bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 pengertian ...€¦ · 2010:3). ipa berhubungan dengan...

20
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pengertian peningkatan hasil belajar pada hasil belajar IPA dengan mengunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe GI (Group Investigation) adalah peningkatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa kembali pada hasil belajar yang belum bisa memenuhi KKM yang ditentukan oleh guru di kelas. 2.1.1 Pengertian Pembelajaran IPA IPA merupakan salah satu pelajaran wajib di Sekolah Dasar. Dengan belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pemahaman lagsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu dan berbuat”sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata kata dalam Bahasa Inggris yaitu natural science artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berhubungna dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa peristiwa yang terjadi di alam ini (Samatowa, 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri Sulistyorini, 2007: 39). Menurut Wahyana dalam Trianto (2010:136) bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi

Upload: others

Post on 02-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Pengertian peningkatan hasil belajar pada hasil belajar IPA dengan

mengunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe GI (Group Investigation)

adalah peningkatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa

kembali pada hasil belajar yang belum bisa memenuhi KKM yang ditentukan

oleh guru di kelas.

2.1.1 Pengertian Pembelajaran IPA

IPA merupakan salah satu pelajaran wajib di Sekolah Dasar. Dengan

belajar IPA siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.

Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pemahaman lagsung dan

kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA

diarahkan untuk “mencari tahu dan berbuat”sehingga dapat membantu siswa

untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata – kata dalam Bahasa

Inggris yaitu natural science artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Berhubungna dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science itu

pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang

mempelajari peristiwa – peristiwa yang terjadi di alam ini (Samatowa,

2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan

IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-

fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu

proses penemuan (Sri Sulistyorini, 2007: 39).

Menurut Wahyana dalam Trianto (2010:136) bahwa IPA adalah

suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematis, dan dalam

penggunaannya secara umum terbatas pada gejala – gejala alam.

Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

8

oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Pada hakikatnya IPA dibangun

atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Menurut Trianto

(2010:141) dalam bukunya Model Pembelajaran Terpadu dijelaskan bahwa

hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala – gejala

melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun

atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang

tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori yang

berlaku secara universal.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

hakikat IPA pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajarai segala sesuatu

yang ada dialam yang dibangun atas dasar sikap ilmiah yang dipandang dari

segi proses, produk dan pengembangan sikap.

2.1.2 Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Suatu tujuan pendidikan ditetapkan untuk menentukan arah dan

kegiatan pendidikan yang dilaksanakan. Menurut Johnson, D & Johnson, R.

(2003), tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah membangun rasa

ingin tahu siswa, ketertarikan siswa tentang alam dan dirinya dan

menyediakan kesempatan untuk mempraktekan metode ilmiah serta

mengkomunikasikannya.

Tujuan pendidikan IPA di Indonesia dinyatakan dalam tujuan

kurikuler mata pelajaran IPA Sekolah Dasar yang dinyatakan dalam Peraturan

Menteri (PERMEN) No 22 tahun 2006 Tentang Standar Isi sebagai cakupan

kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi “kelompok mata

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan

untuk mengenal, menyikapi dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan perilaku ilmiah yang

kritis, kreatif dan mandiri.

Berdasarkan PERMEN No. 22 Tahun 2006, mata pelajaran IPA di

SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

9

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.

Maksud dari tujuan tersebut adalah agar siswa dapat memiliki

pengetahuan untuk mempelajari gejala alam, beberapa jenis perangkat

lingkungan yang dapat ditemukan melalui pengamatan, hal itu dilakukan agar

siswa tidak buta akan pengetahuan dasar mengenai IPA.

2.1.3 Pembelajaran IPA di SD

Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan

dalam mengajukan pertanyaan mencari jawaban memahami jawaban, dan

menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana”

tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara

sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Dalam

belajar IPA peserta didik diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi

peserta didik dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode

ilmiah. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta

prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

10

sehari-hari, yang didasarkan pada metode ilmiah. Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam

sekitar melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”, hal ini akan membantu

peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

Keterampilan dalam mencari tahu atau berbuat tersebut dinamakan dengan

keterampilan proses penyelidikan atau “enquiry skills” yang meliputi

mengamati, mengukur, menggolongkan, mengajukan pertanyaan, menyusun

hipotesis, merencanakan eksperimen untuk menjawab pertanyaan,

mengklasifikasikan, mengolah, dan menganalisis data, menerapkan ide pada

situasi baru, menggunakan peralatan sederhana serta mengkomunikasikan

informasi dalam berbagai cara, yaitu dengan gambar, lisan, tulisan, dan

sebagainya. Melalui keterampilan proses dikembangkan sikap dan nilai yang

meliputi rasa ingin tahu, jujur, sabar, terbuka, tidak percaya tahyul, kritis,

tekun, ulet, cermat, disiplin, peduli terhadap lingkungan, memperhatikan

keselamatan kerja, dan bekerja sama dengan orang lain.

Pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya, memberikan pengalaman

pada peserta didik untuk belajar menguji suatu pernyataan yang didapat dari

pengamatan terhadap kejadian sehari-hari, sehingga dari hasil pengujian

tersebut mereka dapat memperoleh jawaban sementara dari pengamatan yang

dilakukan. Adanya jawaban sementara yang dibuat dapat membantu peserta

didik untuk berpikir logis terhadap suatu bentuk peristiwa alam yang terjadi

karena pembelajaran IPA itu dapat membantu menjawab berbagai masalah

yang berkaitan dengan peristiwa alam yang terjadi (Trianto, 2010:151-153).

IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu

anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan

kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas berdasarkan bukti serta

mengembangkan cara berfikir ilmiah. Fokus program pengajaran IPA di SD

hendaknya ditunjukkan untuk memupuk minat dan pengembangan anak didik

terhadap dunia mereka dimana mereka hidup (Samatowa, 2010:2). Jadi

pembelajaran IPA di SD hendaknya membuka kesempatan kepada anak didik

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

11

untuk memperoleh pemahaman secara mendalam dan pengalaman secara

langsung untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar secara ilmiah.

2.2 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah

siswa sebagai anggota kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang

berbeda, dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap siswa anggota

kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami

materi pelajaran (Isjoni, 2009:14-15). Slavin (2009: 4) mengemukakan

pendapatnya bahwa pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam

metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi

pelajaran. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran tidak didominasi oleh

satu orang, melainkan setiap anggota kelompok memiliki kewajiban dan

tanggung jawab yang sama dalam menyelesaikan masalah kelompoknya.

Sehingga proses pembelajaran yang terjadi dapat berperan dalam

mengaktifkan semua siswa dan lebih berpusat kepada siswa.

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi

pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk

mencapai tujuan bersama (Eggen dan Kauchak dalam Trianto, 2007:42). Pada

pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar

dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi

pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan

atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan kepada temannya. Selama kerja

kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan. Tujuan

pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1) untuk meningkatkan partisipasi

siswa, 2) untuk memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok, 3) memberikan kesempatan pada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya (Trianto, 2007:42).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

12

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif oleh (Trianto, 2009:66-67)

adalah sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Sintaks

Pembelajaran

Kooperatif

Perilaku

Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa pelajaran

yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut.

Fase 2 Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan

demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-

kelompok belajar menjelaskan bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar dan membantu

setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar pada saat

mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5

Mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6 Memberikan penghargaan baik upaya maupun hasil

belajar individu dan kelompok.

Berdasarkan enam fase sintaks pembelajaran kooperatif di atas,

maka pembelajaran dalam kooperatif dimulai dengan guru menginformasikan

tujuan-tujuan dari pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini

diikuti dengan penyajian informasi, sering dalam bentuk teks bukan verbal.

Kemudian dilanjutkan langkah-langkah di mana siswa di bawah bimbingan

guru bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas-tugas yang saling

bergantung. Fase terakhir dari pembelajaran kooperatif meliputi penyajian

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

13

produk akhir kelompok atau mengetes apa yang telah dipelajari oleh siswa

dan pengenalan kelompok dan usaha-usaha individu.

2.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe GI (Group Investigation)

2.3.1 Pengertian Kooperatif Tipe GI (Group Investigation)

Group Investigation merupakan salah satu bentuk model

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas

siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa

dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik

dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui

investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang

baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

Model group investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan

kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat

mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Dalam model

pembelajaran group investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu:

Penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok

atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001:75).

Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap

masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman

belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan

sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat

serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi.

Pembelajaran kooperatif tipe GI group investigation berawal dari

perspektif filosofis terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang

harus memiliki pasangan atau teman. Sebuah gagasan john dewey tentang

pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi

sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang

bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi. Menurut

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

14

depdiknas (2005:18) pada pembelajaran ini guru mengarahkan, membantu

para siswa menemukan informasi, dan berperan sebagai salah satu sumber

belajar, yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh

lingkungan demokrasi dan proses ilmiah. Kelompok penyelidikan adalah

medium organisasi untuk mendorong dan membimbing keterlibatan siswa

dalam belajar. Siswa aktif berbagi dalam mempengaruhi sifat kejadian di

dalam kelas mereka. Dengan berkomunikasi secara bebas dan bekerja sama

dalam perencanaan dan melaksanakan dipilih topik mereka penyelidikan,

mereka dapat mencapai lebih dari mereka sebagai individu. Hasil akhir dari

kelompok kerja mencerminkan kontribusi masing-masing anggota, tetapi

intelektual lebih kaya dari kerja yang dilakukan sendiri oleh siswa yang sama.

2.3.2 Karakteristik Group Investigation

Pembelajaran kooperatif tipe GI Group Investigation memiliki beberapa

karakteristik, yaitu :

1. Tujuan kognitif untuk menginformasikan akademik tinggi dan

keterampilan inkuiri.

2. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 atau 5 siswa

yang heterogen dan dapat dibentuk berdasarkan pertimbangan keakraban

persahabatan atau minat yang sama dalam topic tertentu.

3. Siswa terlibat langsung sejak perencanaan pembelajaran (menentukan

topik dan cara investigasi) hingga akhir pembelajaran (penyajian laporan).

4. Diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.

5. Adanya sifat demokrasi dalam kooperatif (keputusan-keputusan yang

dikembangkan atau diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks

masalah yang diselidiki).

6. Guru dan murid memiliki status yang sama dalam mengatasi masalah

dengan peranan yang berbeda.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

15

2.3.3 Tahap-Tahap Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI (Group

Investigation).

Menurut Slavin (1995: 113-114) dalam implementasi teknik group

investigation dapat dilakukan melalui 6 (enam) tahap. Tahapan tersebut

adalah: 1) identifying the topic and organizing pupils into groups, 2) planning

the learning task, 3) carring out the investigation, 4) preparing a final report,

5) presenting the final report, and 6) evaluation. Dengan melihat tahapan

tersebut, maka pembelajaran dengan teknik group investigation berawal dari

mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok,

merencanakan tugas yang akan dipelajari, melaksanakan investigasi,

menyiapkan laporan akhir, mempersentasikan laporan akhir dan berakhir

pada evaluasi.

Berdasarkan uraian pendapat Slavin, di atas dapat dijelaskan bahwa

dalam group investigation, para siswa bekerja melalaui enam tahapan.

Tahapan-tahapan ini dan komponen-komponennya dapat dijabarkan sebagai

berikut:

1. Mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok.

2. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran.

3. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

mereka pilih.

4. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus

bersifat homogen.

5. Guru membantu dalam mengumpulkan informasi dan memfasilitasi siswa.

Merencanakan tugas yang akan dipelajari.

6. Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang akan dipelajari,

bagaiman memepelajarinya dan pembagian tugas.

a. Melaksanakan investigasi.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

16

b. Para siswa mengumpulkan informasi, mengenai data dan membuat

kesimpulan.

c. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya.

d. Para siswa saling bertukar, bediskusi, mengklasifikasi, dan mensintesis

semua gagasan.

7. Menyiapkan laporan akhir.

a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari tugas mereka.

b. Anggota kelompok merencanakan apa yang mereka laporkan, dan

bagaiman mereka membuat pesentasinya.

c. Wakil-wakil kelompok membentuk panitia untuk mengkoordinasikan

rencana-rencana presentasi.

8. Mempresentasikan laporan akhir.

a. Presentasi yang dibuat untuk semua kelas dan berbagai macam bentuk.

b. Presentasi harus dapat melibatkan peseta secara aktif.

c. Para peserta mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan keriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

9. Evaluasi

a. Para siswa saling meberikan umpan balik mengenai topik tersebut.

b. Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.

c. Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.

d. Pendekatan lain untuk mengevaluasi dapat dengan membuat para siswa

merekonstruksi proses investigasi yang telah mereka lakukan dan

memetakan langkah-langkah yang telah mereka terapkan dalam

pembelajaran mereka.

Pendapat tersebut mengandung pengertian bahwa dalam melaksanakan

tugas investigasi siswa dapat mengumpulkan informasi, menganalisis, dan

membuat simpulan, setiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha

yang dilakukan kelompoknya, dan saling bertukar pikiran, berdiskusi,

mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan, sedangkan dalam

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

17

menyiapkan laporan akhir, aktifitas yang dilakukan siswa adalah anggota

kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari pekerjaan mereka, anggota

kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana

membuat persentase, wakil-wakil kelompok membentuk sebuah tim untuk

mengkoordinasikan rencana persentasi. Dalam mempersentasikan laporan

akhir, persentase harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif dan

pendengar mengevaluasi berdasarkan keriteria yang telah ditentukan

sebelumnya, sedangakan pada tahap evaluasi, siswa saling memberikan umpan

balik, kolaborasi guru dan murid dalam mengevaluasi pembelajaran dan

penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran yang paling tinggi.

2.3.4 Sintaks Model koperatif tipe (Group Investigation) :

a. Pengarahan,

b. Buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas,

c. Rencanakan pelaksanaan investigasi,

d. Tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal

mengukur tinggi pohon,

e. Mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan

keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah),

f. Pengolahan data,

g. Penyajian data hasil investigasi,

h. Presentasi,

i. Kuis individual,

j. Buat skor perkembangan siswa,

k. Umumkan hasil kuis dan berikan reward.

Langkah-langkah pembelajaran Group Investigation di dalam kegiatan di

kelas menurut Istarani (2011: 86) adalah sebagai berikut:

1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.

2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.

3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu

materi atau tugas yang berbeda dari kelompok lain.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

18

4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif dan bersifat penemuan.

5. Setelah selesai berdiskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok.

6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan.

7. Evaluasi

8. Penutup.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI

(Group Investigation).

Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI (Group Investigation.)

Adapun kelebihan dari model pembelajaran ini adalah:

1. Dapat memadukan antara siswa yang berbeda kemampuan melalui

kelompok heterogen.

2. Malatih siswa untuk meningkatkan kerjasama dalam kelompok.

3. Melatih siswa untuk memepertanggungjawabkan sebab ia diberi tugas untuk

diselesaikan dalam kelompok.

4. Siswa dilatih untuk menemukan hal-hal baru dari hasil investigasi kelompok

yang dilakukan.

5. Melatih siswa untuk mengeluarkan ide dan gagasan baru melalui penemuan

yang ditemukannya (Istarani ( 2010: 87).

Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI (Group

Investigation)

Kekurangan dari model pembelajaran ini adalah;

1. Dalam berdiskusi sering kali yang aktif hanya sebagian siswa.

2. Adanya pertentangan diantara siswa yang sulit disatukan karena dalam

kelompok sering berbeda pendapat.

3. Sulit bagi siswa untuk menemukan hal yang baru sebab ia belum terbiasa

untuk melakukan hal itu.

4. Bahan yang tersedia untuk melakukan penemuan kurang lengkap.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

19

Pengertian model group investigation sering kali disebut sebagai

model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan

oleh model ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan

pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar

kooperatif. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran

dengan model group investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya

kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses

pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik

melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang

dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap

kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan

memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2007: 7). Group

Investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa

dalam keterlibatan belajar. Model ini menuntut siswa untuk memiliki

kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan

proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah

sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang lebih

mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara

individual. Maimunah, ( 2005: 21) mengemukakan group investigation

adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam

kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari

pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa model Group Investigation

mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik

atau objek khusus. Tujuan model pembelajaran group investigation paling

sedikit memiliki tiga tujuan yang saling terkait:

1. Group investigation membantu siswa untuk melakukan investigasi

terhadap suatu topik secara sistematis. hal ini mempunyai implikasi yang

positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan membentu

mencapai tujuan.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

20

2. Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan

melaui investigasi.

3. Group investigation melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif

dalam memecahkan suatu masalah. dengan adanya kegiatan tersebut, siswa

dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan

bermasyarakat. jadi guru menerapkan model pembelajaran Group

Investigation dapat mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan,

belajar isi dan belajar untuk bekerjas secara kooperatif.

langkah-langkah model pembelajaran group investigasi Sharan, Supandi,

2005: 6) mengemukakaan langkah-langkah pembelajaran pada model

pemelajaran Group Investigation sebagai berikut.

1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.

2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus

dikerjakan.

3. Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk memanggil materi tugas

secara kooperatif dalam kelompoknya.

4. Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif

dalam kelompoknya.

5. Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok

atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.

6. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil

pembahasannya.

7. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan

konsep dan memberikan kesimpulan.

8. Evaluasi.

Tahap-Tahap Pembelajaran Group Investigation pelaksanaan langkah-

langkah pembelajaran di atas tentunya harus berdasarkan prinsip

pengelolaan atau reaksi dari metode pembelajaran kooperatif model Group

Investigation. Dimana di dalam kelas yang menerapakan model Group

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

21

Investigation, pengajar lebih berperan sebagai konselor, konsultan, dan

pemberi kritik yang bersahabat. Dalam kerangka ini pengajar membimbing

dan mengarahkan kelompok menjadi tiga tahap:

1. Tahap pemecahan masalah,

2. Tahap pengelolaan kelas,

3. Tahap pemaknaan secara perseorangan.

Tahap pemecahan masalah berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan,

apa yang menjadi hakikat masalah, dan apa yang menjadi fokus masalah.

Tahap pengelolaan kelas berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan,

informasi apa yang saja yang diperlukan, bagaimana mengorganisasikan

kelompok untuk memperoleh informasi itu. Sedangkan tahap pemaknaan

perseorangan berkenaan dengan proses pengkajian bagaimana kelompok

menghayati kesimpulan yang dibuatnya, dan apa yeng membedakan

seseorang sebagai hasil dari mengikuti proses tersebut. Winataputra, ( 2001:

37). Kerangka operasional model pembelajaran group investigation adalah

sebagai berikut:

1. Siswa dihadapkan dengan situasi bermasalah.

2. Siswa melakukan eksplorasi sebagai respon terhadap situasi yang

problematis.

3. Siswa merumuskan tugas-tugas belajar atau learning taks dan

mengorganisasikan untuk membangun suatu proses penelitian.

4. Siswa melakukan kegiatan belajar individual dan kelompok.

5. Siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam proses

penelitian kelompok.

6. Melakukan proses pengulangan kegiatan atau recycle activities.

2.3.5 Hasil Belajar

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju

ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh

sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya property

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

22

sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah.

Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha

penguasaan materi ilmu pengetahuan. Gagne (dalam Agus Suprijono, 2009)

menyatakan, bahwa belajar adalah disposisi atau kemampuan yang dicapai

seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

langsung dari proses pertumbuhan sesorang secara alamiah.Djamarah

(2000: 45), mengemukakan, bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa

raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hamalik (2001: 159) hasil belajar

merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah

mengalami aktivitas belajar. hasil belajar menunjukkan kepada prestasi

belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator derajat

perubahan tingkah laku siswa.

Selanjutnya Sudjana (2010: 22) hasil belajar adalah kemampuan

yang dimiliki siswa setelah menerima kemampuan pengalaman belajar.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar. Perubahan-perubahan tersebut diantaranya dari segi

kemampuan berpikirnya, ketrampilannya sikap suatu objeknya. Maka hasil

belajar dapat tertuang dalam taksonomi Bloom, yakni dikelompokkan dalam

tiga ranah (domain) yaitu domain kognitif atau kemampuan berpikir,

domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor atau keterampilan. Hasil

belajar ini sendiri terdiri dari beberapa aspek, sehubungan dengan ini Bloom

memberikan taksonomi sebagai berikut :

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).

Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah

kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir,

mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi.

Keenam jenjang dimaksud adalah:

a. Pengetahuan/hafalan/ingatan.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

23

b. Pemahaman.

c. Penerapan (aplikasi).

d. Analisis (pengkajian)

e. Sintesis.

f. Evaluasi (penilaian)

2. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah sikap ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Ranah afektif ini dibagi ke dalam lima jenjang, yaitu:

1. Menerimaan atau memperhatikan (receiving atau attending).

2. Menanggapi (responding).

3. Menilai = menghargai (valuing).

4. Mengatur atau mengorganisasikan (organizing).

5. Karakteristik dengan suatu nilai atau komplek nilai

3. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan Keterampilan

(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman

belajar tertentu. ”Belajar merupakan suatu proses dimana seseorang

berusaha untuk memperoleh suatu perubahan yang bagus atau meningkat

dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

2.3.6 Pentingnya Hasil Belajar Dalam Pembelajaran IPA

Untuk mengetahui perkembangan sudah sampai dimana hasil yang

telah diperoleh peserta didik dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi

pada akhir pembelajaran. Untuk menentukan kemajuan yang harus dicapai

maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah

ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi yang

digunakan terhadap keberhasilan peserta didik atau siswa.

Surakhmad dan Jemmars (1980 : 25) mengemukakan, bahwa

keberhasilan dalam belajar yang dilakukan oleh siswa bagi kebanyakan

orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk

memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa. Winkel

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

24

(1989:82) menyatakan, bahwa keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni

adalah perstasi belajar siswa disekolah yang mewujudkan dalam bentuk

angka. Berdasarkan pernyataan menurut para ahli di atas tentang hasil

belajar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa keberhasilan adalah hasil

prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa yang dapat diukur dengan angka.

2.3.7 Pengukuran Hasil Belajar

Dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam menurut

Sudjana (2011:5) yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian

diagnostik, penilaian selektif dan penilaian penempatan. Dalam penelitian

ini penilaian yang dilakukan adalah penilaian formatif yaitu penilaian yang

dilaksanakan pada akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat

keberhasilan proses belajar mengajar. Dari segi alatnya, penilaian hasil

belajar dapat dibedakan menjadi tes dan bukan tes (nontes). Tes ini ada yang

diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan) ada tes tulisan

(menuntut jawaban secara tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut jawaban

dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk

objektif, ada juga yang dalam bentuk esai dan uraian. Sedangkan bukan tes

sebagai alat penilaian mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala,

dan lain-lain.

2.4 Penelitian yang Relevan

Utari (2012) peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan alam pokok

bahasan energi melalui pembelajaran Kooperatif tipe group investigation

pada siswa kelas 4 SD Negeri Madyo Gondo 03 Kecamatan Gablak

Kabupaten Magelang Semester II tahun pelajaran 2011/2012 menyatakan

bahwa peningkatan hasil belajar IPA dapat dilihat dari perolehan nilai siklus

I dan II. Siklus I dengan penerapan pembelajaran group investigation siswa

yang mencapai kriteria ketntasan minimal (KKM=60) sebanyak 26 siswa

(72,22%) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa (27,78%).

Nilai rata-rata adalah 73,05 sedangkan nilai tertinggi adalah 95 dan nilai

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

25

terendahnya adalah 30. Siklus II dengan penerapan pembelajaran group

investigation siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60)

sebanyak 34 siswa (94,44%) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 2

siswa (5,56%). Nilai rata-ratanya adalah 80,28 sedangkan nilai tertinggi

adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 40. Yumisnaini (2012) Efektivitas

Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation) Terhadap

Keterampilan Menulis Artikel Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pancur

Batu Tahun Pembelajaran 2012/2013. Setelah dilakukan penelitian

diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan menulis artikel yang

menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok oleh siswa kelas xi

sma negeri 1 pancurbatu tahun pembelajaran 2012/2013 adalah baik dengan

nilai rata-rata 81,00. Kemampuan menulis artikel yang menggunakan

pembelajaran ekspositori oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pancurbatu

tahun pembelajaran 2012/2013 adalah cukup dengan nilai rata-rata 68,67.

Selanjutnya penggunaan model pembelajaran investigasi kelompok efektif

diterapkan dalam meningkatkan kemampuan menulis artikel siswa kelas xi

sma negeri 1 pancurbatu tahun pembelajaran 2012/2013. Ini terlihat dari

hasil perhitungan uji t diperoleh nilai t hitung t≥ tabel (0,05), yakni 5,41 >

2,00.

Berdasarkan hasil Penelitian tersebut, maka peneliti juga ingin

menerapkan Model pembelajaran Kooperatif Tipe GI ((Group Investigation)

untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SDN Polobogo 02

Kecamatan Getasan.

2.5 Kerangka Pikir

Aktivitas siswa merupakan inti dari proses pembelajaran.

Aktivitas ini dapat menetukan berhasil atau tidakanya dari proses

pemebelajaran tersebut. Siswa diharapakan berpartisipasi aktif di dalam

kelas saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini dapat

memudahakan mereka dalam menguasai materi yang diberikan guru.

Tujuan pembelajaran sangat erat dengan strategi atau metode

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...€¦ · 2010:3). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

26

pembelajaran. Oleh karena itu penerapan metode pembelajaran yang

tepat akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa. Metode

pembelajaran yang tepat akan menciptakan proses pembelajaran yang

kondusif karena siswa terlibata langsung secara aktif dalam pembelajaran.

Pembelajairan tipe GI (Group Investigation) ini, diawalai dengan

guru menyajikan pembelajaran secara klasikal untuk garis besar materi

pelajaran. Siswa tidak hanya ditunjuk secara individu untuk

memperoleh hasil belajar yang baik, tetapi mereka dituntut untuk

bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya. Dalam belajar

kelompok siswa bekerja secara kolaborasi dengan anggota

kelompoknya. Siswa yang lebih pintar memberi bantuan kepada

teman-temanya untuk memahamai konsep-konsep yang dipelajari dan

setiap angggota kelompok mempunyai tanggung jawab akan

keberhasilan kelompoknya. Adanya interaksi antara anggota kelompok

secara tidak langsung siswa menjadi lebih aktif dalam proses

pembelajaran dikelompoknya, sehingga dpat meningkatkan aktivitas

belajar siswa dan secara tidak langsung dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Berdasarkan uraian tersebut, dengan pelaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe GI (Group Investigation) diharapkan dapat meningkatakan

hasil belajar IPA pada materi pokok belajar IPA di kelas IV SD Negeri

Polobogo 02 Semester GenapTahun pelajaran 2015/2016.

2.6 Hipotesis Tindakan

Pada kajian teori dan kerangka berfikir di atas, dapat di hipotesiskan

tindakan sebagai berikut : Melalui penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA

pada siswa kelas IV SDN Polobogo 02.