bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori hakikat ......produk ipa adalah pengetahuan faktual,...

24
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II membahas tentang IPA dan pembelajarannya, Problem solving, hasil belajar IPA, kajian penelitian relevan, kerangka pikir, dan hipotesis tindakan.Secara rinci akan dijelaskan berikut ini. 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA Pembelajaran IPA merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik, 2008: 25). Dalam pembelajaran IPA kebanyakan siswa kurang perhatikan atau bosan dalam mata pelajaran tersebut, maka dari itu dalam pembelajaran tersebut siswa kurang dalam kreatifitasnnya dalam mengikuti pembelajaran dikelas. Selain itu menurut para ahli lainnya IPA merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya. IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA mempunyai beberapa pengertian berdasarkan cara pandang ilmuwan bersangkutan mulai dari pengertian IPA itu sendiri, cara berfikir IPA , cara penyelidikan IPA sampai objek kajian IPA. Adapun pengertian IPA menurut Trowbridge and Bybee (1990) sains atau IPA merupakan representasi dari hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama yaitu “the extant body of scientific knowledge, the values of science and the method and procecces of science” yang artinya sains merupakan produk dan proses, serta mengandung nilai-nilai. IPA adalah hasil interpretasi tentang dunia kealaman. IPA sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh produk-produk IPA, misalnya observasi, pengukuran, merumuskan, menguji hipotesa, mengumpulkan data, bereksperimen dan prediksi.

Upload: others

Post on 02-Dec-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab II membahas tentang IPA dan pembelajarannya, Problem solving, hasil

belajar IPA, kajian penelitian relevan, kerangka pikir, dan hipotesis

tindakan.Secara rinci akan dijelaskan berikut ini.

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan,

yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar

Hamalik, 2008: 25). Dalam pembelajaran IPA kebanyakan siswa kurang

perhatikan atau bosan dalam mata pelajaran tersebut, maka dari itu dalam

pembelajaran tersebut siswa kurang dalam kreatifitasnnya dalam mengikuti

pembelajaran dikelas. Selain itu menurut para ahli lainnya IPA merupakan suatu

ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA

mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang

muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat

objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif

tentang alam sekitar beserta isinya. IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang

fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA mempunyai beberapa

pengertian berdasarkan cara pandang ilmuwan bersangkutan mulai dari pengertian

IPA itu sendiri, cara berfikir IPA , cara penyelidikan IPA sampai objek kajian

IPA. Adapun pengertian IPA menurut Trowbridge and Bybee (1990) sains atau

IPA merupakan representasi dari hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor

utama yaitu “the extant body of scientific knowledge, the values of science and

the method and procecces of science” yang artinya sains merupakan produk dan

proses, serta mengandung nilai-nilai. IPA adalah hasil interpretasi tentang dunia

kealaman. IPA sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap

dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh produk-produk

IPA, misalnya observasi, pengukuran, merumuskan, menguji hipotesa,

mengumpulkan data, bereksperimen dan prediksi.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

8

Oleh karena itu IPA harus dipandang sebagai cara berpikir untuk

memahami alam, sebagai cara untuk melakukan penyelidikan dan sebagai

kumpulan pengetahuan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh collete dan

chiapetta (1994) “IPA harus dipandang sebagai suatu cara berfikir dalam

pencarian tentang pengertian rahasia alam dan sebagai batang tubuh pengetahuan

yang dihasilkan dari inquiry”. Dapat disimpulkan pada hakikatnya IPA

merupakan kumpulan pengetahuan atau IPA sebagai produk ilmiah, cara atau

jalan berfikir atau IPA sebagai produk ilmiah dan cara untuk penyelidikan atau ipa

sebagai proses ilmiah.

IPA sangatlah penting bagi kita untuk dipelajari dan IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja

tetapi IPA merupakan proses dari sebuah penelitian dan penemuan yang nyata.

IPA juga merupakan ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari

fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan

sebab-akibatnya dan diperoleh ditumbuhkembangkan berdasarkan percobaan

(induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan

dikembangkan berdasarkan teori (deduktif).

Saat ini objek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA,

protes, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan

kreatifitas (Kemendiknas, 2011). Dengan pengertian ini, IPA dapat diartikan

sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang

ada di alam ini (Sukarno, 1973). Sedangkan IPA merupakan “pengetahuan yang

sistematis dan tersusun data hasil observasi dan eksperimen” (Carin dan Sund

1993). Pembelajaran IPA dapat digambarkan sebagai suatu sistem, yaitu sistem

pembelajaran IPA. Sistem pembelajaran IPA, sebagaimana sistem tersebut terdiri

atas komponen masukan pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Tugas Guru

sebagai Guru IPA adalah yaitu melaksanakan proses pembelajaran IPA. Proses

pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

9

Pendidikan IPA berhubungan dengan kompetensi seorang guru IPA.

Pendidikan IPA mempunyai arti lebih luas daripada pembelajaran IPA, karena

pendidikan IPA terdiri atas komponen pembelajaran IPA, pembimbingan IPA,

dan pelatihan IPA. Objek IPA adalah proses IPA dan produk IPA. Atas dasar

hal ini, pembelajaran IPA meliputi pula pembelajaran proses dan produk IPA.

Objek proses belajar IPA adalah kerja ilmiah (prosedur), sedangkan objek

produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan

prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA.

2.1.2 Karakteristik IPA

Secara umum menurut para ahli IPA memiliki karakteristik yang

fakta/nyata atau real ( Carin, 1993 ) :

1. IPA sebagai Produk

IPA mempunyai karakter yang bersifat fakta/nyata (real), dan juga IPA

bukan hanya sekedar kumpulan pengetahuan atau ilmu yang untuk dihafal

saja. Karena IPA merupakan kegiatan atau proses dimana kegiatan proses

berfikir aktif dan bertindak untuk melakukan (eksperimen) dalam

mempelajari gejala alam yang terjadi disekitar.

2. IPA sebagai batu loncatan

Suatu masalah IPA yang telah dirumuskan dan kemudian berhasil

dipecahkan akan memungkinkan IPA untuk berkembang secara dinamis,

sehingga kumpulan pengetahuan sebagai produk juga bertambah.

3. IPA sebagai proses/metode penyelidikan

Meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk

memperoleh produk-produk IPA atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya

observasi, pengukuran, merumuskan dan menguji hipotesis, mengumpulkan

data, bereksperimen, dan prediksi. Dalam konteks itu, IPA bukan sekadar

cara bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan „science as a way of

knowing‟.

4. IPA mempunyai kumpulan pengetahuan

Sebagai mata pelajaran yanag sangat berpengaruh bagi mata pelajaran yang

lainnya. IPA juga merupakan pengetahuan yang sangat berperan penting

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

10

dalam kumpulan pengetahuan, cara atau jalan berfikir ilmu pengetahuan, dan

cara untuk penyelidikan/ percobaan (eksperimen).

2.1.3 Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud, 1994:81), tujuan mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD) yaitu siswa dapat memahami konsep-

konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, siswa memiliki

keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan dan gagasan tentang

ajaran sekitarnya, siswa mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari

benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar, siswa bersikap ingin tahu,

tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri

dan siswa mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-

gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, siswa mampu

menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu

masalah yang ditemukan dalam kehidupan seharihan, serta siswa dapat mengenal

dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadarikebesaran dan

keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Sedangkan menurut para ahli lainnya, bahwa IPA memiliki beberapa

tujuan (Arinil, 2011) yaitu dapat memperoleh keyakinan terhadap kebesaran

Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam

ciptaan-Nya, mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan

mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, meningkatkan kesadaran

untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan

alam, dan dapat meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan serta memperoleh bekal

pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke SMP/MTs.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

11

2.2 Hakikat Pembelajaran Problem Solving

Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam

menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang

akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat ( Hamalik,

1994:151). Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem

identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh

masalah sehingga mencapai tahap application selanjutnya komprehension untuk

mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut.

Pendapat lain tentang problem solving adalah suatu pendekatan dimana

langkah-langkah berikutnya sampai penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif

yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya sampai dengan penyelesaian

akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik. Ini berarti orientasi pembelajaran

problemsolving merupakan infestigasi dan penemuan yang pada dasarnya

pemecaahan masalah. Apabila solving yang diharapkan tidak berjalan

sebagaimana mestinya bearti telah terjadi di dalam tahap-tahap awal sehingga

setiap enginer harus mulai kembali berfikir dari awal yang bermasalah untuk

mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai masalah yang dihadapi. Suatu

masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berfikir, dan banyak masalah

memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang atau kelompok. Sebaliknya

menghasilkan sesuatu (benda-benda, gagasan-gagasan) yang baru bagi seseorang,

menciptakan sesuatu, itu mencakup problemsolving. Seperti yang telah kita

ketahui, penguasaan informasi itu perlununtuk memperoleh konsep; keduanya itu

harus diingat dan dipertimbangkan dalam problem solving dan perbuatan kreatif.

Begitu pula perkembangan intelektual sangat penting dalam problem solving

(Slameto, 1990:139).

Selanjutnya problem solving merupakan taraf yang harus dipecahkan

dengan cara memahami sejumlah pengetahuan dan keterampilan kerja dan

merupakan hasil yang dicapai individu setelah individu yang bersangkutan

mengalami suatu proses belajar problem solving yang diajarkan suatu

pengetahuan tertentu. Jadi yang dimaksud dengan problem solving dalam

penelitian ini adalah hasil suatu masalah yang melahirkan banyak jawaban yang

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

12

dihasilkan dari penelitian yang menghasilkan kesimpulan secara realistik dalam

problem solving.

Selain itu juga Problem Solving adalah cara mengajar yang dilakukan

dengan cara melatih para murid menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan

sendiri atau secara bersama – sama (Alipandie, 1984:105). Sedangkan menurut

Purwanto (1999:17) Problem Solving adalah suatu proses dengan menggunakan

strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan

tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.Selain itu Zoler (Sutaji,

2002:17) menyatakan bahwa pengajaran dimulai dengan pertanyaan – pertanyaan

yang mengarahkan kepada konsep, prinsip, dan hukum, kemudian dilanjutkan

dengan kegiatan memecahkan masalah disebut sebagai pengajaran yang

menerapkan metode pemecahan masalah. Dengan demikian problem solving

adalah suatu metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan dapat melatih

siswa untuk menghadapi berbagai masalah dan dapat mencari pemecahan masalah

atau solusi dari permasalahan itu.

Oleh karena itu guru sangat berperan sangat besar bagi peserta didik agar

peserta didik menjadi kreatif dan efisien dalam memecahkan suatu masalah di

dalam pembelajaran tersebut.

2.3 Karakteristik Pembelajaran Problem solving

Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode

dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai

masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok

untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.Penyelesaian masalah

merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha untuk

menyelesaikannya.

Menurut N.Sudirman (1987:146) metode problem solving adalah cara

penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak

pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari

pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Sedangkan menurut Gulo (2002:111)

menyatakan bahwa problem solving adalah metode yang mengajarkan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

13

penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu

masalah secara menalar.

Senada dengan pendapat diatas Sanjaya (2006:214) menyatakan pada

metode pemecahan masalah, materi pelajaran tidak terbatas pada buku saja tetapi

juga bersumber dari peristiwa – peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang

berlaku.

Pembelajaran problem solving merupakan bagian dari pembelajaran

berbasis masalah (PBL). Menurut Arends (2008 : 45) pembelajaran berdasarkan

masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan

permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka

sendiri.

Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan

pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi

sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan

yang ada. Solusi dari permasalahan tersebut tidak mutlak mempunyai satu

jawaban yang benar artinya siswa dituntut pula untuk belajar secara kritis. Siswa

diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas serta mampu melihat

hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada di lingkungannya.

2.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Problem Solving

Pembelajaran problem solving atau biasa disebut dengan pemecahan

masalah di dalam pembelajaran ini bukan hanya sekedar metode mengajar saja.

Pembelajaran problem solving ini juga merupakan suatu pembelajaran yang

berpikir sebab akibat dalam problem solving yang dapat digunakan metode-

metode lain yang dimulai dengan mencari data sampai pada penarikan

kesimpulan. Langkah-langkah penggunaan problem solving ini yaitu sebagai

berikut:

1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari

siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

14

2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah yang muncul. Misalnya dengan jalan membaca buku-buku, meneliti,

bertanya, dan berdiskusi.

3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban tentu

saja didasarkan pada data yang telah diperoleh pada langkah kedua di atas.

4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut sehingga batul-betul yakin

bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok.

5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai pada kesimpulan terakhir

tentang jawaban dari masalah tadi. (Bahri, 2006: 91-92)

Menurut Polya (2002 : 27) memberi empat langkah pokok cara pemecahan

masalah, yaitu :

1. Memahami masalahnya, masing-masing siswa mengerjakan latihan yang

berbeda denga temansebelahnya.

2. Menyusun rencana penyelesaian, pada tahap ini siswa diarahkan untuk dapat

mengidentifikasi masalah,kemudian mencari cara yang tepat untuk

menyelesaikan masalahtersebut.

3. Melaksanakan rencana penyelesaian itu, langkah yang ketiga, siswa dapat

menyelesaikan masalah denganmelihat contoh atau dari buku, dan bertanya

pada guru.

4. Memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan terakhir siswa

mengulang kembali atau memeriksa jawabab yang telahdikerjakan, kemudian

siswa bersama guru dapat menyimpulkan dandapat mempresentasikan di

depan kelas.

2.4.1 Model Pembelajaran Problem Solving

Problem Solving atau pemecahan masalah adalah suatu proses mental dan

intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan

informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat

(Hamalik, 1994:151). Sedangkan menurut Gulo (2004:111) strategi pemecahan

masalah memberi tekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar.

Pentingnya strategi belajar mengajar ini oleh karena belajar pada prinsipnya

adalah suatu proses interaksi antara manusia dan lingkungannya. Penyelesaian

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

15

masalah adalah proses memikirkan dan mencari jalan keluar bagi masalah

tersebut.

Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain

sebagai berikut :

a. penyelesaian masalah berdasarkan pengalaman masa lampau.

b. penyelesaian masalah secara intuitif. Masalah diselesaikan tidak berdasarkan

akal, tetapi berdasarkan intuisi atau firasat.

c. Penyelesaian masalah dengan cara trial dan error. Penyelesaian masalah

dilakukan dengan coba-coba sehingga akhirnya ditemukan penyelesaian yang

tepat.

d. Penyelesaian masalah secara otoritas. Penyelesaian masalah dilakukan

berdasarkan kewenangan seseorang.

e. Penyelesaian masalah secara metafisik. Masalah-masalah yang dihadapi

diselesaikan dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang bersumber

dalam dunia mistik atau dunia gaib.

f. Penyelesaian maslah secara ilmiah yaiu penyelesaian masalah secra rasional

melalui proses deduksi dan induksi.

2.4.2 Kelebihan Pembelajaran Problem Solving

Menurut Tri Puji Lestari (2013, 10), adapun kelebihan dari pembelajaran

model problem solving, yaitu dapat mendidik siswa untuk berpikir secara

sistematis, memberikan siswa kesempatan untuk berkreasi dan berfikir dengan

lebih luas untuk dapa memecahkan suatu masalah di dalam pembelajaran tersebut.

Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan dan dapat membantu anak agar

lebih aktif dan kreatif dalam melakukan sesuatu / belajar sesuai dengan apa yang

mereka inginkan dengan membuat pembelajaran-pembelajaran agar lebih

menarik, mampu berpikir dan bertindak kreatif, bekerja dalam pembelajaran baik

individu maupun kelompok dengan membuat pembelajaran yang menarik

bersama, dan memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, serta

memberikan kesempatan saling bertukar pikiran, dapat memberikan dorongan

siswa untuk semakin mencari tahu wawasan dilingkungan sekitar mereka dan

memecahkan suatu masalah tersebut. Dan memberikan kesempatan kepada siswa

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

16

yang menjadikan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan belajar

menjadikan siswa lebih termotivasi untuk belajar karena sesuai dengan dunianya.

a. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.

b. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.

c. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi dengan tepat.

d. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,

khususnya dunia kerja.

e. Mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi.

f. Belajar menganalisis suatu masalah dari berbagai aspek.

g. Mendidik siswa percaya diri sendiri.

2.5 Ciri-ciri Pembelajaran Problem Solving

Adapun ciri-ciri pembelajaran problem solving Tjadimojo (2001: 3) yaitu :

1. Model problem solving merupakan rangkaian pembelajaran artinya dalam

implementasi problem solving ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan

siswa,

2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, model ini

menempatkan sebagai dari proses pembelajaran,

3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir

secara ilmiah.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

17

2.5.1 Sintak Pembelajaran Problem Solving

Tabel 2.1

Sintak Problem Solving

Fase Kegiatan/Aktivitas Guru

Fase 1

Merumuskan Masalah

Guru merumuskan suatu masalah

terlebih dahulu dan mengetahui

masalah apa saja yang terjadi pada

pembelajaran pada saat kelas

berlangsung

Fase 2

Menelaah Masalah

Guru mempelajari pengetahuan untuk

memperinci, dan menganalisis

masalah dari berbagai sudut masalah

di dalam pembelajaran. (siswa

diberikan media untuk mencari

masalah)

Fase 3

Merumuskan Hipotesis

Guru dan siswa bersama-sama

berimajinasi menemukan sebab

akibat masalah dan penyelesaian

masalah di dalam pembelajaran.

Fase 4

Mengumpulkan

dan mengelompokkan data

sebagai bahan pembuktian

hipotesis

Guru mengumpulkan data, menyusun

data dan menyajikan data dari hasil

menemukan masalah di dalam

pembelajaran dengan menggunakan

tabel atau diagram

Fase5

Pembuktian Hipotesis

Guru membahas data yang sudah

didapatkan, dari hasil bahasan

tersebut guru menghitung atau

memberikan hasil data kemudian

menyimpulkan

Fase6

Menentukan

Pilihan Penyelesaian

Guru dan siswa melakukan refleksi

terhadap aktivitas dan hasil masalah

yang sudah dilakukan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

18

Tabel 2.2

Pemetaan PembelajaranProblem Solving dalam Standar Proses

(permendiknas No. 41 Tahun 2007)

Pembelaja

ran

Sintak

Langkah dalam Standar Proses

Penda

huluan

Kegiatan Inti Penutup

Ekspl

orasi

Elabora

si

Konfir

masi

Problem

Solving

Merumuskan

Masalah √

Menelaah

Masalah

Merumuskan

Hipotesis

Mengumpulkan

dan

mengelompokkan

data sebagai

bahan

pembuktian

hipotesis

√ √

Pembuktian

Hipotesis

Menentukan

Pilihan

Penyelesaian

√ √

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

19

Tabel 2.3

Implementasi Pembelajaran Problem Solving dalam Standar Proses

Sintaks Problem

Solving

Langkah

dalam Standar

Proses

Kegiatan Guru

Merumuskan

Masalah

Pendahuluan

Guru merumuskan suatu masalah terlebih

dahulu dan mengetahui masalah apa saja

yang terjadi pada pembelajaran pada saat

kelas berlangsung

Menelaah

Masalah

Pendahuluan

Guru mempelajari pengetahuan untuk

memperinci, dan menganalisis masalah

dari berbagai sudut masalah di dalam

pembelajaran.

Merumuskan

Hipotesis

Pendahuluan

Guru dan siswa bersama-

samaberimajinasi menemukan sebab

akibat masalah dan penyelesaian masalah

di dalam pembelajaran.

Mengumpulkan

dan

mengelompokkan

data sebagai

bahan

pembuktian

hipotesis

Eksplorasi

Elaborasi

Guru mengumpulkan data, menyusun

data dan menyajikan data dari hasil

menemukan masalah di dalam

pembelajaran dengan menggunakan tabel

atau diagram

Pembuktian

Hipotesis

Konfirmasi Guru membahas data yang sudah

didapatkan, dari hasil bahasan tersebut

guru menghitung atau memberikan hasil

data kemudian menyimpulkan

Menentukan

Pilihan

Penyelesaian

Konfirmasi

Penutup

Guru dan siswa melakukan refleksi (

memcahkan masalah di dalam

pembelajaran ) terhadap aktivitas dan

hasil masalah yang sudah dilakukan.

2.5.2 Penerapan Pembelajaran Problem Solving

Pada jenjang Sekolah Dasar untuk terlaksananya pembelajaran yang aktif

kreatif dan mampu menciptakan hasil karya terutama untuk pembelajaran IPA

yang sering kali membuat takut siswa dan malas, guru harus pandai dalam

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

20

merancang pembelajaran agar materi mudah terserap didalam otak siswa. Sejauh

ini diketahui bahwa pengajaran yang dilakukan guru kebanyakan menggunakan

metode pengajaran yang konvensional sehingga anak lebih bersifat pasif.

Kegiatan pembelajaran terpusat pada guru sebagai pemberi informasi bahan

pelajaran sehingga pembelajaran satu arah, guru tidak melibatkan siswa dalam

pembelajaran kalaupun siswa diberi kesempatan untuk bertanya hanya sedikit saja

yang melakukannya. Selain itu kurangnya pemahaman siswa dalam mengerjakan

soal kasus. Siswa kurang sistematis dalam mengerjakan soal. Jawaban yang

diberikan siswa membingungkan dan berputar putar dan kurang aktif nya siswa.

Model pembelajaran yang sesuai dengan penelitian ini adalah model pembelajaran

problem solving. Model pembelajaran ini akan membantu siswa dalam

mengerjakan soal secara sistematis, dengan penerapan model pembelajaran

problem solving siswa diharapakan dapat membantu siswa untuk lebih aktif dan

kreatif dalammenyelesaikan soal, menganalisa masalah dan dapat meningkatkan

prestasi belajar.

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi

lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan

pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar

dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem

kredit semester. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan

proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan

efisien.

Siswa dikatakan berhasil apabila siswa mampu mengerjakan soal

soaldengan baik dan benar. Melalui pembelajaran problem solving diharapkan

mampumembantu siswa untuk meningkatkan keaktifan dan dapat meningkatkan

prestasibelajar siswa.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

21

2.6 Hasil Belajar

Dalam sub bab ini menjelaskan tentang pengertian hasilbelajar dan

pentingnya hasil belajar sebagai patokan dalam penelitian yang dilakukan.

2.6.1 Pengertian Belajar

Dalam pengertian belajar beberapa ahli mendefinisikan tentang “belajar”.

Sering kali rumusan dan tafsiran mereka itu berbeda satu sama lain. Dalam uraian

berikut ini diperkenalkan beberapa rumusan tentang belajar guna melengkapi dan

memperluas pandangan (Suprijono,2011:2).

a. Gagne

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang

melalui aktifitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari

proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

b. Travers

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.

c. Harold Spears

Learning is to observe to read, to imitate, to try something themselves, to

listen, to follow direction. Dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati,

membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.

Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Sedangkan Hamalik (2009:36) berpendapat bahwa belajar adalah

modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, yang bearti bahwa

belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, bukan suatu tujuan.

Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku

dari orang tersebut. Namun, tidak setiap perubahan tingkah laku dalam diri

seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.

Berikut ciri-ciri perubahan perilaku dalam pengertian belajar menurut

Slameto (2010):

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

22

1. Perubahan terjadi secara sadar

Seseorang yang telah belajar menyadari terjadinya suatu perubahan itu atau

paling tidak seseorang tersebut merasakan terjadinya suatu perubahan dalam

dirinya.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Artinya, perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan

akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar selanjtnya. Perubahan akan

berlangsung terus hingga menjadi lebih baik dan sempurna.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan akan bertambah dan bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang

lebih baik dari sebelumnya. Jadi, semakin banyak usaha belajar, makin banyak

dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan bersifat aktif bila

perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu

sendiri.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara itu terjadi hanya beberapa saat saja tidak

dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang

dihasilkan karena proses belajar bersifat permanen. Jadi, tingkah laku yang

terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jadi, aspek yang satu

berhubungan erat dengan aspek lainnya. Jika seseorang belajar sesuatu,

sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara

menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.

6. Perubahan mencakup aspek seluruh tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jadi, aspek yang satu

berhubungan erat dengan aspek lainnya. Jika seseorang belajar sesuatu,

sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara

menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

23

Berdasarkan beberapa pengertian tentang belajar di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berdasarkan

penglaman maupun latihan yang dilakukan secara sadar baik langsung maupun

tidak langsung.

2.6.2 Pengertian Hasil Belajar

Setelah individu mengalami proses belajar, maka akan memperoleh hasil

dari proses belajar. Ada beberapa definisi hasil belajar menurut para ahli yang

dikutip dari Skripsi Indra Universitas Kristen Satya Wacana (2009). Hasil belajar

merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru.

Dari sisi siwa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih

baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental

tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan

pelajaran. Berdasarkan Taksonomi Bloom hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hamalik (2009:36) menyatakan bahwa hasil belajar bukan suatu penguasaan

hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Hasil belajar merupakan tolak ukur

untuk mengetahui keberhsilan seseorang. Sedangkan menurut Sudjna (2011:3)

hasil beljar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotoris.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari

suatu kegiatan, yang dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar yang dapat

diukur dengan tes dengan memberikan siswa lembar kerja berupa pilihan ganda

yang berisi 10 butir soal.

2.6.3 Pentingnya Hasil Belajar

Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan

pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2011:22).

Horward Kingsley dalam Sudjana (2011) membagi tiga macam hasil belajar,

yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan penertian, (c) sikap

dan cita-cita. Dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

24

tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil

belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga

ranah yakni :

a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif

tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap

pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,

kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

c. Ranah psikomotis tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan

bertindak individu.

Ketiga hasil belajar yang telah dijelaskan, penting diketahui oleh guru dalam

rangka merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alat-alat penilaian, baik

melalui tes maupun bukan tes. Tujuan pengajaran tersebut adalah perubahan

tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa (Sudjana, 2011:22).

Peneliti hanya menekankan pada ranah kognitif saja, karena tujuan

penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

menggunakan evaluasi tes pilihan ganda.

2.6.4 Hakikat Hasil Belajar

Seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadisuatu

aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapatdiamati relatif

lama. Belajar itu harus dengan pengaitan maksudnya, pengaitan antara pelajaran

yang akan dipelajari anak didik dengan pelajaranyang telah dipelajari sebelumnya,

makin kuat kaitannya makin baik ia belajar. Slameto (2003 : 2) berpendapat

bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yangbaru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengamatannya sendiri dalam interaksidengan lingkungannya.Makna hasil

belajar menurut Susanto (2013: 5) adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,dan psikomotorik sebagai

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

25

hasil dari kegiatan belajar. Hasil ini diperoleh selama siswa mengikuti kegiatan

pembelajaran dari hasil tes yang dapat dinyatakan dalam bentuk skor.

Cakupan kemampuan hasil belajar menurut bloom dalam Suprijono (2011: 6)

adalah:

1. Domain kognitif

Hasil belajar yang meliputi pengetahuan, daya ingat, pemahaman siswa,

menentukan hubungan, merencanakan, dan menilai. Kognitif ini lebih

mengacu agaimana tingkat pemikiran seorang siswa.

2. Domain Afektif

Domain afektif bagaimana asiswa sikap dalam menerima,memberikan respon,

dan organisasi. Dalam halini hasil dipengaruhi oleh sikap yang dilakukan

oleh siswa.

3. Domain psikomotorik

Psikomotorik mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, dan

intelektual.

Sedangkan menurut Suprijono (2011: 7) Hasil belajar adalah perubahan

perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan

saja. Perubahan yang dihasilkan siswa ini secara menyeluruh dalam setiap aspek.

Tidak hanya dalam bidang ketrampilan saja namun setiap bidangnya juga dapat

mempengaruhi hasil belajar dari siswa.

Hasil belajar menurut Gagne, Briggs dalam Suprihatiningrum (2013: 37)

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat dari perbuatan

belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa. Kemampuan siswa ini

tentunya dalam segala hal yang dahasilkan dari belajar untuk memperoleh

perubahan bagi siswa.

Gagne dalam Suprijono (2012: 5-6), menjelaskan bahwa hasil belajar

berupa hal-hal berikut:

1. Informasi verbal, kemampuan siswauntuk mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan ini tidak

melibatkan pemecahan maslah.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

26

2. Ketrampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

lambang. Ketrampilan intelektual ini adalah kemampuan dalam melakukan

aktivitas yang bersifat kognitif.

3. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya sendiri. Dalam kemampuan ini siswa sudah bisa membuat

strategi untuk memecahkan suatu masalah.

4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi. Ketrampilan siswa yang dilihat dari

perilaku atau gerakan yang dilakukan.

5. Sikap adalah kemampun menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan perilaku siswa yang

dapat merubah hasil belajar.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan yang terjadi secara menyeluruh pada siswa dalam 3 aspek yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar menjadi tolak ukur yang

digunakan dalam mengetahui tingkat keberhasilan siswa. Dalam menentukan

tingkat keberhasilan belajar siswa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar.

2.6.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Susanto

(2013:15-18) yaitu:

1. Kecerdasan Anak

Kemampuan dalam berfikir siswa dapat mempengaruhi cepat dan lambatnya

dalam bertindak serta saat memecahkan suatu masalah. Kecerdasan siswa

sangat berperan penting dalam kegiatan pembelajaran karena dapat

membantu mengetahui apakah siswa mampu mengikuti kegiatan

pembelajaran dengan berhasil atau tidak. Alfared Binnet dalam Susanto

(2013: 15) membagi kecerdasan dalam 3 aspek kemampuan, yaitu: (1)

Direction kemampuan yang digunakan untuk memusatkan pada masalah yang

akan diselesaikan; (2) adaptation kemampuan untuk menyesuikan diri pada

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

27

masalah yang dihadapi; (3) direction kemampuan untuk mengkritik terhadap

dirinya sendiri dan masalah yang sedang dihadapi.

2. Kesiapan atau kematangan

Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan dimna siswa atau

organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam kegiatan

pembelajaran kesiapan atau kematangan siswa sangat penting sekali untuk

menentukan hasil belajar. Tingkat kematangan siswa ini berkenaan dengan

minat belajar siswa, jadi jika tingkat kematangan siswa semakin tinggi maka

minatnya pun juga akan bertambah.

3. Bakat siswa

Menurut dalam susanto (2013:16) bakat adalah kemampuan potensi yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

Sebenarnya setiap siswa mempunyai bakat, namun kaena kurang

dikembangkan jadi tidak terlihat. Bakat sangat penting karena dapat

mempengaruhi tingkat prestasi belajar siswa.

4. Kemampuan belajar

Kemauan adalah pendorong bagi anak untuk gemar dan giat untuk

meningkatkan hasil belajar. Untuk meningkatkan kemauan belajar siswa

sebenarnya adalah tugas bagi guru. Ini terjadi karena siswa belum tahu

sepenuhnya manfaat belajar bagi masa depan. Tugas guru harus selalu

memberikan dorongan untuk meningkatkan kemauan belajar. Agar aktivitas

siswa lebih bermakna dalam peningkatan hasil belajarnya.

5. Minat

Minat merupakan keinginan yang tinggi terhadaap sesuatu. Jika siswa

mempunyai minat belajar yang tinggi maka dalam kegiatan pembelajaran

akan memberikan semua perhatiannya terhadap apa am meningkatkan hasil

belajar karena siswa akan lebih giat dan mencoba setelah mengetahui hasil

yang didapat memuaskan.

6. Model penyajian materi pelajaran

Keberhasilan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh model yang digunakan

guru. Model yang digunakan dalam pembelajaran harus dikemas yang

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

28

menarik, sehingga siswa tidak akan jenuh dan bosan. Mengemas kegiatan

yang menyenangkan, selalu memberikan kesempatan memberikakan gagasan

pada siswa, memberikan peluan untuk mengembangkan kreativitas itu juga

dapat membantu daya tarik siswa. Materi yang diberikan tentunya juga harus

mudah dipahami, agar siswa tidak putus asa dalam belajar.

7. Pribadi dan sikap guru

Sikap yang dilakukan guru merupakan sebagai teladan siswa. Maka sebagai

guru harus selalu memberikan contoh yang baik. Jika kepribadian dan sikap

guru aktif dan kreatif dalam berperilaku, maka siswa akan menirukan

kepribadian itu pula. Pribadi dan sikap guru itu tercermin dalam perilaku

yang baik seperti ramah, menyayangi siswa, rajin, disiplin, sopan,

membimbing siswa dengan kasih sayang, memberikan masukan demi

membanggun, dan bertanggung jawab dalam segala hal.

8. Suasana Pengajaran

Pembelajaran yang menyenangkan dan menumbuhkan suasana yang aktif

antar siswa maupun guru untuk saling berargumen dapat memberikan nilai

yang lebih dalam proses pembelajaran. Untuk meningktkan hasil belajar

siswa secara maksimal guru harus bisa membawa suasana pembelajaran yang

asik, selain itu ketenangan di dalam kelas yang menjadi tugas seorang guru

untuk mengelolanya dengan baik.

9. Kompetensi guru

Kemampuan-kemampuan yang maksimal seorang guru merupakan kunci

untuk mendorong siswa bisa meningkatkan hasil belajarnya. Kemampuan

yang dapat mendorong keberhasilan ini dimiliki seorang guru yang

profesional. Profesional berarti guru ini benar-benar memiliki kemampuan

dalam bidangnya, serta memahami betul materi atau bahan yang akan

diajarkan.

10. Masyarakat

Kepribadian siswa dapat dipengaruhi oleh masyarakat disekitarnya. Karena

masyarakat adalah lingkungan yang begitu luas, dan tercipta banyak tingkah

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

29

laku serta karakter yang ada. Hal ini terjadi karena dalam masyarakat terdiri

dari banyak latar belakang yang berbeda-beda.

2.7 Hasil Penelitian yang Relevan

Pembelajaran dengan model Problem Solving dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dan siswa dapat ikut terlibat langsung di dalam proses pembelajaran.

Dan peneliti berharap dengan model problem solving mampu meningkatkan hasil

belajar siswa kelas IV dalam pelajaran IPA.

Penelitian yang dilakukan Syarifah (2008) tentang Implementasi

Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Dengan Menggunakan multimedia

Dalam Pembelajaran Geometri Di Kelas II SD Negeri Kasin Malan

memperlihatkan peninkatan rata-rata kelas setelah diberi tindakan. Pada siklus I

rata-rata hasil belajar siswa sebesar 66%. Jumlah ini meningkat dibandingkan

dengan data awal (pra tindakan) yaitu 48%. Kemudian meningkat pada siklus II

sebesar 89%. Jumlah siswa yang sudah tuntas sebelum tindakan sebesar 21 siswa

kemudian siklus I meningkat menjadi 29 siswa dan pada siklus II menjadi 39

siswa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa menggunakan model Problem Solving pada

mata pelajaran IPA di sekolah dasar mampu meningkatkan hasil belajar siswa

dengan melalui dua siklus yang setiap satu siklusnya terdiri dari dua pertemuan

dalam satu semester.

2.7.1 Kerangka Berfikir

Kegiatan pembelajaran IPA pada umumnya masih kurang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat serta masih kurangnya

dalam menghasilkan atau menemukan suatu masalah dalam menghasilkan hasil

belajar yang baik, hal ini dapat dilihat pada permasalahan yang terjadi pada kelas

IV SD Kutowinangun 10.

Oleh sebab itu peneliti menggunakan model problem solving yaitu

pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan pada pengajaran dan keterampilan

dalam suatu pemecahan masalah di dalam pembelajaran. Serta pembelajaran yang

berdasarkan masalah dan pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan

permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat ......produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. 2.1.2

30

sendiri. Model pembelajaran yang sesuai dengan penelitian ini adalah model

problem solving. Model pembelajaran ini akan membantu siswa dalam

mengerjakan soal secara sistematis, dengan penerapan model problem solving

diharapakan dapat membantu siswa untuk dapat menemukan masalah dalam

menyelesaikan soal, menganalisa masalah dan dapat meningkatkan prestasi hasil

belajar.

2.7.2 Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan, dapat

diajukan sebuah hipotesis tindakan bahwa :

a. Dengan langkah-langkah pembelajaran model Problem Solving dapat

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Kutowinangun 10.

b. Penggunaan model Problem Solving diduga dapat meningkatkan hasil belajar

IPA siswa kelas IV SD Kutowinangun 10.