bab ii kajian pustaka...7 bab ii kajian pustaka dalam bab ii tentang kajian pustaka yang akan...

27
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II tentang kajian pustaka yang akan dibahas yaitu kajian teori,hakekat IPA, pembelajaran IPA SD, metode Mind Mapping, kreativitas, penelitian yang relevan dan hipotesis penelitian.Hal ini akan dijelaskan dalam uraian berikut: 2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 Hakekat IPA Hendro Darmojo (1992:3) berpendapat bahwa IPA merupakan pengetahuan yang bersifat rasional dan objektif mengenai alam semesta beserta isinya. Rasional berarti sesuai dengan pemikiran logis atau nalar, sedangkan objektif berarti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau perasaan pribadi, sehingga Ipa merupakan pengetahuan yang di peroleh melalui pemikiran logis tanpa melibatkan pendapat atau perasaan pribadi dari pengamat atau peneliti. Selain itu, Nash 1993 (dalam Hendro Darmojo, 1993:3), berpendapat bahwa IPA merupakan suatu cara atau metode mengamati alam. Cara IPA mengamati dunia bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain. Sedangkan Powler (dalam Winaputra, 1992:122) mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang berkaitan dengan gejala alam serta kebendaan yang sistematis atau tersusun secara teratur, serta berlaku umun yaitu berupa kumpulan dan hasil observasi serta eksperimen. Menurut Adi Winanto dan Deasy Khristina (2009:2) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu proses, produk serta prosedur yang saling berkaitan, sebagai produk ilmu pengetahuan alam tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Produk Ilmu Pengetahuan Alam merupakan fakta-fakta, konsep- konsep dan prinsip-prinsip, serta teori-teori. Prosedur yang digunakan oleh para ilmuwan dalam mempelajari alam merupakan prosedur empirik dan analisis. Trianto (2010:137) juga mengungkapkan hal yang sama, bahwa IPA hakikatnya

Upload: others

Post on 11-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    Dalam bab II tentang kajian pustaka yang akan dibahas yaitu kajian

    teori,hakekat IPA, pembelajaran IPA SD, metode Mind Mapping, kreativitas,

    penelitian yang relevan dan hipotesis penelitian.Hal ini akan dijelaskan dalam

    uraian berikut:

    2.1 Kajian Teori

    2.1.1 IPA

    2.1.1.1 Hakekat IPA

    Hendro Darmojo (1992:3) berpendapat bahwa IPA merupakan

    pengetahuan yang bersifat rasional dan objektif mengenai alam semesta beserta

    isinya. Rasional berarti sesuai dengan pemikiran logis atau nalar, sedangkan

    objektif berarti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi

    pendapat atau perasaan pribadi, sehingga Ipa merupakan pengetahuan yang di

    peroleh melalui pemikiran logis tanpa melibatkan pendapat atau perasaan pribadi

    dari pengamat atau peneliti.

    Selain itu, Nash 1993 (dalam Hendro Darmojo, 1993:3), berpendapat

    bahwa IPA merupakan suatu cara atau metode mengamati alam. Cara IPA

    mengamati dunia bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya

    antara suatu fenomena dengan fenomena lain. Sedangkan Powler (dalam

    Winaputra, 1992:122) mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang berkaitan

    dengan gejala alam serta kebendaan yang sistematis atau tersusun secara teratur,

    serta berlaku umun yaitu berupa kumpulan dan hasil observasi serta eksperimen.

    Menurut Adi Winanto dan Deasy Khristina (2009:2) Ilmu Pengetahuan

    Alam merupakan suatu proses, produk serta prosedur yang saling berkaitan,

    sebagai produk ilmu pengetahuan alam tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya

    sebagai proses. Produk Ilmu Pengetahuan Alam merupakan fakta-fakta, konsep-

    konsep dan prinsip-prinsip, serta teori-teori. Prosedur yang digunakan oleh para

    ilmuwan dalam mempelajari alam merupakan prosedur empirik dan analisis.

    Trianto (2010:137) juga mengungkapkan hal yang sama, bahwa IPA hakikatnya

  • 8

    adalah suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan

    sekumpulan pengetahuan, sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu

    proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi,

    menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi,

    teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberikan kemudahan

    bagi kehidupan.

    Berdasarkan penjelasan teori-teori yang telah dipaparkan, dapat

    disimpulkan bahwa IPA merupakan usaha manusia melakukan suatu proses dan

    prosedursehingga menghasilkan suatu produk mengenai alam semesta. Proses

    yang dimaksudkan merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta.

    Prosedur merupakan pengamatan yang digunakan secara tepat dan benar.

    Sedangkan produk merupakan kesimpulan yang betul dari hasil proses dan

    prosedur yang telah dilakukan. Produk ipa berupa fakta-fakta, konsep-konsep

    serta teori-teori. Sehingga IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan cara

    mencari tahu secara sistematis serta proses penemuan tentang alam semesta. Dari

    pandangan beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA menekankan

    pada pemahaman konsep dan penjelasan secara logis yang mempengaruhi pola

    pikir sistematis, kritis dan kreatif. IPA perlu dipelajari agar dapat diterapkan

    dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam pembelajaran ditingkat Sekolah

    Dasar (SD).

    2.1.1.2 Pembelajaran IPA di SD

    IPA merupakan ilmu yang harus dipelajari, namun IPA tidaklah mudah

    untuk dipahami karena IPA suatu objek yang memerlukan pengumpulan data,

    eksperimen dan pengamatan. IPA dipelajari di sekolah melalui proses

    pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Inadonesia (KBBI) pembelajaran

    adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

    Pembelajaran IPA dipelajari dan dijadikan bidang studi pada semua jenjang

    pendidikan salah satunya adalah Sekolah Dasar (SD).

    Pembelajaran IPA dalam tingkat Sekolah Dasar menekankan pada

    pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan

    pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Adapun tujuan

  • 9

    pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan

    (BSNP, 2006), dimaksudkan untuk:

    1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

    berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

    2. Mengembangkan pengetahuan dan pemanfaat dan dapat diterapkan dalam

    kehidupan sehari-hari.

    3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

    adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan,

    teknologi, dan masyarakat.

    4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

    memecahkan masalah dan membuat keputusan.

    5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

    menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

    6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

    keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan .

    7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai

    dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

    Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek :

    1. Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

    interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

    2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat, dan gas.

    3. Energi dan perubahanya meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda

    benda langit lainnya.

    Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa konsep-konsep IPA

    yang diberikan di SD secara umum, mampu membuat siswa untuk terlibat sebagai

    ciptaan Tuhan. Karena tujuan pembelajaran ini jika berhasil maka dalam proses

    interaksi yang terlibat diantara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa

    dengan siswa. Sehingga kreativitas belajar siswa dapat lebih meningkat dan

    berkembang dalam pendidikan IPA.

    Dari tujuan diatas adalah siswa dapat memiliki pengetahuan tentang berbagai

    jenis gejala-gejala yang ada pada alam dan lingkungan melalui pengamatanyang

  • 10

    dilakukan oleh siswa agarbisa memahami pengetahuan dasar IPA. Pembelajaran

    IPA yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai evaluasi untuk mengetahui

    kreativitas siswa dalam pembelajaran. Metode Mind Mapping merupakan cara

    termudah yang digunakan untuk menempatkan sebuah informasi ke dalam otak

    serta mengambil informasi untuk keluar dari otak (Tony Buzan, 2006:4).Sehingga

    melalui penggunaan metode Mind Mapping pelajaran IPA akan berjalan dengan

    baik dan dapat meningkatkan kreativitas siswa.

    2.1.2 Mind Mapping.

    Mind Mapping atau biasa disebut pemetaan pikiran adalah cara kreatif

    dalam pembelajaran yang bertujuan untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa

    yang telah dipelajari, atau merencanakan tugas baru (Silberman, 2009). Pemetaan

    pikiran adalah cara yang sangat baik untuk digunakan menghasilkan serta menata

    gagasan sebelum memulai memulis (Hernowo, 2003). Meminta pembelajaran

    untuk membuat peta pikiran memungkinkan mereka mengidentifikasi dengan

    jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang tengah mereka

    rencanakan. Mind maping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke

    segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind Mapping

    mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif.

    Sesuai dengan pendapat Tony Buzan (2008:4) bahwa Mind Mapping

    merupakan alat pikir yang terorganisir dengan hebat danjuga termasuk cara

    termudah yang digunakan untuk menempatkan informasi ke dalam otak serta

    mengambil informasi kembali ketika diperlukan.Menurut Tony Buzan, Mind

    Mapping bisa digunakan untuk membantu dalam banyak hal antara

    lain:merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah,

    memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat

    dengan baik, belajar lebih cepat dan efisien serta melatih gambar keseluruhan.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa peta pikiran merupakan suatu teknik grafik

    yang sangat ampuh dan menjadi kunci yang universal untuk membuka potensi

    keseluruh otak, karena menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat pada

    bagian neo-korteks dari otak atau yang lebih dikenalsebagai otak kiri dan kanan.

  • 11

    Gambar 1

    Display Mind Mapping (sumber Tony Buzan , 2008:4)

    Ditinjau dari pembuatan peta pikiran sangat baik merencanakan dan

    mengatur berbagai hal. Untuk membuat peta pikiran, ada beberapa kiat atau

    langkah yang perlu ditempuh. Menurut (DePorter 2005) mengemukakan beberapa

    kiat dalam membuat peta pikiran. Kiat-kiat tersebut adalah :

    1. Tulis gagasan utamanya ditengah-tengah kertas dan lengkapilah

    dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain.

    2. Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap poin

    atau gagasan utama. Jumlah cabang-cabangnya akan bervariasi,

    tergantung dari jumlah gagasan atau segmen. Gunakan warna berbeda

    untuk tiap-tiap cabangnya.

    3. Tuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang

    dikembangkan untuk detail. Kata-kata kunci adalah kata-kata yang

    menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan pembelajaran.

    4. Tambahkan simbol atau ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan ingatan

    yang lebih baik.

  • 12

    Dalam membuat Mind Mapping (Buzan, 2011: 27) telah menyusun

    sejumlah aturan yang harus diikuti agar Mind Mapping yang dibuat dapat

    memberikan manfaat yang optimal. Berikut adalah ringkasan dari Law of Mind

    Mapping

    1) Kertas: polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baikadalahukuran A3

    dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic diletakkan ditengah-

    tengah kertas dan sedapat mungkinberupa Image dengan minimal 3 warna,

    2) Garis: lebih tebal untuk bold dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis

    akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak bolehgarislurus) dengan

    panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya.

    Seluruh garis harus tersambung ke pusat,

    3) Kata: menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis.

    Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf

    yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat,

    4) Image: gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, tabel dan

    ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau

    memungkinkan gunakan image yang 3 dimensi agar lebih menarik lagi,

    5) Warna: gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5–6 warna. Warna berbeda

    untuk setiap bold dan warna cabang harus mengikuti warna bold,

    6) Struktur: menggunakan struktur radian dengan sentral topic terletak di

    tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke segala

    arah. Bold umumnya terdiri dari 2-7 buah yang disusun sesuai dengan arah

    jarum jam dimulai dari arah jam 1.

    Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode Mind

    Mapping merupakan metode pembelajaran yang digunakan melatih

    kemampuan berfikir anak dalam membuat peta konsep yang baik. Melibatkan

    guru sebagai pembimbing dan siswa secara aktif menggabungkan

    pengetahuan yang sudah ada menjadi konsep yang baru dalam pembuatan

    peta konsep. Pembelajaran metode Mind Mapping tentu saja harus ada tahapan

    yang berurutan sehingga pembelajaran Mind Mapping dapat disusun dengan baik.

  • 13

    2.1.2.1 Fungsi Mind Mapping .

    Menurut Buzan (2012:5) Mind Mapping dapat diandaikan seperti peta

    berjalan. Maka dari itu fungsi dari Mind Mapping sebagai berikut:

    1. Mind Mapping akan memberikan pandangan menyeluruh dari pokok

    masalah.

    2. Mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat.

    3. Mendorong memecahkan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-

    jalan terobosan yang kreatif.

    4. Menyenangkan untuk dilihat,dibaca, dicerna dan diingat.

    Mind Mapping juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan,

    memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara

    kerja alami otak dilibatkan sejak awal.

    Sedangkan menurut Michael Michalko (Buzan, 2012:6) mengatakan

    bahwa Mind Mapping dapat memberikan banyak pengaruh ,diantaranya yaitu:

    1. Mengaktifkan seluruh otak

    2. Membereskan akal dari kekusutaan mental

    3. Memungkinkan kita fokus pada pokok bahasan

    4. Membantu menunjukan hubungan antara bagian bagian informasi yang

    saling terpisah memberikan gambaran yang jelas pada keseluruh dan

    perincian

    5. Memungkinkan kita mengelompokan konsep , membantu kita

    membandingkannya.

    6. Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasa yang

    membantu mengalihkan informasi tentangnya dan ingatan jangka pendek

    ke ingatan jangka panjang .

    Berdasarkan pada fungsi dasarnya sebagai peta petunjuk, apabila

    diterapkan pada pembelajaran khususnya IPA, maka fungsi Mind Mapping

    dalam pembelajaran IPA ini adalah mengingat informasi yang diterima dan

    mengungkap informasi tersebut dalam bentuk tulisan.

  • 14

    2.1.2.2 Langkah - Langkah Model PembelajaranMind Mapping

    Menurut Ridwan Abdullah Sani (2013:240-241), bahwa langkah-langkah

    pembelajaran Mind Mapping yaitu :

    1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingindicapai.

    2) Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh

    siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.

    3) Guru menyuruh siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 2-4

    orang.

    4) Guru menyuruh kelompok siswa untuk mencatay alternatih jawaban

    hasil diakusi.

    5) Setiap kelompok siswa membacakan hasil diskusinya dan guru

    mencatat di papan tulis dan mengelompokkan sesuai kebutuhan .

    6) Setiap kelompok membuat peta pikiran atau diagaram berdasarkan

    alternatif jawaban yang telah didiskusikan

    7) Guru menunjuk kelompok siswa untuk diberi kesempatan menjelaskan

    ide pemetaaan konsep berfikirnya

    8) Setiap kelompok diminta membuat kesimpulan.

    Sedangkan langkah-langkah pembelajaran Mind Mapping menurut

    Miftahul Huda (2015:307-308) ada beberapa langkah persiapan yang harus

    dilakukan yaitu:1) mencatat hasil ceramah dan menyimak poin poin diri ceramah,

    2) menunjukan jaringan jaringan dan relasi relasi di antara berbagai

    poin/gagasan/kata kunci ini berkaitan dengan materi pelajaran, 3)

    membrainstroming semua hal yang sudah diketahui sebelumnya tentang topik

    tersebut, 4) merencanakan tahap tahap awal pemetaan gagasan dengan

    memvisualisasikan semua aspek semua topik yang dibahas, 5) menyusun gagasan

    dan informasi dengan membuatnya bisa diakses pada satu lembar saja, 6)

    menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas permasalahan yang terkait dengan

    topik pembahasan, dan 7) mereview pelajaran untuk mempersiapkan ujian.

  • 15

    Tabel 1 Tahapan atau sintaks Mind Mapping(sumber Applied Real-time Mind

    Map® @ Classroom)

    Tahap Kegiatan guru

    Tahap 1

    Overview

    Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan

    dipelajari.

    Tahap 2

    Preview

    Guru memberikan petunjuk berbagai poin/gagasan/kata kunci

    ini yang berkaitan dengan materi pelajaran dan hal yang sudah

    diketahui sebelumnya tentang topik tersebut

    Tahap 3

    Inview

    Siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau

    rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk

    membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan

    yang pelajari

    Tahap 4

    Review

    Guru bersama- sama dengan siswa merangkum materi

    pelajaran dengan cara membacakan kesimpulan yang telah

    dibuat.

    Tabel 2 Pemetaan Intergasi Pembelajaran Mind Mapping

    Pembelajar

    an

    Sintak

    Kegiatan pembelajaran

    Pendahulu

    an

    KegiatanAwal Penut

    up Eksplor

    asi

    Elabor

    asi

    Konfirm

    asi

    Mind

    Mapping

    Tahap 1

    Overview √ √

    Tahap 2

    Preview

    √ √

    Tahap 3

    Inview

    Tahap 4

    Review

    √ √

  • 16

    Tabel 3 Implementasi pembelajaran Mind Mapping dalam Standar Proses

    No

    Tahapan -

    tahapan

    Lamgkah-langkah

    dalam Standar Proses

    Kegiatan Guru

    1 Persiapan Pendahuluan - Guru memberikan salam, berdoa dan melakukan kegiatan presensi.

    - Menyiapkan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar

    mengajar

    - Guru menyampaikan KD, tujuan pembelajaran yang akan dicapai

    dalam pembelajaran, dan skenario

    pembelajaran.

    2 Pelaksanaan

    a. Tahap I Overview

    Eksplorasi

    - Guru memberikan penjelajasan tentang pembelajaran yang akan

    dipelajari mengenai materi

    pesawat sederhana

    - Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi pesawat

    sederhana.

    b. Tahap II Preview

    Eksplorasi dan

    Elaborasi

    - Guru memberikan gambaran atau gagasan dan kata kunci tentang

    materi yang akan di kerjakan

    siswa.

    c. Tahap III Inview

    Elaborasi - Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat dan

    membuat Mind Mapping materi

    yang dijelaskan oleh guru.

    - Guru meminta beberapa beberapa siswa untuk mempresentasikan

    hasil pekerjaannya didepan kelas.

    d. Tahap IV Review

    Konfirmasi - Guru dan siswa menarik kesimpulan terhadap materi

    percabangan.

    3 penutup - Guru memberikan penguatan /penghargaan terhadap hasil

    diskusi

    Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan

    Mind Mapping secara step by step, akan memudahkan seseorang/siswa untuk

    memahami dan mengingat materi pembelajaran yang tersaji dalam bentuk Mind

    Mapping karena dibuat dengan sangat menarik.

    2.1.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Mind Mapping

    Terdapat banyak kelebihan dari metode Mind Mapping ( Peta Pikiran)

    karena model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping melibatkan kedua sisi

    otak yaitu menggunakan gambar, warna, dan imajinasi (wilayah otak kanan)

  • 17

    bersamaan dengan kata, angka, logika (wilayah otak kiri) sehingga, belajarakan

    menjadi lebih menyenangkan. Salah satu kelebihan Mind Mapping (Peta Pikiran)

    adalah dapat membantu siswa dalam banyak hal, seperti memacu kreativitas,

    pemahaman dan daya ingat siswa.Berikut pendapat para ahli tentang kelebihan

    Mind Mapping (Peta Pikiran). Maghfiroh (2009:45) mengemukakan kelebihan

    Mind Mapping (Peta Pikiran) sebagai berikut: (1) Memudahkan kita melihat

    gambaran keseluruhan, (2) membantu otak untuk: mengatur, mengingat,

    membandingkan, dan membuat hubungan, (3) memudahkan menambah kanin

    formasi baru, (4) pengkajian ulang bisa lebih cepat, (5) setiap peta bersifat unik.

    Selain memiliki kelebihan, di dalam penerapan model pembelajaran kooperatif

    tipe Mind Mapping terdapat beberapa kelemahan (Santoso, 2011:5) yaitu: (1)

    hanya siswa yang aktif yang terlibat, (2) tidak sepenuhnya siswa yang belajar,

    dan (3) jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan.

    2.1.3 Kreativitas

    2.1.3.1 Pengertian Kreativitas

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:599), kreativitas adalah

    kemampuan untuk mencipta, perihal berkreasi dan kekreatifan.Menurut Supriadi

    dalam Yeni Rachmawati (2010:14) mengatakan bahwa kreativitas merupakan

    kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menciptakan sesuatu yang baru, baik

    berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah

    ada. Kreativitas adalahkemampuan berpikir tingkat tinggi yang melibatkan

    terjadinya peningkatan kemampuan berfikir yang ditandai dengan pergantian,

    ketidaksinambungan, proses menjadi rumit, penyatuan yang utuh antara tahap

    perkembangan

    Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan atau daya cipta

    (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:456), kreativitas juga dapat bermakna

    sebagai kreasi terbaru dan orisinil yang tercipta, sebab kreativitas suatu proses

    mental yang unik untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dan orisinil.

    Kreativitas merupakan kegiatan otak yang teratur komprehensif, imajinatif

    menuju suatu hasil yang orisinil.Menurut Semiawan dalam Yeni Rachmawati

  • 18

    (2010:14) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk

    memberikan gagasan baru dan dapat diterapkan dalam pemecahan masalah.

    Menurut Chaplin dalam Yeni Rachmawati (2010:14) mengutarakan bahwa

    kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan bentuk baru dalam seni,

    atau dalam permesinan, atau dalam pemecahan masalah-masalah dengan metode-

    metode baru. Sedangkan menurut Utami Munandar (1992) kreativitas merupakan

    kemampuan dalam membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau

    unsur-unsur yang ada”.Sedangkan menurut Clarkl Monstakis dalam Munandar

    (1995)mengatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman untuk mengekspresikan

    dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu antara hubungan

    diri sendiri, alam dan orang lain.

    Menurut Kuper dan Kuper dalam Samsunuwiyati Mar’at (2006:175).

    Kreativitas adalah sebuah konsep yang majemuk dan multi-dimensial, sehingga

    sulit didefinisikan secara operasional. Definisi sederhana yang sering digunakan

    secara luas tentang kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu

    yang baru. Wujudnya adalah tindakan manusia. Melalui proses kreatif yang

    berlangsung dalam benak orang atau sekelompok orang, produk-produk kreatif

    tercipta. Produk itu sendiri sangat beragam, mulai dari penemuan mekanis, proses

    kimia baru, solusi baru atau pernyataan baru mengenai sesuatu masalah dalam

    matematika danilmu pengetahuan; komposisi musik yang segar, puisi cerita

    pendek atau novel yang menggugah yang belum pernah ditulis sebelumnya;

    lukisan dengan sudut pandang yang baru; seni patung atau potografi yang belum

    ada sebelumnya; sampai dengan terobosan dalam aturan hukum, agama,

    pandangan filsafat, atau pola perilaku baru.

    Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa

    kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan,

    proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif,

    fleksibel, suksesi, dan diskontinuitas, yang berdayaguna dalam berbagai bidang

    untuk pemecahan suatu masalah.Jadi kreativitas merupakan bagian dari usaha

    seseorang. Kreativitas akan menjadi seni ketika seseorang melakukan kegiatan.

  • 19

    Dari pemikiran yang telah disampaikan, dilakukanlah semua aktivitas yang

    bertujuan untuk memacu atau menggali kreativitas.

    2.1.3.2 Ciri-ciri Siswa Kreatif

    Siswa kreatif mempunyai ciri-ciri tersendiri. Biasanya siswa yang

    kreatif memiliki sifat-sifat seperti selalu ingin tahu, memiliki minat yang sangat

    luas, dan suka melakukan aktivitas yang kreatif (Anik Pamilu, 2007:15).

    Menurut Utami Munandar (1999: 88-93), mengemukakan dua ciri kreativitas

    yang memunculkan perilaku kreatif. Dua ciri kreativitas itu antara lain ciri

    aptitude dan nonaptitude. Ciri aptitude ialah ciri yang berhubungan dengan

    kognisi dan proses berpikir, sedangkan cirinonaptitude ialah ciri yang lebih

    berkaitan dengan sikap atau perasaan . Kedua jenis ciri kreativitas itu

    diperlukan agar perilaku kreatif dapat terwujud.

    a. Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (aptitude), antara lain :

    1. Keterampilan berpikir lancar yaitu mencetuskan gagasan, jawaban,

    penyelesaian masalah, memberikan cara atau saran untuk

    melakukan berbagai hal, dan selalu memikirkan lebih dari satu

    jawaban.

    Contoh perilaku keterampilan berpikir lancar siswa:

    a. Mengajukan banyak pertanyaan.

    b. Menjawab pertanyaan dengan sejumlah jawaban.

    c. Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah.

    d. Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya.

    e. Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripadaanak-

    anak lain.

    f. Melihat dengan cepat kesalahan atau kekurangan pada suatuobjek

    atau situasi.

    2. Keterampilan berpikir luwes (fleksibel), yaitu menghasilkan

    gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat

    masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, dan mampu

    mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.Contoh perilaku

    keterampilan berpikir luwes siswa:

  • 20

    a. Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim

    terhadap suatu objek.

    b. Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap

    suatu gambar, cerita atau masalah.

    c. Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-

    beda.

    d. Memberi pertimbangan yang berbeda dengan orang lain pada

    suatu situasi.

    e. Mampu memberikan arah pemikiran secara spontan.

    f. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian yang

    berbedabeda.

    g. Membahas atau mendiskusikan suatu situasi bertentangan dari

    mayoritas kelompok.

    3. Keterampilan berpikir orisinal yaitu mampu memunculkan sesuatu

    yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk

    mengungkapkan diri, dan mampu membuat kombinasi-kombinasi

    yang tidak lazim dari bagian-bagian dan unsur-unsur. Contoh

    perilaku keterampilan berpikir orisinal:

    a) Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah

    terpikirkan oleh orang lain.

    b) Mempertanyakan cara yang lama dan berusaha memikirkan

    cara baru.

    c) Memiliki cara berpikir lain daripada orang lain.

    d) Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan kemudian

    bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru.

    e) Lebih senang mensintesis daripada menganalisa situasi.

    4. Keterampilan memerinci (mengelaborasi), yaitu mampu

    memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk dan

    menambahkan atau memerinci detail-detail dari suatu objek,

    gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.Contoh

    perilaku keterampilan memerinci:

  • 21

    a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau

    pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang

    terperinci.

    b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.

    c. Mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan

    ditempuh.

    d. Menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detil-detil

    (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang

    lain.

    5. Keterampilan menilai (mengevaluasi), yaitu menentukan patokan

    penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan

    benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana,

    mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, dan

    tidak hanya mencetuskan suatu gagasan, tetapi juga

    melaksanakannya.Contoh perilaku keterampilan menilai:

    a. Memberikan pertimbangan atas dasar sudut pandangnya

    sendiri.

    b. Menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal

    c. Menganalisis masalah atau penyelesaian secara kritis dengan

    selalu menanyakan “mengapa?”

    d. Merancang suatu rencana kerja dari gagsan-gagasan yang

    tercetus.

    b. Ciri-ciri afektif (nonaptitude), meliputi:

    1) Rasa ingin tahu yang selalu terdorong untuk mengetahui lebih

    banyak, mengajukan banyak pertanyaan, selalu memerhatikan

    orang, objek, situasi, peka dalam pengamatan, dan ingin

    mengetahui atau meneliti.Contoh perilaku rasa ingin tahu:

    a. Mempertanyakan segala sesuatu.

    b. Senang menjajagi buku-buku, peta-peta, gambar-gambar dan

    sebagainya untuk mencari gagasan-gagasan baru.

    c. Tidak takut menjajagi bidang-bidang baru.

  • 22

    d. Ingin mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau

    kejadian-kejadian.

    2) Bersifat imajinatif yaitu mampu memperagakan atau

    membayangkan hal-hal yang tidak ada atau belum pernah terjadi

    dan menggunakan khayalan, tetapi mengetahui perbedaan antara

    khayalan dan kenyataan.Contoh perilaku bersifat imajinatif:

    a. Memikirkan/membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi.

    b. Memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum

    pernah dilakukan orang lain.

    c. Meramalkan apa yang akan dikatakan atau dilakukan orang

    lain.

    d. Mempunyai firasat tentang sesuatu yang belum terjadi.

    3) Merasa tertantang oleh kemajemukan ialah terdorong untuk

    mengatasi masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi

    yang rumit, dan lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.Contoh

    perilaku merasa tertantang oleh kemajemukan:

    a. Melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk.

    b. Tertantang oleh situasi yang tidak dapat diramalkan

    keadaannya.

    c. Tidak cenderung mencari jalan tergampang.

    d. Senang mencoba jalan yang lebih rumit.

    4) Sifat berani mengambil risiko ialah berani memberikan jawaban

    meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat

    kritik, dan tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal

    yang tidak konvensional, atau yang kurang berstruktur.Contoh

    perilaku berani mengambil risiko:

    a. Berani mempertahankan gagasan atau pendapatnya walaupun

    mendapat tantangan atau kritik.

    b. Berani menerima tugas yang sulit meskipun ada kemungkinan

    gagal.

    c. Berani mencoba hal-hal baru.

  • 23

    5) Sifat menghargai ialah dapat menghargai bimbingan dan

    pengarahan dalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat-bakat

    sendiri yang sedang berkembang.Contoh perilaku menghargai:

    a. Menghargai hak-hak sendiri dan hak-hak orang lain.

    b. Menghargai diri sendiri dan prestasi sendiri.

    c. Menghargai keluarga, sekolah, dan teman-teman.

    d. Menghargai kesempatan-kesempatan yang diberikan.

    Sedangkan Nursisto (1999:31-32) menyebutkan bahwa terdapat lima

    macam kreativitas, antara lain sebagai berikut.

    a. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide-ide yang

    serupa untuk memecahkan suatu masalah.Indikator yang berhubungan

    dengan aspek fluency (kelancaran), antara lain:

    1. Ekspresif, yaitu memiliki kemauan yang kuat serta dorongan

    dengan semangat yang tinggi untuk maju dan berhasil mencapai

    tujuan yang telah ditetapkannya.

    2. Arus gagasan spontan, dimana orang yang kreatif itu penuh

    dengan gagasan dan ide-ide baru dan segar, serta mampu mancari

    solusi dan alternatif jalan keluar yang terbaik.

    3. Menggunakan waktu untuk menemukan masalah dan solusi untuk

    memecahkan masalah.

    b. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan

    berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar kategori

    yang biasa.Indikator dari kemampuan aspek fleksibilitas ditandai oleh:

    1. Cenderung mengadakan percobaan mandiri dengan berbagai

    gagasan serta media, bahan, dan teknik.

    2. Tidak menggunakan metode umum dalam menyelesaikan

    masalah.

    3. Melakukan pendekatan, sudut pandang dari perspektif yang

    berbeda.

    4. Toleransi pada konflik dan kelancaran.

  • 24

    5. Kemampuan menyesuaikan diri dari situasi satu ke situasi

    lainnya.

    c. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang

    unik atau luar biasa.Indikator-indikator kemampuan dasar kreativitas

    bersifat keaslian berkaitan dengan:

    1. Imajinasi tinggi, mampu menggambarkan dengan jelas fenomena.

    2. Tidak terpengaruh dari luar.

    3. Cenderung mengadakan percobaan dengan menemukan masalah

    sebelum masalah dipahami.

    d. Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan

    pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi

    kenyataan.Indikator elaborasi meliputi:

    1. Penggunaan banyak unsur, tidak monoton pada satu aspek saja.

    2. Menggunakan ide-ide dari masalah lain.

    e. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan

    masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.

    Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua ciri

    kreativitas yang memunculkan perilaku kreatif yaitu ciri aptitude (kognisi

    dan proses berpikir) dan nonaptitude (sikap dan perasaan). Selain itu

    terdapat lima macam kreativitas yaitu fluency (kelancaran), flexibility

    (keluwesan), originality (keaslian), elaboration (keterperincian), dan

    sensitivity (kepekaan)

    2.1.3.3 Faktor Pendorong Kreativitas Siswa

    Menurut Hurlock dalam Ahmad Susanto (2011:124), beberapa faktor

    pendorong yang dapat meningkatkan kreativitas, yaitu :

    a. Waktu. Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan diatur

    sedemikian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi mereka

    untukbermain dengan gagasan, konsep, dan mencobanya dalam bentuk

    baru dan orisinal.

    b. Kesempatan menyendiri. Hanya apabila tidak mendapat tekanan

    dari kelompok sosial, anak dapat menjadi kreatif.

  • 25

    c. Dorongan terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi

    standar orang dewasa. Untuk menjadi kreatif mereka harus bebas

    dari ejekan dan kritik yang sering kali dilontarkan pada anak yang

    tidak kreatif.

    d. Sarana. Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus

    disediakan untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi,

    yang merupakan unsur penting dari semua kreativitas.

    e. Lingkungan yang merangsang. Lingkungan rumah dan sekolah

    harus merangsang kreativitas. Ini harus dilakukan sedini mungkin sejak

    masa bayi dan dilanjutkan hingga nama sekolah dengan

    menjadikankreativitas, suatu pengalaman yang menyenangkan dan

    dihargai secara sosial.

    f. Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif. Orang tua yang tidak

    terlalu melindungi atau terlalu posesif terhadap anak, mendorong anak

    untuk mandiri.

    g. Cara mendidik anak. Mendidik anak secara demokratis dan permisif di

    rumah dan di sekolah meningkatkan kreativitas, sedangkan cara

    mendidik otoriter memadamkannya.

    h. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Kreativitas tidak muncul

    dalam kehampaan. Makin banyak pengetahuan yang diperoleh anak

    semakin baik dasar-dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.

    Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk dapat

    meningkatkan kreativitas, kegiatan siswa harus diberikan kebebasan untuk

    mengembangkan gagasan. Siswa juga tidak boleh berada dalam keadaaan

    tertekan. Orang tua yang membiasakan hidup demokratis dan mandiri juga

    mendorong siswa untuk menjadi kreatif. Selain itu sarana dan lingkungan yang

    mendukung untuk merangsang kreativitas juga harus diciptakan untuk

    memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa.

    2.1.3.4 Teori Empat P yang melandasi Pengembangan Kreativitas

    Menurut Utami Munandar (2009:32), teori empat P yang melandasi

    pengembangan kreativitas adalah sebagai berikut.

  • 26

    a. Teori tentang Pembentukan Pribadi Kreatif.

    1) Teori Psikoanalisis

    Teori psikoanalisis melihat kreativitas sebagai hasil

    mengatasi suat masalah, yang biasanya mulai di masa anak.

    Pribadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah

    mempunyai pengalaman yang dihadapi dengan memungkinkan

    gagasan-gagasan yangdisaddari maupun tidak disadari menjadi

    pemecahan yang inovatif.

    a) Teori Freud

    Proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan

    upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide

    yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima.

    Karena mekanisme pertahanan mencegah pengamatan yang

    cermat dari dunia, dan menghabiskan energi psikis, mekanisme

    pertahanan biasanya merintangi produktivitas kreatif.

    b) Teori Kris

    Ernest Kris menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi

    (beralih ke perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasan,

    jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi

    kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.

    Orangorang kreatif adalah mereka yang paling mampu

    memanggil bahan-bahan dari alam pikiran tidak sadar.

    c) Teori Jung

    Carl Jung percaya bahwa ketidaksadaran memainkan

    peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi.

    Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh masa lalu

    pribadi. Di samping itu, ingatan kabur dari pengalaman

    seluruh manusia tersimpan di sana. Secara tidak sadar orang

    mengingat pengalaman yang berpengaruh dalam kehidupan

    dahulu. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbul penemuan,

  • 27

    teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Proses inilah yang

    menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.

    2) Teori Humanistik

    Berbeda dari teori psikoanalisis, teori humanistik

    melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis

    tingkat tinggi. Kreativitas dapat berkembang selama hidup, dan

    tidak terbatas pada lima tahun pertama.

    a) Teori Maslow

    Menurut Abraham Maslow, pendukung utama dari teori

    humanistik, manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang

    menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus

    dipenuhi dalam urutan tertentu, kebutuhan primitif muncul

    pada saat lahir, dan kebutuhan tingkat tinggi berkembang

    sebagai proses pematangan.

    b) Teori Rogers

    Menurut Carl Rogers, tiga kondisi dari pribadi yang kreatif

    adalah:

    1) keterbukaan terhadap pengalaman,

    2) kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan

    pribadi seseorang, dan

    3) kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan

    konsep-konsep.

    b. Teori-teori tentang “Press”

    Kreativitas anak dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam

    diri individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan

    (motivasi ekstrinsik).

    1) Motivasi untuk Kreativitas

    Setiap orang memiliki kecenderungan atau dorongan untuk

    mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan dirrinya, dorongan

    untuk berkembang dan menjadi matang, dorongan untuk

    mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang.

  • 28

    2) Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif

    Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi hanya

    dimungkinkan untuk tumbuh. Bibit unggul memerlukan

    kondisiyang memupuk dan memungkinkan bibit itu

    mengembangkan sendiri potensinya.

    c. Teori tentang Proses Kreatif

    1) Teori Wallas

    Proses kreatif meliputi empat tahap (a) persiapan; (b) inkubasi; (c)

    iluminasi; (d) verifikasi. Pada tahap pertama, seseorang

    mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar

    berpikir, mencari jawaban, bertanya pada orang. Pada tahap

    kedua, kegiatan mencari dan menghimpun data/informasi tidak

    dilajutkan. Tahap inkubasi ialah tahap di mana individu seakan-akan

    melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, dalam arti

    bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi

    “mengeramnya” dalam alam pra-sadar. Tahap iluminasi ialah tahap

    timbulya “insight”. Saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru,

    beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti

    muculnya inspirasi/gagasan baru. Tahap verifikasi atau tahap evaluasi

    ialah tahap di mana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap

    realitas.

    d. Teori tentang Produk Kreatif

    Pada pribadi kreatif, jika memiliki kondisi pribadi dan lingkungan

    yang memberi kesempatan/peluang untuk bersibuk diri secara kreatifmaka

    diprediksikan bahwa produk kreativitasnya akan muncul. Cropley

    menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif (Wallas) dan

    produk yang dicapai. Cropley menekankan bahwaperilaku kreatif

    memerlukan kombinasi antara ciri-ciri psikologis yang berinteraksi sebagai

    berikut: sebagai hasil dari berpikir konvergen atau intelegensi (memperoleh

    pengetahuan, dan pengembangan keterampilan), manusia memiliki

    seperangkat unsur-unsur mental. Jika dihadapkan dengan situasi yang

  • 29

    menuntut tindakan (pemecahanmasalah dalam arti yang luas), individu

    mengerjakan dan menggabung unsur-unsur mental sampai timbul

    „konfigurasi‟. Konfigurasi ini dapat berupa gagasan, model, tindakan, cara

    menyusun kata, melodi, atau bentuk.

    Dari penjabaran teori-teori yang melandasi pengembangan kreativitas di

    atas, penelitian ini menekankan pada pengembangan kreativitas yaitu

    produk. Pada teori tentang produk kreatif, siswa akan menghasilkan

    produk kreativitasnya apabila diberikan kesempatan bersibuk diri secara

    kreatif. Perilaku kreatif akan timbul denga menggabungkan unsur-unsur

    berupa gagasan, model, tindakan, atau bentuk.

    2.1.3.5. Strategi dalam Pengembangan Kreativitas

    Sehubungan dengan pengembangan kreativitas, Utami Munandar

    dalam Ahmad Susanto (2011:128) menyajikan ada empat aspek kreativitas yang

    dapat diperhatikan, yaitu pribadi (person); pendorong (press); produk (product);

    dan proses (process), dimana keempat aspek ini lebih dikenal dengan istilah

    4P yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:

    a. Pribadi (person). Kreativitas ialah ungkapan dari keunikan individu

    dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang

    mencerminkan orisinilitas dari individu ini. Dari pernyataan pribadi

    yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan

    produkproduk yang inovatif. Oleh karena itu, guru harus berusaha

    menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya, guru

    hendaknya membantu siswa menemukan bakat-bakatnya serta

    mengembangkannya seoptimal mungkin.

    b. Pendorong (press). Bakat kreatif seseorang akan berkembang bila

    didukung oleh lingkungannya dan juga tidak terlepas dari

    dukungan intern yang datang dari dalam dirinya sendiri (motivasi

    internal) untuk menghasilkan sesuatu. Jika tidak bisa menyeleksi

    dengan baik, lingkungan dapat mendukung atau menghambat bakat-

    bakat kreatif seseorang.

  • 30

    c. Proses (process). Dalam angka mengembangkan kreativitas, anak

    perlu dikembangkan untuk menyibukkan dirinya secara kreatif. Guru

    hendaknya dapat merangsang anak didik dalam kegiatan kreatif

    dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang

    diperlukan. Guru hendaknya memberikan kebebasan pada anak untuk

    mengekspresikan dirinya secara kreatif.

    d. Produk (product). Kondisi yang memungkinkan seseorang

    menciptakan produk kreatif yang bermakna adalah kondisi pribadi dan

    lingkungan, sejauh mana keduanya mendorong untuk melibatkan

    dirinya dalam proses kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan ciri-

    ciri kreatif, dan dengan dorongan untuk berbuat kreatif maka

    produkproduk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan

    timbul. Guru hendaknya menghargai produk kreatif anak yang

    mengkomunikasikannya kepada orang lain, misalnya dengan

    mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak sehingga dapat

    menggugah minat anak untuk mengembangkan daya kreatifnya.Dalam

    penelitian ini, peneliti menggunakan aspek kreativitas yang dapat

    diperhatikan dalan bentuk produk. Produk dalam penelitian ini

    berupa hasil karya Mind Mapping siswa yang digunakan untuk

    menentukan tingkat kreativitas siswa.

    2.1.4 Hubungan Metode Mind Mapping dengan Kemampuan Kreativitas

    Metode Mind Mapping merupakan metode penemuan yang dibimbingoleh

    guru. Guru hanya sebagai fasilitator untuk membimbing siswa menemukan

    konsep. Hal ini sangat disarankan dalam pembelajaran di SD karena sesuai

    dengan karakteristik siswa. Siswa SD harus ada bimbingan dalam

    pembelajaran.Metode ini sangat membantu siswa untuk belajar dengan

    pengalamannya sendiri dan kreatif menemukan sebuah konsep sehingga siswa

    memperoleh pengalaman belajar. Siswa diberi kesempatan dan stimulus oleh

    guru sehingga siswa dapat mengembangkan pembelajaran dengan data – data

    yang diperoleh oleh siswa. Data-data tersebut diperoleh siswa melalui apa

    yang dia pelajarisebelumnya, pengalaman belajar yang sudah didapat oleh

  • 31

    siswa. Pengalaman-pengalaman tersebut proses dan digeneralisasikan oleh siswa

    sesuai pemikirannya dan alasan yang logis dengan bimbingan guru. Begitu

    juga dalam pembelajaran IPA siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan

    informasi-informasi yang telah diterima siswa kemudian di generalisasikan

    menjadi konsep baru dengan bimbingan guru. Sehingga dapat

    mengembangkan dan meningkatkan kemampuan kreatifitasnya.

    2.2. Penelitian Yang Relevan

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Petra Suci Indayani yang

    berjudul upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dan

    perubahannya melalui model pembelajaran Mind Mapping siswa kelas 4 SD

    Negeri Tambakboyo 02 Ambarawa semester genap tahun pelajaran 2012/2013.

    Penelitian tersebut terdiri dari dua siklus. Kriteria keberhasilan dalam penelitian

    ini adalah 80% dari seluruh siswa kelas 4 telah mencapai nilai KKM yaitu = 60.

    Hasil penelitian menunjukan pada kondisi awal siswa yang dikatakan tuntas

    apabila KKM = 60 terdapat 11 siswa (36,7%) dan yang belum memenuhi KKM

    terdapat 19 siswa (63,3%).Siklus 1 dengan dengan menerapkan model

    pembelajaran mind mapping terjadi peningkatan yang siknifikan yaitu terdapat28

    siswa (93,3%) memenuhi KKM dan 2 siswa (6,7%) belum memenuhi KKM yang

    tepat. Kemudian pada siklus yang terjadi peningkatan sangat signifikan yaitu 30

    siswa (100%) yang sudah memenuhi KKM dan hanya 0 siswa (0%) yang belum

    memenuhi KKM .ini berarti Metode pembelajaran Mind Mapping terbukti dapat

    meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA .

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Windyaningsih, Margareths Sri

    Yuliariatiningsih, dan Komariah yang berjudul peningkatan kreativitas siswa

    melalui konsep gaya di SDN Ciporaet Kota Bandung pada siswa kelas V-B.Dari

    hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian bahwa kreativitas siswa pada

    pembelajaran konsep gaya di kelas V-B melalui metode Mind Mapping

    mengalami peningkatan.Hal tersebut dapat dilihat dari pemerolehan rata-rata nilai

    kreativitas siswa pada setiap siklus. Pada siklus pertama rata-rata nilai kreativitas

    siswa yaitu 61,7. Sedangkan pada silkus ke II 67,4. Pemerolehan rata-rata nilai

    kreativitas siswa pada siklus ke II mengalami peningkatan sebesar 5,7. Pada siklus

  • 32

    ke III memperoleh rata-rata nilai siswa 72,1, hal tersebut menunjukan adanya

    peningkatan sebesar 4,7. Respon siswa pada pembelajaran konsep gaya kelas V-B

    di SDN Ciporeat 3 melalui metode Mind Mapping menunjukan respon yang

    tinggi.

    Berdasarkan penelitian diatas terdapat perbedaan dan persamaan yang

    dilakukan antara penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan penelitian ini

    adalah bahwa peneliti sebelumnya hanya menggunakan metode pembelajaran

    Mind Mapping saja untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran

    IPA sedangkan, penelitian kali ini peneliti menggunakan metode pembelajaran

    Mind Mapping untuk meningkatkan kreativitas saswa pada pembelajaran IPA.

    Dengan penggunaan metode Mind Mapping diharapkan siswa akan lebih tertarik

    dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena, itu pada penelitian

    ini peneliti menggunakan metode Mind Mapping untuk meningkatkan kreativitas

    siswa pada pembelajaran IPA agar lebih maksimal.

    2.3 Kerangka Berfikir

    Materi pembelajaran IPA bersifat pengetahuan yang wajib dipahami dan

    dikuasai oleh siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan

    menjadikan pembelajaran menjadi menarik. Berdasarkan hasil observasi, guru

    kelas V SD Negeri Klero 02 menggunakan metode ceramah pada proses

    pembelajaran IPA. Hal tersebut mengakibatkan siswa menjadi bosan dan

    pasif, sehingga kreativitas siswa tidak dapat tumbuh dan berkembang secara

    optimal.

    Siswa kelas V Sekolah Dasar termasuk pada masa operasional konkret,

    pelaksanaan pembelajaran di kelas harus menggunakan metodepembelajaran

    yang tepat agar dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam diri siswa,

    sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk mempelajari materi. Hal tersebut

    dilakukan agar siswa lebih mudah untuk memahami dan mengingat materi

    sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode Mind Mapping

    mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan guru. Selain itu,

    siswa juga dapat berkreasi sesuai imajinasi mereka dengan menggunakan

  • 33

    berbagai macam gambar dan warna. Dengan begitu kreativitassiswa dapat

    dirangsang dan dapat tumbuh serta berkembang dengan optimal.

    2.4 Hipotesis Penelitian

    Hipotesis dalam penelitian adalah penerapan metode Mind Mapping dapat

    meningkatkan kreativitas pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Klero

    2 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang semester II tahun ajaran 2017/2018.