bab i , bab ii, bab iii

55
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aparatur sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. Peraturan baru tentang tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum di sebut sebagai birokrat bukan sekadar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan public. Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek, termasuk terhadap mutu pelayanan kesehatan yang

Upload: jan-terri

Post on 13-Jul-2016

148 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

vdfdsdssddfdfffghhh

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i , Bab II, Bab III

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aparatur sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai

pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai

ASN melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh pejabat pembina kepegawaian

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan

publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan

NKRI. Peraturan baru tentang tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014

sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum di sebut sebagai birokrat

bukan sekadar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi

pelayanan public. Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek,

termasuk terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas, kebutuhan dan

tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat. Maka

dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya di pelayanan

bidang kesehatan yang di laksanakan di instansi kesehatan, dan salah satu instansi

kesehatan adalah puskemas.

Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan

memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah

Page 2: Bab i , Bab II, Bab III

2

kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991). Dengan kata lain

puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan

masyarakat dalam wilayah kerjanya. Salah satunya puskesmas yang menjalankan

fungsinya sebagai pusat pengembangan kesehatan adalah di UPT Puskesmas Melati,

yang berada di Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas.

Upaya kesehatan di puskesmas merupakan upaya yang bersifat menyeluruh,

terpadu, yang paling dekat dengan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan,

pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan. Puskesmas bertanggung jawab

menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.

Upaya kesehatan tersebut terdiri atas upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan

pengembangan. Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai daya ungkit

tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan

di setiap puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang

ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta

yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Salah satu program upaya

kesehatan pengembangan di puskesmas adalah program kesehatan gigi dan mulut.

Upaya pelayanan kesehatan tersebut diharapkan mempunyai dampak mengenai

pandangan masyarakat, bahwa pelayanan kesehatan yang dirasakan masyakat bisa

tercapai dengan optimal. Maka dari itu diperlukan upaya kesehatan perorangan dan

upaya kesehatan masyarakat yang tepat, cepat dan akurat di puskesmas dengan

Page 3: Bab i , Bab II, Bab III

3

berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA yaitu: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

B. TUJUAN LAPORAN

1. TUJUAN PRAKTIS

Melaksanakan tugas sebagai ASN di bidang pelayanan kesehatan dengan

menerapkan nilai-nilai ANEKA di UPT Puskesmas Melati, Kabupaten Kapuas

2. TUJUAN AKADEMIK

Sebagai bahan penelitian dan sumber informasi bagi orang lain yang

membutuhkan.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi meliputi perancangan, tertib

administrasi, pelayanan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di satuan kerja

bidang Poli Gigi UPT Puskesmas Melati, Kuala Kapuas, Kab. Kapuas yang

menerapkan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan

anti korupsi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).

Page 4: Bab i , Bab II, Bab III

4

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MELATI

1. PROFIL PUSKESMAS MELATI

Puskesmas Melati merupakan puskesmas rawat jalan dengan luas wilayah

kerja 44,76 kilometer persegi. Puskesmas Melati terletak di tengah kota Kuala

Kapuas, di wilayah Kecamatan Selat dan membawahi 4 kelurahan yaitu Kelurahan

Selat Tengah, Kelurahan Selat Dalam, Kelurahan Selat Utara dan Kelurahan Selat

Hulu. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Melati adalah yang terbanyak di

antara 26 puskesmas se-kabupaten Kapuas. Pada akhir tahun 2014 jumlah penduduk

di wilayah kerja puskesmas adalah 412.830 jiwa, yang termasuk di dalamnya

penduduk miskin.

Page 5: Bab i , Bab II, Bab III

5

No Variabel Jumlah

1 Luas wilayah kerja 44,76 km2

2 Jumlah kelurahan 4

3 Jumlah penduduk 412.830 jiwa

4 Jumlah penduduk miskin 14348

5 Jumlah sasaran WUS 10.163

6 Jumlah sasaran bayi / buteki 767

7 Jumlah sasaran balita 3.950

8 Jumlah sasaran bumil 844

Page 6: Bab i , Bab II, Bab III

6

Page 7: Bab i , Bab II, Bab III

7

Gambar: Wilayah Kabupaten Kapuas

2. SARANA DAN PRASARANA

Puskesmas induk terletak di kelurahan Selat Tengah. Untuk memperluas

jangkauan pelayanan, maka terdapat 2 (dua) buah pustu yaitu Pustu Handel Ulis dan

Pustu Selat Hulu, yang keduanya terletak di kelurahan Selat Hulu. Keberadaan dua

pustu di kelurahan yang sama dapat dipahami mengingat kelurahan Selat Hulu adalah

kelurahan terluas di wilayah kerja puskesmas Melati dan 2 (dua) buah Pondok

Bersalin ( Swasta), dan ada 2 (dua) buah Poskesdes yaitu Poskesdes Sayang Ibu 1 di

kelurahan Selat Hulu dan Poskesdes Sayang Ibu 2, terletak di kelurahan Selat Dalam.

Untuk membantu memperluas jangkauan pelayanan dan kenyamanan, maka

Puskesmas Melati dilengkapi dengan 1 buah mobil puskesmas keliling (pusling), 8

(delapan) buah kendaraan operasional roda dua, dan tiga (3) buah rumah dinas.

Dalam pengolahan limbah, sebenarnya di Puskesmas Melati sedang dibuat 1

tempat pembuangan sampah dan 1 buah alat untuk menghancurkan jarum bekas

digunakan needle destroyer. Lokasi puskesmas dekat dengan Tempat Pembuangan

Sampah Sementara. Meskipun demikian kondisi lingkungan sekitar puskesmas cukup

bersih. Puskesmas induk dan seluruh jaringannya (pustu dan polindes) dilengkapi

dengan sarana listrik 24 jam dan menggunakan sumber air dari PDAM.

Page 8: Bab i , Bab II, Bab III

8

3. KETENAGAAN

NO Jenis Jabatan Fungsional Jumlah Tenaga PNS Non PNS

1. Dokter Umum 3 orang 3 orang -

2. Dokter Gigi 1 orang 1 orang -

3. Perawat 9 orang 9 orang -

4. Perawat gigi 2 orang 2 orang -

5. Bidan 12 orang 12 orang -

6. Apoteker 1 orang 1 orang -

7. Asisten Apoteker 1 orang 1 orang -

8. Analis Kesehatan 1 orang 1 orang -

9. Sanitarian 2 orang 2 orang -

10. Nutrisionis 1 orang 1 orang -

11. Sarjana Kesehatan

Masyarakat

1 orang 1 orang -

12. Administrasi 6 orang 6 orang -

Page 9: Bab i , Bab II, Bab III

9

Jumlah 41 orang 41 orang

4. UNIT KEGIATAN BERBASIS MASYARAKAT

UKBM yang ada di wilayah Puskesmas Melati baru sebatas Posyandu. Terdapat 21

Posyandu sebagai berikut :

No Kelurahan Nama Jumlah

Kader Aktif

Frekuensi

Penimbangan

Setahun

1 Selat Tengah Sei Batang

Seroja

Vitasari

Delima

TK ABA III

< 3

< 4

< 3

< 4

< 2

> 12 x

> 12 x

> 12 x

> 12 x

> 12 x

2 Selat Hulu Melangkah Bersama

Anggur Balita

> 3

< 5

> 12 x

> 12 x

Page 10: Bab i , Bab II, Bab III

10

Anggur Lansia

Dahlia

Kamboja

Permata Bunda

TK ABA II/Aisyah

Melati

Karya Depsos

Bina Bersama

< 5

< 4

< 4

< 4

> 5

< 3

< 4

< 3

> 12 x

> 12 x

> 12 x

> 12 x

> 12 x

> 12 x

> 12 x

> 12 x

3. Selat Dalam` Amanah

Mawar

Karya Sejati

Amanah

Denmar

Sayang Ibu

< 4

> 4

> 5

< 4

< 5

< 5

> 12 x

> 12 x

> 12 x

> 12 x

> 12 x

> 12 x

Page 11: Bab i , Bab II, Bab III

11

5. SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA

NOJENIS

PELAYANAN

KESEHATAN

JUMLAH KETERANGAN

1 Rumah Sakit 1 RSUD dr.

Soemarno

Sosroatmodjo

2 Praktek Dokter

Swasta

5 Dr. Suci H. Sp. A

Dr. Gusti B.

Sp.PD

Dr. Rinto

Tangkudung SpB

Dr. Rina Nurdiana

Drg.Luluk

3 Praktek Bidan

swasta

7 Bidan Pancania

Bidan Ita

Page 12: Bab i , Bab II, Bab III

12

Bidan Megawati

Bidan Rosina

Rambang

Bidan Imas

Bidan Iriani

Bidan Raudah

Bidan Tandiana

Danggai

Bidan Yuliati

4 Klinik swasta - -

5 Praktek

Keperawatan

1 Dusi AmdKep

6 Apotek 6 Apotek Mujarab

Apotek Sederhana

Apotek Waras

Apotek Medika

Page 13: Bab i , Bab II, Bab III

13

(RSUD)

Apotek Murah

Apotiek Rahayu

7 Toko obat berizin Tidak ada data

6. SARANA PENDIDIKAN

Sarana pendidikan yang ada di wilayah Puskesmas Melati sbb :

No Jenis Jumlah Keterangan Jumlah siswa

1 Play Group &

TPA

4 Buah Hati I

Buah Hati II

Hayak Ceria

Nida

2 TK / RA 13 TK Perwanida

TK ABA II

TK ABA III

Page 14: Bab i , Bab II, Bab III

14

TK Pembina

TKIT Al-Amin

TK Hosana

TK Imanuel

TK Tunas Muda

TK Nida

Tunas Bangsa

TK Karya

TK Tunas Harapan

TK Katolik

3 SD / MI 23 SD Selat Tengah I

SD Selat Tengah II

SD Selat Tengah III

SD Selat Tengah IV

MIN 2 Al Mukarom

Page 15: Bab i , Bab II, Bab III

15

SD Islamiah

SD Katolik

4 SD Selat Dalam I

SD Selat Dalam II

SD PKP

SD Selat Hulu 1

SD Selat Hulu II

SD Selat Hulu III

SD Selat Hulu IV

SD Selat Hulu V

SD Selat Hulu VI

SD Selat Hulu VII

MIN 1 Selat Hulu

Page 16: Bab i , Bab II, Bab III

16

Mis Bihtahul Ambiya

SDIT Al Amin

SDI Muhammadiyah

SD Parapah / Kristen

SD Muhajirin

5 SDLB 1 SDLB Selat Dalam

6 SMP / MTs 7 SMPN 4

MTsN

MTs Muhammadiyah

MTs Islamiah

SMP Katolik

7 SMU / SMK /

MA

8 SMU 2

SMU 3

SMK 1

SMK 2

Page 17: Bab i , Bab II, Bab III

17

SMK 3

MAN Al Mukarom

MA Muhammadiyah

MA Islamiyah

7 Perguruan

tinggi

2 STAI

LPP

7. SARANA UMUM

Sebagai puskesmas di tengah kota, maka terdapat banyak sarana umum

lainnya yang ada di wilayah Puskesmas Melati yakni sbb :

No Jenis Jumlah Keterangan

1 Pasar tradisional 1

2 Pasar kaget tradisional 1

3 Pelabuhan Ferri 2

4 Terminal angkutan 1

Page 18: Bab i , Bab II, Bab III

18

5 Tempat ibadah masjid 10

6 Tempat ibadah langgar 12

7 Tempat ibadah gereja 3

8 Warung makan 100

9 Peternakan - Belum didata

10 Perikanan - Belum didata

11 Pemotongan hewan 1

12 Perkantoran / Instansi 40

13 Pom bensin 2

14 Pangkalan minyak tanah 5

15 Air minum isi ulang 8

Page 19: Bab i , Bab II, Bab III

19

B. VISI DAN MISI PUSKESMAS MELATI

VISI :

Terdepan Dan Profesional Dalam Pelayanan Kesehatan Dasar Di Kecamatan Selat

MISI :

a. Menyelenggaran Pelayanan Kesehatan Dasar Secara Menyeluruh Dan Bermutu

b. Menciptakan Suasana Kerja Dan Pelayanan Dengan Penuh Kekeluargaan

c. Menyelenggarakan Funsi Manajemen dengan Optimal

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI DOKTER GIGI

Nama : drg. Jan Terrie

NIP : 19880123 201409 2001

Jabatan : Dokter Gigi puskesmas

Pendidikan : S1 Kedokteran Gigi

1. Tugas pokok :

Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi perorangan dan masyarakat di

puskesmas yang meliputi aspek PROMOTIV, PREVENTIF, KURATIF dan

REHABITATIF

Page 20: Bab i , Bab II, Bab III

20

2. Uraian tugas :

a. Membuat perencanaan pelayanan kesehatan gigi bersama-sama dengan perawat

gigi

b. Melaksanakan pelayanan medis gigi perorangan (ANAMNESA, DIAGNOSA,

TERAPI, dan EVALUASI atau FOLLOW UP)

c. Melakukan rujukan atas indikasi

d. Bekerja sama dengan dokter umum dan paramedis di puskesmas dalam

penanganan kasus tertentu

e. Melakukan lokakarya atau bimbingan kepada perawat gigi terkait pengetahuan

dan keterampilan pelayanan kesehatan gigi perorangan

f. Melakukan pembinaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

g. Memberikan penyuluhan atau promosi kesehatan gigi untuk masyarakat

D. SASARAN KERJA PEGAWAI

Sasaran kerja pengawai diambil dari keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor : 141/KEP/M.PAN/ 2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter Gigi dan

Angka Kreditnya. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Bab V Pasal 7 sebagai

berikut :

1. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut umum rawat jalan tingkat pertama

Page 21: Bab i , Bab II, Bab III

21

2. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut spesialistik rawat jalan tingkat

pertama

3. Melakukan tindakan khusus medik gigi dan mulut tingkat sederhana oleh dokter

gigi umum

4. Melakukan tindakan khusus medik gigi dan mulut spesialistik kompleks tingkat I

5. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut tingkat sederhana

6. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut kompleks tingkat I

7. Melakukan kunjungan (VISITE) kepada pasien rawat inap

8. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut tingkat sederhana

9. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut kompleks tingkat I

10. Melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

11. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epideomiologi penyakit gigi dan

mulut

12. Melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

13. Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien rawat jalan

14. Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien rawat jalan

15. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar

Page 22: Bab i , Bab II, Bab III

22

16. Melayani atau menerima konsul dari dalam

17. Menguji kesehatan

18. Melakukan VISUM ET REPERTUM

19. Menjadi saksi ahli

20. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan

21. Melakukan DENTAL FORENSIK dengan pemeriksaan laboratorium

22. Melakukan tugas jaga panggilan atau ON CALL

23. Melakukan tugas jaga ditempat atau rumah sakit

24. Melakukan tugas jaga ditempat sepi pasien

Page 23: Bab i , Bab II, Bab III

23

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. LANDASAN TEORI

1. LANDASAN TEORI ANEKA

ANEKA merupakan sebuah akronim yang berasal dari lima (5) buah nilai dasar

yang harus dimiliki oleh seorang ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Kelima nilai dasar ini berperan penting

dalam menuntun ASN untuk menjadi pelayan masyarakat yang professional. Tentu

saja lebih jauh kelima dasar tersebut akan membantu pencapaian tujuan berbangsa

dan bernegara. Dengan kelima dasar tersebut tujuan pembangunan akan dapat dicapai

dengan mudah. Oleh karena itu penting kiranya agar ASN mengetahui apa yang

dimaksud atau makna yang terkandung dalam masing-masing nilai dasar tersebut.

A. AKUNTABILITAS

Akuntabilitas sering disamakan dengan RESPONSIBILITY atau tanggung

jawab. Namun pada dasarnya kedua konsep tersebut memiliki definisi yang berbeda,

RESPONSIBILITAS adalah kewajiban untuk bertanggung jawab. Sedangkan

akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang harus dicapai.

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk

Page 24: Bab i , Bab II, Bab III

24

memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang ASN adalah

menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.

B. NASIONALISME

Setiap ASN wajib memiliki nilai nasionalisme yang kuat dalam menjalankan

fungsi dan tugasnya. Nasionalisme dalam arti luas adalah suatu rasa cinta yang wajar

terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme

ini juga tidak jauh dari rasa kecintaan kepada empat (4) pilar kebangsaan yaitu

Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Indonesia 1945, NKRI dan Bhineka

Tunggal Ika. Nasionalisme sangat penting diterapkan ASN dalam kehidupannya hari

lepas hari karena nilai nilai dari nasionalisme ini dapat menjadi dasar dan mengilhami

setiap gerak langkah dan semangat berkerja untuk bangsa dan Negara.

C. ETIKA PUBLIK

Menurut Weihrich dan Koontz (2005) etika merupakan “THE DISCIPLINE

DEALING WITH WHAT IS GOOD AND WHAT IS BAD AND WITH MORAL

DUTY AND OBLIGATION”. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik dan

buruk yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik dan benar,

sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik dan atau apa

yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik

adalah refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik atau buruk, benar

Page 25: Bab i , Bab II, Bab III

25

atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan public

dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik

D. KOMITMEN MUTU

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (GOOD AND CLEAN

GOVERMANCE) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Mutu ada

dalam persepsi orang secara individual yang di ukur dari tingkat kepuasan masing-

masing terhadap produk atau jasa yang diterimanya. Sehubungan dengan hal itu,

penerapan manajemen mutu menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar lagi.

Manajemen mutu itu sendiri merupakan kegiatan perbaikan berkelanjutan yang

melibatkan setiap orang dalam organisasi melalui usaha yang terintegrasi secara total

untuk meningkatkan kinerja pada suatu level organisasi (Goestsch dan Davis 2006).

Oleh karena itu diperlukan adanya komitmen mutu dalam diri seorang ASN sehingga

kualitas pekerjaan dan kegiatan yang dilaksanakannya selalu terjaga dengan baik dan

pengguna layananya menjadi terpuaskan

E. ANTI KORUPSI

Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu CORUPTIO yaitu kerusakan,

kebobrokan dan kebusukan. Dalam bahasa yunani korupsi atau CORRUPTION

adalah perbuata yang tidak baik, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang

dari kesucian, melanggar norma-norma agama, material, mental dan umum. Korupsi

sering dikatakan kejahatan luar biasa. Salah satu alasannya adalah dampaknya yang

Page 26: Bab i , Bab II, Bab III

26

luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga,

masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Didalam diri ASN nilai-nilai anti korupsi

harus sudah tertanam, oleh karena nilai-nilai ini penting untuk meningkatkan kinerja

seorang aparatur sipil yang berkualitas dan professional.

Page 27: Bab i , Bab II, Bab III

27

B. LANDASAN TEORI KEGIATAN

Kegiatan yang dilaksanakan di UPT Puskesmas Melati, Kab. Kapuas

dilakukan sesuai dengan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor : 139/KEP/M.PAN/11/2013 tentang Jabatan Fungsional Dokter Gigi dan

Angka Kreditnya adalah Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut umum rawat

jalan tingkat pertama, Melakukan tindakan khusus medik gigi dan mulut tingkat

sederhana, Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut tingkat sederhana,

Pemulihan fungsi gigi dan mulut tingkat sederhana, Melakukan pemulihan fungsi gigi

dan mulut kompleks tingkat pertama, Melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut, Mengumpulkan data dalam rangka pengalaman, Epideomiologi penyakit gigi

dan mulut, Melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, Membuat catatan medik

gigi dan mulut rawat jalan, Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar,

Melayani atau menerima konsul dari dalam, Menguji kesehatan.

1. Melakukan Pelayanan Medik Gigi Dan Mulut Umum Rawat Jalan Tingkat

Pertama

Berdasarkan pasal 23 ayat 1,2 dan 3 UU no 36 tahun 2009 menyatakan bahwa

tenaga medis berwenang untuk menyelangggarakan pelayanan kesehatan sesuai

dengan bidang yang dimiliki dan telah mengantongi izin dari pemerintah. Sebagai

mana juga tertulis dalam UU no. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran dan UU

no 36 tentang Praktek Kedokteran menyatakan bahwa dokter dan dokter gigi yang

Page 28: Bab i , Bab II, Bab III

28

boleh melakukan pelayanan medik adalah dokter dan dokter gigi yang telah memiliki

surat tanda registrasi (STR). Dokter diharuskan untuk memberikan pelayanan yang

semaksimal mungkin kepada pasien yang sesuai dengan kompetensi dan kode etik

profesinya. Pelayanan seperti ANAMNESA, PHYSICAL EXAMINATION dan

terapi harus dalaksanakan sesuai dengan kaidah yang berlaku yaitu, sopan,

berkualitas, professional dan akurat. Stakeholder dalam hal ini pasien merupakan

prioritas utama dalam pelayanan sesuai dengan hak dan kewajbannya seperti

tercantum dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, UU No. 29

Tahun 2004 tentang praktek kedokteran dan UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah

sakit.

2. Melakukan Tindakan Khusus Medik Gigi Dan Mulut Tingkat Sederhana.

Beberapa keluhan pasien yang tidak bersifat darurat akan tetapi membutuhkan

penanganan berupa tindakan khusus seperti misalnya KHITAN, INSISI ABSES,

EKSTRAKSI KORPUS ALIENUM dan sebagainya dilakukan oleh dokter umum

tingkat pertama. Tergantung dari derajat keparahannya suatu tindakan dapat

dilakukan sebagai upaya PREVENTIF bukan KURATIF sesuai kompetensi dokter.

Pelayanan tindakan khusus dilakukan dengan mengutamakan INFORMED

CONSENT terlebih dahulu, baru kemudian tindakan khusus tersebut dilakukan.

Apabila suatu keluhan tidak mampu untuk dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat

pertama, maka dokter wajib memberikan surat rujukan agar pasien mendapatkan

penanganan yang lebih baik lagi.

Page 29: Bab i , Bab II, Bab III

29

3. Melakukan Tindakan Darurat Medik Gigi dan Mulut Tingkat Sederhana

Pasal 45 UU no. 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran dan PERMENKES

No. 290/Menkes/Per/III/2008 menyatakan bahwa dokter harus memberikan usaha

semaksimal mungkin dalam melakukan tindakan medik atas persetujuan pasien

(INFORMED CONSENT). Oleh karena itu dokter wajib memberikan tindakan

darurat medik dan pertolongan pertama pada kecelakaan sesuai kompetensi akan

tetapi tidak mengindahkan hak seorang pasien. Hal ini sering menjadi dilemma bagi

seorang dokter terutama dokter yang berkerja di daerah pedalaman yang sering

mendapatkan pasien tanpa identitas yang jelas dan sudah dalam kondisi tidak

sadarkan diri. Akan tetapi prioritas seorang dokter adalah untuk menyelamatkan

nyawa pasien seperti tertuang dalam kode etik profesi dan sumpah jabatan, maka

tindakan dapat dilakukan terlebih dahulu sebelum INFORMED CONSENT. Seperti

tertuang dalam UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 pasal 53 disebutkan nahwa setiap

tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan

tugas dan kewajibannya sesuai dengan profesinya.

4. Pemulihan Fungsi Gigi Dan Mulut Tingkat Sederhana

Melakukan pelayanan pemulihan fungsi gigi dan mulut tingkat sederhana wajib

dilakukan oleh dokter gigi umum maupun dokter gigi spesialis, dimana dalam hal ini

dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis membantu pasien untuk menjelaskan dan

mengarahkan pasiennya untuk memberikan perawatan yang seharusnya berupa

Page 30: Bab i , Bab II, Bab III

30

tambalan permanen yang dapat mengembalikan fungsi kunyah yang telah hilang.

Untuk pelayanan puskesmas, pelayanan yang dberikan berupa tambalan Fuji dan

apabila pasien ingin melakukan tambalan komposit maka pasien dapat di rujuk ke

Rumah Sakit atau Praktek Swasta. Untuk pembuatan BRIDGE, CROWN, VENEER

dan sebagainya hanya dapat dilakukan di Praktek Swasta hal ini dikarenakan sifatnya

lebih ke estetik. Pelayanan tersebut didasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Umum di

Lingkungan Kementrian Kesehatan.

5. Pemulihan Fungsi Gigi Dan Mulut Kompleks Tingkat Pertama

Melakukan pelayanan pemulihan fungsi gigi dan mulut kompleks tingkat

pertama wajib dilakukan oleh dokter gigi umum maupun dokter gigi spesialis, dimana

dalam hal ini dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis membantu pasien untuk

menjelaskan dan mengarahkan pasiennya untuk memberikan perawatan yang

seharusnya berupa mempertahankan giginya semaksimal mungkin tanpa dilakukan

pencabutan. Namun perawatan ini hanya berlaku untuk gigi yang tidak dalam kondisi

Gangren Radiks atau Sisa Akar dan gigi yang menyebabkan keadaan Patologis.

Pelayanan perawatan saluran akar berupa RELIEF OF PAIN, DEVITALISASI,

ENDODONTIK dan MUMIFIKASI. Pelayanan tersebut didasarkan pada Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2013 tentang Jabatan

Fungsional Umum di Lingkungan Kementrian Kesehatan.

Page 31: Bab i , Bab II, Bab III

31

6. Melakukan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut

Melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut wajib dilakukan oleh dokter

gigi umum maupun dokter gigi spesialis, dimana dalam hal ini dokter gigi umum dan

dokter gigi spesialis membantu pasien untuk menjelaskan dan mengarahkan

pasiennya untuk memberikan perawatan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

berupa scaling atau pembersihan karang gigi. Setelah dilakukan pembersihan karang

gigi maka pasien akan diberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan

gigi dan mulut. Kemudian Pasien diminta untuk melakukan kontrol setiap 6 bulan

untuk memeriksakan kondisi gigi dan mulutnya. Pelayanan tersebut didasarkan pada

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2013 tentang

Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Kementrian Kesehatan

7. Melakukan Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

Penyuluhan medik atau kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak

saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan sesuatu anjuran

yang ada hubungannya dengan kesehatan. Menurut WHO tujuan penyuluhan

kesehatan adalah untuk merubah perilaku individu dan atau masyarakat dalam bidang

kesehatan. Sebagai seorang pionir kesehatan dokter wajib untuk membagikan

pengetahuannya, kepada masyarakat dengan tujuan agar derajat kesehatan masyarakat

semakin meningkat. Penyuluhan kesehatan berisi informasi kesehatan yang teraktual

Page 32: Bab i , Bab II, Bab III

32

dan dapat di pertanggungjawabkan. UU no 23 tahun 1992 pasal 38 tentang kesehatan

menyebutkan bahwa penyuluhan kesehatan diselenggarakan guna meningkatkan

pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat dan aktif

berperan serta dalam upaya kesehatan.

8. Membuat Catatan Medik Gigi dan Mulut Rawat Jalan

Rekam medik, baik itu rawat jalan maupun rawat inap dibuat mengikuti kaedah-

kaedah yang berlaku. Kaedah tersebut antara lain, informasi yang dituliskan harus

merupakan informasi yang benar ada ditemukan tanpa adanya pengurangan dan

penambahan informasi, kemudian rekam medik harus dijaga kerahasiaannya kecuali

apabila diminta oleh pihak yang berwenang sesuai dengan perundang-undangan yang

berlaku di Indonesia. Didalam UU Kesehatan No. 29 tahun 2004 tentang praktik

kedokteran pasal 46 menyebutkan bahwa setiap dokter, baik itu dokter gigi, umum

dan spesialis, wajib membuat catatan medik setelah pasien selesai menerima

pelayanan kesehatan dengan dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan petugas yang

memberikan pelayanan dan tindakan.

9. Melayani Atau Menerima Konsultasi Dari Luar Atau Keluar

Seorang dokter gigi umum maupun yang spesialis dituntut untuk mampu dan

singgap melayani dan menerima pasien yang berkonsultasi ke poli gigi yang berasal

dari instansi luar yang bukan berasal dari instansi tempat dia bekerja. Dan siap

melayani dan menanggani pasien tersebut dengan sebaik-baiknya. Terlebih pasien

Page 33: Bab i , Bab II, Bab III

33

dengan memiliki riwayat penyakit sistemik memerlukan bantuan dokter yang lebih

berkompeten untuk memperoleh penangganan yang lebih lanjut untuk menghindari

komplikasi pada saat atau setelah dilakukan tindakan. Pelayanan tersebut didasarkan

pada Undang-undang Republik Indonesia nomor 94 tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran

10. Melayani Atau Menerima Konsul Dari Dalam

Seorang dokter gigi umum maupun yang spesialis dituntut untuk mampu dan

singgap melayani dan menerima pasien yang berkonsultasi ke Poli Gigi baik dari Poli

Umum atau Poli KIA atau Poli-poli lainnya yang masih menjadi 1 instansti tempat

kerja. Dan siap melayani dan menanggani dengan baik apabila pasien memiliki

keluhan yang berhubungan dengan gigi dan mulutnya. Wajib menjelaskan secara

detail tanpa dibuat-buat mengenai kondisi gigi dan mulutnya, apakah ada

hubungannya dengan penyakit sistemik lainnya, dan pasien pun menjadi lebih

mengerti mengenai kondisi fisiknya secara keseluruhan. Pelayanan tersebut

didasarkan pada Undang-undang Republik Indonesia nomor 94 tahun 2004 tentang

Praktik Kedokteran

Page 34: Bab i , Bab II, Bab III

34

C. METODE PENELITIAN

1. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan Penelitian DESKRIPTIF dengan menggunakan

pendekatan secara KOHORT. Metode DESKRIPTIF adalah pencarian fakta dengan

interpretasi yang tepat. Penelitian DESKRIPTIF mempelajari masalah-masalah dalam

masyarkat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-

kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang

berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Sedangkan Pendekatan

KOHORT adalah salah satu penelitian LONGITUDINAL dengan mengikuti proses

perjalanan sampai ke depan berdasarkan urutan waktu.

2. LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian ini adalah Poli Gigi UPT Puskesmas Melati dan Posyandu

yang berada di wilayah Puskesmas Melati

3. WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada 19-31 September 2015

4. POPULASI PENELITIAN

Seluruh penduduk yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Melati.

Puskesmas Melati terletak di tengah kota Kuala Kapuas, di wilayah Kecamatan Selat

dan membawahi 4 kelurahan yaitu Kelurahan Selat Tengah, Kelurahan Selat Dalam,

Kelurahan Selat Utara dan Kelurahan Selat Hulu.

Page 35: Bab i , Bab II, Bab III

35

5. SAMPEL PENELITIAN

Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik PURPOSIVE

SAMPLING TEST. PURPOSIVE SAMPLING TEST adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses

pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak

diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan

tertentu.

6. VARIABEL PENELITIAN

a. Variabel berpengaruh : ANEKA (x)

b. Variabel terpengaruh : Kegiatan Aktualisasi (y)

7. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner, berikut ini

pelaksanaan pengumpulan data di Poli Gigi UPT Puskemas Melati :

1. Setiap pasien yang datang ke poli gigi untuk berobat ke poli gigi, maka akan di

berikan kuesioner dan pasien diberikan penjelasan bagaimana menjawab

kuesioner tersebut sampai selesai

2. Pasien yang datang berobat ke poli gigi disebut juga responden

3. Pasien ketika sudah selesai menjawab maka harus mengembalikan kuesioner

kepada petugas Poli Gigi

4. Petugas mengecek kembali apabila ada data atau pertanyaan kuesioner yang

belum di jawab

5. Apabila sudah selesai pasien bisa dipersilahkan untuk kembali mengantri sesuai

urutannya atau diperbolehkan pulang apabila sudah dilakukan tindakan.

Page 36: Bab i , Bab II, Bab III

36

8. MEKANISME PENGUKURAN DATA

Pengukuran data ini mengunakan Skala LIKERT. Setelah semua data

diperoleh maka semua data harus dikuantitatifkan dengan skala LIKERT. Skala

LIKERT adalah suatu skala psikometrik umum yang digunakan dalam kuesioner dan

merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei.

Penggunaan penelitian ini sering menggunakan jenis penelitian DESKRIPTIF

Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala LIKERT, RESPONDEN menentukan

tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memlilih salah satu

pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format sebagai

berikut :

Skala 1 = sangat tidak setuju

Skala 2 = tidak setuju

Skala 3 = netral atau cukup

Skala 4 = setuju

Skala 5 = sangat setuju

Pada analisis aktualisasi yang penulis lakukan di tempat kerja yaitu UPT

Puskesmas Melati menggunakan skala ordinal dikarenakan setiap poin ANEKA

berdiri sendiri dan memiliki nilai sendiri-sendiri. Pertama, skala LIKERT

digolongkan kedalam skala ordinal. Jamieson (2004) menyatakan bahwa kategori

respon pada skala likert mempunyai tingkatan tetapi jarak diantara kategori tidak

dapat dianggap sama, sehingga skala LIKERT adalah kelas skala ordinal. Pada kelas

ini, statistik yang dapat digunakan adalah MEDIAN atau MODUS untuk menghitung

ukuran pemusatannya, sedangkan variasi data dapat dilihat menggunakan frekuensi

dari jawaban responden, sehingga statistika parametrik tidak dapat diterapkan pada

data ini.

Page 37: Bab i , Bab II, Bab III

37

Dilain pihak, beberapa peneliti menganggap bahwa skala LIKERT adalah

skala pengukuran interval. Carrafio and Rocco (2007) menyatakan bahwa skala

LIKERT dapat menghasilkan skala pengukuran interval. Hal yang sama diungkapkan

oleh Boone and Boone (2012) yang menjelaskan bahwa skala likert dapat dianalisis

menggunakan statistika parametrik misalkan ANOVA (analysis of variance) maupun

uji t.

Cara menghitung Skala LIKERT:

Rumus :

T x Pn

T = Total jumlah Responden yang memilih

Pn = Pilihan angka Skor LIKERT

Interpretasi Skor Perhitungan :

Untuk mendapatkan hasil interpretasi, maka harus diketahui skor tertinggi (x) dan

skor terendah (y) :

Y = Skor tertinggi likert x jumlah responden

X = Skor terendah likert x jumlah responden

Rumus Indeks % =

Total Skor/ Y x 100 %

Keterangan : Kriteria Interprestasi Skor

Page 38: Bab i , Bab II, Bab III

38

Angka 0 %-20% = Sangat Lemah

Angka 21%-40% = Lemah

Angka 41%-60% = Cukup

Angka 61%-80% = Kuat

Angka 81%-100% = Sangat Kuat

Page 39: Bab i , Bab II, Bab III

39

D. KEGIATAN AKTUALISASI

Rencana kegiatan yang telah dibuat diaktualisasikan ke nilai dasar ANEKA

yang meliputi kegiatan pelayanan publik seperti berikut :

1. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut umum rawat jalan tingkat pertama di

Poli Gigi UPT Puskesmas Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas

2. Melakukan tindakan khusus medik gigi dan mulut tingkat sederhana di Poli Gigi

UPT Puskesmas Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas

3. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut tingkat pertama di Poli Gigi

UPT Puskesmas Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas

4. Pemulihan fungsi gigi dan mulut tingkat sederhana di Poli Gigi UPT Puskesmas

Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas

5. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut kompleks tingkat pertama di Poli

Gigi UPT Puskesmas Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas

6. Melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Poli Gigi UPT Puskesmas

Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas

7. Melakukan pelayanan dengan inisiatif sendiri berupa penyuluhan kesehatan gigi

dan mulut di salah satu sekolah atau posyandu yang berada di wilayah UPT

Puskesmas Melati Kec. Selat, Kab. Kapuas

Page 40: Bab i , Bab II, Bab III

40

8. Membuat catatan medik gigi dan mulut rawat jalan di Poli Gigi UPT Puskesmas

Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas

9. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar di Poli Gigi UPT

Puskesmas Melati, Kec. Selat, Kab. Kapuas

10. Melayani atau menerima konsul dari dalam di Poli Gigi UPT Puskesmas Melati,

Kec. Selat, Kab. Kapuas

Kegiatan-kegiatan tersebut di lampirkan dan di jabarkan dalam tabel, di bawah ini