PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERBIMBING INTEGRASI PEER INSTRUCTION TERHADAP
PENGETAHUAN METAKOGNITIF PESERTA DIDIK PADA
KONSEP SISTEM PENCERNAAN
(Penelitian Kuasi Eksperimen di SMAN 34 Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
SITI HANIFAH
1112016100066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
ABSTRAK
Siti Hanifah, 1112016100066, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing integrasi Peer Instruction terhadap Pengetahuan Metakognitif
pada Konsep Sistem Pencernaan, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
inkuiri terbimbing integrasi peer instruction terhadap pengetahuan metakognitif
pada konsep sistem pencernaan. Penelitian ini dilakukan di SMAN 34 Jakarta
tahun ajaran 2016/2017 dengan menggunakan metode quasi eksperimen yang
menggunakan desain nonequivalent pretest posttest control group design.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling.
Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIPA 4 yang berjumlah 31
orang sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction dan peserta didik kelas
X MIPA 3 berjumlah 32 orang sebagai kelas kontrol yaitu kelas yang
menggunakan pendekatan saintifik. Instrumen penelitian berupa soal pilihan
ganda sebanyak 7 soal dan essay, lembar observasi aktivitas peserta didik dan
guru dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Analisis data kedua kelas
menggunakan independent sample t-test pada taraf signifikansi 0,05, diperoleh t
hitung > t tabel yaitu 2,129 1,998. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction
terhadap pengetahuan metakognitif pada konsep sistem pencernaan di SMA
Negeri 34 Jakarta.
Kata kunci : Pengetahuan Metakognitif, Inkuiri Terbimbing, Peer Instruction
ii
ABSTRACT
Siti Hanifah, 1112016100066, Effect of Guided Inquiry Model Integrated
Peer Instruction to Metacognitive Knowledge on The Concept of Disgestive
System, BA Thesis, Biology Education Study Program, Department of Natural
Science Education, Faculty of Tarbiya and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
The aim of this research study is to determine the effect of Guided Inquiry
Model Integrated Peer Instruction to Metacognitive Knowledge on The Concept
of Disgestive System. This research was conducted at SMAN 34 Jakarta academic
year 2016/2017 with a quasi experimental method which used nonequivalent
pretest posttest control group design. The samples in this research by using
random sampling technique. The samples were students of class XI MIPA 4 with
31 students as the experimental class that use guided inquiry model integrated
peer instruction and XI MIPA 3 with 32 students as the control class that use
sanitific approach. The instruments of this research were multiple choice test
consist of 7 questions and essay test, teacher and student activities observation
sheet, and students’ worksheet. The data analysis of the two groups using
Independent Sampe t-tes at the 0,05 significance level, obtained score t hitung > t
table which is 2,129 1,998. This shows a significant influence guided inquiry
model integrated peer instruction to metacognitive knowledge on the concept of
disgestive system at SMAN 34 Jakarta.
Keywords : Metacognitive Knowledge, Guided Inquiry, Peer Instruction
iii
KATA PENGANTAR
بسماهللالرحمنالرحيم
Tiada kata terindah selain ucap rasa syukur Alhamdulillah segala puji
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat ihsan, nikmat iman, dan
nikmat islam sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Salawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat doa, perjuangan,
kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari
berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Zulfiani, M.Pd., Dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pikirannya untuk memberikan arahan, bimbingan dan sabar
dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Meiry Fadilah Noor, M.Si., Dosen pembimbing II yang telah memberikan
waktu, tenaga, pikiran dan motivasi dalam membimbing penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Taga Radja Gah, M.Pd., Kepala SMA Negeri 34 Jakarta, Dra.Fatmawati Hi
Nasir selaku guru Biologi, para guru SMA Negeri 34 Jakarta yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut serta
iv
seluruh peserta didik SMA Negeri 34 Jakarta, khususnya kelas XI MIPA 3
dan XI MIPA 4.
7. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, Ayahanda Ahmad Hazairin SH
dan Ibunda Maswiroh, Kakak Achmad Fawzi, SH, M.Kn., Adik Annas
Fadillah dan seluruh keluarga besar H.Abdul Halim dan H.Abdurrahman yang
telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis.
8. Sahabat seperjuangan Ariani, Teguh, Endah, Anggit, Ilena, Izet dan teman
sekosan Qaishum dan Devi serta sahabat SMA XF Community dan
Cengkeweng yang selalu membantu menghilangkan stres dan memberikan
dukungan agar penulis bisa lancar menyusun skripsi ini.
9. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2012 yang tidak
dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan motivasi.
Demikianlah, betapa penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan
yang ada untuk menyusun karya tulis yang sebaik-baiknya, namun diatas
lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai macam
kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritikan dan saran dari siapa saja yang
membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka.
Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-
besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.
Jakarta, Agustus 2017
Penulis,
Siti Hanifah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 5
D. Perumusan Masalah ................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II: KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Deskripsi Teori ........................................................................... 7
1. Model Pembelajaran Berbasis Inquiry ................................... 7
a. Pengertian Model Pembelajaran ....................................... 7
b. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry ........................... 8
c. Macam-Macam Model Inquiry ......................................... 12
2. Model Pembelajaran Guided Inquiry ..................................... 14
a. Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry ............... 14
b. Karakteristik Model Pembelajaran Guided Inquiry .......... 15
c. Tahap-Tahap Model Pembelajaran Guided Inquiry .......... 16
d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Guided Inquiry .................................................................. 20
3. Metode Pembelajaran Peer Instruction ................................. 21
4. Pengetahuan Metakognitif ..................................................... 23
5. Pengetahuan Metakognitif dalam Inkuiri .............................. 26
vi
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 29
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 32
D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 34
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 35
B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................... 35
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 36
D. Teknik Pengumpul Data ............................................................. 36
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 38
F. Kalibrasi Instrumen ................................................................... 40
1. Uji Validitas ........................................................................... 40
2. Uji Reliabilitas ....................................................................... 40
3. Uji Taraf Kesukaran .............................................................. 41
4. Uji Daya Pembeda ................................................................. 41
G. Teknik Analisis Data .................................................................. 42
1. Uji Normalitas ....................................................................... 42
2. Uji Homogenitas .................................................................... 43
3. Uji Hipotesis .......................................................................... 44
4. Uji N-Gain ............................................................................. 45
H. Hipotesis Statistik ...................................................................... 45
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 46
1. Data hasil belajar pretest dan posttest (Kognitif dan
Pengetahuan Metakognitif) kelas eksperimen dan kelas
kontrol .................................................................................... 46
2. Data Uji N-Gain Pengetahuan Metakognitif dan Kognitif
Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............. 48
3. Data Hasil Ketercapaian Belajar Kognitif (Sub-Konsep
Pretest dan Posttest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 51
4. Presentase Aspek Pengetahuan Metakognitif ......................... 52
5. Data Lembar Hasil Kerja Peserta Didik ................................ 53
vii
6. Hasil Observasi Kegiatan Guru .............................................. 54
7. Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik ................................. 55
B. Analisis Data .............................................................................. 55
1. Uji Prasyarat .......................................................................... 55
a. Uji Normalitas ................................................................... 56
b. Uji Homogenitas ............................................................... 57
2. Pengujian Hipotesis ............................................................... 59
C. Pembahasan ................................................................................ 60
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 64
B. Saran ........................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 65
LAMPIRAN ...................................................................................................... 72
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menurut
Made Wena ...................................................................................... . 17
Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menurut
Trianto ............................................................................................. . 19
Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 35
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Konsep Sistem Pencernaan Bentuk Soal Pilihan
Ganda .............................................................................................. 38
Tabel 3.3 Hasil Instrumen yang Valid Pada Konsep Sistem Pencernaan Bentuk
Soal Essay ........................................................................................ 39
Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Uji Reliabilitas ........................................... 40
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Metakognitif ......................... 41
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal ................................................... 41
Tabel 3.7 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda ........................................... 42
Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Dan Posttest (Kognitif) Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .................................................................................. 47
Tabel 4.2 Data Hasil Pretest dan Posttest (Pengetahuan Metakognitif) Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ....................................................... 48
Tabel 4.3 Data statistik N-Gain Pengetahuan Metakognitif ........................... 49
Tabel 4.4 Data Presentase N-Gain Pengetahuan Metakognitif Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................................... 50
Tabel 4.5 Hasil N-Gain (Pengetahuan Metakognitif) Sub-Konsep Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................................... 50
Tabel 4.6 Data Statistik N-Gain Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ............................................................................................ 51
Tabel 4.7 Data Presentase N-Gain Pengetahuan Metakognitif Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol............................................................................. 51
Tabel 4.8 Data Hasil Ketercapaian Belajar Kognitif (Sub-Konsep Pretest dan
Posttest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................... 52
ix
Tabel 4.9 Data Hasil Ketercapaian Aspek Pengetahuan Metakognitif Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................ 53
Tabel 4.10 Presentase (%) Ketercapaian Pengetahuan Metakognitif pada LKPD
Kelas Eksperimen ............................................................................. 54
Tabel 4.11 Data Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Model Inkuiri
Terbimbing integrasi Peer Instruction Kegiatan Guru . .................. . 55
Tabel 4.12 Data Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Model Inkuiri
Terbimbing integrasi Peer Instruction Kegiatan Peserta Didik . ..... . 56
Tabel 4.13 Uji Normalitas Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kontrol ..................................................................................... 57
Tabel 4.14 Uji Normalitas Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................................................... 58
Tabel 4.15 Uji Homogenitas Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kontrol ................................................................. 59
Tabel 4.16 Uji Homogenitas Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan
Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ......................................... 59
Tabel 4.17 Uji Hipotesis Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kontrol ...................................................................................... 60
Tabel 4.18 Uji Hipotesis Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kontrol ....................................................... 61
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Implementasi tes konsep-Peer Instruction ..................... 23
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ...................................................................... 34
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... ............. 71
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ...................... 96
Lampiran 3 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Kelas Eksperimen .............. 121
Lampiran 4 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Kelas Kontrol ..................... 138
Lampiran 5 Lembar Observasi Peserta Didik Kelas Eksperimen ..................... 155
Lampiran 6 Lembar Observasi Peserta Didik Kelas Kontrol ............................ 173
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen .................................. 185
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol.......................................... 198
Lampiran 9 Kisi-Kisi Instrumen ....................................................................... 210
Lampiran 10 Hasil ANATES Uji Validasi Instrumen ......................................... 212
Lampiran 11 Instrumen Tes Pengetahuan Metakognitif ..................................... 216
Lampiran 12 Soal Pretest dan Posttest ................................................................ 251
Lampiran 13 Data Pretest Perindikator (Kognitif) Kelas Eksperimen ................ 257
Lampiran 14 Data Pretest Perindikator (Kognitif) Kelas Kontrol ...................... 258
Lampiran 15 Data Postest Perindikator (Kognitif) Kelas Eksperimen ............... 259
Lampiran 16 Data Postest Perindikator (Kognitif) Kelas Kontrol ...................... 260
Lampiran 17 Rekapitulasi Data N-Gain Kognitif Kelas Eksperimen ................. 261
Lampiran 18 Rekapitulasi Data N-Gain Kognitif Kelas Kontrol ........................ 263
Lampiran 19 Presentase Pretest Pengetahuan Metakognitif Kelas Eksperimen . 265
Lampiran 20 Presentase Pretest Pengetahuan Metakognitif Kelas Kontrol ........ 266
Lampiran 21 Presentase Postest Pengetahuan Metakognitif Kelas Eksperimen . 267
Lampiran 22 Presentase Postest Pengetahuan Metakognitif Kelas Kontrol ....... 268
Lampiran 23 Rekapitulasi Data N-Gain Pengetahuan Metakognitif
Kelas Eksperimen ........................................................................... 270
Lampiran 24 Rekapitulasi Data N-Gain Pengetahuan Metakognitif
Kelas Kontrol.................................................................................. 272
Lampiran 25 Data N-Gain Indikator Pengetahuan Metakognitif
Kelas Eksperimen ........................................................................... 274
Lampiran 26 Data N-Gain Indikator Pengetahuan Metakognitif Kelas Kontrol . 277
xii
Lampiran 27 Soal Pemahaman Konsep .............................................................. 280
Lampiran 28 Rekapitulasi Nilai Pemahaman Konsep ........................................ 283
Lampiran 29 Rubrik Penilaian LKPD Kelas Eksperimen ................................... 284
Lampiran 30 Rubrik Penilaian LKPD Kelas Kontrol .......................................... 294
Lampiran 31 Hasil Penilaian LKPD Kelas Eksperimen ...................................... 304
Lampiran 32 Hasil Penilaian LKPD Kelas Kontrol ............................................ 305
Lampiran 33 Hasil Penilaian Lembar Observasi (LO) Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ........................................................................................... 306
Lampiran 34 Uji Normalitas Pretest dan Postest Kognitif Kelas Eksperimen ... .. 312
Lampiran 35 Uji Normalitas Pretest dan Postest Kognitif Kelas Kontrol ......... 314
Lampiran 36 Uji Normalitas Pretest dan Postest Metakognitif untuk Kelas
Eksperimen .................................................................................... 316
Lampiran 37 Uji Normalitas Pretest dan Postest Metakognitif Kelas Kontrol .. 318
Lampiran 38 Uji Homogenitas Kognitif ............................................................ 320
Lampiran 39 Uji Homogenitas Pengetahuan Metakognitif ................................. 322
Lampiran 40 Uji Hipotesis Kognitif .................................................................... 324
Lampiran 41 Uji Hipotesis Pengetahuan Metakognitif........................................ 328
Lampiran 42 Hasil Wawancara ............................................................................ 332
Lampiran 43 Uji Referensi .................................................................................. 335
Lampiran 44 Foto Penelitian ................................................................................ 342
Lampiran 45 Surat Permohonan Bimbingan ........................................................ 343
Lampiran 46 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 344
Lampiran 47 Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 345
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan
yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
yang mampu bersaing di era global. Pendidikan merupakan salah satu wadah
proses pembelajaran yang berpotensi untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas, akan tetapi di Indonesia upaya meningkatkan kualitas
pendidikan masih sangat lemah dan masih menjadi salah satu permasalahan besar.
Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Trianto yaitu pendidikan menjadi
salah satu upaya yang tepat untuk menyiapkan SDM yang berkualitas dan satu-
satunya wadah yang dapat dipandang sebagai alat untuk membangun SDM yang
bermutu tinggi.1 Pentingnya pendidikan sesuai dengan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional yang tercantum di dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003
yaitu:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga megara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.2
Pendidikan merupakan salah satu wadah proses pembelajaran yang
berpotensi untuk menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM), akan tetapi
di Indonesia upaya meningkatkan kualitas pendidikan masih sangat lemah dan
masih menjadi salah satu permasalahan besar. Hal ini terbukti pada hasil riset
yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA)
pada tahun 2012. PISA menyatakan bahwa kemampuan matematika pada
peringkat 64 dengan nilai 375 dan kemampuan sains pada peringkat 64 dengan
1 Trianto Ibnu Badar Al-Batany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual, (Jakarta: Premadania Group, 2014), h.5 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan
Nasional, 2016.h.3 diakses pada http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf
2
nilai 382.3 Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan sains peserta didik di
Indonesia masih jauh di bawah rata-rata kemampuan sains peserta didik di negera
lain di dunia. Oleh karena itu, diperlukan usaha serius untuk memperbaiki proses
pendidikan dengan harapan para penerus bangsa dapat bersaing dengan negara-
negara lain dalam PISA di masa yang akan datang.
Banyak cara yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia dan menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas dengan mengembangkan kurikulum. Pada saat ini di Indonesia telah
mengembangkan kurikulum 2013 yang bertujuan untuk menyempunakan
kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dengan menyeimbangkan antara hardskill dan softskill,
dimulai dari Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan
Standar Penilaian.4
Pengetahuan metakognitif merupakan salah satu dimensi pengetahuan yang
menjadi salah satu standar kelulusan pada kurikulum 2013 yang harus dicapai
pada tingakatan SD, SMP maupun SMA. Hal ini sesuai dengan peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan No 20 tahun 2016 yaitu standar kompetensi lulusan
yang berlaku pada kurikulum 2013 mencakup pada dimensi pengetahuan yang
terdiri dari pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.5
Pentingnya pengetahuan metakognitif dalam diri peserta didik adalah sebagai
suatu proses yang dapat mengembangkan atau meningkatkan rasa ingin tahu dan
meningkatkan kemampuan kognitif di masa yang akan datang, Flavel dalam
Anderson menyatakan bahwa hal ini karena peserta didik menggunakan proses
metakognitifnya untuk merenungkan proses kognitif yang dapat memandu peserta
3 OECD, PISA 2012 Results in Focus What 15-year-olds know and what they can do with
what they know. Programme for International Student Assessment, diakses pada
https://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf 4 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013,
h.26, tersedia melalui kemendikbud.go.id 5 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah
3
didik dalam menata suasana dan menyeleksi strategi-strategi dalam
menyelesaikan masalah.6
Salah satu upaya yang dapat mengembangkan pengetahuan metakognitif
adalah proses pembelajaran di sekolah, khususnya pada mata pelajaran sains.
Sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 bahwa pembelajaran sains sebaiknya
dilaksanakan secara inkuiri (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengomunikasikannya sebagai aspek
penting kecakapan hidup.7
Proses pembelajaran sains yang terjadi dilapangan kurang sesuai dengan
tuntutan kurikulum 2013, dimana peserta didik tidak diberikan kesempatan untuk
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya secara sadar. Hal ini sesuai dengan hasil
observasi dan wawancara dengan guru biologi di SMA Negeri 34 Jakarta yaitu
dalam pemberian soal-soal biologi guru lebih sering memberikan soal pilihan
ganda yang hanya menuntut peserta didik untuk berpikir konvergen atau hanya
ada satu jawaban yang benar dan tepat, sehingga kemampuan metakognitif peserta
didik belum dikembangkan. Pembelajaran di sekolah tersebut telah diterapkan
model inquiry hanya saja sebatas pada tingkatan structure inquiry. Guru sadar
bahwa inkuiri itu mampu mengembangkan metakognitif hanya saja belum pernah
diberikan soal-soal terkait metakognitif.8
Model pembelajaran Inquiry terdiri dari empat tingkatan dari yang paling
rendah sampai paling tinggi yaitu: confirmation inquiry, structured inquiry,
guided inquiry, dan open inquiry. Pada level guided inquiry atau inkuiri
terbimbing, peserta didik menginvestigasi suatu permasalahan yang disajikan oleh
guru dengan menggunakan prosedur atau langkah-langkah yang dirancang atau
dipilih oleh peserta didik.9
6 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran dan Assesmen, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 83 7 Endar Madesa, Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Level of Inquiry untuk
Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Peserta didik dalam Implementasi Kurikulum 2013,
Prosiding Seminar Nasional Fisika, Volume IV, 2015, h.112 8 Lampiran 41
9 Matsna Khoirun Nisak, Pengaruh Pembelajaran Guided Inquiry Berbasis Salingtemas
terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Peserta didik SMP Berdasarkan Kemampuan Akademik,
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, Volume: 2, 2017, h.114
4
Berdasarkan tahapan dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing telah
mencerminkan aspek keterampilan metakognitif yaitu adanya fase penemuan
masalah, perumusan masalah, mengajukan hipotesis, dan merancang percobaan
(aspek perencanaan), fase melaksanakan eksperimen, pengamatan dan
pengumpulan data, serta analisis data (aspek pemonitoran) dan fase penarikan
simpulan (aspek pengevaluasian). Dengan demikian model pembelajaran inkuiri
terbimbing menjadi model yang dapat melatihkan metakognitif peserta didik.10
Sistem pencernaan merupakan salah satu konsep sains khususnya pada
biologi yang memerlukan proses mengkontruksi dan penemuan dalam
mempelajarinya khususnya untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait di
dalamnya. Hal ini tercantum dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar pada
konsep sistem pencernaan yaitu menganalisis hubungan antara struktur jaringan
penyusun organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi,
bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan
manusia.11
Penelitian ini, peneliti menambahkan model pembelajaran inkuiri
terbimbing yang diintegrasikan dengan peer instruction, agar peserta didik dapat
menciptakan pengetahuan melalui diskusi dan terjadinya pembelajaran yang aktif.
Peer instruction menyediakan lingkungan yang terstruktur bagi peserta
menyelesaikan kesalahpahaman dengan diskusi kepada rekan-rekan.12
Pentingnya
dalam pembelajaran ini peer instruction dapat meningkatan pemahaman
konseptual peserta didik dan keterampilan pemecahan masalah.13
Hal ini berkaitan
dengan pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang stategi dalam belajar
dan cara dalam memecahkan suatu masalah.
10
Fitri Aprilia dan Bambang Sugiarto, Keterampilan Metakognitif Peserta didik Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Hidrolis Garam, Unesa Journal of
Chemical Education, Vol. 2 No. 3, 2013, h.38 11
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah 12
Aina Jacob Kola dan Keith Langenhoven Teaching Method in Science Education: The
Need for A Paradigm Shift to Peer Instruction (PI) In Nigerian Schools. International Journal of
Academic Research and Reflection Vol. 3, No. 6, 2015, h.10 13
Barry Ryan, dkk, Student Attitudes to an Online, Peer-instruction,Revision Aid in
Science Education, article School of Food Science and Environmental Health, h.2
5
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aina, Jacob Kola dan Keith
Langenhoven mengenai peer instruction menyatakan bahwa Peer instruction
meningkatkan penguasaan konseptual siswa dan keterampilan pemecahan
masalah. Peer instruction mengubah lingkungan pembelajaran yang secara aktif
melibatkan peserta didik dan memusatkan perhatian peserta didik pada konsep
pembelajaran. Sehingga pengetahuan metakognitif dapat terbantu dengan peer
instruction dalam memecahkan suatu masalah.14
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka perlu dilakukan
integrasi pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan metakognitif peserta
didik yaitu dengan inkuiri terbimbing integrasi peer instruction. Berkaitan dengan
hal ini penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing integrasi Peer Instruction terhadap
Pengetahuan Metakognitif”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat
mengidentifikasikan masalah-masalah yang timbul dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Kemampuan sains peserta didik di Indonesia masih dalam kategori rendah yang
dapat dilihat pada rangking PISA.
2. Model pembelajaran biologi di kelas cenderung pada proses ceramah dan
presentasi peserta didik.
3. Guru sadar bahwa inkuiri mampu mengembangkan pengetahuan metakognitif
hanya saja belum pernah diberikan soal-soal terkait metakognitif.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini dibatasi pada:
1. Penelitian ini dibatasi pada model inkuiri terbimbing (guided inquiry) yang
digunakan terdiri dari enam tahapan menurut Carol yaitu inisiasi, seleksi,
eksplorasi, formulasi, koleksi, dan presentasi.
14
Aina, Jacob Kola dan Keith Langenhoven, Op.Cit., h. 11
6
2. Pengetahuan metakognitif meliputi pengetahuan deklaratif, pengetahuan
prosedural, dan pengetahuan kondisional.
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: “Apakah terdapat pengaruh
model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) integrasi peer
instruction terhadap pengetahuan metakognitif peserta didik pada konsep sistem
pencernaan?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
inkuiri terbimbing (guided inquiry) integrasi peer instruction terhadap
pengetahuan metakognitif peserta didik pada konsep sistem pencernaan.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, diharapkan dapat
memberikan manfaat untuk:
1. Bagi peserta didik diharapkan mampu memberi pengalaman baru terhadap
peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik mampu
mengembangkan pengetahuan metakognitifnya.
2. Bagi guru diharapkan mampu memberi pengalaman baru dalam model
pembelajaran dan mampu menerapkannya dalam mengembangkan
pengetahuan metakognitif peserta didik.
3. Bagi peneliti ini akan sangat bermanfaat bagi penulis, yaitu dapat mengetahui
pengaruh inkuiri terbimbing (guided inquiry) integrasi peer instruction
terhadap pengetahuan metakognitif peserta didik.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Deskripsi Teori
1. Model Pembelajaran Berbasis Inquiry
a. Pengertian Model Pembelajaran
Good dan Travers menjelaskan bahwa model adalah abstraksi dunia
nyata atau representasi peristiwa kompleks dari suatu sistem, dalam bentuk
naratif, matematis, grafis, serta lambang-lambang lainya.1 Pengertian model
lainnya yaitu suatu kerangka konseptual yang akan digunakan sebagai
pedoman dan acuan untuk melakukan suatu kegiatan.2
Proses pembelajaran di kelas bukan hanya sebatas bagaimana cara guru
dapat mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya ke dalam otak-otak
peserta didik, akan tetapi tentang bagaimana cara guru dapat menciptakan
lingkungan kelas yang produktif sehingga dapat mengembangkan potensi atau
keterampilan yang dimiliki peserta didik secara optimal.
Hakikat mengajar (teaching) adalah membantu para pelajar untuk dapat
memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk
mengekspresikan dirinya, dan belajar bagaimana cara belajar.3 Definisi belajar
menurut Anthony Robbins yaitu belajar sebagai proses menciptakan hubungan
antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan)
yang baru.4 Dapat disimpulkan bahwa di dalam proses pembelajaran berangkat
dari pengalaman-pengalaman atau pengetahuan yang telah dimiliki atau
dipahami peserta didik, untuk dapat dihubungkan dengan ilmu pengetahuan
yang akan dipelajarinya.
Model pembelajaran dijadikan oleh guru sebagai pedoman mengajar dan
didalamnya terdapat langkah-langkah instruksional yang dapat dilakukan oleh
1 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 3, h. 48
2 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 10,
h. 175 3 Ibid., h. 176.
4 Trianto Ibnu Badar Al-Tabani, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), h.17
8
guru dan peserta didik, dan pengembangan penggunaan media pembelajaran
sehingga tujuan dari pembelajaran yang dirancang atau yang diinginkan dapat
tercapai. Soekamto mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah:
“Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar-mengajar”.5
b. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry
Secara bahasa, inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata
dalam bahasa Inggris yaitu penyelidikan atau meminta keterangan.6
Penyelidikan tersebut adalah penciptaan atau pengelolaan ruang kelas dimana
peserta didik terlibat dalam diskusi dengan pembelajaran berpusat pada peserta
didik.7 Pembelajaran inkuiri merupakan proses mencari dan menyelidiki
sesuatu secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga peserta didik dapat
merumuskan sendiri penemuannya.8
Model pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang
mengharuskan peserta didik mengolah pikirannya, sehingga memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.9 Dan pembelajaran inkuiri adalah
sebuah pendekatan untuk pengajaran dan pembelajaran yang menempatkan
peserta didik untuk bertanya, menyampaikan ide-ide nya dan melakukan
pengamatan dalam pembelajaran.10
Lebih jauh lagi, National Science
Education Standard menyatakan bahwa:
5 Ibid., h. 22
6 Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi, (Yogyakarta,
Pustaka Pelajar, 2015), Cet I, h.7 7Alan Colburn, An Inquiry Primer, Science Scope, 2000, diakses dari
http://www.ubclts.com/docs/Inquiry_Primer.pdf, h. 42 8 Lif Khoiru Ahmadi,dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi
Pustakaraya, 2011), Cet I, h.25 9 Dimyati & Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), Cet 4,
h. 173 10
Ontario, Inquiry-based Learning, diakses dari
http://www.edu.gov.on.ca/eng/literacynumeracy/inspire/research/CBS_InquiryBased.pdf, h.2
9
“Inquiry is a multifaceted activity that involves making observations, posing
questions, examining books and other sources of information to see what is
already known, planning investigations, reviewing what is already known in
light of experimental evidence, using tools to gather, analyze, and interpret
data, proposing answer, explanations, and predictions, and communication the
result”11
Definisi tersebut inkuiri dapat diartikan sebagai proses yang bervariasi
dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang
relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis,
merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah
diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat
untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta
membuat prediksi dan mengomunikasikan hasilnya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri
merupakan kegiatan pembelajaran yang di dalamnya mengarahkan pada
kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan sehingga dengan
berkemampuan mengajukan pertanyaan tersebut dapat memperoleh informasi
dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau
memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan
logis, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh ilmuwan.
Inkuiri berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia,
manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa
ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia
sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk
mengenal segala sesuatu melalui indra, pengecapan, pendengaran, penglihatan,
dan indra-indra lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus-
menerus berkembang menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang
11
National Institute of General Medical Sciences, Doing Science: The Process of
Scientific Inquiry, (BSCS: Colarado Springs, 2005), h.24
10
dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh
keingintahuan itu.12
Model inkuiri peserta didik dirancang untuk terlibat dalam melakukan
inkuiri. Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan
intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah.13
Selain itu, pembelajaran berbasis inkuiri bertujuan untuk mendorong peserta
didik semakin berani dan kreatif dalam berimajinasi.14
Salah satu prinsip utama
inkuiri, yaitu peserta didik dapat mengkontruks sendiri pemahamannya dengan
melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya.15
Dengan kata lain, peserta
didik tidak akan lagi berada dalam lingkup pembelajaran telling science akan
tetapi didorong hingga bisa doing science.16
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri yairu (1)keterlibatan peserta
didik secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, (2)keterarahan kegiatan
secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan (3)mengembangkan
sikap percaya pada diri peserta didik tentang apa yang ditemukan dalam proses
inkuiri.17
Kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan
inkuiri bagi peserta didik yaitu: aspek sosial dalam kelas dan suasana bebas
terbuka dan permisif akan mengundang peserta didik berdiskusi, berfokus pada
hipotesisi yang perlu diuji kebenarannya dan penggunaan fakta sebagai
evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan
realibilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis.18
Proses inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut: 1)merumuskan
masalah dimana kemampuan yang dituntut yaitu kesadaran terhadap masalah,
melihat pentingnya masalah dan merumuskan masalah, 2)Mengembangkan
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2006), h. 196 13
Dimyati & Mujiono, Op.Cit., h. 173 14
Khoirul Anam, Op.Cit.,h.9 15
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009). h.121 16
Khoirul Anam, Op.Cit., h.9 17
Trianto Ibnu Badar Al-Tabani, Op.Cit., h.78 18
Lif Khoiru Ahmadi,dkk, Op.Cit., h. 25-26
11
hipotesis dimana kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis
ini yaitu menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh, melihat dan
merumuskan hubungan yang ada secara logis, dan merumuskan hipotesis,
3)Menguji jawaban tentatif dimana kemampuan yang dituntut yaitu merakit
peristiwa terdiri dari mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan,
mengumpulkan data dan mengevaluasi data, 4)Menarik kesimpulan dimana
kemampuan yang dituntut yaitu mencari pola dan makna hubungan dan
merumuskan kesimpulan, 5)Menerapkan kesimpulan dan generalisasi.
Prinsip strategi inkuiri adalah peserta didik akan bertanya (inquire) jika
peserta didik dihadapkan pada masalah yang membingungkan atau kurang
jelas, peserta didik dapat menyadari dan belajar menganalisis strategi berpikir
peserta didik, strategi berpikir baru dapat diajarkan secara langsung dan
ditambahkan pada apa yang telah peserta didik miliki dan inkuiri dalam
kelompok dapat memperkaya khazanah pikiran dan membantu peserta didik
belajar mengenai sifat pengetahuan yang sementara dan menghargai pendapat
orang lain.19
Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyai peranan
sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Guru harus dapat
membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok serta memberi
kemudahan bagi kerja kelompok.20
Salah satu prinsip utama inkuiri, yaitu
peserta didik dapat mengkontruksi sendiri pemahamannya dengan melakukan
aktivitas aktif dalam pembelajarannya. Dalam proses belajar mengajar, inkuiri
ini digunakan sebagai metode pengajaran yang memungkinkan ide peserta
didik berperan dalam suatu penyelidikan (investigasi) yang akan dilakukan
oleh pembelajar atau peserta didik.21
Inkuiri adalah pendekatan berpusat pada peserta didik dengan dasar
penyelidikan yang mengintegrasikan teori dan praktek, dan mengembangkan
19
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontempores: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Ed I, Cet I, h.76 20
Lif Khoiru Ahmadi,dkk,Op.Cit., h.26-27 21
Zulfiani, Inkuiri dalam Pembelajaran IPA dalam Dwi Rahayu, G, Priantoramli, M (ed),
Pendekatan Baru dalam Pembelajaran IPA di Pendidikan Dasar, (Jakarta: UIN Press, 2007), h.6
12
pengetahuan serta keterampilan untuk memecahkan masalah. Peserta didik
harus memecahkan masalah, melakukan pembelajaran mandiri dan bekerja
dalam tim untuk membuat hubungan antara peserta didik sendiri, menciptakan
dan mengorganisasikan untuk diaplikasikan pada masa depan. Peserta didik
dalam inkuiri didorong untuk dapat memecahkan masalah secara mandiri dan
kompeten.22
Pembelajaran inquiry dimulai ketika peserta didik disajikan dengan
masalah dan beberapa saran dan alat untuk menemukan jawabannya
permasalahan. Peserta didik berjuang dengan bantuan dari guru, melalui
masalah sampai peserta didik mencapai jawaban peserta didik setelah dibangun
sendiri. Guru akan relatif diam, membiarkan sikap peserta didik rasa ingin tahu
dan bekerja keras dalam membimbing peserta didik.23
Jadi, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran inkuiri merupakan proses pembelajaran mengkontruksi
sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam
pembelajarannya dan kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki
sesuatu.
c. Macam-Macam Model Inkuiri
Terdapat empat tingkat inkuiri sesuai dengan tingkat bimbingan guru
yaitu:24
1. Confirmation inquiry, hal ini didasarkan pada konfirmasi atau verifikasi
hukum dan teori-teori. Konfirmasi dimulai dari pelaksanaan inkuiri, ketika
guru bertujuan untuk mengembangkan pengamatan percobaan dan
kemampuan analisis peserta didik. Ketika melakukan eksperimen, peserta
didik mengikuti petunjuk dari bimbingan guru.
2. Structured inquiry, guru secara signifikan mempengaruhi penyelidikan pada
tingkat ini dan membantu peserta didik dengan mengajukan pertanyaan dan
22
Josef Trna, dkk, Implementation of Inquiry-Based Science Education in Science
Teacher Training, Journal Of Educational and Instructional Studies in the World November 2012,
Volume: 2 Issue: 4 Article: 23, h.200 23
Barbara Neuby, Inquiry Teaching in the College Classroom, the Journal of Effective
Teaching, Vol. 10, No. 1, 2010, h.5 24
Josef Trna, dkk, Op.Cit., h.201
13
memberikan bimbingan. Peserta didik mencari solusi (jawaban) melalui
penyelidikan dan memberikan penjelasan berdasarkan bukti yang telah
peserta didik kumpulkan. Prosedur eksperimen dijelaskan oleh guru, tetapi
hasilnya tidak diketahui sebelumnya. Peserta didik menunjukkan kreativitas
peserta didik dalam menemukan hukum. Namun, dalam penelitian peserta
didik melakukan atas instruksi guru. Tingkat inkuiri ini sangat penting untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan penyelidikan
tingkat tinggi.
3. Guided inquiry, tingkat ketiga inkuiri ini mengubah peran guru secara
dramatis. Guru menjadi panduan peserta didik. Guru bekerja sama dengan
peserta didik dalam mendefinisikan pertanyaan dalam penelitian (masalah)
dan memberikan masukan tentang prosedur dan pelaksanaan. Peserta didik
sendiri menyarankan prosedur untuk memverifikasi pertanyaan
penyelidikan sendiri menyarankan prosedur untuk memverifikasi
pertanyaan penyelidikan dan selanjutnya peserta didik mencari solusi.
Peserta didik didorong oleh guru jauh lebih sedikit daripada di dua tingkat
sebelumnya, yang secara radikal meningkatkan tingkat kemandirian.
4. Open inquiry, ini tingkat tertinggi inkuiri dibangun di atas tiga tingkat
penyelidikan sebelumnya dan itu menyerupai penelitian ilmiah yang nyata.
Peserta didik harus dapat mengatur pertanyaan penyelidikan peserta didik,
metode dan prosedur penelitian, catatan dan menganalisis data dan menarik
kesimpulan dari bukti. Hal ini memerlukan tingkat tinggi pemikiran ilmiah
dan tuntutan tinggi kognitif pada peserta didik, sehingga berlaku untuk
peserta didik berbakat.
2. Model Pembelajaran Guided Inquiry
a. Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry
Model temuan terbimbing (guided inquiry) adalah suatu pembelajaran
dimana guru memberikan topik kepada peserta didik dan memandu peserta
14
didik untuk memahami topik tersebut.25
Sedangkan menurut Roos inkuiri
terbimbing adalah pembelajaran yang direncanakan dengan hati-hati, diawasi
dan ditargetkan dari tim instruksional pustakawan sekolah dan guru kepada
peserta didik, dipandu melalui kurikulum berbasis unit penyelidikan yang
mendalam dan pemahaman yang mendalam dari topik peserta didik.26
Model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry), merupakan
suatu model pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan penyelidikan dan
menjelaskan hubungan antara objek dan peristiwa. Bentuk pembelajaran
inkuiri terbimbing berupa memberi motivasi kepada peserta didik untuk
menyelidiki masalah-masalah yang ada dengan menggunakan cara-cara
keterampilan ilmiah dalam rangka mencari penjelasan-penjelasannya.27
Menurut Carol, inkuiri terbimbing adalah direncanakan, ditargetkan, diawasi
intervensi selama proses penyelidikan dan memberikan wawasan tentang
bagaimana untuk membimbing peserta didik dalam proses penyelidikan.28
Proses guided inquiry dimulai dengan open penyelidikan untuk menarik
perhatian peserta didik, membuat peserta didik berpikir, dan membantu peserta
didik membuat koneksi dengan dunia peserta didik di luar sekolah. Berikutnya
adalah membangun latar belakang pengetahuan yang cukup untuk
menghasilkan beberapa ide menarik untuk penyelidikan. Kemudian jelajahi
ide-ide penting, otentik untuk menarik pertanyaan penyelidikan. Selanjutnya,
berhenti sejenak untuk mengidentifikasi dan menjelaskan artikulasi pertanyaan
pertanyaan sebelum mengumpulkan informasi. Setelah mengumpulkan,
25
Paul Eggen dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran. (Jakarta: PT Indeks,
2012), h. 177 26
Ross J. Todd, et. all., A toolkit and Handbook For Tracking and Assessing Student
Learning Outcomes of Guided Inquiry Through The School Library. (Rutgers University: Institute
for Museum and Library Service, 2005), h. 8. 27
Ni Putu Marheni, dkk., “Studi Komparasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan
Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Peserta
didik pada Pembelajaran Sains SMP”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Ganesha, 4,
2014, h. 2. 28
Carol Collier Kuhlthau, Guided Inquiry: School Libraries in the 21st Century, School
Libraries Worldwide, 2010, Volume 16, Number 1, h. 20
15
membuat dan berbagi apa yang peserta didik telah pelajari dan kemudian
mengevaluasi untuk merefleksikan isi dan proses dan menilai prestasi belajar.29
Tugas guru dalam inkuiri terbimbing lebih seperti memancing peserta
didik untuk melakukan sesuatu. Guru datang ke kelas dengan membawa
masalah untuk dipecahkan oleh peserta didik, kemudian dibimbing untuk
menemukan cara terbaik dalam memecahkan masalah tersebut.30
b. Karakteristik Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) terbagi ke dalam 6 karakteristik yang
dapat dilihat, yaitu:31
1) Peserta didik belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman. John dewey
menggambarkan pembelajaran sebagai proses aktif individu, bukan sesuatu
dilakukan untuk seseorang tetapi lebih kepada sesuatu itu dilakukan oleh
seseorang. Dewey sangat menekankan pembelajaran Hands on (berdasar
pengalaman) dan menganggap pengalaman dan inkuiri (penemuan) sangat
penting dalam pembelajaran bermakna.
2) Peserta didik belajar berdasarkan pada apa yang peserta didik tahu.
Pengalaman masa lalu dari pengertian sebelumnya merupakan bentuk dasar
untuk membangun pengetahuan baru. Menurut Ausubel faktor terpenting
dalam mempengaruhi pembelajaran adalah melalui dari apa yang peserta
didik tahu.
3) Peserta didik mengembangkan rangkaian berpikir dalam proses
pembelajaran melalui bimbingan. Rangkaian berpikir kearah yang lebih
tinggi memerlukan proses mendalam yang membawa kepada seluruh
pemahaman. Proses yang mendalam memerlukan waktu dan memerlukan
motivasi yang dikembangkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang otentik
29
Emerita dan Rutgers, Children’s Reading in Guided Inquiry, International Reading
Literacy Symposium, University of Tokyo, Japan, 2013. 30
Khoirul Anam, Op.Cit., h.17 31
Carol C. Kuhltau dan Ross J. Todd, Guided Inquiry: A Framework for Learning
Through School Libraries in 21st century school, h.7. Diakses dari
http://www.ibrarian.net/navon/paper/Guided_Inquiry__A_framework_for_learning_through_.pdf
16
mengenai objek yang telah digambarkan dari pengalaman dan
keingintahuan peserta didik.
4) Perkembangan peserta didik terjadi secara bertahap. Peserta didik
berkembang melalui tahap perkembangan kognitif, kapasitas peserta didik
untuk berpikir abstrak ditingkatkan oleh umur. Perkembangan ini meliputi
kegiatan berpikir, tindakan, refleksi, menemukan dan menghubungkan ide,
membuat hubungan, mengembangkan dan mengubah pengetahuan
sebelumnya, kemampuan serta sikap dan nilai.
5) Peserta didik mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran. Peserta
didik belajar melalui semua pengertiannya. Peserta didik menggunakan
seluruh kemampuan fisik, mental dan sosial untuk membangun pemahaman
yang mendalam mengenai dunia dan apa yang hidup di dalamnya.
6) Peserta didik belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain. Peserta
didik hidup di lingkungan sosial dimana peserta didik terus menerus belajar
melalui interaksi dengan orang lain di sekitar peserta didik. Orang tua,
teman, saudara, guru, kenalan dan orang asing merupakan bagian dari
lingkungan sosial yang membentuk pembelajaran lingkungan dimana
peserta didik membangun pemahaman yang bermakna. Vygotsky
berpendapat bahwa perkembangan proses hidup bergantung pada interaksi
dan pembelajaran sosial beperan penting untuk perkembangan kognitif.
c. Tahap-Tahap Model Pembelajaran Guided Inquiry
Terdapat tujuh langkah kegiatan inkuiri terbimbing (Guided Inquiry),
yaitu:32
1. Inisiasi, guru memulai proses penyelidikan dengan menjelaskan materi yang
akan dipelajari dengan cara membangun pemikiran peserta didik. Guru
memotivasi peserta didik sebelum memulai topik pelajaran dengan harapan
peserta didik tidak merasa tertekan dalam mempelajari materi.
32
Carol Collier Kuhlthau, et. all., Guided Inquiry Learning in the 21st Century, (London:
Libraries Unlimited, 2007). h..18
17
2. Seleksi, peserta didik memilih topik secara umum dan menyiapkan
pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari. Topik-topik tersebut dapat
dipilih berdasarkan kepentingan pribadi, persyaratan tugas informasi yang
tersedia dan waktu yang diberikan.
3. Eksplorasi, peserta didik mencari informasi materi pelajaran dan
mengidentifikasi cara yang mungkin dapat dilakukan dari berbagai sumber.
Bagi kebanyakan peserta didik, ini adalah tahap yang paling sulit dari proses
penelitian.
4. Formulasi, pada tahap ini, peserta didik diberikan waktu untuk membentuk
informasi umum yang peserta didik temukan dalam berbagai konsep.
Peserta didik perlu mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi yang
didapat menjadi satu-kesatuan yang terfokus.
5. Koleksi, setelah membentuk konsep peserta didik harus dapat memperluas
materi dalam pengetahuan atau pemahaman yang baru. Kepercayaan diri
dapat meningkatkan minat dan mengembangkan keahlian peserta didik.
6. Presentasi, tahap ini adalah puncak dari proses penyelidikan, peserta didik
berbagi informasi yang didapat dengan orang lain. Kegiatan ini membentuk
dasar penyelidikan untuk menilai informasi yang salah.
7. Penilaian, pada tahap ini peserta didik dan guru menilai apa yang telah
dipelajari. Tahap ini adalah tahap merefleksikan proses penyelidikan untuk
mengevaluasi proses yang telah dilakukan. Tahap ini merupakan
kesempatan untuk merefleksikan proses secara keseluruhan.
Sintaks untuk model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat disajikan
pada seperti pada tabel 2.1 berikut:33
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menurut Made
Wena
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siwa
1. Penyajian
Masalah
Menyajikan
permasalahan
Memahami dan
mencermati permasalahan
dari berbagai aspek
33
Made Wena, Op,Cit., h.80
18
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siwa
Menjelaskan prosedur
atau langkah langkah
inkuiri
Memahami prosedur atau
langkah-langkah inkuiri
2. Pengumpulan
Data verifikasi
Membimbing peserta
didik untuk
mengumpulkan informasi
Melakukan pengumpulan
informasi atau data
Membimbing cara-cara
mencari atau
pengumpulan data
Melakukan pengumpulan
data
Membimbing cara-cara
mentabulasi data
Melakukan tabulasi atau
penataan data
Membimbing
mengklasifikasi data
Mengklasifikasikan data
sesuai dengan kategorisasi
permasalahan
3. Pengumpulan
data
eksperimentasi
Membimbing peserta
didik melakukan
eksperimen
Melakukan eksperimen
Membimbing peserta
didik mengatur data atau
variabel
Melakukan pengaturan
data atau pengontrolan
variabel yang selanjutnya
dilakukan eksperimen atau
uji coba
Membimbing dan
mengarahkan
pertanyaan-pertanyaan
peserta didik
Mengajukan pertanyaan-
pertanyaan terkait dengan
eksperimen yang
dilakukan
Membimbing peserta
didik mengamati
perubahan yang terjadi
Mencatat dan
menganalisis hasil
eksperimen
Menumbuhkan dan
meningkatkan interaksi
antarpeserta didik
Berinteraksi dan bekerja
sama sesama anggota
kelompok dalam
menyelesaikan tugas-tugas
pembelajaran
4. Organisasi data
dan formulasi
kesimpulan
Membimbing peserta
didik melakukan
penataan data atau hasil
eksperimen
Melakukan penataan atau
interpretasi terhadap hasil
eksperimen atau uji coba
Membimbing peserta didik
untuk membuat suatu
kesimpulan
Membuat kesimpulan
19
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siwa
5. Analisis proses
inkuiri
Membimbing peserta didik
untuk memahami pola-
pola penemuan yang telah
dilakukan
Memahami atau
memerhatikan pola-pola
penemuan atau
eksperimen yang telah
dilakukan
Membimbing peserta didik
menganalisis tahap-tahap
inkuiri yang telah
dilaksanakan
Menganalisis tahap-
tahap inkuiri yang telah
dilakukan
Membimbing peserta didik
melihat kelemahan-
kelemahan atau kesalahan-
kesalahan yang mungkin
terjadi
Menganalisis kelemahan
atau kesalahan yang
mungkin terjadi dalam
proses eksperimen
Terdapat lima tahapan pembelajaran inkuiri yang dapat dilihat pada Tabel
2.2 berikut:34
Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menurut
Trianto
Fase Perilaku Guru
1. Menyajikan pertanyaan
atau masalah
Guru membimbing peserta didik
mengidentifikasi masalah dan masalah
dituliskan di papan tulis.
Guru membagi peserta didik dalam kelompok
2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk curah pendapat dalam
membentuk hipotesis.
Guru membimbing peserta didik dalam
menentukan hipotesis yang relevan dengan
permasalahan dan memprioritaskan hipotesis
mana yang menjadi prioritas penyelidikan
34
Trianto Ibnu Badar Al-Tabani, Op.Cit., h. 86
20
Fase Perilaku Guru
3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk menentukan langkah-langkah
yang sesuai dengan hipotesis yang akan
dilakukan.
Guru membimbing peserta didik
mengurutkan langkah-langkah percobaan.
4. Melakukan percobaan
untuk memperoleh
informasi
Guru membimbing peserta didik
mendapatkan informasi melalui percobaan.
5. Mengumpulkan data dan
menganalisis data
Guru memberi kesempatan pada tiap
kelompok untuk menyampaikan hasil
pengolahan data yang terkumpul.
6. Membuat kesimpulan Guru membimbing peserta didik dalam
membuat kesimpulan.
d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
(guided inquiry)
Mengimplementasikan model pembelajaran inkuiri terbimbing sering
ditemukan kelebihan dan kekurangan yang menjadi kendala dalam sebuah
pembelajaran. Beberapa kelebihan dan kekurangan tersebut antara lain:35
Kelebihan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) antara
lain: 1)Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran dianggap lebih bermakna,
2)Memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar masing-masing, 3)Dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman, 4)Dapat melayani kebutuhan peserta didik yang
memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya peserta didik yang memiliki
35
Wina Sanjaya, Op.Cit., 208
21
kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh peserta didik yang lemah
dalam belajar.
Kekurangan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry)
antara lain: 1)Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik, 2)Sulit
dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan
peserta didik dalam belajar,3)Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya
memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sering kesulitan dalam
menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
3. Metode Pembelajaran Peer Instruction
Peer Instruction (PI) adalah teknik pengajaran interaktif yang melibatkan
para peserta didik untuk berinteraksi dan menangani aspek yang sulit dalam
materi pembelajaran. Dengan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
membahas konsep pembelajaran di dalam kelas. PI memungkinkan peserta
didik untuk belajar satu sama lain. PI memfasilitasi rekan belajarnya dengan
memungkinkan peserta didik untuk membahas konsep dalam kelas.36
Peer Instruction (PI) adalah teknik sederhana dan efektif yang dapat
digunakan untuk membuat pembelajaran lebih interaktif, lebih menarik, dan
lebih efektif dalam belajar. Hal ini mudah dan sederhana untuk diterapkan, dan
memberikan umpan balik yang berguna untuk kedua peserta didik dan guru.37
Dan menurut Aina Peer Instruction (PI) adalah pendagogi yang kekuatannya
terletak pada interaksi kelas antara guru dan peserta didik dan juga antara
peserta didik dan peserta didik. PI tidak bisa berhasil tanpa interaksi sosial di
dalam kelas, dan itulah sebabnya konstruktivisme sosial yang terbaik untuk PI.
untuk mengoreksi jawaban di PI peserta didik harus mampu meyakinkan
jawaban satu sama lain.38
36
Natalie Rowley and Jon Green, Just-in-time Teaching and Peer Instruction in the
Flipped Classroom to Enhance Student Learning, Journal of Education in Practice, Vol. 2 No. 1,
November 2015, h.14 37
Sam Butchart and Toby Handfield, Using Peer Instruction to teach Philosophy, Logic
and Critical Thinking, Teaching Philosophy Journal, Monash University, h.1 38
Aina, Jacob Kola & Keith Langenhoven, Teaching Method in Science Education: The
Need for a Paradigm Shift to Peer Instruction (PI) in Nigerian Schools. International Journal of
Academic Research and Reflection Vol. 3, No. 6, 2015, h.8
22
Peer Instruction (PI) memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengasah kemampuan peserta didik dalam mendengarkan dan
mengembangkan argumen yang solid. Terlepas dari materi pelajaran, PI
memungkinkan peserta didik untuk menciptakan pengetahuan melalui diskusi
dan menjadi peserta aktif yang disiplin. PI menyediakan lingkungan yang
terstruktur bagi peserta didik untuk menyuarakan keyakinan peserta didik dan
menyelesaikan kesalahpahaman dengan berbicara dengan rekan-rekan peserta
didik.39
Peer Instruction (PI) telah terbukti memiliki efek positif pada
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Namun, banyak model yang
dirancang untuk menggabungkan peer instruction ke dalam pengalaman
peserta didik. Dalam metode ini, peserta didik disajikan dengan pertanyaan dan
berdiskusi dengan rekan-rekan peserta didik. Metode ini meningkatan
pemahaman konseptual peserta didik dan keterampilan pemecahan masalah.40
Tujuan dari PI adalah untuk mengubah lingkungan belajar secara aktif
melibatkan peserta didik dan memfokuskan perhatian peserta didik pada
konsep yang mendasari. Gambaran implementasi PI di kelas sebagai berikut:41
1) Mengajukan pertanyaan, 2) Peserta didik diberi waktu untuk berpikir, 3)
Peserta didik mencatat jawaban individu, 4) Kerabat peserta didik membahas
jawaban peserta didik, 5) Peserta didik mencatat jawaban yang direvisi, 6)
Umpan balik dari guru 7) Menjelaskan jawaban yang benar.
Proses tes konsep pada peer instruction dapat dilihat pada gmbar 2.1 sebagai
berikut:42
39
Ibid., h.10 40
Barry Ryan, dkk, Student Attitudes to an Online, Peer-instruction,Revision Aid in
Science Education, article School of Food Science and Environmental Health, h.2 41
Aina, Jacob Kola & Keith Langenhoven, Op.Cit., h.11 42 Natalie Rowley and Jon Green, Lok.Cit., h.16
23
Gambar 2.1 Proses Implementasi tes konsep-Peer Instruction
Untuk melaksanakan ConcepTests, guru memberikan topik pembelajaran
kepada peserta didik. Guru memberikan ConcepTest dan peserta didik
menjawab sesuai dengan waktu yang diberikan. Jika 30-70% peserta didik
menjawab dengan benar maka guru meminta peserta didik untuk beralih ke
temannya dan mendiskusikan jawabannya dengan berpasangan atau kelompok
kecil. Kemudian guru bergerak di sekitar kelas meminta peserta didik untuk
diskusi aktif dan mengarahkannya. Selanjutnya guru menjelaskan jawaban
yang benar. Jika jawaban >70% maka guru langsung memberikan jawaban
yang benar dan berpindah ke topik yang baru.
4. Pengetahuan Metakognitif
Metakognitif didefinisikan sebagai kesadaran dan menajemen dari proses
dan produk kognitif yang dimiliki seseorang, atau secara sederhana disebut
sebagai “berpikir mengenai berpikir”.43
Menurut Noushad, metakognitif adalah
kesadaran tentang keterampilan, strategi, dan kemampuan yang diperlukan
untuk melakukan tugas secara efektif dan kemampuan untuk menggunakan
mekanisme regulasi diri untuk memastikan keberhasilan dalam sebuah tugas.44
Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan tingkat tinggi yang digunakan
untuk memonitor dan mengatur proses pengetahuan seperti penalaran,
pemahaman mengatasi masalah, belajar dan sebagainya.45
43
Heru Astikasari Setya Murti, Metakognisi dan Theory of Mind (TOM), Jurnal
Psikologi Pitutur, Volume I, No 2, 2011, h.53 44
Noushad, Cognitions About Cognitions: The Theory of Metacognition, Lecture,
Farook Training College, h.4 diakses dari http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED502151.pdf. 45
Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta: GP Press
Group, 2013) h.31
Penjelasan
singkat
Tes konsep:
Peserta didik
memilih
Jawaban yang
benar <30%
Jawaban yang
benar 30-70%
Jawaban yang
benar >70%
Penjelasan
konsep
Diskusi
dengan rekan
Penjelasan
Peserta didik
Memilih lagi
Pindah ke
topik baru
24
Metakognitif adalah pengetahuan dan keyakinan akan kognitif diri
sendiri, serta kesadaran berpikir tentang kognisinya sehingga berusaha untuk
meningkatkan proses belajar.46
Metakognitif adalah kesadaran berpikir tentang
apa yang diketahui dan tidak diketahui.47
Dari pendapat-pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa metakognitif adalah pengetahun tentang kognisi diri sendiri
atau kemampuan menilai diri sendiri.
Metakognitif merupakan bagian turunan dari proses pembelajaran.
Peserta didik belajar lebih baik ketika peserta didik memiliki waktu dan
keterampilan untuk memahami maksud dari pelajaran dan menilai kemampuan
pembelajaran peserta didik. Bukan hanya berfokus pada subjek konten, peserta
didik perlu merenungkan bagaimana peserta didik memahami konsep melalui
berpikir, keterampilan sosial dan strategi pembelajaran. Ketika peserta didik
mengetahui kekuatan peserta didik dan kelemahan dalam belajar, peserta didik
dapat fokus pada keterampilan dan strategi yang paling bermanfaat bagi peserta
didik. Metakognitif juga menumbuhkan keterampilan memecahkan masalah
dan pemahaman konsep yang lebih dalam.48
Metakognitif berhubungan dengan pengetahuan peserta didik tentang
berpikir peserta didik sendiri dan kemampuan peserta didik menggunakan
strategi-strategi belajar tertentu dengan tepat.49
Pentingnya metakognitif
ditunjukkan dengan hubungan mengukur kemampuan dan prestasi peserta
didik. Peserta didik yang mengatur kemampuan pembelajaran atau memiliki
pengetahuan metakognitif lebih canggih tampil lebih baik di sekolah. Selain
itu, proses pengetahuan metakognitif memainkan peran penting untuk
memunculkan kesulitan belajar peserta didik.50
Salah satu cara untuk melihat
metakognitif adalah menggunakan aspek kemampuan berpikir dengan
46
Jeanne Ellis Omrod, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Erlangga, 2008) h.369 47
Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam
Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 149 48
Alberta, Metacognition, h.1 diakses dari
http://www.learnalberta.ca/content/kes/pdf/or_ws_tea_elem_04_metacog.pdf. 49
Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Op.Cit., h. 149 50
Marion Händel, et all, Assessment of metacognitive knowledge in students
with special educational needs, Metacognition Learning (2014) 9:333–352, h.334
25
mengelola memori pemikirannya sehingga menghasilkan hasil yang
diinginkan.51
Pengetahuan metakognitif mengacu pada berapa banyak peserta didik
yang memahami tentang cara memproses informasi ketika mengerjakan tugas-
tugas. Pengetahuan metakognitif ini relatif stabil dan berkembang, karena
mengharuskan peserta didik untuk mempertimbangkan proses kognitif peserta
didik sendiri.52
Sasaran metakognitif mengacu kepada pribadi peserta didik, maka dari
itu peserta didik harus mampu untuk mengembangkan potensi dirinya dengan
cara: Mampu mengarahkan diri untuk memulai proses belajar, mampu
merefleksikan diri dengan mereview sasaran, tujuan dan luaran pembelajaran
yang baru dan mampu mengevaluasi diri dengan menilai pertanyaan dan
memecahkan masalah yang dihadapinya.53
Menurut Patcharee Rompayom kategori dan definisi pengetahuan
metakognitif terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Pengetahuan Deklaratif yaitu mengacu pada pengetahuan tentang informasi
atau sumber yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas. Pengetahuan
tersebut tentang: a) Tentang tujuan dari tugas tersebut (apa tujuan dalam
melakukan tugas tersebut). b) Tentang tuntutan tugas (sumber apa dan
langkah-langkah yang diperlukan untuk memecahkan masalah). c) Tentang
sifat tugas (berkaitan dengan apa tugas tersebut)
2. Pengetahuan Prosedural yaitu pengetahuan atau keyakinan diri sendiri
tentang tugas yang diberikan. Dan sebuah persepsi dari individu tentang
bagaimana kapasitas seseorang melakukan sesuatu.
3. Pengetahuan Kondisional yaitu pengetahuan tentang kapan dan mengapa
menggunakan strategi untuk memecahkan masalah. Pengetahuan tentang
51
Wowo Sunaryo, Taksonomi Berpikir, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2001) h. 24 52
Liesje De Backer, et all, Exploring The Potential Impact Of Reciprocal Peer
Tutoring on Higher Education Students’ Metacognitive Knowledge and Regulation, springer Instr
Sci (2012) 40:559–588, h.560 53
Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Op.Cit., 151
26
situasi di mana peserta didik dapat menggunakan keterampilan, algoritma,
teknik, dan metode. 54
pengetahuan metakognitif terbagi menjadi tiga yaitu:55
1. Pengetahuan Strategi adalah pengetahuan tentang stategi dalam belajar dan
cara dalam memecahkan suatu masalah. Pengetahuan strategi digunakan
peserta didik untuk mengingat, mencari atau memahami pelajaran.
2. Pengetahuan tentang Tugas Kognitif, ini meliputi pengetahuan proseduran
dan pengetahuan kondisional. Pengetahuan prosedural merupakan langkah-
langkah atau strategi yang digunakan peserta didik untuk belajar dengan
baik. Sedangkan pengetahuan kondisional adalah pengetahuan tentang
situasi dimana peserta didik menggunakan keterampilannya.
3. Pengetahuan Diri, merupakan pengetahuan mengukur tentang kekuatan dan
kelemahan diri sendiri dalam belajar. Pengetahuan diri digunakan saat tidak
mengetahui sesuatu dan menggunakan strategi untuk mencari informasi
terkait yang dibutuhkan.
5. Pengetahuan Metakognitif dalam Inkuiri
Peserta didik harus memiliki keahlian metakognitif untuk mengendalikan
dan dalam melakukan penyelidikan (inkuiri), yaitu pengetahuan dan
kemampuan untuk mengatur diri sendiri. Tahap-tahap dalam model
pembelajaran inkuiri terbimbing telah mencerminkan aspek keterampilan
metakognitif. Fase penemuan masalah, perumusan masalah, mengajukan
hipotesis, dan merencanakan pemecahan masalah merupakan aspek
perencanaan dalam keterampilan metakognitif. Fase melaksanakan eksperimen,
melakukan pengamatan dan pengumpulan data, serta analisis data merupakan
aspek pemonitoran dalam keterampilan metakognitif. Fase penarikan simpulan
merupakan aspek pengevaluasian dalam keterampilan metakognitif. Hal ini
54
Patcharee Rompayom, Chinda Tambunchong, dkk, The Development of Metacognitive
Inventory to Measure Students’ Metacognitive Knowledge Related to Chemical Bonding
Conceptions, International Association for Educational Assessment (IAEA), 2010, h.3 55
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran dan Assesmen, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 83-89
27
menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing telah terintegrasi
dengan strategi metakognitif dan dapat digunakan untuk melatihkan
keterampilan metakognitif peserta didik.56
Peserta didik dapat mengelola inkuiri sendiri, maka peserta didik
memahami kapan, mengapa, dan bagaimana kemampuan ini terlibat dalam
rangkaian kerja inkuiri. Dan disebut sebagai "pengetahuan metakognitif untuk
tindakan" yaitu, pengetahuan tentang bagaimana seseorang mengatur dan
mengelola kognitif nya dan proses metakognitif dalam aplikasi. Dan
menggunakan meta-knowledge yaitu tentang proses inkuiri dalam
mengendalikan kognisi peserta didik.57
6. Konsep Biologi Mengenai Sistem Pencernaan
a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Konsep Sistem Pencernaan
Biologi merupakan suatu pembelajaran terkait fenomena alam atau
kehidupan di sekitar. Konsep sistem pencernaan pada manusia terdapat di kelas
XI semester1. Konsep sistem pencernaan pada manusia yang dipelajari di
tingkat SMA/ MA memiliki kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD)
yaitu:
1. Kompetensi Inti (KI)
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
56
Fitri Aprilia dan Bambang Sugiarto, Op.Cit., h.38 57
Barbara White, John Frederiksen and Allan Collins, The Interplay of Scientific Inquiry
and Metacognition: More than a Marriage of Convenience, Handbook of Metacognition in
Education, 2009, h.36
28
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar (KD)
3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan
fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia.
4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam
berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap
individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan
b. Kajian Materi Konsep Sistem Pencernaan
Zat makanan terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan
vitamin. Secara umum, proses pencernaan makanan pada manusia melalui dua
tahap, yaitu pencernaan fisik (mekanis) dan pencernaan kimiawi. Pencernaan
fisik merupakan proses perubahan molekuk makanan yang berukuran besar
menjadi berukuran kecil. Pencernaan kimiawi adalah proses perubahan
molekul-molekuk bahan organik yang ada dalam bahan makanan dari bentuk
yang kompleks menjadi molekul lebih sederhana dengan bantuan enzim.
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar yang
berhubungan dengan proses pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas rongga
mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Kelenjar
pencernaan dalam sistem pencernaan manusia, antara lain pankreas, dan hati.
Gangguan dan kelainan pada sistem pencernaan antara lain: malabsorpsi,
29
malnutrisis, keracunan makanan, konstipasi, peritonitis, apendisitis, parotitis,
diare, gastritis dan kanker lambung.58
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
yang penulis lakukan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Reny Pujiati
yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
terhadap Pengetahuan Metakognitif menyatakan bahwa menggunakan model
PBL berpengaruh nyata terhadap ranah kompetensi pengetahuan metakognitif
peserta didik.59
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Siti Kholil Fatkhul Mu’minin dan
Utiya Azizah yang berjudul Keterampilan Metakognitif Peserta didik Melalui
Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi Asam Basa di SMAN 1 Pacet Kelas
XI menyatakan bahwa nilai keterampilan metakognitif peserta didik
berdasarkan tes berbasis keterampilan metakognitif pada planning skills pada
pertemuan 1, 2 dan 3 berturut-turut adalah 83,93; 86,25; 88,39 sedangkan pada
monitoring skills diperoleh nilai 86,79; 90,00; 92,86 dan pada evaluating skills
diperoleh nilai 78,93; 82,32; 82,68. Hal ini sesuai dengan hasil rata-rata nilai
angket inventori metakognitif yang diberikan pada pertemuan 1, 2 dan 3 yaitu
pada tahap planning skills diperoleh rata-rata nilai sebesar 81,53; 83,67; 84,90
sedangkan pada monitoring skills diperoleh nilai 82,14; 84,80; 85,92 dan pada
evaluating skills diperoleh nilai 76,67; 82,02; 83,57. Secara keseluruhan,
keterampilan metakognitif peserta didik dapat dikatakan terlatih dengan sangat
baik.60
Hery Cahya Kurniawan dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas
Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing terhadap Keterampilan Inkuiri,
58
Irnaningtyas, Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013, (Jakarta:
Erlangga, 2013), h.233 59
Reny Pujiati, “Pengaruh Penggunaan Model PBL (Problem Based Learning) terhadap
Pengetahuan Metakognitif Biologi pada Konsep Virus”. Skripsi pada Universitas Islam Negeri
Syarif Hidyatullah, Jakarta, 2015 h.64 tidak dipublikasikan 60
Siti Kholil Fatkhul Mu’minin dan Utiya Azizah, Keterampilan Metakognitif Peserta
didik Melalui Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi Asam Basa di SMAN 1 Pacet Kelas XI, UNESA Journal of Chemical Education Vol .3, 2014, h.67
30
Keterampilan Metakognisi dan Hasil Belajar Kognitif Peserta didik Kelas VIII
MTSN Panglungan menyatakan bahwa guided discovery learning model dapat
meningkatkan keterampilan proses inkuiri dan produk, keterampilan
metakognisi, dan hasil belajar kognitif peserta didik.61
Iin Nurfiah dan Bambang Sugiarto dalam penelitiannya yang berjudul
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok
Larutan Penyangga untuk Melatihkan Keterampilan Metakognitif Peserta
didik Kelas XI SMA menyatakan bahwa (1) Keterlaksanaan model pembelajarn
inkuiri terbimbing memperoleh kriteria sangat baik pada masing-masing
fasenya. (2) Keterampilan metakognitif peserta didik yang meliputi
keterampilan merencanakan memperoleh skor sebesar 3,94 dengan kategori A;
keterampilan memantau sebesar 3,78 dengan kategori A-; dan keterampilan
mengevaluasi sebesar 3,65 dengan kategori A-. (3) Persentase ketuntasan hasil
belajar peserta didik sebesar 94%. (4) Respon peserta didik terhadap penerapan
model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga untuk
melatihkan keterampilan metakognitif sebesar 97,2% dengan kriteria baik
sekali.62
Kanesa D. Seraphin dalam Metacognition as Means to increase The
Effectiveness of Inquiry-Based Science Education melalui penggunaan
pembelajaran inkuiri membantu meningkatkan pemahaman peserta didik
tentang proses ilmiah, kemampuan secara aktif terlibat dalam proses ilmiah
menggunakan metakognisi, serta konten pengetahuan peserta didik.
Keterampilan metakognitif melalui pembelajaran inkuiri membuat guru dan
61
Herry Cahya Kurniawan, dkk, “Efektivitas Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing
terhadap Keterampilan Inkuiri, Keterampilan Metakognisi dan Hasil Belajar Kognitif Peserta didik
Kelas VIII MTSN Panglungan”, Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015, h.117 62
Iin Nurfiah dan Bambang Sugiarto, “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Penyangga untuk Melatihkan Keterampilan Metakognitif
Peserta didik Kelas XI SMA”, Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454 Vol. 5,
No. 2, 2016, h.263
31
peserta didik dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan dalam belajar.63
Patcharee Rompayom dalam penelitiannya yang berjudul The
Development of Metacognitive Inventory to Measure Students’ Metacognitive
Knowledge Related to Chemical Bonding Conceptions menyatakan bahwa
Inventory berfokus pada pengetahuan metakognitif yang termasuk deklaratif,
prosedural, dan kondisional. Persediaan terdiri dari 7 pertanyaan terbuka, dan
semua yang isinya terkait dengan konsep ikatan kimia. persediaan itu dites
dengan 68 peserta didik untuk meningkatkan bahasa yang digunakan dan
menganalisis keandalan kriteria penilaian. korelasi Pearsonnya adalah 0,79.
Kemudian, persediaan itu diberikan kepada 62 peserta didik kelas X yang
sudah belajar konsep-konsep tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
diskriminasi item tes 0,31-0,94, koefisien Cronbach alpha adalah 0,80. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa persediaan itu memenuhi syarat untuk
digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kemampuan metakognitif
peserta didik.64
Zrinka Ristić Dedić dalam Original scientific paper nya yang berjudul
Metacognitive Knowledge in Relation to Inquiry Skills and Knowledge
Acquisition Within a Computer-Supported Inquiry Learning Environment
menyatakan bahwa pengetahuan metakognitif peserta didik meningkat setelah
terlibat dalam mengerjakan tugas tersebut. Namun, banyak peserta didik
menunjukkan pengetahuan metakognitif nya kurang baik dalam postest nya
dan gagal menerapkan pengetahuan yang baru dicapai pada tugas
pengalihannya. Peserta didik yang memperoleh pengetahuan metakognitif
63
Kanesa D. Seraphin, Metacognition as Means to Increase the Effectiveness of Inquiry-
Based Science Education “Implementation of Guided Inquiry Learning Model on Buffer”, Science
Education International Vol.23, No.4, 2012, 366-382 h.378 64
Patcharee Rompayom, dkk” The Development of Metacognitive Inventory to Measure
Students’ Metacognitive Knowledge Related to Chemical Bonding Conceptions” Paper presented
at International Association for Educational Assessment (IAEA 2010), h.1
32
tinggi lebih berhasil dalam mengerjakan tugasnya daripada murid yang tidak
memperbaiki pengetahuan metakognitifnya.65
C. Kerangka Berpikir
Pengaruh arus globalisasi menyebabkan adanya tuntutan peningkatan
kualitas pendidikan di Indonesia. Pendidikan menjadi salah satu alternatif
untuk dapat mengembangkan pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki
peserta didik, karena hakikatnya tujuan pendidikan ialah penciptaan sebuah
lingkungan pembelajaran yang dapat mengembangkan bakat dan potensi yang
dimiliki peserta didik secara optimal. Salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas adalah dengan mengadakan perbaikan dalam proses pembelajaran salah
satunya dengan mengembangkan kurikulum.
Indonesia saat ini telah mengembangkan kurikulum 2013 yang bertujuan
untuk menyempunakan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum berbasis
kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan menyeimbangkan
antara hardskill dan softskill. Sehingga peserta didik dapat mengembangkan
potensi yang ada pada dirinya secara maksimal.
Standar kompetensi lulusan yang berlaku pada kurikulum 2013 yaitu
mencakup pada dimensi pengetahuan metakognitif. Pengetahuan metakognitif
yaitu pengetahuan dan keyakinan akan kognitif diri sendiri, serta kesadaran
berpikir tentang kognisinya sehingga berusaha untuk meningkatkan proses
belajar.
Pembelajaran IPA khususnya biologi merupakan salah satu mata
pelajaran wajib untuk semua tingkat pendidikan di sekolah dari jenjang sekolah
dasar hingga menengah atas. Hakikatnya tujuan proses pembelajaran IPA pada
masa kini yaitu hanya mempelajari IPA sebagai produk dan menghafalkan
konsep, teori dan hukum. Sehingga peserta didik lebih banyak menghafal
65
Zrinka Ristić Dedić, Metacognitive Knowledge in Relation to Inquiry Skills and
Knowledge Acquisition Within a Computer-Supported Inquiry Learning Environment, Original
scientific paper, Centre for Educational Research and Development, Institute for Social Research
in Zagreb
33
konsep dalam pembelajaran biologi. Akibatnya berdampak rendahnya
pemahaman peserta didik akan kesadaran berpikir tentang kognisinya.
Pengetahuan metakognitif merupakan kesadaran diri peserta didik
tentang apa yang ia ketahui dan tidak ketahui. Sehingga peserta didik dapat
menentukan strategi yang tepat untuk menyelesaikan tugas. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan metakognitif peserta
didik Indonesia tersebut adalah melalui inovasi model pembelajaran yang tepat
sasaran yaitu melalui penggunaan model pembelajaran inkuri terbimbing
(guided inquiry), namun model pembelajaran inkuiri terbimbing juga perlu
dengan penambahan yaitu diintegrasikan dengan peer instruction. Dengan peer
instruction peserta didik dapat menciptakan pengetahuan melalui diskusi dan
terjadinya pembelajaran yang aktif serta meningkatan pemahaman konseptual
peserta didik dan keterampilan pemecahan masalah. Hal ini berkaitan dengan
pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang stategi dalam belajar dan
cara dalam memecahkan suatu masalah.
34
Kerangka pikir yang dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Penelitian
Rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu “Terdapat pengaruh model pembelajaran guided
inquiry integrasi peer instruction terhadap pengetahuan metakognitif peserta
didik”.
Rendahnya pengetahuan metakognitif pada peserta didik di Indonesia
Kurangnya variasi model
pembelajaran
Menggunakan model yang
tepat dengan pembelajaran
Kurangnya keaktifan dan
pemahaman konsep peserta
didik
Membangun interaksi kelas
antara guru dan peserta didik
dan juga antara peserta didik
dan peserta didik
Pengaruh model pembelajaran
inkuiri terbimbing integrasi peer
instruction terhadap pengetahuan
metakognitif
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 34 Jakarta Jalan Margasatwa
Raya No.1 Pondok Labu Jakarta Selatan. Adapun waktu penelitian ini adalah pada
semester 2 bulan Januari tahun pelajaran 2016/2017.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian quasi
eksperiment (eksperimen semu). Quasi eksperiment merupakan metode dimana
peneliti tidak memungkinkan melakukan pengontrolan secara penuh terhadap
variabel penelitian.
Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-postest control group
design. Hal ini dikarenakan terdapat dua kelompok yang dipilih secara random.
Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut:1
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 - O2
Keterangan :
O1 : Pretest
X : Perlakuan pada kelas eksperimen
O2 : Postest
Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pertama adalah
kelompok eskperimen yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran
Guided Inquiry integrasi Peer Instruction dan kelompok kedua adalah kelompok
kontrol yang belajar dengan menggunakan pendekatan saintifik.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Pendekatan
Kualitatif dan R&D), (Bandung:Alfabeta, 2013), h.113
36
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Populasi target pada
penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 34 Jakarta pada semester genap tahun
ajaran 2016/2017, sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas XI SMAN
34 Jakarta pada semester genap tahun ajaran 2016/2017.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.3 Pengambilan
sampel secara acak dengan menggunakan simpel random sampling, yaitu
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada.4 Sampel yang terpilih
adalah kelas XI.MIPA.3 dan kelas XI.MIPA.4
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan ialah tes dan lembar
observasi.
1. Tes
Tes yang digunakan berupa pilihan ganda dan essay (pretest dan postets), siswa
diberikan 7 soal pilihan ganda untuk pengetahuan kognitif dan soal essay untuk
pengetahuan metakognitif.
2. Non Tes
a. Lembar observasi
Observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar.5 Dalam penelitian ini lembar observasi digunakan untuk mengetahui
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran berlangsung dan lembar observasi
kegiatan guru. Aktivitas siswa yang diamati ketika proses pembelajaran
disesuaikan dengan indikator-indikator model pembelajaran inkuiri terbimbing.
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h.173 3 Ibid., h.174
4 Sugiyono., Op.Cit., h.120
5 Ibid., h.203
37
Untuk lebih jelasnya lembar observasi kegiatan siswa dan guru dapat dilihat
pada lampiran.
b. Wawancara
Wawancara yang digunakan adalah wawancara guru, dimana guru diberikan
beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan model pembelajaran dan
pengetahuan metakognitif.
c. Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dari skor hasil belajar
biologi siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar biologi pada pembahasan
sistem pencernaan berupa pretest dan posttest. Pengumpulan data dilakukan
dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
Tahapan pertama ditentukan kelas-kelas yang akan dijadikan kelompok
subjek penelitian serta menentukan kelas-kelas eksperimen yaitu yang diberi
perlakuan dengan pemberian model pembelajaran pembelajaran inkuiri
terbimbing integrasi peer instruction. Tahapan selanjutnya dilakukan pemberian
tes kemampuan awal (pretest) tentang konsep sistem pencernaan di kedua kelas,
kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki durasi waktu yang sama yaitu
3X45menit setiap pertemuan.
Tahapan awal kelas eksperimen yaitu tahap inisiasi di integrasikan dengan
peer instruction yaitu guru mengajukan pertanyaan konsep yang berkaitan dengan
materi pembelajaran yang akan disampaikan dan meminta peserta didik bersama
teman sebangkunya untuk mendiskusikan jawabannya kemudian guru membentuk
6 kelompok dan mendorong peserta didik untuk menemukan jawaban yang
berbeda dan guru menjelaskan jawaban yang benar. Setelah diberikan perlakuan
pada masing-masing kelas eksperimen maupun kelas kontrol selanjutnya
diberikan tes kemampuan akhir (posttest) tentang sistem pencernaan di kedua
kelas dengan soal yang sama..
38
E. Instrumen Penelitian
a. Tes
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati.6 Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini dalam bentuk tes objektif. Untuk mengukur kemampuan kognitif dan
metakognitif. Untuk mengukur kognitif siswa berupa tes objektif jenis pilihan
ganda sebanyak 7 soal yang terdiri dari 5 option yaitu a,b,c,d dan e yang diberikan
kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Tes yang diberikan untuk
mengukur ranah pengetahuan metakognitif adalah tes objektif jenis essay
sebanyak 3 soal untuk masing-masing nomor soal pilihan ganda. Ketiga soal
tersebut meliputi aspek pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural dan
pengetahuan kondisional. Soal tes objektif yang diberikan telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Untuk soal pengetahuan metakognitif dilakukan uji keterbacaan
pada peserta didik sebelum dilakukan validasi. Jika didapatkan jawaban yang
tidak sesuai dengan rubrik, maka dilakukan perubahan kalimat. Untuk kisi-kisi
instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan 3.3 berikut ini.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Konsep Sistem Pencernaan Bentuk Soal
Pilihan Ganda
Indikator Jenjang Kognitif Jumlah
Soal C3 C4 C5
Mengidentifikasi jenis-jenis
makanan berserta fungsinya
berdasarkan data
1*,2* dan
4
3
Mengumpulkan informasi
tentang pola makan dan menu
seimbang
12* dan 3 2
Menyelidiki informasi
mengenai fungsi organ-organ
pencernaan manusia
6*,7 dan
8*
5 4
Menentukan proses
pencernaan yang terjadi pada
organ pencernaan manusia
10* 9 11 3
Menganalisis gangguan atau
kelainan pada sistem
pencernaan
13*, 14 15 3
Keterangan: (*) soal yang digunakan
6 Ibid., h.148
39
Tabel 3.3 Hasil Instrumen yang Valid Pada Konsep Sistem Pencernaan
Bentuk Soal Essay
Indikator Deklaratif Prosedural Kondisional
Mengidentifikasi jenis-jenis
makanan berserta fungsinya
berdasarkan data
1*,2* dan 4* 1*,2 dan 4* 1*,2 dan 4*
Mengumpulkan informasi
tentang pola makan dan
menu seimbang
12 dan 3* 12 dan 3* 12* dan 3
Menyelidiki informasi
mengenai fungsi organ-organ
pencernaan manusia
5*, 6*,7 dan 8* 5, 6,7 dan 8* 5*, 6,7 dan 8
Menentukan proses
pencernaan yang terjadi pada
organ pencernaan manusia
9, 10*, 11 9, 10*, 11 9*, 10*, 11*
Menganalisis gangguan atau
kelainan pada sistem
pencernaan
13*, 14 dan 15 13*, 14 dan 15 13, 14* dan 15
Total Valid 9 7 8
Keterangan (*) : valid
b. Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian adalah lembar
observasi. Lembar observasi digunakan untuk menilai aktivitias peserta didik
selama proses pembelajaran baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Aspek
yang akan dinilai dalam lembar observasi seperti contoh kemampuan peserta didik
dalam melakukan uji coba zat makanan (pertemuan I) serta kegiatan uji enzim
ptialin (pertemuan II) dan gangguan pada sistem pencernaan (pertemuan III).
Untuk LKS pertemuan III menggunakan metode observasi. Data pada lembar
observasi ini akan digunakan sebagai data pendukung instrumen tes. Peer
Instruction digunakan dalam proses pembelajaran pada tahapan inisiasi karena
guru memulai proses penyelidikan dengan menjelaskan materi yang akan
dipelajari dengan cara membangun pemikiran peserta didik. Sehingga guru
mengajukan pertanyaan konsep yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang
akan disampaikan dan guru meminta peserta didik bersama teman sebangkunya
untuk mendiskusikan jawabannya.
40
F. Kalibrasi Instrumen
1) Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur.7 Tes disebut valid apabila memiliki tingkat ketepatan yang
tinggi dalam mengungkap aspek yang hendak diukur. Apabila dianggap
signifikan, artinya soal yang digunakan sudah valid. Sebaliknya jika artinya soal
tersebut tidak valid, maka soal tersebut harus direvisi atau tidak digunakan.
Adapun validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan
validitas konstruk. Pengukuran validitas soal dalam penelitian ini menggunakan
ANATES Versi 4.0.9, diperoleh data bahwa dari 15 soal pilihan ganda yang
diujikan terdapat 9 soal valid yang telah mewakili indikator pembelajaran yaitu
nomor 1, 2, 3, 6, 8, 10, 11, 12, 13 dan 14.
2) Uji Reliabilitas
Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang
tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur
yang akan diukur. Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka
yang disebut koefisien reliabilitas yang berkisar antara 0 sampai 1.8
Klasifikasi interpretasi uji reliabilitas adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Uji Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
0,81 - 1,00 Sangat Tinggi
0,61 - 0,80 Tinggi
0,41 - 0,60 Cukup
0,21 - 0,40 Rendah
0,00 - 0,20 Sangat Rendah
Hasil uji reliabilitas instrumen soal kognitif dan metakognitif yang menggunakan
ANATES versi 4.0.9. Untuk soal kognitif diperoleh 0,89 dengan kriteris tinggi,
sedangkan untuk soal metakognitif dapat dilihat pada Tabel 3.5 .
7 Ibid., h.173
8 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h. 105
41
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Metakognitif
rhitung Pengetahuan
Metakognitif
rhitung Anates Kesimpulan
rhitung Pengetahuan
Deklaratif
0,83 Tinggi
rhitung Pengetahuan
Prosedural
0,78 Tinggi
rhitung Pengetahuan
Kondisional
0,74 Timggi
3) Tingkat Kesukaran
Mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau
sukar, maka dilakukan uji taraf kesukaran. Indeks kesukaran rentangannya dari
0,0 – 1,0. Artinya, angka indeks kesukaran itu paling rendah adalah 0,00 dan
paling tinggi adalah 1,00.9
Untuk menafsirkan tingkat kesukaran, digunakan ketentuan:10
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
Nilai Kriteria Nomor Soal
0,00 - 0,25 Sukar 5, 10, 11 dan 12
0,26 - 0,75 Sedang 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9,
14 dan 15
0,76 - 1,00 Mudah 8 dan 13
Berdasarkan hasil perhitungan ANATES Versi 4.0.9 dari 15 soal kognitif yang
diujikan terdapat 4 soal sukar, 9 soal sedang dan 2 soal sangat mudah.
9 Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h.
371 10
Ahmad Sofyan, dkk, Op.Cit., h.103
42
4) Daya Beda
Daya beda butir pertanyaan merupakan suatu pernyataan tentang seberapa
besar daya sebuah butir soal dapat membedakan kemampuan antara peserta
kelompok tinggi dan kelompok rendah.11
Kriteria tolak ukur untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal terdapat pada tabel berikut: 12
Tabel 3.7 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Indeks
Diskriminasi Item
(D)
Interpretasi
Nomor soal
0,00 – 0,20 Jelek (poor) 4, 5 dan 9
0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory) 7 dan 15
0,41 – 0,70 Baik (good) 6,8, 10, 13
dan 14
0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent) 1, 2, 3, 11,
dan 12
Hasil uji daya pembeda yang telah dilakukan, dari 15 soal kognitif yang
diujicoba terdapat 5 soal baik sekali, 5 soal baik, 2 soal cukup dan 3 soal jelek.
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi
sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan ialah uji liliefors, dengan
ketentuan sebagai berikut: 1) Terlebih dahulu data sampel diurutkan dari yang
terbesar hingga yang terkecil, 2) Kemudian nila Zi ditentukan dari tiap-tiap data
dengan rumus Zi = x
dengan Zi = bilangan baku, x = rata-rata, x = skor
baku, dan S = Standar deviasi total, 3) Setelah itu masing-masing nilai Zi
ditentukan besar peluangnya berdasarkan tabel Zi (F(zi)) dengan aturan jika Zi > 0,
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Kasara, 2006)
h.211 12
Ibid., h.218
43
maka F (Zi) = 0,5 + nilai tabel, namun jika Zi < 0, maka F (Zi) = 1 – (0,5 + nilai
tabel). 4) Selanjutnya proporsi Z1, Z2,….Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1
dihitung dengan rumus, S (Zi) =
Setelah
diperoleh hasilnya, selisih F (Zi) – S (Zi) dihitung untuk menentukan harga
mutlak dan diambil harga mutlak terbesar dari selisih tersebut (L0).13
Penerimaaan atau penolakan hipotesis nol dapat dilakukan dengan
membandingkan L0 dengan Lt (nilai kritis L yang diambil dari table sesua α yang
dipilih), sehingga dapat diambil kesimpulan apakah berasal dari distribusi normal
atau tidak dari kriteria berikut.
Jika L0 < Lt = H0 diterima, artinya sampel homogen/distribusi normal
Jika L0 > Lt = H0 ditolak, artinya sampel tidak homogen/distribusi tidak
normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan varians antara dua
keadaan atau populasi. Apabila hasil pengujian homogenitas menunjukan
kesamaan varians (homogen) berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki kemampuan yang sama. Apabila variansnya homogen maka untuk uji
kesamaan dua rata-rata digunakan uji t dengan varians gabungan. Sebaliknya
apabila hasil pengujian homogenitas menunjukkan varians tidak homogen maka
untuk uji kesamaan dua rata-rata digunakan uji t dan tidak menggunakan varians
gabungan.
Uji homogenitas varians dua buah variabel independen dapat dilakukan
dengan uji F, langkah-langkah dalam uji Fisher adalah sebagai berikut14
:
a) Tentukan Hipotesis, H0 : =
, distribusi populasi mempunyai varians
yang sama atau homogen. Ha :
, distribusi populasi mempunyai
varians yang tidak sama atau tidak homogen. b) Menghitung nilai F dengan
rumus Fisher: F =
=
c) Menentukan pada derajat bebas
13
Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2015),
h.144 14
Ibid., h.162
44
dbpembilang (varians terbesar) = (n1-1) dan dbpenyebut (varians terkecil) = (n2–1),
dimana n adalah banyaknya anggota kelompok.
Kriteria pengujian :
Jika Fhitung Ftabel : Distribusi populasi mempunyai varians yang sama atau
homogen
Jika Fhitung Ftabel : Distribusi populasi mempunyai varians yang tidak sama atau
tidak homogen
3. Uji Hipotesis
Untuk sampel berdistribusi normal dan homogen, maka lakukan uji
parametric dengan statistik uji “t” dengan α 0,05. Uji hipotesisini dilakukan
melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok
control. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:15
thitung =
√
Dengan √(
(
Keterangan:
X1 : rerata skor kelompok eksperimen
X2 : rerata skor kelompok kontrol
n1 : jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
n2 : jumlah anggota sampel kelompok kontrol
S12
: varians kelompok eksperimen
S22
: varians kelompok kontrol
S : nilai varians gabungan
4. Uji N – Gain
Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest. Gain menunjukkan
peningkatan pemahaman/penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang
dilakukan guru. Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan
15 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h.239
45
bias penelitian, maka digunakan Normal Gain. Peningkatan pemahaman konsep
diperoleh N – Gain.16
g =
Terdapat tiga kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi:
g- tinggi : nilai (<g>) > 0,7
g- sedang : nilai 0,7 ≥ (<g>) ≥ 0,3
g - rendah : nilai (<g>) < 0,3
b) Hipotesis Statistik
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ho :
Ha :
Keterangan :
rata-rata kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing integrasi peer instruction pada konsep sistem pencernaan.
rata-rata kelas kontrol yang menggunakan pendekatan saintifik pada konsep
sistem pencernaan.
Ho = tidak terdapat perbedaan pengetahuan metakognitif antara peserta didik yang
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction
dan pendekatan saintifik pada konsep sistem pencernaan.
Ha = terdapat perbedaan pengetahuan metakognitif antara peserta didik yang
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction
dan pendekatan saintifik pada konsep sistem pencernaan.
16
David E. Meltzer, Addendum to: The Relationship between Mathematic Preparation dan
Conceptual Learning Gains in Physic: a Possible – hidden Variable” in Diagnostic Pretest
Scores”, http://physic.iastate.edu/per/docs/Addendum _on_normalized_gain.pdf.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa
hasil pretest dan posttest. Gambaran mengenai data-data ini meliputi nilai rata-
rata, median, modus dan simpangan baku.
Data penelitian ini dilengkapi dengan data hasil belajar LKS serta hasil
observasi pengetahuan metakognitif peserta didik saat pembelajaran dengan
model inkuiri terbimbing integrasi peer instruction maupun pendekatan saintifik
diterapkan pada kelas eksperimen dan kontrol. Berikut ini disajikan hasil
perhitungan data pretest dan posttest baik sebelum maupun sesudah diberikan
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi
peer instruction pada kelas eksperimen (XI MIPA 4) dan kontrol (XI MIPA 3) di
SMA Negeri 34 Jakarta.
1. Data hasil belajar pretest dan posttest (Kognitif dan Pengetahuan
Metakognitif) kelas eksperimen dan kelas kontrol
Berdasarkan hasil pretest dan posttest kognitif kelas eksperimen dan kelas
kontrol diperoleh perhitungan data pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest (Kognitif) Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Data Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Max 84 84 92 92
Min 52 52 68 68
Mean 69,54 67,25 83,25 79,75
Modus 68 52 92 84
Median 68 68 84 84
SD 11,25 10,19 8,353 7,587
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata pretest kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, rata-ratanya sebesar 69,54 sedangkan
pada kelas kontrol, rata-ratanya sebesar 67,25 dari data tersebut menunjukan
bahwa nilai kedua kelas (eksperimen dan kontrol) tidak mencapai kriteria. Dari
47
data tersebut dapat disimpulkan bahwa kognitif siswa terhadap materi sistem
pencernaan pada kedua kelas (eksperimen dan kontrol) masih cenderung rendah.
Rendahnya kognitif siswa dirasa wajar karena belum dilakukan kegiatan
pembelajaran berkaitan dengan konsep sistem pencernaan.
Rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 83,25 dan kelas kontrol rata-
ratanya sebesar 79,75. Dari data tersebut menunjukan persentase kriteria
ketuntasan minimal (KKM) pada kelas eksperimen sebesar 87,09% sedangkan
persentase kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada kelas kontrol sebesar
78,125%. Dari data tersebut menunjukan bahwa kognitif siswa terhadap materi
sistem pencernaan pada kedua kelas (eksperimen dan kontrol) mengalami
peningkatan dibandingkan sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran dapat dilihat
lebih jelas pada lampiran. Data hasil pretest dan posttest (pengetahuan
metakognitif) kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.2
sebagai berikut.
Tabel 4.2 Data Hasil Pretest dan Posttest (Pengetahuan Metakognitif) Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Data Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Max 48 36 71 64
Min 24 22 34 32
Mean 34,12 28,47 56,61 43,41
Modus 34 28 61 40
Median 34 28 54 47
SD 6,75 5.59 10,34 9.961
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata pretest kelas ekperimen
dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, rata-ratanya sebesar 34,12 sedangkan
pada kelas kontrol, rata-ratanya sebesar 28,47. Dari data tersebut menunjukan
bahwa nilai kedua kelas (eksperimen dan kontrol). Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan mekognitif siswa terhadap materi sistem
pencernaan pada kedua kelas (eksperimen dan kontrol) masih sangat rendah.
Rendahnya pengetahuan metakognitif siswa karena belum siswa belum pernah
diberikan soal pengetahuan metakognitif.
48
Hasil perhitungan postest kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata
sebesar 56,61. Sedangkan hasil perhitungan postes kelas kontrol mendapat nilai
rata-rata 43,41. Dari data tersebut menunjukan persentase nilai kelas eksperimen
yang mencapai diatas 50 sebesar 64,51% sedangkan persentase pada kelas kontrol
sebesar 43,75%. Dari data tersebut menunjukan bahwa pengetahuan metakognitif
siswa terhadap materi sistem pencernaan pada kedua kelas (eksperimen dan
kontrol) mengalami peningkatan dibandingkan sebelum dilakukan kegiatan
pembelajaran.
2. Data Uji N-Gain Pengetahuan Metakognitif dan Kognitif Pretest dan
Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Uji N-Gain bertujuan untuk melihat peningkatan yang terjadi pada peserta
didik sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Maka data statistik
N-Gain pengetahuan metakognitif pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat
pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Data statistik N-Gain Pengetahuan Metakognitif
Kriteria Kelas
Eksperimen
Kategori Kelas
Kontrol
Kategori
Terendah 0,05 Rendah 0,03 Rendah
Tertinggi 0,53 Sedang 0,48 Sedamg
Rata-rata 0,37 Sedang 0,32 Sedang
Tabel 4.3 menunjukan perbedaan peningkatan nilai rata-rata pretest dan
postest. Hal ini terlihat dari nilai N-Gain terendah kelas eksperimen sebesar 0,05
dengan kategori rendah, N-Gain tertinggi kelas eksperimen sebesar 0,53 dengan
kategori sedang dengan rata-rata N-Gain kelas eksperimen 0,37 dengan kategori
sedang. Sedangkan nilai N-Gain terendah kelas kontrol sebesar 0,03 dengan
kategori rendah, N-Gain tertinggi kelas kontrol sebesar 0,48 dengan kategori
sedang dengan rata-rata N-Gain kelas kontrol 0,32 dengan kategori sedang.
Tabel 4.3 dapat terlihat nilai rata-rata N-Gain antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol memiliki kategori yang sama, akan tetapi peningkatan nilai berbeda,
ini dapat dilihat dari frekuensi peningkatan siswa. N-Gain siswa dikategorikan
49
dalam 3 kategori sesuai dengan rumus N-Gain sebagai berikut: <g> < 0,3 kategori
rendah , 0,3 <g> < 0,7 kategori sedang, <g> 0,7 kategori tinggi. Dari rumus
tersebut didapatkan kategori N-Gain siswa dengan frekuensi dalam persen (%)
yang terdapat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Data Presentase (%) N-Gain Pengetahuan Metakognitif Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kategori N-Gain Eksperimen Kontrol
Tinggi - -
Sedang 45,61 40,625
Rendah 54,83 59,375
Rata-rata 0,37 0,32
Tabel 4.4 menunjukan persentase N-Gain kelas eksperimen maupun kelas
kontrol yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer
instruction dan pendekatan saintifik yang berkategori tinggi tidak ada dikarenakan
peserta didik belum pernah diberikan soal pengetahuan metakognitif, kategori N-
Gain sedang sebanyak 17 peserta didik dengan persentase sebesar 45,61% dan
kategori N-Gain rendah sebanyak 14 peserta didik dengan persentase 54,83%.
Sedangkan persentase N-Gain pada kelas kontrol yang menggunakan pendekatan
saintifik yaitu kategori N-Gain sedang sebanyak 13 peserta didik dengan
persentase sebesar 40,625% dan kategori N-Gain rendah sebanyak 19 peserta
didik dengan persentase 59,375%. Untuk data statistik N-Gain sub-konsep
pengetahuan metkognitif pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada
Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Hasil N-Gain (Pengetahuan Metakognitif) Sub-Konsep Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Data N-Gain Kelas
Eksperimen Kontrol
1 Pengetahuan Deklaratif 0,36 0,32
2 Pengetahuan Prosedural 0,31 0,26
3 Pengetahuan Kondisional 0,26 0,2
Tabel 4.5 menunjukan hasil N-Gain sub-konsep hasil belajar pengetahuan
metakognitif kelas eksperimen secara umum lebih besar dibandingkan dengan
kelas kontrol. Rata-rata N-Gain pengetahuan deklaratif kelas eksperimen mapun
50
kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan prosedural dan
pengetahuan kondisional. Rata-rata pengetahuan prosedural kelas eksperimen
sebesar 0,31 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol sebesar 0,26. Rata-
rata pengetahuan kondisional kelas eksperimen sebesar 0,26 lebih besar dari kelas
kontrol sebesar 0,2. Untuk data statistik N-Gain kognitif dapat dilihat pada Tabel
4.6 berikut.
Tabel 4.6 Data Statistik N-Gain Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Kriteria Kelas
Eksperimen
Kategori Kelas
Kontrol
Kategori
Terendah 0,25 Rendah 0,20 Rendah
Tertinggi 0,83 Tinggi 0,75 Tinggi
Rata-rata 0,54 Sedang 0,42 Sedang
Tabel 4.6 menunjukan terlihat perbedaan peningkatan nilai rata-rata pretest
dan postest. Hal ini terlihat dari nilai N-Gain terendah kelas eksperimen sebesar
0,25 dengan kategori rendah, N-Gain tertinggi kelas eksperimen sebesar 0,83
dengan kategori tinggi dengan rata-rata N-Gain kelas eksperimen 0,54 dengan
kategori sedang. Sedangkan nilai N-Gain terendah kelas kontrol sebesar 0,20
dengan kategori rendah, N-Gain tertinggi kelas kontrol sebesar 0,75 dengan
kategori tinggi dengan rata-rata N-Gain kelas kontrol 0,42 dengan kategori
sedang. Sedangkan presentase N-Gain siswa dalam persen (%) terdapat pada
Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Data Presentase N-Gain Pengetahuan Metakognitif Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kategori N-Gain Eksperimen
(%)
Kontrol (%)
Tinggi 12,9 6,25
Sedang 45,16 78,12
Rendah 41,9 15,625
Tabel 4.7 di atas menunjukan persentase N-Gain kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction
yaitu kategori tinggi sebanyak 4 peserta didik dengan presentase 12,9%, kategori
51
N-Gain sedang sebanyak 14 peserta didik dengan persentase sebesar 45,16% dan
kategori N-Gain rendah sebanyak 13 peserta didik dengan persentase 41,9%.
Sedangkan persentase N-Gain pada kelas kontrol yang menggunakan pendekatan
saintifik yaitu kategori tinggi sebanyak 2 peserta didik dengan presentase 6,25%,
kategori N-Gain sedang sebanyak 25 peserta didik dengan persentase sebesar
78,12% dan kategori N-Gain rendah sebanyak 5 peserta didik dengan persentase
15,625%.
3. Data Hasil Ketercapaian Belajar Kognitif (Sub-Konsep Pretest dan
Posttest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Untuk mengetahui ketercapaian persentase skor pretest dan posttest untuk
setiap sub-konsep sistem pencernaan kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat
pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Data Hasil Ketercapaian Belajar Kognitif (Sub-Konsep
Pretest dan Posttest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Sub Konsep Pretest Posttest
Eksperimen
(%)
Kontrol
(%)
Eksperimen
(%)
Kontrol
(%)
1. Jenis-jenis
makanan, pola
makan dan menu
seimbang
45,12 35,38 70,93 63,49
2.. fungsi organ-organ
pencernaan dan
proses pencernaan
manusia
37,60 35,38 65,55 55,16
3. Gangguan atau
kelainan pada
sistem pencernaan
70,96 68,75 90.32 90,62
Tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa hasil ketercapaian belajar kognitif
kelas eksperimen dan kelas kontrol pretest diketahui bahwa sub-konsep
pertemuan pertama mengenai jenis-jenis makanan dan pola makan dan menu
seimbang pada kelas eksperimen saat pretest sebesar 45,12 dan meningkat 25,81
poin posttest menjadi 70,93. Sedangkan pada kelas kontrol saat pretest sebesar
35,38 dan meningkat 28,11 poin saat posttest menjadi 63,49. Sedangkan pada
52
pertemuan kedua mengenai fungsi organ-organ pencernaan dan proses pencernaan
manusia pada kelas eksperimen saat pretest sebesar 37,60 dan meningkat 27,95
poin saat posttest menjadi 65,55. Sedangkan pada kelas kontrol saat pretest
sebesar 35,38 dan meningkat 19,78 poin saat posttest menjadi 55,16. Untuk
pertemuan ketiga mengenai gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan pada
kelas eksperimen saat pretest sebesar 70,96 dan meningkat 19,32 poin saat
posttest menjadi 90,32. Sedangkan pada kelas kontrol saat pretest sebesar 68,75
dan meningkat 21,87 poin saat posttest menjadi 90,62.
4. Presentase Aspek Pengetahuan Metakognitif
Untuk mengetahui ketercapaian persentase skor pretest dan posttest untuk
setiap aspek pengetahuan metakognitif kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat
pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Data Hasil Ketercapaian Aspek Pengetahuan Metakognitif
(Pretest dan Posttest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Pretest Posttest
Eksperimen
(%)
Kontrol
(%)
Eksperimen
(%)
Kontrol
(%)
Pengetahuan
Deklaratif
30,52 22,76 47,46 44,64
Pengetahuan
Prosedural
21,54 17,63 44,70 32,81
Pengetahuan
Kondisional
14,51 0,68 39,51 35,71
Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa dari 3 aspek pengetahuan metakognitif
yang diukur memiliki skor ideal yang berbeda. Untuk aspek pengetahuan
deklaratif (informasi atau sumber yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas)
dengan skor maksimum adalah 28, sehingga skor ideal per-siswa adalah 28. Nilai
rata-rata presentase postest pada kelas eksperimen untuk aspek pengetahuan
deklaratif sebesar 47,46%, sedangkan pada kelas kontrol lebih kecil yaitu sebesar
44,64%, artinya siswa kelas eksperimen lebih mampu mengungkapkan informasi
atau sumber yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas daripada kelas kontrol.
53
Nilai rata-rata untuk pengetahuan prosedural (cara dalam memecahkan suatu
masalah) pada kelas eksperimen sebesar 44,70%, sedangkan pada kelas kontrol
lebih sedikit yaitu 32,81%, artinya siswa pada kelas eksperimen lebih mampu
memiliki cara-cara dalam memecahkan suatu masalah. Sementara nilai rata-rata
aspek pengetahaun kondisional (kapan dan mengapa menggunakan strategi untuk
memecahkan masalah) pada kelas eksperimen sebesar 39,51%, sedangkan pada
kelas kontrol sebesar 35,71%, artinya siswa pada kelas eksperimen lebih mampu
mengetahui kapan dan mengapa menggunakan strategi untuk memecahkan
masalah.
5. Data Hasil Lembar Kerja Peserta Didik
a. Persentase Ketercapaian Pengetahuan Metakognitif pada LKPD Kelas
Eksperimen (guided inquiry integrasi peer instruction)
Kelas eksperimen LKPD yang digunakan dalam pembelajaran adalah
lembar kerja peserta didik berbasis inkuiri terbimbing integrasi peer instruction.
Untuk mengetahui ketercapaian pengetahuan metakognitif pada data hasil LKPD
selama proses pembelajaran kelas eksperimen baik pada pertemuan pertama,
kedua dan ketiga dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10 Persentase (%) Ketercapaian Pengetahuan Metakognitif pada
LKPD Kelas Eksperimen
No Indikator Metode Eksperimen Observasi
LKPD 1 LKPD 2 LKPD 3
1. Merumuskan Masalah 76,6 73,3 96,6
2. Membuat Hipotesis 76,6 66,6 60
3. Eksplorasi - - 80
3. Formulasi 95,2 96,6 -
4. Koleksi 55,8 78,13 -
5. Kesimpulan 76,6 73,30 80
Rata-rata 76,16 77,58 79,15
54
Tabel 4.10 di atas menunjukan persentase ketercapaian peserta didik setiap
pertemuan berdasarkan LKPD berbasis inkuiri terbimbing integrasi peer
instruction mengalami peningkatan rata-rata dari pertemuan pertama ke
pertemuan kedua dengan metode eksperimen yaitu 76,16% pada pertemuan
pertama terkait uji kandungan zat makanan menjadi 77,58% pada pertemuan
kedua terkait pengaruh enzim ptialin terhadap waktu dan pH dengan selisih
peningkatan 1,42%. Dan mengalami peningkatan rata-rata dari pertemuan kedua
ke pertemuan ketiga dengan metode observasi yaitu 79,15% terkait gangguan
sistem pencernaan dengan selisih peningkatan 1,57.
5. Hasil Observasi Kegiatan Guru
Observasi kegiatan guru ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui
keterlaksanaan pembelajaran menggunakan inkuiri terbimbing integrasi peer
instruction pada kelas eksperimen dan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
pada kelas kontrol. Yang bertindak sebagai observer disini ialah teman sejawat
peneliti yang berjumlah 2 orang. Sebelumnya observer diberikan penjelasan
mengenai langkah-langkah pembelajaran yang ada di lembar observasi. Untuk
mengetahui ketercapaian sintaks pembelajaran kelas eksperimen baik pada
pertemuan pertama, kedua dan ketiga dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.11 Data Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks
Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing integrasi Peer Instruction Kegiatan
Guru
Sintaks Pert 1 Pert 2 Pert 3
Inisiasi 100 100 100
Seleksi 100 100 100
Eksplorasi 100 100 100
Formulasi 100 100 100
Koleksi 100 100 100
Presentasi 100 100 100
rata 100 100 100
Rata-rata keterlaksaan kegiatan guru telah tercapai. Rata-rata pertemuan
pertama, rata-rata pertemuan kedua dan rata-rata pertemuan ketiga yaitu 100.
55
6. Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik
Sama seperti observasi kegiatan guru, pda observasi kegiatan peserta didik
ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran
menggunakan inkuiri terbimbing integrasi peer instruction pada kelas eksperimen
dan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada kelas kontrol. Yang bertindak
sebagai observer disini ialah teman sejawat peneliti yang berjumlah 2 orang.
Untuk mengetahui ketercapaian sintaks pembelajaran kelas eksperimen baik pada
pertemuan pertama, kedua dan ketiga dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12 Data Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks
Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing integrasi Peer Instruction Kegiatan
Peserta Didik
Rata-rata keterlaksaan kegiatan peserta didik meningkat dari pertemuan
pertama ke pertemuan kedua selanjutnya pertemuan ketiga. Rata-rata pertemuan
pertama sebesar 85,4 dan rata-rata pertemuan kedua sebesar 91,6 sedangkan rata-
rata pertemuan ketiga sebesar 97,2.
B. Analisis Data
Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terlebih dahulu
harus dilakukan uji prasyarat analisis. Berikut ini hasil uji prasyarat yang
dilakukan dalam penelitian ini:
Sintaks Pert1 Pert2 Pert3
Inisiasi 83,3 83,3 100
Seleksi 75 100 100
Eksplorasi 100 100 100
Formulasi 100 100 100
Koleksi 75 100 100
Presentasi 75 75 83,3
rata 85,4 91,6 97,2
56
1. Uji Normalitas
Penelitian ini uji normalitas didapat dengan menggunakan uji Liliefors. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau
tidak dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila memenuhi kriteria
Lhitung < Ltabel dengan taraf signifikansi α = 0,05.
a. Uji Normalitas Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Hasil perhitungan uji normalitas kognitif siswa untuk kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.13 di bawah ini.
Tabel 4.13 Uji Normalitas Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kontrol
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (N) 31 32 31 31
Lhitung 0,135 0,148 0,147 0,133
Ltabel 0,159 0,156 0,159 0,156
Kesimpulan Normal
Tabel 4.13 menunjukan diperoleh Lhitung pretest dan posttest kognitif kelas
eksperimen yaitu 0,135 dan 0,147 sedangkan Ltabel pada taraf dignifikansi 5%
yaitu 0,159 terlihat bahwa data pretest 0,135 < 0,159 dan data posttest 0,147 <
0,159 (Lhitung < Ltabel) maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Sedangkan Lhitung pretest dan posttest kognitif kelas kontrol yaitu 0,148 dan 0,133
sedangkan Ltabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,156 terlihat bahwa data pretest
0,148 < 0,156 dan data posttest 0,133<0,156 (Lhitung < Ltabel) maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hasil perhitungan uji normalitas metakognitif siswa untuk kelas eksperimen
dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.14 di bawah ini.
57
Tabel 4.14 Uji Normalitas Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan
Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (N) 31 32 31 31
Lhitung 0,150 0,146 0,149 0,152
Ltabel 0,159 0,156 0,159 0,156
Kesimpulan Normal
Tabel 4.14 di atas menunjukan Lhitung pretest dan posttest pengetahuan
metakognitif kelas eksperimen yaitu 0,150 dan 0,156 sedangkan Ltabel pada taraf
dignifikansi 5% yaitu 0,159 terlihat bahwa data pretest 0,150 < 0,159 dan data
posttest 0,149 < 0,159 (Lhitung < Ltabel) maka dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal. Sedangkan Lhitung pretest dan posttest pengetahuan
metakognitif kelas kontrol yaitu 0,146 dan 0,152 sedangkan Ltabel pada taraf
dignifikansi 5% yaitu 0,156 terlihat bahwa data pretest 0,146 < 0,156 dan data
posttest 0,152 < 0,156 (Lhitung < Ltabel) maka dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji normalitas pada kedua kelompok penelitian telah dihitung dan langkah
selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Uji homogenitas dengan
menggunakan uji Fisher dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data
untuk kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen atau tidak.
a. Uji Homogenitas Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kontrol
Hasil perhitungan uji homogenitas pengetahuan metakognitif siswa untuk
kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.15 di bawah ini.
58
Tabel 4.15 Uji Homogenitas Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kontrol
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (N) 31 32 31 31
Varians 126,76 125,35 8,587 8,353
Fhitung 1,022 1,056
Ftabel 1,816 1,816
Kesimpulan Homogen
Tabel 4.15, menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel untuk data pretest diperoleh
Fhitung 1,022 dengan Ftabel 1,816 (1,022 < 1,816) dan untuk data posttest diperoleh
Fhitung 1,056 dengan Ftabel 1,816 (1,056 < 1,816) . Maka dapat disimpulkan bahwa
data dari kelas eksperimen dan kontrol memiliki varian yang sama atau homogen.
b. Uji Homogenitas Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hasil perhitungan uji homogenitas pengetahuan metakognitif siswa untuk
kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.16 di bawah ini.
Tabel 4.16 Uji Homogenitas Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan
Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (N) 31 32 31 31
Varians 14,45 11,25 32,27 31,38
Fhitung 1,641 1,057
Ftabel 1,816 1,816
Kesimpulan Homogen
Tabel 4.16, menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel untuk data pretest diperoleh
Fhitung 1,641 dengan Ftabel 1,816 (1,641 < 1,816) dan untuk data posttest diperoleh
Fhitung 1,057 dengan Ftabel 1,816 (1,057 < 1,816). Maka dapat disimpulkan bahwa
data dari kelas eksperimen dan kontrol memiliki varian yang
sama atau homogen.
59
3. Uji Hipotesis
Hasil perhitungan uji Liliefors dan uji Fisher menyatakan bahwa data
berdistribusi normal dan homogen dan selanjutnya dapat dilakukan uji hipotesis.
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan hasil pretest dan
posttest peserta didik dari kelas eksperimen dan kontrol. Uji hipotesis yang
digunakan adalah uji-t. Uji-t pada taraf signifkansi 5% dengan kriteria berikut: Ho
diterima jika thitung < ttabel. Hasil perhitungan uji hipotesis pretest dan posttest pada
kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.17.
a. Uji Hipotesis Pengetahuan Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kontrol
Hasil perhitungan uji hipotesis pengetahuan kognitif siswa untuk kelas
eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.17 Uji Hipotesis Kognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kontrol
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (N) 31 32 31 31
Mean 69,54 67,25 83,25 79,75
Thitung 0,0752 2,044
Ttabel 1,998 1,998
Kesimpulan Ho diterima Ho ditolak
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa untuk data pretest diperoleh thitung < ttabel
yaitu 0,0752 < 1,998. Oleh sebab itu hipotesis data pretest yaitu Ho diterima,
artinya tidak terdapat perbedaan awal kognitif antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Sedangkan pengujian hipotesis data posttest menunjukkan thitung ttabel
yaitu 2,044 1,998, hal ini menandakan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan kognitif antara kelas eksperimen dan kontrol setelah diberikan
treatment model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction.
b. Uji Hipotesis Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kontrol
Hasil perhitungan uji hipotesis pengetahuan metakognitif siswa untuk kelas
eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.18 di bawah ini.
60
Tabel 4.18 Uji Hipotesis Pengetahuan Metakognitif Siswa Pretest dan
Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (N) 31 32 31 31
Mean 34,12 28,47 56,61 43,41
Thitung 0,549 2,129
Ttabel 1,998 1,998
Kesimpulan Ho diterima Ho ditolak
Tabel 4.18 menunjukkan bahwa untuk data pretest diperoleh thitung < ttabel
yaitu 0,549 < 1,998. Oleh sebab itu hipotesis data pretest yaitu Ho diterima,
artinya tidak terdapat perbedaan awal pengetahuan metakognitif antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan pengujian hipotesis data posttest
menunjukkan thitung ttabel yaitu 2,129 1,998, hal ini menandakan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan metakognitif antara kelas
eksperimen dan kontrol setelah diberikan treatment model pembelajaran inkuiri
terbimbing integrasi peer instruction.
C. Pembahasan
Data hasil pretest pengetahuan metakognitif yang diperoleh rata-rata kelas
eksperimen sebesar 34,13, sedangkan hasi pretest pengetahuan metakognitif kelas
kontrol rata-rata sebesar 28,47. Setelah data dinyatakan normal dan homogen,
dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t. Pengujian ini bertujuan untuk
membuktikan bahwa kedua kelas memiliki pengetahuan awal yang tidak berbeda.
Hal ini dibuktikan dengan uji hipotesis melalui uji t dengan menggunakan taraf
signifikansi sebesar 5% (α = 0,05). Dari uji t data pretest tersebut diperoleh thitung
sebesar 0,549 dan ttabel 1,998, dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Kesimpulan
ini diambil berdasarkan ketentuan uji hipotesis dimana thitung ttabel maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Ini berarti bahwa benar kedua kelas tersebut memiliki
pengetahuan awal yang tidak berbeda berdasarkan uji t.
Data hasil posttest pengetahuan metakognitif yang diperoleh rata-rata kelas
eksperimen sebesar 56,61, sedangkan hasi posttest pengetahuan metakognitif
61
kelas kontrol rata-rata sebesar 43,41. Dari rata-rata nilai posttest kedua kelas
tersebut terlihat peningkatan yang cukup signifikan. Dari kedua uji prasyarat
tersebut dinyatakan bahwa data berdistribusi normal dan homogen selanjutnya
dilakukan uji t diperoleh thitung sebesar 2,129 dengan ttabel sebesar 1,998, dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap pengetahuan metakognitif siswa.
Penelitian ini diperoleh rata-rata hasil belajar kognitif pretest dan posttest
mengalami kenaikan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Setelah
data dinyatakan normal dan homogen, dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t.
Dari uji t data pretest tersebut didapatkan nilai thitung < ttabel yaitu 0,0752 < 1,998,
Oleh sebab itu, hipotesis data pretest Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest hasil belajar kognitif siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji t data postest didapatkan nilai thitung > ttabel
yaitu 2,044 1,998, Oleh sebab itu, hipotesis data postest Ha diterima dan H0
ditolak yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Perbedaan pengetahuan metakognitif yang signifikan ini dipengerahui oleh
perlakuan yang berbeda kepada kedua kelas tersebut. Kelas ekperimen diberikan
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi
peer instruction sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan pendekatan
saintifik. Hasil posttest menunjukkan perbedaan yang signifikan yaitu rata-rata
kelas eksperimen memiliki rata-rata lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Siti Kholil Fatkhul Mu’minin dan Utiya
Azizah bahwa model pembelajaran inkuiri dimana guru membantu siswa
melakukan investigasi terhadap suatu masalah akan tetapi siswa sendiri yang
melakukan proses penemuan konsep tersebut. Hasil yang diperoleh pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri ini dapat meningkatkan
keterampilan metakognitif. Hal ini dapat dilihat pada fase-fase model
pembelajaran inkuiri yang menyajikan keterlibatan siswa dalam melakukan
62
praktikum dengan menggunakan proses berpikir mereka sendiri.1 Sedangkan
menurut Zrinka Ristić bahwa para siswa seringkali tidak memiliki pemahaman
metakognitif yang diperlukan dalam pembelajaran inkuiri, tetapi menunjukkan
bahwa keterlibatan tugas dalam inkuiri dapat meningkatkan pengetahuan
metakognitif.2 Jika siswa dapat mengelola inkuirinya sendiri, siswa memahami
kapan, mengapa, dan bagaimana kemampuan ini terlibat dalam rangkaian
kerjanya, dan disebut sebagai "pengetahuan metakognitif untuk tindakan".3 Pada
penelitian I.D. Kurniawati, dkk, pada pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi
peer instruction, siswa lebih mudah dalam menemukan dan mengembangkan
konsep pada saat praktikum.4 Lingkungan belajar yang memfasilitasi diskusi
berpotensi mendukung peserta didik untuk berbagi perspektif pada masalah yang
berbeda dan membenarkan perspektif mereka dengan berdiskusi. Proses diskusi
berpotensi memperluas kesadaran peserta didik dari apa yang mereka butuhkan
untuk pembelajaran. Lingkungan belajar dengan diskusi terutama dalam
konstruktivisme pembelajaran berhubungan erat dengan metakognisi siswa.5
Rata-rata pretest aspek pada pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan
deklaratif, prosedural dan kondisional mengalami peningkatan setelah diterapkan
model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction dan pendekatan
saintifik. Adapun pengetahuan metakognitif yang mengalami peningkatan paling
signifikan yaitu pengetahuan deklaratif. Hal ini dikarenakan pengetahuan
deklaratif berkaitan dengan dengan salah satu fase pembelajaran inkuiri yaitu pada
fase inisiasi yaitu fase permulaan atau mengembangkan fokus untuk memulai
1 Siti Kholil Fatkhul Mu’minin dan Utiya Azizah, “Keterampilan Metakognitif Siswa
Melalui Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi Asam Basa di SMAN 1 Pacet Kelas XI” Journal
of Chemical Education ISSN: 2252-9454 Vol .3, No.02, 2014, h.69 2 Zrinka Ristić Dedić, Metacognitive Knowledge in Relation to Inquiry Skills and
Knowledge Acquisition Within a Computer-Supported Inquiry Learning Environment, Original
scientific paper, Centre for Educational Research and Development, Institute for Social Research
in Zagreb p.115 3 Barbara White, dkk, The Interplay of Scientific Inquiry and Metacognition: More than a
Marriage of Convenience, Handbook of Metacognition in Education. 2009, p.36 4 I. D. Kurniawati, dkk, “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Integrasi Peer
Instruction terhadap Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia 10 (2014) 36-46, h. 43 5 Vadodara, “Development of Metacognitive Skills in Science Student-Teachers Through
Constructivist Approach”, Thesis Submitted to The Maharaja Sayajirao University of Baroda,
p.21. dipublikasikan
63
penyelidikan dan mempertimbangkan informasi baru.6 Sesuai dengan peer
instruction yaitu meningkatkan konseptual peserta didik sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan deklaratif serta pengetahuan prosedural peserta
didik yaitu menggunakan langkah-langkah dalam memecahkan masalah dalam
pembelajaran dan dengan pengetahuan kondisionalnya peserta didik
menggunakan langkah-langkah tersebut untuk memecahkan masalah. Sehingga
pengetahuan metakognitif akan meningkat sejalan dengan inkuiri terbimbing
berbantu peer instructuction. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction memberikan pengaruh
terhadap pengetahuan metakognitif biologi siswa. Adapun dalam hasil belajar
kognitif sama baiknya menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing
integrasi peer instruction dan pembelajaran pendekatan saintifik. Dan sejauh ini
belum ada penelitian yang lebih mendalam terkait dengan pengetahuan
metakognitif. Oleh sebab itu diperlukan beberapa penelitian untuk
membuktikannya.
Penelitian mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry)
yang dilakukan oleh Devi Purna Eva menyatakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan peta konsep berpengaruh terhadap kemampuan metakognitif
siswa.7 Sedangkan menurut Febriana Irawati, dkk, bahwa model pembelajaran
inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan inkuiri proses dan produk
dan meningkatkan keterampilan metakognisi siswa.8
6 Kanesa D. Seraphin, dkk, Metacognition as means to increase the effectiveness of
inquiry-based science education, Science Education International, 2012, p.369 7 Devi Purna Eva, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Peta
Konsep terhadap Kemampuan Metakognitif dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMAN 3 Sukoharjo”,
Skripsi pada Universitas Sebelas Maret 2012, h.71. tidak dipublikasikan 8 Febriana Irawati,dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap
Keterampilan Inkuiri dan Keterampilan Metakognisi Siswa Kelas XIIPA SMAN 6 Kediri”,
Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015, h.486
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
integrasi peer instruction terhadap pengetahuan metakognitif peserta didik pada
materi sistem pencernaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang ditunjukan oleh uji-
t yaitu thitung > ttabel (2,129 > 1,998), maka H0 ditolak, artinya penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction memiliki pengaruh
terhadap pengetahuan metakognitif peserta didik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, saran-saran yang diajukan adalah
sebagai berikut:
1. Guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) integrasi peer instruction dalam proses pembelajaran di
sekolah. Namun juga perlu disesuaikan dengan konsep biologi yang dianggap
sesuai dengan model pembelajaran ini.
2. Disarankan agar guru perlu melakukan pembiasaan kepada siswa yaitu
pemberian soal-soal pengetahuan metakognitif.
3. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan dimensi pengetahuan metakognitif
disesuaikan dengan tuntutan pada kompetensi dasar pembelajaran biologi.
65
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Lif Khoiru, Sofan Amri, Hendro Ari, Tatik Elisah. 2011. Strategi
Pembelajaran Berorientasi KTSP. Cet I. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Aina, Jacob, Keith Langenhouven. 2015. Teaching Method in Science Education:
The Need for A Paradigm Shift to Peer Instruction (PI) in Nigerian
Schools. South Africa: International Journal of Academic Research and
Reflection.
Alberta. 2010. Metacognition. diakses dari
http://www.learnalberta.ca/content/kes/pdf/or_ws_tea_elem_04_metacog.p
df pada tanggal 20 Januari 2017
Amri, Sofan, Lif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif
dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Anam, Khoirul. 2015. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi. Cet I.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anderson, Lorin, David Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Assesmen. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Aprilia, Fitri, Bambang Sugiarto. 2013. Keterampilan Metakognitif Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Hidrolis
Garam. Surabaya: Unesa Journal of Chemical Education.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Murti, Heru Astikasari Setya. 2011. Metakognisi dan Theory Of Mind (ToM).
Salatiga: Jurnal Psikologi Pitutur
Butchart, Sam, Toby Handfield. 2009. Using Peer Instruction to teach
Philosophy. Logic and Critical Thinking. Teaching Philosophy Journal.
Monash University.
Colburn, Alan. 2000. An Inquiry Primer. diakses dari
http://www.ubclts.com/docs/Inquiry_Primer.pdf, pada tanggal 18 Januari
2017
Collier Kuhltau, Carol, Ross J. Todd. Guided Inquiry: A Framework for Learning
Through School Libraries in 21st century school. Diakses dari
66
http://www.ibrarian.net/navon/paper/Guided_Inquiry__A_framework_for_
learning_through_.pdf pada tanggal 16 Januari 2017
De Backer, Liesje, Hilde Van Keer, Martin Valcke. 2011. Exploring The Potential
Impact of Reciprocal Peer Tutoring on Higher Education Students’
Metacognitive Knowledge and Regulation. Belgium: Springer Instr Sci.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta:Remaja Rosdakarya.
Dimyati, Mujiono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Cet 4. Jakarta: Rineka Cipta.
Eggen, Paul, Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT
Indeks.
Emerita, Rutgers. 2013. Children’s Reading in Guided Inquiry. University of
Tokyo: International Reading Literacy Symposium.
Gurria, Angel. PISA 2012 Results in Focus What 15-year-olds know and what
they can do with what they know. Programme for International Student
Assessment, diakses pada https://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-
results-overview.pdf pada tanggal 2 Januari 2017
Haerullah, Ade, Fadila Hi. 2013. Usman. Pengaruh Penerapan Model Reading,
Questioning, and Answering (RQA) terhadap Pengetahuan Metakognitif
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi.
Händel, Marion, Karthrin Locki, Jana Heydrich. 2014. Assessment of
metacognitive knowledge in Students with Special Educational Needs,
Metacognition Learning. Diakses dari
http://www.edu.gov.on.ca/eng/literacynumeracy/inspire/research/CBS_Inq
uiryBased.pdf pada tanggal 26 Januari 2017
Hery Cahya, Febriana Irawati, Poppy Rahmatika. 2015. Efektivitas Model
Pembelajaran Penemuan Terbimbing terhadap Keterampilan Inkuiri,
Keterampilan Metakognisi dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VIII
MTSN Panglungan. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS.
Ibnu Badar Al-Batany, Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Premadania Group.
Irawati, Febriana, Herry Cahya, Poppy Rahmatika. 2015. Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Inkuiri dan
Keterampilan Metakognisi Siswa Kelas XI IPA SMAN 6 Kediri. Seminar
Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS.
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Berdasarkan Kurikulum
2013. Jakarta: Erlangga.
67
Kadir. 2015. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata
Sampurna.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Konsep dan Implementasi Kurikulum
2013. tersedia melalui kemendikbud.go.id
Khoirun Nisak, Matsna. 2017. Pengaruh Pembelajaran Guided Inquiry Berbasis
Salingtemas terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Peserta didik SMP
Berdasarkan Kemampuan Akademik. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian,
dan Pengembangan. Volume: 2
Kuhlthau, Carol Collier, Lislie Maniotes, Aann Caspari. 2007. Guided Inquiry
Learning in the 21st Century. London: Libraries Unlimited.
Kuhlthau, Carol Collier. 2010. Guided Inquiry: School Libraries in the 21st
Century. The State University of New Jersey USA: School Libraries
Worldwide.
Kurniawati, Wartono, Diantoro. 2014. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Integrasi Peer Instruction terhadap Penguasaan Konsep dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. FMIPA UNNES: Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia. ISSN: 1693-1246
Madesa, Endar. 2015. Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Level of
Inquiry untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam
Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Prosiding Seminar Nasional
Fisika Universitas Pendidikan Indonesia. Volume IV. Marheni, Ni Putu, I Wayan Muderawan, I Nyoman Tika. 2014. Studi Komparasi
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Model Pembelajaran Inkuiri
Bebas terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa pada
Pembelajaran Sains SMP. Surabaya: e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Ganesha. Volume 4.
Meltzer, Davis. Addendum to: The Relationship between Mathematic Preparation
dan Conceptual Learning Gains in Physic: a Possible – hidden Variable”
in Diagnostic Pretest Scores”.
http://physic.iastate.edu/per/docs/Addendum _on_normalized_gain.pdf.
Mu’minin, Siti Kholil Fatkhul, Utiya Azizah. 2014. Keterampilan Metakognitif
Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi Asam Basa di
SMAN 1 Pacet Kelas XI. Universitas Negeri Surabaya: Journal of
Chemical Education. Vo;.3 No.02
National Institute of General Medical Sciences. 2005. Doing Science: The Process
of Scientific Inquiry. BSCS: Colarado Springs.
68
Neuby, Barbara. 2010. Inquiry Teaching in the College Classroom. Kennesaw
State University: The Journal of Effective Teaching, Vol. 10, No.1
Niedwiecki, Anthony. 2006. Lawyers and Learning: A Metacognitive Approach
to Legal Education. The John Marshall Institutional Repository.
Nisak, Matsna Khoirun, Wartono, Hadi Suwono. 2017. Pengaruh Pembelajaran
Guided Inquiry Berbasis Salingtemas terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa SMP Berdasarkan Kemampuan Akademik. Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian, dan Pengembangan. Volume: 2.
Noushad. 2008. Cognitions About Cognitions: The Theory of Metacognition.
India: Lecture, Farook Training College. diakses dari
http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED502151.pdf pada tanggal 25 Januari
2017
Nurfiah, Iin, Bambang Sugiarto. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Penyangga untuk Melatihkan
Keterampilan Metakognitif Siswa Kelas XI SMA. Surabaya: Unesa Journal
of Chemical Education.
Omrod, Jeanne Ellis. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah
Pujiati, Reny. 2015. Pengaruh Penggunaan Model PBL (Problem Based
Learning) terhadap Pengetahuan Metakognitif Biologi pada Konsep Virus.
Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta. tidak
dipublikasikan
Purna Eva, Devi. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
dengan Peta Konsep terhadap Kemampuan Metakognitif dan Hasil
Belajar Biologi Siswa SMAN 3 Sukoharjo. Skripsi pada Universitas
Sebelas Maret. tidak dipublikasikan
Ristić Dedić, Zrinka. 2014. Metacognitive Knowledge in Relation to Inquiry Skills
and Knowledge Acquisition Within a Computer-Supported Inquiry
Learning Environment. Original scientific paper. Centre for Educational
Research and Development. Institute for Social Research in Zagreb
69
Rompayom, Patcharee, Chinda Tambunchong, Somson Wongyounoi, Precharn
Deschri. 2010. The Development of Metacognitive Inventory to Measure
Students’ Metacognitive Knowledge Related to Chemical Bonding
Conceptions. Paper presented International Association for Educational
Assessment (IAEA).
Rowley, Natalie, Jon Green. 2015. Just-in-time Teaching and Peer Instruction in
the Flipped Classroom to Enhance Student Learning. University of
Birmingham: Journal Of Education in Practice Vol.2 No.1
Ryan, Barry, Aaron Mac Raighne, Morag Casey, Robert Howard. 2015. Student
Attitudes to an Online, Peer-instruction,Revision Aid in Science
Education. Dublin Institute of Technology: Article School of Food
Science and Environmental Health.
Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Cet 10. Bandung:
Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses
Pendidikan. Cet I. Jakarta: Prenamada Group.
Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Cet 3. Jakarta: Kencana.
Seraphin, Kanesa, Joanna Philippoff, Lauren Kaupp, Lisa. 2012. Metacognition as
Means to Increase the Effectiveness of Inquiry-Based Science Education
“Implementation of Guided Inquiry Learning Model on Buffer”, USA:
Science Education International, Volume 23 No.4
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Pendekatan Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sunaryo, Wowo. 2011. Taksonomi Berpikir. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Todd, Ross, Carol Kulthau, Jannica Heinstrom. 2005. A toolkit and Handbook For
Tracking and Assessing Student Learning Outcomes of Guided Inquiry
Through The School Library. Rutgers University: Institute for Museum
and Library Service.
Trna, Josef, Eva Trnova, Jiri Sibor. 2012. Implementation of Inquiry-Based
Science Education in Science Teacher Training. Masaryk University:
Journal Of Educational And Instructional Studies in the World, Vol.2 Issue
4, ISSN: 21436-7463
70
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem
Pendidikan Nasional, 2016.h.3 diakses pada http://www.inherent-
dikti.net/files/sisdiknas.pdf pada tanggal 15 Januari 2017
Uno, Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Kasara.
Vadodara. 2014. Development of Metacognitive Skills in Science Student-
Teachers Through Constructivist Approach, Thesis Submitted to The
Maharaja Sayajirao University of Baroda. dipublikasikan
Wena, Made. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontempores: Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Ed I. Cet I. Jakarta: Bumi Aksara.
White, Barbara, John Frederiksen, Allan Collins. 2009. The Interplay of Scientifiq
Inquiry and Metacognition: More Than a Marriage of Convenience. USA:
Handbook of Metacognition in Education.
Yamin, Martinis. 2013. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta:
GP Press Group.
Zulfiani. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta.
Zulfiani. 2007. Inkuiri dalam Pembelajaran IPA dalam Dwi Rahayu, G,
Priantoramli, M (ed). Pendekatan Baru dalam Pembelajaran IPA di
Pendidikan Dasar. Jakarta: UIN Press.
71
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta
Kelas / Semester : XI /2
Materi Pokok : Sistem Pencernaan
Alokasi Waktu : 3X45Menit
Pertemuan : Pertama
1. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
2. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut agama yang
dianutnya.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
1.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dalam
melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.
72
3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada
organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan
manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
3. Indikator
3.7.1 Memilih pernyataan yang tepat mengenai fungsi zat makanan
3.7.2 Menganalisis fungsi zat makanan
3.7.3 Mengumpulkan informasi tentang pola makan dan menu seimbang
3.7.4 Merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang dipaparkan berdasarkan hasil
pengamatan dan kajian pustaka.
3.7.5 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji
3.7.6 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis
3.7.7 Menyimpulkan kandungan zat makanan berdasarkan data uji hasil zat makanan
3.7.8 Memilih rencana atau strategi yang sesuai dengan pemahamannya untuk
menyelesaikan masalah terkait uji zat makanan
4.7.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan uji kandungan nutrisi
pada makanan
4.7.2 Merancang kegiatan percobaan uji kandungan nutrisi pada makanan secara
langsung
4.7.3 Menyimpulkan uji kandungan nutrisi pada makanan berdasarkan hasil
percobaan
4.7.4 Membuat laporan tertulis uji kandungan nutrisi pada makanan berdasarkan hasil
percobaan
4. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu memilih pernyataan yang tepat mengenai fungsi zat
makanan
2. Peserta didik mampu menganalisis fungsi zat makanan
3. Peserta didik mampu mengumpulkan informasi tentang pola makan dan menu
seimbang
4. Peserta didik mampu merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang
dipaparkan berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka.
5. Peserta didik mampu membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji
6. Peserta didik mampu menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis
7. Peserta didik menyimpulkan kandungan zat makanan berdasarkan data uji hasil
zat makanan
8. Peserta didik memilih rencana atau strategi yang sesuai dengan pemahamannya
untuk menyelesaikan masalah terkait uji zat makanan
73
9. Peserta didik peserta didik mampu merancang kegiatan percobaan uji kandungan
nutrisi pada makanan secara langsung
10. Peserta didik mampu menyimpulkan uji kandungan nutrisi pada makanan
berdasarkan hasil percobaan
11. Peserta didik mampu membuat laporan tertulis uji kandungan nutrisi pada
makanan berdasarkan hasil percobaan
5. Materi Pembelajaran
6. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific
2. Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing integrasi Peer instruction
3. Metode Pembelajaran : Eksperimen
SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Jenis M akanan
Karbohidrat
Protein
Lemak
Vitamin
Mineral
Air
Organ
Pencernaan
Mulut
Kerong
kongan
Lambung
Usus
Halus
Usus
Besar
Anus
Kelenjar
Pencernaan
Kelenjar
Ludah
Kelenjar
Lambung
Kelenjar
Hati
Kelenjar
Pankreas
Gangguan
Diare
Gastritis
Apendik
sitis
Sembelit
74
7. Alat, Media dan Sumber Belajar
1. Alat
White board
Spidol
Laptop
LCD
2. Media
Buku panduan belajar siswa
PPT dengan menampilkan video dan gambar
LKS inkuiri terbimbing mengenai uji kandungan nutrisi makanan
3. Sumber Belajar
Buku biologi kelas XI kurikulum 2013 dan internet dengan link relevan
8. Langkah-Langkah Pembelajaran
Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Peserta Didik
Kegiatan Awal
Pembukaan Memberi salam,
mengecek absensi,
mengecek kesiapan
peserta didik dan
menyiapkan media
pembelajaran.
Menjawab salam dan
mempersiapkan buku
pelajaran
5 Menit
Apersepsi Memberikan apersepsi
kepada peserta didik
dengan memberikan
gambar makanan yang
sering ditemukan sehari-
hari seperti nasi, ayam
dan telur. Kemudian
menanyakan “kandungan
nutrisi apa saja yang ada
pada makanan tersebut?”
“mengapa makhluk
hidup (manusia)
memerlukan makan?”
“makanan yang baik
seperti apa yang
dibutuhkan oleh
manusia?”
Peserta didik berpikir dan
menjawab pertanyaan dari guru.
10
Menit
Kegiatan Inti
Inisiasi
secara Peer
(PD dan PP)
Guru memberikan
motivasi terkait
kandungan zat makanan
kepada peserta didik
sebelum memulai
pelajaran dan
Peserta didik mendengarkan
motivasi yang diberikan
guru
20
Menit
75
menyampaikan tujuan
pembelajaran
Guru mengajukan
pertanyaan konsep yang
berkaitan dengan materi
pembelajaran yang akan
disampaikan
Guru meminta peserta
didik bersama teman
sebangkunya untuk
mendiskusikan
jawabannya
Guru membentuk 6
kelompok dan
mendorong peserta didik
untuk menemukan
jawaban yang berbeda
dan guru menjelaskan
jawaban yang benar
Peserta didik berpikir untuk
menjawab pertanyaan
konsep secara individu
Peserta didik bersama
teman sebangkunya
mendiskusikan jawaban
pertanyaan dari guru yang
telah mereka jawab
Peserta didik bersama
kelompoknya mencari
jawaban yang berbeda dan
mendiskusikannya
Seleksi
(PD)
Menugaskan peserta
didik untuk membuat
rumusan masalah dan
hipotesis sebelum
melakukan percobaan
terkait kandungan nutrisi
pada makanan
Membuat rumusan masalah
dan membuat hipotesis
15
Menit
Eksplorasi
(PD, PP,
PK)
Guru memberikan LKS
dan membimbing peserta
didik untuk melakukan
percobaan kandungan
nutrisi pada makanan
guna menguji hipotesis
yang mereka buat
Peserta didik
melakukan percobaan
sesuai dengan LKS
yang diberikan guru
25
Menit
Formulasi
(PD dan
PK)
Menginstruksikan
kepada peserta didik
untuk mencatat hasil
percobaan.
Menugaskan kepada
peserta didik untuk
mengolah data dan
membuat kesimpulan
dari hasil kegiatan
praktikum.
Mencatat hasil
percobaan.
Mengolah data dan
membuat kesimpulan
dari hasil kegiatan
praktikum.
15
Menit
Koleksi
(PD, PP dan Menugaskan peserta
didik untuk mencari
Mencari informasi aplikatif
yang berhubungan dengan
20
Menit
76
PK) informasi aplikatif yang
berhubungan dengan
materi yang sedang
dipelajari.
materi yang sedang
dipelajari..
Presentasi
(PK) Menugaskan peserta
didik untuk
mempresentasikan hasil
percobaannya.
Mempersilahkan peserta
didik lain untuk bertanya
atau menanggapi peserta
didik yang sedang
mempresentasikan hasil
percobaannya.
Memberikan
penghargaan kepada
peserta didik yang telah
menampilkan
presentasinya
Peserta didik
mempresentasikan hasil
percobaannya.
Peserta didik lain
bertanya dan
menanggapi presentasi
temannya
Menerima penghargaan
yang diberikan guru.
15
Menit
Penutup
Penutup Guru meminta
peserta didik
bertanya bila
masih ada materi
yang kurang
dipahami.
Guru mereview
materi yang telah
dijelaskan dan
meluruskan bila
terjadi
miskonsepsi
Guru meminta
peserta didik
memberikan
kesimpulan materi
yang diajarkan
dan
menambahkan
kesimpulan yang
kurang
Peserta didik
bertanya bila masih
ada materi yang
kurang dipahami.
Peserta didik
mendengarkan review
materi dari guru
Peserta didik
memberikan
kesimpulan materi
yang diajarkan
10
Menit
9. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis atau Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal essai
77
b. Non tes
Lembar observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction
Lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan model pembelajaran
inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
Instrumen tes tertulis uraian (essai)
Instrumen observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction
Instrumen observasi aktivitas guru melalui penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction
Instrumen penilaian kognitif LKS berbasis inkuiri terbimbing integrasi
Peer instruction
3. Pedoman Penskoran
Pedoman penskoran tes tertulis bentuk essai
Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas peserta didik melalui
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi Peer
instruction
Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas guru melalui
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi Peer
instruction
Pedoman penskoran kognitif LKS berbasis inkuiri terbimbing
integrasi Peer instruction
SOAL EVALUASI
No. Indikator Soal Kunci Jawaban Skor
1. Memilih
pernyataan yang
tepat mengenai
fungsi zat
makanan
Andri sangat
menyukai makanan
seperti keju, daging
dan kuning telur.
Menurut Andri
dengan memakan
makanan seperti keju,
daging dan kuning
telur baik untuk
tubuhnya. Zat apakah
yang terkandung
didalam makanan
Zat yang terkandung dalam keju,
daging dan kuning telur adalah
lemak.
Fungsi lemak yaitu:
1. Sebagai sumber energi
2. Pelarut vitamin A, D, E
dan K
3. Pelindung tubuh dari suhu
rendah
5
78
tersebut! Serta
sebutkan fungsinya!
2. Menganalisis
fungsi zat
makanan
Azka selalu sarapan
pagi sebelum ke
sekolah dengan
memakan roti dan
minum susu. Zat
apakah yang
terkandung dalam
roti dan susu! Serta
sebutkan fungsi-
fungsi zat tersebut
untuk tubuh!
Roti mengandung karbohidrat.
Susu mengandung protein.
Fungsi karbohidrat yaitu:
1. Sebagai sumber energi
2. Menjaga keseimbangan
asam dan basa
3. Memulihkan tekanan
osmosis dalam sel
Fungsi protein yaitu:
1. Pengatur metabolisme
2. Sebagai cadangan
makanan
Pengatur metabolisme
5
3. Mengumpulkan
informasi tentang
pola makan dan
menu seimbang
Permasalahan gizi di
Indonesia mengalami
perubahan yang
dipengaruhi oleh
gaya hidup
masyarakat. Oleh
karena itu,
pemerintah pun
menyesuaikan
anjuran pola makan
sehat dengan gizi
masyarakat. Dengan
susunan makanan
sehat, bergizi dan
seimbang, yaitu
empat sehat lima
sempurna. Sebutkan
hidangan empat sehat
Pemerintah Indonesia mempunyai
slogan untuk susunan makanan
sehat, bergizi, dan seimbang yaitu
empat sehat lima sempurna.
Hidangan empat sehat berupa
nasi, sayur, lauk dan buah telah
memenuhi tuntutan kesehatan
karena mengandung zat makanan
yang dibutuhkan tubuh, yaitu
karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air. Untuk
menyempurnakan hidangan
tersebut dapat ditambah dengan
susu sehingga menjadi lima
sempurna
5
79
lima sempurna?
4 Merumuskan
penjelasan terkait
permasalahan yang
dipaparkan
berdasarkan hasil
pengamatan dan
kajian pustaka
Seorang peserta didik
melakukan percobaan
uji kandungan
makanan seperti nasi,
tahu dan pisang.
Dengan
menggunakan larutan
lugol, biuret dan
benedict. Dengan
jumlah berat
makanan dan tetesan
larutan yang sama.
Bagaimana rumusan
masalah yang dapat
diambil berdasarkan
permasalahan diatas?
Jika dilihat dari larutan makanan
yang digunakan untuk menguji
karbohidrat, protein dan gula.
Oleh sebab itu, rumusan masalah
yang tepat berdasarkan
permasalahan tersebut adalah
“apa fungsi dari larutan lugol,
biuret dan benedict?”
5
Jakarta, Januari 2017
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Biologi Peneliti
Fatmawaty Hi Nasir Siti Hanifah
NIP. 196510251993032005 NIM 111201610006
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta
Kelas / Semester : XI /2
Materi Pokok : Sistem Pencernaan
Alokasi Waktu : 3X45Menit
Pertemuan : Kedua
1. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
2. Kompetensi Dasar
1.4 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut agama yang
dianutnya.
1.5 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.6 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
1.2 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dalam
melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.
3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat
81
menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada
organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan
manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
3. Indikator
3.7.1 Menganalisis fungsi organ pencernaan pada sistem pencernaan
3.7.2 Menampilkan data mengenai organ pencernaan manusia beserta enzim yang
dihasilkan
3.7.3 Menyelidiki informasi mengenai fungsi organ-organ pencernaan manusia
3.7.4 Menentukan proses pencernaan yang terjadi pada organ pencernaan manusia
3.7.5 Mengaitkan struktur organ pencernaan dengan proses pencernaan manusia
3.7.6 Merumuskan penjelasan terkait uji aktivitas enzim ptialin
3.7.7 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji
3.7.8 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis
3.7.9 Menemukan pola-pola penemuan berupa kesimpulan.
3.7.10 Memilih rencana atau strategi yang sesuai dengan pemahamannya untuk
menyelesaikan masalah terkait organ-organ pencernaan manusia
4.7.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan uji enzim ptialin
4.7.2 Merancang kegiatan percobaan uji enzim ptialin secara langsung
4.7.3 Menyimpulkan uji enzim ptialin berdasarkan hasil percobaan
4.7.4 Membuat laporan tertulis berdasarkan hasil percobaan uji enzim ptialin
4. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menganalisis fungsi organ pencernaan pada sistem
pencernaan
2. Peserta didik mampu menampilkan data mengenai organ pencernaan manusia
beserta enzim yang dihasilkan
3. peserta didik mampu menyelidiki informasi mengenai fungsi organ-organ
pencernaan manusia
4. peserta didik mampu menentukan proses pencernaan yang terjadi pada organ
pencernaan manusia
5. peserta didik mampu mengaitkan struktur organ pencernaan dengan proses
pencernaan manusia
6. peserta didik mampu merumuskan penjelasan terkait uji aktivitas enzim ptialin
7. peserta didik mampu membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji
8. peserta didik mampu menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis
9. peserta didik mampu menemukan pola-pola penemuan berupa kesimpulan.
10. Peserta didik mampu menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan uji
enzim ptialin
11. Peserta didik mampu merancang kegiatan percobaan uji enzim ptialin secara
langsung
82
12. Peserta didik mampu menyimpulkan uji enzim ptialin berdasarkan hasil percobaan
13. Peserta didik mampu membuat laporan tertulis berdasarkan hasil percobaan uji
enzim ptialin
5. Materi Pembelajaran
6. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran
4. Pendekatan Pembelajaran : Scientific
5. Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing integrasi Peer instruction
6. Metode Pembelajaran : Eksperimen
7. Alat, Media dan Sumber Belajar
4. Alat
White board
Spidol
Laptop
LCD
5. Media
Buku panduan belajar siswa
SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Jenis Makanan
Karbohidrat
Protein
Lemak
Vitamin
Mineral
Air
Organ
Pencernaan
Mulut
Kerong
kongan
Lambung
Usus
Halus
Usus
Besar
Anus
KelenjarPencernaan
Kelenjar
Ludah
Kelenjar
Lambung
Kelenjar
Hati
Kelenjar
Pankreas
Gangguan
Diare
Gastritis
Apendik
sitis
Sembelit
83
PPT dengan menampilkan video dan gambar
LKS inkuiri terbimbing mengenai uji enzim ptialin
6. Sumber Belajar
Buku biologi kelas XI kurikulum 2013 dan internet dengan link relevan
8. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Peserta didik
KEGIATAN AWAL
Pembukaan Memberi salam,
mengecek absensi,
mengecek kesiapan
peserta didik dan
menyiapkan media
pembelajaran.
Menjawab salam dan
mempersiapkan buku
pelajaran
5 menit
Apersepsi Memberikan apersepsi
kepada peserta didik
dengan memberikan
gambar mengenai organ
sistem pencernaan pada
manusia dan
memberikan pertanyaan
“apa kalian tahu organ
apa ini?”
“Apa fungsi organ-
organ ini?”
Peserta didik berpikir
dan menjawab
pertanyaan dari guru.
10 menit
KEGIATAN INTI
Inisiasi secara
Peer
(PD dan PP)
Memberikan motivasi
terkait organ sistem
pencernaan kepada
peserta didik sebelum
memulai pelajaran dan
menyampaikan tujuan
pembelajaran
Guru mengajukan
pertanyaan konsep yang
berkaitan dengan materi
pembelajaran yang akan
disampaikan
Guru meminta peserta
didik bersama teman
Mendengarkan
motivasi yang
diberikan guru
Peserta didik berpikir
untuk menjawab
pertanyaan konsep
secara individu
Peserta didik
bersama teman
20 menit
84
sebangkunya untuk
mendiskusikan
jawabannya
Guru membentuk 6
kelompok dan
mendorong peserta didik
untuk menemukan
jawaban yang berbeda
dan guru menjelaskan
jawaban yang benar
sebangkunya
mendiskusikan
jawaban pertanyaan
dari guru yang telah
mereka jawab
Peserta didik bersama
kelompoknya mencari
jawaban yang berbeda
dan
mendiskusikannya
Seleksi
(PD)
Menugaskan peserta
didik untuk membuat
rumusan masalah dan
hipotesis sebelum
melakukan praktikum
uji enzim ptialin
Membuat rumusan
masalah dan membuat
hipotesis
15 menit
Eksplorasi
(PD, PP dan PK)
Guru membimbing
peserta didik untuk
melakukan praktikum
uji enzim ptialin guna
menguji hipotesis yang
mereka buat
Peserta didik
melakukan percobaan
sesuai dengan LKS
yang diberikan guru
25 menit
Formulasi
(PD dan PK)
Menginstruksikan
kepada peserta didik
untuk mencatat hasil
percobaan.
Menugaskan kepada
peserta didik untuk
mengolah data dan
membuat kesimpulan
dari hasil kegiatan
praktikum.
Mencatat hasil
percobaan.
Mengolah data dan
membuat kesimpulan
dari hasil kegiatan
praktikum.
15 menit
Koleksi
(PD, PP dan PK)
Menugaskan peserta
didik untuk mencari
informasi aplikatif
yang berhubungan
dengan materi yang
sedang dipelajari.
Mencari informasi
aplikatif yang
berhubungan dengan
materi yang sedang
dipelajari..
20 menit
85
9. Penilaian Hasil Belajar
2. Jenis atau Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal essai
b. Non tes
Lembar observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction
Lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan model pembelajaran
inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
Presentasi
(PK)
Menugaskan peserta
didik untuk
mempresentasikan
hasil percobaannya.
Mempersilahkan
peserta didik lain
untuk bertanya atau
menanggapi peserta
didik yang sedang
mempresentasikan
hasil percobaannya.
Memberikan
penghargaan kepada
peserta didik yang
telah menampilkan
presentasinya
Peserta didik
mempresentasikan
hasil percobaannya.
Peserta didik lain
bertanya dan
menanggapi
presentasi temannya
Menerima
penghargaan yang
diberikan guru.
15 menit
KEGIATAN PENUTUP
Penutup Guru meminta peserta
didik bertanya bila masih
ada materi yang kurang
dipahami.
Guru mereview materi
yang telah dijelaskan dan
meluruskan bila terjadi
miskonsepsi
Guru meminta peserta
didik memberikan
kesimpulan materi yang
diajarkan dan
menambahkan
kesimpulan yang kurang.
Peserta didik bertanya
bila masih ada materi
yang kurang dipahami.
Peserta didik
mendengarkan review
materi dari guru
Peserta didik
memberikan
kesimpulan materi
yang diajarkan
10menit
86
Instrumen tes tertulis uraian (essai)
Instrumen observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction
Instrumen observasi aktivitas guru melalui penerapan model pembelajaran
inkuiri terbimbing integrasi Peer instruction
Instrumen penilaian kognitif LKS berbasis inkuiri terbimbing integrasi
Peer instruction
3. Pedoman Penskoran
Pedoman penskoran tes tertulis bentuk essai
Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas peserta didik melalui
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing
Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan
model pembelajaran inkuiri terbimbing
Pedoman penskoran kognitif LKS berbasis inkuiri terbimbing
EVALUASI
No. Indikator Soal Kunci Jawaban Skor
1. Menganalisis
fungsi organ
pencernaan
pada sistem
pencernaan
Pencernaan makanan
diawali setelah
makanan masuk ke
rongga mulut. Pada
rongga mulut terdapat
kelenjar ludah yang
menghasilkan air liur
atau ludah yang
mengandung enzim
ptialin. Bagaimana
fungsi ludah dalam
rongga mulut?
Pada rongga mulut terdapat
kelenjar ludah yang
menghasilkan air liur atau
ludah. Fungsi air liur atau ludah
yaitu:
1. Membasahi makanan
2. Mengubah amilum
menjadi maltosa
3. Membunuh
mikroorganisme
4. Membantu dalam proses
mengecap dan menelan
5
2. Menampilkan
data mengenai
organ
pencernaan
manusia
beserta enzim
yang
dihasilkan
Perhatikan tabel
dibawah ini!
Organ Enzim
yang
dihasilkan
Mulut Laktase
Lambung Amilase
Usus
halus
Pepsin
Hubungkanlah organ
beserta enzim yang
dihasilkan dengan benar
serta sebutkan fungsi
enzim tersebut!
Organ yang tepat dengan enzim
yang dihasilkan yaitu:
Organ Enzim
yang
dihasilkan
Mulut Amilase
Lambung Pepsin
Usus
halus
Laktase
Amilase berfungsi mengubah
amilum menjadi maltosa
Pepsin berfungsi mengubah
protein menjadi pepton
Laktase berfungsi mengubah
laktosa menjadi glukosa
5
87
3. Menentukan
proses
pencernaan
yang terjadi
pada organ
pencernaan
manusia
Pencernaan makanan
diawali dari rongga
mulut kerongkongan
lambung usus
halus usus besar
anus. Jelaskan cara usus
halus menyerap
makanan!
Pada dinding usus halus
terdapat jonjot-jonjot usus yaitu
vili yang berfungsi memperluas
permukaan penyerapan,
sehingga makanan dapat
terserap dengan lebih efisien.
Molekul makanan akan
memasuki aliran darah melalui
dinding usus halus. Pembuluh
darah dalam vili akan menyerap
hasil pencernaan dan aliran
darah akan membawa makanan
yang sudah dicerna menuju ke
hati.
5
4. Merumuskan
penjelasan
terkait uji
aktivitas enzim
ptialin
Seorang peserta didik
melakukan percobaan
aktivitas enzim ptialin.
Dengan diteteskan nya
air liur + larutan kanji
dengan larutan HCl dan
NaOH. Setelah itu ia
mengamati air liur yang
telah diteteskan.
Bagaimana rumusan
masalah yang dapat
diambil berdasarkan
permasalahan diatas?
Rumusan masalah yang dapat
diambil dari permasalahan
tersebut yaitu “mengapa pH
mempengaruhi aktivitas
enzim?”
5
Jakarta, Januari 2017
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Biologi Peneliti
Fatmawaty Hi Nasir Siti Hanifah
NIP. 196510251993032005 NIM 1112016100066
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta
Kelas / Semester : XI /2
Materi Pokok : Sistem Pencernaan
Alokasi Waktu : 3X45Menit
Pertemuan : Ketiga
1. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
2. Kompetensi Dasar
1.7 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut agama yang
dianutnya.
1.8 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.9 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
1.3 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dalam
melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.
3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat
89
menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada
organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan
manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
3. Indikator
3.7.1 Menganalisis gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan
3.7.2 Menganalisis penyebab gangguan terjadinya pada sistem pencernaan
3.7.3 Merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang dipaparkan berdasarkan hasil
pengamatan dan kajian pustaka.
3.7.4 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji
3.7.5 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis
3.7.6 Menyimpulkan jenis gangguan sistem pencernaan berdasarkan data
3.7.7 Memilih rencana atau strategi yang sesuai dengan pemahamannya untuk
menyelesaikan masalah terkait gangguan sistem pencernaan makanan
4.7.1 Mengumpulkan informasi mengenai gangguan pada organ pencernaan manusia
4.7.2 Menganalisis informasi mengenai gangguan pada organ pencernaan manusia
4.7.3 Menyimpulkan informasi mengenai gangguan pada organ pencernaan manusia
3 Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menganalisis gangguan atau kelainan pada sistem
pencernaan
2. Peserta didik mampu menganalisis penyebab gangguan terjadinya pada sistem
pencernaan
3. Peserta didik mampu merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang
dipaparkan berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka.
4. Peserta didik mampu membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji
5. Peserta didik mampu menganalisis data yang relevan untuk mendukung
hipotesis
6. Peserta didik mampu menyimpulkan jenis gangguan sistem pencernaan
berdasarkan data
7. Peserta didik mampu memilih rencana atau strategi yang sesuai dengan
pemahamannya untuk menyelesaikan masalah terkait gangguan sistem
pencernaan makanan
8. Peserta didik mampu mengumpulkan informasi mengenai gangguan pada
organ pencernaan manusia
9. Peserta didik mampu menganalisis informasi mengenai gangguan pada organ
pencernaan manusia
10. Peserta didik mampu menyimpulkan informasi mengenai gangguan pada
organ pencernaan manusia
90
5. Materi Pembelajaran
6. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran
7. Pendekatan Pembelajaran : Scientific
8. Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing integrasi Peer instruction
9. Metode Pembelajaran : Observasi
7. Alat, Media dan Sumber Belajar
7. Alat
White board
Spidol
Laptop
LCD
8. Media
Buku panduan belajar siswa
PPT dengan menampilkan video dan gambar
LKS inkuiri terbimbing mengenai gangguan atau kelainan pada sistem
pencernaan manusia
SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Jenis Makanan
Karbohidrat
Protein
Lemak
Vitamin
Mineral
Air
Organ Pencernaan
Mulut
Kerong
kongan
Lambung
Usus
Halus
Usus
Besar
Anus
KelenjarPencernaan
Kelenjar
Ludah
Kelenjar
Lambung
Kelenjar
Hati
Kelenjar
Pankreas
Gangguan
Diare
Gastritis
Apendik
sitis
Sembelit
91
9. Sumber Belajar
Buku biologi kelas XI kurikulum 2013 dan internet dengan link relevan
8. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Peserta didik
KEGIATAN AWAL
Pembukaan Memberi salam,
mengecek absensi,
mengecek kesiapan
peserta didik dan
menyiapkan media
pembelajaran.
Menjawab salam dan
mempersiapkan buku
pelajaran
5 menit
Apersepsi Memberikan apersepsi
kepada peserta didik
dengan memberikan
gambar mengenai
gangguan pada organ
pencernaan manusia
(busung lapar) dan
memberikan pertanyaan
“apa kalian tahu
penyakit apa ini?”
“Apa penyebab
penyakit ini?”
Peserta didik berpikir
dan menjawab
pertanyaan dari guru.
10 menit
KEGIATAN INTI
Inisiasi secara
Peer
(PD dan PK)
Memberikan motivasi
terkait gangguan pada
organ sistem
pencernaan manusia
kepada peserta didik
sebelum memulai
pelajaran dan
menyampaikan tujuan
pembelajaran
Guru mengajukan
pertanyaan konsep yang
berkaitan dengan materi
pembelajaran yang akan
disampaikan
Mendengarkan
motivasi yang
diberikan guru
Peserta didik berpikir
untuk menjawab
pertanyaan konsep
secara individu
20 menit
92
Guru meminta peserta
didik bersama teman
sebangkunya untuk
mendiskusikan
jawabannya
Guru membentuk 6
kelompok dan
mendorong peserta
didik untuk
menemukan jawaban
yang berbeda dan guru
menjelaskan jawaban
yang benar
Peserta didik
bersama teman
sebangkunya
mendiskusikan
jawaban pertanyaan
dari guru yang telah
mereka jawab
Peserta didik bersama
kelompoknya mencari
jawaban yang berbeda
dan mendiskusikannya
Seleksi
(PD)
Menugaskan peserta
didik untuk membuat
rumusan masalah dan
hipotesis sebelum
melakukan
Membuat rumusan
masalah dan membuat
hipotesis
15 menit
Eksplorasi
(PD, PP dan PK)
Guru membimbing
peserta didik untuk
melakukan eksplorasi
guna menguji hipotesis
yang mereka buat
Peserta didik
melakukan eksplorasi
sesuai dengan LKS
yang diberikan guru
25 menit
Formulasi
(PD dan PK)
Menginstruksikan
kepada peserta didik
untuk mencatat hasil
eksplorasi.
Menugaskan kepada
peserta didik untuk
mengolah data dan
membuat kesimpulan
dari hasil eksplorasi.
Mencatat hasil
eksplorasi.
Mengolah data dan
membuat kesimpulan
dari hasil eksplorasi.
15 menit
Koleksi
(PD, PP dan PK)
Menugaskan peserta
didik untuk mencari
jawaban LKS
gangguan pencernaan
dari berbagai sumber.
Mencari jawaban
LKS gangguan
pencernaan dari
berbagai sumber.
20 menit
Presentasi
(PK)
Menugaskan peserta
didik untuk
mempresentasikan
Peserta didik
mempresentasikan
hasil diskusinya.
15 menit
93
9. Penilaian Hasil Belajar
3. Jenis atau Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal essai
b. Non tes
Lembar observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing
Lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan model pembelajaran
inkuiri terbimbing
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
Instrumen tes tertulis uraian (essai)
hasil diskusinya.
Mempersilahkan
peserta didik lain
untuk bertanya atau
menanggapi peserta
didik yang sedang
mempresentasikan
hasildiskusinya.
Memberikan
penghargaan kepada
peserta didik yang
telah menampilkan
presentasinya
Peserta didik lain
bertanya dan
menanggapi
presentasi temannya
Menerima
penghargaan yang
diberikan guru.
KEGIATAN PENUTUP
Penutup Guru meminta peserta
didik bertanya bila masih
ada materi yang kurang
dipahami.
Guru mereview materi
yang telah dijelaskan dan
meluruskan bila terjadi
miskonsepsi
Guru meminta peserta
didik memberikan
kesimpulan materi yang
diajarkan dan
menambahkan
kesimpulan yang kurang.
Peserta didik bertanya
bila masih ada materi
yang kurang dipahami.
Peserta didik
mendengarkan review
materi dari guru
Peserta didik
memberikan
kesimpulan materi
yang diajarkan
10menit
94
Instrumen observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing
Instrumen observasi aktivitas guru melalui penerapan model pembelajaran
inkuiri terbimbing
Instrumen penilaian kognitif LKS berbasis inkuiri terbimbing
3. Pedoman Penskoran
Pedoman penskoran tes tertulis bentuk essai
Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas peserta didik melalui
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing
Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan
model pembelajaran inkuiri terbimbing
Pedoman penskoran kognitif LKS berbasis inkuiri terbimbing
EVALUASI
No Indikator Soal Jawaban Skor
1. Menganalisis
gangguan
atau kelainan
pada sistem
pencernaan
Budi mengalami
penurunan berat
badan, lemas dan
pembengkakan
pada perut. Semua
ini dikarenakan
kekurangan
asupan protein
dan sering terjadi
di negara-negara
berkembang.
Penyakit apakah
yang memiliki
ciri-ciri tersebut?
Penyakit yang memiliki ciri-ciri
tersebut adalah kwashiorkor.
Kwashiorkor disebabkan oleh
kekurangan asupan protein. Fungsi
protein adalah memperbaiki sel-sel
yang rusak dan membentuk sel-sel
baru. Jika tubuh kekurangan protein,
maka pertumbuhan dan fungsi tubuh
yang normal akan terhambat.
5
2. Menganalisis
penyebab
gangguan
terjadinya
pada sistem
pencernaan
Siang hari Rudi
merasakan
perutnya sakit.
Ternyata Rudi
telat makan.
Penyakit apakah
yang diderita Rudi
dan sebutkan
penyebab-
penyebabnya?
Penyebab penyakit gastritis yaitu
1. Stress bisa menyebabkan
terjadinya perubahan hormon
yang bisa merangsang sel
didalam lambung
2. Jadwal makan tak teratur
3. Konsumsi minuman
mengandung kafein
5
3
Merumuskan
penjelasan
terkait
permasalahan
yang
dipaparkan
Seorang peserta
didik melakukan
observasi terkait
makanan yang di
jual di pinggir
jalan. Ternyata
makanan yang di
Rumusan masalah yang dapat diambil
berdasarkan permasalahan tersebut
adalah “Apa pengaruh mengkonsumsi
makanan yang tidak memperhatikan
kebersihan terhadap kesehatan?”
5
95
Jakarta, Januari 2017
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Biologi Peneliti
Fatmawaty Hi Nasir Siti Hanifah
NIP. 196510251993032005 NIM 1112016100066
berdasarkan
hasil
pengamatan
dan kajian
pustaka
jual dipinggir
jalan tidak
memperhatikan
kebersihan. Bagaimana
rumusan masalah
yang dapat
diambil
berdasarkan
permasalahan
diatas?
4. Membuat
hipotesis
tentang
permasalahan
yang dikaji
Buatlah hipotesis
yang tepat
berdasarkan
permasalahan
pada nomor 3?
Hipotesis yang dapat diambil
berdasarkan permasalahan tersebut
adalah “jika seseorang mengkonsumsi
makanan yang tidak memperhatikan
kebersihan, maka akan terkena
penyakit”
5
96
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta
Kelas / Semester : XI /2
Materi Pokok : Sistem Pencernaan
Alokasi Waktu : 3X45Menit
Pertemuan : Pertama
1. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
2. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut agama yang
dianutnya.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
1.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dalam
melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.
97
3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada
organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan
manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
3. Indikator
3.7.1 Menyebutkan zat-zat dan fungsi pada makanan bergizi
3.7.2 Menjelaskan tentang pola makan, menu seimbang, BMI dan BMR
3.7.3 Menampilkan data mengenai hasil percobaan uji kandungan nutrisi pada
makanan
3.7.4 Menyelidiki informasi mengenai hasil percobaan uji kandungan nutrisi pada
makanan
3.7.5 Merumuskan penjelasan mengenai uji kandungan nutrisi pada makanan
berdasarkan hasil percobaan
3.7.6 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji
3.7.7 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis
3.7.8 Menemukan pola-pola penemuan berupa kesimpulan.
4.7.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan uji kandungan nutrisi
pada makanan
4.7.2 Merancang kegiatan percobaan uji kandungan nutrisi pada makanan secara
langsung
4.7.3 Menyimpulkan uji kandungan nutrisi pada makanan berdasarkan hasil
percobaan
4.7.4 Membuat laporan tertulis uji kandungan nutrisi pada makanan berdasarkan hasil
percobaan
4. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menyebutkan zat-zat dan fungsi zat pada makanan bergizi
2. Peserta didik mampu menjelaskan tentang pola makan, menu seimbang, BMI dan
BMR
3. Peserta didik mampu menampilkan data mengenai hasil percobaan uji kandungan
nutrisi pada makanan
4. Peserta didik mampu menyelidiki informasi mengenai hasil percobaan uji
kandungan nutrisi pada makanan
5. Peserta didik mampu merumuskan penjelasan mengenai uji kandungan nutrisi pada
makanan berdasarkan hasil percobaan
6. Peserta didik mampu membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji
7. Peserta didik mampu menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis
8. Peserta didik mampu menemukan pola-pola penemuan berupa kesimpulan
98
9. Peserta didik mampu merancang kegiatan percobaan uji kandungan nutrisi pada
makanan secara langsung
10. Peserta didik mampu menyimpulkan uji kandungan nutrisi pada makanan
berdasarkan hasil percobaan
11. Peserta didik mampu membuat laporan tertulis uji kandungan nutrisi pada makanan
berdasarkan hasil percobaan
5. Materi Pembelajaran
6. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific
2. Metode Pembelajaran : Eksperimen
7. Alat, Media dan Sumber Belajar
1. Alat
SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Jenis M akanan
Karbohidrat
Protein
Lemak
Vitamin
Mineral
Air
Organ
Pencernaan
Mulut
Kerong
kongan
Lambung
Usus
Halus
Usus
Besar
Anus
Kelenjar
Pencernaan
Kelenjar
Ludah
Kelenjar
Lambung
Kelenjar
Hati
Kelenjar
Pankreas
Gangguan
Diare
Gastritis
Apendik
sitis
Sembelit
99
White board
Spidol
Laptop
LCD
2. Media
Buku panduan belajar siswa
PPT dengan menampilkan video dan gambar
LKS inkuiri terbimbing mengenai uji kandungan nutrisi makanan
3. Sumber Belajar
Buku biologi kelas XI kurikulum 2013 dan internet dengan link relevan
8. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Peserta didik
KEGIATAN AWAL
Pembukaan Memberi salam,
mengecek absensi,
mengecek kesiapan
peserta didik dan
menyiapkan media
pembelajaran.
Menjawab salam dan
mempersiapkan buku
pelajaran
5 menit
Apersepsi Guru menampilkan
gambar mengenai
makanan sehari-hari dan
bertanya “mengapa kita
membutuhkan
makanan?’
“apa fungsi makanan
bagi tubuh kita?”
“kandungan apakah yang
terdapat pada gambar
tersebut?”
Peserta didik menjawab
pertanyaan guru
5 menit
Motivasi Guru memberikan
motivasi terkait fungsi
makanan bagi tubuh
dan memotivasi agar
terlibat aktif dalam
pembelajaran
Peserta didik
mendengarkan
penjelasan guru terkait
fungsi makanan bagi
tubuh.
5 menit
100
KEGIATAN INTI
Mengamati
Guru meminta peserta
didik untuk duduk
sesuai kelompoknya.
Guru menampilkan
video uji coba makanan
dan menampilkan
gambar makanan
meminta kemudian
peserta didik untuk
mengamati video dan
gambar yang
ditampilkan.
Peserta didik duduk
sesuai kelompoknya
Peserta didik
memperhatikan
video yang diberikan
guru
15 menit
Menanya
Guru bertanya ke
peserta didik mengenai
video yang telah
ditampilkan
Guru memberikan
motivasi agar peserta
didik bertanya terkait
video yang ditampilkan
dan meminta peserta
didik lain untuk
memberikan jawaban
terkait pertanyaan
temannya.
Peserta didik
menjawab pertanyyan
yang diberikan guru
Peserta didik
termotivasi untuk
bertanya terkait video
yang ditampilkan dan
peserta didik lain
memberikan tanggapan
atau jawaban atas
pertanyaan dari
temannya mengenai
video yang
ditayangkan oleh guru.
15 menit
Mencoba Guru membagikan
Lembar Kerja Siswa
(LKS) kepada setiap
kelompok dan
menjelaskan petunjuk
untuk melakukan
percobaan uji
kandungan pada
makanan
Guru meminta peserta
Peserta didik
mendengarkan
petunjuk percobaan
uji makanan yang
terdapat di LKS oleh
guru
Peserta didik
30 menit
101
didik untuk
menyiapkan alat dan
bahan
Guru ikut membimbing
dan sebagai fasilitator
dalam melakukan
percobaan uji makanan
menyiapkan alat dan
bahan
Peserta didik
melakukan percobaan
uji kandungan pada
makanan
Menalar Guru meminta peserta
didik untuk mencatat
hasil percobaan uji
makanan dan
mendiskusikan
pertanyaan pada LKS
Guru memberi
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mencari informasi baik
dari buku sumber
maupun internet
dengan link relevan
terkait uji makanan
Peserta didik
mencatat hasil
percobaan uji
makanan dan
mendiskusikan
pertanyaan pada LKS
Peserta didik mencari
informasi baik dari
buku sumber maupun
internet dengan link
relevan terkait uji
makanan
20 menit
Mengkomunikasi Guru meminta peserta
didik atau perwakilan
setiap kelompok
untuk
mempresentasikan
secara lisan hasil
diskusi kelompoknya
yang terdapat pada
LKS.
Guru menanggapi
presentasi siswa
Peserta didik
menyampaikan hasil
diskusi.
15 menit
KEGIATAN PENUTUP
Penutup Guru meminta peserta
didik bertanya bila
masih ada materi yang
kurang dipahami.
Guru mereview materi
yang telah dijelaskan
dan meluruskan bila
terjadi miskonsepsi
Peserta didik bertanya
bila masih ada materi
yang kurang dipahami.
Peserta didik
mendengarkan review
materi dari guru
20menit
102
9. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis atau Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal essai
b. Non tes
Lembar observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan pendekatan
saintifik
Lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan pendekatan saintifik
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
Instrumen tes tertulis uraian (essai)
Instrumen observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan
pendekatan saintifik
Instrumen observasi aktivitas guru melalui penerapan pendekatan
saintifik
Instrumen penilaian kognitif LKS pendekatan saintifik
3. Pedoman Penskoran
Pedoman penskoran tes tertulis bentuk essai
Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas peserta didik melalui
penerapan pendekatan saintifik
Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas guru melalui
penerapan pendekatan saintifik
Pedoman penskoran kognitif LKS pendekatan saintifik
No Indikator Soal Jawaban Skor
1. Menyebutkan
zat-zat dan
fungsi pada
makanan
bergizi
Sebutkan dan
jelaskan zat-zat pada
makanan yang
dibutuhkan oleh
tubuh manusia?
1. Karbohidrat
Fungsi:
Sebagai sumber energi
utama tubuh
sebagai bahan baku
penyusun senyawa lain,
sebagai bahan baku
penyusun komponen sel,
karbohidrat dalam
bentuk serat kasar
5
Guru meminta peserta
didik memberikan
kesimpulan materi yang
diajarkan dan
menambahkan
kesimpulan yang kurang.
Peserta didik
memberikan
kesimpulan materi
yang diajarkan
103
(selulosa) membantu
kelancaran proses
pencernaan makanan.
2. Menjelaskan
tentang pola
makan, menu
seimbang,
BMI dan
BMR
Permasalahan gizi di
Indonesia
mengalami
perubahan yang
dipengaruhi oleh
gaya hidup
masyarakat. Oleh
karena itu,
pemerintah pun
menyesuaikan
anjuran pola makan
sehat dengan gizi
masyarakat. Dengan
susunan makanan
sehat, bergizi dan
seimbang, yaitu
empat sehat lima
sempurna. Sebutkan
hidangan empat
sehat lima
sempurna?
Pemerintah Indonesia
mempunyai slogan untuk
susunan makanan sehat,
bergizi, dan seimbang yaitu
empat sehat lima sempurna.
Hidangan empat sehat
berupa nasi, sayur, lauk dan
buah telah memenuhi
tuntutan kesehatan karena
mengandung zat makanan
yang dibutuhkan tubuh, yaitu
karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air.
Untuk menyempurnakan
hidangan tersebut dapat
ditambah dengan susu
sehingga menjadi lima
sempurna
5
3. Merumuskan
penjelasan
mengenai uji
kandungan
nutrisi pada
makanan
berdasarkan
hasil
percobaan
Seorang peserta
didik melakukan
percobaan uji
kandungan makanan
seperti nasi, tahu dan
pisang. Dengan
menggunakan
larutan lugol, biuret
dan benedict.
Dengan jumlah berat
makanan dan tetesan
larutan yang sama.
Bagaimana rumusan
masalah yang dapat
diambil berdasarkan
permasalahan
diatas?
Jika dilihat dari larutan
makanan yang digunakan
untuk menguji karbohidrat,
protein dan gula. Oleh sebab
itu, rumusan masalah yang
tepat berdasarkan
permasalahan tersebut adalah
“apa fungsi dari larutan
lugol, biuret dan benedict?”
5
4. Membuat
hipotesis
Buatlah hipotesis
berdasarkan soal
Jika nasi ditetesi larutan
lugol berubah menjadi warna
5
104
tentang
permasalahan
yang dikaji
nomor 3 diatas? biru kehitaman, maka
mengandung karbohidrat.
Jika tahu ditetesi larutan
biuret berubah menjadi
warna ungu, maka
mengandung protein.
Jika pisang dipanaskan
dengan larutan benedict
berubah menjadi warna
orange, maka mengandung
glukosa
Jakarta, Januari 2017
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Biologi Peneliti
Fatmawaty Hi Nasir Siti Hanifah
NIP. 196510251993032005 NIM 1112016100066
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta
Kelas / Semester : XI /2
Materi Pokok : Sistem Pencernaan
Alokasi Waktu : 3X45Menit
Pertemuan : Kedua
1. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
2. Kompetensi Dasar
1.4 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut agama yang
dianutnya.
1.5 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.6 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
1.2 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dalam
melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.
3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat
106
menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada
organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan
manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
3. Indikator
3.7.1 Menjelaskan organ-organ dan fungsinya pada sistem pencernaan
3.7.2 Membedakan pencernaan mekanis dengan pencernaan kimiawi
3.7.4 Menganalisis proses pencernaan pada sistem pencernaan manusia
3.7.4 Menampilkan data mengenai peran enzim yang terdapat dalam organ sistem
pencernaan manusia
3.7.5 Merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang dipaparkan berdasarkan
hasil pengamatan dan kajian pustaka.
3.7.6 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji
3.7.7 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis
3.7.8 Menemukan pola-pola penemuan dari permasalahan yang dikaji berupa
kesimpulan
4.7.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan uji enzim ptialin
4.7.2 Merancang kegiatan percobaan uji enzim ptialin secara langsung
4.7.3 Menyimpulkan uji enzim ptialin berdasarkan hasil percobaan
4. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan organ-organ dan fungsinya pada sistem
pencernaan
2. Peserta didik mampu membedakan pencernaan mekanis dengan pencernaan
kimiawi
3. Peserta didik mampu menganalisis proses pencernaan pada sistem pencernaan
manusia
4. Peserta didik mampu menampilkan data mengenai peran enzim yang terdapat
dalam organ sistem pencernaan manusia
5. Peserta didik mampu merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang
dipaparkan berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka.
6. Peserta didik mampu membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji
7. Peserta didik mampu menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis
8. Peserta didik mampu mampu menemukan pola-pola penemuan dari permasalahan
yang dikaji berupa kesimpulan
107
5. Materi Pembelajaran
6. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific
2. Metode Pembelajaran : Eksperimen
7. Alat, Media dan Sumber Belajar
1. Alat
White board
Spidol
Laptop
LCD
2. Media
Buku panduan belajar siswa
PPT dengan menampilkan video dan gambar
LKS inkuiri terbimbing mengenai uji enzim ptialin
SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Jenis Makanan
Karbohidrat
Protein
Lemak
Vitamin
Mineral
Air
Organ
Pencernaan
Mulut
Kerong
kongan
Lambung
Usus
Halus
Usus
Besar
Anus
KelenjarPencernaan
Kelenjar
Ludah
Kelenjar
Lambung
Kelenjar
Hati
Kelenjar
Pankreas
Gangguan
Diare
Gastritis
Apendik
sitis
Sembelit
108
3. Sumber Belajar
Buku biologi kelas XI kurikulum 2013 dan internet dengan link relevan
8. Langkah-Langkah Pembelajaran
Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Peserta didik
KEGIATAN AWAL
Pembukaan Memberi salam,
mengecek absensi,
mengecek kesiapan
peserta didik dan
menyiapkan media
pembelajaran.
Menjawab salam dan
mempersiapkan buku
pelajaran
5 menit
Apersepsi Guru menampilkan
gambar mengenai organ
pencernaan manusia dan
bertanya “apakah kalian
tau organ tersebut
termasuk pada sistem
apa”?
“apa fungsi organ
tersebut?”
Peserta didik menjawab
pertanyaan guru
5 menit
Motivasi Guru memberikan
motivasi terkait organ
sistem pencernaan
manusia dan
memotivasi agar
terlibat aktif dalam
pembelajaran
Peserta didik
mendengarkan
penjelasan guru terkait
fungsi makanan bagi
tubuh.
5 menit
KEGIATAN INTI
Mengamati
Guru meminta peserta
didik untuk duduk
sesuai kelompoknya.
Guru menampilkan
video sistem
pencernaan manusia
dan meminta peserta
didik untuk mengamati
video yang
ditampilkan.
Peserta didik duduk
sesuai kelompoknya
Peserta didik
memperhatikan
video yang diberikan
guru
15 menit
109
Menanya
Guru bertanya ke
peserta didik mengenai
video yang telah
ditampilkan
Guru memberikan
motivasi agar peserta
didik bertanya terkait
video yang ditampilkan
dan meminta peserta
didik lain untuk
memberikan jawaban
terkait pertanyaan
temannya.
Peserta didik
menjawab pertanyyan
yang diberikan guru
Peserta didik
termotivasi untuk
bertanya terkait video
yang ditampilkan dan
peserta didik lain
memberikan tanggapan
atau jawaban atas
pertanyaan dari
temannya mengenai
video yang
ditayangkan oleh guru.
15 menit
Mencoba Guru memberikan
lembar kerja (LKS)
untuk dikerjakan dan
mencari jawabannya
dari berbagai buku
sumber atau internet
dengan link yang
relevan.
Guru meminta peserta
didik mengumpulkan
data atau informasi
untuk menjawab
pertanyaan hasil diskusi
dan sebagai bahan
diskusi mengenai organ
sistem pencernaan
manusia
Peserta didik
Menjawab lembar
kerja (LKS) yang
diberikan guru dan
mencari jawabannya
dari berbagai sumber
buku atau internet
dengan link yang
relevan.
30 menit
Menalar Guru membimbing
siswa untuk
menganalisis tugas
yang terdapat pada
LKS dan
mempersiapkan bahan
presentasi kelompok
Peserta didik.
menganalisis tugas
yang terdapat pada
LKS dan
mempersiapkan bahan
presentasi
20 menit
Mengkomunikasi Guru meminta peserta
didik atau perwakilan
setiap kelompok
untuk
mempresentasikan
Peserta didik
menyampaikan hasil
diskusi.
15 menit
110
9. Penilaian
1. Jenis atau Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal essai
b. Non tes
Lembar observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan pendekatan
saintifik
Lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan pendekatan saintifik
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
Instrumen tes tertulis uraian (essai)
Instrumen observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan
pendekatan saintifik
Instrumen observasi aktivitas guru melalui penerapan pendekatan
saintifik
Instrumen penilaian kognitif LKS pendekatan saintifik
3. Pedoman Penskoran
Pedoman penskoran tes tertulis bentuk essai
Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas peserta didik melalui
penerapan pendekatan saintifik
secara lisan hasil
diskusi kelompoknya.
Guru menanggapi
presentasi siswa
KEGIATAN PENUTUP
Penutup Guru meminta peserta
didik bertanya bila
masih ada materi yang
kurang dipahami.
Guru mereview materi
yang telah dijelaskan
dan meluruskan bila
terjadi miskonsepsi
Guru meminta peserta
didik memberikan
kesimpulan materi yang
diajarkan dan
menambahkan
kesimpulan yang kurang.
Peserta didik bertanya
bila masih ada materi
yang kurang dipahami.
Peserta didik
mendengarkan review
materi dari guru
Peserta didik
memberikan
kesimpulan materi
yang diajarkan
20 menit
111
Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas guru melalui
penerapan pendekatan saintifik
Pedoman penskoran kognitif LKS pendekatan saintifik
EVALUASI
No Indikator Soal Jawaban Skor
1. Menjelaskan
organ-organ dan
fungsinya pada
sistem
pencernaan
Pencernaan makanan
diawali setelah
makanan masuk ke
rongga mulut. Pada
rongga mulut terdapat
kelenjar ludah yang
menghasilkan air liur
atau ludah yang
mengandung enzim
ptialin. Bagaimana
fungsi ludah dalam
rongga mulut?
Pada rongga mulut
terdapat kelenjar ludah
yang menghasilkan air liur
atau ludah. Fungsi air liur
atau ludah yaitu:
1. Membasahi
makanan
2. Mengubah amilum
menjadi maltosa
3. Membunuh
mikroorganisme
Membantu dalam proses
mengecap dan menelan
5
2. Membedakan
pencernaan
mekanis dengan
pencernaan
kimiawi
Bagaimana perbedaan
pencernaan mekanis
dan kimiawi?
Pencernaan mekanik
adalah dipatahkannya
partikel makanan menjadi
partikel yang lebih kecil
dengan proses fisik seperti
mengunyah,
menghancurkan.
Pencernaan kimiawi
adalah Proses transformasi
makanan menjadi partikel
yang lebih kecil melalui
reaksi enzimatik
5
3. Menganalisis
proses
pencernaan
pada sistem
pencernaan
manusia
Pencernaan makanan
diawali dari rongga
mulut kerongkongan
lambung usus
halus usus besar
anus. Jelaskan cara usus
halus menyerap
makanan!
Pada dinding usus halus
terdapat jonjot-jonjot usus
yaitu vili yang berfungsi
memperluas permukaan
penyerapan, sehingga
makanan dapat terserap
dengan lebih efisien.
Molekul makanan akan
memasuki aliran darah
melalui dinding usus
halus. Pembuluh darah
dalam vili akan menyerap
hasil pencernaan dan
aliran darah akan
membawa makanan yang
sudah dicerna menuju ke
hati.
5
4. Menampilkan
data mengenai
Perhatikan tabel
dibawah ini!
Organ yang tepat dengan
enzim yang dihasilkan
5
112
peran enzim
yang terdapat
dalam organ
sistem
pencernaan
manusia
Organ Enzim
yang
dihasilkan
Mulut Laktase
Lambung Amilase
Usus
halus
Pepsin
Hubungkanlah organ
beserta enzim yang
dihasilkan dengan benar
serta sebutkan fungsi
enzim tersebut!
yaitu:
Organ Enzim
yang
dihasilkan
Mulut Amilase
Lambung Pepsin
Usus
halus
Laktase
Amilase berfungsi
mengubah amilum
menjadi maltosa
Pepsin berfungsi
mengubah protein menjadi
pepton
Laktase berfungsi
mengubah laktosa menjadi
glukosa
Jakarta, Januari 2017
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Biologi Peneliti
Fatmawaty Hi Nasir Siti Hanifah
NIP. 196510251993032005 NIM 1112016100066
113
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMAN 34 Jakarta
Kelas / Semester : XI /2
Materi Pokok : Sistem Pencernaan
Alokasi Waktu : 3X45Menit
Pertemuan : Ketiga
1. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
2. Kompetensi Dasar
1.7 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut agama yang
dianutnya.
1.8 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.9 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
1.3 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dalam
melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.
3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat
114
menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada
organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan
manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
3. Indikator
3.7.1 Menganalisis gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan manusia
3.7.2 Menampilkan data mengenai gangguan atau kelainan pada sistem
pencernaan manusia
3.7.3 Merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang dipaparkan berdasarkan
kajian pustaka.
3.7.4 Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji
3.7.5 Menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis
3.7.6 Menemukan pola-pola penemuan dari permasalahan yang dikaji berupa
kesimpulan
4.7.1 Mengumpulkan informasi mengenai gangguan pada organ pencernaan manusia
4.7.2 Menganalisis informasi mengenai gangguan pada organ pencernaan manusia
4.7.3 Menyimpulkan informasi mengenai gangguan pada organ pencernaan manusia
4 Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menganalisis gangguan atau kelainan pada sistem
pencernaan manusia
2. Peserta didik mampu menampilkan data mengenai gangguan atau kelainan pada
sistem pencernaan manusia
3. Peserta didik mampu merumuskan penjelasan terkait permasalahan yang
dipaparkan berdasarkan kajian pustaka.
4. Peserta didik mampu membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji
5. Peserta didik mampu menganalisis data yang relevan untuk mendukung hipotesis
6. Peserta didik mampu menemukan pola-pola penemuan dari permasalahan yang
dikaji berupa kesimpulan
115
5. Materi Pembelajaran
6. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific
2. Metode Pembelajaran : Observasi
7. Alat, Media dan Sumber Belajar
1. Alat
White board
Spidol
Laptop
LCD
2. Media
Buku panduan belajar siswa
PPT dengan menampilkan video dan gambar
SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Jenis Makanan
Karbohidrat
Protein
Lemak
Vitamin
Mineral
Air
Organ
Pencernaan
Mulut
Kerong
kongan
Lambung
Usus
Halus
Usus
Besar
Anus
KelenjarPencernaan
Kelenjar
Ludah
Kelenjar
Lambung
Kelenjar
Hati
Kelenjar
Pankreas
Gangguan
Diare
Gastritis
Apendik
sitis
Sembelit
116
LKS inkuiri terbimbing mengenai gangguan atau kelainan pada sistem
pencernaan manusia
3. Sumber Belajar
Buku biologi kelas XI kurikulum 2013 dan internet dengan link relevan
8. Langkah-Langkah Pembelajaran
Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Peserta didik
KEGIATAN AWAL
Pembukaan Memberi salam,
mengecek absensi,
mengecek kesiapan
peserta didik dan
menyiapkan media
pembelajaran.
Menjawab salam dan
mempersiapkan buku
pelajaran
5 menit
Apersepsi Guru menampilkan
gambar mengenai
gangguan fungsi organ
pencernaan manusia
(busung lapar) dan
bertanya “apakah kalian
tau gangguan atau
kelainan apa pada
gambar tersebut”?
“apa penyebabnya
sehingga bisa terjadi
kelainan seperti itu?”
Peserta didik menjawab
pertanyaan guru
5 menit
Motivasi Guru memberikan
motivasi terkait
kelainan organ sistem
pencernaan manusia
dan memotivasi agar
terlibat aktif dalam
pembelajaran
Peserta didik
mendengarkan
penjelasan guru terkait
fungsi makanan bagi
tubuh.
5 menit
KEGIATAN INTI
Mengamati
Guru meminta peserta
didik untuk duduk
sesuai kelompoknya.
Guru menampilkan
Peserta didik duduk
sesuai kelompoknya
Peserta didik
15 menit
117
gambar-gambar
kelainan pada organ
sistem pencernaan
manusia dan meminta
peserta didik untuk
mengamati gambar
yang ditampilkan.
memperhatikan
gambar yang
diberikan guru
Menanya
Guru bertanya ke
peserta didik mengenai
gambar yang telah
ditampilkan
Guru memberikan
motivasi agar peserta
didik bertanya terkait
gambar yang
ditampilkan dan
meminta peserta didik
lain untuk memberikan
jawaban terkait
pertanyaan temannya.
Peserta didik
menjawab pertanyyan
yang diberikan guru
Peserta didik
termotivasi untuk
bertanya terkait
gambar yang
ditampilkan dan
peserta didik lain
memberikan tanggapan
atau jawaban atas
pertanyaan dari
temannya mengenai
gambar.
15 menit
Mencoba Guru memberikan
lembar kerja (LKS)
untuk dikerjakan dan
mencari jawabannya
dari berbagai buku
sumber atau internet
dengan link yang
relevan.
Guru meminta peserta
didik mengumpulkan
data atau informasi
untuk menjawab
pertanyaan hasil
diskusi dan sebagai
bahan diskusi
mengenai organ sistem
pencernaan manusia
Peserta didik
menjawab lembar kerja
(LKS) yang diberikan
guru dan mencari
jawabannya dari
berbagai sumber buku
atau internet dengan
link yang relevan.
30 menit
Menalar Guru membimbing
siswa untuk
menganalisis tugas
yang terdapat pada
Peserta didik.
menganalisis tugas
yang terdapat pada
LKS dan
20 menit
118
9. Penilaian
1. Jenis atau Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal essai
b. Non tes
Lembar observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan pendekatan
saintifik
Lembar observasi aktivitas guru melalui penerapan pendekatan saintifik
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
Instrumen tes tertulis uraian (essai)
LKS dan
mempersiapkan bahan
presentasi kelompok
mempersiapkan bahan
presentasi
Mengkomunikasi Guru meminta peserta
didik atau perwakilan
setiap kelompok
untuk
mempresentasikan
secara lisan hasil
diskusi kelompoknya.
Guru menanggapi
presentasi siswa
Peserta didik
menyampaikan hasil
diskusi.
15 menit
KEGIATAN PENUTUP
Penutup Guru meminta peserta
didik bertanya bila
masih ada materi yang
kurang dipahami.
Guru mereview materi
yang telah dijelaskan
dan meluruskan bila
terjadi miskonsepsi
Guru meminta peserta
didik memberikan
kesimpulan materi yang
diajarkan dan
menambahkan
kesimpulan yang kurang.
Peserta didik bertanya
bila masih ada materi
yang kurang dipahami.
Peserta didik
mendengarkan review
materi dari guru
Peserta didik
memberikan
kesimpulan materi
yang diajarkan
20 menit
119
Instrumen observasi aktivitas peserta didik melalui penerapan
pendekatan saintifik
Instrumen observasi aktivitas guru melalui penerapan pendekatan
saintifik
Instrumen penilaian kognitif LKS pendekatan saintifik
3. Pedoman Penskoran
Pedoman penskoran tes tertulis bentuk essai
Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas peserta didik melalui
penerapan pendekatan saintifik
Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas guru melalui
penerapan pendekatan saintifik
Pedoman penskoran kognitif LKS pendekatan saintifik
EVALUASI
No Indikator Soal Jawaban Skor
1. Menganalisis
gangguan atau
kelainan pada
sistem
pencernaan
Budi mengalami
penurunan berat
badan, lemas dan
pembengkakan
pada perut.
Semua ini
dikarenakan
kekurangan
asupan protein
dan sering terjadi
di negara-negara
berkembang.
Penyakit apakah
yang memiliki
ciri-ciri tersebut?
Penyakit yang memiliki
ciri-ciri tersebut adalah
kwashiorkor.
Kwashiorkor
disebabkan oleh
kekurangan asupan
protein. Fungsi protein
adalah memperbaiki
sel-sel yang rusak dan
membentuk sel-sel
baru. Jika tubuh
kekurangan protein,
maka pertumbuhan dan
fungsi tubuh yang
normal akan terhambat.
5
2. Menganalisis
penyebab
gangguan
terjadinya
pada sistem
pencernaan
Siang hari Rudi
merasakan
perutnya sakit.
Ternyata Rudi
telat makan.
Penyakit apakah
yang diderita
Rudi dan
sebutkan
penyebab-
penyebabnya?
Penyebab penyakit
gastritis yaitu
1. Stress bisa
menyebabkan
terjadinya
perubahan
hormon yang
bisa merangsang
sel didalam
lambung
2. Jadwal makan
tak teratur
Konsumsi minuman
mengandung kafein
5
3. Merumuskan
penjelasan
terkait
permasalahan
Seorang peserta
didik melakukan
observasi terkait
makanan yang di
Rumusan masalah yang
dapat diambil
berdasarkan
permasalahan tersebut
5
120
yang
dipaparkan
berdasarkan
hasil
pengamatan
dan kajian
pustaka
jual di pinggir
jalan. Ternyata
makanan yang di
jual dipinggir
jalan tidak
memperhatikan
kebersihan. Bagaimana
rumusan masalah
yang dapat
diambil
berdasarkan
permasalahan
diatas?
adalah “Apa pengaruh
mengkonsumsi
makanan yang tidak
memperhatikan
kebersihan terhadap
kesehatan?”
4. Membuat
hipotesis
tentang
permasalahan
yang dikaji
Buatlah hipotesis
yang tepat
berdasarkan
permasalahan
pada nomor 3?
Hipotesis yang dapat
diambil berdasarkan
permasalahan tersebut
adalah “jika seseorang
mengkonsumsi
makanan yang tidak
memperhatikan
kebersihan, maka akan
terkena penyakit”
5
Jakarta, Januari 2017
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Biologi Peneliti
Fatmawaty Hi Nasir Siti Hanifah
NIP. 196510251993032005 NIM 1112016100066
121
Lampiran 3
Nama :
Pertemuan I LKS Inkuiri Terbimbing
122
Menguji Kandungan Nutrisi pada Makanan
Kompetensi Dasar: 4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
jaringan pada organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan
sistem pencernaan manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik peserta didik mampu merancang kegiatan percobaan uji
kandungan nutrisi pada makanan secara langsung
2. Peserta didik mampu menyimpulkan uji kandungan nutrisi pada makanan
berdasarkan hasil percobaan
3. Peserta didik mampu membuat laporan tertulis uji kandungan nutrisi pada
makanan berdasarkan hasil percobaan
123
I. Inisiasi
Zat Makanan Fungsi Contoh Sumber
Karbohidrat 1. Sumber sumber energi
2. Pengatur metabolisme
lemak.
3. Membantu pengeluaran feres
Padi, jagung, gandum,
singkong, kentang dan umbi-
umbian
Protein 1. Penghasil zat energi
2. Menghasilkan jaringan baru.
3. Membantu pemeliharaan
tekanan osmotik cairan dalam
tubuh.
4. Menjaga keseimbangan asam
basa dalam tubuh
Telur, ikan, daging, susu, kedela
dan kacang-kacangan
Lemak 1. Sebagai sumber energi
terbesar
2. Sebagai pelindung alat-alat
tubuh.
3. Pelarut vitamin A, D, E, dan
K.
Minyak goreng, susu, mentega,
keju, daging, telur dan kacang
tanah
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk tubuh kita. Karbohidrat terdiri atas unsur
karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Untuk mengetahui dan membuktikan ada tidaknya
kandungan karbohidrat dalam makanan dapat di uji dengan larutan lugol.
Protein
Seperti halnya karbohidrat, protein merupakan komponen organik. Akan tetapi, protein
berbeda dari karbohidrat dalam beberapa hal. Selain karbon, hidrogen, dan oksigen, protein
juga mengandung elemen lain seperti nitrogen, sulfur, dan posfor. Untuk membuktikan ada
atau tidak nya protein dengan menggunakan larutan biuret
Lemak
Lemak tersusun atas unsur, kabon, hidrogen, dan oksigen, tetapi mengandung proporsi
oksigen yang lebih sedikit dibandingkan dengan karbohidrat. Lemak diserap tubuh dalam
bentuk asam amino dan gliserol. Untuk mengetahui dan membuktikan ada tidaknya
kandungan lemak dalam makanan dapat di uji dengan kertas buram.
124
II. Rumusan Masalah
Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan diatas! Nyatakan dalam bentuk
pertanyaan!
III. Hipotesis
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!
IV. Eksplorasi
Untuk membuat langkah kerja, kalian harus mencari referensi mengenai:
uji kandungan karbohidrat pada makanan
uji kandungan protein pada makanan
uji kandungan glukosa pada makanan
uji kandungan lemak pada makanan
Dari buku paket Biologi kelas XI atau internet yang sesuai dengan alat dan
bahan yang sudah tercantum dibawah ini!
125
V. Langkah Kerja
Tulislah langkah kerja dalam uji kandungan nutrisi pada makanan!
VI. Formulasi
Tulislah hasil pengamatan yang telah didapat pada tabel yang sudah disediakan!
No.
Bahan Makanan Reaksi dengan reagen (perubahan warna) Lemak Kandungan Zat
Lugol Biuret Benedict
1.
2.
3.
4.
Alat:
1. 5 tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Gelas ukur
4. Pipet
5. Kertas koran
Bahan:
1. Nasi,
2. Kentang
3. Roti
4. Putih telur
5. Susu
6. Minyak
7. Margarin
126
VII. Koleksi
1. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung
amilum/karbohidrat?
2. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung
protein?
3. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung
glukosa?
5.
6.
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
127
4. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung lemak?
5. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung lebih
dari satu zat makanan?
6. Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan!
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Jawaban:
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
128
Nama :
Kelas :
Pertemuan 2 LKS Inkuiri Terbimbing
129
Pengaruh Enzim Ptialin terhadap Waktu dan pH
Kompetensi Dasar: 4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
jaringan pada organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan
sistem pencernaan manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
Indikator Pembelajaran: 1. Peserta didik menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan uji enzim
ptialin
2. Peserta didik merancang kegiatan percobaan uji enzim ptialin secara langsung
3. Peserta didik menyimpulkan uji enzim ptialin berdasarkan hasil percobaan
130
I. Inisiasi
II. Rumusan Masalah
Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan diatas! Nyatakan dalam bentuk
pertanyaan!
Enzim ptialin adalah termasuk ke dalam enzim amilase yang berperan dalam
mengkatalisis/mempercepat proses hidrolisis pati menjadi gula sederhana. Dalam hal ini,
enzim ptialin mengkatalisis proses perombakan (degradasi) pati atau zat tepung menjadi
maltosa. Peristiwa perombakan oleh ptialin tersebut terjadi pada pati atau zat tepung yang
terkandung di dalam bahan makanan, seperti nasi ataupun kentang.
Dari hal itu bisa dikatakan bahwa fungsi enzim ptialin adalah untuk mempercepat proses
perombakan pati yang terkandung di dalam makanan menjadi gula sederhana, yaitu maltosa,
yang akan dimanfaatkan lebih lanjut oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Kesemuanya itu
terjadi di dalam mulut dan sepanjang saluran pencernaan manusia sebelum makanan
mencapai lambung yang asam.
Dalam menjalankan aksinya, enzim ptialin tidak memiliki banyak waktu di mulut, karena
pada umumnya makanan yang masuk akan segera ditelan. Meski makanan langsung ditelan,
ptialin masih tetap bisa menjalankan fungsinya selama makanan belum sampai ke lambung
yang kondisinya sangat asam, karena ptialin termasuk ke dalam enzim yang aktif pada pH
normal, sedangkan pada suasana asam akan terinaktivasi.
131
III. Hipotesis
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!
IV. Eksplorasi
Untuk membuat langkah kerja, kalian harus mencari referensi mengenai:
uji enzim ptialin terhadap waktu
uji enzim ptialin terhadap asam dan basa
dari buku paket Biologi kelas XI atau internet yang sesuai dengan alat dan
bahan yang sudah tercantum dibawah ini!
Alat:
6. Tabung reaksi
7. Rak tabung reaksi
8. Gelas beker
9. Pipet tetes
10. Stopwatch
Bahan:
8. Larutan kanji
9. Air liur
10. Larutan iodin
11. HCl
12. NaOH
132
V. Langkah Kerja
Tulislah langkah kerja dalam uji enzim ptialin!
VI. Formulasi
Tulislah hasil pengamatan yang telah didapat pada tabel yang sudah disediakan!
Tabung Bahan + perlakuan Warna awal Warna akhir
A Kanji + air liur + iodin (3 menit)
B Kanji + air liur + iodin (6 menit)
C Kanji + air liur + iodin (9 menit)
D HCl + kanji + air liur
E NaOH+ kanji + air liur
VII. Koleksi
1. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan warna pada tabung A, B dan C?
Apa arti perubahan warna tersebut?
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
133
2. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan warna pada tabung D dan E? Apa
arti perubahan warna tersebut?
3. Mengapa pemberian HCl dan NaOH dilakukan lebih dahulu daripada air liur?
4. Pada pH berapa enzim ptialin bekerja secara efektif?
5. Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan!
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Jawaban:
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
134
Nama :
Kelas :
Pertemuan 3
135
Gangguan Sistem Pencernaan
Kompetensi Dasar: 4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
jaringan pada organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan
sistem pencernaan manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
Tujuan Pembelajaran: 1. Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai gangguan pada organ
pencernaan manusia
2. Peserta didik menganalisis informasi mengenai gangguan pada organ
pencernaan manusia
3. Peserta didik menyimpulkan informasi mengenai gangguan pada organ
pencernaan manusia
136
I. Inisiasi
II. Rumusan Masalah
Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan diatas! Nyatakan dalam bentuk
pertanyaan!
III. Hipotesis
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!
Andi sangat menyukai makanan yang pedas. Suatu hari Andi
mengalami sakit perut. Ternyata sakit perut yang dialami Andi
dapat dipicu oleh makanan yang dimakan atau karena adanya
gangguan pada pencernaan yang membuat sulit untuk mencerna
makanan dengan baik. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
berbagai macam penyebab atau kondisi medis yang mendasari.
Sakit perut yang diderita Andi dapat bersumber dari organ-
organ yang terdapat dalam perut seperti lambung, usus halus,
usus besar, usus buntu, hati, kandung empedu, pankreas, dan
limpa.
137
IV. Alat dan Bahan
Alat Tulis
Lembar Kerja Siswa
Buku Paket Biologi Kelas XI
Internet dengan link yang relevan
V. Eksplorasi
Jawablah rumusan masalah yang telah kalian buat berdasarkan buku paket biologi
dan internet dengan link yang relevan.
Kesimpulan:
Jawaban:
138
Lampiran 4
Nama :
Pertemuan I
139
Menguji Kandungan Nutrisi pada Makanan
Kompetensi Dasar: 4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
jaringan pada organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan
sistem pencernaan manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik peserta didik mampu merancang kegiatan percobaan uji
kandungan nutrisi pada makanan secara langsung
2. Peserta didik mampu menyimpulkan uji kandungan nutrisi pada makanan
berdasarkan hasil percobaan
3. Peserta didik mampu membuat laporan tertulis uji kandungan nutrisi pada
makanan berdasarkan hasil percobaan
140
I. Dasar Teori
Zat Makanan Fungsi Contoh Sumber
Karbohidrat 1. Sumber sumber energi
2. Pengatur metabolisme
lemak.
3. Membantu pengeluaran feres
Padi, jagung, gandum,
singkong, kentang dan umbi-
umbian
Protein 1. Penghasil zat energi
2. Menghasilkan jaringan baru.
3. Membantu pemeliharaan
tekanan osmotik cairan dalam
tubuh.
4. Menjaga keseimbangan asam
basa dalam tubuh
Telur, ikan, daging, susu, kedela
dan kacang-kacangan
Lemak 1. Sebagai sumber energi
terbesar
2. Sebagai pelindung alat-alat
tubuh.
3. Pelarut vitamin A, D, E, dan
K.
Minyak goreng, susu, mentega,
keju, daging, telur dan kacang
tanah
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk tubuh kita. Karbohidrat terdiri atas unsur
karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Untuk mengetahui dan membuktikan ada tidaknya
kandungan karbohidrat dalam makanan dapat di uji dengan larutan lugol.
Protein
Seperti halnya karbohidrat, protein merupakan komponen organik. Akan tetapi, protein
berbeda dari karbohidrat dalam beberapa hal. Selain karbon, hidrogen, dan oksigen, protein
juga mengandung elemen lain seperti nitrogen, sulfur, dan posfor. Untuk membuktikan ada
atau tidak nya protein dengan menggunakan larutan biuret
Lemak
Lemak tersusun atas unsur, kabon, hidrogen, dan oksigen, tetapi mengandung proporsi
oksigen yang lebih sedikit dibandingkan dengan karbohidrat. Lemak diserap tubuh dalam
bentuk asam amino dan gliserol. Untuk mengetahui dan membuktikan ada tidaknya
kandungan lemak dalam makanan dapat di uji dengan kertas buram
141
II. Rumusan Masalah
Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan diatas! Nyatakan dalam bentuk
pertanyaan!
III. Hipotesis
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!
IV. Alat dan Bahan
Alat:
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Plat tetes
4. Gelas ukur
5. Pipet
6. Kertas koran
Bahan:
1. Nasi
2. Kentang
3. Roti
4. Putih telur
5. Susu
6. Minyak
7. Margarin
142
V. Langkah Kerja
VI. Hasil Pengamatan
Tulislah hasil pengamatan yang telah didapat pada tabel yang sudah disediakan!
No.
Bahan Makanan Reaksi dengan reagen (perubahan warna) Lemak Kandungan Zat
Lugol Biuret Benedict
1.
2.
3.
4.
LANGKAH KERJA:
A. Pengujian Karbohidrat
Bahan makanan yang ingin diketahui kandungan amilum ditetesi dengan larutan lugol.
Jika menunjukkan warna biru sampai hitam, berarti bahan makanan tersebut positif
mengandung amilum.
B. Pengujian Protein
Bahan makanan yang ingin diketahui kandungan protein ditetesi dengan reagen biuret.
Jika menunjukkan warna ungu, berarti bahan makanan tersebut positif mengandung
protein.
C. Pengujian Glukosa
Bahan makanan yang ingin diketahui kandungan glukosa ditetesi dengan reagen
benedict lalu dipanaskan. Jika menunjukkan warna orange, berarti bahan makanan
tersebut positif mengandung glukosa.
D. Pengujian Lemak
Dengan meletakkannya di atas kertas koran selama ±3menit. Jika meninggalkan noda,
berarti bahan makanan tersebut positif mengandung lemak.
143
VII. Diskusi
1. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung
amilum/karbohidrat?
2. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung
protein?
3. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung
glukosa?
5.
6.
7.
8.
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
144
4. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung lemak?
5. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang mengandung lebih
dari satu zat makanan?
6. Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan!
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Jawaban:
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
145
Nama :
Kelas :
Pertemuan 2
146
Pengaruh Enzim Ptialin terhadap Waktu dan pH
Kompetensi Dasar: 4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
jaringan pada organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan
sistem pencernaan manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
Indikator Pembelajaran: 1. Peserta didik menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan uji enzim
ptialin
2. Peserta didik merancang kegiatan percobaan uji enzim ptialin secara langsung
3. Peserta didik menyimpulkan uji enzim ptialin berdasarkan hasil percobaan
147
VIII. Dasar Teori
IX. Rumusan Masalah
Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan diatas! Nyatakan dalam bentuk
pertanyaan!
Enzim ptialin adalah termasuk ke dalam enzim amilase yang berperan dalam
mengkatalisis/mempercepat proses hidrolisis pati menjadi gula sederhana. Dalam hal ini,
enzim ptialin mengkatalisis proses perombakan (degradasi) pati atau zat tepung menjadi
maltosa. Peristiwa perombakan oleh ptialin tersebut terjadi pada pati atau zat tepung yang
terkandung di dalam bahan makanan, seperti nasi ataupun kentang.
Dari hal itu bisa dikatakan bahwa fungsi enzim ptialin adalah untuk mempercepat proses
perombakan pati yang terkandung di dalam makanan menjadi gula sederhana, yaitu maltosa,
yang akan dimanfaatkan lebih lanjut oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Kesemuanya itu
terjadi di dalam mulut dan sepanjang saluran pencernaan manusia sebelum makanan
mencapai lambung yang asam.
Dalam menjalankan aksinya, enzim ptialin tidak memiliki banyak waktu di mulut, karena
pada umumnya makanan yang masuk akan segera ditelan. Meski makanan langsung ditelan,
ptialin masih tetap bisa menjalankan fungsinya selama makanan belum sampai ke lambung
yang kondisinya sangat asam, karena ptialin termasuk ke dalam enzim yang aktif pada pH
normal, sedangkan pada suasana asam akan terinaktivasi.
148
X. Hipotesis
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!
XI. Alat dan Bahan
XII. Langkah Kerja
Percobaan I
1. Masukan larutan kanji ke dalam 3 tabung reaksi masing – masing 5 tetes
2. Tambahkan air liur sebanyak 5 tetes ke dalam tabung A Bdan C kemudian kocoklah.
3. Tabung reaksi A didamkan selama 3 menit lalu tambahkan 3 tetes iodin dan amati
hasilnya.
4. Lakukan hal yang sama pada tabung reaksi B dan C dengan menit 6 dan 9. Amati hasilnya
dan catat pada tabel pengamatan!
Percobaaan II
1. Masukan larutan kanji ke dalam 2 tabung reaksi masing – masing 10 tetes
2. Tambahkan 5 tetes HCl kedalam tabung D dan 5 tetes NaOH ke dalam tabung E
Alat:
7. Tabung reaksi
8. Rak tabung reaksi
9. Gelas beker
10. Pipet tetes
11. Stopwatch
Bahan:
8. Larutan kanji
9. Air liur
10. Larutan iodin
11. HCl
12. NaOH
149
3. Tambahkan 5 tetes air liur ke dalam tabung D dan E, kemudian kocoklah dan diamkan
selama kurang lebih 3 menit! Amati hasilnya dan catat pada tabel pengamatan!
XIII. Hasil Pengamatan
Tulislah hasil pengamatan yang telah didapat pada tabel yang sudah disediakan!
Tabung Bahan + perlakuan Warna awal Warna akhir
A Kanji + air liur + iodin (3 menit)
B Kanji + air liur + iodin (6 menit)
C Kanji + air liur + iodin (9 menit)
D HCl + kanji + air liur
E NaOH+ kanji + air liur
XIV. Diskusi
1. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan warna pada tabung A, B dan C?
Apa arti perubahan warna tersebut?
2. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan warna pada tabung D dan E? Apa
arti perubahan warna tersebut?
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
150
3. Mengapa pemberian HCl dan NaOH dilakukan lebih dahulu daripada air liur?
4. Pada pH berapa enzim ptialin bekerja secara efektif?
5. Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan!
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Jawaban:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Jawaban:
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
151
Nama :
Kelas :
152
Gangguan Sistem Pencernaan
Pertemuan 3
Kompetensi Dasar: 4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
jaringan pada organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan
sistem pencernaan manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
Tujuan Pembelajaran: 1. Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai gangguan pada organ
pencernaan manusia
2. Peserta didik menganalisis informasi mengenai gangguan pada organ
pencernaan manusia
3. Peserta didik menyimpulkan informasi mengenai gangguan pada organ
pencernaan manusia
153
I. Orientasi
II. Rumusan Masalah
Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan diatas! Nyatakan dalam bentuk
pertanyaan!
III. Hipotesis
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!
Andi sangat menyukai makanan yang pedas. Suatu hari Andi
mengalami sakit perut. Ternyata sakit perut yang dialami Andi
dapat dipicu oleh makanan yang dimakan atau karena adanya
gangguan pada pencernaan yang membuat sulit untuk mencerna
makanan dengan baik. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
berbagai macam penyebab atau kondisi medis yang mendasari.
Sakit perut yang diderita Andi dapat bersumber dari organ-
organ yang terdapat dalam perut seperti lambung, usus halus,
usus besar, usus buntu, hati, kandung empedu, pankreas, dan
limpa.
154
IV. Alat dan Bahan
Alat Tulis
Lembar Kerja Siswa
Buku Paket Biologi Kelas XI
Internet dengan link yang relevan
V. Mengumpulkan Data
Jawablah rumusan masalah yang telah kalian buat berdasarkan buku paket biologi
dan internet dengan link yang relevan.
Kesimpulan :
Jawaban:
185
Lampiran 7
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
Lampiran 8
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
Lampiran 9
Kisi-Kisi Instrumen
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan
gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia.
4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap
individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan
Indikator Jenjang kognitif Jumlah
Soal C3 C4 C5 C6
Mengidentifikasi jenis-jenis
makanan berserta fungsinya
berdasarkan data
Mengidentifikasi jenis-jenis makanan
berserta fungsinya berdasarkan data
1* 3
Menganalisis fungsi zat makanan 2*
Menampilkan data mengenai
kandungan zat pada makanan
4
Mengumpulkan informasi tentang
pola makan dan menu seimbang
Mengumpulkan informasi tentang
pola makan dan menu seimbang
12* 2
Menganalisis nilai gizi berdasarkan
kandungan
3
Menyelidiki informasi mengenai
fungsi organ-organ pencernaan
manusia
Menyelidiki informasi mengenai
fungsi organ-organ pencernaan
manusia
5 4
Menampilkan data mengenai organ
pencernaan manusia beserta enzim
yang dihasilkan
6* 9
Menganalisis fungsi organ 7
211
pencernaan pada sistem pencernaan
Merumuskan penjelasan terkait uji
aktivitas enzim ptialin
8*
Menentukan proses pencernaan
yang terjadi pada organ pencernaan
manusia
Menentukan proses pencernaan yang
terjadi pada organ pencernaan
manusia
10* 2
Mengaitkan struktur organ
pencernaan dengan proses
pencernaan manusia
11*
Menganalisis gangguan atau
kelainan pada sistem pencernaan
Menganalisis gangguan atau kelainan
pada sistem pencernaan
13* 3
Menganalisis penyebab gangguan
terjadinya pada sistem pencernaan
14*
Menyimpulkan jenis gangguan
sistem pencernaan berdasarkan data
15
Keterangan (*) : Soal yang valid
212
Lampiran 10
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 7,09
Simpang Baku= 3,52
KorelasiXY= 0,80
Reliabilitas Tes= 0,89
Butir Soal= 15
Jumlah Subyek= 35
Nama berkas: D:\SKRIPSI HANI\HASIL ANATES\PILIHAN GANDA METAKOGNITIF.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 100,00 Sedang 0,787 Sangat Signifikan
2 2 100,00 Sedang 0,787 Sangat Signifikan
3 3 100,00 Sedang 0,787 Sangat Signifikan
4 4 -11,11 Sedang -0,081 -
5 5 33,33 Sukar 0,111 -
6 6 66,67 Sedang 0,609 Sangat Signifikan
7 7 33,33 Sedang 0,232 -
8 8 55,56 Sangat Mudah 0,622 Sangat Signifikan
9 9 44,44 Sedang 0,159 -
10 10 55,56 Sukar 0,634 Sangat Signifikan
11 11 77,78 Sukar 0,750 Sangat Signifikan
12 12 77,78 Sukar 0,750 Sangat Signifikan
13 13 55,56 Sangat Mudah 0,622 Sangat Signifikan
14 14 66,67 Sedang 0,609 Sangat Signifikan
15 15 11,11 Sedang 0,289 -
213
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 18,89
Simpang Baku= 5,18
KorelasiXY= 0,71
Reliabilitas Tes= 0,83
Butir Soal= 15
Jumlah Subyek= 35
Nama berkas: D:\SKRIPSI HANI\HASIL ANATES\PENGETAHUAN DEKLARATIF.AUR
No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 2,77 13,89 Sedang 0,651 Sangat Signifikan
2 2 4,26 27,78 Sedang 0,804 Sangat Signifikan
3 3 3,46 25,00 Sukar 0,777 Sangat Signifikan
4 4 3,20 22,22 Sangat Mudah 0,598 Signifikan
5 5 2,92 25,00 Sukar 0,676 Sangat Signifikan
6 6 3,20 22,22 Sangat Mudah 0,790 Sangat Signifikan
7 7 0,92 5,56 Sedang 0,279 -
8 8 4,60 36,11 Sukar 0,503 Signifikan
9 9 4,60 36,11 Sukar 0,503 Signifikan
10 10 4,26 27,78 Sedang 0,804 Sangat Signifikan
11 11 0,60 2,78 Sukar -0,060 -
12 12 1,41 11,11 Sedang 0,509 Signifikan
13 13 4,26 27,78 Sedang 0,804 Sangat Signifikan
14 14 2,09 13,89 Sedang 0,273 -
15 15 0,78 11,11 Sedang 0,234 -
214
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 23,94
Simpang Baku= 4,46
KorelasiXY= 0,64
Reliabilitas Tes= 0,78
Butir Soal= 15
Jumlah Subyek= 35
Nama berkas: D:\SKRIPSI HANI\HASIL ANATES\PENGETAHUAN PROSEDURAL.AUR
No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 1... 44,44 Sedang 0,885 Sangat Signifikan
2 2 -... -2,78 Sedang -0,079 -
3 3 2,77 13,89 Sedang 0,521 Signifikan
4 4 7,07 41,67 Sedang 0,845 Sangat Signifikan
5 5 5,29 19,44 Sedang 0,562 Signifikan
6 6 0,92 5,56 Sedang 0,142 -
7 7 1,51 5,56 Sedang 0,136 -
8 8 5,29 19,44 Sedang 0,653 Sangat Signifikan
9 9 2,00 11,11 Sedang 0,419 -
10 10 5,84 38,89 Sedang 0,651 Sangat Signifikan
11 11 0,00 0,00 Sedang -0,103 -
12 12 0,46 2,78 Sedang 0,090 -
13 13 5,29 19,44 Sedang 0,598 Signifikan
14 14 2,14 11,11 Sedang 0,297 -
15 15 1... 44,44 Sedang 0,885 Sangat Signifikan
215
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 23,80
Simpang Baku= 4,26
KorelasiXY= 0,59
Reliabilitas Tes= 0,74
Butir Soal= 15
Jumlah Subyek= 35
Nama berkas: D:\SKRIPSI HANI\HASIL ANATES\PENGETAHUAN KONDISIONAL.AUR
No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 4,47 27,78 Sedang 0,691 Sangat Signifikan
2 2 0,50 2,78 Sedang 0,114 -
3 3 0,40 2,78 Sedang 0,266 -
4 4 1,80 13,89 Sedang 0,443 -
5 5 4,47 27,78 Sedang 0,666 Sangat Signifikan
6 6 2,40 19,44 Sedang 0,310 -
7 7 2,14 11,11 Sedang 0,335 -
8 8 3,41 22,22 Sedang 0,481 -
9 9 3,40 19,44 Sedang 0,594 Signifikan
10 10 3,50 19,44 Sedang 0,522 Signifikan
11 11 4,37 25,00 Sedang 0,552 Signifikan
12 12 4,00 16,67 Sedang 0,557 Signifikan
13 13 2,68 16,67 Sedang 0,368 -
14 14 3,50 19,44 Sedang 0,545 Signifikan
15 15 3,58 22,22 Sedang 0,534 Signifikan
216
Lampiran 11
KISI-KISI INSTRUMEN TES
Nama Sekolah : SMA Negeri 34 Alokasi Waktu : 45 Menit
Mata Pelajaran : Biologi Jumlah Soal : 15 soal
Kurikulum Acuan : Kurikulum 2013 Jenis Soal : Pilihan Ganda
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan manusia
melalui berbagi bentuk media presentasi.
No Indikator Jenjang
Kognitif
Nomor
Soal
Soal Kunci Jawaban Skor
1. 3.7.1
Mengidentifikasi
jenis-jenis makanan
berserta fungsinya
berdasarkan data
C4 1 Perhatikan tabel dibawah ini!
Sumber Fungsi
A. Beras, kentang
dan jagung
1. Penghasil energi
dan mengganti
sel-sel tubuh yang
rusak
B. kacangan, tempe
(nabati), telur
(hewani)
2. Sumber energi
dan cadangan
makanan
C. Daging dan susu 3. Berperan dalam
pertumbuhan dan
pembentukan sel
dan
mempertahankan
fungsi jaringan
E 4
217
supaya normal
D. Wortel dan
minyak ikan
4. Melindungi tubuh
dari suhu
lingkungan yang
rendah dan
penghasil energi
Berdasarkan tabel diatas manakah yang benar
antara jenis makanan dan fungsinya ...
A. B dan 2
B. A dan 3
C. D dan 1
D. A dan 4
E. B dan 1
Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat
menjawab fungsi protein? Jelaskan!
1. Informasi mengenai jenis
makanan
2. Informasi mengenai jenis
makanan dan fungsinya
3. Informasi mengenai
makanan bergizi
4. Informasi mengenai uji zat
makanan
Menyebutkan 4 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 3 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 2 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 1 kunci jawaban
diatas
4
3
2
1
218
Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab
soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti
yang kamu kemukakan pada nomor satu!
1. Mencari informasi
mengenai jenis
makanan
2. Mencari informasi
mengenai jenis
makanan dan
fungsinya
3. Mencari informasi
mengenai makanan
bergizi
4. Mencari informasi
mengenai uji zat
makanan
Menyebutkan 4 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
4
3
2
1
Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui jenis makanan dan fungsinya
bagi tubuh?
Disaat menjelaskan fungsi zat
zat makanan bagi tunuh
dengan tepat yang
diidentifikasi dalam zat pada
makanan dalam makanan
bergizi
Menjelaskan dengan spesifik
kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan dengan tidak
4
219
spesifik kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan
strategi pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan tidak spesifik kapan
dan mengapa menggunkan
strategi pada soal nomor 2
3
2
1
2. Menganalisis fungsi zat
makanan
C4 2 Zat-zat makanan terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, air,
mineral dan vitamin. Dari zat-zat makanan tersebut yang
dikategorikan memiliki fungsi sebagai pelindung adalah...
A. Lemak dan protein
B. Vitamin dan mineral
C. Karbohidrat dan lemak
D. Air dan protein
E. Lemak dan mineral
B 4
Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat
menjawab soal diatas? Jelaskan!
1. Pengetahuan mengenai
macam-macam zat pada
makanan
2. Pengetahuan fungsi zat
pada makanan
3. Pengetahuan zat makanan
makro dan mikro
4. Pengetahuan makanan
bergizi
Menyebutkan 4 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 3 kunci jawaban
diatas
4
3
220
Menyebutkan 2 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 1 kunci jawaban
diatas
2
1
Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab
soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti
yang kamu kemukakan pada nomor satu!
1. Mencari informasi
mengenai macam-macam
zat pada makanan
2. Mencari informasi
mengenai fungsi zat pada
makanan
3. Mencari informasi
mengenai zat makanan
makro dan mikro
4. Mencari informasi
mengenai makanan
bergizi
Menyebutkan 4 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
4
3
2
1
Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui zat-zat makanan tersebut
dikategorikan memiliki fungsi sebagai pelindung?
Disaat menjelaskan fungsi
zat-zat pada makanan dengan
tepat yang diidentifikasi
dalam zat pada makanan
dalam makanan bergizi
Menjelaskan dengan spesifik
4
221
kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada soal
nomor 2
Menjelaskan dengan tidak
spesifik kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan
strategi pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan tidak spesifik kapan
dan mengapa menggunkan
strategi pada soal nomor 2
3
2
1
Wacana untuk soal nomor 3
Menu seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi. Kekurangan gizi pada salah satu makanan dengan pemberian menu seimbang
dapat dicukupi oleh makanan lain. Untuk itu pemberian menu seimbang dengan makanan yang beraneka ragam sangat dibutuhkan dalam memenuhi kecukupan gizi. Pola
menu seimbang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi. Susunan makanan yang dihidangkan dapat memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan juga
aktivitas yang dilakukan.
3 Mengumpulkan
informasi tentang pola
makan dan menu
seimbang
C4 12 Makanan seimbang adalah makanan yang dapat memberikan...
A. Banyak karbohidrat, protein dan lemak
B. Banyak vitamin dan mineral
C. Banyak lemak tetapi sedikit protein
D. Semua jenis nutrisi dalam jumlah mencukupi
E. Kecukupan kalori untuk aktivitas ringan
D 4
Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat
menjawabsoal diatas? Jelaskan!
1. Pengetahuan mengenai
pengertian makanan
seimbang
2. Pengetahuan mengenai
kebutuhan gizi
3. Pengetahuan mengenai
222
kandungan dalam
makanan seimbang
4. Pengetahuan mengenai
pola makan yang baik
Menyebutkan 4 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 3 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 2 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 1 kunci jawaban
diatas
4
3
2
1
Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab
soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti
yang kamu kemukakan pada nomor satu!
1. Mencari informasi
mengenai pengertian
makanan seimbang
2. Mencari informasi
mengenai akan
kebutuhan gizi
3. Mencari informasi
mengenai kandungan
dalam makanan
seimbang
4. Mencari informasi
mengenai pola makan
yang baik
Menyebutkan 4 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
4
3
2
1
223
strategi sesuai kunci diatas
Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui pentingnya makanan
seimbang untuk tubuh?
Disaat untuk menjelaskan
makanan seimbang dengan
tepat yang diidentifikasi
dengan kebutuhan gizi dalam
pola makan yang baik
Menjelaskan dengan spesifik
kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada soal
nomor 2
Menjelaskan dengan tidak
spesifik kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan
strategi pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan tidak spesifik kapan
dan mengapa menggunkan
strategi pada soal nomor 2
4
3
2
1
4 Menampilkan data
mengenai kandungan
zat pada makanan
C4 4 Seorang siswa menguji bahan A dan menghasilkan data sebagai
berikut:
Bahan
makanan
Reagen
Fehling
A+B
Biuret Lugol
A Cokelat Ungu Biru tua
Dari uji hasil zat makanan diatas, dapat disimpulkan
bahwa X...
E 4
224
A. Mengandung protein saja
B. Mengandung gula dan protein
C. Mengandung karbohidrat
D. Mengandung gula dan karbohidrat
E. Mengandung karbohidrat dan protein
Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat
menjawab soal nomor 1? Jelaskan!
1. Pengetahuan tentang
zat-zat pada makanan
2. Pengetahuan fungsi
reagen
3. Pengetahuan uji coba
makanan
4. Pengetahuan fungsi
zat makanan
Menyebutkan 4 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 3 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 2 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 1 kunci jawaban
diatas
4
3
2
1
Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab
soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti
yang kamu kemukakan pada nomor satu!
1. Mencari informasi
tentang zat-zat pada
makanan
2. Mencari informasi
tentang fungsi reagen
3. Mencari informasi
tentang uji coba
makanan
4. Mencari informasi
tentang fungsi zat
makanan
225
Menyebutkan 4 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
4
3
2
1
Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui fungsi reagen fehling A+B,
biuret dan lugol?
Disaat untuk menguji
kandungan pada suatu
makanan dan mengetahui
kegunaan reagen serta fungsi
zat makanan untuk tubuh
Menjelaskan dengan spesifik
kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada soal
nomor 2
Menjelaskan dengan tidak
spesifik kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan
strategi pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan tidak spesifik kapan
dan mengapa menggunkan
strategi pada soal nomor 2
4
3
2
1
5 Menyelidiki informasi
mengenai fungsi organ-
organ pencernaan
C6 5 Perhatikan gambar dibawah ini!
C 4
226
manusia
Berdasarkan gambar diatas, pernyataan manakah yang tepat
mengenai organ pencernaan beserta fungsinya?
A. 1 menghasilan enzim HCl
B. 2 menghasilkan enzim tripsin
C. 4 menghasilkan enzim maltase
D. 4 menghasilkan enzim renin
E. 5 menghasilkan enzim laktase
Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat
menjawab organ pencernaan beserta fungsinya?
Jelaskan!
1. pengertian sistem
pencernaan
2. Pengetahuan mengenai
struktur organ
pencernaan
3. Pengetahuan mengenai
organ pencernaan dan
fungsinya
4. Pengetahuan mengenai
proses pencernaan
Menyebutkan 4 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 3 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 2 kunci jawaban
diatas
4
3
2
227
Menyebutkan 1 kunci jawaban
diatas
1
Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab
soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti
yang kamu kemukakan pada nomor satu!
1. Mencari informasi
tentang pengertian
sistem pencernaan
2. Mencari informasi
tentang struktur organ
pencernaan
3. Mencari informasi
tentang organ
pencernaan beserta
fungsinya
4. Mencari informasi
tentang proses
pencernaan
Menyebutkan 4 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
4
3
2
1
Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahu fungsi pada organ-organ
pencernaan?
Disaat untuk menjelaskan
organ pencernaan beserta
fungsinya dengan tepat dan
mengetahui struktur organ
serta proses pencernaan
Menjelaskan dengan spesifik
kapan dan mengapa
4
228
mengguankan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan tidak dengan
spesifik kapan dan mengapa
menggunakan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunakan
strategi pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu tidak
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunakan
strategi pada soal nomor 2
3
2
1
6 Menampilkan data
mengenai organ
pencernaan manusia
beserta enzim yang
dihasilkan
C4 6 Perhatikan tabel dibawah ini!
Nomor Organ Enzim
yang
dihasilan
Fungsi
I Mulut Ptialin Amilum
maltosa
II Lambung Pepsin Protein pepton
III Pankreas Renin Kaseinogen
kasein
IV Usus
Halus
Lipase Gliserol asam
lemak
V Pankreas Maltase Maltosa glukosa
Berdasarkan tabel diatas manakah yang benar antara organ
pencernaan manusia beserta enzim yang dihasilkan ...
A. I, II dan IV
B. I, II dan III
C. II, III dan IV
D. I, III dan V
E. III, IV dan V
A 4
229
Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat
menjawab enzim yang terdapat pada organ
pencernaan? Jelaskan!
1. Pengetahuan mengenai
fungsi enzim
2. Pengetahuan mengenai
struktur organ
pencernaan
3. Pengetahuan mengenai
organ pencernaan dan
fungsinya
4. Pengetahuan mengenai
proses pencernaan
Menyebutkan 4 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 3 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 2 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 1 kunci jawaban
diatas
4
3
2
1
Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab
soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti
yang kamu kemukakan pada nomor satu!
1. Mencari informasi
tentang fungsi enzim
pencernaan
2. Mencari informasi
tentang struktur organ
pencernaan
3. Mencari informasi
tentang organ
pencernaan beserta
fungsinya
4. Mencari informasi
tentang proses
pencernaan
Menyebutkan 4 langkah/
4
230
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
3
2
1
Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui enzim yang terdapat pada
organ pencernaan?
Disaat untuk menjelaskan
fungsi enzim pada pencernaan
dengan tepat dan mengetahui
struktur organ serta proses
pencernaan
Menjelaskan dengan spesifik
kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan tidak dengan
spesifik kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada soal
nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu tidak
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
pada soal nomor 2
4
3
2
1
7 Menganalisis fungsi
organ pencernaan pada
sistem pencernaan
C4 7 Setelah makanan memasuki usus 12 jari, pankreas melepaskan
natrium bikarbonat. Sehingga terjadi peristiwa...
A. Lemak diemulsikan
B. Menghidrolisis lemak
C 4
231
C. Penetralan makanan yang dicerna
D. Pengumpulan protein susu
E. Menghasilkan enzim amilase
Deklaratif 1. Informasi apa saja yang dibutuhkan untuk menjawab
soal diatas? Jelaskan!
1.Pengetahuan mengenai
fungsi usus 12 jari
2.Pengetahuan mengenai
struktur organ
pencernaan
3.Pengetahuan mengenai
organ pencernaan dan
fungsinya
4.Pengetahuan mengenai
proses pencernaan
Menyebutkan 4 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 3 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 2 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 1 kunci
jawaban diatas
4
3
2
1
Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab
soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti
yang kamu kemukakan pada nomor satu!
1. Mencari informasi tentang
fungsi enzim
pencernaan
2. Mencari informasi tentang
struktur organ
pencernaan
3.Mencari informasi tentang
organ pencernaan beserta
fungsinya
4.Mencari informasi tentang
proses pencernaan
232
Menyebutkan 4 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
4
3
2
1
Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui proses makanan yang
terjadi pada usus 12jari?
Disaat menjelaskan fungsi
enzim pada pencernaan dan
menjelaskan fungsi usus 12
jari.
Menjelaskan dengan spesifik
kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan tidak dengan
spesifik kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu tidak
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
pada soal nomor 2
4
3
2
1
Soal wacanan untuk nomo 8 dan 9
Dalam menjalankan aksinya, enzim ptialin tidak memiliki banyak waktu di mulut, karena pada umumnya makanan yang masuk akan segera ditelan. Meski makanan langsung
ditelan, ptialin masih tetap bisa menjalankan fungsinya selama makanan belum sampai ke lambung yang kondisinya sangat asam, karena ptialin termasuk ke dalam enzim
233
yang aktif pada pH normal, sedangkan pada suasana asam akan terinaktivasi.
8 Merumuskan penjelasan
terkait uji aktivitas
enzim ptialin
C4 8 Bagaimana rumusan masalah yang tepat berdasarkan pernyataan
diatas ...
A. Bagaimana pengaruh pH terhadap aktivitas enzim ptialin?
B. Bagaimana ciri-ciri enzim ptialin?
C. Bagaimana fungsi enzim ptialin didalam mulut?
D. Apakah enzim ptialin penting untuk tubuh?
E. Mengapa enzim ptialin hanya terdapat didalam mulut?
A 1
1. Informasi apa saja yang dibutuhkan untuk menjawab
soal diatas? Jelaskan!
a. Infromasi mengenai enzim
pencernaan
b. Informasi mengenai
aktivitas enzim
c. Informasi mengenai organ
pencernaan beserta
fungsinya
d. Informasi mengenai
proses pencernaan
Menyebutkan 4 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
4
3
2
1
2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab
soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti
yang kamu kemukakan pada nomor satu!
1. Mencari informasi tentang
fungsi enzim
pencernaan
2. Mencari informasi tentang
aktivitas enzim
234
3. Mencari informasi
tentang organ pencernaan
beserta fungsinya
4. Mencari informasi tentang
proses pencernaan
Menyebutkan 4 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
4
3
2
1
3. Disaat kapan kamu mengetahui rumusan masalah yang
tepat tentang aktivitas enzim ptialin!
Disaat mengetahui enzim yang
dihasilkan pada organ
pencernaan dan aktivitas
enzim
Menjelaskan dengan spesifik
kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan tidak dengan
spesifik kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu tidak
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
4
3
2
1
235
pada soal nomor 2
9 Membuat hipotesis
tentang permasalahan
yang dikaji
C6 9 Bagaimana hipotesis yang tepat berdasarkan pernyataan diatas
...
A. Jika enzim ptialin menjalankan aksinya dalam mulut,
maka membutuhkan waktu
B. Jika enzim ptialin menjalankan aksinya dalam mulut,
maka pH pasti basa
C. Jika memakan makanan yang asam, maka enzim
ptialin tidak bekerja
D. Jika pH dalam mulut normal, maka enzim ptialin
akan menjalankan aksinya dengan baik
E. Jika makanan sudah sampai lambung, maka enzim
ptialin tetap menjalankan aksinya
D 4
1. Informasi apa saja yang dibutuhkan untuk menjawab
soal diatas? Jelaskan!
1.Infromasi mengenai enzim
pencernaan
2. Informasi mengenai
aktivitas enzim
3. Informasi mengenai organ
pencernaan beserta
fungsinya
4. Informasi mengenai
proses pencernaan
Menyebutkan 4 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
4
3
2
1
236
2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab
soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti
yang kamu kemukakan pada nomor satu!
1. Mencari informasi tentang
fungsi enzim
pencernaan
2. Mencari informasi tentang
aktivitas enzim
3. Mencari informasi tentang
organ pencernaan beserta
fungsinya
4. Mencari informasi tentang
proses pencernaan
Menyebutkan 4 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
4
3
2
1
4. Disaat kapan kamu mengetahui hipotesis yang tepat
tentang aktivitas enzim ptialin!
Disaat mengetahui enzim
yang dihasilkan pada
organ pencernaan dan
aktivitas enzim
Menjelaskan dengan spesifik
kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan tidak dengan
spesifik kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan spesifik kapan dan
4
3
2
237
mengapa menggunkan strategi
pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu tidak
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
pada soal nomor 2
1
10 Menentukan proses
pencernaan yang terjadi
pada organ pencernaan
manusia
C3 10 Berikut ini proses pencernaan yang tepat yang terjadi di dalam
lambung ...
A. Di dalam lambung makanan dicerna secara mekanik
sehingga menjadi bolus
B. Makanan yang mengandung lemak akan diubah
menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase
C. Terjadi penyerapan air
D. Makanan akan dilumati oleh pepsin untuk dapat
diserap oleh tubuh
E. Terjadi pembusukan sisa makanan oleh bakteri
Escherichia coli
B 4
Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk
dapat menjawab proses pencernaan pada
organ lambung? Jelaskan!
1.Pengetahuan mengenai
lambung
2.Pengetahuan mengenai
struktur organ
pencernaan
3.Pengetahuan mengenai
organ pencernaan dan
fungsinya
4.Pengetahuan mengenai
proses pencernaan
Menyebutkan 4 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 3 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 2 kunci jawaban
4
3
2
238
diatas
Menyebutkan 1 kunci jawaban
diatas
1
Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab
soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu seperti yang
kamu kemukakan pada nomor satu!
1. Mencari informasi
tentang kerja lambung
2. Mencari informasi
tentang struktur organ
pencernaan
3. Mencari informasi
tentang organ
pencernaan beserta
fungsinya
4. Mencari informasi
tentang proses
pencernaan
Menyebutkan 4 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
4
3
2
1
Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui proses pencernaan yang
terjadi di dalam lambung?
Disaat untuk menjelaskan
kerja lambung pada
pencernaan dengan tepat dan
mengetahui struktur organ
serta proses pencernaan
Menjelaskan dengan spesifik
kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
4
239
soal nomor 2
Menjelaskan tidak
denganspesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu tidak
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
pada soal nomor 2
3
2
1
11 Mengaitkan struktur
organ pencernaan
dengan proses
pencernaan manusia
C5 11 Berdasarkan strukturnya, pada permukaan usus halus terdapat
banyak vili. Bagaimana kaitannya struktur tersebut
didalam proses pencernaan makanan?
A. Memperluas proses pencernaan makanan
B. Mempermudah penyerapan air
C. Memperluas bidang penyerapan sari-sari makanan
D. Memperlancar jalannya proses pencernaan
E. Tidak mempengaruhi terhadap proses pencernaan
C 4
Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat
menjawab kaitannya struktur dalam proses pencernaan
pada usus halus? Jelaskan!
1. Pengetahuan mengenai
usus halus
2. Pengetahuan mengenai
struktur organ
pencernaan
3. Pengetahuan mengenai
organ pencernaan dan
fungsinya
4. Pengetahuan mengenai
proses pencernaan
Menyebutkan 4 kunci jawaban
4
240
diatas
Menyebutkan 3 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 2 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 1 kunci jawaban
diatas
3
2
1
Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk mengetahui
kaitannya struktur dalam proses pencernaan pada usus
halus!
1. Mencari informasi
tentang kerja usus
halus
2. Mencari informasi
tentang struktur organ
pencernaan
3. Mencari informasi
tentang organ
pencernaan beserta
fungsinya
4. Mencari informasi
tentang proses
pencernaan
Menyebutkan 4 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
4
3
2
1
Kondisional 3. Disaat kapan kamu mengetahui fungsi struktur vili didalam
proses pencernaan makanan?
Disaat untuk menjelaskan
kerja usus halus pada
pencernaan dengan tepat dan
mengetahui struktur organ
241
serta proses pencernaan
Menjelaskan dengan spesifik
kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan tidak dengan
spesifik kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu tidak
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
pada soal nomor 2
4
3
2
1
12 Menganalisis nilai gizi
berdasarkan kandungan
C4 3 Permasalahan gizi di Indonesia mengalami perubahan yang
dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat. Oleh karena itu,
pemerintah pun menyesuaikan anjuran pola makan sehat
dengan gizi masyarakat. Tetapi, nilai gizi suatu makanan
tidak dideskripsikan berdasarkan...
A. Kandungan protein, lemak dan karbohidrat
B. Kandungan vitamin dan mineral
C. Kandungan serat nabati
D. Mudah dicerna dan mudah diolah
E. Kandungan zat aditif
D 4
Deklaratif 1. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat
menjawab urutan peristiwa sisa makanan? Jelaskan!
1. Pengetahuan mengenai
makanan sehat
2. Pengetahuan mengenai
makanan bergizi
3. Pengetahuan mengenai
242
nilai gizi
4. Pengetahuan mengenai
kriteria makanan
bermutu
Menyebutkan 4 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 3 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 2 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 1 kunci jawaban
diatas
4
3
2
1
Prosedural 2. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk mengetahui
urutan peristiwa sisa makanan?Jelaskan!
1. Mencari informasi
tentang macam-macam
makanan sehat
2. Mencari informasi
tentang macam-macam
makanan bergizi
3. Mencari informasi
tentang nilai gizi suatu
makanan
4. Mencari informasi
tentang kriteria makanan
bermutu
Menyebutkan 4 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
4
3
2
1
243
strategi sesuai kunci diatas
Kondisional 3.Disaat kapan kamu nilai gizi suatu makanan tidak
dideskripsikan?
Disaat mengetahui macam-
macam makanan sehat dan
bergizi serta kriteria makanan
bermutu pada makanan
Menjelaskan dengan spesifik
kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan tidak dengan
spesifik kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu tidak
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan
strategi pada soal nomor 2
4
3
2
1
Budi menderita penyakit apendiksitis atau usus buntu. Usus buntu merupakan penonjolan kecil yang berbentuk seperti jari, yang terdapat di usus besar, tepatnya di daerah
perbatasan dengan usus halus. Usus buntu mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh, tapi bukan merupakan organ yang penting.
Penyebab apendisitis belum sepenuhnya dimengerti. Pada kebanyakan kasus, peradangan dan infeksi usus buntu mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus
buntu. Bila peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah.
13 Menganalisis gangguan
atau kelainan pada
sistem pencernaan
C4 13 1. Dari uraian diatas, hipotesis yang dapat dirumuskan
adalah....
A. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi
peradangan pada usus buntu
B. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi
A 4
244
pembengkakan vena di usus buntu dan anus
C. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi
peradangan pada lambung
D. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi
peradangan pada usus halus akibat bakteri
E. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi
penyempitan pada usus buntu
Deklaratif 2. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat soal
nomor satu? Jelaskan!
1. Informasi mengenai
pengertian apendisitis
2. Informasi mengenai
penyebab apendisitis
3. Informasi mengenai ciri-
ciri penyakit apendisitis
4. Informasi mengenai
organ yang mengalami
gangguan
Menyebutkan 4 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 3 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 2 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 1 kunci jawaban
diatas
4
3
2
1
Prosedural 3.Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal
nomor satu!
1. Mencari informasi tentang
gangguan pada
pencernaan
2. Mencari informasi tentang
penyebab gangguan pada
pencernaan
3. Mencari informasi tentang
akibat gangguan pada
245
pencernaan
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Tidak menyebutkan
langkah/strategi sesuai
kunci diatas
4
3
2
1
Kondisional 4. Disaat kapan kamu mengetahui penyakit apendisitis?
Disaat akan
mengidentifikasi suatu
penyakit berdasarkan ciri-
ciri dan penyebab nya serta
melakukan pencegahan
terhadap penyakit pada
pencernaan
Menjelaskan dengan spesifik
kapan dan mengapa
menggunkan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan tidak
denganspesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu tidak
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunkan strategi
4
3
2
1
246
pada soal nomor 2
Menganalisis penyebab
gangguan terjadinya
pada sistem pencernaan
C4 14 1. Beberapa orang yang mengalami sakit usus buntu
biasanya harus mengalami operasi usus buntu.
Mengapa hal tersebut perlu dilakukan...
A. Karena makanan yang masuk kedalam usus buntu akan
membusuk dan tidak dapat dikeluarkan
B. Karena usus buntu tempat berkembangnya bakteri
C. Karena usus buntu adalah saluran buntu sehingga tidak
boleh dilewati makanan
D. Karena usus buntu merupakan usus yang berperan
penting dalam menghasilkan enzim
E. Karena makanan yang masuk kedalam usus buntu tidak
akan terserap
A 4
Deklaratif 2. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat soal
nomor satu? Jelaskan!
1. Informasi mengenai
pengertian usus buntu
2. Informasi mengenai
penyebab usus buntu
3. Informasi mengenai
penyakit usus buntu
4. Informasi mengenai
bahaya usus buntu
Menyebutkan 4 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 3 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 2 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 1 kunci jawaban
diatas
4
3
2
1
247
Prosedural 3. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal
nomor satu!
1. Mencari informasi tentang
organ usus buntu
2. Mencari informasi tentang
ciri-ciri penyakit usus
buntu
3. Mencari informasi tentang
penyebab usus buntu
4. Mencari informasi tentang
mengenai bahaya usus
buntu
Menyebutkan 4 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
4
3
2
1
Kondisional 4. Disaat kapan kamu mengetahui orang yang mengalami sakit
usus buntu biasanya harus mengalami operasi usus buntu?
Disaat ada informasi
mengenai usus buntu dan
mengidentifikasi suatu
penyakit termasuk usus
buntu atau bukan serta
mengetahui bahaya usus
buntu
Menjelaskan dengan spesifik
kapan dan mengapa
menggunakan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan tidak dengan
spesifik kapan dan mengapa
menggunakan strategi pada
4
3
248
soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunakan
strategi pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu tidak
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunakan
strategi pada soal nomor 2
2
1
Menyimpulkan jenis
gangguan sistem
pencernaan berdasarkan
data
C5 15 1. Perhatikan ciri-ciri gangguan sistem penceraan berikut
ini!
1). Asam lambung yang berlebihan
2) Disebabkan oleh mikroorganisme atau pola makan
yang tidak teratur
3) Peradangan pada lambung
Berdasarkan ciri-ciri diatas, jenis gangguan sistem
pencernaan tersebut adalah...
A. Konstipasi
B. Apendisitis
C. Gastritis
D. Faringitis
E. Konstipasi
C 4
Deklaratif 2. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat soal
nomor satu? Jelaskan!
1. Informasi mengenai
gangguan pada sistem
pencernaan manusia
2. Informasi mengenai
penyebab gangguan pada
sistem pencernaan
3. Informasi mengenai
mikroorganisme pada
sistem pencernaan
249
4. Informasi mengenai organ
pencernaan lambung
Menyebutkan 4 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 3 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 2 kunci jawaban
diatas
Menyebutkan 1 kunci jawaban
diatas
4
3
2
1
Prosedural 3. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab
soal nomor satu!
1. Mencari informasi
tentang gangguan pada
sistem pencernaan
manusia
2. Mencari informasi
tentang penyebab
gangguan pada sistem
pencernaan
3. Mencari informasi
tentang mikroorganisme
pada sistem pencernaan
4. Mencari informasi
tentang organ
pencernaan lambung
Menyebutkan 4 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 3 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 2 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
Menyebutkan 1 langkah/
strategi sesuai kunci diatas
4
3
2
1
250
Kondisional 4. Disaat kapan kamu ciri-ciri gangguan yang terjadi pada
sistem pencernaan?
Disaat untuk menjelaskan
penyebab gangguan pada
sistem pencernaan manusia
dan mengetahui ciri-ciri
gangguan pada sistem
pencernaan lambung
Menjelaskan dengan spesifik
kapan dan mengapa
menggunakan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan tidak dengan
spesifik kapan dan mengapa
menggunakan strategi pada
soal nomor 2
Menjelaskan salah satu
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunakan
strategi pada soal nomor 2
Menjelaskan salah satu tidak
dengan spesifik kapan dan
mengapa menggunakan
strategi pada soal nomor 2
4
3
2
1
251
Lampiran 12
SOAL PRETEST DAN POSTEST
Nama :
Kelas :
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan dan
mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan proses pencernaan
serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem pencernaan manusia melalui studi
literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada organ-organ
pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan manusia melalui berbagi bentuk
media presentasi.
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas!
1. Perhatikan tabel dibawah ini!
Sumber Fungsi
A. Beras, kentang dan jagung 1. Penghasil energi dan
mengganti sel-sel tubuh
yang rusak
B. kacangan, tempe (nabati),
telur (hewani)
2. Sumber energi dan
cadangan makanan
C. Daging dan susu 3. Berperan dalam
pertumbuhan dan
pembentukan sel dan
mempertahankan fungsi
jaringan supaya normal
D. Wortel dan minyak ikan 4. Melindungi tubuh dari
suhu lingkungan yang
rendah dan penghasil
energi
Berdasarkan tabel diatas manakah yang benar antara jenis makanan dan fungsinya ...
A. B dan 2
B. A dan 3
C. D dan 1
D. A dan 4
E. B dan 1
A. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat menjawab fungsi protein? Jelaskan!
Jawab:
252
B. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal diatas sehingga kesimpulan
jawabanmu seperti yang kamu kemukakan pada nomor satu!
C. Disaat kapan kamu mengetahui jenis makanan dan fungsinya bagi tubuh?
2. Zat-zat makanan terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, air, mineral dan vitamin. Dari zat-zat
makanan tersebut yang dikategorikan memiliki fungsi sebagai pelindung adalah...
A. Lemak dan protein
B. Vitamin dan mineral
C. Karbohidrat dan lemak
D. Air dan protein
E. Lemak dan mineral
A. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat menjawab soal diatas? Jelaskan!
B. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal diatas sehingga kesimpulan
jawabanmu seperti yang kamu kemukakan pada nomor dua!
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Jawab:
253
C. Disaat kapan kamu mengetahui zat-zat makanan tersebut dikategorikan memiliki fungsi sebagai
pelindung?
3. Perhatikan tabel dibawah ini!
Nomor Organ Enzim
yang
dihasilan
Fungsi
I Mulut Ptialin Amilum
maltosa
II Lambung Pepsin Protein
pepton
III Pankreas Renin Kaseinogen
kasein
IV Usus
Halus
Lipase Gliserol asam
lemak
V Pankreas Maltase Maltosa
glukosa
Berdasarkan tabel diatas manakah yang benar antara organ pencernaan manusia beserta enzim
yang dihasilkan...
A. I, II dan IV
B. I, II dan III
C. II, III dan IV
D. I, III dan V
E. III, IV dan V
A. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat menjawab enzim yang terdapat pada organ
pencernaan? Jelaskan!
B. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal diatas sehingga kesimpulan
jawabanmu seperti yang kamu kemukakan pada nomor tiga!
Jawab:
Jawab:
Jawab:
254
C. Disaat kapan kamu mengetahui enzim yang terdapat pada organ pencernaan?
Wacana untuk soal nomor 4
Dalam menjalankan aksinya, enzim ptialin tidak memiliki banyak waktu di mulut, karena pada
umumnya makanan yang masuk akan segera ditelan. Meski makanan langsung ditelan, ptialin masih
tetap bisa menjalankan fungsinya selama makanan belum sampai ke lambung yang kondisinya sangat
asam, karena ptialin termasuk ke dalam enzim yang aktif pada pH normal, sedangkan pada suasana
asam akan terinaktivasi.
4. Bagaimana rumusan masalah yang tepat berdasarkan pernyataan diatas ...
A. Bagaimana pengaruh pH terhadap aktivitas enzim ptialin?
B. Bagaimana ciri-ciri enzim ptialin?
C. Bagaimana fungsi enzim ptialin didalam mulut?
D. Apakah enzim ptialin penting untuk tubuh?
E. Mengapa enzim ptialin hanya terdapat didalam mulut?
A. Informasi apa saja yang dibutuhkan untuk menjawab soal diatas? Jelaskan!
B. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu
seperti yang kamu kemukakan pada nomor empat!
C. Disaat kapan kamu mengetahui rumusan masalah yang tepat tentang aktivitas enzim ptialin!
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Jawab:
255
5. Berikut ini proses pencernaan yang tepat yang terjadi di dalam lambung ...
A. Di dalam lambung makanan dicerna secara mekanik sehingga menjadi bolus
B. Makanan yang mengandung lemak akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol oleh
enzim lipase
C. Terjadi penyerapan air
D. Makanan akan dilumati oleh pepsin untuk dapat diserap oleh tubuh
E. Terjadi pembusukan sisa makanan oleh bakteri Escherichia coli
A. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat menjawab proses pencernaan pada organ
lambung? Jelaskan!
B. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal diatas sehingga kesimpulan jawabanmu
seperti yang kamu kemukakan pada nomor lima!
C. Disaat kapan kamu mengetahui proses pencernaan yang terjadi di dalam lambung?
Wacana untuk soal nomor 6
Menu seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi.
Kekurangan gizi pada salah satu makanan dengan pemberian menu seimbang dapat dicukupi oleh
makanan lain. Untuk itu pemberian menu seimbang dengan makanan yang beraneka ragam sangat
dibutuhkan dalam memenuhi kecukupan gizi. Pola menu seimbang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan gizi. Susunan makanan yang dihidangkan dapat memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan
umur, jenis kelamin, dan juga aktivitas yang dilakukan.
6. Makanan seimbang adalah makanan yang dapat memberikan...
A. Banyak karbohidrat, protein dan lemak
Jawab:
Jawab:
Jawab:
256
B. Banyak vitamin dan mineral
C. Banyak lemak tetapi sedikit protein
D. Semua jenis nutrisi dalam jumlah mencukupi
E. Kecukupan kalori untuk aktivitas ringan
Wacana untuk soal nomor 7
Budi menderita penyakit apendiksitis atau usus buntu. Usus buntu merupakan penonjolan kecil yang
berbentuk seperti jari, yang terdapat di usus besar, tepatnya di daerah perbatasan dengan usus halus.
Usus buntu mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh, tapi bukan merupakan organ yang
penting. Penyebab apendisitis belum sepenuhnya dimengerti. Pada kebanyakan kasus, peradangan
dan infeksi usus buntu mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus buntu. Bila
peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah. Dari uraian diatas, hipotesis yang
dapat dirumuskan adalah....
A. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi peradangan pada usus buntu
B. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi pembengkakan vena di usus buntu dan
anus
C. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi peradangan pada lambung
D. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi peradangan pada usus halus akibat
bakteri
E. Jika Budi menderita penyakit apendiksitis, maka terjadi penyempitan pada usus buntu
A. Informasi apa saja yang diperlukan untuk dapat soal nomor tujuh? Jelaskan!
B. Jelaskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab soal nomor tujuh!
C. Disaat kapan kamu mengetahui penyakit apendisitis?
Jawab:
Jawab:
Jawab:
257
Lampiran 13
NILAI KETUNTASAN PRETEST PERINDIKATOR KELAS EKPERIMEN (KOGNITIF)
Kode Sub Konsep 1* Ket
(%) Sub Konsep 2* Ket
(%)
Sub Konsep
3*
Ket (%)
Total Nilai
1 2 6 3 4 5 7
A 1 0 0 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68
AA 1 1 0 66,6 1 0 0 33,3 1 100 4 76
B 0 1 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84
BB 1 1 0 33,3 0 0 1 33,3 1 100 4 76
C 0 1 0 33,3 0 0 0 0 0 0 1 52
CC 1 1 0 66,6 1 1 1 100 0 0 4 84
D 0 1 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 4 84
DD 1 1 1 100 1 1 0 66,6 0 0 4 84
E 0 0 1 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68
EE 0 0 1 33,3 0 0 0 0 0 0 1 52
F 0 0 1 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60
G 1 0 0 33,3 0 0 0 0 0 0 1 52
H 0 0 1 33,3 1 0 0 33,3 1 100 3 68
I 0 1 0 33,3 0 1 1 66,6 0 0 3 68
J 0 0 1 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68
K 1 0 0 33,3 0 1 1 66,6 0 0 3 68
L 0 1 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84
M 1 0 1 66,6 0 1 0 33,3 1 100 4 76
N 1 0 1 66,6 1 0 1 66,6 1 100 5 84
O 1 1 1 100 0 1 0 33,3 1 100 5 84
P 0 0 1 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60
Q 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100 1 52
R 0 0 1 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60
S 0 1 0 33,3 1 0 0 33,3 1 100 3 68
T 1 1 0 66,6 1 0 1 66,6 0 0 4 76
U 0 0 1 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68
V 0 0 1 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60
W 0 1 0 33,3 0 1 1 66,6 1 100 4 76
X 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100 1 52
Y 1 0 0 33,3 0 1 1 66,6 0 0 3 68
Z 1 0 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84
Rata-Rata 69,54
Standar Deviasi 11,25
Nilai Max 84
Nilai Min 52
Keterangan:
1* : Jenis-jenis makanan, pola makan dan menu seimbang
2* : fungsi organ-organ pencernaan dan proses pencernaan manusia
3* : Gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan
258
Lampiran 14
NILAI KETUNTASAN PRETEST PERINDIKATOR KELAS KONTROL (KOGNITIF)
Kode Sub Konsep 1* Ket
(%) Sub Konsep 2* Ket
(%)
Sub Konsep
3* Ket(%) Total Nilai
1 2 6 3 4 5 7
A 0 0 1 33,3 0 0 0 0 0 0 1 52
AA 0 1 0 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60
B 0 1 1 66,6 0 1 0 33,3 1 100 4 76
BB 1 0 0 33,3 0 0 1 33,3 1 100 3 68
C 0 1 0 33.3 0 1 1 66,6 0 0 3 68
CC 0 1 0 33,3 0 1 1 66,6 1 100 4 76
D 0 1 1 66,6 1 0 0 33,3 1 100 4 76
DD 0 0 1 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68
E 0 0 1 33,3 0 1 1 66,6 1 100 4 76
EE 1 0 0 33,3 0 0 1 33,3 1 100 3 68
FF 1 0 0 33,3 0 1 1 66,6 0 0 3 68
F 0 0 1 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60
G 0 0 1 33,3 0 0 1 33,3 0 0 2 60
H 1 0 0 33,3 0 1 1 66,6 0 0 3 68
I 0 1 1 66,6 1 1 0 66,6 1 100 5 84
J 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100 1 52
K 1 1 1 100 0 1 0 33,3 1 100 5 84
L 0 0 1 33,3 1 0 0 33,3 0 0 2 60
M 0 0 1 33,3 0 0 0 0 0 0 1 52
N 0 0 1 33,3 0 1 1 66,6 1 100 4 76
O 0 1 1 66,6 1 0 0 33,3 1 100 4 76
P 1 0 0 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68
Q 0 0 1 33,3 1 0 1 66,6 1 100 4 76
R 0 0 1 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60
S 0 0 0 0 0 0 1 33,3 0 0 1 52
T 0 1 0 33,3 0 0 0 0 0 0 1 52
U 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100 1 52
V 1 0 0 33,3 0 0 0 0 1 100 2 60
W 0 1 1 66,6 0 1 0 33,3 1 100 4 76
X 1 0 0 33,3 1 1 1 100 1 100 5 84
Y 0 0 1 33,3 0 1 1 66,6 1 100 4 76
Z 0 0 0 0 0 1 0 33,3 0 0 1 52
Rata-Rata 67,25
Standar Deviasi 10,19
Nilai Max 84
Nilai Min 52
Keterangan:
1* : Jenis-jenis makanan, pola makan dan menu seimbang
2* : fungsi organ-organ pencernaan dan proses pencernaan manusia
3* : Gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan
259
Lampiran 15
NILAI KETUNTASAN POSTTEST PERINDIKATOR KELAS EKPERIMEN (KOGNITIF)
Kode Sub Konsep 1 Ket
(%) Sub Konsep 2 Ket
(%)
Sub
Konsep 3 Ket
(%) Total Nilai
1 2 6 3 4 5 7
A 1 0 1 66,6 0 1 0 33,3 1 100 4 76
AA 1 1 0 66,6 1 1 66,6 1 100 4 84
B 1 1 1 100 0 1 1 66,6 1 100 6 92
BB 1 1 0 66,6 1 1 1 100 1 100 6 92
C 1 0 1 66,6 1 0 0 33,3 0 0 3 68
CC 1 1 0 66,6 1 1 1 100 1 100 6 92
D 1 1 1 100 1 1 0 66,6 1 100 6 92
DD 1 1 1 100 1 1 1 100 0 0 6 92
E 1 0 1 66,6 1 1 1 100 1 100 6 92
EE 0 0 1 33,3 0 1 0 33,3 0 0 3 68
F 1 0 1 66,6 0 1 0 33,3 1 100 4 76
G 1 1 1 100 0 1 1 66,6 1 100 6 92
H 1 0 1 66,6 1 1 1 100 1 100 5 84
I 0 1 0 33,3 0 1 1 66,6 1 100 4 76
J 1 0 1 66,6 0 1 0 33,3 1 100 4 76
K 1 0 0 33,3 0 1 1 66,6 1 100 4 76
L 1 1 1 100 0 1 1 66,6 1 100 6 92
M 1 0 1 100 0 1 0 33,3 1 100 5 84
N 1 0 1 66,6 1 1 1 100 1 100 5 84
O 1 1 1 100 1 1 0 66,6 1 100 6 92
P 0 0 1 33,3 1 0 0 33,3 1 100 3 68
Q 1 1 1 100 1 1 0 66,6 1 100 6 92
R 0 0 1 33,3 1 0 0 33,3 1 100 3 68
S 1 1 0 66,6 1 0 1 66,6 1 100 4 76
T 1 1 0 66,6 1 0 1 66,6 1 100 5 84
U 0 0 1 33,3 1 1 1 100 1 100 5 84
V 1 1 1 100 0 1 0 33,3 1 100 5 84
W 1 1 0 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84
X 1 1 0 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84
Y 1 1 1 100 0 1 1 66,6 1 100 6 92
Z 1 0 1 66,6 1 1 1 100 1 100 6 92
Rata-Rata 83,25
Standar Deviasi 8,353
Nilai Max 92
Nilai Min 68
Keterangan:
1* : Jenis-jenis makanan, pola makan dan menu seimbang
2* : fungsi organ-organ pencernaan dan proses pencernaan manusia
3* : Gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan
260
Lampiran 16
NILAI KETUNTASAN POSTEST PERINDIKATOR KELAS KONTROL (KOGNITIF)
Kode Sub Konsep 1* ket
(%) Sub Konsep 2* Ket
(%)
Sub Konsep
3* Ket(%) Total Nilai
1 2 6 3 4 5 7
A 0 0 1 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68
AA 0 1 0 33,3 1 1 0 66,6 1 100 4 76
B 0 1 1 66,6 0 1 0 33,3 1 100 5 84
BB 1 0 1 66,6 0 0 1 33,3 1 100 5 84
C 0 1 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84
CC 0 1 1 66,6 1 0 1 66,6 1 100 5 84
D 0 1 1 66,6 1 1 1 100 1 100 5 92
DD 1 1 1 100 0 1 1 66,6 1 100 6 92
E 1 0 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84
EE 1 0 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84
F 1 1 1 100 0 1 1 66,6 0 0 5 84
FF 0 0 1 33,3 1 1 0 66,6 1 100 4 76
G q 0 1 66,6 0 0 1 33,3 1 100 4 76
H 1 0 1 66,6 0 1 1 66,6 1 100 5 84
I 1 1 1 100 1 1 0 66,6 1 100 6 92
J 1 1 0 66,6 0 0 0 0 1 100 5 68
K 1 1 1 100 1 1 0 66,6 1 100 6 92
L 1 0 1 66,6 1 0 0 33,3 1 100 4 76
M 0 0 1 33,3 1 1 0 66,6 0 0 3 68
N 1 0 1 66,6 1 1 1 66,6 1 100 5 84
O 0 1 1 66,6 1 0 1 66,6 1 100 5 84
P 1 0 1 66,6 1 1 0 66,6 1 100 5 84
Q 0 1 1 66,6 1 0 1 66,6 1 100 5 84
R 1 1 1 100 0 0 0 0 1 100 4 76
S 1 0 1 66.6 0 0 1 33,3 0 0 3 68
T 0 1 0 33,3 1 0 0 33,3 1 100 3 68
U 1 1 0 66,6 0 0 0 0 1 100 3 68
V 1 0 0 33,3 1 1 0 66,6 1 100 4 76
W 1 1 1 100 0 1 1 66,6 1 100 6 92
X 1 1 0 66,6 1 1 1 100 1 100 6 92
Y 0 1 1 66,6 1 1 1 100 1 100 6 92
Z 0 0 1 33,3 0 1 0 33,3 1 100 3 68
Rata-Rata 79.75
Standar Deviasi 7,587
Nilai Max 92
Nilai Min 68
Keterangan:
1* : Jenis-jenis makanan, pola makan dan menu seimbang
2* : fungsi organ-organ pencernaan dan proses pencernaan manusia
3* : Gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan
261
Lampiran 17
REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN KOGNITIF KELAS EKSPERIMEN
No Nama Pretest Postest N-Gain Kategori
1 C 52 68 0,33 Rendah
2 G 52 92 0,83 Tinggi
3 Q 52 92 0,83 Tinggi
4 X 52 84 0,67 Sedang
5 EE 52 68 0,33 Rendah
6 F 60 76 0,40 Sedang
7 P 60 68 0,20 Rendah
8 R 60 68 0,20 Rendah
9 V 60 84 0,60 Sedang
10 A 68 76 0,25 Rendah
11 E 68 92 0,75 Tinggi
12 H 68 84 0,50 Sedang
13 I 68 76 0,25 Rendah
14 J 68 76 0,25 Rendah
15 K 68 76 0,25 Rendah
16 S 68 76 0,25 Rendah
17 U 68 84 0,50 Sedang
18 Y 68 92 0,75 Tinggi
19 BB 76 92 0,67 Sedang
20 M 76 84 0,33 Rendah
21 T 76 84 0,33 Rendah
22 W 76 84 0,33 Rendah
23 AA 76 84 0,33 Rendah
24 B 84 92 0,50 Sedang
25 D 84 92 0,50 Sedang
26 L 84 92 0,50 Sedang
27 N 84 92 0,50 Sedang
28 O 84 92 0,50 Sedang
29 Z 84 92 0,50 Sedang
30 CC 84 92 0,50 Sedang
31 DD 84 92 0,50 Sedang
Nilai Max 84 92 0,83
Nilai Min 52 68 0,25
Rata2 69,54 83,25 0,54 Sedang
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa:
1. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain tinggi berjumlah 4 orang
Presentase
=
4
31𝑥 100%= 12,9%
262
2. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain sedang berjumlah 14 orang
Presentase
3. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain rendah berjumlah 13 orang
Presentase
=14
31𝑥 100% = 45,16%
=13
31𝑥100% = 41,9%
263
Lampiran 18
REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN KOGNITIF KELAS KONTROL
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa:
1. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain tinggi berjumlah 2 orang
Presentase
No Nama Pretest Postest N-Gain Kategori
1 A 52 68 0,33 Sedang
2 J 52 68 0,33 Sedang
3 M 52 76 0,50 Sedang
4 S 52 68 0,33 Sedang
5 T 52 68 0,33 Sedang
6 U 52 68 0,33 Sedang
7 Z 52 76 0,50 Sedang
8 F 60 68 0,20 Rendah
9 G 60 84 0,60 Sedang
10 L 60 92 0,80 Tinggi
11 R 60 84 0,60 Sedang
12 V 60 68 0,20 Rendah
13 AA 60 76 0,40 Sedang
14 C 68 84 0,50 Sedang
15 H 68 92 0,75 Tinggi
16 P 68 84 0,50 Sedang
17 BB 68 76 0,25 Rendah
18 DD 68 76 0,25 Rendah
19 EE 68 76 0,25 Rendah
20 FF 68 84 0,50 Sedang
21 B 76 84 0,33 Sedang
22 E 76 84 0,33 Sedang
23 N 76 84 0,33 Sedang
24 Q 76 84 0,33 Sedang
25 O 76 84 0,33 Sedang
26 W 76 84 0,33 Sedang
27 Y 76 84 0,33 Sedang
28 D 84 92 0,50 Sedang
29 I 84 92 0,50 Sedang
30 K 84 92 0,50 Sedang
31 X 84 92 0,50 Sedang
32 CC 84 92 0,50 Sedang
Nilai Max 84 92 0,75
Nilai Min 52 68 0,20
Rata2 67,25 79,75 0,42 Sedang
= 2
32𝑥 100% = 6,25%
264
Lampiran 18
2. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain sedang berjumlah 25 orang
Presentase
3. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain rendah berjumlah 5 orang
Presentase
= 25
32𝑥 100% = 78,12%
= 5
32𝑥 100% = 15,625%
265
Lampiran 19
Analisis Persentase Pretest Metakognitif Kelas Eksperimen
No Nama
Pengetahuan Metakognitif
Deklaratif Prosedural Kondisional Jumlah Nilai
1 F 5 3 2 10 24
2 BB 4 4 2 10 24
3 O 4 4 2 10 24
4 C 5 5 2 12 28
5 P 5 5 2 12 28
6 H 5 5 2 12 28
7 U 5 5 2 12 28
8 DD 8 7 6 21 38
9 X 10 3 2 15 29
10 A 7 5 1 13 30
11 J 8 4 2 14 30
12 L 7 5 2 14 30
13 Q 7 5 4 16 32
14 EE 10 5 2 17 33
15 G 10 5 3 18 34
16 R 11 5 2 18 34
17 V 10 5 3 18 34
18 I 10 5 3 18 34
19 S 5 7 6 18 34
20 T 7 7 4 18 34
21 W 10 5 5 20 36
22 CC 10 6 5 21 37
23 N 9 7 6 22 38
24 E 10 5 8 23 39
25 K 10 5 8 23 39
26 D 11 7 7 25 41
27 AA 13 10 5 28 44
28 B 12 11 5 28 44
29 L 12 10 8 30 46
30 Z 12 10 8 30 46
31 Y 13 12 7 32 48
Jumlah 265 187 126 578 1068
Rata2 8,55 6,03 4,06 18,65 34,12
Presentase 30,52% 21,54% 14,51% SD 6,75
266
Lampiran 20
Analisis Persentase Metakognitif Pretest Kelas Kontrol
No Nama
Pengetahuan Metakognitif
Deklaratif Prosedural Kondisional Jumlah Nilai
1 U 3 3 1 7 22
2 A 5 3 1 9 24
3 B 3 5 1 9 24
4 H 3 3 2 8 24
5 W 5 3 1 9 24
6 Y 3 3 1 7 24
7 DD 5 3 1 9 24
8 EE 5 3 1 9 24
9 I 7 3 1 11 26
10 V 5 5 1 11 26
11 Q 7 4 1 12 27
12 D 5 5 2 12 28
13 E 7 5 1 13 28
14 P 7 3 1 11 28
1 O 12 8 9 29 34
16 R 5 5 2 12 28
17 Z 7 3 2 12 28
18 BB 7 3 2 12 28
19 FF 7 5 1 13 28
20 L 3 8 2 13 29
21 M 7 5 2 14 30
22 X 7 6 1 14 30
23 AA 7 5 2 14 30
24 T 9 5 1 15 31
25 C 7 5 4 16 32
26 G 7 7 2 16 32
27 K 11 5 1 17 32
28 S 7 7 2 16 32
29 J 8 7 2 17 33
30 N 5 11 2 18 34
31 CC 5 7 6 18 34
32 F 13 5 2 20 36
Jumlah 204 158 61 423 914
Rata2 6,375 4,94 1,97 13,22 28,47
Presentase 22,76% 17,63% 0,68% SD 5,59
267
Lampiran 21
Analisis Persentase Metakognitif Postest Kelas Eksperimen
No Nama
Pengetahuan Metakognitif
Deklaratif Prosedural Kondisional Jumlah Nilai
1 O 7 5 6 18 34
2 BB 8 9 8 25 35
3 C 7 7 8 22 38
4 DD 8 7 7 22 38
5 V 9 7 7 23 39
6 H 11 7 6 24 40
7 E 8 9 9 26 42
8 R 9 9 9 27 43
9 S 15 7 9 31 45
10 K 13 10 8 31 46
11 U 13 12 8 33 49
12 Q 16 11 7 34 50
13 Z 12 10 13 35 51
14 P 12 10 14 36 52
15 D 15 13 8 36 52
16 A 11 12 15 38 54
17 N 15 12 12 39 55
18 F 14 15 12 41 57
19 EE 13 16 13 42 58
20 Y 15 14 13 42 58
21 T 15 16 12 43 59
22 AA 14 15 14 43 59
23 B 18 16 10 44 60
24 G 18 16 11 45 61
25 X 16 15 14 45 61
26 J 16 15 14 45 61
27 CC 15 20 11 46 62
28 M 16 16 17 49 65
29 W 16 20 14 50 66
30 I 18 18 17 53 69
31 L 19 19 17 55 71
Jumlah 412 388 343 1143 1630
Rata2 13,29 12,52 11,06 36,87 56,61
Presentase 47,46% 44,70% 39,51% SD 10,34
268
268
Lampiran 22
Analisis Persentase Metakognitif Postest Kelas Kontrol
No Nama
Pengetahuan Metakognitif
Deklaratif Prosedural Kondisional Jumlah Nilai
1 U 5 7 6 18 34
2 A 13 5 6 24 40
3 B 14 11 17 42 58
4 H 22 7 15 44 60
5 W 10 7 6 23 40
6 Y 7 7 4 18 34
7 DD 6 6 2 14 32
8 EE 14 12 14 40 56
9 I 5 7 6 18 34
10 V 17 8 10 35 51
11 Q 14 14 17 45 61
12 D 12 8 10 30 46
13 E 7 7 2 16 32
14 P 14 12 11 37 53
1 O 8 14 14 36 51
16 R 10 7 7 24 40
17 Z 8 14 10 32 48
18 BB 14 7 7 28 44
19 FF 7 7 12 26 42
20 L 14 11 16 41 58
21 M 11 11 10 32 48
22 X 13 15 14 42 58
23 AA 9 7 4 20 36
24 T 18 14 16 48 64
25 C 7 7 10 24 40
26 G 17 16 14 47 63
27 K 12 8 10 30 46
28 S 18 11 13 42 56
29 J 9 6 6 21 37
30 N 28 7 7 42 58
31 CC 14 7 7 28 44
32 F 23 7 17 47 53
Jumlah 400 294 320 1014 1517
269
Rata2 12,5 9,19 10 31,69 43,41
Presentase 44,64% 32,81% 35,71% SD 9,961
270
Lampiran 23
REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN METAKOGNITIF KELAS
EKSPERIMEN
No Nama Pretest Postest N-Gain Kategori
1 F 24 57 0,43 Sedang
2 BB 24 35 0,14 Rendah
3 O 24 34 0,13 Rendah
4 C 28 38 0,14 Rendah
5 P 28 52 0,33 Sedang
6 H 28 40 0,17 Rendah
7 U 28 49 0,29 Sedang
8 DD 28 38 0,14 Rendah
9 X 29 61 0,45 Sedang
10 A 30 54 0,34 Sedang
11 J 30 61 0,44 Sedang
12 L 30 65 0,50 Sedang
13 Q 32 50 0,26 Rendah
14 EE 33 58 0,37 Sedang
15 G 34 61 0,41 Sedang
16 R 34 43 0,14 Rendah
17 V 34 39 0,08 Rendah
18 I 34 69 0,53 Sedang
19 S 34 45 0,17 Rendah
20 T 34 59 0,38 Sedang
21 W 36 66 0,47 Sedang
22 CC 37 62 0,40 Sedang
23 N 38 55 0,27 Rendah
24 E 39 42 0,05 Rendah
25 K 39 47 0,13 Rendah
26 D 41 52 0,19 Rendah
27 AA 44 59 0,27 Rendah
28 B 44 60 0,29 Rendah
29 L 46 71 0,46 Sedang
30 Z 46 51 0,09 Rendah
31 Y 48 58 0,19 Rendah
Nilai Max 48 71 0,53
Nilai Min 24 34 0,05
Rata2 34,12 56,61 0,37 Sedang
271
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa:
1. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain sedang berjumlah 14 orang
Presentase
2. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain rendah berjumlah 17 orang
Presentase
= 14
31𝑥 100% = 45,61%
= 17
31𝑥 100% = 54,83%
272
Lampiran 24
REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN METKOGNITIF KELAS
KONTROL
No Nama Pretest Postest N-Gain Kategori
1 E 28 32 0,06 Rendah
2 DD 24 32 0,11 Rendah
3 I 26 34 0,11 Rendah
4 U 22 34 0,15 Rendah
5 Y 24 34 0,13 Rendah
6 AA 30 36 0,09 Rendah
7 J 33 37 0,06 Rendah
8 A 24 40 0,21 Rendah
9 C 32 40 0,12 Rendah
10 R 38 40 0,03 Rendah
11 W 24 40 0,21 Rendah
12 FF 28 42 0,19 Rendah
13 BB 28 44 0,22 Rendah
14 CC 34 44 0,15 Rendah
15 D 28 46 0,25 Rendah
16 K 32 46 0,21 Rendah
17 M 30 48 0,26 Rendah
18 Z 28 48 0,28 Rendah
19 O 28 51 0,32 Sedang
20 V 26 51 0,34 Sedang
21 F 36 53 0,27 Rendah
22 P 28 53 0,35 Sedang
23 S 32 56 0,35 Sedang
24 EE 24 56 0,42 Sedang
25 B 24 58 0,45 Sedang
26 L 29 58 0,41 Sedang
27 N 34 58 0,36 Sedang
28 X 30 58 0,40 Sedang
29 H 24 60 0,47 Sedang
30 Q 27 61 0,47 Sedang
31 G 32 63 0,46 Sedang
32 T 31 64 0,48 Sedang
Nilai Max 36 64 0,48
Nilai Min 22 32 0,03
Rata2 28,47 43,41 0,32 Sedang
273
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa:
1. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain sedang berjumlah 13 orang
Presentase
2. Peserta didik yang termasuk kategori N-Gain rendah berjumlah 13 orang
Presentase
= 13
32𝑥 100% = 40,625%
= 19
32𝑥 100% = 59,375%
274
Lampiran 25
REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN PENGETAHUAN DEKLARATIF
KELAS EKSPERIMEN
No Nama Pretest Postest
N-
Gain Kategori
1 F 5 14 0,4 Sedang
2 BB 4 8 0,2 Rendah
3 O 4 7 0,1 Rendah
4 C 5 7 0,1 Rendah
5 P 5 12 0,3 Sedang
6 H 5 11 0,3 Sedang
7 U 5 13 0,3 Sedang
8 DD 8 10 0,1 Rendah
9 X 10 16 0,3 Sedang
10 A 7 11 0,2 Rendah
11 J 8 16 0,4 Sedang
12 L 7 19 0,6 Sedang
13 Q 7 16 0,4 Sedang
14 EE 10 13 0,2 Rendah
15 G 10 18 0,4 Sedang
16 R 11 15 0,2 Rendah
17 V 10 16 0,3 Sedang
18 I 10 18 0,4 Sedang
19 S 5 15 0,4 Sedang
20 T 7 15 0,4 Sedang
21 W 10 16 0,3 Sedang
22 CC 10 15 0,3 Sedang
23 N 9 15 0,3 Sedang
24 E 10 13 0,2 Rendah
25 K 10 13 0,2 Rendah
26 D 11 15 0,2 Rendah
27 AA 13 14 0,1 Rendah
28 B 12 18 0,4 Sedang
29 L 12 19 0,4 Sedang
30 Z 12 15 0,2 Rendah
31 Y 13 15 0,1 Rendah
Rata-rata 0,36 Sedang
275
REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN PENGETAHUAN PROSEDURAL
KELAS EKSPERIMEN
No Nama Pretest Postest
N-
Gain Kategori
1 F 3 15 0,5 Sedang
2 BB 4 9 0,2 Rendah
3 O 4 7 0,1 Rendah
4 C 5 7 0,1 Rendah
5 P 5 10 0,2 Rendah
6 H 5 7 0,1 Rendah
7 U 5 12 0,3 Sedang
8 DD 7 9 0,1 Rendah
9 X 3 15 0,5 Sedang
10 A 5 12 0,3 Sedang
11 J 4 15 0,5 Sedang
12 L 5 19 0,6 Sedang
13 Q 5 11 0,3 Sedang
14 EE 5 16 0,5 Sedang
15 G 5 16 0,5 Sedang
16 R 5 9 0,2 Rendah
17 V 5 7 0,1 Rendah
18 I 5 18 0,6 Sedang
19 S 7 10 0,1 Rendah
20 T 7 16 0,4 Sedang
21 W 5 20 0,7 Sedang
22 CC 6 20 0,6 Sedang
23 N 7 12 0,2 Rendah
24 E 5 9 0,2 Rendah
25 K 5 10 0,2 Rendah
26 D 7 13 0,3 Sedang
27 AA 10 15 0,3 Sedang
28 B 11 16 0,3 Sedang
29 L 10 19 0,5 Sedang
30 Z 10 14 0,2 Rendah
31 Y 12 14 0,1 Rendah
Rata-rata 0,31 Sedang
276
REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN PENGETAHUAN KONDISIONAL
KELAS EKSPERIMEN
No Nama Pretest Postest
N-
Gain Kategori
1 F 2 12 0,4 Sedang
2 BB 2 8 0,2 Rendah
3 O 2 6 0,2 Rendah
4 C 2 8 0,2 Rendah
5 P 2 14 0,5 Sedang
6 H 2 6 0,2 Rendah
7 U 2 8 0,2 Rendah
8 DD 6 8 0,1 Rendah
9 X 2 14 0,5 Sedang
10 A 1 10 0,3 Sedang
11 J 2 14 0,5 Sedang
12 L 2 17 0,6 Sedang
13 Q 4 7 0,1 Rendah
14 EE 2 13 0,4 Sedang
15 G 3 14 0,4 Sedang
16 R 2 9 0,3 Sedang
17 V 3 7 0,2 Rendah
18 I 3 17 0,6 Sedang
19 S 6 9 0,1 Rendah
20 T 4 12 0,3 Sedang
21 W 5 14 0,4 Sedang
22 CC 5 11 0,3 Sedang
23 N 6 12 0,3 Sedang
24 E 8 9 0,1 Rendah
25 K 8 10 0,1 Rendah
26 D 7 10 0,1 Rendah
27 AA 5 14 0,4 Sedang
28 B 5 10 0,2 Rendah
29 L 8 17 0,5 Sedang
30 Z 8 13 0,3 Sedang
31 Y 7 13 0,3 Sedang
Rata-rata 0,26 Rendah
277
Lampiran 26
REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN PENGETAHUAN DEKLARATIF
KELAS KONTROL
No Nama Pretest Postest
N-
Gain Kategori
1 U 3 5 0,1 Rendah
2 A 5 13 0,3 Sedang
3 B 3 14 0,4 Sedang
4 H 3 13 0,4 Sedang
5 W 5 10 0,2 Rendah
6 Y 3 7 0,2 Rendah
7 DD 5 7 0,1 Rendah
8 EE 5 14 0,4 Sedang
9 I 7 9 0,1 Rendah
10 V 5 17 0,5 Sedang
11 Q 7 14 0,3 Sedang
12 D 5 12 0,3 Sedang
13 E 7 10 0,1 Rendah
14 P 7 14 0,3 Sedang
15 O 12 16 0,3 Sedang
16 R 5 10 0,2 Rendah
17 Z 7 10 0,1 Rendah
18 BB 7 14 0,3 Sedang
19 FF 7 10 0,1 Rendah
20 L 3 14 0,4 Sedang
21 M 7 11 0,2 Rendah
22 X 7 13 0,3 Sedang
23 AA 7 9 0,1 Rendah
24 T 9 18 0,5 Sedang
25 C 7 10 0,1 Rendah
26 G 7 17 0,5 Sedang
27 K 11 12 0,1 Rendah
28 S 7 18 0,5 Sedang
29 J 8 9 0,1 Rendah
30 N 12 22 0,6 Sedang
31 CC 5 14 0,4 Sedang
32 F 13 23 0,7 Sedang
Rata-rata 0,32 Sedang
278
REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN PENGETAHUAN PROSEDURAL
KELAS KONTROL
No Nama Pretest Postest
N-
Gain Kategori
1 U 3 7 0,2 Sedang
2 A 3 5 0,1 Rendah
3 B 5 11 0,3 Sedang
4 H 3 7 0,2 Rendah
5 W 3 7 0,2 Rendah
6 Y 3 7 0,2 Rendah
7 DD 3 6 0,1 Rendah
8 EE 3 12 0,4 Sedang
9 I 3 7 0,2 Rendah
10 V 5 8 0,1 Rendah
11 Q 4 14 0,4 Sedang
12 D 5 8 0,1 Rendah
13 E 5 7 0,1 Rendah
14 P 3 12 0,4 Sedang
15 O 8 14 0,3 Sedang
16 R 5 7 0,1 Rendah
17 Z 3 14 0,4 Sedang
18 BB 3 7 0,2 Rendah
19 FF 5 7 0,1 Rendah
20 L 8 11 0,2 Rendah
21 M 5 11 0,3 Sedang
22 X 6 15 0,4 Sedang
23 AA 5 7 0,1 Rendah
24 T 5 14 0,4 Sedang
25 C 5 7 0,1 Rendah
26 G 7 16 0,4 Sedang
27 K 5 8 0,1 Rendah
28 S 7 11 0,2 Rendah
29 J 7 9 0,1 Rendah
30 N 7 11 0,2 Rendah
31 CC 7 9 0,1 Rendah
32 F 5 7 0,1 Rendah
Rata-rata 0,26 Rendah
279
REKAPITULASI PERHITUNGAN N-GAIN PENGETAHUAN KONDISIONAL
KELAS KONTROL
No Nama Pretest Postest
N-
Gain Kategori
1 U 1 6 0,2 Rendah
2 A 1 6 0,2 Rendah
3 B 1 17 0,6 Sedang
4 H 2 15 0,5 Sedang
5 W 1 6 0,2 Rendah
6 Y 1 4 0,1 Rendah
7 DD 1 4 0,1 Rendah
8 EE 1 14 0,5 Sedang
9 I 1 6 0,2 Rendah
10 V 1 10 0,3 Sedang
11 Q 1 17 0,6 Sedang
12 D 2 10 0,3 Sedang
13 E 1 3 0,1 Rendah
14 P 1 11 0,4 Sedang
15 O 9 14 0,3 Sedang
16 R 2 7 0,2 Rendah
17 Z 2 10 0,3 Sedang
18 BB 2 7 0,2 Rendah
19 FF 1 12 0,4 Sedang
20 L 2 16 0,5 Sedang
21 M 2 10 0,3 Sedang
22 X 1 14 0,5 Sedang
23 AA 2 4 0,1 Rendah
24 T 1 16 0,6 Sedang
25 C 4 10 0,3 Sedang
26 G 2 14 0,5 Sedang
27 K 1 10 0,3 Sedang
28 S 2 13 0,4 Sedang
29 J 2 6 0,2 Rendah
30 N 2 7 0,2 Rendah
31 CC 6 9 0,1 Rendah
32 F 2 17 0,6 Sedang
Rata-rata 0,2 Rendah
280
Lampiran 27
Pertanyaan Konsep pada Sintaks Awal Pembelajaran (Inisiasi Secara Peer)
Pertemuan I
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1.Zat makanan yang mengandung energi tertinggi jika mengalami oksidasi adalah ....
A. Protein B. Lemak C. Glukosa
D. Mineral E. Vitamin
2. Jika suatu makanan mengandung amilum, maka dengan larutan yang digunakan untuk uji
coba pada makanan tersebut ....
A. Fehling A B. Biuret C. Fehling B
D. Lugol E. Benedict
3. Perhatikan tabel berikut ini:
Bahan
makanan
Reagen
Fehling
A+B
Biuret Lugol
X Orange Putih Kuning
tua
Dari uji hasil zat makanan diatas, dapat disimpulkan bahwa X...
A. Mengandung protein saja
B. Mengandung gula dan protein
C. Mengandung karbohidrat
D. Mengandung gula saja
E. Mengandung karbohidrat dan protein
4. Zat-zat makanan terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, air, mineral dan vitamin. Dari zat
zat makanan tersebut yang dikategorikan memiliki fungsi sebagai regulator adalah...
A. Lemak dan protein
B. Vitamin dan mineral
C. Karbohidrat dan lemak
D. Air dan protein
E. Lemak dan mineral
5. fungsi protein pada tubuh adalah sebagai ....
A. Keseimbangan asam dan basa
B. Regulator
C. Menjaga Suhu tubuh
281
D. membentuk jaringan baru
E. menghilangkan insomnia
Pertemuan II
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Jika anda makan tempe goreng, minyak yang terdapat pada tempe tersebut akan mulai
dicerna pada bagian ....
A. Jejunum D. Ileum
B. Duodenum E. Kolon
C. Lambung
2. Kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar endokrin dan eksorin adalah ....
A. Pankreas D. Hati
B. Lambung E. empedu
C. Ginjal
3. Enzim yang terdapat pada organ lambung adalah ....
A. Sukrase D. Enterokinase
B. Maltase F. Ptialin
C. Renin
4. Hal-hal beriku yang bukan merupakan fungsi empedu adalah ...
A. Menyederhanakan Lemak
B. Membantu penyerapan vitamin K
C. Pemberi warna pada feses
D. Bersifat buffer
E. Membunuh mikroorganisme
5. Di usus besar terjadi penyerapan sebagian kecil air dan terjadi pembusukan makanan
yang dibantu oleh bakteri ....
A. Lactobacilus
B. Escheria coli
C. Mycobacterium
D. Treponema Pallidium
E. Nitrosomonas
282
Pertemuan III
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein pada tubuh adalah ....
A. Mal nutrisi D. Apendiksitis
B. Kwahiorkor E. Gastritis
C. Meningitis
2. Dihasilkannya feses berupa cairan abnormalitas penyerapan air oleh tubuh. Hal
tersebut merupakan akibat dari gangguan pada ....
A. Mukosa D. Muskularis
B. Sel Mukosa E. Adventisia
C. Muskularis mukosa
3. Gangguan pencernaan makanan yang penyebabnya paling benar, yaitu ....
A. Konstipasi disebabkan kekurang vitamin
B. Apendiksitis disebabkan kekurangan protein
C. Diare disebabkan oleh kekurangan selulosa pada makanan
D. Gastritis disebabkan oleh jumlah asam lambung berlebihan
E. Parositis disebabkan oleh produksi ludah yang berkurang
4. Defisiensi vitamin K menyebabkan gangguan/penyakit ....
A. Kemandulan D. Riketsia
B. Pelagra E. Darah sulit membeku
C. Beri-beri
5. Defisiensi vitamin D menyebabkan gangguan/penyakit ....
A. Rabun senja D. Pelembekan tulang
B. Rambut rontok E. Pelunakan otot
C. Anemia
283
Lampiran 28
REKAPITULASI NILAI PEMAHAMAN KONSEP KELAS EKSPERIMEN
No Nama Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
1 F 65 50 70
2 BB 60 45 75
3 O 60 70 80
4 C 65 75 70
5 P 60 75 80
6 H 55 40 65
7 U 70 45 65
8 DD 70 50 60
9 X 65 55 70
10 A 65 65 75
11 J 60 50 70
12 L 60 50 60
13 Q 65 75 65
14 EE 65 45 65
15 G 60 40 60
16 R 75 60 70
17 V 60 70 70
18 I 75 45 75
19 S 75 60 80
20 T 70 55 70
21 W 55 60 75
22 CC 55 65 65
23 N 60 60 75
24 E 65 55 80
25 K 60 40 75
26 D 70 45 80
27 AA 70 45 85
28 B 65 65 75
29 L 65 65 80
30 Z 65 40 75
31 Y 75 75 70
Rata-rata 65 56 72
284
Lampiran 29
KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN PERTANYAAN DISKUSI
LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (Menguji Kandungan Nutrisi pada Makanan)
No Kunci Jawaban Kriteria Penelitian Skor
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah lembar kerja siswa dengan judul “Menguji
Kandungan Nutrisi pada Makanan” antara lain:
1. Bagaimana cara menguji kandungan karbohidrat, gula,
protein, dan lemak pada makanan?
2. Makanan apa saja yang mengandung karbohidrat, gula,
protein, dan lemak?
Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,
tepat serta dikemas dalam bahasa yang singkat, padat
dan jelas.
5
Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,
kurang tepat dan dalam bahasa yang bertele-tele.
4
Hanya terdapat salah satu variabel dalam kalimat tanya,
tepat dikemas dalam bahasa yang singkat, padat dan
jelas.
3
Hanya terdapat salah satu variabel dalam bentuk
pernyataan, kurang tepat dan bertele-tele.
2
Tidak ada variabel, dalam bentuk pernyataan, kurang
tepat dan bertele-tele.
1
2. Hipotesis
Hipotesis untuk lembar kerja siswa dengan judul “Menguji
Kandungan Nutrisi pada Makanan” antara lain:
1. jika makanan ditetesi lugol dan berubah warna menjadi
biru kehitaman maka makanan tersebut mengandung
karbohidrat (amilum).
Jika makanan ditetesi larutan benedict lalu dipanaskan dan
warna berubah menjadi orange, maka makanan tersebut
mengandung gula
jika makanan ditetesi larutan biuret dan warna berubah
Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan
dalam bentuk pernyataan, sesuai referensi, dikemas
dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas terkait judul
lembar kerja siswa.
5
Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan
dalam bentuk pernyataan namun berdasarkan opini
penulis dan bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.
4
Masuk akal, tidak menjawab permasalahan yang
diberikan, dalam bentuk pernyataan, valid (sesuai
referensi) dan dalam bahasa yang singkat, padat dan
jelas terkait judul lembar kerja siswa.
3
Tidak masuk akal dan tidak menjawab permasalahan 2
285
menjadi ungu berarti mengandung protein
jika makanan diletakan diatas kertas hvs dan terdapat
pulau maka makanan tersebut mengandung lemak
2. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah
nasi. Sedangkan bahan makanan yang mengandung protein
adalah putih telur dan tahu, dan bahan makanan yang
mengandung lemak adalah minyak.
yang diberikan, dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan
opini penulis, dan bertele-tele terkait judul lembar kerja
siswa.
Tidak memberikan jawaban sementara, kurang tepat,
dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan opini penulis dan
bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.
1
3. Formulasi
1. Nasi, kentang dan roti jika ditetesi lugol akan berubah
menjadi warna hitam dan mengandung karbohidrat/amilum
2. Susu jika ditetesi benedit lalu dipanaskan akan berubah
menjadi warna orange dan mengandung gula
3. Putih telur dan susu jika ditetesi biuret akan berubah
menjadi warna ungu dan mengandung protein
4. Minyak dan margarin di letakan diatas kertas transparan
jika terdapat noda transparan maka bahan makanan
tersebut mengandung lemak.
Mengisi data tabel pengamatan dengan lengkap dan
benar sama dengan kunci jawaban dengan kriteria
penilaian @skor 3 setiap bahan yang mengandung
makanan benar dan skor maksimum 24
24
4. Koleksi
Peserta didik dalam LKS berbasis inkuiri terbimbing diberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan
pengamatan yang telah dilakukan. Berikut panduan kunci jawaban bahan diskusi peserta didik:
1. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah
yang mengandung amilum/karbohidrat?
Jawaban: Nasi, kentang dan roti. Karena saat diteteskan
lugol terjadi perubahan warna menjadi warna hitam.
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai
alasan dengan kriteria penilaian @ skor 1. Sehingga
skor maksimal yaitu 4 dan didukung referensi dan dalam
bahasa yang singkat, padat dan jelas
4
Menyebutkan 2 bahan makanan dengan tepat dan
disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,
didukung referensi.
3
Menyebutkan 1 bahan makanan dengan tepat dan
disertai alasan berdasarkan kegiatan pengamatan,
didukung referensi.
2
Hanya menyebutkan makanan tanpa disertai alasan dan 1
286
tidak didukung referensi
2. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah
yang mengandung protein?
Jawaban: putih telur dan susu. Karena saat ditetesi biuret
terjadi berubah menjadi warna ungu
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai
alasan dengan kriteria penilaian @ skor 1. Sehingga
skor maksimal yaitu 4 dan didukung referensi serta
dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas
4
Menyebutkan 2 bahan makanan dengan tepat dan
disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,
didukung referensi.
3
Menyebutkan 1 bahan makanan dengan tepat dan
disertai alasan berdasarkan kegiatan pengamatan,
didukung referensi.
2
Hanya menyebutkan makanan tanpa disertai alasan dan
tidak didukung referensi
1
3. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah
yang mengandung glukosa?
Jawaban: susu. Karena saat ditetesi larutan benedict dan
dipanaskan terjadi perubahan warna menjadi orange
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai
alasan dan didukung referensi serta dalam bahasa yang
singkat, padat dan jelas
4
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai
alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan, tidak
didukung referensi
3
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat tetapi tidak
disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,
didukung referensi
2
Menyebutkan bahan makanan tidak tepat dan tidak
disertai alasan dan tidak didukung referensi
1
4. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah
yang mengandung lemak?
Jawaban: minyak dan margarin. jika terdapat noda
transparan maka bahan makanan tersebut mengandung
lemak.
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai
alasan dengan kriteria penilaian @ skor 2. Sehingga
skor maksimal yaitu 4 didukung referensi dan dalam
bahasa yang singkat, padat dan jelas
4
Menyebutkan 2 bahan makanan dengan tepat dan
disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,
tidak didukung referensi
3
Menyebutkan 1 bahan makanan dengan tepat dan 2
287
disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,
tidak didukung referensi
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat tetapi tidak
disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,
tidak didukung referensi
1
5. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah
yang mengandung lebih dari satu zat makanan?
Jawaban: susu
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai
alasan dengan kriteria penilaian @skor 4 dan didukung
referensi dan dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas
4
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai
alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan, tidak
didukung referensi
3
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat tetapi tidak
disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,
didukung referensi
2
Menyebutkan bahan makanan tidak tepat dan tidak
disertai alasan dan tidak didukung referensi
1
5. Membuat Kesimpulan
Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan yang anda
lakukan!
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum
adalah:
untuk mengetahui ada nya karbohidrat atau amilum yaitu ditetesi
dengan lugol, dan terjadi peerubahan warna menjadi hitam.
untuk mengetahui ada nya protein yaitu ditetesi dengan biuret, dan
terjadi peerubahan warna menjadi ungu.
untuk mengetahui ada nya lemak yaitu dengan diletakan diatas
kertas transparan jika terdapat noda transparan maka bahan
makanan tersebut mengandung lemak.
Yang mengandung karbohidrat adalah nasi, kentang dan
roti.
Yang mengandung gula adalah susu
Kesimpulan lengkap dan tepat sesuai data yang ada, dan
menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
5
Kesimpulan tepat sesuai data yang ada dan menjawab
rumusan masalah/pertanyaan penelitian, tetapi tidak
lengkap
4
Kesimpulan sesuai data yang ada, tetapi tidak lengkap
dan tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan
penelitian
3
Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data ,
tetapi menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
2
Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data dan
tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
1
288
Yang mengandung protein adalah putih telur dan susu.
Yang mengandung lemak adalah margarin dan roti.
289
KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN PERTANYAAN DISKUSI
LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (Uji Enzim Ptialin)
No Kunci Jawaban Kriteria Penelitian Skor
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah lembar kerja siswa dengan judul “Uji Enzim
Ptialin” antara lain: 1. Bagaimana cara menguji terdapat nya enzim ptialin pada
saliva?
2. Bagaimana pengaruh pH terhadap kerja enzim ptialin?
Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,
tepat serta dikemas dalam bahasa yang singkat, padat
dan jelas.
5
Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,
kurang tepat dan dalam bahasa yang bertele-tele.
4
Hanya terdapat salah satu variabel dalam kalimat tanya,
tepat dikemas dalam bahasa yang singkat, padat dan
jelas.
3
Hanya terdapat salah satu variabel dalam bentuk
pernyataan, kurang tepat dan bertele-tele.
2
Tidak ada variabel, dalam bentuk pernyataan, kurang
tepat dan bertele-tele.
1
2. Hipotesis
Hipotesis untuk lembar kerja siswa dengan judul “Uji Enzim
Ptialin” antara lain:
1. Jika air liur ditetesi dengan iodin berubah menjadi hitam,
maka terdapat enzim ptialin
2. Jika pH mempengaruhi efektivitas kerja enzim ptyalin,
maka saat keadaan basa atau asam enzim ptialin tidak bisa
bekerja.
Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan
dalam bentuk pernyataan, sesuai referensi, dikemas
dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas terkait judul
lembar kerja siswa.
5
Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan
dalam bentuk pernyataan namun berdasarkan opini
penulis dan bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.
4
Masuk akal, tidak menjawab permasalahan yang
diberikan, dalam bentuk pernyataan, valid (sesuai
referensi) dan dalam bahasa yang singkat, padat dan
jelas terkait judul lembar kerja siswa.
3
Tidak masuk akal dan tidak menjawab permasalahan
yang diberikan, dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan
opini penulis, dan bertele-tele terkait judul lembar kerja
2
290
siswa.
Tidak memberikan jawaban sementara, kurang tepat,
dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan opini penulis dan
bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.
1
3. Formulasi
Tabung A warna awal (putih) dan warna akhir (hitam)
Tabung B warna awal (putih) dan warna akhir (biru)
Tabung C warna awal (putih) dan warna akhir (kuning)
Tabung D warna awal (putih) dan warna akhir (putih)
Tabung E warna awal (putih) dan warna akhir (putih)
Mengisi data tabel pengamatan dengan lengkap dan
benar sama dengan kunci jawaban, didukung referensi
yang valid, serta dikemas dalam bahasa yang singkat,
padat dan jelas dengan kriteria penilaian @skor setiap
bahan yang mengandung makanan benar dan skor
maksimum 20
20
4. Koleksi
Peserta didik dalam LKS berbasis inkuiri terbimbing diberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan
pengamatan yang telah dilakukan. Berikut panduan kunci jawaban bahan diskusi peserta didik:
1. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan
warna pada tabung A, B dan C? Apa arti perubahan warna
tersebut?
Jawaban: Berdasarkan data hasil pengamatan uji kerja
enzim ptialin diatas dapat diketahui bahwa pada tabung
reaksi A, B dan tabung reaksi C terdapat kerja enzim
ptialin. Hal itu dikarenakan pada tabung reaksi A dan
tabung reaksi B berada pada suasana netral, yaitu dengan
pH 7
Jawaban dan alasan tepat
Jawaban dan alasan kurang tepat
Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban
salah dan alasan tepat
Jawaban dan alasan tidak tepat
4
3
2
1
2. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan
warna pada tabung D dan E? Apa arti perubahan warna
tersebut?
Jawaban: Berdasarkan data hasil pengamatan uji kerja
enzim ptialin diatas dapat diketahui bahwa pada tabung
reaksi C dan tabung reaksi D tidak terdapat kerja enzim
ptialin. Hal tersebut dikarenakan larutan berada pada
keadaan asam dan basa.
Jawaban dan alasan tepat
Jawaban dan alasan kurang tepat
Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban
salah dan alasan tepat
Jawaban dan alasan tidak tepat
4
3
2
1
3. Mengapa pemberian HCl dan NaOH dilakukan lebih
dahulu daripada air liur? Jawaban dan alasan tepat
Jawaban dan alasan kurang tepat
4
3
291
Jawaban: Karena HCl dan NaOH akan membuat larutan
kanji menjadi asam (Tabung C)dan basa(Tabung D),
sehingga enzim tidak dapat bekerja dalam keadaan asam
atau basa
Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban
salah dan alasan tepat
Jawaban dan alasan tidak tepat
2
1
4. Pada pH berapa enzim ptialin bekerja secara efektif?
Jawaban: pada pH 7. Pada pH asam menyebabkan
denaturasi protein dan hilangnya secara total aktivitas
enzim. Dan enzim tidak dapat bekerja pada pH basa.
Karena pada saat dalam keadaan basa maka enzim akan
mengalami inaktivasi. Untuk pH pada enzim adalah pH
normal.
Jawaban dan alasan tepat
Jawaban dan alasan kurang tepat
Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban
salah dan alasan tepat
Jawaban dan alasan tidak tepat
4
3
2
1
5. Membuat Kesimpulan
Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan yang anda
lakukan!
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum
adalah:
untuk menguji ada atau tidak nya enzim ptialin pada saliva yaitu
dengan ditetesi iodin dan larutan kanji, jika terjadi perubahan
menjadi hitam makan terdapat enzim ptialin.
Enzim tidak dapat bekerja pada pH asam. Karena menyebabkan
denaturasi protein dan hilangnya secara total aktivitas enzim. Dan
enzim tidak dapat bekerja pada pH basa. Karena pada saat dalam
keadaan basa maka enzim akan mengalami inaktivasi. Untuk pH
pada enzim adalah pH normal.
Kesimpulan lengkap dan tepat sesuai data yang ada, dan
menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
5
Kesimpulan tepat sesuai data yang ada dan menjawab
rumusan masalah/pertanyaan penelitian, tetapi tidak
lengkap
4
Kesimpulan sesuai data yang ada, tetapi tidak lengkap
dan tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan
penelitian
3
Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data ,
tetapi menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
2
Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data dan
tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
1
292
KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN PERTANYAAN DISKUSI
LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (Gangguan Sistem Pencernaan)
No Kunci Jawaban Kriteria Penelitian Skor
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah lembar kerja siswa dengan judul “Gangguan
Sistem Pencernaan” antara lain:
1. Apa penyebab terjadinya sakit perut?
2. Darimanakah sumber sakit perut itu berasal?
Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,
tepat serta dikemas dalam bahasa yang singkat, padat
dan jelas.
5
Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,
kurang tepat dan dalam bahasa yang bertele-tele.
4
Hanya terdapat salah satu variabel dalam kalimat tanya,
tepat dikemas dalam bahasa yang singkat, padat dan
jelas.
3
Hanya terdapat salah satu variabel dalam bentuk
pernyataan, kurang tepat dan bertele-tele.
2
Tidak ada variabel, dalam bentuk pernyataan, kurang
tepat dan bertele-tele.
1
2. Hipotesis
Hipotesis untuk lembar kerja siswa dengan judul “Gangguan
Sistem Pencernaan” antara lain:
1. Jika terjadinya sakit perut, maka penyebabnya oleh
makanan yang dimakan atau karena adanya gangguan pada
pencernaan sehingga mengakibatkan penyakit maag atau
diare
2. Jika seseorang sakit perut, maka bersumber dari organ-
organ yang terdapat dalam perut seperti lambung, usus
halus, usus besar, usus buntu, hati, kandung empedu,
pankreas, dan limpa
Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan
dalam bentuk pernyataan, sesuai referensi, dikemas
dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas terkait judul
lembar kerja siswa.
5
Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan
dalam bentuk pernyataan namun berdasarkan opini
penulis dan bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.
4
Masuk akal, tidak menjawab permasalahan yang
diberikan, dalam bentuk pernyataan, valid (sesuai
referensi) dan dalam bahasa yang singkat, padat dan
jelas terkait judul lembar kerja siswa.
3
Tidak masuk akal dan tidak menjawab permasalahan 2
293
yang diberikan, dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan
opini penulis, dan bertele-tele terkait judul lembar kerja
siswa.
Tidak memberikan jawaban sementara, kurang tepat,
dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan opini penulis dan
bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.
1
3. Mengumpulkan Data
Peserta didik menjawab rumusan masalah yang telah dibuat
berdasarkan buku paket biologi dan internet dengan link yang
relevan.
Menyebutkan jawaban dengan tepat didukung referensi
dan dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas
5
Menyebutkan jawaban dengan tepat tidak didukung
referensi dan dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas
4
Menyebutkan jawaban dengan tidak tepat dan
didukung referensi dan dalam bahasa yang singkat,
padat dan jelas
3
Menyebutkan jawaban dengan tidak tepat dan tidak
didukung referensi dan dalam bahasa yang singkat,
padat dan jelas
2
Menyebutkan jawaban dengan tidak tepat dan tidak
didukung referensi dan dalam bahasa yang singkat,
padat dan jelas
1
4. Membuat Kesimpulan
Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan yang anda
lakukan!
Kesimpulan yang dapat diambil adalah:
Terjadinya sakit perut dipicu oleh makanan yang dimakan atau
karena adanya gangguan pada pencernaan yang membuat sulit
untuk mencerna makanan dengan baik. Sakit perut bisa
dikarenakan terkena maag, diare ataupun apendiksitis.
Kesimpulan lengkap dan tepat sesuai data yang ada, dan
menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
5
Kesimpulan tepat sesuai data yang ada dan menjawab
rumusan masalah/pertanyaan penelitian, tetapi tidak
lengkap
4
Kesimpulan sesuai data yang ada, tetapi tidak lengkap
dan tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan
penelitian
3
Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data ,
tetapi menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
2
Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data dan
tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
1
294
Lampiran 30
KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN PERTANYAAN DISKUSI
LEMBAR KERJA SISWA PENDEKATAN SAINTIFIK (Menguji Kandungan Nutrisi pada Makanan)
No Kunci Jawaban Kriteria Penelitian Skor
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah lembar kerja siswa dengan judul “Menguji
Kandungan Nutrisi pada Makanan” antara lain:
1. Bagaimana cara menguji kandungan karbohidrat, gula,
protein, dan lemak pada makanan?
2. Makanan apa saja yang mengandung karbohidrat, gula,
protein, dan lemak?
Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,
tepat serta dikemas dalam bahasa yang singkat, padat
dan jelas.
5
Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,
kurang tepat dan dalam bahasa yang bertele-tele.
4
Hanya terdapat salah satu variabel dalam kalimat tanya,
tepat dikemas dalam bahasa yang singkat, padat dan
jelas.
3
Hanya terdapat salah satu variabel dalam bentuk
pernyataan, kurang tepat dan bertele-tele.
2
Tidak ada variabel, dalam bentuk pernyataan, kurang
tepat dan bertele-tele.
1
2. Hipotesis
Hipotesis untuk lembar kerja siswa dengan judul “Menguji
Kandungan Nutrisi pada Makanan” antara lain:
1. jika makanan ditetesi lugol dan berubah warna menjadi
biru kehitaman maka makanan tersebut mengandung
karbohidrat (amilum).
Jika makanan ditetesi larutan benedict lalu dipanaskan dan
warna berubah menjadi orange, maka makanan tersebut
mengandung gula
jika makanan ditetesi larutan biuret dan warna berubah
Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan
dalam bentuk pernyataan, sesuai referensi, dikemas
dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas terkait judul
lembar kerja siswa.
5
Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan
dalam bentuk pernyataan namun berdasarkan opini
penulis dan bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.
4
Masuk akal, tidak menjawab permasalahan yang
diberikan, dalam bentuk pernyataan, valid (sesuai
referensi) dan dalam bahasa yang singkat, padat dan
jelas terkait judul lembar kerja siswa.
3
Tidak masuk akal dan tidak menjawab permasalahan 2
295
menjadi ungu berarti mengandung protein
jika makanan diletakan diatas kertas hvs dan terdapat
pulau maka makanan tersebut mengandung lemak
2. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah
nasi. Sedangkan bahan makanan yang mengandung protein
adalah putih telur dan tahu, dan bahan makanan yang
mengandung lemak adalah minyak.
yang diberikan, dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan
opini penulis, dan bertele-tele terkait judul lembar kerja
siswa.
Tidak memberikan jawaban sementara, kurang tepat,
dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan opini penulis dan
bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.
1
3. Hasil Pengamatan
1. Nasi, kentang dan roti jika ditetesi lugol akan berubah
menjadi warna hitam dan mengandung karbohidrat/amilum
2. Susu jika ditetesi benedit lalu dipanaskan akan berubah
menjadi warna orange dan mengandung gula
3. Putih telur dan susu jika ditetesi biuret akan berubah
menjadi warna ungu dan mengandung protein
4. Minyak dan margarin di letakan diatas kertas transparan
jika terdapat noda transparan maka bahan makanan
tersebut mengandung lemak.
Mengisi data tabel pengamatan dengan lengkap dan
benar sama dengan kunci jawaban dengan kriteria
penilaian @skor 3 setiap bahan yang mengandung
makanan benar dan skor maksimum 24
24
4. Diskusi
Peserta didik dalam LKS berbasis inkuiri terbimbing diberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan
pengamatan yang telah dilakukan. Berikut panduan kunci jawaban bahan diskusi peserta didik:
1. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah
yang mengandung amilum/karbohidrat?
Jawaban: Nasi, kentang dan roti. Karena saat diteteskan
lugol terjadi perubahan warna menjadi warna hitam.
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai
alasan dengan kriteria penilaian @ skor 1. Sehingga
skor maksimal yaitu 4 dan didukung referensi dan dalam
bahasa yang singkat, padat dan jelas
4
Menyebutkan 2 bahan makanan dengan tepat dan
disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,
didukung referensi.
3
Menyebutkan 1 bahan makanan dengan tepat dan
disertai alasan berdasarkan kegiatan pengamatan,
didukung referensi.
2
Hanya menyebutkan makanan tanpa disertai alasan dan 1
296
tidak didukung referensi
2. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah
yang mengandung protein?
Jawaban: putih telur dan susu. Karena saat ditetesi biuret
terjadi berubah menjadi warna ungu
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai
alasan dengan kriteria penilaian @ skor 1. Sehingga
skor maksimal yaitu 4 dan didukung referensi serta
dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas
4
Menyebutkan 2 bahan makanan dengan tepat dan
disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,
didukung referensi.
3
Menyebutkan 1 bahan makanan dengan tepat dan
disertai alasan berdasarkan kegiatan pengamatan,
didukung referensi.
2
Hanya menyebutkan makanan tanpa disertai alasan dan
tidak didukung referensi
1
3. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah
yang mengandung glukosa?
Jawaban: susu. Karena saat ditetesi larutan benedict dan
dipanaskan terjadi perubahan warna menjadi orange
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai
alasan dan didukung referensi serta dalam bahasa yang
singkat, padat dan jelas
4
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai
alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan, tidak
didukung referensi
3
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat tetapi tidak
disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,
didukung referensi
2
Menyebutkan bahan makanan tidak tepat dan tidak
disertai alasan dan tidak didukung referensi
1
4. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah
yang mengandung lemak?
Jawaban: minyak dan margarin. jika terdapat noda
transparan maka bahan makanan tersebut mengandung
lemak.
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai
alasan dengan kriteria penilaian @ skor 2. Sehingga
skor maksimal yaitu 4 didukung referensi dan dalam
bahasa yang singkat, padat dan jelas
4
Menyebutkan 2 bahan makanan dengan tepat dan
disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,
tidak didukung referensi
3
Menyebutkan 1 bahan makanan dengan tepat dan 2
297
disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,
tidak didukung referensi
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat tetapi tidak
disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,
tidak didukung referensi
1
5. Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah
yang mengandung lebih dari satu zat makanan?
Jawaban: susu
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai
alasan dengan kriteria penilaian @skor 4 dan didukung
referensi dan dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas
4
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat dan disertai
alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan, tidak
didukung referensi
3
Menyebutkan bahan makanan dengan tepat tetapi tidak
disertai alasan dan berdasarkan kegiatan pengamatan,
didukung referensi
2
Menyebutkan bahan makanan tidak tepat dan tidak
disertai alasan dan tidak didukung referensi
1
5. Membuat Kesimpulan
Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan yang anda
lakukan!
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum
adalah:
untuk mengetahui ada nya karbohidrat atau amilum yaitu ditetesi
dengan lugol, dan terjadi peerubahan warna menjadi hitam.
untuk mengetahui ada nya protein yaitu ditetesi dengan biuret, dan
terjadi peerubahan warna menjadi ungu.
untuk mengetahui ada nya lemak yaitu dengan diletakan diatas
kertas transparan jika terdapat noda transparan maka bahan
makanan tersebut mengandung lemak.
Yang mengandung karbohidrat adalah nasi, kentang dan
roti.
Yang mengandung gula adalah susu
Kesimpulan lengkap dan tepat sesuai data yang ada, dan
menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
5
Kesimpulan tepat sesuai data yang ada dan menjawab
rumusan masalah/pertanyaan penelitian, tetapi tidak
lengkap
4
Kesimpulan sesuai data yang ada, tetapi tidak lengkap
dan tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan
penelitian
3
Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data ,
tetapi menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
2
Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data dan
tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
1
298
Yang mengandung protein adalah putih telur dan susu.
Yang mengandung lemak adalah margarin dan roti.
299
KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN PERTANYAAN DISKUSI
LEMBAR KERJA SISWA PENDEKATAN SAINTIFIK (Uji Enzim Ptialin)
No Kunci Jawaban Kriteria Penelitian Skor
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah lembar kerja siswa dengan judul “Uji Enzim
Ptialin” antara lain: 1. Bagaimana cara menguji terdapat nya enzim ptialin pada
saliva?
2. Bagaimana pengaruh pH terhadap kerja enzim ptialin?
Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,
tepat serta dikemas dalam bahasa yang singkat, padat
dan jelas.
5
Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,
kurang tepat dan dalam bahasa yang bertele-tele.
4
Hanya terdapat salah satu variabel dalam kalimat tanya,
tepat dikemas dalam bahasa yang singkat, padat dan
jelas.
3
Hanya terdapat salah satu variabel dalam bentuk
pernyataan, kurang tepat dan bertele-tele.
2
Tidak ada variabel, dalam bentuk pernyataan, kurang
tepat dan bertele-tele.
1
2. Hipotesis
Hipotesis untuk lembar kerja siswa dengan judul “Uji Enzim
Ptialin” antara lain:
1. Jika air liur ditetesi dengan iodin berubah menjadi hitam,
maka terdapat enzim ptialin
2. Jika pH mempengaruhi efektivitas kerja enzim ptyalin,
maka saat keadaan basa atau asam enzim ptialin tidak bisa
bekerja.
Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan
dalam bentuk pernyataan, sesuai referensi, dikemas
dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas terkait judul
lembar kerja siswa.
5
Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan
dalam bentuk pernyataan namun berdasarkan opini
penulis dan bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.
4
Masuk akal, tidak menjawab permasalahan yang
diberikan, dalam bentuk pernyataan, valid (sesuai
referensi) dan dalam bahasa yang singkat, padat dan
jelas terkait judul lembar kerja siswa.
3
Tidak masuk akal dan tidak menjawab permasalahan
yang diberikan, dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan
opini penulis, dan bertele-tele terkait judul lembar kerja
2
300
siswa.
Tidak memberikan jawaban sementara, kurang tepat,
dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan opini penulis dan
bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.
1
3. Hasil Pengamatan
Tabung A warna awal (putih) dan warna akhir (hitam)
Tabung B warna awal (putih) dan warna akhir (biru)
Tabung C warna awal (putih) dan warna akhir (kuning)
Tabung D warna awal (putih) dan warna akhir (putih)
Tabung E warna awal (putih) dan warna akhir (putih)
Mengisi data tabel pengamatan dengan lengkap dan
benar sama dengan kunci jawaban, didukung referensi
yang valid, serta dikemas dalam bahasa yang singkat,
padat dan jelas dengan kriteria penilaian @skor setiap
bahan yang mengandung makanan benar dan skor
maksimum 20
20
4. Diskusi
Peserta didik dalam LKS berbasis inkuiri terbimbing diberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan
pengamatan yang telah dilakukan. Berikut panduan kunci jawaban bahan diskusi peserta didik:
1. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan
warna pada tabung A, B dan C? Apa arti perubahan warna
tersebut?
Jawaban: Berdasarkan data hasil pengamatan uji kerja
enzim ptialin diatas dapat diketahui bahwa pada tabung
reaksi A, B dan tabung reaksi C terdapat kerja enzim
ptialin. Hal itu dikarenakan pada tabung reaksi A dan
tabung reaksi B berada pada suasana netral, yaitu dengan
pH 7
Jawaban dan alasan tepat
Jawaban dan alasan kurang tepat
Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban
salah dan alasan tepat
Jawaban dan alasan tidak tepat
4
3
2
1
2. Berdasarkan data percobaan, bagaimanakah perubahan
warna pada tabung D dan E? Apa arti perubahan warna
tersebut?
Jawaban: Berdasarkan data hasil pengamatan uji kerja
enzim ptialin diatas dapat diketahui bahwa pada tabung
reaksi C dan tabung reaksi D tidak terdapat kerja enzim
ptialin. Hal tersebut dikarenakan larutan berada pada
keadaan asam dan basa.
Jawaban dan alasan tepat
Jawaban dan alasan kurang tepat
Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban
salah dan alasan tepat
Jawaban dan alasan tidak tepat
4
3
2
1
3. Mengapa pemberian HCl dan NaOH dilakukan lebih
dahulu daripada air liur? Jawaban dan alasan tepat
Jawaban dan alasan kurang tepat
4
3
301
Jawaban: Karena HCl dan NaOH akan membuat larutan
kanji menjadi asam (Tabung C)dan basa(Tabung D),
sehingga enzim tidak dapat bekerja dalam keadaan asam
atau basa
Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban
salah dan alasan tepat
Jawaban dan alasan tidak tepat
2
1
4. Pada pH berapa enzim ptialin bekerja secara efektif?
Jawaban: pada pH 7. Pada pH asam menyebabkan
denaturasi protein dan hilangnya secara total aktivitas
enzim. Dan enzim tidak dapat bekerja pada pH basa.
Karena pada saat dalam keadaan basa maka enzim akan
mengalami inaktivasi. Untuk pH pada enzim adalah pH
normal.
Jawaban dan alasan tepat
Jawaban dan alasan kurang tepat
Jawaban benar dan alasan kurang tepat, jawaban
salah dan alasan tepat
Jawaban dan alasan tidak tepat
4
3
2
1
5. Membuat Kesimpulan
Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan yang anda
lakukan!
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum
adalah:
untuk menguji ada atau tidak nya enzim ptialin pada saliva yaitu
dengan ditetesi iodin dan larutan kanji, jika terjadi perubahan
menjadi hitam makan terdapat enzim ptialin.
Enzim tidak dapat bekerja pada pH asam. Karena menyebabkan
denaturasi protein dan hilangnya secara total aktivitas enzim. Dan
enzim tidak dapat bekerja pada pH basa. Karena pada saat dalam
keadaan basa maka enzim akan mengalami inaktivasi. Untuk pH
pada enzim adalah pH normal.
Kesimpulan lengkap dan tepat sesuai data yang ada, dan
menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
5
Kesimpulan tepat sesuai data yang ada dan menjawab
rumusan masalah/pertanyaan penelitian, tetapi tidak
lengkap
4
Kesimpulan sesuai data yang ada, tetapi tidak lengkap
dan tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan
penelitian
3
Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data ,
tetapi menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
2
Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data dan
tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
1
302
KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN PERTANYAAN DISKUSI
LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (Gangguan Sistem Pencernaan)
No Kunci Jawaban Kriteria Penelitian Skor
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah lembar kerja siswa dengan judul “Gangguan
Sistem Pencernaan” antara lain:
1. Apa penyebab terjadinya sakit perut?
2. Darimanakah sumber sakit perut itu berasal?
Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,
tepat serta dikemas dalam bahasa yang singkat, padat
dan jelas.
5
Mengandung variabel bebas dan terikat, sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti dalam kalimat tanya,
kurang tepat dan dalam bahasa yang bertele-tele.
4
Hanya terdapat salah satu variabel dalam kalimat tanya,
tepat dikemas dalam bahasa yang singkat, padat dan
jelas.
3
Hanya terdapat salah satu variabel dalam bentuk
pernyataan, kurang tepat dan bertele-tele.
2
Tidak ada variabel, dalam bentuk pernyataan, kurang
tepat dan bertele-tele.
1
2. Hipotesis
Hipotesis untuk lembar kerja siswa dengan judul “Gangguan
Sistem Pencernaan” antara lain:
1. Jika terjadinya sakit perut, maka penyebabnya oleh
makanan yang dimakan atau karena adanya gangguan pada
pencernaan sehingga mengakibatkan penyakit maag
atau diare
2. Jika seseorang sakit perut, maka bersumber dari organ-
organ yang terdapat dalam perut seperti lambung, usus
halus, usus besar, usus buntu, hati, kandung empedu,
pankreas, dan limpa
Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan
dalam bentuk pernyataan, sesuai referensi, dikemas
dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas terkait judul
lembar kerja siswa.
5
Masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan
dalam bentuk pernyataan namun berdasarkan opini
penulis dan bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.
4
Masuk akal, tidak menjawab permasalahan yang
diberikan, dalam bentuk pernyataan, valid (sesuai
referensi) dan dalam bahasa yang singkat, padat dan
jelas terkait judul lembar kerja siswa.
3
Tidak masuk akal dan tidak menjawab permasalahan 2
303
yang diberikan, dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan
opini penulis, dan bertele-tele terkait judul lembar kerja
siswa.
Tidak memberikan jawaban sementara, kurang tepat,
dalam bentuk pertanyaan, berdasarkan opini penulis dan
bertele-tele terkait judul lembar kerja siswa.
1
3. Mengumpulkan Data
Peserta didik menjawab rumusan masalah yang telah dibuat
berdasarkan buku paket biologi dan internet dengan link yang
relevan.
Menyebutkan jawaban dengan tepat didukung referensi
dan dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas
5
Menyebutkan jawaban dengan tepat tidak didukung
referensi dan dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas
4
Menyebutkan jawaban dengan tidak tepat dan
didukung referensi dan dalam bahasa yang singkat,
padat dan jelas
3
Menyebutkan jawaban dengan tidak tepat dan tidak
didukung referensi dan dalam bahasa yang singkat,
padat dan jelas
2
Menyebutkan jawaban dengan tidak tepat dan tidak
didukung referensi dan dalam bahasa yang singkat,
padat dan jelas
1
4. Membuat Kesimpulan
Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan yang anda
lakukan!
Kesimpulan yang dapat diambil adalah:
Terjadinya sakit perut dipicu oleh makanan yang dimakan atau
karena adanya gangguan pada pencernaan yang membuat sulit
untuk mencerna makanan dengan baik. Sakit perut bisa
dikarenakan terkena maag, diare ataupun apendiksitis.
Kesimpulan lengkap dan tepat sesuai data yang ada, dan
menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
5
Kesimpulan tepat sesuai data yang ada dan menjawab
rumusan masalah/pertanyaan penelitian, tetapi tidak
lengkap
4
Kesimpulan sesuai data yang ada, tetapi tidak lengkap
dan tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan
penelitian
3
Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data ,
tetapi menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
2
Kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan data dan
tidak menjawab rumusan masalah/pertanyaan penelitian
1
304
Lampiran 31
Hasil Perhitungan Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen
No Pertemuan Kelompok Merumuskan
Masalah
(%) Membuat
Hipotesis
(%) Formulasi (%) Koleksi (%) Kesimpulan (%)
1. Pertama (Uji
Kandungan
Zat
Makanan)
1 3 60 3 60 18 85,7 10 50 4 80
2 3 60 4 80 21 100 10 50 4 80
3 5 100 5 100 21 100 13 65 3 60
4 5 100 3 60 21 100 12 60 4 80
5 2 40 5 100 18 85,7 10 50 3 60
6 5 100 3 60 21 100 12 60 5 100
Jumlah 23 460 23 460 120 571,4 67 335 23 460
Rata-Rata 76,6 76,6 95,2 55.8 76,6
2. Kedua
(Uji Enzim
Ptialin)
1 3 60 4 80 20 100 11 68,75 3 60
2 5 100 3 60 18 90 13 81,25 5 100
3 4 80 3 60 20 100 16 100 3 60
4 3 60 3 60 20 100 16 100 3 60
5 4 80 3 60 18 90 8 50 4 80
6 3 60 4 80 20 100 11 68,75 4 80
Jumlah 22 440 20 400 116 580 75 468,78 22 440
Rata-Rata 73,3 66,6 96,6 78,13 73,3
No Pertemuan Kelompok Merumuskan
Masalah
(%) Membuat
Hipotesis
(%) Eksplorasi (%) Kesimpulan (%)
3 Ketiga
(Gangguan
Sistem
Pencernaan)
1 5 100 3 60 3 60 4 80
2 5 100 3 60 3 60 3 60
3 5 100 3 60 3 60 5 100
4 4 80 3 60 5 100 5 100
5 5 100 3 60 5 100 3 60
6 5 100 3 60 5 100 4 80
Rata-Rata 96,6 60 80 80
305
Lampiran 32
Hasil Perhitungan Lembar Kerja Siswa Kelas K ontrol
No Pertemuan Kelompok Merumuskan
Masalah
(%) Membuat
Hipotesis
(%) Hasil
pengamatan
(%) Diskusi (%) Kesimpulan (%)
1. Pertama (Uji
Kandungan
Zat
Makanan)
1 4 80 3 60 21 87,5 10 50 5 100
2 5 100 3 60 24 100 20 100 3 60
3 3 60 4 80 24 100 9 45 5 100
4 4 80 4 80 24 100 10 50 3 60
5 3 60 5 100 24 87,5 10 50 3 60
6 5 100 3 60 24 100 10 50 3 60
Jumlah 28 480 22 440 141 575 69 345 22 440
Rata-Rata 80 73,3 95,8 57,5 73,3
2. Kedua
(Uji Enzim
Ptialin)
1 3 60 4 80 20 100 15 75 4 80
2 4 80 3 60 20 90 15 75 4 80
3 3 60 3 60 20 100 17 85 4 80
4 5 100 4 80 20 100 14 70 3 60
5 4 80 3 60 20 90 12 60 3 60
6 4 80 3 60 20 100 14 70 4 80
Jumlah 25 460 20 400 120 580 89 435 22 440
Rata-Rata 76,6 66,6 96,6 72,5 73,3
No Pertemuan Kelompok Merumuskan
Masalah
(%) Membuat
Hipotesis
(%) Eksplorasi (%) Kesimpulan (%)
3 Ketiga
(Gangguan
Sistem
Pencernaan)
1 5 100 3 60 5 100 4 80
2 4 80 4 80 4 80 4 80
3 4 80 4 80 4 80 4 80
4 5 100 3 60 5 100 3 60
5 4 80 4 80 5 100 3 60
6 4 80 4 80 5 100 4 80
Rata-Rata 86,6 73,3 93,3 73,3
305
Lampiran 32
Hasil Perhitungan Lembar Kerja Siswa Kelas K ontrol
No Pertemuan Kelompok Merumuskan
Masalah
(%) Membuat
Hipotesis
(%) Hasil
pengamatan
(%) Diskusi (%) Kesimpulan (%)
1. Pertama (Uji
Kandungan
Zat
Makanan)
1 4 80 3 60 21 87,5 10 50 5 100
2 5 100 3 60 24 100 20 100 3 60
3 3 60 4 80 24 100 9 45 5 100
4 4 80 4 80 24 100 10 50 3 60
5 3 60 5 100 24 87,5 10 50 3 60
6 5 100 3 60 24 100 10 50 3 60
Jumlah 28 480 22 440 141 575 69 345 22 440
Rata-Rata 80 73,3 95,8 57,5 73,3
2. Kedua
(Uji Enzim
Ptialin)
1 3 60 4 80 20 100 15 75 4 80
2 4 80 3 60 20 90 15 75 4 80
3 3 60 3 60 20 100 17 85 4 80
4 5 100 4 80 20 100 14 70 3 60
5 4 80 3 60 20 90 12 60 3 60
6 4 80 3 60 20 100 14 70 4 80
Jumlah 25 460 20 400 120 580 89 435 22 440
Rata-Rata 76,6 66,6 96,6 72,5 73,3
No Pertemuan Kelompok Merumuskan
Masalah
(%) Membuat
Hipotesis
(%) Eksplorasi (%) Kesimpulan (%)
3 Ketiga
(Gangguan
Sistem
Pencernaan)
1 5 100 3 60 5 100 4 80
2 4 80 4 80 4 80 4 80
3 4 80 4 80 4 80 4 80
4 5 100 3 60 5 100 3 60
5 4 80 4 80 5 100 3 60
6 4 80 4 80 5 100 4 80
Rata-Rata 86,6 73,3 93,3 73,3
306
Lampiran 33
PRESENTASE KETERLAKSANAAN GURU KELAS EKSPERIMEN
No Kegiatan Pembelajaran Presentase Ketuntasan (%)
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
1. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam 100 100 100
Guru memimpin doa 100 100 100
Guru mengabsen peserta
didik
100 100 100
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
100 100 100
Guru memberikan apersepi 100 100 100
2. Kegiatan Inti
Inisiasi secara Peer
Guru memotivasi siswa
terkait pembelajaran yang
akan dipelajari
100 100 100
Guru mengajukan
permasalahan berupa
pertanyaan konsep yang
berkaitan dengan materi
pembelajaran yang akan
disampaikan
100 100 100
Seleksi
Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran
inkuiri terbimbing
100 100 100
Guru membimbing peserta
didik untuk membuat
rumusan masalah dan
hipotesis
100 100 100
Eksplorasi
Guru membimbing peserta
didik untuk melakukan
percobaan/eksplorasi
100 100 100
Formulasi
Guru memberikan
kesempatan ke peserta didik
untuk bertanya terkait LKS
100 100 100
Guru menugaskan kepada
peserta didik untuk
mendiskusikan hasil
percobaan
100 100 100
Koleksi
Membimbing peserta didik 100 100 100
307
untuk mencari informasi
aplikatif yang berhubungan
dengan materi yang sedang
dipelajari
Presentasi
Meminta peserta didik
untuk mempresentasikan
hasil percobaannya
100 100 100
Mempersilahkan peserta
didik lain untuk bertanya
atau menanggapi
100 100 100
3. Kegiatan Penutup
Guru meminta peserta didik
bertanya bila masih ada
materi yang kurang
dipaham
100 100 100
Guru mereview materi yang
telah dijelaskan dan
meluruskan bila terjadi
miskonsepsi
100 100 100
Guru menginformasikan ke
peserta didik mengenai
materi pelajaran berikutnya
100 100 100
Guru menutup kegiatan
pembelajaran
100 100 100
Guru mengucapkan salam 100 100 100
Rata-Rata 100 100 100
308
PRESENTASE KETERLAKSANAAN GURU KELAS KONTROL
No Kegiatan Pembelajaran Presentase Ketuntasan (%)
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
1. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam 100 100 100
Guru memimpin doa 100 100 100
Guru mengabsen siswa 100 100 100
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran
100 100 100
Guru memberikan
gambaran umum mengenai
manfaat mempelajari
sistem pencernaan
100 100 100
2. Kegiatan Inti
Mengamati
Membimbing peserta didik
untuk mengamati video
atau gambar
100 100 100
Menanya
Membimbing peserta didik
untuk bertanya terkait
video atau gambar yang
ditampilkan
100 100 100
Mencoba
Membimbing peserta didik
untuk melakukan
percobaan/observasi
100 100 100
Menalar
Meminta peserta didik
untuk mencatat hasil
percobaan dan
mendiskusikannya
100 100 100
Mengkomunikasi
Meminta perwakilan setiap
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
100 100 100
3. Kegiatan Penutup
Meminta peserta didik
bertanya bila masih ada
materi yang kurang
dipahami
100 100 100
Mereview materi yang
telah dijelaskan dan
meluruskan bila terjadi
miskonsepsi
100 100 100
309
Menginformasikan ke
peserta didik mengenai
materi pelajaran berikutnya
100 100 100
Menutup kegiatan
pembelajaran
100 100 100
Memberi salam 100 100 100
Rata-Rata 100 100 100
310
PRESENTASE KETERLAKSANAAN PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN
No Kegiatan Pembelajaran Presentase Ketuntasan
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
1. Inisiasi secara Peer
Peserta didik memahami
tujuan pembelajaran
75 75 100
Peserta didik termotivasi
dengan materi
pembelajaran
75 75 100
Peserta didik menjawab tes
singkat yang diberikan
guru
100 100 100
2. Seleksi
Peserta didik membuat
rumusan masalah dan
hipotesis
75 100 100
3. Eksplorasi
Peserta didik melakukan
percobaan /eksplorasi
100 100 100
Peserta didik berkontribusi
dalam melakukan
percobaan/eksplorasi
100 100 100
4. Formulasi
Peserta didik mencatat
hasil
percobaan/eksplorasinya
100 100 100
mengolah data hasil
percobaan/eksplorasinya
dan mendiskusikannya
100 100 100
5. Koleksi
Peserta didik mencari
informasi aplikatif
75 100 100
Setiap peserta didik
memberikan kontribusi
dalam menjawab LKS
75 100 100
6. Presentasi
Peserta didik
mempresentasikan hasil
percobaannya
75 75 83,3
Mendengarkan presentasi
hasil percobaan peserta
didik yang lain
75 75 83,3
Rata-Rata 85,4 91,6 97,2
311
PRESENTASE KETERLAKSANAAN PESERTA DIDIK KELAS KONTROL
No Kegiatan Pembelajaran Presentase Ketuntasan
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
1. Kegiatan Awal
Peserta didik memahami
tujuan pembelajaran
58,3 83,3 100
Peserta didik menunjukkan
minat dan motivasi dalam
pembelajaran
66,6 83,3 100
2. Mengamati
Peserta didik mengamati
denga seksama gambar atau
video yang ditampilkan guru
100 100 100
3. Menanya
Peserta didik bertanya
terkait gambar atau video
yang ditampilkan
50 66,6 83,3
4. Mencoba
Peserta didik berkontribusi
dalam melakukan
percobaan/observasi
100 100 100
Peserta didik mengumpulkan
data dan informasi relevan
yang sesuai dengan LKS
100 100 100
5. Menalar
Peserta didik menganalisis
tugas yang terdapat pada
LKS
83,3 100 100
6. Mengkomunikasi
Peserta didik
mempresentasikan hasil
percobaan dan diskusi
dengan benar
66,6 66,6 83,3
Rata-Rata 78,1 87,4 95,8
312
Lampiran 34
Uji Normalitas Pretest Kognitif Kelas Eksperimen
No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)
F(Zi)-
S(Zi)
1 C 52 -1,559 0,060 0,161 0,102
2 G 52 -1,559 0,060 0,161 0,102
3 Q 52 -1,559 0,060 0,161 0,102
4 X 52 -1,559 0,060 0,161 0,102
5 EE 52 -1,559 0,060 0,161 0,102
6 F 60 -0,848 0,198 0,290 0,092
7 P 60 -0,848 0,198 0,290 0,092
8 R 60 -0,848 0,198 0,290 0,092
9 V 60 -0,848 0,198 0,290 0,092
10 A 68 -0,138 0,445 0,581 0,135
11 E 68 -0,138 0,445 0,581 0,135
12 H 68 -0,138 0,445 0,581 0,135
13 I 68 -0,138 0,445 0,581 0,135
14 J 68 -0,138 0,445 0,581 0,135
15 K 68 -0,138 0,445 0,581 0,135
16 S 68 -0,138 0,445 0,581 0,135
17 U 68 -0,138 0,445 0,581 0,135
18 Y 68 -0,138 0,445 0,581 0,135
19 BB 76 0,573 0,717 0,742 0,025
20 M 76 0,573 0,717 0,742 0,025
21 T 76 0,573 0,717 0,742 0,025
22 W 76 0,573 0,717 0,742 0,025
23 AA 76 0,573 0,717 0,742 0,025
24 B 84 1,284 0,900 1 0,100
25 D 84 1,284 0,900 1 0,100
26 L 84 1,284 0,900 1 0,100
27 N 84 1,284 0,900 1 0,100
28 O 84 1,284 0,900 1 0,100
29 Z 84 1,284 0,900 1 0,100
30 CC 84 1,284 0,900 1 0,100
31 DD 84 1,284 0,900 1 0,100
Rata2 69,548 Lhitung 0,135
SD 11,259 Ltabel 0,1592
Ltabel =
√
Jadi, Lhitung = 0,135 < L tabel = 0,1592, sehingga data pretest kognitif kelas eksperimen
berdistribusi normal.
313
Uji Normalitas Postest Kognitif Kelas Eksperimen
No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)
F(Zi)-
S(Zi)
1 EE 68 -1,826 0,034 0,129 0,095
2 R 68 -1,826 0,034 0,129 0,095
3 C 68 -1,826 0,034 0,129 0,095
4 P 68 -1,826 0,034 0,129 0,095
5 A 76 -0,868 0,193 0,323 0,130
6 I 76 -0,868 0,193 0,323 0,130
7 J 76 -0,868 0,193 0,323 0,130
8 K 76 -0,868 0,193 0,323 0,130
9 F 76 -0,868 0,193 0,323 0,130
10 S 76 -0,868 0,193 0,323 0,130
11 L 84 0,090 0,536 0,645 0,109
12 M 84 0,090 0,536 0,645 0,109
13 N 84 0,090 0,536 0,645 0,109
14 T 84 0,090 0,536 0,645 0,109
15 U 84 0,090 0,536 0,645 0,109
16 V 84 0,090 0,536 0,645 0,109
17 X 84 0,090 0,536 0,645 0,109
18 H 84 0,090 0,536 0,645 0,109
19 W 84 0,090 0,536 0,645 0,109
20 AA 84 0,090 0,536 0,645 0,109
21 Q 92 1,047 0,853 1 0,147
22 B 92 1,047 0,853 1 0,147
23 D 92 1,047 0,853 1 0,147
24 E 92 1,047 0,853 1 0,147
25 G 92 1,047 0,853 1 0,147
26 O 92 1,047 0,853 1 0,147
27 Y 92 1,047 0,853 1 0,147
28 Z 92 1,047 0,853 1 0,147
29 BB 92 1,047 0,853 1 0,147
30 CC 92 1,047 0,853 1 0,147
31 DD 92 1,047 0,853 1 0,147
Rata2 83,25 Lhitung 0,147
SD 8,3535 Ltabel 0,1592
Ltabel =
√
Jadi, Lhitung = 0,147 < L tabel = 0,1592, sehingga data postest kognitif kelas eksperimen
berdistribusi normal
314
Lampiran 35
Uji Normalitas Pretest Kognitif Kelas Kontrol
No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)
F(Zi)-
S(Zi)
1 A 52 -1,362 0,087 0,219 0,132
2 J 52 -1,362 0,087 0,219 0,132
3 M 52 -1,362 0,087 0,219 0,132
4 S 52 -1,362 0,087 0,219 0,132
5 T 52 -1,362 0,087 0,219 0,132
6 U 52 -1,362 0,087 0,219 0,132
7 Z 52 -1,362 0,087 0,219 0,132
8 F 60 -0,648 0,259 0,406 0,148
9 G 60 -0,648 0,259 0,406 0,148
10 L 60 -0,648 0,259 0,406 0,148
11 R 60 -0,648 0,259 0,406 0,148
12 V 60 -0,648 0,259 0,406 0,148
13 AA 60 -0,648 0,259 0,406 0,148
14 C 68 0,067 0,527 0,625 0,098
15 H 68 0,067 0,527 0,625 0,098
16 P 68 0,067 0,527 0,625 0,098
17 BB 68 0,067 0,527 0,625 0,098
18 DD 68 0,067 0,527 0,625 0,098
19 EE 68 0,067 0,527 0,625 0,098
20 FF 68 0,067 0,527 0,625 0,098
21 B 76 0,782 0,783 0,844 0,061
22 E 76 0,782 0,783 0,844 0,061
23 N 76 0,782 0,783 0,844 0,061
24 Q 76 0,782 0,783 0,844 0,061
25 O 76 0,782 0,783 0,844 0,061
26 W 76 0,782 0,783 0,844 0,061
27 Y 76 0,782 0,783 0,844 0,061
28 D 84 1,496 0,933 1 0,067
29 I 84 1,496 0,933 1 0,067
30 K 84 1,496 0,933 1 0,067
31 X 84 1,496 0,933 1 0,067
32 CC 84 1,496 0,933 1 0,067
Rata2 67,25 Lhitung 0,148
SD 10,19 Ltabel 0,1568
Ltabel =
√
Jadi, Lhitung = 0,148 < L tabel = 0,1568, sehingga data pretest kognitif kelas kontrol
berdistribusi normal.
315
Uji Normalitas Postest Kognitif Kelas Kontrol
No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)
F(Zi)-
S(Zi)
1 A 68 -1,368 0,086 0,219 0,133
2 J 68 -1,368 0,086 0,219 0,133
3 M 68 -1,368 0,086 0,219 0,133
4 S 68 -1,368 0,086 0,219 0,133
5 T 68 -1,368 0,086 0,219 0,133
6 U 68 -1,368 0,086 0,219 0,133
7 Z 68 -1,368 0,086 0,219 0,133
8 F 76 -0,437 0,331 0,406 0,075
9 G 76 -0,437 0,331 0,406 0,075
10 L 76 -0,437 0,331 0,406 0,075
11 R 76 -0,437 0,331 0,406 0,075
12 V 76 -0,437 0,331 0,406 0,075
13 AA 76 -0,437 0,331 0,406 0,075
14 C 84 0,495 0,690 0,781 0,092
15 H 84 0,495 0,690 0,781 0,092
16 P 84 0,495 0,690 0,781 0,092
17 BB 84 0,495 0,690 0,781 0,092
18 DD 84 0,495 0,690 0,781 0,092
19 D 84 0,495 0,690 0,781 0,092
20 EE 84 0,495 0,690 0,781 0,092
21 B 84 0,495 0,690 0,781 0,092
22 E 84 0,495 0,690 0,781 0,092
23 N 84 0,495 0,690 0,781 0,092
24 Q 84 0,495 0,690 0,781 0,092
25 O 84 0,495 0,690 0,781 0,092
26 W 92 1,427 0,923 1 0,077
27 Y 92 1,427 0,923 1 0,077
28 D 92 1,427 0,923 1 0,077
29 I 92 1,427 0,923 1 0,077
30 K 92 1,427 0,923 1 0,077
31 X 92 1,427 0,923 1 0,077
32 CC 92 1,427 0,923 1 0,077
Rata2 79,75 Lhitung 0,133
SD 7,587 Ltabel 0,1568
Ltabel =
√
Jadi, Lhitung = 0,133 < L tabel = 0,1568, sehingga data postest kognitif kelas kontrol
berdistribusi normal.
316
Lampiran 36
Uji Normalitas Pretest Metakognitif Kelas Eksperimen
No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)
F(Zi)-
S(Zi)
1 F 24 -1,499 0,067 0,097 0,030
2 BB 24 -1,499 0,067 0,097 0,030
3 O 24 -1,499 0,067 0,097 0,030
4 C 28 -0,907 0,182 0,258 0,076
5 P 28 -0,907 0,182 0,258 0,076
6 H 28 -0,907 0,182 0,258 0,076
7 U 28 -0,907 0,182 0,258 0,076
8 DD 28 -0,907 0,182 0,258 0,076
9 X 29 -0,759 0,224 0,290 0,066
10 A 30 -0,611 0,271 0,290 0,020
11 J 30 -0,611 0,271 0,290 0,020
12 L 30 -0,611 0,271 0,290 0,020
13 Q 32 -0,315 0,376 0,419 0,043
14 EE 33 -0,167 0,434 0,452 0,018
15 G 34 -0,019 0,492 0,645 0,150
16 R 34 -0,019 0,492 0,645 0,150
17 V 34 -0,019 0,492 0,645 0,150
18 I 34 -0,019 0,492 0,645 0,150
19 S 34 -0,019 0,492 0,645 0,150
20 T 34 -0,019 0,492 0,645 0,150
21 W 36 0,277 0,609 0,677 0,068
22 CC 37 0,425 0,665 0,710 0,045
23 N 38 0,573 0,717 0,742 0,025
24 E 39 0,721 0,765 0,806 0,042
25 K 39 0,721 0,765 0,806 0,042
26 D 41 1,017 0,845 0,839 0,007
27 AA 44 1,461 0,928 0,903 0,025
28 B 44 1,461 0,928 0,903 0,025
29 L 46 1,757 0,961 0,968 0,007
30 Z 46 1,757 0,961 0,968 0,007
31 Y 48 2,053 0,980 1 0,020
Rata2 34,129 Lhitung 0,150
SD 6,75 Ltabel 0,1592
Ltabel =
√
Jadi, Lhitung = 0,150 < L tabel = 0,1592, sehingga data pretest metakognitif kelas
eksperimen berdistribusi normal.
317
Uji Normalitas Postest Metakognitif Kelas Eksperimen
No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)
F(Zi)-
S(Zi)
1 O 34 -2,187 0,014 0,032 0,018
2 BB 35 -2,091 0,018 0,065 0,046
3 C 38 -1,800 0,036 0,129 0,093
4 DD 38 -1,800 0,036 0,129 0,093
5 V 39 -1,704 0,044 0,161 0,117
6 H 40 -1,607 0,054 0,194 0,140
7 E 42 -1,413 0,079 0,226 0,147
8 R 43 -1,317 0,094 0,258 0,148
9 S 45 -1,123 0,131 0,290 0,149
10 K 47 -0,930 0,176 0,323 0,146
11 U 49 -0,736 0,231 0,355 0,124
12 Q 50 -0,639 0,261 0,387 0,126
13 Z 51 -0,543 0,294 0,419 0,126
14 P 52 -0,446 0,328 0,484 0,149
15 D 52 -0,446 0,328 0,484 0,149
16 A 54 -0,253 0,400 0,516 0,116
17 N 55 -0,156 0,438 0,548 0,110
18 F 57 0,038 0,515 0,581 0,066
19 EE 58 0,134 0,553 0,645 0,092
20 Y 58 0,134 0,553 0,645 0,092
21 T 59 0,231 0,591 0,710 0,118
22 AA 59 0,231 0,591 0,710 0,118
23 B 60 0,328 0,629 0,742 0,113
24 G 61 0,425 0,664 0,839 0,145
25 X 61 0,425 0,664 0,839 0,145
26 J 61 0,425 0,664 0,839 0,145
27 CC 62 0,521 0,699 0,871 0,145
28 M 65 0,812 0,792 0,903 0,112
29 W 66 0,908 0,818 0,935 0,117
30 I 69 1,199 0,885 0,968 0,083
31 L 71 1,392 0,918 1 0,082
Rata2 56,61 Lhitung 0,149
SD 10,34 Ltabel 0,1592
Ltabel =
√
Jadi, Lhitung = 0,149 < L tabel = 0,1592, sehingga data postest metakognitif kelas
eksperimen berdistribusi normal.
318
Lampiran 37
Uji Normalitas Pretest Metakognitif Kelas Kontrol
No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)
F(Zi)-
S(Zi)
1 U 22 -1,802 0,036 0,031 0,005
2 A 24 -1,245 0,107 0,25 0,143
3 B 24 -1,245 0,107 0,25 0,143
4 H 24 -1,245 0,107 0,25 0,143
5 W 24 -1,245 0,107 0,25 0,143
6 Y 24 -1,245 0,107 0,25 0,143
7 DD 24 -1,245 0,107 0,25 0,143
8 EE 24 -1,245 0,107 0,25 0,143
9 I 26 -0,688 0,246 0,3125 0,067
10 V 26 -0,688 0,246 0,3125 0,067
11 Q 27 -0,409 0,341 0,34375 0,003
12 D 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146
13 E 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146
14 P 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146
1 O 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146
16 R 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146
17 Z 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146
18 BB 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146
19 FF 28 -0,131 0,448 0,59375 0,146
20 L 29 0,148 0,559 0,625 0,066
21 M 30 0,427 0,665 0,71875 0,054
22 X 30 0,427 0,665 0,71875 0,054
23 AA 30 0,427 0,665 0,71875 0,054
24 T 31 0,705 0,760 0,75 0,010
25 C 32 0,984 0,837 0,875 0,038
26 G 32 0,984 0,837 0,875 0,038
27 K 32 0,984 0,837 0,875 0,038
28 S 32 0,984 0,837 0,875 0,038
29 J 33 1,262 0,897 0,90625 0,010
30 N 34 1,541 0,938 0,96875 0,030
31 CC 34 1,541 0,938 0,96875 0,030
32 F 36 2,098 0,982 1 0,018
Rata2 28,47 Lhitung 0,146
SD 5,59 Ltabel 0,156
Ltabel =
√
Jadi, Lhitung = 0,146 < L tabel = 0,156, sehingga data pretest metakognitif kelas kontrol
berdistribusi normal.
319
Uji Normalitas Postest Metakognitif Kelas Kontrol
No Nama Nilai/Xi Zi F(Zi) S(Zi)
F(Zi)-
S(Zi)
1 E 32 -1,145 0,126 0,0625 0,064
2 DD 32 -1,145 0,126 0,0625 0,064
3 I 34 -0,945 0,172 0,15625 0,016
4 U 34 -0,945 0,172 0,15625 0,016
5 Y 34 -0,945 0,172 0,15625 0,016
6 AA 36 -0,744 0,228 0,1875 0,041
7 J 37 -0,644 0,260 0,21875 0,041
8 A 40 -0,342 0,366 0,34375 0,022
9 C 40 -0,342 0,366 0,34375 0,022
10 R 40 -0,342 0,366 0,34375 0,022
11 W 40 -0,342 0,366 0,34375 0,022
12 FF 42 -0,142 0,444 0,375 0,069
13 BB 44 0,059 0,524 0,4375 0,086
14 CC 44 0,059 0,524 0,4375 0,086
15 D 46 0,260 0,603 0,5 0,103
16 K 46 0,260 0,603 0,5 0,103
17 M 48 0,461 0,678 0,5625 0,115
18 Z 48 0,461 0,678 0,5625 0,115
19 O 51 0,762 0,777 0,625 0,152
20 V 51 0,762 0,777 0,625 0,152
21 F 53 0,963 0,832 0,6875 0,145
22 P 53 0,963 0,832 0,6875 0,145
23 S 56 1,264 0,897 0,75 0,147
24 EE 56 1,264 0,897 0,75 0,147
25 B 58 1,465 0,929 0,875 0,054
26 L 58 1,465 0,929 0,875 0,054
27 N 58 1,465 0,929 0,875 0,054
28 X 58 1,465 0,929 0,875 0,054
29 H 60 1,666 0,952 0,90625 0,046
30 Q 61 1,766 0,961 0,9375 0,024
31 G 63 1,967 0,975 0,96875 0,007
32 T 64 2,067 0,981 1 0,019
Rata2 43,41 Lhitung 0,152
SD 9,961 Ltabel 0,156
Ltabel =
√
Jadi, Lhitung = 0,152 < L tabel = 0,156, sehingga data postest metakognitif kelas kontrol
berdistribusi normal.
320
Lampiran 38
Uji Homogenitas
1. Uji Homogenitas Pretest Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau
uji Fisher. Rumus yang digunakan adalah:
16068,42
15713,84
Fhitung=
= 1,022
= n-1= 31-1
= n-1= 32-1
Ftabel
Untuk db pembilang dan db penyebut (32 dan 31) pada taraf signifikansi (
tidak terdapat pada tabel distribusi F maka dicari dengan rumus Excel
=FINV(0,05;32;31) dan didapatkan nilai Ftabel sebesar 1,816 Dengan demikian
Fhitung < Ftabel (1,022 1,816). Dapat disimpulkan bahwa data pretest kognitif
kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen.
321
2. Uji Homogenitas Postest Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau
uji Fisher. Rumus yang digunakan adalah:
73,74194
69,78065
Fhitung=
= 1,056
= n-1= 31-1
= n-1= 32-1
Ftabel
Untuk db pembilang dan db penyebut (32 dan 31) pada taraf signifikansi (
tidak terdapat pada tabel distribusi F maka dicari dengan rumus Excel
=FINV(0,05;32;31) dan didapatkan nilai Ftabel sebesar 1,816. Dengan demikian
Fhitung < Ftabel (1,056 1,816). Dapat disimpulkan bahwa data postest kognitif
kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen.
322
Lampiran 39
Uji Homogenitas Metakognitif
1. Uji Homogenitas Pretest Metakognitif Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau
uji Fisher. Rumus yang digunakan adalah:
208,873
126,668
Fhitung=
= 1,641
= n-1= 31-1
= n-1= 32-1
Ftabel
Untuk db pembilang dan db penyebut (32 dan 31) pada taraf signifikansi (
tidak terdapat pada tabel distribusi F maka dicari dengan rumus Excel
=FINV(0,05;32;31) dan didapatkan nilai Ftabel sebesar 1,816. Dengan demikian
Fhitung < Ftabel (1,641 1,816). Dapat disimpulkan bahwa data pretest
metakognitif kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen.
323
2. Uji Homogenitas Postest Metakognitif Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau
uji Fisher. Rumus yang digunakan adalah:
d. Menentukan nilai Fhitung
Berdasarkan perhitungan data pretest kedua kelas eksperimen diperoleh:
1041,89
984,96
Fhitung=
= 1,057
= n-1= 31-1
= n-1= 32-1
Ftabel
Untuk db pembilang dan db penyebut (32 dan 31) pada taraf signifikansi (
tidak terdapat pada tabel distribusi F maka dicari dengan rumus Excel
=FINV(0,05;32;31) dan didapatkan nilai Ftabel sebesar 1,816. Dengan demikian
Fhitung < Ftabel (1,057 1,816). Dapat disimpulkan bahwa data postest
metakognitif kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen.
324
Lampiran 40
Uji Hipotesis Data Pretest Kognitif
Terdapat beberapa langkah dalam melakukan uji-t :
1. Menentukan Sg
√( )
( )
√( ) ( )
√( ) ( )
√
√
√
2. Menentukan thitung
√
√
√
√
√
325
( )( )
( )
Menentukan dk
dk = n1 + n2 – 2
dk = 32+31 – 2
dk = 63 – 2
dk = 61
4. Ttabel
Pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk = 61 tidak didapatkan dari tabel.
Sehingga dicari dengan rumus Excel (=TINV (0,05;61)) dan didapatkan nilai ttabel
sebesar 1,998. Didapatkan nilai thitung > ttabel yaitu 0,0752 < 1,998, Oleh sebab itu,
hipotesis data pretest Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
326
Uji Hipotesis Data Postest Kognitif
Terdapat beberapa langkah dalam melakukan uji-t :
1. Menentukan Sg
√( )
( )
√( ) ( )
√( ) ( )
√
√
√
2. Menentukan thitung
√
√
√
√
√
327
( )( )
( )
Menentukan dk
dk = n1 + n2 – 2
dk = 32+31 – 2
dk = 63 – 2
dk = 61
4. T tabel
Pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk = 61 tidak didapatkan dari tabel.
Sehingga dicari dengan rumus Excel (=TINV (0,05;61)) dan didapatkan nilai ttabel
sebesar 1,998. Didapatkan nilai thitung > ttabel yaitu 2,044 1,998, Oleh sebab itu,
hipotesis data postest Ha diterima dan H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
328
Lampiran 41
Uji Hipotesis Data Pretest Metakognitif
Terdapat beberapa langkah dalam melakukan uji-t :
1. Menentukan Sg
√( )
( )
√( ) ( )
√( ) ( )
√
√
√
2. Menentukan thitung
√
√
√
√
√
329
( )( )
( )
Menentukan dk
dk = n1 + n2 – 2
dk = 32+31 – 2
dk = 63 – 2
dk = 61
4. Ttabel
Pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk = 61 tidak didapatkan dari tabel.
Sehingga dicari dengan rumus Excel (=TINV (0,05;61)) dan didapatkan nilai ttabel
sebesar 1,998. Didapatkan nilai thitung > ttabel yaitu 0,549 1,998, Oleh sebab itu,
hipotesis data pretest Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar metakognitif siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
330
Uji Hipotesis Data Postest Metakognitif
Terdapat beberapa langkah dalam melakukan uji-t :
1. Menentukan Sg
√( )
( )
√( ) ( )
√( ) ( )
√
√
√
2. Menentukan thitung
√
√
√
√
√
331
( )( )
( )
Menentukan dk
dk = n1 + n2 – 2
dk = 32+31 – 2
dk = 63 – 2
dk = 61
4. Ttabel
Pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk = 61 tidak didapatkan dari tabel.
Sehingga dicari dengan rumus Excel (=TINV (0,05;61)) dan didapatkan nilai ttabel
sebesar 1,998. Didapatkan nilai thitung > ttabel yaitu 2,129 1,998, Oleh sebab itu,
hipotesis data postest Ha diterima dan H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar metakognitif siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
332
Lampiran 42
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA (Pra Penelitian)
Tahap : Pra Penelitian
.
Daftar pertanyaan:
1. Bagaimana hasil belajar biologi siswa kelas XI di SMAN 34 Jakarta?
2. Bagaimana cara ibu meningkatkan hasil belajar biologi siswa?
3. Bagaimana pengetahuan metakognitif biologi siswa secara umum di SMAN
34 Jakarta?
4. Apa saja kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan
soal pengetahuan metakognitif?
5. Metode apa saja yang sering Bapak/Ibu gunakan pada pembelajaran biologi?
6. Kendala atau kesulitan apa saja yang ibu hadapi dalam mengajarkan biologi,
khususnya pada pokok bahasan sistem pencernaan manusia?
7. Apa saja kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami
konsep-konsep dalam materi sistem pencernaan manusia?
8. Apakah Ibu sering melakukan praktikum dalam pembelajaran biologi?
9. Menurut ibu, bagaimana peran metode pembelajaran dalam mengajarkan
biologi?
10. Apakah Ibu sudah/pernah menggunakan model pembelajaran guided inquiry?
11. Apakah Ibu mengetahui bahwa model pembelajaran guided inquiry mampu
meningkatkan pengetahuan metakognitif?
333
Hasil Wawancara dengan Guru
1. Sebagian besar hasil belajar siswa masih dibawah KKM, kira-kira 60%.
2. Cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan memperbanyak merangkum.,
karena dengan merangkum siswa akan membaca buku paket biologi. Cara lain
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik.
3. Kalau berbicara pengetahuan metakognitif nya kurang tahu karena belum
pernah dilakukan pengukuran atau penilaian dan kurangnya pemberian soal
metakognitif dan guru lebih sering memberikan soal-soal kognitif dalam
bentuk pilihan ganda hanya sampai jenjang C5.
4. kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal
pengetahuan metakognitif yaitu kurangnya pemberian soal pengetahuan
metakognitif sehingga mereka tidak terbiasa dan seringnya pemberian soal
pilihan ganda membuat siswa kurang terampil dalam menjawab soal essay.
5. Metode yang sering digunakan berupa pendekatan saintifik biasa seperti
presentasi dan diskusi.
6. Kendala atau kesulitan apa saja yang ibu hadapi dalam mengajarkan biologi,
khususnya pada pokok bahasan sistem pencernaan manusia yaitu memerlukan
proses membangun pengetahuan dan penemuan dalam mempelajarinya karena
dalam sistem pencernaan banyak proses yang terjadi didalam organ-organ
pencernaan.
7. Kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami konsep-konsep
dalam materi sistem pencernaan manusia yaitu siswa lebih banyak menghafal
daripada memahami proses yang terjadi pada sistem pencernaan dan siswa
kurang aktif dimana hanya sebatas mendengarkan penjelasan dari guru saja.
8. Sering melakukan praktikum biologi. Jika di KI 4 harus praktikum dan
ditambah fasilitas di sekolah ini sangat memadai seperti alat dan bahannya
maka akan diadakan praktikum.
9. Peran metode pembelajaran dalam mengajarkan biologi sangat penting. Jika
metode yang digunakan membuat siswa membangun pemahaman dan
menemukan pengetahuannya sendiri akan berdampak pada nilai biologi nya.
334
10. Pembelajaran di SMA N 34 sudah menerapkan inkuiri hanya saja pada
tingkatan atau level structure inquiry.
11. Ya model pembelajaran guided inquiry mampu meningkatkan pengetahuan
metakognitif hanya saja belum pernah diberikan soal-soal pengetahuan
metakognitif.
Lampiran 43
342
Lampiran 44
FOTO PENELITIAN
343
Lampiran 45
344
Lampiran 46
345
Lampiran 47