bab ii kajian pustaka a. kemampuan sains anak usia dini 1. …repository.ump.ac.id/2573/3/bab...
TRANSCRIPT
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Sains Anak Usia Dini
1. Pengertian Kemampuan Sains Anak Usia Dini
Pengertian sains untuk anak usia dini adalah bagaimana memahami
sains berdasarkan sudut pandang anak. Karena kita memandang dimensi
sains dari kacamata anak, maka akan berimplikasi pada kekeliruan-
kekeliruan dalam menentukkan hakikat sains bagi anak usia dini yang
berdampak cukup signifikan terhadap pengembangan pembelajaran sains
itu sendiri kepada mereka. Hal tersebut tentunya secara langsung maupun
tidak langsung akan berdampak pula pada proses dan produknya yaiti anak-
anak sendiri.
Sains atau IPA secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang
alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Sains
adalah sistem tentang alam semesta yang diperoleh melalui pengumpulan
data dengan observasi dan eksperimen terkontrol. Sains adalah produk atau
hasil dari proses penyelidikan ilmiah yang dilandasi oleh sikap dan nila-
nilai tertentu.
Drs. Slamet Suyanto, (2005: 83) Pengenalan sains untuk peserta
didik TK/PAUD lebih ditekankan daripada produk (fakta,. konsep, teori,
prinsip, dan hukum). Proses sains dikenal dengan metode ilmiah, yang
7
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
8
secara garis besar meliputi: 1) Observasi, 2) menemukan masalah, 3)
melakukan percobaan, 4) menganalisis data dan 5) mengambil kesimpulan.
Untuk anak TK/PAUD ketrampilan proses sains hendaknya dilakukan
secara sederhana sambil bermain. Kegiatan sains memungkinkan anak
melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun
benda tak hidup yang ada di sekitarnya. Anak dapat menemukan gejala
benda dan gejala peristiwa dari benda-benda tersebut.
Slamet Suyanto, (2005: 84) Pengetahuan yang diperoleh akan
berguna sebagai modal berpikir. Melalui sains, peserta didik dapat
melakukan percobaan sederhana. Percobaan tersebut melatih peserta didik
menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih
peserta didik berpikir logis. Dalam sains peserta didik juga berlatih
menggunakan alat ukur non standar, seperti jengkal, depa, atau kaki.
Selanjutnya peserta didik berlatih menggunakan alat ukur standar. Peserta
didik secar bertahap berlatih menggunakan satuan yang memudahkan
peserta didik untuk berpikir secara logis dan rasional. Dengan demikian
sains juga mengembangkan kemampuan intelektual peserta didik.
Sebagai proses, sains mencakup kegiatan menelusuri, mengamati
dan melakukan percobaan. Kegiatan bermain sains sangat penting
diberikan untuk anak usia dini karena multi manfaat, yakni dapat
mengembangkan kemampuan: eksplorasi dan investigasi, yaitu kegiatan
untuk mengamati dan menyelidiki objek serta fenomena alam,
mengembangkan ketrampilan proses sains dasar, seperti melakukan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
9
pengamatan, mengukur, mengkomunikasi hasil pengamatan, dan
sebagainya, mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang dan mau
melakukan kegiatan inkuiri atau penemuan, memahami pengetahuan
tentang berbagai benda baik ciri, struktur maupun fungsinya.
Menurut Sumaji menyatakan bahwa sains secara sempit adalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), terdiri dari physical sciences dan life
science. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang pokok
bahasanya adalah alam dengan segala isinya. Hal yang dipelajari dalam
sains adalah sebab–akibat, hubungan kausal dari kejadian– kejadian yang
terjadi di alam. Menurut Powler (dalam Nugraha Ali 2005: 36), sains
adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan dengan mengamati gejala–
gejala kebendaan, dan didasarkan terutama atas pengamatan diskusi.
Perkembangan kognitif seseorang, sebagian besar bergantung pada
seberapa aktif orang tersebut memanipulasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Beberapa implikasi penting dari teori Jean Piaget dalam
pembelajaran IPA atau sains menurut Wahab Jufri (2013: 18) adalah
sebagai berikut:
a). Memusatkan perhatian pada kemampuan berpikir atau proses mental
peserta didik dan tidak sekedar pada hasilnya. Dalam hal ini, selain
kebenaran jawaban peserta didik, gutu harus memahami pula proses yang
digunakan peserta didik dalam menemukan jawabannya terhadap suatu
masalah. Oleh karena itu, pengalaman belajar harus dikembangkan
dengan memperhatikan tahapan perkembangan kognitif peserta didik.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
10
Apabila guru memperhatikan strategi yang digunakan peserta didik untuk
sampai pada kesimpulan tertenu, maka barulah dapat dikatakan bahwa
guru tersebut berada dalam posisi memberikan pengalaman yang sesuai.
b). Memperhatikan peran dan inisiatif peserta didik, serta keterlibatanya
dalam kegiatan pembelajaran. Piaget menyatakan bahwa penyajian
pengetahuan jadi (ready-mode) tidak mendapat penekanan, tetapi peserta
didik didorong untuk menemukan sendiri pengetahuan itu melalui
intraksi langsung dengan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara
langsung. Menerapkan teori Piaget dalam pembelajaran IPA/sains berarti
memaksimalkan penggunaan metode demonstrasi dan eksperimen secara
fisik.
c). Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan intelektual. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh
peserta didik tumbuh melalui urutan perkembangan intelektual yang
sama, akan tetapi pertumbuhan itu berlangsung dengan kecepatan yang
berbeda. Oleh karena itu, guru harus melakukan upaya khusus untuk
mengatur kegiatan di kelas dalam bentuk aktivitas individual dan
kelompok kecil peserta didik daripada dalam bentuk kelas utuh
(klasikal).
Carin dan Sund, 1993 (dalam Nuhraha Ali 2005: 34)
mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang sistematis atau tersusun
secara teratur, berlaku umum, dan berupa kumpulan data hasil observasi
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
11
dan eksperimen. Aktivitas dalam sains selalu berhubungan dengan
percobaan-percobaan yang membutuhkan keterampilan dan kerajinan.
Secara sederhana, sains dapat juga didefinisikan sebagai apa yang
dilakukan oleh para ahli sains. Dengan demikian, sains bukan hanya
kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi
menyangkut cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.
2. Tujuan dan Fungsi Sains Pada Anak Usia Dini
Pentingnya tujuan dalam pembelajaran sains memiliki setiap
bidang pengembangan pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini,
suatu tujuan yang dianggap terstandar dan memilih karakteristik yang
ideal, apabila tujuan yang dirumuskan memilih tingkat ketepatan
(validitas), kebermaknaan (meaning fulness), fungsional dan relevansi
yang tinggi dengan kebutuhan serta karakteristik sasaran.
Juariah Adang, 1995 (dalam Nugraha Ali 2005: 23) fungsi dari
pengajaran sains yang dapat menumbuhkan berfikir logis, berfikir
rasional, berfikir analitis dan berpikir kritis dapat berkontribusi secara
signifikan dalam pembentukan potensi–potensi anak.
Fungsi dan tujuan pembelajaran sains pada anak usia dini:
a).Membantu anak usia dini menguasai produk sains, b). Membantu anak
dalam pengenalan dan penguasaan, yaitu: 1) Fakta, yaitu hal yang
merupakan kenyataan sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. 2) Teori,
yaitu pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung
oleh data dan argumentasi. 3) Konsep, yaitu rancangan, ide atau
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
12
pengertian yang diabstrakan dari peristiwa konkret, 4) Prinsip, yaitu asas
kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir atau bertindak, 5) Hukum,
yaitu rangkaian tindakan, pembuatan atau pengolahan yang
menghasilkan produk, 6) Istilah, yaitu gabungan kata yang dengan
cermat mengungkapkan makna, konsep, proses, keadaan, atau sifat yang
khas dibidang tertentu, 7) Proses, yaitu rangkaian tindakan, pembuatan
atau pengolahan yang menghasilkan produk, 8) Problem solving, yaitu
sebagai pemecah masalah yang dilakukan oleh hasil pemikiran sendiri.
c). Membantu anak mengenali, menguasai kumpulan pengetahuan, d).
menjelaskan yang diketahuinya itu secara memadai kepada e). orang lain
dan menyampaikan cara-cara yang digunakannya, f). Membantu anak usia
dini menguasai proses sains, g). Membantu anak dalam penguasan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam menggali sains
sehingga anak menguasai cara kerja yang ditempuh dalam menyikapi alam
dan menyelesaikan masalah yang terkait di dalamnya, h). Anak secara
bertahap dan sederhana diperkenalkan dengan cara atau proses
mengungkap sains yang benar, seperti proses: 1) Mengamati, yaitu melihat
dan memperhatikan dengan teliti, 2) Menggolongkan, yaitu membagi-bagi
atas beberapa golongan, 3) Mengukur, yaitu menghitung ukurannya
(panjang, besar, luas, tinggi, dsb) dengan alat tertentu, 4). Menguraikan,
yaitu melepaskan hubungan bagian-bagian dari induk atau pusatnya, 5)
Menjelaskan, yaitu menerangkan, menguraikan secara terang, 6)
Mengajukan pertamyaan-pertanyaan penting tentang alam, 7)
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
13
Merumuskan problem, yaitu menyebutkan (menyimpulkan) suatu masalah
dengan ringkas dan tepat, 8) Merumuskan hipotesis, yaitu menyebutkan
(menyimpulkan) sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau
pengutaran pendapat, meskipun kebenaranya masih harus dibuktikan,
anggapan dasar, 9) Merancang penyelidikan termasuk eksperimen, yaitu
membuat percobaan yang bersistem dan berencana untuk membuktikan
kebenaran suatu teori, 10) Mengumpulkan dan menganalisis data, yaitu
mengumpulkan dan melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa
untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya, 11) Menarik kesimpulan,
yaitu mengambil keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir
induktif atau deduktif, dan sebagainya.
Tujuan dalam sasaran kognitif menurut Angelo dan Cross, 1993
(dalam Wahab Jufri 2013: 95) yaitu:
1). Memahami bidang khusus dari materi pelajaran.
2). Mengembangkan ketrampilan proses sains.
3).Mengembangkan kemampuan bertanya dan menyelesaikan masalah.
4). Menerapkan pengetahuan dalam situsasi baru yang berbeda.
5). Mengevaluasi dan mensintetis informasi, ide dan masalah baru.
6). Memperkuat ketrampilan berpikir kritis.
3. Tahap Kemampuan Sains Pada Anak Usia Dini
Menurut Leeper, 1994 (dalam Nugraha Ali 2005: 64), pentingnya
pengembangan pembelajaran sains adalah :
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
14
1. Agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang
dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak- anak
terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal
yang dihadapinya.
2. Agar anak-anak memiliki sikap-sikap ilmiah. Sikap ilmiah sangat
membantu anak dalam membuat keputusan dari berbagai sudut
pandang, terbuka namun berhati-hati dengan informasi yang baru
diterimanaya (semua informasi dikonfirmasi kembali) sehingga anak
tidak mudah terjebak dengan informasi yang salah.
3. Agar anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah yang
dapat dipercaya berdasarkan standar keilmuan yang semestinya,
karena informasi yang diperoleh merupakan hasil temuan dan
rumusan yang bersifat objectif sesuai dengan kaidah-kaidah
keilmuannya.
4. Menjadikan anak-anak lebih berminat untuk menghayati sains
yang ada dilingkungan sekitar mereka.
Yuliana Nurani Sujiono, (2008: 12.21) Tahapan usia dalam
pengembangan sains, pendekatan yang digunakan dalamn kegiatan belajar
sains pada peserta didik sangat tergantung pada pengalaman, usia dan
tingkat perkembangnnya. Untuk itu perhatikan beberapa indikator
berdasarkan kelompok atau usia seperti dibawah ini:
1). Usia 3-4 tahun: Mulai menjelajah dan melakukan penelitian terhadap
apa yang ia lihat sekitarnya, Mulai menyukai ilmu pengetahuan dan mau
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
15
bekerja sama dengan orang dewasa, Mulai berkembangnya kemampuan
berbahasa. Mereka mulai berhubungan dan melakukan diskusi, tetapi
masih sulit dalam pengucapan kata-kata. Mereka memerlukan orang
dewasa untuk selalu mendengarkan dan “mengerti” apa yang mereka
ucapkan, Belajar jadi lebih mudah karena mereka sudah mulai mengerti
aktivitas yang akan dia kerjakan dan mulai percaya pada guru, orang tua
atau pengasuhnya.
2). Usia 4-5 tahun: Mulai menggunakan gambaran untuk mewakili dan
mengungkapkan ide-ide, Suka memikirkan penjelasan dari apa yang
mereka teliti, baik itu fakta ataupun imajinasi/fantasi, Mulai mampu
menyeleksi aktivitas yang dilakukan. Pada awalnya anak bereksperimen
dengan bekerja di laboratorium baru kemudian dipraktekan ditempat yang
sesungguhnya. Sebagai contoh menanam biji dalam gelas plastik bekas
yang sudah diberi kapas dan air, kemudian peserta didik akan menanam
biji tersebut di tanah.
3). Usia 5-6 tahun: Tertarik pada buku-buku yang berhubungan dengan
aktivitas dari praktek sains dengan beberapa ilustrasi-ilustrasi berupa
gambar, Mulai memahami konsep sains yang bersifat abstrak, tetapi tetap
dengan contoh-contoh nyata yang konkret dan praktek langsung,
Memiliki perhatian yang intens untuk berbagai aktivitas sains, mereka
mulai dapat menikmati kegiatan yang dilakukan dalam kurun waktu
beberapa hari. Misalnya, saat anak mengamati dan mengukur panjang
batang tumbuhan tanaman dari hari pertama, kedua, ketiga dan setelah
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
16
lewat dari seminggu, Dapat mengikuti tiga tahap tujuan danmenikmati
bebrapa penelitian langsung dari guru.
Anak usia dini telah memiliki kemampuan dasar tentang
matematika dan pengetahuan tentang alam sekitar, yang dikenal dengan
pengetahuan alam. Kemampuan dasar matematika ini dapat dilihat dari
kemampuan anak tersebut dalam konsep bilangan, menghitung pada batas
tertentu dan bahkan ada yang telah dapat melakukan operasi hitung secara
sederhana. Perkembangan pengetahuan alam sekitar (sains) pada anak
peserta didik dapat dilihat dari kemampuannya dalam menyebutkan nama
objek yang terjadi, serta hal-hal lainnya.
Maka, dapat disimpulkan bahwa kemampuan sains anak usia dini
adalah kegiatan pada anak usia dini, diantaranya: kemampuan mengamati,
mengklasifikasikan, menarik kesimpulan, mengkomunikasikan dan
mengaplikasikannya berdasarkan pengalaman sains yang diperolehnya.
B. Metode Eksperimen dengan Kegiatan Pengamatan Pertumbuhan
Tanaman
1. Pengertian Metode Eksperimen
Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar
laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk
berbuat, karena itu dapar dimasukkan kedalam metode pembelajaran.
Sagala (2005: 220, dikutip oleh Abdillah, S.Pd) mengatakan,
“Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri
sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
17
Selanjutnya Syah 2006 (dikutip oleh Abdillah) mengatakan
bahwa: Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan
menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, peserta didik
akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan
buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah,
dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan peserta didik.
Metode eksperimen atau percobaan, adalah suatu cara peserta didik
melakukan berbagai percobaan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan
usianya, guru sebagai fasilitator, alat untuk berbagai percobaan sudah
dipersiapkan guru. Melalui metode ini peserta didik dapat menemukan
sesuatu berdasarkan pengalamannya. Penggunaan metode eksperimen
dapat mengembangkan berbagai kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor melalui kegiatan–kegiatan yaitu: Mempelajari cara–cara
penggunaan alat dan bahan, Berusaha mencari dasar teori yang relevan,
Mengamati percobaan, Menganalisis dan menyajikan data,
Menyimpulkan hasil percobaan, Mengkomunikasikan hasil percobaan
(membuat laporan).
Menurut Suhardjono, 2009 (dalam Johni Dimyati, 2013: 44),
menyebutkan bahwa dalam penelitian eksperimen dimaksudkan untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang akibat dari adanya suatu
treatment atau perlakuan. Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk
menguji ada tidaknya pengaruh dari perlakuan yang telah diberikan.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
18
Menurut Arikunto 2009: 26 (dalam Johni Dimyati, 2013: 45),
memberi penjelasan bahwa dalam penelitian eksperimen dimaksudakan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang akibat dari adanya
suatu tindakan, treatment atau perlakuan.
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu
mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-
persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri.
Peserta didik juga terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan
eksperimen peserta didik menemukan bukti kebenaran dari teori
sesuatu yang sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan dan
kekurangan sebagai berikut:
a. Kelebihan Metode Eksperimen
Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara
lain: 1) Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya, 2) Dalam
memebina peserta didik membuat terobosan-terobosan baru
dengan penemuan dari hasil percobaanya dan bermanfaat bagi
kehidupan manusia, 3) Hasil-hasil percobaan yang berharga
dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
19
b. Kekurangan Metode Eksperimen
Metode eksperimen mengandung beberapa kekurangan,
antara lain: 1)Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang
sains dan teknologi, 2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas
peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan
mahal, 3) Metode ini memnuntut ketelitian, keuletan, dan
ketabahan, 4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil
yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang
berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian
Djamarah, 2000 (dikutip oleh Abdillah).
Sedangkan menurut Roestiyah, (dikutip oleh Abdillah)
kelebihan metode eksperimen sebagai berikut: 1) Metode ini
dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaanya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku, 2) Anak didik dapat
mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, 3) Dengan metode ini
akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan
baru dengan penemuan hasil percobaan yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode eksperimen adalah: 1)Tidak cukupnya
alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan
mengadakan eksperimen, 2) Jika eksperimen memerlukan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
20
jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk
melanjutkan pelajaran, 3) Metode ini lebih sesuai untuk
menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
3. Media yang Digunakan Untuk Metode Eksperimen
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan metode eksperimen
adalah persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang di butuhkan,
usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen,
sebelum di laksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu di berikan
penjelasan dan petunjuk- petunjuk seperlunya, lakukan pengelompokan
atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah
direncanakan bila hasilnya belum memuaskan dapat di ulangi lagi untuk
membuktikn kebenaranya, setiap kelompok atau individu dapat
melaporkan hasil percobaanya secara tertulis.
Kegiatan belajar yang dilakukan didalam kelas secara terus
menerus akan membuat anak sangat merasa bosan dan peserta didik tidak
dapat bereksplorasi dan bereksperimen. Potensi seorang peserta didik
akan berkembang melalui pengalaman atau rangsangan yang
diterimanya. Melalui kegiatan bertautan dengan alam sekitar. Peserta
didik diberikan kebebasan untuk mengembangkan imajinasinya sendiri
secara kreatif. Adapun media yang digunakan yaitu: Gelas bekas air
mineral atau polybag, tanah atau Kapas, Air, Biji–bijian (kacang hijau,
kacang tanah, kedelai).
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
21
4. Langkah-langkah Metode Eksperimen
Menurut Fathurrahman, (dikutip oleh Abdillah) Langkah-langkah
dalam pembelajaran dengan metode eksperimen adalah Perencanaan:
yaitu meliputi kegiatan menerangkan metode eksperimen, membicarakan
terlebih dahulu permasalahan yang dapat diangkat, menetapkan alat-alat
yang diperlukan, menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu
dicatat dan variabel-variabel yang harus dikontrol, Pelaksanaan:
melaksanakan pembelajaran dengan metode eksperimen, mengumpulkan
laporan, memproses kegiatan dan mengadakan tes untuk menguji
pemahaman peserta didik.
Adapun prosedur atau cara untuk melakukan percobaan
pengamatan pertumbuhan tanaman tersebut: Siapkan dua buah gelas
plastik tiap kelompok, beri label A dan B, Isi dengan kapas sama banyak,
2/3 tinggi gelas, Taburkan biji 5-10 butir tiap gelas, Gelas A disiram air
sampai basah dan gelas B dibiarkan kering, Tempatkan ditempat yang
tidak terkena cahaya langsung, dan Amati tiap hari sampai biji tumbuh.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode
eksperimen menurut Fathurrahman (dikutip oleh Abdullah) adalah
sebagai berikut: Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang
dibutuhkan, Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan
eksperimen, Sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu
diberikan pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan
eksperimen yang akan dilakukan, Lakukan pengelompokan atau masing-
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
22
masing individu melakukan percobaan yang telah direncanakan, bila
hasilnya belum memuaskan dapat diulangi lagi untuk membuktikan
kebenarannya, Setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil
pekerjaannya secara tertulis.
Penelitian ekperimen meneliti tentang dampak atau akibat dari
adanya treatment atau perlakuan. Penelitian ekperimen dilandasi oleh
asumsi yang kuat yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
Sebaiknya metode eksperimen ini diterapkan pada pelajaran atau
materi-materi yang belum diterangkan oleh metode lain, sehingga metode
eksperimen ini terasa benar fungsinya bagi peserta didik.
Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan. Dengan demikian, peserta didik
dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba
mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atau proses
yang dialaminya.
C. Kriteria Keberhasilan
1. Pedoman Penilaian
Menurut Departemen Agama RI (2004: 50) penilaian merupakan
usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara
sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil
dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
23
melalui kegiatan pembelajaran. Cara pencatatan hasil penilaian harian
dilaksanakan sebagai berikut :
o : Untuk anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang
diharapkan.
: Untuk anak yang berada pada tahap proses menuju apa yang
diharapkan.
• : Anak yang perilakunya melebihi dengan yang diharapkan dan sudah
dapat menyelesaikan tugas melebihi yang direncanakan guru.
Muhammad Fadillah, (2012: 242) Prosedur penilaian untuk
pendidikan anak usia dini yang telah ditetapkan oleh Kementrian
Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak tahun
2010 catatan hasil penilaian harian perkembangan anak dicantumkan
pada kolom pada penilaian di RKH, sebagai berikut :
Anak yang Belum Berkembang (BB) sesuai dengan indikator
seperti dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada
kolom penilaian ditulis nama anak diberi tanda bintang satu ().
Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai indikator seperti
dalam RKH mendapat tanda bintang dua ().
Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada
indikator dalam RKH mendapat bintang tiga ().
Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator
seperti diharapkan dalam RKH mendapat tanda empat bintang
().
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
24
Lebih lanjut menurut Depdiknas (2004: 6) cara penilaian hasil
penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:
o : Dapat digunakan juga untuk menunjukkan bahwa anak
melakukan/menyelesaikan tugas selalu dengan bantuan guru.
• : Dapat digunakan juga untuk menunjukkan bahwa anak mampu
melakukan/menyelesaikan tanpa bantuan guru.
: Artinya kemampuan anak cukup.
Dari beberapa pendapat prosedur penilaian diatas peneliti
menggunakan penilaian Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat
Pembinaan Taman Kanak-Kanak (Kemendiknas 2010: 4) yaitu
menggunakan pedoman penilaian sebagai berikut:
Anak yang Belum Berkembang (BB) sesuai dengan indikator
seperti dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada
kolom penilaian ditulis nama anak diberi tanda bintang satu ().
Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai indikator seperti
dalam RKH mendapat tanda bintang dua ().
Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada
indikator dalam RKH mendapat bintang tiga ().
Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator
seperti diharapkan dalam RKH mendapat tanda empat bintang
().
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
25
2. Indikator Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan
belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar
adalah sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses
belajar dengan terlebih dahulu menggandakan evaluasi dari proses
belajar yang dilakukan. Untuk memahami pengertian hasil belajar maka
harus bertitik tolak dari pengertian belajar itu sendiri.
Djamarah (2002: 13) mengemukakan bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dimyati dan Mudjiono (2006: 4) Hasil belajar pada satu sisi
adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Pada
sisi lain, merupakan peningkatan mental siswa. Hasil belajar dapat
dibedakan menjadai dampak pengiring. Kedua dampak tersebut sangat
berguna bagi guru dan peserta didik. Dampak pengajaran adalah hasil
yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapot, sedangkan
dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang
lain, suatu transfer belajar.
Pengembangan metode eksperimen kegiatan mengamati
pertumbuhan tanaman di Taman Kanak–kanak bertujuan
mengembangkan kemampuan sains pada peserta didik yakni dapat
mengembangkan kemampuan: eksplorasi dan investigasi, yaitu kegiatan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
26
untuk mengamati dan menyelidiki objek serta fenomena alam,
mengembangkan ketrampilan proses sains dasar, seperti melakukan
pengamatan, mengukur, mengkomunikasi hasil pengamatan, dan
sebagainya, mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang dan mau
melakukan kegiatan inkuiri atau penemuan, tentang berbagai benda baik
ciri, struktur maupun fungsinya.
Djamarah ( 2000: 25) Salah satu indikator tercapai atau tidaknya
suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang
dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat
keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah
dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Hasil
belajar diartikan sebagai hasil akhir pengambilan keputusan tentang
tinggi rendahnya nilai peserta didik selama mengikuti proses belajar
mengajar, pembelajaran diartikan berhasil jika tingkat pengetahuan
peserta didik bertambah dari hasil sebelumnya.
Menurut Depdiknas (2007: 39-41) yang termasuk
pengembangan kognitif dalam kemampuan sains bagi peserta didik
yang berusia antara 4-5 tahun peneliti melakukan adaptasi sehingga
indikator yang digunakan dalam penelitian ini untuk tercapainya hasil
belajar sesuai kriteria yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut :
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
27
Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan
No. Tingkat Perkembangan Indikator
1. Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi.
Menunjuk sebanyak-banyaknya macam biji-bijian lebih dari 4 yang mempunyai, ukuran, jenis, dll.
2. Menunjuk aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik.
Kemampuan membedakan tinggi rendah tanaman yang diamati.
3. Mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya (angin bertiup menyebabkan daun bergerak,air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah).
Menceritakan hasil percobaan sederhana tentang proses pertumbuhan tanaman (biji-bijian,umbi-umbian,batang-batangan, dll).
4. Menyusun perencanan kegiatan yang akan dilakukan.
Membedakan waktu (pagi, siang, malam).
D. Kerangka Berpikir
Pembelajaran sains di Taman Kanak-kanak pada umumnya masih berupa
konsep dan hafalan yang sebatas pada sains produk seperti mengajarkan tentang
tata surya: bulan, bintang, dll, bukan mengajarkan pada sains proses. Hal itu
akan membuat peserta didik menjadi takut pada sains. Selain itu hasil observasi
dengan guru di Taman Kanak-kanak pembelajaran sains yang ada masih
berpusat pada guru sehingga perhatian peserta didik menjadi tidak fokus, karena
peserta didik tidak diajak terlibat langsung dalam proses sains tersebut.
Identifikasi penyebab terjadinya masalah diperoleh melalui hasil
masalah dari kegiatan observasi terhadap pengembangan sains dengan
menggunakan metode eksperimen dan bagaimana anak bisa mengikuti proses
pembelajaran perkembangan kognitif. Berdasarkan hasil observasi tersebut
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
28
ditemukan bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru, peserta didik
kurang diberi kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuannya tentang
sesuatu hal dan guru lebih banyak ceramah, sehingga pembelajaran kurang
bermakna, pengetahuan yang di dapat peserta didik tidak dapat bertahan lama
dari ingatannya di kelompok B di RA Diponegoro 178 Purwojati.
Setelah peneliti melalukakn observasi, peneliti melakukan
penelitian yang dimulai dengan siklus 1 dalam penelitian media yaitu
menggunakan metode eksperimen dengan pengamatan pertumbuhan
tanaman. Pada siklus pertama ini peningkatkan dalam mengamati tanaman
belum maksimal, peserta didik terlihat memperhatikan rasa ingin tahunya
tumbuh ketika peneliti memberikan pembelajaran yaitu menggunakan metode
eksperimen dengan mengamati pertumbuhan tanaman untuk mengembangkan
kemampuan sains pada peserta didik.
Setelah siklus pertama dilakukan dengan 3x pertemuan, karena belum
maksimal peneliti mengulang kembali penelitian tersebut dengan
menggunakan siklus 2 yang dilakukan dengan 3x pertemuan. Guru
menggunakan media yang sama. Pada pemakaian media tersebut peserta
didik meningkat maksimal dan optimal sehingga penelitian dinyatakan
berhasil. Oleh karena itu, peneliti mencoba memberikan alternatif
pemecahan masalah tersebut melalui metode eksperimen dengan “kegiatan
pengamatan pertumbuhan tanaman” dengan kerangka berpikir sebagai
berikut:
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
29
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Metode Eksperimen
Pengetahuan sains rendah sehingga pesera didik dalam menerima kegiatan tidak dapat bertahan lama dari ingatannya.
Kondisi Awal
Guru lebih banyak ceramah,sehingga pembelajaran kurang berbermakna, dan pembelajaran masih berpusat pada guru, anak kurang diberi kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuannya tentang sesuatu hal.
Siklus I
Proses pembelajaran kemampuan sains dalam kegiatan pengamatan pertumbuhan tanaman.
Kemampuan belajar meningkat tapi belum optimal Tindakan
Partisipasi anak meningkat,
Anak lebih mudah bereksplorasi.
Hasil belajar optimal.
Kondisi Akhir
Siklus II
Proses pembelajaran kemampuan sains dalam kegiatan pengamatan pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan permasalahan diatas bahwa dengan upaya meningkatkan kemampuan sains anak melalui metode eksperimen dengan kegiatan pengamatan pertumbuhan tanaman.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013
30
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :
Jika diterapkan metode eksperimen melalui kegiatan pengamatan
pertumbuhan tanaman, maka dapat meningkatkan kemampuan sains
dalam perkembangan kognitif anak kelompok B di RA Diponegoro 178
Purwojati Tahun Ajaran 2012/2013.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Rizqia Amania, FKIP UMP, 2013