bab ii kajian pustaka - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran...

18
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Dalam bagian kajian teori ini berisi tentang pustaka untuk metode hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. 2.1.1 Metode Hypnoteaching 2.1.1.1 Pengertian Metode Hypnoteaching Metode Hypnoteaching merupakan perpaduan antara kata “hypnosis” yang berarti mensugesti dan “teaching” yang berarti mengajar. Hypnosis berasal dari bahasa yunani “hypnos” yang diambil dari nama dewa tidur dalam mitologi yunani. Dewa ini digambarkan memiliki dua sayap yang melekat pada kepalanya. James Braid adalah orang pertama yang memperkenalkan kata “hypnosis”. Novian Triwidia Jaya (2010) menyebutkan ada beberapa definisi hypnosis yang pernah diungkap yaitu: (1) Hipnosis adalah teknik atau praktik dalam mempengaruhi orang lain untuk masuk dalam kondisi trancehypnosis, (2) hipnosis adalah suatu kondisi dimana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga sugestibilitas (daya terima saran) meningkat sangat tinggi, (3) hipnosis adalah seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya yang dapat dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak dari Beta menjadi Alpha dan Theta, (4) hipnosis adalah seni komunikasi untuk mengeksplorasi alam bawah sadar, (5) hipnosis adalah kondisi kesadaran yang meningkat. Menurut Milton H. Erickson (dalam Noer 2010) menerangkan hipnosis adalah suatu metode berkomunikasi, baik verbal maupun non verbal, yang persuasif dan sugestif kepada seorang klien sehingga dia menjadi kreatif dan bereaksi. M. Noer (2010: 19) menambahkan bahwa pengertian hipnosis dapat dibagi menjadi 4 macam situasi, yaitu: (1) Hipnosis merupakan seni sugestif, yaitu bagaimana seseorang dapat menyugesti orang lain, (2) hipnosis merupakan seni komnunikasi, yakni komunikasi persuasif antara suyet (orang yang dihipnotis) dengan hipnotis (orang yang menghipnosis), (3) hipnosis juga bermakna seni eksplorasi alam bawah sadar karena

Upload: others

Post on 25-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

8

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

Dalam bagian kajian teori ini berisi tentang pustaka untuk metode

hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil

belajar IPA.

2.1.1 Metode Hypnoteaching

2.1.1.1 Pengertian Metode Hypnoteaching

Metode Hypnoteaching merupakan perpaduan antara kata “hypnosis” yang

berarti mensugesti dan “teaching” yang berarti mengajar. Hypnosis berasal dari

bahasa yunani “hypnos” yang diambil dari nama dewa tidur dalam mitologi

yunani. Dewa ini digambarkan memiliki dua sayap yang melekat pada kepalanya.

James Braid adalah orang pertama yang memperkenalkan kata “hypnosis”.

Novian Triwidia Jaya (2010) menyebutkan ada beberapa definisi hypnosis yang

pernah diungkap yaitu:

(1) Hipnosis adalah teknik atau praktik dalam mempengaruhi orang lain untuk masuk dalam kondisi trancehypnosis, (2) hipnosis adalah suatu kondisi dimana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga sugestibilitas (daya terima saran) meningkat sangat tinggi, (3) hipnosis adalah seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya yang dapat dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak dari Betamenjadi Alpha dan Theta, (4) hipnosis adalah seni komunikasi untuk mengeksplorasi alam bawah sadar, (5) hipnosis adalah kondisi kesadaran yang meningkat.

Menurut Milton H. Erickson (dalam Noer 2010) menerangkan hipnosis

adalah suatu metode berkomunikasi, baik verbal maupun non verbal, yang

persuasif dan sugestif kepada seorang klien sehingga dia menjadi kreatif dan

bereaksi. M. Noer (2010: 19) menambahkan bahwa pengertian hipnosis dapat

dibagi menjadi 4 macam situasi, yaitu:

(1) Hipnosis merupakan seni sugestif, yaitu bagaimana seseorang dapat menyugesti orang lain, (2) hipnosis merupakan seni komnunikasi, yakni komunikasi persuasif antara suyet (orang yang dihipnotis) dengan hipnotis (orang yang menghipnosis), (3) hipnosis juga bermakna seni eksplorasi alam bawah sadar karena

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

9

hipnosis terjadi ketika alam bawah sadar mempunyai peranan tinggi dan alam sadarnya tidak difungsikan, dan (4) hipnosis diartikan sebagai seni mengubah tingkat kesadaran yaitu dari tingkat kesadaran yang kritis menjadi tidak kritis.

Merujuk apa yang dikatakan oleh Novian Trivian Jaya dan M. Noer maka

dalam penggunaan metode hypnoteaching guru sebagai pemberi perlakuan

hipnosis dan siswa adalah orang yang dihipnosis. Dalam melakukan hipnosis ini

guru hanya menggunakan bahasa persuasif dengan menerapkan langkah-langkah

metode hypnoteaching yang telah ada tanpa perlu menidurkan siswa.

Seorang psikolog bernama John Gruzelier melakukan sebuah riset

menggunakan Fmri, sebuah alat untuk mengetahui aktivitas otak. Greuselier

menemukan bahwa seseorang yang dalam keadaan terhipnosis, aktifitas dalam

otaknya meningkat. Pada saat keadaan terhipnosis manusia mampu melakukan hal

yang dimana dia sendiri tidak mampu memimpikannya. Sehingga hipnosis

berdampak dalam peningkatan minat, motivasi dan kinerja. Jika dihubungkan

dengan pembelajaran di kelas maka dengan menerapkan hypnosis dapat

meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, kemampuan konsentrasi,

kepeercayaan diri, kedisiplinan dan keorganisasian. Dari berbagai pendapat

mengenai pengertian hypnosis dapat disimpulkan bahwa hipnosis adalah seni

komunikasi dengan alam bawah sadar untuk meningkatkan sugestibilitas atau

daya terima saran pada orang yang terhipnosis.

Dalam perkembangannya hingga saat ini, hipnosis sangat membantu

dalam mengembangkan performa diri dan proses belajar-mengajar hingga

munculah istilah hypnoteaching. Metode hypnoteaching ditemukan oleh seorang

pakar motivator bernama Novian Triwidia Jaya, dengan menggabungkan metode

pembelajaran Quantum Learning, Accelerate Learning, Power Teaching, Neuro-

Linguistic Programming (NLP) dan Hypnosis. Penggabungan kelima metode

terlihat dalam langkah-langkah pembelajaran Hypnoteaching. Menurut Novian

dalam proses belajar mengajar, ternyata pikiran alam bahwa sadar lebih dapat

dimasuki, di antaranya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan persepsi. Pendapat

Novian tersebut dikuatkan dengan hypnotis yang ada di televisi, yaitu kegiatan

mempengaruhi orang lain dengan memasukkan sugesti saat orang yang dihypnotis

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

10

mengalami keadaan di dalam alam bawah sadar. Novian Triwidia Jaya (2010)

menyebutkan bahwa metode hypnoteaching adalah mengaktifkan inner

motivation dan mempersuasi siswa. Mempersuasi siswa untuk nyaman dan betah

dalam belajar serta dengan sugesti yang diberikan guru siswa akan termotivasi

untuk terus menikmati belajarnya. Novian juga menambahkan bahwa metode

Hypnoteaching adalah perpaduan pengajaran yang melibatkan pikiran sadar

(Conscious Mind) dan pikiran bawah sadar (Sub Conscious Mind). Dari berbagai

pendapat mengenai pengertian metode hypnoteaching dapat disimpulkan bahwa

metode hypnoteaching adalah metode pembelajaran yang digunakan untuk

mengeksplorasi alam bawah sadar siswa sehingga guru bisa memberi sugesti

melalui kata-kata dan sikap dalam mengajar tanpa membuat siswa itu tidur.

2.1.1.2 Langkah-Langkah Metode Hypnoteaching

Langkah-langkah yang dapat dilakukan menurut Ibnu Hajar (2011) dalam

melakukan metode hpnoteaching antara lain: (1) niat dan motivasi dalam diri, (2)

pacing, (3) leading, (4) penggunaan kata positif, (5) pemberian pujian, (6)

modeling. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1Sintaks Metode Hypnoteaching

No. Sintaks Keterangan1. Niat dan Motivasi Niat yang besar akan memunculkan minat,

motivasi serta komitmen yang tinggi pada bidang yang di tekuni atau hal yang akan dipelajari

2. Pacing Menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan orang lain atau peserta didik.

3. Leading Memimpin atau mengarahkan setelah proses pacing yang telah dilakukan.

4. Penggunaan kata positif Kata-kata yang positif dari pendidik dapat membuat peserta didik merasa lebih percaya diri dalam menerima materi yang diberikan.

5. Reward and punishment Dengan pujian, seseorang akan terdorong untuk melakukan yang lebih dari sebelumnya.

6. Modelling Proses memberi tauladan atau contoh melalui ucapan dan perilaku yang konsisten.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

11

Niat dan motivasi dalam diri merupakan langkah yang pertama. Niat yang

besar akan memunculkan minat, motivasi serta komitmen yang tinggi pada bidang

yang di tekuni atau hal yang akan dipelajari. Kesuksesan seseorang tergantung

pada niat dari diri seseorang untuk bersusah payah dan kerja keras dalam

mencapai kesuksesan tersebut.

Langkah kedua adalah Pacing. Pacing adalah penyamakan posisi, gerak

tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan orang lain atau peserta didik. Secara

alami dan naluriah, setiap orang pasti akan merasa nyaman dan senang untuk

berkumpul dengan orang lain yang memiliki kesamaan dengannya sehingga akan

merasa nyaman berada di dalamnya. Dengan kenyamanan yang bersumber dari

kesamaan gelombang otak ini, maka setiap pesan yang disampaikan dari orang

satu pada orang-orang yang lain akan dapat diterima dan dipahami dengan sangat

baik.

Setelah pacing, maka langkah yang ketiga adalah leading. Leading berarti

memimpin atau mengarahkan setelah proses pacing yang telah dilakukan. Setelah

melakukan pacing, maka peserta didik akan merasa nyaman dengan kita. Pada

saat itulah hampir setiap apapun yang kita ucapkan atau tugaskan pada peserta

didik, maka peserta didik akan melakukannya dengan suka rela dan bahagia.

Sesulit apapun materinya, maka pikiran bawah sadar peserta didik akan

menangkap materi pelajaran kita adalah hal yang mudah, maka sesulit apapun soal

ujian yang diujikan, akan ikut menjadi mudah, dan peserta didik akan dapat

meraih prestasi belajar yang gemilang.

Langkah berikutnya adalah langkah pendukung dalam melakukan pacing

dan leading. Penggunaan kata positif ini sesuai dengan cara kerja pikiran bawah

sadar yang tidak mau menerima kata negatif. Kata-kata yang diberikan oleh

pendidik entah langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi kondisi

psikis peserta didik. Kata-kata yang positif dari pendidik dapat membuat peserta

didik merasa lebih percaya diri dalam menerima materi yang diberikan. Kata-kata

tersebut dapat berupa ajakan dan himbauan. Jadi apabila ada hal-hal yang tidak

boleh dilakukan oleh peserta didik, hendaknya menggunakan kata ganti yang

positif untuk mengganti kata-kata negatif tadi. Sebagai contoh apabila akan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

12

menenangkan kelas yang ramai, biasanya kata perintah yang keluar adalah

“jangan ramai”. Kata-kata “jangan ramai” ini dalam pelaksanaan metode

hypnoteaching hendaknya diganti dengan “mohon tenang”, dan sebagainya.

Pemberian pujian merupakan salah satu hal yang penting dalam

pembelajaran, atau juga biasa disebut reward and punishment. Pujian merupakan

reward peningkatan harga diri seseorang. Pujian merupakan salah satu cara untuk

membentuk konsep diri seseorang. Maka berikanlah pujian dengan tulus pada

peserta didik. Dengan pujian, seseorang akan terdorong untuk melakukan yang

lebih dari sebelumnya.

Modeling adalah proses memberi tauladan atau contoh melalui ucapan dan

perilaku yang konsisten. Hal ini sangat perlu dan menjadi salah satu kunci

hypnoteaching. Setelah peserta didik menjadi nyaman dengan kita. Maka perlu

pula kepercayaan (trust) peserta didik pada kita dimantapkan dengan perilaku kita

yang konsisten dengan ucapan dan ajaran kita. Sehingga kita selalu menjadi figur

yang dipercaya.

Untuk mendukung serta memaksimalkan sebuah pembelajaran

hypnoteaching, hendaknya pendidik dapat melakukan hal-hal seperti: (1)

menguasai materi secara komprehensif, (2) melibatkan peserta didik secara aktif,

(3) mengupayakan untuk melakukan interaksi informal dengan peserta didik, (4)

memberi peserta didik kewenangan dan tanggung jawab atas belajarnya, (5)

meyakini bahwa cara manusia belajar adalah berbeda satu sama lain, (6) yakinkan

peserta didik bahwa mereka mampu, (7) memberi kesempatan kepada peserta

didik untuk melakukan sesuatu secara kolaboratif atau kooperatif, (8) upayakan

materi yang disampaikan kontekstual, (9) memberikan umpan balik secara

langsung dan bersifat deskriptif.

2.1.2 Metode Ceramah

2.1.2.1 Pengertian Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang paling populer dan banyak dilakukan

oleh guru, selain mudah penyajian juga tidak banyak memerlukan media

(Sumantri M dkk, 2000:136). Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan

menganggap bahwa metode ceramah itu mudah dalam penggunaannya dalam

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

13

proses kegiatan pembelajaran di kelas. Karena dianggap metode yang popular dan

banyak dilakukan oleh guru, maka kecenderungan untuk menganggap metode

tersebut mudah diterapkan di kelas semakin bertambah juga.

Fakta bahwa metode ceramah itu sangat dipengaruhi oleh pribadi guru

yang bersangkutan tidak bisa disingkirkan begitu saja. Seorang guru harus

memiliki keterampilan yang cukup untuk menggunakan metode ceramah dalam

proses belajar di kelas. Hal senada diungkapkan oleh Dimyati dkk (1999:28)

bahwa metode ceramah itu sangat dipengaruhi oleh personalitas guru yaitu suara,

gaya bahasa, sikap, prosedur, kelancaran, kemudahan bahasa, keteraturan guru

dalam memberikan penejelasan yang tidak dapat dimiliki secara mudah oleh

setiap guru.

Sumantri M dkk (2000) mendefinisikan metode ceramah sebagai penyajian

pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara lisan kepada

peserta didik. Dimyati dkk (1991: 29) menungkapkan bahwa metode ceramah

adalah sebuah bentuk interaksi belajar mengajar yang dilakukan melalui

penjelasan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap sekelompok peserta

didik. Menurut Wina Sanjaya (2006: 145) mengungkapkan bahwa metode

ceramah dapat diartikan sebagai cara penyajian pelajaran melalui penuturan secara

lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Menurut Nana Sudjana

(2000: 77), ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Nana Sudjana

menegaskan bahwa metode ceramah tidak senantiasa jelek bila penggunaannya

dipersiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan

batas-batas penggunaannya.

Selanjutnya, metode ceramah adalah suatu cara penyajian bahan ajar atau

cara mengajar melalui penjelasan atau penuturan secara lisan oleh guru kepada

peserta didik (PS Widi Rahardjo, 2002). Muhibbin Syah (2000), metode ceramah

dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk

menyampaikan informasi dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur

atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud metode ceramah

adalah cara belajar mengajar yang menekankan pada pemberitaan satu arah dari

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

14

pengajar kepada pelajar (pengajar aktif, pelajar pasif). Dari beberapa pendapat

para ahli diatas peneliti memberi kesimpulan bahwa metode ceramah adalah cara

menyampaikan sebuah materi pelajaran atau informasi dengan penuturan lisan

kepada siswa.

Menurut Abdul Majid (2006:138) metode ceramah bertujuan untuk: (1)

menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu

bahan tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan

tertulis hasil ceramah, (2) menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan

permasalahan yang terdapat dalam isi pelajaran, (3) merangsang peserta didik

untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pemerkayaan

belajar, (4) memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara

gambling, (5) sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya

menjelaskan prosedur yang harus ditempuh peserta didik.

Alasan guru menggunakan metode ceramah harus benar-benar dapat

dipertanggungjawabkan. Metode ceramah ini digunakan karena pertimbangan: (1)

anak benar-benar memerlukan penjelasan, misalnya karena bahan baru atau guna

menghindari kesalahpahaman, (2) benar-benar tidak ada sumber bahan pelajaran

bagi peserta didik, (3) menghadapi peserta didik yang banyak jumlahnya dan bila

metode lain sukar diterapkan, (4) menghemat biaya, waktu, dan peralatan.

Agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal yang harus

dilakukan, baik pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan. Pada

langkah persiapan, langkah pertama yang harus dilakukan guru adalah

merumuskan tujuan yang akan dicapai secara jelas dan terarah. Apa saja yang

harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran dengaan metode ceramah

berakhir. Setelah itu langkah selanjutnya adalah menentukan pokok-pokok materi

yang akan diceramahkan. Tingkat penguasaan guru terhadap materi pembelajaran

akan sangat menentukan dalam metode ceramah. Oleh sebab itu, guru sebaiknya

harus mempersiapkan terlebih dahulu pokok-pokok materi yang akan disampaikan

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Termasuk persiapan-

persiapan media, ilustrasi-ilustrasi yang sesuai, agar bisa lebih memperjelas

materi ceramah yang akan disampaikan. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

15

persepsi siswa, dan meningkatkan kualitas ceramah, sangat diperlukan alat bantu

pembelajaran, misalnya dengan mempersiapkan transparansi, media grafis, dan

lain-lain.

2.1.2.2 Langkah Pembelajaran Metode Ceramah

Langkah-langkah yang harus dipersiapkan dalam tahap pelaksanaan

adalah: langkah pembukaan, langkah penyajian, dan langkah penutup. Langkah

pembukaan merupakan langkah yang sangat menentukan, karena

keberhasilan pelaksanaan metode ceramah sangat ditentukan melalui

langkah pembukaan ini. Langkah penyajian merupakan tahap penyampaian

materi pembelajaran dengan cara bertutur. Langkah yang terakhir adalah langkah

penutup. Agar materi pembelajaran yang sudah disampaikan tidak lenyap begitu

saja dalam memori siswa, sebaiknya guru dalam ceramah penutupan, menciptakan

aktifitas kegiatan-kegiatan yang membuat siswa tetap bisa mengingat materi

pembelajaran yang sudah disampaikan.

Menurut Silberman, Mel dalam (Tukiran dkk., 20012: 47-48) menjelaskan

bahwa dilakukan modifikasi pada langkah-langkah pelaksanaannya akan

mengurangi kekurangannya seperti kurangnya keaktifan siswa. Langkah-langkah

dalam metode ceramah antara lain: (1) mengemukakan cerita atau visual yang

menarik, (2) menawarkan sebuah masalah, (3) membangkitkan perhatian melalui

kegiatan tanya jawab, (4) memberi poin-poin dari ceramah pada kata-kata kunci

yang berfungsi sebagai alat bantu ingatan, (5) mengemukakan ilustrasi kehidupan

nyata mengenai gagasan dan ceramah, (6) menggunakan alat bantu visual, (7)

menghetikan ceramah secara periodik untuk memberikan pertanyaan kepada

peserta didik mengenai contoh dari konsep yang telah disajikan dalam materi, (8)

latihan-latihan atau evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa, (9) memberikan

pertanyaan yang didasarkan pada informasi yang diberikan saat ceramah, (10)

membuat rangkuman dari ceramah atau materi yang telah diberikan.

2.1.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah

Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering

digunakan, yaitu: (1) ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk

dilakukan atau bisa dikatakan tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit, (2)

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

16

ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas dalam arti materi pelajaran

yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam

waktu yang singkat, (3) ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang

perlu ditonjolkan, (4) melalui metode ceramah guru dapat mengontrol keadaan

kelas, (5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi

lebih sederhana.

Di samping mempunyai kelebihan, ceramah juga memiliki beberapa

kelemahan, diantaranya: (1) materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari

ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru, (2) ceramah yang tidak

disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme, (3) guru

yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap

sebagai metode yang membosankan, (4) melalui ceramah, sangat sulit untuk

mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum

karena ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkadang tidak ada seorang

pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

2.1.3 Pembelajaran IPA di SD

IPA berasal dari kata sains yang berarti alam. IPA atau sains juga dapat

diartikan sebagai lmu yang mempelajari fakta atau peristiwa-peristiwa yang

terjadi di alam. Rustaman dkk (2011:1) menyatakan hakikat sains merupakan

produk, proses dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang

terdapat di dalamnya. Produk dari sains tersebut antara lain terdiri dari fakta,

konsep, prinsip, hukum, dan teori. Melalui penggunaan metode ilmiah, produk

sains yang diharapkan tersebut akan tercapai. Whittington dalam Rustaman (2011)

mengungkapkan bahwa suatu metode pembelajaran dapat dikembangkan cara

membaca bahan ajar, bertanya, menerapkan konsep dan prinsip, berorientasi pada

masalah dan menyelesaikan materi subyek dengan refleksi dan pemahaman.

Menurut PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006, pendidikan IPA diarahkan

untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Dari

beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA atau sains merupakan

pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang didapatkan melalui langkah-

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

17

langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen

atau observasi mengenai alam sekitar yang akan terus berkembang.

Pembelajaran IPA juga memiliki beberapa tujuan pembelajaran bagi

peserta didik. Berdasarkan PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006, mata

pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:

(1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu,sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.

Menurut Hernawan dkk (2010), fungsi dari Ilmu Pengetahuan Alam adalah

untuk memberikan pengetahuan mengenai lingkungan alam, mengembangkan

ketrampilan, wawasan, dan kesadaran dalam penerapannya bagi kehidupan sehari-

hari (teknologi). Berdasarkan beberapa tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa

belajar sains bukan hanya menyimpan pengetahuan, tetapi harus dikembangkan

serta diaplikasikan ke dalam bentuk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-

hari.

2.1.4 Hakikat Belajar

Belajar menurut Slameto (2010:2) adalah suatu rangkaian upaya yang

dilakukan seseorang untuk menciptakan suatu perubahan tingkah laku baru secara

keseluruhan, melalui hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Yamin (2007:7) mengemukakan bahwa belajar adalah proses

perubahan perilaku yang diakibatkan oleh interaksi dengan lingkungan. Bahri dan

Aswan (2010:10-11) menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

18

kerena pengalaman dan latihan yang dilakukannya. Dari beberapa pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan serangkaian proses

perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh interaksi terhadap lingkungan yang

ada. Sebuah perilaku yang dilakukan oleh individu merupakan cerminan dari

lingkungan yang mempengaruhinya. Sebagai contoh sebuah lingkungan yang

kumuh, sering terjadi kriminalitas atau pun kekerasan didalamnya maka akan

menciptakan individu kurang baik. Suatu sekolah yang kurang memperhatikan

kedisiplinan maka terbentuklah sikap kurang disiplin pula dari siswa-siswanya

begitu juga sebaliknya.

Lingkungan yang mempengaruhi dalam belajar berupa lingkungan formal

seperti sekolah dan nonformal seperti rumah atau lingkungan sekitar siswa. Dalam

proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan peningkatan pengetahuan,

keterampilan serta perubahan perilaku, maka sebenarnya belum mengalami proses

belajar. Faktor yang berperan belajar yaitu faktor intern yang meliputi faktor

jasmaniah, kebosanan, psikologis dan kelelahan sedangkan faktor ekstern meliputi

faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

2.1.5 Hasil Belajar IPA

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajar atau juga telah mengalami proses belajar. Menurut

Uno (2008), hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap

dalam diri seseorang dikarenakan adanya interaksi seseorang dengan

lingkungannya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suprijono (2009) bahwa

hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya seluruh

aspek potensi kemanusiaan saja. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiyono

(2006) hasil belajar merupakan hal yang dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa

dan sisi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan

mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar, sedangkan

dari sisi guru adalah bagaimana guru bisa menyampaikan pembelajaran dengan

baik dan siswa bisa menerimanya. Menurut Hamalik (2006), hasil belajar adalah

apabila seseorang telah belajar maka akan terjadi perubahan tingkah laku pada

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

19

orangtersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti

menjadi mengerti.

Dari beberapa pernyataan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah perubahan tingkah laku dan pikiran setelah melakukan

pembelajaran. Perubahan tersebut mencakup semua perubahan yang bersifat

progresif yang diharapkan kearah yang lebih baik. Bagi seorang siswa hasil

belajar ini dapat dilihat melalui perubahan yang terjadi pada seorang siswa mulai

dari belum pandai setelah belajar maka menjadi pandai. Perubahan ini tentunya

setelah siswa berinteraksi dengan lingkungannya yang diukur melalui tes, tugas,

pengamatan, atau evaluasi.

Hasil belajar IPA sendiri dapat diartikan perubahan tingkah laku dan

pikiran sebagai produk dari proses belajar IPA yang telah terjadi dan mampu

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian disimpulkan dari beberapa

pendapat para ahli mengenai hasil belajar dan juga menghubungkan dengan

hakikat pembelajaran IPA itu sendiri.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom dalam (Dimyati dan Mudjiono,

2009), hasil mencakup tiga kategori ranah, dua diantara yaitu kognitif dan afektif.

Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima

jenjang kemampuan yaitu menerima,menjawab atau reaksi, menilai, organisasi

dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. Ranah yang lain adalah

psikomotorik. Menurut simpson dalam (Dimyati dan Mudjiono, 2009), ranah

psikomotorik mencakup 7 aspek yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing,

gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan

kreativitas. Ketiga ranah tersebut merupakan dasar dari pengukuran hasil belajar.

Slameto (2010) menyertakan sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern, merupakan

faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar. Faktor intern meliputi faktor

jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan) dan faktor kelelahan.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

20

Sedangkan faktor ekstern, merupakan faktor yang ada di luar individu. Faktor

ekstern meliputi faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan

latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,

waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode

mengajar, dan tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan anak dalam

masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Faktor-faktor yang terkait dengan hasil belajar adalah hal yang sangat penting

untuk dikaitkan dengan hasil belajar yang didapatkan oleh peserta didik. Yang

paling penting untuk diketahui adalah setiap peserta didik mempunyai

karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga metode yang digunakan seorang guru

dalam pembelajaran tidak selalu berdampak positif kepada semua peserta didik.

2.1.6 Minat Belajar IPA

Minat adalah sesuatu yang sangat penting bagi seseorang untuk melakukan

suatu aktivitas, dengan minat orang akan berusaha mencapai tujuannya. Oleh

karena itu minat dikatakan sebagai salah satu aspek psikis manusia yang dapat

mendorong untuk mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap

suatu objek, cenderung untuk memperbaiki perhatian atau merasa senang yang

lebih besar kepada objek tersebut. Namun apabila objek tersebut tidak

menimbulkan rasa senang, maka ia tidak akan memiliki minat pada objek

tersebut. Minat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kecenderungan

hati yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan. Menurut Suyanto dalam (Qym,

2009) mengungkapkan bahwa minat merupakan pemusatan perhatian yang tidak

sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan

lingkungan. Minat menurut Utami dan Fauzan dalam (Qym, 2009) adalah

kecenderungan yang relatif menetap sebagai bagian diriseseorang untuk tertarik

dan menekuni bidang - bidang tertentu. Slameto (2010) mengatakan bahwa minat

adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas

tanpa ada yang menyuruh. Manusia akan berbuat sesuatu apabila ia memenuhi

minat terhadap kegiatan tersebut, minat muncul apabila manusia menyukai

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

21

sesuatu. Sardiman A. M. (2008) berpendapat bahwa minat diartikan sebagai suatu

kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi

yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya

sendiri. Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli dan

berdasarkan hakikat dari pembelajaran IPA tersebut, dapat disimpulkan bahwa

minat belajar IPA adalah suatu rasa senang seseorang terhadap pembelajaran IPA

yang telah digemari dan juga disertai adanya perhatian dan keaktifan untuk

melakukan proses belajar tanpa adanya unsur paksaan dari orang lain.

Minat juga merupakan dorongan yang menyebabkan timbulnya perhatian

seseorang dan pemusatan pikiran. Minat pada dasarnya adalah tindakan akan

sesuatu hubungan antara diri sendiri (internal) dan di luar diri (eksternal).

Semakin besar hubungan tersebut semakin besar pula minat yang timbul.

Berdasarkan beberapa definisi minat yang telah dikemukakan dapat ditarik

kesimpulan bahwa minat adalah keinginan seseorang (individu) yang melibatkan

unsur jiwa atau batin melakukan kegiatan (aktivitas) dengan senang serta penuh

perhatian untuk mencapai tujuannya.

Suyitno (2004:2) mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah upaya

menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan

kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan

siswa serta antara siswa dengan siswa. Dengan begitu, adanya minat dalam suatu

pembelajaran adalah hal yang tidak bisa dilupakan. Hal itu dikarenakan minat

merupakan salah satu hal yang menunjang dalam proses pembelajaran termasuk

pembelajaran IPA itu sendiri.

Skinner menegaskan bahwa dalam pembelajaran ada beberapa hal yang

dapat mempengaruhi minat siswa, maka seorang pendidik harus dapat mengubah

proses belajar yang membosankan menjadi pengalaman belajar yang

menggairahkan, caranya antara lain sebagai berikut: (1) materi yang dipelajari

haruslah menjadi menarik dan menimbulkan suasana baru, (2) materi pelajaran

akan menjadi lebih menarik apabila siswa mengetahui tujuan dari pelajaran itu,

(3) media yang menarik sesuai dengan materi yang diajarkan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

22

Ada dua aspek yang terdapat dalam minat antara lain aspek kognitif dan

aspek afektif. Aspek kognitif mengandung pengertian bahwa minat selalu

didahului oleh pengetahuan, pengetahuan, pemahaman dan konsep yang diperoleh

dan dikembangkan dan pengalaman atau hasil interaksi dengan lingkungannya.

Aspek afektif menunjukkan pada derajat emosional yang dinyatakan dalam

bentuk proses menilai untuk menentukan kegiatan yang disenangi. Jadi, suatu

aktivitas bila disertai dengan minat individu yang kuat, maka ia akan

mencurahkan perhatiannya dengan baik terhadap aktivitas tersebut.

Aspek minat belajar yaitu, terdiri dari partisipasi/ perbuatan, perhatian dan

perasaan senang. Minat untuk belajar tidak dapat timbul secara tiba-tiba. Tanpa

adanya partisipasi seseorang tidak akan mempunyai rasa untuk menyenangi

seseuatu yang dilakukannya. Perhatian merupakan kegiatan yang dilakukan

seseorang dalam hubungannya dengan pemulihan rangsangan yang datang dari

lingkungannya. Slameto (2010) mengemukakan bahwa istilah perhatian

merupakan bagian dari konsentrasi. Slameto (2010) juga menjelaskan bahwa

perhatian juga dapat disebut minat momentan, yaitu perasaan tertarik pada suatu

masalah yang sedang dipelajari. Konsentrasi dalam belajar dipengaruhi oleh

perasaan siswa dalam minatnya terhadap belajar. Siswa yang berperasaan tidak

senang dalam belajar dan tidak berminat dalam materi pelajaran akan mengalami

kesulitan dalam memusatkan tenaga dan energinya begitu juga sebaliknya.

Perasaan adalah suatu pernyataan jiwa yang menunjukan senang ataupun tidak

senang. Minat dan perasaan senang mempunyai hubungan timbal balik, jadi jika

siswa yang mempunyai rasa tidak senang dalam suatu pembelajaran maka bisa

dikatakan bahwa siswa juga tidak berminat dalam melakukan proses pembelajaran

tersebut.

Seorang siswa yang mempunyai minat belajar IPA yang mereka ikuti

tanpa rasa tertekan atau terdapat unsur keterpaksaan, maka tingkat konsentrasinya

dalam mengikuti pelajaran akan meningkat. Dengan begitu, dapat juga dikatakan

bahwa minat belajar akan mempengaruhi kemampuan belajar seorang siswa.

Materi pelajaran yang diberikan guru akan dipelajari dengan baik apabila siswa

dapat berkonsentrasi dengan baik pula dan juga hal itu disertai rasa senang

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

23

terhadap materi pelajaran yang telah diberikan. Tetapi, akan sebaliknya apabila

siswa tidak berminat dengan materi pelajaran yang telah disampaikan.

2.2 Penelitian yang Relevan

Kajian penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Rudy Aryanto mahasiswa Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang

berjudul “Pengaruh Metode Hypnoteaching Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 5

Di SD Negeri Begalon II No.241 Surakarta Tahun 2011 /2012” dilaksanakan

kemudian diuji pada Bulan Februari Tahun 2012. Hasil penelitian yang dilakukan

Rudy Aryanto (2012) menyimpulkan bahwa metode hypnoteaching mempunyai

pengaruh terhadap hasil belajar siswa di SDN Begalon II No.241 Surakarta Tahun

2011 / 2012.

Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian Linta Rahmawatiningrum

mahasiswa Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana.

Penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Metode Hypnoteaching

dalam Pembelajaran Matematika Kelas 4 Semester 2 di SDIP H. Soebandi

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012”. Jenis

penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasy Experimental Design).

Desain Penelitian ini adalah Two-groups post-test only design. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan

antara penggunaan Metode Hypnoteaching dengan Metode Konvensional pada

mata pelajaran Matematika siswa kelas IV SDIP H. Soebandi Kec. Bawen Kab.

Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan signifikan 2 sisi sebesar 0.000.

Koefisien signifikansi tersebut lebih kecil dari 0.05 yang berarti terdapat

perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan dengan menggunakan Metode

Hypnoteaching.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

24

Tabel 2Daftar Penelitian yang Relevan

No Nama TahunHypno

teachingHasil

BelajarMinat Belajar

1. Rudy Aryanto 2012 √ √

2. Linta Rahmawatiningrum 2012 √ √

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa kedua penelitian tersebut dapat diketahui

perbedaan dari penelitian ini selain subjek penelitian adalah penambahan variabel

minat untuk diukur.

2.3 Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini akan diketahui seberapa besar perbedaan yang

signifikan antara hasil dan minat belajar antara metode hypnoteaching dengan

metode ceramah. Kondisi awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

berada dalam kondisi yang setara, hal ini diketahui dari uji kesetaraan yang

dilakukan sebelum melakukan perlakuan. Setelah diketahui bahwa kedua

kelompok adalah setara maka keduanya akan diberi perlakuan, kelompok

eksperimen menggunakan metode hypnoteaching sedangkan kelompok kontrol

menggunakan metode ceramah. Pada akhir perlakuan kedua kelompok diberi tes

kemampuan berupa soal pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar dan angket

minat untuk mengukur minat belajar.

Data yang telah didapatkan dari kedua kelompok berupa rerata dari skor

minat dan hasil belajar akan dibandingkan. Jika pada perolehan skor minat dan

hasil belajar dari kelompok eksperimen mempunyai rata-rata lebih besar atau

berbeda secara signifikan dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode

ceramah maka dapat disimpulkan bahwa metode hypnoteaching memang

mempunyai dampak yang signifikan dalam pembelajaran. Akan tetapi jika tidak

ada perbedaan yang signifikan diantara hasil keduanya maka dapat disimpukan

bahwa metode hypnoteaching tidak mempunyai dampak yang signifikan terhadap

minat dan hasil belajar karena pengaruhnya sama saja dengan metode ceramah.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · hypnoteaching, metode ceramah, pembelajaran IPA, minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. ... melalui kata-kata dan sikap dalam

25

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah dan tinjauan pustaka serta kerangka

pikir tersebut maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis alternatif (Ha) bahwa

diduga ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode

hypnoteaching dengan metode ceramah terhadap minat belajar dan hasil belajar

IPA pada siswa kelas 2 di SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga semester 2 tahun

pelajaran 2012/2013. Apabila hipotesis dirumuskan secara matematis, dapat

dilihat seperti berikut:

Ho : µQ2 = µQ4

“Tidak ada perbedaan pengaruh (rerata) yang siginfikan dari kelompok

eksperimen yang menggunaan metode hypnoteaching dengan kelompok

kontrol yang menggunakan metode ceramah.”

Ha : µQ2 ≠ µQ4

“Terdapat perbedaan pengaruh (rerata) yang siginfikan dari kelompok

eksperimen yang menggunaan metode hypnoteaching dengan kelompok

kontrol yang menggunakan metode ceramah.”