bab ii kajian pustaka 2.1. hakikat ipa · bab ii kajian pustaka 2.1. hakikat ipa ilmu pengetahuan...

28
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing.. Menurut Asih dan Sulistyawati (2014:22), IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli tersebut, pendidikan IPA sangat bermanfaat karena memiliki karakteristik khusus sehingga siswa dapat mengembangkan kompetensi untuk menjelajah dan memahami alam sekitar secara faktua dan nyata dengan hubungan sebab akibatnya serta dapat menumbuhkan rasa ingin tahu. Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural sciense , artinya ilmu pengetahuan alam (IPA) (Samatowa, 2010: 3). Istilah “sains” berasal dari bahasa latin “scientia” yang berarti pengetahuan (Setiatava, 2013:40). Dalam literatur yang berbeda, sains adalah suatu cara untuk mempelajari aspek-aspek tertentu dari alam secara teroganisir, sistematik, dan melalui metode-metode saintifik yang terbakukan (Setiatava,2013: 41). Jadi IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) atau science dapat disimpulkan bahwa ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta dan membahas gejala-gejala alam yang disusun secara teroganisir, sistematik dan melalui metode-metode saintifik. IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/Astrofisika, dan Geologi (Asih dan Eka, 2014: 22). IPA memiliki cara berpikir sendiri yang membedakan dengan ilmu pengetahuan yang lainnya. Asih dan Sulistyawati (2014: 24) mengemukakan cara berpikir Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) meliputi: 1. Percaya (Believe)

Upload: others

Post on 23-Mar-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan

pengetahuan yang tersusun secara terbimbing.. Menurut Asih dan Sulistyawati

(2014:22), IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu

mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan

(reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya. Berdasarkan

pendapat-pendapat para ahli tersebut, pendidikan IPA sangat bermanfaat karena

memiliki karakteristik khusus sehingga siswa dapat mengembangkan kompetensi

untuk menjelajah dan memahami alam sekitar secara faktua dan nyata dengan

hubungan sebab akibatnya serta dapat menumbuhkan rasa ingin tahu.

Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa

inggris yaitu natural sciense , artinya ilmu pengetahuan alam (IPA) (Samatowa,

2010: 3). Istilah “sains” berasal dari bahasa latin “scientia” yang berarti

pengetahuan (Setiatava, 2013:40). Dalam literatur yang berbeda, sains adalah

suatu cara untuk mempelajari aspek-aspek tertentu dari alam secara teroganisir,

sistematik, dan melalui metode-metode saintifik yang terbakukan (Setiatava,2013:

41). Jadi IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) atau science dapat disimpulkan bahwa

ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta

dan membahas gejala-gejala alam yang disusun secara teroganisir, sistematik dan

melalui metode-metode saintifik.

IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu

mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa

kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab

akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini

antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/Astrofisika, dan Geologi

(Asih dan Eka, 2014: 22).

IPA memiliki cara berpikir sendiri yang membedakan dengan ilmu

pengetahuan yang lainnya. Asih dan Sulistyawati (2014: 24) mengemukakan cara

berpikir Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) meliputi:

1. Percaya (Believe)

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

9

Kecenderungan para ilmuwan melakukan penelitian terhadap masalah

gejala alam dimotivasi oleh kepercayaan bahwa hukum alam dan

dikonstruksi dari observasi dan diterangkan dengan pemikiran dan

penalaran.

2. Rasa Ingin Tahu (Curiosity)

Kepercayaan bahwa alam dapat dimengerti didorong oleh rasa ingin tahu

untuk menemukannya.

3. Imajinasi (Imagination)

Para ilmuwan sangat mengandalkan pada kemampuan imajinasinya

dalam memecahkan masalah gejala alam.

4. Penalaran (Reasoning)

Penalaran setingkat dengan imajinasi. Para ilmuwan juga mengandalkan

penalaran dalam memecahkan masalah gejala alam.

5. Koreksi diri (Self examination)

Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi daripada sekedar suatu

usaha untuk mengerti tentang alam.

Pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan

sederhana bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA (Susanto, 2013: 171).

Seorang guru IPA memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran IPA.

Terdapat tiga tahapan dalam proses pembelajaran IPA, yaitu perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanan proses pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran.

Pembelajaran IPA di SD seharusnya lebih menekankan ke siswa untuk

mencari pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi, dan melakukan

penyelidikan secara sederhana. Dengan adanya pembelajaran yang menekankan

aspek-aspek pengamatan, diskusi dan penyelidikan sederhana maka akan tumbuh

sikap ilmiah siswa. Sikap ilmiah siswa dapat ditunjukkan jika siswa mampu untuk

merumuskan permasalahan kemudian menyimpulkan sehingga akan terbentuk

pemikiran yang kritis.

Leo (2007: 28) mengemukakan mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

3. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

10

4. Meningkatkan keinginan untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam.

Dari pemaparan para ahli mengenai tujuan dari mata pelajaran IPA untuk

siswa di SD yaitu sebagai pengenalan terhadap konsep-konsep IPA yang sangat

dibutuhkan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari IPA siswa

akan memahami manfaat dan dampak yang diperoleh dari alam, cara menjaga

alam serta cara menjaga keseimbangan alam yang disesuaikan dengan

perkembangan zaman dan disesuaikan dengan tahap berpikir siswa. Dari manfaat

dan dampak yang dipelajari siswa dalam pelajaran IPA akan menumbuhkan

keinginan untuk berperan serta dalam menjaga alam, maka dari itu pengenalan

dan pembelajaran IPA sangat penting diajarkan sejak dini dan secara sederhana.

IPA akan menumbuhkan sikap rasa ingin tahu siswa, karena IPA dapat dipelajari

melalui percobaan-percobaan yang dilakukan secara sederhana. Dengan

melakukan percobaan dapat melatih ketrampilan siswa dalam membuat alat

peraga secara sederhana ataupun melatih siswa dalam menggunakan alat peraga

yang sudah ada dan telah disesuaikan dengan materi yang dipelajari.

2.2. Pembelajaran Metode Kooperatif Learning Tipe Concept Sentence

2.2.1. Metode Kooperatif Learning

Menurut Isjoni (2011:15), kooperatif learning berasal dari kata cooperatif

yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu

satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Dalam pembelajaran

kooperatif terdapat saling ketergantungan positif di antara siswa untuk mencapai

tujuan pembelajaran (Suprijono, 2015:46). Jadi, setiap siswa mempunyai

kesempatan yang sama untuk mencapai kesuksesan dalam belajar.

Kooperatif learning adalah suatu metode pembelajaran yang saat ini

banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang

berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi

permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang

tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan

tidak peduli pada yang lain (Isjoni, 2011:16).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

11

Metode pembelajaran kooperatif learning dapat menjadikan siswa lebih

aktif karena aktivitas belajar berpusat pada siswa dalam bentuk diskusi, siswa

dituntut untuk mengerjakan tugas secara bersama dan setiap siswa wajib

membantu temannya untuk memecahkan masalah. Menurut Suprijono (2015:46)

melalui interaksi belajar yang efektif peserta didik lebih termotivasi, percaya diri,

dan mampu menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi, serta mampu

membangun hubungan interpersonal.

Menurut Suprijono (2015:48) kooperatif learning merupakan proses

belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang bekerjasama sebagai salah satu tim

untuk memecahkan masalah. Suprijono (2015:48) mengemukakan unsur-unsur

penting dalam kooperatif learning yaitu:

1. Anggota kelompok harus merasakan sebagai bagian yang tidak terpisah

dari anggota yang lain.

2. Anggota kelompok menyadari bahwa mereka memiliki satu tujuan yang

sama.

3. Anggota kelompok menyadari bahwa masalah yang dihadapi adalah

masalah mereka bersama yang harus dipecahkan

4. Keberhasilan maupun kegagalan merupakan hasil yang harus diterima

sebagai hasil kerja tim bukan individual

5. Semua anggota kelompok harus berbicara satu sama lain dan terlibat

dalam diskusi untuk memecahkan masalah.

Dengan adanya unsur-unsur penting dalam kooperatif yang sudah

disebutkan, bahwa setiap siswa dapat saling membantu, saling berdiskusi serta

beragumentasi mengenai pengetahuan yang sedang dipelajari dan siswa dapat

mengatasi terjadinya kesalahan-kesalahan dalam memahami suatu konsep.

Kooperatif juga dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi lebih baik dan

dapat membentuk sikap kerjasama dengan teman kelompoknya.

Tujuan utama dalam penerapan metode belajar mengajar kooperatif

learning adalah agar siswa dapat belajar secara berkelompok bersama

teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan

memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan

gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara

berkelompok (Isjoni, 2011:21).

Dari tujuan utama dalam penerapan metode pembelajaran kooperatif,

memungkinkan siswa menjadi lebih terampil, baik terampil dalam hal berpikir

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

12

ataupun terampil dalam hal sosial karena siswa cenderung lebih berani dalam

mengemukakan pendapatnya dan lebih bisa menghargai saran serta kritik dari

orang lain. Siswa juga akan belajar untuk berinteraksi dengan teman yang lain,

dengan begitu kelak siswa akan bisa berinteraksi dengan baik di lingkungan

sekolah, di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Siswa akan

lebih aktif di dalam pembelajaran, dan siswa akan lebih tanggung jawab karena

siswa yang sudah memahami meteri pembelajaran akan membantu siswa yang

kurang memahami materi pembelajaran dengan baik, sikap toleransi ini akan

membangkitkan semangat siswa dalam berkompetisi di dalam kelas.

2.2.2. Tipe Concept Sentence

Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dikembangkan yaitu tipe

Concept Sentence. Concept Sentence adalah metode pembelajaran yang dilakukan

dengan memberikan kartu-kartu yang berisi beberapa kata kunci kepada siswa,

kemudian kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan

dikembangkan menjadi paragraf-paragraf (Shoimin, 2014: 37). Metode

pembelajaran ini mengharuskan siswa untuk bekerja secara berkelompok.

Metode pembelajaran Concept Sentence merupakan metode

pembelajaran yang diawali dengan menyampaikan kompetensi, sajian

materi, membentuk kelompok heterogen, guru menyiapkan kata kunci

sesuai materi bahan ajar, dan tiap kelompok membuat kalimat

berdasarkan kata kunci (Aris Shoimin, 2014:37-38).

Metode Concept Sentence dilakukan dengan mengelompokkan siswa

secara heterogen dan meminta mereka untuk membuat kalimat dengan minimal 4

kata kunci sesuai materi yang disajikan (Huda, 2014:315-316). Setelah semua

prosedur sudah terlaksana, proses selanjutnya yaitu mempresentasikan hasil

belajar secara bergantian di depan kelas. Proses mempresentasikan hasil dapat

digunakan sebagai evaluasi apakah siswa sudah memahami atau belum.

Menurut Kurniasih dan Sani (2015:104), Concept Sentence ini dibuat

seperti games sehingga siswa bersemangat untuk memenangkan games

ini, karena setiap kelompok akan membahas pola kalimat yang telah

diberikan oleh guru, setelah diberikan batas waktu tertentu, maka setiap

kelompok harus mengirim wakil dari masing-masing kelompok

sebanyak dua orang kedepan.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

13

Wakil dari kelompok yang maju kedepan untuk mempresentasikan

diharuskan membuat beberapa kata kunci yang ada berdasarkan kata kunci yang

sudah diberikan oleh guru. Metode pembelajaran concept sentence adalah metode

pembelajaran yang sederhana di mana siswa belajar melengkapi paragraf yang

belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia (Kurniasih

dan Sani, 2015:104). Metode pembelajaran ini sangat mempermudah guru dalam

proses belajar mengajar, namun terkadang guru masih kurang kreatif dalam

membuat soal.

Dari pemaparan para ahli, penerapan metode concept sentence dalam

pembelajaran memberikan kelebihan untuk siswa. Dengan diterapkannya metode

concept sentence dalam pembelajaran, menjadikan siswa lebih antusias dalam

belajar, karena metode concept sentence dapat diinovasikan seperti bermain

games yang pastinya akan membuat siswa menjadi lebih semangat dalam

mengikuti pembelajaran. Dalam penerapan metode concept sentence di

pembelajaran menjadikan siswa lebih berani dalam mengemukakan pendapat,

dapat melatih siswa untuk saling bekerjasama dengan teman sebayanya dan dapat

menumbuhkan sikap solidaritas antara teman sebayanya. Penerapannya yaitu

dengan siswa yang sudah memahami materi pembelajaran dapat membantu teman

kelompoknya yang belum memahami materi pembelajaran, dengan begitu siswa

yang belum paham akan terpacu semangatnya dalam memahami materi. Siswa

juga akan belajar untuk menghargai pekerjaan kelompok lain. Setelah batas waktu

yang telah diberikan guru sudah habis, maka setiap kelompok wajib mengirimkan

2 wakil dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan

kelas. Kelompok yang tidak mempresentasikan dibimbing guru untuk belajar

menghargai teman yang sedang mempresentasikan dengan sikap tenang serta

mendengarkan pemaparan hasil diskusi teman yang maju ke dapan kelas.

2.2.3. Langkah-Langkah Tipe Concept Sentence

Menurut Huda (2014:316) sintak pembelajaran Concept Sentence bisa

diterapkan dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

14

1. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.

2. Guru menyajikan materi terkait dengan pembelajaran secukupnya.

3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang

secara heterogen.

4. Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai dengan materi yang

disajikan.

5. Setiap kelompok diminta untuk membuat beberapa kalimat dengan

menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.

6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu

oleh guru.

7. Siswa dibantu oleh guru memberikan kesimpulan.

Sedangkan menurut Kurniasih dan Sani (2015: 106), langkah-langkah

pembelajaran Concept Sentence yaitu:

1. Guru menyampaikan tujuan.

2. Guru menyajikan materi secukupnya.

3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang

secara heterogen.

4. Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi atau topik yang disajikan.

5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan

minimal 4 kata kunci setiap kalimat.

6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu

guru, dan setelah itu guru mengakhiri pelajaran seperti biasanya.

Menurut pemaparan para ahli, langkah-langkah dalam metode concept

sentence dapat dilakukan oleh guru di dalam pembelajaran di kelas. Dimulai dari

guru menyampaikan kompetensi, penyampaian kompetensi perlu untuk dilakukan

supaya siswa memahami apa yang akan dipelajari dan siswa tidak merasa

kebingungan dalam pembelajaran menggunakan metode concept sentence. Materi

yang akan dipelajari dengan menggunakan metode concept sentence perlu

dipaparkan sedikit untuk pengenalan terhadap siswa dan memberikan gambaran

tentang materi yang akan dipelajari. Selanjutnya, siswa dibimbing untuk membuat

kelompok, dalam membuat kelompok siswa tidak diperkenakan untuk memilih

sendiri anggota kelompoknya. Dengan memilih sendiri dikhawatirkan siswa yang

pandai akan berkelompok dengan siswa yang pandai atau siswa perempuan

berkelompok dengan siswa perempuan, maka guru membimbing siswa untuk

berkelopok secara heterogen. Dengan berkelompok secara heterogen bertujuan

supaya siswa tidak membeda-bedakan antara teman dan dapat saling membantu

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

15

sesama teman sebayanya jika teman dalam kelompok belum memahami materi

secara keseluruhan. Dalam metode concept sentence masih diperlukan bimbingan

guru dalam kegiatan pembelajaran, tetapi guru dalam memberikan bimbingan

hanya berperan sebagai fasilitator saja yang mengarahkan siswa dalam

mengerjakan tugas secara berkelompok. Setiap siswa juga diajarkan sikap berani

dan tanggung jawab serta memupuk rasa percaya diri siswa dengan

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru dan siswa menyimak apa

yang dipaparkan siswa di depan kelas dilanjutkan dengan membuat kesimpulan

secara bersama-sama.

2.2.4. Kelebihan Metode Concept Sentence

Menurut Huda (2014:317) kelebihan Concept Sentence yaitu:

1. Meningkatkan semangat belajar siswa.

2. Membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif.

3. Memunculkan kegembiraan dalam belajar.

4. Mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif.

5. Mendorong siswa untuk memandang sesuatu dalam pandangan yang

berbeda.

6. Memunculkan kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik.

7. Memperkuat kesadaran diri.

8. Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.

9. Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.

Kurniasih dan Sani (2015:104) mengemukakan kelebihan Concept

Sentence sebagai berikut:

1. model pembelajaran ini cukup mudah untuk dilaksanakan, cukup dengan

menghilangkan satu kata dalam kalimat.

2. siswa tidak perlu menjelaskan jawabannya, hanya perlu memadu padankan

jawabannya.

3. siswa diajarkan untuk mengerti dan hafal megenai materi.

Menurut para ahli concept sentence memiliki beberapa kelebihan-

kelebihan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi guru untuk memilih metode

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan. Concept Sentence ini cukup mudah

untuk diterapkan di dalam pembelajaran dan dapat menciptakan suasana belajar

yang kondusif, sehingga memunculkan kegembiraan dalam proses pembelajaran.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

16

2.2.5. Kekurangan Metode Concept Sentence

Menurut Kurniasih dan Sani (2015:106) kekurangan Concept Sentence

meliputi:

1. Jika guru tidak menguasai kelas dan kurang kreatif dalam

menerapkannya, suasana kelas akan terlihat monoton.

2. Metode ini membuat guru dan siswa menjadi kurang kreatif dan inovasi

dalam membuat soal dan menjawab.

3. Siswa kurang terpacu mencari jawaban karena hanya cukup menebak

kata, karena biasanya hanya kata hubung.

4. Kurang cocok untuk dipergunakan dalam setiap bidang studi, kecuali

guru memiliki waktu yang tidak banyak karena satu dan lain hal dalam

proses pembelajaran.

5. Hanya untuk mata pelajaran tertentu.

6. Untuk yang pasif mengambil jawaban dari temannya.

Concept Sentence selain mempunyai kelebihan juga mempunyai

kekurangan yang harus dipersiapkan oleh guru di dalam kelas. Salah satu

kekurangan yang harus diperhatikan yaitu jika guru tidak menguasai kelas dan

kurang kreatif dalam menerapkannya maka suasana kelas akan menjadi monoton

dan akan dipastikan proses pembelajaran akan kurang efektif sehingga siswa akan

kebingungan dalam menerima materi pembelajaran. Perlu diperhatikan juga untuk

siswa yang kurang aktif untuk selalu diberikan motivasi lebih supaya tidak

mengambil jawaban dari temannya.

2.3. Media Pembelajaran

2.3.1. Pengertian Media

Media merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu proses

komunikasi (Arsyad, 2015: 5). Menurut Briggs (dalam Arsyad, 2015: 7) media

sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada peserta didik

sehingga merangsang mereka untuk belajar. Menurut Gerlec dan Ely (dalam

Arsyad, 2015: 3) media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,

materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

17

Menurut Sadiman (2008: 7) media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan

instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu

disebut media pembelajaran (Arsyad, 2015: 4).

Media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terarah, sehingga

lingkungan belajar siswa menjadi lebih kondusif dalam proses belajar secara

efesien dan efektif. Dengan adanya media diharapkan dapat mempermudah guru

dalam menyampaikan materi ajar kepada siswa sehingga tujuan dari pembelajaran

dapat tercapai dengan baik.

2.3.2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Arsyad (2015: 6-7) mengemukakan, ciri-ciri umum yang terkandung dlam

media yaitu:

1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

sebagai hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat

dilihat,didengar, atau diraba dengan panca indera.

2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai

software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam

perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada

siswa.

3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audia.

4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar

baik di dalam maupun di luar kelas.

5. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi

guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya radio,

televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide,

video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio

tape/kaset, video recorder).

7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan

dengan penerapan suatu ilmu.

Arsyad (2015:15) mengemukakan media pembelajaran mempunyai tida

ciri, sebagai berikut:

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

18

1. Ciri Fiksatif (Fixative Property) yaitu ciri yang menggambarkan

kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan

merekostruksi suatu peristiwa atau objek.

2. Manipulatif (Manipulative Property) yaitu transformasi suatu kejadian

atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif.

3. Ciri Distributif (Distributive Property) yaitu media memungkinkan suatu

objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara

bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, ciri-ciri media pembelajaran

berbentuk hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak) dan media

pembelajaran harus fiksatif (Fixative Property), manipulatif (Manipulative

Property), distributif (Distributive Property). Media pembelajaran harus benar-

benar dapat membantu dalam proses pembelajaran baik yang dilakukan di dalam

kelas maupun di luar kelas. Media pelajaran juga harus dapat berperan sebagai

alat yang digunakan untuk sarana komunikasi antara guru dengan siswa di dalam

proses pembelajaran.

2.3.3. Fungsi dan Manfaat Media

Levie dan Lentz (dalam Arsyad, 2015: 20) mengemukakan empat fungsi

media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

a. Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk

berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual.

b. Fungsi afektif, yaitu media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan

siswa ketika belajar.

c. Fungsi kognitif, yaitu media visual dapat terlihat dari temuan-temuan

penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar

memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran.

d. Funsi kompensatoris, yaitu media pembelajaran terlihat dari hasil

penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk

memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk

mengorganisasikan informasi dalam teks.

Sebenarnya, media pembelajaran tidak sekedar menajdi alat bantu

pembelajaran, melainkan juga merupakan suatu strategi dalam pembelajaran

(Rayandra, 2012: 29). Media pembelajaran dapat merangsang peserta didik untuk

berfikir kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap, dan berkembang

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

19

lebih lanjut, sehingga melahirkan kreativitas dan karya-karya inovatif (Rayandra,

2012: 41).

Dari pendapat para ahli fungsi dan manfaat media pembelajaran adalah

sebagai alat bantu untuk memberikan suasana belajar yang nyaman,

menyenangkan, santai serta menarik sehingga dapat menambah antusias siswa

dalam mengikuti pembelajaran dan dapat memotivasi belajar siswa supaya mudah

dalam memahami materi yang diajarkan sehingga mencapai tujuan

pembelajaran.media juga perlu disesuikan dengan materi pelajaran agar tercipta

keselarasan anatara materi pembeljaran dengan media, dengan begitu manafaat

dari media akan tersampaikan dengan baik.

2.4. Media Flash Card

Flash Card adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata, yang

diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari

Philadelphia, Pennsylvania (Huda: 2014:317). Menurut Susila dan Riyani (2011:

94) Flash Card adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang

berukuran 25 x 30 cm. Arsyad (2015: 115) mengemukakan Flash Card adalah

kartu yang berisi gambar-gambar (benda-benda, binatang, dan sebagainya) dapat

digunakan untuk melatih siswa mengeja dan memperkaya kosa kata. Menurut

Umah (2015:380) gambar yang ditampilkan kartu tersebut adalah gambaran

tangan atau foto, atau gambar/foto yang sudah ada dan ditempelkan pada

lembaran-lembaran kartu tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka flash card termasuk media

visual yang berbentuk kartu-kartu bergambar. Gambar-gambar yang ada di dalam

flash card merupakan rangkian dari kata-kata berupa pesan yang dibuat sebagai

keterangan gambar dan dicantumkan pada bagian belakangnya. Gambar dapat

berupa foto atau gambar tangan, guru dapat menyalurkan kreatifitasnya dalam

membuat media flash card ini.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

20

2.4.1. Kelebihan Media Flash Card

Menurut Indriana (2011: 69) penggunaan media flash card dalam

pembelajaran memberikan beberapa keuntungan, diantaranya:

1. mudah dibawa kemana-mana karena ukuranyya hanya seukuran

postcard.

2. praktis dalam pembuatan dan penggunaannya, sehingga kapan pun anak

didik bisa belajar dengan baik menggunakan media ini.

3. mudah diingat karena kartu ini bergambar yang sangat menarik

perhatian, atau berisi huruf atau angka yang simpel dan menarik,

sehingga merangsang otak anak untuk lebih lama mengingat pesan yang

ada pada katu tersebut.

4. media ini juga sangat menyenangkan digunakan sebagai media

pembelajaran, bahkan bisa digunakan dalam bentuk permainan.

Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan bantuan media flash

card dalam pembelajaran dapat menarik minat dan perhatian siswa dalam

mengikuti proses belajar, karena dengan adanya media flash card ini siswa

menjadi senang dalam mengikuti pembeajaran. Pembuatan media flash card

sangat mudah dan media flash card juga mudah serta praktis untuk dibawa

kemana-mana, jadi guru tidak akan kerepotan dalam membuat ataupun membawa

media flash card. Media flash card menjadi solusi bagi guru dalam pembelajaran

karena media flash card begitu simpel dan merangsang otak dalam mengingat

pesan yang ada pada kartu.

2.5. Sintak Concept Sentence Berbantuan Flash Card

Menurut Huda (2014: 316) sintak pembelajaran dengan menggunakan

metode tipe concept sentence berbantuan flash card adalah sebagai berikut: 1)

Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai: guru menyampaikan pokok-

pokok materi yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran. 2) Guru menyajikan

materi terkait dengan pembelajaran secukupnya: melakukan apersepsi dan

motivasi yang berupa masalah awal yang dapat membangkitkan keterlibatan siswa

dalam pembelajaran. 3) Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang

lebih 4 orang secara heterogen: guru dapat mencampur kelompok siswa yang

pintar dicampur dengan siswa yang kurang pintar atau bisa membuat kelompok

dengan mencampur siswa laki-laki dengan siswa perempuan. 4) Guru menyajikan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

21

beberapa kata kunci sesuai dengan yang materi yang disajikan: dengan bantuan

media flash card guru dapat mengoptimalkan pembelajaran, kata kunci dapat

dipadukan dengan gambar sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi.

5) Setiap kelompok diminta untuk membuat beberapa kalimat dengan

menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat: setelah guru memberikan kata

kunci setiap kelompok harus dapat membuat kalimat dengan menggunakan kata

kunci yang sudah diberikan oleh guru. 6) Hasil diskusi kelompok didiskusikan

kembali secara pleno yang dipandu oleh guru: setelah didiskusikan sesama

kelompoknya maka hasil diskusinya akan didiskusikan lagi secara bersama

dengan dipandu oleh guru. 7) Siswa dibantu oleh guru memberikan kesimpulan:

setelah kegiatan diskusi sudah dilaksanakan maka kegiatan akhir yang harus

dilakukan yaitu memberikan kesimpulan dari apa yang sudah didiskusikan di

dalam kelompoknya dengan bantuan guru.

2.5.1. Penerapan Pembelajaran Concept Sentence Berbaantuan Flash Card

Berdasarkan Standar proses

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dikemas berdasarkan

prosedur yang sesuai. Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan langkah awal

membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Setiap guru dalam satuan

pendidikan diwajibkan untuk membuat RPP secara lengkap dan sistematis. Agar

pembelajaran berlangsung secara menyenangkan, inspiratif, interaktif dan

memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. RPP disusun untuk

setiap KD yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yang disesuaikan dengan

penjadwalan di satuan pendidikan (Permendiknas No. 41 tahun 2007).

1) Kegiatan Pendahuluan

Menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007 pendahuluan merupakan

kegiatan awal dalam satu pertemuan pembelajaran. Ditunjukkan untuk

membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

22

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.

Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta

didik. Kegiatan inti ini dilakukan secara sistematis dan sistematik melalui

proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (Permendiknas No.41 Tahun

2007).

3) Kegiatan Akhir

BNSP No.41 Tahun 2007 mengemukakan kegiatan akhir atau penutup

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran. Mengakhiri pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk

rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan

tindak lanjut.

Berdasarkan uraian yang sudah dibahas di atas pelaksanaan pembelajaran

merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir atau kegiatan penutup. Maka dalam

pelaksanaan metode pembelajaran Concept Sentence berbantuan Flash Card

wajib membuat RPP.

1. Rencana pembelajaran (persiapan), meliputi

a. Merumuskan indikator yang akan dicapai

b. Merumuskan pembelajaran berorientasi pada pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran Concept Sentence pada mata

pelajaran IPA melalui penyusunan RPP.

c. Menyiapkan sumber dan bahan yang diperlukan

d. Membuat lembar observasi guru untuk melihat kondisi pembelajaran

saat tindakan berlangsung

e. Membuat lembar kerja evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa dalam

pembelajaran

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

23

2. Peksanaan, meliputi

1. Kegiatan Awal

a. Guru memeriksa kesiapan siswa pembelajaran.

b. Siswa mengucapkan salam dan melakukan kegiatan berdoa.

c. Guru melakukan presensi kehadiran siswa.

d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan

dicapai.

2. Kegiatan Inti

1) Eksplorasi

Fase 1: Stimulation (stimulusi/pemberian rangsangan)

a. Guru melibatkan siswa melalui tanya jawab untuk menggali

pengetahuan yang siswa ketahui berhubungan dengan materi

pembelajaran IPA.

b. Guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang akan

diajarkan

c. Guru memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa tentang

materi pembelajaran IPA.

2) Elaborasi

Fase 2: Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)

a. Guru menunjukkan flash card berupa gambar tentang materi

pembelajaran IPA.

b. Siswa diminta oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru tentang gambar yang ada dalam flash card

yang ditunjukkan guru secara individu.

Fase 3: Pemecahan Masalah

a. Siswa menulis jawaban secara individu di buku masing-masing.

b. Siswa dengan guru membahas secara bersama secara singkat.

c. Guru membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5

anak secara heterogen.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

24

d. Guru menyajikan beberapa kata kunci disertai dengan flash card

berupa gambar yang disesuaikan dengan materi yang akan

dikerjakan oleh setiap kelompok.

Fase 4: Pembahasan Pemecahan Masalah

a. Guru membagikan lembar kerja diskusi.

b. Setiap kelompok mendiskusikan tugas yang sudah diberikan oleh

guru dan menulis hasil diskusi pada lembar kerja

Fase 5: Penarikan Kesimpulan

a. Beberapa kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil

diskusinya dan kelompok yang lain mendengarkan serta

memberikan tanggapan.

b. Masing-masing kelompok diskusi mengumpulkan hasil

diskusinya.

3) Konfirmasi

a. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai

materi yang belum jelas.

b. Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada siswa.

3. Kegiatan Akhir

a. Siswa dan guru membuat kesimpulan bersama mengenai materi

pelajaran.

b. Guru memberikan post test

c. Guru melakukan refleksi sebagai akhir dari pembelajaran berupa

pertanyaan “apakah anak-anak senang belajar hari ini? Hari ini kita

sudah belajar apa saja?”

d. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

2.6. Efektifitas

Efektifitas adalah suatu keadaan yang mempengaruhi terhadap suatu hal

keberhasilan, pencapaian dan tindakan. Efektifitas merupakan suatu ukuran yang

memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai (Sedarmayanti, 2009:

59). Sedangkan menurut Yamit (2003: 14), efektivitas merupakan suatu ukuran

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

25

yang memberikan gambaran seberapa jauh tujuan tercapai, baik secara kualitas

maupun waktu, orientasinya pada keluaran yang dihasilkan.

Berdasarkan pendapat para ahli, efektivitas menjelaskan tentang

keberhasilan yang akan dicapai dalam melaksanakan penelitian atau melakukan

penelitian dan efektifitas juga dapat digunakan sebagai suatu batasan hasil dan

dampak yang akan dicapai. Efektifitas lebih dapat digunakan sebagai ukuran

untuk melihat tercapai atau tidaknya suatu tindakan yang akan dilakukan. Dengan

efektifitas kita mengetahui tingkat keberhasilan dan mengetahui kualitas dari apa

yang diteliti apakah sesuai atau tidak.

Haryoko (2009), efektivitas pembelajaran secara konseptual dapat

diartikan sebagai perlakuan dalam proses pembelajaran yang memiliki

ciri-ciri: a) suasana yang dapat berpengaruh, atau hal yang berkesan

terhadap penampilan. b) keberhasilan usaha atau tindakan yang

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan para ahli mengenai ciri-ciri efektifitas pembelajaran, suasana

merupakan salah satu ciri yang dapat berpengaruh dalam afektifitas. Jika suasana

pembelajaran yang ditunjukkan kurang membuat anak menjadi bersemangat maka

afektifitasnya akan kurang tercapai, namun jika suasana yang diciptakan

menumbuhkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran maka

afektifitasnya akan tercapai. Afektifitas membutuhkan usaha atau tindakan, usaha

atau tindakan disini dapat diwujudkan dengan penggunaan metode dan media

yang digunakan guru dalam pembelajaran di kelas. Dengan adanya usaha atau

tindakan yang sudah disesuikan dengan karakteristik siswa maka usaha atau

tindakan akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

2.7. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2015: 4). Sedangkan menurut

Sudjana (2010: 23) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Karena belajar itu sendiri

merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu

bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap (Susanto, 2013: 5). Menurut

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

26

Bloom dalamSuprijono (2015: 6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

1. Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual.

2. Afektif, berkenaan dengan sikap.

3. Psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan.

Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya

salah satu aspek potensi kemanusiaan saja (Suprijono, 2015: 7). Sedangkan

menurut Susanto (2013: 5-6) kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur

dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan.

Dengan pendapat para ahli, penilaian hasil belajar dari siswa mencakup segala

sesuatu yang dipelajari siswa di sekolah, baik berupa pengetahuan, sikap, dan

keterampilan siswa yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi

siswa dan dari sisi guru (Indramunawar, 2010: 2). Dari sisi siswa merupakan hasil

belajar yang merupkan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan pada saat ssiwa sebelum belajar. Sedangkan dari sisi guru yaitu

hasil belajar merupakan penilaian saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Dari pemaparan para ahli, hasil belajar merupakan suatu hasil maksimum

yang telah dicapai siswa setelah proses pembelajaran. Hasil belajar menunjukkan

kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam menerima pembelajaran di kelas. Jadi

dengan adanya hasil belajar, siswa ataupun guru dapat mengukur kemampuan

yang dimiliki siswa dalam memahami dan menangkap ilmu-ilmu yang diperoleh

selama proses pembelajaran berlangsung yang diukur dengan tiga ranah yaitu;

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Penilaian yang dilakukan

dengan menggunakan tiga ranah akan menghasilkan siswa yang tidak hanya

pandai dalam mengusai materi pembelajaran, namun juga sikap yang baik dengan

sesama teman, sikap baik terhadap guru atau dengan orang yang lebih tua juga

akan diukur sebagai hasil peilaian. Ketrampilan juga merupakan aspek yang

termasuk dalam penilaian, keterampilan disini merupakan kelanjutan dari

penilaian secara afektif dan kognitif yang sudah dilakukan oleh guru.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

27

2.7.1. Karakteristik Penilaian Hasil Belajar

Menurut Eko (2014: 14) penilaian hasil belajar siswa di sekolah menurut

kurikulum 2013 memiliki karakteristik, yaitu:

1. Belajar Tuntas

Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat

beljar apa pun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Peserta

didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang

sama, dibandingkan peserta didik pada umunya.

2. Autentik

Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian

autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia

sekolah. Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui

oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat

dilakukan oleh peserta didik.

3. Berkesinambungan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai

perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan

dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses dan

berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan

tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).

4. Berdasarkan Acuan Kriteria

Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya,

tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya

ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-

masing.

5. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tes tertulis, lisan, produk,

portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan dan penilaian diri.

Menurut pemaparan yang sudah dijelaskan ahli, karakteristik penilaian

hasil belajar yaitu terdapat belajar tuntas, autentik, berkesinambungan, berdasarkan

acuan kriteria dan menggunakan teknik penilaian yang bervariasi. Setiap karakter

mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap karakteristik yang dimiliki oleh

siswa. Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menangkap

materi pembelajaran. Perbedaan kemampuan dalam menangkap dan memahami

materi pembelajaran akan berpengaruh dalam penilaian hasil belajar, maka dari itu

karakter penilaian hasil belajar diperlukan supaya guru lebih memahami dalam

menilai siswa. Tidak hanya menilai dari segi kemampuan belajar di kelas saja,

penilaian juga harus dilakukan secara autentik yang tidak hanya mengukur dari apa

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

28

yang diketahui oleh siswa tetapi juga lebih menekankan pada apa yang dapat

dilakukan siswa setelah menerima pembelajaran di dalam kelas. Selanjutnya,

penilaian hendaknya berkesinambungan yang mengharuskan guru menilai siswa

secara proses tidak secara hasilnya saja. Penilaian secara proses yang dimaksud

yaitu menilai secara berkelanjutan (menilai PR, menilai tugas-tugas, ulangan

harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester), jadi guru tidak hanya

berpatokan pada salah satu ulangan saja dalam acuan penilaian, melainkan

menggabungkan dan merata-rata dari semua penilaian yang ada untuk mendapatkan

nilai akhir. Dengan begitu guru akan mendapatkan ketuntasan minimal di dalam

kelas. Guru juga dapat menggunakan teknik penilaian tes tertulis, lisan, pengamatan

sikap dan penilaian diri, dengan begitu penilaian yang dilakukan oleh guru sesuai

dengan ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik.

2.8. Hubungan Efektifitas Metode Concept Sentence dalam PBM (Proses

Belajar Mengajar)

Metode Concept Sentence merupakan salah satu metode pembelajaran

berbasis masalah yang tepat digunakan di dalam pembelajaran SD. Melalui

metode ini, siswa belajar dengan kelompoknya untuk membuat beberapa kalimat

sesuai dengan kata kunci yang telah diberikan oleh guru kepada siswa. Hal

tersebut juga dapat membatu siswa untuk memahami kata kunci dari materi pokok

pelajaran dan siswa lebih mengerti dan hafal mengenai materi serta menjadikan

siswa bepikir kreatif.

Pembelajaran yang afektif ditandai dengan terjadinya proses belajar

dari siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar

apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari yang tidak tahu

menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya

(Aunurrahman, 2009: 34).

Dalam penelitian ini, diharapkan dengan efektifitas metode concept

sentence dalam proses belajar mengajar memberikan perubahan dari yang

tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti.

Dengan metode concept sentence yang menghadapkan siswa dalam sebuah

persoalan dan siswa akan mengalami proses belajar mengajar dengan mencari

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

29

jawaban dari persoalan dengan cara berdiskusi kelompok. Berdiskusi akan

membuat siswa mengalami perubahan, karena siswa yang paham dengan

materi akan membagi pengetahuannya kepada teman kelompoknya yang

belum memahami, dengan demikian kemungkinan efektifitas metode concept

sentence dalam proses belajar mengajar akan tercapai.

2.9. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti, antara lain: penelitian yang dilakukan Asih dkk yang berjudul

“Keefektifan Model Concept Sentence Terhadap Hasil Belajar Menulis Narasi”.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil belajar siswa yang

menerapkan model concept sentence dan yang tidak. Subjek dalam penelitian

yaitu sebanyak 67 siswa kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan IV B sebagai

kelas kontrol pada SD Negeri 1 Wangon Kabupaten Banyumas. Kelas eksperimen

menerapkan model concept sentence dalam pembelajaran menulis narasi,

sedangkan kelas kontrol tidak. Desain dalam penelitian ini menggunakan quasi

experimental. Data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes awal dan akhir. Untuk

uji validitas menggunakan korelasi product moment, sedangkan uji reliabilitas

dengan korelasi cronbach alpha. Rumus lilliefors untuk menguji normalitas data,

sedangkan uji hipotesis menggunakan uji U Mann Whitney. Hasil penelitian

menunjukkan perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara pembelajaran

dengan model concept sentence dan yang tidak. Hasil uji U hasil belajar siswa

yaitu pada kolom Asymp.Sig/Asymptotic significance menunjukkan 1559 < 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Persentase

rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 88,28, sedangkan pada

kelas kontrol yaitu 80,71.

Penelitian Soleman (2014) yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Melalui Integrasi Model Pembelajaran Concept Sentence Dan Metode

Eksperimen Pada Mata Pelajaran Fisika” Penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas yang dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Batudaa pada Kelas X2, dengan

jumlah siswa 20 orang siswa, terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 12 orang

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

30

siswa perempuan, penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dan istrumen yang

digunakan pada penelitian ini menggunakan lembar pengamatan kegiatan guru,

lembar aktivitas guru dan tes hasil belajar siswa. Hasil analisis data menunjukkan

pada siklus I persentase siswa yang tuntas 40% dari seluruh siswa yang dikenai

tindakan, persentase ini menunjukkan bahwa penelitian pada siklus I belum

berhasil , oleh karena itu penelitian dilanjutkan pada siklus II aspek-aspek

pengamatan yang belum terlaksana dengan baik diperbaiki pada siklus ini. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa 20 seluruh siswa yang dikenai 16 orang siswa

yang memiliki ketuntasan sebesar 80%. Dengan demikian penggunaan integrasi

model pembelajaran Concept Sentencedengan metode eksperimen dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Menurut penelitian Mairering (2014) dengan judul “Peningkatan Hasil

Belajar IPS Melalaui Model Concept Sentence Pada Siswa Kelas IV SDN Bendo

2 Kota Blitar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model

pembelaajaranConcept Sentence pada pembelajaran IPS telah berhasil

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Bendo 2. Hal ini

dilihat dari hasil observasi tentang aktivitas siswa serta rata-rata evaluasi yang

terus meningkat. Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar siswa sudah berani

bertanya/menjawab serta melaporkan hasil diskusi.Hasil belajar siswa terus

meningkat mulai dari rata-rata sebelumnya (58,86%) mengalami peningkatan

pada siklus I dengan rata-rata sebelumnya (68,26% dan 73,30%) dan persentase

ketuntasan belajar kelasnya yaitu (65%/78%) meningkat pada siklus II dengan

rata-rata kelas sebesar (77.21%) dan persentase ketuntasan belajar kelasnya

sebesar (91%)

Menurut penelitian Khoirullah (2015) dengan judul “Perbedaan Hasil

Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pembelajaran Concept Sentence dan

Konvensional”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan hasil

belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Geografi di SMA Al-Huda Jati Agung

yang menggunakan model pembelajaran concept sentence dengan hasil belajar

siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen Design. Subjek

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

31

penelitian ini adalah kelas X3 sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan model

pembelajaran concept sentence dan kelas X2 sebagai kelas kontrol menggunakan

model pembelajaran konvensional. Data hasil belajar siswa dikumpulkan dengan

menggunakan instrumen tes berupa pre-test dan post-test. Teknik analisa data

yang digunakan adalah uji t. Analisa data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar siswa dimana siswa yang diberi perlakuan

menggunakan model pembelajaran concept sentence mendapat nilai yang lebih

tinggi dibanding dengan nilai siswa yang menggunakan model pembelajaran

konvensional.

Penelitian Darmayanti (2015) yang berjudul “Efektivitas Penggunaan

Media CD Interaktif dalam Pembelajaran Kooperatif Concept Sentence terhadap

Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi SMA Laboratorium UM”.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan efektivitas penggunaan media CD

Interaktif dalam pembelajaran kooperatif Concept Sentence terhadap peningkatan

motivasi dan hasil belajar siswa. Penelitian ini termasuk jenis penelitian

eksperimen kuasi yang dilaksanakan di SMA Laboratorium UM. Subyek yang

diteliti adalah siswa kelas XI IIS. Kelas XI IIS 3 yang berjumlah 34 siswa

ditetapkan sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IIS 1 yang berjumlah 36 siswa

sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

berupa pretest-posttest dan angket yang diberikan pada kedua kelas baik kelas

kontrol maupun kelas eksperimen. Berdasarkan hasil uji t Independent-Sample

pada variabel motivasi belajar, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan

motivasi belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil uji t

Independent-Sample pada variabel hasil belajar, diperoleh kesimpulan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media CD

Interaktif dalam pembelajaran kooperatif concept sentence dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

32

Tabel 2.1

Kajian Pendidikan yang Releven

No

Nama

Peneliti

Variabel penelitian

Kelas

Hasil

Metode

concept

sentence

Media

flash

card

Hasil Belajar Ada Tidak

1. Asih - Hasil Belajar

Menulis

Narasi

IV

2. Soleman - Hasil Belajar

Fisika

X

3. Meirering - Hasil Belajar

IPS

IV

4. Khoirullah - Hasil Belajar

Geografi

X

5. Darmayanti - Hasil Belajar

Ekonomi

XI

6. Peneliti Hasil Belajar

IPA

V

Berdasarkan tabel 2.1 dapat dilihat persamaan dan perbedaan penelitian ini

dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Persamaannya yang

pertama yaitu pada variabel pembelajaran metode concept sentence dalam

penelitian Asih (2014), Soleman (2014), Meirering (2014), Khoirullah (2015),

Darmayanti (2015) dan hasil belajar yang sama dengan kelima penelitian yang

telah disajikan. Sedangkan perbedaannya yaitu pada Variabel media flash card.

Namun di dalam penelitian yang dilakukan peneliti memang sama-sama

menggunakan metode concept sentence berbantuan flash card. Dengan adanya

media ini, membuat penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

33

2.10. Kerangka Pikir

Telah dipaparkan di depan bahwa pada dasarnya mata pelajaran IPA

adalah mata pelajaran yang menekankan pada eksperimen dan eksplorasi dari

siswa. Artinya bahwa pengetahuan teori yang diperoleh, diperlakukan sebagai

hipotesis yang perlu diujikan kebenarannya melalui eksperimen. Siswa perlu

diberikan ruang supaya dapat bereksplorasi secara langsung dengan subjek yang

sedang dipelajarinya. Kegiatan bereksplorasi secara langsung dapat terjadi jika

metode pembelajaran dapat memberikan kesempatan siswa kepada siswa. Metode

pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru yaitu metode konvensional

tampaknya belum dapat mewadahi siswa untuk berekplorasi, karena itu

diperlukan sebuah metode pembelajaran yang berbeda. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan metode pembelajaran kooperatif learning tipe concept

sentence berbantuan flash card untuk digunakan sebagai metode pembelajaran

serta media dalam mata pelajaran IPA.

Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe concept

sentence berbantuan flash card, diharapkan siswa lebih antusias dalam mengikuti

pelajaran dan tidak merasa bosan. Selain itu juga diharapkan suasana belajar

menjadi lebih kondusif dan dapat mendorong serta mengembanagkan proses

berpikir kreatif pada siswa sehingga akan memunculkan kesadaran siswa untuk

berubah menjadi lebih baik dan lebih dapat bekerjasama dengan teman sebayanya

dalam satu kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, maka pelaksanaan pembelajaran IPA dengan

metode kooperatif tipe concept sentence berbantuan flash card adalah untuk

mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh penggunaan metode kooperatif tipe

concept sentence berbantuan flash card terhadap pencapaian hasil belajar siswa

kelas V SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Adapun

skema kerangka berpikir sebagai berikut:

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

34

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pikir

Bagan di atas dijelaskan sebagai berikut: langkah pertama yang dilakukan

peneliti adalah menentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Untuk selanjutnya

yaitu melakukan pretest terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tahap

selanjutnya menganalisis hasil pretest yang sudah dilakukan pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dari

kedua kelompok tersebut.

Dalam bagan di atas dapat dijelaskan bahwa kelompok kontrol adalah

kelompok yang tidak diberi treatment atau perlakuan. Kelompok kontrol ini

dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional. Metode

konvensional adalah metode yang biasa dipakai guru dalam pembelajaram, yang

Kelompok kontrol

Kelompok eksperimen

Pretest

Kelompok kontrol

metode konvensional

Kelompok kontrol

metode eksperimen

Posttest

Hasil belajar metode

kooperatif tipe concept

sentence berbantuan

flash card

Hasil belajar metode

konvensional

Terdapat peningkatan hasil belajar dan peningkatan efektifitas belajar

dalam penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe concept

sentence berbantuan flash card terhadap hasil belajar

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan definisi dari kumpulan ... Cabang ilmu yang termasuk anggota

35

mengedepankan pmemberikan penjelasan dengan penyampaian secara lisan dari

guru untuk siswa. Dalam penelitian ini yang mengajar di kelas kontrol adalah

guru kelas itu sendiri.

Untuk kelompok eksperimen, kelompok ini diberikan treatment atau

perlakuan. Dalam kelompok eksperimen dilakukan pembalajaran dengan

menggunakan metode kooperatif tipe concept sentence berbantuan flash card.

Dimana dalam pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe concept

sentence berbantuan flash card siswa dilatih untuk mengembangkan proses

berpikir secara kreatif yang dilakukan dengan menemukan kata kunci dan

membuat kalimat dengan kata kunci yang sudah ditemukan. Dalam membuat

kalimat dengan menggunakan kata kunci yang sudah ada, siswa dapat

berkerjasama dengan teman kelompoknya dalam menyusun kalimat dari kata

kunci tersebut.

Setelah dilakukan treatment atau perlakuan yang berbeda antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen, kedua kelompok ini diberikan posttest yang

sama. Posttest merupakan prosedur yang digunakan sebagai alat ukur untuk

mengetahuidalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Setelah diberi posttest untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,

bendingakan peningkatan hasil belajar dan peningkatan efektifitas belajar dari

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan melihat hasil belajar antara

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat diketahui perbedaan

peningkatan hasil belajar dan peningkatan efektifitas belajarnya, sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat ada tidaknya peningkatan hasil belajar dan

peningkatan efektifitas metode kooperatif tipe concept sentence berbantuan flash

card terhadap hasil belajar.