penerapan metakognitif berdasarkan diagram vee...

15
7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN A. Metakognitif Metakognitif berasal dari kata “meta” yang artinya “diatas” dan “kognitif” artinya “proses mental atau aktivitas pikiran yang berhubungan dengan pemahaman, pengolahan informasi, analisis, dan lain sebagainya”. Berdasarkan etimologi tersebut metakognitif adalah kemampuan diatas proses kognitif, yaitu kemampuan berfikir tentang cara proses memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah atau menganalisis suatu informasi (University of Lethbridge, 2010). Menurut Blakey & Spence (1990) metakognitif meliputi kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Kesadaran berpikir tersebut sangatlah penting, karena untuk memulai aktivitas belajar, siswa memerlukan suatu kesadaran tentang pengetahuannya mengenai apa yang telah diketahui serta apa yang ingin dipelajari dalam suatu topik tertentu. Perfect & Schwartz (2002) menyatakan bahwa metakognitif merupakan pengetahuan mengenai dirinya sendiri mengenai kelebihan serta kekurangannya yang meliputi komponen monitoring dan kontrol. Dalam konteks pembelajaran, metakognitif adalah kesadaran peserta didik dalam mengenali pengetahuannya sehingga dia mengetahui apa yang diketahui dan tidak diketahuinya serta kemampuan menentukan rencana dan mengatur strategi yang efektif

Upload: buianh

Post on 06-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706813_bab_ii.pdf · 7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN

7

BAB II

PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN

DIAGRAM VEE PADA DESAIN PRAKTIKUM

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

A. Metakognitif

Metakognitif berasal dari kata “meta” yang artinya “diatas” dan “kognitif” artinya

“proses mental atau aktivitas pikiran yang berhubungan dengan pemahaman, pengolahan

informasi, analisis, dan lain sebagainya”. Berdasarkan etimologi tersebut metakognitif

adalah kemampuan diatas proses kognitif, yaitu kemampuan berfikir tentang cara proses

memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah atau menganalisis suatu informasi

(University of Lethbridge, 2010).

Menurut Blakey & Spence (1990) metakognitif meliputi kesadaran berpikir tentang apa

yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Kesadaran berpikir tersebut sangatlah penting,

karena untuk memulai aktivitas belajar, siswa memerlukan suatu kesadaran tentang

pengetahuannya mengenai apa yang telah diketahui serta apa yang ingin dipelajari dalam

suatu topik tertentu. Perfect & Schwartz (2002) menyatakan bahwa metakognitif

merupakan pengetahuan mengenai dirinya sendiri mengenai kelebihan serta kekurangannya

yang meliputi komponen monitoring dan kontrol.

Dalam konteks pembelajaran, metakognitif adalah kesadaran peserta didik dalam

mengenali pengetahuannya sehingga dia mengetahui apa yang diketahui dan tidak

diketahuinya serta kemampuan menentukan rencana dan mengatur strategi yang efektif

Page 2: PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706813_bab_ii.pdf · 7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN

8

untuk mencapai tugas pembelajarannya (Blakey & Spence, 1990). Menurut Sapa’at (2008)

ada tiga strategi metakognitif yang dapat dikembangkan untuk meraih kesuksesan belajar

siswa, diantaranya:

1. Tahap proses sadar belajar, meliputi proses untuk menetapkan tujuan belajar,

mempertimbangkan sumber belajar yang akan dan dapat diakses (contoh: menggunakan

buku teks, mencari buku sumber di perpustakaan, menentukan bagaimana kinerja terbaik

siswa akan dievaluasi, mempertimbangkan tingkat motivasi belajar, dan menentukan

tingkat kesulitan belajar siswa).

2. Tahap merencanakan belajar, meliputi proses memperkirakan waktu yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan tugas belajar, merencanakan waktu belajar dalam bentuk jadwal,

menentukan skala prioritas dalam belajar, mengorganisasikan materi pelajaran, dan

mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk belajar dengan menggunakan berbagai

strategi belajar (outlining, mind mapping, speed reading, dan strategi belajar lainnya).

3. Tahap monitoring dan refleksi belajar, meliputi proses merefleksikan proses belajar,

memantau proses belajar melalui pertanyaan dan tes diri (self-testing, seperti

mengajukan pertanyaan, apakah materi ini bermakna dan bermanfaat bagi saya?,

bagaimana pengetahuan pada materi ini dapat saya kuasai?, mengapa saya mudah/sukar

menguasai materi ini?).

Menurut Alvarez (2007) kemampuan metakognitif akan membantu siswa dalam

memonitor mengenai pemahaman yang telah dimiliki oleh siswa itu sendiri tentang

pengetahuan topik yang sedang dipelajari dan mengontrol pemahamannya sendiri ketika

dihadapkan dengan pengetahuan yang baru. Selain itu, menurut Peirce (2003), metakognitif

Page 3: PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706813_bab_ii.pdf · 7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN

9

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Ketika siswa mengalami kegagalan, umumnya

mereka cenderung menetapkan penyebabnya adalah bawaan potensi dan kemampuan

mereka yang rendah. Tetapi, siswa yang memiliki sikap metakognitif dapat berpikir lebih

jauh, yaitu kemungkinan penyebab kegagalan tersebut karena adanya ketidakefektifan

dalam strategi belajar yang digunakannya sehingga muncul motivasi untuk memperbaiki

strategi tersebut. Livingston (1997) menyebutkan bahwa kemampuan metakognitif adalah

kemampuan tingkat tinggi karena kemampuan ini meliputi pengontrolan aktif terhadap

kognitifnya selama proses belajar hingga mencapai tujuan yang diharapkannya, seperti

pengontrolan terhadap memori, pemahaman, analisis, aplikasi, dan kemampuan sintesisnya.

Secara keseluruhan, berdasarkan pendapat-pendapat yang telah diuraikan sebelumnya

maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir

metakognitif diharapkan lebih dominan dalam memonitor kesadaran pengetahuan dan

pemahaman yang telah dimiliki oleh siswa tentang pengetahuan topik yang sedang

dipelajari dan mengontrol pemahamannya sendiri ketika dihadapkan dengan pengetahuan

yang baru. Hal ini dikarenakan siswa mengetahui apa yang tidak diketahui, mengetahui apa

yang telah diketahui serta mengetahui apa yang harus diketahui melalui suatu proses

pengaturan diri dalam melaksanakan tahapan-tahapan strategi belajar yang mengarahkan

pada tujuan yang harus dicapai setelah melaksanakan proses pembelajaran.

B. Diagram Vee

Strategi instruksional yang dapat mengembangkan kesadaran metakognitif siswa yaitu

dengan diagram Vee (Novak & Gowin, 1985).

Page 4: PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706813_bab_ii.pdf · 7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN

10

Gambar 2.1 Diagram Vee (Novak & Gowin, 1985)

Diagram Vee terbagi menjadi dua bagian terdiri dari sisi konseptual (conceptual side)

dan sisi metodologikal (methodological side). Sisi konseptual meliputi konsep (concepts),

prinsip (principles), dan teori (theory) dan pilosofi (philosophies). Sisi metodologikal

meliputi pencatatan (records), transformasi (transformation), interpretasi (interpretation)

Page 5: PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706813_bab_ii.pdf · 7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN

11

dan perolehan pengetahuan (knowledge claims). Kedua bagian tersebut saling berhubungan

atau dapat berinteraksi secara aktif dengan adanya pertanyaan fokus (focus question) yang

mengarahkan pada objek/peristiwa (object/events) yang harus diobservasi serta

menghubungkan kegiatan praktikum yang sedang dilakukan dengan proses berpikir siswa

(Novak & Gowin, 1985).

Thiessen (1993) menjelaskan proses konstruksi kognitif yang dapat terjadi ketika siswa

menggunakan diagram Vee. Pertama, pertanyaan fokus dibuat sesuai dengan

objek/peristiwa yang akan diobservasi. Kedua, bagian kiri terdapat list konsep/prinsip/teori,

bagian ini merupakan bagian pencarian terhadap pengetahuan yang berhubungan dengan

objek/peristiwa dan jawaban pertanyaan fokus. Ketiga, bagian kanan dimulai dengan

pencatatan fakta dari hasil observasi objek/peristiwa kemudian transformasi hasil

pencatatan tersebut. Aktivitas ini melibatkan reorganisasi dan penyusunan kembali hasil

pencatatan fakta sehingga memungkinkan untuk terjadinya pembuatan tabel, charta, grafik,

dan lain sebagainya. Pada bagian akhir, penyusunan perolehan pengetahuan yang

merupakan jawaban dari pertanyaan fokus. Pernyataan ini harus menciptakan interaksi

antara bagian pengetahuan dengan bagian metodologikal. Bagian ini merupakan bagian

yang penting karena terjadi konstruksi kognitif siswa, yaitu siswa mengaitkan pengetahuan

lamanya dengan fakta yang diperolehnya sehingga terbentuk pengetahuan baru. Adapun

pengetahuan awal dapat digunakan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan fokus pada

desain praktikum.

Menurut Alvarez (2007) diagram Vee dapat memperlihatkan hubungan aspek

metodologikal yang mendasari aspek konseptual sehingga diagram Vee merupakan sebuah

Page 6: PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706813_bab_ii.pdf · 7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN

12

perangkat yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep sains. Diagram

Vee tersebut juga dapat berperan sebagai perangkat untuk mengembangkan kemampuan

metakognitif serta dapat membentuk keterkaitan antara pengetahuan sebelumnya dengan

pengetahuan baru yang diperolehnya. Hal ini didukung oleh pendapat Novak (1990) yang

menyatakan diagram Vee merupakan metakognitif untuk memfasilitasi pemahaman

pembelajaran.

Diagram Vee memiliki komponen-komponen yang dibutuhkan oleh siswa untuk

menyadari berbagai peristiwa atau objek yang sedang diobservasi, dapat menghubungkan

konsep-konsep yang telah diketahui dengan objek maupun peristiwa yang sedang

diobservasi serta membentuk catatan penting yang harus dibuat oleh siswa, sehingga

catatan tersebut bisa ditransformasikan dalam bentuk grafik, diagram, maupun tabel.

Swami & Shields (2003) menyatakan bahwa penentuan bentuk transformasi yang paling

tepat, baik ke dalam bentuk tabel, grafik, charta, maupun secara statistik dipengaruhi oleh

pengetahuan awal siswa sehingga siswa dapat memonitor pengetahuannya sendiri serta

dapat menunjang pembentukan pengetahuan baru secara mandiri. Komponen-komponen

yang terdapat dalam diagram Vee dapat menjadikan siswa sadar bahwa informasi yang

terdapat dalam buku teks dapat digunakan untuk menghasilkan makna baru dengan

mengkombinasikan fakta dengan konsep. Selain itu, komponen diagram Vee menuntun

terbentuknya pengetahuan baru mengenai konsep yang diajarkan sesuai dengan tujuan

kegiatan praktikum, mampu menjawab pertanyaan fokus yang mengarahkan kegiatan

praktikum tersebut, serta menghubungkan antara kegiatan berpikir dengan kegiatan yang

dilakukan. (Alvarez, 2007).

Page 7: PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706813_bab_ii.pdf · 7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN

13

Menurut Novak & Gowin (1985) komponen-komponen diagram Vee yaitu:

1. Pertanyaan fokus

Pertanyaan fokus dalam desain praktikum berupa pertanyaan yang mengarahkan pada

hasil yang harus diperoleh oleh para siswa pada saat dan setelah melaksanakan kegiatan

laboratorium. Dengan kata lain, pertanyaan fokus mengarahkan kepada tujuan kegiatan

praktikum. Pertanyaan fokus dalam suatu kegiatan praktikum seharusnya dapat

diidentifikasi serta melibatkan bagian konseptual yang dapat digunakan untuk

mendukung objek dan peristiwa. Kriteria komponen pertanyaan fokus pada diagram Vee

terdiri dari kriteria 0; tidak ada pertanyaan fokus yang dapat diidentifikasi, kriteria 1;

pertanyaan fokus dapat diidentifikasi, tetapi tidak memfokuskan kepada hal utama yang

berkaitan dengan objek dan peristiwa atau pertanyaan fokus dapat teridentifikasi tetapi

tidak mengandung bagian konseptual terutama prinsip, kriteria 2; pertanyaan fokus dapat

diidentifikasi serta mengandung bagian konseptual tetapi tidak mendukung kepada

observasi objek atau peristiwa utama, dan kriteria 3; pertanyaan fokus dengan jelas dapat

diidentitifikasi; meliputi bagian konseptual yang dapat digunakan serta mendukung

peristiwa utama dan memperkuat objek.

2. Objek/Peristiwa

Objek maupun peristiwa merupakan fakta yang ditemukan selama kegiatan praktikum

berlangsung. Objek/peristiwa dalam suatu kegiatan praktikum seharusnya relevan

dengan pertanyaan fokus serta mendukung dengan apa yang harus dicatat. Kriteria

komponen objek/peristiwa pada diagram Vee terdiri dari kriteria 0; tidak ada objek atau

peristiwa yang dapat diidentifikasi, kriteria 1; peristiwa utama atau objek dapat

Page 8: PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706813_bab_ii.pdf · 7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN

14

diidentifikasi dan konsisten dengan pertanyaan fokus, atau peristiwa dan objek dapat

diidentifikasi tetapi tidak konsisten dengan pertanyaan fokus, kriteria 2; peristiwa utama

disertai dengan objek dapat diidentifikasi dan konsisten dengan pertanyaan fokus, dan

kriteria 3; peristiwa utama disertai dengan objek dapat diidentifikasi dan konsisten

dengan pertanyaan fokus, juga mendukung dengan apa yang akan ditulis.

3. Konsep, Prinsip, dan Teori

Konsep, prinsip dan teori mendasari kegiatan praktikum yang sedang dilaksanakan.

Konsep adalah seragkaian hal yang sudah dikenal yang mengilustrasikan suatu peristiwa,

proses, maupun benda tanpa ada keraguan penafsiran banyak arti. Prinsip adalah

hubungan-hubungan antara konsep satu dengan konsep lain yang diperoleh dari

pengetahuan sebelumnya serta menjawab bagaimana (how) objek dan peristiwa terjadi.

Teori adalah hubungan antara konsep dan prinsip dalam menggambarkan suatu peristiwa

serta menjawab mengapa (why) objek dan peristiwa itu terjadi. Kriteria komponen

konsep, prinsip, dan teori pada diagram Vee terdiri dari kriteria 0; tidak ada bagian

konseptual yang dapat diidentifikasi, kriteria 1; sedikit konsep yang dapat diidentifikasi,

tetapi tanpa prinsip-prinsip serta teori, kriteria 2; terdapatnya konsep-konsep, dan

sekurang-kurangnya satu bentuk prinsip atau terdapatnya konsep dan sebuah teori yang

relevan dapat diidentifikasi, kriteria 3; adanya konsep-konsep, dan dua bentuk prinsip

(prinsip konseptual dan prinsip metodologikal), atau adanya konsep-konsep, satu prinsip

dan sebuah teori yang relevan dapat diidentifikasi, dan kriteria 4; konsep-konsep, dua

bentuk prinsip, dan teori yang relevan dapat diidentifikasi.

Page 9: PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706813_bab_ii.pdf · 7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN

15

4. Pencatatan/Transformasi

Pada tahapan ini merupakan pencatatan objek atau peristiwa selama kegiatan praktikum

sesuai tujuan praktikum yang diharapkan kemudian pencatatan ini ditransformasikan

dalam bentuk tabel, grafik, charta, maupun secara statistik. Kegiatan pencatatan dan

transformasi dalam suatu kegiatan praktikum seharusnya relevan dengan pertanyaan

fokus. Hal ini dikarenakan, sebelum siswa mencatat data maupun peristiwa, siswa harus

mempertimbangkan terlebih dahulu tujuan yang diharapkan dalam desain praktikum

sehingga dapat menyadarkan siswa pada pengetahuan awal dan tujuan praktikum yang

harus dicapai. Kriteria komponen pencatatan/transformasi pada diagram Vee terdiri dari

kriteria 0; tidak ada kegiatan pencatatan atau transformasi dapat diidentifikasi, kriteria 1;

kegiatan pencatatan dapat diidentifikasi, tetapi tidak konsisten dengan pertanyaan utama

atau kegiatan utama, kriteria 2; salah satu kegiatan pencatatan , transformasi atau

peristiwa dapat diidentifikasi, kriteria 3; kegiatan pencatatan dapat diidentifikasi dan

sesuai dengan peristiwa utama: transformasi tidak konsisten dengan pertanyaan fokus,

dan kriteria 4; kegiatan pencatatan dapat diidentifikasi pada kegiatan utama dan

transformasi konsisten dengan pertanyaan fokus dan tingkat kualitas serta kemampuan

siswa.

5. Perolehan pengetahuan

Perolehan pengetahuan dapat terbentuk berdasarkan hasil observasi siswa terhadap objek

maupun peristiwa yang terjadi selama kegiatan praktikum. Hal yang paling penting

dalam perolehan pengetahuan yaitu terdapatnya konsep dan teori, yang membimbing

pengumpulan data atau transformasi data. Kriteria komponen perolehan pengetahuan

Page 10: PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706813_bab_ii.pdf · 7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN

16

pada diagram Vee terdiri dari kriteria 0; tidak ada perolehan pengetahuan yang dapat

diidentifikasi, kriteria 1; perolehan pengetahuan tidak mengandung bagian konseptual

terutama prinsip, kriteria 2; perolehan pengetahuan tidak konsisten dengan data dan

peristiwa, atau perolehan pengetahuan tidak konsisten dengan peristiwa yang dicatat dan

ditransformasikan, atau perolehan pengetahuan sudah mengandung sisi konseptual,

kriteria 3; perolehan pengetahuan mengandung konsep-konsep yang sesuai dengan

pertanyaan fokus dan sesuai dengan hasil pencatatan dan transformasi, dan kriteria 4;

perolehan pengetahuan mengandung konsep-konsep yang sesuai dengan pertanyaan

fokus dan sesuai dengan hasil pencatatan dan transformasi serta perolehan pengetahuan

mengarah kepada pembentukan pertanyaan fokus yang baru.

Menurut Novak & Gowin (1985) manfaat penggunaan diagram Vee, yaitu:

1. Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

2. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa

3. Mengembangkan kemampuan metakognitif

4. Membantu siswa untuk berpikir lebih baik dengan cara mengorganisir konsep secara

lebih koheren (saling terpadu atau relevan) dan komprehensif (menyeluruh)

5. Membuat kerja praktikum siswa menjadi lebih efisien dan produktif. Siswa juga

merasakan lebih baik mengenai dirinya karena mereka memahami apa yang mereka

lakukan.

6. Meningkatkan pemahaman siswa karena siswa tidak hanya dituntut untuk melakukan

interpretasi data saja, namun terjadi pula analisis, sintesis dan evaluasi pengetahuan.

Page 11: PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706813_bab_ii.pdf · 7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN

17

C. Metakognitif Berdasarkan Diagram Vee pada Desain Praktikum

Berdasarkan pendapat Blakey & Spence (1990) ketika metakognitif mendasari desain

praktikum yang digunakan oleh para siswa maka secara otomatis siswa akan aktif dalam

proses berpikir. Desain praktikum yang telah menerapkan metakognitif dapat berperan

dalam memfasilitasi siswa dalam menyadari dan mengontrol proses interaksi antara proses

berpikirnya dengan kegiatan praktikum yang sedang dilakukannya sehingga dapat

membangun pengetahuan baru dengan mengintegrasikan ide-ide dalam pikirannya

berdasarkan pengetahuan awal (prior knowledge) yang telah dimilikinya. Salah satu

instrumen yang dapat mengembangkan metakognitif yaitu diagram Vee (Novak & Gowin,

1985; Alvarez, 2007).

Sejak tahun 1977, Gowin menemukan diagram Vee sebagai perangkat analisis lembar

kerja yang digunakan sebagai perencanaan pembelajaran (Novak & Gowin, 1985). Desain

praktikum yang telah menerapkan komponen-komponen diagram Vee dapat membimbing

siswa dalam memahami kegiatan praktikum yang sedang dilaksanakan dan meningkatkan

self awarnes siswa yang merupakan komponen metakognitif (Perfect & Schwartz, 2002).

Komponen-komponen diagram Vee dapat membantu siswa dalam mengembangkan

tahapan-tahapan metakognitif dalam mengonstruk dan memahami pengetahuannya

sehingga siswa menyadari apa yang akan dilaksanakan, apa yang sedang dipelajari, serta

pengetahuan apa yang harus diperoleh setelah melaksanakan kegiatan praktikum. Selain

itu, diagram Vee sebagai perangkat metakognitif dapat membantu siswa dalam

Page 12: PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706813_bab_ii.pdf · 7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN

18

memonitoring konsep, peristiwa, dan fakta-fakta yang diperlukan dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan khususnya pertanyaan fokus (Alvarez, 2007).

D. Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Dalam KTSP 2006 Standar Kompetensi materi pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan di SMA adalah melakukan percobaan pertumbuhan dan perkembangan pada

tumbuhan, dengan Kompetensi Dasar yaitu merencanakan percobaan pengaruh luar

terhadap pertumbuhan tumbuhan, melaksanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap

pertumbuhan tumbuhan, dan mengkomunikasikan hasil percobaan pengaruh faktor luar

terhadap pertumbuhan tumbuhan (BSNP, 2006). Berdasarkan kurikulum KTSP 2006

tersebut materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan ini diharapkan akan

menghasilkan fakta-fakta mengenai gejala-gejala pertumbuhan dan pengaruh faktor luar

terhadap pertumbuhan tumbuhan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan tumbuhan yaitu faktor dari dalam dan faktor luar. Faktor-faktor dalam

yang berpengaruh antara lain yaitu faktor genetis, enzim dan hormon. Faktor genetis

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan karena gen adalah pembawa

sifat atau pembawa kode untuk pembentukan protein yang dengan demikian mempengaruhi

berbagai reaksi metabolisme. Faktor enzim juga mempengaruhi pertumbuhan hasil dari

sederet reaksi metabolisme, maka enzim-enzim yang mempengaruhi metabolisme secara

tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan, disamping enzim-enzim lain yang berperan

dalam fungsi kehidupan lainnya (Nasir, 1993). Faktor hormon juga berpengaruh terhadap

pertumbuhan tumbuhan (Winatasasmita, 1986). Adapun hormon yang penting dalam

Page 13: PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706813_bab_ii.pdf · 7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN

19

tumbuhan yaitu diantaranya hormon auksin yang fungsi utamanya merangsang

pemanjangan batang, pertumbuhan dan diferensiasi serta percabangan akar (Campbell et

al., 2003).

Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yaitu

diantaranya cahaya dan temperatur (Nasir, 1993). Adapun faktor cahaya merupakan salah

satu faktor eksternal yang mempengaruhi perkecambahan. Biji yang tidak diterangi cahaya,

memperpanjang hipokotil yang berlebihan dengan suatu kait pada ujungnya, dan helai daun

tidak mampu berubah menjadi warna hijau. Setelah biji kehabisan cadangan makanannya,

biji yang berbentuk gelendong berhenti tumbuh dan kemudian mati. Temperatur juga

merupakan faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Panas yang berlebihan

dapat mengganggu dan akhirnya membunuh suatu tumbuhan dengan cara mendenaturasi

enzim-enzimnya dan merusak metabolismenya (Campbell et al., 2003).

Adapun tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa dalam materi pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan yaitu siswa mampu mengumpulkan informasi faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan, menemukan adanya gejala pertumbuhan, dapat merumuskan

masalah, merumuskan hipotesis dan menyusun variabel penelitian. Siswa juga diharapkan

membuat rencana penelitian tertulis, membuat unit-unit penelitian, memberi perlakuan,

mengukur kecepatan pertumbuhan, mencatat hasil pengukuran dalam tabel pengamatan,

mengolah data hasil pengamatan, dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang diolah.

Selain itu, siswa juga diharapkan untuk melaporkan hasil penelitian, menyusun hasil

penelitian dalam bentuk laporan tertulis, menyusun laporan penelitian untuk presentasi,

mempresentasikan hasil penelitian (Pratiwi et al., 2007).

Page 14: PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706813_bab_ii.pdf · 7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN

20

Menurut Salandanan (2000) kegiatan praktikum pengaruh faktor luar terhadap

pertumbuhan tumbuhan ini mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan

eksperimen yang meliputi kemampuan dalam merencanakan/merancang suatu percobaan

berdasarkan metode ilmiah, berhipotesis, proses penemuan fakta (observasi dan

pengumpulan data), interpretasi, menerapkan konsep dan prinsip dari hasil kegiatan

praktikum, dan kemampuan berkomunikasi, yang dapat digunakan untuk mengembangkan

sikap ilmiah dan keterampilan dasar laboratorium tertentu lainnya, sehingga pada akhirnya

siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.

E. Hasil Penelitian

Alvarez (2007) dalam penelitiannya mengenai penerapan diagram Vee pada praktikum

perkecambahan biji, menyimpulkan bahwa para siswa dapat memahami konsep lebih baik

karena terjadinya konstruksi pengetahuan yang melibatkan keterkaitan antara konsep-

konsep, kejadian, pencatatan, dan transformasi yang diformulasikan menjadi pengetahuan

baru. Selain itu, para siswa juga menjadi lebih tertarik dengan praktikum, hal ini dilihat dari

aktifnya semua anggota kelompok dalam diskusi knowledge claims. Hasil penelitian juga

menyimpulkan bahwa diagram Vee dapat berperan sebagai perangkat metakognitif karena

membantu siswa dalam memantau konsep, peristiwa, dan fakta-fakta yang diperlukan

ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan perkecambahan.

Evren dan Sulun (2010) dalam penelitiannya mengenai pengaruh penggunaan diagram

Vee terhadap kemampuan retensi siswa pada praktikum Fisiologi Hewan, menyimpulkan

bahwa kemampuan retensi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

kontrol yang hanya menggunakan metode praktikum konvensional. Evren dan Sulun

Page 15: PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706813_bab_ii.pdf · 7 BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN

21

menjelaskan bahwa komponen diagram Vee membimbing siswa selama proses penemuan

(inquiri).