bab ii phitagoras

Upload: reza-novianda

Post on 26-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 BAB II Phitagoras

    1/15

    BAB II

    PEMBAHASAN

    II.1 Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Model Jig a!

    Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan

    bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

    belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran guru harus memahami hakikat

    materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat

    merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan peren!anaan pengajaran yang matang

    oleh guru.

    "odel pembelajaran #ooperati$e %earning merupakan salah satu model pembelajaran

    yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran #ooperati$e %earning dapat

    dide&inisikan sebagai sistem kerja' belajar kelompok yang terstruktur. (ang termasuk di

    dalam struktur ini adalah lima unsur pokok )*ohnson + *ohnson , 3 yaitu saling

    ketergantungan positi& tanggung jawab indi$idual interaksi personal keahlian bekerja sama

    dan proses kelompok.

    Pembelajaran kooperati& jenis *igsaw adalah satu jenis pembelajaran kooperati& yang

    terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan

    bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam

    kelompoknya. *igsaw menggabungkan konsep pengajaran pada teman sekelompok atauteman sebaya dalam usaha membantu belajar. *igsaw didesain untuk meningkatkan rasa

    tanggung jawab untuk pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

    /alsa&ah yang mendasari pembelajaran #ooperati$e %earning )pembelajaran gotong

    royong dalam pendidikan adalah homo homini so!ius1 yang menekankan bahwa manusia

    adalah makhluk sosial. #ooperati$e %earning adalah suatu strategi belajar mengajar yang

    menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara

  • 7/25/2019 BAB II Phitagoras

    2/15

    sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua orang

    atau lebih.

    Pembelajaran kooperati& adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan

    &aham konstrukti$is. Pembelajaran kooperati& merupakan strategi belajar dengan sejumlah

    siswa sebagai anggota kelompok ke!il yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam

    menyelesaikan tugas kelompoknya setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama

    dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperati&

    belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai

    bahan pelajaran.

    "enurut nita %ie dalam bukunya #ooperati$e %earning1 bahwa model

    pembelajaran #ooperati$e %earning tidak sama dengan sekadar belajar kelompok tetapi ada

    unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-

    asalan. oger dan Da$id *ohnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa

    dianggap #ooperati$e %earning untuk itu harus diterapkan lima unsur model pembelajaran

    gotong royong yaitu 4

    ,. Saling ketergantungan positi&.

    5eberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk

    men!iptakan kelompok kerja yang e&ekti& pengajar perlu menyusun tugas sedemikian

    rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang

    lain dapat men!apai tujuan mereka.

    2. 6anggung jawab perseorangan.

    *ika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran #ooperati$e

    %earning setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.

    Pengajar yang e&ekti& dalam model pembelajaran #ooperati$e %earning membuat

    persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota

  • 7/25/2019 BAB II Phitagoras

    3/15

    kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam

    kelompok bisa dilaksanakan.

    3. 6atap muka.

    Dalam pembelajaran #ooperati$e %earning setiap kelompok harus diberikan kesempatan

    untuk bertatap muka dan berdiskusi. 5egiatan interaksi ini akan memberikan para

    pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. 7nti dari

    sinergi ini adalah menghargai perbedaan meman&aatkan kelebihan dan mengisi

    kekurangan.

    8. 5omunikasi antar anggota.

    Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan

    berkomunikasi karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan

    para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk

    mengutarakan pendapat mereka. 5eterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga

    merupakan proses panjang. Namun proses ini merupakan proses yang sangat berman&aat

    dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan

    perkembangan mental dan emosional para siswa.

    9. :$aluasi proses kelompok.

    Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk menge$aluasi proses

    kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan

    lebih e&ekti&.

    Urutan langkah-langkah perilaku guru menurut model pembelajaran kooperati& yang

    diuraikan oleh rends ), ; adalah sebagaimana terlihat pada table berikut ini

    6abel Sintaks Pembelajaran 5ooperati&

  • 7/25/2019 BAB II Phitagoras

    4/15

    "ASE # "ASE TIN$%AH LA%& $&'&

    "ASE 1 "enyampaikan tujuan dan

    memoti$asi siswa

  • 7/25/2019 BAB II Phitagoras

    5/15

    bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak

    kesempatan untuk mengolah in&ormasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

    Pembelajaran kooperati& tipe *igsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperati& yang

    terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan

    bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam

    kelompoknya ) rends , ; .

    "odel pembelajaran kooperati& tipe *igsaw merupakan model pembelajaran

    kooperati& dimana siswa belajar dalam kelompok ke!il yang terdiri dari 8 ? @ orang se!ara

    heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positi& dan bertanggung jawab atas

    ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut

    kepada anggota kelompok yang lain ) rends , ; .

    *igsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

    pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari

    materi yang diberikan tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi

    tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian siswa saling tergantung

    satu dengan yang lain dan harus bekerja sama se!ara kooperati& untuk mempelajari materi

    yang ditugaskan1 )%ie . , 8 .

    Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk

    diskusi )tim ahli saling membantu satu sama lain tentang topi! pembelajaran yang

    ditugaskan kepada mereka. 5emudian siswa-siswa itu kembali pada tim ' kelompok asal

    untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka

    pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

    Pada model pembelajaran kooperati& tipe *igsaw terdapat kelompok asal dan

    kelompok ahli. 5elompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa

    dengan kemampuan asal dan latar belakang keluarga yang beragam. 5elompok asal

  • 7/25/2019 BAB II Phitagoras

    6/15

    merupakan gabungan dari beberapa ahli. 5elompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri

    dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami

    topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk

    kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

    %angkah-langkah dalam penerapan teknik *igsaw adalah sebagai berikut 4

  • 7/25/2019 BAB II Phitagoras

    7/15

    telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran

    yang telah didiskusikan.

  • 7/25/2019 BAB II Phitagoras

    8/15

    2. Pembagian jumlah siswa yang merata dalam artian tiap kelas merupakan kelas

    heterogen.3. Diadakan sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran #ooperati$e

    %earning.8. "eningkatkan sarana pendukung pembelajaran terutama buku sumber.9. "ensosialisasikan kepada siswa akan pentingnya sistem teknologi dan in&ormasi yang

    dapat mendukung proses pembelajaran.

    II.1.( %elebi an dan -e-/rangan model jig a!

    a. %elebi an

    ,. "ema!u siswa untuk lebih akti& kreati& serta bertanggung jawab terhadap proses

    belajarnya.2. "endorong siswa untuk ber&ikir kritis3. "emberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk

    menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut.8. Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut

    untuk menjadi akti& dalam diskusi tersebut.

    b. %e-/rangan

    ,. 5egiatan belajar-mengajar membutuhkan lebih banyak waktu dibanding model

    yang lain.

    2. Bagi guru model ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap kelompok

    membutuhkan penanganan yang berbeda.

    II.( Teori Teorema p0t agora

    Pada materi teorema pythagoras membahas beberapa sub bab yaitu pengertian 6eorema

    Pythagoas dalam hal ini siswa akan mengenal rumus Pythagoras dan mengenal tentang

    6ripel Pythagoras.Sub bab yang kedua yaitu pythagoras dalam Segitiga Siku-Siku 5husus

    Pada disiini siswa harus mengantongi atau memahai tentang rumus Pythagoras ataupun

    6ripel Pythagoras. 6eorema Pythagoras dapat digunakan untuk melakukan penyelidikan

    terhadap si&at menarik dari segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku yang besar

  • 7/25/2019 BAB II Phitagoras

    9/15

    sudutnya 30C - @0C - 0C. Dalam kegiatan ini kita akan menemukan hubungan antar panjang

    sisi pada segitiga siku-siku samakaki dan segitiga siku-siku 30C - @0C - 0C. Selanjutnya yang

    ketiga siswa menggunakan atau menerapkan 6eorema Pythagoras. Dalam sub bab ini

    diharapkan siswa mampu menerapkan pengethuan siswa tentang 6eorema Pythgoras untuk

    menyelesaikan masalah-masalah nyata. dapun kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam

    hal ini adalah bilangan ljabar Persamaan %inier Satu ariabel bagun datar dan bangun

    ruang.

    II.(.1 Jeni Jeni %e /litan Si !a pada Materi Teorema P0t agora

    Eiyasaningtiyas )Skripsi 20,2 mengatakan 5esulitan yang dialami siswa dalam

    meme!ahkan masalah ber&okus pada empat langkah peme!ahan masalah menurut Polya

    yaitu4 "emahami masalah "eren!anakan penyelesaian "enyelesaikan masalah sesuai

    ren!ana dan "emeriksa kembali. %ebih lanjut dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa

    kesulitan yang dialami siswa dalam meme!ahkan masalah yang berkaitan dengan6eorema

    Pythagoras sebagian besar terletak pada ketidakpahaman siswa terhadap perbandingan sisi

    sudut khusus padasegitiga siku-siku 5esulitan siswa yang lain adalah menyederhanakan

    bentukakar. >al yang senada juga diungkapkan %aras yni Eidyastuti )skripsi 20,0

    kesulitan yang dialami siswa juga mengaplikasikan 6eorema phytagoras kedalam soal

    !erita sehingga anak !enderung mengganggap matematika ilmu yang tidak berman&aat

    bagi kehidupan sehari-hari.

    II.(.( %one- i Matemati pada Materi Teorema P0t agora

    N#6" )20004 @8 menyatakan bahwa matematika bukan kumpulan dari topik dan

    kemampuan yang terpisah-pisah walaupun dalam kenyataannya pelajaran matematika

    sering dipartisi dan diajarkan dalam beberapa !abang. "atematika merupakan ilmu

    yang terintegrasi. "emandang matematika se!ara keseluruhan sangat penting dalam

    belajar dan ber&ikir tentang koneksi diantara topik-topik dalam matematika. Sarbini 200A

  • 7/25/2019 BAB II Phitagoras

    10/15

    ) Skripsi Siti amFiah mengambil intisari dari makna koneksi matematis adalah pengaitan

    matematika dengan pelajaran lain atau dengan topik lain. Bell ), ;A4 ,89 )skripsi

    Sagiman menyatakan bahwa tidak hanya koneksi matematik yang penting namun

    kesadaran perlunya koneksi dalam belajar matematika juga penting. pabila ditelaah

    tidak ada topik dalam matematika yang berdiri sendiri tanpa adanya koneksi dengan

    topik lainnya. 5oneksi antar topik dalam matematika dapat di&ahami anak apabila anak

    mengalami. Eahyudin )200A )blog Siti amFiah mengungkapkan bahwa koneksi

    merupakan hubungan. 5aitannya dengan matematika lebih lanjut dikatakannya bahwa

    koneksi itu merupa hubungan-hubungan matematis dan saling pengaruh yang terjadi antar

    topik matematika di luar matematika dan di dalam minat-minat dan pengalaman siswa

    sendiri. Sejalan dengan makna yang diungkapkan di atas."enurut N#6" )2000 standar koneksi dalam pembelajaran matematika

    yaitu"engenal dan menggunakan hubungan diantara ide-ide matematis "emahami

    bagaimana ide matematika saling berhubungan dan membangun satu sama lain untuk

    menghasilkan keseluruhan yang saling terkait "engenal dan menerapkan ilmu matematika

    diluar konteks matematika.Berdasarkan paparan diatas dapat dirumuskan kompetensi koneksi dalam pembelajaran

    6eorema pythagoras yaitu4

    5, 4 5oneksi materi 6eorema Pythagoras dengan sesama ilmu matematikadalam hal ini dengan segitiga siku siku

    52 4 5oneksi antara teorema pytagoras dengan bidang ilmu lainnya selain

    matematika53 4 5oneksi "ateri teorema Pythagoras dengan dunia nyata atau kehidupansehari-hari

    Selanjutnya berikut ini akan dijabarkan lebih lanjut mengenai keempat kompetensi

    koneksi sebagaimana disebutkan di atas.,. 5oneksi "ateri teorema Pythagoras dengan sesama ilmu matematika

    5oneksi antar konsep matematik dan prosedur representasi dari pengetahuan

    yang sudah dimiliki siswa se!ara benar akan mengantarkan kepada mereka solusi dari

    permasalah tersebut. *ika siswa benar dalam menggunakan koneksi maka akan

  • 7/25/2019 BAB II Phitagoras

    11/15

    mendapatkan urutan yang benar dalam penyelesaian masalahdan itu

    akanmenggambarkan kemampuan koneksi matematis yang baik.Dengan danya aspek koneksi antar topik matematika akan membantu siswa

    menghubungkan konsep-konsep matematik untuk menyelesaikan suatu permasalahanmatematis. Dalam kaitannya dengan materi pythgoras ada beberapa materi yang dapat

    diakaitkan misalnya bangun datar dan bangun ruang dalam bangun ruang misalnya

    teorema pythgoras digunakan untuk menetukan jarak suatu titik ketitik lainnya men!ari

    diagonal sisi dan diagonal ruang.#ontoh4

    Diketahui sebuah kubus ABCD EFGH dengan panjang AB = 6 cm. M adalah titik

    tengah garis HF tentukan jarak titik B ke titik M!Siswa akan merepresentasikan gambar persegi

    Diketahui kubus B#D :/ Dengan panjang

    B @ !m. Dengan " adalah titik tengah >/

    Selanjutnya titik " ditentukan maka didapat gambarkan jarak titik " ke titik BDengan menggunakan aturan 6eorema Pythagoras

    didapat panjang >/ adalah>/ 2 G // 2 G @2H@2

    >/ G 36 G @ 2

    Untuk men!ari jarak titik " ke titik B didapat segitiga

    siku siku B/" Seperti yang nampak pada gambar

    /" G1

    2 >/

    /" G6

    2 2 G3 2

    "aka jarak titik " ke titik B adalah dengan teorema

    pythagoras maka didapatB" 2 G B/2 H /" 2

    B" 2 G @2 H 3 2

    B" G 6 2 +(3 2 )2

  • 7/25/2019 BAB II Phitagoras

    12/15

    B" G 54 G 9 x 6 G 3 6

    *adi jarak titik " ke titik B adalah 3 6 !m5ekuatan koneksi disini dibutuhkan dalam menyelesaian permasalahan

    tersebut. "asalah ini tentu berkaitan dengan penggunaan 6eorema Pythagors yakni

    men!ari diagonal sisi yaitu panjang garis >/. 5arena " adalah titik tengah garis >/

    maka jarak antara titik " ke titik B akan menjadi suatu hipotenusa dari segitiga siku

    siku yang dibentuk oleh titik " titik B dan titik /. "aka dengan 6eorema Pythagoras

    maka jarak titik " ke titik B dapat dihitung.2. 5oneksi antara 6eorema Pytagoras dengan bidang ilmu lainnya selain matematika

    Salah satu hakekat metematika yang mempunyai posisi penting dalam perkembangan peradaban manusia adalah matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu-

    ilmu lain. rtinya bahwa matematika sangat berpengaruh terhadap ilmu lain dengan

    kata lain banyak ilmu-ilmu dan penemuan yang pengembangannya bergantung dari

    matematika !antohnya banyak teori-teori dan !abang-!abang dari &isika dan kimia

    yang ditemukan dan dikembangkan dari konsep kalkulus ) Suherman 2003429 untuk

    kaitan antara 6eorema Pythagoras dengan ilmu lainnya yakni peggunaannya di materi

    &isika tentang resultan arah untuk menentukan besar dua buah $ektor yang saling

    tegak lurus dapat kita gunakan rumus menentukan besar dua buah $ektor yakni4)$ 2G )$a 2 H )$s 2 H 2$a.$s.!os I5arena arah $ektornya tegak lurus maka sudut yang dibentuk oleh dua $ektor tersebut

    adalah 0C. 7ngat !os 0 G 0 maka rumusnya menjadi4)$ 2G )$a 2 H )$s 2 H 2$a.$s.0)$ 2G )$a 2 H )$s 2*adi besarnya resultan dua $ektor yang saling tegak lurus yakni4$ 2G $a2 H $s26ernyata rumus tersebut memenuhi 6eorema Pythagoras. >al ini karena resultan dari

    $ektor-$ektor tersebut menghasilkan bentuk segitiga siku-siku. Bagaimana

    menentukan arah resultan dari kedua $ektor tersebutJUntuk menentukan arah resultan dua buah $ektor yang saling tegak lurus perhatikan

    gambar 8 berikut ini.

  • 7/25/2019 BAB II Phitagoras

    13/15

  • 7/25/2019 BAB II Phitagoras

    14/15

    maka siswa akan melihat bentuk sudut siku siku maka dengan mengkoneksikan

    dengan teorema Pytagoras maka siswa dapat langsung mengaitkan bahwa resultan

    ke!epatan tersebut sama saja dengan hipotenusa dari segitiga yang terbentuk dari

    gambar $ektor arah tersebut.

    3. 5oneksi "ateri 6eorema Pythagoras dengan dunia nyata atau kehidupan sehari-haridanya koneksi matematika dengan dunia nyata meyekinkan kita bahwa

    matematika tidak hanya sebagai ilmu abstrak namun aplikasinya dapat sangat

    berman&aat dalam kehidupan.Sebagai !ontohSuatu hari Ea!hid dan Dani meren!anakan akan pergi berlibur ke pantai. Ea!hid

    menjemput Dani untuk berangkat bersama-sama ke pantai. umah Ea!hid berada di

    sebelah barat rumah Dani dan pantai yang akan mereka kunjungi terletak tepat di

    sebelah utara rumah Dani. *arak rumah Ea!hiddan Dani adalah ,9 km sedangkan jarak rumah Dani ke pantai adalah 20 km. *ika

    ke!epatan rata-rata bersepeda motor Ea!hid adalah 30km'jam tentukan selisih waktu

    yang ditempuh Ea!hid antara menjemput Dani dengan langsung berangkat sendiri ke

    pantaiJ

    Berdasarkan gambar dapat diketahui total jarak yang ditempuh Ea!hid menuju ke

    pantai adalah ,9 H 20 G 39 km. Sehingga dengan ke!epatan rata-rata 30 km'jam

  • 7/25/2019 BAB II Phitagoras

    15/15

    waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke pantai adalah 39 km L 30 km'jam G , @; jam

    atau setara dengan ;0 menit. Namun jika Ea!hid tidak perlu menjemput Dani maka dengan menggunakan teorema

    Pythagoras dapat di!ari jarak terpendek dari rumah Ea!hid ke pantai yaitu4

    Dengan ke!epatan 30 km'jam Ea!hid hanya memerlukan waktu 29 L 30 G 0 A3 atau

    setara dengan 90 menit.*adi selisih waktu antara Ea!hid menjemput dengan tidak menjemput Dani adalah

    ;0 M 90 G 20 menit

    5oneksi disini nampak pada saat men!ari jarak terpendek dari rumah wahid ke

    pantai.Dari sketsa antara rumah wahid dani dan pantai ternyata membentuk segitiga

    siku siku dengan kata lain jarak terpendek dari rumah wahid ke pantai adalah sisi

    miring dari segitiga siku-siku. "aka dengan 6eorema Pythagoras jarak terpendek

    dapat di!ari.