bab ii kajian pustaka hakikat pembelajaran ipa di sekolah dasar … · 2017. 4. 11. · hakikat...

30
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar 2.1.1. Pembelajaran Pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi pada lingkungan belajar antara peserta didik dengan guru dan sumber belajar. Dalam pembelajaran terjadi proses transfer ilmu pengetahuan, pembentukan sikap serta penguasaan kemahiran dan tabiat. Pembelajaran bermanfaat bagi peserta didik karena membantu agar lebih baik dalam belajar. Oemar Hamalik (2003:54) menyatakan pembelajaran merupakan kombinasi yang tertata meliputi segala unsur manusiawi, perlengkapan, fasilitas, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan dari pembelajaran. Selain itu ada 3 rumusan yang dikemukan oleh beliau, yakni: 1. Pembelajaran merupakan upaya dalam mengorganisasikan lingkungan pendidikan untuk menciptakan situasi dan kondisi belajar bagi siswa. 2. Pembelajaran merupakan upaya penting dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi warga masyarakat yang baik dan diharapkan 3. Pembelajaran merupakan proses dalam membantu siswa untuk menghadapi kehidupan atau terjun di lingkungan masyarakat. Secara operasional pembelajaran yang ada di sekolah tujuan pokoknya adalah guru mampu membelajarkan siswa secara terprogram untuk memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap menjadi kebutuhannya.

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

    2.1.1. Pembelajaran

    Pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi pada lingkungan

    belajar antara peserta didik dengan guru dan sumber belajar. Dalam

    pembelajaran terjadi proses transfer ilmu pengetahuan, pembentukan

    sikap serta penguasaan kemahiran dan tabiat. Pembelajaran

    bermanfaat bagi peserta didik karena membantu agar lebih baik dalam

    belajar.

    Oemar Hamalik (2003:54) menyatakan pembelajaran merupakan

    kombinasi yang tertata meliputi segala unsur manusiawi,

    perlengkapan, fasilitas, prosedur yang saling mempengaruhi dalam

    mencapai tujuan dari pembelajaran. Selain itu ada 3 rumusan yang

    dikemukan oleh beliau, yakni:

    1. Pembelajaran merupakan upaya dalam mengorganisasikan

    lingkungan pendidikan untuk menciptakan situasi dan kondisi

    belajar bagi siswa.

    2. Pembelajaran merupakan upaya penting dalam mempersiapkan

    siswa untuk menjadi warga masyarakat yang baik dan diharapkan

    3. Pembelajaran merupakan proses dalam membantu siswa untuk

    menghadapi kehidupan atau terjun di lingkungan masyarakat.

    Secara operasional pembelajaran yang ada di sekolah tujuan

    pokoknya adalah guru mampu membelajarkan siswa secara

    terprogram untuk memperoleh dan memproses pengetahuan,

    ketrampilan dan sikap menjadi kebutuhannya.

  • 9

    Pembelajaran yang di lakukan di sekolah harus berkualitas,

    karena dengan kualitas suatu pemebelajaran maka tujuan dari

    pemebelajaran itu tercapai dengan baik. Kualitas suatu pembelajaran

    tergantung pada kreatifitas dan motivasi guru sebagai pengajar serta

    siswa sebagai peserta didik ditambah fasilitas yang memadai dapat

    menunjang dalam pembelajaran yang berkualitas yaitu komponen-

    komponen pemebelajaran yang mendukung.

    Soetomo (2003:11) menyatakan ada beberapa komponen

    pembelajaran yaitu:1) media pemebelajaran, 2) tujuan pembelajaran,

    3) metode pembelajaran, 4) bahan atau materi pembelajaran, 5) tenaga

    pendidik, 6) evaluasi pembelajaran.

    Penelitian ini menitik beratkan pada pengembangan dan

    penggunaan media pembelajaran yang digunakan peneliti untuk

    meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar dan menarik

    peserta didik agar tertarik belajar serta meningkatan pemahaman

    peserta didik tentang mata pelajaran IPA khususnya materi pokok

    pesawat sederhana.

    2.1.2. Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar

    Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran di SD

    yang dimaksud adalah agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan

    dan konsep yang terorganisir tentang alam sekitar, yang diperoleh dari

    pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain

    penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada

    prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara

    mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami

    alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam Suyitno,

    2002:7).

  • 10

    IPA menurut Abdullah (1998:18) adalah pengetahuan khusus

    yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan,

    penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara

    yang satu dengan cara yang lain. Dan dipertegas lagi oleh Sri

    Sulistyorini (2007: 39) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari

    tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

    penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan

    kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau

    prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

    Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA adalah ilmu yang

    mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan

    melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori

    agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang

    terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman

    melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,

    penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.

    2.1.3. Ruang Lingkup IPA di Sekolah Dasar

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006

    disebutkan bahwa mata pelajaran IPA untuk SD/MI mempunyai

    ruang lingkup yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

    1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

    tumbuhan, dan interaksinya dengan tumbuhan, serta kesehatan.

    2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi; cair, padat, dan

    gas.

    3. Energi dan perubahannya, yang meliputi: gaya, bunyi, pasan/kalor,

    magnet, listrik, dan pesawat sederhana.

    4. Bumi dan alam semesta, yang meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

    benda-benda langit lainnya.

  • 11

    Pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam mengajak

    peserta didik untuk mempelajari alam semesta seisinya yang

    meliputi kehidupan mahkluk hidup maupun keadaan alami alam

    semesta ini, ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Alam memang sangat

    luas dengan demikian peserta didik akan lebih berpikir terbuka

    tentang apa yang menjadi ruang lingkup IPA itu sendiri serta

    wawasan peserta didik akan bertambah luas.

    2.1.4. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006

    disebutkan bahwa tujuan pembelajaran mata pelajaran IPA di SD

    adalah sebagai berikut:

    1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

    berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam

    ciptaanNya.

    2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

    yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

    3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran

    tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

    lingkungan, teknologi dan masyarakat.

    4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

    sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

    5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

    menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

    6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

    keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

    7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA

    sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

  • 12

    Mempelajari alam dan seisinya memang menjadi tujuan dari Ilmu

    Pengetahuan Alam, hal ini membuat peserta berwawasan yang sangat

    luas, dapat mengetahui atau menemukan konsep-konsep luar biasa

    tentang sesuatu yang berkaitan dengan alam. Namun tujuan IPA

    bukan hanya untuk membuka pikiran peserta didik atau pun sekedar

    menambah pengetahuan tentang alam tetapi mengajarkan peserta

    didik betapa berharganya alam ini sehingga merangsang peserta didik

    untuk menumbuhkan rasa saling memiliki alam ini dan bertanggung

    jawab atas alam yang telah dianugrahkan Tuhan untuk manusia.

    2.1.5. Karakteristik Siswa di Sekolah Dasar

    Siswa pada kelas V Sekolah Dasar rata-rata berumur 11 tahun,

    pada umur itu siswa mempunyai karakteristik belajar secara konkret.

    Menurut Piaget (dalam Mikarsa, 2007:17) menyebutkan bahwa anak

    dalam usia 7 sampai 12 tahun berada pada periode operasional

    konkret. Kemampuan kognitif yang tampak adalah proses berpikir

    untuk mengoperasikan logika berpikir yang bersifat konkret.

    2.2. Media Pembelajaran

    Media pembelajaran berpengaruh terhadap kualitas dan keefektifan suatu

    pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang tepat untuk karakteristik

    dan kebutuhan peserta didik mampu menumbuhkan ketertarikan peserta didik

    terhadap pembelajaran yang dilakukan, disamping itu motivasi dan prestasi

    siswa dalam belajar akan labih meningkat apabila media pemebelajaran yang

    digunakan menarik.

    Ibrahim dan Syaodih (1996) menerangkan, media pembelajaran adalah

    segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau isi

    pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa

    sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Sedangkan menurut

    Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2007:1), media peengajaran ada dalam

  • 13

    komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang dianut

    oleh guru.

    Smaldino, Lowther dan Russel (2011:7) menyatakan bahwa media

    merupkan bentuk jamak dari perantara (medium), yaitu sarana komunikasi.

    Yang berasal dari bahasa Latin medium (antara), istilah ini merujuk pada apa

    saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima.

    Ada enam kategori dasar media menurut Smaldino, Lowther dan Russel

    (2011:7) yaitu:

    1. Teks, teks merupakan karakter alfanumerik yang mungkin

    ditampilkan dalam fotmat apa pun. Misalnya buku, poster, papan

    tulis, layar komputer, dan sebagainya.

    2. Audio, mencakup apa saja yang dapat didengar. Misalnya, suara

    orang, musik, suara mekanik (suara dari mesin), suara berisik, dan

    sebagainya. Suara-suara tersebut bisa langsung didengar atau

    direkam.

    3. Visual, meliputi diagram pada sebuah poster, gamabar pada sebuah

    papan tulis putih, foto, gamabar pada sebuah buku, kartun, dan

    sebagainya.

    4. Video, merupakan media yang menampilkan gerakan, termasuk

    DVD, rekaman video, animasi komputer, dan sebagainya.

    5. Perekayasa (manipulative), bersifat tiga dimensi dan dapat disentuh

    dan dipegang oleh siswa.

    6. Orang-orang ini meliputi guru, siswa, ahli bidang studi. Orang-orang

    sangatlah penting bagi pemelajar, para siswa belajar dari guru, siswa

    lain dan orang dewasa.

  • 14

    Jenis format media yaitu, papan tulis penanda (visual dan teks), slide

    powerpoint (teks dan visual), CD (suara dan musik), DVD (video), dan

    multimedia komputer.

    Seels dan Richey (dalam Arsyad, 2004:29) mengelompokkan media

    pembelajaran kedalam 4 kelompok, yaitu:

    1. Media hasil teknologi cetak.

    2. Media hasil teknologi audio visual.

    3. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer.

    4. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

    Gerlach dan El yang dikutip oleh Arsyad (2004:12), ciiri media

    pembelajaran yang layak digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai

    berikut:

    1. Fiksatif (fixative property), media pembelajaran mempunyai

    kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan

    merekonstruksi suatu peristiwa/objek.

    2. Manipulatif (manipulative property), kejadian yang memakan waktu

    berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga

    menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.

    3. Distributif (distributive property), memungkinkan berbagai objek

    ditransportasikan melalui suatu tampilan yang terintegritas dan

    secaran bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama

    pada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama tentang

    kejadian itu.

    Penggunaan media dalam proses pembelajaran memberi kesempatan

    kepada siswa untuk mendapatkan pembelajaran materi secara konkret dan

    siswa dapat berpikir secara luas. Pembelajaran menggunakan media ini akan

    lebih interaktif.

  • 15

    Pemanfaatan perkembangan teknologi dalam pendidikan sekarang ini

    banyak dilakukan untuk memperbaharui cara-cara lama dalam proses

    pemebelajaran. Pembelajaran yang sering kita jumpai adalah pembelajaran

    yang berpusat pada guru, dimana proses pembelajaran hanya sebatas tranfer

    ilmu dari guru ke siswa. Namun sekarang pembeharuan pembelajaran banyak

    memanfaatkan perkembangan teknologi dalam pembelajaran yang berbasis

    media contohnya melalui media komputer, siswa dalam belajar bisa secara

    mudah untuk aktif mengakses materi melalui komputer dan Guru tidak perlu

    repot dalam memberi penjelasan. Dalam hal ini guru hanya sebagai pemandu

    atau pemberi arahan kepada dalam mengaksesn materi melalui media

    komputer tersebut.

    Guru sebagai pengajar diharapkan dapat menggunakan alat, media atau

    bahan pendukung dalam proses pembelajaran dari yang sederhana sampai

    yang canggih sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman. Lebih dari

    itu, guru diharapkan mampu mengembangkan ketrampilan dalam membuat

    media pembelajaran sendiri. Maka dari itu, guru sebagai pengajar harus

    memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup dalam media

    pembelajaran.

    Menurut Oemar Hamalik (1994:12-14), guru harus memahami

    pentingnya media yaitu:

    1. Media sebagai alat komunikasi agar lebih mengefetifkan proses

    belajar mengajar.

    2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

    3. Hubungan antara metode mengajar dengan media yang digunakan.

    4. Nilai atau manfaat media dalam pengajaran.

    5. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran.

    6. Berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran.

  • 16

    7. Usaha dan inovasi dalam pengadaan media pembelajaran.

    Penggunaan media dalam pembelajaran bermanfaat untuk meningkatkan

    kualitas proses pembelajaran selain itu penggunaan media dalam

    pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan motivasi

    belajar siswa dan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal

    tersebut tridak terlepas dari ketepan penggunaan dan pemahaman media akan

    pentingnya media pembelajaran.

    Memang pada mulanya, media hanya berupa alat bantu mengajar yang

    hanya digunakan di dalam kelas. Namun dalam perkembangannya, media

    tidak cukup hanya digunakan di dalam kelas saja, akan tetapi dimungkinkan

    juga penggunaannya di luar kelas, dan hal ini berkaitan dengan istilah media

    pembelajaran (intruksional), yaitu kata intruksional mempunyai pengertian

    yang lebih luas daripada pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks

    guru, murid di kelas (ruang) formal, pembelajaran atau intruksional

    mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri guru secara

    fisik. Oleh karena itu, dalam instruction yang ditekankan adalah proses

    belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-

    sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa kita sebut

    pembelajaran.

    Ketersediaan media menjadi salah satu faktor penentu hasil belajar dari

    luar individu tersebut. Kemudahan mempelajari materi pemebelajaran melalui

    media yang tersedia sehingga akan mempengaruhui hasil belajar yang baik.

    Sedangkan faktor penentu hasil belajar yang berasal dari dalam individu

    adalah gaya belajar individu tersbut. Gaya belajar merupakan karakteristik

    yang dimiliki individu meliputi kognitif, afektif, dan perilaku psikomotorik.

  • 17

    2.3. Video Pembelajaran

    2.3.1. Pengertian Video Pembelajaran

    Video pembelajaran merupakan media dari hasil teknologi audio

    dan visual. Menurut Cepi Riyana (2007) media video pembelajaran

    adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-

    pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori

    aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu

    materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran yang

    tampak (visual) dengar (audio) yang dapat digunakan untuk

    menyampaikan pesan atau informasi, video menyajikan unsur suara

    (audio) dan unsur penglihatan (visual) sacara serentak dan sistematis.

    Dalam unsur penglihatan (visual) selain gambar dan teks yang

    menarik juga terdapat animasi gerak yang sangat menarik, dan yang

    seperti kita ketahui dalam unsur suara (audio) meliputi dubing

    percakapan dan panduan atau penjelasan.

    Sungkono (2003:65) menjelaskan video yaitu bahan pembelajaran

    yang dikemas melalaui pita video dan dapat dilihat melalui

    video/VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi. Dengan

    berkempang pesatnya teknologi, video dapat diputar melalui

    perangkat elektronik yang lainya seperti telepon genggam, laptop,

    komputer atau bisa dengan melalui proyektor.

    Penggunaan video sebagai bahan bantu mengajar memberikan

    satu pengalaman baru kepada siswa. Media video pembelajaran dapat

    membawa pelajar ke mana saja, terutama sekali jika tempat atau

    peristiwa yang ditayangkan itu terlalu jauh untuk dikunjungi, atau

    berbahaya. Dengan penayangan video, siswa dapat merasa seolah-olah

    mereka berada atau turut serta dalam suasana yang digambarkan.

    Sebagai contoh, video proses penambangan minyak lepas pantai,

    siswa siswa seolah-olah paling tidak bisa membayangkan bagaimana

  • 18

    pekerja tambang minyak lepas pantai bekerja untuk menambang

    minyak mentah dari lapisan bumi.

    Pengaruh media video akan lebih cepat masuk ke dalam diri

    manusia daripada media yang lainnya. Karena penayanggannya

    berupa cahaya titik fokus, sehingga dapat mempengaruhi fikiran dan

    emosi manusia. Dalam kegiatan belajar mengajar, fokus

    mempengaruhi emosi dan psikologi siswa, karena jika fokus siswa

    tidak bercabang terhadap materi dalam pembelajaran siswa akan lebih

    mudah berkonsentrasi dan mudah memahami pelajaran. Tentunya

    media video yang disampaikan kepada siswa harus sesuai dengan

    tujuan pemebelajaran.

    2.3.2. Karakteristik Media Video

    Media video pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti

    adalah media video pembelajaran yang interaktif, dalam penyajiannya

    video dibuat dengan unsur audio, teks, visual dari rekaman video serta

    gambar maupun animasi gerak. Video yang dikembangkan

    mempunyai karakteristik yang sama dengan krakteristik multimedia

    pembelajaran menurut Cepi Riyana (2007:8-11) yaitu:

    1. Clarity of Message (kejalasan pesan)

    Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran

    secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh

    sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam

    memory jangka panjang dan bersifat retensi.

    2. Stand Alone (berdiri sendiri).

    Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain

    atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.

    3. User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya).

  • 19

    Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah

    dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan

    informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan

    pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,

    mengakses sesuai dengan keinginan.

    4. Representasi Isi

    Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi

    atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial

    maupun sain dapat dibuat menjadi media video.

    5. Visualisasi dengan media

    Materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks,

    animasi, sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi

    yang digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau

    bahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki tingkat

    keakurasian tinngi.

    6. Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi

    Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi

    rakayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap

    spech sistem komputer.

    7. Dapat digunakan secara klasikal atau individual

    Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara

    individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga dirumah.

    Dapat juga digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa

    maksimal 50 orang, dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan

    uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam program.

    Ada beberapa kriteria yang membuat sebuah media video itu layak

    untuk digunakan dalam pembelajaran, maka dari itu pengembangan

  • 20

    media video mengacu atas apa yang telah peneliti telaah dari pendapat

    di ahli di atas, dengan tujuan agar nantinya media yang merupakan

    produk dari pengembangan dapat diterima dalam pembelajaran di

    kelas.

    2.3.3. Keuntungann dan Keterbatasan Media Video

    Setiap media pembelajaran masing-masing memiliki keuntungan

    dan keterbatasan tersendiri, begitu juga dengan media video.

    Smaldino, Lowther dan Russel (2011:411-412) dalam bukunya

    menjelaskan kelebihan dan keuntungan media video sebagai berikut:

    1. Keuntungan media video

    a. Bergerak, gambar-gambar bergerak memiliki keuntungan yang

    jelas daripada gambar diam dalam menampilkan konsep di mana

    gerakan sangatlah penting sekali untuk belajar.

    b. Proses, pengoprasian, sperti tahapan proses perakitan atau

    percobaan ilmiah, di mana gerakan berurutan sangatlah penting,

    bisa ditampilkan lebih efektif.

    c. Pengamatan yang bebas resiko. Video memungkinkan para

    siswa untuk mengamati fenomena yang mungkin saja terlalu

    berbahaya untuk dilihat secara langsung, seperti gerhana

    matahari, letusan gunung berapi, atau suasan perang.

    d. Dramatisasi. Reka ulang yang dramatis bisa menghidupkan

    kepribadian dan kejadian bersejarah. Hal ini memungkinkan

    siswa untuk mengamati dan menganalisis lebih detail suatu

    kejadian yang didramatisasi.

    e. Pembelajaran ketrampilan. Melalui video, siswa bisa melihat

    sebuah penampila berulang-ulang kali untuk bisa menyamai.

  • 21

    f. Pembelajaran afektif. Karena potensi besarnya utnuk dampak

    emosional, video dapat bermanfaat dalam pembentukan sikap

    personal maupun sosial.

    g. Penyelesaian masalah. Melalui video siswa akan lebih mudah

    untuk menyelesaikan suatu permasalahan misalnya, pemecahan

    permasalah tentang pertambahan atau pengurangan pada mata

    pelajaran matematika. Dalam video tersebut siswa bisa dengan

    mudah untuk memahami cara atau langkah memecahkan

    permasalah tersebut.

    h. Pemahaman budaya. Kita bisa melihat dan memahami

    bagaimana kebudayaan orang lain melaui suguhan video

    etnografi.

    i. Membentuk kebersamaan. Dengan meliihat program video

    bersama-sama, sebuah kelompok yang berbeda-beda bisa

    membangun dasar kesamaan pengalaman untuk membahas

    sebuah isu secara efektif.

    2. Keterbatasan media video

    a. Kecepatan yang tetap. Meskipun video bisa dihentikan untuk

    diskusi, ini tidak selalu dilakukan dalam penayangan untuk

    kelompok. Karena program ditayangkan dalam kecepatan yang

    tetap, beberapa pemirsa mungkin tertinggal dan yang lainnya

    tidak sabar menunggu bagian selanjutnya.

    b. Orang-orang yang berbicara. Banyak video, terutama produksi

    setempat, sebagian besar terdiri dari penayangan dari orang-

    orang yang bicara.

    c. Fenomena yang diam. Meskipun video memiliki keuntungan

    bagi konsep yang melibatkan gerakan, video mungkin tidak

    cocok bagi topik lain di mana kajian terperinci mengenai sebuah

  • 22

    visual tunggal dilibatkan misalnya, peta, diagram pengkabelan,

    atau diagram organisasi.

    d. Salah penafsiran. Dokumenter dan dramatisasi sering kali

    menyajikan perlakuan yang rumit dan canggih terhadap suatu

    isu. Sebuah penayangan dimaksudkan sebagai sebuah satire

    mungkin saja dipahami apa adanya oleh penonton awam yang

    sama sekali tidak mengetahui konteks dari isi video.

    e. Pengajaran abstrak dan nonvisual. Video itu buruk dalam

    menyajikan informasi abstrak dan nonvisual seperi filosofi dan

    matematika.

    Tampilan yang menarik dari sebuah media video pembelajaran itu

    sesui dengan usia belajar peserta didik yaitu usia sekolah dasar pada

    kelas V, namun dalam penelitian ini juga mempertimbangkan

    kekurangan dari media video tersebut maka dari itu peneliti membuat

    pengembangan media video sebaik mungkin untuk meminimalisir

    kemungkinan keterbatasan media video.

    2.4. Aspek Penilaian Media Video

    Smaldino, Lowther dan Russel (2011:430) mengemukakan aspek umum

    untuk mengevaluasi atau mempratinjau media video sebelum digunakan

    dalam kelas, sebagai berikut:

    1. Selaras dengan standar, hasil dan tujuan. Berkaitan dengan ketercapaian

    standar/hasil/tujuan dan penggunaan media video meningkatkan hasil

    belajar. Materi yang dimuat dalam video harus sesuai dan selaras dengan

    kompetensi dasarnya, hasil belajar, serta tujuan yang dirumuskan dari

    kompetensi dasarnya.

    2. Informasi akurat dan terbaru, informasi yang terkandung dalam media

    video adalah benar dan tidak berisi material yang sudah usang. Menurut

  • 23

    Robert G. Murdik (1973:12) informasi dapat dikatakan berkualitas

    apabila telah memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

    a. Informasi harus akurat dan jelas, Yaitu informasi yang tidak

    mengandung keraguan-keraguan, sama maksudnya yang

    disampaikan dengan yang menerima, bebas dari kesalahan-kesalahan

    dan tidak menyesatkan, harus menjelaskan dan mencerminkan

    maksudnya atau dengan kata lain tidak menimbulkan pertanyaan

    bagi penerima informasi tersebut.

    a. Up to date (Tepat waktu), Yaitu informasi tersebut datang ke

    penerima tidak terlambat karena informasi yang tidak tepat waktu

    sudah tidak mempinyai nilai.

    b. Informasi harus relevan, yaitu informasi itu diterima bagi orang yang

    membutuhkan atau bermanfaat bagi yang menerimanya.

    3. Bahasa sesuai usia. Pilihan kata dan bahasa dalam media video

    disesuaikan dengan usia agar mudah dipahami.

    Opper Antoni (2014) menjelaskan bahwa pilihan kata atau istilah

    yang tepat dan penggunaan kata yang baku dalam konteks pembicaraan

    akan mencerminkan kemampuan berbahasa. Artinya, makna atau isi

    pembicaraan akan terwakili secara jelas berdasarkan ketepatan dalam

    penggunaannya. Dalam hal ini, pilihan kata atau istilah-istilah yang

    digunakan anak-anak sekolah secara umum dapat dikatakan baik (baku)

    bila diukur dengan konteks pembicaraan.

    Upaya yang dilakukan guru pada saat proses belajar berlangsung

    adalah digunakan bahasa Indonesia yang baik oleh guru ketika mengajar

    di kelas. Penggunaan bahasa yang dilakukan oleh guru disesuaikan usia

    dan karakteristik siswa sekolah dasar pada umumnya. Pada saat proses

    belajar berlangsung terjadi berbagai ungkapan pikiran dan perasaan

    melalui bahasa lisan. Dalam peristiwa itu pun terjadi penggunaan struktur

    bahasa lisan pada anak-anak.

  • 24

    4. Tingkat ketertarikan dan keterlibatan, topik yang disajikan dalam video

    membuat siswa tertarik dan aktif terlibat dalam belajar.

    Menurut Safari (2003:60), bahwa untuk mengetahui tingkat

    ketertarikan dan keterlibatan belajar siswa, dapat diukur melalui indikator

    sebagai berikut:

    a. Kesukaan, pada umumnya individu yang suka pada sesuatu

    disebabkan karena adanya minat. biasanya apa yang paling disukai

    mudah sekali untuk diingat. Sama halnya dengan siswa yang

    berminat pada suatu mata pelajaran tertentu akan menyukai pelajaran

    itu. Kesukaan ini tampak dari kegairahan dan inisiatifnya dalam

    mengikuti pelajaran tersebut. Kegairahan dan inisiatif ini dapat

    diwujudkan dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk menguasai

    ilmu pengetahuan yang terdapat dalam mata pelajaran tersebut dan

    tidak merasa lelah dan putus asa dalam mengembangkan pengetahuan

    dan selalu bersemangat, serta bergembira dalam mengerjakan tugas

    ataupun soal yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di

    sekolah.

    b. Ketertarikan, seringkali dijumpai beberapa siswa yang merespon dan

    memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan guru pada saat

    proses belajar mengajar di kelas. Tanggapan yang diberikan

    menunjukkan apa yang disampaikan guru tersebut menarik

    perhatiannya, sehingga timbul rasa ingin tahu yang besar.

    c. Perhatian, semua siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran

    tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap

    pelajaran itu. Melalui perhatiannya yang besar ini, seorang siswa

    akan mudah memahami inti dari pelajaran tersebut.

    d. Keterlibatan yakni keterlibatan, keuletan, dan kerja keras yang

    tampak melalui diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada

    keterlibatannya dalam belajar di mana siswa selalu belajar lebih giat,

  • 25

    berusaha menemukan hal-hal yang baru yang berkaitan dengan

    pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Dengan demikian, siswa

    akan memiliki keinginan untuk memperluas pengetahuan,

    mengembangkan diri, memperoleh kepercayaan diri, dan memiliki

    rasa ingin tahu.

    5. Kualitas teknis, sajian yang terdapat dalam media video mewakili

    teknologi media terbaik yang ada.

    Imam Arif W. (2012) menjelaskan bahwa kualitas teknis sebuah

    video dapat diukur dari unsur-unsur sebagai berikut:

    a. Teks

    Text Merupakan Sebuah kata yang di rangkum dalam suatu kesatuan

    file yang memiliki arti sebagai, perintah, pengingat, maupun informasi

    bagi setiap orang yang membacanya. Text hanya bisa kita lihat, tidak

    bisa kita dengar, tidak bisa ber ubah ubah bentuk dan sebagainya.

    Text merupakan unsur multimedia yang paling penting.

    b. Gambar

    Gambar merupakan citra atau bayangan atau imaji (dari bahasa

    Inggris image, dan bahasa latin imago) adalah benda yang dihasilkan

    atas upaya manusia dalam memproduksi kemiripan dari suatu objek

    biasanya objek-objek fisik atau nyata.

    c. Audio

    Audio dalam sistem komunikasi bercirikan suara, sinyal elektrik

    digunakan untuk membawa unsur bunyi. Istilah ini juga biasa

    digunakan untuk menerangkan sistem – sistem yang berkaitan dengan

    proses perekaman dan transmisi yaitu sistem pengambilan /

    penangkapan suara, sambungan transmisi pembawa bunyi, amplifier

    dan lainnya.

  • 26

    d. Video

    Agnew dan Kellerman (1996) mendefinisikan video sebagai media

    digital yang menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar pegun

    dan memberikan ilusi, gambaran serta fantasi kepada gambar yang

    bergerak. Video menyediakan satu kaedah penyaluran informasi yang

    sangat menarik dan langsung. Video merupakan sumber atau media

    yang paling dinamik serta efektif dalam menyampaikan suatu

    informasi.

    e. Animasi

    Animasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu anima yang berarti

    jiwa, hidup, semangat. Sedangkan karakter adalah orang, hewan

    maupun objek nyata lainnya yang dituangkan dalam bentuk gambar

    2D maupun 3D. shingga karakter animasi secara dapat diartikan

    sebagai gambar yang memuat objek yang seolah-olah hidup,

    disebabkan oleh kumpulan gambar itu berubah beraturan dan

    bergantian ditampilkan. Objek dalam gambar bisa berupa tulisan,

    bentuk benda, warna dan spesial efek.

    f. Skala dan ukuran video

    Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa

    digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech sistem

    komputer. Tampilan resolusi ini disesuaikan dengan skala video dan

    ukuran vidoe, hal ini akan mempengaruhi kualitas keterbacaan dan

    penglihatan dari sebuah video.

    6. Mudah digunakan, pengguna media video ini adalah siswa dan guru.

    Apakah material mengikuti pola mudah digunakan tanpa

    membingungkan pengguna. Dari penjelasan tersebut dapat dijabarkan

    dalam indikator sebagai berikut:

  • 27

    a. Dari segi pengoprasian, media video tidak menyulitkan guru atau

    siswa dalam proses penayangan media video.

    b. Pendokumentasian, siswa atau guru yang melihat isi dari tayangan

    video mudah untuk menangkap informasi yang terkandung dalam

    tayangan media video tersebut serta tidak menyulitkan penglihatan

    untuk memahami isi dari tayangan media video tersebut.

    c. Mudah digunakan secara klasikal atau individual

    Cepi Riyana (2007) menjelaskan, video pembelajaran dapat

    digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya dalam

    setting sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat juga digunakan secara

    klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang, dipandu oleh guru

    atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah

    tersedia dalam program

    7. Bebas bias, materi dalam bahan ajar dalam video tidak bercabang atau

    berdidri sendiri dan tidak bergantung pada materi lain di luar konteks

    materi bahasan dalam video tersebut sehingga pesan atau informasi yang

    terkandung dalam tayangan video jelas. Maka dari itu dijabarkan dalam

    indikator sebagai berikut:

    a. Clarity of Massage (kejalasan pesan)

    Menurut Cepi Riyana (2007), dengan media video siswa dapat

    memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi

    dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi

    akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan bersifat retensi.

    b. Stand Alone (berdiri sendiri).

    Menurut Cepi Riyana (2007), video yang dikembangkan tidak

    bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-

    sama dengan bahan ajar lain. Dan materi tau informasi bebas dari

    bias unsur sara, ras, gender, agama dan suku.

  • 28

    8. Panduan dan arahan pengguna, panduan pengguna merupakan sumber

    daya terbaik untuk digunakan dalam sebuah mata pelajaran. Panduan dan

    arahan ini dapat berupaka buku cetak sederhana untuk yang berisi

    panduan dan arahan untuk bagi pengguna untuk menggunakan media

    video, selain itu panduan dan arahan bisa juga terdapat di dalam video

    tersebut berupa paduan secara lisan atau teks bergerak.

    9. Melaju dengan sesuai. Hal ini berkaitan dengan materi yang disajikan

    video apakah dengan penyajian materi yang sedemikian rupa oleh video

    siswa dapat paham dan memproses informasi. Dapat dijabarkan ke dalam

    indikator sebagai berikut:

    a. Keruntutan, materi yang terdapat di media video disajikan secara

    runtut sesuai dengan tujuan belajar, serta penyajian materi tidak

    terpencar-pencar. Keruntutan materi yang disajikan akan

    mempermudah siswa untuk memahami materi.

    b. Penyajian materi juga disesuaikan dengan daya serap siswa. Cara

    penyajian selain menarik juga harus memperhatikan timing (waktu),

    penyajian materi atau penjelasan dalam video harus berintensitas

    sedang yaitu tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat hal

    disesuaikan dengan kemampuan siswa untuk menyerap informasi.

    10. Penggunaan alat bantu belajar kognitif (tinjauan, petunjuk, rangkuman).

    ketersedian tinjauan, petunjuk, rangkuman yang diatur dengan baik.

    Penjelasanya sebagai berikut:

    a. Tinjauan, dalam media video terdapat tinajaun misalnya mengenai

    materi yang yang akan dipelajari atau tentang kegiatan-kegiatan yang

    dilakukan dalam video tersebut.

    b. Petunjuk, dalam media video tentu saja ada sebuah petunjuk misalnya

    petunjuk mengenai sistem kerja alat yang digunakan dalam kegiatan

    percontohan dalam video, petunjuk juga bisa digunakan pada latihan

    soal yang terdapat dalam video dan sebagainya.

  • 29

    c. Rangkuman, dalam sebuah video yang berisikan penjelasan materi

    tentunya akan terdapat rangkuman. Rangkuman biasanya berisi apa

    saja yang penting dalam materi yang dibuat secara sederhana agar

    pembaca atau penglihat dapat lebih mudah memahami dan menyerap

    informasi, biasanya rangkuman terdapat pada akhir pembahasan.

    Untuk meminimalisir keterbatasan dari sebuah media video itu adalah

    dibuatnya sebuah kriteria penilaian baik itu dari unsur ahli sampai unsur

    materi dalam sebuiah video tersebut. Kriteria penilaian ini dijadikan

    pedoman peneliti untuk mengembangkan sebuah media video pembelajaran

    yang layak untuk digunakan dalam pembekajaran di kelas.

    2.5. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media Video

    2.5.1. Pendahuluan

    Bagian pendahuluan ini memuat bagaimana penyiapan

    perlengkapan bahan untuk pembelajaran menggunakan media video

    pembelajaran dan kesesuaian perangkat pembelajaran yang

    menunjamg pembelajaran menggunakan media video pembelajaran.

    2.5.2. Kegiatan Awal

    Bagian kegiatan awal ini meliputi:

    1. Mengucap salam.

    2. Menanyakan kabar.

    3. Melakukan absensi siswa.

    4. Manyampaikan materi prasyarat/tanya jawab

    5. Menyampaikan kompentensi dasar, indikator dan tujuan.

    2.5.3. Kegiatan Inti

    Bagian kegiatan inti ini meliputi:

    1. Ekplorasi

  • 30

    b). Mengajak siswa untuk bertanya jawab tentang gambaran

    umum materi.

    c). Memberikan penejelasan lanjut tentang materi.

    2. Elaborasi

    a). Membagi siswa ke dalam kelompok.

    b). Menayangkan isi keseluruhan video pembelajaran materi

    pesawat sederhana.

    c). Membimbing siswa untuk berdiskusi

    3. Konfirmasi

    a). Membimbing siswa untuk melakukan permainan

    kelompok.

    b). Menjelaskan aturan permainan.

    c). Memberikan penghargaan terhadap kelompok yang

    memenangkan permainan.

    d). Meluruskan kesalah pahaman dan memberikan

    penguatan dengan menayangkan bagian rangkuman

    materi dari video pembelajaran.

    2.5.4. Kegiatan Penutup

    Bagian kegiatan penutup ini meliputi:

    a). Memeberikan penyimpulan terhadap kegiatan pembelajaran

    yang telah dilakukan.

    b). Mengevaluasi kegiatan pembelajaran dengan minta siswa

    untuk mengerjakan soal evaluasi video pembelajaran.

    c). Memotivasi siswa untuk lebih giat belajar.

    d). Menutup kegiatan pembelajaran.

    2.6. Materi Pesawat Sederhana

    Penelitian pengembangan ini menyajikan tentang pegembangan media

    video pembelajaran tentang materi pesawat sederhana dalam mata pelajaran

  • 31

    IPA di SD. Dalam materi peswat sederhana ini terdapat berbagai pokok

    bahasan yaitu:

    2.6.1. Pengertian Pesawat Sederhana

    Pesawat adalah semua alat yang membantu mempermudah

    pekerjaan manusia. Sedangkan pesawat sederhana adalah semua alat

    sederhana yang dapat mempermudah pekerjaan manusia.

    2.6.2. Jenis-jenis Pesawat sederhana

    Pesawat sederhana dibagi menjadi 4 jenisnya, yaitu:

    1. Tuas atau pengungkit.

    2. Bidang miring.

    3. Katrol.

    4. Roda berporos.

    2.6.3. Tuas atau Pengungkit

    Tuas atau pengungkit berdasar letak titik tumpu, kuasa dan

    beban dibedakan menjadi 3 golongan. Yaitu:

    1. Tuas atau pengungkit golongan I

    Pada pengungkit golongan I, letak titik tumpu berada di antara

    beban dan kuasa. Contoh: gunting, pemotong kuku, tang, catut.

    2. Tuas atau pengungkit golongan II

    Pada pengungkit golongan II, letak titik beban berada di antara

    tumpu dan kuasa. Contoh: Kereta sorong, pembuka tutup botol,

    pemotong ketas.

    3. Tuas atau pengungkit golongan III

    Pada pengungkit golongan III, letak titik kuasa berada di antara

    beban dan tumpu. Contoh: Stapler, pinset, sapu, penjepit

    makanan.

  • 32

    2.6.4. Bidang Miring

    Bidang miring berguna untuk membantu memindahkan benda-

    benda yang terlalu berat. Cara paling mudah memindahkan peti ke

    dalam truk yaitu dengan menggunakan bidang miring. Peti dapat

    didorong atau ditarik melalui bidang miring. Tenaga yang

    dikeluarkan lebih kecil daripada mengangkat peti secara langsung.

    Benda-benda tajam seperti pisau, kapak, pahat, dan paku

    menggunakan prinsip kerja bidang miring. Bagian yang tajam dari

    alat-alat tersebut merupakan bidang miring.

    Sekrup menggunakan prinsip kerja bidang miring. Sekrup

    mempunyai ulir yang melingkar dalam bentuk spiral. Jika sekrup

    diputar, ulirannya akan membentuk bidang miring. Mata bor pada

    bor listrik juga memanfaatkan uliran seperti pada sekrup. Mata bor

    digunakan untuk membuat lubang pada kayu atau tembok. Mata bor

    dibuat berulir seperti sekrup. Apabila mata bor diputar dengan cepat,

    alat itu dapat membuat lubang dengan cepat.

    Tangga merupakan salah satu jenis bidang miring. Jika

    memanjat pohon secara langsung, beban tubuh kita akan tertumpu

    pada tangan dan kaki. Namun, bila memakai tangga, beban tubuh

    akan ditahan oleh anak tangga yang kita injak. Itulah sebabnya

    seolah-olah pekerjaan kita terasa lebih ringan. Sebenarnya, pekerjaan

    kita tetap, tetapi diperingan oleh alat. Jadi, dengan menggunakan

    bidang miring kita dapat menghemat tenaga. Prinsip yang sama juga

    diterapkan pada tangga bangunan bertingkat.

    Mobil tidak cukup bertenaga untuk mendaki lereng yang curam.

    Oleh karena itu, jalan tanjakan di gunung yang curam dibuat

    berkelok-kelok. Jalan yang demikian akan mengurangi enaga yang

    dibutuhkan untuk mencapai ketinggian yang sama. Kemiringan

  • 33

    tanjakan akan lebih landai dengan adanya kelokan sehingga lebih

    mudah didaki.

    2.6.5. Katrol

    Ada beberapa jenis katrol sebagai berikut:

    1. Katrol tetap : katrol yang tidak berubah posisinya ketika

    digunakan untuk memindahkan benda.

    2. Katrol bebas : katrol yang berubah posisinya ketika digunakan

    untuk memindahkan benda.

    3. Katrol ganda atau majemuk : katrol yang terdiri dari beberapa

    katrol yang disatukan dengan tali atau katrol perpaduan dari

    katrol bebas dan katrol tetap.

    2.6.6. Roda Berporos

    Zaman prasejarah, orang-orang memindahkan beban berat

    dengan meletakkan beban di atas batangbatang pohon. Batang-

    batang pohon tersebut kemudian digerakkan menggelinding. Pada

    perkembangan berikutnya, dibuatlah roda yang diberi poros. Roda

    dan poros ini dapat berputar bersama-sama. Sepeda motor, mobil,

    dan hampir semua alat yang mempunyai bagian yang bergerak

    menggunakan asas roda berporos.

    Peralatan yang menggunakan roda berpasangan biasanya

    dihubungkan pada poros roda. Poros roda berada pada titik temu jari-

    jari roda. Bahkan, orang lumpuh kaki nyapun dapat bergerak lebih

    cepat dengan menggunakan kursi roda. Roda berporos juga

    digunakan dalam mesinmesin kendaraan maupun industri.

  • 34

    2.7. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

    Penelitian yang dilakukan oleh Muji Triyono tahun 2009 dengan

    judul Pengembangan Media Audio Visual (VCD Pembelajaran) Untuk Mata

    Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Topik Tata Surya, yang menunjukan

    hasil uji coba setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunkana media

    audio visual (VCD Pembelajaran) ini terbukti dapat meningkatkan prestasi

    belajar siswa, hal ini ditunjukan dengan hasil evaluasi yang dilakukan yaitu

    dari 23 siswa yang mendapat nilai dibawah atau kurang dari 60 hanya 4

    siswa dan lainnya mendapat nilai lebih dari 70.

    Penelitian Adi Kurniyanto tahun 2010 dengan judul Pengembangan

    media pembelajaran (ulead video editor) pada mata pelajaran IPA pokok

    bahasan gaya siswa kelas IV di SDN 2 Candimulyo dan SDN 1 Kedu

    Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Setelah dilakukan pembelajaran

    dengan menggunakan media audio visual VCD pembelajaran terbukti dapat

    meningkatkan prestasi belajar siswa, yang ditunjukan dengan perbandingan

    rata-rata kelas dari kedua SD mengalami perbedaan yang signifikan. Pada

    SDN 2 Candimulyo rata-rata nilai kelas adalah 87,15 sedangkan di SDN 1

    Kedu hanya memperoleh rata-rata 67,09. Penelitian tersebut terdapat

    peningkatan yang positif cukup signifikan antara pengembangan media

    pembelajaran dengan hasil belajar siswa di SDN 2 Candimulyo dan SDN 1

    Kedu.

    Peneltian yang dilakukan oleh Setyaningsih tahun 2013 dengan judul

    Pengembangan Multimedia Pembelajaran dengan Ulead Video Studio Mata

    Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat-sifat Benda Kelas III SD Negeri 1

    Ngadirojo, setelah dilakukan pembelajaran denga menggunakan media

    VCD pembelajaran menunjukan peningkatan hasil belajar siswa. Dari

    jumlah siswa sebanyak 35 yang mendapatkan nilai kurang dari 74 hanya 8

    anak dan lainya mendapat nilai diatas 75 dan nilai rata-rata kelas sebesar

    7,9.

  • 35

    Pengembangan video pembelajaran dalam penelitian ini menekankan

    pada contoh yang konkret. Selain itu video dibuat dengan inovasi terbaru

    yaitu penambahan animasi video dengan menggunakan konsep gambar yang

    bergerak atau stop motion. Contoh yang konkret dan gambar bergerak juga

    dibuat sedemekian rupa disesuaikan dengan dunia anak-anak, yaitu

    pembuatan gambar bergerak dengan menggunakan tokoh-tokoh kartun.

    Penggunaan gambar bergerak atau stop motion ini belum ada dalam

    penelitian pengembangan terdahulu, contoh dalam video pembelajaran ini

    diambil secara langsung melalui rekaman video dan diberikan penjelasan

    secara detail agar peserta didik dapat memahami secara jelas dari contoh

    yang konkret tersebut.

    2.8. Kerangka Pikir

    Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

    Usia 7 sampai 12 tahun merupakan usia anak untuk belajar konkrit,

    banyak sekali cara untuk merangsang anak untuk belajar dan bepikir secara

    konkrit. Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan

    pemanfaatan media segabagai sarana dalam pembelajaran. Peran Media

    disini adalah untuk mengkonkritkan belajar siswa, maka dari itu media

    USIA BELAJAR

    KURANGNYA

    MEDIA

    PENTINGNYA

    MEDIA

    VIDEO

    PEMBELAJARAN

  • 36

    harus dikemas secara sistematis agar siswa belajar secara konkrit selain itu

    melalui media motivasi dan hasil belajar siswa meningkat.

    Penggunakan media dalam proses pembelajaran dapat menunjang

    kegiatan pembelajaran di kelas. Media pembelajaran dapat mempermudah

    guru dalam manyampaikan tujuan, isi dan pesan pembelajaran, selain itu

    media pembelajaran juga dapat mempermudah peserta didik dalam

    memahami isi dan pesan pembelajaran. Pemilihan media yang tepat adalah

    media yang disesuaikan dengan karakteritik belajar siswa dan usia belajar

    siswa.

    Kurangnya penggunaan media dan pengembangan media di sekolah

    dasar menjadi sebuah gagasan utama dari penelitian pengembangan media

    ini. Hasil temuan-temuan di lapangan menunjukan belum adanya

    pengembangan media, hal ini dikarenakan minimnya kemampuan guru

    dalam mengembangkan media.

    Ada berbagai macam media pembelajaran, salah satu media yang

    sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa dengan usia belajar konkret

    adalah media video pembelajaran, karena dalam video pembelajaran

    memuat unsur-unsur suara, gerak atau animasi dan visualisasi yang seolah-

    olah mengajak siswa untuk belajar langsung. Video pembelajaran cocok

    diterapkan pada mata pelajaran IPA, dimana IPA sendiri adalah mata

    pelajaran yang mempelajari alam dan manusia. Maka dari itu

    pengembangan video pembelajaran perlu dilakukan untuk membantu proses

    pembelajaran siswa kelas V SDN Mukiran 03 pada mata pelajaran IPA

    dengan materi pokok pesawat sederhana.

    Video pembelajaran yang dikembangkan disusun berdasarkan

    kebutuhan dan karakteristik siswa usia oprasinal konkrit. Video

    pembelajaran yang dikembangkan disusun ke dalam satu paket untuk

    memudahkan penyampaian materi dan pemberian konsep yang konkrit,

  • 37

    dengan menampilkan video pembelajaran yang menarik dan dapat

    meningkatakan motivasi dan hasil belajar siswa.