bab2 tinjauan kepustakaan anatomi saja
DESCRIPTION
fileTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
II.1 ANATOMI KOLUMNA VERTEBRALIS
Secara keseluruhan dari tulang belakang, kolumna vertebralis presakralis
berjumlah 24 buah, terdiri dari 7 buah cervical, 12 buah thoracal, dan 5 buah lumbal.
Tulang sakrum dibentuk oleh lima buah vertebra dibawah lumbal yang mengalami
penyatuan setelah dewasa. Empat buah vertebrae lebih bawah mengalami
penggabungan juga kemudian membentuk coccygeus.16,23
Struktur kolumna vertebralis adalah fleksibel karena adanya sendi dan diskus
intervertebralis. Stabilitas tergantung pada struktur ligamen dan otot dan morfologi
dari kolumna. Vertebrae mempunyai ukuran bertambah besar kearah sacrum,
selanjutnya akan mengecil sampai ujung koksik. Panjang kolumna vertebralis kira-
kira 2/5 dari total tinggi corpus vertebrae.16
II.1.1. KURVATURA KOLUMNA VERTEBRALIS
Pada orang dewasa kolumna vertebralis terdiri dari 4 kurvatura anteroposterior,
yaitu thoracal dan sacral ke anterior, cervical dan lumbal konkav ke arah posterior.
Kurvatura thoracal dan sacral adalah primer, karena mempunyai arah yang sama dengan
arah utama embrio. Kurvatura primer disebabkan oleh perbedaan tinggi antara depan
dan belakang corpus vertebrae. Sedangkan kurvatura sekunder cervical dan lumbal
mulai sebelum lahir, disebabkan terutama oleh perbedaan ketebalan antara bagian
anterior dan posterior discus intervertebralis. Kurvatura sekunder konkav ke arah
posterior mungkin karena kompensasi dari kontraksi kurvatura primer. 16,23
Pada bidang sagital, tulang belakang yang normal memiliki tiga curva:
cervical lordosis dengan sudut antara 20o sampai 40o, thoracal kyphosis dengan sudut
20o sampai 40o, dan lumbal lordosis dengan sudut 30o sampai 50o.
Sumber: www.orthopic.com
II.1.2. ANATOMI PERMUKAAN
Prosesus spinosus vertebrae dapat diraba didaerah tengah dari tubuh bagian
belakang. Penonjolan dari external occipital dapat diraba pada dewasa. Sedangkan
prosesus spinosus vertebrae C6, C7 dan T1 biasanya menonjol dan dapat diraba dan
tonjolan tersebut akan lebih menonjol dengan gerakan fleksi dari leher dan tubuh.
Pada daerah thoracal, prosesus spinosus dari tiap vertebrae akan memanjang ke bawah
setidaknya satu korpus dibawahnya. Sudut inferior dari scapula biasanya pade level
prosesus spinosus T7. Garis horizontal diantara titik tertinggi dari iliac crest (bidang
supracrista) biasanya satu level dengan prosesus spinosus L4, dan hal ini biasanya
dipakai sebagai landmark untuk lumbal pungsi. 16,23
II.1.3. KOMPONEN KOLUMNA VERTEBRALIS
Satu segmen vertebrae terdiri dari: korpus vertebralis, arkus vertebralis, dan
tujuh prosesus untuk hubungan otot-otot dan sendi. Masing-masing vertebrae
memiliki 3 prosesus yang relatif pendek, prosesus artikulasi, 2 prosesus tranversus, 1
prosesus spinosus, dua belas vertebrae dihubungkan dengan 2 tangan panjang yaitu
kosta. Setiap lengan dihubungkan dengan beberapa otot atau muscular slip. Sehingga
beberapa ratus slip bekerja pada seluruh kolumnya vertebralis. 16,23
Corpus vertebrae merupakan bagian yang memberikan kekuatan dan
menyangga berat, terdiri dari tulang spongiosa. Tulang kompakta pada tepi atas dan
bawah lebih tebal dibandingkan dengan pada bagian lain dan membentuk cincin.
Corpus vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh diskus intervertebralis. Antara kedua
bentukan cincin yang menonjol ditembus oleh lubang-lubang vaskuler (foramen)
berbagai ukuran. 16,23
sumber : www.thewellingtonsurgery.com
Arkus vertebralis, bersama-sama dengan permukaan posterior kolumna
vertebralis, membentuk dinding dari foramen vertebralis. Dinding ini menutupi dan
melindungi medulla spinalis. Arkus vertebralis terdiri dari pedikel kanan-kiri, lamina
kanan-kiri. Pada kolumna vertebralis yang utuh, susunan foramina vertebralis
bersama-sama membentuk suatu kanalis vertebralis. Prosesus spinosus mengarah
kebelakang dari masing-masing sisi pada hubungan antara pedikel dan lamina.
Cekungan berbentuk saluran untuk otot-otot punggung yang lebih dalam, terdapat
pada masing-masing sisi antara prosesus tranversus, lamina dan prosesus spinosus.
Prosesus artikularis superior dan inferior pada masing-masing sisi menahan faset
artikularis superior dan anterior. 16,23
Foramen juga ditermukan dibagian lain dari korpus vertebrae terutama pada
bagian posterior, dimana salah satunya cukup besar sebagai tempat keluarnya vena-
vena basivertebral. Beberapa dari vena ini cukup besar melingkari kolumna
vertebralis depan dan belakang. 16,23
Tonjolan vertebrae yang lebih dalam terdapat pada tepi bawah dari setiap
pedikel, tonjolan lebih dangkal pada tepi atas dari masing-masing pedikel. Kedua
tonjolan yang berdekatan bersama-sama dengan kolumna vertebralis dan diskus
intervertebralis membentuk foramen intervertebralis tempat lewatnya nervus spinalis
dan pembuluh darah. 16,23
II.1.4. VERTEBRAE CERVICALIS
Pada vertebrae cervical khas ditandai adanya foramen pada setiap prosesus
tranversus, disebut foramen transversorium, tempatnya arteri vertebralis (kecuali
untuk vertebrae cervical 7), venea-vena vertebralis dan plexus sympatikus. Arkus
anterior, kira-kira setengah panjang arkus posterior, mengandung tuberkel anterior
didepan sebagai perlekatan ligamentum longitudinal anterior. Dibagian belakang,
arkus mempunyai facet (fovea dentis) untuk dens axis. Ligamentum transversum atlas
melekat pada setiap sisi dari tuberkel pada hubungan dari permukaan posterior dengan
masa lateral.
Arkus posterior yang mengadakan hubungan dengan lamina dari vertebrae
lain, mempunyai cekungan lebar untuk arteri vertebralis pada permukaan atasnya.
Nervus kranialis servikalis 1 juga melewati cekungan ini. Dibagian belakang arkus
posterior, terdapat tuberkel posterior kecil, untuk tempat perlekatan ligamentum
nuchae. Foramen intervertebralis untuk nervus cranialis cervicalis 2, dibentuk oleh
tonjolan pada permukaan bawah arkus bersama-sama dengan tonjolan pada axis. 16,23
Vertebrae cervicalis 2 membentuk sumbu terhadap atlas sehingga disebut juga
sebagai axis, dimana atlas bergeser bersama kepala. Tulang axis atau epistropheus
ditandai oleh adanya processus odontoideus (dens), mengarah keatas terhadap tubuh.
Dens berartikulasi didepan dengan arkus anterior atlas, dibelakang dipisahkan dari
ligamentum tranversus atlas oleh bursa.
Ligamen apical mengikat puncak dens ketepi depan dari foramen magnum,
sedangkan ligament alar mengikat ditepi lateral. Disebelah lateral dari dens, corpus
axis pada setiap sisi terdapat sebuah facet untuk permukaan bawah masa lateralis
atlas. Bagian bawah axis mengandung dua facet untuk artikulasi dengan processus
artikularis sevikal 3. Facet mengarah kedepan dan bawah sama seperti segmen
servikalis dibawahnya. Prosesus transverses bifida dapat diraba dibawah protuberantia
occipitalis externa. 16,23
Prosesus transversus yang berhubungan dengan vena-vena jugularis interna
dan nervus acessorius, bentuknya panjang, bagian akhir berhubungan dengan tuberkel
posterior dari prosesus transverses vertebrae cervicalis yang sama. Ujung masing-
masing dapat diraba dengan tekanan pada daerah antara puncak mastoideus dengan
angulus mandibula. 16,23
Pada tulang servikal bawah yaitu vertebrae cervical 2-7, bentuknya kecil,
dengan corpus yang lebar. Prosesus spinosunya lebih pendek dengan ujung bifida
yang dapat diraba. Hubungan antra pedikel dan lamina, masing-masing vertebra
terdapat pilar yang terdiri dari proccesus artikularis superior dan inferior. Facet
superior mengarah keatas dan kebelakang, facet inferior mengarah kebawah dan
depan. 16,23
Tepi atas dari corpus vertebrae meninggi pada bagian posterior, terutama pada
sisi-sisinya, mengalami penekanan pada bagian depan. Peninggian pada bagian tepi
disebut processus uncinatus. 16,23
Axis mempunyai prosesus transverses paling kecil dibandingkan dengan
vertebrae cervicalis yang lainnya dimana masing-masing mempunyai sebuah
tuberkulum pada ujungnya. 16,23
Masing-masing prosesus transversus dibelah oleh foramen transversarium dan
berakhir sebelah lateral dalam dua proyeksi, yaitu tuberkel anterior dan posterior. Ini
dihubungkan dengan jembatan tulang yaitu lamella intertubercularis. Tuberkel
anterior dari vertebrae cervical 6 lebar, disebut tuberculum caroticus, karena arteri
carotis communis menekan bagian ini. 16,23
Nervus kranialis cervical 1 keluar diantara tulang kepala dan atlas, dan setiap
nervus cervicalis kecuali servikal 8 meninggalkan kanalis intervebralis diatas nomor
vertebrai yang sesuai. Ramus ventralis dari setiap nervus cervicalis lewat dibelakang
foramen transversarium (dibelakang arteri vertebralis) dari vertebrae yang
bersangkutan. Sedang ramus dorsalis berjalan didepan processus artikularis. 16,23
Prosesus spinosus cervicalis 7 bentuknya panjang, tidak bercabang, tapi
berakhir sebagai tuberkulum tempat perlekatan dengan ligamentum nuchae. Ciri khas
yang lain adalah mempunyai processus transversus lebar, prosesus costalis kecil,
tuberkulum anterior sering tidak ada, foramen trannsversum kecil, kadang tidak ada.
Foramen ini dilewati vena-vena kecil, dan terkadang vena acessorius, kadan-kadang
arteri vertebralis. 16,23
II.1.5. VERTEBRAE THORACALIS
Bentuk dari vertebrae thoracalis 1 mirip dengan cervicalis. Dimana tepi
corpusnya meninggi pada bagian posterolateral, membentuk lingkaran depan dari
foramen intervertebrale, sebagai jalan keluarnya nervus cervicalis 8. Caput dari costa
1 mengadakan artikulasi dengan facet artikularis superior pada masing-masing sisi
corpus ditepi atas.
Sedangkan caput costa 2 mengadakan artikulasi dengan facet inferior kecil
pada tepi bawah, dan facet superior pada vertebrae thoracalis 2. Vertebrae thoracalis
2-7 mempunyai bentuk hampir sama. Dimana bagian luar corpus berbentuk
ginjal/kacang. Foramen vertebrae sirkuler, cekungan untuk aorta sering terlihat pada
sisi corpus vertebrae thoracalis 5-7 atau 8. 16,23
Pada vertebrae thoracalis 10, terdapat facet costalis semisirkular untuk costae
10, tapi tidak terdapat untuk costae 9. Facet costae pada processus transversus
menghadap keatas. Processus spinosus vertebrae thoracalis 10 atau 11, atau 12
kadang-kadang pendek. 16,23
Bentukan semilunar didapatkan pada facet costae superior dan inferior, yang
terletak pada tepi atas dan bawah dari hubungan corpus dan arkus. Facet costae
inferior dari vertebrae costae diatasnya dan facet superior yang lebih besar bersama-
sama dengan discus intervertebralis diatasnya membentuk soket untk kaput kosta
yang berhubungan.
Pada corpus thoracal ini pedikelnya pendek dan mengalami komprosi dari sisi
ke sisi, sedangkan lamina menyerong kearah bawah dan belakang. Processus spinosus
yang panjang mengarah kebawah dan belakang, menumpuk dengan spina vertebrae
dibawahnya, berakhir sebagai tuberkel kecil, mudah teraba, dan terletak kira-kira
selevel dengan diskus bawah yang bersangkutan. Processus transversus melebar ke
lateral, atas, belakang, panjang, bulat, dan kuat. 16,23
Facet costae vertebrae thoracal 12 terletak terutama pada pedikel, sedangkan
processus spinosusnya pendek dan horizontal. Pada processus transversus terdapat
tiga tuberkulum atau processus, yaitu processus mammilaris di atas, processus
accessories di bawah, dan processus costalis pada pedikel. Ketiganya berhubungan
dengan processus yang sama pada vertebrae lumbalis. Gambaran vertebrae thoracal
11 dan 12 kadang-kadang menyerupai vertebrae thoracal dan lumbal karena terdapat
di daerah transisi.
Facet costae tunggal terdapat pada vertebrae thoracalis 9 pada setiap sisinya.
Masing-masing facet mengadakan artikulasi dengan separuh bawah dari caput costae
9. Facet inferior bentuknya kecil.
Processus mammilaris thoracal 12 lebih lebar, terletak pada bidang yang
berbeda dengan lumbal 1 dan mengarah ke belakang, di belakang processus artikularis
superior. Seperti processus mammilaris yang lain, ini merupakan tempat melekatnya
otot. Facet artikularis thoracalis 11 dan 12 bentuknya asimetris yang biasanya facet
kanan datar sedang yang kiri cekung. 16,23
II.1.6. VERTEBRAE LUMBALIS
Morfologi dari vertebrae lumbalis dapat dibedakan dengan thoracalis pada
ukurannya yang besar, tidak terdapat facet costalis, dan foramen transversarium oleh
prosesus transversus yang tipis dan oleh prosesus spinosus quadrilateral. Bentukan
yang khas antara lain: pedikel pendek dan tebal, lamina pendek dan tebal, corpus
berbentuk ginjal, bagian konkaf menghadap ke foramen vertebralis triangular. Pars
interartikularis merupakan bagian antara processus artikularis superior dan inferior.
Spinosus berbentuk kapak segi empat yang meluar kebelakang secara
horizontal, dengan tepi bawahnya kura-kira selevel dengan permukaan bawah corpus.
Facet superior berbentuk konkaf kearah medial, facet inferior konvek ke lateral.
Processus mamilaris menghadap ke belakang dari processus artikularis superior.
Processus transversusnya panjang, tipis, dan meluas kelateral terkadang kebelakang. 16,23
Vertebrae lumbal 5 mempunyai ukuran terbesar dengan processus transversus
yang besar dan pada bagian depan corpusnya lebih tebal. Bentuk ini berhubungan
dengan adanya sudut lumbosacral yang menonjol. Processus artikularis inferiornya
lebar, tepisah satu sama lain dengan facet yang mengarah ke depan dan lateral.
Persendian terbentuk diantaranya dan pada facet superior sacrum, yang terkadang
sering kali tidak simetri. 16,23
II.1.7. SACRUM
Terbentuk dari lima (sebenarnya enam) vertebrae yang mengalami fusi,
membentuk suatu tulang yang lebar saat dewasa. Antar elemen dari processus
transversus dan costalis dari masing-masing vertebrae menyatu dan mengadakan
hubungan dibagian lateral dari foramen intervertebrale dan membentuk foramen
sacralis. Sacrum mempunyai artikulasi dengan vertebrae lumbalis diatas, dan dengan
ilium dilateral. Pusat gravitasi tubuh kira-kira 1 cm dibelakang promontorium sacralis. 16
II.2. SISTEM PERSENDIAN
Kolumna vertebrae memiliki beberapa sistem persendian yang bekerja, yaitu:
1. Sendi-sendi pada arkus vertebrae
2. Sendi antar corpus vertebrae
3. Sendi atlanto-occipitale dan atlanto-axial
4. Sendi-sendi sacro-iliaca16
5. Sendi-sendi costovertebrae
II.2.1. SENDI PADA ARCUS VERTEBRAE
Arcus vertebrae dihubungkan oleh sendi synovial antara processus articularis
dan oleh ligamentum accessorius yang menghubungkan lamina, processus
transversus, dan processus spinosus. Ligamentum accessorius terdiri dari ligamentum
flavum, ligamentum nuchae, ligamentum supraspinosum, ligamentum interspinosum,
dan ligamentum intertransversum. 16
Antara puncak dari processus spinus dihubungkan oleh ligamentum
supraspinosum dimana pada lumbal bawah perkembangannya lebih jelek. Pada bagian
atas ligamentum spinosum menyatu dengan ligamentum nuchae, suatu membran
triangular yang membentuk septum fibrosus ditengah diantara otot-otot pada dua sisi
leher. Ligamentum nuchae, tepi superior melekat pada crista occipitalis externa, tepi
anterior melekat pada processus spinosus vertebralis cervicalis, tepi posterior yang
bebas meluas padi processus occipitalis externa ke processus spinosus vertebrae
cervical 7. 16
Diantara dua spina yang berdekatan didapatkan ligamentum interspinosum,
hanya berkembang baik dari daerah lumbal. 16
Ligamentum flavum yang elastis menghubungkan tepi-tepi lamina dari
vertebrae yang berdekatan. Beberapa serat mungkin terdapat pada permukaan anterior
dari lamina. Pada sisi lateral setiap ligamentum flavum yang meluas ke kapsul sendi
antar facet, dan memberi konstribusi terhadap bentukan bulatan bagian posterior dari
foramen intervertebrale. 16
II.2.2. SENDI ANTAR CORPUS VERTEBRAE
Bentuk ligamentum longitudinal anterior lebar, tebal, dan berjalan didepan
corpus dan discus secara longitudinal dimana berfusi dengan periosteum dan annulus
fibrosus. Pada bagian bawah ligament ini melekat pada tulang sacrum dan menyebar
ke lateral pada permukaan pelvis. Sedangkan diatas mengadakan perlekatan di
tuberkulum anterior tulang atlas. 16,23
Antara korpus yang berdekatan terletak discus intervertebralis yang
merupakan persendian fibrocartilaginous. Paling proximal, discus terdapat antara
corpus cervical 2-3, sedang paling distal adalah antara coccic. Variasi struktur dan
susunan diskus sesuai dengan umur nya. Pada orang dewasa setiap discus
mengandung nucleus pulposus dan annulus fibrosus, dengan sedikit pembuluh darah
dan syaraf.
Antar vertebrae yang berdekatan corpus dihubungkan dengan ligamentum
longitudinale anterior, posterior, dan discus intervertebralis. 23
Nukleus pulposus terdapat pada bagian tengah dari diskus, dimana struktur ini
berwarna putih, semigelatinous, mengandung serat-serat kolagen tipis, sel-sel jaringan
ikat, sel kolagen dan bahan amorphous, sangat plastis, serta menyerupai cairan.
Bentukan ini depertahankan oleh lempeng cartilage dan annulus fibrosus. 16
Ligamentum longitudinalis posterior terletak didalam canalis vertebralis di
bagian posterior corpus dan discus intervertebralis. Diatas berlanjut dengan membrana
tectoria, tempat perlekatan dengan tulang occipital. Kebawah menyempit di belakan
corpus vertebrae, tapi pada daerah discus melebar kelateral dan bergabung bersama
annulus fibrosus. Semakin bawah akan menuju canalis sacralis. 16
Ditepinya corpus vertebrae dilapisi tulang rawan hyaline tipis yang berperan
untuk pertumbuhan panjang corpus selama masa pertumbuhan, juga sebagai tempat
difusi cairan antara diskus dan kapiler vertebrae. Discus mengandung kadar air yang
tinggi, yang jumlahnya akan menurun dengan pertambahan umur. Selain itu serat-
seratnya akan menjadi kasar dan mengalami hyalinisasi. 16
Sejumlah lamelae-lamelae kolagen yang terkandung dalam annulus fibrosus
tersusun secara spiral. Diatas dan dibawah cincin epiphysis dan tepi dari lempeng
hyaline serat-serat annulus melekat. Pada lapisan yang paling luar serat ini melekat
pada ligamentum longitudinal. Lapisan paling dalam adalah fibrocartilage. Dan discus
terdekat akan cenderung menjadi fibrocarilaginous dengan bertambahnya umur dan
perbedaan struktur antara nucleus dan annulus seringkali menjadi hilang. 16
II.2.3. SENDI ANTLANTO-OCCIPITALE DAN ATLANTO-AXIAL
Sendi atlanto-occipitale dari setiap sisi antara facet artikularis superior pada
masa lateral dan berhubungan dengan condylus occipitalis. Kedua tulang juga
dihubungkan dengan membrane atlanto-occipitalis anterior dan posterior, yang
meluas dari arkus anterior dan posterior tulang atlas, sampai ke tepi anterior dan
posterior foramen magnum. Membran anterior berhubungan dengan ligamentum
longitudinal anterior, sedang membrane posterior berhubungan dengan ligamentum
flavum. Facet pada condylus occipitalis umumnya berupa bentukan “hourglass”. 16
Secara fungsional, sendi atlanto-occipital kiri dan kanan bekerja bersama-
sama sebagai suatu artikulasi ellipsoidal. Pergerakan yang dimungkinkan adalah
fleksi-ekstensi sepanjang sumbu transversal, mengangkat kepala sepanjang sumbu
antero-posterior. 16
Sendi atlanto-axial termasuk tipe synovial, terdiri dari tiga buah (2 lateral, 1
medial). Setiap sendi antlanto-axial lateral bergabung dengan processus artikularis
dimana memiliki membrane synovial dan kapsul. Kapsul sendi diperkuat pada bagian
posterior oleh ligamentum atlanto-axial accessorius. Sendi atlanto-axial medial
merupakan suatu pivot joint yang dibentuk oleh arkus anterior dan ligamentum
transversum atlas dan dens axis. 16
II.2.4. SENDI SACRO-ILIACA
Merupakan suatu sendi synovial yang dibentuk oleh penggabungan permukaan
artikuler dari os sacrum and illium. Stabilitas dan kekuatannya ditentukan oleh
konfigurasi tulang-tulang yang membentuknya dan susunan ligamentum sacro-illiaca. 16
II.2.5. SENDI COSTOVERTEBRALIS
Sendi ini terdiri dari sendi-sendi caput costae dengan corpus vertebralis dan
sendi costotransversus diantara costae dan processus transversus vertebralis. 16
II.3. KOMPONEN OTOT
Dua kelompok otot menyusun bagian belakang tubuh yaitu kelompok dibagian
anterior kolumna vertebralis dan posterior kolumna. Kelompok anterior (prevertebral
muscle) mencakup otot-otot di leher dan abdomen. Pada kelompok posterior lapisan
superfisialisnya terdiri dari otot trapezius dan latissimus dorsi, sedang pada profundus
terdiri atas otot levator scapulae, rhomboideus dans serratus posterior.
Fascia thoracolumbal meluas dari processus spinosus ke lateral membentuk
suatu retinakulum untuk otot dibawahnya. Di daerah thoracal melekat pada costae,
dan di daerah lumbal beberapa lapisan menebal. Pada tiap sisi menyebar ke lateral
dari processus spinosus, dan pada tepi lateral dari otot erector spinae terbagi dan
membungkus latissimus dorsi. 16
Bagian belakang tubuh mempunyai jaringan subkutan yang tebal, fascia
melekat pada bidang tengah processus spinosus, ligamentum supraspinosum dan
ligamentum nuchae. Fascia meluas ke lateral, membungkus otot-otot bagian belakang
dan berhubungan dengan fascia leher, axilla, thoraks, dan abdomen. Ke arah bawah
melekat crista iliaca. Fascia di daerah leher disebut juga sebagai “nuchal fascia”
sedang dibawahnya disebut “thoracolumbal fascia”. 16
II.3.1. OTOT-OTOT PROFUNDA
Dikelompokkan berdasarkan arah dan perlekatan dari komponen seratnya. Di
daerah lumbal membentuk kelompok lateral (erector spinae) dan kelompok medial
(transversospinal) dan kearah cephalad semakin kompleks susunannya. 16
II.3.1.1. OTOT ERECTOR SPINAE DAN SPLENIUS
Bentuk otot ini memanjang dan menyebar dari sacrum kearah kepala, dalam
suatu sistem spinotransversum.Dimulai pada daerah sacrum dan ilium otot erector
spinae (sacrospinalis) mulai menebal pada saat naik sepanjang sisi processus spinosus
lumbalis. Di level costae bawah terbagi menjadi tiga, menyebar keatas pada punggung
belakang dan dada, membentuk insertio pada costae dan vertebrae.
Otot longissimus
Dengan bentukan lebar, panjang, yang menyusun sebagian besar erector
spinae yang dibedakan menjadi: longissimus thoracis, yang melekat pada
processus accessorius mulai vertebrae lumbalis atas, pada costae, dan
processus transversus vertebrae thoracalis; longissimus cervicis yang
menyebar mulai dari processus transversus vertebrae thoracalis ke atas
tuberculum posterior processus transversus dan processus articularis cervical
bawah dan thoracalis atas, berinsertio pada belakang processus mastoideus.
Otot spinalis
Berjalan di sepanjang garis tengah spina dibedakan menjadi tiga macam : otot
spinalis thoracalis, dimana menyebar antaran processus spinosus lumbalis atas
dan poscesssus spinosus thoracalis atas; otot spinalis cervicis, menyebar dari
ligamentum nuchae dan processus spinosus cervicalis 7 menuju processus
spinosus cervicalis 1; otot spinalis capitis, merupakan bagian dari otot spinalis
cervicis.
Otot splenius
Suatu otot utama punggung, mulai dari garis tengah (ligamentum nuchae dan
processus spinosus), berjalan keatas dan lateral. Dibagi menjadi dua bagian:
otot splenius capitis, berawal dari bagian bawah ligamentum nuchae dan
processus spinosus cervical 7 dan vertebrae thoracalis atas. Mempunyai serat
yang mengarah keatas dan lateral menuju mastoid tulang temporal dan
sepertiga lateral garis nuchal superior tulang occipital; otot splenius cervicis,
di lateral splenius capitis, mulai processus spinosus vertebrae thoracalis
bagian atas dan berinsertio pada processu vertebrae cervicalis atas
(tuberculum posterior). 16
Otot iliocostocervicalis
Deviasi lateral dari erector spinae, merupakan suatu kelompok ascenden,
terdiri dari otot musculus iliocostalis lumborum, thoracis, dan cervicis,
melekat pada angulus costae dan pada processus transversus vertebrae
cervicalis bawah.
II.3.1.2. OTOT TRANSVERSOSPINALIS
Terletak lebih dalam dibandingkan dengan otot erector spinae dimana
mengandung sejumlah otot-otot kecil yang berjalan secara oblique ke atas dan medial,
dari processus transversus ke processus spinosus.
Otot multividus, rotatores, interspinalis, dan intertranversarii
Otot multividus berbentuk pendek, triangular, yang terletak lebih dalam dari
otot semispinalis. Otot rotatores merupakan otot paling dalam dimana
berinsertio pada lamina tepat diatas atau pada processus spinosus atas
berikutnya yang melewati satu atau dua segmen.
Otot interspinalis dan intertransversarii menghubungkan processus spinosus
dan transversus yang perkembangannya minimal di thoracal, seringkali tidak
ada. 16
Otot semispinalis
Serat terluarnya menyebar menjadi 4-6 segmen yang menjadi komponen
utama otot transversospinalis. Dibagi menjadi: otot semispinalis thoracis yang
merupakan gabungan serat otot yang menyebar dari processus transversus
vertebrae thoracalis bagian bawah ke processus spinosus vertebrae thoracal
bagian bawah, bagian atas, dan vertebrae cervical bagian bawah; otot
semipinalis cervicis, tertutup oleh otot semispinalis capitis yang berasal dari
processus transversus dan processus articularis vertebrae thoracal atas dan
berinsertio ke processus spinosus vertebrae cervicalis
II.4. KOMPONEN PEMBULUH DARAH
II.4.1.ARTERI
Pembuluh darah arteri memberikan vaskularisasi ke struktur belakang tubuh
meliputi:
1. Daerah thoracal dan abdomen: mendapat vaskularisasi dari cabang muscularis
dan spinalis arteri intercostalis posterior, arteri subcostalis, dan arteri
lumbalis.
2. Daerah leher: yang didapat dari cabang muscularis arteri occipitalis, cabang
muscularis dan spinalis arteri cervicalis ascenden, arteri vertebralis dan arteri
cervicalis profunda.
3. Daerah lumbal: berasal dari cabang iliolumbal dan cabang sacralis lateralis
arteri iliaca interna. 16
II.4.2. SISTEM VENA
Sistem vena vertebrae merupakan jaringan vena pleksiformis yang
berhubungan ke atas dengan sinus-sinus duralis cranialis, sedangkan kebawah dengan
vena-vena pelvis, sedangkan pada daerah leher dan tungkai dengan vene azygos dan
vena cava. 16
Sistem vena pada vertebrae dibagi menjadi tiga divisi:
1. Sistem vena-vena pada ruangan sumsum tulang, yang mengalirkan darah
kebelakang menuju jaringan vena internal, dan ke depan dan lateral ke plexus
eksterna.
2. Plexus venosus vertebrae eksterna, dimana bagian anterior terletak pada
anterior dari corpus vertebrae, sedangkan bagian posterior terletak pada sisi
luar dari arcus vertebrae. Sistem ini menerima darah dari otot-otot punggung
dan tulang. 16
3. Plexus venosus vertebralis (epiduralis) interna, berupa plexus besar yang
mengelilingi duramater yang alirannya bermuara ke canalis verterbralis.
Mulai dari coccix ke foramen magnum, dimana alirannya terputus pada
level-level discus intervertebralis yang membentuk konfigurasi seperti tangga
di anterior dan posterior.
II.5. SISTEM PERSYARAFAN
Cabang-cabang meningeal dan ramus dorsalis nervous spinalis memberikan
sistem persyarafan daerah punggung.
II.5.1 CABANG MENINGEAL NERVOUS SPINALIS
Cabang meningeal yang berasal dari nervous spinalis atau yang disebut
nervous sinuvertebral, yang memasuki kembali ke canalis vertebralis dan terbagi
dalam filament-filamen yang bergabung dengan cabang meningeal yang berdekatan.
Serat-serat vasomotor dan afferent terkandung dalam syaraf ini, dimana melayani
duramater, ligamentum longitudinal posterior, periosteum, epidural, dan pembuluh
darah intraosseus. 16
II.5.2. RAMUS DORSALIS NERVOUS SPINALIS
Dalam ramus dorsalis mengandung serat motorik, sensorik , dan simpatetik
yang berjalan ke belakang, melayani otot, tulang, sendi, dan kulit. Ramus dorsalis
kebanyakan terbagi menjadi terbagi menjadi cabang medial dan lateral, dimana
masing-masing berjalan kebawah dan dorsal. Setiap ramus berhubungan dengan
syaraf-syaraf diatas dan dibawahnya dan membentuk plexus pada otot-otot
punggung. 16
II.5.3. MEDULLA SPINALIS
Medulla spinalis merupakan struktur dengan panjang sekitar 45 sentimeter
yang terbentang mulai foramen magnum dimana berlajut sebagai medulla oblongata,
berjalan ke distal sampai lumbal atas. Seringkali berakhir pada level lumbal 1-2,
dengan range antara thorcalis 12 – lumbal 1 sampai lumbal 2-3. Pada level di
bawahnya canalis spinalis diisi oleh meningen dari akar-akar syaraf spinalis. 16
Fillum terminale merupakan lanjutan kearah caudal dari medulla spinalis.
Merupakan jaringan fibrous glistenin yang tipis sebagai perpanjangan dari piamater
yang akan bergabung dengan duramater pada apeks dari saccus duralis, sebagai
fillum duramater. 16
Berbentuk hampir silindris, medulla spinalis sedikit lebih datar pada arah
depan-belakang. Terdapat pelebaran didaerah servikal dan lumbal pada tempat
perlekatan syaraf-syaraf ke anggota gerak. Connus medullaris merupakan ujung akhir
dari medulla spinalis yang berbentuk kerucut. 16
Terdapat cekungan ringan atau sulcus posteromedial pada bagian dorsal dari
medulla spinalis. Fillamen akar syaraf dorsal masuk dari lateral sulcus pada interval
yang berbeda. Pada pemukaan dosal medulla spinalis terdapat sejumlah vasa-vasa
kecil yang berasal dari vasa-vasa spinalis posterior, dan vasa medullaris. 16
Dibagian anterior sepanjang medulla spinalis terdapat sulcus medialis anterior
yang diisi oleh arteri spinalis anterior dan vena-vena kecil. Fillamen akar syaraf
ventral meninggalkan sisi lateral medulla spinalis dengan interval yang tidak tentu. 16
Myelomer merupakan segmen medulla spinalis dimana pasangan akar syaraf
dorsal dan ventralnya bergabung. Setiap akar syaraf dorsalis terdapat pelebaran oval
yang disebut ganglion spinalis yang berada didekat atau pada foramen
intervertebrale. Bagian distal dari ganglion, setiap akar dorsalis bergabung dengan
akar ventralis, membentuk nervous spinalis.
Pasangan nervous spinalis masuk diantara atlas dan tulang kepala, sedangkan
nervous cervicalis sisa lainnya kecuali nervous cervicalis 8 meninggalkan canalis
vertebralis diatas vertebrae yang sesuai.
Nervous cervicalis 8 masuk dibawah corpus vertebrae cervicalis 7, sehingga
syaraf keluar dibawah corpus vertebrae yang sesuai. Sehingga didapatkan 31 pasang
nervous spinalis; 8 pasang cervicalis, 12 pasang thoracalis, 5 pasang lumbalis, 5
pasang sacralis dan biasanya 1 pasang nervous spinalis coccigeus.16.
Oleh karena terdapat perbedaan panjang antara level-level myelomer dengan
vertebrae yang sesuai, akar nervous spinalis bagian bawah lebih oblique dan masuks
dari foramen intervertebralis pada level yang lebih bawah. 16
Vaskularisasi dari medulla spinalis ini dibentuk oleh tiga saluran memanjang,
mulai dari medulla oblongata ke conus medullaris; satu saluran pada bagian
anteromedial, dua saluran lainnya terdapat di bagian posterolateral. Ketiga saluran
diberkuat oleh cabang-cabang arteri segmentalis. 16
Saluran anterior, merupakan arteri spinalis anterior yang dibentuk oleh
gabungan dua cabang arteri vertebralis. Pada fissura mediana anterior diperkuat oleh
arteri medullaris. Arteri spinalis anterior memberikan cabang-cabang sentral yang
melayani kira-kira 4/5 bagian anterior medulla spinalis. Dua arteri spinalis posterior
yang berasal dari arteri vertebralis atau dari arteri cerebellaris inferior posterior yang
diperkuat oleh arteri-arteri medullaris. 16
Gabungan akar-akar nervous spinalis yang turn dari bagian bawah medulla
spinalis (di bawah lumbal 1) bergabumg membentuk cauda equina, dan mengisi
canalis spinalis dibawah medulla spinalis.
Vena-vena untuk aliran darah balik medulla spinalis, bersama-sama dengan
plexus venosus vertebralis interna, mengalirkan darah ke vena-vena intervertebralis
kemudian berjalan menuju vena-vena segmentalis. 16