pembelajaran kimia dengan metode eksperimen …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf ·...

144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN GAYA BELAJAR SISWA (Studi Kasus pada Materi Laju Reaksi Kimia Kelas XI Semester 1 SMA Negeri I Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Pendidikan Sains Oleh : Yahudi S831002066 PROGRAM PASCASARJANA UNIVEEERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 09-Jan-2020

43 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN

MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU

DARI SIKAP ILMIAH DAN GAYA BELAJAR SISWA

(Studi Kasus pada Materi Laju Reaksi Kimia Kelas XI Semester 1

SMA Negeri I Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Derajat Magister Pendidikan Sains

Oleh :

Yahudi

S831002066

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVEEERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : YAHUDI

NIM : S 831002066

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul PEMBELAJARAN

KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN

DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN GAYA BELAJAR

SISWA (Studi Kasus pada Materi Laju Reaksi Kimia Kelas XI Semester 1 SMA

Negeri I Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011) adalah betul-betul karya saya sendiri.

Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi citasi dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tesebut.

Surakarta, 26 April 2011

Yang membuat pernyataan

YAHUDI

Page 5: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Tulisan ini kupersembahkan untuk orang-orang yang begitu aku sayangi :

· Ibu dan bapakku yang senantiasa memberikan doa, semangat dan

kasih sayangnya

· Dra.Hanik Kurniawati yang senantiasa memberikan motivasi,

dukungan dan semangat

Page 6: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillahirobbil’alamin penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul Pembelajaran Kimia dengan Metode

Eksperimen menggunakan LKS dan Diagram Vee Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan

Gaya Belajar Siswa ( Studi Kasus pada Materi Laju Reaksi Kelas XI IPA Semester 1

SMA Negeri I Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011). Laporan penelitian ini

disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister pada

Program Studi Pendidikan Sains minat utama Kimia Pascasarjana UniVeeersitas

Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini disusun atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang

berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1 Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang telah memberikan sarana,

fasilitas dan kelancaran dalam menempuh pendidikan program pascasarjana.

2. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sains

yang telah memberikan pengarahan dan semangat.

3. Prof. Dr. H. Ashadi selaku pembimbing I yang dengan kesabarannya telah

memberikan bimbingan ,pengarahan dan motivasi selama penyusunan

laporan penelitian ini.

4. Dra. Suparmi, M.A, Ph.D. selaku pembimbing II yang dengan kesabarannya telah

memberikan bimbingan ,pengarahan dan motivasi selama penyusunan laporan

penelitian ini.

Page 7: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

5. Segenap Dosen Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan pendalaman ilmu kepada penulis.

6. Kepala SMA Negeri 1 Ponorogo yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana.

7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains Angkatan Maret 2010

atas kerjasama dan senantiasa memberi dorongan semangat selama penulisan

laporan penelitian ini.

8. Rekan – rekan guru Kimia SMA Negeri I Ponorogo yang selalu memberikan

sumbangan pemikiran dan pengarahan yang berharga selama penyusunan,

pelaksanaan dan penyelesaian penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bila dalam penyusunan penelitian ini masih

terdapat kekurangan. Untuk itu kritikkan, saran dan masukan dari semua pihak

sangat penulis harapkan demi penyempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini

dapat memberikan kegunaan dan manfaat bagi penulis dan para pembaca.

Surakarta, April 2011

Penulis

Page 8: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i

LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………. ii

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………. iii

PERNYATAAN ………………………………………………………... iv

PERSEMBAHAN …………………………………….………………… v

KATA PENGANTAR …………………………………………………... vi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. viii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xv

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. xvii

ABSTRAK ……………………..……………………………………… xix

ABSTRACT ……………………..……………………………………… xx

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………... 1

A.

atar Belakang Masalah ……………………………….

1

B.

dentifikasi Masalah …………………………………...

3

C.

embatasan Masalah …………………………………..

5

D.

erumusan Masalah ……………………………………

5

E.

ujuan Penelitian ………………………………………

6

F.

anfaat Penelitian ……………………………………..

6

BAB II LANDASAN TEORI , KERANGKA BERFIKIR DAN

HIPOTESIS ………………………………………………...

8

A.

andasan Teori …………………………………………

8

Page 9: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

1.

akekat Pembelajaran ……………………………..

8

2.

injauan Tentang Belajar …………………………..

9

3.

embelajaran Inkuiri ……………………………….

16

4.

etode Eksperimen

17

5.

etode Eksperimen dengan Lembar Kerja Siswa LKS

………………………………………………..

19

6.

etode Eksperimen dengan Diagram Vee …………….

20

7.

ikap Ilmiah ………………………………………..

24

8.

aya Belajar ………………………………………..

25

9.

restasi Belajar …………………………………….

29

10.

ateri Laju Reaksi …….. ………………………….

32

B.

enelitian Yang Relean ………………..………………

39

C.

erangka Berpikir …………………….……….……….

41

D.

ipotesis ……………………………….…….…………

46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………… 48

A.

empat dan Waktu Penelitian ………………………….

48

1. 48

Page 10: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

empat Penelitian …………………………………..

2.

aktu Penelitian ………………………………….

48

B.

etode Penelitian ……………………………………..

49

C.

ariabel Penelitian …………………………….……….

50

1.

efinisi Operasional ……………………………….

51

2.

kala Pengukuran Variabel Penelitian ……………..

52

D.

opulasi dan Sampel …………………………………...

52

1.

opulasi Penelitian …………………………………

52

2.

eknik Pengambilan Sampel ……………………….

52

E.

nstrumen Penelitian ……………………………………

53

1.

nstrumen Pelaksanaan Pembelajaran ……………..

53

2.

nstrumen Pengambilan Data ………………………

53

F.

eknik Pengumpulan Data ……………………………..

53

1.

etode Tes …………………………………………

53

2.

etode Angket ……………………………………..

54

G.

ji Coba Instrumen Penelitian …………………………

54

Page 11: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

1)

ji Validitas ……………………………………

54

2)

ji Reliabilitas …………………………………

57

3)

ji Taraf Kesukaran ……………………………

58

4)

aya Beda Soal ………………………………...

59

H.

eknik Analisis Data …………………………………...

60

1.

ji Kesamaan ………………………………………

60

2.

ji Prasyarat Analisis ………….…………………..

61

3.

ji Hipotesis ……………………………………….

63

BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………………….. 66

A.

eskripsi Data ………………………………………….

66

1.

ata Prestasi Belajar Kimia Aspek Kognitif ……….

66

2.

ata Prestasi Belajar Kimia Aspek Afekttif ………..

74

3.

ata Prestasi Belajar Kimia Aspek Psikomotorik ….

81

B.

ji Prasyarat Analisis …………………………………..

88

C.

engujian Hipotesis …………………………………….

93

D.

embahasan …………………………………………….

103

Page 12: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

E.

elemahan dan Keterbatasan Penelitian ……………….

112

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN ……….………….. 114

A.

esimpulan ……………………………………………..

114

B.

mplikasi ………………………………………………..

117

C.

aran ……………………………………………………

124

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 123

LAMPIRAN ……………………………………………………………. 125

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 : Penilaian Diagram Vee 22

Tabel 2.2 : Reaksi antara Magnesium (Mg) dengan asam klorida

(HCl)

34

Tabel 3.1 : Alokasi Waktu Penelitian 48

Page 13: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Tabel 3.2 : Tabel Rancangan Data Penelitian 50

Tabel 3.3 : Hasil Kesimpulan Validitas Soal Angket Sikap

Ilmiah

55

Tabel 3.4 : Hasil Kesimpulan Validitas Soal Angket Gaya

Belajar

56

Tabel 3.5 : Hasil Kesimpulan Validitas Soal Tes Prestasi

Kognitif

56

Tabel 3.6 : Hasil Kesimpulan Validitas Butir Angket Afektif 57

Tabel 3.7 : Hasil Kesimpulan Uji Reliabelitas 58

Tabel 3.8 : Tabel Indeks Kesukaran 58

Tabel 3.9 : Tabel Kesimpulan Daya Pembeda Soal 59

Table 3.10 : Hasil Uji matching 61

Table 3.11 : Tabel Rancangan Analisis Data Penelitian 63

Table 4.1 : Prestasi Belajar Aspek Kognitif Kedua Metode 66

Table 4.2 : Distribusi Frekunsi Prestasi Belajar Aspek Kognitif

dengan Kedua Metode Eksperimen

67

Table 4.3 : Prestasi Belajar dari Aspek Kognitif Siswa yang

Mempunyai Sikap Ilmiah Rendah dan Tinggi

68

Table 4.4 : Distribusi frekuensi Prestasi Belajar dari Aspek Kognitif Pada Siswa yang mempunyai Sikap Ilmiah Rendah dan Tinggi

69

Table 4.5 : Prestasi Belajar Kognitif Bagi Siswa Yang mempunyai Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajar Kinestetik

70

Table 4.6 : Distribusi frekuensi Prestasi Belajar Kognitif Siswa yang Mempunyai Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajar Kinestetik

71

Table 4.7 : Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode Eksperimen dengan LKS dan Diagram Vee

72

Table 4.8 : Distribusi frekuensi Prestasi Kognitif Pada Metode Eksperimen dengan LKS Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

73

Table 4.9 : Distribusi frekuensi Prestasi Kognitif Pada Metode Eksperimen dengan LKS Siswa Yang Mempunyai

73

Page 14: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Table 4.10 : Distribusi frekuensi Prestasi Kognitif Pada Metode Eksperimen dengan Diagram Vee Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

73

Table 4.11 : Distribusi frekuensi Prestasi Kognitif Pada Metode Eksperimen dengan Diagram Vee Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Readah dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

74

Table 4.12 : Data Prestasi Aspek Afektif Pada Metode Eksperimen dengan LKS dan Diagram Vee

75

Table 4.13 : Distribusi frekuensi Prestasi Aspek Afektif Pada Kedua Metode

75

Table 4.14 : Distribusi frekuensi Prestasi Aspek Afektif Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi dan rendah

76

Table 4.15 : Distribusi frekuensi Prestasi Afektif Siswa Yang MempunyaiGaya BelajarVisual Gaya dan Belajar Kinestetik

78

Table 4.16 : Distribusi frekuensi Prestasi Afektif Pada Metode Ekperimen dengan LKS Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

79

Table 4.17 : Distribusi frekuensi Prestasi Afektif Pada Metode Eksperimen dengan LKS Mempunyai Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

79

Table 4.18 : Distribusi frekuensi Prestasi Afektif Pada Metode Eksperimen dengan Diagram Vee Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

80

Table 4.19 : Distribusi frekuensi Prestasi Afektif Pada Metode Eksperimen dengan Diagram Vee Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

80

Table 4.20 : Sebaran Data Prestasi Belajar Afektif Siswa untuk Tiap-tiap Sel

81

Page 15: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Table 4.21 : Prestasi Psikomotorik Pada Metode Eksperimen dengan LKS dan Diagram Vee

82

Table 4.22 : Distribusi frekuensi Prestasi Psikomotorik Pada Metode Eksperimen dengan LKS dan Diagram Vee

82

Table 4.23 : Prestasi Psikomotor Pada Sikap Ilmiah Rendah dan Tinggi

83

Table 4.24 : Distribusi frekuensi Prestasi Psikomotorik Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Rendah dan Tinggi

83

Table 4.25 : Prestasi Psikomotorik Pada Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

84

Table 4.26 : Distribusi frekuensi Prestasi Psikomotorik Siswa Yang Mempunyai Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

84

Table 4.27 : Distribusi frekuensi Prestasi Psikomotorik Pada Metode Eksperimen dengan LKS Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

85

Table 4.28 : Distribusi Frekuensi Prestasi Psikomotorik Pada Metode Eksperimen dengan LKS Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

85

Table 4.29 : Distribusi frekuensi Prestasi Psikomotorik Pada Metode Eksperimen dengan Diagram Vee Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

85

Table 4.30 : Distribusi Frekuensi Prestasi Psikomotorik Pada Metode Eksperimen dengan Diagram Vee Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

85

Table 4.31 : Sebaran Data Prestasi Belajar Psikomotorik untuk Tiap-tiap Sel

86

Table 4.32 : Rata-rata Prestasi Kognitif Masing-masing Kelompok

87

Table 4.33 : Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Kognitif 89

Page 16: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Table 4.34 : Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Afektif 90

Table 4.35 : Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Psikomotor 91

Table 4.36 : Hasil Uji Homogenitas Data Prestasi Kognitif 92

Table 4.37 : Hasil Uji Homogenitas Data Prestasi Afektif 92

Table 4.38 : Hasil Uji Homogenitas Data Prestasi Psikomotorik 93

Table 4.39 : Hasil Pengujian Hipotesis 94

Table 4.40 : Hasil Uji Lanjut 99

Table 4.41 : Hasil Perbandingan Rerata Uji Lanjut 99

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Diagram Vee 23

Gambar 2.2 : Tumbukan antar molekul 36

Gambar 2.3 : Pengaruh suhu pada laju reaksi 37

Page 17: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Gambar 2.4 : Pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi

38

Gambar 4.1 : Histogram Prestasi Prestasi Belajar Aspek Kognitif dengan Kedua Metode Eksperimen

68

Gambar 4.2 : Histogram Nilai Prestasi Kognitif Siswa dalam Belajar Kimia Pada Sikap Ilmiah Rendah dan Tinggi

70

Gambar 4.3 : Histogram Nilai Prestasi Kognitif Siswa dalam Belajar Kimia Pada Siswa yang Mempunyai Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajar Kinestetik

72

Gambar 4.4 : Histogram Prestasi Afektif pada kedua Metode

76

Gambar 4.5 : Histogram Prestasi Afektif – Sikap Ilmiah 77

Gambar 4.6 : Histogram Prestasi Afektif – Gaya Belajar 78

Gambar 4.7 : Interaction Plot (data means) for Prestasi Kognitif

97

Gambar 4.8 : Interaction Plot (data means) for Prestasi Kognitif

98

Gambar 4.9 : Analisys of Means Tes Prestasi Kognitif Vs Metode Pembelajaran

100

Gambar 4.10 : Analisys of Means Tes Prestasi Kognitif Vs Sikap Ilmiah

100

Gambar 4.11 : Interaksi Plot (Data Means) untuk Prestasi Kognitif-Metode-Sikap Ilmiah

101

Gambar 4.12 : Analisys of Means Tes Prestasi Kognitif Vs Sikap Ilmiah Vs Gaya Belajar

101

Gambar 4.13 : Analisys of Means Tes Prestasi Afektif Vs Metode

102

Gambar 4.14 : Analisys of Means Tes Prestasi Psikomotorik Vs Metode

102

Page 18: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Silabus 126

: Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP)

Dengan LKS

127

Page 19: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

: RPP Metode Eksperimen dengan Diagram Vee 145

Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa 161

Lampiran 3 : Kisi-kisi Soal Tes Prestasi Belajar 171

: Soal Tes Prestasi 174

Lampiran 4 : Kisi – kisi Angket Aspek Afektif 180

: Angket Aspek Afektif 181

Lampiran 5 : Penilaian Unjuk Kerja 184

Lampiran 6 : Kisi-kisi Angket Sikap Ilmiah 185

: Angket Sikap Ilmiah 186

Lampiran 7 : Kisi-kisi Angket Gaya Belajar Kimia 189

: Tes Angket Gaya Belajar 191

Lampiran 8 : Uji Validitas, Taraf Kesukaran dan Daya Beda soal Kognitif

196

: Uji Validitas dan realibilitas angket Afektif 198

: Uji Validitas dan realibilitas angket Sikap Ilmiah 200

: Uji Validitas dan realibilitas angket Gaya Belajar 202

Lampiran 9 : Data Prestasi Belajar Aspek Kognitif 206

: Deskripsi Data Prestasi Belajar Aspek Kognitif 208

: Uji Normalitas Prestasi Belajar Aspek Kognitif 210

: Uji Homogenitas Prestasi Belajar Aspek Kognitif 214

: Uji Anava Tiga Jalan Prestasi Belajar Aspek Kognitif 216

: Uji Lanjut Anava Prestasi Belajar Aspek Kognitif 216

Lampiran 10 : Data Prestasi Belajar Aspek Afektif 223

: Deskripsi Data Prestasi Belajar Aspek Afektif 225

: Uji Normalitas Prestasi Belajar Aspek Afektif 230

: Uji Homogenitas Prestasi Belajar Aspek Afektif 232

: Uji Anava Tiga Jalan Prestasi Belajar Aspek Afektif 235

: Uji Lanjut Anava Prestasi Belajar Aspek Afektif 235

Lampiran 11 : Data Prestasi Belajar Aspek Psikomotorik 237

: Deskripsi Data Prestasi Belajar Aspek Psikomotorik 239

: Uji Normalitas Prestasi Belajar Aspek Psikomotorik 244

Page 20: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

: Uji Homogenitas Prestasi Belajar Aspek Psikomotorik

246

: Uji Anava Tiga Jalan Prestasi Belajar Aspek Psikomotorik

248

: Uji Lanjut Anava Prestasi Belajar Aspek Psikomotorik

249

ABSTRAK

Yahudi S831002066.2010 “Pembelajaran Kimia dengan Metode Eksperimen

menggunakan LKS dan Diagram Vee Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Gaya Belajar Siswa (Studi Kasus pada Materi Laju Reaksi Kimia Kelas XI Semester 1 SMA Negeri I Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011)”. Tesis : Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing I Prof. Dr. H. Ashadi, dan Pembimbing II Dra. Suparmi, M.A., Ph.D.

Page 21: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya: 1) Pengaruh pembelajaran kimia Metode Eksperimen dengan LKS dan Diagram Vee terhadap prestasi belajar siswa, 2) Pengaruh sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar siswa, 3) Pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa, 4) Interaksi antara metode dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar, 5) Interaksi antara metode dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar, 6) Interaksi antara sikap ilmiah siswa dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa, 7) Interaksi metode , sikap ilmiah siswa dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2010 – Februari 2011 dengan menggunakan metode Penelitian Eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Ponorogo tahun pelajaran 2010/2011. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang diambil secara acak (cluster random sampling). Kelas XI IPA 4 menggunakan metode eksperimen dengan LKS dan kelas XI IPA 2 menggunakan metode eksperimen dengan diagram Vee. Data sikap ilmiah, gaya belajar dan prestasi afektif siswa dikumpulkan dengan metode angket, prestasi kognitif dikumpulkan dengan metode test, data prestasi psikomotorik dikumpulkan dengan observasi. Prestasi belajar meliputi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Data dianalisis dengan Anova dengan desain faktorial 2x2x2 dengan menggunakan bantuan Software Minitab15. Uji normalitas dengan Ryan-Joiner, Uji homogenitas dengan metode Levine’s dan F-test.

Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik , (2) Ada pengaruh sikap ilmiah terhadap prestasi kognitif tetapi tidak ada pengaruh sikap ilmiah terhadap prestasi afektif dan psikomotorik, (3) Tidak ada pengaruh gaya belajar terhadap prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik, (4) Ada interaksi antara penggunaan metode dengan sikap ilmiah terhadap prestasi kognitif, tetapi tidak ada interaksi antara penggunaan metode dengan sikap ilmiah pada prestasi afektif dan psikomotorik, (5) Tidak ada interaksi antara penggunaan metode dengan gaya belajar siswa pada prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik, (6) Ada interaksi sikap ilmiah siswa dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi kognitif, tetapi tidak interaksi sikap ilmiah siswa dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi afektif dan psikomotorik, (7) Tidak ada interaksi antara penggunaan metode dengan sikap ilmiah dan gaya belajar siswa terhadap prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik.

Kata kunci: Metode eksperimen dengan LKS, Metode eksperimen dengan diagram

Vee, Sikap Ilmiah, gaya belajar, kognitif, afektif, psikomotorik dan laju reaksi.

ABSTRACT

Yahudi, S831002066, 2011 "Learning Chemistry using exsperiment with student work sheet and diagram Vee methods overveiewed from Scientific Attitude and Learning Style" (A case study on reaction rate for Grade 11th students The Senior High School 1 Ponorogo, Academic Year 2010/2011 ). 1st advisor : Prof. Dr. H. Ashadi, 2nd : Dra. Suparmi, M.A., Ph.D. Thesis: Science education Program, Post-graduate program, Sebelas Maret University Surakarta, 2011.

Page 22: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

The purposes of this research were to find out : (1) The effect of learning chemistry using experiments with student work sheet and diagram Vee methods toward student achievement , (2) The effect of scientific attitude toward student achievement , (3) The effect of learning style toward student achievement, (4) interaction among learning methods with student scientific attitude toward student achievement, (5) interaction among learning methods with learning style towards student achievement, (6) interaction among scientific attitude with learning style toward student achievement, (7) interaction among learning methods with scientific attitude and learning style toward student achievement in learning chemistry.

This research was carried out from May 2010 to February 2011, used experimental method. The population was the entire students in grade 11 of The Senior High School 1 Ponorogo, The sample was taken using cluster random sampling, consisted of four classes. Class XI IPA 4 was treated using experiment with student work sheet and class X1 IPA 2 was treated using experiment diagram Vee. The data was collected using questionnaire for student activity and learning style, test for cognitive achievement and observation method for affective and psychomotor achievement. The achievement consisted of three aspects: cognitive, affective and psychomotor. The data were analyzed using ANOVA with factorial design and calculated using computer software Minitab 15 program. Normality test used Ryan-Joiner, homogeneity test used Levine’s and F-test methods.

From the data analysis can be concluded that: (1) There was an effect of learning methods toward cognitive, affective and psychomotor on achievement, (2) There was an effect of scientific attitude toward cognitive but there was not effect on affective and psychomotor achievement, (3) There was not any effect of learning style toward cognitive, affective and psychomotor achievement, (4) There was an interaction learning methods with scientific attitude toward cognitive, and there was not interaction learning methods with scientific attitude toward affective and psychomotor achievement, (5) There was not any interaction among learning methods with learning style toward cognitive affective and psychomotor achievement, (6) There was not any interaction among student scientific attitude with learning style toward cognitive, affective and psychomotor achievement, (7) There was not any interaction between learning methods with scientific attitude, and learning style toward cognitive, affective and psychomotor achievement in learning chemistry.

keyword: experiment student work sheet, diagram Vee , scientific attitude, learning

style, cognitive, affective and psychomotor student achievement reaction rate

Page 23: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia sampai saat

ini adalah mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Upaya

yang telah dilaksanakan oleh pemerintah antara lain dengan merubah sistem

pendidikan di Indonesia dari paradigma pendidikan yaitu pendidikan yang

bersifat behavioristik menjadi pendidikan yang bersifat kontruktivistik. Hal ini

berimplikasi pada terjadinya perubahan suasana dalam proses pembelajaran,

yaitu pembelajaran yang semula berpusat pada guru ( teacher centered )

mengalami pergeseran menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa ( student

centered ) . Namun sebagian besar guru-guru di SMA Negeri 1 Ponorogo dalam

pembelajaran masih dilaksanakan secara berpusat pada guru dan siswa sebagai

obyek pembelajaran, akibatnya siswa akan pasif dan kurang termotivasi untuk

belajar, pada akhirnya prestasi nya tidak bisa maksimal.

Perubahan paradigma tersebut disikapi oleh pemerintah dengan adanya

perubahan kurikulum yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang

memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan memecahkan masalah

dengan menggunakan prinsip dan proses sains. Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) menuntut guru agar lebih kreatif dalam menerapkan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam pembalajaran sesuai dengan

kondisi siswa dan sarana prasarana yang disediakan sekolah.

1

Page 24: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Mengingat semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap mutu

layanan pendidikan, maka guru perlu melakukan pendekatan/strategi dalam

proses pembelajaran dengan menerapkan bermacam – macam metode

pembelajaran yang berorientasi pada filosofi kontruktivistik. Sedangkan sebagian

besar guru di SMA Negeri 1 Ponorogo masih banyak yang menggunakan metode

pembelajaran tradisional seperti ceramah. Sehingga siswa cepat bosan dalam belajar

kimia karena metode yang digunakan itu-itu saja, tanpa adanya variasi penggunaan

metoda mengajar yang tepat.

Dalam pembelajaran di SMA Negeri 1 Ponorogo sebagian besar masih

berpusat pada guru dengan mengunakan metode ceramah atau diskusi kelas, maka

siswa belum belajar secara maksimal khususnya pada materi laju reaksi. Sehingga

hasil nilai ulangan harian pembelajaran kimia khususnya materi laju reaksi, masih

banyak siswa yang mempunyai nilai 83,9% lebih kecil dari KKM. Pada tahun

pelajaran 2009/2010 nilai rata-rata laju reaksi adalah 65,2.

SMA Negeri 1 Ponorogo memiliki 6 kelas XI IPA dengan jumlah siswa 38

sampai 40 per kelas, dan siswa yang ada dari berbagai daerah dengan latar belakang

yang berbeda-beda, sehingga masing – masing siswa memiliki sifat karakteristik

yang berbeda – beda dalam belajar, seperti gaya belajar siswa, namun guru belum

memperhatikannya dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini akan memberi pengaruh

dalam kegiatan belajar mengajar dan prestasi anak.

Dalam pembelajaran kimia kompetensi yang harus dimiliki siswa adalah

memecahkan masalah yang ditemukan dengan cara pengamatan, penafsiran,

merancang dan melakukan percobaan dalam kegiatan laboratorium. Pemanfaatan

laboratorium di SMA Negeri 1 Ponorogo selama ini khususnya laboratorium kimia

Page 25: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

belum dimanfaatkan secara maksimal. Guru lebih suka memilih menggunakan

metoda ceramah, disamping lebih murah, hemat waktu dan tidak disibukkan dengan

persiapan yang membutuhkan ketrampilan khusus mengenai penggunaan alat – alat

dan pengetahuan khusus mengenai karakteristik bahan – bahan kimia. Selain itu alat

dan bahan kimia harganya relatif mahal, sehingga SMA Negeri 1 Ponorogo

keberatan dalam pengadaan alat dan bahan kimia yang dibutuhkan.

Sikap ilmiah siswa perlu diperhatikan guru. Dengan memiliki sikap ilmiah

yang tinggi siswa dapat belajar dengan baik dan dapat menghargai teman yang lain

dalam presentasi, atau kerja kelompok di laboratorium. Dengan sikap ilmiah siswa

dapat merasakan bagaimana menjadi seorang ilmuwan, sehingga siswa dapat

termotivasi untuk belajar.

Materi kimia di SMA sangat kompleks baik yang bersifat teoritis maupun

empiris. Teori akan membutuhkan nalar berfikir yang tinggi yaitu dengan kognitif,

sedangkan empiris akan memerlukan praktek/eksperimen maupun demonstrasi. Pada

materi laju reaksi kimia, kita jumpai dalam kehidupan sehari – hari. Seperti mengapa

besi berkarat membutuhkan waktu yang lama, mengapa bensin lebih cepat terbakar

sedangkan solar lebih lama terbakar.

Dari uraian diatas dan hasil observasi dari peneliti, maka penulis sekaligus

sebagai peneliti memilih judul “ Pembelajaran Kimia dengan Metode Eksperimen

menggunakan LKS dan Diagram Vee Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Gaya Belajar

Siswa”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, terdapat beberapa masalah

yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

Page 26: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

1. Mutu pendidikan rendah disebabkan oleh guru yang kurang melibatkan siswa

berperan secara aktif dalam proses pembelajaran.

2. Pembelajaran masih dilaksanakan secara berpusat pada guru dan siswa sebagai

obyek pembelajaran, hal ini siswa akan pasif sehingga siswa tidak termotivasi

untuk belajar, padahal ada beberapa pendekatan yang dapat dipergunakan dalam

pembelajaran seperti inquiri, discovery dan CTL.

3. Nilai rata – rata ulangan harian kimia khususnya laju reaksi yang diperoleh para

siswa di SMA Negeri 1 Ponorogo masih kurang dari KKM.

4. Siswa cepat bosan untuk belajar kimia karena menggunakan metoda itu-itu saja,

tanpa adanya variasi penggunaan metoda mengajar yang tepat seperti metoda

eksperimen dengan LKS, metoda eksperimen dengan diagram Vee, demostrasi

dan lain-lain.

5. Masing – masing siswa memiliki sifat karakteristik yang berbeda – beda dalam

belajar, namun guru belum memperlihatkannya dalam kegiatan belajar

mengajar, misalnya materi kimia yang disajikan pada siswa kelas XI tentang laju

reaksi kimia, semuanya diajarkan secara konvensional.

6. Selama ini laboratorium khususnya kimia belum dimanfaatkan secara maksimal.

7. Ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa seperti

sikap ilmiah, gaya belajar, motivasi, kreatifitas, IQ dan lain-lain, namun faktor-

faktor tersebut sangat bervariasi antara siswa dan guru belum memperhatikan

variasi tersebut.

8. Sikap ilmiah siswa meliputi tinggi, sedang dan rendah, namun guru belum

memperhatikan faktor-faktor tersebut.

9. Gaya belajar meliput visual, audio dan kinestetik, namun guru belum

Page 27: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

memperhatikannya.

10. Materi kimia di SMA sangat kompleks baik yang bersifat teoritis maupun

empiris. Teori akan membutuhkan nalar berfikir yang tinggi yaitu dengan

kognitif, sedangkan empiris akan memerlukan praktek/eksperimen maupun

demonstrasi. Untuk memahami hal tersebut belum diperhatikan guru.

C. PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah, maka perlu adanya pembatasan

masalah agar diperoleh kajian teori yang mendalam, agar sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode eksperimen dengan LKS

dan diagram Vee .

2. Sikap ilmiah dikategorikan sikap ilmiah tinggi dan rendah.

3. Gaya belajar siswa dibedakan gaya belajar visual dan kinestetik.

4. Prestasi belajar ditinjau dari hasil kognitif, afektif dan psikomotorik.

5. Materi pelajaran dalam penelitian ini tentang laju reaksi kimia.

D. PERUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah, akhirnya peneliti merumuskan masalah yang

akan dipakai sebagai acuan dalam penelitiannya, yaitu :

1. Apakah ada pengaruh metode eksperimen dengan LKS dan digram Vee terhadap

prestasi belajar siswa ?

2. Apakah ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar ?

3. Apakah ada pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi

belajar ?

Page 28: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

4. Apakah ada interaksi antara metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee

dengan sikap ilmiah siswa ?

5. Apakah ada interaksi antara metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee

dengan gaya belajar siswa ?

6. Apakah ada interaksi antara sikap ilmiah siswa dan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar ?

7. Apakah ada interaksi antara metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee

dengan sikap ilmiah dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar ?

E. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui :

1. Pengaruh metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee terhadap prestasi

belajar.

2. Pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar.

3. Pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar.

4. Interaksi antara metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee dan sikap

ilmiah siswa terhadap prestasi belajar.

5. Interaksi antara metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee dan gaya

belajar siswa terhadap prestasi belajar.

6. Interaksi antara sikap ilmiah siswa dan gaya belajar siswa terhadap prestasi

belajar.

7. Interaksi antara metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee dengan sikap

ilmiah dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar.

F. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini dapat memberi manfaat :

Page 29: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

1. Manfaat teoritis.

a. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan dalam hal

metode pembelajaran ekperimen dengan LKS dan diagram Vee.

b. Sebagai acuan dan bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

dengan memilih model pembelajaran yang tepat pada kompetensi dasar tertentu.

b. Memberi masukkan pada sesama rekan guru kimia agar memilih dan

menggunakan metode mengajar yang tepat dan selalu memberi motivasi belajar

kepada siswa guna meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Memberi sumbangan pemikiran kepada sekolah dalam memperbaiki proses

pembelajaran yang berkaitan dengan praktikum kimia agar siswa lebih bermakna

dalam pembelajaran.

Page 30: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIIS

A. LANDASAN TEORI

1. Hakekat Pembelajaran

Kata pembelajaran merupakan pandangan dari kata dalam bahasa inggris

instruction,yang berarti proses membuat orang belajar. Tujuannya ialah membantu

orang belajar, atau memanipulasi (merekayasa) lingkungan sehingga memberi

kemudahan bagi orang yang belajar. Gagne dan Briggs (1979) dalam pedoman

khusus Pembelajaran Tuntas Depdiknas (2004:7) mendefinisikan pembelajaran

sebagai suatu rangkaian events (kejadian, peristiwa, kondisi) yang secara sengaja

dirancang untuk mempengaruhi siswa (pembelajar), sehingga proses belajarnya dapat

berlangsung dengan mudah. Pembelajaran bukan hanya terbatas pada kejadian yang

dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua kejadian maupun kegiatan

yang mungkin mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia. Belajar

adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut

ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti

peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,

daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku

seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas

kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Pembelajaran kimia pada materi laju

reaksi adalah suatu rangkaian events (kejadian, peristiwa, kondisi) yang secara

sengaja dirancang untuk mempengaruhi siswa, sehingga proses belajarnya dapat

berlangsung dengan mudah, bertujuan meningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

8

Page 31: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya piker tentang laju reaksi.

2. Tinjauan Tentang Belajar

a. Teori Belajar

Untuk memahami pengertian belajar di sini akan diawali dengan

mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli

tentang definisi tentang belajar. Burton dalam Aunurrahman (2009:35) pngertian

belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antara

individu dengan individu dan individu dengan lingkungan. Dalam buku Educational

Psychology, H.C. Witherington, mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan di

dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang

berupa kecakapan, sikap kebiasaan atau suatu pengertian.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan

perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya

dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga

belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya,

jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya

merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh

lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh

seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.

. Menurut Ratna Wilis (1989:12) istilah pengalaman membatasi macam-

macam perubahan perilaku yang dapat mewakili belajar. Biasanya batasan ini

dilakukan dengan memperhatikan penyebab-penyebab perubahan dalam perilaku

yang tidak dapat dianggap sebagai hasil pengalaman. Jadi perubahan perilaku yang

disebabkan oleh kelelahan, adaptasi indra, obat-obatan, dan kekuatan mekanik tidak

Page 32: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dianggap sebagai perubahan yang disebabkan oleh pengalaman, dank arena itu tidak

dapat dianggap bahwa belajar telah terjadi. Belajar adalah suatu proses perubahan

di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini

berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang

diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan

seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak

mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang

tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia

mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Belajar yang efektif dapat membantu

siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan

kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada

dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebagainya.

Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya

ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.

Dengan demikian belajar adalah suatu proses adaptasi atau panyasuaian

tingkah laku yang berlangsung secara progresif yang menghasilkan perubahan–

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap tingkah laku

yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman secara langsung

maupan tidak langsung.

1) Teori Bruner (Belajar Penemuan/discovery)

Bruner (1960) dalam Sagala (2010:35) mengemukakan bahwa proses belajar

Page 33: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dapat dibedakan pada tiga fase. Ketiga proses itu adalah : memperoleh informasi

baru, transformasi informasi, evaluasi dan ketepatan pengetahuan. Bruner menyebut

pandangannya tentang belajar atau pertumbuhan kognitif sebagai konseptualisme

instrumental. Pandangan ini berpusat pada dua prinsip, yaitu : pengetahuan orang

tentang alam didasarkan pada model-model mengenai kenyataan yang dibangunnya,

dan model-model semacam itu mula-mula diadopsi dari kebudayan seseorang,

kemudian model-model diadaptasikan pada kegunaan bagi orang bersangkutan.

Pematangan intelektual atau pertumbuhan kognitif seseorang ditunjukkan oleh

bertambahnya ketidaktergantungan respons dari sifat stimulus. Pertumbuhan itu

tergantung pada bagaimana seseorang menginternalisasi peristiwa-peristiwa menjadi

suatu ”sistem simpanan” yang sesuai dengan lingkungan. Pertumbuhan itu

menyangkut peningkatan kemampuan seseorang untuk mengemukakan pada dirinya

sendiri atau pada orang lain tentang apa yang telah atau akan dilakukannya. Salah

satu model instruksional kognitif yang berpengaruh ialah model dari Jerome Bruner

(1966) dalam Ratna Wilis (1989:103) yang dikenal belajar penemuan (discovery).

Bruner menganggap , bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan

secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik.

Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengtahuan yang

menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Belajar yang

diperoleh melalui belajar penemuan bertahan lama, dan mempunyai efek transfer

yang lebih baik. Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan berfikir

secara bebas dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan

memecahkan masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan

metode ekperimen diharapkan siswa belajar menemukan sendiri pengetahuannya

Page 34: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

tentang laju reaksi, sehingga pengetahuan yang didapatkannya benar-benar

bermakna.

2) Teori Ausuble (Belajar Bermakna)

Ausubel adalah seorang ahli psikologi kognitif. Menurut Ausubel dalam

Ratna Wilis (1989:110) belajar dapat terdiri dalam dua dimensi yaitu : a) Dimensi

pertama berhubungan dengan cara informasi atau pembelajaran disajikan pada siswa

melalui penerimaan atau penemuan, b) Dimensi kedua menyangkut bagaimana

siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Inti dari

teori ausubel tentang belajar ialah belajar bermakna. Bagi Ausubel belajar bermakna

merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan

yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Dalam mengaitkan konsep-konsep

ini Ausubel mengemukakan dua prinsip, yaitu prinsip diferensiasi progresif dan

prinsip rekonsiliasi integratif. Kedua prinsip ini memperlihatkan bagaimana struktur

kognitif siswa dipengaruhi secara optimal melalui mengajar, apapun bidang studinya.

Menurut Ausubel ,dalam satu seri pelajaran hendaknya siswa diperkenalkan terlebih

dahulu pada konsep-konsep yang paling umum atau paling inklusif. Sesudah itu

materi pelajaran disusun secara berangsur-angsur menjadi konse-konsep yang lebih

khusus. Dengan perkataan lain, model belajar Ausubel pada umumnya berlangsung

dari umum ke khusus. Dengan menggunakan strategi ini, guru mengajarkan konsep-

konsep yang paling inklusif dahulu, kemudian konsep-konsep yang kurang inklusif,

dan setelah itu baru mengajarkan hal-hal yang khusus. Proses penyusunan konsep

semacam ini disebut diferensiasi progresif. Prinsip kedua yang dikemukakan

Ausubel ialah prinsip rekonsiliasi integratif atau penyesuaian integratif, menurut

prinsip ini dalam mengajar, konsep-konsep atau gagasan-gagasan perlu

Page 35: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari

sebelumnya. Dengan kata lain guru hendaknya menunjukkan pada siswa bagaimana

konsep-konsep dan prinsip-prinsip itu saling berkaitan. Menurut Ratna Wilis

(1989:121) Untuk mencapai rekonsiliasi integratif materi pelajaran hendaknya

disusun sedemikian rupa, sehingga kita bergerak ke atas dan ke bawah hirarki-

hirarki konseptual waktu disajikan informasi baru.

3) Teori Gagne (Perubahan Tingkah Laku)

Belajar adalah suatu proses yang kompleks, sejalan dengan itu menurut R.M.

Gagne (1970) dalam Sagala (2010:10) belajar merupakan kegiatan yang kompleks,

dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan stimulasi

yamg berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar.

Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Dengan

demikian dapat ditegaskan, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang

mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, dan menjadi

kapabilitas baru. Belajar terjadi bila ada hasilnya yang dapat diperlihatkan, anak-

anak demikian juga orang dewasa dapat mengingat kembali kata-kata yang pernah

didengar atau dipelajarinya. Seorang dapat mengingat gambar yang telah dilihat,

mengingat kata-kata yang baru dipelajarinya, atau mengingat bagaimana cara

memecahkan hitungan. Menyatakan kembali apa yang dipelajari lebih sukar daripada

sekedar mengenal sesuatu kembali. Karena pengamatan dan evaluasi pada perubahan

perilaku yang ada, teori belajar Gagne terkenal dengan teori perubahan tingkah laku.

Gagne (1984) dalam Ratna Wilis (1989:11) mengamukakan bahwa belajar

dapat didefinisikan sebagai proses di mana suatu orgasisasi berubah perilakunya

akibat pengalaman. Dari uraian teori Gagne diatas, dengan melakukan eksperimen,

Page 36: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

guru dapat memberikan informasi dan konsep baru baik dalam aspek afektif, kognitif

maupun psikomotorik sehingga ada perubahan tingkah laku pada diri siswa.

4) Teori Piaget (Perkembangan Intelektual)

Menurut Piaget dalam Paul Suparno (2000:24), setiap individu mengalami

tingkat-tingkat perkembangan intelektual sebagai berikut : 1) Tahap Sensori-motor (0

– 2 tahun). Tahap sensorimotor lebih ditandai dengan pemikiran anak berdasarkan

tindakan inderawinya. 2) Tahap Pra-operasional (2 – 7 tahun). Periode ini disebut

pra-operasional, karena pada umur ini anak belum mampu melaksanakan operasi-

operasi mental, seperti menambah, mengurangi, dan lain-lain. Tingkat pra-

operasional terdiri atas dua sub-tingkat. Sub-tingkat pertama antara 2 – 4 tahun yang

disebut sub-tingkat kedua antara 4 hingga 7 tahun yang disebut tingkat berpikir

intuitif. Menurut Piaget anak pra-operasional diwarnai dengan mulai digunakan nya

simbul-simbul untuk menghadirkan suatu benda atau pemikirab khususnya

penggunaan bahasa, 3) Tahap Operasional Konkret (7– 11 tahun). Tahap operasional

konkret ditandai dengan penggunaan aturan logis dan jelas, 4) Tahap Operasional

formal (11 – dewasa). Pada tahap ini dicirikan dengan berpikir abstrak, hipotesis,

deduhtif, serta induktif.

b. Belajar menurut Teori Kognitif

Teori perkembangan kognitif Piaget banyak mempangaruhi pendidikan sains,

termasuk pendidikan kimia. Secara umum Piaget dalam Paul Suparna (2007:33)

membedakan 4 (empat) tahap dalam perkembangan kognitif seseorang, yaitu tahap

Sensori-motor (0 – 2 tahun); tahap Pra-operasional (2 – 7 tahun); tahap Operasional

Konkret (7– 11 tahun); Operasional formal (11 – dewasa). Dalam perkembangan itu

pemikiran anak berkembang pelan-pelan mulai dari sensor motorik lalu ke pemikiran

Page 37: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

konkrit dan baru ke pemikiran abstrak. Maka dalam pembelajaran kimia perlu

dimulai dari hal-hal atau peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang konkrit dan

kemudian baru pada tingkat lebih atas mulai dengan yang abstrak. Itulah salah sebab

pembelajaran kimia perlu banyak melakukan kegiatan praktikum atau eksperimen.

c. Belajar menurut Teori Kontruktivisme

Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan ada yang dikelompokan dalam

teori pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori

konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-

aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa

agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus

bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha

dengan susah payah dengan ide-ide. Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip

yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya

sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses

ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar siswa

menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.

Menurut Brooks (1990), Leinhardt (1992), Brown et al (1989) dalam

Mohamad Nur (1998:2) bahwa siswa harus secara individu menemukan dan

mentransfer informasi-informasi kompleks apabila mereka harus menjadikan

informasi itu miliknya sendiri. Teori Vygotsky (Karpov dan Bransford, 1995) yang

telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan pada

Page 38: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, dan penemuan.

Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak

dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus

membangun pengetahuan di dalam benak siswa. Guru dapat membantu proses ini

dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi bermakna dan sangat

relevan bagi siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

atau menerapkan sendiri ide-ide dan secara sadar menggunakan strstegi-strategi

mereka sendiri untuk belajar.

3. Pembelajaran Inquiri

Kata inkuiri berasal dari bahasa inggris “ inquiry”, dan menurut kamus berarti

“pertanyaan” atau “penyelidikan”. Pendapat beberapa orang ahli yang mencoba

menerangkan apakah yang dimaksud dengan pendekatan inkuiri.

Piaget dalam Ratna Wilis (1986:82) memberikan definisi fungsional untuk pendekatan inkuiri sebagai berikut :

Pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri , dalam arti luas ingin melihat apakah yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol, mengajukan pertanyaan-pertanyan, mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan anak-anak yang lain.

Kuslan dan Stone memberi definisi : Pengajaran inkuiri merupakan pengajaran dimana guru dan anak-anak mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan jiwa para ilmuwan. Kuslan dan Stone dalam Ratna Wilis Dahar (1986:82) juga memberikan

definisi operasional untuk pendekatan inkuiri. Menurut mereka proses belajar

mengajar dengan pendekatan inkuiri ditandai oleh cirri-ciri berikut :

1) Menggunakan ketrampilan-ketrampilan proses IPA. 2) Waktu tidak menjadi

Page 39: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

masalah, tidak keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu dalam waktu tertentu. 3)

Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dahulu. Jawaban-jawaban ini

tidak ditemukan dalam buku pelajaran, sebab buku-buku pelajaran dan saran-saran

untuk menentukan jawaban, bukan memberi jawaban. 4) Anak-anak berhasrat sekali

untuk menentukan menemukan pemecahan masalah. 5) Proses belajar mengajar

berpusat pada pertanyaan ”mengapa”. Pertanyaan “bagaimana kita mengetahui” dan

“ betulkah kesimpulan kita ini” sering pula dikemukakan. Suatu masalah ditemukan,

lalu 6) dipersempit, hingga terlihat ada kemungkinan masalah inidapat dipecahkan

oleh siswa. 7) Hipotesa dirumuskan oleh siswa-siswa untuk membimbing

penyelidikan. 8) Para siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data, dengan

melakukan eksperimen, mengadakan pengamatan, membaca dan menggunakan

sumber-sumber lain. 9) Semua usul ini dinilai bersama-sama. Bila mungkin

ditentukan pula asumsi-asumsi, keterbatasan-keterbatasan dan kesukaran-kesukaran.

10) Para siswa melakukan penelitian, secara individu atau kelompok, untuk

mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesa. 11) Para siswa

mengolah data dan mereka sampai pada kesimpulan sementara. Juga diusahakan

untuk memberikan penjelasan-penjelasan secara ilmiah.

Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan dengan berbagai macam cara. Setiap

cara atau bentuk inkuiri itu meliputi lima hal yaitu : i) situasi yang menyadiakan

stimulus untuk inkuiri. ii) masalah yang akan dicari pemecahannya. iii) kesimpulan

yang diperoleh sebagai hasil penyelidikan. iv) perumusan masalah v) pencarian

pemecahan masalah.

4. Metode Eksperimen

Menurut Syiful Sagala (2010:220) kadang-kadang orang mengaburkan

Page 40: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

pengertian eksperimen dengan kerja laboratorium, meskipun kedua pengertian ini

mengandung prinsip yang hampir sama, namun berbeda dalam konotasinya.

Eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis

tertentu. Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar

laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat,

karena itu dimasukkan dalam metode pembelajaran. Metode eksperimen adalah cara

penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami

untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.

Menurut Paul Suparno (2007:77) metode eksperimen adalah metode

mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian,

pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan memang benar. Jadi metode ini

lebih untuk mengecek supaya siswa makin yakin dan jelas akan teorinya. Sering

metode eksperimen disebut metode laboratorium karena percobaan biasanya

dilakukan di laboratorium. Laboratorium menurut Ratna Wilis (1996:109) adalah

ruangan khusus yang dilengkapi dengan alat-alat tertentu untuk mempermudah

pelaksanaan ketrampilan-ketrampilan IPA. Eksperimen dapat pula dilakukan siswa di

luar laboratoriun, bahkan dapat pula dilakukan aplikasikan dalam langsung dalam

kehidupan sehari-hari.

Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi

kesempatatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses,

mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan

sendiri tentang suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Peran guru dalam metode

eksperimen ini sangat penting, khususnya berkaitan dengan ketelitian dan

kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai

Page 41: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

kegiatan eksperimen dalam kegiatan belajar dan mengajar.

Dalam Syaiful Sagala (2010:220) metode eksperimen mempunyai kebaikan

sebagai berikut : (1) metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran

atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata

guru atau buku saja, (2) dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi

eksploratoris tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuan, (3)

metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain; (a) siswa belajar

dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian; (b) siswa

terhindar jauh dari verbalisme; (c) memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang

bersifat obyektif dan realistic; (d) mengembangkan sikap berfikir ilmiah; dan (e)

hasil belajar akan tahan lama dan internalisasi.

Dalam melakukan eksperimen siswa dapat bekerja sesuai dengan lembar

kerja atau petuhjuk yang diberikan guru, sebaiknya kelompok dibuat kecil sehingga

siswa dapat melakukan eksperimen secara sungguh-sungguh. Dalam eksperimen

siswa melakukan tindakan sebagai berikut : 1) membaca petunjuk eksperimen

dengan teliti (2) mencari alat yang diperlukan (3) merangkai alat sesuai dengan

skema eksperimen (4) mulai mengamati jalannya percobaan (5) mencatat data yang

diperlukan (6) mendiskusikan dalam kelompok untuk ambil kesimpulan dari data

yang ada (7) membuat laporan eksperimen dan mengumpulkan (8)

mempresentasikan eksperimen di depan kelas.

5. Metode Eksperimen dengan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Secara ideal kegiatan eksperimen merupakan kegiatan individu siswa, namun

sehubungan dengan terbantasnya sarana dan prasarana pada umumnya kegiatan

eksperimen dilakukan secara kelompok. Besarnya kelompok bergantung pada besar-

Page 42: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kecilnya jumlah siswa dalam kelas jika dibandingkan sarana dan prasarana yang

tersedia di sekolah yang bersangkutan. Mengingat perbandingan jumlah guru dengan

siswa yang sangat besar, karena terbatasnya jumlah guru, maka perlu dicari upaya

agar eksperimen bisa secara serentak, yaitu dengan bahan tertulis yang disebut

lembar kerja siswa (LKS).

Dalam Ratna Wilis (1989:116) Lembar kerja siswa adalah suatu bahan

tertulis yang berisi segala sesuatu yang terlibat dalam suatu eksperimen, dari alat dan

bahan, hipotesis, hal-hal yang menjadi focus pengamatan, tuntunan bagi siswa untuk

melakukan langkah-langkah kerja sehingga berhasil menggeneralisasikan fakta dan

menyimpulkan, hingga tuntunan ke arah menemukan masalah baru, dapat

menimbulkan eksperimen baru. Lembar kerja ini perlu dirancang secara matang oleh

guru, agar tujuan eksperimen dapat tercapai dan lembar kerja siswa ini harus

menggunakan kalimat-kalimatyang mudah dipahami siswa.

Dalam menyusun petunjuk eksperimen, guru harus dapat menyajikan lembar

kerja siswa (LKS) yang mengajak siswa berpikir dalam melaksanakan tugas

prakteknya. Perlu dihindarkan LKS yang berbentuk resep memasak, yang

petunjuknya begitu lengkap sehingga siswa hanya bekerja seperti mesin dan tidak

ada peluang untuk melatih kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak yang ilmiah

dan efektif.

6. Metode Eksperimen dengan Diagram Vee

Diagram Vee disusun oleh Gowin pada tahun 1977, diagram Vee digunakan

untuk menjelaskan ide pokok yang memperhatikan dasar pengetahuan dan proses

penyusunan pengetahuan di dalam pengajaran laboratorium. Menurut Novak (1984)

bentuk Vee sendiri bukan suatu keharusan, dan bisa dibuat dalam bentuk garis lurus,

Page 43: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

lingkaran atau bentuk yang lain. Namun yang lebih ditekankan adalah bahwa

diagram Vee pada dasarnya merupakan metode untuk membuat hubungan antara

‘thingking’ dan ‘doing’ yang terjadi selama di laboratorium.

Para ahli dalam artikel Path Finder Science (2006) menyatakan bahwa :

The Vee Process Model is intended to serve as a useful graphical guide to the process of science. It also assists communication among the reserch partners. Using the graphic above creates a point of communicationthat allows a scaffold for student learning that gives direction and support to novice researchers. Student can understand where they are in the process and how to continue to make progress. For teachers, the Vee Process Model is serves as a graphical guide for explicit intruction about the research process. The graphic provides a structure to point at and discuss process, a focal point for communication, and useful organization structure. Disini dapat dijelaskan bahwa Model Process diagram Vee dimaksudkan

untuk membantu suatu grafik yang berguna pada proses pengetahuan. Ini juga

membantu diantara rekan penelitian. Menggunakan grafik tersebut membuat suatu

nilai dari komunikasi yang memperbolehkan suatu tangga-tangga untuk siswa

mempelajari apa yang diberikan secara langsung dan membantu para peneliti baru.

Siswa dapat memahami dimana posisi mereka dalam suatu proses dan

bagaimana untuk melanjutkan membuat kemajuan.

Kerangka diagram Vee pada gambar berikut ini

Sisi konsep Pertanyaan pokok Sisi metode

Teori Tuntutan nilai

Tuntutan pengetahuan

Prinsip Transformasi

Konsep catatan/pengamatan

Kejadian dan objek

Gambar 2.1 Diagram Vee (Novak 1983:3)

Page 44: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Untuk mengajar, model proses diagram Vee membantu sebagai suatu grafik

penuntun untuk menjelaskan instruksi tentang proses penelitian. Grafik ini

memberikan suatu struktur untuk mengarahkan dan mendiskusikan proses, suatu nilai

penting bagi komunikasi dan suatu pengaturan struktur yang bermanfaat.

Instrumen diagram Vee dibuat atau didesain bagi siswa untuk mengkonstruksi

respon/tanggapan untuk mengetahui cara penyelidikan mereka (Nelson M dan Epps,

1997). Seperti yang dikemukakan juga oleh Shepardson dan Jackson (1997) yaitu

mahasiswa pertama-tama menggunakan diagram Vee untuk mendesain percobaan

laboratorium mereka, kemudian mereka menyelesaikan percobaan laboratorium dan

melengkapinya dengan memasukkan data dan kesimpulan mereka. Mahasiswa dinilai

pada penggunaan mereka terhadap peralatan dan bahan-bahan selama melakukan

percobaan.

Penyusunan dari diagram Vee dapat diuraikan sebagai berikut : 1) dimulai

dengan menggambar V besar; 2) Objek dan kejadian diletakkan pada pusat V. hal ini

disebabkan oleh karena penyusunan pengetahuan dimulai dengan pemikiran dan

pengertian tentang dua hal pokok tersebut. Definisi tentang konsep, objek, dan

kejadian harus dibuat sesederhana mungkin supaya siswa menjadi tahu dan mudah

untuk memahaminya; 3) pertanyaan fokus diletakkan di tengah diagram Vee dan

dihubungkan dengan kedua sisi mempergunakan tanda panah untuk menunjukkan

bahwa dalam memperoleh pengertian, siswa harus menjalankan pemikiran mereka

secara maju mundur dari sisi diagram Vee yang satu ke sisi diagram Vee yang lain; 4)

dikenalkan ide catatan, yaitu pertanyaan yang dipilih akan membimbing siswa pada

konsep dan objek atau kejadian apa yang harus diamati. Kemudian dari pengamatan

dibuat suatu catatan yang ringkas dan jelas; 5) dibuat transformasi catatan dari

Page 45: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tuntutan pengetahuan (yang harus dicapai), dimana tujuan dari transformasi data

pengamatan yang diperoleh dibuat dalam suatu bentuk yang dapat mengantar siswa

kepada konstruksi jawaban pada pertanyaan fokus. Di sini diharapkan siswa dapat

mendiskusikan kesimpulan yang harus diambil dari berbagai catatan yang ditulis

untuk menjawab pertanyaan fokus.

Dalam Nakhleh, (1994 : 202). Tuntutan pengetahuan disini adalah hasil dari

inkuiri yang dilakukan oleh siswa, pada bagian inilah yang perlu dijelaskan pada

siswa bahwa untuk menyusun pengetahuan baru harus diterapkan konsep-konsep

yang benar-benar mereka ketahui. Sebaliknya proses penyusunan pengetahuan baru

mengajak siswa untuk memahami konsep dan prinsip serta hubungan antara

keduanya. Sehingga ada hubungan timbal balik dari apa yang telah siswa ketahui dan

pengamatan yang dilakukan dengan tuntutan pengetahuan; 6) pada sisi kiri diletakkan

teori-teori, prinsip-prinsip, dan konsep-konsep yang diperlukan untuk membuat suatu

pengertian dari kejadian, dan atau objek yang kita pahami.

Dari langkah-langkah tersebut dapat dilihat bahwa diagram Vee memang

sesuai apabila diterapkan pada kegiatan praktikum dilaboratorium, hal ini karena

dengan diagram Vee membuat siswa mau tidak mau harus mempelajari teori dan

konsep yang mendasari praktikum yang akan mereka lakukan dengan lebih

mendalam.

Dari diagram Vee (Novak dan Gowin, 1984: 71) dapat dibuat suatu penilaian

yang digunakan untuk memberikan nilai yang berupa angka kepada praktikan.

Prosedur Penilaian diagram Vee diikuti protokol yang disarankan oleh Novak dan

Gowin (1984,70-72). Diagram Vee diberi skor pada kualitas sebuah titik skala (0-4)

dengan skor maksimum menjadi 18 dengan menggunakan kriteria sebagai berikut

Page 46: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

(titik nilai dalam kurung untuk setiap kategori): Pertanyaan fokus (0-3), benda /

peristiwa (0-3), teori, prinsip, dan konsep (0-4), catatan / transformasi (0-4), dan

klaim pengetahuan (0-4).

Penilaian diagram Vee mengacu pada pelaksanaan percobaan di laboratorium

oleh praktikan. Selain itu juga dari hasil yang mereka peroleh dari percobaan dan

kesimpulan yang mereka ambil dari percobaan yang telah mereka lakukan tersebut.

7. Sikap Ilmiah

Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah

attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap

secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan.. Sikap selalu berkenaan

dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif

atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan

yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu

bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek. Menurut Baharuddin

(1982:34) (http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/sikap-ilmiah/) (online ;

diakses tanggal 18 September 2010) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada

dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan

kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu

untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis

melalui langkah-langkah ilmiah.

Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985

:31) (http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/sikap-ilmiah/) (online ; diakses

tanggal 27 September 2010) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan

masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain : (1) Sikap ingin tahu : apabila

Page 47: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya;

senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan

alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan

gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen. (2) Sikap kritis : Tidak

langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan

menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling

benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya

berdasarkan bukti-bukti yang kuat. (3) Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana

adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya

sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan

kepentingan dirinya sebagai subjek. (4) Sikap ingin menemukan : Selalu

memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-

eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi

yang baru dari pengamatan yang dilakukannya. (5) Sikap menghargai karya orang

lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya,

menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain. (6)

Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi

eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –

kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha

bekerja dengan teliti. (7) Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain

sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon

negatif terhadap pendapatnya.

Dengan demikian sikap ilmiah dapat didifinisikan sebagai kecenderungan individu

untuk bertindak atau berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis

Page 48: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

melalui langkah-langkah ilmiah.

8. Gaya Belajar.

Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan seorang murid dalam

menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir, dan memecahkan soal

(Nasution, 1982:94). Tidak semua orang mengikuti cara yang sama. Masing –

masing menunjukkan perbedaan, gaya belajar ini berkaitan dengan erat dengan

pribadi seseorang, yang tentu dipengaruhi dengan oleh pendidikan dan riwayat

perkembangannya.

Setiap individu adalah unik. Artinya setiap individu memiliki perbedaan

antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut bermacam-macam, mulai dari

perbedaan fisik, pola berpikir dan cara-cara merespon atau mempelajari hal-hal baru.

Dalam hal belajar, masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan

dalam menyerap pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan

dikenal berbagai metode untuk dapat memenuhi tuntutan perbedaan individu

tersebut. Di negara-negara maju sistem pendidikan bahkan dibuat sedemikian rupa

sehingga individu dapat dengan bebas memilih pola pendidikan yang sesuai dengan

karakteristik dirinya. Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik cara

belajar seperti disebutkan diatas, menurut De Porter & Hernacki (2001) dalam

http://prayudi.wordpress.com/2007/11/27/gaya-belajar-individu/ (online ; diakses

tanggal 27 September 2010) adalah sebagai berikut:

Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Visual. Individu yang

memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku

sebagai berikut: (1) rapi dan teratur (2) berbicara dengan cepat (3) mampu membuat

rencana jangka pendek dengan baik (4) teliti dan rinci (5) mementingkan penampilan

Page 49: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(6)lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar (7)

mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual (8) memiliki kemampuan mengeja

huruf dengan sangat baik (9) biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau

suara berisik ketika sedang belajar (10) sulit menerima instruksi verbal (oleh karena

itu seringkali ia minta instruksi secara tertulis) (11) merupakan pembaca yang cepat

dan tekun (12) lebih suka membaca daripada dibacakan (13) dalam memberikan

respon terhadap segala sesuatu, ia selalu bersikap waspada, membutuhkan penjelasan

menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal lain yang berkaitan (14) jika sedang

berbicara di telpon ia suka membuat coretan-coretan tanpa arti selama berbicara (15)

lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain (16) sering menjawab

pertanyaan dengan jawaban singkat "ya" atau "tidak’ (17) lebih suka

mendemonstrasikan sesuatu daripada berpidato/berceramah (18) lebih tertarik pada

bidang seni (lukis, pahat, gambar) daripada musik (19) seringkali tahu apa yang

harus dikatakan, tetapi tidak pandai menuliskan dalam kata-kata.

Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Auditorial

Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik ditandai dengan

ciri-ciri perilaku sebagai berikut: (1) sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja

(2) mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik (3) lebih senang

mendengarkan (dibacakan) daripada membaca (4) jika membaca maka lebih senang

membaca dengan suara keras (5) dapat mengulangi atau menirukan nada, irama dan

warna suara (6) mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai

dalam bercerita (7) berbicara dalam irama yang terpola dengan baik (8) berbicara

dengan sangat fasih (9) lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya

(10) belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada

Page 50: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

apa yang dilihat (11) senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara

panjang lebar (12) mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang

berhubungan dengan visualisasi (13) lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-

kata dengan keras daripada menuliskannya (14) lebih suka humor atau gurauan lisan

daripada membaca buku humor/komik.

Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Kinestetik

Individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai dengan

ciri-ciri perilaku sebagai berikut: (1) berbicara dengan perlahan (2) menanggapi

perhatian fisik (3) menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka (4)

berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain (5) banyak gerak fisik (6)

memiliki perkembangan otot yang baik (7) belajar melalui praktek langsung atau

manipulasi (8) menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung (9)

menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca (10)

banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal) (11) tidak dapat duduk diam di

suatu tempat untuk waktu yang lama (12) sulit membaca peta kecuali ia memang

pernah ke tempat tersebut (13) menggunakan kata-kata yang mengandung aksi (14)

pada umumnya tulisannya jelek (15) menyukai kegiatan atau permainan yang

menyibukkan (secara fisik) (16) ingin melakukan segala sesuatu. Dengan

mempertimbangkan gaya belajar siswa, dan pada materi laju reaksi siswa yang

memiliki gaya belajar visual, audotorial, dan kinestetik tidak akan mengalami

kesulitan dalam belajar dengan metoda eksperimen dengan LKS dan diagram Vee, ke

ketiga karakteristik gaya belajar bisa menguatkan satu dengan yang lain. Dalam

penelitian ini peneliti menggelompokkan (lebih memperhatikan) siswa dalam gaya

belajar visual dan kinestetik, karena siswa yang bergaya belajar audotorial salah satu

Page 51: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

karakteristiknya suka berdiskusi, sehingga siswa dengan gaya belajar audotorial bisa

masuk dalam kelompok gaya belajar visual atau kinestetik.

9. Prestasi Belajar

Prestasi belajar bersal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam

bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha. Istilah prestasi belajar

(achievemen) berbeda dengan dengan hasil belajar (learning outcome), prestasi

belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan sedangkan hasil belajar

meliputi aspek pembentukkan watak siswa. Kata prestasi banyak digunakan dalam

berbagai bidang dan kegiatan antara lain kesenian, olah raga, dan pendidikan

khususnya pembelajaran. Zaenal Arifin dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran

(2009:12) menyatakan fungsi utama prestasi belajar antara lain : (1) Sebagai

indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai pesrta didik. (2)

sebagai lambang pemuasan hsrat ingin tahu. (3) Sebagai bahan informasi

pendidikan, asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong peserta

didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai

umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. (4) sebagai indikator

inter dan ekstern dari institusi pendidikan. (5) Dapat dijadikan indikator daya serap

(kecerdasan) peserta didik.

Belajar adalah suatu proses adaptasi atau panyasuaian tingkah laku yang

berlangsung secara progresif yang menghasilkan perubahan– perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap, tingkah laku yang relatif

menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Adapun prestasi dapat diartikan

hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak

orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan

Page 52: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah

menyerap pengetahuan. Belajar adalah suatu proses adaptasi atau panyasuaian

tingkah laku yang berlangsung secara progresif yang menghasilkan perubahan–

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap tingkah laku

yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman secara langsung maupan

tidak langsung.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan

hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar

harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli

mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang

mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik

persamaan.

Muray dalam Beck (1990 : 290) (http://sunartombs.wordpress.com/2009

/01/05/pengertian-prestasi-belajar/) (online ; diakses tanggal 27 September 2010)

mendefinisikan prestasi sebagai berikut : “To overcome obstacle, to exercise power,

to strive to do something difficult as well and as quickly as possible”. “Kebutuhan

untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan

sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin”.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan.

Gagne (1985) dalam Ratna Wilis (1989,135) menyatakan bahwa prestasi belajar

dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif,

informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom (1956) dalam Zaenal

Arifin (2009:21) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga domain yaitu kognitif,

Page 53: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

afektif dan psikomotorik. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang

kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang yang sukar.

Adapaun domain tersebut adalah sebagai berikut : Domain kognitif (cognitive

domain). Domain ini memiliki enam jenjang kemampuan yaitu pengetahuan

(knowledge), pemahaman (coprehension), penerapan (application), analisis

(analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation). Domain afektif (affective)

yaitu internalisasi sikap yang menunjukkan ke arah pertumbuhan batiniah dan terjadi

bila siswa menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap

sihingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan

tingkah laku. Domain Afektif terdiri atas beberapa jenjang kemapuan yaitu :

kemampuan menerima (receiving), kemampuan menanggapi/menjawab

(responding), menilai (valuing), organisasi (organization). Domain psikomotor

(psychomotor domain), yaitu kemampuan siswa yang berkaitan dengan gerakan

tubuh atau bagian-bagiannya, mulai dari gerakan yang sederhana sampai dengan

gerakan yang kompleks.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap

peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti

proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen

yang relevan. Menurut Zaenal Arifin (2009:3) tes adalah alat pengumpul data yang

dirancang secara khusus, kekhususan tes dapat terlihat dari konstruksi butir soal yang

dipergunakan. Rumusan ini lebih berfokus pada tes sebagai alat pengumpulkan data.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam penelitian dan juga dalam prosedur

evaluasi. Untuk mengumpulkan data evaluasi tentu memerlukan alat, antara lain tes.

Tes dapat berupa pertanyaan, setiap jenis pertanyaan yang digunakan , rumusan

Page 54: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pertanyaan yang diberikan, pola jawaban yang disediakan atau dirancang harus

memenuhi suatu perangkat criteria yang ketat, demikian pula waktu yang disediakan

untuk menjawab soal-soal serta administrasi penyelenggara tes diatur secara khusus.

Dengan demikian fungsi tes adalah sebagi alat ukur.

Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar

yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan

hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar

merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor

kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur

dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.

Prestasi belajar merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai

pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi belajar dalam

penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran, yang

meliputi prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotorik.

10. Materi Laju Reaksi Kimia

Konsentrasi Larutan

Konsentrasi merupakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dengan

pelarut, jadi kosentrasi menunjukkan kepekatan suatu larutan. Salah satu cara untuk

menunjukkan hubungan tersebut adalah didefinisikan sebagai banyaknya mol zat

terlarut per liter larutan dan dapat disingkat M.

Konsentrasi dapat ditandai sebagai [ … ]

Contoh 1.

Konsentrasi zat X = 0,25 mol/liter

Page 55: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Dapat di tulis [X] = 0,25 mol/liter,artinya di dalam tiap liter larutan

Terdapat 0,25 mol zat X.

Contoh 2.

2,5 gram NaOH (Mr = 40 ) terdapat dalam 100mL, maka konsentrasinya

dapat ditentukan berikut.

Mol NaOH = (2,5/40) mol = 0,0625 mol

Maka [NaOH] = 0,0625 mol/0,1 L atau M.

Laju Reaksi

Besi sangat lambat berekasi dengan oksigen diudara terbuka; tetapi dalam air

perkaratan besi akan berlangsung lebih cepat. Perbedaan proses reaksi tersebut

adalah jumlah waktu untuk bereaksi yang berbeda berarti kecepatan setiap reaksinya

berbeda. Kecepatan reaksi kimia, sangat penting didalam industri kimia dan tidak

cukup hanya mengubah satu zat menjadi zat lain. Mereka ingin memperoleh hasil

industri secara cepat, mudah dan murah, untuk itu perlu mempercepat reaksi,

sehingga hasilnya ekonomis dan prosesnya efesien.

Disamping dalam proses industri banyak reaksi-reaksi yang menggunakan

katalis antara lain reaksi-reaksi metabolisme dalam tubuh termasuk replikasi dari

DNA membentuk gen-gen dalam inti sel. Katalis dalam proses biologi disebut enzim.

Kecepatan suatu reaksi tergantung pada sifat karakteristik zat yang bereaksi dan

kondisi yang menyertai berlangsungnya reaksi. Reaksi yang memerlukan banyak

waktu, berarti reaksi berlangsung lama atau kecepatan reaksi rendah atau sebaliknya.

Dari hal-hal diatas dapat diperoleh suatu permasalahan yang menyangkut kecepatan

reaksi yaitu :1. Bagaimana kecepatan reaksi itu dapat diukur ? 2. Apakah faktor-

faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi dan apa pengaruhnya terhadap

Page 56: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

kecepatan reaksi ? 3. Bagaimana hubungan kecepatan reaksi dengan faktor-faktor

Yang mempengaruhinya ? 4. Apa yang terjadi pada molekul pereaksi sehingga

berubah menjadi molekul hasil reaksi ?

Keenan (1984:516) Laju reaksi atau kecepatan reaksi adalah perubahan

konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi dalam satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat

dinyatakan sebagai laju pengurangan konsentrasi suatu pereaksi, atau laju

Pertumbuhan konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam

satuan mol per liter (M). Laju reaksi dirumuskan sebagai berikut:

Reaksi : R P

v = - tRDD ][

atau v = + tPDD ][

Laju berlangsungnya suatu reaksi dapat diikuti dengan mengamati perubahan-

perubahan yang menyertai reaksi tersebut, misalnya: perubahan warna, terbentuknya

endapan, perubahan volume dan tekanan (untuk reaksi gas), perubahan konsentrasi

dan sebagainya.

Sebagai contoh untuk reaksi antara :

Tabel 2.2. Reaksi logam Mg dengan HCl

Logam Mg dengan larutan HCl

dapat diamati dengan mengukur kecepatan terbentuknya gas H2 atau mengukur waktu yang diperlukan untuk menghabiskan sejumlah logam Mg

Padatan CaCO3 dengan larutan HCl

Dapat diamati dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk menghabiskan sejumlah CaCO3 atau mengukur waktu yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah volum gas CO2

Laju reaksi kimia tergantung pada berbagai faktor diantaranya sifat zat

pereaksi, luas permukaan bidang sentuhan, konsentrasi pereaksi, suhu pada saat

Page 57: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

berlangsungnya reaksi dan ada tidaknya katalis.

Teori Tabrakan (Tumbukan)

Reaksi kimia dapat terjadi karena adanya tumbukan molekul reaktan.

Mengapa konstanta kecepatan reaksi kimia besarnya tergantung dari suhu, juga dapat

dijelaskan dengan teori tumbukan molekul. Hasil pengamatan menyatakan bahwa

hanya sebagian kecil molekul dari tumbukan molekul reaktan yang efektif yang

membentuk reaksi kimia. Ada 2 faktor yang menyebabkan molekul-molekul reaktan

yang bertumbukan menghasilkan reaksi. 1) Hanya molekul yang mempunyai energi

dalam lebih tinggi atau sama dengan energi aktivasi dari reaktan yang dapat

menghasilkan reaksi kimia (lebih tinggi dari energi aktivasi reaktan). 2)

Kebolehjadian suatu tumbukan molekul untuk menghasilkan reaksi kimia tergantung

dari orientasi molekul yang bertumbukan.

Tenaga minimal molekul yang harus dimiliki untuk dapat bereaksi disebut

energi aktivasi. Harga energi aktivasi setiap reaksi berbeda-beda. Energi kinetik gas

selalu berubah sehingga tumbukan antar partikel pereaksi juga berubah. Prosentase

tumbukan antar partikel tersebut makin banyak dengan adanya kenaikan suhu. Bila

partikel-partikel reaktan memiliki energi kinetik lebih tinggi dari energi aktivasi

reaksi. Perubahan kimia hanya terjadi bila partikel-partikel reaktan memiliki suatu

energi kinetik minimum, yang sama atau sedikit lebih tinggi dari energi aktivasi.

Suatu alternatif terpenting dari teori tumbukan telah dikembangkan oleh Henry

Eyring (1901 - 1981). Teori ini telah di pusatkan pada species antara yang disebut

Kompleks Teraktivasi, yang terbentuk selama tumbukan. Menurut teori kinetik gas

bila suhu dinaikan maka molekul reaktan memperoleh distribusi energi. Energi

kinetik molekul bertambah dan molekul bergerak lebih cepat, akibatnya frekwensi

Page 58: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

tumbukan molekul meningkat.

Contoh :

+ A2 B2 A2B2 2 AB pereaksi kompleks teraktivasi hasil reaksi

gambar 2.2 Mekanisme suatu reaksi

Frekwensi tumbukan molekul, juga tergantung dari kecepatan gerak molekul dan

luas permukaan. Menurut teori kinetik pada suhu 25oC jika suhu dinaikan 10oC,

maka frekwensi tumbukan bertambah 2%. Contoh lain yang dapat kita nyatakan

adalah reaksi dari gas NO dan gas Cl2 suhu reaksi dinaikan dari 25oC menjadi 35oC,

data menunjukan bahwa pada reaksi gas :

NO(g) + Cl2(g) ® NOCl2(g) + Cl(g)

Pada suhu 25oC reaksi molekul yang teraktifan = 1,2 x 10-15 molekul pada suhu 35oC

menjadi 3,8 x 10-5 molekul. Jadi hampir tiga kali lipat pada kenaikan suhu 10oC.

Sekarang sudah di mengerti bahwa kenaikan suhu akan mempengaruhi jumlah

partikel yang memiliki energi kinetik sama dengan atau lebih besar dari energi

pengaktifan semakin besar. Dengan demikian harga konstanta kecepatan reaksi juga

semakin besar dan kecepatan reaksi juga akan semakin cepat.

Hubungan antara energi kinetik molekul dengan reaksi molekul dalam suatu

reaksi dengan adnya kenaikan suhu (perbedaan suhu) dapat dilihat dalam grafik

dibawah ini :

Page 59: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Jumlah partikel Energi aktivasi T1 Ea1 > Ea2

T2 T1 < T2 Ea1

Ea2

Energi dalam partikel

Gambar 2.3. Pengaruh suhu pada laju reaksi

Walaupun pengaruh suhu terhadap energi kinetik partikel-partikel pereaksi

sangat kecil, ternyata pengaruh perubahan suhu terhadap kecepatan reaksi dapat

diamati. Pada umumnya pengamatan dilakukan setiap suhu naik 10oC. Bagaimana

hubungan antara kecepatan reaksi dengan kenaikan suhu setiap 10oC

Laju suatu reaksi dipengaruhi adanya katalis

Katalis biasanya didefinisikan sebagai zat yang dapat mempercepat jalannya reaksi,

tetapi tidak mengalami perubahan yang kekal dalam reaksi itu. Artinya katalis

dibutuhkan untuk mempercepat jalannya suatu reaksi dan ikut dalam mekanisme

reaksi, tetapi pada akhir reaksi dapat diperoleh kembali. Dalam kehidupan sehari-hari

terutama dalam tubuh kita reaksi kimia selalu menggunakan katalis untuk

mempercepat jalannya reaksi. Katalis dalam tubuh lebih kita kenal sebagai enzim.

Katalis juga banyak digunakan dalam industri misalnya dalam pembuatan margarin

dari minyak kelapa, reaksi hidroginasi dalam penyulingan minyak bumi, pembuatan

amoniak dan asam sulfat pada industri pupuk dan lain-lain.

Perhatikan ilustrasi mekanisme reaksi terkatalis dan tidak terkatalis dalam

pembentukan SO3 berikut.

2 SO2(g) + O2(g) ® 2 SO3(g) berlangsung lambat

Page 60: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Reaksi dengan katalis 2 SO2(g) + 2 V2O5(s) ® 2 SO3(g) + 2 V2O4(s) 2 V2O4(s) + O2(g) ® 2 V2O5(s) 2 SO2(g) + O2(g) ® 2 SO3(g) berlangsung cepat

Secara grafik energi kinetik partikel dapat digambarkan sebagai:

Komplek teraktivasi Reaksi tanpa katalis Ea1

Energi aktvasi reaksi tanpa katalis Energi aktivasi reaksi terkatalis 2

SO3(g) + O2(g) + V2O4(s) Energi aktivasi reaksi terkatalis 1

Ea2

SO2(g) + O2(g) + V2O5(s)

SO3(g) + V2O5(s)

Gambar 2.4. Pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi

Pada umumnya kecepatan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Untuk

reaksi antara zat A dengan zat B dalam sistem homogen, seringkali hubungan antara

kecepatan reaksi dengan konsentrasi ialah :

n disebut tingkat reaksi terhadap A dan m disebut tingkat reaksi terhadap B.

Sedangkan jumlahnya (n+m), disebut tingkat reaksi total atau tingkat reaksi. Harga n

dan m tidak dapat ditentukan dengan hanya melihat persamaan reaksi, tetapi hanya

dapat ditentukan dengan menafsirkan data eksperimen.

Kecepatan reaksi = k [A]n [B]m

Page 61: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Makna Orde Reaksi:

Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi

diantaranya:

Orde nol : laju reaksi tidak dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi pereaksi

(laju reaksi berbanding lurus dengan perubahan konsentrasi pereaksi

pangkat nol).

V = k (A)o

Orde Satu : laju reaksi berbanding lurus dengan perubahan konsentrasi pereaksi

pangkat satu

V = k (A)1

Orde dua : laju reaksi berbanding lurus dengan perubahan konsentrasi pereaksi

pangkat dua

V = k (A)2 atau

v = k (A)(B) Reaksi tingkat 1 terhadap (A) dan (B), orde reaksinya

(tingkat reaksi totalnya) = 1 + 1 = 2

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Sebagai bahan perbandingan, perlu dikemukakan penelitian-penelitian

terdahulu yang ada hubungannya (yang relevan) dengan penelitian yang akan

dilakukan, agar dapat memberikan gambaran yang jelas, diantaranya adalah :

1. Nurratri Kurnia Sari. 2010. Metode Demonstrasi melalui Media Video CD

Interaktif dan Game Education ditinjau dari Gaya Belajar dan Sikap Ilmiah.

Relevansi dengan penilitan ini adalah sama-sama dalam pembelajaran kimia

dengan materi laju reaksi, dan juga pada variable moderator yaitu tentang gaya

Page 62: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

belajar dan sikap ilmiah, perbedaannya pada metode pembelajara, penelitian yang

dilakukan Nurratri Kurnia Sari menggunakan Metode Demonstrasi melalui Media

Video CD Interaktif dan Game Education, sedangkan peneliti menggukan metoda

eksperimen dengan LKS dan diagram Vee .

2. Ristitiati Agus Sulistiowati. 2007. Pengaruh Penggunaan Modul Praktikum

dilengkapi Diagram Vee dan Suplemen pada Pelaksanaan Praktikum Kimia Dasar

I terhadap Prestasi Belajar Laboratorium dengan Memperhatikan Kemandirian

Siswa.

Relevansi dengan penilitan ini adalah sama-sama dalam pembelajaran kimia

namun berbeda dalan hal bahasan materinya. Penelitian yang dilakukan Ristitiati

Agus Sulistiowati pada materi kesetimbangan kimia, sedang peneliti pada materi

laju reaksi. Relevansi yang lain adalah sama-sama menggunakan diagram Vee.

Variable moderator kemandirian siswa dalam penelitian yang dilakukan Ristitiati

Agus Sulistiowati berbeda dengan peneliti, yaitu sikap ilmiah dan gaya belajar

siswa.

3. Yulia Saraswati. 2009. Pembelajaran Fisika melelui Inkuiri Terbimbing dengan

Metode Eksperimen dan Demonstrasi ditinjau dari Kemampuan Awal dan

Perhatian Siswa.

Relevansi dengan penilitan ini adalah pada metode eksperimen, sedang

perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Yulia Saraswati pada materi

pelajaran Fisika dengan metode yang kedua demonstrasi dengan variabel

moderator kemampuan awal dan perhatian siswa, sedang peneliti menggunakan

materi pelajaran kimia, dengan metode yang kedua eksperimen dengan diagram

Vee dan variabel moderator sikap ilmiah dan gaya belajar siswa.

Page 63: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

4. Suyadi. 2008. Pengaruh Pembelajaran Penemuan Fisika pada Kinematika Gerak

Lurus melalui Metode Eksperimen dan Demonstrsi terhadap Prestasi Belajar

ditinjau dari Motivasi Berprestasi.

Relevansi dengan penilitan ini adalah pada metode eksperimen, sedang pada

materi pelajarannya berbeda penelitian yang dilakukan Suyadi adalah fisika,

sedang peneliti pada mata pelajar kimia, penelitian yang dilakukan Suyadi pada

metode yang ke dua metode demonstrasi dan variable moderatornya juga berbeda,

sedang peneliti menggunakan metode eksperimen dengan diagram Vee, dan

variable moderator sikap ilmiah dan gaya belajar siswa.

5. Muhamad Yasin Kholifudin. 2009. Pembelajaran Fisika melelui Inkuiri

Terbimbing dengan Metode Eksperimen dan Demonstrasi ditinjau dari Gaya

Belajar dan Motivasi Belajar Siswa.

Relevansi dengan penilitan ini adalah pada metode eksperimen dan gaya belajar

siswa, sedang perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Muhamad Yasin

Kholifudin pada materi pelajaran Fisika dengan metode yang kedua demonstrasi

dengan variabel moderator yang ke dua motivasi belajar siswa, sedang peneliti

menggunakan materi pelajaran kimia, dengan metode yang kedua eksperimen

dengan diagram Vee dan variabel moderator yang ke dua sikap ilmiah siswa.

6. Piyush Swami, dan Robert Shields, GOWIN’S Knowledge Vee : Using To

Improv Preservice Teachers Abiliyy For Conducting ang Directing

Sience Investigations. University of Cincinnati, University of Akron

7. Felix U. 2005. Do Learning & Teaching Styles Affect Students’ Performance? An

Empirical Study. Kamuche: Morehouse College.

8. Marino C. Alvarez, 2007. The Use Of Vee Diagrams With Third Graders As A

Page 64: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Metacognitive Tool For Learning Science Concepts. Tennessee , Tennessee State

University Nashville

9. Rita Dunn, Shirley A. Griggs, Jeffery Olson, Mark Beasley,A Meta-Andytic Validation

of the Dunn and Dunn Model of Learnjng-Style Preferences, Jamaica, St.

John’s University,

10. Karoline Afamasaga-Fuata’i , 2004. Consept Maps & Vee Diagrams as Tools

for Learning New Mathematics Topics, England, University of New England

C. KERANGKA BERFIKIR

1. Pengaruh metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee terhadap

prestasi belajar siswa.

Teori konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-

aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa

agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus

bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha

dengan susah payah dengan ide-ide.

Metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee termasuk pembelajaran

yang berbasis pembelajaran kontekstual. Sesuai karakteristik pembelajaran

kontekstual maka materi laju reaksi yang memiliki karakteristik kompleks dan

memerlukan pengamatan, banyak peristiwa yang berkenaan dengan laju reaksi

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari sesuai bila disampaikan dengan metode

eksperimen dengan LKS dan diagram Vee . Kelebihan eksperimen dengan LKS anak

akan bekerja dengan urutan kerja yang sudah ada dalam LKS, kegiatan bisa sesuai

dengan alokasi waktu yang ada, kekurangannya anak tidak bisa mengembangkan ide-

Page 65: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

idenya. Sedangkan kelebihan eksperimen dengan diagram Vee siswa agar benar-

benar dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah,

menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah, kekurangan

nya adalah kegiatan memerlukan waktu yang lebih banyak karena eksperimen bisa

dilakukan berulang-ulang.

Konsep dan karakteristik pembelajaran dengan metode eksperimen dengan diagram

Vee adalah sebuah metode pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar

kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang komplek. Fokus pembelajaran terletak

pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi, melibatkan

pebelajar dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan bermakna yang lain,

memberi kesempatan pembelajar bekerja secara individu atau kelompok,

mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya

menghasilkan produk nyata. Secara umum pengertian eksperimen dengan LKS

adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai

pembuktian, pengecakan bahwa teori yang sudah idibicarakan itu memang benar.

Sering disebut metode laboratorium karena percobaannya biasanya dilakukan di

laboratorium. Biasanya metode eksperimen bukan untuk menemukan teori, tetapi

lebih untuk menguji teori atau hukum yang sudah ditemukan para ahli. Dari uraian

diatas maka dapat diduga ada perbedaan antara metode eksperimen dengan LKS

dengan metode eksperimen dengan diagram Vee terhadap prestasi belajar siswa

2. Pengaruh sikap ilmiah terhadap prestasi belajar

Sikap ilmiah dapat didifinisikan sebagai kecenderungan individu untuk bertindak

atau berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui

langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah antara lain: (1) sikap ingin tahu (2)

Page 66: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

sikap kritis , (3) sikap obyektif, (4) sikap ingin menemukan, (5) sikap menghargai

karya orang lain (6) sikap terbuka, (7) sikap tekun . biasanya siswa yang memiliki

sikap ilmiah tinggi akan memperoleh prestasi belajar laju reaksi yang lebih baik

daripada siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah ( antara lain kurang tekun, tidak

bersifat obyektif dan terbuka, tidak mau menghargai penpadat orang lain , tidak mau

menerima saran dan kritik orang lain ).

Dengan demikian dapat diduga ada pengaruh sikap ilmiah terhadap prestasi belajar

siswa.

3. Pengaruh Gaya Belajar (gaya belajar visual dan kinestetik) siswa terhadap

prestasi belajar siswa.

Gaya Belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan seorang murid dalam

menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir, dan memecahkan soal

(Nasution, 1982:94). Siswa yang memiliki gaya belajar visual yang memegang

peranan penting adalah mata/penglihatan/visual, dalam hal ini metode pengajaran

yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak menggunakan alat, bahan, atau media

yang lain, ajak mereka ke objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut,

sedang anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui gerak,

menyentuh dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam

karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa

yang mempunyai gaya belajar kinestetik mempunyai ciri-ciri : a. selalu berorientasi

pada fisik b. belajar melalui manipulasi dan praktek c. menyukai buku-buku yang

berorientasi pada alur dan isi, d. ingin melakukan segala sesuatu. Bruner

menganggap , bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara

aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Maka

Page 67: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dalam memahami materi laju reaksi membutuhkan gaya belajar kinestetik dan visual

melalui eksperimen. Dengan demikian dapat diduga ada pengaruh gaya belajar

terhadap prestasi belajar siswa.

4. Interaksi antara metode pembelajaran terhadap sikap ilmiah.

Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dengan LKS dan diagram

Vee memerlukan ketekunan, kemampuan dalam menemukan dan memecahkan

masalah, keaktifan kerja kelompok, untuk dapat menghasilkan karya yang optimal.

Dengan demikian dapat diduga bahwa ada interaksi antara pembelajaran dengan

metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee terhadap prestasi belajar.

5. Interaksi antara metode pembelajaran terhadap gaya belajar.

Dalam pembelajaran dengan metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee

membutuhkan gaya belajar siswa baik gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik

untuk memahami materi laju reaksi yang juga bersifat abstrak. Pada pembelajaran

dengan metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee siswa yang mempunyai

gaya belajar kinestetik yang mempunyai ciri belajar melalui gerak, menyentuh dan

melakukan diharapkan dapat memahami materi laju reaksi yang bersifat abstrak. Dan

juga siswa yang mempunyai gaya belajar visual yang mempunyai ciri memegang

peranan penting adalah mata/penglihatan/visual diharapkan dapat mentranformasikan

materi laju reaksi yang bersifat abstrak.

Maka diduga ada interkasi antara pembelajaran dengan metode eksperimen dengan

LKS dan diagram Vee dengan gaya belajar siswa.

6. Interaksi antara sikap ilmiah dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar

siswa. Pemahaman materi laju reaksi yang bersifat abstrak membutuhkan sikap

ilmiah dan gaya belajar kinestetik dan visual. Karena dengan sikap ilmiah, siswa

Page 68: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

dapat menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir, dan

memecahkan soal. Sikap ilmiah siswa dapat berkembang apabila mereka dapat

merealisasikan gaya belajar mereka masing-masing dalam menstraformasikan

konsep-konsep laju reaksi dengan baik. Jadi diduga ada interaksi antara sikap ilmiah

dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajarnya.

7. Interaksi antara metode pembelajaran, sikap ilmiah, dan gaya belajar terhadap

prestasi belajar siswa. Terdapat interaksi antara metode pembelajaran, sikap ilmiah,

dan gaya belajar metode. Eksperimen dengan LKS mempunyai keunggulan antara

lain : meningkatkan motivasi, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah,

meningkatkan kolaborasi (kerjasama), membuktikan teori atau hukum, Sedangkan

pada metode eksperimen dengan diagram Vee siswa lebih mandiri dalam

merencanakan dan melaksanakan suatu eksperime. Mengingat karakteristik materi

laju reaksi yang bersifat abstrak, pada proses pembelajaran memerlukan sikap ilmiah

dan gaya belajar sehingga siswa dapat mentransformasikan konsep laju reaksi

dengan baik. Dalam pembelajaran pada materi laju reaksi akan lebih bermakna

dengan menggunakan metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee karena

penggunaan metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee juga memerlukan

sikap ilmiah dan gaya belajar.

Dengan demikian dapat diduga bahwa ada interaksi antara pembelajaran dengan

metode Eksperimen dengan LKS dan dengan diagram Vee, sikap ilmiah dan gaya

belajar terhadap prestasi belajar siswa.

D. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka teori diatas, maka hipotesa yang diajukan dalam

penelitian ini adalah :

Page 69: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

1. Ada pengaruh penggunaan metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee

terhadap prestasi belajar materi laju reaksi.

2. Ada pengaruh sikap ilmiah yang tinggi dengan sikap ilmiah yang rendah

terhadap prestasi belajar materi laju reaksi

3. Ada pengaruh siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik dan visual

terhadap prestasi belajar materi laju reaksi.

4. Ada interaksi antara penggunaan metode eksperimen dengan LKS dan diagram

Vee dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa.

5. Ada interaksi antara penggunaan metode eksperimen dengan LKS dan diagram

Vee dengan gaya belajar siswa.

6. Ada interaksi antara sikap ilmiah siswa dan gaya belajar siswa terhadap prestasi

belajar.

7, Ada interaksi antara penggunaan metode eksperimen dengan LKS dan diagram

Vee, dan sikap ilmiah dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar.

Page 70: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Ponorogo jl. Budi Utomo 1 Ponorogo

Propinsi Jawa Timur pada tahun ajaran 2010/2011.

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian secara sistematis dituangkan pada tabel 3.1

Tabel 3.1: Alokasi Waktu Penelitian

No Kegiatan Bulan / th 2010-2011

Mei 10

Jun 10

Juli 10

Agt 10

Sep 10

Okt 10

Nop 10

Des 10

Jan 11

Feb 11

1 Penyusunan proposal

X X X X

2 Pembibingan proposal

X X

3 Penyusunan instrumen

X

4 Seminar proposal X X

5 Penyempurnaan proposal

X

6 Analisis Ujicoba Instrumen

X

7 Pelaksanaan penelitian

X X

8 Pembimbingan Pengolahan Data

X X

9 Penulisan laporan Bab IV dan V

X

10 Ujian Tesis X

48

Page 71: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Pengambilan data dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2010/ 2011.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahap

pelaksanannya sebagai berikut:

a. Tahap persiapan, meliputi: pengajuan judul tesis, permohonan pembimbing,

pembuatan proposal, perijinan penelitian, dan konsultasi instrumen penelitian.

b. Tahap penelitian, yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat penelitian

yang meliputi uji instrumen penelitian dan pengambilan data yang disesuaikan

dengan alokasi waktu penyampaian materi pokok laju reaksi.

c. Tahap penyelesaian, yaitu meliputi pengolahan data dan penyusunan tesis.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen . Dalam penelitian ini ada 2 kelompok, kelompok pertama diberikan

perlakuan dengan metode eksperimen dengan LKS dan kelompok yang kedua

diberikan perlakuan dengan metode eksperimen dengan diagram Vee. Kedua

kelompok itu diasumsikan sama dalam semua segi yang relevan dan hanya berbeda

dalam penggunaan metode pembelajaran, sikap ilmiah, dan gaya belajar. Metode

yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen dengan rancangan anava

tiga jalan. Tujuan terletak pada penemuan fakta-fakta akibat perbedaan penggunaan

metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee, sikap ilmiah dan gaya belajar

sebagai variabel bebas dan prestasi belajar siswa sebagai variabel terikat. Dengan

rancangan faktorial Anava tiga jalan, yaitu suatu rancangan penelitian yang

digunakan untuk meneliti perbedaan perlakuan pembelajaran yang menggunakan

metode eksperimen dengan LKS dan metode eksperimen dengan diagram Vee

yang dihubungan dengan sikap ilmiah yang dikategorikan kedalam sikap ilmiah

Page 72: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

tinggi dan rendah dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Desain penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2. Tabel Rancangan Analisis Data Penelitian

Sikap ilmiah B

Metode Pem belajaran (A) Gaya belajar (C)

Metode Eksperimen LKS (A1)

Metode Eksperimen Diagran Vee

(A2)

Visual (C1) A1B1C1 A2B1C1 Sikap ilmiah Tinggi (B1) Kinestetik (C2) A1B1C2 A2B1C2

Visual (C1) A1B2C1 A2B2C1 Sikap ilmiah Rendah (B2) Kinestetik (C2) A1B2C2 A2B2C2

Keterangan:

A : metode pembelajaran

B : sikap ilmiah

C : gaya belajar

Rancangan penelitian tersebut berbentuk matrik yang terdiri atas 8 sel. Secara

umum setiap selnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

A1B1C1 = kelompok siswa yang diajar dengan Metode Eksperimen dengan LKS

pada Sikap Ilmiah Siswa Tinggi dan Gaya Belajar Visual, ada 9 siswa.

C. VARIABEL PENELITIAN

Dalam penelitian ini variabel yang dipakai dalam penelitian ini mencakup 3

variabel bebas dan 1 variabel terikat, yaitu :

1) Variabel Bebas : yaitu variabel yang dipilih untuk diketahui pengaruhnya

terhadap variabel terikat.

Pada penelitian ini variabel bebas adalah :

metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee

Page 73: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2) Variabel Moderator

a. sikap ilmiah

b. gaya belajar

3) Variabel terikat : yaitu variabel kehadirannya dipengaruhi oleh variabel bebas

Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar kimia pada materi

laju reaksi.

1. Definisi Operasional variabel Penelitian

a. variabel bebas

1). Metode Pembelajaran

Metode Eksperimen dengan LKS adalah metode mengajar yang mengajak siswa

untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang

sudah dibicarakan itu memang benar, dalam melakukan percobaan dilengkapi

dengan LKS ( lembar kerja siswa). Sering disebut metode laboratorium karena

percobaannya biasanya dilakukan di laboratorium.

Metode Eksperimen dengan diagram Vee adalah metode mengajar yang

mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa

teori yang sudah dibicarakan itu memang benar, dalam melakukan percobaan tidak

dilengkapi dengan LKS (lembar kerja siswa) dan menggunakan diagram Vee.

2). Sikap ilmiah

Sikap ilmiah dapat didefinisikan sebagai kecenderungan individu untuk

bertindak atau berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis

melalui langkah-langkah ilmiah.

3). Gaya belajar

Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan seorang murid

Page 74: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir, dan

memecahkan soal/masalah.

b. Variabel terikat

Prestasi belajar

Prestasi belajar yang dimaksud disini adalah hasil yang diperoleh sebagai

akibat dari aktivitas selama mengikuti pelajaran kimia materi laju reaksi kelas XI

IPA semester 1, yang mengakibatkan perubahan dalam diri siswa yang dilambangkan

dalam bentuk nilai. Prestasi belajar dalam penelitian ini meliputi tiga aspek yaitu

aspek kognitif, psikomotor dan aspek afektif.

2. Skala pengukuran dari Variabel Bebas Penelitian

Variabel sikap ilmiah dan gaya belajar siswa berskala pengukuran ordinal

yang dibedakan menjadi kategori tinggi rendah dan visual kenestetik. Perbedaan

kategori ini berdasarkan pada skor rata-rata kedua kelas. Siswa dengan perolehan

skor sama dan diatas skor rata-rata dimasukkan kedalam kategori tinggi, sedangkan

siswa dengan perolehan skor dibawah skor rata-rata dimasukkan dalam kategori

rendah.

D. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester 1 SMA

Negeri 1 Ponorogo tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri atas 6 kelas, karena semua

kelas menggunakan kurikulum yang sama, alokasi waktu dan materi yang sama pula.

Dengan demikian setiap kelas mempunyai peluang yang sama untuk diteliti. Kelas

IPA 2 adalah kelas eksperimen dengan metode eksperimen menggunakan diagram

Vee dan Kelas XI IPA 4 adalah kelas eksperimen dengan metode eksperimen

Page 75: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

menggunakan LKS.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pemilihan acak (cluster

sampling), melalui langkah-langkah sebagai berikut : a) Menggunakan data nilai

ulangan harian mata pelajaran kimia semester 1 kelas XI pada materi sebelumnya,

kemudian menentukan nilai rata-rata kelas, b) Mengelompokkan kelas yang nilai

rata-ratanya hampir sama, c) mengambil 2 kelas secara acak/random dari kelas yang

mempunyai nilai rata-rata hampir sama untuk dijadikan kelas eksperimen

dengan menggunakan metode eksperimen menggunakan LKS dan kelas eksperimen

dengan metode eksperimen menggunakan diagram Vee.

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Instrumen pelaksanaan pembelajaran

Pada penelitian ini penulis menggunakan Silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa

2. Instrumen Pengambilan Data.

Dalam pengambilan data instrumen yang digunakan adalah tes prestasi belajar

ranah kognitif dan prestasi belajar ranah psokomotorik, angket ranah afektif,

angket sikap ilmiah, serta angket gaya belajar.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode tes dan angket.

1. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mendapatkan data nilai prestasi belajar kognitif siswa

Page 76: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

pada materi pokok laju reaksi, pada kelas XI IPA semester 1 SMA Negeri I

Ponorogo tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Metode Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket langsung

dan tertutup, karena daftar pertanyaan diberikan langsung kepada responden dan

jawabannya sudah disediakan, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang

ada. Metode angket ini digunakan untuk mendapatkan data skor sikap ilmiah dan

gaya belajar siswa serta nilai prestasi belajar psikomotorik dan afektif pada materi

laju reaksi.

G. UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian perlu diuji coba terlebih

dahulu pada kelas yang tidak digunakan untuk penelitian. Uji coba ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah instrumen tersebut telah memenuhi persyaratan instrumen

yang baik, diantaranya instrumen yang valid dan reliabel, serta untuk mengetahui

kualitas instrumen tes dilakukan pula analisis soal yang meliputi tingkat kesukaran

dan daya pembeda.

Pada penilaian kognitif menggunakan bentuk tes obyektif, soal pilihan ganda

dengan lima pilihan. Skala penilaian menggunakan skala 100, dengan penilaian

jawaban benar dibagi jumlah soal kemudian dikalikan 100. Sebelum digunakan

Dalam penelitian, instrumen penilaian kognitif diujicobakan terlebih dahulu untuk

menguji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal.

1. Uji validitas

Yang dimaksud dengan validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu

tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan silabus dan

Page 77: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

indikator. Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus Korelasi Produk

Moment sebagai berikut:

( )( )( ) ( )( )( ){ }å å åå

å åå--

-=

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan :

xyr = koefisien korelasi antara skor item dengan skor total.

N = banyaknya subyek

X = skor item

Y = skor total

Item dikatakan valid bila harga hitungr ñ otaltr kriteria.

Taraf signifikansi = 5%

Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan korelasi product moment pada

taraf signifikan 5% dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Dikatakan valid apabila rxy > r tabel (0,312)

b. Dikatakan tidak valid apabila rxy < r tabel (0,312)

Hasil analisis validitas butir angket sikap ilmiah yang dilakukan di SMAN 1

Purwokerto kelas XI IPA dengan jumlah siswa 38 ditunjukkan pada table 3.4,

Jumlah soal 24, dikatakan valid jika besarnya rxy lebih besar dari rtabel atau rxy >

0,312. Adapun hasil validitas ditunjukkan pada tabel 3.3:

Tabel 3.3. Hasil Kesimpulan Validitas Soal Angket Sikap Ilmiah

No Soal Kesimpulan

Soal Valid 1, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 19, 21, 22, 24

Dipakai

Soal Tidak Valid 2, 3, 9, 23 Diperbaiki, Jumlah 24

Page 78: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Hasil analisis validitas butir angket gaya belajar yang dilakukan di SMAN 1

Purwokerto kelas XI IPA dengan jumlah siswa 38 ditunjukkan pada table 3.4,

Jumlah soal 50, dikatakan valid jika besarnya rxy lebih besar dari rtabel atau rxy >

0,312. Adapun hasil validitas ditunjukkan pada tabel 3.4 :

Tabel 3.4. Hasil Kesimpulan Validitas Soal Angket Gaya Belajar

No Soal Kesimpulan

Soal Valid

1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36,

37, 38, 39

Dipakai

Soal Tidak Valid 6, 12, 29, 40 Diperbaiki, Jumlah 50

Hasil analisis validitas butir soal tes kognitif yang dilakukan di SMAN 1

Purwokerto kelas XI IPA dengan jumlah siswa 38 ditunjukkan pada table 3.6,

Jumlah soal 25, dikatakan valid jika besarnya rxy lebih besar dari rtabel atau rxy >

0,312. Jumlah soal tes yang diujikan sebanyak 25 butir dan yang dipakai dalam

mengambil data tes prestasi kognitif sebanyak 25 butir. Adapun hasil kesimpulan

validitas soal tes prestasi kognitif ditunjukkan pada tabel 3.5:

Tabel 3.5. Hasil Kesimpulan Validitas Soal Tes Prestasi Kognitif

No Soal Kesimpulan Jml Soal Valid 1, 2, 3, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15,

16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24 dipakai 19

Soal Tidak Valid 4, 5, 6, 14, 23, 25 diperbaiki 6 Jumlah 25 25

Hasil analisis validitas butir angket afektif yang dilakukan di SMAN 1

Purwokerto kelas XI IPA dengan jumlah siswa 38 ditunjukkan pada table 3.7,

Jumlah soal 20, dikatakan valid jika besarnya rxy lebih besar dari rtabel atau rxy >

0,312. Adapun hasil kesimpulan validitas butir angket afektif ditunjukkan

Page 79: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

pada tabel 3.6:

Tabel 3.6. Hasil Kesimpulan Validitas Butir Angket Afektif

No Soal Kesimpulan Jml Soal Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 13, 15,

17, 18, 20, dipakai 15

Soal Tidak Valid 7, 10, 12, 16, 19 diperbaiki 5 Jumlah 20 25

2. Uji reliabilitas

Reabilitas soal menunjukkan tingkat keterandalan atau keajekkan soal.

Suatu tes dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berulang-ulang.

Dalam penelitian ini untuk mengukur relibilitas instrumen, dilakukan uji reliabilitas

menggunakan rumus Kuder-Richarson (KR-20) sebagai berikut:

úúû

ù

êêë

é -úûù

êëé

-= å

21

21

11 1 S

pqS

nn

r

Keterangan:

11r = koefisien reliabilitas

n = jumlah item

p = proporsi subyek yang menjawab item soal dengan benar

q = proporsi subyek yang menjawab item soal salah

S = standar deviasi

Dalam penelitian ini disebut reliable apabila hasil pengukuran yang mempunyai

indeks reliabel 0,70 atau lebih (tergantung jumlah sampel) ( r11 ≥0,70) ,( Budiono

2003;72)

Hasil analisis reliabilitas uji coba instrumen yang diujikan di SMAN 1 Purwokerto

kelas XI IPA dengan jumlah siswa 38, Kesimpulan reliabelitas dapat ditunjukkan

Page 80: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7. Hasil Kesimpulan Uji Reliabelitas

Angket

sikap Ilmiah

Angket

Gaya Belajar Tes Kognitif Tes Afektif

rtabel 0,70 0,70 0,70 0,70

r11 1,0 0,0,881 0,77 0,763

Baik angket maupun tes kognitif mempunya reliabelitas yang tinggi

3. Uji Taraf Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal ditunjukkan dengan indeks kesukaran yaitu bilangan

yang menunjukkan sukar mudahnya suatu soal, dan harganya dapat dicari dengan

rumus: P = sJ

B

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = jumlah siswa yang menjawab dengan benar

Js = jumlah seluruh peserta tes

Klasifikasi taraf kesukaran soal adalah sebagai berikut : 1) kurang dari 0,25 : sukar,

2) 0,25 – 0,75 : cukup (sedang), 3) lebih dari 0,75 : mudah.

Hasil analisis derajat kesukaran atau indeks kesukaran soal tes prestasi

kognitif ditunjukkan dalam table . Kesimpulan indeks kesukaran digambarkan dalam

tabel 3.8

Tabel 3.8 Tabel Indeks Kesukaran

IK – IK Keterangan No Soal 0,76 - 1,00 Mudah 1, 14

0,25 - 0,75 Sedang/Cukup 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15,16,17, 18, 19, 20, 21, 22, 23

0,00 - 0,24 Sukar 24

Page 81: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan yang

pandai (kemampuan tinggi) dan siswa yang kurang pandai (kemampuan rendah) .

Bilangan yang menunjukkan besar kecilnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi dan dihitung dengan rumus:

ID = maksimalskorxNKBatauKAN

KBKA -

Keterangan :

ID : Indeks Diskriminasi

KA : Jumlah jawaban yang diperoleh siswa yang tergolong kelompok atas

KB : Jumlah jawaban yang diperoleh siswa yang tergolong kelompok bawah

NKA utau NKB : Jumlah siswa yang tergolong kelompok bawah

NKA atau NKB x skor maksimal : Perbedaan jawaban dari siswa yang

tergolong kelompok atas dan bawah yang seharusnya diperoleh.

Hasil analisis daya beda soal tes prestasi kognitif ditunjukkan dalam table

Kesimpulan Daya Beda digambarkan dalam tabel 3.9

Tabel 3.9 Tabel Kesimpulan Daya Pembeda Soal

ID – ID Kualifikasi No Soal

0,80 – 1,00 Sangat membedakan 1,2,3,7,9,10,11,13,14,15,19,20,

21,22 0,21 – 0,79 membedakan 4,6,8,12,16,23,24

negatif – 0,2 kurang membedakan 5,17,18,25

Hasil analisis daya pembeda soal dari 25 butir soal tes prestasi kognitif

diantaranya 19 butir soal dengan kualifikasi cukup membedakan, 3 butir soal dengan

Page 82: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

kualifikasi kurang membedakan dan 4 butir soal dengan kualifikasi tidak

membedakan.

Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda digunakan

untuk tes prestasi, sedang tes sikap ilmiah dan angket gaya belajar menggunakan uji

validitas dan uji reliabilitas. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian,

instrumen penilaian sikap ilmiah dan gaya belajar diujicobakan terlebih dahulu untuk

mengetahui kualitas item angket, dengan menguji validitas dan reliabilitas.

H. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Uji Kesamaan

Untuk menguji kesamaan atau kesetaraan kemampuan awal kedua kelompok

digunakan uji-t dua pihak dengan menggunakan data nilai murni ulangan semester 1.

Hipotesis yang diajukan adalah:

Ho : kemampuan awal siswa kelompok eksperimen-1 tidak berbeda dengan

kemampuan awal siswa kelompok eksperimen-2.

H1 : kemampuan awal siswa kelompok eksperimen-1 berbeda dengan kemampuan

awal siswa kelompok eksperimen-2.

Untuk perhitungan uji-t dalam penelitian ini menggunakan bantuan software

MINITAB 15 dengan keputusan jika P-valaue > 0,05 maka Ho diterima artinya

kemampuan awal siswa kelompok eksperimen-1 tidak berbeda dengan kemampuan

awal siswa kelompok eksperimen-2. Hasil analisis uji-t secara lengkap sebagai

berikut:

Two-Sample T-Test and CI: NILAI ULANGAN SEMESTER-1, KELAS

EKSPERIMEN

Page 83: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Descriptive Statistics: NILAI ULANGAN SEMESTER-1

Total Variable Metode Count N N* Mean SE Mean StDev Variance Sum PRESTASI DiagramV 39 39 0 58.67 2.62 16.34 267.02 2288.00 LKS 38 38 0 62.74 2.40 14.80 218.90 2384.00 Variable Metode Minimum Q1 Median Q3 Maximum PRESTASI DiagramV 28.00 44.00 56.00 68.00 92.00 LKS 20.00 52.00 60.00 76.00 92.00 Two-sample T for NILAI ULANGAN SEMESTER-1

Metode N Mean StDev SE Mean DiagramV 39 58.7 16.3 2.6 LKS 38 62.7 14.8 2.4 Difference = mu (DiagramV) - mu (LKS) Estimate for difference: -4.07 95% CI for difference: (-11.15, 3.00) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1.15 P-Value = 0.255 DF = 74

Hasil uji matching secara ringkas ditunjukkan pada tabel 3.10 sebagai

berikut:

Tabel 3.10. Hasil Uji macthing

Kelompok N Nilai Minimal

Nilai Maksimal

Mean SD Varians p-value

Eksperimen dg. LKS

38 20 92 62,7 16,3 267

Eksperimen dg. Diagram Vee

39 28 92 58,7 14,8 218,9 0,255

Dari hasil statistik diperoleh harga p-value = 0,255 karena p-value > 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ho : diterima artinya kedua kelompok

mempunyai kesetaraan yang sama.

Analisis dalam penelitian ini dipakai analisis varian (anava) tiga jalan.

Sebagai prasyarat uji anava adalah sampel harus normal dan homogen

2. Uji Prasyarat Analisis

Sebagai uji prasyarat analisi dilakukan uji normalitas dan homogenitas.

Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis varian tiga

Page 84: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

jalan dengan sel tak sama .

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah sampel penelitian berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak, uji normalitas ini dihitung

menggunakan sofware MINITAB 15,0.

1). Prosedur penentuan Hipotesis :

Ho : data terdistribusi tidak normal

H1 : data terdistribusi normal

2). Statistik Uji

Statistik uji menggunakan normality test dengan pendekatan Ryan –Joiners.

Uji normalitas variabel terikat prestasi belajar aspek kognitif dan aspek afektif

dengan menggunakan uji Ryan joiners (RJ) , yang perhitungannya dilakukan dengan

program MINITAB 15,0. Ketentuan pengambilan kesimpulan . Ho ditolak ketika P-

value>0,05. Tingkat signifikansi ( α) = 0,05

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dihgunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari

sejumlah populasi sama atau tidak. Uji homogenitas ini dihitung menggunakan

sofware MINITAB 15,0.

1). Prosedur Penentuan Hipotesis :

Ho : data tidak homogen

H1 : data homogen

2). Statistik Uji

2,303 X2 = [Σ fj.logMSerr - Σfj.logSj2] C

Page 85: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Dalam penelitian ini uji homogenitas juga digunakan program MINITAB 15,0

Dalam Budiyono (2004 : 234) Ketentuan pengambilan keputusan , Ho ditolak ketika

P-value < 0,05 selain itu H1 tidak ditolak. Tingkat signifikansi (α) = 0,05.

3. Uji Hipotesis

a. Anava

Tabel 3.11. Tabel Rancangan Analisis Data Penelitian

Sikap ilmiah B

Metode Pem belajaran Gaya (A) belajar (C)

Metode Eksperimen LKS (A1)

Metode Eksperimen Diagran Vee

(A2)

Visual (C1) A1B1C1 A2B1C1 Sikap ilmiah Tinggi (B1) Kinestetik (C2) A1B1C2 A2B1C2

Visual (C1) A1B2C1 A2B2C1 Sikap ilmiah Rendah (B2) Kinestetik (C2) A1B2C2 A2B2C2

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi

tiga jalan dengan sel tak sama. Tujuan dari analisis ini untuk menguji signifikansi

efek tiga variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan interaksi ketiga variabel

bebas terhadap variabel terikat . Dari analisis data penelitian dapat ditentukan Ho

sebagai berikut :

1). HoA : Tidak ada perbedaan penggunaan metode eksperimen dengan LKS dan

diagram Vee terhadap prestasi belajar.

H1A : Ada perbedaan antara penggunaan metode eksperimen dengan LKS dan

diagram Vee terhadap prestasi belajar.

2). HoB : Tidak ada perbedaan antara sikap ilmiah yang tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar.

H1B : Ada perbedaan antara sikap ilmiah yang tinggi dan rendah terhadap prestasi

Page 86: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

belajar.

3). HoC : Tidak ada perbedaan gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik

prestasi belajar.

H1C : Tidak ada perbedaan gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik

prestasi belajar.

4). HoAB : Tidak ada interaksi antara penggunaan metode eksperimen dengan

LKS dan diagram Vee dengan sikap ilmiah

H1AB : Ada interaksi antara penggunaan metode eksperimen dengan LKS dan

diagram Vee dengan sikap ilmiah

5). HoAC : Tidak ada interaksi antara penggunaan metode eksperimen dengan LKS

dan diagram Vee dengan gaya belajar.

H1AC : Ada interaksi antara penggunaan metode eksperimen dengan LKS dan

diagram Vee dengan gaya belajar.

6). HoBC : Tidak ada interaksi antara sikap ilmiah dengan gaya belajar terhadap

prestasi belajar siswa pada materi pokok laju reaksi.

H1BC : Ada interaksi antara sikap ilmiah dengan gaya belajar terhadap

prestasi belajar.

7). HoABC : Tidak ada interaksi antara metode eksperimen dengan LKS dan diagram

Vee, sikap ilmiah dan gaya belajar terhadap prestasi belajar.

H1ABC : Ada interaksi antara metode eksperimen dengan LKS dan diagram

Vee, sikap ilmiah dan gaya belajar terhadap prestasi belajar.

b. Uji Lanjut :

Statistik uji menggunakan GLM (General Linier Model). Ketentuan

pengambilan kesimpulan, Ho ditolak ketika P-value < 0,05 selain itu H1 akan

diterima. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05. Jika dalam pengujian

Page 87: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

hipotesis, hipotesis nol (Ho) ditolak berarti hipotesis alternatif (H1) diterima, maka

perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat yang diteliti. Uji lanjut dilakukan dengan Analysis of Mean (ANOM).

Page 88: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS DATA

A. DESKRIPSI DATA

Data dalam penelitian ini meliputi data hasil uji coba kesetaraan, Data

prestasi belajar kimia , data sikap ilmiah siswa, dan gaya belajar siswa. Berikut ini

diberikan uraian tentang data-data tersebut:

1. Data Prestasi Belajar Kimia Aspek Kognitif

Data hasil belajar yang berupa prestasi kognitif pada materi laju reaksi kimia

dianalisis dengan menggunakan analisis of variance (ANAVA) tiga jalan dengan isi

sel tak sama, dilanjutkan dengan uji lanjut (Uji Scheffe) yang diolah dengan bantuan

program Software MINITAB 15. Diperoleh data sebagai berikut :

ii. Metode Eksperimen dengan LKS dan Diagram Vee

Descriptive Statistics: Prestasi Kognitif - Metode

Variable Metode N N* Mean SE Mean StDev Sum Minimum Prestasi Kognitif DiagramV 39 0 68.97 2.42 15.11 2690.00 36.00 LKS 38 0 75.47 1.64 10.12 2868.00 52.00 Variable Metode Q1 Median Q3 Maximum Prestasi Kognitif DiagramV 60.00 68.00 84.00 96.00 LKS 68.00 72.00 81.00 92.00

Data prestasi belajar dari aspek kognitif terhadap metode pembelajaran dapat

ditunjukkan pada table 4.1.:

Tabel 4.1. Prestasi Belajar Aspek Kognitif Kedua Metode

EKSPERIMEN dg. DIAGRAM Vee EKSPERIMEN dg.LKS N = 39 N = 38 SD = 15,11 SD = 10,12

= 68,97 = 75,47

= 2690

= 2686

MIN = 36 MIN = 52

Page 89: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

MAX = 96 MAX = 92 Tabel 4.1 menunjukkan penguasaan konsep untuk kemampuan kognitif, pada

metode Eksperimen dengan LKS dengan jumlah siswa 38 diperoleh nilai minimum 52, nilai

maksimum 92 dengan rata-rata 75,47 dan standar deviasi 10,12 sedangkan pada metode

Eksperimen dengan Diagram Vee dengan jumlah siswa 39 diperoleh nilai minimum 36, nilai

maksimum 96 dengan rata-rata 68,97 dan standar deviasi 15,11. Distribusi frekuensi Prestasi

Kognitif siswa yang mendapat perlakuan dengan metode Eksperimen dengan LKS dan

Eksperimen dengan Diagram Vee dapat ditunjukkan pada Tabel 4.2. :

Tabel 4.2. Distribusi Frekunsi Prestasi Belajar Aspek Kognitif dengan Kedua Metode Eksperimen

EKSPERIMEN Dgn. DIAGRAM Vee EKSPERIMEN Dgn. LKS Niai interval Frekuensi Frek. Relatif Niai interval Frekuensi Frek. Relatif 32,5 – 37,5 1 2.56% 32,5 – 37,5 0 0.00% 37,5 – 42,5 1 2.56% 37,5 – 42,5 0 0.00% 47,5 – 52,5 5 12.82% 47,5 – 52,5 1 2.63% 52,5 – 57,5 1 2.56% 57,5 – 62,5 3 7.89% 57,5 – 62,5 4 10.26% 62,5 – 67,5 1 2.63% 62,5 – 67,5 6 15.38% 67,5 – 72,5 15 39.47% 67,5 – 72,5 8 20.51% 72,5 – 77,5 3 7.89% 77,5 – 82,5 3 7.69% 77,5 – 82,5 6 15.79% 82,5 – 87,5 2 5.13% 82,5 – 87,5 1 2.63% 87,5 – 92,5 7 17.95% 87,5 – 92,5 8 21.05% 92,5 – 97,5 1 2.56% 92,5 – 97,5 0 0.00%

39 100.00 38 100.00

1 0 09 08 07 06 05 04 0

1 6

1 4

1 2

1 0

8

6

4

2

0

1 0 09 08 07 06 05 04 0

D iag ram V

P r e s t a s i Ko g n it if

Fre

qu

en

cy

LK SM ean 68 .97S tD ev 15 .11N 39

D iag r a m V

M ean 75 .47S tD ev 10 .12N 38

L K S

H i s to g r a m o f P r e s ta s i K o g n i ti fNo rm a l

P a n e l va r ia b le : M e to d e

Gambar 4.1. Histogram Prestasi Prestasi Belajar Aspek Kognitif dengan

66

Page 90: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Kedua Metode Eksperimen

Grafik Histogram Prestasi Prestasi Belajar Aspek Kognitif dengan Kedua

Metode Eksperimen dengan LKS dan diagram Vee ditunjukkan pada gambar 4.1. di

atas.

iii. Prestasi Belajar Siswa yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi dan Rendah

Descriptive Statistics: Prestasi Kognitif - Sikap Ilmiah

Sikap Variable Ilmiah N N* Mean SE Mean StDev Sum Minimum Prestasi Kognitif RENDAH 36 0 68.83 2.28 13.70 2478.00 36.00 TINGGI 41 0 75.12 1.90 12.19 3080.00 48.00 Sikap Variable Ilmiah Q1 Median Q3 Maximum Prestasi Kognitif RENDAH 60.00 68.00 80.00 92.00 TINGGI 68.00 72.00 88.00 96.00

Prestasi belajar dari Aspek kognitif siswa yang mempunyai sikap ilmiah

tinggi dan rendah dapat ditunjukkan pada Tabel 4.3. :

Tabel 4.3. Prestasi Belajar dari Aspek Kognitif Siswa yang Mempunyai Sikap Ilmiah Rendah dan Tinggi

SIKAP ILMIAH RENDAH SIKAP ILMIAH TINGGI N = 37 N = 41 SD = 13,70 SD = 12,19

= 68,83 = 75,12

= 2478.00

= 3080,00

MIN = 36 MIN = 48 MAX = 92 MAX = 96

Tabel 4.5. menunjukkan penguasaan konsep untuk kemampuan kognitif

siswa, bagi siswa dengan sikap ilmiah rendah dengan jumlah siswa 37 diperoleh

nilai minimum 36, nilai maksimum 92 dengan rata-rata 68,83 dan standar deviasi

13,70 sedangkan bagi siswa dengan sikap ilmiah tinggi dengan jumlah siswa 41

diperoleh nilai minimum 48, nilai maksimum 96 dengan rata-rata 75,12 dan standar

Page 91: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

deviasi 12,19. Distribusi frekuensi Prestasi Kognitif siswa yang mempunyai

sikap ilmiah tinggi dan rendah dapat ditunjukkan pada Tabel 4.4.:

Tabel 4.4. Distribusi frekuensi Prestasi Belajar dari Aspek Kognitif Pada Siswa yang mempunyai Sikap Ilmiah Rendah dan Tinggi

Sikap Ilmiah Rendah Sikap Ilmiah Tinggi Niai Interval Frekuensi Frek. Relatif Frekuensi Frek. Relatif

32,5 – 37,5 1 2.78% - 0.00%

37,5 – 42,5 1 2.78% - 0.00%

47,5 – 52,5 3 8.33% 3 7.32%

52,5 – 57,5 1 2.78% - 0.00%

57,5 – 62,5 5 13.89% 2 4.88%

62,5 – 67,5 3 8.33% 4 9.76%

67,5 – 72,5 9 25.00% 14 34.15%

72,5 – 77,5 3 8.33% - 0.00%

77,5 – 82,5 4 11.11% 5 12.20%

82,5 – 87,5 2 5.56% 1 2.44%

87,5 – 92,5 4 11.11% 11 26.83%

92,5 – 97,5 0 0.00% 1 2.44%

36 100.00 41 100.00

Grafik Histogram Nilai Prestasi Kognitif Siswa dalam Belajar Kimia Pada

Sikap Ilmiah Rendah dan Tinggi ditunjukkan pada gambar 4.2. sebagai berikut : 11. Karoline Afamasaga-Fuata’i , 2004. Consept Maps & Vee Diagrams as Tools

for Learning New Mathematics Topics, England, University of New England

Gambar 4.2. Histogram Nilai Prestasi Kognitif Siswa dalam Belajar Kimia Pada Sikap Ilmiah Rendah dan Tinggi

iv. Prestasi Belajar Siswa yang mempunyai Gaya Belajar Visual dan Kenestetik

Descriptive Statistics: Prestasi Kognitif - Gaya Belajar

Variable Gaya Belajar N N* Mean SE Mean StDev Sum

Prestasi Kognitif KINETESTIK 39 0 70.31 2.04 12.75 2742.00

VISUAL 38 0 74.11 2.20 13.57 2816.00

Variable Gaya Belajar Minimum Q1 Median Q3 Maximum

Prestasi Kognitif KINETESTIK 40.00 60.00 68.00 80.00 92.00

Page 92: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

VISUAL 36.00 68.00 72.00 88.00 96.00

Distribusi frekuensi Prestasi Kognitif siswa yang mempunyai Gaya Belajar

Visual dan Gaya Belajar Kinestetik dapat ditunjukkan pada Tabel 4.5.:

Tabel 4.5. Prestasi Belajar Kognitif Bagi Siswa Yang mempunyai Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajar Kinestetik

Gaya Belajar Visual

Gaya Belajar Kinestetik

N = 38 N = 39 SD = 13,57 SD = 12,75

= 74,11 = 70,31

= 2816

= 2742

MIN = 40 MIN = 40 MAX = 96 MAX = 92

Tabel 4.5. Menunjukkan penguasaan konsep untuk kemampuan kognitif,

bagi siswa yang mempunyai Gaya Belajar Visual dengan jumlah siswa 38 diperoleh

nilai minimum 40, nilai maksimum 96 dengan rata-rata 74,11 dan standar deviasi

13,57 sedangkan bagi siswa mempunyai Gaya Belajar Kinestetik dengan jumlah

siswa 39 diperoleh nilai minimum 40, nilai maksimum 92 dengan rata-rata 70,31 dan

standar deviasi 12,75.

Adapun distribusi frekuensi prestasi kognitif siswa yang mempunyai aktivitas

siswa tinggi dapat ditunjukkan pada Tabel 4.6.:

Tabel 4.6. Distribusi frekuensi Prestasi Belajar Kognitif Siswa yang Mempunyai Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajar Kinestetik

Sikap Ilmiah Rendah Sikap Ilmiah Tinggi

Niai interval Frekuensi Frek. Relatif Niai interval Frekuensi Frek. Relatif

37,5 – 42,5 1 2.56% 32,5 – 37,5 1 2.63% 47,5 – 52,5 3 7.69% 47,5 – 52,5 3 7.89% 52,5 – 57,5 1 2.56% 57,5 – 62,5 1 2.63% 57,5 – 62,5 6 15.38% 62,5 – 67,5 2 5.26% 62,5 – 67,5 5 12.82% 67,5 – 72,5 15 39.47% 67,5 – 72,5 8 20.51% 72,5 – 77,5 2 5.26%

Page 93: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

72,5 – 77,5 1 2.56% 77,5 – 82,5 2 5.26% 77,5 – 82,5 7 17.95% 82,5 – 87,5 1 2.63% 82,5 – 87,5 2 5.13% 87,5 – 92,5 10 26.32% 87,5 – 92,5 5 12.82% 92,5 – 97,5 1 2.63%

39 100% 38 100%

Grafik Histogram Nilai Prestasi Kognitif Siswa dalam Belajar Kimia Pada

Siswa yang Mempunyai Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajar Kinestetik

ditunjukkan pada gambar 4.3. sebagai berikut :

100908070605040

16

14

12

10

8

6

4

2

0

100908070605040

KINETEST IK

Prestasi Kognitif

Fre

qu

en

cy

V ISUALMean 70.31StDev 12.75N 39

KINETESTIK

Mean 74.11StDev 13.57N 38

VISUA L

Histogram of Prestasi KognitifNormal

Panel variable: Gaya Belajar

Gambar 4.3. Histogram Nilai Prestasi Kognitif Siswa dalam Belajar Kimia Pada Siswa yang Mempunyai Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajar Kinestetik

Diskripsi Prestasi Belajar Kimia Aspek Kognitif untuk Tiap-tiap Sel.

Data prestasi kognitif siswa yang dipengaruhi oleh metode, sikap ilmiah dan gaya

belajar ditunjukkan dalam Tabel 4.7. sebagai berikut:

Tabel 4.7. Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode Eksperimen dengan LKS dan Diagram Vee

Metode Pembelajaran

Eksperimen dengan LKS

Eksperimen dengan Diagram Vee

Sikap Ilmiah Tinggi Visual

N = 9 = 694

N = 10 = 834

Page 94: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

SD

= 9,33 = 77,11

SD

= 9,71 = 83,40

Kinestetik

N

SD

= 11 = 824 = 9,31 = 74,91

N

SD

= 11 = 728 = 13,90 = 66,18

Visual

N

SD

= 9 = 672 = 11,83 = 74,67

N

SD

= 10 = 616 = 13,49 = 61,60

Sikap Ilmiah Rendah

Kinestetik

N

SD

= 9 = 687 = 11,58 = 75,33

N

SD

= 8 = 512 = 13,86 = 64

Dari data prestasi aspek kognitif siswa pada masing-masing sel dapat

ditunjukkan dalam table 4.8., 4.9., 4.10. dan 4.11., sebagai berikut:

Tabel 4.8. Distribusi frekuensi Prestasi Kognitif Pada Metode Eksperimen dengan LKS Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi dan

Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Sikap Ilmiah Tinggi Gaya Belajar Visual

Sikap Ilmiah Tinggi Gaya Belajar Kinestetik

Niai Interval

Frekuensi Frek. Relatif Frekuensi Frek. Relatif 57,5 – 62,5 0 0% 1 9,09% 62,5 – 67,5 0 0% 1 9,09% 67,5 – 72,5 6 66,67% 4 36,63% 77,5 – 82,5 0 0% 3 27,27% 82,5 – 87,5 0 0% 1 9,09% 87,5 – 92,5 3 33,33% 1 9,09%

9 100% 11 100%

Tabel 4.9. Distribusi frekuensi Prestasi Kognitif Pada Metode Eksperimen dengan LKS Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Rendah dan

Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Page 95: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Sikap Ilmiah Rendah Gaya Belajar Visual

Sikap Ilmiah Rendah Gaya Belajar Kinestetik

Niai Interval

Frekuensi Frek. Relatif Frekuensi Frek. Relatif 47,5 – 52,5 1 11,11% 0 0% 57,5 – 62,5 0 0% 2 22,22% 67,5 – 72,5 3 33,33% 2 22,22% 72,5 – 77,5 2 22,22% 1 11,11% 77,5 – 82,5 1 11,11% 2 22,22% 87,5 – 92,5 2 22,22% 2 22,22%

9 100% 9 100%

Tabel 4.10. Distribusi frekuensi Prestasi Kognitif Pada Metode Eksperimen dengan Diagram V Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi dan

Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Sikap Ilmiah Tinggi Gaya Belajar Visual

Sikap Ilmiah Tinggi Gaya Belajar Kinestetik

Niai Interval

Frekuensi Frek. Relatif Frekuensi Frek. Relatif 47,5 – 52,5 0 0,00% 3 27,27% 57,5 – 62,5 0 0,00% 1 9,09% 62,5 – 67,5 0 0,00% 3 27,27% 67,5 – 72,5 3 30,00% 1 9,09% 77,5 – 82,5 1 10,00% 1 9,09% 87,5 – 92,5 5 50,00% 2 18,18% 92,5 – 97,5 1 10,00% 0 0,00%

10 100% 11 100%

Tabel 4.11. Distribusi frekuensi Prestasi Kognitif Pada Metode Eksperimen dengan Diagram V Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Readah dan

Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Sikap Ilmiah Rendah Gaya Belajar Visual

Sikap Ilmiah Rendah Gaya Belajar Kinestetik

Niai Interval

Frekuensi Frek. Relatif Frekuensi Frek. Relatif 32,5 – 37,5 1 10,00% 0 0,00% 37,5 – 42,5 0 0,00% 1 12,50% 47,5 – 52,5 2 20,00% 0 0,00% 52,5 – 57,5 0 0,00% 1 12,50% 57,5 – 62,5 1 10,00% 2 15%

Page 96: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

62,5 – 67,5 2 20,00% 1 12,50% 67,5 – 72,5 3 30,00% 1 12,50% 77,5 – 82,5 0 0,00% 1 12,50% 82,5 – 87,5 1 10,00% 1 12,50%

10 100% 8 100%

2. Data Prestasi Belajar Kimia Aspek Afektif

Dalam penelitian ini selain mengambil data prestasi kognitif siswa, nilai sikap

atau afektif juga didata dengan melalui angket. Dari hasil pengolahan dengan

program Software MINITAB 15 diperoleh deskripsi statistik sebagai berikut :

a. Prestasi Afektif dengan Metode Eksperimen dengan LKS dan Diagram V .

Descriptive Statistics: PRESTASI AFEKTIF – METODE

Variable Metode N N* Mean SE Mean StDev Sum Minimum PRESTASI AFEKTIF DiagramV 39 0 74.59 1.03 6.44 2909.00 65.00 LKS 38 0 68.316 0.912 5.619 2596.000 54.000 Variable Metode Q1 Median Q3 Maximum PRESTASI AFEKTIF DiagramV 69.00 74.00 81.00 89.00 LKS 64.000 69.000 73.000 83.000

Data Prestasi Aspek Afektif Pada Metode Eksperimen dengan LKS dan

Diagram V ditunjukan table 4.12. :

Tabel 4.12. Data Prestasi Aspek Afektif Pada Metode Eksperimen dengan LKS dan Diagram V

Eksperimen dengan LKS

Eksperimen dengan Diagram V

N = 38 N = 39 SD = 5,619 SD = 6,44

= 68,316 = 74

= 2696

= 2909

MIN = 54 MIN = 65 MAX = 83 MAX = 83

Tabel 4.12. menunjukkan nilai sikap (afektif) pada kedua metode baik

eksperimen dengan LKS maupun eksperimen dengan Diagram Vee , metode

Page 97: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

eksperimen dengan LKS dengan jumlah siswa 38 diperoleh nilai minimum 54, nilai

maksimum 83 dengan nilai rata-rata 68,316 dan standar deviasi 5,619, sedangkan

pada metode eksperimen dengan Diagran V dengan jumlah siswa 39 diperoleh nilai

minimum 65, nilai maksimum 83 dengan rata-rata 74 dan standar deviasi 6,44.

Distribusi frekuensi prestasi afektif pada metode eksperimen dengan LKS dan

eksperimen dengan Diagram Vee ditunjukan table 4.13.:

Tabel 4.13. Distribusi frekuensi Prestasi Aspek Afektif Pada Kedua Metode

EKSPERIMEN Dg. DIAGRAM Vee EKSPERIMEN Dg. LKS Interval Frekuensi Frek. Relatif Interval Frekuensi Frek. Relatif

63,75 – 66,25 6 15,38% 53,75 – 56,25 1 2,63% 66,25 – 68,75 2 5,13% 58,75 – 61,25 4 10,52% 68,75 – 71,25 6 15,38% 61,25 – 63,75 2 5,26% 71,25 – 73,75 4 10,26% 63,75 – 66,25 9 23,68% 73,75 – 76,25 8 20,51% 66,25 – 68,75 2 5,26% 76,25 – 78,75 1 2,56% 68,75 – 71,25 10 26,31% 78,75 – 81,25 6 15,38% 71,25 – 73,75 4 10,52% 81,25 – 83,75 3 7,69% 73,75 – 76,25 4 10,52% 83,75 – 86,25 2 5,13% 76,25 – 78,75 1 2,63% 88,75 – 91,25 1 2,56% 81,25 – 83,75 1 2,63%

39 100% 38 100%

Grafik Histogram Prestasi Afektif – Sikap Ilmiah ditunjukkan pada gambar

4.5. sebagai berikut :

Page 98: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

9085807570656055

10

8

6

4

2

0

9085807570656055

DiagramV

PRESTA SI A FEKTIF

Fre

qu

en

cy

LKSM ean 74.59S tDev 6.439N 39

D iag ramV

M ean 68.32S tDev 5.619N 38

LKS

Histogram of PRESTASI AFEKTIFNormal

Pane l variable: Metode

Gambar 4.4. Histogram Prestasi Afektif pada kedua Metode

b. Prestasi Afektif dengan Sikap Ilmiah Tinggi dan Rendah.

Distribusi frekuensi prestasi afektif siswa yang mempunyai sikap ilmiah

tinggi dan rendah ditunjukkan table 4.14. :

Tabel 4.14. Distribusi frekuensi Prestasi Aspek Afektif Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi dan rendah

Sikap Ilmiah Rendah Sikap Ilmiah Tinggi

Interval Frekuensi Frek. Relatif Interval Frekuensi Frek. Relatif 58,75 – 61,25 2 5.56% 53,75 – 56,25 1 2.44% 63,75 – 66,25 7 19.44% 58,75 – 61,25 2 4.88% 66,25 – 68,75 2 5.56% 61,25 – 63,75 2 4.88% 68,75 – 71,25 10 27.78% 63,75 – 66,25 8 19.51% 71,25 – 73,75 5 13.89% 66,25 – 68,75 2 4.88% 73,75 – 76,25 5 13.89% 68,75 – 71,25 6 14.63% 76,25 – 78,75 1 2.78% 71,25 – 73,75 3 7.32% 78,75 – 81,25 2 5.56% 73,75 – 76,25 7 17.07% 83,75 – 86,25 1 2.78% 76,25 – 78,75 1 2.44% 88,75 – 91,25 1 2.78% 78,75 – 81,25 4 9.76%

81,25 – 83,75 4 9.76% 83,75 – 86,25 1 2.44% 36 100.00% 41 100.00%

Page 99: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Grafik Histogram Prestasi Afektif – Sikap Ilmiah ditunjukkan pada gambar

4.5. sebagai berikut :

9 08 58 07 57 06 56 05 5

1 0

8

6

4

2

0

9 08 58 07 57 06 56 05 5

RE N D A H

P R ES TA S I A FEK TIF

Fre

qu

en

cy

T IN G G IM ean 71.25S tD ev 6 .016N 36

R E N D A H

M ean 71.71S tD ev 7 .467N 41

T I N G G I

H is to g r a m o f P R E S T A S I A F E K T I FN o rm a l

P a n e l va r ia b le : S ika p Ilm ia h

Gambar 4.5. Histogram Prestasi Afektif – Sikap Ilmiah

c. Prestasi Afektif dengan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik.

Distribusi frekuensi prestasi afektif siswa yang mempunyai gaya belajar

visual dan kinestetik ditunjukan table 4.15.:

Tabel 4.15. Distribusi frekuensi Prestasi Afektif Siswa Yang Mempunyai Gaya BelajarVisual Gaya dan Belajar Kinestetik

Gaya Belajar Visual Gaya Belajar Kinestetik Interval Frekuensi Frek. Relatif Interval Frekuensi Frek. Relatif

58,75 – 61,25 2 5.26% 53,75 – 56,25 1 2.56% 61,25 – 63,75 1 2.63% 58,75 – 61,25 2 5.13% 63,75 – 66,25 4 10.53% 61,25 – 63,75 1 2.56% 66,25 – 68,75 2 5.26% 63,75 – 66,25 11 28.21% 68,75 – 71,25 7 18.42% 66,25 – 68,75 2 5.13% 71,25 – 73,75 5 13.16% 68,75 – 71,25 9 23.08% 73,75 – 76,25 8 21.05% 71,25 – 73,75 3 7.69% 76,25 – 78,75 2 5.26% 73,75 – 76,25 4 10.26% 78,75 – 81,25 4 10.53% 78,75 – 81,25 2 5.13% 81,25 – 83,75 2 5.26% 81,25 – 83,75 2 5.13% 83,75 – 86,25 1 2.63% 83,75 – 86,25 1 2.56%

88,75 – 91,25 1 2.56% 38 100% 39 100%

Page 100: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Grafik Histogram Prestasi Afektif – Gaya Belajar ditunjukkan pada gambar

4.3. sebagai berikut :

9085807570656055

12

10

8

6

4

2

0

9085807570656055

KINETESTIK

PRESTASI AFEKTIF

Fre

qu

en

cy

VISUALMean 70.23StDev 7.235N 39

KINETESTIK

Mean 72.79StDev 6.121N 38

VISUAL

Histogram of PRESTASI AFEKTIFNormal

Panel variable: Gaya Belajar

Gambar 4.6. Histogram Prestasi Afektif – Gaya Belajar

d. Prestasi Afektif dengan Metode Eksperimen dengan LKS dan Diagram V pada

Sikap Ilmiah Tinggi dan Rendah dengan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik.

Distribusi frekuensi prestasi afektif dengan metode eksperimen dengan LKS

dan Diagram V pada siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dan rendah dengan

gaya belajar visual dan kinestetik ditunjukan table 4.16. 4.17., 4.18 dan 4.19. :

Tabel 4.16. Distribusi frekuensi Prestasi Afektif Pada Metode Ekperimen dengan LKS Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi

dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

SI Tinggi GB Visual SI TinggiGB Kinestetik Interval Frekuensi Frek. Relatif Interval Frekuensi Frek. Relatif

58,75 – 61,25 1 11.11% 53,75 – 56,25 1 9.09% 61,25 – 63,75 1 11.11% 58,75 – 61,25 1 9.09%

Page 101: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

63,75 – 66,25 2 22.22% 61,25 – 63,75 1 9.09% 68,75 – 71,25 1 11.11% 63,75 – 66,25 3 27.27%

71,25 – 73,75 1 11.11% 66,25 – 68,75 1 9.09% 73,75 – 76,25 1 11.11% 68,75 – 71,25 3 27.27%

76,25 – 78,75 1 11.11% 71,25 – 73,75 1 9.09% 81,25 – 83,75 1 11.11% 73,75 – 76,25 11 100.00%

9 100.00%

Tabel 4.17. Distribusi frekuensi Prestasi Afektif Pada Metode Eksperimen dengan LKS Mempunyai Sikap Ilmiah Rendah

dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Sikap Ilmiah Rendah Gaya Belajar Visual

Sikap Ilmiah Rendah Gaya Belajar Kinestetik

Interval Frekuensi Frek. Relatif Interval Frekuensi Frek. Relatif

58,75 – 61,25 1 11.11% 58,75 – 61,25 1 11.11% 63,75 – 66,25 1 11.11% 61,25 – 63,75 0 00,00% 66,25 – 68,75 1 11.11% 63,75 – 66,25 3 33,33% 68,75 – 71,25 2 22.22% 66,25 – 68,75 1 11.11% 71,25 – 73,75 2 22.22% 68,75 – 71,25 4 44,44% 73,75 – 76,25 2 22.22% 73,75 – 76,25 1 11.11%

9 100% 9 100%

Tabel 4.18. Distribusi frekuensi Prestasi Afektif Pada Metode Eksperimen dengan Diagram V (vee) Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi

dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Sikap Ilmiah Tinggi Gaya Belajar Visual

Sikap Ilmiah Tinggi Gaya Belajar Kinestetik

Interval Frekuensi Frek. Relatif Interval Frekuensi Frek. Relatif 66,25 – 68,75 1 10.00% 63,75 – 66,25 3 27.27% 68,75 – 71,25 1 10.00% 68,75 – 71,25 1 9.09% 71,25 – 73,75 0 0.00% 71,25 – 73,75 1 9.09% 73,75 – 76,25 4 40.00% 73,75 – 76,25 2 18.18% 76,25 – 78,75 0 0.00% 78,75 – 81,25 1 9.09% 78,75 – 81,25 3 30.00% 81,25 – 83,75 2 18.18% 81,25 – 83,75 1 10.00% 83,75 – 86,25 1 9.09%

10 100.00% 11 100.00%

Tabel 4.19. Distribusi frekuensi Prestasi Afektif Pada Metode Eksperimen

Page 102: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

dengan Diagram V Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Sikap Ilmiah Rendah Gaya Belajar Visual

Sikap Ilmiah Rendah Gaya Belajar Kinestetik

Interval Frekuensi Frek. Relatif Interval Frekuensi Frek. Relatif 66,25 – 68,75 1 10% 63,75 – 66,25 1 11.11% 68,75 – 71,25 3 30% 68,75 – 71,25 3 33,33% 71,25 – 73,75 2 20% 71,25 – 73,75 2 22.22% 73,75 – 76,25 1 10% 73,75 – 76,25 1 11.11% 76,25 – 78,75 1 10% 78,75 – 81,25 1 11.11% 78,75 – 81,25 1 10% 83,75 – 86,25 1 11.11% 83,75 – 86,25 1 10% 86,25 – 88,75 0 00,00%

10 100% 9 100%

e. Diskripsi Prestasi Belajar Kimia Aspek Afektif, untuk Tiap-tiap Sel.

Dari hasil analisis tata letak sebaran data prestasi afektif siswa yang

menunjukkan prestasi afektif dari masing-masing kelompok eksperimen yang

dipengaruhi oleh metode, sikap ilmiah dan gaya belajar dalam penelitian ini

ditunjukkan dalam Tabel 4.20. sebagai berikut :

Tabel 4.20. Sebaran Data Prestasi Belajar Afektif Siswa untuk Tiap-tiap Sel

Metode Pembelajaran

Eksperimen dengan LKS

Eksperimen dengan Diagram

V

Visual

N = 9

= 631 SD = 7,49

= 70,11

N = 10

= 765 SD = 5,02

= 76,50 Sikap Ilmiah Tinggi

Kinestetik

N = 11

= 724 SD = 5,34

= 65,82

N = 11

= 820 SD = 7,39

= 74,55 Sikap Ilmiah

Rendah Visual N = 9 N = 10

Page 103: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

= 631 SD = 4,62

= 70,11

= 739 SD = 5,38

= 73,90

Kinestetik

N = 9

= 610 SD = 409

= 67,78

N = 8

= 585 SD = 8.31

= 73,13

3. Data Prestasi Belajar Kimia Aspek Psikomotorik

Dalam penelitian ini juga mengambil data prestasi psikomotorik siswa,

pengambilan data dilakukan dengan dengan melalui observasi selama penelitian

berlangsung dengan menggunakan lembar observasi dilakukan oleh peneliti.

Dari hasil pengolahan dengan program Software MINITAB 15 diperoleh data

disikripsi statistik sebagai berikut :

a. Prestasi Psikomotorik pada Metode Ekperimen dengan LKS dan Diagram V

Descriptive Statistics: PRESTASI PSIKOMOTORIK - METODE

Variable Metode N N* Mean SE Mean StDev Sum PRESTASI PSIKOMOTOR DiagramV 39 0 84.308 0.877 5.478 3288.000 LKS 38 0 88.316 0.873 5.383 3356.000 Variable Metode Minimum Q1 Median Q3 Maximum PRESTASI PSIKOMOTOR DiagramV 75.000 79.000 83.000 88.000 96.000 LKS 79.000 83.000 90.000 92.000 96.000

Tabel 4.21. Prestasi Psikomotorik Pada Metode Eksperimen dengan LKS dan Diagram V

Eksperimen dengan LKS Eksperimen dengan Diagram V N = 38 N = 39 SD = 5,383 SD = 5,478

= 88,32 = 84,31

= 3356

= 3288

MIN = 79 MIN = 75 MAX = 96 MAX = 88

Page 104: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel 4.21. Menunjukkan kemampuan psikomotorik siswa baik dengan

metode Eksperimen dengan LKS dan Diagram V . Pada metode Eksperimen dengan

LKS dengan jumlah siswa 38 diperoleh nilai minimum 79, nilai maksimum 96

dengan rata-rata 88,32 dan standar deviasi 5,383, sedangkan pada metode

Eksperimen dengan Diagram V diperoleh dengan jumlah siswa 39 diperoleh nilai

minimum 75, nilai maksimum 88 dengan rata-rata 84,31 dan standar deviasi 5,478.

Pengambilan data dilakukan dengan observasi selama kegiatan penelitian dengan

menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.22. Distribusi frekuensi Prestasi Psikomotorik Pada Metode Eksperimen dengan LKS dan Diagram V

Eksperimen dengan LKS Eksperimen dengan Diagram V Interval Frekuensi Frek. Relatif Interval Frekuensi Frek. Relatif

74,25 – 75,75 4 10,26% 74,25 – 75,75 0 00,00% 78,75 – 80,25 6 15,38% 78,75 – 80,25 5 13,16% 81,75 – 83,25 14 35,89% 81,75 – 83,25 7 18,42% 87,75 – 89,25 8 20,51% 87,75 – 89,25 7 18,42% 90,75 – 92,75 6 15,38% 90,75 – 92,75 15 39,47% 95,25 – 96,75 1 2,56% 95,25 – 96,75 4 10,53%

39 100% 38 100%

b. Prestasi Psikomotor pada Sikap Ilmiah Rendah dan Tinggi.

Dari data prestasi psikomotorik terhadap sikap ilmiah siswa pada masing-

masing sel dapat ditunjukkan dalam table – table sebagai berikut:

Descriptive Statistics: PRESTASI PSIKOMOTORIK - SIKAP ILMIAH

Sikap Variable Ilmiah N N* Mean SE Mean StDev Sum Minimum PRESTASI PSIKOMOTOR RENDAH 36 0 86.556 0.994 5.964 3116.000 75.000 TINGGI 41 0 86.049 0.881 5.639 3528.000 75.000 Sikap Variable Ilmiah Q1 Median Q3 Maximum PRESTASI PSIKOMOTOR RENDAH 83.000 88.000 92.000 96.000 TINGGI 83.000 88.000 92.000 96.000

Tabel 4.23. Prestasi Psikomotor Pada Sikap Ilmiah Rendah dan Tinggi

Page 105: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

SIKAP ILMIAH RENDAH SIKAP ILMIAH TINGGI N = 36 N = 41 SD = 5,964 SD = 5,639

= 86,556 = 86,049

= 3116

= 3528

MIN = 75 MIN = 75 MAX = 96 MAX = 96

Tabel 4.24. Distribusi frekuensi Prestasi Psikomotorik Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Rendah dan Tinggi

Sikap Ilmiah Rendah Sikap Ilmiah Tinggi Interval

Frekuensi Frek. Relatif (%) Frekuensi Frek.Relatif (%) 74,25 – 75,75 2 5.56% 2 4.88% 78,75 – 80,25 5 13.89% 6 14.63% 81,75 – 83,25 9 25.00% 12 29.27% 87,75 – 89,25 7 19.44% 8 19.51% 90,75 – 92,75 10 27.78% 11 26.83% 95,25 – 96,75 3 8.33% 2 4.88%

36 100% 41 100%

c. Prestasi Psikomotorik pada Gaya Belajar Visual dan Kineastetik.

Data prestasi psikomotorik terhadap gaya belajar siswa pada masing-masing

sel dapat ditunjukkan dalam table – table sebagai berikut:

Descriptive Statistics: PRESTASI PSIKOMOTORIK - GAYA BELAJAR

Variable Gaya Belajar N N* Mean SE Mean StDev Sum PRESTASI PSIKOMOTOR KINETESTIK 39 0 85.410 0.900 5.618 3331.000 VISUAL 38 0 87.184 0.947 5.840 3313.000 Variable Gaya Belajar Minimum Q1 Median Q3 Maximum PRESTASI PSIKOMOTOR KINETESTIK 75.000 83.000 83.000 92.000 96.000 VISUAL 75.000 83.000 88.000 92.000 96.000

Data prestasi psikomotorik terhadap gaya belajar ditunjukkan pada table 4.25. :

Tabel 4.25. Prestasi Psikomotorik Pada Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Gaya Belajar Visual Gaya Belajar Kinestetik

N = 38 N = 39

Page 106: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

SD = 5,840 SD = 5,618

= 87,184 = 85,410

= 3313

= 3331

MIN = 75 MIN = 75 MAX = 96 MAX = 96

Distribusi frekuensi Prestasi Psikomotorik Siswa Yang Mempunyai Gaya Belajar

Visual dan Kinestetik ditunjukkan pada table 4.26. :

Tabel 4.26. Distribusi frekuensi Prestasi Psikomotorik Siswa Yang Mempunyai Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

Gaya Belajar Visual Gaya Belajar Kinestetik Interval

Frekuensi Frek. Relatif (%) Frekuensi Frek. Relatif (%)

74,25 – 75,75 2 5.26% 2 5.13% 78,75 – 80,25 7 18.42% 4 10.26% 81,75 – 83,25 12 31.58% 9 23.08% 87,75 – 89,25 8 21.05% 7 17.95% 90,75 – 92,75 9 23.68% 13 33.33% 95,25 – 96,75 2 5.26% 3 7.69%

38 100 % 39 100%

d. Prestasi Psikomotorik dengan Metode Eksperimen dengan LKS dan Diagram Vee

pada Sikap Ilmiah dan Gaya Belajar.

Data distribusi fremuensi prestasi psikomotorik terhadap metode pada sikap

ilmiah dan gaya belajar siswa pada masing-masing sel dapat ditunjukkan pada table

4.27., 4.28., 4.29., dan 4.30. sebagai berikut:

Tabel 4.27. Distribusi frekuensi Prestasi Psikomotorik Pada Metode Eksperimen dengan LKS Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Rendah

dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

SI Rendah GB Visual SI Rendah GB Kinestetik Interval

Frekuensi Frek. Relatif (%) Frekuensi Frek. Relatif (%) 78,75 – 80,25 1 10% 0 00,00% 81,75 – 83,25 2 20% 4 44,44% 87,75 – 89,25 3 30% 2 22,22%

Page 107: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

90,75 – 92,75 3 30% 2 22,22% 95,25 – 96,75 1 10% 1 11,11%

10 100% 9 100,00%

Tabel 4.28. Distribusi Frekuensi Prestasi Psikomotorik Pada Metode Eksperimen dengan LKS Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi

dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

SI Tinggi GB Visual SI Tinggi GB Kinestetik Interval

Frekuensi Frek.Relatif (%) Frekuensi Frek. Relatif (%)

78,75 – 80,25 1 11,11% 3 27,27% 81,75 – 83,25 1 11,11% 0 00,00% 87,75 – 89,25 2 22,22% 2 18,18% 90,75 – 92,75 4 44,44% 5 45,45% 95,25 – 96,75 1 11,11% 1 9,09%

9 100,00% 11 100.00%

Tabel 4.29. Distribusi frekuensi Prestasi Psikomotorik Pada Metode Eksperimen dengan Diagram Vee Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Rendah

dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

SI Rendah GB Visual

SI Rendah GB Kinestetik

Interval Frekuensi

Frek. Relatif (%)

Frekuensi Frek. Relatif

(%) 74,25 – 75,75 0 00,00% 2 25,00% 78,75 – 80,25 1 10,00% 3 37,50% 81,75 – 83,25 2 20,00% 1 12,50% 87,75 – 89,25 3 30,00% 1 12,50% 90,75 – 92,75 3 30,00% 1 12,50% 95,25 – 96,75 1 10,00% 0 00,00%

10 100,00% 8 100,00%

Tabel 4.30. Distribusi Frekuensi Prestasi Psikomotorik Pada Metode Eksperimen dengan Diagram V Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi

dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik

SI Tinggi GB Visual SI Tinggi GB Kinestetik Interval

Frekuensi Frek. Relatif Frekuensi Frek. Relatif 74,25 – 75,75 2 20,00% 0 00,00% 78,75 – 80,25 1 10,00% 1 9,09% 81,75 – 83,25 4 40,00% 7 63,63%

Page 108: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

87,75 – 89,25 1 10,00% 3 27,27% 90,75 – 92,75 2 20,00% 0 00,00% 95,25 – 96,75 0 00,00% 0 00,00%

10 11

d. Diskripsi Prestasi Belajar Kimia Aspek Psikomotorik, untuk Tiap-tiap Sel

Dari hasil analisis tata letak sebaran data prestasi psikomotorik siswa yang

menunjukan prestasi dari masing-masing kelompok eksperimen yang dipengaruhi

oleh metode, sikap ilmiah dan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan dalam

Tabel 4.37 sebagai berikut:

Tabel 4.31. Sebaran Data Prestasi Belajar Psikomotorik untuk Tiap-tiap Sel

Metode Pembelajaran Eksperimen dg

LKS Eksperimen dg Diagram Vee

Visual

N = 9

= 802 SD = 5,28

= 89,11

N = 10

= 833 SD = 6,06

= 83,3 Sikap Ilmiah Tinggi

Kinestetik

N = 11

= 969 SD = 6,22

= 88,09

N = 11

= 924 SD = 2,828

= 84

Visual

N = 9

= 797 SD = 5,66

= 88,56

N = 10

= 881 SD = 5,20

= 88,1 Sikap Ilmiah Rendah

Kinestetik

N = 9

= 788 SD = 4,93

= 87,56

N = 8

= 650 SD = 6,07

= 81,25 e. Perbandingan Nilai Rata-rata yang diajar dengan Metode Eksperimen dengan

LKS dan Dagram Vee.

Page 109: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Untuk mendapatkan gambaran mengenai adanya perbedaan hasil belajar

siswa antara metode pembelajaran Eksperimen menggunakan LKS dengan metode

pembelajaran Eksperimen menggunakan Diagram Vee ditinjau dari Sikap Ilmiah

siswa Tinggi dan Rendah dan Gaya Belajar Visual dan Kinestetik dapat dilihat nilai

rata-rata keduanya. Hasil perhitungan rerata dari masing-masing kelompok dapat

ditunjukan pada table 4.32. sebagai berikut:

Tabel 4.32. Rata-rata Prestasi Kognitif Masing-masing Kelompok

Rata-rata Prestasi NO KELOMPOK

Kognitif Afektif Psikomotor

1 Siswa yang diberi Metode Eksperimen dengan LKS

75,47 68,31 88,32

2 Siswa yang diberi Metode Eksperimen dengan Diagram Vee

68,97 74 84,31

3 Siswa yang memiliki Sikap ilmiah tinggi

75,12 71,71 86,05

4 Siswa yang memiliki Sikap Ilmiah Rendah

68,83 71,25 86,58

5 Siswa yang memiliki Gaya Belajar Visual

74,11 72,79 87,18

6 Siswa yang memiliki Gaya Belajar Kinestetik

70,31 70,23 85,49

7

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Visual

77,11 70,11 89,11

8

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Kinestetik

74,91 65,82 88,09

9

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Visual

74,67 70,11 88,65

10

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Kinestetik

75,33 67,78 87,56

11 Siswa yang diberi metode 83,40 76,50 83,3

Page 110: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Eksperimen dengan Diagram Vee dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Visual

12

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan Diagram Vee dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Kinestetik

66,18 74,55 84,0

13

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan Diagram Vee dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Visual

61,60 73,90 88,10

14

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan Diagram Vee dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Kinestetik

64

73,13 81,25

B. UJI PRASYARAT ANALISIS

1. Uji Normalitas.

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan

dengan bantuan program Shoftware MINITAB 15. Diperoleh keputusan Ho ditolak

jika sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau P-value ≥ dari

Alpha = 0,05 maka Ho ditolak.

a. Hasil uji normalitas prestasi aspek kognitif dapat dilihat pada table 4.33. sebagai

berikut:

Tabel 4.33. Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Kognitif

No Uji Normalitas (Ryan-Joiner)

Alpha=0,05 P-v Keputusan Kesimpulan

1 Siswa yang diberi Metode >0,100 Ho : ditolak Normal

Page 111: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Eksperimen dengan LKS

2 Siswa yang diberi Metode Eksperimen dengan Diagram V >0,100 Ho : ditolak Normal

3 Siswa yang memiliki Sikap ilmiah tinggi >0,100 Ho : ditolak Normal

4 Siswa yang memiliki Sikap Ilmiah Rendah >0,100 Ho : ditolak Normal

5 Siswa yang memiliki Gaya Belajar Visual >0,100 Ho : ditolak Normal

6 Siswa yang memiliki Gaya Belajar Kinestetik >0,100 Ho : ditolak Normal

7

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Visual

>0,100 Ho : ditolak Normal

8

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Kinestetik

>0,100 Ho : ditolak Normal

9

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Visual

>0,100 Ho : ditolak Normal

10

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Kinestetik

>0,100 Ho : ditolak Normal

11

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan Diagram V dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Visual

>0,100 Ho : ditolak Normal

12

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan Diagram V dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Kinestetik

>0,100 Ho : ditolak Normal

13

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan Diagram V dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Visual

>0,100 Ho : ditolak Normal

14

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan Diagram V dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Kinestetik

>0,100 Ho : ditolak Normal

b. Hasil uji normalitas prestasi afektif dapat dilihat pada table 4.34. sebagai

berikut:

Tabel 4.34. Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Afektif

Page 112: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

No Uji Normalitas (Ryan-Joiner)

Alpha=0,05 P-v Keputusan Kesimpulan

1 Siswa yang diberi Metode Eksperimen dengan LKS >0,100 Ho : ditolak Normal

2 Siswa yang diberi Metode Eksperimen dengan Diagram V >0,100 Ho : ditolak Normal

3 Siswa yang memiliki Sikap ilmiah tinggi >0,100 Ho : ditolak Normal

4 Siswa yang memiliki Sikap Ilmiah Rendah >0,100 Ho : ditolak Normal

5 Siswa yang memiliki Gaya Belajar Visual >0,100 Ho : ditolak Normal

6 Siswa yang memiliki Gaya Belajar Kinestetik >0,100 Ho : ditolak Normal

7 Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Visual

>0,100 Ho : ditolak Normal

8 Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Kinestetik

>0,100 Ho : ditolak Normal

9 Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Visual

>0,100 Ho : ditolak Normal

10 Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Kinestetik

>0,100 Ho : ditolak Normal

11 Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan Diagram V dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Visual

>0,100 Ho : ditolak Normal

12

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan Diagram V dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Kinestetik

>0,100 Ho : ditolak Normal

13

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan Diagram V dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Visual

>0,100 Ho : ditolak Normal

14

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan Diagram V dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Kinestetik

>0,100 Ho : ditolak Normal

c. Hasil uji normalitas prestasi psikomotorik dapat dilihat pada table 4.35. sebagai

berikut:

Tabel 4.35. Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Psikomotor

Page 113: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

No Uji Normalitas (Ryan-Joiner)

Alpha=0,05 P-v Keputusan Kesimpulan

1 Siswa yang diberi Metode Eksperimen dengan LKS >0,100 Ho : ditolak Normal

2 Siswa yang diberi Metode Eksperimen dengan Diagram Vee >0,100 Ho : ditolak Normal

3 Siswa yang memiliki Sikap ilmiah tinggi >0,100 Ho : ditolak Normal

4 Siswa yang memiliki Sikap Ilmiah Rendah >0,100 Ho : ditolak Normal

5 Siswa yang memiliki Gaya Belajar Visual >0,100 Ho : ditolak Normal

6 Siswa yang memiliki Gaya Belajar Kinestetik >0,100 Ho : ditolak Normal

7 Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Visual

>0,100 Ho : ditolak Normal

8 Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Kinestetik

>0,100 Ho : ditolak Normal

9 Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Visual

>0,100 Ho : ditolak Normal

10 Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan LKS dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Kinestetik

>0,100 Ho : ditolak Normal

11 Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan Diagram Vee dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Visual

>0,100 Ho : ditolak Normal

12

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan Diagram Vee dengan Sikap Ilmiah tinggi dan Gaya Belajar Kinestetik

>0,100 Ho : ditolak Normal

13

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan Diagram Vee dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Visual

>0,100 Ho : ditolak Normal

14

Siswa yang diberi metode Eksperimen dengan Diagram Vee dengan Sikap Ilmiah Rendah dan Gaya Belajar Kinestetik

>0,100 Ho : ditolak Normal

2. Uji Homogenitas.

Uji Homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan

Page 114: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

dengan bantuan program MINITAB 14. dengan Test for Equal Variances for Nilai

Kognitif, Afektif atau Psikomotorik yang dengan hipotesis

Ho: sampel berasal dari populasi yang tidak homogen

H1: sampel berasal dari populasi yang homogen

Jika P-value ≥ dari Alpha = 0,05 maka Ho ditolak dan jika Ho < 0,05 maka

Ho diterima. Kesimpulan hasil uji homogenitas dapat dilihat pada table 4.36, 4.37.

dan 4.38. sebagai berikut.

Tabel 4.36. Hasil Uji Homogenitas Data Prestasi Kognitif

NO FAKTOR P-v Jenis Test

KEPUTUSAN Ho

KESIMPULAN

0,016 F-Test Ho : ditolak Homogen 1 Metode Pembelajaran 0,030 Levene’s Ho : ditolak Homogen

0,473 F-Test Ho : ditolak Homogen 2 Sikap Ilmiah 0,683 Levene’s Ho : ditolak Homogen 0,704 F-Test Ho : ditolak Homogen 3 Gaya Belajar 0,873 Levene’s Ho : ditolak Homogen

Tabel 4.37 Hasil Uji Homogenitas Data Prestasi Afektif

NO FAKTOR P-v Jenis Test

KEPUTUSAN

Ho KESIMPULAN

0,409 F-Test Ho : ditolak Homogen 1 Metode Pembelajaran 0,251 Levene’s Ho : ditolak Homogen

0,196 F-Test Ho : ditolak Homogen 2 Sikap Ilmiah 0,067 Levene’s Ho : ditolak Homogen 0,312 F-Test Ho : ditolak Homogen 3 Gaya Belajar 0,624 Levene’s Ho : ditolak Homogen

Tabel 4.38. Hasil Uji Homogenitas Data Prestasi Psikomotorik

NO FAKTOR P-v Jenis Test

KEPUTUSAN Ho

KESIMPULAN

0,917 F-Test ditolak Homogen 1 Metode Pembelajaran 0,666 Levene’s ditolak Homogen

Page 115: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

0,728 F-Test ditolak Homogen 2 Sikap Ilmiah 0,876 Levene’s ditolak Homogen 0,813 F-Test ditolak Homogen 3 Gaya Belajar 0,857 Levene’s ditolak Homogen

C. PENGUJIAN HIPOTESIS

1. Uji Anova

Dari hasil analisis of varians dengan langkah General Linear Model baik

prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik adalah sebagai berikut ;

Analysis of Variance for Prestasi Kognitif, using Adjusted SS for Tests

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Metode 1 813.0 857.3 857.3 6.22 0.015 Sikap Ilmiah 1 777.4 804.7 804.7 5.83 0.018 Gaya Belajar 1 385.6 318.3 318.3 2.31 0.133 Metode*Sikap Ilmiah 1 574.2 574.1 574.1 4.16 0.045 Metode*Gaya Belajar 1 260.3 210.0 210.0 1.52 0.221 Sikap Ilmiah*Gaya Belajar 1 610.9 601.9 601.9 4.36 0.040 Metode*Sikap Ilmiah*Gaya Belajar 1 333.9 333.9 333.9 2.42 0.124 Error 69 9518.2 9518.2 137.9 Total 76 13273.5

Analysis of Variance for Prestasi Afektif, using Adjusted SS for Tests

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Metode 1 757.60 700.08 700.08 18.90 0.000 Sikap Ilmiah 1 2.78 5.06 5.06 0.14 0.713 Gaya Belajar 1 105.79 104.18 104.18 2.81 0.098 Metode*Sikap Ilmiah 1 48.58 42.56 42.56 1.15 0.287 Metode*Gaya Belajar 1 18.12 18.07 18.07 0.49 0.487 Sikap Ilmiah*Gaya Belajar 1 11.67 11.73 11.73 0.32 0.575 Metode*Sikap Ilmiah*Gaya Belajar 1 0.72 0.72 0.72 0.02 0.889 Error 69 2555.97 2555.97 37.04 Total 76 3501.25

Analysis of Variance for Prestai Psikomotorik, using Adjusted SS for Tests

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Metode 1 309.20 330.49 330.49 11.57 0.001 Sikap Ilmiah 1 4.02 1.09 1.09 0.04 0.845 Gaya Belajar 1 69.97 79.45 79.45 2.78 0.100 Metode*Sikap Ilmiah 1 16.00 11.74 11.74 0.41 0.524 Metode*Gaya Belajar 1 14.73 20.30 20.30 0.71 0.402 Sikap Ilmiah*Gaya Belajar 1 68.84 67.49 67.49 2.36 0.129 Metode*Sikap Ilmiah*Gaya Belajar 1 68.21 68.21 68.21 2.39 0.127 Error 69 1970.74 1970.74 28.56 Total 76 2521.71

Page 116: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Adapun secara ringkas diperoleh ditunjukkan pada tabel 4.39. sebagai

berikut:

Tabel 4.39. Hasil Pengujian Hipotesis

P-value NO SOURCE Prest.

Kognitif Prest.

Afektif Prest.

Psikomotorik

1 METODE PEMBELAJARAN 0,015 0,000 0,001 2 SIKAP ILMIAH 0,016 0,712 0,845 3 GAYA BELAJAR 0,133 0,098 0,100 4 METODE PEMBELAJARAN*

SIKAP ILMIAH 0,045 0,287 0,524

5 METODE PEMBELAJARAN* GAYA BELAJAR

0,221 0,487 0,402

6 SIKAP ILMIAH*GAYA BELAJAR 0,040 0,575 0,129 7 METODE PEMBELAJARAN*

SIKAP ILMIAH*GAYA BALAJAR 0,124 0,889

0,127

Dari hasil analisis anava diatas jika P-value > Alpha = 0,05 maka Ho : tidak

ada perbedaan pengaruh ditolak, jika P-value < Alpha 0,05 maka Ho : tidak ada

perbedaan pengaruh tidak ditolak, dan jika P-value > Alpha = 0,05 maka Ho : tidak

ada interaksi ditolak. jika P-value < Alpha maka Ho : tidak ada interaksi tidak

ditolak.

Jadi dari data diatas dapat disimpulkan hipotesisnya untuk data prestasi

kognitif, afektif dan psikomotorik adalah :

1) Ada pengaruh penggunaan metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee

terhadap prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik belajar kimia pada materi

laju reaksi kimia siswa kelas XI IPA SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran

2010/2011.

2) Ada pengaruh antara siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dan rendah

terhadap prestasi kognitif tetapi tidak ada pengaruh antara siswa yang

Page 117: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

mempunyai sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi afektif dan

psikomotorik pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI IPA SMAN 1

Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011.

3) Tidak ada pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi kognitif,

afektif dan psikomotorik pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI IPA

SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011.

4) Terdapat interaksi antara penggunaan metode eksperimen dengan LKS dan

diagram Vee terhadap sikap ilmiah terhadap prestasi kognitif, tetapi tidak ada

interaksi antara penggunaan metode eksperimen dengan LKS dan diagram Vee

terhadap sikap ilmiah pada prestasi afektif dan psikomotorik pada materi laju

reaksi kimia siswa kelas XI IPA SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran

2010/2011.

5) Tidak ada interaksi antara penggunaan metode eksperimen dengan LKS dan

diagram Vee terhadap gaya belajar siswa pada prestasi kognitif, afektif dan

psikomotorik pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI IPA SMAN 1

Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011.

6) Ada interaksi sikap ilmiah siswa dan gaya belajar siswa terhadap prestasi

kognitif, tetapi tidak interaksi sikap ilmiah siswa dan gaya belajar siswa terhadap

prestasi afektif dan psikomotorik pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI

IPA SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011.

7) Tidak ada interaksi antara penggunaan metode eksperimen dengan LKS dan

diagram Vee dengan sikap ilmiah dan gaya belajar siswa terhadap prestasi

kognitif, afektif dan psikomotorik pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI

IPA SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011.

Page 118: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

2. Uji Pasca ANAVA (Uji Scheffe)

Dari hasil analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama dengan prosedur

General Linear Model (GLM),maka yang perlu diuji lanjut adalah jika hasil analisis

menunjukan bahwa p-value < 0,05 maka hipotesis Ho : ditolak artinya tidak ada

interaksi dan H1 : diterima artinya ada interaksi . Adapun yang perlu diuji lanjut

adalah :

1) Pengaruh penggunaan metode terhadap prestasi kognitif dengan P-value = 0,015.

2) Pengaruh penggunaan sikap ilmiah terhadap prestasi kognitif dengan P-value =

0,016.

3) Pengaruh metode dan sikap ilmiah terhadap prestasi kognitif dengan P-value =

0,045

4) Interaksi penggunaan sikap ilmiah dan gaya gelajar siswa terhadap prestasi

kognitif dengan P-value = 0,040.

5) Pengaruh penggunaan metode terhadap prestasi afektif dengan P-value : 0,000.

6) Pengaruh penggunaan metode terhadap prestasi psikomotorik dengan P-value :

0,001.

Untuk mengetahui pengaruh yang lebih kuat dilakukan dengan uji lanjut.

Dari perhitungan dengan prosedur one-way analisys of variance, analisis of mean

atau interaction plot diperoleh data :

One-way ANOVA: Prestasi Kognitif versus Metode

Source DF SS MS F P Metode 1 813 813 4.89 0.030 Error 75 12460 166 Total 76 13273 S = 12.89 R-Sq = 6.13% R-Sq(adj) = 4.87% Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev

Page 119: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Level N Mean StDev --------+---------+---------+---------+- DiagramV 39 68.97 15.11 (---------*----------) LKS 38 75.47 10.12 (----------*---------) --------+---------+---------+---------+- 68.0 72.0 76.0 80.0 Pooled StDev = 12.89

One-way ANOVA: Prestasi Kognitif versus Sikap Ilmiah

Source DF SS MS F P

Sikap Ilmiah 1 758 758 4.54 0.036

Error 75 12515 167

Total 76 13273

S = 12.92 R-Sq = 5.71% R-Sq(adj) = 4.45% Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev ---------+---------+---------+---------+ RENDAH 36 68.83 13.70 (----------*----------) TINGGI 41 75.12 12.19 (---------*---------) ---------+---------+---------+---------+ 68.0 72.0 76.0 80.0 Pooled StDev = 12.92

Sikap Ilmiah

Me

an

TINGGIRENDAH

76

74

72

70

68

66

64

62

MetodeDiagramVLKS

Interaction Plot (data means) for Prestasi Kognitif

Gamber 4.7. Interaction Plot (data means) for Prestasi Kognitif

Page 120: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Gaya Belajar

Me

an

VISUALKINETESTIK

82

80

78

76

74

72

70

68

Sikap IlmiahRENDAHTINGGI

Interaction Plot (data means) for Prestasi Kognitif

Gamber 4.8. Interaction Plot (data means) for Prestasi Kognitif

One-way ANOVA: PRESTASI AFEKTIF versus Metode

Source DF SS MS F P Metode 1 757.6 757.6 20.71 0.000 Error 75 2743.6 36.6 Total 76 3501.2 S = 6.048 R-Sq = 21.64% R-Sq(adj) = 20.59%

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev ---------+---------+---------+---------+ DiagramV 39 74.590 6.439 (------*-----) LKS 38 68.316 5.619 (------*-----) ---------+---------+---------+---------+ 69.0 72.0 75.0 78.0 Pooled StDev = 6.048

One-way ANOVA: PRESTASI PSIKOMOTOR versus Metode

Source DF SS MS F P Metode 1 309.2 309.2 10.48 0.002 Error 75 2212.5 29.5 Total 76 2521.7

S = 5.431 R-Sq = 12.26% R-Sq(adj) = 11.09%

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev -------+---------+---------+---------+-- DiagramV 39 84.308 5.478 (--------*-------) LKS 38 88.316 5.383 (--------*-------) -------+---------+---------+---------+-- 84.0 86.0 88.0 90.0 Pooled StDev = 5.431

Page 121: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Dengan hasil analisis secara ringkas dapat ditunjukkan pada tabel 4.0 dan

4.39. sebagai berikut:

Tabel 4.40. Hasil Uji Lanjut

NO SOURCE DF SS MS F P 1 One-way ANOVA: NILAI PRESTASI

KOGNITIF versus METODE PEMBELAJARAN

1 813 813 4,89 0,030

2 One-way ANOVA: NILAI PRESTASI KOGNITIF versus SIKAP ILMIAH 1 758 758 4,54 0,036

3 One-way ANOVA: NILAI PRESTASI KOGNITIF versus METODE dan SIKAP ILMIAH

- - - - -

4 One-way ANOVA: NILAI PRESTASI KOGNITIF versus SIKAP ILMIAH dan GAYA BELAJAR

- - - - -

5 One-way ANOVA: NILAI AFEKTIF versus METODE PEMBELAJARAN

1 757,6 757,6 20,71 0,000

6 One-way ANOVA: NILAI PSIKOMOTORIK versus METODE PEMBELAJARAN

1 309,2 309,2 10,48 0,002

Tabel 4.41. Hasil Perbandingan Rerata Uji Lanjut

NO LEVEL N MEAN SD 1 Prestasi Kognitif

Eksperimen dengan LKS Eksperimen dengan Diagram Vee

38 39

75,48 68,97

10,12 15,11

2 Prestasi Kognitif Sikap Ilmiah Tinggi Sikap Ilmiah Rendah

41 36

75,12 68,83

12,19 13,70

3 Prestasi Kognitif Eksperimen dengan LKS - Sikap Ilmiah Tinggi Eksperimen dengan LKS - Sikap Ilmiah Rendah Eksperimen dengan Diagram Vee– S. Ilmiah Tinggi Eksperimen dengan Diagram Vee – S. Ilmiah Rendah

20 18 21 18

75,00 75,00 74,38 62,67

9,14

11,36 14,72 13,30

4 Prestasi Kognitif Sikap Ilmiah Tinggi – Gaya Belajar Visual Sikap Ilmiah Tinggi – Gaya Belajar Kinestetik Sikap Ilmiah Rendah – Gaya Belajar Visual Sikap Ilmiah Rendah – Gaya Belajar Kinestetik

19 22 19 17

80,42 70,55 67,79 70,00

9,81

12,38 14,08 13,60

5 Prestasi Afektif Eksperimen dengan LKS Eksperimen dengan Diagram Vee

38 39

68,316 74,590

5,619 6,439

6 Prestasi Psikomotorik Eksperimen dengan LKS Eksperimen dengan Diagram Vee

38 39

88,316 84,308

5,383 5,478

Page 122: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Hasil uji lanjut juga dapat ditunjukan pada Grafik sebagai berikut:

1. One-way ANOVA: NILAI PRESTASI KOGNITIF versus METODE PEMBELAJARAN

Metode

Mea

n

LKSDiagramV

89

88

87

86

85

84

84.855

87.717

86.286

One-Way ANOM for PRESTASI PSIKOMOTOR by MetodeAlpha = 0.05

Gambar 4.9. Analisys of Means Tes Prestasi Kognitif vs Metode Pembelajaran

2. One-way ANOVA: NILAI PRESTASI KOGNITIF versus SIKAP ILMIAH

TINGGIRENDAH

76

74

72

70

68

Sikap Ilmiah

Mea

n

69.034

75.330

72.182

One-Way Normal ANOM for Prestasi KognitifAlpha = 0.05

Gambar 4.10. Analisys of Means Tes Prestasi Kognitif vs Sikap Ilmiah

Page 123: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

3. Interaksi Plot (Data Means) for Nilai Prestasi Kognitif-Metode-Sikap Ilmiah

Sikap Ilmiah

Me

an

TINGGIRENDAH

76

74

72

70

68

66

64

62

MetodeDiagramVLKS

Interaction Plot (data means) for Prestasi Kognitif

Gambar 4.11. Interaksi Plot (Data Means) untuk Prestasi Kognitif-Metode-Sikap Ilmiah

4. One-way ANOVA: Nilai Prestasi Kognitif-Sikap Ilmiah-Gaya Belajar

Gaya Belajar

Me

an

VISUALKINETESTIK

82

80

78

76

74

72

70

68

Sikap IlmiahRENDAHTINGGI

Interaction Plot (data means) for Prestasi Kognitif

Gambar 4.12. Analisys of Means Tes Prestasi Kognitif vs Sikap Ilmiah vs Gaya Belajar

Page 124: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

5. One-way ANOVA: NILAI AFEKTIF versus METODE

Metode

Mea

n

LKSDiagramV

76

75

74

73

72

71

70

69

68

69.900

73.087

71.494

One-Way ANOM for PRESTASI AFEKTIF by MetodeAlpha = 0.05

Gambar 4.13. Analisys of Means Tes Prestasi Afektif vs Metode

6. One-way ANOVA: NILAI PSIKOMOTORIK versus METODE

Metode

Mea

n

LKSDiagramV

89

88

87

86

85

84

84.855

87.717

86.286

One-Way ANOM for PRESTASI PSIKOMOTOR by MetodeAlpha = 0.05

Gambar 4.14. Analisys of Means Tes Prestasi Psikomotorik vs Metode

Page 125: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

D. PEMBAHASAN

1. Hipotesis Pertama

Dari hasil analisis didapatkan untuk P-value Prestasi kognitif = 0,015, P-

value Prestasi Afektif = 0,000, P-value Prestasi Psikomotorik = 0,001. Jika P-value <

Alpha 0,05 maka hipotesis Ho: tidak ada pengaruh, penggunaan metode ditolak dan

hipotesis alternatifnya H1 : diterima artinya ada pengaruh pembelajaran Kimia

dengan metode eksperimen dengan LKS dan metode eksperimen dengan diagram

Vee terhadap prestasi belajar pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI SMAN 1

Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011.

Dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa ada perbedaan pengaruh

penggunaan metode eksperimen dengan LKS dan metode eksperimen dengan

diagram Vee terhadap prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik belajar kimia pada

materi laju reaksi kimia siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran

2010/2011. Hal ini sesuai dengan teori belajar bahwa belajar merupakan kegiatan

manusiauntuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan dan sikap.

Metode eksperimen merupakan metode penyelidikan atau penemuan yang

melibatkan proses mental dengan kegiatan-kegiatan seperti yang dikutip dalam E.

Mulyasa (2008.108) sebagai berikut : 1). mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang

fenomena alam; 2). merumuskan masalah yang ditemukan; 3). merumuskan

hipotesis; 4). merancang dan melakukan eksperimen; 5). mengumpulkan data dan

menganalisis data; 6). menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah, yakni:

obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan, dan tanggung jawab. Metode

eksperimen merupakan ruh pembelajaran bidang studi kimia dan metode

pembelajaran sebagai faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. Dua

Page 126: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

metode pembelajaran yang berbeda tentunya mempunyai pengaruh yang berbeda

pula terhadap prestasi belajar.

Dari hasil uji lanjut dapat dilihat bahwa rerata hasil prestasi kognitif siswa

yang dikenakan perlakuan dengan metode eksperimen dengan LKS lebih baik dari

pada siswa yang mendapatkan perlakuan dengan metode eksperimen dengan Vee.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa metode eksperimen dengan LKS lebih terstruktur dan

terarah. Siawa dapat melakukan eksperimen secara komprehensif langkah demi demi

langkah sehingga dapat menekan tingkat kesalahan siswa dalam melakukan kegiatan

ekplorasi penguasaan konsep sedangkan pada metode eksperimen dengan Vee , siswa

lebih mandiri dalam proses pembelajaran. Guru hanya menyiapkan alat dan bahan,

sedangkan problem atau masalah serta langkah - langkah proses pemecahan masalah

dirangang oleh siswa, siswa lebih leluasa dalam melakukan kegiatan sehingga waktu

kurang diperhitungkan dan kelemahan dari metode eksperimen dengan diagram Vee

adalah bagi siswa yang tidak terbiasa melakukan akan mengalami kesulitan. Secara

statistic pembelajaran dengan metode eksperimen dengan LKS hasil rerata nilai

konitifnya adalah 75,47 dan dengan metode eksperimen dengan diagram Vee hasil

rerata nilai konitifnya 68,97, jadi pembelajaran dengan metode eksperimen dengan

LKS lebih baik pembelajaran dengan metode eksperimen dengan diagram Vee.

Dan pada hasil rerata nilai afektif pada kelas yang mendapat metode

eksperimen dengan LKS lebih baik dari pada kelas yang mendapat metode

eksperimen dengan Diagram Vee tetapi pada hasil rerata nilai psikomotorik kelas

metode eksperimen dengan LKS lebih baik dari kelas metode eksperimen dengan

Vee. Hal ini sesuai dengan kelebihan dan kekurangan dari masing masing metode.

Kelebihan metode eksperimen dengan LKS yaitu lebih terstruktur, terkendali dan

Page 127: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

terarah tetapi kelemahannya siswa tidak bebas melakukan psikomotoriknya sesuai

keinginan, sedangkan metode eksperimen dengan Vee kelebihannya siswa bebas

beraktivitas mengembangkan diri sesuai dengan kemampuannya dan kelemahan dari

metode eksperimen dengan Vee adalah jika faktor intern siswa rendah seperti

kematangan, kecerdasan, motivasi dan pengalaman yang sedikit, maka akan

mengalami kendala dan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Dari hasil analisis data dan hasil analisis pembelajaran yang berlangsung

selama penelitian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar pada aspek kognitif,

aspek afektif dan psikomotorik siswa yang mendapat perlakuan dengan metode

eksperimen dengan LKS lebih baik dari pada kelompok siswa yang mendapat

perlakuan dengan metode eksperimen dengan Vee pada materi materi laju reaksi

kimia.

2. Hipotesis Kedua

Dari hasil analisis didapatkan untuk P-value Prestasi kognitif = 0,016, P-

value Prestasi Afektif = 0,712, P-value Prestasi Psikomotorik = 0,845. Jika P-value <

Alpha 0,05 maka hipotesis Ho : tidak ada pengaruh antara siswa dengan sikap ilmiah

tinggi dan siswa dengan sikap ilmiah rendah ditolak dan hipotesis alternatifnya H1 :

diterima artinya ada pengaruh antara sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah

terhadap prestasi kognitif pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI SMAN 1

Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011. Jadi dari hasil analisis tersebut dapat

dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara siswa yang mempunyai sikap ilmiah

tinggi dan rendah terhadap prestasi kognitif, tetapi tidak ada pengaruh antara siswa

yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi afektif dan

psikomotorik pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo

Page 128: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Tahun Pelajaran 2010/2011.

Dari pengujian hipotesis diperoleh hasil terdapat perbedaan prestasi belajar

yang signifikan antara siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dan rendah. Hal ini

dapat dijelaskan bahwa rentangan nilai sikap ilmiah siswa yang berbeda antara

kelompok sikap ilmiah tinggi dan rendah, dari jumlah nilai maksimal 100 diperoleh

nilai terendah 48 nilai tertinggi 96 pada kelompok sikap ilmiah tinggi dan diperoleh

nilai terendah 36 nilai tertinggi 92 pada kelompok sikap ilmiah rendah sehingga

pengaruh terhadap prestasi belajar antara kelompok tinggi dan rendah signifikan. Hal

ini berarti bahwa sikap ilmiah yang merupakan fator intern siswa yang terdiri rasa

ingin tahu, jujur, obyektif, terbuka, toleran, optimis, berkemauan tinggi dan

bertanggung jawab dapat menunjang keberhasilan dalam belajar siswa, pada

penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan karena secara riil siswa yang

sikap ilmiahnya tinggi mempunyai nilai prestasi kognitif yang lebih baik dari siswa

yang sikap ilmiahnya rendah. Namun dari segi nilai afektif dan psikomotorik tidak

ada pengaruh antara siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dan rendah yang

mana dari uji lanjut siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi lebih baik prestasinya

dari pada siswa yang sikap ilmiahnya rendah.

3. Hipotesis Ketiga

Dari hasil analisis didapatkan untuk P-value Prestasi kognitif = 0,133, P-

value Prestasi Afektif = 0,098, P-value Prestasi Psikomotorik = 0,100. Jika P-value <

Alpha 0,05 maka hipotesis Ho : tidak ada pengaruh antara gaya belajar siswa visual

dan kinestetik ditolak dan hipotesis alternatifnya H1 : diterima artinya ada pengaruh

antara gaya belajar siswa visual dan kinestetik di kedua metode pembelajaran

terhadap prestasi belajar baik kognitif, afektif maupun psikomotorik pada materi laju

Page 129: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

reaksi kimia siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011. Jadi dari

hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara siswa

yang mempunyai gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi kognitif,

prestasi afektif dan psikomotorik pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI

SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011.

Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh kenyataan bahwa tidak terdapat

perbedaan prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik pada siswa yang mempunyai

gaya belajar visual dan siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik artinya siswa

dengan gaya belajar visual dan siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik hasil

belajarnya tidak berbeda secara statistic terhadap prestasi kognitif, afektif dan

psikomotorik , namun jika dilihat dari hasil reratanya, bahwa siswa dengan gaya

belajar visual mempunyai hasil belajar sedikit lebih baik dari pada siswa dengan

gaya belajar kinestetik dari kedua metode. Hal ini sesuai dengan teori belajar bahwa

gaya belajar siswa sebagai faktor intern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Gaya belajar siswa yang berbeda mempunyai pengaruh yang berbeda pula terhadap

prestasi belajar. (Nasution, 1982. 94). Tidak semua orang mengikuti cara yang sama.

Masing – masing menunjukkan perbedaan, gaya belajar ini berkaitan dengan erat

dengan pribadi seseorang, yang tentu dipengaruhi dengan oleh pendidikan dan

riwayat perkembangannya. Piaget dalam Ratna Wilis Dahar (1989;149) menjelaskan

bahwa anak itu berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan anak itu tidak berpikir,

agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri.

Siswa akan lebih memahami materi laju reaksi kimia apabila dengan melakukan

aktivitas dengan melakukan percobaan diantaranya mengamati, menulis atau

mencatat, mendiskusikan, menanyakan, menganalisis dan menyimpulkan.

Page 130: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Hal ini berarti siswa dengan metode eksperimen dengan LKS maupun dengan

digram V siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik

dalam melakukan penemuan konsep laju reaksi kimia dapat beraktivitas

mengembangkan diri sesuai dengan kemampuannya sehingga prestasinya tidak

terdapat perbedaan yang sidnifikan pada prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik.

4. Hipotesis Keempat

Dari hasil analisis didapatkan untuk P-value Prestasi kognitif = 0,041, P-

value Prestasi Afektif = 0,241, P-value Prestasi Psikomotorik = 0,447. Jika P-value <

Alpha 0,05 maka hipotesis Ho: tidak ada interaksi antara penggunaan metode dengan

sikap ilmiah tinggi dan rendah ditolak dan hipotesis alternatifnya H1 : diterima

artinya ada interaksi antara penggunaan metode dengan sikap ilmiah tinggi dan

rendah terhadap prestasi belajar pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI SMAN

1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011. Jadi dari hasil perhitungan tersebut dapat

dikatakan bahwa ada interaksi antara penggunaan metode dengan sikap ilmiah tinggi

dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif tetapi tidak ada interaksi antara

penggunaan metode dengan sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi afektif

dan psikomotorik pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo

Tahun Pelajaran 2010/2011.

Dari hasil uji lanjut dapat dilihat bahwa rerata hasil prestasi kognitif, siswa

yang mendapatkan pembelajaran dengan metode eksperimen dengan LKS lebih baik

dari pada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode eksperimen dengan

diagram V . Siswa yang diberi metode eksperimen dengan LKS dengan sikap ilmiah

tinggi lebih baik dari pada Siswa yang diberi metode eksperimen dengan diagram V

dengan sikap ilmiah tinggi. Siswa yang diberi metode eksperimen dengan LKS

Page 131: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

dengan sikap ilmiah rendah lebih baik dari pada Siswa yang diberi metode

eksperimen dengan diagram V dengan sikap ilmiah rendah.

Dari hasil analisis data dan hasil analisis pembelajaran yang berlangsung selama

penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa dengan sikap ilmiah tinggi pada metode

pembelajaran eksperimen dengan LKS lebih baik dari pada metode eksperimen

dengan diagram Vee.

Tidak adanya interaksi pada prestasi afektif dan psikomotor dapat dijelaskan

bahwa sikap ilmiah sendiri merupakan bagian dari nilai afektif jika sikap ilmiahnya

tinggi maka nilai afektifnya tinggi pula dan jika sikap ilmiahnya rendah maka nilai

afektifnya rendah pula sedangkan nilai psikomotor merupakan bukti nyata dari sikap

ilmiah.

5. Hipotesis Kelima

Dari hasil analisis didapatkan untuk P-value Prestasi kognitif = 0,221, P-

value Prestasi Afektif = 0,487, P-value Prestasi Psikomotorik = 0,402. Jika P-value <

Alpha 0,05 maka hipotesis Ho: tidak ada interaksi antara penggunaan metode dengan

gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik ditolak dan hipotesis alternatifnya H1 :

diterima artinya ada interaksi antara penggunaan metode dengan gaya belajar visual

dan gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar pada materi laju reaksi kimia

siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011. Jadi dari hasil

perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa tidak ada interaksi antara penggunaan

metode dengan gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik terhadap prestasi

belajar baik kognitif, afektif dan psikomotorik pada materi laju reaksi kimia siswa

kelas XI SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011.

Tidak adanya interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya belajar

Page 132: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

siswa dapat dijelaskan sebagai berikut: Metode yang diterapkan baik eksperimen

dengan LKS maupun metode eksperimen dengan diagram Vee, siswa yang memiliki

gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik memiliki prestasi kognitif yang tidak

jauh berbeda. Rerata untuk prestasi kognitif pada siswa dengan gaya belajar visual

dan kinestetik rerata yaitu 74,11 dan 70,31, untuk prestasi afektif yaitu 72,789 dan

70,23 dan untuk prestasi psikomotorik 87,184 dan 85,410. Sehingga siswa yang

memiliki gaya belajar visual dan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dalam

melakukan kegiatan dapat beraktivitas mengembangkan diri dengan baik sesuai

dengan kemampuannya pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI SMAN 1

Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011.

6. Hipotesis Keenam

Dari hasil analisis didapatkan untuk P-value Prestasi kognitif = 0,040, P-value

Prestasi Afektif = 0,575, P-value Prestasi Psikomotorik = 0,129. Jika P-value <

Alpha 0,05 maka hipotesis Ho: tidak ada perbedaan interaksi antara sikap ilmiah dan

gaya belajar terhadap prestasi belajar ditolak dan hipotesis alternatifnya H1 : diterima

artinya ada interaksi sikap ilmiah siswa dan gaya belajar siswa pada materi laju

reaksi kimia siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011. Jadi dari

hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa ada interaksi antara sikap ilmiah

dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar kognitif dan tidak ada interaksi

antara sikap ilmiah dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi afektif dan

psikomotorik pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo Tahun

Pelajaran 2010/2011.

Dari uji lanjut berarti siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dengan gaya

belajar visual memiliki prestasi kognitif lebih baik dari siswa yang mempunyai sikap

Page 133: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

ilmiah tinggi dengan gaya belajar kinestetik. Walau perbedaan tidak terlalu besar,

siswa yang mempunyai sikap ilmiah rendah dengan gaya belajar kinestetik memiliki

prestasi kognitif lebih baik dari siswa yang mempunyai sikap ilmiah rendah dengan

gaya belajar visual. Dan siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dengan gaya

belajar visual dan kinestetik memiliki prestasi kognitif lebih baik dari siswa yang

mempunyai sikap ilmiah rendah dengan gaya belajar visual dan kinestetik. Namun

pada prestasi afektif dan psikomotorik sikap ilmiah dan gaya belajar tidak terjadi

perbedaan yang signifikan.

7. Hipotesis Ketujuh

Dari hasil analisis didapatkan untuk P-value Prestasi kognitif = 0,124, P-

value Prestasi Afektif = 0,889, P-value Prestasi Psikomotorik = 0,127. Jika P-value <

Alpha 0,05 maka hipotesis Ho: Tidak ada interaksi antara penggunaan metode

dengan sikap ilmiah dan gaya belajar terhadap prestasi belajar ditolak dan hipotesis

alternatifnya H1 : diterima artinya ada interaksi antara penggunaan metode dengan

sikap ilmiah dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa pada materi laju reaksi

kimia siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011. Jadi dari hasil

perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa tidak ada interaksi antara penggunaan

metode eksperimen dengan LKS dan metode eksperimen dengan diagram V dengan

sikap ilmiah dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar baik kognitif, afektif

dan psikomotorik pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo

Tahun Pelajaran 2010/2011.

Tidak adanya interaksi antara sikap ilmiah dengan gaya belajar dapat

dijelaskan bahwa hasil statistik menunjukkan bahwa metode eksperimen dengan

LKS lebih baik dari metode eksperimen dengan diagram V, siswa dengan sikap

Page 134: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

ilmiah tinggi lebih baik dari pada siswa dengan sikap ilmiah rendah, siswa

dengan gaya belajar visual lebih baik dari siswa dengan gaya belajar kinestetik.

Secara umum penelitian ini dapat mengambil dua hal penting sebagai berikut:

a) Penggunaan metode eksperimen dengan LKS tepat dijadikan sebagai pilihan

utama jika pembelajaran memperhatikan sikap ilmiah dan gaya belajar siswa. Siswa

dengan gaya belajar yang berbeda akan memberi respon yang berbeda pula.

Demikian juga, siswa dengan sikap ilmiah tinggi dan rendah. b) Interaksi antara

metode dan sikap ilmiah memberi sumbangan besar terhadap identifikasi

pemahaman siswa tentang pelajaran kimia khususnya materi laju reaksi kimia. Siswa

dengan sikap ilmiah tinggi dan rendah dan gaya belajar visual dan kinestetik, tidak

ada masalah saat belajar dengan metode eksperimen dengan LKS maupun

eksperimen dengan diagram V, meskipun eksperimen dengan LKS tetap menjadi

pilihan utamanya. Sedangkan siswa dengan sikap ilmiah yang rendah, akan sangat

terbantu dengan penggunaan metode eksperimen dengan LKS (rata-rata = 75,00)

daripada metode eksperimen dengan diagram V (rata-rata = 62,67).

E. KELEMAHAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN.

Pada penelitian ini ada beberapa keterbatasan diantaranya :

1. Data angket sikap ilmiah dan gaya belajar siswa yang diperoleh dengan

berupa test tulis yang mana skor kategori tinggi dan rendah tidak jauh

berbeda.

2. Soal tes kognitif yang digunakan masih kurang mewakili kelima tingkat

kesukaran yaitu mudah sekali, mudah, sedang, sukar dan sukar sekali.

Page 135: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

3. Pendataan atau pengambilan nilai afektif yang berupa angket dan nilai

psikomotorik yang masih manual dengan pengamatan langsung yang tidak

dapat diulang seperti halnya penggunaan kamera CCTV atau kamera perekam

video , sehingga pendataan kami merasa masih kurang maksimal.

Page 136: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan hasil analisis data yang telah

dikemukakan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode eksperimen dengan LKS lebih baik dari pada metode eksperimen

dengan diagram Vee. Metode eksperimen dengan LKS yang lebih terarah,

terstruktur dengan panduan LKS yang membimbing sedangkan eksperimen

dengan Diagram Vee siswa lebih bebas dalam melakukan kegiatan memecahkan

permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dan prosedur penelitian,

sehingga kurang terarah dan memakan waktu yang relative lebih lama. Hal ini

dibuktikan dengan hasil analisis dengan taraf signifikansi 5% didapatkan untuk

P-value Prestasi kognitif = 0,015, P-value Prestasi Afektif = 0,000, P-value

Prestasi Psikomotorik = 0,001 dan uji lanjut menunjukkan bahwa metode

eksperimen dengan LKS lebih baik dari pada metode eksperimen dengan

diagram Vee dilihat dari rerata pada metode eksperimen dengan LKS prestasi

kognitif = 75,47, afektif = 68,316, dan psikomotorik = 88,32 sedangkan pada

metode eksperimen dengan diagram V rerata prestasi kognitif = 68,97, afektif =

74, dan psikomotorik = 84,31. Jadi Ada perbedaan pengaruh penggunaan metode

eksperimen dengan LKS dan eksperimen dengan diagram Vee terhadap prestasi

kognitif, afektif dan psikomotorik belajar kimia pada materi laju reaksi kimia

siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011.

113

Page 137: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

2. Sikap ilmiah merupakan sesuatu yang ada pada diri siswa yang dapat

ditunjukkan dengan perilaku jujur, obyektif, kritis, tekun, tidak mudah menyerah

dan rasa ingin tahu. Sikap ilmiah tinggi dan rendah memberi pengaruh yang

signifikan terutama pada prestasi kognitif. Hal ini dibuktikan dengan hasil

analisis dengan taraf signifikansi 5% didapatkan untuk P-value Prestasi kognitif

= 0,016, P-value Prestasi Afektif = 0,712, P-value Prestasi Psikomotorik =

0,845. Jadi tidak terdapat pengaruh sikap ilmiah terhadap prestasi afektif dan

psikomotorik pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo

Tahun Pelajaran 2010/2011. tetapi ada pengaruh antara siswa yang mempunyai

sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi kognitif.

3. Gaya belajar merupakan bentuk nyata dalam melakukan suatu proses belajar

dalam hal ini melakukan kegiatan eksperimen dalam memecahkan masalah.

Bentuk aktivitas antara lain; teliti dan rinci, senang berbicara, berdiskusi, belajar

melalui praktek langsung dan lainnya. Dari hasil analisis dengan taraf

signifikansi 5% didapatkan untuk P-value Prestasi kognitif = 0,133, P-value

Prestasi Afektif = 0,098, P-value Prestasi Psikomotorik = 0,100. Hal ini berarti

siswa dengan metode eksperimen dengan LKS maupun dengan diagram Vee

siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik dalam

melakukan penemuan konsep laju reaksi kimia dapat beraktivitas

mengembangkan diri sesuai dengan kemampuannya sehingga prestasinya tidak

terdapat perbedaan yang sidnifikan pada prestasi kognitif, afektif dan

psikomotorik.

4. Metode eksperimen membutuhkan sikap ilmiah sehinga siswa yang sikap

ilmiahnya rendah mempunyai prestasi yang lebih rendah pada kedua metode

Page 138: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

sedangkan siswa yang sikap ilmiahnya tinggi mempunyai prestasi yang lebih

baik pada kedua metode. Hasil analisis dengan taraf signifikansi 5% didapatkan

untuk P-value Prestasi kognitif = 0,045, P-value Prestasi Afektif = 0,287, P-

value Prestasi Psikomotorik = 0,524. Jadi terdapat interaksi antara penggunaan

metode eksperimen dengan LKS maupun dengan diagram Vee dan sikap ilmiah

terhadap prestasi kognitif pada materi laju reaksi kimia siswa kelas XI SMAN 1

Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011. tetapi tidak ada interaksi antara

penggunaan metode eksperimen dengan LKS dengan diagram Vee dan sikap

ilmiah terhadap prestasi afektif dan psikomotorik.

5. Siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan kinestetik tidak terdapat

perbedaan dalam prestasi kognitif afektif dan psikomotorik pada kedua metode.

Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis dengan taraf signifikansi 5% didapatkan

untuk P-value Prestasi kognitif = 0,221, P-value Prestasi Afektif = 0,487, P-value

Prestasi Psikomotor = 0,402. Jadi tidak ada interaksi antara penggunaan metode

metode eksperimen dengan LKS dengan diagram Vee dan gaya belajar visual dan

kinestetik siswa terhadap prestasi kognitif, afektif dan psiokomotor pada materi

laju reaksi kimia siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011.

6. Siswa yang sikap ilmiah tinggi mempunyai prestasi yang lebih tinggi dari pada

siswa yang sikap ilmiahnya rendah di kedua metode. Hal ini dibuktikan dengan

hasil analisis dengan taraf signifikansi 5% didapatkan untuk P-value Prestasi

kognitif = 0,046, P-value Prestasi Afektif = 0,575, P-value Prestasi Psikomotorik

= 0,129. Jadi ada interaksi sikap ilmiah siswa dan gaya belajar siswa terhadap

prestasi kognitif, tidak ada interaksi sikap ilmiah siswa dan gaya belajar siswa

terhadap prestasi afektif dan psiokomotorik pada materi laju reaksi kimia siswa

Page 139: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

kelas XI SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011.

7. Baik siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dan siswa rendah dengan gaya

belajar visual dan kinestetik mempunyai prestasi yang lebih baik pada kedua

metode. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis dengan taraf signifikansi 5%

didapatkan untuk P-value Prestasi kognitif = 0,124, P-value Prestasi Afektif =

0,889, P-value Prestasi Psikomotor = 0,127. Jadi tidak ada interaksi antara

penggunaan eksperimen dengan LKS dengan diagram Vee dan sikap ilmiah dan

gaya belajar siswa terhadap prestasi kognitif, afektif dan psiokomotorik pada

materi laju reaksi kimia siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran

2010/2011.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan kesimpulan di atas, implikasi yang dapat peneliti sampaikan adalah :

1. Implikasi Teoritis

a. Metode eksperimen dengan LKS memberikan pengaruh yang lebih signifikan

terhadap prestasi belajar siswa, khususnya aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik pada materi laju reaksi , hal ini dikarenakan metode

eksperimen dengan LKS lebih terstruktur dan terarah yang sangat cocok

untuk siswa yang pengalaman eksperimen relatif masih kurang. Sehingga

metode eksperimen dengan LKS dapat digunakan sebagai metode

pembelajaran alternatif untuk meningkatkan penguasaan konsep proses

pembelajaran khususnya materi laju reaksi.

b. Sikap ilmiah merupakan faktor intern siswa yang mempunyai pengaruh pada

prestasi belajar kimia. Guru hendaknya memperhatikan siswa yang sikap

ilmiahnya rendah. Sikap ilmiah pada penelitian ini memberikan pengaruh

Page 140: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

yang signifikan pada prestasi kognitif, dan tidak berpengaruh pada prestasi

belajar aspek afektif dan psikomotorik. Namun demikian untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa seorang pendidik dapat membangkitkan atau

meningkatkan sikap ilmiahnya.

c. Gaya belajar siswa yang merupakan faktor intern yang mempunyai pengaruh

pada prestasi belajar kimia, dalam penelitian ini siswa yang gaya belajarnya

visual mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa yang gaya

belajarnya kinestetik. Guru hendaknya memperhatikan gaya belajar siswa

agar memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.

d. Dalam upaya peningkatan penguasaan konsep siswa, dapat dilihat dari

metode yang digunakan dan sikap ilmiah dalam belajar. Pembelajaran dengan

metode eksperimen dengan LKS dan metode eksperimen diagram Vee,

prestasi belajar siswa yang sikap ilmiah tinggi lebih baik dari pada siswa

dengan sikap ilmiah rendah sehingga untuk meningkatkan prestasi belajar

pada kedua metode dapat dilkukan dengan meningkatkan sikap ilmiah.

e. Dalam upaya peningkatan penguasaan konsep siswa, dapat dilihat dari

metode yang digunakan dan aktivitas siswa dalam belajar. Pembelajaran

dengan metode eksperimen dengan LKS dan metode eksperimen diagram

Vee, prestasi belajar siswa yang bergaya belajar visual lebih baik dari pada

siswa dengan bergaya belajar kinestetik sehingga untuk meningkatkan

prestasi belajar pada kedua metode dapat dilakukan dengan memperhatikan

gaya belajar siswa.

f. Dalam upaya peningkatan penguasaan konsep siswa, dapat dilihat dari sikap

ilmiah dan gaya belajar siswa dalam belajar. Prestasi belajar siswa yang sikap

Page 141: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

ilmiahnya tinggi tentunya lebih baik dari pada siswa yang sikap ilmiahnya

rendah dan gaya belajar siswa juga mempengruhi untuk meningkatkan

prestasi belajar pada kedua metode dapat dilakukan dengan meningkatkan

sikap ilmiah dan memperhatikan gaya belajar siswa.

g. Prestasi belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan menggunakan

metode eksperimen dengan LKS dengan memperhatikan sikap ilmiah serta

aktivitas siswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi

seorang pendidik dan calon pendidik untuk meningkatkan prestasi belajar

kimia pada materi laju reaksi dengan menggunakan metode eksperimen

dengan LKS dengan meningkatkan sikap ilmiah serta gaya belajar.

2. Implikasi Praktis

a. Metode eksperimen dengan LKS mempunyai pengaruh terhadap prestasi

siswa yang lebih baik dari pada metode metode eksperimen diagram Vee.

Maka metode eksperimen dengan LKS dapat diterapkan dalam kurikulum

KTSP dan sebagai metode pembelajaran sains karena siswa lebih aktif,

kreatif, terampil, obyektif dan kritis dalam memecahkan masalah.

b. Sikap ilmiah siswa yang merupakan faktor intern siswa dapat dikembangkan

untuk menunjang tercapainya prestasi belajar. Siswa yang mempunyai sikap

ilmiah tinggi mempunyai prestasi yang lebih baik maka guru dapat

memotivasi siswa agar mempunyai sikap ilmih yang tinggi dalam

menggunakan metode ekperimen.

c. Siswa yang gaya belajarnya visual mempunyai prestasi yang lebih baik dalam

mengikuti pembelajaran dengan metode eksperimen dengan LKS maupun

Page 142: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

eksperimen dengan diagram Vee. Maka guru dapat memotivasi siswa agar

dapat memperoleh prestasi yang lebih baik.

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian maka penulis

mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Pendidik (Guru)

a. Dalam pembelajaran kimia dengan metode eksperimen dengan LKS, guru

hendaknya memperhatikan hal – hal antara lain :

1) Menyiapkan LKS lengkap.

2) Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan secara cermat.

3) Menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dan diberi label.

4) Menyiapkan dan memberikan petunjuk penggunaan alat dan bahan.

5) Memberikan peringatan dalam menggunakan alat atau bahan yang sifatnya

berbahaya.

6) Sebelum dilakukan kegiatan eksperimen oleh siswa maka guru harus mencoba

terlebih dahulu agar mengetahui kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

7) Pembentukan kelompok dilakukan oleh guru agar diperoleh anggota

kelompok yang heterogen.

b. Dalam proses pembelajaran kimia perlu memperhatikan sikap ilmiah siswa.

Untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa dapat dilakukan :

1) Eksperimen

2) Diskusi

3) Penulisa data yang obyektif

4) Melakukan percobaan di rumah

Page 143: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

5) Melakukan tugas proyek

c. Perlu dilakukan pengukuran Sikap ilmiah Siswa

d. Perlu dilakukan pengukuran Gaya Belajar yang dimiliki siswa sebelum

pembelajaran. Sehingga guru dapat menyesuaikan pendekatan pembelajaran dengan

gaya belajar siswa.

2. Bagi Peserta Didik

a. Setiap peserta didik mempunyai sikap ilmiah dan gaya belajar yang berbeda-

beda dan masing-masing dapat dikembangkan, karena dengan sikap ilmiah

dan gaya belajar dapat meningkatkan preastasi belajar.

b. Peserta didik hendaknya mempunyai sikap ilmiah yang tingi dan gaya belajar

sesuai pula.

c. Sebaiknya siswa didalam melakukan kegiatan penuh dengan ketelitian dan

kecermatan

d. Sebaiknya siswa sebelum melakukan kegiatan eksperimen benar-benar

memahami langkah kerja dan tujuan dari eksperimen.

3. Bagi Peneliti lain

a. Dalam penelitian ini metode dalam pembelajaran yang dipilih adalah metode

eksperimen dengan LKS dan metode eksperimen dengan diagram V yang

ditinjau dari sikap ilmiah dan gaya belajar siswa. Bagi para calon peneliti

yang lain mungkin dapat melakukan penelitian yang lain, yang mungkin dari

metode yang akan digunakan dalam penelitian bahkan mungkin dari tinjauan

yang lainnya.

b. Hasil penelitian ini hanya terbatas pada materi laju reaksi kimia, peserta didik

kelas XI SMA N 1 Ponorogo , sehingga mungkin bisa diterapkan pada pokok

Page 144: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN …eprints.uns.ac.id/9317/1/214561811201108281.pdf · KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LKS DAN DIAGRAM VEE DITINJAU DARI SIKAP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

bahasan yang lain dan mungkin di sekolah yang lain.

c. Harapan peneliti bagi peneliti yang lain adalah apa yang diteliti pada

penelitian ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi

peneliti maupun pendidik pada umumnya.

d. Pengukuran sikap ilmiah antara yang kategori tinggi dan rendah diharapkan

sangat jelas jika perlu adanya sikap ilmiah siswa yang kategori sedang.

e. Pengukuran gaya belajar siswa diharapkan meliputi kategori visual,

Auditorial dan kinestetik.