bab ii edit mizi use1 swot
DESCRIPTION
swotTRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pengertian Pemasaran
Setia pemasaran mempunyai perubahan lingkungan yang semakin cepat
menuntut pimpinan untuk secara strategis mengukur langkah dan kebijakan yang
dapat diambil, salah satunya adalah bidang pemasaran, karena pemasaran
merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha
dalam usahanya untuk mempertahankan hidupnya untuk mendapatkan laba.
Menurut Kotler (2000:13) bahwa. “Pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial yang mana perorangan atau kelompok memperoleh yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui perbuatan atau pertukaran produk dan nilai dengan
pihak lain”.
Menurut Assauri (1999:12) memberikan pengertian bahwa. “Manajemen
pemasaran merupakan kegiatan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian
program-program yang dibuat untuk membentuk, membangun, memelihara
keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan
organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran
adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatankegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang
8
dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial.
2.1.1 Pengertian strategi pemasaran
Dalam memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tidak bisa
terlepas dari hambatan-hambatan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar
perusahaan.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada, maka diperlukan suatu
strategi pemasaran yang tepat, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi
masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dalam kegiatan memasarkan hasil
produksinya.
Strategi pemasaran menurut Kotler (2000:93) mengatakan bahwa.
“Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasarkan itu unit bisnis
diharapkan untuk mencapai
sasaran-sasaran pemasaran, strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan
tentang biaya pemasaran dari perusahaan”.
Menurut Winardi (2001:93) menyatakan bahwa. “Strategi pemasaran yang
digunakan oleh perusahaan merupakan hasil dipadukannya berbagai elemen
pemasaran”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi
pemasaran merupakan rangkaian suatu kegiatan yang terarah untuk mencapai
sasaran dan dengan pola berpikir yang inovatif dan kreatif, untuk menghadapi
9
kecenderungan yang terjadi di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, yang
akan berpengaruh terhadap kepentingan maupun masa depan perusahaan sendiri.
Dalam memasarkan hasil produksi perusahaan harus berpegang teguh pada
prinsip pemasaran dimana pemuas kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan, untuk itu diperlukan adanya strategi pemasaran
dengan harapan dapat mengindentifikasi peluang-peluang yang menguntungkan,
untuk itu strategi pemasaran memerlukan kepuasan-kepuasan dari manajemen
perusahaan secara tepat, karena pemilihan strategi yang keliru mengakibatkan
perusahaan hanya memperoleh keuntungan jangka pendek dan mengorbankan
hasil pendapatan jangka panjang.
2.1.2 Proses Perencanaan Strategi
Menurut Kotler (2000:30) proses perencanaan strategi adalah sebagai
berikut:
1. Misi bisnis merupakan maksud keberadaan suatu organisasi dalam masyarakat. Pernyataan misi harus mencakup tujuan dan kebijaksanaan umum dari unit usaha.
2. Analisa lingkungan eksternal (analisa peluang dan ancaman) Perusahaan harus memonitor faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi usaha. Faktor-faktor tersebut antara lain: demografi, kondisi perekonomian, teknologi, politik, hukum dan persaingan.
3. Analisa lingkungan internal (analisa kekuatan dan kelemahan) Lingkungan internal merupakan faktor penentu bagi kelangsungan hidup perusahaan. Faktor-faktor tersebut, diantaranya adalah: pemasaran, sumber daya manusia, produksi dan keuangan.
4. Merumuskan sasaran setelah unit usaha mendefinisikan misinya dan menganalisa baik lingkungan eksternal maupun internal, maka unit usaha
10
tersebut dapat bergerak lebih lanjut untuk merumuskan tujuan dan sasarannya untuk periode perencanaannya.
5. Penerapan strategi sasaran menunjukkan arah tujuan yang akan dituju oleh suatu bisnis. Strategi menjabarkan cara mencapai sasaran itu. Setiap usaha bisnis harus merancang strategi untuk mencapai sasaran. Lalu strategi harus dijabarkan ke dalam program khusus yang diterapkan secara efisien dan diperbaiki jika gagal.
6. Penetapan program setelah unit usaha mengembangkan strategi-strategi pokok untuk mencapai sasarannya, program-program tersebut harus dikembangkan untuk melaksanakan suatu strategi misalnya untuk mencapai kepemimpinan teknologi, programprogram pengembangan harus dilakukan untuk memperkuat departemen penelitian dan pengembangan, pengumpulan informasi teknologi yang terbaru yang berpengaruh pada usaha untuk mengembangkan produk mutakhir, melatih organisasi penjualan dan sebagainya.
7. Implementasi merupakan penerapan dari perencanaan sasaran yang telah ditetapkan melalui analisa-analisa baik internal maupun eksternal untuk mencapai suatu tujuan.
2.1.3 Elemen-Elemen Strategi Pemasaran
Menurut Winardi (2001:87) elemen-elemen pemasaran terdiri atas empat
elemen yang saling berkaitan. Keempat elemen tersebut adalah:
1. Perencanaan produk meliputi spesifik produk yang dijual, pembentukan lini produk dan penawaran individu pada masing-masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian
2. Penetapan harga, yaitu penentuan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
3. Sistem distribusi yaitu wholesale dan retail yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya.
4. Komunikasi pemasaran (promosi) yang meliputi periklanan, personal selling dan Public relation.
Keempat elemen ini adalah elemen yang sangat penting bagi perusahaan
dalam menetapkan strategi pemasaran produknya. Setiap perusahaan yang ingin
berhasil dalam pemasaran produknya harus memperhatikan keempat elemen ini,
11
karena keempat elemen ini dapat dianalisis dan digunakan oleh pihak manajemen
perusahaan untuk memutuskan strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaannya.
2.1.4 Langkah-Langkah dan Proses Strategi Pemasaran
1. Langkah-langkah strategi pemasaran
Menurut J. Stanton (2000:323) menyatakan bahwa langkahlangkah pemasaran
adalah sebagai berikut:
a. Melakukan analisis situasi merupakan tindakan ulang terhadap program pemasaran, analisis sampai dimana program telah dilaksanakan, manajemen dapat menentukan arah program di masa yang akan datang.
b. Penentuan sasaran pemasaran merupakan langkah dimana perusahaan harus menentukan sasaran pasar yang akan dilayani.
c. Penyeleksian pasar sasaran dan mengukur permintaan pasar merupakan langkah kunci dalam pelaksanaan pemasaran, dimana manajemen harus menganalisa pasar yang ada secara terperinci dan mengidentifikasikan pasar-pasar yang potensial dan memperkirakan permintaan baik saat ini maupun di masa yang akan datang.
d. Merancang bauran pemasaran strategi, merancang bauran strategi pemasaran memungkinkan perusahaan dapat memuaskan keinginan pasar sasarannya. Yang mana rancangan dan operasi dari komponen-komponen pemasaran merupakan bagian terbesar dari upaya pemasaran perusahaan.
e. Mempersiapkan rencana pemasaran tahunan merupakan proses perencanaan pemasaran strategi yang kadang berjalan dalam sebuah perusahaan mencapai titik tertinggi pada persiapan pemasaran jangka pendek.
2. Proses Strategi pemasaran
Banyak diantara perusahaan besar dewasa ini memulai usahanya dengan
menerapkan produk atau jasa yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan
konsumen pada waktu yang tepat ke tengah pasar yang sedang tumbuh dengan
cepat. Proses strategi pemasaran dapat dimulai dengan analisa kesempatan, karena
12
analisa kesempatan ini penting sekali dilakukan sebelum perusahaan menentukan
tujuannya,
Adapun alasan yang dapat dikemukakan mengapa analisa pasar ini perlu
dilakukan terlebih dahulu, menurut Basu Swasta (2002:5) adalah sebagai berikut:
a. Suatu perusahaan dapat memulai usahanya karena adanya kesempatan yang baik. Jika dapat dikatakan bahwa perusahaan itu mempunyai suatu tujuan atau akan melakukan sesuatu karena adanya sesuatu (kesempatan).
b. Suatu perusahaan yang mengubah tujuannya bilamana kesempatan yang ada berubah.
2.2 Pengamatan Lingkungan dan Variabel-Variabel Lingkungan Internal-Eksternal
2.2.1. Pengamatan lingkungan internal
Menurut Kotler (2000:30): “Lingkungan internal merupakan faktor penentu
bagi kelangsungan hidup perusahaan. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
pemasaran, sumber daya manusia, produksi dan keuangan”.
Disini penulis akan menjelaskan salah satu dari faktor internal perusahaan yaitu
mengenai masalah pemasaran yang berkaitan dengan bauran pemasaran atau
marketing mix.
Menurut Marwan Asri (2001:30) marketing mix adalah: “Variabel-variabel
pemasaran (product, price, placement dan promotion), yang akan dikombinasikan
oleh perusahaan untuk memperoleh hasil yang maksimal”. Menurut pendapat
yang dikemukakan Bashu Swasta (2002:103) marketing mix, adalah: “Kombinasi
dari empat variable atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran
perusahaan yaitu: produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi”.
13
Dari pengamatan lingkungan internal melalui analisis marketing mix dapat
berfungsi sebagai kekuatan perusahaan untuk mendukung keputusan-keputusan
strategis. Pengamatan yang dilakukan seorang manajer dalam perusahaan terhadap
marketing mix yaitu dengan memahami sebagai berikut:
a. Produk atau product
Dari elemen-elemen marketing mix yang ada makaproduk merupakan elemen
yang paling penting, sebab dengan produk perusahaan dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen. Kalau kebutuhan tentang produk sangat baik yaitu
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, maka perusahaan tidak terlalu
dituntut untuk membuat keputusan yang terlalu baik dalam 3 P lainnya.
Sebaliknya jika produknya kurang memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen, walaupun harganya miring, distribusinya luas dan promosinya gencar
perusahaan kemungkinan besar akan mengalami kegagalan.
Menurut Radiosunu (1991:99) produk adalah: “Sesuatu yang ditawarkan ke
pasar untuk diperhatikan, dibeli atau dikonsumsikan; ke dalam pengertian produk
termasuk obyekobyek fisik, jasa, tokoh-tokoh, tempat, orang dan fikiran”.
Sedangkan menurut Stanton (2000:223) mengartikan produk yaitu: Merupakan
atribut yang nyata (tangiable) dan tidak nyata (intangiable) yang didalamnya
sudah tercakup, warna, harga, kemasan, prestise, pabrik serta pengecer yang
mungkin diterima pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginan.
b. Harga atau Price
Penetapan harga jual bagi suatu produk amatlah penting. Kesalahan pada
penetapan harga akan berakibat fatal pada segi keuangan dan akan berpengaruh
14
pada kuantitas perusahaan. Pada umumnya penetapan harga jual mempunyai
beberapa tujuan, antara lain:
a. Mencapai target pengembalian investasi yang ditargetkan
b. Untuk mengurangi persaingan
c. Memperoleh laba maksimum
d. Untuk memperoleh laba maksimum
Berdasarkan faktor-faktor di atas, dan faktor lain seperti sifat pasar, biaya,
kondisi perusahaan, kondisi persaingan, perusahaan dapat memilih salah satu
alternatif kebijaksanaan harga sebagai berikut:
a. Premium pricing, dimana perusahaan menetapkan harga cukup tinggi.
b. Average pricing, dimana perusahaan menetapkan harga produk sama dengan
harga pasar.
c. Penetration pricing, dimana perusahaan menetapkan harga produk dibawah
harga rata-rata produk lain.
Menurut Irawan, dkk (2001:110) secara sederhana definisi harga.
“Merupakan pencerminan dari suatu nilai”.
Dalam teori ekonomi antara harga, nilai dan faedah merupakan istilah-
istilah yang saling berhubungan. Nilai adalah ungkapan secara kuantitatif tentang
kemampuan barang agar dapat menarik dalam pertukaran. Sedangkan faedah
merupakan atribut barang yang dapat memuaskan kebutuhan. Karena
perekonomian Indonesia tidak mengenal sistem barter, maka untuk mengadakan
pertukaran atau untuk mengukur nilai suatu barang kita menggunakan uang.
15
Istilah yang dipakai adalah harga, jadi harga adalah nilai yang dinyatakan dalam
rupiah.
Sedangkan menurut Kotler (2002:41) pengertian harga adalah: “sejumlah uang
yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan barang yang diinginkan”.
c. Distribusi (Channel of Distribution) atau place
Setelah produk dikembangkan dan harga telah ditetapkan, maka keputusan
penting lainnya adalah menggunakan saluran distribusi, yang juga mendapat
perhatian dalam rangka keberhasilan strategi pemasaran. Salah satu tujuan dari
place adalah agar konsumen dapat dengan mudah memperoleh dan membeli
produk atau jasa perusahaan. Bentuk-bentuk saluran distribusi yang dipergunakan
memasarkan produknya berbeda-beda, tergantung pada jenis produk dan
kelompok konsumen yang menjadi sasarannya.
Pengertian distribusi menurut Kotler (2000:41) adalah: “Berbagai kegiatan
yang membuat produk dapat terjangkau oleh konsumen sasaran”. Sedangkan
menurut Irawan dkk, (2001:135) mendefinisikan saluran distribusi sebagai:
“Himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak atau membantu
dalam pengalihan hak atas barang atau jasa selama berpindah dari produsen ke
konsumen”.
d. Promotion atau promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan sangat menunjang ketiga
elemen marketing mix di atas. Istilah promosi meliputi berbagai kegiatan yang
kesemuanya termasuk dalam “marketing communication”. Ada empat bentuk
promosi yang dapat digunakan sebagai media komunikasi pemasaran yaitu:
16
1. Advertising adalah salah satu persentase non personel dari barang atau jasa
yang dibayar sponsor
2. Sales promotion adalah bentuk insentif jangka pendek yang diberikan oleh
produsen untuk mendorong pembelian atau meningkatkan penjualan dari
salah satu produk atau jasa.
3. Publicy adalah segala macam pemberitaan komersial mengenai perusahaan,
produk dan jasa melalui media massa yang tidak dibayar sponsor.
4. Personal selling, dalam hal ini penjual mengadakan komunikasi secara
langsung dengan konsumen Definisi promosi menurut Kotler (2000:41)
adalah: “Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menonjolkan
keistimewaan produknya dan membujuk konsumen sasaran agar membeli
produk tersebut”. Sedangkan menurut Irawan dkk (2001:163): “Kegiatan
promosi adalah komunikasi”.
2.2.2 Matrik Faktor Strategi Internal
Faktor strategi internal menurut J. David dan Thomas L, (2001:159) ialah
isu-isu lingkungan strategis untuk mengetahui lingkungan di dalam perusahaan,
dan sejauh mana kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki perusahaan dalam
menentukan kondisi yang akan datang untuk meraih peluang dan menghindari
ancaman yang ada. Faktor strategi internal yang mencakup faktor distribusi, faktor
produk, faktor harga, faktor perencanaan.
17
Matrik faktor strategi internal perlu disusun untuk menganalisis Strenght
dan Weakness. Matrik seperti ini dikenal dengan nama IFAS (Internal Strategic
Factor Analysis Summary).
Dalam IFAS ini berisi berbagai faktor-faktor strategi internal beserta bobot
dan rating. Untuk bobot mempunyai skala 1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0
(tidak penting), sedangkan untuk rating masing-masing faktor diberi skala mulai
dengan 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), pemberian rating berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Variabel yang bersifat positif (variabel kekuatan) diberi nilai mulai dengan
+ 1 sampai dengan + 4 (sangat baik) penilaiannya berdasarkan perbandingan
faktor yang dimiliki oleh perusahaan dengan rata-rata industri atau dengan
pesaing utamanya. Variabel yang bersifat negatif (variabel kelemahan)
penilaiannya berkebalikan dengan variabel positif, jadi jika kelemahan perusahaan
besar sekali dibandingkan dengan pesaing utamanya diberi nilai 1 sedangkan jika
kelemahan perusahaan dibawah pesaing utamanya diberi nilai 4. Untuk lebih
memperjelas identifikasi IFAS tampak pada tabel 1.
2.2.3. Matrik Faktor Strategi Eksternal
Faktor strategi eksternal menurut J. David Hunger dan Thomas L,
(2001:117), adalah isu-isu lingkungan strategis yang dianggap memiliki
probabilitas tinggi untuk mempengaruhi perusahaan, faktor strategi eksternal
terdiri atas: Faktor demografi, hukum dan politik, ekonomi, sosiokultiral.
18
2.2.4. Faktor Kompetitif dan Strategi Kompetitif
Faktor kompetitif menurut J. David, Thomas L., (2001:21) adalah isu-isu
lingkungan eksternal yang berpengaruh pada perkembangan perusahaan.
Faktor strategi kompetitif menurut M.E. Porter, (2001:21) adalah bahwa
perusahaan lebih memberikan perhatian kepada perusahaan pesaing yang ada
untuk menentukan potensial laba pokok dan intensitas karena semakin kuat
kekuatan maka akan semakin terbatas kemampuan perusahaan untuk menaikkan
harga dan mendapatkan laba yang lebih besar.
2.3 Pengertian Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan yang diambil dari huruf depan kata Strength,
Weakness, Opportunity dan Threat, yang dalam bahasa Indonesia mudahnya
diartikan sebagai Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Metode analisa
SWOT bisa dianggap sebagai metode analisa yang paling dasar, yang berguna
untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari empat sisi yang berbeda. Hasil
analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan
menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan
dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisa SWOT akan
membantu perusahaan untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat
oleh perusahaan itu sendiri.
Menurut A. Wijaya Tunggal (2001:74-75), “SWOT adalah akronim untuk
kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness) internal suatu perusahaan dan
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) lingkungan yang dihadapi
19
perusahaan”. Analisa SWOT merupakan identifikasi yang sistematis dari faktor-
faktor ini dan strategi yang menggambarkan pedoman yang terkait antara mereka.
Analisa SWOT dapat definisikan sebagai berikut:
1. Peluang (opportunities)
Suatu peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan utama adalah salah
satu dari peluang. Identifikasi dari segmen pasar yang sebelumnya terlewatkan,
perubahan-perubahan dan keadaan bersaing, peraturan-peraturan dalam
perubahan teknologi, serta hubungan pembeli dan pemasok yang dapat
diperbaiki dapat menunjukkan peluang bagi perusahaan.
2. Ancaman (threats)
Suatu ancaman adalah situasi utama yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan suatu perusahaan. Ancaman adalah suatu rintangan-rintangan
utama bagi posisi perusahaan sekarang atau yang diinginkan dari perusahaan.
Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat, daya tawar pembeli
dan pemasok utama yang meningkat, perubahan teknologi dan peraturan yang
direfisi atau peraturan baru dapat merupakan ancaman bagi perusahaan.
3. Kekuatan (strenghts)
Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan dan keunggulan lain yang relatif
terhadap pesaing dan kekuatan dari pasar suatu perusahaan untuk melayani.
4. Kelemahan (weaknesses)
20
Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya,
ketrampilan dan kemauan yang secara serius menghalangi kinerja suatu
perusahaan.
Selanjutnya Daft (2003:314) menjelaskan bahwa Analisis SWOT
merupakan analisis terhadap empat elemen yang terdiri dari
a. Kekuatan (Strenght)
Merupakan karakteristik positif internal yang dapat dieksploitasi
organisasi unruk meraih sasaran kinerja strategi.
b. Kelemahan (Weakness)
Merupakan karakteristik internal yang dapat menghalagi atau melemahkan
kinerja organisasi.
c. Peluang (Opportunity)
Merupakan karakteristik dari lingkunga eksternal yang memiliki potensi
untuk membantu organisasi meraih atau melampaui sasaran strategi nya.
d. Ancaman (Treath)
Merupakan karakteristik dari ling kungan eksternal yang dapat mencegah
organisasi meraih sasaran strategi yang telah ditetapkan.
Selanjutnya Tripomo dan Udan (2005:118) mendefinisikan analisis SWOT
adalah “Penilaian/assessment terhadap indentifikasi situasi untuk menemukan
apakah suatu kondisi dikatakan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang, atau
ancaman yang dapat di uraikan sebagai berikut:
21
a. Kekuatan (Strenght) adalah situasi internal organisasi yang berupa kompentesi
/kapabilitas/sumberdaya yang dimiliki organisasi yang dapat digunakan untuk
menangani peluang dan ancaman.
b. Kelemahan (Weakness) adalah situasi internal organisasi yang berupa
kompentesi/kapabilitas/sumberdaya yang dimiliki organisasi yang dapat
digunakan untuk menagani kesempatan dan ancaman.
c. Peluang (Opportunity) adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi
menguntungkan. Organisasi-organisasi yang berada dalam suatu industri yang
sama secara umum akan merasa diuntungkan bila dihadapkan pada kondisi
eksternal tersebut.
d. Ancaman (Thraet) adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi
menimbulkan kesulitan. Organisasi-organisasi yang berada dalam satu industri
yang sama secara umum akan merasa dirugikan /dipersulit/terancam bila di
hadapkan pada kondisi eksternal tersebut.
2.3.1 Analisis lingkungan eksternal.
Secara umum, sebuah unit bisnis harus memantau gaya lingkungan makro
yang penting (demografis-ekonomis, teknologi, politik-legal,dan sosial-budaya)
dan pelaku lingkungan mikro (pelanggan, pesaing, distributor, pemasok) yang
mempengaruhinya untuk meperoleh laba. Unit bisnis harus menyusun sistem
intelejen pasar untuk memantau arah perkembangan dan pertumbuhan penting.
Untuk setiap perkembangan atu perubahan, manajemen perlu mengidenfikasikan
lingkungan eksternal yang merupakan peluang dan ancaman yang menyertai.
22
Setelah satu tujuan utama dari pemantauan lingkungan adalah analisi peluang
pasar baru.
Kotler dan Susanto (2000:102) “Analisis SWOT merupakan :
a. Peluang Pasar adalah bidang kebutuhan atau minat potensial pembeli yang
bisa dijalankan secara menguntungkan oleh perusahaan.
b. Ancaman Lingkungan adalah tantangan yang muncul dari kecenderungan
atau perkembangan yang tidak diinginkan, yang menimbulkan pengurangan
penjualan atau laba, jika tidak ada tindakan pemsaran bertahan.
2.3.2 Analisis Lingkungan Internal
Selain mengetahui peluang yang menarik di lingkungan, perlu juga
memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk sukses dalam peluang itu. Setia unit
bisnis perlu dinilai kekuatan dan kelemahannya secara periodik, dalam meneliti
pola kekuatan dan kelemahannya, jelas bisnis tidak perlu memperbaiki setiap
kelemahannya atau bangga dengan setiap kekuatanya. Pertanyaannya adalah
apakah bisnis harus membatasi diri pada peluang dimana bisnis memiliki
kekuatan yang dibutuhkan, atau bisnis memasuki peluang yang lebih baik di mna
harus mendapatkan atu mengembangkan kekuatan tertentu.
Siagian (1998:1772) mendefinisikan analisis SWOT adala “Instrumen yang
ampuh dalam melakukan analisis stratejik, keampuhan tersebut terletak pada
kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk maksimalkan perana faktor
kekuatan dan pemanfaatan peluang sekaligus berperan sebagai alat untuk
23
meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan
dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
a. Faktor-faktor Kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan termasuk satuan bisnis
di dalamnya adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang
berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran.
Gikatakan demikian karna satuan bisnis memeiliki sumber, keterampilan,
produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebiah kuat dari pada
pesaing dalam memuaskan kebutuhan yang sudah direncanakan akan dilayani
oleh satuan usaha yang bersangkutan.
b. Faktor-faktor Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal
sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi
penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.
c. Faktor peluang adalah berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi
suatu satuan bisnis. Situasi tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
- Kecenderungan penting yang terjadi di kalangan pengguna prodak
- Identifikasi suatu segmen pasar yang belum mendapat perhatian
- Perubahan dalam kondisi persaingan
- Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang membuka berbagai
kesempatan baru dalam kegiatan tersebut.
- hubungan dengan para pembeli yang “akrap”,dan
- hubungan dengan pemasok yang “harmonis”,
d. Faktor Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan
suatu satuan bisnis. Contoh faktor ancaman adalah sebagai berikut:
24
- masuknya pesaing baru di pasar yang sudah dilayani oleh satuan bisnis.
- pertumbuhan pasar yang lamban
- meningkatnya posisi tawar pembeli produk yang dihasilkan
- menguatnya posisi tawar pemasok bahan menta atau bahan baku yang
diperlukan untuk diproses lebih lanjut menjadi produk tertentu.
- perkembangan dan perubahan teknologi yang belum dikuasai
- perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang sifatnya destriktif.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa Analisis SWOT adalah metode untuk mengevaluasi keseluruhan dari
lingkungan eksternal dalam menentukan strategi bisnisnya untuk mencapai tujuan
yang diharapkan .