pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing...

363
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING INTEGRASI PEER INSTRUCTION TERHADAP PENGETAHUAN METAKOGNITIF PESERTA DIDIK PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMAN 34 Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh SITI HANIFAH 1112016100066 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: phamthuan

Post on 04-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERBIMBING INTEGRASI PEER INSTRUCTION TERHADAP

PENGETAHUAN METAKOGNITIF PESERTA DIDIK PADA

KONSEP SISTEM PENCERNAAN

(Penelitian Kuasi Eksperimen di SMAN 34 Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SITI HANIFAH

1112016100066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

i

ABSTRAK

Siti Hanifah, 1112016100066, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing integrasi Peer Instruction terhadap Pengetahuan Metakognitif

pada Konsep Sistem Pencernaan, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

inkuiri terbimbing integrasi peer instruction terhadap pengetahuan metakognitif

pada konsep sistem pencernaan. Penelitian ini dilakukan di SMAN 34 Jakarta

tahun ajaran 2016/2017 dengan menggunakan metode quasi eksperimen yang

menggunakan desain nonequivalent pretest posttest control group design.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling.

Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIPA 4 yang berjumlah 31

orang sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan model

pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction dan peserta didik kelas

X MIPA 3 berjumlah 32 orang sebagai kelas kontrol yaitu kelas yang

menggunakan pendekatan saintifik. Instrumen penelitian berupa soal pilihan

ganda sebanyak 7 soal dan essay, lembar observasi aktivitas peserta didik dan

guru dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Analisis data kedua kelas

menggunakan independent sample t-test pada taraf signifikansi 0,05, diperoleh t

hitung > t tabel yaitu 2,129 1,998. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction

terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan di SMA

Negeri 34 Jakarta.

Kata kunci : Pengetahuan Metakognitif, Inkuiri Terbimbing, Peer Instruction

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

ii

ABSTRACT

Siti Hanifah, 1112016100066, Effect of Guided Inquiry Model Integrated

Peer Instruction to Metacognitive Knowledge on The Concept of Disgestive

System, BA Thesis, Biology Education Study Program, Department of Natural

Science Education, Faculty of Tarbiya and Teacher Training, Syarif

Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

The aim of this research study is to determine the effect of Guided Inquiry

Model Integrated Peer Instruction to Metacognitive Knowledge on The Concept

of Disgestive System. This research was conducted at SMAN 34 Jakarta academic

year 2016/2017 with a quasi experimental method which used nonequivalent

pretest posttest control group design. The samples in this research by using

random sampling technique. The samples were students of class XI MIPA 4 with

31 students as the experimental class that use guided inquiry model integrated

peer instruction and XI MIPA 3 with 32 students as the control class that use

sanitific approach. The instruments of this research were multiple choice test

consist of 7 questions and essay test, teacher and student activities observation

sheet, and students’ worksheet. The data analysis of the two groups using

Independent Sampe t-tes at the 0,05 significance level, obtained score t hitung > t

table which is 2,129 1,998. This shows a significant influence guided inquiry

model integrated peer instruction to metacognitive knowledge on the concept of

disgestive system at SMAN 34 Jakarta.

Keywords : Metacognitive Knowledge, Guided Inquiry, Peer Instruction

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

iii

KATA PENGANTAR

بسماهللالرحمنالرحيم

Tiada kata terindah selain ucap rasa syukur Alhamdulillah segala puji

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat ihsan, nikmat iman, dan

nikmat islam sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Salawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta

keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak

sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat doa, perjuangan,

kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari

berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Zulfiani, M.Pd., Dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan

mencurahkan pikirannya untuk memberikan arahan, bimbingan dan sabar

dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Meiry Fadilah Noor, M.Si., Dosen pembimbing II yang telah memberikan

waktu, tenaga, pikiran dan motivasi dalam membimbing penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Taga Radja Gah, M.Pd., Kepala SMA Negeri 34 Jakarta, Dra.Fatmawati Hi

Nasir selaku guru Biologi, para guru SMA Negeri 34 Jakarta yang telah

memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut serta

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

iv

seluruh peserta didik SMA Negeri 34 Jakarta, khususnya kelas XI MIPA 3

dan XI MIPA 4.

7. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, Ayahanda Ahmad Hazairin SH

dan Ibunda Maswiroh, Kakak Achmad Fawzi, SH, M.Kn., Adik Annas

Fadillah dan seluruh keluarga besar H.Abdul Halim dan H.Abdurrahman yang

telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis.

8. Sahabat seperjuangan Ariani, Teguh, Endah, Anggit, Ilena, Izet dan teman

sekosan Qaishum dan Devi serta sahabat SMA XF Community dan

Cengkeweng yang selalu membantu menghilangkan stres dan memberikan

dukungan agar penulis bisa lancar menyusun skripsi ini.

9. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2012 yang tidak

dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan motivasi.

Demikianlah, betapa penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan

yang ada untuk menyusun karya tulis yang sebaik-baiknya, namun diatas

lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai macam

kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritikan dan saran dari siapa saja yang

membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka.

Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-

besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.

Jakarta, Agustus 2017

Penulis,

Siti Hanifah

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i

ABSTRACT ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 5

D. Perumusan Masalah ................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

BAB II: KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teori ........................................................................... 7

1. Model Pembelajaran Berbasis Inquiry ................................... 7

a. Pengertian Model Pembelajaran ....................................... 7

b. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry ........................... 8

c. Macam-Macam Model Inquiry ......................................... 12

2. Model Pembelajaran Guided Inquiry ..................................... 14

a. Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry ............... 14

b. Karakteristik Model Pembelajaran Guided Inquiry .......... 15

c. Tahap-Tahap Model Pembelajaran Guided Inquiry .......... 16

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Guided Inquiry .................................................................. 20

3. Metode Pembelajaran Peer Instruction ................................. 21

4. Pengetahuan Metakognitif ..................................................... 23

5. Pengetahuan Metakognitif dalam Inkuiri .............................. 26

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

vi

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 29

C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 32

D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 34

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 35

B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................... 35

C. Populasi dan Sampel ................................................................... 36

D. Teknik Pengumpul Data ............................................................. 36

E. Instrumen Penelitian ................................................................... 38

F. Kalibrasi Instrumen ................................................................... 40

1. Uji Validitas ........................................................................... 40

2. Uji Reliabilitas ....................................................................... 40

3. Uji Taraf Kesukaran .............................................................. 41

4. Uji Daya Pembeda ................................................................. 41

G. Teknik Analisis Data .................................................................. 42

1. Uji Normalitas ....................................................................... 42

2. Uji Homogenitas .................................................................... 43

3. Uji Hipotesis .......................................................................... 44

4. Uji N-Gain ............................................................................. 45

H. Hipotesis Statistik ...................................................................... 45

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 46

1. Data hasil belajar pretest dan posttest (Kognitif dan

Pengetahuan Metakognitif) kelas eksperimen dan kelas

kontrol .................................................................................... 46

2. Data Uji N-Gain Pengetahuan Metakognitif dan Kognitif

Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............. 48

3. Data Hasil Ketercapaian Belajar Kognitif (Sub-Konsep

Pretest dan Posttest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 51

4. Presentase Aspek Pengetahuan Metakognitif ......................... 52

5. Data Lembar Hasil Kerja Peserta Didik ................................ 53

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

vii

6. Hasil Observasi Kegiatan Guru .............................................. 54

7. Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik ................................. 55

B. Analisis Data .............................................................................. 55

1. Uji Prasyarat .......................................................................... 55

a. Uji Normalitas ................................................................... 56

b. Uji Homogenitas ............................................................... 57

2. Pengujian Hipotesis ............................................................... 59

C. Pembahasan ................................................................................ 60

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 64

B. Saran ........................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 65

LAMPIRAN ...................................................................................................... 72

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menurut

Made Wena ...................................................................................... . 17

Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menurut

Trianto ............................................................................................. . 19

Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 35

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Konsep Sistem Pencernaan Bentuk Soal Pilihan

Ganda .............................................................................................. 38

Tabel 3.3 Hasil Instrumen yang Valid Pada Konsep Sistem Pencernaan Bentuk

Soal Essay ........................................................................................ 39

Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Uji Reliabilitas ........................................... 40

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Metakognitif ......................... 41

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal ................................................... 41

Tabel 3.7 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda ........................................... 42

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Dan Posttest (Kognitif) Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol .................................................................................. 47

Tabel 4.2 Data Hasil Pretest dan Posttest (Pengetahuan Metakognitif) Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen ....................................................... 48

Tabel 4.3 Data statistik N-Gain Pengetahuan Metakognitif ........................... 49

Tabel 4.4 Data Presentase N-Gain Pengetahuan Metakognitif Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................................... 50

Tabel 4.5 Hasil N-Gain (Pengetahuan Metakognitif) Sub-Konsep Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................................... 50

Tabel 4.6 Data Statistik N-Gain Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ............................................................................................ 51

Tabel 4.7 Data Presentase N-Gain Pengetahuan Metakognitif Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol............................................................................. 51

Tabel 4.8 Data Hasil Ketercapaian Belajar Kognitif (Sub-Konsep Pretest dan

Posttest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................... 52

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

ix

Tabel 4.9 Data Hasil Ketercapaian Aspek Pengetahuan Metakognitif Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................ 53

Tabel 4.10 Presentase (%) Ketercapaian Pengetahuan Metakognitif pada LKPD

Kelas Eksperimen ............................................................................. 54

Tabel 4.11 Data Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Model Inkuiri

Terbimbing integrasi Peer Instruction Kegiatan Guru . .................. . 55

Tabel 4.12 Data Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Model Inkuiri

Terbimbing integrasi Peer Instruction Kegiatan Peserta Didik . ..... . 56

Tabel 4.13 Uji Normalitas Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

dan Kontrol ..................................................................................... 57

Tabel 4.14 Uji Normalitas Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan Posttest

Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................................................... 58

Tabel 4.15 Uji Homogenitas Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kontrol ................................................................. 59

Tabel 4.16 Uji Homogenitas Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan

Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ......................................... 59

Tabel 4.17 Uji Hipotesis Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

dan Kontrol ...................................................................................... 60

Tabel 4.18 Uji Hipotesis Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan Posttest

Kelas Eksperimen dan Kontrol ....................................................... 61

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Implementasi tes konsep-Peer Instruction ..................... 23

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ...................................................................... 34

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... ............. 71

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ...................... 96

Lampiran 3 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Kelas Eksperimen .............. 121

Lampiran 4 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Kelas Kontrol ..................... 138

Lampiran 5 Lembar Observasi Peserta Didik Kelas Eksperimen ..................... 155

Lampiran 6 Lembar Observasi Peserta Didik Kelas Kontrol ............................ 173

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen .................................. 185

Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol.......................................... 198

Lampiran 9 Kisi-Kisi Instrumen ....................................................................... 210

Lampiran 10 Hasil ANATES Uji Validasi Instrumen ......................................... 212

Lampiran 11 Instrumen Tes Pengetahuan Metakognitif ..................................... 216

Lampiran 12 Soal Pretest dan Posttest ................................................................ 251

Lampiran 13 Data Pretest Perindikator (Kognitif) Kelas Eksperimen ................ 257

Lampiran 14 Data Pretest Perindikator (Kognitif) Kelas Kontrol ...................... 258

Lampiran 15 Data Postest Perindikator (Kognitif) Kelas Eksperimen ............... 259

Lampiran 16 Data Postest Perindikator (Kognitif) Kelas Kontrol ...................... 260

Lampiran 17 Rekapitulasi Data N-Gain Kognitif Kelas Eksperimen ................. 261

Lampiran 18 Rekapitulasi Data N-Gain Kognitif Kelas Kontrol ........................ 263

Lampiran 19 Presentase Pretest Pengetahuan Metakognitif Kelas Eksperimen . 265

Lampiran 20 Presentase Pretest Pengetahuan Metakognitif Kelas Kontrol ........ 266

Lampiran 21 Presentase Postest Pengetahuan Metakognitif Kelas Eksperimen . 267

Lampiran 22 Presentase Postest Pengetahuan Metakognitif Kelas Kontrol ....... 268

Lampiran 23 Rekapitulasi Data N-Gain Pengetahuan Metakognitif

Kelas Eksperimen ........................................................................... 270

Lampiran 24 Rekapitulasi Data N-Gain Pengetahuan Metakognitif

Kelas Kontrol.................................................................................. 272

Lampiran 25 Data N-Gain Indikator Pengetahuan Metakognitif

Kelas Eksperimen ........................................................................... 274

Lampiran 26 Data N-Gain Indikator Pengetahuan Metakognitif Kelas Kontrol . 277

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

xii

Lampiran 27 Soal Pemahaman Konsep .............................................................. 280

Lampiran 28 Rekapitulasi Nilai Pemahaman Konsep ........................................ 283

Lampiran 29 Rubrik Penilaian LKPD Kelas Eksperimen ................................... 284

Lampiran 30 Rubrik Penilaian LKPD Kelas Kontrol .......................................... 294

Lampiran 31 Hasil Penilaian LKPD Kelas Eksperimen ...................................... 304

Lampiran 32 Hasil Penilaian LKPD Kelas Kontrol ............................................ 305

Lampiran 33 Hasil Penilaian Lembar Observasi (LO) Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ........................................................................................... 306

Lampiran 34 Uji Normalitas Pretest dan Postest Kognitif Kelas Eksperimen ... .. 312

Lampiran 35 Uji Normalitas Pretest dan Postest Kognitif Kelas Kontrol ......... 314

Lampiran 36 Uji Normalitas Pretest dan Postest Metakognitif untuk Kelas

Eksperimen .................................................................................... 316

Lampiran 37 Uji Normalitas Pretest dan Postest Metakognitif Kelas Kontrol .. 318

Lampiran 38 Uji Homogenitas Kognitif ............................................................ 320

Lampiran 39 Uji Homogenitas Pengetahuan Metakognitif ................................. 322

Lampiran 40 Uji Hipotesis Kognitif .................................................................... 324

Lampiran 41 Uji Hipotesis Pengetahuan Metakognitif........................................ 328

Lampiran 42 Hasil Wawancara ............................................................................ 332

Lampiran 43 Uji Referensi .................................................................................. 335

Lampiran 44 Foto Penelitian ................................................................................ 342

Lampiran 45 Surat Permohonan Bimbingan ........................................................ 343

Lampiran 46 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 344

Lampiran 47 Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 345

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan

yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

yang mampu bersaing di era global. Pendidikan merupakan salah satu wadah

proses pembelajaran yang berpotensi untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia

(SDM) yang berkualitas, akan tetapi di Indonesia upaya meningkatkan kualitas

pendidikan masih sangat lemah dan masih menjadi salah satu permasalahan besar.

Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Trianto yaitu pendidikan menjadi

salah satu upaya yang tepat untuk menyiapkan SDM yang berkualitas dan satu-

satunya wadah yang dapat dipandang sebagai alat untuk membangun SDM yang

bermutu tinggi.1 Pentingnya pendidikan sesuai dengan fungsi dan tujuan

pendidikan nasional yang tercantum di dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003

yaitu:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga megara yang demokratis serta bertanggung

jawab”.2

Pendidikan merupakan salah satu wadah proses pembelajaran yang

berpotensi untuk menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM), akan tetapi

di Indonesia upaya meningkatkan kualitas pendidikan masih sangat lemah dan

masih menjadi salah satu permasalahan besar. Hal ini terbukti pada hasil riset

yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA)

pada tahun 2012. PISA menyatakan bahwa kemampuan matematika pada

peringkat 64 dengan nilai 375 dan kemampuan sains pada peringkat 64 dengan

1 Trianto Ibnu Badar Al-Batany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan

Kontekstual, (Jakarta: Premadania Group, 2014), h.5 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan

Nasional, 2016.h.3 diakses pada http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

2

nilai 382.3 Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan sains peserta didik di

Indonesia masih jauh di bawah rata-rata kemampuan sains peserta didik di negera

lain di dunia. Oleh karena itu, diperlukan usaha serius untuk memperbaiki proses

pendidikan dengan harapan para penerus bangsa dapat bersaing dengan negara-

negara lain dalam PISA di masa yang akan datang.

Banyak cara yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan

kualitas pendidikan di Indonesia dan menyiapkan sumber daya manusia yang

berkualitas dengan mengembangkan kurikulum. Pada saat ini di Indonesia telah

mengembangkan kurikulum 2013 yang bertujuan untuk menyempunakan

kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum

tingkat satuan pendidikan dengan menyeimbangkan antara hardskill dan softskill,

dimulai dari Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan

Standar Penilaian.4

Pengetahuan metakognitif merupakan salah satu dimensi pengetahuan yang

menjadi salah satu standar kelulusan pada kurikulum 2013 yang harus dicapai

pada tingakatan SD, SMP maupun SMA. Hal ini sesuai dengan peraturan menteri

pendidikan dan kebudayaan No 20 tahun 2016 yaitu standar kompetensi lulusan

yang berlaku pada kurikulum 2013 mencakup pada dimensi pengetahuan yang

terdiri dari pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.5

Pentingnya pengetahuan metakognitif dalam diri peserta didik adalah sebagai

suatu proses yang dapat mengembangkan atau meningkatkan rasa ingin tahu dan

meningkatkan kemampuan kognitif di masa yang akan datang, Flavel dalam

Anderson menyatakan bahwa hal ini karena peserta didik menggunakan proses

metakognitifnya untuk merenungkan proses kognitif yang dapat memandu peserta

3 OECD, PISA 2012 Results in Focus What 15-year-olds know and what they can do with

what they know. Programme for International Student Assessment, diakses pada

https://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf 4 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013,

h.26, tersedia melalui kemendikbud.go.id 5 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Tentang

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menengah

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

3

didik dalam menata suasana dan menyeleksi strategi-strategi dalam

menyelesaikan masalah.6

Salah satu upaya yang dapat mengembangkan pengetahuan metakognitif

adalah proses pembelajaran di sekolah, khususnya pada mata pelajaran sains.

Sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 bahwa pembelajaran sains sebaiknya

dilaksanakan secara inkuiri (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan

berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengomunikasikannya sebagai aspek

penting kecakapan hidup.7

Proses pembelajaran sains yang terjadi dilapangan kurang sesuai dengan

tuntutan kurikulum 2013, dimana peserta didik tidak diberikan kesempatan untuk

mengkonstruksi sendiri pengetahuannya secara sadar. Hal ini sesuai dengan hasil

observasi dan wawancara dengan guru biologi di SMA Negeri 34 Jakarta yaitu

dalam pemberian soal-soal biologi guru lebih sering memberikan soal pilihan

ganda yang hanya menuntut peserta didik untuk berpikir konvergen atau hanya

ada satu jawaban yang benar dan tepat, sehingga kemampuan metakognitif peserta

didik belum dikembangkan. Pembelajaran di sekolah tersebut telah diterapkan

model inquiry hanya saja sebatas pada tingkatan structure inquiry. Guru sadar

bahwa inkuiri itu mampu mengembangkan metakognitif hanya saja belum pernah

diberikan soal-soal terkait metakognitif.8

Model pembelajaran Inquiry terdiri dari empat tingkatan dari yang paling

rendah sampai paling tinggi yaitu: confirmation inquiry, structured inquiry,

guided inquiry, dan open inquiry. Pada level guided inquiry atau inkuiri

terbimbing, peserta didik menginvestigasi suatu permasalahan yang disajikan oleh

guru dengan menggunakan prosedur atau langkah-langkah yang dirancang atau

dipilih oleh peserta didik.9

6 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,

Pengajaran dan Assesmen, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 83 7 Endar Madesa, Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Level of Inquiry untuk

Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Peserta didik dalam Implementasi Kurikulum 2013,

Prosiding Seminar Nasional Fisika, Volume IV, 2015, h.112 8 Lampiran 41

9 Matsna Khoirun Nisak, Pengaruh Pembelajaran Guided Inquiry Berbasis Salingtemas

terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Peserta didik SMP Berdasarkan Kemampuan Akademik,

Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, Volume: 2, 2017, h.114

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

4

Berdasarkan tahapan dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing telah

mencerminkan aspek keterampilan metakognitif yaitu adanya fase penemuan

masalah, perumusan masalah, mengajukan hipotesis, dan merancang percobaan

(aspek perencanaan), fase melaksanakan eksperimen, pengamatan dan

pengumpulan data, serta analisis data (aspek pemonitoran) dan fase penarikan

simpulan (aspek pengevaluasian). Dengan demikian model pembelajaran inkuiri

terbimbing menjadi model yang dapat melatihkan metakognitif peserta didik.10

Sistem pencernaan merupakan salah satu konsep sains khususnya pada

biologi yang memerlukan proses mengkontruksi dan penemuan dalam

mempelajarinya khususnya untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait di

dalamnya. Hal ini tercantum dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar pada

konsep sistem pencernaan yaitu menganalisis hubungan antara struktur jaringan

penyusun organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi,

bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan

manusia.11

Penelitian ini, peneliti menambahkan model pembelajaran inkuiri

terbimbing yang diintegrasikan dengan peer instruction, agar peserta didik dapat

menciptakan pengetahuan melalui diskusi dan terjadinya pembelajaran yang aktif.

Peer instruction menyediakan lingkungan yang terstruktur bagi peserta

menyelesaikan kesalahpahaman dengan diskusi kepada rekan-rekan.12

Pentingnya

dalam pembelajaran ini peer instruction dapat meningkatan pemahaman

konseptual peserta didik dan keterampilan pemecahan masalah.13

Hal ini berkaitan

dengan pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang stategi dalam belajar

dan cara dalam memecahkan suatu masalah.

10

Fitri Aprilia dan Bambang Sugiarto, Keterampilan Metakognitif Peserta didik Melalui

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Hidrolis Garam, Unesa Journal of

Chemical Education, Vol. 2 No. 3, 2013, h.38 11

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah 12

Aina Jacob Kola dan Keith Langenhoven Teaching Method in Science Education: The

Need for A Paradigm Shift to Peer Instruction (PI) In Nigerian Schools. International Journal of

Academic Research and Reflection Vol. 3, No. 6, 2015, h.10 13

Barry Ryan, dkk, Student Attitudes to an Online, Peer-instruction,Revision Aid in

Science Education, article School of Food Science and Environmental Health, h.2

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

5

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aina, Jacob Kola dan Keith

Langenhoven mengenai peer instruction menyatakan bahwa Peer instruction

meningkatkan penguasaan konseptual siswa dan keterampilan pemecahan

masalah. Peer instruction mengubah lingkungan pembelajaran yang secara aktif

melibatkan peserta didik dan memusatkan perhatian peserta didik pada konsep

pembelajaran. Sehingga pengetahuan metakognitif dapat terbantu dengan peer

instruction dalam memecahkan suatu masalah.14

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka perlu dilakukan

integrasi pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan metakognitif peserta

didik yaitu dengan inkuiri terbimbing integrasi peer instruction. Berkaitan dengan

hal ini penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing integrasi Peer Instruction terhadap

Pengetahuan Metakognitif”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat

mengidentifikasikan masalah-masalah yang timbul dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Kemampuan sains peserta didik di Indonesia masih dalam kategori rendah yang

dapat dilihat pada rangking PISA.

2. Model pembelajaran biologi di kelas cenderung pada proses ceramah dan

presentasi peserta didik.

3. Guru sadar bahwa inkuiri mampu mengembangkan pengetahuan metakognitif

hanya saja belum pernah diberikan soal-soal terkait metakognitif.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini dibatasi pada:

1. Penelitian ini dibatasi pada model inkuiri terbimbing (guided inquiry) yang

digunakan terdiri dari enam tahapan menurut Carol yaitu inisiasi, seleksi,

eksplorasi, formulasi, koleksi, dan presentasi.

14

Aina, Jacob Kola dan Keith Langenhoven, Op.Cit., h. 11

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

6

2. Pengetahuan metakognitif meliputi pengetahuan deklaratif, pengetahuan

prosedural, dan pengetahuan kondisional.

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: “Apakah terdapat pengaruh

model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) integrasi peer

instruction terhadap pengetahuan metakognitif peserta didik pada konsep sistem

pencernaan?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

inkuiri terbimbing (guided inquiry) integrasi peer instruction terhadap

pengetahuan metakognitif peserta didik pada konsep sistem pencernaan.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, diharapkan dapat

memberikan manfaat untuk:

1. Bagi peserta didik diharapkan mampu memberi pengalaman baru terhadap

peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik mampu

mengembangkan pengetahuan metakognitifnya.

2. Bagi guru diharapkan mampu memberi pengalaman baru dalam model

pembelajaran dan mampu menerapkannya dalam mengembangkan

pengetahuan metakognitif peserta didik.

3. Bagi peneliti ini akan sangat bermanfaat bagi penulis, yaitu dapat mengetahui

pengaruh inkuiri terbimbing (guided inquiry) integrasi peer instruction

terhadap pengetahuan metakognitif peserta didik.

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teori

1. Model Pembelajaran Berbasis Inquiry

a. Pengertian Model Pembelajaran

Good dan Travers menjelaskan bahwa model adalah abstraksi dunia

nyata atau representasi peristiwa kompleks dari suatu sistem, dalam bentuk

naratif, matematis, grafis, serta lambang-lambang lainya.1 Pengertian model

lainnya yaitu suatu kerangka konseptual yang akan digunakan sebagai

pedoman dan acuan untuk melakukan suatu kegiatan.2

Proses pembelajaran di kelas bukan hanya sebatas bagaimana cara guru

dapat mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya ke dalam otak-otak

peserta didik, akan tetapi tentang bagaimana cara guru dapat menciptakan

lingkungan kelas yang produktif sehingga dapat mengembangkan potensi atau

keterampilan yang dimiliki peserta didik secara optimal.

Hakikat mengajar (teaching) adalah membantu para pelajar untuk dapat

memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk

mengekspresikan dirinya, dan belajar bagaimana cara belajar.3 Definisi belajar

menurut Anthony Robbins yaitu belajar sebagai proses menciptakan hubungan

antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan)

yang baru.4 Dapat disimpulkan bahwa di dalam proses pembelajaran berangkat

dari pengalaman-pengalaman atau pengetahuan yang telah dimiliki atau

dipahami peserta didik, untuk dapat dihubungkan dengan ilmu pengetahuan

yang akan dipelajarinya.

Model pembelajaran dijadikan oleh guru sebagai pedoman mengajar dan

didalamnya terdapat langkah-langkah instruksional yang dapat dilakukan oleh

1 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 3, h. 48

2 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 10,

h. 175 3 Ibid., h. 176.

4 Trianto Ibnu Badar Al-Tabani, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan

Kontekstual, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), h.17

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

8

guru dan peserta didik, dan pengembangan penggunaan media pembelajaran

sehingga tujuan dari pembelajaran yang dirancang atau yang diinginkan dapat

tercapai. Soekamto mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah:

“Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar-mengajar”.5

b. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry

Secara bahasa, inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata

dalam bahasa Inggris yaitu penyelidikan atau meminta keterangan.6

Penyelidikan tersebut adalah penciptaan atau pengelolaan ruang kelas dimana

peserta didik terlibat dalam diskusi dengan pembelajaran berpusat pada peserta

didik.7 Pembelajaran inkuiri merupakan proses mencari dan menyelidiki

sesuatu secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga peserta didik dapat

merumuskan sendiri penemuannya.8

Model pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang

mengharuskan peserta didik mengolah pikirannya, sehingga memperoleh

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.9 Dan pembelajaran inkuiri adalah

sebuah pendekatan untuk pengajaran dan pembelajaran yang menempatkan

peserta didik untuk bertanya, menyampaikan ide-ide nya dan melakukan

pengamatan dalam pembelajaran.10

Lebih jauh lagi, National Science

Education Standard menyatakan bahwa:

5 Ibid., h. 22

6 Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi, (Yogyakarta,

Pustaka Pelajar, 2015), Cet I, h.7 7Alan Colburn, An Inquiry Primer, Science Scope, 2000, diakses dari

http://www.ubclts.com/docs/Inquiry_Primer.pdf, h. 42 8 Lif Khoiru Ahmadi,dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi

Pustakaraya, 2011), Cet I, h.25 9 Dimyati & Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), Cet 4,

h. 173 10

Ontario, Inquiry-based Learning, diakses dari

http://www.edu.gov.on.ca/eng/literacynumeracy/inspire/research/CBS_InquiryBased.pdf, h.2

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

9

“Inquiry is a multifaceted activity that involves making observations, posing

questions, examining books and other sources of information to see what is

already known, planning investigations, reviewing what is already known in

light of experimental evidence, using tools to gather, analyze, and interpret

data, proposing answer, explanations, and predictions, and communication the

result”11

Definisi tersebut inkuiri dapat diartikan sebagai proses yang bervariasi

dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang

relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis,

merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah

diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat

untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta

membuat prediksi dan mengomunikasikan hasilnya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri

merupakan kegiatan pembelajaran yang di dalamnya mengarahkan pada

kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan sehingga dengan

berkemampuan mengajukan pertanyaan tersebut dapat memperoleh informasi

dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau

memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan

logis, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh ilmuwan.

Inkuiri berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia,

manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa

ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia

sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk

mengenal segala sesuatu melalui indra, pengecapan, pendengaran, penglihatan,

dan indra-indra lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus-

menerus berkembang menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang

11

National Institute of General Medical Sciences, Doing Science: The Process of

Scientific Inquiry, (BSCS: Colarado Springs, 2005), h.24

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

10

dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh

keingintahuan itu.12

Model inkuiri peserta didik dirancang untuk terlibat dalam melakukan

inkuiri. Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan

intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah.13

Selain itu, pembelajaran berbasis inkuiri bertujuan untuk mendorong peserta

didik semakin berani dan kreatif dalam berimajinasi.14

Salah satu prinsip utama

inkuiri, yaitu peserta didik dapat mengkontruks sendiri pemahamannya dengan

melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya.15

Dengan kata lain, peserta

didik tidak akan lagi berada dalam lingkup pembelajaran telling science akan

tetapi didorong hingga bisa doing science.16

Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri yairu (1)keterlibatan peserta

didik secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, (2)keterarahan kegiatan

secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan (3)mengembangkan

sikap percaya pada diri peserta didik tentang apa yang ditemukan dalam proses

inkuiri.17

Kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan

inkuiri bagi peserta didik yaitu: aspek sosial dalam kelas dan suasana bebas

terbuka dan permisif akan mengundang peserta didik berdiskusi, berfokus pada

hipotesisi yang perlu diuji kebenarannya dan penggunaan fakta sebagai

evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan

realibilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis.18

Proses inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut: 1)merumuskan

masalah dimana kemampuan yang dituntut yaitu kesadaran terhadap masalah,

melihat pentingnya masalah dan merumuskan masalah, 2)Mengembangkan

12

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Prenada Media Group, 2006), h. 196 13

Dimyati & Mujiono, Op.Cit., h. 173 14

Khoirul Anam, Op.Cit.,h.9 15

Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009). h.121 16

Khoirul Anam, Op.Cit., h.9 17

Trianto Ibnu Badar Al-Tabani, Op.Cit., h.78 18

Lif Khoiru Ahmadi,dkk, Op.Cit., h. 25-26

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

11

hipotesis dimana kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis

ini yaitu menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh, melihat dan

merumuskan hubungan yang ada secara logis, dan merumuskan hipotesis,

3)Menguji jawaban tentatif dimana kemampuan yang dituntut yaitu merakit

peristiwa terdiri dari mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan,

mengumpulkan data dan mengevaluasi data, 4)Menarik kesimpulan dimana

kemampuan yang dituntut yaitu mencari pola dan makna hubungan dan

merumuskan kesimpulan, 5)Menerapkan kesimpulan dan generalisasi.

Prinsip strategi inkuiri adalah peserta didik akan bertanya (inquire) jika

peserta didik dihadapkan pada masalah yang membingungkan atau kurang

jelas, peserta didik dapat menyadari dan belajar menganalisis strategi berpikir

peserta didik, strategi berpikir baru dapat diajarkan secara langsung dan

ditambahkan pada apa yang telah peserta didik miliki dan inkuiri dalam

kelompok dapat memperkaya khazanah pikiran dan membantu peserta didik

belajar mengenai sifat pengetahuan yang sementara dan menghargai pendapat

orang lain.19

Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyai peranan

sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Guru harus dapat

membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok serta memberi

kemudahan bagi kerja kelompok.20

Salah satu prinsip utama inkuiri, yaitu

peserta didik dapat mengkontruksi sendiri pemahamannya dengan melakukan

aktivitas aktif dalam pembelajarannya. Dalam proses belajar mengajar, inkuiri

ini digunakan sebagai metode pengajaran yang memungkinkan ide peserta

didik berperan dalam suatu penyelidikan (investigasi) yang akan dilakukan

oleh pembelajar atau peserta didik.21

Inkuiri adalah pendekatan berpusat pada peserta didik dengan dasar

penyelidikan yang mengintegrasikan teori dan praktek, dan mengembangkan

19

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontempores: Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Ed I, Cet I, h.76 20

Lif Khoiru Ahmadi,dkk,Op.Cit., h.26-27 21

Zulfiani, Inkuiri dalam Pembelajaran IPA dalam Dwi Rahayu, G, Priantoramli, M (ed),

Pendekatan Baru dalam Pembelajaran IPA di Pendidikan Dasar, (Jakarta: UIN Press, 2007), h.6

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

12

pengetahuan serta keterampilan untuk memecahkan masalah. Peserta didik

harus memecahkan masalah, melakukan pembelajaran mandiri dan bekerja

dalam tim untuk membuat hubungan antara peserta didik sendiri, menciptakan

dan mengorganisasikan untuk diaplikasikan pada masa depan. Peserta didik

dalam inkuiri didorong untuk dapat memecahkan masalah secara mandiri dan

kompeten.22

Pembelajaran inquiry dimulai ketika peserta didik disajikan dengan

masalah dan beberapa saran dan alat untuk menemukan jawabannya

permasalahan. Peserta didik berjuang dengan bantuan dari guru, melalui

masalah sampai peserta didik mencapai jawaban peserta didik setelah dibangun

sendiri. Guru akan relatif diam, membiarkan sikap peserta didik rasa ingin tahu

dan bekerja keras dalam membimbing peserta didik.23

Jadi, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran inkuiri merupakan proses pembelajaran mengkontruksi

sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam

pembelajarannya dan kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki

sesuatu.

c. Macam-Macam Model Inkuiri

Terdapat empat tingkat inkuiri sesuai dengan tingkat bimbingan guru

yaitu:24

1. Confirmation inquiry, hal ini didasarkan pada konfirmasi atau verifikasi

hukum dan teori-teori. Konfirmasi dimulai dari pelaksanaan inkuiri, ketika

guru bertujuan untuk mengembangkan pengamatan percobaan dan

kemampuan analisis peserta didik. Ketika melakukan eksperimen, peserta

didik mengikuti petunjuk dari bimbingan guru.

2. Structured inquiry, guru secara signifikan mempengaruhi penyelidikan pada

tingkat ini dan membantu peserta didik dengan mengajukan pertanyaan dan

22

Josef Trna, dkk, Implementation of Inquiry-Based Science Education in Science

Teacher Training, Journal Of Educational and Instructional Studies in the World November 2012,

Volume: 2 Issue: 4 Article: 23, h.200 23

Barbara Neuby, Inquiry Teaching in the College Classroom, the Journal of Effective

Teaching, Vol. 10, No. 1, 2010, h.5 24

Josef Trna, dkk, Op.Cit., h.201

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

13

memberikan bimbingan. Peserta didik mencari solusi (jawaban) melalui

penyelidikan dan memberikan penjelasan berdasarkan bukti yang telah

peserta didik kumpulkan. Prosedur eksperimen dijelaskan oleh guru, tetapi

hasilnya tidak diketahui sebelumnya. Peserta didik menunjukkan kreativitas

peserta didik dalam menemukan hukum. Namun, dalam penelitian peserta

didik melakukan atas instruksi guru. Tingkat inkuiri ini sangat penting untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan penyelidikan

tingkat tinggi.

3. Guided inquiry, tingkat ketiga inkuiri ini mengubah peran guru secara

dramatis. Guru menjadi panduan peserta didik. Guru bekerja sama dengan

peserta didik dalam mendefinisikan pertanyaan dalam penelitian (masalah)

dan memberikan masukan tentang prosedur dan pelaksanaan. Peserta didik

sendiri menyarankan prosedur untuk memverifikasi pertanyaan

penyelidikan sendiri menyarankan prosedur untuk memverifikasi

pertanyaan penyelidikan dan selanjutnya peserta didik mencari solusi.

Peserta didik didorong oleh guru jauh lebih sedikit daripada di dua tingkat

sebelumnya, yang secara radikal meningkatkan tingkat kemandirian.

4. Open inquiry, ini tingkat tertinggi inkuiri dibangun di atas tiga tingkat

penyelidikan sebelumnya dan itu menyerupai penelitian ilmiah yang nyata.

Peserta didik harus dapat mengatur pertanyaan penyelidikan peserta didik,

metode dan prosedur penelitian, catatan dan menganalisis data dan menarik

kesimpulan dari bukti. Hal ini memerlukan tingkat tinggi pemikiran ilmiah

dan tuntutan tinggi kognitif pada peserta didik, sehingga berlaku untuk

peserta didik berbakat.

2. Model Pembelajaran Guided Inquiry

a. Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry

Model temuan terbimbing (guided inquiry) adalah suatu pembelajaran

dimana guru memberikan topik kepada peserta didik dan memandu peserta

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

14

didik untuk memahami topik tersebut.25

Sedangkan menurut Roos inkuiri

terbimbing adalah pembelajaran yang direncanakan dengan hati-hati, diawasi

dan ditargetkan dari tim instruksional pustakawan sekolah dan guru kepada

peserta didik, dipandu melalui kurikulum berbasis unit penyelidikan yang

mendalam dan pemahaman yang mendalam dari topik peserta didik.26

Model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry), merupakan

suatu model pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan penyelidikan dan

menjelaskan hubungan antara objek dan peristiwa. Bentuk pembelajaran

inkuiri terbimbing berupa memberi motivasi kepada peserta didik untuk

menyelidiki masalah-masalah yang ada dengan menggunakan cara-cara

keterampilan ilmiah dalam rangka mencari penjelasan-penjelasannya.27

Menurut Carol, inkuiri terbimbing adalah direncanakan, ditargetkan, diawasi

intervensi selama proses penyelidikan dan memberikan wawasan tentang

bagaimana untuk membimbing peserta didik dalam proses penyelidikan.28

Proses guided inquiry dimulai dengan open penyelidikan untuk menarik

perhatian peserta didik, membuat peserta didik berpikir, dan membantu peserta

didik membuat koneksi dengan dunia peserta didik di luar sekolah. Berikutnya

adalah membangun latar belakang pengetahuan yang cukup untuk

menghasilkan beberapa ide menarik untuk penyelidikan. Kemudian jelajahi

ide-ide penting, otentik untuk menarik pertanyaan penyelidikan. Selanjutnya,

berhenti sejenak untuk mengidentifikasi dan menjelaskan artikulasi pertanyaan

pertanyaan sebelum mengumpulkan informasi. Setelah mengumpulkan,

25

Paul Eggen dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran. (Jakarta: PT Indeks,

2012), h. 177 26

Ross J. Todd, et. all., A toolkit and Handbook For Tracking and Assessing Student

Learning Outcomes of Guided Inquiry Through The School Library. (Rutgers University: Institute

for Museum and Library Service, 2005), h. 8. 27

Ni Putu Marheni, dkk., “Studi Komparasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan

Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Peserta

didik pada Pembelajaran Sains SMP”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Ganesha, 4,

2014, h. 2. 28

Carol Collier Kuhlthau, Guided Inquiry: School Libraries in the 21st Century, School

Libraries Worldwide, 2010, Volume 16, Number 1, h. 20

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

15

membuat dan berbagi apa yang peserta didik telah pelajari dan kemudian

mengevaluasi untuk merefleksikan isi dan proses dan menilai prestasi belajar.29

Tugas guru dalam inkuiri terbimbing lebih seperti memancing peserta

didik untuk melakukan sesuatu. Guru datang ke kelas dengan membawa

masalah untuk dipecahkan oleh peserta didik, kemudian dibimbing untuk

menemukan cara terbaik dalam memecahkan masalah tersebut.30

b. Karakteristik Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) terbagi ke dalam 6 karakteristik yang

dapat dilihat, yaitu:31

1) Peserta didik belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman. John dewey

menggambarkan pembelajaran sebagai proses aktif individu, bukan sesuatu

dilakukan untuk seseorang tetapi lebih kepada sesuatu itu dilakukan oleh

seseorang. Dewey sangat menekankan pembelajaran Hands on (berdasar

pengalaman) dan menganggap pengalaman dan inkuiri (penemuan) sangat

penting dalam pembelajaran bermakna.

2) Peserta didik belajar berdasarkan pada apa yang peserta didik tahu.

Pengalaman masa lalu dari pengertian sebelumnya merupakan bentuk dasar

untuk membangun pengetahuan baru. Menurut Ausubel faktor terpenting

dalam mempengaruhi pembelajaran adalah melalui dari apa yang peserta

didik tahu.

3) Peserta didik mengembangkan rangkaian berpikir dalam proses

pembelajaran melalui bimbingan. Rangkaian berpikir kearah yang lebih

tinggi memerlukan proses mendalam yang membawa kepada seluruh

pemahaman. Proses yang mendalam memerlukan waktu dan memerlukan

motivasi yang dikembangkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang otentik

29

Emerita dan Rutgers, Children’s Reading in Guided Inquiry, International Reading

Literacy Symposium, University of Tokyo, Japan, 2013. 30

Khoirul Anam, Op.Cit., h.17 31

Carol C. Kuhltau dan Ross J. Todd, Guided Inquiry: A Framework for Learning

Through School Libraries in 21st century school, h.7. Diakses dari

http://www.ibrarian.net/navon/paper/Guided_Inquiry__A_framework_for_learning_through_.pdf

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

16

mengenai objek yang telah digambarkan dari pengalaman dan

keingintahuan peserta didik.

4) Perkembangan peserta didik terjadi secara bertahap. Peserta didik

berkembang melalui tahap perkembangan kognitif, kapasitas peserta didik

untuk berpikir abstrak ditingkatkan oleh umur. Perkembangan ini meliputi

kegiatan berpikir, tindakan, refleksi, menemukan dan menghubungkan ide,

membuat hubungan, mengembangkan dan mengubah pengetahuan

sebelumnya, kemampuan serta sikap dan nilai.

5) Peserta didik mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran. Peserta

didik belajar melalui semua pengertiannya. Peserta didik menggunakan

seluruh kemampuan fisik, mental dan sosial untuk membangun pemahaman

yang mendalam mengenai dunia dan apa yang hidup di dalamnya.

6) Peserta didik belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain. Peserta

didik hidup di lingkungan sosial dimana peserta didik terus menerus belajar

melalui interaksi dengan orang lain di sekitar peserta didik. Orang tua,

teman, saudara, guru, kenalan dan orang asing merupakan bagian dari

lingkungan sosial yang membentuk pembelajaran lingkungan dimana

peserta didik membangun pemahaman yang bermakna. Vygotsky

berpendapat bahwa perkembangan proses hidup bergantung pada interaksi

dan pembelajaran sosial beperan penting untuk perkembangan kognitif.

c. Tahap-Tahap Model Pembelajaran Guided Inquiry

Terdapat tujuh langkah kegiatan inkuiri terbimbing (Guided Inquiry),

yaitu:32

1. Inisiasi, guru memulai proses penyelidikan dengan menjelaskan materi yang

akan dipelajari dengan cara membangun pemikiran peserta didik. Guru

memotivasi peserta didik sebelum memulai topik pelajaran dengan harapan

peserta didik tidak merasa tertekan dalam mempelajari materi.

32

Carol Collier Kuhlthau, et. all., Guided Inquiry Learning in the 21st Century, (London:

Libraries Unlimited, 2007). h..18

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

17

2. Seleksi, peserta didik memilih topik secara umum dan menyiapkan

pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari. Topik-topik tersebut dapat

dipilih berdasarkan kepentingan pribadi, persyaratan tugas informasi yang

tersedia dan waktu yang diberikan.

3. Eksplorasi, peserta didik mencari informasi materi pelajaran dan

mengidentifikasi cara yang mungkin dapat dilakukan dari berbagai sumber.

Bagi kebanyakan peserta didik, ini adalah tahap yang paling sulit dari proses

penelitian.

4. Formulasi, pada tahap ini, peserta didik diberikan waktu untuk membentuk

informasi umum yang peserta didik temukan dalam berbagai konsep.

Peserta didik perlu mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi yang

didapat menjadi satu-kesatuan yang terfokus.

5. Koleksi, setelah membentuk konsep peserta didik harus dapat memperluas

materi dalam pengetahuan atau pemahaman yang baru. Kepercayaan diri

dapat meningkatkan minat dan mengembangkan keahlian peserta didik.

6. Presentasi, tahap ini adalah puncak dari proses penyelidikan, peserta didik

berbagi informasi yang didapat dengan orang lain. Kegiatan ini membentuk

dasar penyelidikan untuk menilai informasi yang salah.

7. Penilaian, pada tahap ini peserta didik dan guru menilai apa yang telah

dipelajari. Tahap ini adalah tahap merefleksikan proses penyelidikan untuk

mengevaluasi proses yang telah dilakukan. Tahap ini merupakan

kesempatan untuk merefleksikan proses secara keseluruhan.

Sintaks untuk model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat disajikan

pada seperti pada tabel 2.1 berikut:33

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menurut Made

Wena

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siwa

1. Penyajian

Masalah

Menyajikan

permasalahan

Memahami dan

mencermati permasalahan

dari berbagai aspek

33

Made Wena, Op,Cit., h.80

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

18

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siwa

Menjelaskan prosedur

atau langkah langkah

inkuiri

Memahami prosedur atau

langkah-langkah inkuiri

2. Pengumpulan

Data verifikasi

Membimbing peserta

didik untuk

mengumpulkan informasi

Melakukan pengumpulan

informasi atau data

Membimbing cara-cara

mencari atau

pengumpulan data

Melakukan pengumpulan

data

Membimbing cara-cara

mentabulasi data

Melakukan tabulasi atau

penataan data

Membimbing

mengklasifikasi data

Mengklasifikasikan data

sesuai dengan kategorisasi

permasalahan

3. Pengumpulan

data

eksperimentasi

Membimbing peserta

didik melakukan

eksperimen

Melakukan eksperimen

Membimbing peserta

didik mengatur data atau

variabel

Melakukan pengaturan

data atau pengontrolan

variabel yang selanjutnya

dilakukan eksperimen atau

uji coba

Membimbing dan

mengarahkan

pertanyaan-pertanyaan

peserta didik

Mengajukan pertanyaan-

pertanyaan terkait dengan

eksperimen yang

dilakukan

Membimbing peserta

didik mengamati

perubahan yang terjadi

Mencatat dan

menganalisis hasil

eksperimen

Menumbuhkan dan

meningkatkan interaksi

antarpeserta didik

Berinteraksi dan bekerja

sama sesama anggota

kelompok dalam

menyelesaikan tugas-tugas

pembelajaran

4. Organisasi data

dan formulasi

kesimpulan

Membimbing peserta

didik melakukan

penataan data atau hasil

eksperimen

Melakukan penataan atau

interpretasi terhadap hasil

eksperimen atau uji coba

Membimbing peserta didik

untuk membuat suatu

kesimpulan

Membuat kesimpulan

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

19

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siwa

5. Analisis proses

inkuiri

Membimbing peserta didik

untuk memahami pola-

pola penemuan yang telah

dilakukan

Memahami atau

memerhatikan pola-pola

penemuan atau

eksperimen yang telah

dilakukan

Membimbing peserta didik

menganalisis tahap-tahap

inkuiri yang telah

dilaksanakan

Menganalisis tahap-

tahap inkuiri yang telah

dilakukan

Membimbing peserta didik

melihat kelemahan-

kelemahan atau kesalahan-

kesalahan yang mungkin

terjadi

Menganalisis kelemahan

atau kesalahan yang

mungkin terjadi dalam

proses eksperimen

Terdapat lima tahapan pembelajaran inkuiri yang dapat dilihat pada Tabel

2.2 berikut:34

Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menurut

Trianto

Fase Perilaku Guru

1. Menyajikan pertanyaan

atau masalah

Guru membimbing peserta didik

mengidentifikasi masalah dan masalah

dituliskan di papan tulis.

Guru membagi peserta didik dalam kelompok

2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada peserta

didik untuk curah pendapat dalam

membentuk hipotesis.

Guru membimbing peserta didik dalam

menentukan hipotesis yang relevan dengan

permasalahan dan memprioritaskan hipotesis

mana yang menjadi prioritas penyelidikan

34

Trianto Ibnu Badar Al-Tabani, Op.Cit., h. 86

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

20

Fase Perilaku Guru

3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada peserta

didik untuk menentukan langkah-langkah

yang sesuai dengan hipotesis yang akan

dilakukan.

Guru membimbing peserta didik

mengurutkan langkah-langkah percobaan.

4. Melakukan percobaan

untuk memperoleh

informasi

Guru membimbing peserta didik

mendapatkan informasi melalui percobaan.

5. Mengumpulkan data dan

menganalisis data

Guru memberi kesempatan pada tiap

kelompok untuk menyampaikan hasil

pengolahan data yang terkumpul.

6. Membuat kesimpulan Guru membimbing peserta didik dalam

membuat kesimpulan.

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

(guided inquiry)

Mengimplementasikan model pembelajaran inkuiri terbimbing sering

ditemukan kelebihan dan kekurangan yang menjadi kendala dalam sebuah

pembelajaran. Beberapa kelebihan dan kekurangan tersebut antara lain:35

Kelebihan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) antara

lain: 1)Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran dianggap lebih bermakna,

2)Memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya

belajar masing-masing, 3)Dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi

belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku

berkat adanya pengalaman, 4)Dapat melayani kebutuhan peserta didik yang

memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya peserta didik yang memiliki

35

Wina Sanjaya, Op.Cit., 208

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

21

kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh peserta didik yang lemah

dalam belajar.

Kekurangan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry)

antara lain: 1)Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik, 2)Sulit

dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan

peserta didik dalam belajar,3)Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya

memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sering kesulitan dalam

menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

3. Metode Pembelajaran Peer Instruction

Peer Instruction (PI) adalah teknik pengajaran interaktif yang melibatkan

para peserta didik untuk berinteraksi dan menangani aspek yang sulit dalam

materi pembelajaran. Dengan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk

membahas konsep pembelajaran di dalam kelas. PI memungkinkan peserta

didik untuk belajar satu sama lain. PI memfasilitasi rekan belajarnya dengan

memungkinkan peserta didik untuk membahas konsep dalam kelas.36

Peer Instruction (PI) adalah teknik sederhana dan efektif yang dapat

digunakan untuk membuat pembelajaran lebih interaktif, lebih menarik, dan

lebih efektif dalam belajar. Hal ini mudah dan sederhana untuk diterapkan, dan

memberikan umpan balik yang berguna untuk kedua peserta didik dan guru.37

Dan menurut Aina Peer Instruction (PI) adalah pendagogi yang kekuatannya

terletak pada interaksi kelas antara guru dan peserta didik dan juga antara

peserta didik dan peserta didik. PI tidak bisa berhasil tanpa interaksi sosial di

dalam kelas, dan itulah sebabnya konstruktivisme sosial yang terbaik untuk PI.

untuk mengoreksi jawaban di PI peserta didik harus mampu meyakinkan

jawaban satu sama lain.38

36

Natalie Rowley and Jon Green, Just-in-time Teaching and Peer Instruction in the

Flipped Classroom to Enhance Student Learning, Journal of Education in Practice, Vol. 2 No. 1,

November 2015, h.14 37

Sam Butchart and Toby Handfield, Using Peer Instruction to teach Philosophy, Logic

and Critical Thinking, Teaching Philosophy Journal, Monash University, h.1 38

Aina, Jacob Kola & Keith Langenhoven, Teaching Method in Science Education: The

Need for a Paradigm Shift to Peer Instruction (PI) in Nigerian Schools. International Journal of

Academic Research and Reflection Vol. 3, No. 6, 2015, h.8

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

22

Peer Instruction (PI) memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk

mengasah kemampuan peserta didik dalam mendengarkan dan

mengembangkan argumen yang solid. Terlepas dari materi pelajaran, PI

memungkinkan peserta didik untuk menciptakan pengetahuan melalui diskusi

dan menjadi peserta aktif yang disiplin. PI menyediakan lingkungan yang

terstruktur bagi peserta didik untuk menyuarakan keyakinan peserta didik dan

menyelesaikan kesalahpahaman dengan berbicara dengan rekan-rekan peserta

didik.39

Peer Instruction (PI) telah terbukti memiliki efek positif pada

keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Namun, banyak model yang

dirancang untuk menggabungkan peer instruction ke dalam pengalaman

peserta didik. Dalam metode ini, peserta didik disajikan dengan pertanyaan dan

berdiskusi dengan rekan-rekan peserta didik. Metode ini meningkatan

pemahaman konseptual peserta didik dan keterampilan pemecahan masalah.40

Tujuan dari PI adalah untuk mengubah lingkungan belajar secara aktif

melibatkan peserta didik dan memfokuskan perhatian peserta didik pada

konsep yang mendasari. Gambaran implementasi PI di kelas sebagai berikut:41

1) Mengajukan pertanyaan, 2) Peserta didik diberi waktu untuk berpikir, 3)

Peserta didik mencatat jawaban individu, 4) Kerabat peserta didik membahas

jawaban peserta didik, 5) Peserta didik mencatat jawaban yang direvisi, 6)

Umpan balik dari guru 7) Menjelaskan jawaban yang benar.

Proses tes konsep pada peer instruction dapat dilihat pada gmbar 2.1 sebagai

berikut:42

39

Ibid., h.10 40

Barry Ryan, dkk, Student Attitudes to an Online, Peer-instruction,Revision Aid in

Science Education, article School of Food Science and Environmental Health, h.2 41

Aina, Jacob Kola & Keith Langenhoven, Op.Cit., h.11 42 Natalie Rowley and Jon Green, Lok.Cit., h.16

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

23

Gambar 2.1 Proses Implementasi tes konsep-Peer Instruction

Untuk melaksanakan ConcepTests, guru memberikan topik pembelajaran

kepada peserta didik. Guru memberikan ConcepTest dan peserta didik

menjawab sesuai dengan waktu yang diberikan. Jika 30-70% peserta didik

menjawab dengan benar maka guru meminta peserta didik untuk beralih ke

temannya dan mendiskusikan jawabannya dengan berpasangan atau kelompok

kecil. Kemudian guru bergerak di sekitar kelas meminta peserta didik untuk

diskusi aktif dan mengarahkannya. Selanjutnya guru menjelaskan jawaban

yang benar. Jika jawaban >70% maka guru langsung memberikan jawaban

yang benar dan berpindah ke topik yang baru.

4. Pengetahuan Metakognitif

Metakognitif didefinisikan sebagai kesadaran dan menajemen dari proses

dan produk kognitif yang dimiliki seseorang, atau secara sederhana disebut

sebagai “berpikir mengenai berpikir”.43

Menurut Noushad, metakognitif adalah

kesadaran tentang keterampilan, strategi, dan kemampuan yang diperlukan

untuk melakukan tugas secara efektif dan kemampuan untuk menggunakan

mekanisme regulasi diri untuk memastikan keberhasilan dalam sebuah tugas.44

Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan tingkat tinggi yang digunakan

untuk memonitor dan mengatur proses pengetahuan seperti penalaran,

pemahaman mengatasi masalah, belajar dan sebagainya.45

43

Heru Astikasari Setya Murti, Metakognisi dan Theory of Mind (TOM), Jurnal

Psikologi Pitutur, Volume I, No 2, 2011, h.53 44

Noushad, Cognitions About Cognitions: The Theory of Metacognition, Lecture,

Farook Training College, h.4 diakses dari http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED502151.pdf. 45

Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta: GP Press

Group, 2013) h.31

Penjelasan

singkat

Tes konsep:

Peserta didik

memilih

Jawaban yang

benar <30%

Jawaban yang

benar 30-70%

Jawaban yang

benar >70%

Penjelasan

konsep

Diskusi

dengan rekan

Penjelasan

Peserta didik

Memilih lagi

Pindah ke

topik baru

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

24

Metakognitif adalah pengetahuan dan keyakinan akan kognitif diri

sendiri, serta kesadaran berpikir tentang kognisinya sehingga berusaha untuk

meningkatkan proses belajar.46

Metakognitif adalah kesadaran berpikir tentang

apa yang diketahui dan tidak diketahui.47

Dari pendapat-pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa metakognitif adalah pengetahun tentang kognisi diri sendiri

atau kemampuan menilai diri sendiri.

Metakognitif merupakan bagian turunan dari proses pembelajaran.

Peserta didik belajar lebih baik ketika peserta didik memiliki waktu dan

keterampilan untuk memahami maksud dari pelajaran dan menilai kemampuan

pembelajaran peserta didik. Bukan hanya berfokus pada subjek konten, peserta

didik perlu merenungkan bagaimana peserta didik memahami konsep melalui

berpikir, keterampilan sosial dan strategi pembelajaran. Ketika peserta didik

mengetahui kekuatan peserta didik dan kelemahan dalam belajar, peserta didik

dapat fokus pada keterampilan dan strategi yang paling bermanfaat bagi peserta

didik. Metakognitif juga menumbuhkan keterampilan memecahkan masalah

dan pemahaman konsep yang lebih dalam.48

Metakognitif berhubungan dengan pengetahuan peserta didik tentang

berpikir peserta didik sendiri dan kemampuan peserta didik menggunakan

strategi-strategi belajar tertentu dengan tepat.49

Pentingnya metakognitif

ditunjukkan dengan hubungan mengukur kemampuan dan prestasi peserta

didik. Peserta didik yang mengatur kemampuan pembelajaran atau memiliki

pengetahuan metakognitif lebih canggih tampil lebih baik di sekolah. Selain

itu, proses pengetahuan metakognitif memainkan peran penting untuk

memunculkan kesulitan belajar peserta didik.50

Salah satu cara untuk melihat

metakognitif adalah menggunakan aspek kemampuan berpikir dengan

46

Jeanne Ellis Omrod, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Erlangga, 2008) h.369 47

Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam

Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 149 48

Alberta, Metacognition, h.1 diakses dari

http://www.learnalberta.ca/content/kes/pdf/or_ws_tea_elem_04_metacog.pdf. 49

Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Op.Cit., h. 149 50

Marion Händel, et all, Assessment of metacognitive knowledge in students

with special educational needs, Metacognition Learning (2014) 9:333–352, h.334

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

25

mengelola memori pemikirannya sehingga menghasilkan hasil yang

diinginkan.51

Pengetahuan metakognitif mengacu pada berapa banyak peserta didik

yang memahami tentang cara memproses informasi ketika mengerjakan tugas-

tugas. Pengetahuan metakognitif ini relatif stabil dan berkembang, karena

mengharuskan peserta didik untuk mempertimbangkan proses kognitif peserta

didik sendiri.52

Sasaran metakognitif mengacu kepada pribadi peserta didik, maka dari

itu peserta didik harus mampu untuk mengembangkan potensi dirinya dengan

cara: Mampu mengarahkan diri untuk memulai proses belajar, mampu

merefleksikan diri dengan mereview sasaran, tujuan dan luaran pembelajaran

yang baru dan mampu mengevaluasi diri dengan menilai pertanyaan dan

memecahkan masalah yang dihadapinya.53

Menurut Patcharee Rompayom kategori dan definisi pengetahuan

metakognitif terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Pengetahuan Deklaratif yaitu mengacu pada pengetahuan tentang informasi

atau sumber yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas. Pengetahuan

tersebut tentang: a) Tentang tujuan dari tugas tersebut (apa tujuan dalam

melakukan tugas tersebut). b) Tentang tuntutan tugas (sumber apa dan

langkah-langkah yang diperlukan untuk memecahkan masalah). c) Tentang

sifat tugas (berkaitan dengan apa tugas tersebut)

2. Pengetahuan Prosedural yaitu pengetahuan atau keyakinan diri sendiri

tentang tugas yang diberikan. Dan sebuah persepsi dari individu tentang

bagaimana kapasitas seseorang melakukan sesuatu.

3. Pengetahuan Kondisional yaitu pengetahuan tentang kapan dan mengapa

menggunakan strategi untuk memecahkan masalah. Pengetahuan tentang

51

Wowo Sunaryo, Taksonomi Berpikir, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2001) h. 24 52

Liesje De Backer, et all, Exploring The Potential Impact Of Reciprocal Peer

Tutoring on Higher Education Students’ Metacognitive Knowledge and Regulation, springer Instr

Sci (2012) 40:559–588, h.560 53

Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Op.Cit., 151

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

26

situasi di mana peserta didik dapat menggunakan keterampilan, algoritma,

teknik, dan metode. 54

pengetahuan metakognitif terbagi menjadi tiga yaitu:55

1. Pengetahuan Strategi adalah pengetahuan tentang stategi dalam belajar dan

cara dalam memecahkan suatu masalah. Pengetahuan strategi digunakan

peserta didik untuk mengingat, mencari atau memahami pelajaran.

2. Pengetahuan tentang Tugas Kognitif, ini meliputi pengetahuan proseduran

dan pengetahuan kondisional. Pengetahuan prosedural merupakan langkah-

langkah atau strategi yang digunakan peserta didik untuk belajar dengan

baik. Sedangkan pengetahuan kondisional adalah pengetahuan tentang

situasi dimana peserta didik menggunakan keterampilannya.

3. Pengetahuan Diri, merupakan pengetahuan mengukur tentang kekuatan dan

kelemahan diri sendiri dalam belajar. Pengetahuan diri digunakan saat tidak

mengetahui sesuatu dan menggunakan strategi untuk mencari informasi

terkait yang dibutuhkan.

5. Pengetahuan Metakognitif dalam Inkuiri

Peserta didik harus memiliki keahlian metakognitif untuk mengendalikan

dan dalam melakukan penyelidikan (inkuiri), yaitu pengetahuan dan

kemampuan untuk mengatur diri sendiri. Tahap-tahap dalam model

pembelajaran inkuiri terbimbing telah mencerminkan aspek keterampilan

metakognitif. Fase penemuan masalah, perumusan masalah, mengajukan

hipotesis, dan merencanakan pemecahan masalah merupakan aspek

perencanaan dalam keterampilan metakognitif. Fase melaksanakan eksperimen,

melakukan pengamatan dan pengumpulan data, serta analisis data merupakan

aspek pemonitoran dalam keterampilan metakognitif. Fase penarikan simpulan

merupakan aspek pengevaluasian dalam keterampilan metakognitif. Hal ini

54

Patcharee Rompayom, Chinda Tambunchong, dkk, The Development of Metacognitive

Inventory to Measure Students’ Metacognitive Knowledge Related to Chemical Bonding

Conceptions, International Association for Educational Assessment (IAEA), 2010, h.3 55

Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,

Pengajaran dan Assesmen, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 83-89

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

27

menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing telah terintegrasi

dengan strategi metakognitif dan dapat digunakan untuk melatihkan

keterampilan metakognitif peserta didik.56

Peserta didik dapat mengelola inkuiri sendiri, maka peserta didik

memahami kapan, mengapa, dan bagaimana kemampuan ini terlibat dalam

rangkaian kerja inkuiri. Dan disebut sebagai "pengetahuan metakognitif untuk

tindakan" yaitu, pengetahuan tentang bagaimana seseorang mengatur dan

mengelola kognitif nya dan proses metakognitif dalam aplikasi. Dan

menggunakan meta-knowledge yaitu tentang proses inkuiri dalam

mengendalikan kognisi peserta didik.57

6. Konsep Biologi Mengenai Sistem Pencernaan

a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Konsep Sistem Pencernaan

Biologi merupakan suatu pembelajaran terkait fenomena alam atau

kehidupan di sekitar. Konsep sistem pencernaan pada manusia terdapat di kelas

XI semester1. Konsep sistem pencernaan pada manusia yang dipelajari di

tingkat SMA/ MA memiliki kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD)

yaitu:

1. Kompetensi Inti (KI)

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.

KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

56

Fitri Aprilia dan Bambang Sugiarto, Op.Cit., h.38 57

Barbara White, John Frederiksen and Allan Collins, The Interplay of Scientific Inquiry

and Metacognition: More than a Marriage of Convenience, Handbook of Metacognition in

Education, 2009, h.36

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

28

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar (KD)

3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada

sistem pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan

fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia.

4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam

berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap

individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan

b. Kajian Materi Konsep Sistem Pencernaan

Zat makanan terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan

vitamin. Secara umum, proses pencernaan makanan pada manusia melalui dua

tahap, yaitu pencernaan fisik (mekanis) dan pencernaan kimiawi. Pencernaan

fisik merupakan proses perubahan molekuk makanan yang berukuran besar

menjadi berukuran kecil. Pencernaan kimiawi adalah proses perubahan

molekul-molekuk bahan organik yang ada dalam bahan makanan dari bentuk

yang kompleks menjadi molekul lebih sederhana dengan bantuan enzim.

Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar yang

berhubungan dengan proses pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas rongga

mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Kelenjar

pencernaan dalam sistem pencernaan manusia, antara lain pankreas, dan hati.

Gangguan dan kelainan pada sistem pencernaan antara lain: malabsorpsi,

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

29

malnutrisis, keracunan makanan, konstipasi, peritonitis, apendisitis, parotitis,

diare, gastritis dan kanker lambung.58

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

yang penulis lakukan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Reny Pujiati

yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning

terhadap Pengetahuan Metakognitif menyatakan bahwa menggunakan model

PBL berpengaruh nyata terhadap ranah kompetensi pengetahuan metakognitif

peserta didik.59

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Siti Kholil Fatkhul Mu’minin dan

Utiya Azizah yang berjudul Keterampilan Metakognitif Peserta didik Melalui

Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi Asam Basa di SMAN 1 Pacet Kelas

XI menyatakan bahwa nilai keterampilan metakognitif peserta didik

berdasarkan tes berbasis keterampilan metakognitif pada planning skills pada

pertemuan 1, 2 dan 3 berturut-turut adalah 83,93; 86,25; 88,39 sedangkan pada

monitoring skills diperoleh nilai 86,79; 90,00; 92,86 dan pada evaluating skills

diperoleh nilai 78,93; 82,32; 82,68. Hal ini sesuai dengan hasil rata-rata nilai

angket inventori metakognitif yang diberikan pada pertemuan 1, 2 dan 3 yaitu

pada tahap planning skills diperoleh rata-rata nilai sebesar 81,53; 83,67; 84,90

sedangkan pada monitoring skills diperoleh nilai 82,14; 84,80; 85,92 dan pada

evaluating skills diperoleh nilai 76,67; 82,02; 83,57. Secara keseluruhan,

keterampilan metakognitif peserta didik dapat dikatakan terlatih dengan sangat

baik.60

Hery Cahya Kurniawan dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas

Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing terhadap Keterampilan Inkuiri,

58

Irnaningtyas, Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013, (Jakarta:

Erlangga, 2013), h.233 59

Reny Pujiati, “Pengaruh Penggunaan Model PBL (Problem Based Learning) terhadap

Pengetahuan Metakognitif Biologi pada Konsep Virus”. Skripsi pada Universitas Islam Negeri

Syarif Hidyatullah, Jakarta, 2015 h.64 tidak dipublikasikan 60

Siti Kholil Fatkhul Mu’minin dan Utiya Azizah, Keterampilan Metakognitif Peserta

didik Melalui Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi Asam Basa di SMAN 1 Pacet Kelas XI, UNESA Journal of Chemical Education Vol .3, 2014, h.67

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

30

Keterampilan Metakognisi dan Hasil Belajar Kognitif Peserta didik Kelas VIII

MTSN Panglungan menyatakan bahwa guided discovery learning model dapat

meningkatkan keterampilan proses inkuiri dan produk, keterampilan

metakognisi, dan hasil belajar kognitif peserta didik.61

Iin Nurfiah dan Bambang Sugiarto dalam penelitiannya yang berjudul

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok

Larutan Penyangga untuk Melatihkan Keterampilan Metakognitif Peserta

didik Kelas XI SMA menyatakan bahwa (1) Keterlaksanaan model pembelajarn

inkuiri terbimbing memperoleh kriteria sangat baik pada masing-masing

fasenya. (2) Keterampilan metakognitif peserta didik yang meliputi

keterampilan merencanakan memperoleh skor sebesar 3,94 dengan kategori A;

keterampilan memantau sebesar 3,78 dengan kategori A-; dan keterampilan

mengevaluasi sebesar 3,65 dengan kategori A-. (3) Persentase ketuntasan hasil

belajar peserta didik sebesar 94%. (4) Respon peserta didik terhadap penerapan

model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga untuk

melatihkan keterampilan metakognitif sebesar 97,2% dengan kriteria baik

sekali.62

Kanesa D. Seraphin dalam Metacognition as Means to increase The

Effectiveness of Inquiry-Based Science Education melalui penggunaan

pembelajaran inkuiri membantu meningkatkan pemahaman peserta didik

tentang proses ilmiah, kemampuan secara aktif terlibat dalam proses ilmiah

menggunakan metakognisi, serta konten pengetahuan peserta didik.

Keterampilan metakognitif melalui pembelajaran inkuiri membuat guru dan

61

Herry Cahya Kurniawan, dkk, “Efektivitas Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing

terhadap Keterampilan Inkuiri, Keterampilan Metakognisi dan Hasil Belajar Kognitif Peserta didik

Kelas VIII MTSN Panglungan”, Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015, h.117 62

Iin Nurfiah dan Bambang Sugiarto, “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Penyangga untuk Melatihkan Keterampilan Metakognitif

Peserta didik Kelas XI SMA”, Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454 Vol. 5,

No. 2, 2016, h.263

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

31

peserta didik dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

mengevaluasi kekuatan dan kelemahan dalam belajar.63

Patcharee Rompayom dalam penelitiannya yang berjudul The

Development of Metacognitive Inventory to Measure Students’ Metacognitive

Knowledge Related to Chemical Bonding Conceptions menyatakan bahwa

Inventory berfokus pada pengetahuan metakognitif yang termasuk deklaratif,

prosedural, dan kondisional. Persediaan terdiri dari 7 pertanyaan terbuka, dan

semua yang isinya terkait dengan konsep ikatan kimia. persediaan itu dites

dengan 68 peserta didik untuk meningkatkan bahasa yang digunakan dan

menganalisis keandalan kriteria penilaian. korelasi Pearsonnya adalah 0,79.

Kemudian, persediaan itu diberikan kepada 62 peserta didik kelas X yang

sudah belajar konsep-konsep tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

diskriminasi item tes 0,31-0,94, koefisien Cronbach alpha adalah 0,80. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa persediaan itu memenuhi syarat untuk

digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kemampuan metakognitif

peserta didik.64

Zrinka Ristić Dedić dalam Original scientific paper nya yang berjudul

Metacognitive Knowledge in Relation to Inquiry Skills and Knowledge

Acquisition Within a Computer-Supported Inquiry Learning Environment

menyatakan bahwa pengetahuan metakognitif peserta didik meningkat setelah

terlibat dalam mengerjakan tugas tersebut. Namun, banyak peserta didik

menunjukkan pengetahuan metakognitif nya kurang baik dalam postest nya

dan gagal menerapkan pengetahuan yang baru dicapai pada tugas

pengalihannya. Peserta didik yang memperoleh pengetahuan metakognitif

63

Kanesa D. Seraphin, Metacognition as Means to Increase the Effectiveness of Inquiry-

Based Science Education “Implementation of Guided Inquiry Learning Model on Buffer”, Science

Education International Vol.23, No.4, 2012, 366-382 h.378 64

Patcharee Rompayom, dkk” The Development of Metacognitive Inventory to Measure

Students’ Metacognitive Knowledge Related to Chemical Bonding Conceptions” Paper presented

at International Association for Educational Assessment (IAEA 2010), h.1

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

32

tinggi lebih berhasil dalam mengerjakan tugasnya daripada murid yang tidak

memperbaiki pengetahuan metakognitifnya.65

C. Kerangka Berpikir

Pengaruh arus globalisasi menyebabkan adanya tuntutan peningkatan

kualitas pendidikan di Indonesia. Pendidikan menjadi salah satu alternatif

untuk dapat mengembangkan pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki

peserta didik, karena hakikatnya tujuan pendidikan ialah penciptaan sebuah

lingkungan pembelajaran yang dapat mengembangkan bakat dan potensi yang

dimiliki peserta didik secara optimal. Salah satu upaya untuk meningkatkan

kualitas adalah dengan mengadakan perbaikan dalam proses pembelajaran salah

satunya dengan mengembangkan kurikulum.

Indonesia saat ini telah mengembangkan kurikulum 2013 yang bertujuan

untuk menyempunakan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum berbasis

kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan menyeimbangkan

antara hardskill dan softskill. Sehingga peserta didik dapat mengembangkan

potensi yang ada pada dirinya secara maksimal.

Standar kompetensi lulusan yang berlaku pada kurikulum 2013 yaitu

mencakup pada dimensi pengetahuan metakognitif. Pengetahuan metakognitif

yaitu pengetahuan dan keyakinan akan kognitif diri sendiri, serta kesadaran

berpikir tentang kognisinya sehingga berusaha untuk meningkatkan proses

belajar.

Pembelajaran IPA khususnya biologi merupakan salah satu mata

pelajaran wajib untuk semua tingkat pendidikan di sekolah dari jenjang sekolah

dasar hingga menengah atas. Hakikatnya tujuan proses pembelajaran IPA pada

masa kini yaitu hanya mempelajari IPA sebagai produk dan menghafalkan

konsep, teori dan hukum. Sehingga peserta didik lebih banyak menghafal

65

Zrinka Ristić Dedić, Metacognitive Knowledge in Relation to Inquiry Skills and

Knowledge Acquisition Within a Computer-Supported Inquiry Learning Environment, Original

scientific paper, Centre for Educational Research and Development, Institute for Social Research

in Zagreb

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

33

konsep dalam pembelajaran biologi. Akibatnya berdampak rendahnya

pemahaman peserta didik akan kesadaran berpikir tentang kognisinya.

Pengetahuan metakognitif merupakan kesadaran diri peserta didik

tentang apa yang ia ketahui dan tidak ketahui. Sehingga peserta didik dapat

menentukan strategi yang tepat untuk menyelesaikan tugas. Salah satu upaya

yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan metakognitif peserta

didik Indonesia tersebut adalah melalui inovasi model pembelajaran yang tepat

sasaran yaitu melalui penggunaan model pembelajaran inkuri terbimbing

(guided inquiry), namun model pembelajaran inkuiri terbimbing juga perlu

dengan penambahan yaitu diintegrasikan dengan peer instruction. Dengan peer

instruction peserta didik dapat menciptakan pengetahuan melalui diskusi dan

terjadinya pembelajaran yang aktif serta meningkatan pemahaman konseptual

peserta didik dan keterampilan pemecahan masalah. Hal ini berkaitan dengan

pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang stategi dalam belajar dan

cara dalam memecahkan suatu masalah.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

34

Kerangka pikir yang dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis Penelitian

Rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini yaitu “Terdapat pengaruh model pembelajaran guided

inquiry integrasi peer instruction terhadap pengetahuan metakognitif peserta

didik”.

Rendahnya pengetahuan metakognitif pada peserta didik di Indonesia

Kurangnya variasi model

pembelajaran

Menggunakan model yang

tepat dengan pembelajaran

Kurangnya keaktifan dan

pemahaman konsep peserta

didik

Membangun interaksi kelas

antara guru dan peserta didik

dan juga antara peserta didik

dan peserta didik

Pengaruh model pembelajaran

inkuiri terbimbing integrasi peer

instruction terhadap pengetahuan

metakognitif

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 34 Jakarta Jalan Margasatwa

Raya No.1 Pondok Labu Jakarta Selatan. Adapun waktu penelitian ini adalah pada

semester 2 bulan Januari tahun pelajaran 2016/2017.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian quasi

eksperiment (eksperimen semu). Quasi eksperiment merupakan metode dimana

peneliti tidak memungkinkan melakukan pengontrolan secara penuh terhadap

variabel penelitian.

Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-postest control group

design. Hal ini dikarenakan terdapat dua kelompok yang dipilih secara random.

Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut:1

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 - O2

Keterangan :

O1 : Pretest

X : Perlakuan pada kelas eksperimen

O2 : Postest

Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pertama adalah

kelompok eskperimen yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran

Guided Inquiry integrasi Peer Instruction dan kelompok kedua adalah kelompok

kontrol yang belajar dengan menggunakan pendekatan saintifik.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Pendekatan

Kualitatif dan R&D), (Bandung:Alfabeta, 2013), h.113

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

36

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Populasi target pada

penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 34 Jakarta pada semester genap tahun

ajaran 2016/2017, sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas XI SMAN

34 Jakarta pada semester genap tahun ajaran 2016/2017.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.3 Pengambilan

sampel secara acak dengan menggunakan simpel random sampling, yaitu

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada.4 Sampel yang terpilih

adalah kelas XI.MIPA.3 dan kelas XI.MIPA.4

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan ialah tes dan lembar

observasi.

1. Tes

Tes yang digunakan berupa pilihan ganda dan essay (pretest dan postets), siswa

diberikan 7 soal pilihan ganda untuk pengetahuan kognitif dan soal essay untuk

pengetahuan metakognitif.

2. Non Tes

a. Lembar observasi

Observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,

proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu

besar.5 Dalam penelitian ini lembar observasi digunakan untuk mengetahui

aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran berlangsung dan lembar observasi

kegiatan guru. Aktivitas siswa yang diamati ketika proses pembelajaran

disesuaikan dengan indikator-indikator model pembelajaran inkuiri terbimbing.

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), h.173 3 Ibid., h.174

4 Sugiyono., Op.Cit., h.120

5 Ibid., h.203

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

37

Untuk lebih jelasnya lembar observasi kegiatan siswa dan guru dapat dilihat

pada lampiran.

b. Wawancara

Wawancara yang digunakan adalah wawancara guru, dimana guru diberikan

beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan model pembelajaran dan

pengetahuan metakognitif.

c. Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dari skor hasil belajar

biologi siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar biologi pada pembahasan

sistem pencernaan berupa pretest dan posttest. Pengumpulan data dilakukan

dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

Tahapan pertama ditentukan kelas-kelas yang akan dijadikan kelompok

subjek penelitian serta menentukan kelas-kelas eksperimen yaitu yang diberi

perlakuan dengan pemberian model pembelajaran pembelajaran inkuiri

terbimbing integrasi peer instruction. Tahapan selanjutnya dilakukan pemberian

tes kemampuan awal (pretest) tentang konsep sistem pencernaan di kedua kelas,

kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki durasi waktu yang sama yaitu

3X45menit setiap pertemuan.

Tahapan awal kelas eksperimen yaitu tahap inisiasi di integrasikan dengan

peer instruction yaitu guru mengajukan pertanyaan konsep yang berkaitan dengan

materi pembelajaran yang akan disampaikan dan meminta peserta didik bersama

teman sebangkunya untuk mendiskusikan jawabannya kemudian guru membentuk

6 kelompok dan mendorong peserta didik untuk menemukan jawaban yang

berbeda dan guru menjelaskan jawaban yang benar. Setelah diberikan perlakuan

pada masing-masing kelas eksperimen maupun kelas kontrol selanjutnya

diberikan tes kemampuan akhir (posttest) tentang sistem pencernaan di kedua

kelas dengan soal yang sama..

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

38

E. Instrumen Penelitian

a. Tes

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati.6 Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini dalam bentuk tes objektif. Untuk mengukur kemampuan kognitif dan

metakognitif. Untuk mengukur kognitif siswa berupa tes objektif jenis pilihan

ganda sebanyak 7 soal yang terdiri dari 5 option yaitu a,b,c,d dan e yang diberikan

kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Tes yang diberikan untuk

mengukur ranah pengetahuan metakognitif adalah tes objektif jenis essay

sebanyak 3 soal untuk masing-masing nomor soal pilihan ganda. Ketiga soal

tersebut meliputi aspek pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural dan

pengetahuan kondisional. Soal tes objektif yang diberikan telah diuji validitas dan

reliabilitasnya. Untuk soal pengetahuan metakognitif dilakukan uji keterbacaan

pada peserta didik sebelum dilakukan validasi. Jika didapatkan jawaban yang

tidak sesuai dengan rubrik, maka dilakukan perubahan kalimat. Untuk kisi-kisi

instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan 3.3 berikut ini.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Konsep Sistem Pencernaan Bentuk Soal

Pilihan Ganda

Indikator Jenjang Kognitif Jumlah

Soal C3 C4 C5

Mengidentifikasi jenis-jenis

makanan berserta fungsinya

berdasarkan data

1*,2* dan

4

3

Mengumpulkan informasi

tentang pola makan dan menu

seimbang

12* dan 3 2

Menyelidiki informasi

mengenai fungsi organ-organ

pencernaan manusia

6*,7 dan

8*

5 4

Menentukan proses

pencernaan yang terjadi pada

organ pencernaan manusia

10* 9 11 3

Menganalisis gangguan atau

kelainan pada sistem

pencernaan

13*, 14 15 3

Keterangan: (*) soal yang digunakan

6 Ibid., h.148

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

39

Tabel 3.3 Hasil Instrumen yang Valid Pada Konsep Sistem Pencernaan

Bentuk Soal Essay

Indikator Deklaratif Prosedural Kondisional

Mengidentifikasi jenis-jenis

makanan berserta fungsinya

berdasarkan data

1*,2* dan 4* 1*,2 dan 4* 1*,2 dan 4*

Mengumpulkan informasi

tentang pola makan dan

menu seimbang

12 dan 3* 12 dan 3* 12* dan 3

Menyelidiki informasi

mengenai fungsi organ-organ

pencernaan manusia

5*, 6*,7 dan 8* 5, 6,7 dan 8* 5*, 6,7 dan 8

Menentukan proses

pencernaan yang terjadi pada

organ pencernaan manusia

9, 10*, 11 9, 10*, 11 9*, 10*, 11*

Menganalisis gangguan atau

kelainan pada sistem

pencernaan

13*, 14 dan 15 13*, 14 dan 15 13, 14* dan 15

Total Valid 9 7 8

Keterangan (*) : valid

b. Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian adalah lembar

observasi. Lembar observasi digunakan untuk menilai aktivitias peserta didik

selama proses pembelajaran baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Aspek

yang akan dinilai dalam lembar observasi seperti contoh kemampuan peserta didik

dalam melakukan uji coba zat makanan (pertemuan I) serta kegiatan uji enzim

ptialin (pertemuan II) dan gangguan pada sistem pencernaan (pertemuan III).

Untuk LKS pertemuan III menggunakan metode observasi. Data pada lembar

observasi ini akan digunakan sebagai data pendukung instrumen tes. Peer

Instruction digunakan dalam proses pembelajaran pada tahapan inisiasi karena

guru memulai proses penyelidikan dengan menjelaskan materi yang akan

dipelajari dengan cara membangun pemikiran peserta didik. Sehingga guru

mengajukan pertanyaan konsep yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang

akan disampaikan dan guru meminta peserta didik bersama teman sebangkunya

untuk mendiskusikan jawabannya.

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

40

F. Kalibrasi Instrumen

1) Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur.7 Tes disebut valid apabila memiliki tingkat ketepatan yang

tinggi dalam mengungkap aspek yang hendak diukur. Apabila dianggap

signifikan, artinya soal yang digunakan sudah valid. Sebaliknya jika artinya soal

tersebut tidak valid, maka soal tersebut harus direvisi atau tidak digunakan.

Adapun validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan

validitas konstruk. Pengukuran validitas soal dalam penelitian ini menggunakan

ANATES Versi 4.0.9, diperoleh data bahwa dari 15 soal pilihan ganda yang

diujikan terdapat 9 soal valid yang telah mewakili indikator pembelajaran yaitu

nomor 1, 2, 3, 6, 8, 10, 11, 12, 13 dan 14.

2) Uji Reliabilitas

Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang

tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur

yang akan diukur. Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka

yang disebut koefisien reliabilitas yang berkisar antara 0 sampai 1.8

Klasifikasi interpretasi uji reliabilitas adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Uji Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Interpretasi

0,81 - 1,00 Sangat Tinggi

0,61 - 0,80 Tinggi

0,41 - 0,60 Cukup

0,21 - 0,40 Rendah

0,00 - 0,20 Sangat Rendah

Hasil uji reliabilitas instrumen soal kognitif dan metakognitif yang menggunakan

ANATES versi 4.0.9. Untuk soal kognitif diperoleh 0,89 dengan kriteris tinggi,

sedangkan untuk soal metakognitif dapat dilihat pada Tabel 3.5 .

7 Ibid., h.173

8 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), h. 105

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

41

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Metakognitif

rhitung Pengetahuan

Metakognitif

rhitung Anates Kesimpulan

rhitung Pengetahuan

Deklaratif

0,83 Tinggi

rhitung Pengetahuan

Prosedural

0,78 Tinggi

rhitung Pengetahuan

Kondisional

0,74 Timggi

3) Tingkat Kesukaran

Mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau

sukar, maka dilakukan uji taraf kesukaran. Indeks kesukaran rentangannya dari

0,0 – 1,0. Artinya, angka indeks kesukaran itu paling rendah adalah 0,00 dan

paling tinggi adalah 1,00.9

Untuk menafsirkan tingkat kesukaran, digunakan ketentuan:10

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal

Nilai Kriteria Nomor Soal

0,00 - 0,25 Sukar 5, 10, 11 dan 12

0,26 - 0,75 Sedang 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9,

14 dan 15

0,76 - 1,00 Mudah 8 dan 13

Berdasarkan hasil perhitungan ANATES Versi 4.0.9 dari 15 soal kognitif yang

diujikan terdapat 4 soal sukar, 9 soal sedang dan 2 soal sangat mudah.

9 Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h.

371 10

Ahmad Sofyan, dkk, Op.Cit., h.103

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

42

4) Daya Beda

Daya beda butir pertanyaan merupakan suatu pernyataan tentang seberapa

besar daya sebuah butir soal dapat membedakan kemampuan antara peserta

kelompok tinggi dan kelompok rendah.11

Kriteria tolak ukur untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal terdapat pada tabel berikut: 12

Tabel 3.7 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Indeks

Diskriminasi Item

(D)

Interpretasi

Nomor soal

0,00 – 0,20 Jelek (poor) 4, 5 dan 9

0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory) 7 dan 15

0,41 – 0,70 Baik (good) 6,8, 10, 13

dan 14

0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent) 1, 2, 3, 11,

dan 12

Hasil uji daya pembeda yang telah dilakukan, dari 15 soal kognitif yang

diujicoba terdapat 5 soal baik sekali, 5 soal baik, 2 soal cukup dan 3 soal jelek.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi

sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan ialah uji liliefors, dengan

ketentuan sebagai berikut: 1) Terlebih dahulu data sampel diurutkan dari yang

terbesar hingga yang terkecil, 2) Kemudian nila Zi ditentukan dari tiap-tiap data

dengan rumus Zi = x

dengan Zi = bilangan baku, x = rata-rata, x = skor

baku, dan S = Standar deviasi total, 3) Setelah itu masing-masing nilai Zi

ditentukan besar peluangnya berdasarkan tabel Zi (F(zi)) dengan aturan jika Zi > 0,

11

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Kasara, 2006)

h.211 12

Ibid., h.218

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

43

maka F (Zi) = 0,5 + nilai tabel, namun jika Zi < 0, maka F (Zi) = 1 – (0,5 + nilai

tabel). 4) Selanjutnya proporsi Z1, Z2,….Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1

dihitung dengan rumus, S (Zi) =

Setelah

diperoleh hasilnya, selisih F (Zi) – S (Zi) dihitung untuk menentukan harga

mutlak dan diambil harga mutlak terbesar dari selisih tersebut (L0).13

Penerimaaan atau penolakan hipotesis nol dapat dilakukan dengan

membandingkan L0 dengan Lt (nilai kritis L yang diambil dari table sesua α yang

dipilih), sehingga dapat diambil kesimpulan apakah berasal dari distribusi normal

atau tidak dari kriteria berikut.

Jika L0 < Lt = H0 diterima, artinya sampel homogen/distribusi normal

Jika L0 > Lt = H0 ditolak, artinya sampel tidak homogen/distribusi tidak

normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan varians antara dua

keadaan atau populasi. Apabila hasil pengujian homogenitas menunjukan

kesamaan varians (homogen) berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol

memiliki kemampuan yang sama. Apabila variansnya homogen maka untuk uji

kesamaan dua rata-rata digunakan uji t dengan varians gabungan. Sebaliknya

apabila hasil pengujian homogenitas menunjukkan varians tidak homogen maka

untuk uji kesamaan dua rata-rata digunakan uji t dan tidak menggunakan varians

gabungan.

Uji homogenitas varians dua buah variabel independen dapat dilakukan

dengan uji F, langkah-langkah dalam uji Fisher adalah sebagai berikut14

:

a) Tentukan Hipotesis, H0 : =

, distribusi populasi mempunyai varians

yang sama atau homogen. Ha :

, distribusi populasi mempunyai

varians yang tidak sama atau tidak homogen. b) Menghitung nilai F dengan

rumus Fisher: F =

=

c) Menentukan pada derajat bebas

13

Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2015),

h.144 14

Ibid., h.162

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

44

dbpembilang (varians terbesar) = (n1-1) dan dbpenyebut (varians terkecil) = (n2–1),

dimana n adalah banyaknya anggota kelompok.

Kriteria pengujian :

Jika Fhitung Ftabel : Distribusi populasi mempunyai varians yang sama atau

homogen

Jika Fhitung Ftabel : Distribusi populasi mempunyai varians yang tidak sama atau

tidak homogen

3. Uji Hipotesis

Untuk sampel berdistribusi normal dan homogen, maka lakukan uji

parametric dengan statistik uji “t” dengan α 0,05. Uji hipotesisini dilakukan

melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok

control. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:15

thitung =

Dengan √(

(

Keterangan:

X1 : rerata skor kelompok eksperimen

X2 : rerata skor kelompok kontrol

n1 : jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

n2 : jumlah anggota sampel kelompok kontrol

S12

: varians kelompok eksperimen

S22

: varians kelompok kontrol

S : nilai varians gabungan

4. Uji N – Gain

Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest. Gain menunjukkan

peningkatan pemahaman/penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang

dilakukan guru. Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan

15 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h.239

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

45

bias penelitian, maka digunakan Normal Gain. Peningkatan pemahaman konsep

diperoleh N – Gain.16

g =

Terdapat tiga kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi:

g- tinggi : nilai (<g>) > 0,7

g- sedang : nilai 0,7 ≥ (<g>) ≥ 0,3

g - rendah : nilai (<g>) < 0,3

b) Hipotesis Statistik

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Ho :

Ha :

Keterangan :

rata-rata kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri

terbimbing integrasi peer instruction pada konsep sistem pencernaan.

rata-rata kelas kontrol yang menggunakan pendekatan saintifik pada konsep

sistem pencernaan.

Ho = tidak terdapat perbedaan pengetahuan metakognitif antara peserta didik yang

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction

dan pendekatan saintifik pada konsep sistem pencernaan.

Ha = terdapat perbedaan pengetahuan metakognitif antara peserta didik yang

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction

dan pendekatan saintifik pada konsep sistem pencernaan.

16

David E. Meltzer, Addendum to: The Relationship between Mathematic Preparation dan

Conceptual Learning Gains in Physic: a Possible – hidden Variable” in Diagnostic Pretest

Scores”, http://physic.iastate.edu/per/docs/Addendum _on_normalized_gain.pdf.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa

hasil pretest dan posttest. Gambaran mengenai data-data ini meliputi nilai rata-

rata, median, modus dan simpangan baku.

Data penelitian ini dilengkapi dengan data hasil belajar LKS serta hasil

observasi pengetahuan metakognitif peserta didik saat pembelajaran dengan

model inkuiri terbimbing integrasi peer instruction maupun pendekatan saintifik

diterapkan pada kelas eksperimen dan kontrol. Berikut ini disajikan hasil

perhitungan data pretest dan posttest baik sebelum maupun sesudah diberikan

perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi

peer instruction pada kelas eksperimen (XI MIPA 4) dan kontrol (XI MIPA 3) di

SMA Negeri 34 Jakarta.

1. Data hasil belajar pretest dan posttest (Kognitif dan Pengetahuan

Metakognitif) kelas eksperimen dan kelas kontrol

Berdasarkan hasil pretest dan posttest kognitif kelas eksperimen dan kelas

kontrol diperoleh perhitungan data pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest (Kognitif) Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Data Pretest Posttest

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Max 84 84 92 92

Min 52 52 68 68

Mean 69,54 67,25 83,25 79,75

Modus 68 52 92 84

Median 68 68 84 84

SD 11,25 10,19 8,353 7,587

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata pretest kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, rata-ratanya sebesar 69,54 sedangkan

pada kelas kontrol, rata-ratanya sebesar 67,25 dari data tersebut menunjukan

bahwa nilai kedua kelas (eksperimen dan kontrol) tidak mencapai kriteria. Dari

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

47

data tersebut dapat disimpulkan bahwa kognitif siswa terhadap materi sistem

pencernaan pada kedua kelas (eksperimen dan kontrol) masih cenderung rendah.

Rendahnya kognitif siswa dirasa wajar karena belum dilakukan kegiatan

pembelajaran berkaitan dengan konsep sistem pencernaan.

Rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 83,25 dan kelas kontrol rata-

ratanya sebesar 79,75. Dari data tersebut menunjukan persentase kriteria

ketuntasan minimal (KKM) pada kelas eksperimen sebesar 87,09% sedangkan

persentase kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada kelas kontrol sebesar

78,125%. Dari data tersebut menunjukan bahwa kognitif siswa terhadap materi

sistem pencernaan pada kedua kelas (eksperimen dan kontrol) mengalami

peningkatan dibandingkan sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran dapat dilihat

lebih jelas pada lampiran. Data hasil pretest dan posttest (pengetahuan

metakognitif) kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.2

sebagai berikut.

Tabel 4.2 Data Hasil Pretest dan Posttest (Pengetahuan Metakognitif) Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen

Data Pretest Posttest

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Max 48 36 71 64

Min 24 22 34 32

Mean 34,12 28,47 56,61 43,41

Modus 34 28 61 40

Median 34 28 54 47

SD 6,75 5.59 10,34 9.961

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata pretest kelas ekperimen

dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, rata-ratanya sebesar 34,12 sedangkan

pada kelas kontrol, rata-ratanya sebesar 28,47. Dari data tersebut menunjukan

bahwa nilai kedua kelas (eksperimen dan kontrol). Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan mekognitif siswa terhadap materi sistem

pencernaan pada kedua kelas (eksperimen dan kontrol) masih sangat rendah.

Rendahnya pengetahuan metakognitif siswa karena belum siswa belum pernah

diberikan soal pengetahuan metakognitif.

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

48

Hasil perhitungan postest kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata

sebesar 56,61. Sedangkan hasil perhitungan postes kelas kontrol mendapat nilai

rata-rata 43,41. Dari data tersebut menunjukan persentase nilai kelas eksperimen

yang mencapai diatas 50 sebesar 64,51% sedangkan persentase pada kelas kontrol

sebesar 43,75%. Dari data tersebut menunjukan bahwa pengetahuan metakognitif

siswa terhadap materi sistem pencernaan pada kedua kelas (eksperimen dan

kontrol) mengalami peningkatan dibandingkan sebelum dilakukan kegiatan

pembelajaran.

2. Data Uji N-Gain Pengetahuan Metakognitif dan Kognitif Pretest dan

Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Uji N-Gain bertujuan untuk melihat peningkatan yang terjadi pada peserta

didik sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Maka data statistik

N-Gain pengetahuan metakognitif pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat

pada Tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Data statistik N-Gain Pengetahuan Metakognitif

Kriteria Kelas

Eksperimen

Kategori Kelas

Kontrol

Kategori

Terendah 0,05 Rendah 0,03 Rendah

Tertinggi 0,53 Sedang 0,48 Sedamg

Rata-rata 0,37 Sedang 0,32 Sedang

Tabel 4.3 menunjukan perbedaan peningkatan nilai rata-rata pretest dan

postest. Hal ini terlihat dari nilai N-Gain terendah kelas eksperimen sebesar 0,05

dengan kategori rendah, N-Gain tertinggi kelas eksperimen sebesar 0,53 dengan

kategori sedang dengan rata-rata N-Gain kelas eksperimen 0,37 dengan kategori

sedang. Sedangkan nilai N-Gain terendah kelas kontrol sebesar 0,03 dengan

kategori rendah, N-Gain tertinggi kelas kontrol sebesar 0,48 dengan kategori

sedang dengan rata-rata N-Gain kelas kontrol 0,32 dengan kategori sedang.

Tabel 4.3 dapat terlihat nilai rata-rata N-Gain antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol memiliki kategori yang sama, akan tetapi peningkatan nilai berbeda,

ini dapat dilihat dari frekuensi peningkatan siswa. N-Gain siswa dikategorikan

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

49

dalam 3 kategori sesuai dengan rumus N-Gain sebagai berikut: <g> < 0,3 kategori

rendah , 0,3 <g> < 0,7 kategori sedang, <g> 0,7 kategori tinggi. Dari rumus

tersebut didapatkan kategori N-Gain siswa dengan frekuensi dalam persen (%)

yang terdapat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Data Presentase (%) N-Gain Pengetahuan Metakognitif Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kategori N-Gain Eksperimen Kontrol

Tinggi - -

Sedang 45,61 40,625

Rendah 54,83 59,375

Rata-rata 0,37 0,32

Tabel 4.4 menunjukan persentase N-Gain kelas eksperimen maupun kelas

kontrol yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer

instruction dan pendekatan saintifik yang berkategori tinggi tidak ada dikarenakan

peserta didik belum pernah diberikan soal pengetahuan metakognitif, kategori N-

Gain sedang sebanyak 17 peserta didik dengan persentase sebesar 45,61% dan

kategori N-Gain rendah sebanyak 14 peserta didik dengan persentase 54,83%.

Sedangkan persentase N-Gain pada kelas kontrol yang menggunakan pendekatan

saintifik yaitu kategori N-Gain sedang sebanyak 13 peserta didik dengan

persentase sebesar 40,625% dan kategori N-Gain rendah sebanyak 19 peserta

didik dengan persentase 59,375%. Untuk data statistik N-Gain sub-konsep

pengetahuan metkognitif pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada

Tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Hasil N-Gain (Pengetahuan Metakognitif) Sub-Konsep Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Data N-Gain Kelas

Eksperimen Kontrol

1 Pengetahuan Deklaratif 0,36 0,32

2 Pengetahuan Prosedural 0,31 0,26

3 Pengetahuan Kondisional 0,26 0,2

Tabel 4.5 menunjukan hasil N-Gain sub-konsep hasil belajar pengetahuan

metakognitif kelas eksperimen secara umum lebih besar dibandingkan dengan

kelas kontrol. Rata-rata N-Gain pengetahuan deklaratif kelas eksperimen mapun

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

50

kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan prosedural dan

pengetahuan kondisional. Rata-rata pengetahuan prosedural kelas eksperimen

sebesar 0,31 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol sebesar 0,26. Rata-

rata pengetahuan kondisional kelas eksperimen sebesar 0,26 lebih besar dari kelas

kontrol sebesar 0,2. Untuk data statistik N-Gain kognitif dapat dilihat pada Tabel

4.6 berikut.

Tabel 4.6 Data Statistik N-Gain Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Kriteria Kelas

Eksperimen

Kategori Kelas

Kontrol

Kategori

Terendah 0,25 Rendah 0,20 Rendah

Tertinggi 0,83 Tinggi 0,75 Tinggi

Rata-rata 0,54 Sedang 0,42 Sedang

Tabel 4.6 menunjukan terlihat perbedaan peningkatan nilai rata-rata pretest

dan postest. Hal ini terlihat dari nilai N-Gain terendah kelas eksperimen sebesar

0,25 dengan kategori rendah, N-Gain tertinggi kelas eksperimen sebesar 0,83

dengan kategori tinggi dengan rata-rata N-Gain kelas eksperimen 0,54 dengan

kategori sedang. Sedangkan nilai N-Gain terendah kelas kontrol sebesar 0,20

dengan kategori rendah, N-Gain tertinggi kelas kontrol sebesar 0,75 dengan

kategori tinggi dengan rata-rata N-Gain kelas kontrol 0,42 dengan kategori

sedang. Sedangkan presentase N-Gain siswa dalam persen (%) terdapat pada

Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Data Presentase N-Gain Pengetahuan Metakognitif Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kategori N-Gain Eksperimen

(%)

Kontrol (%)

Tinggi 12,9 6,25

Sedang 45,16 78,12

Rendah 41,9 15,625

Tabel 4.7 di atas menunjukan persentase N-Gain kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction

yaitu kategori tinggi sebanyak 4 peserta didik dengan presentase 12,9%, kategori

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

51

N-Gain sedang sebanyak 14 peserta didik dengan persentase sebesar 45,16% dan

kategori N-Gain rendah sebanyak 13 peserta didik dengan persentase 41,9%.

Sedangkan persentase N-Gain pada kelas kontrol yang menggunakan pendekatan

saintifik yaitu kategori tinggi sebanyak 2 peserta didik dengan presentase 6,25%,

kategori N-Gain sedang sebanyak 25 peserta didik dengan persentase sebesar

78,12% dan kategori N-Gain rendah sebanyak 5 peserta didik dengan persentase

15,625%.

3. Data Hasil Ketercapaian Belajar Kognitif (Sub-Konsep Pretest dan

Posttest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Untuk mengetahui ketercapaian persentase skor pretest dan posttest untuk

setiap sub-konsep sistem pencernaan kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat

pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Data Hasil Ketercapaian Belajar Kognitif (Sub-Konsep

Pretest dan Posttest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Sub Konsep Pretest Posttest

Eksperimen

(%)

Kontrol

(%)

Eksperimen

(%)

Kontrol

(%)

1. Jenis-jenis

makanan, pola

makan dan menu

seimbang

45,12 35,38 70,93 63,49

2.. fungsi organ-organ

pencernaan dan

proses pencernaan

manusia

37,60 35,38 65,55 55,16

3. Gangguan atau

kelainan pada

sistem pencernaan

70,96 68,75 90.32 90,62

Tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa hasil ketercapaian belajar kognitif

kelas eksperimen dan kelas kontrol pretest diketahui bahwa sub-konsep

pertemuan pertama mengenai jenis-jenis makanan dan pola makan dan menu

seimbang pada kelas eksperimen saat pretest sebesar 45,12 dan meningkat 25,81

poin posttest menjadi 70,93. Sedangkan pada kelas kontrol saat pretest sebesar

35,38 dan meningkat 28,11 poin saat posttest menjadi 63,49. Sedangkan pada

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

52

pertemuan kedua mengenai fungsi organ-organ pencernaan dan proses pencernaan

manusia pada kelas eksperimen saat pretest sebesar 37,60 dan meningkat 27,95

poin saat posttest menjadi 65,55. Sedangkan pada kelas kontrol saat pretest

sebesar 35,38 dan meningkat 19,78 poin saat posttest menjadi 55,16. Untuk

pertemuan ketiga mengenai gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan pada

kelas eksperimen saat pretest sebesar 70,96 dan meningkat 19,32 poin saat

posttest menjadi 90,32. Sedangkan pada kelas kontrol saat pretest sebesar 68,75

dan meningkat 21,87 poin saat posttest menjadi 90,62.

4. Presentase Aspek Pengetahuan Metakognitif

Untuk mengetahui ketercapaian persentase skor pretest dan posttest untuk

setiap aspek pengetahuan metakognitif kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat

pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Data Hasil Ketercapaian Aspek Pengetahuan Metakognitif

(Pretest dan Posttest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Pretest Posttest

Eksperimen

(%)

Kontrol

(%)

Eksperimen

(%)

Kontrol

(%)

Pengetahuan

Deklaratif

30,52 22,76 47,46 44,64

Pengetahuan

Prosedural

21,54 17,63 44,70 32,81

Pengetahuan

Kondisional

14,51 0,68 39,51 35,71

Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa dari 3 aspek pengetahuan metakognitif

yang diukur memiliki skor ideal yang berbeda. Untuk aspek pengetahuan

deklaratif (informasi atau sumber yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas)

dengan skor maksimum adalah 28, sehingga skor ideal per-siswa adalah 28. Nilai

rata-rata presentase postest pada kelas eksperimen untuk aspek pengetahuan

deklaratif sebesar 47,46%, sedangkan pada kelas kontrol lebih kecil yaitu sebesar

44,64%, artinya siswa kelas eksperimen lebih mampu mengungkapkan informasi

atau sumber yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas daripada kelas kontrol.

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

53

Nilai rata-rata untuk pengetahuan prosedural (cara dalam memecahkan suatu

masalah) pada kelas eksperimen sebesar 44,70%, sedangkan pada kelas kontrol

lebih sedikit yaitu 32,81%, artinya siswa pada kelas eksperimen lebih mampu

memiliki cara-cara dalam memecahkan suatu masalah. Sementara nilai rata-rata

aspek pengetahaun kondisional (kapan dan mengapa menggunakan strategi untuk

memecahkan masalah) pada kelas eksperimen sebesar 39,51%, sedangkan pada

kelas kontrol sebesar 35,71%, artinya siswa pada kelas eksperimen lebih mampu

mengetahui kapan dan mengapa menggunakan strategi untuk memecahkan

masalah.

5. Data Hasil Lembar Kerja Peserta Didik

a. Persentase Ketercapaian Pengetahuan Metakognitif pada LKPD Kelas

Eksperimen (guided inquiry integrasi peer instruction)

Kelas eksperimen LKPD yang digunakan dalam pembelajaran adalah

lembar kerja peserta didik berbasis inkuiri terbimbing integrasi peer instruction.

Untuk mengetahui ketercapaian pengetahuan metakognitif pada data hasil LKPD

selama proses pembelajaran kelas eksperimen baik pada pertemuan pertama,

kedua dan ketiga dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10 Persentase (%) Ketercapaian Pengetahuan Metakognitif pada

LKPD Kelas Eksperimen

No Indikator Metode Eksperimen Observasi

LKPD 1 LKPD 2 LKPD 3

1. Merumuskan Masalah 76,6 73,3 96,6

2. Membuat Hipotesis 76,6 66,6 60

3. Eksplorasi - - 80

3. Formulasi 95,2 96,6 -

4. Koleksi 55,8 78,13 -

5. Kesimpulan 76,6 73,30 80

Rata-rata 76,16 77,58 79,15

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

54

Tabel 4.10 di atas menunjukan persentase ketercapaian peserta didik setiap

pertemuan berdasarkan LKPD berbasis inkuiri terbimbing integrasi peer

instruction mengalami peningkatan rata-rata dari pertemuan pertama ke

pertemuan kedua dengan metode eksperimen yaitu 76,16% pada pertemuan

pertama terkait uji kandungan zat makanan menjadi 77,58% pada pertemuan

kedua terkait pengaruh enzim ptialin terhadap waktu dan pH dengan selisih

peningkatan 1,42%. Dan mengalami peningkatan rata-rata dari pertemuan kedua

ke pertemuan ketiga dengan metode observasi yaitu 79,15% terkait gangguan

sistem pencernaan dengan selisih peningkatan 1,57.

5. Hasil Observasi Kegiatan Guru

Observasi kegiatan guru ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui

keterlaksanaan pembelajaran menggunakan inkuiri terbimbing integrasi peer

instruction pada kelas eksperimen dan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

pada kelas kontrol. Yang bertindak sebagai observer disini ialah teman sejawat

peneliti yang berjumlah 2 orang. Sebelumnya observer diberikan penjelasan

mengenai langkah-langkah pembelajaran yang ada di lembar observasi. Untuk

mengetahui ketercapaian sintaks pembelajaran kelas eksperimen baik pada

pertemuan pertama, kedua dan ketiga dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini.

Tabel 4.11 Data Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks

Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing integrasi Peer Instruction Kegiatan

Guru

Sintaks Pert 1 Pert 2 Pert 3

Inisiasi 100 100 100

Seleksi 100 100 100

Eksplorasi 100 100 100

Formulasi 100 100 100

Koleksi 100 100 100

Presentasi 100 100 100

rata 100 100 100

Rata-rata keterlaksaan kegiatan guru telah tercapai. Rata-rata pertemuan

pertama, rata-rata pertemuan kedua dan rata-rata pertemuan ketiga yaitu 100.

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

55

6. Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik

Sama seperti observasi kegiatan guru, pda observasi kegiatan peserta didik

ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran

menggunakan inkuiri terbimbing integrasi peer instruction pada kelas eksperimen

dan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada kelas kontrol. Yang bertindak

sebagai observer disini ialah teman sejawat peneliti yang berjumlah 2 orang.

Untuk mengetahui ketercapaian sintaks pembelajaran kelas eksperimen baik pada

pertemuan pertama, kedua dan ketiga dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini.

Tabel 4.12 Data Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks

Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing integrasi Peer Instruction Kegiatan

Peserta Didik

Rata-rata keterlaksaan kegiatan peserta didik meningkat dari pertemuan

pertama ke pertemuan kedua selanjutnya pertemuan ketiga. Rata-rata pertemuan

pertama sebesar 85,4 dan rata-rata pertemuan kedua sebesar 91,6 sedangkan rata-

rata pertemuan ketiga sebesar 97,2.

B. Analisis Data

Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terlebih dahulu

harus dilakukan uji prasyarat analisis. Berikut ini hasil uji prasyarat yang

dilakukan dalam penelitian ini:

Sintaks Pert1 Pert2 Pert3

Inisiasi 83,3 83,3 100

Seleksi 75 100 100

Eksplorasi 100 100 100

Formulasi 100 100 100

Koleksi 75 100 100

Presentasi 75 75 83,3

rata 85,4 91,6 97,2

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

56

1. Uji Normalitas

Penelitian ini uji normalitas didapat dengan menggunakan uji Liliefors. Uji

normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau

tidak dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila memenuhi kriteria

Lhitung < Ltabel dengan taraf signifikansi α = 0,05.

a. Uji Normalitas Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan

Kontrol

Hasil perhitungan uji normalitas kognitif siswa untuk kelas eksperimen dan

kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.13 di bawah ini.

Tabel 4.13 Uji Normalitas Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kontrol

Statistik Pretest Posttest

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Sampel (N) 31 32 31 31

Lhitung 0,135 0,148 0,147 0,133

Ltabel 0,159 0,156 0,159 0,156

Kesimpulan Normal

Tabel 4.13 menunjukan diperoleh Lhitung pretest dan posttest kognitif kelas

eksperimen yaitu 0,135 dan 0,147 sedangkan Ltabel pada taraf dignifikansi 5%

yaitu 0,159 terlihat bahwa data pretest 0,135 < 0,159 dan data posttest 0,147 <

0,159 (Lhitung < Ltabel) maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Sedangkan Lhitung pretest dan posttest kognitif kelas kontrol yaitu 0,148 dan 0,133

sedangkan Ltabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,156 terlihat bahwa data pretest

0,148 < 0,156 dan data posttest 0,133<0,156 (Lhitung < Ltabel) maka dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan Posttest

Kelas Eksperimen dan Kontrol

Hasil perhitungan uji normalitas metakognitif siswa untuk kelas eksperimen

dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.14 di bawah ini.

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

57

Tabel 4.14 Uji Normalitas Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan

Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Statistik Pretest Posttest

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Sampel (N) 31 32 31 31

Lhitung 0,150 0,146 0,149 0,152

Ltabel 0,159 0,156 0,159 0,156

Kesimpulan Normal

Tabel 4.14 di atas menunjukan Lhitung pretest dan posttest pengetahuan

metakognitif kelas eksperimen yaitu 0,150 dan 0,156 sedangkan Ltabel pada taraf

dignifikansi 5% yaitu 0,159 terlihat bahwa data pretest 0,150 < 0,159 dan data

posttest 0,149 < 0,159 (Lhitung < Ltabel) maka dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal. Sedangkan Lhitung pretest dan posttest pengetahuan

metakognitif kelas kontrol yaitu 0,146 dan 0,152 sedangkan Ltabel pada taraf

dignifikansi 5% yaitu 0,156 terlihat bahwa data pretest 0,146 < 0,156 dan data

posttest 0,152 < 0,156 (Lhitung < Ltabel) maka dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji normalitas pada kedua kelompok penelitian telah dihitung dan langkah

selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Uji homogenitas dengan

menggunakan uji Fisher dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data

untuk kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen atau tidak.

a. Uji Homogenitas Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

dan Kontrol

Hasil perhitungan uji homogenitas pengetahuan metakognitif siswa untuk

kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.15 di bawah ini.

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

58

Tabel 4.15 Uji Homogenitas Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kontrol

Statistik Pretest Posttest

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Sampel (N) 31 32 31 31

Varians 126,76 125,35 8,587 8,353

Fhitung 1,022 1,056

Ftabel 1,816 1,816

Kesimpulan Homogen

Tabel 4.15, menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel untuk data pretest diperoleh

Fhitung 1,022 dengan Ftabel 1,816 (1,022 < 1,816) dan untuk data posttest diperoleh

Fhitung 1,056 dengan Ftabel 1,816 (1,056 < 1,816) . Maka dapat disimpulkan bahwa

data dari kelas eksperimen dan kontrol memiliki varian yang sama atau homogen.

b. Uji Homogenitas Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan Posttest

Kelas Eksperimen dan Kontrol

Hasil perhitungan uji homogenitas pengetahuan metakognitif siswa untuk

kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.16 di bawah ini.

Tabel 4.16 Uji Homogenitas Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan

Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Statistik Pretest Posttest

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Sampel (N) 31 32 31 31

Varians 14,45 11,25 32,27 31,38

Fhitung 1,641 1,057

Ftabel 1,816 1,816

Kesimpulan Homogen

Tabel 4.16, menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel untuk data pretest diperoleh

Fhitung 1,641 dengan Ftabel 1,816 (1,641 < 1,816) dan untuk data posttest diperoleh

Fhitung 1,057 dengan Ftabel 1,816 (1,057 < 1,816). Maka dapat disimpulkan bahwa

data dari kelas eksperimen dan kontrol memiliki varian yang

sama atau homogen.

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

59

3. Uji Hipotesis

Hasil perhitungan uji Liliefors dan uji Fisher menyatakan bahwa data

berdistribusi normal dan homogen dan selanjutnya dapat dilakukan uji hipotesis.

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan hasil pretest dan

posttest peserta didik dari kelas eksperimen dan kontrol. Uji hipotesis yang

digunakan adalah uji-t. Uji-t pada taraf signifkansi 5% dengan kriteria berikut: Ho

diterima jika thitung < ttabel. Hasil perhitungan uji hipotesis pretest dan posttest pada

kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.17.

a. Uji Hipotesis Pengetahuan Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kontrol

Hasil perhitungan uji hipotesis pengetahuan kognitif siswa untuk kelas

eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.17 Uji Hipotesis Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kontrol

Statistik Pretest Posttest

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Sampel (N) 31 32 31 31

Mean 69,54 67,25 83,25 79,75

Thitung 0,0752 2,044

Ttabel 1,998 1,998

Kesimpulan Ho diterima Ho ditolak

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa untuk data pretest diperoleh thitung < ttabel

yaitu 0,0752 < 1,998. Oleh sebab itu hipotesis data pretest yaitu Ho diterima,

artinya tidak terdapat perbedaan awal kognitif antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Sedangkan pengujian hipotesis data posttest menunjukkan thitung ttabel

yaitu 2,044 1,998, hal ini menandakan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan kognitif antara kelas eksperimen dan kontrol setelah diberikan

treatment model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction.

b. Uji Hipotesis Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kontrol

Hasil perhitungan uji hipotesis pengetahuan metakognitif siswa untuk kelas

eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.18 di bawah ini.

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

60

Tabel 4.18 Uji Hipotesis Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan

Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Statistik Pretest Posttest

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Sampel (N) 31 32 31 31

Mean 34,12 28,47 56,61 43,41

Thitung 0,549 2,129

Ttabel 1,998 1,998

Kesimpulan Ho diterima Ho ditolak

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa untuk data pretest diperoleh thitung < ttabel

yaitu 0,549 < 1,998. Oleh sebab itu hipotesis data pretest yaitu Ho diterima,

artinya tidak terdapat perbedaan awal pengetahuan metakognitif antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan pengujian hipotesis data posttest

menunjukkan thitung ttabel yaitu 2,129 1,998, hal ini menandakan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan metakognitif antara kelas

eksperimen dan kontrol setelah diberikan treatment model pembelajaran inkuiri

terbimbing integrasi peer instruction.

C. Pembahasan

Data hasil pretest pengetahuan metakognitif yang diperoleh rata-rata kelas

eksperimen sebesar 34,13, sedangkan hasi pretest pengetahuan metakognitif kelas

kontrol rata-rata sebesar 28,47. Setelah data dinyatakan normal dan homogen,

dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t. Pengujian ini bertujuan untuk

membuktikan bahwa kedua kelas memiliki pengetahuan awal yang tidak berbeda.

Hal ini dibuktikan dengan uji hipotesis melalui uji t dengan menggunakan taraf

signifikansi sebesar 5% (α = 0,05). Dari uji t data pretest tersebut diperoleh thitung

sebesar 0,549 dan ttabel 1,998, dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Kesimpulan

ini diambil berdasarkan ketentuan uji hipotesis dimana thitung ttabel maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Ini berarti bahwa benar kedua kelas tersebut memiliki

pengetahuan awal yang tidak berbeda berdasarkan uji t.

Data hasil posttest pengetahuan metakognitif yang diperoleh rata-rata kelas

eksperimen sebesar 56,61, sedangkan hasi posttest pengetahuan metakognitif

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

61

kelas kontrol rata-rata sebesar 43,41. Dari rata-rata nilai posttest kedua kelas

tersebut terlihat peningkatan yang cukup signifikan. Dari kedua uji prasyarat

tersebut dinyatakan bahwa data berdistribusi normal dan homogen selanjutnya

dilakukan uji t diperoleh thitung sebesar 2,129 dengan ttabel sebesar 1,998, dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti terdapat pengaruh yang

signifikan terhadap pengetahuan metakognitif siswa.

Penelitian ini diperoleh rata-rata hasil belajar kognitif pretest dan posttest

mengalami kenaikan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Setelah

data dinyatakan normal dan homogen, dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t.

Dari uji t data pretest tersebut didapatkan nilai thitung < ttabel yaitu 0,0752 < 1,998,

Oleh sebab itu, hipotesis data pretest Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest hasil belajar kognitif siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji t data postest didapatkan nilai thitung > ttabel

yaitu 2,044 1,998, Oleh sebab itu, hipotesis data postest Ha diterima dan H0

ditolak yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar

kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Perbedaan pengetahuan metakognitif yang signifikan ini dipengerahui oleh

perlakuan yang berbeda kepada kedua kelas tersebut. Kelas ekperimen diberikan

perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi

peer instruction sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan pendekatan

saintifik. Hasil posttest menunjukkan perbedaan yang signifikan yaitu rata-rata

kelas eksperimen memiliki rata-rata lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Siti Kholil Fatkhul Mu’minin dan Utiya

Azizah bahwa model pembelajaran inkuiri dimana guru membantu siswa

melakukan investigasi terhadap suatu masalah akan tetapi siswa sendiri yang

melakukan proses penemuan konsep tersebut. Hasil yang diperoleh pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri ini dapat meningkatkan

keterampilan metakognitif. Hal ini dapat dilihat pada fase-fase model

pembelajaran inkuiri yang menyajikan keterlibatan siswa dalam melakukan

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

62

praktikum dengan menggunakan proses berpikir mereka sendiri.1 Sedangkan

menurut Zrinka Ristić bahwa para siswa seringkali tidak memiliki pemahaman

metakognitif yang diperlukan dalam pembelajaran inkuiri, tetapi menunjukkan

bahwa keterlibatan tugas dalam inkuiri dapat meningkatkan pengetahuan

metakognitif.2 Jika siswa dapat mengelola inkuirinya sendiri, siswa memahami

kapan, mengapa, dan bagaimana kemampuan ini terlibat dalam rangkaian

kerjanya, dan disebut sebagai "pengetahuan metakognitif untuk tindakan".3 Pada

penelitian I.D. Kurniawati, dkk, pada pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi

peer instruction, siswa lebih mudah dalam menemukan dan mengembangkan

konsep pada saat praktikum.4 Lingkungan belajar yang memfasilitasi diskusi

berpotensi mendukung peserta didik untuk berbagi perspektif pada masalah yang

berbeda dan membenarkan perspektif mereka dengan berdiskusi. Proses diskusi

berpotensi memperluas kesadaran peserta didik dari apa yang mereka butuhkan

untuk pembelajaran. Lingkungan belajar dengan diskusi terutama dalam

konstruktivisme pembelajaran berhubungan erat dengan metakognisi siswa.5

Rata-rata pretest aspek pada pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan

deklaratif, prosedural dan kondisional mengalami peningkatan setelah diterapkan

model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction dan pendekatan

saintifik. Adapun pengetahuan metakognitif yang mengalami peningkatan paling

signifikan yaitu pengetahuan deklaratif. Hal ini dikarenakan pengetahuan

deklaratif berkaitan dengan dengan salah satu fase pembelajaran inkuiri yaitu pada

fase inisiasi yaitu fase permulaan atau mengembangkan fokus untuk memulai

1 Siti Kholil Fatkhul Mu’minin dan Utiya Azizah, “Keterampilan Metakognitif Siswa

Melalui Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi Asam Basa di SMAN 1 Pacet Kelas XI” Journal

of Chemical Education ISSN: 2252-9454 Vol .3, No.02, 2014, h.69 2 Zrinka Ristić Dedić, Metacognitive Knowledge in Relation to Inquiry Skills and

Knowledge Acquisition Within a Computer-Supported Inquiry Learning Environment, Original

scientific paper, Centre for Educational Research and Development, Institute for Social Research

in Zagreb p.115 3 Barbara White, dkk, The Interplay of Scientific Inquiry and Metacognition: More than a

Marriage of Convenience, Handbook of Metacognition in Education. 2009, p.36 4 I. D. Kurniawati, dkk, “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Integrasi Peer

Instruction terhadap Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, Jurnal

Pendidikan Fisika Indonesia 10 (2014) 36-46, h. 43 5 Vadodara, “Development of Metacognitive Skills in Science Student-Teachers Through

Constructivist Approach”, Thesis Submitted to The Maharaja Sayajirao University of Baroda,

p.21. dipublikasikan

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

63

penyelidikan dan mempertimbangkan informasi baru.6 Sesuai dengan peer

instruction yaitu meningkatkan konseptual peserta didik sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan deklaratif serta pengetahuan prosedural peserta

didik yaitu menggunakan langkah-langkah dalam memecahkan masalah dalam

pembelajaran dan dengan pengetahuan kondisionalnya peserta didik

menggunakan langkah-langkah tersebut untuk memecahkan masalah. Sehingga

pengetahuan metakognitif akan meningkat sejalan dengan inkuiri terbimbing

berbantu peer instructuction. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model

pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction memberikan pengaruh

terhadap pengetahuan metakognitif biologi siswa. Adapun dalam hasil belajar

kognitif sama baiknya menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing

integrasi peer instruction dan pembelajaran pendekatan saintifik. Dan sejauh ini

belum ada penelitian yang lebih mendalam terkait dengan pengetahuan

metakognitif. Oleh sebab itu diperlukan beberapa penelitian untuk

membuktikannya.

Penelitian mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry)

yang dilakukan oleh Devi Purna Eva menyatakan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dengan peta konsep berpengaruh terhadap kemampuan metakognitif

siswa.7 Sedangkan menurut Febriana Irawati, dkk, bahwa model pembelajaran

inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan inkuiri proses dan produk

dan meningkatkan keterampilan metakognisi siswa.8

6 Kanesa D. Seraphin, dkk, Metacognition as means to increase the effectiveness of

inquiry-based science education, Science Education International, 2012, p.369 7 Devi Purna Eva, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Peta

Konsep terhadap Kemampuan Metakognitif dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMAN 3 Sukoharjo”,

Skripsi pada Universitas Sebelas Maret 2012, h.71. tidak dipublikasikan 8 Febriana Irawati,dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap

Keterampilan Inkuiri dan Keterampilan Metakognisi Siswa Kelas XIIPA SMAN 6 Kediri”,

Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015, h.486

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

integrasi peer instruction terhadap pengetahuan metakognitif peserta didik pada

materi sistem pencernaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang ditunjukan oleh uji-

t yaitu thitung > ttabel (2,129 > 1,998), maka H0 ditolak, artinya penerapan model

pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction memiliki pengaruh

terhadap pengetahuan metakognitif peserta didik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, saran-saran yang diajukan adalah

sebagai berikut:

1. Guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing

(guided inquiry) integrasi peer instruction dalam proses pembelajaran di

sekolah. Namun juga perlu disesuaikan dengan konsep biologi yang dianggap

sesuai dengan model pembelajaran ini.

2. Disarankan agar guru perlu melakukan pembiasaan kepada siswa yaitu

pemberian soal-soal pengetahuan metakognitif.

3. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan dimensi pengetahuan metakognitif

disesuaikan dengan tuntutan pada kompetensi dasar pembelajaran biologi.

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

65

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Lif Khoiru, Sofan Amri, Hendro Ari, Tatik Elisah. 2011. Strategi

Pembelajaran Berorientasi KTSP. Cet I. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Aina, Jacob, Keith Langenhouven. 2015. Teaching Method in Science Education:

The Need for A Paradigm Shift to Peer Instruction (PI) in Nigerian

Schools. South Africa: International Journal of Academic Research and

Reflection.

Alberta. 2010. Metacognition. diakses dari

http://www.learnalberta.ca/content/kes/pdf/or_ws_tea_elem_04_metacog.p

df pada tanggal 20 Januari 2017

Amri, Sofan, Lif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif

dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Anam, Khoirul. 2015. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi. Cet I.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anderson, Lorin, David Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan untuk

Pembelajaran, Pengajaran dan Assesmen. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Aprilia, Fitri, Bambang Sugiarto. 2013. Keterampilan Metakognitif Siswa Melalui

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Hidrolis

Garam. Surabaya: Unesa Journal of Chemical Education.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Murti, Heru Astikasari Setya. 2011. Metakognisi dan Theory Of Mind (ToM).

Salatiga: Jurnal Psikologi Pitutur

Butchart, Sam, Toby Handfield. 2009. Using Peer Instruction to teach

Philosophy. Logic and Critical Thinking. Teaching Philosophy Journal.

Monash University.

Colburn, Alan. 2000. An Inquiry Primer. diakses dari

http://www.ubclts.com/docs/Inquiry_Primer.pdf, pada tanggal 18 Januari

2017

Collier Kuhltau, Carol, Ross J. Todd. Guided Inquiry: A Framework for Learning

Through School Libraries in 21st century school. Diakses dari

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

66

http://www.ibrarian.net/navon/paper/Guided_Inquiry__A_framework_for_

learning_through_.pdf pada tanggal 16 Januari 2017

De Backer, Liesje, Hilde Van Keer, Martin Valcke. 2011. Exploring The Potential

Impact of Reciprocal Peer Tutoring on Higher Education Students’

Metacognitive Knowledge and Regulation. Belgium: Springer Instr Sci.

Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta:Remaja Rosdakarya.

Dimyati, Mujiono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Cet 4. Jakarta: Rineka Cipta.

Eggen, Paul, Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT

Indeks.

Emerita, Rutgers. 2013. Children’s Reading in Guided Inquiry. University of

Tokyo: International Reading Literacy Symposium.

Gurria, Angel. PISA 2012 Results in Focus What 15-year-olds know and what

they can do with what they know. Programme for International Student

Assessment, diakses pada https://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-

results-overview.pdf pada tanggal 2 Januari 2017

Haerullah, Ade, Fadila Hi. 2013. Usman. Pengaruh Penerapan Model Reading,

Questioning, and Answering (RQA) terhadap Pengetahuan Metakognitif

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi.

Händel, Marion, Karthrin Locki, Jana Heydrich. 2014. Assessment of

metacognitive knowledge in Students with Special Educational Needs,

Metacognition Learning. Diakses dari

http://www.edu.gov.on.ca/eng/literacynumeracy/inspire/research/CBS_Inq

uiryBased.pdf pada tanggal 26 Januari 2017

Hery Cahya, Febriana Irawati, Poppy Rahmatika. 2015. Efektivitas Model

Pembelajaran Penemuan Terbimbing terhadap Keterampilan Inkuiri,

Keterampilan Metakognisi dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VIII

MTSN Panglungan. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Ibnu Badar Al-Batany, Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,

Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Premadania Group.

Irawati, Febriana, Herry Cahya, Poppy Rahmatika. 2015. Pengaruh Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Inkuiri dan

Keterampilan Metakognisi Siswa Kelas XI IPA SMAN 6 Kediri. Seminar

Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Berdasarkan Kurikulum

2013. Jakarta: Erlangga.

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

67

Kadir. 2015. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata

Sampurna.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Konsep dan Implementasi Kurikulum

2013. tersedia melalui kemendikbud.go.id

Khoirun Nisak, Matsna. 2017. Pengaruh Pembelajaran Guided Inquiry Berbasis

Salingtemas terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Peserta didik SMP

Berdasarkan Kemampuan Akademik. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian,

dan Pengembangan. Volume: 2

Kuhlthau, Carol Collier, Lislie Maniotes, Aann Caspari. 2007. Guided Inquiry

Learning in the 21st Century. London: Libraries Unlimited.

Kuhlthau, Carol Collier. 2010. Guided Inquiry: School Libraries in the 21st

Century. The State University of New Jersey USA: School Libraries

Worldwide.

Kurniawati, Wartono, Diantoro. 2014. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Integrasi Peer Instruction terhadap Penguasaan Konsep dan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. FMIPA UNNES: Jurnal Pendidikan

Fisika Indonesia. ISSN: 1693-1246

Madesa, Endar. 2015. Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Level of

Inquiry untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam

Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Prosiding Seminar Nasional

Fisika Universitas Pendidikan Indonesia. Volume IV. Marheni, Ni Putu, I Wayan Muderawan, I Nyoman Tika. 2014. Studi Komparasi

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Model Pembelajaran Inkuiri

Bebas terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa pada

Pembelajaran Sains SMP. Surabaya: e-Journal Program Pascasarjana

Universitas Ganesha. Volume 4.

Meltzer, Davis. Addendum to: The Relationship between Mathematic Preparation

dan Conceptual Learning Gains in Physic: a Possible – hidden Variable”

in Diagnostic Pretest Scores”.

http://physic.iastate.edu/per/docs/Addendum _on_normalized_gain.pdf.

Mu’minin, Siti Kholil Fatkhul, Utiya Azizah. 2014. Keterampilan Metakognitif

Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi Asam Basa di

SMAN 1 Pacet Kelas XI. Universitas Negeri Surabaya: Journal of

Chemical Education. Vo;.3 No.02

National Institute of General Medical Sciences. 2005. Doing Science: The Process

of Scientific Inquiry. BSCS: Colarado Springs.

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

68

Neuby, Barbara. 2010. Inquiry Teaching in the College Classroom. Kennesaw

State University: The Journal of Effective Teaching, Vol. 10, No.1

Niedwiecki, Anthony. 2006. Lawyers and Learning: A Metacognitive Approach

to Legal Education. The John Marshall Institutional Repository.

Nisak, Matsna Khoirun, Wartono, Hadi Suwono. 2017. Pengaruh Pembelajaran

Guided Inquiry Berbasis Salingtemas terhadap Keterampilan Berpikir

Kritis Siswa SMP Berdasarkan Kemampuan Akademik. Jurnal Pendidikan:

Teori, Penelitian, dan Pengembangan. Volume: 2.

Noushad. 2008. Cognitions About Cognitions: The Theory of Metacognition.

India: Lecture, Farook Training College. diakses dari

http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED502151.pdf pada tanggal 25 Januari

2017

Nurfiah, Iin, Bambang Sugiarto. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Penyangga untuk Melatihkan

Keterampilan Metakognitif Siswa Kelas XI SMA. Surabaya: Unesa Journal

of Chemical Education.

Omrod, Jeanne Ellis. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 Tentang

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013

pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah

Aliyah

Pujiati, Reny. 2015. Pengaruh Penggunaan Model PBL (Problem Based

Learning) terhadap Pengetahuan Metakognitif Biologi pada Konsep Virus.

Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta. tidak

dipublikasikan

Purna Eva, Devi. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

dengan Peta Konsep terhadap Kemampuan Metakognitif dan Hasil

Belajar Biologi Siswa SMAN 3 Sukoharjo. Skripsi pada Universitas

Sebelas Maret. tidak dipublikasikan

Ristić Dedić, Zrinka. 2014. Metacognitive Knowledge in Relation to Inquiry Skills

and Knowledge Acquisition Within a Computer-Supported Inquiry

Learning Environment. Original scientific paper. Centre for Educational

Research and Development. Institute for Social Research in Zagreb

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

69

Rompayom, Patcharee, Chinda Tambunchong, Somson Wongyounoi, Precharn

Deschri. 2010. The Development of Metacognitive Inventory to Measure

Students’ Metacognitive Knowledge Related to Chemical Bonding

Conceptions. Paper presented International Association for Educational

Assessment (IAEA).

Rowley, Natalie, Jon Green. 2015. Just-in-time Teaching and Peer Instruction in

the Flipped Classroom to Enhance Student Learning. University of

Birmingham: Journal Of Education in Practice Vol.2 No.1

Ryan, Barry, Aaron Mac Raighne, Morag Casey, Robert Howard. 2015. Student

Attitudes to an Online, Peer-instruction,Revision Aid in Science

Education. Dublin Institute of Technology: Article School of Food

Science and Environmental Health.

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Cet 10. Bandung:

Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses

Pendidikan. Cet I. Jakarta: Prenamada Group.

Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Cet 3. Jakarta: Kencana.

Seraphin, Kanesa, Joanna Philippoff, Lauren Kaupp, Lisa. 2012. Metacognition as

Means to Increase the Effectiveness of Inquiry-Based Science Education

“Implementation of Guided Inquiry Learning Model on Buffer”, USA:

Science Education International, Volume 23 No.4

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Pendekatan Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sunaryo, Wowo. 2011. Taksonomi Berpikir. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Todd, Ross, Carol Kulthau, Jannica Heinstrom. 2005. A toolkit and Handbook For

Tracking and Assessing Student Learning Outcomes of Guided Inquiry

Through The School Library. Rutgers University: Institute for Museum

and Library Service.

Trna, Josef, Eva Trnova, Jiri Sibor. 2012. Implementation of Inquiry-Based

Science Education in Science Teacher Training. Masaryk University:

Journal Of Educational And Instructional Studies in the World, Vol.2 Issue

4, ISSN: 21436-7463

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

70

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem

Pendidikan Nasional, 2016.h.3 diakses pada http://www.inherent-

dikti.net/files/sisdiknas.pdf pada tanggal 15 Januari 2017

Uno, Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Kasara.

Vadodara. 2014. Development of Metacognitive Skills in Science Student-

Teachers Through Constructivist Approach, Thesis Submitted to The

Maharaja Sayajirao University of Baroda. dipublikasikan

Wena, Made. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontempores: Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Ed I. Cet I. Jakarta: Bumi Aksara.

White, Barbara, John Frederiksen, Allan Collins. 2009. The Interplay of Scientifiq

Inquiry and Metacognition: More Than a Marriage of Convenience. USA:

Handbook of Metacognition in Education.

Yamin, Martinis. 2013. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta:

GP Press Group.

Zulfiani. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta.

Zulfiani. 2007. Inkuiri dalam Pembelajaran IPA dalam Dwi Rahayu, G,

Priantoramli, M (ed). Pendekatan Baru dalam Pembelajaran IPA di

Pendidikan Dasar. Jakarta: UIN Press.

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

71

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta

Kelas / Semester : XI /2

Materi Pokok : Sistem Pencernaan

Alokasi Waktu : 3X45Menit

Pertemuan : Pertama

1. Kompetensi Inti

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

2. Kompetensi Dasar

1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan

tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut agama yang

dianutnya.

1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati

bioproses.

1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan

menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang

dianutnya.

1.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dalam

melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

72

3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat

menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada

sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan

simulasi.

4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada

organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan

manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

3. Indikator

3.7.1 Memilih pernyataan yang tepat mengenai fungsi zat makanan

3.7.2 Menganalisis fungsi zat makanan

3.7.3 Mengumpulkan informasi tentang pola makan dan menu seimbang

3.7.4 Merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang dipaparkan berdasarkan hasil

pengamatan dan kajian pustaka.

3.7.5 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji

3.7.6 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis

3.7.7 Menyimpulkan kandungan zat makanan berdasarkan data uji hasil zat makanan

3.7.8 Memilih rencana atau strategi yang sesuai dengan pemahamannya untuk

menyelesaikan masalah terkait uji zat makanan

4.7.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan uji kandungan nutrisi

pada makanan

4.7.2 Merancang kegiatan percobaan uji kandungan nutrisi pada makanan secara

langsung

4.7.3 Menyimpulkan uji kandungan nutrisi pada makanan berdasarkan hasil

percobaan

4.7.4 Membuat laporan tertulis uji kandungan nutrisi pada makanan berdasarkan hasil

percobaan

4. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mampu memilih pernyataan yang tepat mengenai fungsi zat

makanan

2. Peserta didik mampu menganalisis fungsi zat makanan

3. Peserta didik mampu mengumpulkan informasi tentang pola makan dan menu

seimbang

4. Peserta didik mampu merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang

dipaparkan berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka.

5. Peserta didik mampu membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji

6. Peserta didik mampu menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis

7. Peserta didik menyimpulkan kandungan zat makanan berdasarkan data uji hasil

zat makanan

8. Peserta didik memilih rencana atau strategi yang sesuai dengan pemahamannya

untuk menyelesaikan masalah terkait uji zat makanan

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

73

9. Peserta didik peserta didik mampu merancang kegiatan percobaan uji kandungan

nutrisi pada makanan secara langsung

10. Peserta didik mampu menyimpulkan uji kandungan nutrisi pada makanan

berdasarkan hasil percobaan

11. Peserta didik mampu membuat laporan tertulis uji kandungan nutrisi pada

makanan berdasarkan hasil percobaan

5. Materi Pembelajaran

6. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific

2. Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing integrasi Peer instruction

3. Metode Pembelajaran : Eksperimen

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Jenis M akanan

Karbohidrat

Protein

Lemak

Vitamin

Mineral

Air

Organ

Pencernaan

Mulut

Kerong

kongan

Lambung

Usus

Halus

Usus

Besar

Anus

Kelenjar

Pencernaan

Kelenjar

Ludah

Kelenjar

Lambung

Kelenjar

Hati

Kelenjar

Pankreas

Gangguan

Diare

Gastritis

Apendik

sitis

Sembelit

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

74

7. Alat, Media dan Sumber Belajar

1. Alat

White board

Spidol

Laptop

LCD

2. Media

Buku panduan belajar siswa

PPT dengan menampilkan video dan gambar

LKS inkuiri terbimbing mengenai uji kandungan nutrisi makanan

3. Sumber Belajar

Buku biologi kelas XI kurikulum 2013 dan internet dengan link relevan

8. Langkah-Langkah Pembelajaran

Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Peserta Didik

Kegiatan Awal

Pembukaan Memberi salam,

mengecek absensi,

mengecek kesiapan

peserta didik dan

menyiapkan media

pembelajaran.

Menjawab salam dan

mempersiapkan buku

pelajaran

5 Menit

Apersepsi Memberikan apersepsi

kepada peserta didik

dengan memberikan

gambar makanan yang

sering ditemukan sehari-

hari seperti nasi, ayam

dan telur. Kemudian

menanyakan “kandungan

nutrisi apa saja yang ada

pada makanan tersebut?”

“mengapa makhluk

hidup (manusia)

memerlukan makan?”

“makanan yang baik

seperti apa yang

dibutuhkan oleh

manusia?”

Peserta didik berpikir dan

menjawab pertanyaan dari guru.

10

Menit

Kegiatan Inti

Inisiasi

secara Peer

(PD dan PP)

Guru memberikan

motivasi terkait

kandungan zat makanan

kepada peserta didik

sebelum memulai

pelajaran dan

Peserta didik mendengarkan

motivasi yang diberikan

guru

20

Menit

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

75

menyampaikan tujuan

pembelajaran

Guru mengajukan

pertanyaan konsep yang

berkaitan dengan materi

pembelajaran yang akan

disampaikan

Guru meminta peserta

didik bersama teman

sebangkunya untuk

mendiskusikan

jawabannya

Guru membentuk 6

kelompok dan

mendorong peserta didik

untuk menemukan

jawaban yang berbeda

dan guru menjelaskan

jawaban yang benar

Peserta didik berpikir untuk

menjawab pertanyaan

konsep secara individu

Peserta didik bersama

teman sebangkunya

mendiskusikan jawaban

pertanyaan dari guru yang

telah mereka jawab

Peserta didik bersama

kelompoknya mencari

jawaban yang berbeda dan

mendiskusikannya

Seleksi

(PD)

Menugaskan peserta

didik untuk membuat

rumusan masalah dan

hipotesis sebelum

melakukan percobaan

terkait kandungan nutrisi

pada makanan

Membuat rumusan masalah

dan membuat hipotesis

15

Menit

Eksplorasi

(PD, PP,

PK)

Guru memberikan LKS

dan membimbing peserta

didik untuk melakukan

percobaan kandungan

nutrisi pada makanan

guna menguji hipotesis

yang mereka buat

Peserta didik

melakukan percobaan

sesuai dengan LKS

yang diberikan guru

25

Menit

Formulasi

(PD dan

PK)

Menginstruksikan

kepada peserta didik

untuk mencatat hasil

percobaan.

Menugaskan kepada

peserta didik untuk

mengolah data dan

membuat kesimpulan

dari hasil kegiatan

praktikum.

Mencatat hasil

percobaan.

Mengolah data dan

membuat kesimpulan

dari hasil kegiatan

praktikum.

15

Menit

Koleksi

(PD, PP dan Menugaskan peserta

didik untuk mencari

Mencari informasi aplikatif

yang berhubungan dengan

20

Menit

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

76

PK) informasi aplikatif yang

berhubungan dengan

materi yang sedang

dipelajari.

materi yang sedang

dipelajari..

Presentasi

(PK) Menugaskan peserta

didik untuk

mempresentasikan hasil

percobaannya.

Mempersilahkan peserta

didik lain untuk bertanya

atau menanggapi peserta

didik yang sedang

mempresentasikan hasil

percobaannya.

Memberikan

penghargaan kepada

peserta didik yang telah

menampilkan

presentasinya

Peserta didik

mempresentasikan hasil

percobaannya.

Peserta didik lain

bertanya dan

menanggapi presentasi

temannya

Menerima penghargaan

yang diberikan guru.

15

Menit

Penutup

Penutup Guru meminta

peserta didik

bertanya bila

masih ada materi

yang kurang

dipahami.

Guru mereview

materi yang telah

dijelaskan dan

meluruskan bila

terjadi

miskonsepsi

Guru meminta

peserta didik

memberikan

kesimpulan materi

yang diajarkan

dan

menambahkan

kesimpulan yang

kurang

Peserta didik

bertanya bila masih

ada materi yang

kurang dipahami.

Peserta didik

mendengarkan review

materi dari guru

Peserta didik

memberikan

kesimpulan materi

yang diajarkan

10

Menit

9. Penilaian Hasil Belajar

1. Jenis atau Teknik Penilaian

a. Tes tertulis

Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal essai

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

77

b. Non tes

Lembar observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan model

pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction

Lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan model pembelajaran

inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction

2. Bentuk Instrumen dan Instrumen

Instrumen tes tertulis uraian (essai)

Instrumen observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan model

pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction

Instrumen observasi aktivitas guru melalui penerapan model

pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction

Instrumen penilaian kognitif LKS berbasis inkuiri terbimbing integrasi

Peer instruction

3. Pedoman Penskoran

Pedoman penskoran tes tertulis bentuk essai

Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas peserta didik melalui

penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi Peer

instruction

Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas guru melalui

penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi Peer

instruction

Pedoman penskoran kognitif LKS berbasis inkuiri terbimbing

integrasi Peer instruction

SOAL EVALUASI

No. Indikator Soal Kunci Jawaban Skor

1. Memilih

pernyataan yang

tepat mengenai

fungsi zat

makanan

Andri sangat

menyukai makanan

seperti keju, daging

dan kuning telur.

Menurut Andri

dengan memakan

makanan seperti keju,

daging dan kuning

telur baik untuk

tubuhnya. Zat apakah

yang terkandung

didalam makanan

Zat yang terkandung dalam keju,

daging dan kuning telur adalah

lemak.

Fungsi lemak yaitu:

1. Sebagai sumber energi

2. Pelarut vitamin A, D, E

dan K

3. Pelindung tubuh dari suhu

rendah

5

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

78

tersebut! Serta

sebutkan fungsinya!

2. Menganalisis

fungsi zat

makanan

Azka selalu sarapan

pagi sebelum ke

sekolah dengan

memakan roti dan

minum susu. Zat

apakah yang

terkandung dalam

roti dan susu! Serta

sebutkan fungsi-

fungsi zat tersebut

untuk tubuh!

Roti mengandung karbohidrat.

Susu mengandung protein.

Fungsi karbohidrat yaitu:

1. Sebagai sumber energi

2. Menjaga keseimbangan

asam dan basa

3. Memulihkan tekanan

osmosis dalam sel

Fungsi protein yaitu:

1. Pengatur metabolisme

2. Sebagai cadangan

makanan

Pengatur metabolisme

5

3. Mengumpulkan

informasi tentang

pola makan dan

menu seimbang

Permasalahan gizi di

Indonesia mengalami

perubahan yang

dipengaruhi oleh

gaya hidup

masyarakat. Oleh

karena itu,

pemerintah pun

menyesuaikan

anjuran pola makan

sehat dengan gizi

masyarakat. Dengan

susunan makanan

sehat, bergizi dan

seimbang, yaitu

empat sehat lima

sempurna. Sebutkan

hidangan empat sehat

Pemerintah Indonesia mempunyai

slogan untuk susunan makanan

sehat, bergizi, dan seimbang yaitu

empat sehat lima sempurna.

Hidangan empat sehat berupa

nasi, sayur, lauk dan buah telah

memenuhi tuntutan kesehatan

karena mengandung zat makanan

yang dibutuhkan tubuh, yaitu

karbohidrat, lemak, protein,

vitamin, mineral, dan air. Untuk

menyempurnakan hidangan

tersebut dapat ditambah dengan

susu sehingga menjadi lima

sempurna

5

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

79

lima sempurna?

4 Merumuskan

penjelasan terkait

permasalahan yang

dipaparkan

berdasarkan hasil

pengamatan dan

kajian pustaka

Seorang peserta didik

melakukan percobaan

uji kandungan

makanan seperti nasi,

tahu dan pisang.

Dengan

menggunakan larutan

lugol, biuret dan

benedict. Dengan

jumlah berat

makanan dan tetesan

larutan yang sama.

Bagaimana rumusan

masalah yang dapat

diambil berdasarkan

permasalahan diatas?

Jika dilihat dari larutan makanan

yang digunakan untuk menguji

karbohidrat, protein dan gula.

Oleh sebab itu, rumusan masalah

yang tepat berdasarkan

permasalahan tersebut adalah

“apa fungsi dari larutan lugol,

biuret dan benedict?”

5

Jakarta, Januari 2017

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Biologi Peneliti

Fatmawaty Hi Nasir Siti Hanifah

NIP. 196510251993032005 NIM 111201610006

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

80

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta

Kelas / Semester : XI /2

Materi Pokok : Sistem Pencernaan

Alokasi Waktu : 3X45Menit

Pertemuan : Kedua

1. Kompetensi Inti

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

2. Kompetensi Dasar

1.4 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan

tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut agama yang

dianutnya.

1.5 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati

bioproses.

1.6 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan

menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang

dianutnya.

1.2 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dalam

melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.

3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

81

menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada

sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan

simulasi.

4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada

organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan

manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

3. Indikator

3.7.1 Menganalisis fungsi organ pencernaan pada sistem pencernaan

3.7.2 Menampilkan data mengenai organ pencernaan manusia beserta enzim yang

dihasilkan

3.7.3 Menyelidiki informasi mengenai fungsi organ-organ pencernaan manusia

3.7.4 Menentukan proses pencernaan yang terjadi pada organ pencernaan manusia

3.7.5 Mengaitkan struktur organ pencernaan dengan proses pencernaan manusia

3.7.6 Merumuskan penjelasan terkait uji aktivitas enzim ptialin

3.7.7 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji

3.7.8 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis

3.7.9 Menemukan pola-pola penemuan berupa kesimpulan.

3.7.10 Memilih rencana atau strategi yang sesuai dengan pemahamannya untuk

menyelesaikan masalah terkait organ-organ pencernaan manusia

4.7.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan uji enzim ptialin

4.7.2 Merancang kegiatan percobaan uji enzim ptialin secara langsung

4.7.3 Menyimpulkan uji enzim ptialin berdasarkan hasil percobaan

4.7.4 Membuat laporan tertulis berdasarkan hasil percobaan uji enzim ptialin

4. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mampu menganalisis fungsi organ pencernaan pada sistem

pencernaan

2. Peserta didik mampu menampilkan data mengenai organ pencernaan manusia

beserta enzim yang dihasilkan

3. peserta didik mampu menyelidiki informasi mengenai fungsi organ-organ

pencernaan manusia

4. peserta didik mampu menentukan proses pencernaan yang terjadi pada organ

pencernaan manusia

5. peserta didik mampu mengaitkan struktur organ pencernaan dengan proses

pencernaan manusia

6. peserta didik mampu merumuskan penjelasan terkait uji aktivitas enzim ptialin

7. peserta didik mampu membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji

8. peserta didik mampu menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis

9. peserta didik mampu menemukan pola-pola penemuan berupa kesimpulan.

10. Peserta didik mampu menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan uji

enzim ptialin

11. Peserta didik mampu merancang kegiatan percobaan uji enzim ptialin secara

langsung

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

82

12. Peserta didik mampu menyimpulkan uji enzim ptialin berdasarkan hasil percobaan

13. Peserta didik mampu membuat laporan tertulis berdasarkan hasil percobaan uji

enzim ptialin

5. Materi Pembelajaran

6. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran

4. Pendekatan Pembelajaran : Scientific

5. Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing integrasi Peer instruction

6. Metode Pembelajaran : Eksperimen

7. Alat, Media dan Sumber Belajar

4. Alat

White board

Spidol

Laptop

LCD

5. Media

Buku panduan belajar siswa

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Jenis Makanan

Karbohidrat

Protein

Lemak

Vitamin

Mineral

Air

Organ

Pencernaan

Mulut

Kerong

kongan

Lambung

Usus

Halus

Usus

Besar

Anus

KelenjarPencernaan

Kelenjar

Ludah

Kelenjar

Lambung

Kelenjar

Hati

Kelenjar

Pankreas

Gangguan

Diare

Gastritis

Apendik

sitis

Sembelit

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

83

PPT dengan menampilkan video dan gambar

LKS inkuiri terbimbing mengenai uji enzim ptialin

6. Sumber Belajar

Buku biologi kelas XI kurikulum 2013 dan internet dengan link relevan

8. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Peserta didik

KEGIATAN AWAL

Pembukaan Memberi salam,

mengecek absensi,

mengecek kesiapan

peserta didik dan

menyiapkan media

pembelajaran.

Menjawab salam dan

mempersiapkan buku

pelajaran

5 menit

Apersepsi Memberikan apersepsi

kepada peserta didik

dengan memberikan

gambar mengenai organ

sistem pencernaan pada

manusia dan

memberikan pertanyaan

“apa kalian tahu organ

apa ini?”

“Apa fungsi organ-

organ ini?”

Peserta didik berpikir

dan menjawab

pertanyaan dari guru.

10 menit

KEGIATAN INTI

Inisiasi secara

Peer

(PD dan PP)

Memberikan motivasi

terkait organ sistem

pencernaan kepada

peserta didik sebelum

memulai pelajaran dan

menyampaikan tujuan

pembelajaran

Guru mengajukan

pertanyaan konsep yang

berkaitan dengan materi

pembelajaran yang akan

disampaikan

Guru meminta peserta

didik bersama teman

Mendengarkan

motivasi yang

diberikan guru

Peserta didik berpikir

untuk menjawab

pertanyaan konsep

secara individu

Peserta didik

bersama teman

20 menit

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

84

sebangkunya untuk

mendiskusikan

jawabannya

Guru membentuk 6

kelompok dan

mendorong peserta didik

untuk menemukan

jawaban yang berbeda

dan guru menjelaskan

jawaban yang benar

sebangkunya

mendiskusikan

jawaban pertanyaan

dari guru yang telah

mereka jawab

Peserta didik bersama

kelompoknya mencari

jawaban yang berbeda

dan

mendiskusikannya

Seleksi

(PD)

Menugaskan peserta

didik untuk membuat

rumusan masalah dan

hipotesis sebelum

melakukan praktikum

uji enzim ptialin

Membuat rumusan

masalah dan membuat

hipotesis

15 menit

Eksplorasi

(PD, PP dan PK)

Guru membimbing

peserta didik untuk

melakukan praktikum

uji enzim ptialin guna

menguji hipotesis yang

mereka buat

Peserta didik

melakukan percobaan

sesuai dengan LKS

yang diberikan guru

25 menit

Formulasi

(PD dan PK)

Menginstruksikan

kepada peserta didik

untuk mencatat hasil

percobaan.

Menugaskan kepada

peserta didik untuk

mengolah data dan

membuat kesimpulan

dari hasil kegiatan

praktikum.

Mencatat hasil

percobaan.

Mengolah data dan

membuat kesimpulan

dari hasil kegiatan

praktikum.

15 menit

Koleksi

(PD, PP dan PK)

Menugaskan peserta

didik untuk mencari

informasi aplikatif

yang berhubungan

dengan materi yang

sedang dipelajari.

Mencari informasi

aplikatif yang

berhubungan dengan

materi yang sedang

dipelajari..

20 menit

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

85

9. Penilaian Hasil Belajar

2. Jenis atau Teknik Penilaian

a. Tes tertulis

Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal essai

b. Non tes

Lembar observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan model

pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction

Lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan model pembelajaran

inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction

2. Bentuk Instrumen dan Instrumen

Presentasi

(PK)

Menugaskan peserta

didik untuk

mempresentasikan

hasil percobaannya.

Mempersilahkan

peserta didik lain

untuk bertanya atau

menanggapi peserta

didik yang sedang

mempresentasikan

hasil percobaannya.

Memberikan

penghargaan kepada

peserta didik yang

telah menampilkan

presentasinya

Peserta didik

mempresentasikan

hasil percobaannya.

Peserta didik lain

bertanya dan

menanggapi

presentasi temannya

Menerima

penghargaan yang

diberikan guru.

15 menit

KEGIATAN PENUTUP

Penutup Guru meminta peserta

didik bertanya bila masih

ada materi yang kurang

dipahami.

Guru mereview materi

yang telah dijelaskan dan

meluruskan bila terjadi

miskonsepsi

Guru meminta peserta

didik memberikan

kesimpulan materi yang

diajarkan dan

menambahkan

kesimpulan yang kurang.

Peserta didik bertanya

bila masih ada materi

yang kurang dipahami.

Peserta didik

mendengarkan review

materi dari guru

Peserta didik

memberikan

kesimpulan materi

yang diajarkan

10menit

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

86

Instrumen tes tertulis uraian (essai)

Instrumen observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan model

pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction

Instrumen observasi aktivitas guru melalui penerapan model pembelajaran

inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction

Instrumen penilaian kognitif LKS berbasis inkuiri terbimbing integrasi

Peer instruction

3. Pedoman Penskoran

Pedoman penskoran tes tertulis bentuk essai

Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas peserta didik melalui

penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing

Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan

model pembelajaran inkuiri terbimbing

Pedoman penskoran kognitif LKS berbasis inkuiri terbimbing

EVALUASI

No. Indikator Soal Kunci Jawaban Skor

1. Menganalisis

fungsi organ

pencernaan

pada sistem

pencernaan

Pencernaan makanan

diawali setelah

makanan masuk ke

rongga mulut. Pada

rongga mulut terdapat

kelenjar ludah yang

menghasilkan air liur

atau ludah yang

mengandung enzim

ptialin. Bagaimana

fungsi ludah dalam

rongga mulut?

Pada rongga mulut terdapat

kelenjar ludah yang

menghasilkan air liur atau

ludah. Fungsi air liur atau ludah

yaitu:

1. Membasahi makanan

2. Mengubah amilum

menjadi maltosa

3. Membunuh

mikroorganisme

4. Membantu dalam proses

mengecap dan menelan

5

2. Menampilkan

data mengenai

organ

pencernaan

manusia

beserta enzim

yang

dihasilkan

Perhatikan tabel

dibawah ini!

Organ Enzim

yang

dihasilkan

Mulut Laktase

Lambung Amilase

Usus

halus

Pepsin

Hubungkanlah organ

beserta enzim yang

dihasilkan dengan benar

serta sebutkan fungsi

enzim tersebut!

Organ yang tepat dengan enzim

yang dihasilkan yaitu:

Organ Enzim

yang

dihasilkan

Mulut Amilase

Lambung Pepsin

Usus

halus

Laktase

Amilase berfungsi mengubah

amilum menjadi maltosa

Pepsin berfungsi mengubah

protein menjadi pepton

Laktase berfungsi mengubah

laktosa menjadi glukosa

5

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

87

3. Menentukan

proses

pencernaan

yang terjadi

pada organ

pencernaan

manusia

Pencernaan makanan

diawali dari rongga

mulut kerongkongan

lambung usus

halus usus besar

anus. Jelaskan cara usus

halus menyerap

makanan!

Pada dinding usus halus

terdapat jonjot-jonjot usus yaitu

vili yang berfungsi memperluas

permukaan penyerapan,

sehingga makanan dapat

terserap dengan lebih efisien.

Molekul makanan akan

memasuki aliran darah melalui

dinding usus halus. Pembuluh

darah dalam vili akan menyerap

hasil pencernaan dan aliran

darah akan membawa makanan

yang sudah dicerna menuju ke

hati.

5

4. Merumuskan

penjelasan

terkait uji

aktivitas enzim

ptialin

Seorang peserta didik

melakukan percobaan

aktivitas enzim ptialin.

Dengan diteteskan nya

air liur + larutan kanji

dengan larutan HCl dan

NaOH. Setelah itu ia

mengamati air liur yang

telah diteteskan.

Bagaimana rumusan

masalah yang dapat

diambil berdasarkan

permasalahan diatas?

Rumusan masalah yang dapat

diambil dari permasalahan

tersebut yaitu “mengapa pH

mempengaruhi aktivitas

enzim?”

5

Jakarta, Januari 2017

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Biologi Peneliti

Fatmawaty Hi Nasir Siti Hanifah

NIP. 196510251993032005 NIM 1112016100066

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

88

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta

Kelas / Semester : XI /2

Materi Pokok : Sistem Pencernaan

Alokasi Waktu : 3X45Menit

Pertemuan : Ketiga

1. Kompetensi Inti

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

2. Kompetensi Dasar

1.7 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan

tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut agama yang

dianutnya.

1.8 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati

bioproses.

1.9 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan

menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang

dianutnya.

1.3 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dalam

melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.

3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

89

menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada

sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan

simulasi.

4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada

organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan

manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

3. Indikator

3.7.1 Menganalisis gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan

3.7.2 Menganalisis penyebab gangguan terjadinya pada sistem pencernaan

3.7.3 Merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang dipaparkan berdasarkan hasil

pengamatan dan kajian pustaka.

3.7.4 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji

3.7.5 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis

3.7.6 Menyimpulkan jenis gangguan sistem pencernaan berdasarkan data

3.7.7 Memilih rencana atau strategi yang sesuai dengan pemahamannya untuk

menyelesaikan masalah terkait gangguan sistem pencernaan makanan

4.7.1 Mengumpulkan informasi mengenai gangguan pada organ pencernaan manusia

4.7.2 Menganalisis informasi mengenai gangguan pada organ pencernaan manusia

4.7.3 Menyimpulkan informasi mengenai gangguan pada organ pencernaan manusia

3 Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mampu menganalisis gangguan atau kelainan pada sistem

pencernaan

2. Peserta didik mampu menganalisis penyebab gangguan terjadinya pada sistem

pencernaan

3. Peserta didik mampu merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang

dipaparkan berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka.

4. Peserta didik mampu membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji

5. Peserta didik mampu menganalisis data yang relevan untuk mendukung

hipotesis

6. Peserta didik mampu menyimpulkan jenis gangguan sistem pencernaan

berdasarkan data

7. Peserta didik mampu memilih rencana atau strategi yang sesuai dengan

pemahamannya untuk menyelesaikan masalah terkait gangguan sistem

pencernaan makanan

8. Peserta didik mampu mengumpulkan informasi mengenai gangguan pada

organ pencernaan manusia

9. Peserta didik mampu menganalisis informasi mengenai gangguan pada organ

pencernaan manusia

10. Peserta didik mampu menyimpulkan informasi mengenai gangguan pada

organ pencernaan manusia

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

90

5. Materi Pembelajaran

6. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran

7. Pendekatan Pembelajaran : Scientific

8. Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing integrasi Peer instruction

9. Metode Pembelajaran : Observasi

7. Alat, Media dan Sumber Belajar

7. Alat

White board

Spidol

Laptop

LCD

8. Media

Buku panduan belajar siswa

PPT dengan menampilkan video dan gambar

LKS inkuiri terbimbing mengenai gangguan atau kelainan pada sistem

pencernaan manusia

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Jenis Makanan

Karbohidrat

Protein

Lemak

Vitamin

Mineral

Air

Organ Pencernaan

Mulut

Kerong

kongan

Lambung

Usus

Halus

Usus

Besar

Anus

KelenjarPencernaan

Kelenjar

Ludah

Kelenjar

Lambung

Kelenjar

Hati

Kelenjar

Pankreas

Gangguan

Diare

Gastritis

Apendik

sitis

Sembelit

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

91

9. Sumber Belajar

Buku biologi kelas XI kurikulum 2013 dan internet dengan link relevan

8. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Peserta didik

KEGIATAN AWAL

Pembukaan Memberi salam,

mengecek absensi,

mengecek kesiapan

peserta didik dan

menyiapkan media

pembelajaran.

Menjawab salam dan

mempersiapkan buku

pelajaran

5 menit

Apersepsi Memberikan apersepsi

kepada peserta didik

dengan memberikan

gambar mengenai

gangguan pada organ

pencernaan manusia

(busung lapar) dan

memberikan pertanyaan

“apa kalian tahu

penyakit apa ini?”

“Apa penyebab

penyakit ini?”

Peserta didik berpikir

dan menjawab

pertanyaan dari guru.

10 menit

KEGIATAN INTI

Inisiasi secara

Peer

(PD dan PK)

Memberikan motivasi

terkait gangguan pada

organ sistem

pencernaan manusia

kepada peserta didik

sebelum memulai

pelajaran dan

menyampaikan tujuan

pembelajaran

Guru mengajukan

pertanyaan konsep yang

berkaitan dengan materi

pembelajaran yang akan

disampaikan

Mendengarkan

motivasi yang

diberikan guru

Peserta didik berpikir

untuk menjawab

pertanyaan konsep

secara individu

20 menit

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

92

Guru meminta peserta

didik bersama teman

sebangkunya untuk

mendiskusikan

jawabannya

Guru membentuk 6

kelompok dan

mendorong peserta

didik untuk

menemukan jawaban

yang berbeda dan guru

menjelaskan jawaban

yang benar

Peserta didik

bersama teman

sebangkunya

mendiskusikan

jawaban pertanyaan

dari guru yang telah

mereka jawab

Peserta didik bersama

kelompoknya mencari

jawaban yang berbeda

dan mendiskusikannya

Seleksi

(PD)

Menugaskan peserta

didik untuk membuat

rumusan masalah dan

hipotesis sebelum

melakukan

Membuat rumusan

masalah dan membuat

hipotesis

15 menit

Eksplorasi

(PD, PP dan PK)

Guru membimbing

peserta didik untuk

melakukan eksplorasi

guna menguji hipotesis

yang mereka buat

Peserta didik

melakukan eksplorasi

sesuai dengan LKS

yang diberikan guru

25 menit

Formulasi

(PD dan PK)

Menginstruksikan

kepada peserta didik

untuk mencatat hasil

eksplorasi.

Menugaskan kepada

peserta didik untuk

mengolah data dan

membuat kesimpulan

dari hasil eksplorasi.

Mencatat hasil

eksplorasi.

Mengolah data dan

membuat kesimpulan

dari hasil eksplorasi.

15 menit

Koleksi

(PD, PP dan PK)

Menugaskan peserta

didik untuk mencari

jawaban LKS

gangguan pencernaan

dari berbagai sumber.

Mencari jawaban

LKS gangguan

pencernaan dari

berbagai sumber.

20 menit

Presentasi

(PK)

Menugaskan peserta

didik untuk

mempresentasikan

Peserta didik

mempresentasikan

hasil diskusinya.

15 menit

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

93

9. Penilaian Hasil Belajar

3. Jenis atau Teknik Penilaian

a. Tes tertulis

Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal essai

b. Non tes

Lembar observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan model

pembelajaran inkuiri terbimbing

Lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan model pembelajaran

inkuiri terbimbing

2. Bentuk Instrumen dan Instrumen

Instrumen tes tertulis uraian (essai)

hasil diskusinya.

Mempersilahkan

peserta didik lain

untuk bertanya atau

menanggapi peserta

didik yang sedang

mempresentasikan

hasildiskusinya.

Memberikan

penghargaan kepada

peserta didik yang

telah menampilkan

presentasinya

Peserta didik lain

bertanya dan

menanggapi

presentasi temannya

Menerima

penghargaan yang

diberikan guru.

KEGIATAN PENUTUP

Penutup Guru meminta peserta

didik bertanya bila masih

ada materi yang kurang

dipahami.

Guru mereview materi

yang telah dijelaskan dan

meluruskan bila terjadi

miskonsepsi

Guru meminta peserta

didik memberikan

kesimpulan materi yang

diajarkan dan

menambahkan

kesimpulan yang kurang.

Peserta didik bertanya

bila masih ada materi

yang kurang dipahami.

Peserta didik

mendengarkan review

materi dari guru

Peserta didik

memberikan

kesimpulan materi

yang diajarkan

10menit

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

94

Instrumen observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan model

pembelajaran inkuiri terbimbing

Instrumen observasi aktivitas guru melalui penerapan model pembelajaran

inkuiri terbimbing

Instrumen penilaian kognitif LKS berbasis inkuiri terbimbing

3. Pedoman Penskoran

Pedoman penskoran tes tertulis bentuk essai

Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas peserta didik melalui

penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing

Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan

model pembelajaran inkuiri terbimbing

Pedoman penskoran kognitif LKS berbasis inkuiri terbimbing

EVALUASI

No Indikator Soal Jawaban Skor

1. Menganalisis

gangguan

atau kelainan

pada sistem

pencernaan

Budi mengalami

penurunan berat

badan, lemas dan

pembengkakan

pada perut. Semua

ini dikarenakan

kekurangan

asupan protein

dan sering terjadi

di negara-negara

berkembang.

Penyakit apakah

yang memiliki

ciri-ciri tersebut?

Penyakit yang memiliki ciri-ciri

tersebut adalah kwashiorkor.

Kwashiorkor disebabkan oleh

kekurangan asupan protein. Fungsi

protein adalah memperbaiki sel-sel

yang rusak dan membentuk sel-sel

baru. Jika tubuh kekurangan protein,

maka pertumbuhan dan fungsi tubuh

yang normal akan terhambat.

5

2. Menganalisis

penyebab

gangguan

terjadinya

pada sistem

pencernaan

Siang hari Rudi

merasakan

perutnya sakit.

Ternyata Rudi

telat makan.

Penyakit apakah

yang diderita Rudi

dan sebutkan

penyebab-

penyebabnya?

Penyebab penyakit gastritis yaitu

1. Stress bisa menyebabkan

terjadinya perubahan hormon

yang bisa merangsang sel

didalam lambung

2. Jadwal makan tak teratur

3. Konsumsi minuman

mengandung kafein

5

3

Merumuskan

penjelasan

terkait

permasalahan

yang

dipaparkan

Seorang peserta

didik melakukan

observasi terkait

makanan yang di

jual di pinggir

jalan. Ternyata

makanan yang di

Rumusan masalah yang dapat diambil

berdasarkan permasalahan tersebut

adalah “Apa pengaruh mengkonsumsi

makanan yang tidak memperhatikan

kebersihan terhadap kesehatan?”

5

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

95

Jakarta, Januari 2017

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Biologi Peneliti

Fatmawaty Hi Nasir Siti Hanifah

NIP. 196510251993032005 NIM 1112016100066

berdasarkan

hasil

pengamatan

dan kajian

pustaka

jual dipinggir

jalan tidak

memperhatikan

kebersihan. Bagaimana

rumusan masalah

yang dapat

diambil

berdasarkan

permasalahan

diatas?

4. Membuat

hipotesis

tentang

permasalahan

yang dikaji

Buatlah hipotesis

yang tepat

berdasarkan

permasalahan

pada nomor 3?

Hipotesis yang dapat diambil

berdasarkan permasalahan tersebut

adalah “jika seseorang mengkonsumsi

makanan yang tidak memperhatikan

kebersihan, maka akan terkena

penyakit”

5

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

96

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta

Kelas / Semester : XI /2

Materi Pokok : Sistem Pencernaan

Alokasi Waktu : 3X45Menit

Pertemuan : Pertama

1. Kompetensi Inti

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

2. Kompetensi Dasar

1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan

tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut agama yang

dianutnya.

1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati

bioproses.

1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan

menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang

dianutnya.

1.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dalam

melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

97

3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat

menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada

sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan

simulasi.

4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada

organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan

manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

3. Indikator

3.7.1 Menyebutkan zat-zat dan fungsi pada makanan bergizi

3.7.2 Menjelaskan tentang pola makan, menu seimbang, BMI dan BMR

3.7.3 Menampilkan data mengenai hasil percobaan uji kandungan nutrisi pada

makanan

3.7.4 Menyelidiki informasi mengenai hasil percobaan uji kandungan nutrisi pada

makanan

3.7.5 Merumuskan penjelasan mengenai uji kandungan nutrisi pada makanan

berdasarkan hasil percobaan

3.7.6 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji

3.7.7 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis

3.7.8 Menemukan pola-pola penemuan berupa kesimpulan.

4.7.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan uji kandungan nutrisi

pada makanan

4.7.2 Merancang kegiatan percobaan uji kandungan nutrisi pada makanan secara

langsung

4.7.3 Menyimpulkan uji kandungan nutrisi pada makanan berdasarkan hasil

percobaan

4.7.4 Membuat laporan tertulis uji kandungan nutrisi pada makanan berdasarkan hasil

percobaan

4. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mampu menyebutkan zat-zat dan fungsi zat pada makanan bergizi

2. Peserta didik mampu menjelaskan tentang pola makan, menu seimbang, BMI dan

BMR

3. Peserta didik mampu menampilkan data mengenai hasil percobaan uji kandungan

nutrisi pada makanan

4. Peserta didik mampu menyelidiki informasi mengenai hasil percobaan uji

kandungan nutrisi pada makanan

5. Peserta didik mampu merumuskan penjelasan mengenai uji kandungan nutrisi pada

makanan berdasarkan hasil percobaan

6. Peserta didik mampu membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji

7. Peserta didik mampu menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis

8. Peserta didik mampu menemukan pola-pola penemuan berupa kesimpulan

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

98

9. Peserta didik mampu merancang kegiatan percobaan uji kandungan nutrisi pada

makanan secara langsung

10. Peserta didik mampu menyimpulkan uji kandungan nutrisi pada makanan

berdasarkan hasil percobaan

11. Peserta didik mampu membuat laporan tertulis uji kandungan nutrisi pada makanan

berdasarkan hasil percobaan

5. Materi Pembelajaran

6. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific

2. Metode Pembelajaran : Eksperimen

7. Alat, Media dan Sumber Belajar

1. Alat

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Jenis M akanan

Karbohidrat

Protein

Lemak

Vitamin

Mineral

Air

Organ

Pencernaan

Mulut

Kerong

kongan

Lambung

Usus

Halus

Usus

Besar

Anus

Kelenjar

Pencernaan

Kelenjar

Ludah

Kelenjar

Lambung

Kelenjar

Hati

Kelenjar

Pankreas

Gangguan

Diare

Gastritis

Apendik

sitis

Sembelit

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

99

White board

Spidol

Laptop

LCD

2. Media

Buku panduan belajar siswa

PPT dengan menampilkan video dan gambar

LKS inkuiri terbimbing mengenai uji kandungan nutrisi makanan

3. Sumber Belajar

Buku biologi kelas XI kurikulum 2013 dan internet dengan link relevan

8. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Peserta didik

KEGIATAN AWAL

Pembukaan Memberi salam,

mengecek absensi,

mengecek kesiapan

peserta didik dan

menyiapkan media

pembelajaran.

Menjawab salam dan

mempersiapkan buku

pelajaran

5 menit

Apersepsi Guru menampilkan

gambar mengenai

makanan sehari-hari dan

bertanya “mengapa kita

membutuhkan

makanan?’

“apa fungsi makanan

bagi tubuh kita?”

“kandungan apakah yang

terdapat pada gambar

tersebut?”

Peserta didik menjawab

pertanyaan guru

5 menit

Motivasi Guru memberikan

motivasi terkait fungsi

makanan bagi tubuh

dan memotivasi agar

terlibat aktif dalam

pembelajaran

Peserta didik

mendengarkan

penjelasan guru terkait

fungsi makanan bagi

tubuh.

5 menit

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

100

KEGIATAN INTI

Mengamati

Guru meminta peserta

didik untuk duduk

sesuai kelompoknya.

Guru menampilkan

video uji coba makanan

dan menampilkan

gambar makanan

meminta kemudian

peserta didik untuk

mengamati video dan

gambar yang

ditampilkan.

Peserta didik duduk

sesuai kelompoknya

Peserta didik

memperhatikan

video yang diberikan

guru

15 menit

Menanya

Guru bertanya ke

peserta didik mengenai

video yang telah

ditampilkan

Guru memberikan

motivasi agar peserta

didik bertanya terkait

video yang ditampilkan

dan meminta peserta

didik lain untuk

memberikan jawaban

terkait pertanyaan

temannya.

Peserta didik

menjawab pertanyyan

yang diberikan guru

Peserta didik

termotivasi untuk

bertanya terkait video

yang ditampilkan dan

peserta didik lain

memberikan tanggapan

atau jawaban atas

pertanyaan dari

temannya mengenai

video yang

ditayangkan oleh guru.

15 menit

Mencoba Guru membagikan

Lembar Kerja Siswa

(LKS) kepada setiap

kelompok dan

menjelaskan petunjuk

untuk melakukan

percobaan uji

kandungan pada

makanan

Guru meminta peserta

Peserta didik

mendengarkan

petunjuk percobaan

uji makanan yang

terdapat di LKS oleh

guru

Peserta didik

30 menit

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

101

didik untuk

menyiapkan alat dan

bahan

Guru ikut membimbing

dan sebagai fasilitator

dalam melakukan

percobaan uji makanan

menyiapkan alat dan

bahan

Peserta didik

melakukan percobaan

uji kandungan pada

makanan

Menalar Guru meminta peserta

didik untuk mencatat

hasil percobaan uji

makanan dan

mendiskusikan

pertanyaan pada LKS

Guru memberi

kesempatan kepada

peserta didik untuk

mencari informasi baik

dari buku sumber

maupun internet

dengan link relevan

terkait uji makanan

Peserta didik

mencatat hasil

percobaan uji

makanan dan

mendiskusikan

pertanyaan pada LKS

Peserta didik mencari

informasi baik dari

buku sumber maupun

internet dengan link

relevan terkait uji

makanan

20 menit

Mengkomunikasi Guru meminta peserta

didik atau perwakilan

setiap kelompok

untuk

mempresentasikan

secara lisan hasil

diskusi kelompoknya

yang terdapat pada

LKS.

Guru menanggapi

presentasi siswa

Peserta didik

menyampaikan hasil

diskusi.

15 menit

KEGIATAN PENUTUP

Penutup Guru meminta peserta

didik bertanya bila

masih ada materi yang

kurang dipahami.

Guru mereview materi

yang telah dijelaskan

dan meluruskan bila

terjadi miskonsepsi

Peserta didik bertanya

bila masih ada materi

yang kurang dipahami.

Peserta didik

mendengarkan review

materi dari guru

20menit

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

102

9. Penilaian Hasil Belajar

1. Jenis atau Teknik Penilaian

a. Tes tertulis

Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal essai

b. Non tes

Lembar observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan pendekatan

saintifik

Lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan pendekatan saintifik

2. Bentuk Instrumen dan Instrumen

Instrumen tes tertulis uraian (essai)

Instrumen observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan

pendekatan saintifik

Instrumen observasi aktivitas guru melalui penerapan pendekatan

saintifik

Instrumen penilaian kognitif LKS pendekatan saintifik

3. Pedoman Penskoran

Pedoman penskoran tes tertulis bentuk essai

Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas peserta didik melalui

penerapan pendekatan saintifik

Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas guru melalui

penerapan pendekatan saintifik

Pedoman penskoran kognitif LKS pendekatan saintifik

No Indikator Soal Jawaban Skor

1. Menyebutkan

zat-zat dan

fungsi pada

makanan

bergizi

Sebutkan dan

jelaskan zat-zat pada

makanan yang

dibutuhkan oleh

tubuh manusia?

1. Karbohidrat

Fungsi:

Sebagai sumber energi

utama tubuh

sebagai bahan baku

penyusun senyawa lain,

sebagai bahan baku

penyusun komponen sel,

karbohidrat dalam

bentuk serat kasar

5

Guru meminta peserta

didik memberikan

kesimpulan materi yang

diajarkan dan

menambahkan

kesimpulan yang kurang.

Peserta didik

memberikan

kesimpulan materi

yang diajarkan

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

103

(selulosa) membantu

kelancaran proses

pencernaan makanan.

2. Menjelaskan

tentang pola

makan, menu

seimbang,

BMI dan

BMR

Permasalahan gizi di

Indonesia

mengalami

perubahan yang

dipengaruhi oleh

gaya hidup

masyarakat. Oleh

karena itu,

pemerintah pun

menyesuaikan

anjuran pola makan

sehat dengan gizi

masyarakat. Dengan

susunan makanan

sehat, bergizi dan

seimbang, yaitu

empat sehat lima

sempurna. Sebutkan

hidangan empat

sehat lima

sempurna?

Pemerintah Indonesia

mempunyai slogan untuk

susunan makanan sehat,

bergizi, dan seimbang yaitu

empat sehat lima sempurna.

Hidangan empat sehat

berupa nasi, sayur, lauk dan

buah telah memenuhi

tuntutan kesehatan karena

mengandung zat makanan

yang dibutuhkan tubuh, yaitu

karbohidrat, lemak, protein,

vitamin, mineral, dan air.

Untuk menyempurnakan

hidangan tersebut dapat

ditambah dengan susu

sehingga menjadi lima

sempurna

5

3. Merumuskan

penjelasan

mengenai uji

kandungan

nutrisi pada

makanan

berdasarkan

hasil

percobaan

Seorang peserta

didik melakukan

percobaan uji

kandungan makanan

seperti nasi, tahu dan

pisang. Dengan

menggunakan

larutan lugol, biuret

dan benedict.

Dengan jumlah berat

makanan dan tetesan

larutan yang sama.

Bagaimana rumusan

masalah yang dapat

diambil berdasarkan

permasalahan

diatas?

Jika dilihat dari larutan

makanan yang digunakan

untuk menguji karbohidrat,

protein dan gula. Oleh sebab

itu, rumusan masalah yang

tepat berdasarkan

permasalahan tersebut adalah

“apa fungsi dari larutan

lugol, biuret dan benedict?”

5

4. Membuat

hipotesis

Buatlah hipotesis

berdasarkan soal

Jika nasi ditetesi larutan

lugol berubah menjadi warna

5

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

104

tentang

permasalahan

yang dikaji

nomor 3 diatas? biru kehitaman, maka

mengandung karbohidrat.

Jika tahu ditetesi larutan

biuret berubah menjadi

warna ungu, maka

mengandung protein.

Jika pisang dipanaskan

dengan larutan benedict

berubah menjadi warna

orange, maka mengandung

glukosa

Jakarta, Januari 2017

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Biologi Peneliti

Fatmawaty Hi Nasir Siti Hanifah

NIP. 196510251993032005 NIM 1112016100066

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

105

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta

Kelas / Semester : XI /2

Materi Pokok : Sistem Pencernaan

Alokasi Waktu : 3X45Menit

Pertemuan : Kedua

1. Kompetensi Inti

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

2. Kompetensi Dasar

1.4 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan

tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut agama yang

dianutnya.

1.5 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati

bioproses.

1.6 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan

menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang

dianutnya.

1.2 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dalam

melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.

3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

106

menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada

sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan

simulasi.

4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada

organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan

manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

3. Indikator

3.7.1 Menjelaskan organ-organ dan fungsinya pada sistem pencernaan

3.7.2 Membedakan pencernaan mekanis dengan pencernaan kimiawi

3.7.4 Menganalisis proses pencernaan pada sistem pencernaan manusia

3.7.4 Menampilkan data mengenai peran enzim yang terdapat dalam organ sistem

pencernaan manusia

3.7.5 Merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang dipaparkan berdasarkan

hasil pengamatan dan kajian pustaka.

3.7.6 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji

3.7.7 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis

3.7.8 Menemukan pola-pola penemuan dari permasalahan yang dikaji berupa

kesimpulan

4.7.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan uji enzim ptialin

4.7.2 Merancang kegiatan percobaan uji enzim ptialin secara langsung

4.7.3 Menyimpulkan uji enzim ptialin berdasarkan hasil percobaan

4. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mampu menjelaskan organ-organ dan fungsinya pada sistem

pencernaan

2. Peserta didik mampu membedakan pencernaan mekanis dengan pencernaan

kimiawi

3. Peserta didik mampu menganalisis proses pencernaan pada sistem pencernaan

manusia

4. Peserta didik mampu menampilkan data mengenai peran enzim yang terdapat

dalam organ sistem pencernaan manusia

5. Peserta didik mampu merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang

dipaparkan berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka.

6. Peserta didik mampu membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji

7. Peserta didik mampu menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis

8. Peserta didik mampu mampu menemukan pola-pola penemuan dari permasalahan

yang dikaji berupa kesimpulan

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

107

5. Materi Pembelajaran

6. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific

2. Metode Pembelajaran : Eksperimen

7. Alat, Media dan Sumber Belajar

1. Alat

White board

Spidol

Laptop

LCD

2. Media

Buku panduan belajar siswa

PPT dengan menampilkan video dan gambar

LKS inkuiri terbimbing mengenai uji enzim ptialin

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Jenis Makanan

Karbohidrat

Protein

Lemak

Vitamin

Mineral

Air

Organ

Pencernaan

Mulut

Kerong

kongan

Lambung

Usus

Halus

Usus

Besar

Anus

KelenjarPencernaan

Kelenjar

Ludah

Kelenjar

Lambung

Kelenjar

Hati

Kelenjar

Pankreas

Gangguan

Diare

Gastritis

Apendik

sitis

Sembelit

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

108

3. Sumber Belajar

Buku biologi kelas XI kurikulum 2013 dan internet dengan link relevan

8. Langkah-Langkah Pembelajaran

Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Peserta didik

KEGIATAN AWAL

Pembukaan Memberi salam,

mengecek absensi,

mengecek kesiapan

peserta didik dan

menyiapkan media

pembelajaran.

Menjawab salam dan

mempersiapkan buku

pelajaran

5 menit

Apersepsi Guru menampilkan

gambar mengenai organ

pencernaan manusia dan

bertanya “apakah kalian

tau organ tersebut

termasuk pada sistem

apa”?

“apa fungsi organ

tersebut?”

Peserta didik menjawab

pertanyaan guru

5 menit

Motivasi Guru memberikan

motivasi terkait organ

sistem pencernaan

manusia dan

memotivasi agar

terlibat aktif dalam

pembelajaran

Peserta didik

mendengarkan

penjelasan guru terkait

fungsi makanan bagi

tubuh.

5 menit

KEGIATAN INTI

Mengamati

Guru meminta peserta

didik untuk duduk

sesuai kelompoknya.

Guru menampilkan

video sistem

pencernaan manusia

dan meminta peserta

didik untuk mengamati

video yang

ditampilkan.

Peserta didik duduk

sesuai kelompoknya

Peserta didik

memperhatikan

video yang diberikan

guru

15 menit

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

109

Menanya

Guru bertanya ke

peserta didik mengenai

video yang telah

ditampilkan

Guru memberikan

motivasi agar peserta

didik bertanya terkait

video yang ditampilkan

dan meminta peserta

didik lain untuk

memberikan jawaban

terkait pertanyaan

temannya.

Peserta didik

menjawab pertanyyan

yang diberikan guru

Peserta didik

termotivasi untuk

bertanya terkait video

yang ditampilkan dan

peserta didik lain

memberikan tanggapan

atau jawaban atas

pertanyaan dari

temannya mengenai

video yang

ditayangkan oleh guru.

15 menit

Mencoba Guru memberikan

lembar kerja (LKS)

untuk dikerjakan dan

mencari jawabannya

dari berbagai buku

sumber atau internet

dengan link yang

relevan.

Guru meminta peserta

didik mengumpulkan

data atau informasi

untuk menjawab

pertanyaan hasil diskusi

dan sebagai bahan

diskusi mengenai organ

sistem pencernaan

manusia

Peserta didik

Menjawab lembar

kerja (LKS) yang

diberikan guru dan

mencari jawabannya

dari berbagai sumber

buku atau internet

dengan link yang

relevan.

30 menit

Menalar Guru membimbing

siswa untuk

menganalisis tugas

yang terdapat pada

LKS dan

mempersiapkan bahan

presentasi kelompok

Peserta didik.

menganalisis tugas

yang terdapat pada

LKS dan

mempersiapkan bahan

presentasi

20 menit

Mengkomunikasi Guru meminta peserta

didik atau perwakilan

setiap kelompok

untuk

mempresentasikan

Peserta didik

menyampaikan hasil

diskusi.

15 menit

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

110

9. Penilaian

1. Jenis atau Teknik Penilaian

a. Tes tertulis

Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal essai

b. Non tes

Lembar observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan pendekatan

saintifik

Lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan pendekatan saintifik

2. Bentuk Instrumen dan Instrumen

Instrumen tes tertulis uraian (essai)

Instrumen observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan

pendekatan saintifik

Instrumen observasi aktivitas guru melalui penerapan pendekatan

saintifik

Instrumen penilaian kognitif LKS pendekatan saintifik

3. Pedoman Penskoran

Pedoman penskoran tes tertulis bentuk essai

Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas peserta didik melalui

penerapan pendekatan saintifik

secara lisan hasil

diskusi kelompoknya.

Guru menanggapi

presentasi siswa

KEGIATAN PENUTUP

Penutup Guru meminta peserta

didik bertanya bila

masih ada materi yang

kurang dipahami.

Guru mereview materi

yang telah dijelaskan

dan meluruskan bila

terjadi miskonsepsi

Guru meminta peserta

didik memberikan

kesimpulan materi yang

diajarkan dan

menambahkan

kesimpulan yang kurang.

Peserta didik bertanya

bila masih ada materi

yang kurang dipahami.

Peserta didik

mendengarkan review

materi dari guru

Peserta didik

memberikan

kesimpulan materi

yang diajarkan

20 menit

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

111

Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas guru melalui

penerapan pendekatan saintifik

Pedoman penskoran kognitif LKS pendekatan saintifik

EVALUASI

No Indikator Soal Jawaban Skor

1. Menjelaskan

organ-organ dan

fungsinya pada

sistem

pencernaan

Pencernaan makanan

diawali setelah

makanan masuk ke

rongga mulut. Pada

rongga mulut terdapat

kelenjar ludah yang

menghasilkan air liur

atau ludah yang

mengandung enzim

ptialin. Bagaimana

fungsi ludah dalam

rongga mulut?

Pada rongga mulut

terdapat kelenjar ludah

yang menghasilkan air liur

atau ludah. Fungsi air liur

atau ludah yaitu:

1. Membasahi

makanan

2. Mengubah amilum

menjadi maltosa

3. Membunuh

mikroorganisme

Membantu dalam proses

mengecap dan menelan

5

2. Membedakan

pencernaan

mekanis dengan

pencernaan

kimiawi

Bagaimana perbedaan

pencernaan mekanis

dan kimiawi?

Pencernaan mekanik

adalah dipatahkannya

partikel makanan menjadi

partikel yang lebih kecil

dengan proses fisik seperti

mengunyah,

menghancurkan.

Pencernaan kimiawi

adalah Proses transformasi

makanan menjadi partikel

yang lebih kecil melalui

reaksi enzimatik

5

3. Menganalisis

proses

pencernaan

pada sistem

pencernaan

manusia

Pencernaan makanan

diawali dari rongga

mulut kerongkongan

lambung usus

halus usus besar

anus. Jelaskan cara usus

halus menyerap

makanan!

Pada dinding usus halus

terdapat jonjot-jonjot usus

yaitu vili yang berfungsi

memperluas permukaan

penyerapan, sehingga

makanan dapat terserap

dengan lebih efisien.

Molekul makanan akan

memasuki aliran darah

melalui dinding usus

halus. Pembuluh darah

dalam vili akan menyerap

hasil pencernaan dan

aliran darah akan

membawa makanan yang

sudah dicerna menuju ke

hati.

5

4. Menampilkan

data mengenai

Perhatikan tabel

dibawah ini!

Organ yang tepat dengan

enzim yang dihasilkan

5

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

112

peran enzim

yang terdapat

dalam organ

sistem

pencernaan

manusia

Organ Enzim

yang

dihasilkan

Mulut Laktase

Lambung Amilase

Usus

halus

Pepsin

Hubungkanlah organ

beserta enzim yang

dihasilkan dengan benar

serta sebutkan fungsi

enzim tersebut!

yaitu:

Organ Enzim

yang

dihasilkan

Mulut Amilase

Lambung Pepsin

Usus

halus

Laktase

Amilase berfungsi

mengubah amilum

menjadi maltosa

Pepsin berfungsi

mengubah protein menjadi

pepton

Laktase berfungsi

mengubah laktosa menjadi

glukosa

Jakarta, Januari 2017

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Biologi Peneliti

Fatmawaty Hi Nasir Siti Hanifah

NIP. 196510251993032005 NIM 1112016100066

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

113

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta

Kelas / Semester : XI /2

Materi Pokok : Sistem Pencernaan

Alokasi Waktu : 3X45Menit

Pertemuan : Ketiga

1. Kompetensi Inti

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

2. Kompetensi Dasar

1.7 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan

tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut agama yang

dianutnya.

1.8 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati

bioproses.

1.9 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan

menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang

dianutnya.

1.3 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dalam

melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.

3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

114

menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada

sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan

simulasi.

4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada

organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan

manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

3. Indikator

3.7.1 Menganalisis gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan manusia

3.7.2 Menampilkan data mengenai gangguan atau kelainan pada sistem

pencernaan manusia

3.7.3 Merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang dipaparkan berdasarkan

kajian pustaka.

3.7.4 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji

3.7.5 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis

3.7.6 Menemukan pola-pola penemuan dari permasalahan yang dikaji berupa

kesimpulan

4.7.1 Mengumpulkan informasi mengenai gangguan pada organ pencernaan manusia

4.7.2 Menganalisis informasi mengenai gangguan pada organ pencernaan manusia

4.7.3 Menyimpulkan informasi mengenai gangguan pada organ pencernaan manusia

4 Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mampu menganalisis gangguan atau kelainan pada sistem

pencernaan manusia

2. Peserta didik mampu menampilkan data mengenai gangguan atau kelainan pada

sistem pencernaan manusia

3. Peserta didik mampu merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang

dipaparkan berdasarkan kajian pustaka.

4. Peserta didik mampu membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji

5. Peserta didik mampu menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis

6. Peserta didik mampu menemukan pola-pola penemuan dari permasalahan yang

dikaji berupa kesimpulan

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

115

5. Materi Pembelajaran

6. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific

2. Metode Pembelajaran : Observasi

7. Alat, Media dan Sumber Belajar

1. Alat

White board

Spidol

Laptop

LCD

2. Media

Buku panduan belajar siswa

PPT dengan menampilkan video dan gambar

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Jenis Makanan

Karbohidrat

Protein

Lemak

Vitamin

Mineral

Air

Organ

Pencernaan

Mulut

Kerong

kongan

Lambung

Usus

Halus

Usus

Besar

Anus

KelenjarPencernaan

Kelenjar

Ludah

Kelenjar

Lambung

Kelenjar

Hati

Kelenjar

Pankreas

Gangguan

Diare

Gastritis

Apendik

sitis

Sembelit

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

116

LKS inkuiri terbimbing mengenai gangguan atau kelainan pada sistem

pencernaan manusia

3. Sumber Belajar

Buku biologi kelas XI kurikulum 2013 dan internet dengan link relevan

8. Langkah-Langkah Pembelajaran

Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Peserta didik

KEGIATAN AWAL

Pembukaan Memberi salam,

mengecek absensi,

mengecek kesiapan

peserta didik dan

menyiapkan media

pembelajaran.

Menjawab salam dan

mempersiapkan buku

pelajaran

5 menit

Apersepsi Guru menampilkan

gambar mengenai

gangguan fungsi organ

pencernaan manusia

(busung lapar) dan

bertanya “apakah kalian

tau gangguan atau

kelainan apa pada

gambar tersebut”?

“apa penyebabnya

sehingga bisa terjadi

kelainan seperti itu?”

Peserta didik menjawab

pertanyaan guru

5 menit

Motivasi Guru memberikan

motivasi terkait

kelainan organ sistem

pencernaan manusia

dan memotivasi agar

terlibat aktif dalam

pembelajaran

Peserta didik

mendengarkan

penjelasan guru terkait

fungsi makanan bagi

tubuh.

5 menit

KEGIATAN INTI

Mengamati

Guru meminta peserta

didik untuk duduk

sesuai kelompoknya.

Guru menampilkan

Peserta didik duduk

sesuai kelompoknya

Peserta didik

15 menit

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

117

gambar-gambar

kelainan pada organ

sistem pencernaan

manusia dan meminta

peserta didik untuk

mengamati gambar

yang ditampilkan.

memperhatikan

gambar yang

diberikan guru

Menanya

Guru bertanya ke

peserta didik mengenai

gambar yang telah

ditampilkan

Guru memberikan

motivasi agar peserta

didik bertanya terkait

gambar yang

ditampilkan dan

meminta peserta didik

lain untuk memberikan

jawaban terkait

pertanyaan temannya.

Peserta didik

menjawab pertanyyan

yang diberikan guru

Peserta didik

termotivasi untuk

bertanya terkait

gambar yang

ditampilkan dan

peserta didik lain

memberikan tanggapan

atau jawaban atas

pertanyaan dari

temannya mengenai

gambar.

15 menit

Mencoba Guru memberikan

lembar kerja (LKS)

untuk dikerjakan dan

mencari jawabannya

dari berbagai buku

sumber atau internet

dengan link yang

relevan.

Guru meminta peserta

didik mengumpulkan

data atau informasi

untuk menjawab

pertanyaan hasil

diskusi dan sebagai

bahan diskusi

mengenai organ sistem

pencernaan manusia

Peserta didik

menjawab lembar kerja

(LKS) yang diberikan

guru dan mencari

jawabannya dari

berbagai sumber buku

atau internet dengan

link yang relevan.

30 menit

Menalar Guru membimbing

siswa untuk

menganalisis tugas

yang terdapat pada

Peserta didik.

menganalisis tugas

yang terdapat pada

LKS dan

20 menit

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

118

9. Penilaian

1. Jenis atau Teknik Penilaian

a. Tes tertulis

Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal essai

b. Non tes

Lembar observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan pendekatan

saintifik

Lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan pendekatan saintifik

2. Bentuk Instrumen dan Instrumen

Instrumen tes tertulis uraian (essai)

LKS dan

mempersiapkan bahan

presentasi kelompok

mempersiapkan bahan

presentasi

Mengkomunikasi Guru meminta peserta

didik atau perwakilan

setiap kelompok

untuk

mempresentasikan

secara lisan hasil

diskusi kelompoknya.

Guru menanggapi

presentasi siswa

Peserta didik

menyampaikan hasil

diskusi.

15 menit

KEGIATAN PENUTUP

Penutup Guru meminta peserta

didik bertanya bila

masih ada materi yang

kurang dipahami.

Guru mereview materi

yang telah dijelaskan

dan meluruskan bila

terjadi miskonsepsi

Guru meminta peserta

didik memberikan

kesimpulan materi yang

diajarkan dan

menambahkan

kesimpulan yang kurang.

Peserta didik bertanya

bila masih ada materi

yang kurang dipahami.

Peserta didik

mendengarkan review

materi dari guru

Peserta didik

memberikan

kesimpulan materi

yang diajarkan

20 menit

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

119

Instrumen observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan

pendekatan saintifik

Instrumen observasi aktivitas guru melalui penerapan pendekatan

saintifik

Instrumen penilaian kognitif LKS pendekatan saintifik

3. Pedoman Penskoran

Pedoman penskoran tes tertulis bentuk essai

Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas peserta didik melalui

penerapan pendekatan saintifik

Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas guru melalui

penerapan pendekatan saintifik

Pedoman penskoran kognitif LKS pendekatan saintifik

EVALUASI

No Indikator Soal Jawaban Skor

1. Menganalisis

gangguan atau

kelainan pada

sistem

pencernaan

Budi mengalami

penurunan berat

badan, lemas dan

pembengkakan

pada perut.

Semua ini

dikarenakan

kekurangan

asupan protein

dan sering terjadi

di negara-negara

berkembang.

Penyakit apakah

yang memiliki

ciri-ciri tersebut?

Penyakit yang memiliki

ciri-ciri tersebut adalah

kwashiorkor.

Kwashiorkor

disebabkan oleh

kekurangan asupan

protein. Fungsi protein

adalah memperbaiki

sel-sel yang rusak dan

membentuk sel-sel

baru. Jika tubuh

kekurangan protein,

maka pertumbuhan dan

fungsi tubuh yang

normal akan terhambat.

5

2. Menganalisis

penyebab

gangguan

terjadinya

pada sistem

pencernaan

Siang hari Rudi

merasakan

perutnya sakit.

Ternyata Rudi

telat makan.

Penyakit apakah

yang diderita

Rudi dan

sebutkan

penyebab-

penyebabnya?

Penyebab penyakit

gastritis yaitu

1. Stress bisa

menyebabkan

terjadinya

perubahan

hormon yang

bisa merangsang

sel didalam

lambung

2. Jadwal makan

tak teratur

Konsumsi minuman

mengandung kafein

5

3. Merumuskan

penjelasan

terkait

permasalahan

Seorang peserta

didik melakukan

observasi terkait

makanan yang di

Rumusan masalah yang

dapat diambil

berdasarkan

permasalahan tersebut

5

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

120

yang

dipaparkan

berdasarkan

hasil

pengamatan

dan kajian

pustaka

jual di pinggir

jalan. Ternyata

makanan yang di

jual dipinggir

jalan tidak

memperhatikan

kebersihan. Bagaimana

rumusan masalah

yang dapat

diambil

berdasarkan

permasalahan

diatas?

adalah “Apa pengaruh

mengkonsumsi

makanan yang tidak

memperhatikan

kebersihan terhadap

kesehatan?”

4. Membuat

hipotesis

tentang

permasalahan

yang dikaji

Buatlah hipotesis

yang tepat

berdasarkan

permasalahan

pada nomor 3?

Hipotesis yang dapat

diambil berdasarkan

permasalahan tersebut

adalah “jika seseorang

mengkonsumsi

makanan yang tidak

memperhatikan

kebersihan, maka akan

terkena penyakit”

5

Jakarta, Januari 2017

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Biologi Peneliti

Fatmawaty Hi Nasir Siti Hanifah

NIP. 196510251993032005 NIM 1112016100066

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

121

Lampiran 3

Nama :

Pertemuan I LKS Inkuiri Terbimbing

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

122

Menguji Kandungan Nutrisi pada Makanan

Kompetensi Dasar: 4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi

jaringan pada organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan

sistem pencernaan manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta didik peserta didik mampu merancang kegiatan percobaan uji

kandungan nutrisi pada makanan secara langsung

2. Peserta didik mampu menyimpulkan uji kandungan nutrisi pada makanan

berdasarkan hasil percobaan

3. Peserta didik mampu membuat laporan tertulis uji kandungan nutrisi pada

makanan berdasarkan hasil percobaan

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

123

I. Inisiasi

Zat Makanan Fungsi Contoh Sumber

Karbohidrat 1. Sumber sumber energi

2. Pengatur metabolisme

lemak.

3. Membantu pengeluaran feres

Padi, jagung, gandum,

singkong, kentang dan umbi-

umbian

Protein 1. Penghasil zat energi

2. Menghasilkan jaringan baru.

3. Membantu pemeliharaan

tekanan osmotik cairan dalam

tubuh.

4. Menjaga keseimbangan asam

basa dalam tubuh

Telur, ikan, daging, susu, kedela

dan kacang-kacangan

Lemak 1. Sebagai sumber energi

terbesar

2. Sebagai pelindung alat-alat

tubuh.

3. Pelarut vitamin A, D, E, dan

K.

Minyak goreng, susu, mentega,

keju, daging, telur dan kacang

tanah

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk tubuh kita. Karbohidrat terdiri atas unsur

karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Untuk mengetahui dan membuktikan ada tidaknya

kandungan karbohidrat dalam makanan dapat di uji dengan larutan lugol.

Protein

Seperti halnya karbohidrat, protein merupakan komponen organik. Akan tetapi, protein

berbeda dari karbohidrat dalam beberapa hal. Selain karbon, hidrogen, dan oksigen, protein

juga mengandung elemen lain seperti nitrogen, sulfur, dan posfor. Untuk membuktikan ada

atau tidak nya protein dengan menggunakan larutan biuret

Lemak

Lemak tersusun atas unsur, kabon, hidrogen, dan oksigen, tetapi mengandung proporsi

oksigen yang lebih sedikit dibandingkan dengan karbohidrat. Lemak diserap tubuh dalam

bentuk asam amino dan gliserol. Untuk mengetahui dan membuktikan ada tidaknya

kandungan lemak dalam makanan dapat di uji dengan kertas buram.

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

124

II. Rumusan Masalah

Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan diatas! Nyatakan dalam bentuk

pertanyaan!

III. Hipotesis

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!

IV. Eksplorasi

Untuk membuat langkah kerja, kalian harus mencari referensi mengenai:

uji kandungan karbohidrat pada makanan

uji kandungan protein pada makanan

uji kandungan glukosa pada makanan

uji kandungan lemak pada makanan

Dari buku paket Biologi kelas XI atau internet yang sesuai dengan alat dan

bahan yang sudah tercantum dibawah ini!

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

125

V. Langkah Kerja

Tulislah langkah kerja dalam uji kandungan nutrisi pada makanan!

VI. Formulasi

Tulislah hasil pengamatan yang telah didapat pada tabel yang sudah disediakan!

No.

Bahan Makanan Reaksi dengan reagen (perubahan warna) Lemak Kandungan Zat

Lugol Biuret Benedict

1.

2.

3.

4.

Alat:

1. 5 tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Gelas ukur

4. Pipet

5. Kertas koran

Bahan:

1. Nasi,

2. Kentang

3. Roti

4. Putih telur

5. Susu

6. Minyak

7. Margarin

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

126

VII. Koleksi

1. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung

amilum/karbohidrat?

2. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung

protein?

3. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung

glukosa?

5.

6.

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

127

4. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung lemak?

5. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung lebih

dari satu zat makanan?

6. Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan!

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Jawaban:

_________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

128

Nama :

Kelas :

Pertemuan 2 LKS Inkuiri Terbimbing

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

129

Pengaruh Enzim Ptialin terhadap Waktu dan pH

Kompetensi Dasar: 4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi

jaringan pada organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan

sistem pencernaan manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

Indikator Pembelajaran: 1. Peserta didik menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan uji enzim

ptialin

2. Peserta didik merancang kegiatan percobaan uji enzim ptialin secara langsung

3. Peserta didik menyimpulkan uji enzim ptialin berdasarkan hasil percobaan

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

130

I. Inisiasi

II. Rumusan Masalah

Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan diatas! Nyatakan dalam bentuk

pertanyaan!

Enzim ptialin adalah termasuk ke dalam enzim amilase yang berperan dalam

mengkatalisis/mempercepat proses hidrolisis pati menjadi gula sederhana. Dalam hal ini,

enzim ptialin mengkatalisis proses perombakan (degradasi) pati atau zat tepung menjadi

maltosa. Peristiwa perombakan oleh ptialin tersebut terjadi pada pati atau zat tepung yang

terkandung di dalam bahan makanan, seperti nasi ataupun kentang.

Dari hal itu bisa dikatakan bahwa fungsi enzim ptialin adalah untuk mempercepat proses

perombakan pati yang terkandung di dalam makanan menjadi gula sederhana, yaitu maltosa,

yang akan dimanfaatkan lebih lanjut oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Kesemuanya itu

terjadi di dalam mulut dan sepanjang saluran pencernaan manusia sebelum makanan

mencapai lambung yang asam.

Dalam menjalankan aksinya, enzim ptialin tidak memiliki banyak waktu di mulut, karena

pada umumnya makanan yang masuk akan segera ditelan. Meski makanan langsung ditelan,

ptialin masih tetap bisa menjalankan fungsinya selama makanan belum sampai ke lambung

yang kondisinya sangat asam, karena ptialin termasuk ke dalam enzim yang aktif pada pH

normal, sedangkan pada suasana asam akan terinaktivasi.

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

131

III. Hipotesis

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!

IV. Eksplorasi

Untuk membuat langkah kerja, kalian harus mencari referensi mengenai:

uji enzim ptialin terhadap waktu

uji enzim ptialin terhadap asam dan basa

dari buku paket Biologi kelas XI atau internet yang sesuai dengan alat dan

bahan yang sudah tercantum dibawah ini!

Alat:

6. Tabung reaksi

7. Rak tabung reaksi

8. Gelas beker

9. Pipet tetes

10. Stopwatch

Bahan:

8. Larutan kanji

9. Air liur

10. Larutan iodin

11. HCl

12. NaOH

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

132

V. Langkah Kerja

Tulislah langkah kerja dalam uji enzim ptialin!

VI. Formulasi

Tulislah hasil pengamatan yang telah didapat pada tabel yang sudah disediakan!

Tabung Bahan + perlakuan Warna awal Warna akhir

A Kanji + air liur + iodin (3 menit)

B Kanji + air liur + iodin (6 menit)

C Kanji + air liur + iodin (9 menit)

D HCl + kanji + air liur

E NaOH+ kanji + air liur

VII. Koleksi

1. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan warna pada tabung A, B dan C?

Apa arti perubahan warna tersebut?

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

133

2. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan warna pada tabung D dan E? Apa

arti perubahan warna tersebut?

3. Mengapa pemberian HCl dan NaOH dilakukan lebih dahulu daripada air liur?

4. Pada pH berapa enzim ptialin bekerja secara efektif?

5. Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan!

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Jawaban:

__________________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

134

Nama :

Kelas :

Pertemuan 3

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

135

Gangguan Sistem Pencernaan

Kompetensi Dasar: 4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi

jaringan pada organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan

sistem pencernaan manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

Tujuan Pembelajaran: 1. Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai gangguan pada organ

pencernaan manusia

2. Peserta didik menganalisis informasi mengenai gangguan pada organ

pencernaan manusia

3. Peserta didik menyimpulkan informasi mengenai gangguan pada organ

pencernaan manusia

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

136

I. Inisiasi

II. Rumusan Masalah

Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan diatas! Nyatakan dalam bentuk

pertanyaan!

III. Hipotesis

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!

Andi sangat menyukai makanan yang pedas. Suatu hari Andi

mengalami sakit perut. Ternyata sakit perut yang dialami Andi

dapat dipicu oleh makanan yang dimakan atau karena adanya

gangguan pada pencernaan yang membuat sulit untuk mencerna

makanan dengan baik. Hal tersebut dapat disebabkan oleh

berbagai macam penyebab atau kondisi medis yang mendasari.

Sakit perut yang diderita Andi dapat bersumber dari organ-

organ yang terdapat dalam perut seperti lambung, usus halus,

usus besar, usus buntu, hati, kandung empedu, pankreas, dan

limpa.

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

137

IV. Alat dan Bahan

Alat Tulis

Lembar Kerja Siswa

Buku Paket Biologi Kelas XI

Internet dengan link yang relevan

V. Eksplorasi

Jawablah rumusan masalah yang telah kalian buat berdasarkan buku paket biologi

dan internet dengan link yang relevan.

Kesimpulan:

Jawaban:

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

138

Lampiran 4

Nama :

Pertemuan I

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

139

Menguji Kandungan Nutrisi pada Makanan

Kompetensi Dasar: 4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi

jaringan pada organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan

sistem pencernaan manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta didik peserta didik mampu merancang kegiatan percobaan uji

kandungan nutrisi pada makanan secara langsung

2. Peserta didik mampu menyimpulkan uji kandungan nutrisi pada makanan

berdasarkan hasil percobaan

3. Peserta didik mampu membuat laporan tertulis uji kandungan nutrisi pada

makanan berdasarkan hasil percobaan

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

140

I. Dasar Teori

Zat Makanan Fungsi Contoh Sumber

Karbohidrat 1. Sumber sumber energi

2. Pengatur metabolisme

lemak.

3. Membantu pengeluaran feres

Padi, jagung, gandum,

singkong, kentang dan umbi-

umbian

Protein 1. Penghasil zat energi

2. Menghasilkan jaringan baru.

3. Membantu pemeliharaan

tekanan osmotik cairan dalam

tubuh.

4. Menjaga keseimbangan asam

basa dalam tubuh

Telur, ikan, daging, susu, kedela

dan kacang-kacangan

Lemak 1. Sebagai sumber energi

terbesar

2. Sebagai pelindung alat-alat

tubuh.

3. Pelarut vitamin A, D, E, dan

K.

Minyak goreng, susu, mentega,

keju, daging, telur dan kacang

tanah

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk tubuh kita. Karbohidrat terdiri atas unsur

karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Untuk mengetahui dan membuktikan ada tidaknya

kandungan karbohidrat dalam makanan dapat di uji dengan larutan lugol.

Protein

Seperti halnya karbohidrat, protein merupakan komponen organik. Akan tetapi, protein

berbeda dari karbohidrat dalam beberapa hal. Selain karbon, hidrogen, dan oksigen, protein

juga mengandung elemen lain seperti nitrogen, sulfur, dan posfor. Untuk membuktikan ada

atau tidak nya protein dengan menggunakan larutan biuret

Lemak

Lemak tersusun atas unsur, kabon, hidrogen, dan oksigen, tetapi mengandung proporsi

oksigen yang lebih sedikit dibandingkan dengan karbohidrat. Lemak diserap tubuh dalam

bentuk asam amino dan gliserol. Untuk mengetahui dan membuktikan ada tidaknya

kandungan lemak dalam makanan dapat di uji dengan kertas buram

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

141

II. Rumusan Masalah

Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan diatas! Nyatakan dalam bentuk

pertanyaan!

III. Hipotesis

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!

IV. Alat dan Bahan

Alat:

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Plat tetes

4. Gelas ukur

5. Pipet

6. Kertas koran

Bahan:

1. Nasi

2. Kentang

3. Roti

4. Putih telur

5. Susu

6. Minyak

7. Margarin

Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

142

V. Langkah Kerja

VI. Hasil Pengamatan

Tulislah hasil pengamatan yang telah didapat pada tabel yang sudah disediakan!

No.

Bahan Makanan Reaksi dengan reagen (perubahan warna) Lemak Kandungan Zat

Lugol Biuret Benedict

1.

2.

3.

4.

LANGKAH KERJA:

A. Pengujian Karbohidrat

Bahan makanan yang ingin diketahui kandungan amilum ditetesi dengan larutan lugol.

Jika menunjukkan warna biru sampai hitam, berarti bahan makanan tersebut positif

mengandung amilum.

B. Pengujian Protein

Bahan makanan yang ingin diketahui kandungan protein ditetesi dengan reagen biuret.

Jika menunjukkan warna ungu, berarti bahan makanan tersebut positif mengandung

protein.

C. Pengujian Glukosa

Bahan makanan yang ingin diketahui kandungan glukosa ditetesi dengan reagen

benedict lalu dipanaskan. Jika menunjukkan warna orange, berarti bahan makanan

tersebut positif mengandung glukosa.

D. Pengujian Lemak

Dengan meletakkannya di atas kertas koran selama ±3menit. Jika meninggalkan noda,

berarti bahan makanan tersebut positif mengandung lemak.

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

143

VII. Diskusi

1. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung

amilum/karbohidrat?

2. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung

protein?

3. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung

glukosa?

5.

6.

7.

8.

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

144

4. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung lemak?

5. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung lebih

dari satu zat makanan?

6. Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan!

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Jawaban:

_________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________

Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

145

Nama :

Kelas :

Pertemuan 2

Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

146

Pengaruh Enzim Ptialin terhadap Waktu dan pH

Kompetensi Dasar: 4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi

jaringan pada organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan

sistem pencernaan manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

Indikator Pembelajaran: 1. Peserta didik menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan uji enzim

ptialin

2. Peserta didik merancang kegiatan percobaan uji enzim ptialin secara langsung

3. Peserta didik menyimpulkan uji enzim ptialin berdasarkan hasil percobaan

Page 163: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

147

VIII. Dasar Teori

IX. Rumusan Masalah

Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan diatas! Nyatakan dalam bentuk

pertanyaan!

Enzim ptialin adalah termasuk ke dalam enzim amilase yang berperan dalam

mengkatalisis/mempercepat proses hidrolisis pati menjadi gula sederhana. Dalam hal ini,

enzim ptialin mengkatalisis proses perombakan (degradasi) pati atau zat tepung menjadi

maltosa. Peristiwa perombakan oleh ptialin tersebut terjadi pada pati atau zat tepung yang

terkandung di dalam bahan makanan, seperti nasi ataupun kentang.

Dari hal itu bisa dikatakan bahwa fungsi enzim ptialin adalah untuk mempercepat proses

perombakan pati yang terkandung di dalam makanan menjadi gula sederhana, yaitu maltosa,

yang akan dimanfaatkan lebih lanjut oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Kesemuanya itu

terjadi di dalam mulut dan sepanjang saluran pencernaan manusia sebelum makanan

mencapai lambung yang asam.

Dalam menjalankan aksinya, enzim ptialin tidak memiliki banyak waktu di mulut, karena

pada umumnya makanan yang masuk akan segera ditelan. Meski makanan langsung ditelan,

ptialin masih tetap bisa menjalankan fungsinya selama makanan belum sampai ke lambung

yang kondisinya sangat asam, karena ptialin termasuk ke dalam enzim yang aktif pada pH

normal, sedangkan pada suasana asam akan terinaktivasi.

Page 164: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

148

X. Hipotesis

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!

XI. Alat dan Bahan

XII. Langkah Kerja

Percobaan I

1. Masukan larutan kanji ke dalam 3 tabung reaksi masing – masing 5 tetes

2. Tambahkan air liur sebanyak 5 tetes ke dalam tabung A Bdan C kemudian kocoklah.

3. Tabung reaksi A didamkan selama 3 menit lalu tambahkan 3 tetes iodin dan amati

hasilnya.

4. Lakukan hal yang sama pada tabung reaksi B dan C dengan menit 6 dan 9. Amati hasilnya

dan catat pada tabel pengamatan!

Percobaaan II

1. Masukan larutan kanji ke dalam 2 tabung reaksi masing – masing 10 tetes

2. Tambahkan 5 tetes HCl kedalam tabung D dan 5 tetes NaOH ke dalam tabung E

Alat:

7. Tabung reaksi

8. Rak tabung reaksi

9. Gelas beker

10. Pipet tetes

11. Stopwatch

Bahan:

8. Larutan kanji

9. Air liur

10. Larutan iodin

11. HCl

12. NaOH

Page 165: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

149

3. Tambahkan 5 tetes air liur ke dalam tabung D dan E, kemudian kocoklah dan diamkan

selama kurang lebih 3 menit! Amati hasilnya dan catat pada tabel pengamatan!

XIII. Hasil Pengamatan

Tulislah hasil pengamatan yang telah didapat pada tabel yang sudah disediakan!

Tabung Bahan + perlakuan Warna awal Warna akhir

A Kanji + air liur + iodin (3 menit)

B Kanji + air liur + iodin (6 menit)

C Kanji + air liur + iodin (9 menit)

D HCl + kanji + air liur

E NaOH+ kanji + air liur

XIV. Diskusi

1. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan warna pada tabung A, B dan C?

Apa arti perubahan warna tersebut?

2. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan warna pada tabung D dan E? Apa

arti perubahan warna tersebut?

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Page 166: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

150

3. Mengapa pemberian HCl dan NaOH dilakukan lebih dahulu daripada air liur?

4. Pada pH berapa enzim ptialin bekerja secara efektif?

5. Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan!

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Jawaban:

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Jawaban:

__________________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

Page 167: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

151

Nama :

Kelas :

Page 168: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

152

Gangguan Sistem Pencernaan

Pertemuan 3

Kompetensi Dasar: 4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi

jaringan pada organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan

sistem pencernaan manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

Tujuan Pembelajaran: 1. Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai gangguan pada organ

pencernaan manusia

2. Peserta didik menganalisis informasi mengenai gangguan pada organ

pencernaan manusia

3. Peserta didik menyimpulkan informasi mengenai gangguan pada organ

pencernaan manusia

Page 169: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

153

I. Orientasi

II. Rumusan Masalah

Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan diatas! Nyatakan dalam bentuk

pertanyaan!

III. Hipotesis

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!

Andi sangat menyukai makanan yang pedas. Suatu hari Andi

mengalami sakit perut. Ternyata sakit perut yang dialami Andi

dapat dipicu oleh makanan yang dimakan atau karena adanya

gangguan pada pencernaan yang membuat sulit untuk mencerna

makanan dengan baik. Hal tersebut dapat disebabkan oleh

berbagai macam penyebab atau kondisi medis yang mendasari.

Sakit perut yang diderita Andi dapat bersumber dari organ-

organ yang terdapat dalam perut seperti lambung, usus halus,

usus besar, usus buntu, hati, kandung empedu, pankreas, dan

limpa.

Page 170: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

154

IV. Alat dan Bahan

Alat Tulis

Lembar Kerja Siswa

Buku Paket Biologi Kelas XI

Internet dengan link yang relevan

V. Mengumpulkan Data

Jawablah rumusan masalah yang telah kalian buat berdasarkan buku paket biologi

dan internet dengan link yang relevan.

Kesimpulan :

Jawaban:

Page 171: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 172: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 173: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 174: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 175: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 176: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 177: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 178: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 179: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 180: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 181: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 182: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 183: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 184: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 185: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 186: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 187: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 188: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 189: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 190: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 191: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 192: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 193: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 194: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 195: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 196: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 197: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 198: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 199: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 200: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 201: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

185

Lampiran 7

Page 202: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

186

Page 203: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

187

Page 204: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

188

Page 205: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

189

Page 206: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

190

Page 207: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

191

Page 208: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

192

Page 209: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

193

Page 210: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

194

Page 211: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

195

Page 212: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

196

Page 213: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

197

Page 214: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

198

Lampiran 8

Page 215: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

199

Page 216: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

200

Page 217: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

201

Page 218: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

202

Page 219: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

203

Page 220: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

204

Page 221: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

205

Page 222: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

206

Page 223: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

207

Page 224: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

208

Page 225: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

209

Page 226: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

210

Lampiran 9

Kisi-Kisi Instrumen

Kompetensi Dasar :

3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan

gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia.

4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap

individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan

Indikator Jenjang kognitif Jumlah

Soal C3 C4 C5 C6

Mengidentifikasi jenis-jenis

makanan berserta fungsinya

berdasarkan data

Mengidentifikasi jenis-jenis makanan

berserta fungsinya berdasarkan data

1* 3

Menganalisis fungsi zat makanan 2*

Menampilkan data mengenai

kandungan zat pada makanan

4

Mengumpulkan informasi tentang

pola makan dan menu seimbang

Mengumpulkan informasi tentang

pola makan dan menu seimbang

12* 2

Menganalisis nilai gizi berdasarkan

kandungan

3

Menyelidiki informasi mengenai

fungsi organ-organ pencernaan

manusia

Menyelidiki informasi mengenai

fungsi organ-organ pencernaan

manusia

5 4

Menampilkan data mengenai organ

pencernaan manusia beserta enzim

yang dihasilkan

6* 9

Menganalisis fungsi organ 7

Page 227: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

211

pencernaan pada sistem pencernaan

Merumuskan penjelasan terkait uji

aktivitas enzim ptialin

8*

Menentukan proses pencernaan

yang terjadi pada organ pencernaan

manusia

Menentukan proses pencernaan yang

terjadi pada organ pencernaan

manusia

10* 2

Mengaitkan struktur organ

pencernaan dengan proses

pencernaan manusia

11*

Menganalisis gangguan atau

kelainan pada sistem pencernaan

Menganalisis gangguan atau kelainan

pada sistem pencernaan

13* 3

Menganalisis penyebab gangguan

terjadinya pada sistem pencernaan

14*

Menyimpulkan jenis gangguan

sistem pencernaan berdasarkan data

15

Keterangan (*) : Soal yang valid

Page 228: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

212

Lampiran 10

REKAP ANALISIS BUTIR

=====================

Rata2= 7,09

Simpang Baku= 3,52

KorelasiXY= 0,80

Reliabilitas Tes= 0,89

Butir Soal= 15

Jumlah Subyek= 35

Nama berkas: D:\SKRIPSI HANI\HASIL ANATES\PILIHAN GANDA METAKOGNITIF.ANA

Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi

1 1 100,00 Sedang 0,787 Sangat Signifikan

2 2 100,00 Sedang 0,787 Sangat Signifikan

3 3 100,00 Sedang 0,787 Sangat Signifikan

4 4 -11,11 Sedang -0,081 -

5 5 33,33 Sukar 0,111 -

6 6 66,67 Sedang 0,609 Sangat Signifikan

7 7 33,33 Sedang 0,232 -

8 8 55,56 Sangat Mudah 0,622 Sangat Signifikan

9 9 44,44 Sedang 0,159 -

10 10 55,56 Sukar 0,634 Sangat Signifikan

11 11 77,78 Sukar 0,750 Sangat Signifikan

12 12 77,78 Sukar 0,750 Sangat Signifikan

13 13 55,56 Sangat Mudah 0,622 Sangat Signifikan

14 14 66,67 Sedang 0,609 Sangat Signifikan

15 15 11,11 Sedang 0,289 -

Page 229: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

213

REKAP ANALISIS BUTIR

=====================

Rata2= 18,89

Simpang Baku= 5,18

KorelasiXY= 0,71

Reliabilitas Tes= 0,83

Butir Soal= 15

Jumlah Subyek= 35

Nama berkas: D:\SKRIPSI HANI\HASIL ANATES\PENGETAHUAN DEKLARATIF.AUR

No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi

1 1 2,77 13,89 Sedang 0,651 Sangat Signifikan

2 2 4,26 27,78 Sedang 0,804 Sangat Signifikan

3 3 3,46 25,00 Sukar 0,777 Sangat Signifikan

4 4 3,20 22,22 Sangat Mudah 0,598 Signifikan

5 5 2,92 25,00 Sukar 0,676 Sangat Signifikan

6 6 3,20 22,22 Sangat Mudah 0,790 Sangat Signifikan

7 7 0,92 5,56 Sedang 0,279 -

8 8 4,60 36,11 Sukar 0,503 Signifikan

9 9 4,60 36,11 Sukar 0,503 Signifikan

10 10 4,26 27,78 Sedang 0,804 Sangat Signifikan

11 11 0,60 2,78 Sukar -0,060 -

12 12 1,41 11,11 Sedang 0,509 Signifikan

13 13 4,26 27,78 Sedang 0,804 Sangat Signifikan

14 14 2,09 13,89 Sedang 0,273 -

15 15 0,78 11,11 Sedang 0,234 -

Page 230: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

214

REKAP ANALISIS BUTIR

=====================

Rata2= 23,94

Simpang Baku= 4,46

KorelasiXY= 0,64

Reliabilitas Tes= 0,78

Butir Soal= 15

Jumlah Subyek= 35

Nama berkas: D:\SKRIPSI HANI\HASIL ANATES\PENGETAHUAN PROSEDURAL.AUR

No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi

1 1 1... 44,44 Sedang 0,885 Sangat Signifikan

2 2 -... -2,78 Sedang -0,079 -

3 3 2,77 13,89 Sedang 0,521 Signifikan

4 4 7,07 41,67 Sedang 0,845 Sangat Signifikan

5 5 5,29 19,44 Sedang 0,562 Signifikan

6 6 0,92 5,56 Sedang 0,142 -

7 7 1,51 5,56 Sedang 0,136 -

8 8 5,29 19,44 Sedang 0,653 Sangat Signifikan

9 9 2,00 11,11 Sedang 0,419 -

10 10 5,84 38,89 Sedang 0,651 Sangat Signifikan

11 11 0,00 0,00 Sedang -0,103 -

12 12 0,46 2,78 Sedang 0,090 -

13 13 5,29 19,44 Sedang 0,598 Signifikan

14 14 2,14 11,11 Sedang 0,297 -

15 15 1... 44,44 Sedang 0,885 Sangat Signifikan

Page 231: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

215

REKAP ANALISIS BUTIR

=====================

Rata2= 23,80

Simpang Baku= 4,26

KorelasiXY= 0,59

Reliabilitas Tes= 0,74

Butir Soal= 15

Jumlah Subyek= 35

Nama berkas: D:\SKRIPSI HANI\HASIL ANATES\PENGETAHUAN KONDISIONAL.AUR

No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi

1 1 4,47 27,78 Sedang 0,691 Sangat Signifikan

2 2 0,50 2,78 Sedang 0,114 -

3 3 0,40 2,78 Sedang 0,266 -

4 4 1,80 13,89 Sedang 0,443 -

5 5 4,47 27,78 Sedang 0,666 Sangat Signifikan

6 6 2,40 19,44 Sedang 0,310 -

7 7 2,14 11,11 Sedang 0,335 -

8 8 3,41 22,22 Sedang 0,481 -

9 9 3,40 19,44 Sedang 0,594 Signifikan

10 10 3,50 19,44 Sedang 0,522 Signifikan

11 11 4,37 25,00 Sedang 0,552 Signifikan

12 12 4,00 16,67 Sedang 0,557 Signifikan

13 13 2,68 16,67 Sedang 0,368 -

14 14 3,50 19,44 Sedang 0,545 Signifikan

15 15 3,58 22,22 Sedang 0,534 Signifikan

Page 232: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

216

Lampiran 11

KISI-KISI INSTRUMEN TES

Nama Sekolah : SMA Negeri 34 Alokasi Waktu : 45 Menit

Mata Pelajaran : Biologi Jumlah Soal : 15 soal

Kurikulum Acuan : Kurikulum 2013 Jenis Soal : Pilihan Ganda

Kompetensi Dasar :

3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan

proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.

4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan manusia

melalui berbagi bentuk media presentasi.

No Indikator Jenjang

Kognitif

Nomor

Soal

Soal Kunci Jawaban Skor

1. 3.7.1

Mengidentifikasi

jenis-jenis makanan

berserta fungsinya

berdasarkan data

C4 1 Perhatikan tabel dibawah ini!

Sumber Fungsi

A. Beras, kentang

dan jagung

1. Penghasil energi

dan mengganti

sel-sel tubuh yang

rusak

B. kacangan, tempe

(nabati), telur

(hewani)

2. Sumber energi

dan cadangan

makanan

C. Daging dan susu 3. Berperan dalam

pertumbuhan dan

pembentukan sel

dan

mempertahankan

fungsi jaringan

E 4

Page 233: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

217

supaya normal

D. Wortel dan

minyak ikan

4. Melindungi tubuh

dari suhu

lingkungan yang

rendah dan

penghasil energi

Berdasarkan tabel diatas manakah yang benar

antara jenis makanan dan fungsinya ...

A. B dan 2

B. A dan 3

C. D dan 1

D. A dan 4

E. B dan 1

Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat

menjawab fungsi protein? Jelaskan!

1. Informasi mengenai jenis

makanan

2. Informasi mengenai jenis

makanan dan fungsinya

3. Informasi mengenai

makanan bergizi

4. Informasi mengenai uji zat

makanan

Menyebutkan 4 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 3 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 2 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 1 kunci jawaban

diatas

4

3

2

1

Page 234: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

218

Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab

soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti

yang kamu kemukakan pada nomor satu!

1. Mencari informasi

mengenai jenis

makanan

2. Mencari informasi

mengenai jenis

makanan dan

fungsinya

3. Mencari informasi

mengenai makanan

bergizi

4. Mencari informasi

mengenai uji zat

makanan

Menyebutkan 4 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

4

3

2

1

Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui jenis makanan dan fungsinya

bagi tubuh?

Disaat menjelaskan fungsi zat

zat makanan bagi tunuh

dengan tepat yang

diidentifikasi dalam zat pada

makanan dalam makanan

bergizi

Menjelaskan dengan spesifik

kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan dengan tidak

4

Page 235: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

219

spesifik kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan

strategi pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan tidak spesifik kapan

dan mengapa menggunkan

strategi pada soal nomor 2

3

2

1

2. Menganalisis fungsi zat

makanan

C4 2 Zat-zat makanan terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, air,

mineral dan vitamin. Dari zat-zat makanan tersebut yang

dikategorikan memiliki fungsi sebagai pelindung adalah...

A. Lemak dan protein

B. Vitamin dan mineral

C. Karbohidrat dan lemak

D. Air dan protein

E. Lemak dan mineral

B 4

Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat

menjawab soal diatas? Jelaskan!

1. Pengetahuan mengenai

macam-macam zat pada

makanan

2. Pengetahuan fungsi zat

pada makanan

3. Pengetahuan zat makanan

makro dan mikro

4. Pengetahuan makanan

bergizi

Menyebutkan 4 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 3 kunci jawaban

diatas

4

3

Page 236: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

220

Menyebutkan 2 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 1 kunci jawaban

diatas

2

1

Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab

soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti

yang kamu kemukakan pada nomor satu!

1. Mencari informasi

mengenai macam-macam

zat pada makanan

2. Mencari informasi

mengenai fungsi zat pada

makanan

3. Mencari informasi

mengenai zat makanan

makro dan mikro

4. Mencari informasi

mengenai makanan

bergizi

Menyebutkan 4 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

4

3

2

1

Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui zat-zat makanan tersebut

dikategorikan memiliki fungsi sebagai pelindung?

Disaat menjelaskan fungsi

zat-zat pada makanan dengan

tepat yang diidentifikasi

dalam zat pada makanan

dalam makanan bergizi

Menjelaskan dengan spesifik

4

Page 237: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

221

kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada soal

nomor 2

Menjelaskan dengan tidak

spesifik kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan

strategi pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan tidak spesifik kapan

dan mengapa menggunkan

strategi pada soal nomor 2

3

2

1

Wacana untuk soal nomor 3

Menu seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi. Kekurangan gizi pada salah satu makanan dengan pemberian menu seimbang

dapat dicukupi oleh makanan lain. Untuk itu pemberian menu seimbang dengan makanan yang beraneka ragam sangat dibutuhkan dalam memenuhi kecukupan gizi. Pola

menu seimbang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi. Susunan makanan yang dihidangkan dapat memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan juga

aktivitas yang dilakukan.

3 Mengumpulkan

informasi tentang pola

makan dan menu

seimbang

C4 12 Makanan seimbang adalah makanan yang dapat memberikan...

A. Banyak karbohidrat, protein dan lemak

B. Banyak vitamin dan mineral

C. Banyak lemak tetapi sedikit protein

D. Semua jenis nutrisi dalam jumlah mencukupi

E. Kecukupan kalori untuk aktivitas ringan

D 4

Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat

menjawabsoal diatas? Jelaskan!

1. Pengetahuan mengenai

pengertian makanan

seimbang

2. Pengetahuan mengenai

kebutuhan gizi

3. Pengetahuan mengenai

Page 238: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

222

kandungan dalam

makanan seimbang

4. Pengetahuan mengenai

pola makan yang baik

Menyebutkan 4 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 3 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 2 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 1 kunci jawaban

diatas

4

3

2

1

Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab

soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti

yang kamu kemukakan pada nomor satu!

1. Mencari informasi

mengenai pengertian

makanan seimbang

2. Mencari informasi

mengenai akan

kebutuhan gizi

3. Mencari informasi

mengenai kandungan

dalam makanan

seimbang

4. Mencari informasi

mengenai pola makan

yang baik

Menyebutkan 4 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

4

3

2

1

Page 239: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

223

strategi sesuai kunci diatas

Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui pentingnya makanan

seimbang untuk tubuh?

Disaat untuk menjelaskan

makanan seimbang dengan

tepat yang diidentifikasi

dengan kebutuhan gizi dalam

pola makan yang baik

Menjelaskan dengan spesifik

kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada soal

nomor 2

Menjelaskan dengan tidak

spesifik kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan

strategi pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan tidak spesifik kapan

dan mengapa menggunkan

strategi pada soal nomor 2

4

3

2

1

4 Menampilkan data

mengenai kandungan

zat pada makanan

C4 4 Seorang siswa menguji bahan A dan menghasilkan data sebagai

berikut:

Bahan

makanan

Reagen

Fehling

A+B

Biuret Lugol

A Cokelat Ungu Biru tua

Dari uji hasil zat makanan diatas, dapat disimpulkan

bahwa X...

E 4

Page 240: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

224

A. Mengandung protein saja

B. Mengandung gula dan protein

C. Mengandung karbohidrat

D. Mengandung gula dan karbohidrat

E. Mengandung karbohidrat dan protein

Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat

menjawab soal nomor 1? Jelaskan!

1. Pengetahuan tentang

zat-zat pada makanan

2. Pengetahuan fungsi

reagen

3. Pengetahuan uji coba

makanan

4. Pengetahuan fungsi

zat makanan

Menyebutkan 4 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 3 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 2 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 1 kunci jawaban

diatas

4

3

2

1

Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab

soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti

yang kamu kemukakan pada nomor satu!

1. Mencari informasi

tentang zat-zat pada

makanan

2. Mencari informasi

tentang fungsi reagen

3. Mencari informasi

tentang uji coba

makanan

4. Mencari informasi

tentang fungsi zat

makanan

Page 241: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

225

Menyebutkan 4 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

4

3

2

1

Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui fungsi reagen fehling A+B,

biuret dan lugol?

Disaat untuk menguji

kandungan pada suatu

makanan dan mengetahui

kegunaan reagen serta fungsi

zat makanan untuk tubuh

Menjelaskan dengan spesifik

kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada soal

nomor 2

Menjelaskan dengan tidak

spesifik kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan

strategi pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan tidak spesifik kapan

dan mengapa menggunkan

strategi pada soal nomor 2

4

3

2

1

5 Menyelidiki informasi

mengenai fungsi organ-

organ pencernaan

C6 5 Perhatikan gambar dibawah ini!

C 4

Page 242: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

226

manusia

Berdasarkan gambar diatas, pernyataan manakah yang tepat

mengenai organ pencernaan beserta fungsinya?

A. 1 menghasilan enzim HCl

B. 2 menghasilkan enzim tripsin

C. 4 menghasilkan enzim maltase

D. 4 menghasilkan enzim renin

E. 5 menghasilkan enzim laktase

Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat

menjawab organ pencernaan beserta fungsinya?

Jelaskan!

1. pengertian sistem

pencernaan

2. Pengetahuan mengenai

struktur organ

pencernaan

3. Pengetahuan mengenai

organ pencernaan dan

fungsinya

4. Pengetahuan mengenai

proses pencernaan

Menyebutkan 4 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 3 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 2 kunci jawaban

diatas

4

3

2

Page 243: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

227

Menyebutkan 1 kunci jawaban

diatas

1

Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab

soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti

yang kamu kemukakan pada nomor satu!

1. Mencari informasi

tentang pengertian

sistem pencernaan

2. Mencari informasi

tentang struktur organ

pencernaan

3. Mencari informasi

tentang organ

pencernaan beserta

fungsinya

4. Mencari informasi

tentang proses

pencernaan

Menyebutkan 4 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

4

3

2

1

Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahu fungsi pada organ-organ

pencernaan?

Disaat untuk menjelaskan

organ pencernaan beserta

fungsinya dengan tepat dan

mengetahui struktur organ

serta proses pencernaan

Menjelaskan dengan spesifik

kapan dan mengapa

4

Page 244: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

228

mengguankan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan tidak dengan

spesifik kapan dan mengapa

menggunakan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunakan

strategi pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu tidak

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunakan

strategi pada soal nomor 2

3

2

1

6 Menampilkan data

mengenai organ

pencernaan manusia

beserta enzim yang

dihasilkan

C4 6 Perhatikan tabel dibawah ini!

Nomor Organ Enzim

yang

dihasilan

Fungsi

I Mulut Ptialin Amilum

maltosa

II Lambung Pepsin Protein pepton

III Pankreas Renin Kaseinogen

kasein

IV Usus

Halus

Lipase Gliserol asam

lemak

V Pankreas Maltase Maltosa glukosa

Berdasarkan tabel diatas manakah yang benar antara organ

pencernaan manusia beserta enzim yang dihasilkan ...

A. I, II dan IV

B. I, II dan III

C. II, III dan IV

D. I, III dan V

E. III, IV dan V

A 4

Page 245: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

229

Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat

menjawab enzim yang terdapat pada organ

pencernaan? Jelaskan!

1. Pengetahuan mengenai

fungsi enzim

2. Pengetahuan mengenai

struktur organ

pencernaan

3. Pengetahuan mengenai

organ pencernaan dan

fungsinya

4. Pengetahuan mengenai

proses pencernaan

Menyebutkan 4 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 3 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 2 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 1 kunci jawaban

diatas

4

3

2

1

Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab

soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti

yang kamu kemukakan pada nomor satu!

1. Mencari informasi

tentang fungsi enzim

pencernaan

2. Mencari informasi

tentang struktur organ

pencernaan

3. Mencari informasi

tentang organ

pencernaan beserta

fungsinya

4. Mencari informasi

tentang proses

pencernaan

Menyebutkan 4 langkah/

4

Page 246: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

230

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

3

2

1

Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui enzim yang terdapat pada

organ pencernaan?

Disaat untuk menjelaskan

fungsi enzim pada pencernaan

dengan tepat dan mengetahui

struktur organ serta proses

pencernaan

Menjelaskan dengan spesifik

kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan tidak dengan

spesifik kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada soal

nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu tidak

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

pada soal nomor 2

4

3

2

1

7 Menganalisis fungsi

organ pencernaan pada

sistem pencernaan

C4 7 Setelah makanan memasuki usus 12 jari, pankreas melepaskan

natrium bikarbonat. Sehingga terjadi peristiwa...

A. Lemak diemulsikan

B. Menghidrolisis lemak

C 4

Page 247: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

231

C. Penetralan makanan yang dicerna

D. Pengumpulan protein susu

E. Menghasilkan enzim amilase

Deklaratif 1. Informasi apa saja yang dibutuhkan untuk menjawab

soal diatas? Jelaskan!

1.Pengetahuan mengenai

fungsi usus 12 jari

2.Pengetahuan mengenai

struktur organ

pencernaan

3.Pengetahuan mengenai

organ pencernaan dan

fungsinya

4.Pengetahuan mengenai

proses pencernaan

Menyebutkan 4 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 3 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 2 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 1 kunci

jawaban diatas

4

3

2

1

Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab

soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti

yang kamu kemukakan pada nomor satu!

1. Mencari informasi tentang

fungsi enzim

pencernaan

2. Mencari informasi tentang

struktur organ

pencernaan

3.Mencari informasi tentang

organ pencernaan beserta

fungsinya

4.Mencari informasi tentang

proses pencernaan

Page 248: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

232

Menyebutkan 4 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

4

3

2

1

Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui proses makanan yang

terjadi pada usus 12jari?

Disaat menjelaskan fungsi

enzim pada pencernaan dan

menjelaskan fungsi usus 12

jari.

Menjelaskan dengan spesifik

kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan tidak dengan

spesifik kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu tidak

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

pada soal nomor 2

4

3

2

1

Soal wacanan untuk nomo 8 dan 9

Dalam menjalankan aksinya, enzim ptialin tidak memiliki banyak waktu di mulut, karena pada umumnya makanan yang masuk akan segera ditelan. Meski makanan langsung

ditelan, ptialin masih tetap bisa menjalankan fungsinya selama makanan belum sampai ke lambung yang kondisinya sangat asam, karena ptialin termasuk ke dalam enzim

Page 249: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

233

yang aktif pada pH normal, sedangkan pada suasana asam akan terinaktivasi.

8 Merumuskan penjelasan

terkait uji aktivitas

enzim ptialin

C4 8 Bagaimana rumusan masalah yang tepat berdasarkan pernyataan

diatas ...

A. Bagaimana pengaruh pH terhadap aktivitas enzim ptialin?

B. Bagaimana ciri-ciri enzim ptialin?

C. Bagaimana fungsi enzim ptialin didalam mulut?

D. Apakah enzim ptialin penting untuk tubuh?

E. Mengapa enzim ptialin hanya terdapat didalam mulut?

A 1

1. Informasi apa saja yang dibutuhkan untuk menjawab

soal diatas? Jelaskan!

a. Infromasi mengenai enzim

pencernaan

b. Informasi mengenai

aktivitas enzim

c. Informasi mengenai organ

pencernaan beserta

fungsinya

d. Informasi mengenai

proses pencernaan

Menyebutkan 4 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

4

3

2

1

2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab

soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti

yang kamu kemukakan pada nomor satu!

1. Mencari informasi tentang

fungsi enzim

pencernaan

2. Mencari informasi tentang

aktivitas enzim

Page 250: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

234

3. Mencari informasi

tentang organ pencernaan

beserta fungsinya

4. Mencari informasi tentang

proses pencernaan

Menyebutkan 4 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

4

3

2

1

3. Disaat kapan kamu mengetahui rumusan masalah yang

tepat tentang aktivitas enzim ptialin!

Disaat mengetahui enzim yang

dihasilkan pada organ

pencernaan dan aktivitas

enzim

Menjelaskan dengan spesifik

kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan tidak dengan

spesifik kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu tidak

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

4

3

2

1

Page 251: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

235

pada soal nomor 2

9 Membuat hipotesis

tentang permasalahan

yang dikaji

C6 9 Bagaimana hipotesis yang tepat berdasarkan pernyataan diatas

...

A. Jika enzim ptialin menjalankan aksinya dalam mulut,

maka membutuhkan waktu

B. Jika enzim ptialin menjalankan aksinya dalam mulut,

maka pH pasti basa

C. Jika memakan makanan yang asam, maka enzim

ptialin tidak bekerja

D. Jika pH dalam mulut normal, maka enzim ptialin

akan menjalankan aksinya dengan baik

E. Jika makanan sudah sampai lambung, maka enzim

ptialin tetap menjalankan aksinya

D 4

1. Informasi apa saja yang dibutuhkan untuk menjawab

soal diatas? Jelaskan!

1.Infromasi mengenai enzim

pencernaan

2. Informasi mengenai

aktivitas enzim

3. Informasi mengenai organ

pencernaan beserta

fungsinya

4. Informasi mengenai

proses pencernaan

Menyebutkan 4 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

4

3

2

1

Page 252: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

236

2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab

soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti

yang kamu kemukakan pada nomor satu!

1. Mencari informasi tentang

fungsi enzim

pencernaan

2. Mencari informasi tentang

aktivitas enzim

3. Mencari informasi tentang

organ pencernaan beserta

fungsinya

4. Mencari informasi tentang

proses pencernaan

Menyebutkan 4 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

4

3

2

1

4. Disaat kapan kamu mengetahui hipotesis yang tepat

tentang aktivitas enzim ptialin!

Disaat mengetahui enzim

yang dihasilkan pada

organ pencernaan dan

aktivitas enzim

Menjelaskan dengan spesifik

kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan tidak dengan

spesifik kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan spesifik kapan dan

4

3

2

Page 253: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

237

mengapa menggunkan strategi

pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu tidak

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

pada soal nomor 2

1

10 Menentukan proses

pencernaan yang terjadi

pada organ pencernaan

manusia

C3 10 Berikut ini proses pencernaan yang tepat yang terjadi di dalam

lambung ...

A. Di dalam lambung makanan dicerna secara mekanik

sehingga menjadi bolus

B. Makanan yang mengandung lemak akan diubah

menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase

C. Terjadi penyerapan air

D. Makanan akan dilumati oleh pepsin untuk dapat

diserap oleh tubuh

E. Terjadi pembusukan sisa makanan oleh bakteri

Escherichia coli

B 4

Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk

dapat menjawab proses pencernaan pada

organ lambung? Jelaskan!

1.Pengetahuan mengenai

lambung

2.Pengetahuan mengenai

struktur organ

pencernaan

3.Pengetahuan mengenai

organ pencernaan dan

fungsinya

4.Pengetahuan mengenai

proses pencernaan

Menyebutkan 4 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 3 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 2 kunci jawaban

4

3

2

Page 254: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

238

diatas

Menyebutkan 1 kunci jawaban

diatas

1

Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab

soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti yang

kamu kemukakan pada nomor satu!

1. Mencari informasi

tentang kerja lambung

2. Mencari informasi

tentang struktur organ

pencernaan

3. Mencari informasi

tentang organ

pencernaan beserta

fungsinya

4. Mencari informasi

tentang proses

pencernaan

Menyebutkan 4 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

4

3

2

1

Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui proses pencernaan yang

terjadi di dalam lambung?

Disaat untuk menjelaskan

kerja lambung pada

pencernaan dengan tepat dan

mengetahui struktur organ

serta proses pencernaan

Menjelaskan dengan spesifik

kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

4

Page 255: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

239

soal nomor 2

Menjelaskan tidak

denganspesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu tidak

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

pada soal nomor 2

3

2

1

11 Mengaitkan struktur

organ pencernaan

dengan proses

pencernaan manusia

C5 11 Berdasarkan strukturnya, pada permukaan usus halus terdapat

banyak vili. Bagaimana kaitannya struktur tersebut

didalam proses pencernaan makanan?

A. Memperluas proses pencernaan makanan

B. Mempermudah penyerapan air

C. Memperluas bidang penyerapan sari-sari makanan

D. Memperlancar jalannya proses pencernaan

E. Tidak mempengaruhi terhadap proses pencernaan

C 4

Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat

menjawab kaitannya struktur dalam proses pencernaan

pada usus halus? Jelaskan!

1. Pengetahuan mengenai

usus halus

2. Pengetahuan mengenai

struktur organ

pencernaan

3. Pengetahuan mengenai

organ pencernaan dan

fungsinya

4. Pengetahuan mengenai

proses pencernaan

Menyebutkan 4 kunci jawaban

4

Page 256: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

240

diatas

Menyebutkan 3 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 2 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 1 kunci jawaban

diatas

3

2

1

Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk mengetahui

kaitannya struktur dalam proses pencernaan pada usus

halus!

1. Mencari informasi

tentang kerja usus

halus

2. Mencari informasi

tentang struktur organ

pencernaan

3. Mencari informasi

tentang organ

pencernaan beserta

fungsinya

4. Mencari informasi

tentang proses

pencernaan

Menyebutkan 4 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

4

3

2

1

Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui fungsi struktur vili didalam

proses pencernaan makanan?

Disaat untuk menjelaskan

kerja usus halus pada

pencernaan dengan tepat dan

mengetahui struktur organ

Page 257: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

241

serta proses pencernaan

Menjelaskan dengan spesifik

kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan tidak dengan

spesifik kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu tidak

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

pada soal nomor 2

4

3

2

1

12 Menganalisis nilai gizi

berdasarkan kandungan

C4 3 Permasalahan gizi di Indonesia mengalami perubahan yang

dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat. Oleh karena itu,

pemerintah pun menyesuaikan anjuran pola makan sehat

dengan gizi masyarakat. Tetapi, nilai gizi suatu makanan

tidak dideskripsikan berdasarkan...

A. Kandungan protein, lemak dan karbohidrat

B. Kandungan vitamin dan mineral

C. Kandungan serat nabati

D. Mudah dicerna dan mudah diolah

E. Kandungan zat aditif

D 4

Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat

menjawab urutan peristiwa sisa makanan? Jelaskan!

1. Pengetahuan mengenai

makanan sehat

2. Pengetahuan mengenai

makanan bergizi

3. Pengetahuan mengenai

Page 258: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

242

nilai gizi

4. Pengetahuan mengenai

kriteria makanan

bermutu

Menyebutkan 4 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 3 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 2 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 1 kunci jawaban

diatas

4

3

2

1

Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk mengetahui

urutan peristiwa sisa makanan?Jelaskan!

1. Mencari informasi

tentang macam-macam

makanan sehat

2. Mencari informasi

tentang macam-macam

makanan bergizi

3. Mencari informasi

tentang nilai gizi suatu

makanan

4. Mencari informasi

tentang kriteria makanan

bermutu

Menyebutkan 4 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

4

3

2

1

Page 259: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

243

strategi sesuai kunci diatas

Kondisional 3.Disaat kapan kamu nilai gizi suatu makanan tidak

dideskripsikan?

Disaat mengetahui macam-

macam makanan sehat dan

bergizi serta kriteria makanan

bermutu pada makanan

Menjelaskan dengan spesifik

kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan tidak dengan

spesifik kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu tidak

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan

strategi pada soal nomor 2

4

3

2

1

Budi menderita penyakit apendiksitis atau usus buntu. Usus buntu merupakan penonjolan kecil yang berbentuk seperti jari, yang terdapat di usus besar, tepatnya di daerah

perbatasan dengan usus halus. Usus buntu mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh, tapi bukan merupakan organ yang penting.

Penyebab apendisitis belum sepenuhnya dimengerti. Pada kebanyakan kasus, peradangan dan infeksi usus buntu mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus

buntu. Bila peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah.

13 Menganalisis gangguan

atau kelainan pada

sistem pencernaan

C4 13 1. Dari uraian diatas, hipotesis yang dapat dirumuskan

adalah....

A. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi

peradangan pada usus buntu

B. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi

A 4

Page 260: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

244

pembengkakan vena di usus buntu dan anus

C. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi

peradangan pada lambung

D. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi

peradangan pada usus halus akibat bakteri

E. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi

penyempitan pada usus buntu

Deklaratif 2. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat soal

nomor satu? Jelaskan!

1. Informasi mengenai

pengertian apendisitis

2. Informasi mengenai

penyebab apendisitis

3. Informasi mengenai ciri-

ciri penyakit apendisitis

4. Informasi mengenai

organ yang mengalami

gangguan

Menyebutkan 4 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 3 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 2 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 1 kunci jawaban

diatas

4

3

2

1

Prosedural 3.Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal

nomor satu!

1. Mencari informasi tentang

gangguan pada

pencernaan

2. Mencari informasi tentang

penyebab gangguan pada

pencernaan

3. Mencari informasi tentang

akibat gangguan pada

Page 261: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

245

pencernaan

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Tidak menyebutkan

langkah/strategi sesuai

kunci diatas

4

3

2

1

Kondisional 4. Disaat kapan kamu mengetahui penyakit apendisitis?

Disaat akan

mengidentifikasi suatu

penyakit berdasarkan ciri-

ciri dan penyebab nya serta

melakukan pencegahan

terhadap penyakit pada

pencernaan

Menjelaskan dengan spesifik

kapan dan mengapa

menggunkan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan tidak

denganspesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu tidak

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunkan strategi

4

3

2

1

Page 262: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

246

pada soal nomor 2

Menganalisis penyebab

gangguan terjadinya

pada sistem pencernaan

C4 14 1. Beberapa orang yang mengalami sakit usus buntu

biasanya harus mengalami operasi usus buntu.

Mengapa hal tersebut perlu dilakukan...

A. Karena makanan yang masuk kedalam usus buntu akan

membusuk dan tidak dapat dikeluarkan

B. Karena usus buntu tempat berkembangnya bakteri

C. Karena usus buntu adalah saluran buntu sehingga tidak

boleh dilewati makanan

D. Karena usus buntu merupakan usus yang berperan

penting dalam menghasilkan enzim

E. Karena makanan yang masuk kedalam usus buntu tidak

akan terserap

A 4

Deklaratif 2. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat soal

nomor satu? Jelaskan!

1. Informasi mengenai

pengertian usus buntu

2. Informasi mengenai

penyebab usus buntu

3. Informasi mengenai

penyakit usus buntu

4. Informasi mengenai

bahaya usus buntu

Menyebutkan 4 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 3 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 2 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 1 kunci jawaban

diatas

4

3

2

1

Page 263: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

247

Prosedural 3. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal

nomor satu!

1. Mencari informasi tentang

organ usus buntu

2. Mencari informasi tentang

ciri-ciri penyakit usus

buntu

3. Mencari informasi tentang

penyebab usus buntu

4. Mencari informasi tentang

mengenai bahaya usus

buntu

Menyebutkan 4 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

4

3

2

1

Kondisional 4. Disaat kapan kamu mengetahui orang yang mengalami sakit

usus buntu biasanya harus mengalami operasi usus buntu?

Disaat ada informasi

mengenai usus buntu dan

mengidentifikasi suatu

penyakit termasuk usus

buntu atau bukan serta

mengetahui bahaya usus

buntu

Menjelaskan dengan spesifik

kapan dan mengapa

menggunakan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan tidak dengan

spesifik kapan dan mengapa

menggunakan strategi pada

4

3

Page 264: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

248

soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunakan

strategi pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu tidak

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunakan

strategi pada soal nomor 2

2

1

Menyimpulkan jenis

gangguan sistem

pencernaan berdasarkan

data

C5 15 1. Perhatikan ciri-ciri gangguan sistem penceraan berikut

ini!

1). Asam lambung yang berlebihan

2) Disebabkan oleh mikroorganisme atau pola makan

yang tidak teratur

3) Peradangan pada lambung

Berdasarkan ciri-ciri diatas, jenis gangguan sistem

pencernaan tersebut adalah...

A. Konstipasi

B. Apendisitis

C. Gastritis

D. Faringitis

E. Konstipasi

C 4

Deklaratif 2. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat soal

nomor satu? Jelaskan!

1. Informasi mengenai

gangguan pada sistem

pencernaan manusia

2. Informasi mengenai

penyebab gangguan pada

sistem pencernaan

3. Informasi mengenai

mikroorganisme pada

sistem pencernaan

Page 265: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

249

4. Informasi mengenai organ

pencernaan lambung

Menyebutkan 4 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 3 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 2 kunci jawaban

diatas

Menyebutkan 1 kunci jawaban

diatas

4

3

2

1

Prosedural 3. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab

soal nomor satu!

1. Mencari informasi

tentang gangguan pada

sistem pencernaan

manusia

2. Mencari informasi

tentang penyebab

gangguan pada sistem

pencernaan

3. Mencari informasi

tentang mikroorganisme

pada sistem pencernaan

4. Mencari informasi

tentang organ

pencernaan lambung

Menyebutkan 4 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 3 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 2 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

Menyebutkan 1 langkah/

strategi sesuai kunci diatas

4

3

2

1

Page 266: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

250

Kondisional 4. Disaat kapan kamu ciri-ciri gangguan yang terjadi pada

sistem pencernaan?

Disaat untuk menjelaskan

penyebab gangguan pada

sistem pencernaan manusia

dan mengetahui ciri-ciri

gangguan pada sistem

pencernaan lambung

Menjelaskan dengan spesifik

kapan dan mengapa

menggunakan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan tidak dengan

spesifik kapan dan mengapa

menggunakan strategi pada

soal nomor 2

Menjelaskan salah satu

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunakan

strategi pada soal nomor 2

Menjelaskan salah satu tidak

dengan spesifik kapan dan

mengapa menggunakan

strategi pada soal nomor 2

4

3

2

1

Page 267: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

251

Lampiran 12

SOAL PRETEST DAN POSTEST

Nama :

Kelas :

Kompetensi Dasar :

3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan dan

mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan proses pencernaan

serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem pencernaan manusia melalui studi

literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.

4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada organ-organ

pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan manusia melalui berbagi bentuk

media presentasi.

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas!

1. Perhatikan tabel dibawah ini!

Sumber Fungsi

A. Beras, kentang dan jagung 1. Penghasil energi dan

mengganti sel-sel tubuh

yang rusak

B. kacangan, tempe (nabati),

telur (hewani)

2. Sumber energi dan

cadangan makanan

C. Daging dan susu 3. Berperan dalam

pertumbuhan dan

pembentukan sel dan

mempertahankan fungsi

jaringan supaya normal

D. Wortel dan minyak ikan 4. Melindungi tubuh dari

suhu lingkungan yang

rendah dan penghasil

energi

Berdasarkan tabel diatas manakah yang benar antara jenis makanan dan fungsinya ...

A. B dan 2

B. A dan 3

C. D dan 1

D. A dan 4

E. B dan 1

A. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat menjawab fungsi protein? Jelaskan!

Jawab:

Page 268: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

252

B. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal diatas sehingga kesimpulan

jawabanmu seperti yang kamu kemukakan pada nomor satu!

C. Disaat kapan kamu mengetahui jenis makanan dan fungsinya bagi tubuh?

2. Zat-zat makanan terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, air, mineral dan vitamin. Dari zat-zat

makanan tersebut yang dikategorikan memiliki fungsi sebagai pelindung adalah...

A. Lemak dan protein

B. Vitamin dan mineral

C. Karbohidrat dan lemak

D. Air dan protein

E. Lemak dan mineral

A. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat menjawab soal diatas? Jelaskan!

B. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal diatas sehingga kesimpulan

jawabanmu seperti yang kamu kemukakan pada nomor dua!

Jawab:

Jawab:

Jawab:

Jawab:

Page 269: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

253

C. Disaat kapan kamu mengetahui zat-zat makanan tersebut dikategorikan memiliki fungsi sebagai

pelindung?

3. Perhatikan tabel dibawah ini!

Nomor Organ Enzim

yang

dihasilan

Fungsi

I Mulut Ptialin Amilum

maltosa

II Lambung Pepsin Protein

pepton

III Pankreas Renin Kaseinogen

kasein

IV Usus

Halus

Lipase Gliserol asam

lemak

V Pankreas Maltase Maltosa

glukosa

Berdasarkan tabel diatas manakah yang benar antara organ pencernaan manusia beserta enzim

yang dihasilkan...

A. I, II dan IV

B. I, II dan III

C. II, III dan IV

D. I, III dan V

E. III, IV dan V

A. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat menjawab enzim yang terdapat pada organ

pencernaan? Jelaskan!

B. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal diatas sehingga kesimpulan

jawabanmu seperti yang kamu kemukakan pada nomor tiga!

Jawab:

Jawab:

Jawab:

Page 270: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

254

C. Disaat kapan kamu mengetahui enzim yang terdapat pada organ pencernaan?

Wacana untuk soal nomor 4

Dalam menjalankan aksinya, enzim ptialin tidak memiliki banyak waktu di mulut, karena pada

umumnya makanan yang masuk akan segera ditelan. Meski makanan langsung ditelan, ptialin masih

tetap bisa menjalankan fungsinya selama makanan belum sampai ke lambung yang kondisinya sangat

asam, karena ptialin termasuk ke dalam enzim yang aktif pada pH normal, sedangkan pada suasana

asam akan terinaktivasi.

4. Bagaimana rumusan masalah yang tepat berdasarkan pernyataan diatas ...

A. Bagaimana pengaruh pH terhadap aktivitas enzim ptialin?

B. Bagaimana ciri-ciri enzim ptialin?

C. Bagaimana fungsi enzim ptialin didalam mulut?

D. Apakah enzim ptialin penting untuk tubuh?

E. Mengapa enzim ptialin hanya terdapat didalam mulut?

A. Informasi apa saja yang dibutuhkan untuk menjawab soal diatas? Jelaskan!

B. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu

seperti yang kamu kemukakan pada nomor empat!

C. Disaat kapan kamu mengetahui rumusan masalah yang tepat tentang aktivitas enzim ptialin!

Jawab:

Jawab:

Jawab:

Jawab:

Page 271: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

255

5. Berikut ini proses pencernaan yang tepat yang terjadi di dalam lambung ...

A. Di dalam lambung makanan dicerna secara mekanik sehingga menjadi bolus

B. Makanan yang mengandung lemak akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol oleh

enzim lipase

C. Terjadi penyerapan air

D. Makanan akan dilumati oleh pepsin untuk dapat diserap oleh tubuh

E. Terjadi pembusukan sisa makanan oleh bakteri Escherichia coli

A. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat menjawab proses pencernaan pada organ

lambung? Jelaskan!

B. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu

seperti yang kamu kemukakan pada nomor lima!

C. Disaat kapan kamu mengetahui proses pencernaan yang terjadi di dalam lambung?

Wacana untuk soal nomor 6

Menu seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi.

Kekurangan gizi pada salah satu makanan dengan pemberian menu seimbang dapat dicukupi oleh

makanan lain. Untuk itu pemberian menu seimbang dengan makanan yang beraneka ragam sangat

dibutuhkan dalam memenuhi kecukupan gizi. Pola menu seimbang diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan gizi. Susunan makanan yang dihidangkan dapat memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan

umur, jenis kelamin, dan juga aktivitas yang dilakukan.

6. Makanan seimbang adalah makanan yang dapat memberikan...

A. Banyak karbohidrat, protein dan lemak

Jawab:

Jawab:

Jawab:

Page 272: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

256

B. Banyak vitamin dan mineral

C. Banyak lemak tetapi sedikit protein

D. Semua jenis nutrisi dalam jumlah mencukupi

E. Kecukupan kalori untuk aktivitas ringan

Wacana untuk soal nomor 7

Budi menderita penyakit apendiksitis atau usus buntu. Usus buntu merupakan penonjolan kecil yang

berbentuk seperti jari, yang terdapat di usus besar, tepatnya di daerah perbatasan dengan usus halus.

Usus buntu mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh, tapi bukan merupakan organ yang

penting. Penyebab apendisitis belum sepenuhnya dimengerti. Pada kebanyakan kasus, peradangan

dan infeksi usus buntu mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus buntu. Bila

peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah. Dari uraian diatas, hipotesis yang

dapat dirumuskan adalah....

A. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi peradangan pada usus buntu

B. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi pembengkakan vena di usus buntu dan

anus

C. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi peradangan pada lambung

D. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi peradangan pada usus halus akibat

bakteri

E. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi penyempitan pada usus buntu

A. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat soal nomor tujuh? Jelaskan!

B. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal nomor tujuh!

C. Disaat kapan kamu mengetahui penyakit apendisitis?

Jawab:

Jawab:

Jawab:

Page 273: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

257

Lampiran 13

NILAI KETUNTASAN PRETEST PERINDIKATOR KELAS EKPERIMEN (KOGNITIF)

Kode Sub Konsep 1* Ket

(%) Sub Konsep 2* Ket

(%)

Sub Konsep

3*

Ket (%)

Total Nilai

1 2 6 3 4 5 7

A 1 0 0 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68

AA 1 1 0 66,6 1 0 0 33,3 1 100 4 76

B 0 1 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84

BB 1 1 0 33,3 0 0 1 33,3 1 100 4 76

C 0 1 0 33,3 0 0 0 0 0 0 1 52

CC 1 1 0 66,6 1 1 1 100 0 0 4 84

D 0 1 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 4 84

DD 1 1 1 100 1 1 0 66,6 0 0 4 84

E 0 0 1 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68

EE 0 0 1 33,3 0 0 0 0 0 0 1 52

F 0 0 1 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60

G 1 0 0 33,3 0 0 0 0 0 0 1 52

H 0 0 1 33,3 1 0 0 33,3 1 100 3 68

I 0 1 0 33,3 0 1 1 66,6 0 0 3 68

J 0 0 1 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68

K 1 0 0 33,3 0 1 1 66,6 0 0 3 68

L 0 1 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84

M 1 0 1 66,6 0 1 0 33,3 1 100 4 76

N 1 0 1 66,6 1 0 1 66,6 1 100 5 84

O 1 1 1 100 0 1 0 33,3 1 100 5 84

P 0 0 1 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60

Q 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100 1 52

R 0 0 1 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60

S 0 1 0 33,3 1 0 0 33,3 1 100 3 68

T 1 1 0 66,6 1 0 1 66,6 0 0 4 76

U 0 0 1 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68

V 0 0 1 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60

W 0 1 0 33,3 0 1 1 66,6 1 100 4 76

X 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100 1 52

Y 1 0 0 33,3 0 1 1 66,6 0 0 3 68

Z 1 0 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84

Rata-Rata 69,54

Standar Deviasi 11,25

Nilai Max 84

Nilai Min 52

Keterangan:

1* : Jenis-jenis makanan, pola makan dan menu seimbang

2* : fungsi organ-organ pencernaan dan proses pencernaan manusia

3* : Gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan

Page 274: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

258

Lampiran 14

NILAI KETUNTASAN PRETEST PERINDIKATOR KELAS KONTROL (KOGNITIF)

Kode Sub Konsep 1* Ket

(%) Sub Konsep 2* Ket

(%)

Sub Konsep

3* Ket(%) Total Nilai

1 2 6 3 4 5 7

A 0 0 1 33,3 0 0 0 0 0 0 1 52

AA 0 1 0 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60

B 0 1 1 66,6 0 1 0 33,3 1 100 4 76

BB 1 0 0 33,3 0 0 1 33,3 1 100 3 68

C 0 1 0 33.3 0 1 1 66,6 0 0 3 68

CC 0 1 0 33,3 0 1 1 66,6 1 100 4 76

D 0 1 1 66,6 1 0 0 33,3 1 100 4 76

DD 0 0 1 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68

E 0 0 1 33,3 0 1 1 66,6 1 100 4 76

EE 1 0 0 33,3 0 0 1 33,3 1 100 3 68

FF 1 0 0 33,3 0 1 1 66,6 0 0 3 68

F 0 0 1 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60

G 0 0 1 33,3 0 0 1 33,3 0 0 2 60

H 1 0 0 33,3 0 1 1 66,6 0 0 3 68

I 0 1 1 66,6 1 1 0 66,6 1 100 5 84

J 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100 1 52

K 1 1 1 100 0 1 0 33,3 1 100 5 84

L 0 0 1 33,3 1 0 0 33,3 0 0 2 60

M 0 0 1 33,3 0 0 0 0 0 0 1 52

N 0 0 1 33,3 0 1 1 66,6 1 100 4 76

O 0 1 1 66,6 1 0 0 33,3 1 100 4 76

P 1 0 0 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68

Q 0 0 1 33,3 1 0 1 66,6 1 100 4 76

R 0 0 1 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60

S 0 0 0 0 0 0 1 33,3 0 0 1 52

T 0 1 0 33,3 0 0 0 0 0 0 1 52

U 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100 1 52

V 1 0 0 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60

W 0 1 1 66,6 0 1 0 33,3 1 100 4 76

X 1 0 0 33,3 1 1 1 100 1 100 5 84

Y 0 0 1 33,3 0 1 1 66,6 1 100 4 76

Z 0 0 0 0 0 1 0 33,3 0 0 1 52

Rata-Rata 67,25

Standar Deviasi 10,19

Nilai Max 84

Nilai Min 52

Keterangan:

1* : Jenis-jenis makanan, pola makan dan menu seimbang

2* : fungsi organ-organ pencernaan dan proses pencernaan manusia

3* : Gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan

Page 275: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

259

Lampiran 15

NILAI KETUNTASAN POSTTEST PERINDIKATOR KELAS EKPERIMEN (KOGNITIF)

Kode Sub Konsep 1 Ket

(%) Sub Konsep 2 Ket

(%)

Sub

Konsep 3 Ket

(%) Total Nilai

1 2 6 3 4 5 7

A 1 0 1 66,6 0 1 0 33,3 1 100 4 76

AA 1 1 0 66,6 1 1 66,6 1 100 4 84

B 1 1 1 100 0 1 1 66,6 1 100 6 92

BB 1 1 0 66,6 1 1 1 100 1 100 6 92

C 1 0 1 66,6 1 0 0 33,3 0 0 3 68

CC 1 1 0 66,6 1 1 1 100 1 100 6 92

D 1 1 1 100 1 1 0 66,6 1 100 6 92

DD 1 1 1 100 1 1 1 100 0 0 6 92

E 1 0 1 66,6 1 1 1 100 1 100 6 92

EE 0 0 1 33,3 0 1 0 33,3 0 0 3 68

F 1 0 1 66,6 0 1 0 33,3 1 100 4 76

G 1 1 1 100 0 1 1 66,6 1 100 6 92

H 1 0 1 66,6 1 1 1 100 1 100 5 84

I 0 1 0 33,3 0 1 1 66,6 1 100 4 76

J 1 0 1 66,6 0 1 0 33,3 1 100 4 76

K 1 0 0 33,3 0 1 1 66,6 1 100 4 76

L 1 1 1 100 0 1 1 66,6 1 100 6 92

M 1 0 1 100 0 1 0 33,3 1 100 5 84

N 1 0 1 66,6 1 1 1 100 1 100 5 84

O 1 1 1 100 1 1 0 66,6 1 100 6 92

P 0 0 1 33,3 1 0 0 33,3 1 100 3 68

Q 1 1 1 100 1 1 0 66,6 1 100 6 92

R 0 0 1 33,3 1 0 0 33,3 1 100 3 68

S 1 1 0 66,6 1 0 1 66,6 1 100 4 76

T 1 1 0 66,6 1 0 1 66,6 1 100 5 84

U 0 0 1 33,3 1 1 1 100 1 100 5 84

V 1 1 1 100 0 1 0 33,3 1 100 5 84

W 1 1 0 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84

X 1 1 0 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84

Y 1 1 1 100 0 1 1 66,6 1 100 6 92

Z 1 0 1 66,6 1 1 1 100 1 100 6 92

Rata-Rata 83,25

Standar Deviasi 8,353

Nilai Max 92

Nilai Min 68

Keterangan:

1* : Jenis-jenis makanan, pola makan dan menu seimbang

2* : fungsi organ-organ pencernaan dan proses pencernaan manusia

3* : Gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan

Page 276: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

260

Lampiran 16

NILAI KETUNTASAN POSTEST PERINDIKATOR KELAS KONTROL (KOGNITIF)

Kode Sub Konsep 1* ket

(%) Sub Konsep 2* Ket

(%)

Sub Konsep

3* Ket(%) Total Nilai

1 2 6 3 4 5 7

A 0 0 1 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68

AA 0 1 0 33,3 1 1 0 66,6 1 100 4 76

B 0 1 1 66,6 0 1 0 33,3 1 100 5 84

BB 1 0 1 66,6 0 0 1 33,3 1 100 5 84

C 0 1 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84

CC 0 1 1 66,6 1 0 1 66,6 1 100 5 84

D 0 1 1 66,6 1 1 1 100 1 100 5 92

DD 1 1 1 100 0 1 1 66,6 1 100 6 92

E 1 0 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84

EE 1 0 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84

F 1 1 1 100 0 1 1 66,6 0 0 5 84

FF 0 0 1 33,3 1 1 0 66,6 1 100 4 76

G q 0 1 66,6 0 0 1 33,3 1 100 4 76

H 1 0 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84

I 1 1 1 100 1 1 0 66,6 1 100 6 92

J 1 1 0 66,6 0 0 0 0 1 100 5 68

K 1 1 1 100 1 1 0 66,6 1 100 6 92

L 1 0 1 66,6 1 0 0 33,3 1 100 4 76

M 0 0 1 33,3 1 1 0 66,6 0 0 3 68

N 1 0 1 66,6 1 1 1 66,6 1 100 5 84

O 0 1 1 66,6 1 0 1 66,6 1 100 5 84

P 1 0 1 66,6 1 1 0 66,6 1 100 5 84

Q 0 1 1 66,6 1 0 1 66,6 1 100 5 84

R 1 1 1 100 0 0 0 0 1 100 4 76

S 1 0 1 66.6 0 0 1 33,3 0 0 3 68

T 0 1 0 33,3 1 0 0 33,3 1 100 3 68

U 1 1 0 66,6 0 0 0 0 1 100 3 68

V 1 0 0 33,3 1 1 0 66,6 1 100 4 76

W 1 1 1 100 0 1 1 66,6 1 100 6 92

X 1 1 0 66,6 1 1 1 100 1 100 6 92

Y 0 1 1 66,6 1 1 1 100 1 100 6 92

Z 0 0 1 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68

Rata-Rata 79.75

Standar Deviasi 7,587

Nilai Max 92

Nilai Min 68

Keterangan:

1* : Jenis-jenis makanan, pola makan dan menu seimbang

2* : fungsi organ-organ pencernaan dan proses pencernaan manusia

3* : Gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan

Page 277: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

261

Lampiran 17

REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN KOGNITIF KELAS EKSPERIMEN

No Nama Pretest Postest N-Gain Kategori

1 C 52 68 0,33 Rendah

2 G 52 92 0,83 Tinggi

3 Q 52 92 0,83 Tinggi

4 X 52 84 0,67 Sedang

5 EE 52 68 0,33 Rendah

6 F 60 76 0,40 Sedang

7 P 60 68 0,20 Rendah

8 R 60 68 0,20 Rendah

9 V 60 84 0,60 Sedang

10 A 68 76 0,25 Rendah

11 E 68 92 0,75 Tinggi

12 H 68 84 0,50 Sedang

13 I 68 76 0,25 Rendah

14 J 68 76 0,25 Rendah

15 K 68 76 0,25 Rendah

16 S 68 76 0,25 Rendah

17 U 68 84 0,50 Sedang

18 Y 68 92 0,75 Tinggi

19 BB 76 92 0,67 Sedang

20 M 76 84 0,33 Rendah

21 T 76 84 0,33 Rendah

22 W 76 84 0,33 Rendah

23 AA 76 84 0,33 Rendah

24 B 84 92 0,50 Sedang

25 D 84 92 0,50 Sedang

26 L 84 92 0,50 Sedang

27 N 84 92 0,50 Sedang

28 O 84 92 0,50 Sedang

29 Z 84 92 0,50 Sedang

30 CC 84 92 0,50 Sedang

31 DD 84 92 0,50 Sedang

Nilai Max 84 92 0,83

Nilai Min 52 68 0,25

Rata2 69,54 83,25 0,54 Sedang

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa:

1. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain tinggi berjumlah 4 orang

Presentase

=

4

31𝑥 100%= 12,9%

Page 278: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

262

2. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain sedang berjumlah 14 orang

Presentase

3. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain rendah berjumlah 13 orang

Presentase

=14

31𝑥 100% = 45,16%

=13

31𝑥100% = 41,9%

Page 279: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

263

Lampiran 18

REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN KOGNITIF KELAS KONTROL

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa:

1. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain tinggi berjumlah 2 orang

Presentase

No Nama Pretest Postest N-Gain Kategori

1 A 52 68 0,33 Sedang

2 J 52 68 0,33 Sedang

3 M 52 76 0,50 Sedang

4 S 52 68 0,33 Sedang

5 T 52 68 0,33 Sedang

6 U 52 68 0,33 Sedang

7 Z 52 76 0,50 Sedang

8 F 60 68 0,20 Rendah

9 G 60 84 0,60 Sedang

10 L 60 92 0,80 Tinggi

11 R 60 84 0,60 Sedang

12 V 60 68 0,20 Rendah

13 AA 60 76 0,40 Sedang

14 C 68 84 0,50 Sedang

15 H 68 92 0,75 Tinggi

16 P 68 84 0,50 Sedang

17 BB 68 76 0,25 Rendah

18 DD 68 76 0,25 Rendah

19 EE 68 76 0,25 Rendah

20 FF 68 84 0,50 Sedang

21 B 76 84 0,33 Sedang

22 E 76 84 0,33 Sedang

23 N 76 84 0,33 Sedang

24 Q 76 84 0,33 Sedang

25 O 76 84 0,33 Sedang

26 W 76 84 0,33 Sedang

27 Y 76 84 0,33 Sedang

28 D 84 92 0,50 Sedang

29 I 84 92 0,50 Sedang

30 K 84 92 0,50 Sedang

31 X 84 92 0,50 Sedang

32 CC 84 92 0,50 Sedang

Nilai Max 84 92 0,75

Nilai Min 52 68 0,20

Rata2 67,25 79,75 0,42 Sedang

= 2

32𝑥 100% = 6,25%

Page 280: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

264

Lampiran 18

2. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain sedang berjumlah 25 orang

Presentase

3. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain rendah berjumlah 5 orang

Presentase

= 25

32𝑥 100% = 78,12%

= 5

32𝑥 100% = 15,625%

Page 281: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

265

Lampiran 19

Analisis Persentase Pretest Metakognitif Kelas Eksperimen

No Nama

Pengetahuan Metakognitif

Deklaratif Prosedural Kondisional Jumlah Nilai

1 F 5 3 2 10 24

2 BB 4 4 2 10 24

3 O 4 4 2 10 24

4 C 5 5 2 12 28

5 P 5 5 2 12 28

6 H 5 5 2 12 28

7 U 5 5 2 12 28

8 DD 8 7 6 21 38

9 X 10 3 2 15 29

10 A 7 5 1 13 30

11 J 8 4 2 14 30

12 L 7 5 2 14 30

13 Q 7 5 4 16 32

14 EE 10 5 2 17 33

15 G 10 5 3 18 34

16 R 11 5 2 18 34

17 V 10 5 3 18 34

18 I 10 5 3 18 34

19 S 5 7 6 18 34

20 T 7 7 4 18 34

21 W 10 5 5 20 36

22 CC 10 6 5 21 37

23 N 9 7 6 22 38

24 E 10 5 8 23 39

25 K 10 5 8 23 39

26 D 11 7 7 25 41

27 AA 13 10 5 28 44

28 B 12 11 5 28 44

29 L 12 10 8 30 46

30 Z 12 10 8 30 46

31 Y 13 12 7 32 48

Jumlah 265 187 126 578 1068

Rata2 8,55 6,03 4,06 18,65 34,12

Presentase 30,52% 21,54% 14,51% SD 6,75

Page 282: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

266

Lampiran 20

Analisis Persentase Metakognitif Pretest Kelas Kontrol

No Nama

Pengetahuan Metakognitif

Deklaratif Prosedural Kondisional Jumlah Nilai

1 U 3 3 1 7 22

2 A 5 3 1 9 24

3 B 3 5 1 9 24

4 H 3 3 2 8 24

5 W 5 3 1 9 24

6 Y 3 3 1 7 24

7 DD 5 3 1 9 24

8 EE 5 3 1 9 24

9 I 7 3 1 11 26

10 V 5 5 1 11 26

11 Q 7 4 1 12 27

12 D 5 5 2 12 28

13 E 7 5 1 13 28

14 P 7 3 1 11 28

1 O 12 8 9 29 34

16 R 5 5 2 12 28

17 Z 7 3 2 12 28

18 BB 7 3 2 12 28

19 FF 7 5 1 13 28

20 L 3 8 2 13 29

21 M 7 5 2 14 30

22 X 7 6 1 14 30

23 AA 7 5 2 14 30

24 T 9 5 1 15 31

25 C 7 5 4 16 32

26 G 7 7 2 16 32

27 K 11 5 1 17 32

28 S 7 7 2 16 32

29 J 8 7 2 17 33

30 N 5 11 2 18 34

31 CC 5 7 6 18 34

32 F 13 5 2 20 36

Jumlah 204 158 61 423 914

Rata2 6,375 4,94 1,97 13,22 28,47

Presentase 22,76% 17,63% 0,68% SD 5,59

Page 283: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

267

Lampiran 21

Analisis Persentase Metakognitif Postest Kelas Eksperimen

No Nama

Pengetahuan Metakognitif

Deklaratif Prosedural Kondisional Jumlah Nilai

1 O 7 5 6 18 34

2 BB 8 9 8 25 35

3 C 7 7 8 22 38

4 DD 8 7 7 22 38

5 V 9 7 7 23 39

6 H 11 7 6 24 40

7 E 8 9 9 26 42

8 R 9 9 9 27 43

9 S 15 7 9 31 45

10 K 13 10 8 31 46

11 U 13 12 8 33 49

12 Q 16 11 7 34 50

13 Z 12 10 13 35 51

14 P 12 10 14 36 52

15 D 15 13 8 36 52

16 A 11 12 15 38 54

17 N 15 12 12 39 55

18 F 14 15 12 41 57

19 EE 13 16 13 42 58

20 Y 15 14 13 42 58

21 T 15 16 12 43 59

22 AA 14 15 14 43 59

23 B 18 16 10 44 60

24 G 18 16 11 45 61

25 X 16 15 14 45 61

26 J 16 15 14 45 61

27 CC 15 20 11 46 62

28 M 16 16 17 49 65

29 W 16 20 14 50 66

30 I 18 18 17 53 69

31 L 19 19 17 55 71

Jumlah 412 388 343 1143 1630

Rata2 13,29 12,52 11,06 36,87 56,61

Presentase 47,46% 44,70% 39,51% SD 10,34

Page 284: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

268

Page 285: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

268

Lampiran 22

Analisis Persentase Metakognitif Postest Kelas Kontrol

No Nama

Pengetahuan Metakognitif

Deklaratif Prosedural Kondisional Jumlah Nilai

1 U 5 7 6 18 34

2 A 13 5 6 24 40

3 B 14 11 17 42 58

4 H 22 7 15 44 60

5 W 10 7 6 23 40

6 Y 7 7 4 18 34

7 DD 6 6 2 14 32

8 EE 14 12 14 40 56

9 I 5 7 6 18 34

10 V 17 8 10 35 51

11 Q 14 14 17 45 61

12 D 12 8 10 30 46

13 E 7 7 2 16 32

14 P 14 12 11 37 53

1 O 8 14 14 36 51

16 R 10 7 7 24 40

17 Z 8 14 10 32 48

18 BB 14 7 7 28 44

19 FF 7 7 12 26 42

20 L 14 11 16 41 58

21 M 11 11 10 32 48

22 X 13 15 14 42 58

23 AA 9 7 4 20 36

24 T 18 14 16 48 64

25 C 7 7 10 24 40

26 G 17 16 14 47 63

27 K 12 8 10 30 46

28 S 18 11 13 42 56

29 J 9 6 6 21 37

30 N 28 7 7 42 58

31 CC 14 7 7 28 44

32 F 23 7 17 47 53

Jumlah 400 294 320 1014 1517

Page 286: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

269

Rata2 12,5 9,19 10 31,69 43,41

Presentase 44,64% 32,81% 35,71% SD 9,961

Page 287: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

270

Lampiran 23

REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN METAKOGNITIF KELAS

EKSPERIMEN

No Nama Pretest Postest N-Gain Kategori

1 F 24 57 0,43 Sedang

2 BB 24 35 0,14 Rendah

3 O 24 34 0,13 Rendah

4 C 28 38 0,14 Rendah

5 P 28 52 0,33 Sedang

6 H 28 40 0,17 Rendah

7 U 28 49 0,29 Sedang

8 DD 28 38 0,14 Rendah

9 X 29 61 0,45 Sedang

10 A 30 54 0,34 Sedang

11 J 30 61 0,44 Sedang

12 L 30 65 0,50 Sedang

13 Q 32 50 0,26 Rendah

14 EE 33 58 0,37 Sedang

15 G 34 61 0,41 Sedang

16 R 34 43 0,14 Rendah

17 V 34 39 0,08 Rendah

18 I 34 69 0,53 Sedang

19 S 34 45 0,17 Rendah

20 T 34 59 0,38 Sedang

21 W 36 66 0,47 Sedang

22 CC 37 62 0,40 Sedang

23 N 38 55 0,27 Rendah

24 E 39 42 0,05 Rendah

25 K 39 47 0,13 Rendah

26 D 41 52 0,19 Rendah

27 AA 44 59 0,27 Rendah

28 B 44 60 0,29 Rendah

29 L 46 71 0,46 Sedang

30 Z 46 51 0,09 Rendah

31 Y 48 58 0,19 Rendah

Nilai Max 48 71 0,53

Nilai Min 24 34 0,05

Rata2 34,12 56,61 0,37 Sedang

Page 288: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

271

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa:

1. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain sedang berjumlah 14 orang

Presentase

2. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain rendah berjumlah 17 orang

Presentase

= 14

31𝑥 100% = 45,61%

= 17

31𝑥 100% = 54,83%

Page 289: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

272

Lampiran 24

REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN METKOGNITIF KELAS

KONTROL

No Nama Pretest Postest N-Gain Kategori

1 E 28 32 0,06 Rendah

2 DD 24 32 0,11 Rendah

3 I 26 34 0,11 Rendah

4 U 22 34 0,15 Rendah

5 Y 24 34 0,13 Rendah

6 AA 30 36 0,09 Rendah

7 J 33 37 0,06 Rendah

8 A 24 40 0,21 Rendah

9 C 32 40 0,12 Rendah

10 R 38 40 0,03 Rendah

11 W 24 40 0,21 Rendah

12 FF 28 42 0,19 Rendah

13 BB 28 44 0,22 Rendah

14 CC 34 44 0,15 Rendah

15 D 28 46 0,25 Rendah

16 K 32 46 0,21 Rendah

17 M 30 48 0,26 Rendah

18 Z 28 48 0,28 Rendah

19 O 28 51 0,32 Sedang

20 V 26 51 0,34 Sedang

21 F 36 53 0,27 Rendah

22 P 28 53 0,35 Sedang

23 S 32 56 0,35 Sedang

24 EE 24 56 0,42 Sedang

25 B 24 58 0,45 Sedang

26 L 29 58 0,41 Sedang

27 N 34 58 0,36 Sedang

28 X 30 58 0,40 Sedang

29 H 24 60 0,47 Sedang

30 Q 27 61 0,47 Sedang

31 G 32 63 0,46 Sedang

32 T 31 64 0,48 Sedang

Nilai Max 36 64 0,48

Nilai Min 22 32 0,03

Rata2 28,47 43,41 0,32 Sedang

Page 290: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

273

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa:

1. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain sedang berjumlah 13 orang

Presentase

2. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain rendah berjumlah 13 orang

Presentase

= 13

32𝑥 100% = 40,625%

= 19

32𝑥 100% = 59,375%

Page 291: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

274

Lampiran 25

REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN PENGETAHUAN DEKLARATIF

KELAS EKSPERIMEN

No Nama Pretest Postest

N-

Gain Kategori

1 F 5 14 0,4 Sedang

2 BB 4 8 0,2 Rendah

3 O 4 7 0,1 Rendah

4 C 5 7 0,1 Rendah

5 P 5 12 0,3 Sedang

6 H 5 11 0,3 Sedang

7 U 5 13 0,3 Sedang

8 DD 8 10 0,1 Rendah

9 X 10 16 0,3 Sedang

10 A 7 11 0,2 Rendah

11 J 8 16 0,4 Sedang

12 L 7 19 0,6 Sedang

13 Q 7 16 0,4 Sedang

14 EE 10 13 0,2 Rendah

15 G 10 18 0,4 Sedang

16 R 11 15 0,2 Rendah

17 V 10 16 0,3 Sedang

18 I 10 18 0,4 Sedang

19 S 5 15 0,4 Sedang

20 T 7 15 0,4 Sedang

21 W 10 16 0,3 Sedang

22 CC 10 15 0,3 Sedang

23 N 9 15 0,3 Sedang

24 E 10 13 0,2 Rendah

25 K 10 13 0,2 Rendah

26 D 11 15 0,2 Rendah

27 AA 13 14 0,1 Rendah

28 B 12 18 0,4 Sedang

29 L 12 19 0,4 Sedang

30 Z 12 15 0,2 Rendah

31 Y 13 15 0,1 Rendah

Rata-rata 0,36 Sedang

Page 292: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

275

REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN PENGETAHUAN PROSEDURAL

KELAS EKSPERIMEN

No Nama Pretest Postest

N-

Gain Kategori

1 F 3 15 0,5 Sedang

2 BB 4 9 0,2 Rendah

3 O 4 7 0,1 Rendah

4 C 5 7 0,1 Rendah

5 P 5 10 0,2 Rendah

6 H 5 7 0,1 Rendah

7 U 5 12 0,3 Sedang

8 DD 7 9 0,1 Rendah

9 X 3 15 0,5 Sedang

10 A 5 12 0,3 Sedang

11 J 4 15 0,5 Sedang

12 L 5 19 0,6 Sedang

13 Q 5 11 0,3 Sedang

14 EE 5 16 0,5 Sedang

15 G 5 16 0,5 Sedang

16 R 5 9 0,2 Rendah

17 V 5 7 0,1 Rendah

18 I 5 18 0,6 Sedang

19 S 7 10 0,1 Rendah

20 T 7 16 0,4 Sedang

21 W 5 20 0,7 Sedang

22 CC 6 20 0,6 Sedang

23 N 7 12 0,2 Rendah

24 E 5 9 0,2 Rendah

25 K 5 10 0,2 Rendah

26 D 7 13 0,3 Sedang

27 AA 10 15 0,3 Sedang

28 B 11 16 0,3 Sedang

29 L 10 19 0,5 Sedang

30 Z 10 14 0,2 Rendah

31 Y 12 14 0,1 Rendah

Rata-rata 0,31 Sedang

Page 293: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

276

REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN PENGETAHUAN KONDISIONAL

KELAS EKSPERIMEN

No Nama Pretest Postest

N-

Gain Kategori

1 F 2 12 0,4 Sedang

2 BB 2 8 0,2 Rendah

3 O 2 6 0,2 Rendah

4 C 2 8 0,2 Rendah

5 P 2 14 0,5 Sedang

6 H 2 6 0,2 Rendah

7 U 2 8 0,2 Rendah

8 DD 6 8 0,1 Rendah

9 X 2 14 0,5 Sedang

10 A 1 10 0,3 Sedang

11 J 2 14 0,5 Sedang

12 L 2 17 0,6 Sedang

13 Q 4 7 0,1 Rendah

14 EE 2 13 0,4 Sedang

15 G 3 14 0,4 Sedang

16 R 2 9 0,3 Sedang

17 V 3 7 0,2 Rendah

18 I 3 17 0,6 Sedang

19 S 6 9 0,1 Rendah

20 T 4 12 0,3 Sedang

21 W 5 14 0,4 Sedang

22 CC 5 11 0,3 Sedang

23 N 6 12 0,3 Sedang

24 E 8 9 0,1 Rendah

25 K 8 10 0,1 Rendah

26 D 7 10 0,1 Rendah

27 AA 5 14 0,4 Sedang

28 B 5 10 0,2 Rendah

29 L 8 17 0,5 Sedang

30 Z 8 13 0,3 Sedang

31 Y 7 13 0,3 Sedang

Rata-rata 0,26 Rendah

Page 294: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

277

Lampiran 26

REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN PENGETAHUAN DEKLARATIF

KELAS KONTROL

No Nama Pretest Postest

N-

Gain Kategori

1 U 3 5 0,1 Rendah

2 A 5 13 0,3 Sedang

3 B 3 14 0,4 Sedang

4 H 3 13 0,4 Sedang

5 W 5 10 0,2 Rendah

6 Y 3 7 0,2 Rendah

7 DD 5 7 0,1 Rendah

8 EE 5 14 0,4 Sedang

9 I 7 9 0,1 Rendah

10 V 5 17 0,5 Sedang

11 Q 7 14 0,3 Sedang

12 D 5 12 0,3 Sedang

13 E 7 10 0,1 Rendah

14 P 7 14 0,3 Sedang

15 O 12 16 0,3 Sedang

16 R 5 10 0,2 Rendah

17 Z 7 10 0,1 Rendah

18 BB 7 14 0,3 Sedang

19 FF 7 10 0,1 Rendah

20 L 3 14 0,4 Sedang

21 M 7 11 0,2 Rendah

22 X 7 13 0,3 Sedang

23 AA 7 9 0,1 Rendah

24 T 9 18 0,5 Sedang

25 C 7 10 0,1 Rendah

26 G 7 17 0,5 Sedang

27 K 11 12 0,1 Rendah

28 S 7 18 0,5 Sedang

29 J 8 9 0,1 Rendah

30 N 12 22 0,6 Sedang

31 CC 5 14 0,4 Sedang

32 F 13 23 0,7 Sedang

Rata-rata 0,32 Sedang

Page 295: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

278

REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN PENGETAHUAN PROSEDURAL

KELAS KONTROL

No Nama Pretest Postest

N-

Gain Kategori

1 U 3 7 0,2 Sedang

2 A 3 5 0,1 Rendah

3 B 5 11 0,3 Sedang

4 H 3 7 0,2 Rendah

5 W 3 7 0,2 Rendah

6 Y 3 7 0,2 Rendah

7 DD 3 6 0,1 Rendah

8 EE 3 12 0,4 Sedang

9 I 3 7 0,2 Rendah

10 V 5 8 0,1 Rendah

11 Q 4 14 0,4 Sedang

12 D 5 8 0,1 Rendah

13 E 5 7 0,1 Rendah

14 P 3 12 0,4 Sedang

15 O 8 14 0,3 Sedang

16 R 5 7 0,1 Rendah

17 Z 3 14 0,4 Sedang

18 BB 3 7 0,2 Rendah

19 FF 5 7 0,1 Rendah

20 L 8 11 0,2 Rendah

21 M 5 11 0,3 Sedang

22 X 6 15 0,4 Sedang

23 AA 5 7 0,1 Rendah

24 T 5 14 0,4 Sedang

25 C 5 7 0,1 Rendah

26 G 7 16 0,4 Sedang

27 K 5 8 0,1 Rendah

28 S 7 11 0,2 Rendah

29 J 7 9 0,1 Rendah

30 N 7 11 0,2 Rendah

31 CC 7 9 0,1 Rendah

32 F 5 7 0,1 Rendah

Rata-rata 0,26 Rendah

Page 296: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

279

REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN PENGETAHUAN KONDISIONAL

KELAS KONTROL

No Nama Pretest Postest

N-

Gain Kategori

1 U 1 6 0,2 Rendah

2 A 1 6 0,2 Rendah

3 B 1 17 0,6 Sedang

4 H 2 15 0,5 Sedang

5 W 1 6 0,2 Rendah

6 Y 1 4 0,1 Rendah

7 DD 1 4 0,1 Rendah

8 EE 1 14 0,5 Sedang

9 I 1 6 0,2 Rendah

10 V 1 10 0,3 Sedang

11 Q 1 17 0,6 Sedang

12 D 2 10 0,3 Sedang

13 E 1 3 0,1 Rendah

14 P 1 11 0,4 Sedang

15 O 9 14 0,3 Sedang

16 R 2 7 0,2 Rendah

17 Z 2 10 0,3 Sedang

18 BB 2 7 0,2 Rendah

19 FF 1 12 0,4 Sedang

20 L 2 16 0,5 Sedang

21 M 2 10 0,3 Sedang

22 X 1 14 0,5 Sedang

23 AA 2 4 0,1 Rendah

24 T 1 16 0,6 Sedang

25 C 4 10 0,3 Sedang

26 G 2 14 0,5 Sedang

27 K 1 10 0,3 Sedang

28 S 2 13 0,4 Sedang

29 J 2 6 0,2 Rendah

30 N 2 7 0,2 Rendah

31 CC 6 9 0,1 Rendah

32 F 2 17 0,6 Sedang

Rata-rata 0,2 Rendah

Page 297: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

280

Lampiran 27

Pertanyaan Konsep pada Sintaks Awal Pembelajaran (Inisiasi Secara Peer)

Pertemuan I

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1.Zat makanan yang mengandung energi tertinggi jika mengalami oksidasi adalah ....

A. Protein B. Lemak C. Glukosa

D. Mineral E. Vitamin

2. Jika suatu makanan mengandung amilum, maka dengan larutan yang digunakan untuk uji

coba pada makanan tersebut ....

A. Fehling A B. Biuret C. Fehling B

D. Lugol E. Benedict

3. Perhatikan tabel berikut ini:

Bahan

makanan

Reagen

Fehling

A+B

Biuret Lugol

X Orange Putih Kuning

tua

Dari uji hasil zat makanan diatas, dapat disimpulkan bahwa X...

A. Mengandung protein saja

B. Mengandung gula dan protein

C. Mengandung karbohidrat

D. Mengandung gula saja

E. Mengandung karbohidrat dan protein

4. Zat-zat makanan terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, air, mineral dan vitamin. Dari zat

zat makanan tersebut yang dikategorikan memiliki fungsi sebagai regulator adalah...

A. Lemak dan protein

B. Vitamin dan mineral

C. Karbohidrat dan lemak

D. Air dan protein

E. Lemak dan mineral

5. fungsi protein pada tubuh adalah sebagai ....

A. Keseimbangan asam dan basa

B. Regulator

C. Menjaga Suhu tubuh

Page 298: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

281

D. membentuk jaringan baru

E. menghilangkan insomnia

Pertemuan II

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Jika anda makan tempe goreng, minyak yang terdapat pada tempe tersebut akan mulai

dicerna pada bagian ....

A. Jejunum D. Ileum

B. Duodenum E. Kolon

C. Lambung

2. Kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar endokrin dan eksorin adalah ....

A. Pankreas D. Hati

B. Lambung E. empedu

C. Ginjal

3. Enzim yang terdapat pada organ lambung adalah ....

A. Sukrase D. Enterokinase

B. Maltase F. Ptialin

C. Renin

4. Hal-hal beriku yang bukan merupakan fungsi empedu adalah ...

A. Menyederhanakan Lemak

B. Membantu penyerapan vitamin K

C. Pemberi warna pada feses

D. Bersifat buffer

E. Membunuh mikroorganisme

5. Di usus besar terjadi penyerapan sebagian kecil air dan terjadi pembusukan makanan

yang dibantu oleh bakteri ....

A. Lactobacilus

B. Escheria coli

C. Mycobacterium

D. Treponema Pallidium

E. Nitrosomonas

Page 299: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

282

Pertemuan III

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein pada tubuh adalah ....

A. Mal nutrisi D. Apendiksitis

B. Kwahiorkor E. Gastritis

C. Meningitis

2. Dihasilkannya feses berupa cairan abnormalitas penyerapan air oleh tubuh. Hal

tersebut merupakan akibat dari gangguan pada ....

A. Mukosa D. Muskularis

B. Sel Mukosa E. Adventisia

C. Muskularis mukosa

3. Gangguan pencernaan makanan yang penyebabnya paling benar, yaitu ....

A. Konstipasi disebabkan kekurang vitamin

B. Apendiksitis disebabkan kekurangan protein

C. Diare disebabkan oleh kekurangan selulosa pada makanan

D. Gastritis disebabkan oleh jumlah asam lambung berlebihan

E. Parositis disebabkan oleh produksi ludah yang berkurang

4. Defisiensi vitamin K menyebabkan gangguan/penyakit ....

A. Kemandulan D. Riketsia

B. Pelagra E. Darah sulit membeku

C. Beri-beri

5. Defisiensi vitamin D menyebabkan gangguan/penyakit ....

A. Rabun senja D. Pelembekan tulang

B. Rambut rontok E. Pelunakan otot

C. Anemia

Page 300: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

283

Lampiran 28

REKAPITULASI NILAI PEMAHAMAN KONSEP KELAS EKSPERIMEN

No Nama Pertemuan

1

Pertemuan

2

Pertemuan

3

1 F 65 50 70

2 BB 60 45 75

3 O 60 70 80

4 C 65 75 70

5 P 60 75 80

6 H 55 40 65

7 U 70 45 65

8 DD 70 50 60

9 X 65 55 70

10 A 65 65 75

11 J 60 50 70

12 L 60 50 60

13 Q 65 75 65

14 EE 65 45 65

15 G 60 40 60

16 R 75 60 70

17 V 60 70 70

18 I 75 45 75

19 S 75 60 80

20 T 70 55 70

21 W 55 60 75

22 CC 55 65 65

23 N 60 60 75

24 E 65 55 80

25 K 60 40 75

26 D 70 45 80

27 AA 70 45 85

28 B 65 65 75

29 L 65 65 80

30 Z 65 40 75

31 Y 75 75 70

Rata-rata 65 56 72

Page 301: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

284

Lampiran 29

KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN PERTANYAAN DISKUSI

LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (Menguji Kandungan Nutrisi pada Makanan)

No Kunci Jawaban Kriteria Penelitian Skor

1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah lembar kerja siswa dengan judul “Menguji

Kandungan Nutrisi pada Makanan” antara lain:

1. Bagaimana cara menguji kandungan karbohidrat, gula,

protein, dan lemak pada makanan?

2. Makanan apa saja yang mengandung karbohidrat, gula,

protein, dan lemak?

Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,

tepat serta dikemas dalam bahasa yang singkat, padat

dan jelas.

5

Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,

kurang tepat dan dalam bahasa yang bertele-tele.

4

Hanya terdapat salah satu variabel dalam kalimat tanya,

tepat dikemas dalam bahasa yang singkat, padat dan

jelas.

3

Hanya terdapat salah satu variabel dalam bentuk

pernyataan, kurang tepat dan bertele-tele.

2

Tidak ada variabel, dalam bentuk pernyataan, kurang

tepat dan bertele-tele.

1

2. Hipotesis

Hipotesis untuk lembar kerja siswa dengan judul “Menguji

Kandungan Nutrisi pada Makanan” antara lain:

1. jika makanan ditetesi lugol dan berubah warna menjadi

biru kehitaman maka makanan tersebut mengandung

karbohidrat (amilum).

Jika makanan ditetesi larutan benedict lalu dipanaskan dan

warna berubah menjadi orange, maka makanan tersebut

mengandung gula

jika makanan ditetesi larutan biuret dan warna berubah

Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan

dalam bentuk pernyataan, sesuai referensi, dikemas

dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas terkait judul

lembar kerja siswa.

5

Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan

dalam bentuk pernyataan namun berdasarkan opini

penulis dan bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.

4

Masuk akal, tidak menjawab permasalahan yang

diberikan, dalam bentuk pernyataan, valid (sesuai

referensi) dan dalam bahasa yang singkat, padat dan

jelas terkait judul lembar kerja siswa.

3

Tidak masuk akal dan tidak menjawab permasalahan 2

Page 302: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

285

menjadi ungu berarti mengandung protein

jika makanan diletakan diatas kertas hvs dan terdapat

pulau maka makanan tersebut mengandung lemak

2. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah

nasi. Sedangkan bahan makanan yang mengandung protein

adalah putih telur dan tahu, dan bahan makanan yang

mengandung lemak adalah minyak.

yang diberikan, dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan

opini penulis, dan bertele-tele terkait judul lembar kerja

siswa.

Tidak memberikan jawaban sementara, kurang tepat,

dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan opini penulis dan

bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.

1

3. Formulasi

1. Nasi, kentang dan roti jika ditetesi lugol akan berubah

menjadi warna hitam dan mengandung karbohidrat/amilum

2. Susu jika ditetesi benedit lalu dipanaskan akan berubah

menjadi warna orange dan mengandung gula

3. Putih telur dan susu jika ditetesi biuret akan berubah

menjadi warna ungu dan mengandung protein

4. Minyak dan margarin di letakan diatas kertas transparan

jika terdapat noda transparan maka bahan makanan

tersebut mengandung lemak.

Mengisi data tabel pengamatan dengan lengkap dan

benar sama dengan kunci jawaban dengan kriteria

penilaian @skor 3 setiap bahan yang mengandung

makanan benar dan skor maksimum 24

24

4. Koleksi

Peserta didik dalam LKS berbasis inkuiri terbimbing diberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan

pengamatan yang telah dilakukan. Berikut panduan kunci jawaban bahan diskusi peserta didik:

1. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah

yang mengandung amilum/karbohidrat?

Jawaban: Nasi, kentang dan roti. Karena saat diteteskan

lugol terjadi perubahan warna menjadi warna hitam.

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai

alasan dengan kriteria penilaian @ skor 1. Sehingga

skor maksimal yaitu 4 dan didukung referensi dan dalam

bahasa yang singkat, padat dan jelas

4

Menyebutkan 2 bahan makanan dengan tepat dan

disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,

didukung referensi.

3

Menyebutkan 1 bahan makanan dengan tepat dan

disertai alasan berdasarkan kegiatan pengamatan,

didukung referensi.

2

Hanya menyebutkan makanan tanpa disertai alasan dan 1

Page 303: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

286

tidak didukung referensi

2. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah

yang mengandung protein?

Jawaban: putih telur dan susu. Karena saat ditetesi biuret

terjadi berubah menjadi warna ungu

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai

alasan dengan kriteria penilaian @ skor 1. Sehingga

skor maksimal yaitu 4 dan didukung referensi serta

dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas

4

Menyebutkan 2 bahan makanan dengan tepat dan

disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,

didukung referensi.

3

Menyebutkan 1 bahan makanan dengan tepat dan

disertai alasan berdasarkan kegiatan pengamatan,

didukung referensi.

2

Hanya menyebutkan makanan tanpa disertai alasan dan

tidak didukung referensi

1

3. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah

yang mengandung glukosa?

Jawaban: susu. Karena saat ditetesi larutan benedict dan

dipanaskan terjadi perubahan warna menjadi orange

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai

alasan dan didukung referensi serta dalam bahasa yang

singkat, padat dan jelas

4

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai

alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan, tidak

didukung referensi

3

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat tetapi tidak

disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,

didukung referensi

2

Menyebutkan bahan makanan tidak tepat dan tidak

disertai alasan dan tidak didukung referensi

1

4. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah

yang mengandung lemak?

Jawaban: minyak dan margarin. jika terdapat noda

transparan maka bahan makanan tersebut mengandung

lemak.

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai

alasan dengan kriteria penilaian @ skor 2. Sehingga

skor maksimal yaitu 4 didukung referensi dan dalam

bahasa yang singkat, padat dan jelas

4

Menyebutkan 2 bahan makanan dengan tepat dan

disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,

tidak didukung referensi

3

Menyebutkan 1 bahan makanan dengan tepat dan 2

Page 304: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

287

disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,

tidak didukung referensi

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat tetapi tidak

disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,

tidak didukung referensi

1

5. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah

yang mengandung lebih dari satu zat makanan?

Jawaban: susu

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai

alasan dengan kriteria penilaian @skor 4 dan didukung

referensi dan dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas

4

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai

alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan, tidak

didukung referensi

3

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat tetapi tidak

disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,

didukung referensi

2

Menyebutkan bahan makanan tidak tepat dan tidak

disertai alasan dan tidak didukung referensi

1

5. Membuat Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan yang anda

lakukan!

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum

adalah:

untuk mengetahui ada nya karbohidrat atau amilum yaitu ditetesi

dengan lugol, dan terjadi peerubahan warna menjadi hitam.

untuk mengetahui ada nya protein yaitu ditetesi dengan biuret, dan

terjadi peerubahan warna menjadi ungu.

untuk mengetahui ada nya lemak yaitu dengan diletakan diatas

kertas transparan jika terdapat noda transparan maka bahan

makanan tersebut mengandung lemak.

Yang mengandung karbohidrat adalah nasi, kentang dan

roti.

Yang mengandung gula adalah susu

Kesimpulan lengkap dan tepat sesuai data yang ada, dan

menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

5

Kesimpulan tepat sesuai data yang ada dan menjawab

rumusan masalah/pertanyaan penelitian, tetapi tidak

lengkap

4

Kesimpulan sesuai data yang ada, tetapi tidak lengkap

dan tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan

penelitian

3

Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data ,

tetapi menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

2

Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data dan

tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

1

Page 305: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

288

Yang mengandung protein adalah putih telur dan susu.

Yang mengandung lemak adalah margarin dan roti.

Page 306: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

289

KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN PERTANYAAN DISKUSI

LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (Uji Enzim Ptialin)

No Kunci Jawaban Kriteria Penelitian Skor

1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah lembar kerja siswa dengan judul “Uji Enzim

Ptialin” antara lain: 1. Bagaimana cara menguji terdapat nya enzim ptialin pada

saliva?

2. Bagaimana pengaruh pH terhadap kerja enzim ptialin?

Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,

tepat serta dikemas dalam bahasa yang singkat, padat

dan jelas.

5

Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,

kurang tepat dan dalam bahasa yang bertele-tele.

4

Hanya terdapat salah satu variabel dalam kalimat tanya,

tepat dikemas dalam bahasa yang singkat, padat dan

jelas.

3

Hanya terdapat salah satu variabel dalam bentuk

pernyataan, kurang tepat dan bertele-tele.

2

Tidak ada variabel, dalam bentuk pernyataan, kurang

tepat dan bertele-tele.

1

2. Hipotesis

Hipotesis untuk lembar kerja siswa dengan judul “Uji Enzim

Ptialin” antara lain:

1. Jika air liur ditetesi dengan iodin berubah menjadi hitam,

maka terdapat enzim ptialin

2. Jika pH mempengaruhi efektivitas kerja enzim ptyalin,

maka saat keadaan basa atau asam enzim ptialin tidak bisa

bekerja.

Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan

dalam bentuk pernyataan, sesuai referensi, dikemas

dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas terkait judul

lembar kerja siswa.

5

Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan

dalam bentuk pernyataan namun berdasarkan opini

penulis dan bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.

4

Masuk akal, tidak menjawab permasalahan yang

diberikan, dalam bentuk pernyataan, valid (sesuai

referensi) dan dalam bahasa yang singkat, padat dan

jelas terkait judul lembar kerja siswa.

3

Tidak masuk akal dan tidak menjawab permasalahan

yang diberikan, dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan

opini penulis, dan bertele-tele terkait judul lembar kerja

2

Page 307: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

290

siswa.

Tidak memberikan jawaban sementara, kurang tepat,

dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan opini penulis dan

bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.

1

3. Formulasi

Tabung A warna awal (putih) dan warna akhir (hitam)

Tabung B warna awal (putih) dan warna akhir (biru)

Tabung C warna awal (putih) dan warna akhir (kuning)

Tabung D warna awal (putih) dan warna akhir (putih)

Tabung E warna awal (putih) dan warna akhir (putih)

Mengisi data tabel pengamatan dengan lengkap dan

benar sama dengan kunci jawaban, didukung referensi

yang valid, serta dikemas dalam bahasa yang singkat,

padat dan jelas dengan kriteria penilaian @skor setiap

bahan yang mengandung makanan benar dan skor

maksimum 20

20

4. Koleksi

Peserta didik dalam LKS berbasis inkuiri terbimbing diberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan

pengamatan yang telah dilakukan. Berikut panduan kunci jawaban bahan diskusi peserta didik:

1. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan

warna pada tabung A, B dan C? Apa arti perubahan warna

tersebut?

Jawaban: Berdasarkan data hasil pengamatan uji kerja

enzim ptialin diatas dapat diketahui bahwa pada tabung

reaksi A, B dan tabung reaksi C terdapat kerja enzim

ptialin. Hal itu dikarenakan pada tabung reaksi A dan

tabung reaksi B berada pada suasana netral, yaitu dengan

pH 7

Jawaban dan alasan tepat

Jawaban dan alasan kurang tepat

Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban

salah dan alasan tepat

Jawaban dan alasan tidak tepat

4

3

2

1

2. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan

warna pada tabung D dan E? Apa arti perubahan warna

tersebut?

Jawaban: Berdasarkan data hasil pengamatan uji kerja

enzim ptialin diatas dapat diketahui bahwa pada tabung

reaksi C dan tabung reaksi D tidak terdapat kerja enzim

ptialin. Hal tersebut dikarenakan larutan berada pada

keadaan asam dan basa.

Jawaban dan alasan tepat

Jawaban dan alasan kurang tepat

Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban

salah dan alasan tepat

Jawaban dan alasan tidak tepat

4

3

2

1

3. Mengapa pemberian HCl dan NaOH dilakukan lebih

dahulu daripada air liur? Jawaban dan alasan tepat

Jawaban dan alasan kurang tepat

4

3

Page 308: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

291

Jawaban: Karena HCl dan NaOH akan membuat larutan

kanji menjadi asam (Tabung C)dan basa(Tabung D),

sehingga enzim tidak dapat bekerja dalam keadaan asam

atau basa

Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban

salah dan alasan tepat

Jawaban dan alasan tidak tepat

2

1

4. Pada pH berapa enzim ptialin bekerja secara efektif?

Jawaban: pada pH 7. Pada pH asam menyebabkan

denaturasi protein dan hilangnya secara total aktivitas

enzim. Dan enzim tidak dapat bekerja pada pH basa.

Karena pada saat dalam keadaan basa maka enzim akan

mengalami inaktivasi. Untuk pH pada enzim adalah pH

normal.

Jawaban dan alasan tepat

Jawaban dan alasan kurang tepat

Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban

salah dan alasan tepat

Jawaban dan alasan tidak tepat

4

3

2

1

5. Membuat Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan yang anda

lakukan!

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum

adalah:

untuk menguji ada atau tidak nya enzim ptialin pada saliva yaitu

dengan ditetesi iodin dan larutan kanji, jika terjadi perubahan

menjadi hitam makan terdapat enzim ptialin.

Enzim tidak dapat bekerja pada pH asam. Karena menyebabkan

denaturasi protein dan hilangnya secara total aktivitas enzim. Dan

enzim tidak dapat bekerja pada pH basa. Karena pada saat dalam

keadaan basa maka enzim akan mengalami inaktivasi. Untuk pH

pada enzim adalah pH normal.

Kesimpulan lengkap dan tepat sesuai data yang ada, dan

menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

5

Kesimpulan tepat sesuai data yang ada dan menjawab

rumusan masalah/pertanyaan penelitian, tetapi tidak

lengkap

4

Kesimpulan sesuai data yang ada, tetapi tidak lengkap

dan tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan

penelitian

3

Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data ,

tetapi menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

2

Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data dan

tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

1

Page 309: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

292

KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN PERTANYAAN DISKUSI

LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (Gangguan Sistem Pencernaan)

No Kunci Jawaban Kriteria Penelitian Skor

1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah lembar kerja siswa dengan judul “Gangguan

Sistem Pencernaan” antara lain:

1. Apa penyebab terjadinya sakit perut?

2. Darimanakah sumber sakit perut itu berasal?

Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,

tepat serta dikemas dalam bahasa yang singkat, padat

dan jelas.

5

Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,

kurang tepat dan dalam bahasa yang bertele-tele.

4

Hanya terdapat salah satu variabel dalam kalimat tanya,

tepat dikemas dalam bahasa yang singkat, padat dan

jelas.

3

Hanya terdapat salah satu variabel dalam bentuk

pernyataan, kurang tepat dan bertele-tele.

2

Tidak ada variabel, dalam bentuk pernyataan, kurang

tepat dan bertele-tele.

1

2. Hipotesis

Hipotesis untuk lembar kerja siswa dengan judul “Gangguan

Sistem Pencernaan” antara lain:

1. Jika terjadinya sakit perut, maka penyebabnya oleh

makanan yang dimakan atau karena adanya gangguan pada

pencernaan sehingga mengakibatkan penyakit maag atau

diare

2. Jika seseorang sakit perut, maka bersumber dari organ-

organ yang terdapat dalam perut seperti lambung, usus

halus, usus besar, usus buntu, hati, kandung empedu,

pankreas, dan limpa

Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan

dalam bentuk pernyataan, sesuai referensi, dikemas

dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas terkait judul

lembar kerja siswa.

5

Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan

dalam bentuk pernyataan namun berdasarkan opini

penulis dan bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.

4

Masuk akal, tidak menjawab permasalahan yang

diberikan, dalam bentuk pernyataan, valid (sesuai

referensi) dan dalam bahasa yang singkat, padat dan

jelas terkait judul lembar kerja siswa.

3

Tidak masuk akal dan tidak menjawab permasalahan 2

Page 310: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

293

yang diberikan, dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan

opini penulis, dan bertele-tele terkait judul lembar kerja

siswa.

Tidak memberikan jawaban sementara, kurang tepat,

dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan opini penulis dan

bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.

1

3. Mengumpulkan Data

Peserta didik menjawab rumusan masalah yang telah dibuat

berdasarkan buku paket biologi dan internet dengan link yang

relevan.

Menyebutkan jawaban dengan tepat didukung referensi

dan dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas

5

Menyebutkan jawaban dengan tepat tidak didukung

referensi dan dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas

4

Menyebutkan jawaban dengan tidak tepat dan

didukung referensi dan dalam bahasa yang singkat,

padat dan jelas

3

Menyebutkan jawaban dengan tidak tepat dan tidak

didukung referensi dan dalam bahasa yang singkat,

padat dan jelas

2

Menyebutkan jawaban dengan tidak tepat dan tidak

didukung referensi dan dalam bahasa yang singkat,

padat dan jelas

1

4. Membuat Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan yang anda

lakukan!

Kesimpulan yang dapat diambil adalah:

Terjadinya sakit perut dipicu oleh makanan yang dimakan atau

karena adanya gangguan pada pencernaan yang membuat sulit

untuk mencerna makanan dengan baik. Sakit perut bisa

dikarenakan terkena maag, diare ataupun apendiksitis.

Kesimpulan lengkap dan tepat sesuai data yang ada, dan

menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

5

Kesimpulan tepat sesuai data yang ada dan menjawab

rumusan masalah/pertanyaan penelitian, tetapi tidak

lengkap

4

Kesimpulan sesuai data yang ada, tetapi tidak lengkap

dan tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan

penelitian

3

Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data ,

tetapi menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

2

Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data dan

tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

1

Page 311: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

294

Lampiran 30

KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN PERTANYAAN DISKUSI

LEMBAR KERJA SISWA PENDEKATAN SAINTIFIK (Menguji Kandungan Nutrisi pada Makanan)

No Kunci Jawaban Kriteria Penelitian Skor

1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah lembar kerja siswa dengan judul “Menguji

Kandungan Nutrisi pada Makanan” antara lain:

1. Bagaimana cara menguji kandungan karbohidrat, gula,

protein, dan lemak pada makanan?

2. Makanan apa saja yang mengandung karbohidrat, gula,

protein, dan lemak?

Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,

tepat serta dikemas dalam bahasa yang singkat, padat

dan jelas.

5

Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,

kurang tepat dan dalam bahasa yang bertele-tele.

4

Hanya terdapat salah satu variabel dalam kalimat tanya,

tepat dikemas dalam bahasa yang singkat, padat dan

jelas.

3

Hanya terdapat salah satu variabel dalam bentuk

pernyataan, kurang tepat dan bertele-tele.

2

Tidak ada variabel, dalam bentuk pernyataan, kurang

tepat dan bertele-tele.

1

2. Hipotesis

Hipotesis untuk lembar kerja siswa dengan judul “Menguji

Kandungan Nutrisi pada Makanan” antara lain:

1. jika makanan ditetesi lugol dan berubah warna menjadi

biru kehitaman maka makanan tersebut mengandung

karbohidrat (amilum).

Jika makanan ditetesi larutan benedict lalu dipanaskan dan

warna berubah menjadi orange, maka makanan tersebut

mengandung gula

jika makanan ditetesi larutan biuret dan warna berubah

Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan

dalam bentuk pernyataan, sesuai referensi, dikemas

dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas terkait judul

lembar kerja siswa.

5

Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan

dalam bentuk pernyataan namun berdasarkan opini

penulis dan bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.

4

Masuk akal, tidak menjawab permasalahan yang

diberikan, dalam bentuk pernyataan, valid (sesuai

referensi) dan dalam bahasa yang singkat, padat dan

jelas terkait judul lembar kerja siswa.

3

Tidak masuk akal dan tidak menjawab permasalahan 2

Page 312: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

295

menjadi ungu berarti mengandung protein

jika makanan diletakan diatas kertas hvs dan terdapat

pulau maka makanan tersebut mengandung lemak

2. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah

nasi. Sedangkan bahan makanan yang mengandung protein

adalah putih telur dan tahu, dan bahan makanan yang

mengandung lemak adalah minyak.

yang diberikan, dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan

opini penulis, dan bertele-tele terkait judul lembar kerja

siswa.

Tidak memberikan jawaban sementara, kurang tepat,

dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan opini penulis dan

bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.

1

3. Hasil Pengamatan

1. Nasi, kentang dan roti jika ditetesi lugol akan berubah

menjadi warna hitam dan mengandung karbohidrat/amilum

2. Susu jika ditetesi benedit lalu dipanaskan akan berubah

menjadi warna orange dan mengandung gula

3. Putih telur dan susu jika ditetesi biuret akan berubah

menjadi warna ungu dan mengandung protein

4. Minyak dan margarin di letakan diatas kertas transparan

jika terdapat noda transparan maka bahan makanan

tersebut mengandung lemak.

Mengisi data tabel pengamatan dengan lengkap dan

benar sama dengan kunci jawaban dengan kriteria

penilaian @skor 3 setiap bahan yang mengandung

makanan benar dan skor maksimum 24

24

4. Diskusi

Peserta didik dalam LKS berbasis inkuiri terbimbing diberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan

pengamatan yang telah dilakukan. Berikut panduan kunci jawaban bahan diskusi peserta didik:

1. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah

yang mengandung amilum/karbohidrat?

Jawaban: Nasi, kentang dan roti. Karena saat diteteskan

lugol terjadi perubahan warna menjadi warna hitam.

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai

alasan dengan kriteria penilaian @ skor 1. Sehingga

skor maksimal yaitu 4 dan didukung referensi dan dalam

bahasa yang singkat, padat dan jelas

4

Menyebutkan 2 bahan makanan dengan tepat dan

disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,

didukung referensi.

3

Menyebutkan 1 bahan makanan dengan tepat dan

disertai alasan berdasarkan kegiatan pengamatan,

didukung referensi.

2

Hanya menyebutkan makanan tanpa disertai alasan dan 1

Page 313: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

296

tidak didukung referensi

2. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah

yang mengandung protein?

Jawaban: putih telur dan susu. Karena saat ditetesi biuret

terjadi berubah menjadi warna ungu

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai

alasan dengan kriteria penilaian @ skor 1. Sehingga

skor maksimal yaitu 4 dan didukung referensi serta

dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas

4

Menyebutkan 2 bahan makanan dengan tepat dan

disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,

didukung referensi.

3

Menyebutkan 1 bahan makanan dengan tepat dan

disertai alasan berdasarkan kegiatan pengamatan,

didukung referensi.

2

Hanya menyebutkan makanan tanpa disertai alasan dan

tidak didukung referensi

1

3. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah

yang mengandung glukosa?

Jawaban: susu. Karena saat ditetesi larutan benedict dan

dipanaskan terjadi perubahan warna menjadi orange

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai

alasan dan didukung referensi serta dalam bahasa yang

singkat, padat dan jelas

4

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai

alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan, tidak

didukung referensi

3

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat tetapi tidak

disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,

didukung referensi

2

Menyebutkan bahan makanan tidak tepat dan tidak

disertai alasan dan tidak didukung referensi

1

4. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah

yang mengandung lemak?

Jawaban: minyak dan margarin. jika terdapat noda

transparan maka bahan makanan tersebut mengandung

lemak.

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai

alasan dengan kriteria penilaian @ skor 2. Sehingga

skor maksimal yaitu 4 didukung referensi dan dalam

bahasa yang singkat, padat dan jelas

4

Menyebutkan 2 bahan makanan dengan tepat dan

disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,

tidak didukung referensi

3

Menyebutkan 1 bahan makanan dengan tepat dan 2

Page 314: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

297

disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,

tidak didukung referensi

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat tetapi tidak

disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,

tidak didukung referensi

1

5. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah

yang mengandung lebih dari satu zat makanan?

Jawaban: susu

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai

alasan dengan kriteria penilaian @skor 4 dan didukung

referensi dan dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas

4

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai

alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan, tidak

didukung referensi

3

Menyebutkan bahan makanan dengan tepat tetapi tidak

disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,

didukung referensi

2

Menyebutkan bahan makanan tidak tepat dan tidak

disertai alasan dan tidak didukung referensi

1

5. Membuat Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan yang anda

lakukan!

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum

adalah:

untuk mengetahui ada nya karbohidrat atau amilum yaitu ditetesi

dengan lugol, dan terjadi peerubahan warna menjadi hitam.

untuk mengetahui ada nya protein yaitu ditetesi dengan biuret, dan

terjadi peerubahan warna menjadi ungu.

untuk mengetahui ada nya lemak yaitu dengan diletakan diatas

kertas transparan jika terdapat noda transparan maka bahan

makanan tersebut mengandung lemak.

Yang mengandung karbohidrat adalah nasi, kentang dan

roti.

Yang mengandung gula adalah susu

Kesimpulan lengkap dan tepat sesuai data yang ada, dan

menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

5

Kesimpulan tepat sesuai data yang ada dan menjawab

rumusan masalah/pertanyaan penelitian, tetapi tidak

lengkap

4

Kesimpulan sesuai data yang ada, tetapi tidak lengkap

dan tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan

penelitian

3

Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data ,

tetapi menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

2

Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data dan

tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

1

Page 315: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

298

Yang mengandung protein adalah putih telur dan susu.

Yang mengandung lemak adalah margarin dan roti.

Page 316: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

299

KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN PERTANYAAN DISKUSI

LEMBAR KERJA SISWA PENDEKATAN SAINTIFIK (Uji Enzim Ptialin)

No Kunci Jawaban Kriteria Penelitian Skor

1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah lembar kerja siswa dengan judul “Uji Enzim

Ptialin” antara lain: 1. Bagaimana cara menguji terdapat nya enzim ptialin pada

saliva?

2. Bagaimana pengaruh pH terhadap kerja enzim ptialin?

Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,

tepat serta dikemas dalam bahasa yang singkat, padat

dan jelas.

5

Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,

kurang tepat dan dalam bahasa yang bertele-tele.

4

Hanya terdapat salah satu variabel dalam kalimat tanya,

tepat dikemas dalam bahasa yang singkat, padat dan

jelas.

3

Hanya terdapat salah satu variabel dalam bentuk

pernyataan, kurang tepat dan bertele-tele.

2

Tidak ada variabel, dalam bentuk pernyataan, kurang

tepat dan bertele-tele.

1

2. Hipotesis

Hipotesis untuk lembar kerja siswa dengan judul “Uji Enzim

Ptialin” antara lain:

1. Jika air liur ditetesi dengan iodin berubah menjadi hitam,

maka terdapat enzim ptialin

2. Jika pH mempengaruhi efektivitas kerja enzim ptyalin,

maka saat keadaan basa atau asam enzim ptialin tidak bisa

bekerja.

Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan

dalam bentuk pernyataan, sesuai referensi, dikemas

dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas terkait judul

lembar kerja siswa.

5

Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan

dalam bentuk pernyataan namun berdasarkan opini

penulis dan bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.

4

Masuk akal, tidak menjawab permasalahan yang

diberikan, dalam bentuk pernyataan, valid (sesuai

referensi) dan dalam bahasa yang singkat, padat dan

jelas terkait judul lembar kerja siswa.

3

Tidak masuk akal dan tidak menjawab permasalahan

yang diberikan, dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan

opini penulis, dan bertele-tele terkait judul lembar kerja

2

Page 317: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

300

siswa.

Tidak memberikan jawaban sementara, kurang tepat,

dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan opini penulis dan

bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.

1

3. Hasil Pengamatan

Tabung A warna awal (putih) dan warna akhir (hitam)

Tabung B warna awal (putih) dan warna akhir (biru)

Tabung C warna awal (putih) dan warna akhir (kuning)

Tabung D warna awal (putih) dan warna akhir (putih)

Tabung E warna awal (putih) dan warna akhir (putih)

Mengisi data tabel pengamatan dengan lengkap dan

benar sama dengan kunci jawaban, didukung referensi

yang valid, serta dikemas dalam bahasa yang singkat,

padat dan jelas dengan kriteria penilaian @skor setiap

bahan yang mengandung makanan benar dan skor

maksimum 20

20

4. Diskusi

Peserta didik dalam LKS berbasis inkuiri terbimbing diberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan

pengamatan yang telah dilakukan. Berikut panduan kunci jawaban bahan diskusi peserta didik:

1. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan

warna pada tabung A, B dan C? Apa arti perubahan warna

tersebut?

Jawaban: Berdasarkan data hasil pengamatan uji kerja

enzim ptialin diatas dapat diketahui bahwa pada tabung

reaksi A, B dan tabung reaksi C terdapat kerja enzim

ptialin. Hal itu dikarenakan pada tabung reaksi A dan

tabung reaksi B berada pada suasana netral, yaitu dengan

pH 7

Jawaban dan alasan tepat

Jawaban dan alasan kurang tepat

Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban

salah dan alasan tepat

Jawaban dan alasan tidak tepat

4

3

2

1

2. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan

warna pada tabung D dan E? Apa arti perubahan warna

tersebut?

Jawaban: Berdasarkan data hasil pengamatan uji kerja

enzim ptialin diatas dapat diketahui bahwa pada tabung

reaksi C dan tabung reaksi D tidak terdapat kerja enzim

ptialin. Hal tersebut dikarenakan larutan berada pada

keadaan asam dan basa.

Jawaban dan alasan tepat

Jawaban dan alasan kurang tepat

Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban

salah dan alasan tepat

Jawaban dan alasan tidak tepat

4

3

2

1

3. Mengapa pemberian HCl dan NaOH dilakukan lebih

dahulu daripada air liur? Jawaban dan alasan tepat

Jawaban dan alasan kurang tepat

4

3

Page 318: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

301

Jawaban: Karena HCl dan NaOH akan membuat larutan

kanji menjadi asam (Tabung C)dan basa(Tabung D),

sehingga enzim tidak dapat bekerja dalam keadaan asam

atau basa

Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban

salah dan alasan tepat

Jawaban dan alasan tidak tepat

2

1

4. Pada pH berapa enzim ptialin bekerja secara efektif?

Jawaban: pada pH 7. Pada pH asam menyebabkan

denaturasi protein dan hilangnya secara total aktivitas

enzim. Dan enzim tidak dapat bekerja pada pH basa.

Karena pada saat dalam keadaan basa maka enzim akan

mengalami inaktivasi. Untuk pH pada enzim adalah pH

normal.

Jawaban dan alasan tepat

Jawaban dan alasan kurang tepat

Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban

salah dan alasan tepat

Jawaban dan alasan tidak tepat

4

3

2

1

5. Membuat Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan yang anda

lakukan!

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum

adalah:

untuk menguji ada atau tidak nya enzim ptialin pada saliva yaitu

dengan ditetesi iodin dan larutan kanji, jika terjadi perubahan

menjadi hitam makan terdapat enzim ptialin.

Enzim tidak dapat bekerja pada pH asam. Karena menyebabkan

denaturasi protein dan hilangnya secara total aktivitas enzim. Dan

enzim tidak dapat bekerja pada pH basa. Karena pada saat dalam

keadaan basa maka enzim akan mengalami inaktivasi. Untuk pH

pada enzim adalah pH normal.

Kesimpulan lengkap dan tepat sesuai data yang ada, dan

menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

5

Kesimpulan tepat sesuai data yang ada dan menjawab

rumusan masalah/pertanyaan penelitian, tetapi tidak

lengkap

4

Kesimpulan sesuai data yang ada, tetapi tidak lengkap

dan tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan

penelitian

3

Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data ,

tetapi menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

2

Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data dan

tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

1

Page 319: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

302

KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN PERTANYAAN DISKUSI

LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (Gangguan Sistem Pencernaan)

No Kunci Jawaban Kriteria Penelitian Skor

1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah lembar kerja siswa dengan judul “Gangguan

Sistem Pencernaan” antara lain:

1. Apa penyebab terjadinya sakit perut?

2. Darimanakah sumber sakit perut itu berasal?

Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,

tepat serta dikemas dalam bahasa yang singkat, padat

dan jelas.

5

Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,

kurang tepat dan dalam bahasa yang bertele-tele.

4

Hanya terdapat salah satu variabel dalam kalimat tanya,

tepat dikemas dalam bahasa yang singkat, padat dan

jelas.

3

Hanya terdapat salah satu variabel dalam bentuk

pernyataan, kurang tepat dan bertele-tele.

2

Tidak ada variabel, dalam bentuk pernyataan, kurang

tepat dan bertele-tele.

1

2. Hipotesis

Hipotesis untuk lembar kerja siswa dengan judul “Gangguan

Sistem Pencernaan” antara lain:

1. Jika terjadinya sakit perut, maka penyebabnya oleh

makanan yang dimakan atau karena adanya gangguan pada

pencernaan sehingga mengakibatkan penyakit maag

atau diare

2. Jika seseorang sakit perut, maka bersumber dari organ-

organ yang terdapat dalam perut seperti lambung, usus

halus, usus besar, usus buntu, hati, kandung empedu,

pankreas, dan limpa

Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan

dalam bentuk pernyataan, sesuai referensi, dikemas

dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas terkait judul

lembar kerja siswa.

5

Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan

dalam bentuk pernyataan namun berdasarkan opini

penulis dan bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.

4

Masuk akal, tidak menjawab permasalahan yang

diberikan, dalam bentuk pernyataan, valid (sesuai

referensi) dan dalam bahasa yang singkat, padat dan

jelas terkait judul lembar kerja siswa.

3

Tidak masuk akal dan tidak menjawab permasalahan 2

Page 320: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

303

yang diberikan, dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan

opini penulis, dan bertele-tele terkait judul lembar kerja

siswa.

Tidak memberikan jawaban sementara, kurang tepat,

dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan opini penulis dan

bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.

1

3. Mengumpulkan Data

Peserta didik menjawab rumusan masalah yang telah dibuat

berdasarkan buku paket biologi dan internet dengan link yang

relevan.

Menyebutkan jawaban dengan tepat didukung referensi

dan dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas

5

Menyebutkan jawaban dengan tepat tidak didukung

referensi dan dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas

4

Menyebutkan jawaban dengan tidak tepat dan

didukung referensi dan dalam bahasa yang singkat,

padat dan jelas

3

Menyebutkan jawaban dengan tidak tepat dan tidak

didukung referensi dan dalam bahasa yang singkat,

padat dan jelas

2

Menyebutkan jawaban dengan tidak tepat dan tidak

didukung referensi dan dalam bahasa yang singkat,

padat dan jelas

1

4. Membuat Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan yang anda

lakukan!

Kesimpulan yang dapat diambil adalah:

Terjadinya sakit perut dipicu oleh makanan yang dimakan atau

karena adanya gangguan pada pencernaan yang membuat sulit

untuk mencerna makanan dengan baik. Sakit perut bisa

dikarenakan terkena maag, diare ataupun apendiksitis.

Kesimpulan lengkap dan tepat sesuai data yang ada, dan

menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

5

Kesimpulan tepat sesuai data yang ada dan menjawab

rumusan masalah/pertanyaan penelitian, tetapi tidak

lengkap

4

Kesimpulan sesuai data yang ada, tetapi tidak lengkap

dan tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan

penelitian

3

Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data ,

tetapi menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

2

Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data dan

tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian

1

Page 321: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

304

Lampiran 31

Hasil Perhitungan Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen

No Pertemuan Kelompok Merumuskan

Masalah

(%) Membuat

Hipotesis

(%) Formulasi (%) Koleksi (%) Kesimpulan (%)

1. Pertama (Uji

Kandungan

Zat

Makanan)

1 3 60 3 60 18 85,7 10 50 4 80

2 3 60 4 80 21 100 10 50 4 80

3 5 100 5 100 21 100 13 65 3 60

4 5 100 3 60 21 100 12 60 4 80

5 2 40 5 100 18 85,7 10 50 3 60

6 5 100 3 60 21 100 12 60 5 100

Jumlah 23 460 23 460 120 571,4 67 335 23 460

Rata-Rata 76,6 76,6 95,2 55.8 76,6

2. Kedua

(Uji Enzim

Ptialin)

1 3 60 4 80 20 100 11 68,75 3 60

2 5 100 3 60 18 90 13 81,25 5 100

3 4 80 3 60 20 100 16 100 3 60

4 3 60 3 60 20 100 16 100 3 60

5 4 80 3 60 18 90 8 50 4 80

6 3 60 4 80 20 100 11 68,75 4 80

Jumlah 22 440 20 400 116 580 75 468,78 22 440

Rata-Rata 73,3 66,6 96,6 78,13 73,3

No Pertemuan Kelompok Merumuskan

Masalah

(%) Membuat

Hipotesis

(%) Eksplorasi (%) Kesimpulan (%)

3 Ketiga

(Gangguan

Sistem

Pencernaan)

1 5 100 3 60 3 60 4 80

2 5 100 3 60 3 60 3 60

3 5 100 3 60 3 60 5 100

4 4 80 3 60 5 100 5 100

5 5 100 3 60 5 100 3 60

6 5 100 3 60 5 100 4 80

Rata-Rata 96,6 60 80 80

Page 322: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

305

Lampiran 32

Hasil Perhitungan Lembar Kerja Siswa Kelas K ontrol

No Pertemuan Kelompok Merumuskan

Masalah

(%) Membuat

Hipotesis

(%) Hasil

pengamatan

(%) Diskusi (%) Kesimpulan (%)

1. Pertama (Uji

Kandungan

Zat

Makanan)

1 4 80 3 60 21 87,5 10 50 5 100

2 5 100 3 60 24 100 20 100 3 60

3 3 60 4 80 24 100 9 45 5 100

4 4 80 4 80 24 100 10 50 3 60

5 3 60 5 100 24 87,5 10 50 3 60

6 5 100 3 60 24 100 10 50 3 60

Jumlah 28 480 22 440 141 575 69 345 22 440

Rata-Rata 80 73,3 95,8 57,5 73,3

2. Kedua

(Uji Enzim

Ptialin)

1 3 60 4 80 20 100 15 75 4 80

2 4 80 3 60 20 90 15 75 4 80

3 3 60 3 60 20 100 17 85 4 80

4 5 100 4 80 20 100 14 70 3 60

5 4 80 3 60 20 90 12 60 3 60

6 4 80 3 60 20 100 14 70 4 80

Jumlah 25 460 20 400 120 580 89 435 22 440

Rata-Rata 76,6 66,6 96,6 72,5 73,3

No Pertemuan Kelompok Merumuskan

Masalah

(%) Membuat

Hipotesis

(%) Eksplorasi (%) Kesimpulan (%)

3 Ketiga

(Gangguan

Sistem

Pencernaan)

1 5 100 3 60 5 100 4 80

2 4 80 4 80 4 80 4 80

3 4 80 4 80 4 80 4 80

4 5 100 3 60 5 100 3 60

5 4 80 4 80 5 100 3 60

6 4 80 4 80 5 100 4 80

Rata-Rata 86,6 73,3 93,3 73,3

Page 323: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

305

Lampiran 32

Hasil Perhitungan Lembar Kerja Siswa Kelas K ontrol

No Pertemuan Kelompok Merumuskan

Masalah

(%) Membuat

Hipotesis

(%) Hasil

pengamatan

(%) Diskusi (%) Kesimpulan (%)

1. Pertama (Uji

Kandungan

Zat

Makanan)

1 4 80 3 60 21 87,5 10 50 5 100

2 5 100 3 60 24 100 20 100 3 60

3 3 60 4 80 24 100 9 45 5 100

4 4 80 4 80 24 100 10 50 3 60

5 3 60 5 100 24 87,5 10 50 3 60

6 5 100 3 60 24 100 10 50 3 60

Jumlah 28 480 22 440 141 575 69 345 22 440

Rata-Rata 80 73,3 95,8 57,5 73,3

2. Kedua

(Uji Enzim

Ptialin)

1 3 60 4 80 20 100 15 75 4 80

2 4 80 3 60 20 90 15 75 4 80

3 3 60 3 60 20 100 17 85 4 80

4 5 100 4 80 20 100 14 70 3 60

5 4 80 3 60 20 90 12 60 3 60

6 4 80 3 60 20 100 14 70 4 80

Jumlah 25 460 20 400 120 580 89 435 22 440

Rata-Rata 76,6 66,6 96,6 72,5 73,3

No Pertemuan Kelompok Merumuskan

Masalah

(%) Membuat

Hipotesis

(%) Eksplorasi (%) Kesimpulan (%)

3 Ketiga

(Gangguan

Sistem

Pencernaan)

1 5 100 3 60 5 100 4 80

2 4 80 4 80 4 80 4 80

3 4 80 4 80 4 80 4 80

4 5 100 3 60 5 100 3 60

5 4 80 4 80 5 100 3 60

6 4 80 4 80 5 100 4 80

Rata-Rata 86,6 73,3 93,3 73,3

Page 324: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

306

Lampiran 33

PRESENTASE KETERLAKSANAAN GURU KELAS EKSPERIMEN

No Kegiatan Pembelajaran Presentase Ketuntasan (%)

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

1. Kegiatan Awal

Guru mengucapkan salam 100 100 100

Guru memimpin doa 100 100 100

Guru mengabsen peserta

didik

100 100 100

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

100 100 100

Guru memberikan apersepi 100 100 100

2. Kegiatan Inti

Inisiasi secara Peer

Guru memotivasi siswa

terkait pembelajaran yang

akan dipelajari

100 100 100

Guru mengajukan

permasalahan berupa

pertanyaan konsep yang

berkaitan dengan materi

pembelajaran yang akan

disampaikan

100 100 100

Seleksi

Guru menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran

inkuiri terbimbing

100 100 100

Guru membimbing peserta

didik untuk membuat

rumusan masalah dan

hipotesis

100 100 100

Eksplorasi

Guru membimbing peserta

didik untuk melakukan

percobaan/eksplorasi

100 100 100

Formulasi

Guru memberikan

kesempatan ke peserta didik

untuk bertanya terkait LKS

100 100 100

Guru menugaskan kepada

peserta didik untuk

mendiskusikan hasil

percobaan

100 100 100

Koleksi

Membimbing peserta didik 100 100 100

Page 325: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

307

untuk mencari informasi

aplikatif yang berhubungan

dengan materi yang sedang

dipelajari

Presentasi

Meminta peserta didik

untuk mempresentasikan

hasil percobaannya

100 100 100

Mempersilahkan peserta

didik lain untuk bertanya

atau menanggapi

100 100 100

3. Kegiatan Penutup

Guru meminta peserta didik

bertanya bila masih ada

materi yang kurang

dipaham

100 100 100

Guru mereview materi yang

telah dijelaskan dan

meluruskan bila terjadi

miskonsepsi

100 100 100

Guru menginformasikan ke

peserta didik mengenai

materi pelajaran berikutnya

100 100 100

Guru menutup kegiatan

pembelajaran

100 100 100

Guru mengucapkan salam 100 100 100

Rata-Rata 100 100 100

Page 326: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

308

PRESENTASE KETERLAKSANAAN GURU KELAS KONTROL

No Kegiatan Pembelajaran Presentase Ketuntasan (%)

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

1. Kegiatan Awal

Guru mengucapkan salam 100 100 100

Guru memimpin doa 100 100 100

Guru mengabsen siswa 100 100 100

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran

100 100 100

Guru memberikan

gambaran umum mengenai

manfaat mempelajari

sistem pencernaan

100 100 100

2. Kegiatan Inti

Mengamati

Membimbing peserta didik

untuk mengamati video

atau gambar

100 100 100

Menanya

Membimbing peserta didik

untuk bertanya terkait

video atau gambar yang

ditampilkan

100 100 100

Mencoba

Membimbing peserta didik

untuk melakukan

percobaan/observasi

100 100 100

Menalar

Meminta peserta didik

untuk mencatat hasil

percobaan dan

mendiskusikannya

100 100 100

Mengkomunikasi

Meminta perwakilan setiap

kelompok untuk

mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya

100 100 100

3. Kegiatan Penutup

Meminta peserta didik

bertanya bila masih ada

materi yang kurang

dipahami

100 100 100

Mereview materi yang

telah dijelaskan dan

meluruskan bila terjadi

miskonsepsi

100 100 100

Page 327: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

309

Menginformasikan ke

peserta didik mengenai

materi pelajaran berikutnya

100 100 100

Menutup kegiatan

pembelajaran

100 100 100

Memberi salam 100 100 100

Rata-Rata 100 100 100

Page 328: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

310

PRESENTASE KETERLAKSANAAN PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN

No Kegiatan Pembelajaran Presentase Ketuntasan

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

1. Inisiasi secara Peer

Peserta didik memahami

tujuan pembelajaran

75 75 100

Peserta didik termotivasi

dengan materi

pembelajaran

75 75 100

Peserta didik menjawab tes

singkat yang diberikan

guru

100 100 100

2. Seleksi

Peserta didik membuat

rumusan masalah dan

hipotesis

75 100 100

3. Eksplorasi

Peserta didik melakukan

percobaan /eksplorasi

100 100 100

Peserta didik berkontribusi

dalam melakukan

percobaan/eksplorasi

100 100 100

4. Formulasi

Peserta didik mencatat

hasil

percobaan/eksplorasinya

100 100 100

mengolah data hasil

percobaan/eksplorasinya

dan mendiskusikannya

100 100 100

5. Koleksi

Peserta didik mencari

informasi aplikatif

75 100 100

Setiap peserta didik

memberikan kontribusi

dalam menjawab LKS

75 100 100

6. Presentasi

Peserta didik

mempresentasikan hasil

percobaannya

75 75 83,3

Mendengarkan presentasi

hasil percobaan peserta

didik yang lain

75 75 83,3

Rata-Rata 85,4 91,6 97,2

Page 329: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

311

PRESENTASE KETERLAKSANAAN PESERTA DIDIK KELAS KONTROL

No Kegiatan Pembelajaran Presentase Ketuntasan

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

1. Kegiatan Awal

Peserta didik memahami

tujuan pembelajaran

58,3 83,3 100

Peserta didik menunjukkan

minat dan motivasi dalam

pembelajaran

66,6 83,3 100

2. Mengamati

Peserta didik mengamati

denga seksama gambar atau

video yang ditampilkan guru

100 100 100

3. Menanya

Peserta didik bertanya

terkait gambar atau video

yang ditampilkan

50 66,6 83,3

4. Mencoba

Peserta didik berkontribusi

dalam melakukan

percobaan/observasi

100 100 100

Peserta didik mengumpulkan

data dan informasi relevan

yang sesuai dengan LKS

100 100 100

5. Menalar

Peserta didik menganalisis

tugas yang terdapat pada

LKS

83,3 100 100

6. Mengkomunikasi

Peserta didik

mempresentasikan hasil

percobaan dan diskusi

dengan benar

66,6 66,6 83,3

Rata-Rata 78,1 87,4 95,8

Page 330: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

312

Lampiran 34

Uji Normalitas Pretest Kognitif Kelas Eksperimen

No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)

F(Zi)-

S(Zi)

1 C 52 -1,559 0,060 0,161 0,102

2 G 52 -1,559 0,060 0,161 0,102

3 Q 52 -1,559 0,060 0,161 0,102

4 X 52 -1,559 0,060 0,161 0,102

5 EE 52 -1,559 0,060 0,161 0,102

6 F 60 -0,848 0,198 0,290 0,092

7 P 60 -0,848 0,198 0,290 0,092

8 R 60 -0,848 0,198 0,290 0,092

9 V 60 -0,848 0,198 0,290 0,092

10 A 68 -0,138 0,445 0,581 0,135

11 E 68 -0,138 0,445 0,581 0,135

12 H 68 -0,138 0,445 0,581 0,135

13 I 68 -0,138 0,445 0,581 0,135

14 J 68 -0,138 0,445 0,581 0,135

15 K 68 -0,138 0,445 0,581 0,135

16 S 68 -0,138 0,445 0,581 0,135

17 U 68 -0,138 0,445 0,581 0,135

18 Y 68 -0,138 0,445 0,581 0,135

19 BB 76 0,573 0,717 0,742 0,025

20 M 76 0,573 0,717 0,742 0,025

21 T 76 0,573 0,717 0,742 0,025

22 W 76 0,573 0,717 0,742 0,025

23 AA 76 0,573 0,717 0,742 0,025

24 B 84 1,284 0,900 1 0,100

25 D 84 1,284 0,900 1 0,100

26 L 84 1,284 0,900 1 0,100

27 N 84 1,284 0,900 1 0,100

28 O 84 1,284 0,900 1 0,100

29 Z 84 1,284 0,900 1 0,100

30 CC 84 1,284 0,900 1 0,100

31 DD 84 1,284 0,900 1 0,100

Rata2 69,548 Lhitung 0,135

SD 11,259 Ltabel 0,1592

Ltabel =

Jadi, Lhitung = 0,135 < L tabel = 0,1592, sehingga data pretest kognitif kelas eksperimen

berdistribusi normal.

Page 331: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

313

Uji Normalitas Postest Kognitif Kelas Eksperimen

No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)

F(Zi)-

S(Zi)

1 EE 68 -1,826 0,034 0,129 0,095

2 R 68 -1,826 0,034 0,129 0,095

3 C 68 -1,826 0,034 0,129 0,095

4 P 68 -1,826 0,034 0,129 0,095

5 A 76 -0,868 0,193 0,323 0,130

6 I 76 -0,868 0,193 0,323 0,130

7 J 76 -0,868 0,193 0,323 0,130

8 K 76 -0,868 0,193 0,323 0,130

9 F 76 -0,868 0,193 0,323 0,130

10 S 76 -0,868 0,193 0,323 0,130

11 L 84 0,090 0,536 0,645 0,109

12 M 84 0,090 0,536 0,645 0,109

13 N 84 0,090 0,536 0,645 0,109

14 T 84 0,090 0,536 0,645 0,109

15 U 84 0,090 0,536 0,645 0,109

16 V 84 0,090 0,536 0,645 0,109

17 X 84 0,090 0,536 0,645 0,109

18 H 84 0,090 0,536 0,645 0,109

19 W 84 0,090 0,536 0,645 0,109

20 AA 84 0,090 0,536 0,645 0,109

21 Q 92 1,047 0,853 1 0,147

22 B 92 1,047 0,853 1 0,147

23 D 92 1,047 0,853 1 0,147

24 E 92 1,047 0,853 1 0,147

25 G 92 1,047 0,853 1 0,147

26 O 92 1,047 0,853 1 0,147

27 Y 92 1,047 0,853 1 0,147

28 Z 92 1,047 0,853 1 0,147

29 BB 92 1,047 0,853 1 0,147

30 CC 92 1,047 0,853 1 0,147

31 DD 92 1,047 0,853 1 0,147

Rata2 83,25 Lhitung 0,147

SD 8,3535 Ltabel 0,1592

Ltabel =

Jadi, Lhitung = 0,147 < L tabel = 0,1592, sehingga data postest kognitif kelas eksperimen

berdistribusi normal

Page 332: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

314

Lampiran 35

Uji Normalitas Pretest Kognitif Kelas Kontrol

No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)

F(Zi)-

S(Zi)

1 A 52 -1,362 0,087 0,219 0,132

2 J 52 -1,362 0,087 0,219 0,132

3 M 52 -1,362 0,087 0,219 0,132

4 S 52 -1,362 0,087 0,219 0,132

5 T 52 -1,362 0,087 0,219 0,132

6 U 52 -1,362 0,087 0,219 0,132

7 Z 52 -1,362 0,087 0,219 0,132

8 F 60 -0,648 0,259 0,406 0,148

9 G 60 -0,648 0,259 0,406 0,148

10 L 60 -0,648 0,259 0,406 0,148

11 R 60 -0,648 0,259 0,406 0,148

12 V 60 -0,648 0,259 0,406 0,148

13 AA 60 -0,648 0,259 0,406 0,148

14 C 68 0,067 0,527 0,625 0,098

15 H 68 0,067 0,527 0,625 0,098

16 P 68 0,067 0,527 0,625 0,098

17 BB 68 0,067 0,527 0,625 0,098

18 DD 68 0,067 0,527 0,625 0,098

19 EE 68 0,067 0,527 0,625 0,098

20 FF 68 0,067 0,527 0,625 0,098

21 B 76 0,782 0,783 0,844 0,061

22 E 76 0,782 0,783 0,844 0,061

23 N 76 0,782 0,783 0,844 0,061

24 Q 76 0,782 0,783 0,844 0,061

25 O 76 0,782 0,783 0,844 0,061

26 W 76 0,782 0,783 0,844 0,061

27 Y 76 0,782 0,783 0,844 0,061

28 D 84 1,496 0,933 1 0,067

29 I 84 1,496 0,933 1 0,067

30 K 84 1,496 0,933 1 0,067

31 X 84 1,496 0,933 1 0,067

32 CC 84 1,496 0,933 1 0,067

Rata2 67,25 Lhitung 0,148

SD 10,19 Ltabel 0,1568

Ltabel =

Jadi, Lhitung = 0,148 < L tabel = 0,1568, sehingga data pretest kognitif kelas kontrol

berdistribusi normal.

Page 333: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

315

Uji Normalitas Postest Kognitif Kelas Kontrol

No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)

F(Zi)-

S(Zi)

1 A 68 -1,368 0,086 0,219 0,133

2 J 68 -1,368 0,086 0,219 0,133

3 M 68 -1,368 0,086 0,219 0,133

4 S 68 -1,368 0,086 0,219 0,133

5 T 68 -1,368 0,086 0,219 0,133

6 U 68 -1,368 0,086 0,219 0,133

7 Z 68 -1,368 0,086 0,219 0,133

8 F 76 -0,437 0,331 0,406 0,075

9 G 76 -0,437 0,331 0,406 0,075

10 L 76 -0,437 0,331 0,406 0,075

11 R 76 -0,437 0,331 0,406 0,075

12 V 76 -0,437 0,331 0,406 0,075

13 AA 76 -0,437 0,331 0,406 0,075

14 C 84 0,495 0,690 0,781 0,092

15 H 84 0,495 0,690 0,781 0,092

16 P 84 0,495 0,690 0,781 0,092

17 BB 84 0,495 0,690 0,781 0,092

18 DD 84 0,495 0,690 0,781 0,092

19 D 84 0,495 0,690 0,781 0,092

20 EE 84 0,495 0,690 0,781 0,092

21 B 84 0,495 0,690 0,781 0,092

22 E 84 0,495 0,690 0,781 0,092

23 N 84 0,495 0,690 0,781 0,092

24 Q 84 0,495 0,690 0,781 0,092

25 O 84 0,495 0,690 0,781 0,092

26 W 92 1,427 0,923 1 0,077

27 Y 92 1,427 0,923 1 0,077

28 D 92 1,427 0,923 1 0,077

29 I 92 1,427 0,923 1 0,077

30 K 92 1,427 0,923 1 0,077

31 X 92 1,427 0,923 1 0,077

32 CC 92 1,427 0,923 1 0,077

Rata2 79,75 Lhitung 0,133

SD 7,587 Ltabel 0,1568

Ltabel =

Jadi, Lhitung = 0,133 < L tabel = 0,1568, sehingga data postest kognitif kelas kontrol

berdistribusi normal.

Page 334: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

316

Lampiran 36

Uji Normalitas Pretest Metakognitif Kelas Eksperimen

No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)

F(Zi)-

S(Zi)

1 F 24 -1,499 0,067 0,097 0,030

2 BB 24 -1,499 0,067 0,097 0,030

3 O 24 -1,499 0,067 0,097 0,030

4 C 28 -0,907 0,182 0,258 0,076

5 P 28 -0,907 0,182 0,258 0,076

6 H 28 -0,907 0,182 0,258 0,076

7 U 28 -0,907 0,182 0,258 0,076

8 DD 28 -0,907 0,182 0,258 0,076

9 X 29 -0,759 0,224 0,290 0,066

10 A 30 -0,611 0,271 0,290 0,020

11 J 30 -0,611 0,271 0,290 0,020

12 L 30 -0,611 0,271 0,290 0,020

13 Q 32 -0,315 0,376 0,419 0,043

14 EE 33 -0,167 0,434 0,452 0,018

15 G 34 -0,019 0,492 0,645 0,150

16 R 34 -0,019 0,492 0,645 0,150

17 V 34 -0,019 0,492 0,645 0,150

18 I 34 -0,019 0,492 0,645 0,150

19 S 34 -0,019 0,492 0,645 0,150

20 T 34 -0,019 0,492 0,645 0,150

21 W 36 0,277 0,609 0,677 0,068

22 CC 37 0,425 0,665 0,710 0,045

23 N 38 0,573 0,717 0,742 0,025

24 E 39 0,721 0,765 0,806 0,042

25 K 39 0,721 0,765 0,806 0,042

26 D 41 1,017 0,845 0,839 0,007

27 AA 44 1,461 0,928 0,903 0,025

28 B 44 1,461 0,928 0,903 0,025

29 L 46 1,757 0,961 0,968 0,007

30 Z 46 1,757 0,961 0,968 0,007

31 Y 48 2,053 0,980 1 0,020

Rata2 34,129 Lhitung 0,150

SD 6,75 Ltabel 0,1592

Ltabel =

Jadi, Lhitung = 0,150 < L tabel = 0,1592, sehingga data pretest metakognitif kelas

eksperimen berdistribusi normal.

Page 335: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

317

Uji Normalitas Postest Metakognitif Kelas Eksperimen

No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)

F(Zi)-

S(Zi)

1 O 34 -2,187 0,014 0,032 0,018

2 BB 35 -2,091 0,018 0,065 0,046

3 C 38 -1,800 0,036 0,129 0,093

4 DD 38 -1,800 0,036 0,129 0,093

5 V 39 -1,704 0,044 0,161 0,117

6 H 40 -1,607 0,054 0,194 0,140

7 E 42 -1,413 0,079 0,226 0,147

8 R 43 -1,317 0,094 0,258 0,148

9 S 45 -1,123 0,131 0,290 0,149

10 K 47 -0,930 0,176 0,323 0,146

11 U 49 -0,736 0,231 0,355 0,124

12 Q 50 -0,639 0,261 0,387 0,126

13 Z 51 -0,543 0,294 0,419 0,126

14 P 52 -0,446 0,328 0,484 0,149

15 D 52 -0,446 0,328 0,484 0,149

16 A 54 -0,253 0,400 0,516 0,116

17 N 55 -0,156 0,438 0,548 0,110

18 F 57 0,038 0,515 0,581 0,066

19 EE 58 0,134 0,553 0,645 0,092

20 Y 58 0,134 0,553 0,645 0,092

21 T 59 0,231 0,591 0,710 0,118

22 AA 59 0,231 0,591 0,710 0,118

23 B 60 0,328 0,629 0,742 0,113

24 G 61 0,425 0,664 0,839 0,145

25 X 61 0,425 0,664 0,839 0,145

26 J 61 0,425 0,664 0,839 0,145

27 CC 62 0,521 0,699 0,871 0,145

28 M 65 0,812 0,792 0,903 0,112

29 W 66 0,908 0,818 0,935 0,117

30 I 69 1,199 0,885 0,968 0,083

31 L 71 1,392 0,918 1 0,082

Rata2 56,61 Lhitung 0,149

SD 10,34 Ltabel 0,1592

Ltabel =

Jadi, Lhitung = 0,149 < L tabel = 0,1592, sehingga data postest metakognitif kelas

eksperimen berdistribusi normal.

Page 336: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

318

Lampiran 37

Uji Normalitas Pretest Metakognitif Kelas Kontrol

No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)

F(Zi)-

S(Zi)

1 U 22 -1,802 0,036 0,031 0,005

2 A 24 -1,245 0,107 0,25 0,143

3 B 24 -1,245 0,107 0,25 0,143

4 H 24 -1,245 0,107 0,25 0,143

5 W 24 -1,245 0,107 0,25 0,143

6 Y 24 -1,245 0,107 0,25 0,143

7 DD 24 -1,245 0,107 0,25 0,143

8 EE 24 -1,245 0,107 0,25 0,143

9 I 26 -0,688 0,246 0,3125 0,067

10 V 26 -0,688 0,246 0,3125 0,067

11 Q 27 -0,409 0,341 0,34375 0,003

12 D 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146

13 E 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146

14 P 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146

1 O 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146

16 R 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146

17 Z 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146

18 BB 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146

19 FF 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146

20 L 29 0,148 0,559 0,625 0,066

21 M 30 0,427 0,665 0,71875 0,054

22 X 30 0,427 0,665 0,71875 0,054

23 AA 30 0,427 0,665 0,71875 0,054

24 T 31 0,705 0,760 0,75 0,010

25 C 32 0,984 0,837 0,875 0,038

26 G 32 0,984 0,837 0,875 0,038

27 K 32 0,984 0,837 0,875 0,038

28 S 32 0,984 0,837 0,875 0,038

29 J 33 1,262 0,897 0,90625 0,010

30 N 34 1,541 0,938 0,96875 0,030

31 CC 34 1,541 0,938 0,96875 0,030

32 F 36 2,098 0,982 1 0,018

Rata2 28,47 Lhitung 0,146

SD 5,59 Ltabel 0,156

Ltabel =

Jadi, Lhitung = 0,146 < L tabel = 0,156, sehingga data pretest metakognitif kelas kontrol

berdistribusi normal.

Page 337: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

319

Uji Normalitas Postest Metakognitif Kelas Kontrol

No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)

F(Zi)-

S(Zi)

1 E 32 -1,145 0,126 0,0625 0,064

2 DD 32 -1,145 0,126 0,0625 0,064

3 I 34 -0,945 0,172 0,15625 0,016

4 U 34 -0,945 0,172 0,15625 0,016

5 Y 34 -0,945 0,172 0,15625 0,016

6 AA 36 -0,744 0,228 0,1875 0,041

7 J 37 -0,644 0,260 0,21875 0,041

8 A 40 -0,342 0,366 0,34375 0,022

9 C 40 -0,342 0,366 0,34375 0,022

10 R 40 -0,342 0,366 0,34375 0,022

11 W 40 -0,342 0,366 0,34375 0,022

12 FF 42 -0,142 0,444 0,375 0,069

13 BB 44 0,059 0,524 0,4375 0,086

14 CC 44 0,059 0,524 0,4375 0,086

15 D 46 0,260 0,603 0,5 0,103

16 K 46 0,260 0,603 0,5 0,103

17 M 48 0,461 0,678 0,5625 0,115

18 Z 48 0,461 0,678 0,5625 0,115

19 O 51 0,762 0,777 0,625 0,152

20 V 51 0,762 0,777 0,625 0,152

21 F 53 0,963 0,832 0,6875 0,145

22 P 53 0,963 0,832 0,6875 0,145

23 S 56 1,264 0,897 0,75 0,147

24 EE 56 1,264 0,897 0,75 0,147

25 B 58 1,465 0,929 0,875 0,054

26 L 58 1,465 0,929 0,875 0,054

27 N 58 1,465 0,929 0,875 0,054

28 X 58 1,465 0,929 0,875 0,054

29 H 60 1,666 0,952 0,90625 0,046

30 Q 61 1,766 0,961 0,9375 0,024

31 G 63 1,967 0,975 0,96875 0,007

32 T 64 2,067 0,981 1 0,019

Rata2 43,41 Lhitung 0,152

SD 9,961 Ltabel 0,156

Ltabel =

Jadi, Lhitung = 0,152 < L tabel = 0,156, sehingga data postest metakognitif kelas kontrol

berdistribusi normal.

Page 338: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

320

Lampiran 38

Uji Homogenitas

1. Uji Homogenitas Pretest Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau

uji Fisher. Rumus yang digunakan adalah:

16068,42

15713,84

Fhitung=

= 1,022

= n-1= 31-1

= n-1= 32-1

Ftabel

Untuk db pembilang dan db penyebut (32 dan 31) pada taraf signifikansi (

tidak terdapat pada tabel distribusi F maka dicari dengan rumus Excel

=FINV(0,05;32;31) dan didapatkan nilai Ftabel sebesar 1,816 Dengan demikian

Fhitung < Ftabel (1,022 1,816). Dapat disimpulkan bahwa data pretest kognitif

kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen.

Page 339: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

321

2. Uji Homogenitas Postest Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau

uji Fisher. Rumus yang digunakan adalah:

73,74194

69,78065

Fhitung=

= 1,056

= n-1= 31-1

= n-1= 32-1

Ftabel

Untuk db pembilang dan db penyebut (32 dan 31) pada taraf signifikansi (

tidak terdapat pada tabel distribusi F maka dicari dengan rumus Excel

=FINV(0,05;32;31) dan didapatkan nilai Ftabel sebesar 1,816. Dengan demikian

Fhitung < Ftabel (1,056 1,816). Dapat disimpulkan bahwa data postest kognitif

kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen.

Page 340: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

322

Lampiran 39

Uji Homogenitas Metakognitif

1. Uji Homogenitas Pretest Metakognitif Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau

uji Fisher. Rumus yang digunakan adalah:

208,873

126,668

Fhitung=

= 1,641

= n-1= 31-1

= n-1= 32-1

Ftabel

Untuk db pembilang dan db penyebut (32 dan 31) pada taraf signifikansi (

tidak terdapat pada tabel distribusi F maka dicari dengan rumus Excel

=FINV(0,05;32;31) dan didapatkan nilai Ftabel sebesar 1,816. Dengan demikian

Fhitung < Ftabel (1,641 1,816). Dapat disimpulkan bahwa data pretest

metakognitif kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen.

Page 341: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

323

2. Uji Homogenitas Postest Metakognitif Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau

uji Fisher. Rumus yang digunakan adalah:

d. Menentukan nilai Fhitung

Berdasarkan perhitungan data pretest kedua kelas eksperimen diperoleh:

1041,89

984,96

Fhitung=

= 1,057

= n-1= 31-1

= n-1= 32-1

Ftabel

Untuk db pembilang dan db penyebut (32 dan 31) pada taraf signifikansi (

tidak terdapat pada tabel distribusi F maka dicari dengan rumus Excel

=FINV(0,05;32;31) dan didapatkan nilai Ftabel sebesar 1,816. Dengan demikian

Fhitung < Ftabel (1,057 1,816). Dapat disimpulkan bahwa data postest

metakognitif kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen.

Page 342: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

324

Lampiran 40

Uji Hipotesis Data Pretest Kognitif

Terdapat beberapa langkah dalam melakukan uji-t :

1. Menentukan Sg

√( )

( )

√( ) ( )

√( ) ( )

2. Menentukan thitung

Page 343: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

325

( )( )

( )

Menentukan dk

dk = n1 + n2 – 2

dk = 32+31 – 2

dk = 63 – 2

dk = 61

4. Ttabel

Pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk = 61 tidak didapatkan dari tabel.

Sehingga dicari dengan rumus Excel (=TINV (0,05;61)) dan didapatkan nilai ttabel

sebesar 1,998. Didapatkan nilai thitung > ttabel yaitu 0,0752 < 1,998, Oleh sebab itu,

hipotesis data pretest Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Page 344: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

326

Uji Hipotesis Data Postest Kognitif

Terdapat beberapa langkah dalam melakukan uji-t :

1. Menentukan Sg

√( )

( )

√( ) ( )

√( ) ( )

2. Menentukan thitung

Page 345: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

327

( )( )

( )

Menentukan dk

dk = n1 + n2 – 2

dk = 32+31 – 2

dk = 63 – 2

dk = 61

4. T tabel

Pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk = 61 tidak didapatkan dari tabel.

Sehingga dicari dengan rumus Excel (=TINV (0,05;61)) dan didapatkan nilai ttabel

sebesar 1,998. Didapatkan nilai thitung > ttabel yaitu 2,044 1,998, Oleh sebab itu,

hipotesis data postest Ha diterima dan H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan

yang signifikan antara hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Page 346: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

328

Lampiran 41

Uji Hipotesis Data Pretest Metakognitif

Terdapat beberapa langkah dalam melakukan uji-t :

1. Menentukan Sg

√( )

( )

√( ) ( )

√( ) ( )

2. Menentukan thitung

Page 347: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

329

( )( )

( )

Menentukan dk

dk = n1 + n2 – 2

dk = 32+31 – 2

dk = 63 – 2

dk = 61

4. Ttabel

Pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk = 61 tidak didapatkan dari tabel.

Sehingga dicari dengan rumus Excel (=TINV (0,05;61)) dan didapatkan nilai ttabel

sebesar 1,998. Didapatkan nilai thitung > ttabel yaitu 0,549 1,998, Oleh sebab itu,

hipotesis data pretest Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara hasil belajar metakognitif siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Page 348: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

330

Uji Hipotesis Data Postest Metakognitif

Terdapat beberapa langkah dalam melakukan uji-t :

1. Menentukan Sg

√( )

( )

√( ) ( )

√( ) ( )

2. Menentukan thitung

Page 349: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

331

( )( )

( )

Menentukan dk

dk = n1 + n2 – 2

dk = 32+31 – 2

dk = 63 – 2

dk = 61

4. Ttabel

Pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk = 61 tidak didapatkan dari tabel.

Sehingga dicari dengan rumus Excel (=TINV (0,05;61)) dan didapatkan nilai ttabel

sebesar 1,998. Didapatkan nilai thitung > ttabel yaitu 2,129 1,998, Oleh sebab itu,

hipotesis data postest Ha diterima dan H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan

yang signifikan antara hasil belajar metakognitif siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Page 350: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

332

Lampiran 42

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA (Pra Penelitian)

Tahap : Pra Penelitian

.

Daftar pertanyaan:

1. Bagaimana hasil belajar biologi siswa kelas XI di SMAN 34 Jakarta?

2. Bagaimana cara ibu meningkatkan hasil belajar biologi siswa?

3. Bagaimana pengetahuan metakognitif biologi siswa secara umum di SMAN

34 Jakarta?

4. Apa saja kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan

soal pengetahuan metakognitif?

5. Metode apa saja yang sering Bapak/Ibu gunakan pada pembelajaran biologi?

6. Kendala atau kesulitan apa saja yang ibu hadapi dalam mengajarkan biologi,

khususnya pada pokok bahasan sistem pencernaan manusia?

7. Apa saja kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami

konsep-konsep dalam materi sistem pencernaan manusia?

8. Apakah Ibu sering melakukan praktikum dalam pembelajaran biologi?

9. Menurut ibu, bagaimana peran metode pembelajaran dalam mengajarkan

biologi?

10. Apakah Ibu sudah/pernah menggunakan model pembelajaran guided inquiry?

11. Apakah Ibu mengetahui bahwa model pembelajaran guided inquiry mampu

meningkatkan pengetahuan metakognitif?

Page 351: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

333

Hasil Wawancara dengan Guru

1. Sebagian besar hasil belajar siswa masih dibawah KKM, kira-kira 60%.

2. Cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan memperbanyak merangkum.,

karena dengan merangkum siswa akan membaca buku paket biologi. Cara lain

yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik.

3. Kalau berbicara pengetahuan metakognitif nya kurang tahu karena belum

pernah dilakukan pengukuran atau penilaian dan kurangnya pemberian soal

metakognitif dan guru lebih sering memberikan soal-soal kognitif dalam

bentuk pilihan ganda hanya sampai jenjang C5.

4. kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal

pengetahuan metakognitif yaitu kurangnya pemberian soal pengetahuan

metakognitif sehingga mereka tidak terbiasa dan seringnya pemberian soal

pilihan ganda membuat siswa kurang terampil dalam menjawab soal essay.

5. Metode yang sering digunakan berupa pendekatan saintifik biasa seperti

presentasi dan diskusi.

6. Kendala atau kesulitan apa saja yang ibu hadapi dalam mengajarkan biologi,

khususnya pada pokok bahasan sistem pencernaan manusia yaitu memerlukan

proses membangun pengetahuan dan penemuan dalam mempelajarinya karena

dalam sistem pencernaan banyak proses yang terjadi didalam organ-organ

pencernaan.

7. Kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami konsep-konsep

dalam materi sistem pencernaan manusia yaitu siswa lebih banyak menghafal

daripada memahami proses yang terjadi pada sistem pencernaan dan siswa

kurang aktif dimana hanya sebatas mendengarkan penjelasan dari guru saja.

8. Sering melakukan praktikum biologi. Jika di KI 4 harus praktikum dan

ditambah fasilitas di sekolah ini sangat memadai seperti alat dan bahannya

maka akan diadakan praktikum.

9. Peran metode pembelajaran dalam mengajarkan biologi sangat penting. Jika

metode yang digunakan membuat siswa membangun pemahaman dan

menemukan pengetahuannya sendiri akan berdampak pada nilai biologi nya.

Page 352: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

334

10. Pembelajaran di SMA N 34 sudah menerapkan inkuiri hanya saja pada

tingkatan atau level structure inquiry.

11. Ya model pembelajaran guided inquiry mampu meningkatkan pengetahuan

metakognitif hanya saja belum pernah diberikan soal-soal pengetahuan

metakognitif.

Page 353: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

Lampiran 43

Page 354: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 355: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 356: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 357: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 358: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 359: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan
Page 360: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

342

Lampiran 44

FOTO PENELITIAN

Page 361: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

343

Lampiran 45

Page 362: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

344

Lampiran 46

Page 363: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36229/2/SITI... · terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan

345

Lampiran 47