bab ii
DESCRIPTION
Proses Pemurnian dan Peleburan PPBTTRANSCRIPT
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam termasuk
sumber daya mineral logam, batubara, minyak dan gas bumi serta bahan galian industri.
Kesadaran akan banyaknya kekayaan sumber daya alam ini mendorong bangsa Indonesia
untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam tersebut secara efisien. Perusahaan yang
bergerak dibidang pertambangan merupakan salah satu perusahaan yang memanfaatkan
sumber daya alam tersebut.
Dalam pemanfaatannya, tentu saja menggunakan berbagai metode dan teknologi
sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal dengan keuntungan yang besar, biaya produksi
yang seminim mungkin serta ramah lingkungan. Untuk dapat mencapai hasil tersebut
dibutuhkan sumber daya manusia sebagai elemen yang dinamis dan berwawasan lingkungan.
2.1. Unit Metalurgi PT. Timah (Persero) Tbk
Unit Metalurgi PT. Timah (Persero) Tbk terletak di kota Muntok, Kab. Bangka Barat,
Prov. Kep. Bangka Belitung. Merupakan satau-satunya tempat peleburan bijih timah yang
dimiliki oleh PT.Timah (Persero) Tbk. Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari
batuan atau mineral timah (Kasiterit SnO2). Proses produksi logam timah dari bijinya
melibatkan serangkaian proses yang terbilang rumit yakni pengolahan mineral (peningkatan
kadar timah/proses fisik dan disebut juga upgrading), persiapan material yang akan dilebur,
proses peleburan, proses refining dan proses pencetakan logam timah.
2..1.1. Proses Pengolahan Mineral Timah
Proses ini bertujuan sesuai dengan namanya yaitu meningkatkan kadar
kandungan timah dimana Bijih timah diambil dari dalam laut atau lepas pantai (off
shore) dengan penambangan atau pengerukan setelah itu dilakukan pembilasan
dengan air atau washing dan kemudian diisap dengan pompa. Bijih timah hasil dari
pengerukan biasanya mengandung kadar 20-30 % timah. Setelah dilakukan proses
pemurnian mineral maka kadar kandungan timah menjadi lebih dari 70%, sedangkan
bijih timah hasil penambangan darat (on shore) biasanya mengandung kadar timah
yang sudah cukup tinggi 60% dan terkadang langsung ada yang 70%.
Adapun proses pengolahan dan pemurnian bijih timah dilakukan di Pusat
Pengolahan Bijih Timah (PPBT) yang berada di komplek Unit Metalurgi Muntok.
Adapun proses pengolahan dan pemurnian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pencucian
Proses pencucian ini ini menggunakan alat yang disebut jig harz yang
memanfaatkan gravitasi bumi. Bijih timah yang mempunyai berat jenis lebih berat
akan mengalir ke bawah yang berarti kadar timah yang diinginkan sudah tinggi
sedangkan sisanya, yang berkadar rendah yang juga berarti mengandung pengotor
atau gangue lainya seperti quarsa, zircon, rutile, siderit dan sebagainya akan
ditampung dan dialirkan ke dalam trapezium Jig Yuba. Di jig digunakan batu
hematite yang berfungsi sebagai penutup lubang-lubang agar pasir tidak ikut jatuh
kebawah ketika air disemprotkan ke atas. Disini pula akan didapatkan 4 kompertemen
yaitu kompertemen A,B,C,D. Kompertemen A,B akan dapat langsung dikeringkan di
rotary dryer karena telah memiliki kadar 70%.
2. Pengolahan Tailing (Kompertemen C dan D)
Pasir yang tidak turun ketika proses pada jig harz tentunya masih memiliki
mineral timah tetapi memiliki kadar yang sangat kecil dan tentunya masih memiliki
nilai yang ekonomis oleh karena itu tailing-tailing dikumpulkan kembali dan
kemudian diuji sampelnya. Tailing tersebut juga akan kembali dimasukkan ke jig harz
untuk menaikkan kadarnya.
3. Proses Pengeringan
Apabila telah didapatkan kadar 70% maka selanjutnya dilakukan proses
pengeringan karena proses pencucian tentunya dibantu oleh air. Proses pengeringan
menggunakan alat Rotary Dryer dengan suhu 200°C. Fungsi Pengeringan adalah
untuk mendapatkan bijih timah kering yang akan di lebur.
4. Pemisahan Mineral Ikutan
Mineral timah memiliki mineral ikutan yang sangat berharga bahkan mineral
ikutannya memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dari mineral timah sendiri oleh
sebab itu perlu dilakukan pemisahan agar didapatkan mineral-mineral berharga
lainnya seperti Zircon, Ilmenit, Monazit, dll. adapun proses pemisahan dilakukan
dengan berbagai cara seperti pemisahan menggunakan:
a) HTS (High Tension Separator) yang memisahkan mineral timah
dengan mineral ikutan berdasarkan sifat konduktivitasnya.
b) MS (Magnetic Separator) yang memisahkan mineral timah dengan
mineral ikutan berdasarkan sifat kemagnetannya.
c) Air Table yang memisahkan mineral timah dengan mineral ikutan
berdasarkan sifat berat jenis.
2.1.2. Proses Peleburan dan Pemurnian Mineral Timah
Setelah didapatkan kadar 70% dan telah di pisahkan mineral ikutannya maka
selanjutnya dilakukan proses peleburan. Tetapi sebelum melakukan peleburan timah
akan dicampur dengan berbagai material seperti antrasite, batu gamping dan lain-lain
setelah itu masuk ke proses peleburan.
Adapun proses peleburan adalah sebagai berikut :
1. Proses Peleburan
a. Peleburan tahap I yang menghasilkan timah kasar dan slag/terak.
b. Peleburan tahap II yakni peleburan slag sehingga menghasilkan hardhead dan slag
II.
Proses peleburan diproses didalam tanur, PT.Timah sendiri memiliki sepuluh
tanur tetapi yang beroperasi hanya tiga tanur. Tahap awal peleburan baik peleburan I
dan II adalah proses charging yakni bahan baku –bijih timah atau slag I dimasukkan
kedalam tanur melalui hopper furnace. Dalam tanur terjadi proses reduksi dengan
suhu 1100 – 15000C.unsure – unsure pengotor akan teroksidasi menjadi senyawa
oksida seperti As2O3 yang larut dalam timah cair. Sedangkan SnO tidak larut semua
menjadi logam timah murni namun adapula yang ikut ke dalam slag dan juga dalam
bentuk debu bersamaan dengan gas – gas lainnya. Setelah peleburan selesai maka
hasilnya dimasukkan ke foreheart untuk melakukan proses tapping. Sn yang berhasil
dipisahkan selanjutnya dimasukkan kedalam float untuk dilakukan pendinginan
/penurunan temperatur hingga 4000C sebelum dipindahkan ke dalam ketel.
Sedangkan hardhead dimasukkan ke dalm flame oven untuk diambil Sn dan timah
besinya.
2. Proses Pemurnian
Setelah proses peleburan maka selanjutnya adalah proses pemurnian yang
berdasarkan 3 proses yaitu:
a. Pyrorefining
yaitu proses pemurnian dengan menggunakan panas diatas titik lebur
sehingga material yang akan direfining cair, ditambahkan mineral lain
yang dapat mengikat pengotor atau impurities sehingga logam
berharga dalam hal ini timah akan terbebas dari impurities atau hanya
memiliki impurities yang amat sedikit, karena afinitas material yang
ditambahkan terhadap pengotor lebih besar dibanding Sn. Contoh
material lain yang ditambahkan untuk mengikat pengotor: serbuk
gergaji untuk mengurangi kadar Fe, Aluminium untuk untuk
mengurangi kadar As sehingga terbentuk AsAl, dan penambahan
sulfur untuk mengurangi kadar Cu dan Ni sehingga terbentuk CuS dan
NiS. Hasil proses refining ini menghasilkan logam timah dengan kadar
hingga 99,92%.
b. Eutectic Refining
Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan crystallizer dengan
bantuan agar parameter proses tetap konstan sehingga dapat diperoleh
kualitas produk yang stabil. Proses pemurnian ini bertujuan
mengurangi kadar Pb yang terdapat pada timah sebagai pengotor.
Adapun prinsipnya adalah berhubungan dengan temperatur eutectic
Pb- Sn, pada saat eutectic temperature Pb pada solid solution berkisar
2,6% dan akan menurun bersamaan dengan kenaikan temperatur,
dimana Sn akan meningkat kadarnya. Prinsip utamnya adalah dengan
mempertahankan temperatur yang mendekati titik solidifikasi timah.
c. Electrolitic Refining
Yaitu proses pemurnian logam timah sehingga dihasilkan kadar yang
lebih tinggi lagi dari pyrorefining yakni 99,99% (produk PT. Timah:
Four Nine). Proses ini melakukan prinsip elektrolisis atau dikenal
elektrorefining. Proses elektrorefining menggunakan larutan elektrolit
ytang menyediakan logam dengan kadar kemurnian yang sangat tinggi
dengan dua komponen utama yaitu dua buah elektroda anoda dan
katoda yang tercelup ke dalam bak elektrolisis.Proses elektrorefining
yang dilakukan PT.Timah menggunakan bangka four nine (timah
berkadar 99,99%.
3. Pencetakan
Proses pencetakan timah dilakukan didalam kettle. Tiap batangan timah yang telah
tercetak memiliki berat 25 kg yang kemudian batangan timah akan disalurkan ke
produsen didalam dan diluar negri. Adapun produk dari PT. Timah sendiri adalah
Banka Tin yang berkadar 99,99%,