bab ii kajian pustaka -...

19
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam melaksanakan suatu penelitian perlu mengkaji pendapat para ahli mengenai masalah yang diteliti. Penulis akan melakukan kajian teori, berdasarkan pendapat dari para ahli untuk mendukung penelitian: 2.1.1 Hakekat Pembelajaran IPA SD Pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen dasar yakni produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. IPA juga dipandang sebagai proses, produk dan prosedur. Trianto (2010:137) menyatakan bahwa IPA, sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan untuk penyebaran atau disminasi pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk memenuhi sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut model ilmiah (scientific method). Menurut Sri Sulistyorini (2007:8) menyatakan bahwa pembelajaran IPA harus melibatkan keaktifan anak secara penuh ( active learning) dengan cara guru dapat merealisasikan pembelajaran yang mampu memberi kesempatan pada anak didik untuk melakukan keterampilan proses meliputi: mencari, menemukan, menyimpulkan, mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, nilai-nilai, dan pengalaman yang di butuhkan. Berdasarkan pendapat Trianto dan Sri Sulistyorini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung sehingga siswa dapat mengkontruksikan ide atau gagasan mereka menjadi pengalaman dan pengetahuan baru.

Upload: lydiep

Post on 07-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Dalam melaksanakan suatu penelitian perlu mengkaji pendapat para

ahli mengenai masalah yang diteliti. Penulis akan melakukan kajian teori,

berdasarkan pendapat dari para ahli untuk mendukung penelitian:

2.1.1 Hakekat Pembelajaran IPA SD

Pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen dasar yakni produk

ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. IPA juga dipandang sebagai

proses, produk dan prosedur.

Trianto (2010:137) menyatakan bahwa IPA, sebagai proses

diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan

tentang alam maupun pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai

hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di

luar sekolah ataupun bahan untuk penyebaran atau disminasi pengetahuan.

Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai

untuk memenuhi sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut model

ilmiah (scientific method).

Menurut Sri Sulistyorini (2007:8) menyatakan bahwa pembelajaran

IPA harus melibatkan keaktifan anak secara penuh (active learning)

dengan cara guru dapat merealisasikan pembelajaran yang mampu

memberi kesempatan pada anak didik untuk melakukan keterampilan

proses meliputi: mencari, menemukan, menyimpulkan,

mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, nilai-nilai, dan

pengalaman yang di butuhkan.

Berdasarkan pendapat Trianto dan Sri Sulistyorini dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang

melibatkan siswa secara langsung sehingga siswa dapat mengkontruksikan

ide atau gagasan mereka menjadi pengalaman dan pengetahuan baru.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

10

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan

pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan

kurikulum KTSP (Depdiknas, 2016) bahwa “IPA berhubungan dengan

cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau

prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA

juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta

serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran

IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa,

hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran

IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan

dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses

bagaimana cara produk sains ditemukan.

Menurut De Vito et al. Tahun 1993 (dalam Samatowa, 2011:104)

menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

dengan kehidupan sehari-hari siswa. Berdasarkan pendapat dari De Vito

tersebut maka pembelajaran dengan mengaitkan lingkungan belajar siswa

sangat diperlukan untuk membangun rasa ingin tahu siswa tentang segala

sesuatu yang ada di lingkungannya dan menimbulkan kesadaran tentang

perlunya belajar IPA menjadi sangat diperlukan. Salah satunya karena IPA

merupakan salah satu dari lima pelajaran wajib di sekolah dasar yang

masuk dalam kriteria mata pelajaran yang diujikan secara nasional.

Tentunya upaya yang dilakukan bukan hanya sekedar mempelajari IPA

atau sains itu sendiri secara teoritis namun juga lebih pada aplikasi dan

kebermaknaan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan fenomena

nyata.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa IPA atau sains

merupakan ilmu yang dipandang sebagai proses, produk dan prosedur,

dalam mempelajari fenomena-fenomena alam yang erat kaitannya dengan

kehidupan sehari-hari.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

11

IPA perlu diajarkan di Sekolah Dasar karena beberapa alasan,

seperti yang dikemukakan oleh Samatowa (2011:6) yang menggolongkan

menjadi empat mengapa IPA dimasukkan dalam kurikulum sekolah,

antara lain:

a. Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa.

b. Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA

merupakan suatu mata pelajaran yang melatih/mengembangkan

kemampuan berpikir kritis.

c. Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan

sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran

yang bersifat hafalan belaka.

d. Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu

mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak

secara keseluruhan.

Dengan belajar IPA siswa diharapkan mampu mempelajari

diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada

pemberian pemahaman langsung dan kegiatan praktis untuk

mengembangkan kompetensi supaya siswa mampu menjelajahi dan

mengeksplore alam sekitar secara ilmiah.

2.1.2 Tujuan Pembelajaran IPA

2.1.2.1 Tujuan Pembelajaran IPA

Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut (Depdiknas, 2016) :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

12

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

kateraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

2.1.3 Ruang Lingkup Pembelajaran IPA SD

Ruang lingkup pembelajaran IPA SD menurut Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (Depdiknas 2006) secara terperinci adalah:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan;

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat,

dan gas;

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya dan pesawat sederhana;

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya,

dan benda-benda langit lainnya.

Dilihat dari ruang lingkup IPA tersebut maka dapat diambil

kompentensi yang akan dicapai. “Standar kompetensi dan

kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan

materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian” (KTSP, 2006). Standar kompetensi dan

kompetensi dasar pada penelitian ini sebagai berikut:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

13

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA kelas 6

Sekolah Dasar Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Kurikulum KTSP

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Makhluk Hidup dan

Proses Kehidupan

1. Memahami hubungan

antara ciri-ciri

makhluk hidup

dengan lingkungan

tempat hidupnya

1.1 Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus

yang dimiliki hewan (kelelawar, cicak, bebek) dan

lingkungan hidupnya

1.2 Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus

yang dimiliki tumbuhan (kaktus, tumbuhan

pemakan serangga) dengan lingkungan hidupnya

2. Memahami cara

perkembang biakan

makhluk hidup

2.1 Mendeskripsikan perkembangan dan pertumbuhan

manusia dari bayi sampai lanjut usia

2.2 Mendeskripsikan ciri-ciri perkembangan fisik anak

laki-laki dan perempuan

2.3 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan

dan hewan

2.4 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan manusia

3. Memahami pengaruh

kegiatan manusia

terhadap

keseimbangan

lingkungan

3.1 Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat

mempengaruhi keseimbangan alam (ekosistem)

3.2 Mengidentifikasi bagian tumbuhan yang sering

dimanfaatkan manusia yang mengarah pada

ketidakseimbangan lingkungan

3.3 Mengidentifikasi bagian tubuh hewan yang sering

dimanfaatkan manusia yang mengarah pada

ketidakseimbangan lingkungan

4. Memahami

pentingnya pelestarian

jenis makhluk hidup

untuk mencegah

kepunahan

4.1 Mengidentifikasi jenis hewan dan tumbuhan yang

mendekati kepunahan

4.2 Mendeskripsikan pentingnya pelestarian jenis

makhluk hidup untuk perkembangan Ilmu

Pengetahuan Alam dan kehidupan masyarakat

Benda dan Sifatnya 5. Memahami saling

hubungan antara

suhu, sifat hantaran

dan kegunaan benda

5.1 Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan

panas dari berbagai benda

5.2 Menjelaskan alasan pemilihan benda dalam

kehidupan sehari-hari berdasarkan kemampuan

menghantarkan panas

6. Memahami faktor

penyebab perubahan

benda

6.1 Menjelaskan faktor-faktor penyebab perubahan

benda (pelapukan, perkaratan, pembusukan) melalui

pengamatan

6.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan

pemilihan benda/bahan untuk tujuan tertentu (karet,

logam, kayu, plastik) dalam kehidupan sehari-hari

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

14

2.1.4 Model Pembelajaran Quiz Team

Suyatno (2009:107) berpendapat bahwa pembelajaran aktif (active

learning) merupakan salah satu pembelajaran yang melibatkan siswa

dalam melakukan sesuatu dan berfikir tentang apa yang mereka lakukan.

Hal ini berarti bahwa siswa yang mendominasi aktifitas pembelajaran.

Menurut Silberman (2007:1) berpendapat bahwa pembelajaran aktif

adalah belajar yang meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif

sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok

dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi

pelajaran.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran aktif (active

learning) bermaksud menjadikan siswamampu memberikan perhatian

lebih terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan cara berfikir

yang tepat mengenai apa yang sedang dihadapi, kemudian dapat

mencetuskan solusi, dan melaksanakan tindakan yang berakhir pada

peningkatan hasil belajar sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh

masing-masing siswa.

Quiz Team merupakan model pembelajaran aktif yang

dikembangkan oleh seorang tokoh bernama Mel Silberman, dimana Quiz

Team sendiri lebih menonjolkan mobilisasi kelompok secara konsisten,

mengutamakan efektifitas dalam belajar, mengedepankan kegiatan yang

menyenangkan, serta menciptakan kreativitas-kreativitas baru. Dalvi

(2006:68) mengemukakan bahwa model pembelajaran aktif tipe Quiz

Team merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mampu meningkatkan

keaktifan siswa dalam proses belajar.

Model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dapat menghidupkan

suasana dan mengaktifkan siswa untuk bertanya ataupun menjawab (Dalvi

2006:53). Menurut Hisyam Zaini (2011: 54) pembelajaran quiz team

merupakan salah satu pembelajaran yang membangkitkan semangat dan

pola pikir kritis.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

15

Dari pendapat Dalvi dan Hisyam Zaini tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa model pembelajaran aktif tipe Quiz Team merupakan

sebuah alternative model yang memfokuskan pada pembelajaran aktif

yang menarik dan menyenangkan. Supaya tercipta pembelajaran yang

demikian maka prosedur serta alasan yang dapat dilakukan oleh guru

dengan menggunakan model aktif tipe Quiz Team ini yaitu membagi siswa

kedalam tiga kelompok besar, jika dilihat dari aspek sosial hal tersebut

akan mendorong siswa untuk terlibat aktif berinteraksi dalam hal ini

berdiskusi dengan teman sebaya. Dengan waktu yang ditentukan secara

singkat maka akan melatih tanggungjawab siswa dalam membuat

pertanyaan ketika mereka berdikusi, tentunya penanaman karakter yang

dikembangkan melalui model ini sangatlah baik untuk menunjang tumbuh

kembang siswa, karakter yang akan terbentuk dengan menggunakan model

pembelajaran Quiz Team ini antara lain, siswa mampu bertanggung jawab

terhadap tugas yang diberikan guru, mampu bekerjasama dalam bertukar

pikiran dan pendapat dengan teman sebaya, juga belajar menghargai

pendapat orang lain. Pembelajaran aktif pada hakekatnya memperlancar

stimulus dan memperkuat respons siswa dalam pembelajaran, sehingga

pembelajaran yang berlangsung menciptakan kondisi pembelajaran yang

efektif dan menyenangkan.

2.1.4.1 Karakteristik Model Pembelajaran Quiz Team

Model Pembelajaran Quiz Team memiliki karakteristik khusus

(Handayani Tri, 2012) sebagai berikut:

1. Belajar dimulai dengan suatu topik

2. Pembentukan tim untuk mengenal satu sama lain dalam

menciptakan satu kerjasama dan saling ketergantungan

3. Melibatkan secara langsung untuk menciptakan minat awal

terhadap pelajaran

4. Penilaian serentak untuk mempelajari sikap, pengetahuan dan

pengalaman siswa

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

16

Pembelajaran aktif tipe Quiz Team ini diawali dengan guru

membagi siswa menjadi tiga kelompok besar. Semua anggota kelompok

mempelajari materi dan saling memberikan masukan dan arahan,

melakukan tanya jawab untuk memahami materi tersebut. Setelah kegiatan

tersebut dirasa sudah dilakukan oleh siswa maka berlanjut dengan

pertandingan akademis. Pertandingan akademis ini akan menumbuhkan

semangat belajar yang tinggi dan menciptakan kompetisi antar kelompok

sehingga masing-masing siswa sama giatnya berusaha untuk mendapatkan

nilai yang tinggi dalam pertandingan tersebut. Salah satu cara untuk

menciptakan keaktifan siswa dalam proses belajar yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran Quiz Team. Menurut Silberman dan

Komarudin Hidayat (2002:163), pembelajaran Quiz Team ini dapat

meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik terhadap apa

yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak

menakutkan.

Dari beberapa definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

model pembelajaran aktif tipe Quiz Team merupakan cara yang digunakan

guru dalam mengolah proses pembelajaran supaya siswa lebih aktif

terlibat dalam proses belajar mengajar yang menyenangkan sehingga

menciptakan kebermaknaan pada diri siswa.

2.1.4.2 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Quiz Team

Kelebihan Model Pembelajaran Quiz Team:

1. Berpusat pada peserta didik

2. Penekanan pada menemukan pengetahuan bukan menerima

pengetahuan

3. Sangat menyenangkan

4. Memberdayakan semua potensi dan indera peserta didik

5. Menggunakan model yang bervariasi

6. Menggunakan banyak media

7. Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada

Kelemahan Model Pembelajaran Quiz Team:

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

17

1. Peserta didik sulit mengorientasikan pemikirannya, ketika tidak

didampingi oleh pendidik.

Solusi : Pendidik memang bukan satu-satunya sumber belajar

untuk itu sebaiknya tetap mendampingi peserta didik namun

sebagai fasilitator, jadi dalam hal ini guru tidak berperan secara

langsung dalam penyampaian materi melainkan memfasilitasi

peserta didik dalam mengorientasikan pemikirannya.

2. Pembahasan terkesan ke segala arah atau tidak terlalu fokus.

Solusi : Guru membatasi materi yang digunakan dalam kegiatan

ini.

2.1.4.3 Prosedur Pembelajaran Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Quiz Team

Siberman dalam Komarudin Hidayat (2002: 163)

mengungkapkan prosedur pembelajaran aktif tipe quiz team adalah

sebagai berikut :

1. Guru memilih topik yang dapat disajikan dalam tiga segmen

2. Siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar yaitu A, B, dan C

3. Guru menjelaskan bentuk sesinya kemudian memulai untuk

menjelaskan topik materi yang akan digunakan untuk

pertandingan akademis.

4. Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis yang berjawaban

singkat. Kuis ini tidak memakan waktu lebih dari 5 menit untuk

persiapan. Tim B dan C memanfaatkan waktu untuk meninjau

catatan mereka.

5. Tim A menguji anggota tim B. Jika tim B tidak bisa menjawab,

Tim C diberi kesempatan untuk menjawabnya.

6. Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota

tim C. Jika tim C tidak bisa menjawab tim B diberi kesempatan

untuk menjawabnya dan mengulang proses tersebut.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

18

7. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan ke segmen kedua dari

pelajaran dan mintalah tim B sebagai pemandu kuis.

8. Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengan segmen

ketiga dari pelajaran dan tunjukkan tim C sebagai pemandu kuis.

Suprijono mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan

menggunakan tipe team quiz sebagai berikut:

1. Pilihlah topik yang dapat disampaikan dalam tiga bagian.

2. Bagilah siswa menjadi tiga kelompok yaitu A, B dan C.

3. Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran

kemudian mulai penyampaian materi. Batasi penyampaian

materi maksimal 10 menit.

4. Setelah penyampaian, minta kelompok A menyiapkan

pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja

disampaikan. Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk

melihat lagi catatan mereka.

5. Mintalah kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada

kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan

lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.

6. Kelompok A memberikan pertanyaan kepada kelompok C, jika

kelompok C tidak bisa menjawab, lemparkan kepada kelompok

B.

7. Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pertanyaan ke dua dan tunjuk

kelompok B untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti

proses untuk kelompok A.

8. Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaanya, lanjutkan

penyampaian pelajaran ke tiga dan tunjuk kelompok C sebagai

kelompok penanya.

9. Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan

jelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.

Variasi :

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

19

1. Berikan kesempatan kepada tim ini untuk menyiapkan

pertanyaan kuis dari yang mereka seleksi ketika mereka menjadi

pemimpin kuis

2. Lakukan satu pelajaran yang berkelanjutan. Bagilah peserta

didik ke dalam dua tim. Di akhir pelajaran, biarkan kedua tim

saling memberi kuis satu sama lain.

Menurut Sutardi Sintak metode pembelajaran quiz team adalah

sebagai berikut :

1. Secara klasikal mempelajari materi pelajaran.

2. Siswa kemudian dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil.

Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi

tersebut melalui lembaran kerja.

3. Selama melakukan diskusi, para siswa saling memberi arahan,

saling mengajari satu sama lain, saling memberi pertanyaan

dan jawaban untuk memahami materi tersebut dipandu oleh

guru.

4. Setelah selesai berdiskusi, selanjutnya diadakan suatu

pertandingan akademis. Dalam pertandingan akademis ini,

dimungkinkan dilakukan variasi melalui game yang dapat

menghidupkan suasana.

Dari langkah-langkah yang telah dijabarkan, yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu menurut Siberman dalam Komarudin Hidayat (2002:

163) dikarenakan langkah-langakah tersebut lebih mudah dipahami, dan

lebih terstruktur.

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sebagai hasil yang telah dicapai seseorang

setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan

evaluasi dari proses belajar yang dilakukan (Arikunto, 2001:63). Hal

tersebut sependapat dengan Dimyanti (2002:297) yang mengemukakan

bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam bentuk angka-

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

20

angka atau skor melalui tes hasil belajar di akhir pembelajaran. Hamalik

(2002:146) mengatakan bahwa hasil belajar itu sendiri dapat diartikan

sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajarai materi pelajaran di

sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Dimyati dan Mudjiono (2006:

3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi

tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Anni

(2004:4) mengemukakan hasil belajar adalah perubahan perilaku yang

diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.

Terdapat beberapa jenis penilaian yang dapat digunakan dalam

proses ataupun evaluasi pembelajaran, baik tes ataupun non tes, salah

satunya yang akan peneliti gunakan yaitu bentuk tes.

Menurut Widoyoko (2014:51) “Tes merupakan salah satu alat untuk

melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi

karakteristik suatu objek. Di antara objek tes adalah kemampuan siswa”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai peserta didik berdasarkan

kemampuan dari pengalaman belajar yang dimiliki oleh peserta didik

tersebut.

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Peneliti mencantumkan empat penelitian yang relevan dengan

penelitian ini, antara lain:

Tutik Anggraeni (2012) dengan judul skripsi “Penerapan Model

Quiz Team dalam Proses Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Kelas IV Di SD Negeri Begalon 1 Surakarta Tahun Ajaran

2011/2012.” Dari hasil Penelitian yang dilakukan terlihat bahwa penerapan

model Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran Matematika Kelas IV SDN Begalon 1 Surakarta Tahun

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

21

Pelajaran 2011/2012 . Hal ini terbukti pada hasil awal sebelum dilaksanakan

tindakan nilai rata-rata siswa 62,44 dengan presentase ketuntasan sebesar

51,11%. Siklus I nilai rata-rata kelas 69,11 dengan presentase ketuntasan

sebesar 84,44%. Siklus II nilai rata-rata kelas 77,11 dengan presentase

ketuntasan sebesar 93,33%. Dengan demikian peningkatan hasil belajar

siswa jelas terjadi cukup signifikan. Kelebihan penelitian ini yaitu memilih

topik yang dapat disajikan kedalam tiga atau lebih segmen, pembagian

kelompok disesuaikan dengan topik yang dapat disajikan lebih dari tiga

segmen tersebut, maka secara otomatis kelompok terbagi menjadi

kelompok-kelompok kecil yang akan mempermudah siswa dalam berdiskusi

dengan teman satu kelompok. Kekurangan penelitian ini, apabila kelompok

terbagi menjadi banyak, maka dapat dimungkinkan melebihi alokasi waktu

dalam satu kali pertemuan dalam pembelajaran, untuk itu sebaiknya guru

mampu membatasi waktu ketika Quiz Team berlangsung, guru yang

memegang kendali berjalannya quiz.

Penelitian relevan lain yang relevan dengan penelitian ini yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Sukma Srijayanti, dkk (2014)

dengan judul penelitian “Model Pembelajaran Quiz Team Berbantuan Media

Gambar Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V” Dari hasil

analisis data dengan menggunakan analisis uji-t yaitu diperoleh t hitung > t

tabel (4,02 > 2.000), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai rata-rata

menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran Team Quiz berbantuan media gambar lebih tinggi

daripada rata-rata hasil belajar IPS yang dibelajarkan dengan pembelajaran

konvensional (80,53 > 68,13). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran Team Quiz berbantuan media gambar berpengaruh

terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus IV Kecamatan Kuta

Utara tahun ajaran 2013/2014. Kelebihan penelitian ini yaitu menggunakan

media gambar. Penggunaan media gambar lebih menarik perhatian siswa

terhadap pembelajaran terlebih diterapkan pada siswa kelas V SD maka

penggunaan media gambar tersebut juga merupakan salah satu faktor

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

22

keberhasilan penelitian ini. Kekurangan penelitian ini yaitu, dapat

diidentifikasi bahwa terdapat beberapa siswa yang cenderung hanya

menyukai kegiatan pembelajaran ketika ditambilkan gambar sehingga

bagian-bagian penting dalam materi terlupakan. Solusi untuk mengatasi

siswa yang berfokus pada gambar saja maka sebaiknya guru mampu

membawakan materi dengan penekanan-penekanan pada bagian yang

penting.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati Eva yang

berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Belajar Aktif tipe Quiz Team

Terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK

Negeri 3 Jepara Tahun 2006/2007. Dari hasil analisis data awal kedua

kelompok tidak ada perbedaan. Untuk minat belajar dua kelompok memiliki

varian yang sama. Hasil uji belajar kelompok eksperimen (83,18) hasil

belajarnya lebih dari 70% telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan

untuk kelompok control belajar (79,66) telah mencapai ketuntasan belajar.

Minat belajar siswa setelah pembelajaran antara kelas eksperimen dan kelas

control terdapat perbedaan. Minat belajar kelompok eksperimen lebih baik

daripada kelompok Kontrol. Kelebihan penelitian ini yaitu menyebutkan

terdapat ketrampilan dalam mengadakan variasi dalam proses pembelajaran

antara lain variasi dalam menggunakan media, dan bahan pelajaran, dan

variasi dalam interaksi antara guru dan siswa. Kekurangan penelitian ini

yaitu belum mengaplikasikan variasi-variasi tersebut. Solusinya, sebaiknya

peneliti menuangkan variasi-variasi yang sudah dituliskan untuk dapat

diaplikasikan.

Penelitian oleh Vigustina Tika dengan judul “Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Sejarah dengan pembelajaran Quiz Team pada Siswa kelas XI

IPS SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester I Tahun Ajaran 2012-

2013”. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas XII IPS 1 dari jumlah

rata-rata pra siklus 61, 70 meningkat pada siklus 1 menjadi 78,10 dan

kemuadian pada siklus II meningkat menjadi 92, 48. Kelebihan penelitian

ini terdapat sistematika pembelajaran yang efektif menurut ahli sebagai

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

23

acuan dalam proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran

aktif tipe Quiz Team supaya tercipta kondisi kelas yang kondusif dan

terarah. Kekurangan penelitian ini yaitu bila menggunakan Quiz Team pada

mata pelajaran sejarah dengan materi yang banyak cenderung menghabiskan

alokasi waktu. Solusinya guru sebaiknya menyiapkan ringkasan materi atau

lembar materi yang ditekankan pada kata kunci atau bagian-bagian penting,

supaya tidak terkesan ke segala arah.

Dari hasil analisis terdapat empat tahap untuk meningkatkan hasil

belajar siswa yaitu tahap pembentukan kelompok, tahap diskusi, tahap

tanya jawab, dan tahap evaluasi. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa

kelas XI IPS 1 dari jumlah rata-rata prasiklus 61,70 meningkat pada siklus

I menjadi 78,10 dan kemudian pada siklus II meningkat menjadi 92,48.

Hal ini berarti penerapan model pembelajaran aktif Quiz Team

berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Tabel 2.2

Rekapitulasi Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama Peneliti Kelas

Variabel Penelitian Hasil

Model

Pembelajaran

Quiz Team

Hasil

Belajar Ada Tidak

1 Tutik IV √ √ √ -

2 Sukma Putu V √ √ √ -

3 Hayati Nur X √ √ √ -

4 Vigustina Tika XI √ √ √ -

Berdasarkan analisis beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti di atas, pembelajaran dengan menggunakan model Quiz Team dapat

diupayakan meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian yang lalu yaitu pada perangakt RPP, guru juga

menambakan media LKS sebagai panduan percobaan untuk guru dan siswa,

supaya siswa dapat melakukan percobaan secara sistematis dengan

bimbingan guru, maka berdasarkan analisis tersebut akan dilakukan

penelitian dengan model pembelajaran Quiz Team berbantuan LKS pada

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

24

siswa kelas VI SD Negeri Salatiga 08 Semester 1 tahun pelajaran

2016/2017.

2.3 Kerangka Berpikir

Pemilihan model pembelajaran menjadi suatu tantangan bagi para

guru, karena sukses tidaknya suatu pembelajaran tergantung pada kualitas

pengajaran guru. Penerapan suatu model dalam pembelajaran IPA,

merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan siswa

dan mengarah pada penguasaan materi, oleh karena itu seorang guru harus

memiliki strategi atau model pembelajaran yang tepat, efektif, menarik

minat dan perhatian siswa, menciptakan keaktifan belajar, dan tentunya

dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

Proses pembelajaran yang cenderung berpusat pada guru dan

kurangnya aktivitas siswa akan membuat siswa yang pasif menjadi semakin

pasif dan pembelajaran di dalam kelas akan didominasi oleh siswa yang

aktif saja. Pembelajaran di kelas yang seperti ini akan mengakibatkan siswa

yang pasif akan menggantungkan pekerjaannya pada siswa yang aktif. Aktif

dalam hal ini siswa melakukan komunikasi seputar materi pelajaran yang

sedang dipelajari bukan aktif melakukan atau berkomunikasi diluar koridor

materi yang sedang dipelajari. Kerja sama antar siswa untuk belajar bersama

dalam pembelajaran yang berpusat pada guru juga masih belum terlihat,

sehingga siswa yang berkemampuan rendah akan selalu mendapatkan nilai

hasil belajar yang rendah.

Bertolak dari hal tersebut maka harus dicari alternatif lain supaya

dalam pembelajaran di kelas semua siswa dapat lebih aktif. Penggunaan

model pembelajaran aktif tipe quiz team merupakan salah satu model yang

dapat dipakai untuk mengatasi kesulitan dan kebosanan siswa karena

mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, yaitu dengan

menekankan ketepatan dan kecepatan berpikir kritis dan berkomunikasi

dengan baik. Ciri khas model pembelajaran aktif tipe quiz team yaitu games

atau dapat disebut juga pertandingan akademik. Langkah pembelajaran aktif

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

25

tipe quiz team yaitu siswa dibagi menjadi tiga kelompok, kelompok A

membuat pertanyaan beserta jawaban dengan waktu kurang dari lima menit,

kemudian kelompok A memberikan pertanyaan kepada kelompok B, jika

kelompok B tidak dapat menjawab maka pertanyaan dilempar kepada

kelompok C, begitu seterusnya hingga kelompok B dan C menjadi pemandu

kuis (membuat pertanyaan dan jawaban). Tujuannya supaya siswa lebih

efektif dan efisien dalam mengkontruksi pengetahuan yang bermakna

melalui keterlibatannya secara aktif dalam kelompok atau tim.

Penerapan model pembelajaran aktif tipe quiz team dianggap dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Salatiga 08 pada

materi pokok Perubahan Benda. Menggunakan model pembelajaran aktif

tipe quiz team dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif, efisien

dan sesuai dengan yang diharapkan peneliti dimana siswa memperoleh

pengetahuan secara mendalam melalui keterlibatan aktif dalam tim.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

26

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir Peningkatan Hasil Belajar IPA

Melalui Model Pembelajaran Aktif tipe Quiz Team

Kompetensi Dasar : 6.1 Menjelaskan faktor-faktor

penyebab perubahan benda (pelapukan, perkaratan,

pembusukan) melalui pengamatan.

Model pembelajaran aktif tipe

Quiz Team

Pembelajaran Klasik

Hasil belajar siswa rendah

tidak mencapai KKM

Membentuk kelompok A, B, C

Kelompok A Kelompok B

Kelompok C

Kelompok A membuat kuis

beserta jawaban, kelompok

B dan C melengkapi catatan

Kelompok A memberikan

kuis kepada tim B dan C

Kelompok C membuat kuis

beserta jawaban, kelompok

A dan B melengkapi catatan

Kelompok B membuat kuis

beserta jawaban, kelompok

A dan C melengkapi catatan

Kelompok C memberikan

kuis kepada tim A dan B Kelompok B memberikan

kuis kepada tim A dan C

Menyimak topik materi

Perubahan Benda

Tes

Hasil Belajar IPA

Skor Tes

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15403/2/T1_292013172_BAB II... · menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA

27

2.4 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan analisis model pembelajaran aktif

tipe quiz team, maka hipotesis yang dapat diajukan yaitu peningkatan hasil

belajar IPA diduga dapat diupayakan melalui model pembelajaran aktif tipe

quiz team siswa kelas VI SDN Salatiga 08 Kecamatan Sidorejo Kota

Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.