bab ii new.docx

Upload: trio-febrianta

Post on 02-Mar-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

26BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 BiodieselBiodiesel didefinisikan sebagai mono alkil ester dari minyak sayur dan lemak hewan adalah sebagai bahan bakar diesel alternatif yang secara terus menerus memperhatikan keuntungan karena pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas alam yang telah diidentifikasi sebagai penyebab utama meningkatnya konsentrasi dalam karbon dioksida di dalam atmosfer bumi dan menyebabkan pemanasan global [11]. Biodiesel yang merupakan sebuah pengganti bahan bakar, terbuat dari monoalkil ester dari rantai panjang asam lemak disiapkan dari minyak sayuran terbarukan atau lemak hewan telah mampu mempesona pertimbangan menarik sebagai sebuah bahan bakar terbarukan alternatif untuk mesin diesel [12]. Biodiesel (Yunani, bio artinya hidup + diesel dari Rudolf Diesel) mengacu pada setara bahan bakar diesel yang dapat diproses dan bahan bakar oksigen berbasis ester dari sumber yang terbarukan biologis [13]. Hal ini dapat dibuat dari proses minyak organik dan lemak seperti kacang kedelai, rapeseed, bunga matahari, kelapa, jagung, biji kapas, mustard, minyak sawit, kacang, lemak hewan, limbah minyak nabati dan ganggang [14]. Secara umum, biodiesel mungkin didefinisikan sebagai bahan bakar terbarukan yang mampu digunakan untuk mesin diesel yang memenuhi persyaratan ASTM D 6751. Dalam istilah teknis (ASTM D 6751) biodiesel merupakan bahan bakar diesel yang terbuat dari ester monoalkil dari rantai panjang lemak asam yang berasal dari minyak nabati atau lemak hewan, ditunjuk sebagai B100 dan memenuhi spesifikasi-spesifikasi dari ASTM D 6751 [14]. Secara Kimiawi, biodiesel mengacu pada ester alkil rantai panjang (mono-alkil ester, terutama (mono) ethyl ester asam lemak rantai panjang seperti laurat, palmitat, stearat, oleat, dll) yang berasal dari sumber hayati terbarukan melalui proses transesterifikasi. Umumnya, biodiesel diproduksi melalui reaksi kimia dengan proses transesterifikasi dari lemak minyak nabati atau hewani dengan alkohol dengan adanya katalis, untuk mendapatkan metil atau etil ester (biodiesel) dan gliserin (sabun, produk samping). Asam lemak (metil ester atau biodiesel) yang dihasilkan dari minyak alami seperti minyak rapeseed, minyak canola, minyak kedelai, bunga matahari, minyak sawit, minyak jelantah, dan lemak hewan. Biasanya, metanol pereaksi kimia lebih disukai untuk proses kation transesterifikasi untuk menghasilkan biodiesel karena biaya yang lebih rendah daripada etanol [15]. Berikut adalah tabel perbandingan karakteristik antara bahan bakar biodiesel dengan solar (bahan bakar bensin) :Tabel 2.1 Perbandingan Karakteristik Biodiesel dengan Solar [16].KarakteristikBiodieselSolar

KomposisiMetil esterCampuran hidrokarbon

Bilangan Setana62,453

Densitas, g/mL0,86240,8750

Viskositas, cSt5,554,6

Titik kilat, oC17298

Energi yang dihasilkan40,1 MJ/kg45,3 MJ/kg

LingkunganRamah LingkunganBahaya (10 x dari biodiesel)

KeberadaanTerbarukanTak terbarukan

Berikut ini adalah tabel sifat fisika dan kimia dari minyak Minyak Goreng yang dapat dan yang tidak dapat digunakanTabel 2.2 Properti Fisika-Kimia dari Minyak Goreng yang dapat dan yang tidak dapat digunakan [17].PropertiesUnused cooking oil valuesUsed cooking oil value

Acid value (mg KOH / g)0.34.03

Calorific Value (J/g)-39658

Saponification value (mg KOH / g)194177.97

Peroxide value (meq/kg)