakan

13 → A peningkatan ketahanan pangan

ketahanan pangan

13 → E kenaikan harga barang

harrga barang

Gambar 131 Penggabungan verteks ke-2 pada

Teks A.

Analisis relasi PAR ke-2 pada Teks A menyebabkan terjadinya perubahan graf, sehingga mengubah data hubungan yang terjadi pada Teks A. selanjutnya akan dilakukan kembali analisis relasi PAR untuk yang ke-3 kalinya, dan tidak didapatkan pasangan verteks yang sesuai dengan ketentuan untuk membentuk kata baru, maka analisis relasi PAR pada Teks A dapat dihentikan, dan dilanjutkan langkah analisis berikutnya.

Teks B Dilakukan analisis relasi PAR pada Teks B,

didapatkan 6 pasangan verteks yang membentuk kata baru, dan 4 di antaranya memiliki makna yang berbeda dari makna kata pembentuknya.

Tabel 9 Analisis PAR pertama pada Teks B

u ke v Kata gabungan Sinonim 4 → 1 ketahanan pangan - 8 → 11 tingkat nasional nasional

12 → 7 harga dasar - 8 → 6 tingkat swasembada swasembada

12 → 9 dasar kebijakan -

15 → 6 pemenuhan swasembada -

Page 38: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  43

Gambar 132 Penggabungan verteks pertama pada Teks B.

Selanjutnya verteks-verteks baru akan

menggantikan posisi dari verteks pembentuknya, sehingga terjadi perubahan pada graf Teks B. Perubahan graf yang terjadi menyebabkan perubahan data hubungan yang terjadi pada Teks B, sehingga memungkinkan terjadinya kata benda baru, maka dilakukan kembali analisis pada relasi PAR, didapatkan 6 pasang verteks yang membentuk kata baru, dan 5 di antaranya memiliki makna yang berbeda dari makna kata pembentuknya.

Tabel 10 Analisis PAR ke-2 pada Teks B

u ke v Kata gabungan Sinonim

15 → A pemenuhan ketahanan pangan -

B → 1 harga dasar pangan -

C → 1 dasar kebijakan pangan -

8 → A tingkat ketahanan pangan

ketahanan pangan

12 → A dasar ketahanan pangan -

D → 1 pemenuhan swasembada pangan -

Gambar 133 Penggabungan verteks ke-2 pada

Teks B.

Analisis relasi PAR ke-2 pada Teks B menghasilkan beberapa verteks baru dan menyebabkan terjadinya perubahan graf, sehingga mengubah data banyaknya hubungan yang terjadi pada Teks B. selanjutnya akan dilakukan kembali analisis relasi PAR untuk yang ke-3 kalinya, dan tidak didapatkan pasangan verteks yang sesuai dengan ketentuan untuk membentuk kata baru, maka analisis relasi PAR pada Teks B dapat dihentikan, dan dilanjutkan langkah analisis berikutnya.

Teks C Dilakukan analisis relasi PAR pada Teks C,

didapatkan 11 pasangan verteks yang membentuk kata baru, dan 6 di antaranya memiliki makna yang berbeda dari makna kata pembentuknya.

Tabel 11 Analisis PAR pada Teks C

u ke v Kata gabungan Sinonim 7 → 1 pangan nasional pangan 7 → 2 pertanian nasional pertanian 7 → 13 produksi nasional produksi

8 → 2modernisasi pertanian -

12 → 1 ketahanan pangan - 15 → 16 derah perdesaan perdesaan19 → 3 perluasan lahan lahan 20 → 5 situasi kekurangan kekurangan18 → 3 pemanfaatan lahan - 15 → 2 daerah pertanian pertanian

Gambar 134 Penggabungan verteks pada Teks C.

Page 39: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  44

Selanjutnya verteks-verteks baru akan menggantikan posisi dari verteks pembentuknya, sehingga terjadi perubahan pada graf Teks C. Perubahan graf yang terjadi menyebabkan perubahan data banyaknya hubungan yang terjadi pada Teks C, sehingga memungkinkan terjadinya kata benda baru, maka dilakukan kembali analisis pada relasi PAR untuk yang ke-2 kalinya, dan tidak didapatkan pasangan verteks yang sesuai dengan ketentuan untuk membentuk kata baru, maka analisis relasi PAR pada Teks C dapat dihentikan, dan dilanjutkan langkah analisis berikutnya.

Analisis Hubungan Searah

Pada tahap ini akan dilakukan analisis terhadap hubungan sejajar yang terjadi pada setiap teks. Diperoleh:

Gambar 135 Hubungan sejajar pada Teks A.

Gambar 136 Hubungan sejajar pada Teks B.

Gambar 137 Hubungan sejajar pada Teks C.

Menurut Hoede dan Nurdiati (2008b), pada hubungan sejajar yang terjadi pada verteks dapat dilakukan suatu reduksi hubungan dengan menggunakan hukum penambahan.

Tabel 12 Hukum penambahan

+ CAU SUB

CAU CAU SUB

SUB SUB SUB

Dengan demikian untuk relasi CAU dan SUB yang terjadi pada setiap verteks tersebut dapat digantikan dengan relasi SUB. Untuk hubungan sejajar lainnya akan dilakukan analisis lebih lanjut.

Pada Teks A, dilihat dari struktur katanya, hubungan yang terjadi pada v3={masyarakat, keluarga, penduduk, rumah tangga} dengan v1={pangan, beras, gabah} dapat digantikan dengan CAU, karena “masyarakat” membutuhkan “pangan”. Selanjutnya untuk hubungan v3={masyarakat, penduduk, rumah tangga, keluarga} dengan vA={ketahanan pangan} dapat digantikan dengan CAU, karena “masyarakat” pelaku “ketahanan pangan”, sehingga “masyarakat” bukan atribut dari “ketahanan pangan”. Untuk hubungan v14={sistem, subsistem} dengan vA={ketahanan pangan} dapat digantikan dengan PAR, karena kata “sistem” merupakan atribut bagi “ketahanan pangan”. Untuk hubungan v11={ketersediaan} dengan vA={ketahanan pangan} dapat digantikan dengan SUB, karena “ketersediaan” merupakan syarat terjadinya “ketahanan pangan”.

Pada Teks B, dilihat dari struktur katanya, hubungan v2={Indonesia, Kalimantan, Maluku, Nusantara, Papua, Timor} dengan v1={beras, singkong, gandum, gula pasir, jagung, kedelai, makanan, pangan} dan v10={keluarga, masyarakat, rakyat} dengan v1={beras, singkong, gandum, gula pasir, jagung, kedelai, makanan, pangan} dapat digantikan dengan CAU, karena “Indonesia” dan “masyarakat” adalah objek yang

Page 40: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  45

membutuhkan atau mengumpulkan “pangan”. Untuk hubungan v6={swasembada} dengan v1={beras, singkong, gandum, gula pasir, jagung, kedelai, makanan, pangan}, v7={harga} dengan v1={beras, singkong, gandum, gula pasir, jagung, kedelai, makanan, pangan}, dan v16={perdagangan} dengan v1={beras, singkong, gandum, gula pasir, jagung, kedelai, makanan, pangan} dapat digantikan dengan PAR, karena “swasembada”, “harga”, dan “perdagangan” merupakan atribut untuk “pangan”..

Pada Teks C, dilihat dari struktur katanya, hubungan v2={pertanian} dengan v3={lahan, lahan gambut, lahan kering} dapat digantikan dengan SUB, karena “pertanian” dilakukan di dalam “lahan”. Selanjutnya untuk hubungan v5={kekurangan, kelangkaan, krisis} dengan v1={pangan, beras, padi} dapat digantikan dengan PAR, karena “kekurangan” merupakan atribut dari “pangan”. Analisis Relasi SUB dan CAU

Pada tahap ini akan dianalisis kembali relasi SUB dan CAU yang terdapat dalam hasil penggabungan keseluruhan graf kalimat pada setiap teks. Dengan menggunakan prinsip logika matematika, yaitu jika A himpunan bagian dari B dan B himpunan bagian dari C, maka A himpunan bagian dari C.

Gambar 138 Hubungan SUB I berdasarkan prinsip logika matematika.

Menurut Hoede dan Nurdiati (2008b), jika

terjadi hubungan seperti itu, maka verteks yang menghubungkan A dengan C dapat direduksi. Jika hubungan SUB tersebut diperhatikan kembali, maka dapat juga dilakukan penghilangan hubungan antara A dengan C, karena hubungan tersebut dapat digambarkan melalui hubungan A SUB B dan B SUB C.

Dengan adanya hubungan tersebut, memungkinkan juga untuk menerapkan prinsip logika matematika lainnya, yaitu jika A himpunan bagian dari B dan B himpunan bagian dari A, maka himpunan A sama dengan himpunan B.

Gambar 139 Hubungan SUB II berdasarkan prinsip logika matematika.

Jika A menyebabkan terjadinya B dan B menyebabkan terjadinya C, maka dapat disimpulkan bahwa A menyebabkan C.

Gambar 140 Hubungan CAU berdasarkan prinsip logika matematika.

Dengan demikian verteks-verteks yang memiliki relasi SUB atau CAU yang memenuhi prinsip logika matematika tersebut dapat dilakukan reduksi sesuai dengan hubungan yang terjadi.

Gambar 141 Graf relasi SUB pada Teks A.

Dapat dilihat bahwa pada Teks A tidak terdapat relasi SUB yang dapat direduksi.

Page 41: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  46

Gambar 142 Graf relasi SUB pada Teks B. Dapat dilihat terdapat relasi SUB yang

direduksi pada Teks B. Reduksi terjadi pada hubungan bolak balik v10 dengan v11, sehingga dapat dinyatakan bahwa v10 = v11. Selanjutnya dibuat sebuah verteks baru gabungan dari kedua verteks tersebut, yaitu vN={v10,v11}. Untuk relasi SUB pada v1 dengan v3 dapat direduksi karena hubungan tersebut sudah digambarkan melalui v1 SUB v5, v5 SUB v3, atau melalui hubungan v1 SUB v17, v17 SUB v3.

Gambar 143 Graf relasi SUB pada Teks C.

Dapat dilihat bahwa pada Teks A tidak

terdapat relasi SUB yang dapat direduksi. Selanjutnya akan diperlihatkan graf relasi

CAU yang terjadi pada setiap teks beserta hubungan yang tereduksi.

( i )

( ii )

( iii )

Gambar 144 Graf relasi CAU pada Teks A (i), Teks B (ii), dan Teks C (iii).

Dapat dilihat bahwa terdapat banyak relasi

CAU pada setiap teks yang dapat direduksi berdasarkan penerapan prinsip logika matematika.

Page 42: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  47

Penggabungan Graf Graf yang terbentuk setelah proses analisis

akan digabung menjadi sebuah graf berukuran besar. Graf yang akan digambarkan hanya graf yang memiliki relasi PAR, CAU, dan SUB, sesuai dengan hasil analisis. Hubungan lain yang terbentuk dalam setiap teks tidak diperhitungkan dan tidak digambarkan dalam graf ini. Beberapa verteks yang hilang (tidak memiliki hubungan) atau verteks yang sudah digabungkan menjadi verteks baru tidak akan digambarkan dalam graf ini.

Setelah memiliki graf hasil penggabungan, maka akan dibuat kesimpulan dari setiap teks. Kesimpulan tersebut didapat dengan cara membaca kembali hubungan yang terjadi pada setiap verteks. Pembacaan graf ini bersifat subjektif, karena setiap individu memiliki pemahaman berbeda dalam membaca graf, dan karena belum ada aturan khusus dalam membaca sebuah rangkaian knowledge graph dalam bahasa Indonesia.

Gambar 145 Graf hasil analisis Teks A.

Dengan membagi graf hasil analisis Teks A dalam beberapa subgraf, akan diperoleh beberapa pembahasan, yaitu:

Masyarakat (v3) memerlukan ketahanan pangan yang kuat (vA), sementara ketahanan pangan (vA) sepenuhnya berada di tangan masyarakat (v3). Ketahanan pangan (vA) merupakan bagian dari ketahanan nasional (vF), dan ketahanan pangan (vA) dipengaruhi oleh ketersediaan (v11), akses (v16), dan barang (v8). Hal ini menyebabkan pemerintah (v4) membuat sebuah kebijakan (v20) mengenai harga pangan (vD) yang dapat memengaruhi para petani (v7).

Masyarakat (v3) menderita kemiskinan (v10) sehingga tidak memiliki akses (v19) akan pangan (v1) yang merupakan kebutuhan (v9) pokok bagi masyarakat (v3).

Masyarakat (v3) dipengaruhi oleh harga BBM (vB) yang naik, yang menyebabkan harga barang (vE) ikut naik. Hal ini dapat mengakibatkan kerawanan pangan (vC) karena kelangkaan barang (v8), sehingga muncul sebuah gerakan (v19) dari berbagai daerah (v18) untuk mengatasi kerawaan pangan (vC).

Page 43: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  48

Gambar 146 Graf hasil analisis Teks B.

Dengan membagi graf hasil analisis Teks B dalam beberapa subgraf, akan diperoleh beberapa pembahasan, yaitu:

Perdagangan (v16) pangan (v1) di Indonesia (v2) sejak jaman (v3) kolonial (v14) sangat memengaruhi kebijakan (v9) ketahanan pangan (vA) untuk memperoleh pangan (v1). Pemerintah (v5) meningkatkan ketahanan

pangan (vA) melalui pertanian (v18) untuk memperoleh pangan (v1).

Di Indonesia (v2), pangan (v1) merupakan kebutuhan (vE) utama masyarakat (vN), ketergantungan masyarakat (vN) akan pangan (v1) memengaruhi harga dasar pangan (vF) di Indonesia (v2).

Gambar 147 Graf hasil analisis Teks C.

Page 44: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  49

Dengan membagi graf hasil analisis Teks C dalam beberapa subgraf, akan diperoleh beberapa pembahasan, yaitu:

Pemerintah (v4) memberitahukan bahwa lahan (v3) pertanian (v2) di Indonesia (v11) dapat menghasilkan produksi (v13) pangan (v1) dengan jumlah (v6) yang cukup bagi seluruh desa (v16), bahkan untuk seluruh dunia (v10). Hal itu dapat tercapai dengan cara menerapkan suatu program (v9).

Pemerintah (v4) mengimbau agar seluruh pertanian (v2) meningkatkan pemanfaatan lahan (vC) dan melakukan modernisasi pertanian (vA) untuk mengatasi masalah kekurangan (v5) pangan (v1) yang melanda dunia(v10). Kedua hal tersebut juga dapat memperkokoh ketahanan pangan (vB) Indonesia (v11). 4.6 Perancangan Aturan

Berdasarkan pada tahapan sebelumnya, aturan untuk mengabstraksi teks berbahasa Indonesia dapat ditulis sebagai berikut: 1. Input sebuah teks berbahasa Indonesia. 2. Kata benda (bukan nama orang atau kata

ganti orang) yang terdapat dalam teks dihitung jumlahnya. Kata benda tidak berada dalam kalimat langsung, dan tidak dalam tanda kurung ((…)) atau tanda petik (“…”).

3. Kata benda yang memiliki kemiripan makna (sinonim) dan memiliki bentuk umum yang sama dikelompokkan, dan anggap sebagai satu kesatuan (term).

4. Menentukan batasan kemunculan (threshold) dari kata benda yang akan digunakan sebagai konsep, misalnya 4. Dengan demikian kata benda yang digunakan sebagai konsep adalah kata benda yang memiliki kemunculan yang lebih atau sama dengan 4, sementara kata benda lain yang tidak memenuhi tidak digunakan.

5. Setiap konsep yang memenuhi threshold diberikan label dan akan digunakan sebagai verteks.

6. Membuat graf pada setiap kalimat dalam teks menggunakan verteks yang telah ditentukan, dengan memperhatikan kata hubung yang terdapat pada setiap kalimat.

7. Melakukan analisis terhadap graf yang telah diperoleh. Langkah analisis: a. Menganalisis relasi PAR.

Pembentukan verteks baru dengan ketentuan: “Kata benda tersusun atas dua verteks (u,v) yang dihubungkan oleh relasi PAR u ke v, verteks u hanya memiliki satu jenis relasi, yaitu

relasi PAR, sedangkan verteks v harus memiliki relasi lain selain PAR.” Jika terjadi perubahan graf kembali ke a.

b. Menganalisis hubungan sejajar. c. Menganalisis relasi SUB dan CAU.

8. Menggabungkan seluruh graf hasil proses analisis.

9. Membuat kesimpulan dari graf akhir hasil proses analisis.

4.7 Pengujian Aturan

Untuk menguji aturan yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya tersebut sudah berlaku umum atau tidak, maka dilakukan pengujian terhadap sebuah teks berbahasa Indonesia. Teks D “Meng-INSENTIF-kan PETANI” oleh: Darus Altin (www.ubb.ac.id). Teks dapat dilihat dalam Lampiran 4.

Langkah pertama setelah memiliki sebuah

teks berbahasa Indonesia adalah menghitung banyaknya kata benda yang terdapat dalam teks tersebut. Kata benda yang telah dipilih sebagai konsep sebanyak 203 kata, selanjutnya akan dikelompokkan berdasarkan bentuk kata umum dan kesamaan makna kata. Makna dari sebuah kata diperoleh dengan memperhatikan susunan kata dalam kalimat, tidak hanya mengandalkan makna kata dari Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Threshold yang digunakan dalam pengujian sebesar 5. Artinya, hanya kata benda yang memiliki kemunculan sebanyak lima kali atau lebih yang akan diberi label dan digunakan sebagai verteks untuk dianalisis.

Tabel 13 Verteks pada Teks D

Label Kata benda Total

v1 petani, petani-petani, kaum petani 21

v2

beras, gabah, padi, kedelai, pangan, bahan makanan, jagung 15

v3 insentif, subsidi 11

v4 Indonesia, Jawa, negeri ini, Nusantara 9

v5 negara, negara-negara, country 7

v6 Pemerintah, Departemen Pertanian 6

v7 institusi-institusi, HKTI, BPS, Perum Bulog 5

v8 kesejahteraan, kemakmuran 5

v9 masyarakat, penduduk, rakyat, rumah tangga, warga negara 5

v10 pertanian, agriculture 5 v11 provesi, pekerjaan, tugas 5

Page 45: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  50

Verteks-verteks yang telah diperoleh akan digunakan dalam pembentukan graf pada setiap kalimat dalam Teks D. Setiap kalimat di dalam teks akan dipotong-potong menggunakan chunk indicator untuk mempermudah dalam pembentukan word graph.

Kalimat pertama: “Petani sebenarnya

merupakan salah satu unsur penentu kemajuan suatu bangsa, |1 apalagi culture |5 atau |2 frame Indonesia |5 sebagai |2 sebuah negara Agraris |5 yang mungkin |2 sekarang hampir hilang citra tersebut. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 148 Word graph kalimat pertama

Teks D. Kalimat ke-2: “Jika |2 kita lihat negara-

negara maju, |1 seperti |2 Amerika Serikat, |1 Kanada, |1 Uni Eropa, |1 Australia, |1 bahkan Thailand |5 dan |2 Vietnam sendiri |5 mampu |3 meningkatkan level kesejahteraan petani setara |5 dengan |4 profesi lain yang hidup dalam masyarakat |5 (kutipan: Media Indonesia, Editorial 24 April 208) . |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 149 Word graph kalimat ke-2 Teks

D. Kalimat ke-3: “Kutipan |5 di atas, |1 benar-

benar menggelitik bangsa kita, |1 bagaimana tidak. |1”

Pada kalimat ini tidak terbentuk graf, karena tidak ada kata benda yang sesuai dengan verteks yang telah ditentukan.

Kalimat ke-4: “Dengan |4 usia bangsa yang

kurang lebih 63 tahun, |1 kunci sebuah kemakmuran “petani” |1 di |4 negeri ini, |1 hanyalah sekedar dijadikan sebuah simbol Ketahanan Pangan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 150 Word graph kalimat ke-4 Teks D.

Kalimat ke-5: “Kenaikan Harga Pokok

Pembelian |5 (HPP) |1 beras/gabah |5 seperti |2 sekarang, |1 ternyata tidak meningkatkan harkat |5 dan |2 martabat |5 kaum petani. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 151 Word graph kalimat ke-5 Teks D.

Kalimat ke-6: “Jika |2 kita tinjau, |1

pemerintah berfikir vbahwa |2 dengan |4 menaikkan Harga Pokok Pembelian kedelai, |1 beras, |1 dan |2 hasil tani lainnya |5 itu merupakan salah satu cara |5 untuk |4 memberikan insentif |5 bagi |4 petani |5 sehingga |2 berdampak |5 bagi |4 penambahan produktivitas hasil tani. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 152 Word graph kalimat ke-6 Teks

D.

Page 46: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  51

Kalimat ke-7: “Atau |2 pemberian subsidi berupa alat-alat pertanian, |1 pupuk, |1 bibit tanaman |5 itu juga merupakan salah satu insentif |5 bagi |4 petani. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 153 Word graph kalimat ke-7 Teks

D. Kalimat ke-8: “Hal tersebut memang

bukanlah langkah yang salah |5 dari |4 pemerintah! |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 154 Word graph kalimat ke-8 Teks

D. Kalimat ke-9: “Namun, |1 pada prakteknya

masih terdapat pemanfaatan tenaga petani |5 hanya sebagai |2 tukang produksi beras, |1 kedelai, |1 jagung, |1 dan |2 sebagainya. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 155 Word graph kalimat ke-9 Teks D.

Kalimat ke-10: “Di |4 belahan Indonesia, |1

terutama wilayah Jawa, |1 banyak petani hanya menjadikan petani |5 sebagai |2 alat |5 bagi |4 segelintir orang yang mengaku dirinya berperan penting |5 untuk |4 kesejahteraan hidup petani. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 156 Word graph kalimat ke-10 Teks

D. Kalimat ke-11: “Pada kenyataannya, |1

petani-petani |5 di |4 Indonesia sebagian besar hidup dalam kategori penduduk miskin. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 157 Word graph kalimat ke-11 Teks

D. Kalimat ke-12: “Banyak faktor yang

menyebabkan hal tersebut terjadi. |1” Berdasarkan kata benda yang terdapat

dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 158 Word graph kalimat ke-12 Teks

D. Kalimat ke-13: “Peneliti-peneliti kita

mengatakan hal tersebut dikarenakan |5 adalah kurang terorganisirnya petani, |1 walaupun |2

kenyataannya sudah Himpunan Keluarga Tani Indonesia (HKTI) , |1 atau |2 terlalu banyak para Eksportir/Importir Indonesia |5 yang justru malah mempermainkan harga pasaran produk-produk pertanian kita, |1 kemudian tumpang tindihnya |5 atau |2 perbedaan masalah pendataan hasil-hasil pertanian |5 (terutama gabah dan beras) |1 sebagai |2 bahan makanan pokok rakyat Indonesia. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Page 47: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  52

Gambar 159 Word graph kalimat ke-13 Teks D.

Kalimat ke-14: “Ini terbukti. |1” Pada kalimat ini tidak terbentuk graf,

karena tidak ada kata benda yang sesuai dengan verteks yang telah ditentukan.

Kalimat ke-15: “Misalnya |2 data produksi

gabah |5 dan |2 beras yang dipublikasikan |5 oleh |4 Departemen Pertanian, |1 berbeda dengan |4 data yang dikeluarkan oleh |4 HKTI, |1 Perum Bulog |5 maupun |2 BPS. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 160 Word graph kalimat ke-15 Teks

D. Kalimat ke-16: “Sehingga |2 data yang

terpublikasikan |5 oleh |4 institusi-institusi tersebut jadi membingungkan |5 (sumber Bali Pos, Artikel, 17 Februari 2007) . |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 161 Word graph kalimat ke-16 Teks

D. Kalimat ke-17: “Kejadian-kejadian

tersebut hanya segelintir informasi yang menunjukkan carut-marutnya kondisi petani |5 di |4 Indonesia tercinta ini. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 162 Word graph kalimat ke-17 Teks D.

Kalimat ke-18: “Pekerjaan besar tentunya

bukan hanya tugas penting Departemen Pertanian |5 untuk |4 mengatasi hal ini. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 163 Word graph kalimat ke-18 Teks D.

Kalimat ke-19: “Tapi sinergi yang kuat |5

dari |4 unsur manapun |5 harus |3 dilibatkan |5 supaya |2 tidak terjadinya simpang siur pemberitaan. |1”

Pada kalimat ini tidak terbentuk graf, karena tidak ada kata benda yang sesuai dengan verteks yang telah ditentukan.

Kalimat ke-20: “Berbicara insentif, |1

tentunya salah satu alat pemuas |5 bagi |4 setiap individu. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 164 Word graph kalimat ke-20 Teks D.

Kalimat ke-21: “Jika |2 petani |5 di |4

Indonesia, |1 masih tidak diperhatikan |5 untuk |4 kesejahteraan, |1 sampai |2 kapanpun tetap dalam kondisi yang stagnan. |1”

Page 48: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  53

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 165 Word graph kalimat ke-21 Teks D.

Kalimat ke-22: “Sebagai |2 contoh |5 di |4

Jepang, |1 saat minat menanam padi mengalami penurunan, |1 para petani memperoleh insentif |5 ketika |2 bersedia menanam padi. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 166 Word graph kalimat ke-22 Teks

D. Kalimat ke-23: “Jika |2 panen mereka

melampaui target, |1 insentifnya tambah. |1” Berdasarkan kata benda yang terdapat

dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 167 Word graph kalimat ke-23 Teks D.

Kalimat ke-24: “Kalau |2 ada petani |5 yang

mau |3 menanami lahan pertanian nonpadi, |1 insentifnya |5 akan |2 bertambah besar lagi. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 168 Word graph kalimat ke-24 Teks D.

Kalimat ke-25: “insentif tertinggi diberikan |5 apabila |2 para petani padi tersebut menanami lahan nonpertanian yang masih menganggur. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 169 Word graph kalimat ke-25 Teks D.

Kalimat ke-26: “Apakah kita berani

menerapkan |5 hal seperti |2 itu? |1” Berdasarkan kata benda yang terdapat

dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 170 Word graph kalimat ke-26 Teks D.

Kalimat ke-27: “Jawabannya sekarang kita

tunggu! |1” Berdasarkan kata benda yang terdapat

dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 171 Word graph kalimat ke-27 Teks D.

Kalimat ke-28: “Jika |2 pemerintah berani

mengambil langkah-langkah lain yang kongkret |5 untuk |4 kesejahteraan petani, |1 mungkin |2 masa-masa yang akan |2 datang, |1 banyak warga negara yang berani mengatakan |5 jika |2 petani |5 adalah sebuah profesi yang menjanjikan |5 atau |2 profesi yang berperan penting dalam memberikan nilai tambah |5 (added value) |1 bagi |4 pendapatan negara. |1”

Page 49: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  54

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 172 Word graph kalimat ke-28 Teks D.

Kalimat ke-29: “Hal tersebut sangat

mungkin |2 terjadi, |1 jika |2 komitmen pemerintah yang kuat |5 untuk |4 pemberian insentif lebih gencar dilakukan, |1 Indonesia hijau |5 dengan |4 daerah-daerah/provinsi |5 sebagai |2 bentangan/permadani hijau Nusantara |5 tentu akan |2 terwujud. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 173 Word graph kalimat ke-29 Teks D.

Kalimat ke-30: “Anggaran |5 bagi |4

pertanian |5 tentunya harus |3 ditingkatkan. |1” Berdasarkan kata benda yang terdapat

dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 174 Word graph kalimat ke-30 Teks

D. Kalimat ke-31: “Jika |2 perlu, |1 diberikan

insentif bulanan yang minimal ada perannya |5 bagi |4 tecukupinya dapur rumah tangga. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 175 Word graph kalimat ke-31 Teks D.

Kalimat ke-32: “Pasti petani |5 akan |2

fokus |5 dan |2 giat |5 untuk |4 memberikan warna baru|5 dengan |4 tujuan swasembada pangan |5 seperti |2 yang dicita-citakan. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 176 Word graph kalimat ke-32 Teks D.

Kalimat ke-33: “Sebagai |2 negara

berkembang, |1 tentunya fokus |5 dengan |4 culture negara |5 sebagai |2 Agriculture Country. |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Gambar 177 Word graph kalimat ke-33 Teks D.

Kalimat ke-34: “Toh, |1 negara-negara

maju |5 di |4 belahan Eropa juga menerapkan pola insentif |5 bagi |4 petani |5 sebagai |2 salah satu cara |5 untuk |4 memakmurkan sebuah bangsa |5 (Publikasi Babel Pos April 2008) . |1”

Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 11 verteks pada Teks D, diperoleh word graph sebagai berikut:

Page 50: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  55

Pada Teks D, dilihat dari struktur katanya, hubungan yang terjadi pada v9={masyarakat, penduduk, rakyat, rumah tangga, warga negara} dengan v2={beras, gabah, padi, kedelai, pangan, bahan makanan, jagung} dapat digantikan dengan CAU, karena “masyarakat” membutuhkan “pangan”.

Langkah analisis selanjutnya adalah pada

relasi SUB dan CAU yang terjadi dalam setiap graf dalam teks. Dengan menggunakan prinsip logika matematika untuk mereduksi relasi SUB dan CAU, diperoleh:

Gambar 178 Word graph kalimat ke-34 Teks D.

Selanjutnya akan dihitung banyaknya

hubungan yang terjadi pada setiap graf yang telah terbentuk, kemudian akan dilakukan tahapan analisis. Analisis pertama pada relasi PAR, untuk menentukan verteks baru yang mungkin terbentuk dari dua buah kata benda.

Tabel 14 Analisis PAR pada Teks D

u ke v Kata gabungan Sinonim8 → 1 kesejahteraan petani -

Gambar 181 Graf relasi SUB pada Teks D.

Gambar 179 Penggabungan verteks pada Teks D.

Analisis selanjutnya adalah apada

hubungan searah yang terjadi dalam teks.

Gambar 182 Graf relasi CAU pada Teks D. Gambar 180 Hubungan sejajar pada Teks D. Tahap selanjutnya adalah menggabungkan

seluruh graf hasil ananalisis, diperoleh:

Gambar 183 Graf hasil analisis Teks D.

Page 51: IV PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · IV PEMBAHASAN 4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia Dari hasil studi kepustakaan dokumen ... 2. Teks B: “Politik

  56

Dengan membagi graf hasil analisis Teks D dalam beberapa subgraf, akan diperoleh sebuah pembahasan yang saling terkait, yaitu:

Pemerintah (v6) akan memberikan insentif (v3) bagi masyakat (v9) Indonesia (v4) yang mau bekerja sebagai petani (v1), karena sebagian besar masyarakat (v9) Indonesia (v4) sudah tidak ingin memiliki profesi (v11) sebagai petani (v1). Indonesia (v4) dikenal sebagai salah satu negara (v5) pertanian (v10) karena dahulu sebagian besar masyarakatnya (v9) bekerja sebagai petani (v1). Sebagai

negara (v5) pertanian (v10), maka wajiblah memperhatikan kesejahteraan petani (vA) agar rakyatnya (v9) memperoleh pangan (v2) yang cukup.

Dengan demikian, aturan ini dapat

digunakan untuk memperoleh abstraksi dari suatu teks berbahasa Indonesia, namun hal ini hanya dapat dilakukan secara manual dikarenakan adanya faktor subjektivitas. Aturan ini juga terbatas pada relasi tertentu saja, yaitu PAR, SUB, dan CAU.

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Teori knowledge graph dapat diterapkan

dalam abstraksi teks berbahasa Indonesia. Dengan menggunakan aturan hasil penelitian, teori knowledge graph dapat merepresentasikan teks berbahasa Indonesia dalam bentuk graf.

Perubahan threshold dapat memengaruhi hasil abstraksi. Semakin besar threshold, maka semakin sederhana bentuk abstraksi tetapi akan lebih banyak informasi yang hilang. Sebaliknya, semakin kecil threshold maka semakin rumit bentuk abstraksinya, tetapi akan lebih sedikit kehilangan informasi.

5.2 Saran Penelitian ini masih dapat dilanjutkan lagi

dengan membuat aturan dalam pembentukan graf paragraf yang memperhatikan kata hubung antarkalimat dan antarparagraf yang terdapat dalam teks.

Bagi mahasiswa yang berminat untuk membuat sebuah algoritme atau menjadikan sebuah program komputer, perlu dilakukan penyesuaian aturan karena penelitian ini masih mempertimbangkan kesalahan penulisan.

DAFTAR PUSTAKA

Aji GB. Mencermati Kebijakan Ketahanan Pangan. http://jawabali.com/blog/mencermati-kebijakan-ketahanan-pangan. [8 Jun 2010].

Altin D. Meng-INSENTIF-kan PETANI.

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Meng-INSENTIF-kan%20PETANI&&nomorurut_artikel=186. [10 Agus 2010].

Berg H van den. 1993. Knowledge Graph and

Logic: One of Two Kinds [disertasi]. Enschede, The Netherlands: University of Twente. ISBN 909006360-9.

Chartrand G, Oellermann OR. 1993. Applied

and Algorithmic Graph Theory. New York: McGraw-Hill, Inc.

Hoede C, Nurdiati S. 2008a. On Word Graphs and Structural Parsing, University of Twente, Memorandum 1871, ISSN: 1874-4850.

Hoede C, Nurdiati S. 2008b. 25 Years

Development of Knowledge Graph Theory: The Results and The Challenge. Di dalam: the 3rd International Conference on Mathematics and Statistics (ICOMS-3), Institut Pertanian Bogor, Indonesia, 5-6 Agu 2008.

Ikhwati A. 2007. Analisis Masalah

Kemiskinan Menggunakan Teori Knowledge Graph [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor.