bab ii phitagoras
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 BAB II Phitagoras
1/15
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Model Jig a!
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran guru harus memahami hakikat
materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat
merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan peren!anaan pengajaran yang matang
oleh guru.
"odel pembelajaran #ooperati$e %earning merupakan salah satu model pembelajaran
yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran #ooperati$e %earning dapat
dide&inisikan sebagai sistem kerja' belajar kelompok yang terstruktur. (ang termasuk di
dalam struktur ini adalah lima unsur pokok )*ohnson + *ohnson , 3 yaitu saling
ketergantungan positi& tanggung jawab indi$idual interaksi personal keahlian bekerja sama
dan proses kelompok.
Pembelajaran kooperati& jenis *igsaw adalah satu jenis pembelajaran kooperati& yang
terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan
bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya. *igsaw menggabungkan konsep pengajaran pada teman sekelompok atauteman sebaya dalam usaha membantu belajar. *igsaw didesain untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab untuk pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
/alsa&ah yang mendasari pembelajaran #ooperati$e %earning )pembelajaran gotong
royong dalam pendidikan adalah homo homini so!ius1 yang menekankan bahwa manusia
adalah makhluk sosial. #ooperati$e %earning adalah suatu strategi belajar mengajar yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara
-
7/25/2019 BAB II Phitagoras
2/15
sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua orang
atau lebih.
Pembelajaran kooperati& adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan
&aham konstrukti$is. Pembelajaran kooperati& merupakan strategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompok ke!il yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama
dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperati&
belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai
bahan pelajaran.
"enurut nita %ie dalam bukunya #ooperati$e %earning1 bahwa model
pembelajaran #ooperati$e %earning tidak sama dengan sekadar belajar kelompok tetapi ada
unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-
asalan. oger dan Da$id *ohnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa
dianggap #ooperati$e %earning untuk itu harus diterapkan lima unsur model pembelajaran
gotong royong yaitu 4
,. Saling ketergantungan positi&.
5eberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk
men!iptakan kelompok kerja yang e&ekti& pengajar perlu menyusun tugas sedemikian
rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang
lain dapat men!apai tujuan mereka.
2. 6anggung jawab perseorangan.
*ika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran #ooperati$e
%earning setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
Pengajar yang e&ekti& dalam model pembelajaran #ooperati$e %earning membuat
persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota
-
7/25/2019 BAB II Phitagoras
3/15
kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam
kelompok bisa dilaksanakan.
3. 6atap muka.
Dalam pembelajaran #ooperati$e %earning setiap kelompok harus diberikan kesempatan
untuk bertatap muka dan berdiskusi. 5egiatan interaksi ini akan memberikan para
pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. 7nti dari
sinergi ini adalah menghargai perbedaan meman&aatkan kelebihan dan mengisi
kekurangan.
8. 5omunikasi antar anggota.
Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan
berkomunikasi karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan
para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk
mengutarakan pendapat mereka. 5eterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga
merupakan proses panjang. Namun proses ini merupakan proses yang sangat berman&aat
dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan
perkembangan mental dan emosional para siswa.
9. :$aluasi proses kelompok.
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk menge$aluasi proses
kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan
lebih e&ekti&.
Urutan langkah-langkah perilaku guru menurut model pembelajaran kooperati& yang
diuraikan oleh rends ), ; adalah sebagaimana terlihat pada table berikut ini
6abel Sintaks Pembelajaran 5ooperati&
-
7/25/2019 BAB II Phitagoras
4/15
"ASE # "ASE TIN$%AH LA%& $&'&
"ASE 1 "enyampaikan tujuan dan
memoti$asi siswa
-
7/25/2019 BAB II Phitagoras
5/15
bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak
kesempatan untuk mengolah in&ormasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Pembelajaran kooperati& tipe *igsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperati& yang
terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan
bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya ) rends , ; .
"odel pembelajaran kooperati& tipe *igsaw merupakan model pembelajaran
kooperati& dimana siswa belajar dalam kelompok ke!il yang terdiri dari 8 ? @ orang se!ara
heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positi& dan bertanggung jawab atas
ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut
kepada anggota kelompok yang lain ) rends , ; .
*igsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari
materi yang diberikan tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian siswa saling tergantung
satu dengan yang lain dan harus bekerja sama se!ara kooperati& untuk mempelajari materi
yang ditugaskan1 )%ie . , 8 .
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk
diskusi )tim ahli saling membantu satu sama lain tentang topi! pembelajaran yang
ditugaskan kepada mereka. 5emudian siswa-siswa itu kembali pada tim ' kelompok asal
untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka
pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperati& tipe *igsaw terdapat kelompok asal dan
kelompok ahli. 5elompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa
dengan kemampuan asal dan latar belakang keluarga yang beragam. 5elompok asal
-
7/25/2019 BAB II Phitagoras
6/15
merupakan gabungan dari beberapa ahli. 5elompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri
dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami
topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk
kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
%angkah-langkah dalam penerapan teknik *igsaw adalah sebagai berikut 4
-
7/25/2019 BAB II Phitagoras
7/15
telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran
yang telah didiskusikan.
-
7/25/2019 BAB II Phitagoras
8/15
2. Pembagian jumlah siswa yang merata dalam artian tiap kelas merupakan kelas
heterogen.3. Diadakan sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran #ooperati$e
%earning.8. "eningkatkan sarana pendukung pembelajaran terutama buku sumber.9. "ensosialisasikan kepada siswa akan pentingnya sistem teknologi dan in&ormasi yang
dapat mendukung proses pembelajaran.
II.1.( %elebi an dan -e-/rangan model jig a!
a. %elebi an
,. "ema!u siswa untuk lebih akti& kreati& serta bertanggung jawab terhadap proses
belajarnya.2. "endorong siswa untuk ber&ikir kritis3. "emberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk
menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut.8. Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut
untuk menjadi akti& dalam diskusi tersebut.
b. %e-/rangan
,. 5egiatan belajar-mengajar membutuhkan lebih banyak waktu dibanding model
yang lain.
2. Bagi guru model ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap kelompok
membutuhkan penanganan yang berbeda.
II.( Teori Teorema p0t agora
Pada materi teorema pythagoras membahas beberapa sub bab yaitu pengertian 6eorema
Pythagoas dalam hal ini siswa akan mengenal rumus Pythagoras dan mengenal tentang
6ripel Pythagoras.Sub bab yang kedua yaitu pythagoras dalam Segitiga Siku-Siku 5husus
Pada disiini siswa harus mengantongi atau memahai tentang rumus Pythagoras ataupun
6ripel Pythagoras. 6eorema Pythagoras dapat digunakan untuk melakukan penyelidikan
terhadap si&at menarik dari segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku yang besar
-
7/25/2019 BAB II Phitagoras
9/15
sudutnya 30C - @0C - 0C. Dalam kegiatan ini kita akan menemukan hubungan antar panjang
sisi pada segitiga siku-siku samakaki dan segitiga siku-siku 30C - @0C - 0C. Selanjutnya yang
ketiga siswa menggunakan atau menerapkan 6eorema Pythagoras. Dalam sub bab ini
diharapkan siswa mampu menerapkan pengethuan siswa tentang 6eorema Pythgoras untuk
menyelesaikan masalah-masalah nyata. dapun kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam
hal ini adalah bilangan ljabar Persamaan %inier Satu ariabel bagun datar dan bangun
ruang.
II.(.1 Jeni Jeni %e /litan Si !a pada Materi Teorema P0t agora
Eiyasaningtiyas )Skripsi 20,2 mengatakan 5esulitan yang dialami siswa dalam
meme!ahkan masalah ber&okus pada empat langkah peme!ahan masalah menurut Polya
yaitu4 "emahami masalah "eren!anakan penyelesaian "enyelesaikan masalah sesuai
ren!ana dan "emeriksa kembali. %ebih lanjut dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa
kesulitan yang dialami siswa dalam meme!ahkan masalah yang berkaitan dengan6eorema
Pythagoras sebagian besar terletak pada ketidakpahaman siswa terhadap perbandingan sisi
sudut khusus padasegitiga siku-siku 5esulitan siswa yang lain adalah menyederhanakan
bentukakar. >al yang senada juga diungkapkan %aras yni Eidyastuti )skripsi 20,0
kesulitan yang dialami siswa juga mengaplikasikan 6eorema phytagoras kedalam soal
!erita sehingga anak !enderung mengganggap matematika ilmu yang tidak berman&aat
bagi kehidupan sehari-hari.
II.(.( %one- i Matemati pada Materi Teorema P0t agora
N#6" )20004 @8 menyatakan bahwa matematika bukan kumpulan dari topik dan
kemampuan yang terpisah-pisah walaupun dalam kenyataannya pelajaran matematika
sering dipartisi dan diajarkan dalam beberapa !abang. "atematika merupakan ilmu
yang terintegrasi. "emandang matematika se!ara keseluruhan sangat penting dalam
belajar dan ber&ikir tentang koneksi diantara topik-topik dalam matematika. Sarbini 200A
-
7/25/2019 BAB II Phitagoras
10/15
) Skripsi Siti amFiah mengambil intisari dari makna koneksi matematis adalah pengaitan
matematika dengan pelajaran lain atau dengan topik lain. Bell ), ;A4 ,89 )skripsi
Sagiman menyatakan bahwa tidak hanya koneksi matematik yang penting namun
kesadaran perlunya koneksi dalam belajar matematika juga penting. pabila ditelaah
tidak ada topik dalam matematika yang berdiri sendiri tanpa adanya koneksi dengan
topik lainnya. 5oneksi antar topik dalam matematika dapat di&ahami anak apabila anak
mengalami. Eahyudin )200A )blog Siti amFiah mengungkapkan bahwa koneksi
merupakan hubungan. 5aitannya dengan matematika lebih lanjut dikatakannya bahwa
koneksi itu merupa hubungan-hubungan matematis dan saling pengaruh yang terjadi antar
topik matematika di luar matematika dan di dalam minat-minat dan pengalaman siswa
sendiri. Sejalan dengan makna yang diungkapkan di atas."enurut N#6" )2000 standar koneksi dalam pembelajaran matematika
yaitu"engenal dan menggunakan hubungan diantara ide-ide matematis "emahami
bagaimana ide matematika saling berhubungan dan membangun satu sama lain untuk
menghasilkan keseluruhan yang saling terkait "engenal dan menerapkan ilmu matematika
diluar konteks matematika.Berdasarkan paparan diatas dapat dirumuskan kompetensi koneksi dalam pembelajaran
6eorema pythagoras yaitu4
5, 4 5oneksi materi 6eorema Pythagoras dengan sesama ilmu matematikadalam hal ini dengan segitiga siku siku
52 4 5oneksi antara teorema pytagoras dengan bidang ilmu lainnya selain
matematika53 4 5oneksi "ateri teorema Pythagoras dengan dunia nyata atau kehidupansehari-hari
Selanjutnya berikut ini akan dijabarkan lebih lanjut mengenai keempat kompetensi
koneksi sebagaimana disebutkan di atas.,. 5oneksi "ateri teorema Pythagoras dengan sesama ilmu matematika
5oneksi antar konsep matematik dan prosedur representasi dari pengetahuan
yang sudah dimiliki siswa se!ara benar akan mengantarkan kepada mereka solusi dari
permasalah tersebut. *ika siswa benar dalam menggunakan koneksi maka akan
-
7/25/2019 BAB II Phitagoras
11/15
mendapatkan urutan yang benar dalam penyelesaian masalahdan itu
akanmenggambarkan kemampuan koneksi matematis yang baik.Dengan danya aspek koneksi antar topik matematika akan membantu siswa
menghubungkan konsep-konsep matematik untuk menyelesaikan suatu permasalahanmatematis. Dalam kaitannya dengan materi pythgoras ada beberapa materi yang dapat
diakaitkan misalnya bangun datar dan bangun ruang dalam bangun ruang misalnya
teorema pythgoras digunakan untuk menetukan jarak suatu titik ketitik lainnya men!ari
diagonal sisi dan diagonal ruang.#ontoh4
Diketahui sebuah kubus ABCD EFGH dengan panjang AB = 6 cm. M adalah titik
tengah garis HF tentukan jarak titik B ke titik M!Siswa akan merepresentasikan gambar persegi
Diketahui kubus B#D :/ Dengan panjang
B @ !m. Dengan " adalah titik tengah >/
Selanjutnya titik " ditentukan maka didapat gambarkan jarak titik " ke titik BDengan menggunakan aturan 6eorema Pythagoras
didapat panjang >/ adalah>/ 2 G // 2 G @2H@2
>/ G 36 G @ 2
Untuk men!ari jarak titik " ke titik B didapat segitiga
siku siku B/" Seperti yang nampak pada gambar
/" G1
2 >/
/" G6
2 2 G3 2
"aka jarak titik " ke titik B adalah dengan teorema
pythagoras maka didapatB" 2 G B/2 H /" 2
B" 2 G @2 H 3 2
B" G 6 2 +(3 2 )2
-
7/25/2019 BAB II Phitagoras
12/15
B" G 54 G 9 x 6 G 3 6
*adi jarak titik " ke titik B adalah 3 6 !m5ekuatan koneksi disini dibutuhkan dalam menyelesaian permasalahan
tersebut. "asalah ini tentu berkaitan dengan penggunaan 6eorema Pythagors yakni
men!ari diagonal sisi yaitu panjang garis >/. 5arena " adalah titik tengah garis >/
maka jarak antara titik " ke titik B akan menjadi suatu hipotenusa dari segitiga siku
siku yang dibentuk oleh titik " titik B dan titik /. "aka dengan 6eorema Pythagoras
maka jarak titik " ke titik B dapat dihitung.2. 5oneksi antara 6eorema Pytagoras dengan bidang ilmu lainnya selain matematika
Salah satu hakekat metematika yang mempunyai posisi penting dalam perkembangan peradaban manusia adalah matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu-
ilmu lain. rtinya bahwa matematika sangat berpengaruh terhadap ilmu lain dengan
kata lain banyak ilmu-ilmu dan penemuan yang pengembangannya bergantung dari
matematika !antohnya banyak teori-teori dan !abang-!abang dari &isika dan kimia
yang ditemukan dan dikembangkan dari konsep kalkulus ) Suherman 2003429 untuk
kaitan antara 6eorema Pythagoras dengan ilmu lainnya yakni peggunaannya di materi
&isika tentang resultan arah untuk menentukan besar dua buah $ektor yang saling
tegak lurus dapat kita gunakan rumus menentukan besar dua buah $ektor yakni4)$ 2G )$a 2 H )$s 2 H 2$a.$s.!os I5arena arah $ektornya tegak lurus maka sudut yang dibentuk oleh dua $ektor tersebut
adalah 0C. 7ngat !os 0 G 0 maka rumusnya menjadi4)$ 2G )$a 2 H )$s 2 H 2$a.$s.0)$ 2G )$a 2 H )$s 2*adi besarnya resultan dua $ektor yang saling tegak lurus yakni4$ 2G $a2 H $s26ernyata rumus tersebut memenuhi 6eorema Pythagoras. >al ini karena resultan dari
$ektor-$ektor tersebut menghasilkan bentuk segitiga siku-siku. Bagaimana
menentukan arah resultan dari kedua $ektor tersebutJUntuk menentukan arah resultan dua buah $ektor yang saling tegak lurus perhatikan
gambar 8 berikut ini.
-
7/25/2019 BAB II Phitagoras
13/15
-
7/25/2019 BAB II Phitagoras
14/15
maka siswa akan melihat bentuk sudut siku siku maka dengan mengkoneksikan
dengan teorema Pytagoras maka siswa dapat langsung mengaitkan bahwa resultan
ke!epatan tersebut sama saja dengan hipotenusa dari segitiga yang terbentuk dari
gambar $ektor arah tersebut.
3. 5oneksi "ateri 6eorema Pythagoras dengan dunia nyata atau kehidupan sehari-haridanya koneksi matematika dengan dunia nyata meyekinkan kita bahwa
matematika tidak hanya sebagai ilmu abstrak namun aplikasinya dapat sangat
berman&aat dalam kehidupan.Sebagai !ontohSuatu hari Ea!hid dan Dani meren!anakan akan pergi berlibur ke pantai. Ea!hid
menjemput Dani untuk berangkat bersama-sama ke pantai. umah Ea!hid berada di
sebelah barat rumah Dani dan pantai yang akan mereka kunjungi terletak tepat di
sebelah utara rumah Dani. *arak rumah Ea!hiddan Dani adalah ,9 km sedangkan jarak rumah Dani ke pantai adalah 20 km. *ika
ke!epatan rata-rata bersepeda motor Ea!hid adalah 30km'jam tentukan selisih waktu
yang ditempuh Ea!hid antara menjemput Dani dengan langsung berangkat sendiri ke
pantaiJ
Berdasarkan gambar dapat diketahui total jarak yang ditempuh Ea!hid menuju ke
pantai adalah ,9 H 20 G 39 km. Sehingga dengan ke!epatan rata-rata 30 km'jam
-
7/25/2019 BAB II Phitagoras
15/15
waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke pantai adalah 39 km L 30 km'jam G , @; jam
atau setara dengan ;0 menit. Namun jika Ea!hid tidak perlu menjemput Dani maka dengan menggunakan teorema
Pythagoras dapat di!ari jarak terpendek dari rumah Ea!hid ke pantai yaitu4
Dengan ke!epatan 30 km'jam Ea!hid hanya memerlukan waktu 29 L 30 G 0 A3 atau
setara dengan 90 menit.*adi selisih waktu antara Ea!hid menjemput dengan tidak menjemput Dani adalah
;0 M 90 G 20 menit
5oneksi disini nampak pada saat men!ari jarak terpendek dari rumah wahid ke
pantai.Dari sketsa antara rumah wahid dani dan pantai ternyata membentuk segitiga
siku siku dengan kata lain jarak terpendek dari rumah wahid ke pantai adalah sisi
miring dari segitiga siku-siku. "aka dengan 6eorema Pythagoras jarak terpendek
dapat di!ari.