bab iii metode penelitian a. desriptif analitis,...

27
69 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Pada penelitian ini penulis menggunakan metode desriptif analitis, sebuah metoda yang efektif untuk tujuan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah maupun fenomena hasil rekayasa. Menurut Margono(2005: 74), Penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran merupakan hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena tentang kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu, semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek komponen atau variabel berjalan apa adanya. Seperti dikatakan John, W (Sukmadinata, 2005:74) bahwa penelitian deskriptif tidak hanya berhenti pada pengumpulan data, pengorganisasian, analisis dan penarikan interpretasi serta penyimpulan, tetapi dilanjutkan dengan perbandingan, mencari kesamaan-perbedaan dan sebab akibat dalam berbagai hal.

Upload: vunhi

Post on 19-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

69

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode desriptif analitis, sebuah

metoda yang efektif untuk tujuan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-

fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah maupun fenomena hasil

rekayasa.

Menurut Margono(2005: 74),

Penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran merupakan hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena tentang kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau

memberikan perlakuan-perlakuan tertentu, semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek

komponen atau variabel berjalan apa adanya. Seperti dikatakan John, W

(Sukmadinata, 2005:74) bahwa penelitian deskriptif tidak hanya berhenti pada

pengumpulan data, pengorganisasian, analisis dan penarikan interpretasi serta

penyimpulan, tetapi dilanjutkan dengan perbandingan, mencari kesamaan-perbedaan

dan sebab akibat dalam berbagai hal.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

70

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian inidilakukan dengan pendekatan fenomenologis kualitatif.Metode

dan pendekatan ini dipilih dengan pertimbangan bahwa masalah yang dikaji berkaitan

dengan masalah yang sedang berkembang dalam kehidupan, khususnya di Madrasah

Tsanawiyah Persatuan Islam.Melalui pendekatan fenomenologi, diharapkan deskripsi

atas fenomena yang ditemukan di lapangan dapat diinterpretasikan makna dan isinya

secara lebih mendalam.

Menurut Mulyana (2006 : 61) bahwa

“Pendekatan fenomenologi merupakan salah satu rumpun yang berada dalam rumpun penelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang fenomena atau yang dapat diamati untuk menggali potensi esensi mana yang terkandung di dalamnya”.

Melalui pendekatan fenomenologis, diharapkan deskripsi atas fenomena yang

ditemukan di lapangan dapat diinterpretasikan makna dan isinya secara lebih

mendalam.

Pendekatan fenomenologis yang penulis gunakan mengarah pada dwi focus

pengamatan, yaitu : 1) apa yang tampil dalam pengamatan yang berarti bahwa seluruh

kegiatan merupakan objek studi. Hal ini berarti bahwa yang menjadi objek studi dari

penelitian ini adalah seluruh kegiatan pembinaan akhlak pada siswa melalui TahfidAl-

quran baik dalam jam formal (kegiatan sekolah) atau di luar sekolah. 2) apa yang

langsung diberikan (given) dalam pengalaman itu secara langsung hadir (present)

bagi yang mengalaminya (neoma).

Adapun langkah-langkah pendekatan fenomenologis terdiri dari dua langkah

yaitu:

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

71

Pertama: epoche ialah mengangguhkan data atau menahan diri dari mengambil

keputusan, hal ini penting artinya agar yang ditemukan di Madrasah Tsanawiyah

dapat diungkapkan makna esensialnya. Reduksi yang dilakukan adalah sesuai apa

yang nampak dari pengamatan kebetulan atau aksidental tampil dalam pengamatan

peneliti. Oleh karena itu ketajaman dan kecermatandalam mengamati sasaran menjadi

tanggung jawab secara fenomenologis.

Kedua, ideation adalah menemukan esensi dari realitas kegiatan Tahfidul Al-

Quran yang menjadi sasaran pengamatan reduksi objek (1) karakteristik umum yang

dimiliki semua benda atau hal-hal yang sejenis MTs. Persatuan Islam; (2) Universal,

yaitu mencakup sejumlah benda atau hal-hal yang sejenis yang dimiliki oleh MTs

Persatuan Islam; (3) kondisi yang harus dimiliki benda-benda atau hal-hal tententu

untuk dapat digolongkan dalam jenis yang sama.

Berdasarkan hal tersebut maka ketika menyaksikan kegiatan Tahfidul Al-

Quran, yang dilakukan oleh peneliti tidak secara langsung menyimpulkan (epoche),

melainkan mencoba mencari makna sejati dibalik kegiatan tersebut (ideation).

Dalam pendekatan rumpun kualitatif, langkah-langkah fenomenologis tidak

terlepas dari ciri umum yang ditampilkan dalam penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.Data

yang dikumpulkan melalui penelitian kualitatif, lebih berupa kata-kata daripada

angka-angka.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

72

Berdasarkan hal itu peneliti akan lebih memusatkan perhatian pada ucapan dan

tindakan subjek penelitian, serta situasi yang dialami dan dihayati, dengan berpegang

pada kekuatan data hasil wawancara mendalam.

Melalui metode penelitian tersebut penelitian diarahkan untuk memahami latar

alamiah secara utuh, yang tidak terlepas dari konteksnya, sebab hanya dengan

keutuhan itu dapat dipahami permasalahan yang diteliti.

C. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian dan sumber informasi

adalah kepala sekolah, kurikulum, TU, dua orang siswa dari kelas tujuh, delapan dan

sembilan.Wawancara untuk pengumpulan data dilakukan kepada Kepala Madrasah,

Guru (khususnya pembina Tahfidul Al-Quran) dan para santri. Jumlah nara sumber

yang harus diwawancarai sebanyak delapan orang, yaitu adalah kepala sekolah,

kurikulum, TU, dua orang siswa dari kelas tujuh, delapan dan sembilan mereka

adalah: (D. K), laki-laki, lulusan Sekolah Tinggi Musadadiyah. Saat ini ia menjabat

kepala sekolah sejak tahun 2000, spesialisasi mata pelajaran Al-Quran. (I. M) seorang

lulusan Mualimin setara dengan SMA tahun 1990, kini ia sebagai guru pembina

Tahfidh Al-Qur’an dan E. R, Sebagai Kurikulum lulusan UNPAD 1997, telah

mengajar sejak 2005.

(G), seorang santri kelas IX Tempat Tanggal Lahir di Garut 16 Agustus 1995 kini

menjabat sebagai ketua OSIS berasal dari SDN Situgede Karangpawitan. Dia tinggal

di pondok. (R. F), perempuan kelahiran Garut 10 juni 1996 kelas IX, nilai

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

73

prestasinya sedang dan tinggal di pondok. (N), Perempuan kelas IX Tempat Tanggal

Lahir di Garut 10 juni 1995 menjabat sebagai Sekretaris OSIS berasal dari SDN

Cijambe Karangpawitan. Dia tinggal di pondok. (J), santri laki-laki kelas VIII

Tempat Tanggal Lahir di Garut kelahiran 8 Juli 1996 rajin menghapal Al-Quran dan

termasuk berprestasi. Dia tinggal di pondok. (S B), santri laki-laki kelas VIII lahir di

Garut 31 Oktober 1996 nilai prestasi raportnya sedang. Tinggal di pondok. T,

perempuan kelas VII lahir di Garut 27 Mei 1998. Tidak tinggal di pondok.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik observasi, teknik

wawancara dan teknik dokumentasi. Dalam bentuk teknik dan instrumen yang

digunakan dalam penelitian tergantung dari objek penelitian, sumber data, waktu dan

dana yang tersedia, jumlah tenaga yang meneliti dan teknik yang akan digunakan

untuk mengolah data. (Arikunto,2006:160).

Secara lebih jelas, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dijelaskan

di bawah ini.

1. Teknik Observasi

Observasi merupakan alat yang sangat ampuh yang dibutuhkan dalam jenis

penelitian kualitatif.

Teknik ini memungkinkan peneliti menarik inferensi (kesimpulan) ihwal

makna dan sudut pandang responden, kejadian, peristiwa atau proses yang

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

74

diamati. Lewat observasi ini, peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang

tidak terucapkan (tacit understanding).(Alwasilah, 2009 : 155)

Teknik observasi ini digunakan dalam penelitian karena mempunyai alasan-

alasan antara lain :

a. Keuntungan yang diperoleh melalui observasi adalah pengalaman yang

diperoleh secara mendalam dimana peneliti berhubungan secara langsung

dengan subjek penelitian.Observasi menggunakan observasi Moderat.

Yaitu dalam observasi terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi

orang dalam dengan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut

observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya.

b. Data yang dikumpulkan dapat diamati dengan jelas

Dalam hal ini Sugiyono (Nasution;1998) menyatakan bahwa observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja

berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi.

Sugiyono (Marshal: 1990) menyatakan bahwa “trought observation the

reseachers learn about behavior and the meaning attached to those

behavior”. Melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan makna

dari perilaku tersebut. Selanjutnya mengklasifikasikan observasi menjadi

observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara

terang-terangan dan tersama (overt observation dan covert observation).

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

75

2. Teknik Wawancara

Dengan menggunakan teknik wawancara, data utama yang berupa ucapan,

pikiran, gagasan, perasaan dan tindakan guru yang ditugaskan sebagai

Pembina Tahfid AlQuran, siswa, kepala Madrasah; diharapkan dapat

terungkap oleh penelitian secara lebih teliti dan cermat.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara berstruktur karena

wawancara tipe berstruktur adalah wawancara dengan bantuan alat berupa

catatan yang tersusun. Penggunaan alat bantu ini penting mengingat data

yang dikumpulkan bersifat verbal dan non verbal.

Menurut Singarimbun (1989 : 192), Wawancara merupakan suatu proses

interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh

beberapa faktor yang berinteaksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-

faktor tersebut adalah : pewawancara, responden, topik penelitian yang

tertuang dalam daftar pertanyaan, dan situasi wawancara.

Berbeda dari survai yang lebih meminta waktu dan kesungguhan dari subjek,

interviu atau wawancara meminta waktu dan kesungguhan dari sang peneliti.

Interviu dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak

mungkin diperoleh lewat observasi. Alwasilah (2009 : 154)

Setelah dilakukan wawancara, informasi yang diperoleh diolah dan

dikonfirmasikan melalui tahap triangulasi dan member check.Hal ini

dilakukan untuk memperoleh masukan kesesuaian data tersebut.

3. Teknik Dokumentasi

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

76

Dalam literatur paradigma kualitatif ada dibedakan istilak document dari

record (bukti catatan). Guba dan Lincoln (Alwasilah, 2009: 155) dengan

singkat membedakannya sebagai berikut: record segala catatan tertulis yang

disiapkan seseorang atau lembaga untuk pembuktian sebuah peristiwa atau

menyajikan perhitungan, sedangkan dokumen adalah barang yang tertulis

atau terfilmkan selain record yang tidak disiapkan khusus atas permintaan

peneliti.

Pula selanjutnya Menurut Guba dan Lincoln (Alwasilah, 2009 : 157) bahwa

dokumen berperan sebagai sumber pelengkap dan pemerkaya bagi informasi

yang diperoleh lewat interviu atau observasi.

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang berlalu. Dokumen

berbentuk tulisan, catatan merupakan sumber informasi yang sangat berguna,

bahwa sumber informasi yang berupa dokumen dan rekaman cukup

bermanfaat, karena antaran lain: a) merupakan sumber data yang stabil dan

kaya, b) berguna sebagai bukti pengujian, c) bersifat alamiah, d) relative

murah dan mudah diperoleh, e) tidak reaktif.

Data yang bersifat dokumenter itu berupa: (1) Arsip-arsip MTs. Persatuan

Islam Karangpawitan, (2) Program Madrasah, (3) Visi dan Misi, (4) Buku

Catatan Prestasi, (5) Sarana dan prasarana, (6) foto-foto kegiatan, (7) jadwal

kegiatan dan lain sebagainya.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

77

E. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian kualitatif menurut Nasution dalam

(repository.upi.edu.2011) melalui tiga tahap yaitu :orientasi, eksplorasi dan member

check:

1. Tahap orientasi.

Merupakan tahap awal penelitian yang dilakukan untuk memperoleh

gambaran yang jelas dan lengkap mengenai masalah yang hendak diteliti.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini antara lain :

a. Melakukan studi pendahuluan dan penjajakan lapangan ke lingkungan

MTs Persatuan Islam untuk identifikasi masalah dan fokus penelitian.

b. Mempersiapkan berbagai referensi seperti buku, website, majalah artikel

dan referensi lainnya yang berkeitan dengan penelitian.

c. Menyusun kisi-kisi penelitian dan pedoman wawancara, observasi dan

dokumentasi

d. Mengurus perijinan untuk melaksanakan penelitian.

2. Tahap eksplorasi.

Tahap ini merupakan tahap awal kegiatan penelitian yang bertujuan menggali

informasi dan pengumpulannya dengan fokus dan tujuan penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapat ijin dari pihak sekolah.

Kegiatan-kegiatan eksplorasi antara lain :

a. Menerima penjelasan dari pihak sekolah darn guru yang berkaitan dengan

perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan evaluasi tahfidh Al-Quran.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

78

b. Melakukan wawancara secara lisan pada objek penelitian untuk

memperoleh tentang perencanaan kegiatan tahfidh, pelaksanaan tahfidh,

dan evaluasi tahfidh.

c. Melakukan observasi terhadap kegiatan-kegiatan yang bekaitan dengan

tahfidh Al-Quran.

d. Membuata catatan kasar hasil data yang terkumpul dari objek penelitian.

e. Memilih, menyusun dan mengklasifikasikan data sesuai dengan

penelitian.

3. Tahap member check.

Tahap ini digunakan untuk mengecek kebenaran dari informasi hasil

wawancara, observasi dan dokumentasi yang telah terkumpul agar peneliti

memiliki tingkat kepercayaan yang cukup baik. Pengecekan informasi dan

data dapat dilakukan dengan teknik yaitu :

a. Menyusun hasil wawancara berdasarkan item-item pertanyaan, menyusun

hasil observasi yang kemudian mengkonfirmasikan hasil wawancara dan

observasi pada nara sumber agar tidak ada kesalaha interpretasi dalam

mendeskripsikan data.

b. Meminta koreksi hasil yang telah dicatat dri observasi pada nara sumber.

c. Peningkatan validitas dilakukan dengan triangulasi akan kebenaran

informasi dari nara sumber dan pengamatan.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

79

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagi teknik pengumpulan

data dan sumber data yang telah ada. Sugiyono (2006: 270).

Dalam penelitian ini yang menjadi instrument penelitian adalah peneliti.

Peneliti adalah “key Instrument” , artinya alat penelitian utama. Sebagaimana

diungkapkan oleh Nasution dalam tesis(2008:57).

1. Peneliti sebagai alat peka dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari

lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bermakna bagi

penelitian.

2. Peneliti dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat

mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. Tidak ada alat penelitian seperti

yang digunakan kualitatif yang dapat menyesuaikan diri sesuai dengan

macam-macam situasi serupa itu.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrument berupa alat

test atau angket yang dapat menangkap seluruh situasi kecuali manusia,

hanya manusia sebagai instrumen yang dapat memahami situasi dalam segala

hal atau seluk beluknya.

4. Suatu situasi yang dapat melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami

dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu merasakan,

menyelami dan penghayatan.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

80

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisa data yang diperoleh. Ia

dapat menafsirkan, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan

arah pengamatan untuk men-tes hipotesis yang timbul seketika.

6. Hanya manusia sebagai instrument dapat mengambil kesimpulan berdasarkan

data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera menggunakannya sebagai

bahan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau penolakan.

Adapun beberapa alasan yang dikemukakan antara lain :

a. Informan telah secara sadar memahami makna penelitian ini sehingga mereka

bersedia membantu sepenuhnya

b. Peneliti untuk meneliti sesering mungkin berada di lapangan.

F. Pengolahan dan Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak pengumpulan data

dikerjakan secara seksama selam di lapangan maupun setelah dari lapangan.Model

analisis yang digunakan adalah model analisis interaktif. Langkah-langkah yang

dirumuskan Nasution dalam (repository.upi.edu.2011), dalam model meliputi: 1)

koleksi data (data collection), 2) penyederhanaan data (data reductional), 3)

penyajian data (data display), dan 4) pengambilan keputusan serta verifikasi

(conclusion, drawing verivying).

Berdasarkan pendapat tentang model analisis data dalam penelitian kualitatif di atas,

maka peneliti menganalisis data hasil lapangan melalui tahap-tahap berikut :

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

81

a. Koleksi data (data collection), yaitu hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi yang dilakukan peneliti dari objek penelitian dan sumber

informasi, merupakan langkah awal dalam pengolahan data. Dalam

mengoleksi data, peneliti melakukan observasi dengan objek penelitian dan

sumber informasi serta mencarai dokumentasi hasil dari kegiatan tahfidh Al-

Quran. Hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dengan segera

dituangkan peneliti dalam bentuk tulisan dan di analisa.

b. Penyederhanaan data (data reductional), yaitu penelaahan kembali seluruh

catatan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan demikian

tahapan ini akan diperoleh hal-hal pokok yang berkaitan dengan fokus

penelitian.

c. Penyajian data (data display ), merupakan kegiatan penyusunan hal-hal pokok

yang sudah dirangkum secara sistematis, sehingga diperoleh tema dan pola

secara jelas tentang hal yang diteliti agar mudah diambil kesimpulan.

d. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi (conclusion; drawing verivying),

merupakan upaya untuk mencari makna dari data yang dikumpulkan dan

memantapkan kesimpulan dengan meber check atau triangulasi yang

dilakukan selama dan sesudah data dikumpulkan. Dengan demikian proses

verifikasi merupakan upaya mencari makna dari data yang dikumpulkan

dengan mencari pola, tema hubungan , persamaan, perbedaan-perbedaan, hal-

hal yang timbul dan lain sebagainya.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

82

G. Sumber Data

Sumber dalam penelitian ini adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan

pembinaan akhlak melalui Tahfid Al-Quran, yang ditentukan melalui observasi awal

untuk diwawancara.Keutuhan kehidupan kegiatan yang melibatkan seluruh warga

sekolah MTs Persatuan Islam Karangpawitan dimaksudkan untuk mengamati secara

umum melalui observasi.

Untuk memperoleh data melalui wawancara ditentukan subjek penelitian yaitu:

1. Kepala MTs. Persatuan Islam dalam kapasitasnya sebagai penanggung jawab

akademik maupun administratif di lingkungan sekolah. Dalam menjalankan

tugasnya kepala sekolah dibantu oleh dua orang PKS (pembantu kepala sekolah)

Bidang Kurikulum dan Kesiswaan. Kelompok ini selanjutnya disebut sebagai

staf pimpinan yang dijadikan sebagai subjek penelitian.

2. Guru MTs. Persatuan Islam Karangpawitan khususnya yang ditugaskan dalam

pembinaan Tahfid Al-Quran ditetapkan dua orang beserta pembimbing kegiatan

tahfidh.

3. Siswa MTs. Persatuan Islam Karangpawitan ditetapkan enam orang untuk

perwakilan tingkatan kelas VII, VIII dan IX.

Data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara dan observasi dibagi empat

alur data, yaitu a) data dari kepala sekolah terhadap siswa dan atau sebaliknya, b).data

dari kepala sekolah terhadap guruatau sebaliknya, c).siswa hasil pembinaan kepala

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

83

sekolah dan guru-guru. Alur perolehan data primer, data yang hendak diperoleh dari

penelitian ini dilukiskan dalam bagan berikut:

Bagan 3.1

Alur Perolehan Data Primer

Dari Gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa garis ( ) menunjukan

jalur pembinaan Akhlak melalui kegiatan Tahfidul Al-Quran melibatkan kepala

Madrasah dan guru.Adapun garis ( ) adalah interelasi data

kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi di lapangan.

Kepala Sekolah

Guru Pembina

Pembinaan Akhlak Melalui Tahfidul Al-Quran

Perilaku Siswa Siswa

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

84

Penelitian ini memilih Madrasah Tsanawiyah Persatuan Islam yang berlokasi di Jalan

Raya Karangpawitan No 35 Kabupaten Garut, didasari dengan pertimbangan sebagai

berikut:

1. Menurut pendapat tim penilai Akreditasi dari Kanwil Kementrian Agama

Provinsi Jawa Barat bahwa Pondok Pesantren Persatuan Islam Tingkat

Tsanawiyah di Kecamatan Karangpawitan yang dikelola oleh swasta memiliki

kualitas dengan memiliki unggulan yaitu kegiatan Tahfid Al-Quran yang

jarang dimiliki oleh pendidikan formal. Tetapi hasil pengamatan dan

informasi dari beberapa guru Madrasah Tsanawiyah ini tidak terlepas dari

permasalahan.

2. Salah satu hasil dari seminar Pendidikan Umum tanggal 28 Juli 2010 yang

dihadiri oleh pakar Pendidikan Nilai yaitu suatu keharusan bagi para ilmuwan

Pendidikan Umum untuk memahami gejolak nilai yang terjadi dalam

kehidupan. Mereka tidak boleh hanyut dalam pergumulan nilai (War of

Values). Mereka harus mampu menempatkan diri untuk ikut menata,

membina, mengembangkan dan ikut mengendalikan nilai-nilai baik yang

paling utama dan terpenting bagi ahli Pendidikan Nilai adalah memahami dan

mampu mengemban misi dalam mengembangkan kepribadian secara utuh

dengan cara memupuk qalbu dengan siraman spiritual yaitu dengan membaca

Al-Quran.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

85

3. Siswa pada usia di sekolah tingkat Madrasah Tsanawiyah sedang mengalami

masa remaja, yakni dia di tuntut untuk menentukan pilihan-pilihan (nilai,

norma dan moral) yang tepat untuk kehidupan masa depannya.

H. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah Pondok Pesantren Persatuan Islam Karangpawitan Garut

Untuk memperoleh gambaran tentang keberadaan pondok pesantren tingkat

Madrasah Tsanawiyah, peneliti telah melakukan observasi dan wawancara dengan

sesepuh pondok pesantren.Dari hasil kegiatan tersebut peneliti memperoleh data yang

merupakan gambaran obyek penelitian sebagai berikut.

Berawal dari seorang pemuda Kristen katolik sekitar tahun 1965 bertempat

tinggal di Jakarta, masuk Islam (mualaf) kemudian termarjinalkan oleh anggota

keluarga yang lain. Sehingga dia pindah ke daerah Garut untuk menemui saudara-

saudaranya, kemudian waktu berjalan dan dia seorang diri, berusaha untuk tetap

hidup dengan bekerja sebagai kuli pada sebuah perusahaan kayu dan perlengkapan

rumah tangga.

Beberapa tahun berjalan, dia berniat untuk mencoba usaha kayu dari gajinya

sendiri setelah mencoba belajar sebagai tukang kuli kayu dan bangunan pada

perusahaan. Lambat laun perekonomian dia membaik dan mampu membeli sebuah

rumah di Garut Kota, beberapa tahun berjalan kemudian menjual rumahnya dan

mendirikan rumah baru di daerah Karangpawitan, banyak orang memperhatikan

bahwa laju perekonomiannya berkembang pesat, sampai salah satu tokoh organisasi

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

86

Persatuan Islam mendekatinya dan mulai secara bertahap belajar mengenai Islam.

Seiring perjalanan waktu dia belajar Islam lebih dalam, dia terinsprirasi untuk

mengembangkan Islam lewat pendidikan, hal itu seirama dengan organisasi persatuan

Islam pada penyebaran paham Islamnya melalui Dakwah dan Pendidikan. Maka

didirikanlah Pondok Pesantren pada tahun 1980 dengan dana pribadi tanpa bantuan

pemerintah dan swadaya masyarakat, dan tentu saja menjadi cemooh di berbagai

kalangan masyarakat yang kurang suka dengan keberadaan pesantren.Hal tersebut

tidak menyurutkan niat untuk berjuang menyebarkan Islam lewat pendidikan.Pada

tahun 1996, akhirnya atas ijin Allah SWT keluarga mualaf sepakat pesantren secara

resmi di wakafkan ke organisasi keagamaan yaitu Persatuan Islam. Pada tahun 1998

sang pendiri meninggal dunia di masjid jami pesantren yang dia bangun bersama

pesantrennya.Berjalannya zaman tidak meredupkan perjuangan muwakif hingga saat

ini, dalam hal pendanaan saja, muwakif menjadi penopang nomor satu dalam

pembangunan.

Mayoritas penduduk masyarakat sekitar kebanyakan penganut agama permai

(agama sunda karuhun) dan desa ini merupakan desa yang tingkat pendidikannya

sangat rendah, dan tingkat kesejahteraannya relative rendah dalam tingkat minimum

dengan mata pencaharian sebagai buruh kuli batu bata, ternak dan bertani.

Dalam hal ini dibutuhkan suatu tekad untuk mencoba memecahkan masalah

yang ada dan membuat proyeksi pembinaan umat kedepan secara Islami yang

dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan segala aspek tancangan dan

ancaman, serta kekuatan dan potensi yang dimikili.

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

87

Sebagai lembaga yang melaksanakan ajaran Islam serta mengarahkan dakwah

pada kesatuan umat yang sadar bahwa setiap muslim mempunyai kewajiban terhadap

muslim lainnya untuk melakukan amarma’ruf nahyi munkar, menjalankanibadah

sesuai tuntunan Al-Quran dan As-Sunah. Keberadaan pesantren sebagai basis

regenerasi umat Islam yaitu membina kesadaran dan rasa tanggung jawab umat

terhadap ajaran Islam melalui pendidikan, dakwah, kesejahteraan dan lingkungan

hidup dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya.

Setelah diwakafkan pada organisasi keagamaan Persatuan Islam, Pesantren

akhirnya dikelola secara penuh oleh organisasi, dan dibantu secara managemen dan

pendanaan oleh keluarga muwakif.Saat ini, keberadaan pondok pesantren sebagian

orang masih beranggapan bahwa organisasi persatuan Islam belum maksimal

memberdayakan semua SDM organisasi sekolahnya.

Para santri mengikuti kegiatan belajar mengajar pada pagi, sore dan malam

hari, sebagian ada yang menginap dan sebagian ada yang tinggal dirumah masing-

masing. Kebanyakan para santri yang sekolah di pesantren ini adalah warga dari

kecamatan lain.

Mengenai klasifikasi pesantren, jika merujuk pada klasifikasi pesantren yang

dikemukakan oleh Zamakhsyari (Mas’ud, 2007: 20) Pesantren yang santrinya kurang

dari seribu orang termasuk kategori pesantren kecil disamping itu pengaruhnya pun

hanya sekitar kecamatan dan kabupaten, walaupun ada beberapa orang santri dari luar

kabupaten.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

88

Penyelenggaraan pendidikan di lembaga pesantren ini menggunakan 100%

kurikulum Nasional dan 100% kurikulum kepesantrenan (agama), sehingga banyak

orang memberikan nama sebagai sekolah pendidikan plus. Kegiatan belajar mengajar

formal berlangsung pada pagi, ketika sore siswa yang tinggal di asrama di bebaskan

melakukan aktifitas. Sedangkan pada waktu subuh, ada kalanya santri melanjutkan

membaca dan menghapal Al-Quran atau ceramah dari pihak pesantren. Kegiatan

tersebut walaupun belum maksimal dalam arti pembinaan yang melibatkan seluruh

guru dari jam formal atau pun pembina khusus tahfidh, namun pesantren terus

berupaya untuk memaksimalkan kegiatan pembinaan akhlak ini dari berbagai lini,

termasuk lini pendidikan formal.Waktu belajar pada jam formal, terdapat muatan-

muatan yang menekankan bahwa siswa atau santri harus hapal atau mengulang

beberapa ayat sebelum jam pelajaran dimulai, hal ini bertujuan siswa ditekan-kan

untuk selalu ingat dan terekam muatan ayat-ayat Al-Quran sebagaimana dipahami

oleh beberapa pengurus sekolah atau Madrasah bahwa dengan pengulangan terus-

menerus mereka yakin bahwa akan tumbuh kebiasaaan yang baik dan pula membantu

kecerdasan dan kemampuan berfikir anak. Hal inilah salah satunya yang mendorong

bahwa Al-Quran adalah kitab suci yang dapat membantu mencerdaskan, kuat ingatan,

berakhlak baik, dengan tujuan itulah para siswa di tuntut untuk menghafal Al-Quran

sesuai dengan kurikulum atau ketentuan madrasah.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

89

2. Profil Pondok Pesantren Persatuan Islam Karangpawitan Garut

Pondok Pesantren Persatuan Islam tingkat Tsanawiyah beralamat di Jl.

Karangpawitan No. 35 Gang Pesantren. Berdiri sejak tahun 1983 dan diresmikan oleh

Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Barat, H. Mumuh A.

Muhdiyat BA pada tahun 1987.

Madrasah Tsanawiyah Persatuan Islam ini letaknya sangat strategis mengingat

berada pada batas Kecamatan Karangpawitan dan Kecamatan Sucinaraja dan cukup

kondusif dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar karena lokasinya tidak

berada di pinggir jalan melainkan masuk gang pesantren sekitar 150 meter.

a. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah

Visi Madrasah Tsanawiyah Persatuan Islam adalah membentuk Insan yang ber

akhlakul karimah, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,serta menjadi kader

Ulul Albab.

Adapun misi Madrasah yaitu :

a. Meningkatkan kualitas peserta didik menjadi manusia yang berbudi pekerti

luhur, berkepribadian mandiri, maju, kreatif, cerdas, disiplin dan bertanggung

jawab.

b. Membekali IMTAQ dan IPTEK

c. Menyiapkan kader Ulul Albab

Selanjutnya penjabaran Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Perstuan Islam adalah:

a. Melakukan pembinaan moral dan kepribadian yang tangguh.

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

90

b. Menyempurnakan kurikulum baik kurikulum baku maupun lokal

c. Meningkatkan kualitas staf pengajar

d. Meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran

e. Melakukan kegiatan mentoring agama

f. Memberikan keterampilan kepada santriwan dan santriwati untuk menjadi

mandiri

g. Memberikan bekal pengetahuan dalam bidang keagamaan dan teknologi.

Jumlah santri di Madrasah Tsanawiyah Persatuan Islam Karangpawitan selalu

mengalami fluktuatif setiap tahunnya. Saat ini terdapat 60 orang santri yang terdiri

terdiri dari 35 perempuan dan 25 laki-laki. Jumlah ini terhitung sedikit dibanding

beberapa tahun ke belakang. Padahal, sejak dibangun oleh muwakif madrasah ini

selalu ramai dan menjadi perhatian para orang tua untuk menyekolahkan di Madrasah

ini. Pada saat itu tercatat terdapat dua rombongan belajar untuk kelas VII saja.

Namun pada tahun 1999 jumlah santri mengalami penurunan, hal ini disebabkan

adanya Sekolah Menengah Pertama atau SMP yang dibangun sangat berdekatan,

berjarak sekira 200 meter dengan madrasah ini. Selain hal tersebut, banyak orang tua

yang beranggapan bahwa lulusan madrasah akan sulit mendapat kerja sedangkan

SMP merupakan sekolah negeri yang lulusannya akan mudah mendapat kerja.

Sesuatu yang khusus dan dimiliki oleh pondok pesantren Madrasah Tsanawiyah

adalah memiliki tempat yang dirawat dengan baik sehingga selalu tampak bersih dan

menambah asri karena di depan Madrasah tersebut terdapat pohon kelapa dan pohon

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

91

hoak yang melindungi gedung sekolah kususnya asrama dari panas matahari secara

langsung.

Seragam Madrasah Tsanawiyah ini juga berdeda, untuk santri perempuan

memakai rok berwarna coklat, baju kurung warna krem serta kerudung warna kuning

tua dengan cara dililit. Mereka menamakannya “kerudung hoas”.Sementara untuk

santri laki-laki memakai celana berwarna coklat dengan baju berwarna putih dan

memakai peci berwarna hitam. Seragam seperti ini cukup unik dan memiliki identias

sendiri karena berbeda dengan madrasah lain pada umumnya yang memakai seragam

berwarna putih dan biru.

Ada beberapa istilah yang juga berbeda dengan madrasah lain pada umumnya.

Untuk penamaan siswa, madrasah ini menggunakan istilah santriwan untuk siswa

laki-laki dan santriwati untuk siswa perempuan.Untuk penamaan guru, biasa

memanggil dengan sebutan Ustadz untuk guru laki-laki dan Ustadzah untuk guru

perempuan.Dan untuk penamaan organisasi intra sekolah yang lebih dikenal dengan

istilah OSIS, madrasah ini menggunakan istilah Rijaalul Ghad untuk santri laki-laki

dan Ummahaatul Ghad untuk santri perempuan.

b. Kurikulum yang digunakan Pondok Pesantren

Pondok pesantren Persatuan Islam tingkat Madrasah Tsanawiyah Persatuan

Islam dengan nomor statistik 21.2.32.07.18.012 menggunakan kurikulum dari

Kementrian Agama yaitu KTSP dan Kurikulum Pesantren yang dibuat oleh internal

Organisasi Persatuan Islam. KTSP itu sendiri merupakan seperangkat acuan dan

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

92

pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai santri, penilaian,

kegiatan belajar mengajar dan sumber daya pendidikan dalam pengembangan

kurikulum sekolah, santri lebih proaktif serta posisi guru hanya sebagai fasilitator

saja.

Lain halnya dengan kurikulum lokal.Kurikulum ini berfungsi sebagai acuan

materi agama yang terdapat di internal Persatuan Islam yang harus dipahami oleh

santri pada tingkat Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah

Aliyah.Kurikulum ini menjadi kewajiban bagi pondok pesantren yang berada dalam

binaan organisasi masyarakat Persatuan Islam.Hal ini dilakukan supaya pesantren

tidak kehilangan identitasnya sebagai lembaga pendidikan yang berbasis Agama

Islam.

Kurikulum lokal ini merupakan acuan yang lebih menekankan pada

pengetahuan agama yang terdapat dalam kitab berbahasa Arab dan gundul (tidak

berharokat) maka dibutuhkan suatu ilmu (alat untuk membacanya), keterampilan, dan

nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak, dalam arti

memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.

Adapun materi dalam kurikulum pesantren ini adalah sebagai berikut:

Nahwiyah, Sharf (semacam ilmu alat untuk membantu cara membaca arab gundul

atau bacaan arab tanpa harokat), dasar-dasar Ilmu Mustholah (sebagai Ilmu untuk

menelusuri sebuah hadist, apakah hadist tersebut shahih, dlaif, layin atau lembek atau

bahkan tertolak, tahfidh Al-Qur’an, ilmu aqidah dan akhlak, serta bahasa arab

arobiyatunnasyiin.

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

93

Materi-materi tersebut menjadi fokus utama daripada materi-materi umum.

Karena selama ini kurikulum KTSP yang dikeluarkan oleh pemerintah dianggap

kurang efektif digunakan di madrasah ini dibanding dengan kurikulum tahun 1994.

Kurikulum yang dipergunakan di Madrasah Tsanawiyah saat ini memuat mata

pelajaran khusus pondok pesantren yang dilaksanakan di luar jam formal seperti

waktu sore hari magrib dan subuh, sedangkan mata pelajaran baku yang dikeluarkan

oleh pemerintah dilaksanakan mulai dari jam tujuh tigapuluh pagi sampai jam satu

siang.

Adapun kegiatan ekstrakurikuler di madrasah ini di antaranya, malam bina

iman dan taqwa atau MABIT, membaca Al-Quran sebelum jam pelajaran formal di

mulai dan latihan membaca arab gundul.

Dengan menggunakan kurikulum lokal dan keberadaan kegiatan ekstrakurikuler

ini pemerintah sebenarnya terbantu dalam hal meningkatkan mutu pendidikan dan

pemahaman terhadap agama Islam. Sehingga menghasilkan lulusan yang memahami

dasar-dasar agama yang kuat, mampu bersaing dengan lulusan-lulusan yang lain

serta ber akhlakul karimah.

c. Sarana dan Prasarana

Pondok Pesantren Persatuan Islam tingkat Tsanawiyah ini memiliki tujuh lokal

bangunan.Satu lokal untuk kantor yang juga digunakan untuk perpustakaan, tiga lokal

untuk ruang kelas, satu lokal untuk laboratorium komputer dan laboratorium IPA, dan

satu lokal lagi untuk ruang RG-UG.

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

94

Selain itu, di pesantren terdapat satu buah MasjidJami, satu lokal asrama

santriwati, dua lokal asrama santriwan, dua lokal toilet putri, dualokal toilet putra,

dan satu toilet asatidz.

d. Prestasi yang pernah diraih

Madrasah ini selalu berupaya berpartisipasi mengikuti berbagai lomba yang

diadakan berbagai lembaga atau instansi.Bagi pondok pesantren, menang atau kalah

tidak jadi masalah yang penting berani bertanding. Kepada para santrinya selalu

ditanamkan nilai-nilai percaya diri ketika berhadapan di depan masyarakat. Madrasah

ini patut berbangga karena walaupun hanya madrasah swasta yang relatif kecil, tapi

manajemennya di tata dengan baik sehingga prestasi yang diraih pun tidak kalah

Madrasah Negeri.

Berdasarkan data yang ada di madrasah ini, beberapa santri pernah meraih

prestasi di bidang MTQ, Kaligrafi, Pidato Bahasa Inggris, dan Pidato Bahasa Arab.

Namun sangat disayangkan, fasilitas kantor seperti komputer tiga unit, Televisi,

peralatan Laboratorium IPA dan piala-piala penghargaan perlombaan hilang pada

tahun 2005. Termasuk bukti fisik yang menyangkut perlombaan tidak ada.Adapun

daftar perlombaan yang pernah diraih adalah sebagai berikut.

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN A. desriptif analitis, sebuahrepository.upi.edu/10067/4/t_pu_0909458_chapter3.pdfpenelitian kualitatif.Fenomenologi adalah suatu ilmu tentang ... pembinaan

95

Tabel 4.1

Daftar Prestasi MTs. Persatuan Islam Karangpawitan.

Sumber (record pesantren-2009)

No Jenis Prestasi Penyelenggara Tingkat /Waktu Juara Ket

1 Pidato Bahasa Arab

Ponpes Al-Hidayah

Pondok se Garut. 1995

III Tropi

2 Pidato Bahasa Indonesia

Ponpes Al-Hidayah

Pondok se Kab. Garut.1995

III Tropi

3 Kaligrafi Arab MTs. 19 Bentar

Pondok Persis se-Garut. 1997

II Tropi

4 Adzan Unisba Jabar.1998 II Tropi

5 Kaligrafi Arab MTs. Cisurupan

Kecamatan.1999 III Tropi+ piagam

6 MTQ Depag Kecamatan.2000 Harapan Tropi 7 Puisi MTs Arohmah Kecamatan.2001 III Tropi

8 Kaligrafi MTs Arohmah Kecamatan. 2003 II Tropi+piagam

9 Putsal Depag Kecamatan

Kecamatan.2005 III Tropi

10 Kaligrafi MTs. Babakanloa

Antar Pesantren. 2008

II Tropi

11 Pidato B.Inggris

MTs. Arrahmah

Antar Pesantren.2009

III Tropi