metode pembelajaran berbasis analitis dan …
TRANSCRIPT
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2019 Keandalan Infrastruktur Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Bagi Kemajuan Bangsa
172 Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
METODE PEMBELAJARAN BERBASIS ANALITIS DAN
EKSPERIMENTAL: STUDI KASUS BALOK KAYU SENGON DENGAN
TEKNOLOGI LAMINASI MEKANIK
Yosafat Aji Pranata
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha
[email protected], [email protected]
ABSTRAK
Metode pembelajaran dalam matakuliah rekayasa yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa antara lain metode pembelajaran berbasis analitis. Metode pembelajaran
berbasis eksperimental yaitu kegiatan pengujian di laboratorium menjadi salah satu alternatif.
Penelitian ini bertujuan mempelajari perilaku kekuatan balok kayu laminasi mekanik dengan alat
sambung baut ditinjau dari metode pembelajaran dengan perhitungan analitis dan pengujian
eksperimental di laboratorium. Ruang lingkup penelitian yaitu balok kayu yang digunakan adalah
balok kayu laminasi dengan panjang bentang bersih 1500 mm, balok terdiri dari 4 (empat) lamina
kayu Sengon (Albizia chinensis) dengan ukuran masing-masing 60 x 40 mm sehingga membentuk
balok laminasi dengan ukuran penampang 60 mm x 160 mm, jumlah benda uji yaitu 2 (dua) balok,
sistem laminasi menggunakan alat sambung baut dengan diameter 10 mm dengan spasi antar baut
sebesar 100 mm, metode pengujian lentur menggunakan acuan ASTM D143-2008, pedoman
perencanaan kekuatan lentur balok menggunakan acuan SNI 7973:2013, pengujian eksperimental
dilakukan dengan alat uji Universal Testing Machine kapasitas 100 ton. Hasil perhitungan dengan
metode analitis sesuai SNI 7379:2013 memperlihatkan bahwa kapasitas lentur balok kayu adalah
14,59 kN sedangkan dari hasil pengujian di laboratorium diperoleh kapasitas lentur (rata-rata)
balok kayu adalah 15,68 kN. Perbedaan kedua metode tersebut adalah tidak signifikan yaitu
sebesar 7,42%. Metode pembelajaran melalui pengujian eksperimental di laboratorium dapat
digunakan oleh mahasiswa sebagai media untuk mempelajari perilaku balok kayu yaitu
kekuatan/kapasitas lentur, kegagalan yang terjadi, serta metode pengujian yang digunakan. Hal
ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk memahami filosofi perancangan suatu komponen
struktur bangunan gedung.
Kata Kunci : kapasitas lentur, balok, sengon, laminasi, baut
PENDAHULUAN
Perkembangan konstruksi bangunan gedung khususnya rumah tinggal atau
rumah tapak tahan gempa, baik bangunan bertingkat maupun tidak bertingkat sangat
pesat dalam kurun 20 tahun terakhir, khususnya perkembangan teknologi bangunan
modular pracetak berbasis material beton bertulang, kayu, maupun baja. Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah banyak menghasilkan inovasi teknologi
bangunan rumah tapak pracetak antara lain RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat),
RIKA (Rumah Instan Kayu), serta teknologi lainnya (sumber website
http://litbang.pu.go.id/puskim). Teknologi tersebut telah terbukti kehandalannya terutama
pada penerapan hunian di daerah-daerah rawan gempa di Indonesia. Kehandalan
teknologi dapat tercapai dengan adanya penelitian dan pengembangan yang tepat dan
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2019 Keandalan Infrastruktur Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Bagi Kemajuan Bangsa
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo 173
benar, dengan dasar teori perhitungan yang mendukung tercapainya hasil analisis terkait
kehandalan struktur bangunan gedung.
Dalam konteks bangunan gedung baik berbasis material beton, baja, dan kayu,
diperlukan pemahaman terhadap dasar teori terkait analisis kehandalan, antara lain agar
tercapai persyaratan kekuatan, kekakuan, dan stabilitas. Dalam konteks kekuatan
bangunan/komponen bangunan harus direncanakan agar memenuhi persyaratan sesuai
peraturan yang berlaku. Dalam penelitian ini diaplikasikan metode pembelajaran berbasis
eksperimental di laboratorium sebagai metode alternatif terhadap metode pembelajaran
secara analitis untuk mempelajari kehandalan komponen struktur bangunan gedung yaitu
kekuatan lentur balok kayu.
Metode pembelajaran dalam matakuliah rekayasa sebagai contoh Struktur Kayu
pada umumnya menggunakan pendekatan metode perhitungan secara analitis, sebagai
upaya untuk dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa. Metode pembelajaran berbasis
eksperimental yaitu kegiatan pengujian secara langsung terhadap objek benda uji material
di laboratorium menjadi salah satu alternatif. Beberapa penelitian sebelumnya yaitu
metode pembelajaran bagi mahasiswa melalui pengujian eksperimental di laboratorium
dengan studi kasus kegagalan sambungan batang tarik kayu akibat beban aksial
(Valiantine dan Pranata, 2017) serta pembelajaran mengenai teknik pengujian non-
destruktif dan destruktif untuk mengetahui parameter modulus elastisitas material kayu
(Milyardi dan Pranata, 2017) telah dilakukan dengan tujuan untuk memberikan
pemahaman bagi mahasiswa khususnya mengenai perilaku komponen struktur pada saat
beban bekerja, perilaku kegagalan komponen struktur akibat beban, perilaku sambungan
kayu, atau untuk mengetahui kapasitas kekuatan komponen struktur tersebut.
Penelitian ini bertujuan mempelajari perilaku kekuatan balok kayu laminasi
mekanik dengan alat sambung baut ditinjau dari metode pembelajaran dengan
perhitungan analitis dan pengujian eksperimental di laboratorium.
Ruang lingkup penelitian yaitu balok kayu yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Balok kayu laminasi dengan panjang bentang bersih 1500 mm.
2. Balok terdiri dari 4 (empat) lamina kayu Sengon (Albizia chinensis) dengan ukuran
penampang masing-masing 60 x 40 mm sehingga membentuk balok laminasi dengan
ukuran penampang 60 mm x 160 mm, dengan sistem laminasi vertikal.
3. Jumlah benda uji yaitu 2 (dua) balok.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2019 Keandalan Infrastruktur Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Bagi Kemajuan Bangsa
174 Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
4. Sistem laminasi menggunakan alat sambung baut dengan diameter 10 mm dengan
spasi antar baut sebesar 100 mm.
5. Metode pengujian lentur menggunakan acuan ASTM D143 (ASTM, 2014).
6. Pedoman perencanaan kekuatan lentur balok menggunakan acuan SNI 7973:2013
(BSN, 2013).
7. Pengujian eksperimental dilakukan dengan alat uji Universal Testing Machine
kapasitas 100 ton.
8. Mode kegagalan balok adalah kegagalan akibat lentur.
DASAR TEORI
Balok atau komponen struktur lentur adalah salah satu komponen struktur, yang
berfungsi untuk menyalurkan gaya-gaya dalam khususnya momen lentur dan geser. Balok
banyak dijumpai khususnya pada sistem struktur bangunan gedung. Selain pada struktur
bangunan gedung, balok sering pula digunakan dalam sistem struktur atap monobeam.
Balok pada umumnya merupakan komponen struktur utama bangunan yang berfungsi
menyalurkan beban-beban dari pelat lantai ke kolom (Pranata dan Suryoatmono, 2019).
Dalam konsep desain balok berdasarkan Desain Faktor Beban Ketahanan
(DFBK), terdapat pemeriksaan kekuatan lentur, kekuatan geser, dan kekakuan/lendutan
balok (BSN, 2013) yaitu sebagai berikut:
1. Dalam perencanaan kekuatan lentur balok, momen lentur terfaktor adalah Mu,
kekuatan lentur terkoreksi adalah kapasitas dengan mempertimbangkan beberapa
parameter faktor koreksi yaitu M’. Konsep desain dalam hal ini Mu harus lebih kecil
dibandingkan dengan M’, sehingga balok tersebut aman terhadap lentur.
2. Dalam perencanaan kekuatan geser balok, gaya geser terfaktor adalah Vu, sedangkan
kekuatan geser terkoreksi adalah V’. Konsep desain dalam hal ini Vu harus lebih
kecil dibandingkan dengan V’, sehingga balok tersebut aman terhadap geser.
3. Dalam perencanaan kekakuan balok, lendutan balok akibat beban-beban terfaktor
yaitu ∆u, sedangkan batasan ijin lendutan adalah ∆’. Konsep desain adalah lendutan
lebih kecil dibandingkan batasan ijinnya, sehingga balok tersebut memiliki kekakuan
yang cukup selama menahan beban.
Definisi kekuatan lentur adalah kekuatan batas yang dapat dicapai kayu ketika
komponen kayu tersebut mengalami kegagalan akibat momen lentur. Definisi kekuatan
geser adalah kekuatan batas yang dapat dicapai kayu ketika komponen kayu tersebut
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2019 Keandalan Infrastruktur Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Bagi Kemajuan Bangsa
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo 175
mengalami kegagalan akibat gaya geser (Pranata dan Suryoatmono, 2019).
Perencanaan balok untuk kekuatan lentur dengan Metode Desain Faktor
Beban Ketahanan berdasarkan SNI 7973:2013 (BSN, 2013) menggunakan
persamaan sebagai berikut,
Mu ≤ M’ (1)
M’ = Fb’S (2)
Fb’ = Fb λϕbKFCMCiCtCFCLCfu (3)
dimana Fb’ adalah kekuatan lentur terkoreksi dan S adalah modulus penampang elastik
balok kayu. CM adalah faktor layan basah, Ci adalah faktor tusuk untuk kayu dimensi, Ct
adalah faktor temperatur, CF adalah faktor ukuran untuk kayu gergajian, KF adalah faktor
konversi format, λ adalah faktor efek waktu, ϕb adalah faktor ketahanan lentur dan Fb
adalah nilai desain lentur, CL adalah faktor stabilitas balok, dan Cfu adalah faktor
penggunaan rebah. Dalam penelitian ini, mode kegagalan balok diasumsikan yaitu
kegagalan akibat lentur. Modulus penampang elastik balok (Gere dan Goodno, 2012)
adalah sebagai berikut,
S = Ix / y (4)
dimana Ix adalah momen inersia penampang dan y adalah jarak dari titik berat penampang
ke tepi serat terluar.
Pranata, Suryoatmono, dan Tjondro (Pranata dkk., 2012) telah penelitian
mengenai balok kayu laminasi mekanik melakukan penelitian terhadap rasio modulus
penampang elastic balok kayu laminasi mekanik menggunakan alat sambung baut. Dalam
penelitian tersebut dijelaskan bahwa balok kayu laminasi baut mempunyai nilai modulus
penampang elastik (S) yang lebih rendah dibandingkan modulus penampang elastik balok
utuh (solid). Hal ini dapat terjadi mengingat bahwa balok laminasi bagaimanapun juga
tidak berperilaku sama dengan balok utuh. Rasio modulus penampang elastik balok kayu
laminasi baut dengan spasi antar baut 100 mm terhadap balok kayu penampang utuh
(solid) adalah sebesar 0,91.
Wicaksono, Awaludin, dan Siswosukarto (Wicaksono dkk., 2017) dalam
penelitian sebelumnya mengenai pengujian lentur balok kayu Sengon, mendapatkan hasil
Modulus Elastisitas kayu Sengon sebesar 7002,6 MPa.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2019 Keandalan Infrastruktur Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Bagi Kemajuan Bangsa
176 Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
HASIL DAN PEMBAHASAN
Studi kasus dalam penelitian ini menggunakan balok kayu sengon laminasi baut.
Balok terdiri dari 4 (empat) lamina dengan masing-masing lamina mempunyai ukuran
penampang 60 mm x 40 mm, sehingga ukuran balok laminasi adalah 60 mm x 160 mm.
baut dipasang dengan jarak spasi antar baut sebesar 100 mm. Panjang bentang bersih
balok adalah L = 1500 mm. Gambar 1 memperlihatkan ilustrasi balok dengan 2 (dua)
buah beban terpusat pada jarak 1/3 dan 2/3 bentang. Sedangkan Gambar 2
memperlihatkan skematik balok kayu laminasi baut yang terdiri dari 4 (empat) lamina.
Gambar 1. Balok dengan beban P pada jarak 1/3 dan 2/3 bentang.
Gambar 2. Skematik balok kayu laminasi.
Perhitungan secara analitis dengan menggunakan Persamaan 1, Persamaan 2, dan
Persamaan 3. Berdasarkan referensi SNI 7973:2013 kayu mutu E14 mempunyai nilai Fb
sebesar 12,6 MPa. Hasil perhitungan kapasitas kekuatan lentur sebagai berikut:
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2019 Keandalan Infrastruktur Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Bagi Kemajuan Bangsa
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo 177
Fb’ = Fb λϕbKFCMCiCtCFCLCfu = 15,95 MPa
M’ = Fb’S = 3716397,90 N.mm
Faktor koreksi diperhitungkan berdasarkan SNI 7973:2013. Selanjutnya
berdasarkan Persamaan 3 yaitu Mu ≤ M’, dalam perencanaan beban maka diasumsikan
bahwa Mu = M’. Parameter S dalam hal ini adalah modulus penampang elastik balok,
yang mana nilainya sebesar 0,91 modulus penampang elastik balok utuh. Selanjutnya
dapat dihitung besarnya beban yang dapat ditahan oleh balok (balok sederhana dengan 2
(dua) buah beban terpusat pada jarak 1/3 dan 2/3 bentang) yaitu,
Pu = 6 x Mu / L = 14865,59 N = 14,87 kN
Gambar 3 memperlihatkan setup benda uji pada alat uji Universal Testing
Machine, pengujian dilakukan dengan menggunakan acuan ASTM D143 (ASTM, 2014)
yaitu dengan metode pengujian center-point loading test. Kecepatan pembebanan pada
alat UTM yaitu (crosshead) adalah 2,5 mm/menit. Sedangkan Gambar 4 memperlihatkan
hasil pengujian sehingga benda uji mengalami mode kegagalan lentur. Gambar 5
memperlihatkan kurva hubungan beban vs deformasi hasil pengujian balok.
Tabel 1 memperlihatkan hasil perhitungan beban batas proporsional balok hasil
pengujian. Terdapat beberapa metode penentuan beban batas proporsional untuk material
kayu (Munoz dkk., 2010). Hasil pengujian memperlihatkan bahwa trend kurva hubungan
beban vs deformasi adalah kurva dengan rasio daktilitas terbatas, sehingga beban batas
proporsional besarnya mendekati beban batas ultimit.
Tabel 1. Kapasitas beban batas proporsional balok hasil pengujian.
Benda Uji P (kN) P rata-rata (kN)
Benda Uji 1 (BLB-01) 14004,93 15683,31
Benda Uji 2 (BLB-02) 17361,68
Perhitungan Analitis 14865,59
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2019 Keandalan Infrastruktur Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Bagi Kemajuan Bangsa
178 Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
Gambar 3. Setup benda uji pada Universal Testing Machine.
Gambar 4. Mode kegagalan balok.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2019 Keandalan Infrastruktur Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Bagi Kemajuan Bangsa
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo 179
Gambar 5. Kurva hubungan beban vs deformasi balok hasil pengujian.
Gambar 6. Pengujian balok kayu di laboratorium.
Gambar 6 memperlihatkan suasana pembelajaran kepada beberapa mahasiswa
secara eksperimental di laboratorium pada saat pengujian lentur balok berlangsung.
Selanjutnya Tabel 1 memperlihatkan pembahasan kapasitas beban batas proporsional
balok. Hasil perhitungan pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa perbedaan hasil antara
perhitungan analitis dengan hasil pengujian eksperimental adalah sebesar 5,54%.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah hasil perhitungan
dengan metode analitis sesuai SNI 7379:2013 memperlihatkan bahwa kapasitas lentur
balok kayu adalah 14,87 kN sedangkan dari hasil pengujian di laboratorium diperoleh
kapasitas lentur (rata-rata) balok kayu adalah 15,68 kN. Perbedaan kedua metode tersebut
tidak signifikan yaitu sebesar 5,54%. Metode pembelajaran melalui pengujian
eksperimental di laboratorium dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai media untuk
Beban
Batas
Proporsio
nal
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2019 Keandalan Infrastruktur Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Bagi Kemajuan Bangsa
180 Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
mempelajari perilaku balok kayu yaitu kekuatan/kapasitas lentur, kegagalan yang terjadi,
serta metode pengujian yang digunakan. Hal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk
memahami filosofi perencanaan komponen struktur bangunan gedung.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fernando Salim, Christianto,
Stefanny Abigail, Bintang Fajarsyah, dan Jumali sehingga proses pembuatan benda uji
dan pengujian balok kayu dapat terlaksana dengan lancar. Pengujian dilakukan
Laboratorium Struktur dan Beton, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
American Standard Testing and Material. 2014. Standard Test Methods for Small Clear
Specimens of Timber ASTM D143-14, American Standard Testing and Material.
Badan Standardisasi Nasional. 2013. Spesifikasi Desain Untuk Konstruksi Kayu - SNI
7973:2013. Badan Standardisasi Nasional.
Diredja, N.V., Pranata, Y.A. 2017. Metode Pembelajaran Kepada Mahasiswa Melalui
Pengujian Eksperimental Di Laboratorium (Studi Kasus Moda Kegagalan
Sambungan Kayu Dengan Beban Aksial Tarik), Konferensi Nasional Teknik Sipil
11, Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017.
Gere, J.M., Goodno, B.J. 2012. Mechanics of Materials 8th Edition, Cengage Learning.
Milyardi, R., Pranata, Y.A. 2017. Metode Pembelajaran Melalui Pengujian Eksperimental
(Studi Kasus Pengujian Destruktif Dan Pengujian Non-Destruktif Dalam
Menentukan Modulus Elastisitas), Konferensi Nasional Teknik Sipil 11,
Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017.
Munoz, W., Salenikovich, A., Mohammad, M., Quenneville, P. 2010. Determination of
Yield Point and Ductility of Timber Assemblies: In Search for a Harmonised
Approach.
Pranata, Y.A., Suryoatmono, B., Tjondro, J.A. 2012. Rasio Modulus Penampang Elastik
Balok Kayu Laminasi-Baut, Jurnal Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, ISSN
0853-2982, Volume 19 Nomor 3, Desember 2012.
Pranata, Y.A., Suryoatmono, B. 2019. Struktur Kayu – Analisis dan Desain dengan
LRFD, Penerbit PT Remaja Rosdakarya.
URL: http://litbang.pu.go.id/puskim.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2019 Keandalan Infrastruktur Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Bagi Kemajuan Bangsa
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo 181
Wicaksono, T.M., Awaludin, A., Siswosukarto, S. 2017. Analisis Perkuatan Lentur Balok
Kayu Sengon Dengan Sistem Komposit Balok Sandwich (Lamina dan Plate),
Jurnal Inersia Volume XIII Nomor 2, Desember 2017.