bab ii

26
BAB II PEMBAHASAN 2.1.Genesa Batubara Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan.Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C 137 H 97 O 9 NS untuk bituminus dan C 240 H 90 O 4 NS untuk antrasit. Batubara terbentuk dengan cara yang sangat kompleks dan memerlukan waktu yang lama (ratusan juta tahun) di bawah pengaruh fisika, kimia ataupun nkeadaan geologi. Untuk memahami bagaimana batubara terbentuk dari tumbuh-tumbuhan perlu diketahui dimana batubara terbentuk dan faktor-faktor yang akan mempengaruhinya, serta bentuk lapisan batubara. Karena berasal dari material organik yaitu selulosa,batubara tergolong mineral organik. Reaksi pembentukan batubara adalah sebagaiberikut: 4

Upload: dela-regina-pratiwi

Post on 12-Jul-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

batubara

TRANSCRIPT

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Genesa Batubara

Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya

adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik,

utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses

pembatubaraan.Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan

oksigen.Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika

dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.Analisis

unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk

bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.

Batubara terbentuk dengan cara yang sangat kompleks dan

memerlukan waktu yang lama (ratusan juta tahun) di bawah pengaruh fisika,

kimia ataupun nkeadaan geologi. Untuk memahami bagaimana batubara

terbentuk dari tumbuh-tumbuhan perlu diketahui dimana batubara terbentuk

dan faktor-faktor yang akan mempengaruhinya, serta bentuk lapisan batubara.

Karena berasal dari material organik yaitu selulosa,batubara tergolong

mineral organik. Reaksi pembentukan batubara adalah sebagaiberikut:

5¿¿) —>C20 H 22O4+ 3CH 4 + 8H 2O + 6C H2+ CO

5¿¿) adalah zat pembentuk batubara, dapat berjenis lignit, sub-bituminus,

bituminus, atau antrasit, tergantung dari tingkat pembatubaraan yang dialami.

Konsentrasi unsur C akan semakin tinggi seiring dengan tingkat

pembatubaraan yang semakin berlanjut.Sedangkan gas-gas yang terbentuk

yaitu metan, karbon dioksida serta karbonmonoksida, dan gas-gas lain yang

menyertainya akan masuk dan terperangkap dicelah-celah batuan yang ada di

sekitar lapisan batubara.

4

5

Gambar 1. Contoh Batubara

2.1.1. Tempat Terbentuknya Batubara

Untuk menjelaskan tempat terbentuknya batubara dikenal 2

macam teori, yaitu :

a. Teori Insitu

Teori ini mengatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara,

terbentuknya ditempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan

demikian maka setelah tumbuhan tersebut mati, belum mengalami proses

transportasi segera tertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami proses

Coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai

penyebaran luas dan merata, kualitasnya lebih baik karena kadar abunya relatif

kecil. Batubara yang terbentuk seperti ini di Indonesia didapatkan di lapangan

batubara Muara Enim (Sumatera Selatan).

b. Teori Drift

Teori ini menyebutkan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara

terjadinya ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan semula hidup dan

berkembang. Dengan demikian tumbuhan yang telah mati diangkut oleh media

air dan berakumulasi disuatu tempat, tertutup oleh batuan sedimen dan

mengalami proses coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini

mempunyai penyebaran tidak luas, tetapi dijumpai di beberapa tempat, kualitas

kurang baik karena banyak mengandung material pengotor yang terangkut

bersama selama proses pengangkutan dari tempat asal tanaman ke tempat

6

sedimentasi. Batubara yang terbentuk seperti ini di Indonesia didapatkan

dilapangan batubara delta Mahakam Purba, Kalimantan Timur.

2.1.2.Komponen-Komponen dalam Batubara

Komponen-komponen yang terdapat dalam batubara, yaitu :

A.Air

Air dalam batubara dibagi menjadi dua bagian yaitu air bebas (free

moisture),air yang terikat secara mekanik dengan   batubara dan mempunyai

tekanan uap normaldimana kadarnya dipengaruhi oleh pengeringan dan

pembasahan selamapenambangan, transportasi, penyimpanan, dan lain-lain.

Air lembab (moisture in airdried) yaitu air yang terikat secara fisika dalam

batubara dan mempunyai tekananuap di bawah normal.

B. Karbon, Hidrogen, dan Oksigen

Karbon, hidrogen, dan oksigen merupakan unsur pertama pembentuk

batubara. Dari ketiga unsur ini dapat memberikan gambaran mengenai umur,

jenis, dan sifat-sifat batubara.

C. Nitrogen

Kandungan nitrogen dalam batubara umumnya tidak lebih dari 2%.

Nitrogen dalam batubara terdapat sebagai senyawa organik yang terikat pada

ikatan karbon.

D. Sulfur

Sulfur dalam batubara terdiri dari sulfur besi dan sering disebut

pirit sulfur,sulfur sulfat dalam bentuk kalsium sulfat dan besi sulfat, serta

sulfur organik.

E. Abu

7

Abu yang terbentuk pada pembakaran batubara berasal dari mineral-

mineralyang terikat kuat pada batubara seperti silika, titan, dan oksida alkali.

Mineral mineral ini tidak menyublim pada pembakaran di bawah 925ºC. Abu

yang terbentukini diharapkan akan keluar sebagai sisa pembakaran batubara

tersebut.

F. Kalor

Pada umumnya logam-logam alkali seperti natrium, kalium, dan litium

terikat sebagai garam klorida, sedangkan kadarnya antara 0,3-0,4%.

2.1.3. Jenis Batubara

Batubara merupakan suatu campuran padatan yang heterogen dan

terdapat dialam dalam tingkat (grade) yang berbeda mulai dari lignite, sub-

bituminous, bituminous, dan anthrasite.

a. Sifat batubara jenis antrasit

Berwarna hitam sangat mengkilat, kompak, nilai kalor sangat tinggi,

kandungankarbon sangat tinggi, dan kandungan sulfur sangat tinggi.

b. Sifat batubara jenis semi antrasit

Berwarna hitam mengkilat, kompak, nilai kalor tinggi, kandungan karbon

tinggi, dan kandungan sulfur tinggi.

c. Sifat batubara jenis bituminus

Berwarna hitam mengkilat, kurang kompak, nilai kalor tinggi, kandungan

karbon relatif tinggi, kandungan air sedikit, kandungan abu sedikit, dan

kandungan sulfur sedikit.

d. Sifat batubara jenis lignit

8

Berwarna hitam, sangat rapuh, nilai kalor rendah, kandungan karbon

sedikit,kandungan air tinggi, kandungan abu tinggi, dan kandungan sulfur

juga tinggi

Tabel 1. Jenis Batubara

2.2

Briket Batubara

2.2.1 Pengertian Briket Batubara

Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran

tertentu, yang tersusun dari butiran batubara halus yang telah mengalami

proses pemampatan dengan daya tekan tertentu dengan sedikit campuran

seperti tanah liat dan tapioka, agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani

dan menghasilkan nilai tambah dalam pemanfaatannya.

Briket Batubara mampu menggantikan sebagian dari kegunaan minyak

tanah sepeti untuk pengolahan makanan, pengeringan, pembakaran dan

pemanasan. Bahan baku utama Briket Batubara adalah batubara yang

sumbernya berlimpah di Indonesia dan mempunyai cadangan untuk selama

lebih kurang 150 tahun. Produsen terbesar Briket Batubara di Indonesia saat

ini adalah PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero).

Sifat briket yang baik adalah sebagai berikut.

1. Tidak berasap dan tidak berbau pada saat pembakaran.

2. Mempunyai kekuatan tertentu sehingga tidak mudah pecah waktu

diangkat dan dipindah-pindah.

Penggunaan Nyala (menit) Nilai kalori (kal/gr)

1 Antrasit 5-10 7.222-7.778

2 Semi antrasit 9-10 5.100-7.237

3 Bituminous 10-15 4.444-6.111

4 Sub-bituminus 10-20 4.444-8.333

5 Lignit 15-20 3.056-4.611

9

3. Mempunyai suhu pembakaran yang tetap (± 3500C) dalam jangka

waktu yang cukup panjang (8-10 jam).

4. Setelah pembakaran masih mempunyai kekuatan tertentu sehingga

mudah untuk dikeluarkan dari dalam tungku masak.

5. Gas hasil pembakaran tidak mengandung gas karbon monoksida yang tinggi

2.2.2 Jenis – Jenis Briket Batubara

Beberapa jenis briket batubara yang umum digunakan adalah sebagai

berikut.

1. Jenis Berkarbonisasi (super)

Jenis ini mengalami terlebih dahulu proses dikarbonisasi sebelum menjadi

Briket. Dengan proses karbonisasi zat-zat terbang yang terkandung dalam

Briket Batubara tersebut diturunkan serendah mungkin sehingga produk

akhirnya tidak berbau dan berasap, namun biaya produksi menjadi

meningkat karena pada Batubara tersebut terjadi rendemen sebesar 50%.

Briket ini cocok untuk digunakan untuk keperluan rumah tangga serta

lebih aman dalam penggunaannya.

2. Jenis Non Karbonisasi (biasa)

Jenis yang ini tidak mengalami dikarbonisasi sebelum diproses

menjadi Briket dan harganya pun lebih murah. Karena zat terbangnya

masih terkandung dalam Briket Batubara maka pada penggunaannya lebih

baik menggunakan tungku (bukan kompor) sehingga akan menghasilkan

pembakaran yang sempurna dimana seluruh zat terbang yang muncul dari

Briket akan habis terbakar oleh lidah api dipermukaan tungku. Campuran

jenis ini berupa batubara mentah dan zat perekat (biasanya lempung).

Sangat sederhana dan biasanya berkualitas rendah. Briket ini umumnya

digunakan untuk industri kecil.

3. Jenis briket bio-batu bara

Atau dikenal dengan bio-briket, selain kapur dan zat perekat, ke dalam

campuran ditambahkan bio-masa sebagai substansi untuk mengurangi

10

emisi dan mempercepat pembakaran. Bio-masa yang biasanya digunakan

berasal dari ampas industri agro (seperti bagas tebu, ampas kelapa sawit,

sekam padi, dan lain-lain) atau serbuk gergaji.

2.2.3 Bentuk Briket Batubara

Bentuk dan ukuran briket batubara hasil cetakan (kemasan) dibuat sesuai

untuk keperluan sektor pengguna. Saat ini telah dikembangkan dua bentuk

briket batu bara, yaitu tipe bantal (telor) yang padat dan kompak dan tipe

yontan (berongga). Kedua bentuk dibuat untuk memudahkan pemakaian dan

memperoleh efisiensi pembakaran.

Gambar 2. Bentuk Batubara

Dikenal 2 bentuk briket yaitu :

1. Type yontan (silinder) untuk keperluan rumah tangga

Type ini lebih dikenal dan popular, disebut dengan yontan, suatu

nama local berbentuk silinder dengan garis tengah 150 mm, tinggi 142

mm, berat 3,5 kg dan mempunyai lubang-lubang sebanyak 22 lubang.

Tipe yontan juga dirancang untuk industri dan memerlukan “kompor”

atau tungku yang khusus.

2. Type egg (telor/bantal) untuk keperluan industri dan rumah

tangga

Tipe bantal berukuran kecil cocok digunakan untuk rumah tangga

(memasak), dan yang berukuran lebih besar baik untuk industri. Type

ini juga dipergunakan untuk bahan bakar industri kecil seperti untuk

pembakaran kapur, bata, genteng, gerabah, pandai besi dan

11

sebagainya, tetapi juga untuk keperluan rumah tangga. Jenis ini

mempunyai lebar 32-39 mm panjang 46-58 mm dan tebal 20-24 mm.

2.3 Pembuatan Briket Batubara

Tujuan utama pembriketan batu bara adalah untuk membuat bahan bakar

padat serbaguna dari batu bara dengan kemasan dan komposisi yang lebih baik

agar mudah dan nyaman digunakan jika dibandingkan dengan menggunakan batu

bara secara langsung. Untuk memperoleh briket batu bara yang baik diperlukan

batu bara yang “baik”, terutama yang memiliki kandungan sulfur dan abu rendah.

Bahan imbuhan juga harus dipilih dari kualitas yang baik agar dapat berfungsi

optimal sebagai perekat, mempercepat nyala, serta menyerap emisi dan zat-zat

berbahaya lainnya. Batubara dan bahan imbuhan (pencampur) ini dihaluskan

secara sendiri-sendiri sampai ukuran tertentu, dicampurkan dengan memakai

pencampur (mixer) mekanis, untuk kemudian “dicetak” (dibriket) ke dalam

bentuk kemasan.

2.3.1 Bahan Baku Pembuatan Briket Batubara dan Fungsinya

A. Batubara, sebagai bahan utama pembuatan briket batubara.

Tabel 2. Spesifikasi Batubara Sebagai Bahan Baku Briket Batubara

Semakin tinggi nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin tinggi

Semakin tinggi nilai kalorinya, pembakaran akan semakin lama karena

unsur zat yang mudah terbakar (volatile matter) yang dikandungnya akan

semakin sedikit

Semakin banyak komposisi batubaranya, pembakaran yang dihasilkan

akan semakin panas dan semakin lama

12

Semakin tinggi nilai kalorinya semakin sulit menyala, karena kadar

volatile matternya akan semakin sedikit

Semakin rendah nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin

berkurang dan lama pembakaran akan semakin cepat. Batubara dengan

nilai kalori rendah juga mengandung banyak air sehingga menyulitkan

dalam penyalaan, berasap dan panas yang berkurang. Solusinya dengan

cara pengeringan (mengurangi kadar air) dan dengan cara karbonisasi

(menaikkan kadar kalori batubara).

B. Biomassa (serbuk kayu keras), sebagai bahan untuk mempercepat dan

memudahkan proses pembakaran

Semakin banyak komposisi biomassa maka briket akan semakin mudah

terbakar dan pencapaian suhu maksimalnya akan semakin cepat

Kelemahannya semakin banyak komposisi biomassanya, lama pembakaran

menjadi semakin berkurang

Biomassa dapat diubah / diolah menjadi bio arang, yang merupakan bahan

bakar dengan tingkat nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan

dalam kehidupan sehari-hari

Semakin besar komposisi biomassa, maka kandungan emisi polutan CO

dan polusi HC akan semakin berkurang

C. Tanah liat, sebagai bahan pengeras sekaligus perekat

Jenis tanah liat yang dipilih, harus mengandung unsur Kaulinik yaitu unsur

yang mempengaruhi kerekatan, kekerasan dan kekeringan

Semakin banyak komposisinya, briket yang dihasilkan akan semakin keras

Semakin banyak komposisinya, gas CO yang dihasilkan akan semakin

sedikit

Dari hasil uji coba untuk ketahanan dan lama pembakaran, komposisi yang

terbaik untuk tanah liat adalah 10%.

D. Tepung tapioka, sebagai bahan perekat utama

13

Pemilihan tepung tapioka yang baik juga diperlukan untuk mendapatkan

daya rekat yang kuat dan tidak mudah hancur

Pembuatan "adonan perekat" dari tepung tapioka dengan air juga harus

diperhatikan sehingga benar-benar matang dan kental. Setelah adonan jadi

sebaiknya didinginkan terlebih dahulu sehingga adonan tersebut benar-

benar kental dan rekat

E. Kapur (lime), sebagai bahan imbuhan yang digunakan untuk mengikat racun

dan mengurangi bau belerang

Dari hasil uji coba, komposisi yang terbaik untuk kapur adalah 1%

Komposisi kapur juga perlu diperhatikan, karena apabila terlalu banyak

akan membuat panas pembakaran briket menjadi berkurang

2.3.2 Proses Pembuatan Briket Batubara Non Karbonisasi (Tipe Biasa)

Gambar 3. Bagan Pembuatan Briket Batubara Non Karbonasi

14

2.3.3 Proses Pembuatan Briket Batubara Karbonisasi (Tipe Super)

Gambar 4. Bagan Pembuatan Briket Batubara Karbonasi

2.3.4 Proses Pembuatan Briket Bio-Batubara

Pada awal proses produksi, digunakan bahan baku batu bara (76%),

bagas (19%) dan kapur (5%). Dalam perkembangannya untuk meningkatkan

sifat fisik produk, ditambahkan molases sebagai bahan pengikat (8%) dan

pengurangan bagas menjadi 10%, sehingga komposisi briket bio batu bara

menjadi : batu bara (85%), bagas (10%) dan kapur (5%). Molases

ditambahkan 8% dari total campuran tersebut. Pembuatan briket tersebut

dilakukan pada mesin briket 2 roller dengan kuat tekan 2 – 3 ton/cm2. Briket

yang pecah dialirkan kembali secara otomatis untuk dipres kembali.

15

Gambar 5. Bagan alir pembuatan briket bio batu bara

Produk briket yang dihasilkan direncanakan untuk dapat dipakai di

rumah tangga maupun industri kecil dan menengah, menggantikan kebutuhan

energi panas dari BBM dan kayu bakar. Energi panas yang dihasilkan pada

pembakaran briket dapat dipakai di antaranya untuk memasak, pengeringan

hasil pertanian/peternakan (teh, bawang, tembakau, padi, ikan,dan lain-lain)

pembakaran bata/ genteng/ keramik/ gerabah, dan industri lain yang

membutuhkan panas. Briket ini dimungkinkan juga untuk digunakan dalam

pemenuhan energi panas di boiler uap, industri makanan, dan sebagainya

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan briket batubara ini yaitu :

- Mesin Briket Batubara kapasitas 10 ton/hari

Produksi Briket

Gambar 6. Mesin Briket Batubara 10 Ton/HariMesin Briket Batubara kapasitas produksi 200 kg/hari

16

Mesin Penggerus Mesin Pencampur

Mesin Pencetak

Gambar 7. Mesin Briket Batubara 10 Ton/Hari

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Briket Batubara

2.4.1 Keunggulan Briket Batubara

Keunggulan Briket Batubara antara lain :

Lebih murah

Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untk pembakaran

yang lama

Tidak beresiko meledak/terbakar

Tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga

Sumber Batubara berlimpah

17

Tidak berasap dan berbau sehingga rasa dan aroma makanan tidak

berubah

Nyala bara lebih bersih sehingga perabotan dan dapur tetap bersih

Abu sisa pembakaran dapat dimanfaatkan untuk abu gosok dan

campuran bahan bangunan, pupuk tanaman.

Tidak beracun (tidak berbahaya bagi manusia & binatang peliharaan)

2.4.2 Kekurangan Briket Batubara

Kekurangan Briket batubara antara lain :

Briket memiliki keterbatasan yaitu waktu penyalaan awal memakan

waktu 5 – 10 menit dan diperlukan sedikit penyiraman minyak tanah

sebagai penyalaan awal,

Briket Batubara hanya efisien jika digunakan untuk jangka waktu di

atas 2 jam.

2.5 Cara Penggunaan Briket Batubara dan Aplikasinya dalam Industri dan

Rumah Tangga

Untuk pembakaran awal dapat dilakukan dengan bahan penyulut yang sudah

terbakar seperti tatalan kayu atau merendam beberapa buah briket di dalam

minyak tanah.

1. Briket Tipe Telur

Pemakaian briket tipe telur hampir sama dengan arang kayu, tetapi setelah

menyala, suhunya lebih tinggi dan pembakarannya lebih lama, sehingga lebih

hemat. Susun satu lapisan briket di atas saringan, pada lapisan tersebut bakar

bahan penyulut secukupnya.

Setelah membara, tambahkan lagi briket, disesuaikan dengan lamanya

waktu memasak yang dibutuhkan, lakukan pengisapan secara terus-menerus

sampai bara briket yang dihasilkan dirasa suhunya cukup untuk.

dipergunakan. Anglo harus diletakkan di temapat yang agak tinggi dan

pintu/jendela udara yang terletak di bawah anglo harus terbuka lebar, agar

sirkulasi udara berjalan lancar.

18

2. Briket Tipe Sarang Lebah

Ambil briket sarang tawon dengan penjepit atau jari kelingking yang

dimasukkan pada salah satu lubang briket, letakan pada ruangan pembakaran

dengan posisi penyulut menghadap ke atas. Nyalakan dengan korek api bagian

penyulut tersebut.

Secara spontan nyala akan merambah ke seluruh bagian penyulut dan

selanjutnya secara perlahan. Nyala akan merambat ke bagian inti briketnya

dari atas ke bawah. Anglo dapat digunakan untuk memasak setelah bahan

penyulut terbakar sempurna dan sebagian besar inti briketnya terbakar. Untuk

briket tipe telur anglo perlu dikipasi, setelah kurang lebih 10 menit, anglo

dapat digunakan untuk memasak.

Untuk mengatur panas/nyala, gunakan jendela/pintu udara : dibuka lebar untuk

pemanasan yang maksimum dan disempitkan untuk pemanasan minimum.

Untuk penghematan, gunakan briket sesuai kebutuhan. Pemadaman nyala dapat

dilakukan dengan menutup rapat/jendela dan bagian atas anglo (dengan

penutupan) atau mengambil satu persatu briket (khususnya yang tipe telur) yang

menyala dengan penjepit kemudian dibenamkan ke dalam pasir atau abu briket

batubara.

2.5.1 Pengembangan Produksi Briket Batubara Dan Kompor/Tungku

Sampai saat ini pihak BPP Teknologi melalui Balai Besar Teknologi

Energi (B2TE) telah lama mengembangkan dan mendesain mesin untuk

memproduksi Briket Batubara skala kecil/menengah dengan kapsitas produksi

sebesar 2 s/d 8 ton/hari. Dengan demikian industri briket sakala

kecil/menengah ini diharapkan bisa tersebar di sentra-sentra pengguna Briket

Batubara sehingga mudah dalam penyediaan briket secara kontinyu.

Disamping itu pula BPP Teknologi telah mengembangkan jenis-jenis

Kompor/Tungku Briket untuk keperluan rumah tangga, rumah makan serta

industri kecil/menengah.

19

2.5.2 Kompor/Tungku Briket Batubara

Penggunaan Briket Batubara harus dibarengi serta disiapkan Kompor

atau Tungku, jenis dan ukuran Kompor harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Pada prinsipnya Kompor/Tungku terdidri atas 2 jenis :

1. Tungku/Kompor portabel, jenis ini pada umumnya memuat briket

antara 1 s/d 8 kg serta dapat dipindah-pindahkan. Jenis ini digunakan

untuk keperluan rumah tangga atau rumah makan.

2. Tungku/Kompor Permanen, memuat lebih dari 8 kg briket dibuat

secara permanen. Jenis ini dipergunakan untuk industri

kecil/menengah.

Persyaratan Kompor/tungku harus memiliki :

Ada ruang bakar untuk briket

Adanya aliran udara (oksigen) dari lubang bawah menuju lubang

atas dengan melewati ruang bakar briket yang terdiri dari aliran

udara primer dan sekunder

Ada ruang untuk menampung abu briket yang terletak di bawah

ruang bakar briket

2.5.2.1 Kompor/Tungku Briket

Kompor

Rumah

Tangga(Portab

el)

Kompor

Industri Kecil/

Menengah

(Portabel)

Kompor Industri

Kecil/Menengah

(Permanen)

Gambar 8. jenis – jenis kompor/ tungku Briket

2.5.2.2 Kompor untuk jenis industri kecil/menengah seperti :

20

1. Industri Tahu-Tempe

2. Industri Pencelupan Batik

3. Industri Batubata/Genteng/Kramik

4. Industri Pemindangan Ikan

5. Industri Pengeringan Tembakau

6. Industri Jamu

7. Pengeringan Kayu/Meubel

8. Peternakan Ayam

9. Restoran

10. Warung Tegal

11. Kafe Malam/Tenda

12. Dapur Umum di Pondok Pesantren, dan lain – lain.

2.5.3 Harga Briket Batubara

Briket Batubara Non Karbonisasi (Tipe Biasa) : Rp. 1.600/kg

Briket Batubara Karbonisasi (Super) Rp. 2500/kg

Tabel 3. Perbandingan Pemakaian Minyak Tanah dengan Briket

No Penggunaan Minyak Tanah Briket Penghematan

1 Rumah Tangga 3

Ltr/hari

Rp 9000/hari Rp.5400/hari Rp 3600

2 WarungMakan 10

Ltr/hari

Rp.30.000 Rp.18.000 Rp.3600

3 Industri Kecil  25

Ltr/hari

Rp.75.000 Rp.45.000 Rp.3.600

4 Industry Menengah Rp.2.000.000 Rp.1.502.450 Rp.3.600

21

1000 Ltr/hari

2.5.4 Kisaran Harga Kompor

Untuk Rumah Tangga Rp. 135.000,- /bh

Untuk Restoran Rp. 200.000,- /bh

Untuk Industri Kecil/Menengah Rp. 350.000,-/bh