makalah pengukuran metakognitif, penilaian portofolio dan project

Upload: yunita-nur-anggraeni

Post on 09-Oct-2015

223 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pengukuran metakognitif

TRANSCRIPT

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN BIOLOGI

Pengukuran Metakognitif, Penilaian Portofolio dan Project

Disusun oleh :

Nur Khasanah( K4312046/B )Setiasih Rizki W( K4312062/B )Tsania Hayyu Q( K4312064/B )Zulfa Ayu Afdhilla( K4312079/B )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2014Kata Pengantar

Puji serta syukur kami panjatkan ke khadirat Allah atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Pengukuran Metakognitif, Penilaian Portofolio dan Project. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi. Terimakasih, penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi membantu penulis dalam menyusun makalah tersebut.Dalam Penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi teman-teman mahasiswa FKIP Biologi UNS khususnya dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Surakarta, 12 Mei 2014

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam lingkup pengetahuan, metakognitif menempati tingkat tertinggi setelah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural. Metakognitif merupakan kemampuan untuk melihat pada diri sendiri sehingga apa yang dilakukan dapat terkontrol secara optimal. Implikasinya dalam pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan berpikir, kemandirian dalam memecahkan masalah. Selain adanya pengukuran, terdapat pula penilaian. Penilaian yag akan dibahas dalam makalah ini adalah penilaian portofolio dan penilaian proyek.Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran, untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik.Berbeda dengan penilaian portofolio, Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan sesuatu secara jelas.Tujuan melakukan penilaian secara umum adalah untuk memperoleh informasi yang bersifat kwalitatif.

Evaluasi Pembelajaran Biologi merupakan salah satu mata kuliah yang mempelajari semua hal yang berkaitan dengan evaluasi, guna menentukan tindaklanjut dan tindakan dalam pembelajaran. Evaluasi meliputi pengukuran, penilaian, asesmen. Makalah yang berjudul Pengukuran Metakognitif, Penilaian Portofolio dan Project, akan membahas terkait ketiga hal tersebut.

B. Rumusan Masalah1. Apakah yang dimaksud dengan pengukuran metakognitif?2. Bagaimanakah cara mengetahui aktivitas metakognitif siswa?3. Apakah yang dimaksud dengan penilaian portofolio?4. Bagaimanakah Prinsip Penilaian Portofolio?5. Apasajakah bentuk-bentuk penilaian portofolio?6. Apakah yang dimaksud dengan penilaian Project?7. Bagaimanakah Teknik Skoring Penilaian Proyek?

C. Tujuan1. Mengetahui Aspek metakognitif dan pengukuran metakognitif2. Mengetahui cara melakukan pengukuran metakognitif siswa3. Mengetahui penilaian portofolio4. Mengetahui Prinsip Penilaian Portofolio5. Mengetahui bentuk-bentuk penilaian portofolio6. Mengetahui penilaian Project7. Mengetahui Teknik Skoring Penilaian Project

BAB IIPEMBAHASAN

1. Pengukuran MetakognitifIstilah Metakognisi dimunculkan oleh beberapa ahli psikologi sebagai hasil penelitian terhadap kondisi, mengapa ada orang yang belajar dan mengingat lebih dari yang lainnya? Secara harfiah metakognisi terdiri dari awalan meta yang artinya sesudah dan kata kognisi. Metakognisi dapat diartikan sebagai kognisi tentang kognisi, pengetahuan tentang pengetahuan atau berpikir tentang berpikir. Menurut Anderson dan Krathwohl (2001), penambahan awalan meta pada kata kognisi untuk merefleksikan ide bahwa metakognisi adalah tentang atau di atas atau sesudah kognisi. Di samping itu, pengertian metakognisi hampir sama dengan pengertian perefleksian terhadap apa yang dipikirkannya. (deSoete, 2001). Kata reflektif berasal dari kata to reflect artinya to think about.Istilah metakognisi yang diperkenalkan Flavell (Yong & Kiong, 2006), mendefinisikan aspek pertama dari metakognisi sebagai pengetahuan seseorang terhadap proses hasil kognitifnya atau segala sesuatu yang berhubungan dengannya, kemudian aspek kedua dari metakognisi didefinisikan sebagai pemonitoran dan pengaturan diri terhadap aktivitas kognitif sendiri. Metakognitif adalah suatu bentuk kemampuan untuk melihat pada diri sendiri sehingga apa yang dia lakukan dapat terkontrol secara optimal. Dengan kemampuan seperti ini seseorang dimungkinkan memiliki kemampuan tinggi dalam memecahkan masalah, sebab dalam setiap langkah yang dia kerjakan senantiasa muncul pertanyaan : Apa yang saya kerjakan ?; Mengapa saya mengerjakan ini?; Hal apa yang membantu saya untuk menyelesaikan masalah ini?.Schoenfeld (1992) mendefinisikan metakognisi sebagai pemikiran tentang pemikiran sendiri yang merupakan interaksi antara tiga aspek penting yaitu: pengetahuan tentang proses berpikir sendiri, pengontrolan atau pengaturan diri, serta keyakinan dan intuisi. Interaksi ini sangat penting karena pengetahuan kita tentang proses kognisi kita dapat membantu kita mengatur hal-hal di sekitar kita dan menyeleksi strategi-strategi untuk meningkatkan kemampuan kognitif kita selanjutnya.Meningkatkan pengetahuan metakognitif akan terlihat pada strategi guru memfasilitasi siswa mengembangkan daya belajarnya tidak hanya mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuannya namun siswa terampil belajar, mengembangkan kemandirian siswa dalam menerapkan berbagai cara sehingga dapat mengembangkan pengetahuan bermodalkan pengetahuan yang dipelajarinya.Anderson & Krathwohl (Sukmadinata & Asari, 2006 : 26) memberikan rincian dari pengetahuan yang dapat dikuasi atau diajarkan pada setiap tahapan kognitif. Dalam lingkup pengetahuan tersebut, pengetahuan metakognitif menempati pada tingkat tertinggi setelah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan metakognitif meliputi pengetahuan strategik, pengetahuan tugas-tugas berpikir dan pengetahuan pribadi. Sebagai contoh pengetahuan metakognitif, yaitu pengetahuan tentang langkah-langkah penelitian, rencana kegiatan dan program kerja ; pengetahuan tentang jenis metode, tes yang harus digunakan dan dikerjakan guru ; dan pengetahuan tentang sikap, minat, karakteristik yang harus dikuasai untuk menjadi seorang guru yang baik.Jadi metakognitif memiliki kesamaan makna dengan berpikir tentang cara berpikir, belajar tentang belajar atau belajar tentang bagaimana cara belajar. Pengujian terhadap kemampuan ini bisa dilakukan dengan cara menantang siswa menunjukkan kompetensinya dalam bentuk menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya untuk mengembangkan inisiatif belajar secara mandiri sehingga dapat mengembangkan pengetahuan barunya. Tugas mandiri untuk mengembangkan daya inisiatif sendiri, mengembangkan ide-ide kreatif, mendisain model baru, inisiatif baru, atau mengembangkan karya inoatif merupakan cara yang sesuai untuk menghimpun informasi tentang kemampuan belajar dengan mendayagunakan ilmu yang dimilikinya. Secara umum metakognisi dapat dikatakan sebagai berpikir tentang pemikiran. Beberapa perspektif menekankan pengetahuan individual tentang kognisi dan penggunaan strategi. Yang lainnya menekankan baik itu pengetahuan maupun pengaturan kognisi.Instrumen Monitoring Diri MetakognisiUntuk mengetahui aktivitas metakognitif siswa digunakan instrumen monitoring diri metakognisi yang memuat pernyataan-pernyataan metakognitif. Misalnya, saya yakin bahwa saya memahami masalah yang ditanyakan pada saya; saya mencoba menyajikan masalah dengan bahasa saya sendiri; saya mencoba untuk mengingat jika saya pernah menyelesaikan masalah yang mirip dengan masalah seperti ini; saya mengidentifikasi dan memeriksa setiap informasi yang terdapat dalam masalah ini; serta saya berpikir tentang pendekatan yang berbeda yang akan saya coba untuk mecahkan masalah ini. Siswa diminta untuk menyatakan ya, tidak atau mungkin.Instrumen ini dirancang berupa angket untuk mengetahui strategi metakognisi mahasiswa dalam memecahkan masalah. Instrumen ini dikembangkan berdasarkan instrumen yang digunakan oleh Goos et.al. (2000:18). Instrumen tersebut dibagi menjadi 4 bagian, yaitu untuk mengetahui strategi metakognisi mahasiswa : (1) dalam proses memahami masalah; di saat memecahkan masalah; (2) ketika selesai memecahkan masalah; (3) dan dalam memilih strategi yang digunakan oleh mahasiswa. Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan metakognisi dalam Instrumen Monitoring Diri Metakognisi:No Pertanyaan monitoring diriTujuan pertanyaan monitoringYaTidak

1Sebelum mulai memecahkan masalah1. Saya membaca lebih dari satu kali2. Saya yakin bahwa saya memahami masalah yang ditanyakan pada saya3. Saya mencoba menyajikan masalah dengan bahasa saya sendiri4. Saya mencoba untuk mengingat jika saya pernah menyelesaikan masalah yang mirip dengan masalah ini.5. Saya mengidentifikasi dan memeriksa setiap informasi yang terdapat dalam masalah ini.6. Saya berpikir tentang pendekatan yang berbeda yang akan saya coba untuk memecahkan masalah.

Menilai pengetahuan pada masalahMenilai pemahaman terhadap masalah

Menilai pemahaman terhadap masalah

Menilai pengetahuan dan pemahaman terhadap masalah

Menilai pengetahuan dan pemahaman terhadap masalah

Menilai tentang pemilihan strategi pemecahan masalah

2Ketika menyelesaikan masalah7. Saya melakukan pemecahan masalah tahap per tahap8. Saya telah membuat kesalahan dan mengulangi beberapa pekerjaan9. Saya membaca ulang masalah untuk memeriksa bahwa saya telah melakukan langkah yang tepat.10. Saya bertanya pada diri sendiri apakah saya sudah mendekati penyelesaian. 11. Saya memikirkan ulang tentang metode penyelesaian yang saya gunakan dan mencoba metode/ pendekatan baru

Menilai penerapan strategi pemecahan masalah

Menilai pemeriksaan pada kesalahan

Menilai pemahaman pada masalah

Menilai pemahaman pada progress penyelesaian

Menilai penerapan strategi yang beragam

3Ketika menyelesaikan masalah 12. Saya memeriksa hasil perhitungan agar yakin bahwa penyelesaiannya sudah benar 13. Saya memeriksa kembali metode yang digunakan untuk mengetahui bahwa saya telah menyelesaikan masalah seperti dimaksud 14. Saya bertanya pada diri sendiri apakah jawabannya sudah benar atau tidak 15. Saya bertanya pada diri sendiri apakah jawabannya sudah benar atau tidak Strategi yang digunakan 16. Saya menggunakan metode Guess and Check 17. Saya menggunakan aljabar untuk merancang beberapa persamaan untuk diselesaikan18. Saya membuat diagram atau gambar.19. Saya menuliskan hal-hal yang penting.20. Saya merasa bingung dan tidak bisa memutuskan untuk berbuat sesuatu21. Saya menggunakan cara lain untuk untuk menyelesaikan masalah.

Menilai akurasi dan ketepatan penyelesaian

Menilai penerapan strategi

Menilai ketepatan dari solusi

Menilai penerapan strategi yang beragam

Mengecek strategi yang digunakan

*Pertanyaan diatas dijawab dengan jawaban ya atau tidak

Istilah umum metakognisi merujuk pada konsep superordinat yang terdiri dari setidaknya dua komponen, yaitu (1) pengetahuan; (2) monitoring (pengalaman) dan regulasi/ kontrol (ketrampilan)Ketika individu mengevaluasi kondisi saat ini dari operasi kognitif dasar (misalnya memori, persepsi, problem solving), metacognitive monitoring dikatakan terjadi. Ketika individu menggunakan hasil dari evaluasi monitoringnya (berkaitan dengan hal-hal yang diperlukan untuk melakukan tugas, misalnya kecepatan atau ketepatan), untuk meregulasi operasi kognitif dasar metacognitive control dikatakan terjadi.Lyons & Ghetti (2010) menuliskan bahwa metacognitive monitoring dan metacognitive control memiliki berbagai bentuk tergantung pada tugas yang dikerjakan dan tingkatan tugas tersebut. Hal ini dapat diilustrasikan melalui contoh seorang siswa yang sedang melakukan persiapan untuk menghadapi ujiannya. Selagi siswa mempersiapkan ujiannya, dia perlu untuk mengevaluasi dirinya, seberapa baik materi-materi yang telah dipelajarinya (judgement of learning) dan mengarahkan waktu serta perhatiannya untuk mempelajari materi-materi yang belum dikuasainya (misalnya dengan mengalokasikan waktu belajarnya). Selama ujian, dia mungkin menjunpai item-item yang tidak segera dia ketahui jawabannya; dalam hal ini dia akan mencoba kemungkinan bahwa dia akan mampu untuk mengingat jawaban (a feeling of knowing judgment) untuk selanjutnya memutuskan apakah dia akan memberikan waktu ekstra untuk item-item tes tersebut, atau apakah akan lebih baik kalau waktunya digunakan untuk mengerjakan item-item tes yang lain. Akhirnya (terutama jika ada penalti untuk pemberian respon yang tidak tepat seperti yang biasa dilakukan pada banyak testes terstandar), ketika menjawab setiap pertanyaan, siswa harus mengevaluasimseberapa yakin dia terhadap ketepatan jawabannya (a confidence judgment), dan memutuskan apakah memberikan respon (jika taraf keyakinannya tinggi) atau menahan diri untuk tidak menjawab pertanyaan tes (jika taraf keyakinan rendah). Dengan demikian metacognitive monitoring dan metacognitive control dapat dipikirkan sebagai suatu sistem quality control, yang berfungsi untuk meyakinkan bahwa hanya keluaran yang akurat dan tepat yang dihasilkan.

Komponen utama dari metakognisi adalah: Pengetahuan dan kesadaran tentang pemikiran diri sendiri, dan Pengetahuan tentang kapan dan di mana mesti menggunakan strategi yang diperoleh. Pengetahuan tentang pemikiran seseorang mencakup informasi tentang kapasitas dan keterbatasan dirinya sendiri dan kesadaran akan kesulitan selama belajar sehingga dapat dilakukan perbaikan.

Keterampilan metakognisi adalah proses yang mengontrol penggunaan strategi dalam tugas-tugas kognitif. Yang terasuk dalam metakognisi adalah Pengetahuan tentang kognisis yang mencakup pengetahuan mengenai tugas, strategi, rencana pembelajaran dan tujuan. Kapabilitas seseorang dalam mengelola kognisi. Termasuk di dalamnya adalah penentuan tujuan, mengaktifkan sumber daya yang relevan, memilih strategi yang tepat, mengevaluasi pemahaman diri, mengecek kemajuan diri, dan mengarah ulangkan upaya jika diperlukan. Meskipun bersifat sadar dan internal, proses metakognisis dapat dilakukan secara otomatis dan semakin luas basis pengetahuan seseorang pemelajar di bidang tertentu, semakin berkurang kebutuhannya akan strategi metakognitif. Empat kondisi umum untuk pembelajaran metakognitif adalah : Pembelajaran dengan kesadaran akan kegunaan Kriteria kinerja dan penilaian yang membutuhkan aktivitas metakognitif Memberi contoh strategi dengan penguatan Latihan ekstensif dalam situasi yang berbeda dengan penguatan. Selama pembelajaran, diskusi singkat dapat mengeksplorasi tujuan strategi metakognitif dan mengeksplorasi hubungan antara kondisi tugas, strategi dan produk dari tugas-tugas yang berbeda. Monitoring diri dan evaluasi juga harus dimasukkan sebagai bagian dari pembelajaran keterampilan metakognitif.Implikasi pembelajaran yang didasari pada metakognisi adalah siswa semakin mandiri dalam pembelajaran. Kemandirian siswa tersebut berkaitan dengan keterampilan metakognitif siswa. Keterampilan metakognitif dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir siswa yang selanjutnya juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Livingston (1997) menyatakan bahwa metakognitif memegang salah-satu peranan kritis (sangat penting) agar pembelajaran berhasil. Metakognitif mengarah pada kemampuan berpikir tinggi (high order thinking) yang meliputi kontrol aktif terhadap proses kognitif dalam pembelajaran. Aktifitas seperti merencanakan bagaimana menyelesaikan tugas yang diberikan, memonitor pemahaman, dan mengevaluasi perkembangan kognitif merupakan metakognitif yang terjadi dalam sehari-hari. Keterampilan metakognitif memungkinkan siswa untuk melakukan perencanaan, mengikuti perkembangan, dan memantau proses belajarnya (Imel, 2002). Coutinho (2007) menyatakan bahwa ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan matakognisi. Siswa yang memiliki keterampilan metakognitif yang baik akan menunjukkan prestasi belajar yang baik pula dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan metakognitif rendah.Penilaian PortofolioPenilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karaya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunkan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.Prinsip Penilaian Portofolioa. Saling percayaDalam penilaian portofolio guru dan peserta didik ataupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya harus memiliki rasa saling mempercayai. Mereka harus merasa sebagai pihak-pihak yang saling memerlukan, dan memiliki semangat untuk saling membantu. Oleh karena itu guru dan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik lainnya harus saling terbuka dan jujur satu sama lain. Guru hendaknya seoptimal mungkin menciptakan suasana pembelajaran dan penilaian yang kondusif sehingga peserta didik dapat dengan mudah memperlihatkan kemampuannya secara optimal sesuai dengan harapan standar kom[etensi, kompetensi dasar dan indikator yang dituntut dalam kurikulum. b. Kerahasiaan bersamaKerahasiaan evidence merupakan hal yang sangat penting dalam portofolio. Hasil pekerjaan peserta didik secara individu maupun kelompok sebaiknya tidak diperlihatkan kepada peserta didik atau kelompok lain, sebelum diadakan eksibisi (pameran). Penjagaan kerahasiaan ini akan memotivasi peserta didik untuk memperbaiki evidence mereka. Pelanggaran terhadap norma ini, selain menyangkut etika juga memberi dampak negatif kepada proses pendidikan.

c. Milik bersamaSemua pihak, guru maupunn peserta didik harus menganggap bahwa semua evidence merupakan milik bersama yang harus dijaga secara bersama-sama pula. Oleh karena itu semua evidence atau dokumen harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik. Guru dan peserta didik perlu menyepakati bersama dimana evidence yang telah dihasilkan peserta didik akan disimpan. Hal ini akan mempermudah peserta didik akan merasa memiliki terhadap hasil kerja mereka, dan pada akhirnya tumbuh rasa tanggung jawab pada diri mereka.d. Kepuasan dan kesesuaianKepuasan semua pihak baik guru maupun peserta didik terletak pada tercapai tidaknya standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator tersebut yang dimanifestasikan melalui evidence peserta didik. Seluruh evidence peserta didik dimulai dari awal mereka belajar sampai pada akhir kurun waktu tertentu disimpan ditempat yang aman dan mudah diakses. Tidak semua evidence memuaskan guru maupun peserta didik. Tetapi hasil kerja portofolio seyogyanya berisi keterangan-keterangan dan atau bukti-bukti yang memuaskan bagi guru dan peserta didik. Portofolio hendaknya juga merupakan bukti prestasi cemerlang peserta didik dan keberasilan pembinaan guru.e. Penciptaan budaya mengajarSebagian orang berpendapat bahwa portofolio merupakan metode pengajaran namun ada pula yang menganggap alat penilaian. Sebenarnya, anatara pengajaran dan penilaian secara portofolio tidak dapat dipisahkan. Penilaian portofolio dapat dlakukan jika penganjarannya pun menggunakan pendekatan portofolio. Jika dalammengajar guru hanya menuntut peserta didik untuk menghafal fakta atau pengetahuan pada taraf tingkat rendah, maka penilaian portofolio tidak akan bermakna. Penilaian portofolio akan efektif jika pengajarannya kemampuan yang nyata yang menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada taraf yang lebih tinggi.f. Refleksi bersamaPenilaian portofolio memberikan ksempatn untuk melakukan refleksi bersama-sama, dimana peserta didik dapat merefleksikan tentang proses berpikir mereka sendiri, tentang kemampuan pemahaman mereka sendiri, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan dan mengamati pemahaman mereka tentang kompetensi dasar dan indikator yang telah mereka peroleh. g. Proses dan hasilPenilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan perilaku harian peserta didik (anecdot) mengenai sikapnya dalam belajar, antusias tidaknya dalam mengikuti pelajaran dan sebagainya. Aspek lain dari penilaian portofolio adalah penilaian hasil yaitu menilai hasil akhir suatu tugas yang diberikan oleh guru. Dengan demikian maka penilaian portofolio tidak sekedar menilai akhir pembelajar, melainkan juga perlu memberikan penilaian terhadap proses belajar. Karakteristik Penilaian PortofolioPortofolio merupakan salah satu alat yang efisien dalam proses pembelajaran. Berbagai macam evidence peserta didik dapat dengan mudah dilihat dari waktu ke waktu. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh penilaian tradisional manapun. Portofolio merupakan nsalah satu kegiatan yang memungkinkan peserta didik dan guru berdialog dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini memungkinkan peserta didik mengetahui secara lebih mendalam kemampuan masing-masing peserta didik. Guru dan peserta didik dapat berdiskusi tentang kelebihan dan kekurangan kemampuan yang peserta didik miliki. Menurut Barton & Collins (1997), terdapat berbagai karakteristik esensial dalam pengembangan berbagai bentuk portofolio, yaitu :a. Multi sumberMultisumber artinya portofolio memungkinkan untuk menilai berbagai macam evidence. Multiple sumber antara lain mencakup orang (pernyataan dan observasi peserta didik, guru, program, orang tua, dan anggota masyarakat), evidence yaitu apa saja yang akan dinilai seperti foto, rancangan, jurnal, audio, dan video tape.b. AuthenticEvidence peserta didik haruslah autentik, artinya ditinjau dari konteks maupun fakta harus saling berkaitan satu sama lain. Evidence peserta didik yang dinilai haruslah berkaitan dengan program pengajaran, kriteria, kegiatan, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai. Mankala guru sudah mengajarkan sesuai dengan tuntutan kemampuan dasar yang terdapat dalam kerangka dasar kurikulum, maka kemampuan yang di peroleh peserta didik tentunya merefleksikan kemampuan yang diajarkan oleh guru. Sehingga, manakala guru mengembangkan penilaian, khususnya penilaian portofolio, relevan dengan portofolio di sekolah.c. DinamisPortofolio bersifat dinamis, artinya portofolio mencakup perkembangan dan perubahan (capturing growth and change). Salah satu hal yang terpenting dalam portofolio adalah evidence yang ditambahkan dari waktu ke waktu, tidak hanya sebelum atau sesudah penilaian dilakukan. d. EksplisitPortofolio haruslah jelas, artinya semua tujuan pembelajaran berupa kompetensi dasar dan indikator harus dinyatakan secara jelas. Selain itu, bagaimana standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator tersebut perlu dicapai juga dinyatakan. Sebgai contoh, bisa saja indikator dicapai melalui pertolongan guru, dilakukan oleh seluruh peserta didik dilakukan secara kelompok kecil, atau bahkan dilakukan sendiri oleh peserta didik secara individu. Peserta didik harus mengetahui tujuan dilakukannya portofolio dan kompetensi yang hendak dicapai. Setelah peserta didik selesai melakukan sesuatu tugas misalnya, guru dapat melakukan penilaian misalnya kurang baik, baik, dan baik sekali. Guru juga perlu memberikan komentar terhadap hasil kerja yang telah dilakukan peserta didik. e. IntegrasiPortofolio senantiasa berkaitan antara program yang dilakukan peserta didik dikelas dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, portofolio tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik tidak jauh dari apa yang mereka alami. Contohnya sebagian peserta didik terbiasa menggunakan pertanian dala kehidupan sehari-hari, maka kegiatan portofolio haruslah berkaitan dengan pertanian.Peserta didik dengan demikian dapat dengan mudah menghubungkan antara kemampuan atau pengetahuannya dengan kenyataan sehari-hari.f. KepemilikanPortofolio tidak hanya sekedar menilai atau membuat peringkat peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain, tetapi harus menyambungkan antara evidence peserta didik dengan standar kompetensi, kompetensi dasar atau indikator pencapaian belajar. Penilaian portofolio menekankan pada adanya rasa kepemilikan, yaitu adanya keterkaitan antara evidence dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan dalam rangka mencapai standar kompetensi tertentu. Peserta didik harus merasa memiliki semua evidence yang mereka hasilkan. Dengan demikian mereka diharapkan dapat menjaga dengan baik semua evidence tersebut.g. Beragam tujuanPortofolio dilaksanakan tidak hanya mengacu pada satu standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar misalnya, tetapi juga mengacu ke berbagai tujuan misalnya beberapa indikator pencapaian hasil belajar. Sebagai salah satu yang bermanfaat dalam proses pembelajaran, portofolio juga dapat melihat keefektifan suatu program dan pada saat yang sama mengevaluasi perkembangan individu atau kelompok sebagai komunitas peserta didik. Portofolio juga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi ketika peserta didik sharing pendapat dan pengetahuan dengan anggota keluarga, guru atau anggota masyarakat.PERBEDAAN ASESMEN PORTOFOLIO DENGAN TESBerbeda dengan penilaian lainnya, keterlibatan peserta didik dalam penilaian portofolio merupakan sesuatu yang harus dikerjakan. Berikut perbedaan tes dan portofolio :Tes Portofolio

Menilai siswa berdasarkan sejumlah tugas yang berbedaMenilai siswa berdasarkan seluruh tugas dan hasil kerja yang berkaitan dengan kinerja yang dinilai

Yang menilai hanya guru, berdasarkan masukan yang terbatasSiswa turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas, dan perkembangan yang berlangsung selama proses pembelajaran

Menilai semua siswa dengan menggunakan satu kriteriaMenilai setiap siswa berdasarkan pencapaian masing-masing, dengan mempertimbangkan juga faktor perbedaan individual

Proses penilaian tidak kolaboratif (terutama antara guru, siswa dan orang tua)Mewujudkan proses penilaian yang kolaboratif

Yang mendapat perhatian dalam penilaian hanya pencapaian Yang mendapat perhatian dalam penilaian meliputi kemajuan, usaha dan pencapaian

Terpisah antara kegiatan pembelajaran pembelajaran, testing dan pengajaran Terkait erat antara kegiatan penilaian, pengajaran dan pembelajaran

Bentuk PortofolioMenurut Nitko, secara umum penilaian portofolio dapat dibedakan menjadi 5 bentuk yaitu:1. Portofolio ideal (ideal portofolio)2. Portofolio penampilan (show portofolio)3. Porofolio dokumentasi (documentary portofolio)4. Portofolio evaluasi (evaluation portofolio)5. Portofolio kelas (classroom portofolio)Sedangkan menurut Fosters dan Masters ( 1998 ) membedakan penilaian portofolio dalam 3 kelompok yaitu :a. Portofolio kerja (working portofolio)Portofolio kerja adalah usaha mandiri yang telah dilakukan siswa atau usaha bersama dari kelompok siswa. Hal-hal yang harus dilakukan siswa dan dinilai dalam penilaian portofolio antara lain berupa draft, pekerjaan yang belum selesai, atau pekerjaan terbaik yang bisa dilakukan siswa. Berbagai macam tugas yang setara atau yang berbeda disajika kepada siswa siswa boleh memilih tugas-tugas yang dianggap cocok untuk mereka. Guru juga dapat memutuskan apa yang harus dikerjakan siswa. Siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam mengerjakan tugas tertentu. Portofolio kerja menyediakan data tentang:Cara siswa mengorganisasi dan mengelola kerja dan Ditunjukkan melalui prestasi belajar siswa (chievement). Hasil kerja siswa dalam penilaian siswa danportofolio jenis ini digunakan dalam diskusi antara siswa dan guru. Ini akan membuat guru mengenal kemajuan siswa dan memungkinkan guru menolong siswa untuk mengidentifikasi kelemahan, kelebihan serta kelayakan dalam merancang dan meningkatkan pengajaran.b. Portofolio dokumentasi (documentary portofolio)Portofolio dokumentasi adalah koleksi hasil kerja siswa yang khusus digunakan untuk penilaian. Tidak seperti portofolio kerja yang pengkoleksiannya dilakukan dari hari ke hari, dokumentasi portofolio adalah seleksi hasil kerja terbaik siswa yang akan diajukan dalam penilaian. Dengan demikian portofolio dokumentasi adalah koleksi dari sekumpulan hasil kerja siswa selama kurun waktu tertentu.Portofolio dokumentasi tidak hanya berisi hasil kerja siswa, tetapi semua proses yang digunakan oleh siswa untuk menghasilkan karya tertentu. Portofolio dokumentasi dalam penilaian portofolio bahasa inggris, misalnya mungkin tidak hanya berisi tentang hasil akhir tulisan siswa, tetapi juga berbagai macam drafdan komentar siswa tentang hasil tersebut. Draf dan komentar siswa harus dipilih untuk menyajikan draf yang paling bagus dari yang dihasilkan siswa. Semua ini dilakukan dalam rangka menunjukkan proses penilaian, dan guru dapat menggunakannya sebagai bahan penilaian dan pengkajian tentang bagaimana siswa merencanakan, dan menghasilkan tulisan serta cara mereka menulis.Kegunaan portofolio dokumentasi sebagai sumber portofolio bergantung pada: Bagaimana hasil karya siswa berhubungan dengan indicator hasil belajar yang telah diterapkan, dan Isi penilaian portofolio yang dihasilkan siswa menunjukan kelemahan dan kelebihan siswa.Isi penilaian portofolio harus menyajikan suatu bukti yang berkaitan dengan kompetensi dasar dan indicator pencapaian haisil belajar yang telah ditentukan. Untuk menunjukkan hal ini, kegiatan belajar mengajar harus sesuai dengan indicator pencapaian hasil belajar yang telah ditentukan. Jika kemampuan problem solving sebagai salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran matematika misalnya, tetapi kegiatan belajar mengajar dikelas hanya memfokuskan pada latihan menghitung, maka hasil kerja siswa tidak akan menunjukan hasil kerja yang berkaitan denganproblem solving sebagai bagian dari documentary portofolio dokumentasi, melainkan hanya menghitung.c. Portofolio penampilan (show portofolio)Portofolio penampilan (show fortofolio) digunakan untuk memilih hal-hal yang paling baik yang menunjukan bahan atau pekerjaanterbaik yang dihasilkan oleh siswa. Portofolio pertunjukan bertujuan untuk menyeleksi pekerjaan terbaik yang dilakukan oleh siswa. Tidak seperti portofolio dokumentasi, portofolio pertunjukan tidak mencakup proses pekerjaan, perbaikan dan penyempurnaan pekerjaan siswa. Portofolio pertunjukan di gunakan untuk tujuan seperti seleksi, sertifikasi, maupun penilaian kelas. Untuk tujuan yang lebih rumit, yang sangat memerlukan perbandingan, validitas perbandingan haruslah benar-benar diperhatikan oleh beberapa penilai adalah perlunya reliabilitas, yaitu apakah skor yang diberikan kepada hasil kerja siswa konsisten.

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PENILAIAN PORTOFOLIO

Setiap konsep atau model penilaian tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Begitu juga dengan penilaian portofolio. Adapun kelebihan penilaian portofolio sebagai berikut:1. Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri.2. Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreatifitas pesertadidik.3. Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggungjawab terhadap apa yang telah mereka kerjakan, baik dikelas maupun diluar kelas dalam rangka implementasi program pembelajaran.4. Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian.5. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka.6. Dapatdigunakanuntukmenilaikelas yang heterogenantarapesertadidik yang pandaidankurangpandai.Sedangkan kekurangan dari penilaian portofolio diantaranya sebagai berikut:1. Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.2. Penilaian portofolio dianggap kurang reliable dibandingkan dengan bentuk penilaian yang lain.3. Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga proses penilaian kurang mendapat perhatian.4. Tidak tersedianya criteria penilaian yang jelas.5. Penilaian portofolio masih relative baru sehingga banyak guru, orang tua dan pesesrta didik yang belum mengetahui dan memahaminya.6. Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional.

Penilaian ProyekPengertian Penilaian ProyekPenilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.Poin pokok dalam memahami pengertian dari penilaian proyek yaitu : Penilaian proyek merupakan penilaian berbasis kelas, Penilaian proyek dilakukan pada mata pelajaran tertentu, Penilaian proyek dilakukan secara kontekstual dan komprehensif, Penilaian proyek berorientasi pada pengembangan kompetensi siswa, Penilaian proyek menekankan pada proses dan produk, Penilaian proyek dikerjakan selama periode waktu tertentu.Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian proyek adalah penilaian berbasis kelas yang dilakukan terhadap suatu tugas pada mata pelajaran tertentu dalam rangka untuk mendapatkan informasi kemampuan dan kompetensi siswa secara komprehensif yang harus diselesaikan dalam periode waktu tertentu.Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan sesuatu secara jelas. Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu :1. Kemampuan pengelolaanKemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

2. RelevansiKesesuaian dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran.3. KeaslianProyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya dengan mempertimbangkan kontribusi pendidik berupaa petujuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

Haryati dalam bukunya Model dan Teknik Penilaian mengungkapkan beberapa kelebihan dari jenis penilaian proyek diantaranya; 1. Merupakan bagian internal dari proses pembelajaran terstandar, bermuatan pedagogis, dan bermakna bagi peserta didik.2. Memberi peluang kepada peserta didik untuk mengekspresikan kompetensi yang dikuasainya secara utuh.3. Lebih efesien dan menghasilkan produk dan memiliki nilai ekonomis.4. Menghasilkan nilai penguasaan kompetensi yang dapat dipertanggung jawabkan dan memiliki kelayakan untuk disertifikasi (Mimin Haryati, 2010 : 90)Guru harus mempersiapkan rencana yang cukup matang dalam mempersiapkan penilaian yang akan dilaksanakan dalam mendapatkan hasil yang maksimal (Zaenal Arifin, 2009 : 89). Penentuan materi yang dijadikan sebagai bahan proyek dalah merupakan hal utama yang harus terlebih dahulu dipersiapkan dan direncanakan oleh guru terhadap berbagai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi selama proses proyek yang dijalankan oleh siswa.Materi yang dijadikan sebagai bahan untuk dalam penilaian proyek yang dilaksanakan oleh guru setidaknya memenuhi kriteria-kriteria prinsip dasar tes hasil belajar, sehingga sesuai dengan tujuan akhir dari belajar yaitu kesuksesan siswa. Adapun kriteria-kriteria dalam menentukan materi yang di jadikan sebagai bahan proyek yang dipersiapkan oleh guru adalah : pertama, hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan insruksional. Kedua, hendaknya dapat mengukur sampel yang representatif dari asil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan. Ketiga, mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar yang di inginkan sesuai dengan tujuan. Keempat, didesain sesuai dengan kegunaan untuk memperoleh hasil yang di inginkan. Kelima, dibuat seandal mungkin sehingga mudah di interpretasikan dengan baik (M. Ngalim Purwanto, 2000 : 23-25)Dari kesemua kriteria diatas yang paling penting adalah, proyek yang dilaksanakan oleh siswa tidak terlalu memberatkan dan membebani siswa, justru dapat menarik hasrat siswa untuk semakin menikmati proyek yang sedang dijalankan dalam mendapatkan hasil yang maksimal dan bermafaat besar bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan Penilaian ProyekDalam proses pembelajaran tentunya tidak semua bentuk penilaian akan cocok dengan materi atau kompetensi yang akan dicapai. Akan tetapi sebisa mungkin bentuk penilaian yang digunakan dapat mencakup tiga ranah kompetensi, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan begitu, penilaian yang dilakukan oleh guru tidak hanya tepat tetapi juga lebih komprehensif. Dan dari beberapa jenis penilaian yang telah diungkapkan diatas salah satu jenis penilaian yang cukup komprehensif mencakup ketiga ranah tersebut adalah penilaian proyek (ProjectWork). Penilaian proyek memberikan kesempatan kepada siswa untuk seoptimal mungkin dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam memahami konsep sampai dengan aplikasi bahkan menciptakan. Dalam penilaian proyek guru dapat menilai siswa secara individu maupun kelompok. Sikap siswa terhadap proses pembelajaran juga dapat lebih terpantau.Pelaksanaannya penilaian proyek dapat dilakukan oleh siswa secara individu atau kelompok. Penilaian proyek umumnya dilakukan dengan mengikuti beberapa tahap dalam pelaksanaannya yang meliputi, perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data, dan penyajian data atau presentasi.Teknik Skoring Penilaian ProyekPenilaian proyek dilakukan mulai dri perencanaan, proses pengerjaan sampai hasil akhir proyek. Untuk itu pendidik perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data dan penyajian dalam laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat atau instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan penilaian proyek dalam hal ini guru sangat berperan dalam membimbing siswa baik bekerja secara individu maupun kelompok. Bimbingan guru sangat diperlukan mulai dari tahap awal siswa akan menentukan topik dalam tugas proyek mereka sampai dengan pembuatan laporan.Hasil yang diselesaikan oleh siswa kemudian akan diberikan nilai atau skor, yang sebelumnya sudah dipersiapkan oleh guru sesuai dengan kriteria-kreteria dari tugas yang diberikan oleh guru. Adapun teknik yang digunakan oleh guru dalam memberikan skor pada hasil tugas siswa adalah dengan daftar cek atau skala penilaian (Sudaryono, 2012 : 89).Bentuk kerja yang dinilai sebagai hasil usaha siswa adalah proses proyek yang berlangsung. Diantaranya :Contoh penilaian proyekNoAspek *Skor **

12345

1Perencanaan :a. Persiapanb. Rumusan judul

2Pelaksanaana. Sistematika penulisanb. Keakuratan sumber data/informasic. Kuantitas sumber datad. Analisis datae. Penarikan kesimpulan

3Laporan proyeka. Performab. Presentasi/penguasaan

Total skor

* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa/sekolah.** Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.Selanjutnya setelah point-point yang akan dinilai oleh guru sudah dipersiapkan, selanjutnya adalah meracang krtteria-kriteria penilaian dari setiap point yang akan di bidik oleh guru. Sebagai contoh adalah sebagai berikut :Rubrik Penyelesaian ProyekKomponen yang dinilaiKriteriaSkor

TopikSesuai materi pembelajaran, orisinal, konstektual5

Sesuai materi pembelajaran, orisinal, tidak konstektual4

Sesuai materi pembelajaran, tidak orisinal, konstektual3

Sesuai materi pembelajaran, tidak orisinal, tidak konstektual2

Tidak sesuai materi pembelajaran, tidak orisinal, tidak konstektual1

Diagram ProyekMencerminkan hubungan, ada peluang penemuan5

Mencerminkan hubungan, tidak ada peluang penemuan4

Kurang mencerminkan hubungan, ada peluang penemuan3

Kurang mencerminkan hubungan, kurang ada peluang penemuan2

Tidak membuat diagram1

Tahapan proses ProyekLengkap, sistematis, metodologis5

Lengkap, kurang sistematis, metodologis4

Lengkap, sistematis, kurang metodologis3

Lengkap, kurang sistematis, kurang metodologis2

Kurang lengkap, kurang sistematis, kurang metodologis1

MonitoringSesuai tahapan proyek, jadwal jelas, ada lembar kemajuan5

Sesuai tahapan proyek, jadwal jelas, tidak ada lembar kemajuan4

Sesuai tahapan proyek, jadwal tidak jelas, ada lembar kemajuan3

Sesuai tahapan proyek, jadwal tidak jelas, tidak ada lembar kemajuan2

Tidak sesuai tahapan proyek1

Selanjutnya, setelah mendapatkan hasil dari setiap individu atau kelompok nilai atau skor kemudian diolah menjadi nilai baku untuk menentukan keberhasilan dari tiap siswa. Dari contoh tabel diatas, jika skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah adalah 1, maka jika yang di yang dibidik ada 4 komponen nilai maksimal yang didapat adalah 20 dan nilai terendah adalah 4 dain rentang nilai itulah yang di gunakan oleh guru untuk menentukan keberhasilan dari siswa dalam proyeknya.Sehingga sebagai guru bisa menggunakan 3 kriteria dari hasil yang diperoleh oleh siswa, yaitu kurang baik, baik dan sangat baik. Sebagai mana bisa digambarkan :SkorKeterangan

1-7Kurang baik

8-14Baik

15-20Sangat baik

Sebagai contoh dari hasil beberapa kelompok setelah menyelesaikan proyeknya diberikan nilai oleh guru sebagai berikut :Tabel Hasil Pengolahan Nilai ProyekNama kelSkor Aspek TotalRata-rataKeterangan

Perencanaan Pelaksanaan Lap. proyek

Kelompok 12018195719Sangat baik

Kelompok 21517164816Sangat baik

Kelompok 31819185518Sangat baik

Kelompok 41015164114Baik

Kelompok 51514164515Sangat baik

Melihat dari hasil di atas, maka bisa dikatakan bahwa seluruh siswa secara berkelompok berhasil menyelesaikan proyeknya dengan baik, hal ini di karenakan peran siswa dan guru saling mendukung. Guru selalu membimbing dan merangsang siswa agar semangat dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan, dan siswa juga termotivasi untuk menyelesaikan proyeknya dengan sngguh-sunguh maka hasil yang didapatkan bisa langsung dirasakan oleh siswa beserta manfaatnya.

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan1. Metakognisi dapat diartikan sebagai kognisi tentang kognisi, pengetahuan tentang pengetahuan atau berpikir tentang berpikir. Metakognitif adalah suatu bentuk kemampuan untuk melihat pada diri sendiri sehingga apa yang dia lakukan dapat terkontrol secara optimal. Dengan kemampuan seperti ini seseorang dimungkinkan memiliki kemampuan tinggi dalam memecahkan masalah, sebab dalam setiap langkah yang dia kerjakan senantiasa muncul pertanyaan : Apa yang saya kerjakan ?; Mengapa saya mengerjakan ini?; Hal apa yang membantu saya untuk menyelesaikan masalah ini?.2. Untuk mengetahui aktivitas metakognitif siswa digunakan instrumen monitoring diri metakognisi yang memuat pernyataan-pernyataan metakognitif. Instrumen tersebut dibagi menjadi 4 bagian, yaitu untuk mengetahui strategi metakognisi mahasiswa : (1) dalam proses memahami masalah; di saat memecahkan masalah; (2) ketika selesai memecahkan masalah; (3) dan dalam memilih strategi yang digunakan oleh mahasiswa.3. Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan kraya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran, untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik.4. penilaian proyek adalah penilaian berbasis kelas yang dilakukan terhadap suatu tugas pada mata pelajaran tertentu dalam rangka untuk mendapatkan informasi kemampuan dan kompetensi siswa secara komprehensif yang harus diselesaikan dalam periode waktu tertentu. Digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan sesuatu secara jelas, dengan mempertimbangkan Kemampuan pengelolaan, relevansi dan keaslian.DAFTAR PUSTAKA

Murti , Heru Astikasari Setya. 2011. Metakognisi Dan Theory Of Mind (Tom). Jurnal Psikologi Pitutur Volume I. No 2. L, Epon Nuraeni. 2006. Penggunaan Instrumen Monitoring Diri Metakognisi Untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menerapkan Strategi Pemecahan Masalah Matematika. Artikel Hasil Penelitian Hibah Pembinaan UPI Tahun 2006.Zainal, Arifin.2009. EvaluasiPembelajaran. Bandung;PT. RemajaRosdaKaryaAsep Jihad, Abdul Haris. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo. Mimin Haryati. 2010. Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, cetakan keenam. Jakarta : Gaung Persada PressZaenal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : PT Remaja RosdakaryaM. Ngalim Purwanto. 2000. Prinsip-Prinsip danTeknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Remaja RosdakaryaSudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. yogyakarta: Graha ilmu

Pertanyaan dan Jawaban

1. Bagaimana wujud nyata dari pengukuran metakognitif ? apakah jurnal termasuk dalam pengukuran metakognitif? [Mutiara Dyah Ayu (K4312044)]2. Jelaskan macam-macam portofolio? [Yunita Nur Anggraeni (K4312078)]3. Faktor apasajakah yang menyebabkan perkembangan metakognitif siswa berbeda-beda? Apakah mungkin antara peserta didik satu dengan yang lainnya mempunyai peluang mencapai metakognitif yang sama? [Wiwi ariyanti (K4312077)]4. Bagaimanakah efektivitas pengukuran metakognitif? [Tyas anna cahyanti (K4312066)] 5. Apakah benar pemilihan topik dalam proyek benar-benar tanpa campur tangan guru? [Papin citra R.R (K4312049)]6. Bagaimana keaslian dari penilaian proyekjika proyeknya dibawa pulang? [Papin citra R.R (K4312049)]7. Apakah 3 jenis penilaian portofolio dapat digunakan pada waktu yang sama pada saat pembelajaran berlangsung? [Tutik Wulandari (K4312065)]8. Dalam pengukuran metakognitif indikator apa yang menunjukkan perkembangan metakognitif dari siswa dikatakan sudah baik? [Rani Purwati (K4312053)]9. Dalam penilaian portofolio yang dimaksud rahasia bersama itu seperti apa? [Rani Purwati (K4312053)]