perencanaan dan prosedur analitis

33
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Auditing I Disusun oleh: Ni Made Ari Angga Sari P. 12021200 Azzahra Salsabila 12021200 Dayanara Wahyuni R. 12021200 Fajar Adrian 12021200 Mirza Masita 1202120021 Muhammad Gabrili 12021200 Zulfandi 12021200 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVESRITAS TELKOM BANDUNG 2014

Upload: mirza-masitha

Post on 16-Nov-2015

62 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Auditing 1

TRANSCRIPT

SUMBER :

Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisDisusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Auditing IDisusun oleh:

Ni Made Ari Angga Sari P.

12021200

Azzahra Salsabila

12021200

Dayanara Wahyuni R.

12021200

Fajar Adrian

12021200

Mirza Masita

1202120021

Muhammad Gabrili

12021200

Zulfandi

12021200

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVESRITAS TELKOM

BANDUNG

2014

Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisI. PERENCANAAN AUDITStandard auditing yang berlaku umum pertama untuk pekerjaan lapangan mengharuskan perencanaan yang memadai. Auditor harus merencanakaan pekerjaan secara memadai dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

Tiga alasan utama auditor harus merencanakan penugasannya dengan tepat :

1. Untuk memungkinkan auditor memperoleh bahan bukti kompeten yang cukup untuk kondisi yang ada.

2. Membantu menjaga biaya audit tetap wajar.

3. Menghindari kesalahpahaman dengan kliennya.

Bagian dalam Perencanaan Audit dan Perancangan Pendekatan Audit :1. Menerima Klien dan Melaksanakan Perencanaan Audit Awal2. Memahami bisnis dan industri klien

3. Menilai risiko bisnis klien

4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan

5. Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima dan risiko inheren

6. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian

7. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan

8. Mengembangkan perencanaan audit dan program audit secara keseluruhanSebelum memulai pembahasan materi, akan diperkenalkan dua istilah risiko, yaitu :1. Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) merupakan ukuran seberapa besar auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan2. Risiko inheren merupakan ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji yang material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan pengendalian internalKedua jenis risiko diatas sangat mempengaruhi pelaksanaan dan biaya audit serta membantu menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan dan staf yang dibutuhkan untuk penugasan itu.A. MENERIMA KLIEN DAN MELAKUKAN PERENCANAAN AUDIT AWAL

Perencanaan audit awal melibatkan empat hal yang semuanya harus dilakukan terlebih dahulu dalam audit, antara lain :1. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien yang ada sekarang.

2. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit.

3. Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor harus memehami syarat penugasan yang ditetapkan klien.

4. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk staf penugasan dan setiap spesialisasi audit yang diperlukan

B. MEMAHAMI BISNIS DAN INTRUKSI KLIEN

Pemahaman yang meneyluruh atas bisnis dan industri klien serta pengetahuan tentang operasi perusahaan sangat penting untuk melaksanakan audit yang memadai. Faktor-faktor yang meningkatkan arti penting dari pemahaman atas bisnis dan industri klien, yaitu:1. Teknologi informasi yang menghubungkan perusahaan klien dengan pelanggan dan pemasok utama.

2. Klien telah memperluas operasinya secara global yang seringkali melalui joint venture.

3. Teknologi informasi mempengaruhi proses internal klien yang meningkatkan mutu dan ketepatan waktu informasi akuntansi.

4. Semakin pentingnya modal manusia dan aktiva tak berwujud lainnya telah meningkatkan kerumitan akuntansi serta pentingnya penilaian dan estimasi manajemen.

5. Auditor membutuhkan pemahaman yang lebih baik atas bisnis dan industri klien untuk memberikan jasa bernilai tambah kepada klien.

Tinjauan menyangkut pemahaman sistem strategi atas bisnis dan industri klien, antara lain adalah :1. Memahani bisnis dan industri klien

2. Industri dan lingkungan eksternal

3. Operasi dan proses bisnis

4. Manajemen dan tata kelola

5. Tujuan dan strategi

6. Pengukuran dan kinerja

Ada tiga tujuan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang industri klien dan lingkungan eksternal adalah:1. Risiko yang berkaitan dengan industri tertentu dapat mempengaruhi penilaian auditor atas risiko bisnis klien dan resiko yang dapat diterima- dan bahkan dapat mempengaruhi auditor dalam menerima penugasan pada industri yang lenih berisik, seperti industri simpan pinjam dan asuransi.

2. Risiko inheren tertentu sudah umum bagi semua klien dalam industri tertentu. Familiaritas dengan risiko-risiko tersebut akan membantu auditor dalam menilai relevansinya bagi klien bersangkutan.

3. Banyak industri memiliki persyaratan akuntansi yang unik yang harus dipahami oleh auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

C. MENILAI RESIKO BISNIS KLIEN

Risiko bisnis klien dapat timbul dari banyak faktor yang mempengarui klien dan lingkungannya. Perhatian utama auditor tertuju pada risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh risiko bisnis klien. Penilaiaan auditor atas risiko bisnis klien mempertimbangkan industri yang digeluti klien dan faktor eksternal lainnya, serta strategi bisnis klien, proses dan faktor internal lainnya. Auditor juga mempertimbangkan pengendalian manajemen yang dapat mengurangi risiko bisnis. Manajemen adalah sumber utama untuk mengidentifikasikan rsiko bisnis klien.

D. MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS PENDAHULUAN

Auditor melaksanakan prosedur analitis pendahuluan untuk memahami dengan lebih baik bisnis klien dan untuk menilai risiko bisnis klien. Salah satu prosedur tersebut membandingkan rasio klien dengan benchmark industri/ pesaing. Pengujian pendahuluan dapat mengungkapkan perubahan yang tidak biasa dalam rasio yang membandingkan dengan tahun sebelumnya/ dengan rata-rata industri. Hal itu membantu auditor mengidentifikasi area yang mengalami kenaikan risiko salah saji yang membutuhkan perhatian lebih lanjut selama audit.

E. IKHTISAR BAGIAN DARI PERENCANAAN AUDIT

Tujuan utama dari perencanaan audit adalah memahami bisnis dan industri klien yang akan digunakan untuk menilai risiko audit yang dapat diterima, risiko bisnis klien, dan risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan.

F. PROSEDUR ANALITIS

Prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah satu dari ketiga waktu selama penugasan, antara lain :1. Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk membantu menentukan sifat, luas dan penetapan waktu prosedur audit.

2. Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tahap pengujian audit sebagai pengujian substantif untuk mendukung saldo akun.

3. Prosedur analitis juga diwajibkan dalam tahap penyelesaiaan audit.

G. LIMA JENIS PROSEDUR ANALITIS

Biasanya auditor membandingkan saldo dan rasio klien dengan saldo dan rasio yang diharapkan dengan menggunakan satu atau lebih jenis prosedur analitis berikut. Dalam setiap kasus, auditor membandingkan data klien dengan :1. Data industri2. Data periode sebelumnya yang serupa3. Hasil yang diharapkan yang ditentukan klien4. Hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor5. Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data non keuangan

H. RASIO KEUANGAN YANG UMUM

Penggunaan rasio keuangan dalam prosedur analitis auditor berguna untuk memahami peristiwa terkini dan status keuangan perusahaan serta untuk menelaah laporan itu dari perspektif pemakai

a. Kemampuan membayar utang jangka pendek

Rasio kas = Rasio cepat = Rasio kas = b. Rasio aktivitasperputaran piutang usaha = Jumlah hari penagihan utang = Perputaran persediaan = Jumlah hari penjualan persediaan = c. Kemampuan memenuhi kewajiban utang jangka panjang

Utang terhadap ekuitas = Times interest earned = d. Rasio profitabilitas

Laba per saham = Persentase laba kotor = Margin laba = Pengembalian atas aktiva = Pengembalian atas akuitas saham biasa = II. PROSEDUR ANALITISProsedur analitis (pengujian analitis) didefinisikan dalam PSA 22 (SA329) sebagai evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan. Meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor.

Tujuan prosedur analitik dalam perencanaan audit adalah untuk membantu dalam perencanaan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti saldo akun atau golongan transaksi tertentu. Untuk maksud ini, prosedur analitik perencanaan audit harus ditujukan untuk:

a. Meningkatkan pemahaman auditor atas bisnis klien dan transaksi atau peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir dan,b. Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan dengan audit. Jadi, tujuan prosedur ini adalah untuk mengidentifikasikan hal seperti adanya transaksi dan peristiwa yang tidak biasa, dan jumlah, ratio serta trend yang dapat menunjukkan masalah yang berhubungan dengan laporan keuangan dan perencanaan audit.Prosedur analitik yang diterapkan dalam perencanaan audit umumnya menggunakan data gabungan yang digunakan untuk pengambilan keputusan di tingkat atas. Lebih lanjut kecanggihan, lingkup, dan saat audit, yang didasarkan atas pertimbangan auditor dapat berbeda tergantung atas ukuran dan kerumitan klien. Untuk beberapa entitas, prosedur analitik dapat terdiri dari review atas perubahan saldo akun tahun sebelumnya dengan tahun berjalan, dengan menggunakan buku besar atau daftar saldo (trial balance) tahap awal yang belum disesuaikan. Sebaliknya, untuk entitas yang lain, prosedur analitik mungkin meliputi analisis lapotan keuangan triwulan yang ekstensif. Pada kedua keadaan tersebut, prosedur analitik yang dikombinasikan dengan pengetahuan auditor tentang bisnis, menjadi dasar dalam menentukan permintaan keterangan tambahan dan perencanaan yang efektif.Walaupun prosedur analitik yang diterapkan dalam perencanaan audit seringkali hanya menggunakan data keuangan, tetapi kadangkala informasi nonkeuangan yang relevan juga dipertimbangkan. Misalnya jumlah karyawan, luas ruang penjualan, jumlah barang yang diproduksi dan informasi serupa lainnya mungkin membantu dalam mencapai tujuan prosedur.Jenis-Jenis Prosedur Analitis1. Membandingkan data klien dengan industri

2. Membandingkan data kliendengan data yang serupa pada periode sebelumnya

3. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh klien

4. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan olehauditor

5. Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang menggunakan data non keuangan.CONTOH KASUS :

Kasus Audit

Bangkrutnya Enron Corporation, perusahaan grosir energi terbesar di Amerika serikat, melambangkan jatuhnya perusahaan terbesar dalam sejarah Amerika. Walau pun baru saja didaftarkan sebagai No.7 di Fortune 500 dengan kapasitas pasar sebesar US$ 75 trilyun, robohnya Enron adalah cepat. Jatuhnya dimulai pada Oktober 2001 saat pejabat-pejabat Enron melaporkan kerugian tiga bulanan yang diguga misterius dan tersembunyi terkait dengan orang dalam perusahaan itu. Kemudian pada November 2001, pejabat perusahaan dipaksa untuk mengakui bahwa mereka telah memanipulasi pendapatan hampir US$ 600 juta dalam pendapatan saat tahun 1997 yang lalu, yang mmebutuhkan pelaporan utanglaporan keuanganyang telah diaudit selama empat tahun. Dan pada akhir 2001, perusahaan ini bangkrut.

Enron, yang didirikan tahun 1995 dari merger-nya dua jalur pipa gas, adalah peloporan dalam perdagangan gas alam dan listrik dalam pasar utilitas yang baru deregulasi. Pada tahun-tahun awalnya, Enron menghasilkan uang dari aset berat seperti pipa. Namun, pada akhir tahun 1990-an, 80% pendapatan Enron datang dari bisnis yang lebih tidak jelas yang dikenal sebagai grosir operasional dan pelayanan energi. Enron telah membangun pasar baru, seperti perdagangan sekuritas cuaca, dan yakin bahwa ia bisa menangani perdagangan hampir atas segalanya, termasuk electron dan mengiklankan ruang angkasa.

Pada awal tahun 2001, spekulasi tentang transaksi bisnis Enron mulai muncul ke permukaan. Seorang banker investasi yang terkenal secara umum menyatakan bahwa tidak seorang pun bisa menjelaskan bagaimana Enron sebenarnya mendapatkan uang. Tambahan lagi, ia menunjuk pada ucapan yang ganjil dan samar dari dokumen Enron tentang transaksi yang telah dilakukan oleh Enron dan Entitas lain dengan pihak terkait yang dijalankan oleh pejabat senior Enron. Namun, penyikapan ini sulit dipahami.

Bangkrutnya raksasa bisnis energi ini amat menghebohkan tidak saja bagi Amerika tetapi juga bagi percaturan bisnis global. Kebangkrutan Enron bukan hanya sebuah kegagalan bisnis, melainkan sebuah skandal yang multidimensional yang melibatkan pimpinan terkemuka di Amerika Serikat.

Beberapa fakta dramatis yang menyertai kebangkrutannya, antara lain :

a. Perusahaan beromzet US$ 100 miliar tiba-tiba saja bangkrut dan harus menaggung rugi tak kuran dari US$ 50 miliar.

b. Dibandingkan dengan harga saham Enron pada bulan Agustus 2000 yang masih berharga US$ 90 per lembar, jatuh hingga tidak lebih dari US$ 45 sen. Artinya harga saham Enron terjungkal hingga tinggal seperduaratusnya.

c. Simpanan dana pensiun $ 1 miliar milik 7.500 karyawan amblas karena manajemen Enron menanamkan dana tabungan karyawan untuk membeli sahamnya sendiri.

d. Pelakupasar modalkehilangan US$ 32 miliar.

Inilah sebuah rekor kebangkrutan bisnis terburuk di Amerika Serikat sepanjang sejarah. Ironisnya tragedi ini justru terjadi di Negara yang otoritas pasar modalnya sangat ketat menerapkan standartransparasidanpembeberan(disclosure)bagi perusahaan publik.

Beberapa kontroversi yang mengiringi proses penyilidikan sebab-sebab kebangkrutan Enron, antara lain :

a. Manajemen Enron diketahui telah melakukanpraktekwindow dressing.

b. Memanipulasi angka-angka laporan keuangan agar tampak menarik di mata investor dan dianggap memiliki kinerja yang baik. Tak kepalang tanggung, manajemen Enron telah menggelembungkan(mark up) pendapatannya sebesar US$ 600 juta, dan telahmenyembunyikan utangnya sebesar US$ 1,2 miliar dengan teknik off-balance sheet.

Melakukan mark up pada pendapatan dan menyembunyikan utangnya senilai itu tentu tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Diperlukan keahlian akrobatik yang tinggi dari para professional yang bekerja pada atau disewa oleh Enron untuk menyulap angka-angka. Auditor Enron, KAP Arthur Andersen kantor Huston (Kantor Akuntan Publik kelas dunia), dipersalahkan karena ikut membantu proses rekayasa keuangan tinkat tinggi itu, sehingga manipulasi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun. Banyak orang bertanya-tanya bagaiman keruntuhan demikian bisa tidak terdeteksi setelah sekian lama. Banyak yang menunjuk pada struktur bisnis yang luar biasa rumitnya di Enron dan laporan keuangan mereka yang samar dan membingungkan. Mereka tidak perlu berbohong, yang mereka lakukan adalah membius publik dengan kerumitan berkala, menurut John Dingell, Anggota Kongres dari Michigan. Bahkan orang-orang menduga orang yang menjalankan bisnis ini pun tidak mengerti konsep bisnis mereka karena terlalu rumit.

Karena praktek kotor yang berlangsung selama bertahun-tahun inilah Sherron Watskin, salah satu eksekutif enron yang tak tahan lagi terlibat dalam manipulasi itu mulai berteriak melaporkan praktek yang tidak terpuji itu. Keberanian Watskin yang juga pernah bekerja di Andersen inilah yang membuat semuanya menjadi jelas dan terbuka.

Dalam praktek manipulasi ini dapat dikatakan telah terjadi sebuah kolusi tingkat tinggi antara majemen Enron, analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya. Komplikasi skandal ini bertambah, karena belakangan diketahui banyak sekali pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika serikat yang pernah menerima kucuran dana politik perusahaan ini. 70 persen senator, baik dari pihak Republik maupun partai Demokrat, pernah menerima data politik. Dalam komite yang membidangi energi, 19 dari 23 anggota juga termasuk yang menerima sumbangan dari perusahaan itu. Sementara itu, tercatat 35 pejabat penting pemerintah George W.Bush merupakan pemegang saham Enron, yang telah lama merupakan perusahaan publik. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam ini, banyak orang curiga pemerintahan Bush dan politisi akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis maupun dalam penyelamatan perusahaan namun pada akhirnya perusahaan ini tetap bangkrut dan tinggal sejarah. Kontroversi lainnya dalam kasus Enron adalah terbongkarnya juga kisah pemusnahan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit Enron oleh petinggi di firma audit Arthur Andersen. Menghadapi fakta-fakta dramatis di atas, para akuntan publik jelas bertanya-tanya:apakah fair menuduhprofesi akuntanpublik sebagai pihak yang paling bertanggung jawab?.Sebab seharusnya pertanyaan dibawah ini juga harus dipertimbangakan :

a. Bukankah manajemen perusahaan yang mengambil keputusan?

b. Apakah Dewan Komisaris tidak mengawasi kinerja pihak manajemen?

c. Bukankah ada penasihat keuangan yang turut merancang skenario rekayasa?

d. Dimana peran penasihat hukum yang ikut mengamankan aspek legalnya?

e. Bagaimana dengan akuntan internal yang mengerjakan langkah demi langkah laporan keuangan palsu tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, bukankah sangat tidak adil menuduh auditor independen sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab sebab sudah jelas dalam kasus ini terjadi persekongkolan busuk yang telah direncanakan dan diatur oleh semua pihak terkait diatas, yaitu : CEO, akuntan internal, auditor independen, pengacara, banker, dan analis keuangan. Mereka bekerjasama untuk menipu pihak-pihak yang sangat awam tentang seluk-beluk transaksi keuangan perusahaan. Mereka telah menghianati tugas mulia sebagai pihak yang bertugas menjaga kepentingan publik.

Tanggung jawab manajemen untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang sehat, menyelenggarakan pengendalian intern yang memadai, serta membuat berbagai penyajian laporan keuangan secara wajar berada ditangan manajemen bukan ditangan auditor. Karena mereka menjalankan bisnis sehari-hari, manajemen perusahaan akan memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang berbagai transaksi perusahaan serta aktiva, utang, dan modal perusahaan dari pada pengetahuan yang dimiliki oleh auditor. Sebaliknya, pengetahuan auditor akan berbagai masalah ini serta dalam pengendalian intern terbatas pada pengetahuan yagn diperoleh selama pelaksanaan proses audit.

Tanggung jawab auditor, antara lain :

a. Mendeteksi berbagai kekeliruan yang material

b. Para auditor melakukan perencanaan dan melaksanakan proses audit untuk mendeteksi berbagai kesalahan yang secara tidak disengaja telah dilakukan baik oleh manajemen maupun karyawan.

c. Mendeteksi berbagai kecurangan yang material

d. Standar-standar auditing tidak pernah membuat perbedaan antara berbagai tanggung jawab auditor dalam mencari kekeliruan maupun kecurangan, baik yang berasal dari kecurangan dalam pelaporan keuangan atau penggelapan aktiva. Baik untuk kekeliruan maupun kecurangan, auditor harus memperoleh tingkat keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah bebas dari salah saji yang material.

e. Menemukan tindakan-tindakan ilegal

f. Tindakan ilegal didefinisikan dalam SAS (AU 317) sebagai berbagai pelanggaran hukum atau terhadap terhadap peraturan-peraturan pemerintah selain kecurangan.

SAS 1 (AU 110) menyatakan:

Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh tingkat keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah terbebas dari kesalahan penyajian yang material, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan. Karena sifat bukti audit dan berbagai karakteristik kecurangan auditor dapat memperoleh tingkat keyakinan, walaupun tidak mutlak, bahwa kesalahan penyajian yang material dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melakukan audit guna memperoleh keyakinan yang memadai bahwa kesalahan penyajian, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan, yang tidak material terhadap laporan keuangan dapat dideteksi.

Namun meskipun kebangkrutan Enron merupakan tanggung jawab banyak pihak, dalam kedudukannya sebagai auditor, tanggung jawab Arthur Andersen dalam kasus Enron sangatlah besar. Sebab auditor independenlah yang bertanggungjawab memberikanassurance servicesedangkan manajemen, dibantu oleh pengacara, penasihat keuangan, akuntan internal, dan penasihat keuangan, menyajikan informasi keuangan dan akuntan publiklah yang bertugas manilai apakah informasi keuangan itu dapat dipercaya atau tidak. Laku-tidaknya informasi tentang kinerja perusahaan sangat bergantung pada hasil penilaian akuntan public. Kata publik yang menyertai akuntan menunjukan bahwa otoritasnya diberikan oleh publik dank arena itu tanggung jawabnya pun kepada publik (guarding public interest). Sementara itu,pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)yang dikeluarkan oleh akuntan, mengandung makna bahwa laporan audit yang dikeluarkan dapat dan tidak mengandung keragu-raguan. Karena itu dalam melakukan proses audit akuntan wajib mendeteksi kemungkinan dan kekeliruan yang material.

Menurut Arens, Elder, dan Beasley, laporan audit wajar tanpa syarat seharusnya diterbitkan bila kondisi-kondisi berikut terpenuhi:

a. Seluruh laporan keuanganneraca,laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kastelah lengkap.

b. Semua aspek dari ketiga standar umum GAAS/SPAP telah dipatuhi dalam penugasan audit tersebut.

c. Bukti audit yang memadai telah terkumpul, dan sang auditor telah melaksanakan penugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga membuatnya mampu menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipatuhi.

d. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prisnsip akuntansi yang berlaku umum. Hal tersebut berarti pula bahwa pengungkapan informasi yang cukup telah tercantum dalam catatan atas laporan keuangan serta bagian-bagian lainnya dalam laporan keuangan tersebut.

e. Tidak terdapat situasi yang yang mebuat auditor merasa perlu untuk menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit.

Adapun ketiga standar dalamGAAS (Generally Accepted Auditing Standard)atauSPAP (Standar Profesi Akuntan Publik)untukIndonesiayang dimaksud diatas adalah :

a. Standar Umum Audit harus dilaksanakan oleh seseoran atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

Dalam senua hal yang berhubungan dengapenugasan, independensi alam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

b. Standar Pekerjaan Lapangan Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merncanakan audit dan menetukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang dilakukan.

Bukti audit kompeten yan memadai harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan petanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatkan pendapat atas laopran keuangan hasil audit.

c. Standar Pelaporan Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Laporan audit harus menunjukan keadaan yang didalamnya prisip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan yang sesuai dengan prinsip akutansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.

Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dianggap memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang nama auditor harus dikaitkan dalam laporan keuangan, laporan auditor harus membuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab auditor yang bersangkutan.

Seharusnya sebelum melakukan proses audit, auditor atau KAP yang bersangkutan harus mempersiapkan rencana kontrak kerja yang tepat. Tujuan perencanaan adalah :

a. Untuk memenuhi standar pertama untuk pekerjaan lapangan dari GAAS atau SPAP.

b. Untuk memperoleh bukti yang cukup kompeten. Hal ini sangat penting jika KAP ingin meminimalkan kewajiban hukum dan memelihara suatu reputasi yang baik dalam komunikasi bisnis.

c. Menjaga biaya audit yang dikeluarkan tetap dalam batas yang wajar akan membantu KAP ettap kompetitif dan selanjutnya dapat mempertahankan bahkan memperluas jumlah kliennya, dengan asumsi bahwa KAP tersebut memiliki reputasi untuk melakukan pekerjaan yang berkualitas tinggi.

d. Menghindari kesalahpahaman dengan klien untuk memelihara hubungan yang baik dengan klien.

e. Untuk meminimalkanacceptable audit risk ( risiko akseptabilitas audit), yaitu menilai seberapa besar kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin saja disajikan dengan kesalahan penyajian yang material setelah proses audit selesai dan pendapat wajar tanpa syarat (unqualified opinion) telah dinyatakan.

f. Untuk mengetahui seberapa besarinheren risk (risiko inheren), yaitu ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya kesalahan penyajian yang material atas akun sebelum mempertimbangkan efektifitas pengendalian internalnya.

Sebelum menerima Enron sebagai klien seharusnya KAP Arthur Andersen harus melakukan investigasi terhadap perusahaan untuk menentukan akseptabilitasnya. Bahkan kalau perlu menginvestigasi prospek perusahaan dalam komunitas bisnisnya, stabilitas keuangannya, dan hubungannya dengan KAP sebelumnya jika ada. Seharusnya KAP berhati-hati dalam menerima klien dan KAP juga harus mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit. Jika Arthur Andersen telah menjadi patner Enron selama beberapa tahun maka tidak mungkin manajemen Enron dapat menyembunyikan skandal tersebut dari auditor, menurut saya pastilah telah terjadi persekongkolan yang luar bisa cerdik antara berbagai pihak terkait ini untuk membohongi publik. Tidak mungkin auditor Arthur Andersen tidak bisa mendeteksi adanya kecurangan dan kekeliruan yang material jika telah menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya. Kalau saja auditor Enron bekerja profesionalisme yang tinggi dan penuh denga kehati-hatian (due professional care), maka manipulasi yang dilakukan oleh manajemen pasti dapat terbongkar sejak dulu dan kerugian yang besar dapat dicegah lebih dini. Buktinya saja malahSherron Watskinyang notabene salah satu eksekutif Enron yang menemukan kasus ini dan dengan berani membongkarnya kepada publik.AuditorArthur Andersen telah kehilangan independensi, integritas dan objektivitas sebgai seorang akuntan sehingga penyimpangan (irregularities) dan kecurangan (fraud) dianggap lazim.Kegagalan untuk bersikap independen dan objektif sama artinya dengan hilangnya eksistensi profesi dimanaKode EtikProfesi AICPAmenjadi standar umum perilaku ideal dan menjadi peraturan khusus tentang perilaku yang harus dilakukan. Peraturan 101 menyatakanIndependensiSeorang anggota yang berpratek bagi publik harus independen dalam pelaksanaan jasa profesionanya sebagaimana yang ditentukan badan-badan yang ditentukan oleh dewan.Peraturan 102 menyatakan Integritas dan Objektivitas integritas dan objektivitas dalam kinerja jasa professional manapun, seorang anggota yang bisa memelihara objektivitas dan integritas, akan bebas dari konflik kepentingan, dan tidak akan dengan sengaja membuat kesalahan penyajian fakta atau menyerahkan penilaian kepada orang lain yang posisinya rendah.Apakah akuntan Arthur Andersen yang notabene salah satu KAP kelas dunia tidak melakukanStudi dan Evaluasi atas Struktur Pengendalian Internal Perusahaan??? Padahal kepentingan auditor untuk melakukan Stuktur Pengendalian Internal (SPI) sudah sangat jelas, antara lain :

a. Untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan yang ke dua dari SPAP.

b. Data yang dihasilkan auditor dapat dipercaya dan resiko audit menjadi lebih kecil.

c. Hasil audit akan lebih dipercaya.

d. Jika SPI kuat, maka ruang lingkup pemeriksaan akan lebih sempit.

Tujuan Dilaksanakannya Studi dan Evaluasi SPI oleh Auditor :

a. Untuk menetukan apakahkegiatan audit mungkin dilaksanakan(misalnya mengenai ada tidaknya catatan atau dokumen transaksi, dan keberadaan sistem yang memadai sehingga auditor bisa melakukan penilaian kewajaran atas Laporan Keuangan).

b. Untuk menentukanbukti audit yang harus dikumpulkan(berkaitan dengan penentuan prosedur audit yang akan digunakan, besarnya sampel, waktu pelaksanaan pengujian, dan pos-pos atau akun-akun yang akan dipilih).

c. Agar dapatmemberikan informasi kepada manajemen mengenai kelemahan material dalam SPInya beserta saran perbaikannya.Tujuan dibuatnya SPI, adalah :

1. Transaksi-transaksi seperti yang tercatat adalah wajar.

2. Transaksi-transaksi yang tercatat adalah sah (valid).

3. Transaksi-transaksi diotorisasikan dengan sebagaimana mestinya.

4. Transaksi-transaksi yang ada memang tercatat.

5. Transaksi-transaksi diberi nilai yang wajar.

6. Transaksi-transaksi diklasifikasikan sebagaimana mestinya.

Bila akuntan Arthur Andersen telah melakukan Studi dan Evaluasi atas Struktur Pengendalian Internal Perusahaan dengan benar sesuai dengan prosedur dan program audit maka sudah tentu melakukanCompliance TestdanSubstantive Test, jika dilakukan dengan benar maka tidak mungkin kesalahan saji pada laporan keuangan tidak terdeteksi.

Compliance Testadalah Adalah pengujian terhadap bukti-bukti pembukuan yang mendukung transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap transaksi yang terjadi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang ditetapkan manajemen. Jika terjadi penyipangan dalam pemrosesan dan pencatatan transaksi, walaupun jumlah rupiahnya tidak material, auditor harus memperhitungkan pengaruh dari penyimpangan tersebut terhadap efektivitas pengendalian intern.

Substantive Testadalah adalah pengujian terhadap kewajaran saldo-saldo akun laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi). Jika dalam pengujian ini ditemukan kesalahan, maka harus ditentukan jumlahnya material atau tidak. Jika jumlahnya material, harus diusulkan adanya penyesuaian (adjustment). Bila usulan tersebut tidak disetujui klien padahal usulan tersebut adalah benar, maka auditor tidak boleh memberikanunqualified opinion.

Sebagai KAP kelas dunia pastilah akuntannya tidak mungkin tidak mengatahui kaidah dan cara-cara melakukan proses audit yang benar. Menurut saya auditor sebenarnya telah mendeteksi dan mengetahui adanya ketidakwajaran pada laporan keuangan namun pura-pura tidak tahu. Alasannya sudah jelas, manajemen Enron pasti menawarkan imabalan yang sangat besar nilai materialnya sehingga Arthur Andersen Khilaf. Mereka telah melakukan penghianatan terhadap tugas mereka sebagai seorang akuntan dengan membenarkan dan menutupi perilaku manajemen Enron yang manipulatif. Karena itusangat wajar jika dalam kasus Enron Auditor dipersalahkan karena tidak menjalankan tugas sebagaiman mestinya dan telah gagal melindungi kepentingan publik.

Pelajaran yang bisa diambil dari skandal Enron ini adalah :

Cepat atau lambat sebuah persekongkolan jahat pasti akan terbongkar.

Kasus-kasus kejahatan ekonomi tingkat tinggi selalu saja mengorbankan kepentingan orang banyak. Pihak-pihak yang dirugikan antara lain : ribuan pekerja, pemegang saham, para pemasok, kreditor, dan pihak lainnya.

Terbongkarnya praktek persekongkolan tingkat tinggi ini menjadi bukti bahwa praktek bisnis yang bersih dan transparan akan lebih langgeng (sustainable).

Dari menyimak insiden diatas, adalah sangat relevan bila kita menarik benang merah dari kata mataCorporate Governance. Salah satu langkah kongkret yang sudah diambil oleh otoritas pasar modal adalah keharusan bagi perusahaan publik untuk membentuk Komite Audit. Sebagai komite yang membantu fungsi pengamat komisaris, Komite Audit memiliki fungsi dalam hal-hal yang terkait dengan proses dan peran audit bagi perusahaan terutama dalam pelaporan hasil audit keuangan perusahaan yang dipaparkan untuk publik.

Membangun komite audit yang efektif tidak boleh terlepas dari kata mata penerapan prinsipCorporate Governancesecara keseluruhan di suatu perusahaan dimanaIndependency, TransparencyandDisclosure,AccountabilitydanResponsibility, sertaFairnessmenjadi landasan utama alat kelola perusahaan. Selain itu komite audit harus komunikatif terutama dengan auditor eksternal, sehingga mereka memiliki jalur cepat dalam mengkomunikasikan hal-hal yagn signifikan perlu diketahui oleh komite audit, terutama dalam hal-hal terjadinya penyimpangan yang kritis di perusahaan.