bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori...ipa merupakan cara mencari tahu tentang alam secara...

15
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam berarti ”Ilmu” tentang “Pengetahuan Alam”. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolok ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan obyektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat. Sedangkan obyektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataannya, atau sesuai den pengalaman pengamatan melalui panca indra. Pengetahuan alam artinya pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun“pengetahuan” itu sendiri artinya segala seauatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Kaligis dan Hendro, 1991: 3).IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang tererorganisasi tentangalam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaiailmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan (Depdiknas, 1994: 61). IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, pronsip-prinsip,proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah (Depdiknas, 2004: 6). Menurut Sri Sulistyorini (2007), IPA dapat dipandang dari segi produk, proses, dan dari segi pengembangan sikap. Artinya belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk), dan dimensi pengembangan sikap. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar IPA seharusnya mengandungketiga dimensi tersebut. Menurut Leo Sutrisno (2007) IPA merupakan usaha manusia dalammemahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran,serta menggunakan prosedur yang benar ( true), dan dijelaskan dengan penalaranyang sahih (valid)sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul ( truth)Jadi, IPAmengandung tiga hal: proses (usaha manusia memahami alam semesta),

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Kajian Teori

    2.1.1. Pembelajaran IPA

    Ilmu Pengetahuan Alam berarti ”Ilmu” tentang “Pengetahuan Alam”. Ilmu

    artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar artinya

    pengetahuan yang dibenarkan menurut tolok ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional

    dan obyektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat.

    Sedangkan obyektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan

    kenyataannya, atau sesuai den pengalaman pengamatan melalui panca indra.

    Pengetahuan alam artinya pengetahuan tentang alam semesta dengan segala

    isinya. Adapun“pengetahuan” itu sendiri artinya segala seauatu yang diketahui

    oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan

    objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Kaligis dan Hendro, 1991:

    3).IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan

    konsep yang tererorganisasi tentangalam sekitar yang diperoleh dari pengalaman

    melalui serangkaiailmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian

    gagasan (Depdiknas, 1994: 61). IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam

    secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,

    pronsip-prinsip,proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah (Depdiknas, 2004: 6).

    Menurut Sri Sulistyorini (2007), IPA dapat dipandang dari segi produk,

    proses, dan dari segi pengembangan sikap. Artinya belajar IPA memiliki dimensi

    proses, dimensi hasil (produk), dan dimensi pengembangan sikap. Ketiga dimensi

    tersebut bersifat saling terkait. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar IPA

    seharusnya mengandungketiga dimensi tersebut.

    Menurut Leo Sutrisno (2007) IPA merupakan usaha manusia

    dalammemahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada

    sasaran,serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan

    penalaranyang sahih (valid)sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth)Jadi,

    IPAmengandung tiga hal: proses (usaha manusia memahami alam semesta),

  • 9

    prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan produk

    (kesimpulannya betul).

    1.) IPA sebagai Proses

    IPA sebagai proses merujuksuatuaktivitasilmiah yang dilakukanparaahli

    IPA. Setiap aktivitas ilmiah mempunyai ciri rasional, kognitif dan

    bertujuan.Aktivitas dalam mencari ilmu memang menggunakan kemampuan

    pikiran untuk menalarkannya.Dalam melaksanakan aktivitas ilmiah yang

    merupakan kegiatan kognitif, Anda harus memiliki tujuan, yaitu mencari

    kebenaran, mencari penjelasan yang terbaik. Aktivitas ilmiah semacam ini

    dipayungi oleh suatu kegiatan yang disebut penelitian

    2.) IPA sebagai Prosedur

    Pengetahuan IPA dibangunmelaluipenalaran inferensi berdasarkan data

    yang tersedia.Kebenarannya diuji lewat pengamatan nyata.Bagi yang tidak

    memenuhi syarat dengan sendirinya gugur atau direvisi ulang.Semua temuan

    IPA memerlukan uji oleh

    temansejawatdanjugaperlureplikasi.Semakinsederhanapenjelasannyasemakin

    diterimaolehmasyarakatIPA.Lihatlahhukumgravitasi Newton,

    teorirelativitaskhusus Einstein, ketidakpastian Heisenberg dsb.

    3.) IPA sebagaiProdukIlmiah

    IPA sebagai produk ilmiah dapat berupa pengetahuan IPA yang dapat

    ditemukan di dalam buku-buku ajar, majalah-majalah ilmiah, buku-buku teks,

    artikel ilmiah yang terbit pada jurnal, serta pernyataan-pernyataan para ahli

    IPA. Secara umum produk ilmu pengetahuan itu dapat dibagi menjadi: fakta,

    konsep, lambang, konsepsi/penjelasan, dan teori. Ketikaparailmuwan yang

    mengamatisuatu fenomena alam, mereka memperoleh sejumlah fakta dan

    informasi tentang hal-hal yang terkait dengan fenomena tersebut. Selanjutnya,

    mereka membangunKonsepkonsep IPA berupa sebuah kata atau gabungan

    dua kata atau lebih.Misalnya: panas, suhu, massa, panas jenis, volume,

    massa jenis, gerak Berubah peraturan, gerak lurus berubah beraturan.

    Beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA adalah hasil

    kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi

  • 10

    tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses

    ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan. Dalam IPA

    mengandung tiga hal: proses (usaha manusia memahami alam semesta),

    prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan produk

    (kesimpulannya betul).

    Pengertian Sains.

    Sains adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode

    ilmiah. Sains dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati

    sesuatu, dalam hal ini adalah dunia. Dari kedua penngertian tersebut dapat

    disimpulkan bahwa sains adalah suatu cara atau metode untuk mendapatkan

    pengetahuan dengan mengamati sesuatu yang ada di dunia ini dan pengetahuan

    yanag diperoleh tersebut dapat diuji kembali kebenarannya melalui metode ilmiah.

    Untuk memahami sains haruslah melalui berbagai pemahaman yaitu:

    Sains sebagai institusi diartikan sebagai suatu kelembagaan imajiner,

    Kelembagaan dari bidang profesi tertentu seperti: bidang profesi hukum,

    bidang kedokteran, bidang pendidikan dan sebagainya.

    Sains sebagai suatu metode yaitu sebagai suatu proses yang masih terus

    berkembang/berubah. Metode sains terdiri dari sejumlah kegiatan baik

    mental maupun manual, termasuk observasi, eksperimen, klarifikasi,

    pengukuran dan sebagainya.Sains sebagai kumpulan pengetahuan:

    Pengetahauan sains merupakan kumpulan kebenaran yang tidak mutlah

    dan jumlahnyapun selalu berkembang karena kebenarannya dapat

    diperiksa setiap saat oleh orang lain ataupun diulang observasinya.

    Sains sebagai faktor pengembang produksi.

    Sains sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan

    dan sikap.

    Pengertian sains ternyata mengalami perkembangan dari zaman ke

    zaman. Pada mulanya sains merupakan pengetahuan biasa, lambat laun

    pengertiannya berubah menjadi pengetahuan yang rasional lepas dari

    takhayul, dan kepercayaan seperti pada zaman Yunani, kemudian

    berkembang lagi menjadi pengetahuan yang didapat dari metode ilmiah.

  • 11

    Namun metode ilmiah itupun nampaknya berkembang pula

    pengertiannya. Pada mulanya dikatakan ilmiah asalkan yang masuk akal

    (rasional) dan sesuai dengan obyeknya. Namun kemudian

    persyaratannya bertambah yaitu syarat kuantitatif bahkan pada zaman

    sekarang persyaratan itu ditambah lagi yaitu haruslah bersifat pragmatis.

    Nilai-nilai sains

    Sains mempunyai banyak nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Nilai-

    nilai yang terkandung dalam sains adalah sebagai berikut:

    Nilai-nilai sosial dari sains terdiri dari Nilai etika dan estetika, nilai moral

    humaniora, nilai ekonomi.

    Nilai-nilai Pedagogik/Psikologis dari saians terdiri dari sikap mencintai

    kebenaran, sikap tidak purbasangka, menyadari kebenaran ilmu tidak

    mutlak, keyakinan bahwa tatanan alam bersifat terataur, bersifat toleran

    terhadap orang lain, bersikap ulet, sikap teliti dan hati-hati, sikap ingin

    tahu, sikap optimis.

    2.1.2. Hasil belajar IPA

    Kata hasil belajar sering disebut prestasi belajar. Kata prestasi berasal dari

    Belandayaitu”prestatie”kemudiandalam bahasa Indonesia disebut prestasi yang

    artinya hasil usaha. Kata prestasi juga berarti kemampuan ketrampilan, sikap

    sesorang dalam menyelesaikan sesuatu (Arifin l,1999 :78 Hasil belajar merupakan

    perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktifitas belaja

    (Tri Anni,2004:4) Menurut Siddiq (2008: 1-3) menyatakan bahwa belajar adalah

    suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi

    perubahankemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu

    melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang

    tadinya tidak trampil menjadi trampil.

    Gagne (dalam Siddiq, 2008) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses

    di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. dari

    pengertian tersebut ada tiga unsur pokok dalam belajar, yaitu: proses, perubahan

    perilaku, dan pengalaman.

  • 12

    1) Proses

    Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir

    danmerasakan. Seseorang dikatakan belajar jika pikiran dan perasaannya

    aktif.

    2) Perubahan perilaku

    Hasil belajar perubahan-perubahan perilaku atau tingkah laku seseorang

    yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya.

    3) Pengalaman

    Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi

    antara individu denganlingkungan, baik lingkungan fisik maupun

    lingkungan sosial.

    Slavin dalam (tri Anni, 2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan

    perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Gagne dalam (Tri Anni,

    2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau

    kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan

    perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.

    Belajar adalah sikap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku

    yang terjadi sebagai akibat suatu hasil dari latihan atau pengalaman Morgan

    dalam (Purwanto, 1997: 84).Menurut William James, John Dewey,James cartel

    dan Edward (dalam Winataputra, 2007) belajar adalah proses yang dilakukan oleh

    manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills and attitude.

    Kemampuan (competencies), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) tersebut di

    peroleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua

    melalui rangkaian belajar sepanjang hayat.

    Menurut skinner (dalam Suhartinah, 2007) belajar adalah suatu proses

    adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

    Proses adaptasi akan mendatangkan hasil yang optimal, apabila ia diberi

    penguatan (reinforce).

    Muhibbin (dalam Suhartinah, 2007) belajar adalah suatu perubahan yang

    terjadi pada seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat

    mempengaruhi perilaku orang tersebut.

  • 13

    Slameto (dalam Kurnia, 2007: 1-3) merumuskan belajar sebagai suatu

    proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku

    secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan

    lingkungannya. Sementara

    Winkel (dalam Kurnia, 2007: 1-30) mendefinisikan belajar sebagai suatu

    proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi

    aktif individu dengan lingkungannya, sehingga menghasil-kan perubahan yang

    relatif menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan

    psikomotorik. Dari pengertian-pengertian di atas peneliti mengambil kesimpulan

    bahwa belajar pada hakikatnya merupakan salah satu proses usaha yang

    dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam aspek

    kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi individu

    dengan lingkungannya. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara

    sadar, bersifat kontinu, relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada

    kemajuan yang progresif.

    Menurut Siddiq (2008), pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan

    olehseseorang(guru atau yang lain) untuk membelajarkan siswa yang belajar.

    Padapendidikanformal (sekolah), pembelajaranmerupakan tugas yang dibebankan

    kepada guru, karena guru merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk

    itu.

    MenurutWinataputradkk,(2007),pembelajaranuntukmenginisisasi,memfasilitasidan

    meningkatkanintensitasdankualitasbelajarpadadiripesertadidik.Menurut pasal 1

    butir 20 Butir Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas(dalam Winataputra,

    2007) yakni, “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

    dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Dalam konsep tersebut

    terkandung 5 konsep, yakni interaksi peserta didik, pendidik, sumber belajar dan

    lingkungan belajar.

    MenurutHernawandkk,2008.Pembelajaran merupakan suat

    kegiatanyangdilakukanmelaluiusaha-usaha yang

    terencanadalammemanipulasisumber – sumberbelajar agar terjadi proses

    belajar.Pembelajaranpadaintinyamerupakansuatu proses menciptakankondisi

  • 14

    yang kondusif agar terjadiinteraksipembelajaran.Konsep pembelajaran pada

    dasarnya terbagi kedalam dua konsep yang berlangsung secara bersamaan, yaitu

    proses belajar yang dilakukan oleh siswa dan proses mengajar yang dilakukan

    oleh guru.Beberapa pengertian di atas dapat disatukan bahwa hakekat

    pembelajaran adalah suatu kegiatan dalam proses belajar dan mengajar dimana

    terjadi komunikasi yang berarti antara siswa dengan guru yang didukung oleh

    sumber belajar dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. pembelajaran yang

    mengikuti metodolagi sains dan memberi kesempatan untuk pembelajaran yang

    bermakna

    Hakekat Belajar

    Ada beberapa konsep tentang belajar yang telah didefinisikan oleh para

    pakar psikologi, antara lain:

    1. Menurut Gagne and Berliner (1983: 252) dalam Anni, Tri Catharina (2004:2)

    belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya

    karena hasil dari pengalaman.

    2. Menurut Morgan et.al. (1986: 140) dalam Anni, Tri Catharina (2004:2) belajar

    merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik

    atau pengalaman.

    3. Menurut Slavin (1994: 152) dalam Anni, Tri Catharina (2004: 2) belajar

    merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

    4. Menurut Gagne (1977:3) dalam Anni, Tri Catharina (2004:2) belajar

    merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung

    selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari

    proses pertumbuhan.

    Dari keempat konsep di atas tampak bahwa konsep tentang belajar mengandung

    tiga unsur utama, yaitu:

    a. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.

    b. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.

    c. Perubahan perilaku terjadi karena belajar bersifat relatif permanen.

    Jadi, belajar (learning) mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi

    sebagai akibat dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Perubahan

  • 15

    perilaku yang dimaksud dapat berbentuk perubahan kognitif, afektif, maupun

    psikomotorik (Anni, Tri Catharina (2004: 3).

    Benyamin S. Bloom (Gay, 1985: 72-76; Gagne dan Berliner, 1984: 57-60)

    dalam Anni, Tri Catharina (2004: 6) mengusulkan tiga taksonomi yang disebut

    dengan ranah belajar, yaitu:

    1. Ranah Kognitif

    Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan,

    dan kemahiran intelektual yang mencakup kategori:pengetahuan/ingatan,

    pemahaman, penerapan/aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.

    2. Ranah Afektif

    Taksonomi tujuan pembelajaran afektif, dikembangkan oleh Krathwohl

    dkk, merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan pembelajaran ini

    berhubungan dengan sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran ini

    mencerminkan hierarki yang berentangan dari keinginan untuk menerima

    sampai dengan pembentukan pola hidup.

    3. Ranah Psikomotorik

    Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya

    kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek,

    dan koordinasi syaraf. Penjabaran ranah psikomotorik ini sangat sukar karena

    seringkali tumpang tindih dengan ranah kognitif dan afektif.

    Dari penjelasan di atas, maka ranah-ranah tersebut harus selalu

    diperhatikan karena satu sama lain saling menunjang dalam kegiatan

    pembelajaran

    2.1.3.Tehnik Pendekatan CTL

    Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna

    dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya

    sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami.

    Pembelajarantidakhanyaberorientasi target penguasaanmateri, agar

    tidakgagaldalammembekalisiswauntukmemecahkanmasalahdalamkehidupannya.

    Dengandemikian proses pembelajaranlebihdiutamakandaripadahasilbelajar, sehingga

  • 16

    guru dituntutuntukmerencanakanstrategipembelajaran yang

    variatifdenganprinsipmembelajarkanmemberdayakansiswa, bukanmengajarsiswa.

    Dengan prinsip pembelajaran seperti itu, pengetahuan bukan lagi seperangkat

    fakta, konsep, dan aturan yang siap diterima siswa, melainkan harus dikontruksi

    (dibangun) sendiri oleh siswa dengan fasilitasi dari guru.

    Siswabelajardenganmengalamisendiri,

    mengkontruksipengetahuan,kemudianmemberimaknapadapengetahuanitu.

    Siswaharustahumaknabelajardanmenyadarinya,

    sehinggapengetahuandanketrampilan yang

    diperolehnyadapatdipergunakanuntukbekalkehidupannya.Di sinilahtugas

    guruuntukmengaturstrategipembelajarandenganmembantumenghubungkanpengetah

    uan lama dengan yang barudanmemanfaatkannya.Siswamenjadisubjek

    belajarsebagaipemaindan guru berperansebagaipengaturkegiatanpembelajaran

    (sutradara) danfasilitator.

    Pembelajarandengancaraseperti di

    atasdisebutpembelajarandenganPendekatanKontekstual(Contextual Teaching and

    Learning), yaitudengancara guru

    memulaipembelajarandikaitkandengandunianyatayaitu diawalidenganberceritaatauta

    nya-jawablisantentangkondisi actual dalamkehidupansiswa (daily life),

    kemudiandiarahkanmelaluimodeling agar siswatermotivasi, questioning agar

    siswaberfikir, constructivism agar siswamembangun pengertian, inquiry agar siswa

    biasamenemukankonsepdenganbimbingan guru, learning community agar siswa bias

    berbagipengetahuandanpengalamansertaterbiasaberkolaborasi, reflection agar siswa

    biasamereviukembalipengalamanbelajarnya, sertaauthentic assessment agar

    penilaian yang diberikanmenjadisangatobjektif. Jadi pendekatan kontekstual

    mempunyai tujuh komponen utama yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya,

    masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sederhana.

    Hakikat pembelajaran kontekstual adalah konsep yang membantu guru

    mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan

    mendorong siswa menbuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan

    penerapan dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama

  • 17

    pembelajaran efektif (Yasa,Doantara. 2008. Contextual Teaching and Learning)

    dalam friendl yschool.blogspot.com.

    Pembelajaran dalam sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan

    kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen tersebut di atas, ini tidak sulit kalau

    sudah terbiasa. CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa

    saja dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Depdiknas(dalam (Triyanto, 2007:

    106) Pendekatan yang di pakaidalampenelitianiniadalahmengunakaninquiri – based

    learning,pendekatan. Pembelajaran CTL adalahkonsepbelajar yang membantu guru

    mengkaitkanantaramateripembelajarandengansituasidunianyatasiswa,

    danmendorongsiswamembuathubunganantarapengetahuan yang

    dimilikinyadenganpenerapanyadalamkehidupanmerekasehari-

    harisehinggaakanterasamanfaatdarimeteri yang akandisajiakan

    ,motifasibelajarakanmuncul,duniapikiransiswamenjadikonkrit

    ,suasanamenjadikondusif,nyamandanmenyenangkan,

    prinsippembelajarankontekstualadalahaktifitassiswa,

    siswamelakukandanmengalamitidakhanyamenontondanmencatatdalampembelajara

    n.Beberapakonsep CTL.

    1. CTL merupakan konsep belajar,membantu guru untuk mengkaitkan antara

    materi yang diajarkan gengan situasi dunia nyata sisiwa dan mendorang

    sisiwa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

    dengan penerapanya dalam kehidupan shari – hari mereka, sehingga siswa

    mendapat arti dari belajar dan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari

    adalah bekal bagi mereka di masa depan .

    2. CTL dilandasi oleh teori belajar dari Jerome Bruner (Penemuan ) yaitu belajar

    merupakan usaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta

    pengetahuan yang menyetainya sehingga sisiwa mendapatkan pengetahuan

    yang benar-benar bermakna bagi dirinya .

    3. CTL sebuah sisitem Belajar Yang Didasarkan Pada Filosofis Bahwa siswa

    mampu menyerap pelajaran atau materi akademis,dan mereka menangkap

    makna dalam tugas – tugas sekolah jika meraka bisa mangaitkan informasi

  • 18

    baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki

    sebelunya .

    4. CTL suatu konsepsi yang membuat guru mengkaitkan isi mata pelajaran

    dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan

    antara pengetahuan dan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai

    anggota masyarakat .

    Dalam CTL minimal ada 3 hal yang terkandung.

    a. CTL menekankan proses keterlibatan siswa untuk menemukan

    materi artiya proses belajar diorentasikan pada pengalaman

    secara langsung.prosesnya tidak mengharapkan siswa hanya

    menerima pelajaran akan tetapi ada proses mencari menemukan

    sendiri materi tersebut.

    b. CTL mendorong siswa menemukan hubungan antara materi yang

    akan dipelajari dengan kehidupan nyata ,artinya sisiwa dituntut

    untuk dapat menengkap hubungan antara pengalaman di sekolah

    dengan kehidupan nyata.

    c. CTL mendorang siwa menerapkannya dalam kehidupan artinya

    CTL tidak hanya mengharapkan sisiwa mempelajari materi

    tersebut tetapi bagaimana materi dapat mewarnai perilakunya

    dalam kehidupan sehari-hari .materi pelajaran dalam konteks CTL

    bukan untuk di tumpuk di otak dan kemudian dilupakan tetapi

    segala bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.

    Karaktristik CTL

    1. Antar siswa perlu kerja sama

    2. Saling menunjang

    3. Menyenangkan dan tidak membosankan

    4. Terintegrasi

    5. Menggunakan berbagai sumber

    6. Siswa aktif

    7. Shering dengan teman

    8. Siswa kritis dan guru kreatif

  • 19

    9. Dinding kelas dan lorong – lorong penuh dengan hasil karya

    sisiwa

    Strategi pembelajaran kontektual :Adalah siasat atau kiat yang sengaja dirancang

    oleh guru,yang berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan

    pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuanya yang berupa hasil belajar bisa

    tercapai optimal.CTL intinya adalah pada inquiri,penemuan sendiri oleh siswa dengan

    bimbinga guru filosofisnya adalah konstrutivisme,pembelajaranya denga model

    bekerja dan belajar kelompok,adanya pertanyaan pertanyaan,penilaiannya adalah

    penilaian sebenarnya dan diakhiri dengan refleksi Adapun Langkah-langkah

    Pembelajaran CTL ( Contextual Teaching and Learning ) dapat diterapkan dalam

    kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun

    keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar,langkah-

    langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut.

    1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara

    bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan

    barunya.

    2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

    3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

    4. Ciptakan masyarakat belajar, ( Misalnya,Melalui Belajar Kelompk )

    5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

    6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

    7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

    2.2. Kajian Hasil – Hasil Penelitian Yang Relevan

    Menurut Wayan (2005), penelitian yang berjudul “Model Pembelajaran

    Langsung Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil

    Belajar Konsepsi Fisika Siswa SMAN 13 Bandar Lampung ” menyimpulkan bahwa:1)

    Aktivitas belajar siswa sangat baik. Setiap kegiatan belajar fisika hanya sebagian

    kecil siswa melakukan kegiatan menyimpang.2) Kosepsi-konsepsi siswa terhadap

    konsep fisika jika dibandingkan dengan penguasaan konsep awal siswa meningkat

  • 20

    dari siklus ke siklus Dalam penelitian Ahmad Azhar ( 2002 ) yang berjudul “Peranan

    Pendekatan Konrekstual Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam” menyimpulan

    bahwa:1) Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang digunakan pada proses

    belajar mengajar di mana materi kegiatannya berhubungan erat dengan pengalaman

    nyata siswa diluar sekolah. 2) Peranan pendekatan kontekstual pada dasarnya

    perpaduan antara berbagai macam pendekatan yang digunakan pada pembelajaran

    IPA yang telah ada sebelumnya, yaitu : meningkatkan motivasi siswa,

    mengembangkan kreativitas dan mental siswa dan membantu guru dalam

    mengaitkan isi atau materi pelajaran IPA dengan keadaan dunia nyata pada proses

    pembelajaran.3) Pendekatan kontekstual adalah pengembangan dari cara

    pembelajaran yang telah ada.

    2.3. KerangkaBerpikir

    Optimalisasikegiatanpembelajarandipengaruhiolehberbagaifaktor,diantaranyafacto

    rmetodeatauteknik dan model mengajar guru. Guru

    dapatmenggunakanmetodepembelajaran yang

    bervariasisehinggasiswatidakjenuhdalamkegiatanpembelajaran. Guru

    dapatmengaitkanmateri yang

    terdapatdalamkurikulumdengankondisilingkunganatausesuaidengandunianyatasehin

    ggasiswamerasapembelajaranmenjadilebihbermaknaataumemilikimanfaatdalamkehi

    dupansehari-hari.

    Dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan guru harus dapat

    melibatkan siswa dalam proses pembelajaran atau pembelajaran yang partisipatif.

    Peserta didik dibantu oleh pendidik dalam melibatkan diri untuk mengembangkan

    atau memodifikasi kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih

    bermakna.

    Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, siswa dibantu oleh guru

    melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Proses ini mencakup kegiatan untuk

    menyiapkan fasilitas atau alat bantu pembelajaran, menerima informasi tentang

    materi/bahan belajar dan prosedur pembelajaran, membahas materi/ bahan belajar

  • 21

    dan melakukan saling tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi

    atau memecahkan masalah.

    Dengan menerapkan pendekatan kontekstual, pembelajaran menjadi lebih

    bermakna dan dapat mengatasi masalah dalam pembelajaran IPA dikelas IV

    SDNegeri Sidoharjo 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang, karena

    siswamenjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan diharapkan pula terjadi

    peningkatan hasil belajar.

    Gambar 2.1 kerangka

    Kondisi Awal

    Guru dalam

    pembelajaran

    masih bersifat

    Bersifat

    Konvensional

    Nilai IPASiswa

    Rendah

    (Di bawah KKM )

    Guru

    Menggunakan

    Pendekatan

    CTL

    Siklus I

    Menggunakan

    Pendekatan CTL

    Tindakan

    Siklus II

    Menggunakan pendekatan CTL

    Siswa terlibat langsung

    Keaktifan siswa

    Hasil belajar meningkat

    Kondisi Akhir

    Di duga dengan

    Menggunakan Pendekatan

    Model Pembelajaran CTL

    Belajar Siswa Pada

    Pembelajaran IPA

    Meningkat

  • 22

    2.4 Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diatas,maka hipotesis yang

    penulis ajukan Adalah ’’ dengan penggunaan pendekatan Contextual Teaching And

    Learning ( CTL), hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sidoharjo 03 Kecamatan

    Bawang Kabupaten Batang pada materi pembelajaran tentang perpindahan panas

    dapat meningkatkan