tugas bedah kepustakaan 1-3

24
TUGAS RACHMANIA MAYANGSARI MUCHLIS Jumat, 23 Oktober 2015 KEPANITERAAN KLINIK STASE BEDAH RS ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI OMFALOKEL dan GASTROSKISIS

Upload: brosna

Post on 01-Feb-2016

245 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

B

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

TUGASRACHMANIA MAYANGSARI MUCHLIS

Jumat, 23 Oktober 2015

KEPANITERAAN KLINIK STASE BEDAHRS ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI

OMFALOKEL dan GASTROSKISIS

Page 2: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

OMFALOKELOmfalokel atau

disebut juga exomfalos terjadi bila terdapat kegagalan intestin kembali ke rongga abdomen dalam minggu ke-10 kehidupan janin dalam kandungan.

Omfalokel atau disebut juga exomfalos terjadi bila terdapat kegagalan intestin kembali ke rongga abdomen dalam minggu ke-10 kehidupan janin dalam kandungan.

Page 3: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

DIAGNOSISBeberapa keadaan yang perlu diperhatikan :•Omfalokel yang pecah mempunyai prognosis buruk•Omfalokel dengan diameter 5 cm atau kurang pada bayi aterm umumnya dapat ditutup primer dan mempunyai prognosis baik

Beberapa keadaan yang perlu diperhatikan :•Omfalokel yang pecah mempunyai prognosis buruk•Omfalokel dengan diameter 5 cm atau kurang pada bayi aterm umumnya dapat ditutup primer dan mempunyai prognosis baik

Diagnosis omfalokel cukup dengan melihat defek di daerah umbilikus dengan bagian yang tertutup selaput tipis transparan.Di bagian dalam dapat terlihat usus-usus, sebagian hepar, mungkin lambung dan lien bergantung pada luas defek.Pemeriksaan radiologi penting pembuatan foto toraks untuk melihat adanya aspirasi pneumoni, malformasi jantung dan sebagainya.

Diagnosis omfalokel cukup dengan melihat defek di daerah umbilikus dengan bagian yang tertutup selaput tipis transparan.Di bagian dalam dapat terlihat usus-usus, sebagian hepar, mungkin lambung dan lien bergantung pada luas defek.Pemeriksaan radiologi penting pembuatan foto toraks untuk melihat adanya aspirasi pneumoni, malformasi jantung dan sebagainya.

Page 4: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

PENATALAKSANAANTerapi pada omfalokel, yaitu :1.Bayi dipertahankan dalam lingkungan yang hangat untuk mempertahankan suhu tubuhnya2.Pemasangan sonde lambung untuk mencegah distensi lambung dan usus-usus3.Pertahankan selaput omfalokel tetap dalam keadaan basah dan steril4.Pemberian antibiotika profilaksis untuk mencegah invasi kuman melalui dinding omfalokel. Ini perlu dilakukan karena dinding omfalokel tidak mengandung vaskularisasi yang cukup sehingga mudah terjadi nekrosis dan terinfeksi5.Pembedahan definitif untuk menutup defek dinding abdomen perlu segera dilakukan sebelum kantong omfalokel terinfeksi. Pembedahan ini mempunyai prognosis lebih baik daripada terapi konservatif.

Terapi pada omfalokel, yaitu :1.Bayi dipertahankan dalam lingkungan yang hangat untuk mempertahankan suhu tubuhnya2.Pemasangan sonde lambung untuk mencegah distensi lambung dan usus-usus3.Pertahankan selaput omfalokel tetap dalam keadaan basah dan steril4.Pemberian antibiotika profilaksis untuk mencegah invasi kuman melalui dinding omfalokel. Ini perlu dilakukan karena dinding omfalokel tidak mengandung vaskularisasi yang cukup sehingga mudah terjadi nekrosis dan terinfeksi5.Pembedahan definitif untuk menutup defek dinding abdomen perlu segera dilakukan sebelum kantong omfalokel terinfeksi. Pembedahan ini mempunyai prognosis lebih baik daripada terapi konservatif.

Pembedahan terdiri dari 2 cara :1. Dengan penutupan primer2. Penutupan defek dengan

bantuan lembar teflon atau silastik

Pembedahan terdiri dari 2 cara :1. Dengan penutupan primer2. Penutupan defek dengan

bantuan lembar teflon atau silastik

Page 5: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

GASTROSKISIS

Gastroskisis terbentuk akibat kegagalan fusi somit dalam pembentukan dinding abdomen sehingga dinding abdomen sebagian tetap terbuka.

Gastroskisis terbentuk akibat kegagalan fusi somit dalam pembentukan dinding abdomen sehingga dinding abdomen sebagian tetap terbuka.

Page 6: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

DIAGNOSISMasalah setelah kelahiran usus-usus, visera dan seluruh permukaan berhubungan dengan dunia luar menyebabkan :•Penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung, sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi•Kontaminasi usus dengan kuman juga cepat berlangsung sehingga terjadi sepsis•Aerofagi menyebabkan usus-usus distensi sehingga mempersulit koreksi pemasukan intestin ke rongga abdomen pada waktu pembedahan

Masalah setelah kelahiran usus-usus, visera dan seluruh permukaan berhubungan dengan dunia luar menyebabkan :•Penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung, sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi•Kontaminasi usus dengan kuman juga cepat berlangsung sehingga terjadi sepsis•Aerofagi menyebabkan usus-usus distensi sehingga mempersulit koreksi pemasukan intestin ke rongga abdomen pada waktu pembedahan

Diagnosis gastroskisis dari defek dinding abdomen terbuka tanpa tertutup peritoneum.Umbilikus tampak normal.Usus-usus terlihat tebal dan pendek.

Diagnosis gastroskisis dari defek dinding abdomen terbuka tanpa tertutup peritoneum.Umbilikus tampak normal.Usus-usus terlihat tebal dan pendek.

Page 7: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

PENATALAKSANAANTerapi pada gastroskisis, pertolongan pertama untuk mencegah penyulit-penyulit yang timbul dengan :1.Pemasangan sonde lambung dan pengisapan yang kontinyu untuk mencegah distensi usus-usus yang mempersulit pembedahan2.Pemberian cairan dan elektrolit atau kalori intravena3.Antibiotika dengan spektrum luas secara intravena dan pada prabedah4.Suhu tubuh dipertahankan dengan baik5.Pencegahan kontaminasi usus-usus dengan menutup menggunakan kasa steril lembab dengan cairan NaCl steril

Terapi pada gastroskisis, pertolongan pertama untuk mencegah penyulit-penyulit yang timbul dengan :1.Pemasangan sonde lambung dan pengisapan yang kontinyu untuk mencegah distensi usus-usus yang mempersulit pembedahan2.Pemberian cairan dan elektrolit atau kalori intravena3.Antibiotika dengan spektrum luas secara intravena dan pada prabedah4.Suhu tubuh dipertahankan dengan baik5.Pencegahan kontaminasi usus-usus dengan menutup menggunakan kasa steril lembab dengan cairan NaCl steril

Pembedahan segera dilakukan sebelum penyulit-penyulit seperti distensi usus-usus, infeksi atau sepsis dan hipotermi terjadi. Pembedahan segera dengan persiapan yang baik maka gastroskisis mempunyai prognosis yang baik

Pembedahan segera dilakukan sebelum penyulit-penyulit seperti distensi usus-usus, infeksi atau sepsis dan hipotermi terjadi. Pembedahan segera dengan persiapan yang baik maka gastroskisis mempunyai prognosis yang baik

Page 8: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

KOMPLIKASI

• Komplikasi dini berupa infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaan yang langsung terpapar. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan lain yang memperburuk prognosis.

• Komplikasi dini berupa infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaan yang langsung terpapar. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan lain yang memperburuk prognosis.

Page 9: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

TUGASRACHMANIA MAYANGSARI MUCHLIS

Jumat, 23 Oktober 2015

KEPANITERAAN KLINIK STASE BEDAHRS ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI

MALFORMASI ANOREKTAL

Page 10: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

MALFORMASI ANOREKTALMalformasi anorektal adalah kelainan-

kelainan kongenital yang ditemukan pada saluran cerna bagian anus dan rektum. Kelainan yang terjadi dapat berupa tidak terbentuknya lubang anus, lubang anus tidak terletak pada tempatnya, sampai bersatunya lubang keluar anur, saluran kemih, dan saluran genitalia

Malformasi anorektal adalah kelainan-kelainan kongenital yang ditemukan pada saluran cerna bagian anus dan rektum. Kelainan yang terjadi dapat berupa tidak terbentuknya lubang anus, lubang anus tidak terletak pada tempatnya, sampai bersatunya lubang keluar anur, saluran kemih, dan saluran genitalia

Page 11: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

KLASIFIKASI

Golongan I

Tindakan

1. Fistel urine

2. Atresia rekti

3. Perineum datar

4. Tanpa fistel. Udara > 1cm dari kulit pada invertogram

Kolostomi neonatusOperasi defenitifUsia 4-6 bulan

Golongan II Tindakan1. Fistel

perineum2. Membran

anal meconeum tract

3. Stenosis ani4. Bucket

handle5. Tanpa

fistel. Udara < 1cm dari kulit pada invertogram

Operasi defenitif pada neonatusTanpa kolostomi

Laki-laki :

Laki-laki :

Page 12: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

KLASIFIKASIWani

ta :Wani

ta :Golongan I Tindakan

1. Kloaka2. Fistel vagina3. Fistel vestibulum ano atau

rekto vestibuler4. Atresia rekti5. Tanpa fistel. Udara > 1cm dari

kulit pada invertogram

Kolostomi neonatusUsia 4-6 bulan

Golongan II Tindakan1. Fistel perineum2. Stenosis

3. Tanpa fistel. Udara > 1cm dari kulit pada invertogram

Operasi defenitif pada neonatus

Page 13: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

DIAGNOSISDiagnosis adanya atresia ani dengan atau tanpa fistula; adanya mekonium di urine atau keluar spontan dari uretra; pemeriksaan penunjang didapatkan : invertogram / knee-chest position. Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan hubungan antara ujung distal rektum dengan perineum. Pasien dibiarkan dalam posisi knee-chest selama 5-10 menit, kemudian dilakukan foto lateral. Apabila jarak rektum dan kulit < 1cm, maka disebut lesi letak rendah , bila > 1 cm disebut lesi letak tinggi; MRI atau CT-scan untuk mengevaluasi kompleks otot pelvis dan panggul; urinalisis

Diagnosis adanya atresia ani dengan atau tanpa fistula; adanya mekonium di urine atau keluar spontan dari uretra; pemeriksaan penunjang didapatkan : invertogram / knee-chest position. Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan hubungan antara ujung distal rektum dengan perineum. Pasien dibiarkan dalam posisi knee-chest selama 5-10 menit, kemudian dilakukan foto lateral. Apabila jarak rektum dan kulit < 1cm, maka disebut lesi letak rendah , bila > 1 cm disebut lesi letak tinggi; MRI atau CT-scan untuk mengevaluasi kompleks otot pelvis dan panggul; urinalisis

Selain itu, lakukan pemeriksaan lain karena anak dengan malformasi anorektal memiliki asosiasi dengan kelainan lainnya. Asosiasi VACTERL (vertebral, anal, cardiac, tracheal-esophageal, renal, and limb) harus diselidiki pada setiap pasien dengan malformasi anorektal

Selain itu, lakukan pemeriksaan lain karena anak dengan malformasi anorektal memiliki asosiasi dengan kelainan lainnya. Asosiasi VACTERL (vertebral, anal, cardiac, tracheal-esophageal, renal, and limb) harus diselidiki pada setiap pasien dengan malformasi anorektal

Page 14: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

PENATALAKSANAANPrinsip pengobatan operatif pada malformasi anorektal dengan eksplorasi postero sagital anorektal plastik, akan banyak menggunakan kolostomi perlindungan atau kolostomi sementara. Ada dua tempat kolostomi yang dianjurkan dipakai pada neonatus dan bayi, yaitu : transversokolostomi (kolostomi di kolon transversum) dan sigmoidostomi (kolostomi di sigmoid). Bentuk kolostomi yang mudah dan aman adalah laran ganda (double barrel)

Prinsip pengobatan operatif pada malformasi anorektal dengan eksplorasi postero sagital anorektal plastik, akan banyak menggunakan kolostomi perlindungan atau kolostomi sementara. Ada dua tempat kolostomi yang dianjurkan dipakai pada neonatus dan bayi, yaitu : transversokolostomi (kolostomi di kolon transversum) dan sigmoidostomi (kolostomi di sigmoid). Bentuk kolostomi yang mudah dan aman adalah laran ganda (double barrel)

Teknik operasi definitif : posterior sagital ano-rekto-plasti. Prinsip operasi ialah :1.Bayi diletakkan tengkurap2.Sayatan dilakukan di perineum pada garis tengah, mulai dari ujung koksigeus sampai batas anterior marka anus3.Tetap bekerja di garis tengah untuk mencegah merusak saraf4.Ahli bedah harus mengenal dan melakukan preservasi seluruh otot5.Tidak menimbulkan trauma struktur lain

Teknik operasi definitif : posterior sagital ano-rekto-plasti. Prinsip operasi ialah :1.Bayi diletakkan tengkurap2.Sayatan dilakukan di perineum pada garis tengah, mulai dari ujung koksigeus sampai batas anterior marka anus3.Tetap bekerja di garis tengah untuk mencegah merusak saraf4.Ahli bedah harus mengenal dan melakukan preservasi seluruh otot5.Tidak menimbulkan trauma struktur lain

Page 15: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

PROGNOSIS

Dengan menggunakan klasifikasi di atas dapat dilakukan evaluasi fungsi klinis :•Kontrol feses dan kebiasaan buang air besar;•Sensasi rektal dan soiling;•Kontraksi otot yang baik pada colok dubur

Evaluasi psikologisFungsi kontinensi tidak hanya

tergantung integritas atau kekuatan sfingter atau sensasi saja, tetapi tergantung juga pada bantuan orangtua dan kerja sama serta keadaan mental penderita

Dengan menggunakan klasifikasi di atas dapat dilakukan evaluasi fungsi klinis :•Kontrol feses dan kebiasaan buang air besar;•Sensasi rektal dan soiling;•Kontraksi otot yang baik pada colok dubur

Evaluasi psikologisFungsi kontinensi tidak hanya

tergantung integritas atau kekuatan sfingter atau sensasi saja, tetapi tergantung juga pada bantuan orangtua dan kerja sama serta keadaan mental penderita

Page 16: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

TUGASRACHMANIA MAYANGSARI MUCHLIS

Jumat, 23 Oktober 2015

KEPANITERAAN KLINIK STASE BEDAHRS ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI

FISURA ANUS pada BAYI dan ANAK

Page 17: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

FISURA ANUSDalam bahasa Indonesia fisura anus dapat diterjemahkan sebagai robekan dubur. Kelainan ini kadang-kadang tidak terdiagnosis oleh karena luka robek telah menyembuh, tetapi manifestasi selanjutnya berupa konstipasi; sering salah didiagnosis sebagai penyakit Hirschsprung

Dalam bahasa Indonesia fisura anus dapat diterjemahkan sebagai robekan dubur. Kelainan ini kadang-kadang tidak terdiagnosis oleh karena luka robek telah menyembuh, tetapi manifestasi selanjutnya berupa konstipasi; sering salah didiagnosis sebagai penyakit Hirschsprung

Page 18: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

PATOGENESISDalam waktu 2-3 hari menahan defekasi, luka telah mengalami proses penyembuhan dan robek kembali pada waktu defekasi. Akhirnya terjadi fibrosis dan sfingter anus menjadi kaku. Defekasi semakin sulit dan penderita akan mengedan lebih hebat. Feses umumnya besar dan keras oleh karena tertahan beberapa hari dalam rektum. Proses fibrosisnya menetap walaupun darah sudah tidak keluar lagi pada waktu defekasi

Dalam waktu 2-3 hari menahan defekasi, luka telah mengalami proses penyembuhan dan robek kembali pada waktu defekasi. Akhirnya terjadi fibrosis dan sfingter anus menjadi kaku. Defekasi semakin sulit dan penderita akan mengedan lebih hebat. Feses umumnya besar dan keras oleh karena tertahan beberapa hari dalam rektum. Proses fibrosisnya menetap walaupun darah sudah tidak keluar lagi pada waktu defekasi

Robekan dubur biasa disebabkan oleh defekasi dengan feses yang besar dan keras. Pada suatu ketika oleh karena suatu sebab penderita menunda defekasi atau karena diet yang kurang mengandung sayuran dan buah-buahan menyebabkan feses menggumpal besar dan keras. Selanjutnya penderita cenderung menahan defekasi karena perasaan sakit pada waktu feses keluar. Biasanya darah yang keluar berwarna merah segar sebelum atau sesudah defekasi.

Robekan dubur biasa disebabkan oleh defekasi dengan feses yang besar dan keras. Pada suatu ketika oleh karena suatu sebab penderita menunda defekasi atau karena diet yang kurang mengandung sayuran dan buah-buahan menyebabkan feses menggumpal besar dan keras. Selanjutnya penderita cenderung menahan defekasi karena perasaan sakit pada waktu feses keluar. Biasanya darah yang keluar berwarna merah segar sebelum atau sesudah defekasi.

Page 19: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

EPIDEMIOLOGI

Penderita berumur beberapa bulan sampai beberapa tahun. Tidak ada perbedaan insiden pada laki-laki atau perempuan.

Penderita berumur beberapa bulan sampai beberapa tahun. Tidak ada perbedaan insiden pada laki-laki atau perempuan.

Page 20: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

GAMBARAN KLINIS

Riwayat sakit dengan kesulitan defekasi seperti tersebut dalam uraian di atas. Penderita dengan keadaan umum baik, dan terlihat lincah. Gizi baik, perut tidak pernah kembung karena flatus tidak terganggu.

Riwayat sakit dengan kesulitan defekasi seperti tersebut dalam uraian di atas. Penderita dengan keadaan umum baik, dan terlihat lincah. Gizi baik, perut tidak pernah kembung karena flatus tidak terganggu.

Page 21: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

PENATALAKSANAANTerapi anoskopi dengan perisapan pengosongan rektum dengan supositoria. Terlihat robekan dengan tanda-tanda penyembuhan yang kurang sempurna. Sfingter anus kaku. Pada penderita perempuan robekan umumnya atau hampir selalu terletak di lokasi jam 12. Dan kulit di atas robekan terlihat terangkat sedikit oleh jaringan granulasi di sekitar luka. Tindakan selanjutnya dapat dilakukan “forceful stretching” sfingter anus.

Terapi anoskopi dengan perisapan pengosongan rektum dengan supositoria. Terlihat robekan dengan tanda-tanda penyembuhan yang kurang sempurna. Sfingter anus kaku. Pada penderita perempuan robekan umumnya atau hampir selalu terletak di lokasi jam 12. Dan kulit di atas robekan terlihat terangkat sedikit oleh jaringan granulasi di sekitar luka. Tindakan selanjutnya dapat dilakukan “forceful stretching” sfingter anus.

Pada penderita perempuan disamping dilakukan “forceful stretching” bagian kulit yang terangkat dieksisi berikut jaringan granulasi. Luka bekas eksisi tidak perlu dijahit kembali, karena akan terbuka kembali. Luka akan menutup dengan sempurna dengan menjaga higiene anus dengan meredam bokong dalam larutan P.K. Terapi lokal pada anus cukup dioleskan vaselin. Luka akan menutup dalam waktu kurang lebih 2 minggu. Terapi tambahan dapat diberikan obat pelunak feses dan mengatur diet agar feses tetap lembek

Pada penderita perempuan disamping dilakukan “forceful stretching” bagian kulit yang terangkat dieksisi berikut jaringan granulasi. Luka bekas eksisi tidak perlu dijahit kembali, karena akan terbuka kembali. Luka akan menutup dengan sempurna dengan menjaga higiene anus dengan meredam bokong dalam larutan P.K. Terapi lokal pada anus cukup dioleskan vaselin. Luka akan menutup dalam waktu kurang lebih 2 minggu. Terapi tambahan dapat diberikan obat pelunak feses dan mengatur diet agar feses tetap lembek

Page 22: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

CATATAN

• Fisura anus seperti uraian di atas sering disangka penyakit Hirschsprung. Hal ini hanya didasarkan pada keluhan penderita yang sulit defekasi. Gejala dan tanda-tanda sangat berbeda. Pada penyakit Hirschsprung umumnya mulai sejak lahir, gizi kurang, tidak lincah, perut kembung, tidak pernah mengedan, feses cair dan berbau dan tidak pernah keras. Semuanya kebalikannya dengan fisura anus. Karena fisura anus disangka penyakit Hirschsprung maka sering dimintakan pemeriksaan enema barium yang sebenarnya tidak perlu sama sekali

• Fisura anus seperti uraian di atas sering disangka penyakit Hirschsprung. Hal ini hanya didasarkan pada keluhan penderita yang sulit defekasi. Gejala dan tanda-tanda sangat berbeda. Pada penyakit Hirschsprung umumnya mulai sejak lahir, gizi kurang, tidak lincah, perut kembung, tidak pernah mengedan, feses cair dan berbau dan tidak pernah keras. Semuanya kebalikannya dengan fisura anus. Karena fisura anus disangka penyakit Hirschsprung maka sering dimintakan pemeriksaan enema barium yang sebenarnya tidak perlu sama sekali

Page 23: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

1. Schwartz Principle of Surgery2. Syamsuhidajat-De jong. Buku Ajar

Ilmu Bedah. Ed 3. 2010. Jakarta : EGC

3. Tanto, Chris. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Ed 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius

1. Schwartz Principle of Surgery2. Syamsuhidajat-De jong. Buku Ajar

Ilmu Bedah. Ed 3. 2010. Jakarta : EGC

3. Tanto, Chris. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Ed 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: Tugas Bedah Kepustakaan 1-3

Thank You

^_^