bab ii

5
BAB II PEMBAHASAN Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam termasuk sumber daya mineral logam, batubara, minyak dan gas bumi serta bahan galian industri. Kesadaran akan banyaknya kekayaan sumber daya alam ini mendorong bangsa Indonesia untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam tersebut secara efisien. Perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan merupakan salah satu perusahaan yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut. Dalam pemanfaatannya, tentu saja menggunakan berbagai metode dan teknologi sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal dengan keuntungan yang besar, biaya produksi yang seminim mungkin serta ramah lingkungan. Untuk dapat mencapai hasil tersebut dibutuhkan sumber daya manusia sebagai elemen yang dinamis dan berwawasan lingkungan. 2.1. Unit Metalurgi PT. Timah (Persero) Tbk Unit Metalurgi PT. Timah (Persero) Tbk terletak di kota Muntok, Kab. Bangka Barat, Prov. Kep. Bangka Belitung. Merupakan satau-satunya tempat peleburan bijih timah yang dimiliki oleh PT.Timah (Persero) Tbk. Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari batuan atau mineral timah (Kasiterit SnO 2 ). Proses produksi logam timah dari bijinya melibatkan serangkaian proses yang terbilang rumit yakni pengolahan mineral (peningkatan kadar timah/proses fisik dan disebut juga upgrading), persiapan material yang akan dilebur, proses peleburan, proses refining dan proses pencetakan logam timah. 2..1.1. Proses Pengolahan Mineral Timah Proses ini bertujuan sesuai dengan namanya yaitu meningkatkan kadar kandungan timah dimana Bijih timah diambil dari dalam laut atau lepas pantai (off shore) dengan penambangan atau pengerukan setelah itu dilakukan pembilasan dengan air atau washing dan kemudian diisap dengan pompa. Bijih timah hasil dari pengerukan biasanya mengandung kadar 20-30 % timah. Setelah dilakukan proses pemurnian mineral maka kadar kandungan timah menjadi lebih dari 70%, sedangkan bijih timah hasil penambangan darat (on shore) biasanya mengandung kadar timah yang sudah cukup tinggi 60% dan terkadang langsung ada yang 70%.

Upload: ir-one-godere

Post on 19-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Proses Pemurnian dan Peleburan PPBT

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB II

PEMBAHASAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam termasuk

sumber daya mineral logam, batubara, minyak dan gas bumi serta bahan galian industri.

Kesadaran akan banyaknya kekayaan sumber daya alam ini mendorong bangsa Indonesia

untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam tersebut secara efisien. Perusahaan yang

bergerak dibidang pertambangan merupakan salah satu perusahaan yang memanfaatkan

sumber daya alam tersebut.

Dalam pemanfaatannya, tentu saja menggunakan berbagai metode dan teknologi

sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal dengan keuntungan yang besar, biaya produksi

yang seminim mungkin serta ramah lingkungan. Untuk dapat mencapai hasil tersebut

dibutuhkan sumber daya manusia sebagai elemen yang dinamis dan berwawasan lingkungan.

2.1. Unit Metalurgi PT. Timah (Persero) Tbk

Unit Metalurgi PT. Timah (Persero) Tbk terletak di kota Muntok, Kab. Bangka Barat,

Prov. Kep. Bangka Belitung. Merupakan satau-satunya tempat peleburan bijih timah yang

dimiliki oleh PT.Timah (Persero) Tbk. Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari

batuan atau mineral timah (Kasiterit SnO2). Proses produksi logam timah dari bijinya

melibatkan serangkaian proses yang terbilang rumit yakni pengolahan mineral (peningkatan

kadar timah/proses fisik dan disebut juga upgrading), persiapan material yang akan dilebur,

proses peleburan, proses refining dan proses pencetakan logam timah.

2..1.1. Proses Pengolahan Mineral Timah

Proses ini bertujuan sesuai dengan namanya yaitu meningkatkan kadar

kandungan timah dimana Bijih timah diambil dari dalam laut atau lepas pantai (off

shore) dengan penambangan atau pengerukan setelah itu dilakukan pembilasan

dengan air atau washing dan kemudian diisap dengan pompa. Bijih timah hasil dari

pengerukan biasanya mengandung kadar 20-30 % timah. Setelah dilakukan proses

pemurnian mineral maka kadar kandungan timah menjadi lebih dari 70%, sedangkan

bijih timah hasil penambangan darat (on shore) biasanya mengandung kadar timah

yang sudah cukup tinggi 60% dan terkadang langsung ada yang 70%.

Page 2: BAB II

Adapun proses pengolahan dan pemurnian bijih timah dilakukan di Pusat

Pengolahan Bijih Timah (PPBT) yang berada di komplek Unit Metalurgi Muntok.

Adapun proses pengolahan dan pemurnian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pencucian

Proses pencucian ini ini menggunakan alat yang disebut jig harz yang

memanfaatkan gravitasi bumi. Bijih timah yang mempunyai berat jenis lebih berat

akan mengalir ke bawah yang berarti kadar timah yang diinginkan sudah tinggi

sedangkan sisanya, yang berkadar rendah yang juga berarti mengandung pengotor

atau gangue lainya seperti quarsa, zircon, rutile, siderit dan sebagainya akan

ditampung dan dialirkan ke dalam trapezium Jig Yuba. Di jig digunakan batu

hematite yang berfungsi sebagai penutup lubang-lubang agar pasir tidak ikut jatuh

kebawah ketika air disemprotkan ke atas. Disini pula akan didapatkan 4 kompertemen

yaitu kompertemen A,B,C,D. Kompertemen A,B akan dapat langsung dikeringkan di

rotary dryer karena telah memiliki kadar 70%.

2. Pengolahan Tailing (Kompertemen C dan D)

Pasir yang tidak turun ketika proses pada jig harz tentunya masih memiliki

mineral timah tetapi memiliki kadar yang sangat kecil dan tentunya masih memiliki

nilai yang ekonomis oleh karena itu tailing-tailing dikumpulkan kembali dan

kemudian diuji sampelnya. Tailing tersebut juga akan kembali dimasukkan ke jig harz

untuk menaikkan kadarnya.

3. Proses Pengeringan

Apabila telah didapatkan kadar 70% maka selanjutnya dilakukan proses

pengeringan karena proses pencucian tentunya dibantu oleh air. Proses pengeringan

menggunakan alat Rotary Dryer dengan suhu 200°C. Fungsi Pengeringan adalah

untuk mendapatkan bijih timah kering yang akan di lebur.

4. Pemisahan Mineral Ikutan

Mineral timah memiliki mineral ikutan yang sangat berharga bahkan mineral

ikutannya memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dari mineral timah sendiri oleh

Page 3: BAB II

sebab itu perlu dilakukan pemisahan agar didapatkan mineral-mineral berharga

lainnya seperti Zircon, Ilmenit, Monazit, dll. adapun proses pemisahan dilakukan

dengan berbagai cara seperti pemisahan menggunakan:

a) HTS (High Tension Separator) yang memisahkan mineral timah

dengan mineral ikutan berdasarkan sifat konduktivitasnya.

b) MS (Magnetic Separator) yang memisahkan mineral timah dengan

mineral ikutan berdasarkan sifat kemagnetannya.

c) Air Table yang memisahkan mineral timah dengan mineral ikutan

berdasarkan sifat berat jenis.

2.1.2. Proses Peleburan dan Pemurnian Mineral Timah

Setelah didapatkan kadar 70% dan telah di pisahkan mineral ikutannya maka

selanjutnya dilakukan proses peleburan. Tetapi sebelum melakukan peleburan timah

akan dicampur dengan berbagai material seperti antrasite, batu gamping dan lain-lain

setelah itu masuk ke proses peleburan.

Adapun proses peleburan adalah sebagai berikut :

1. Proses Peleburan

a. Peleburan tahap I yang menghasilkan timah kasar dan slag/terak.

b. Peleburan tahap II yakni peleburan slag sehingga menghasilkan hardhead dan slag

II.

Proses peleburan diproses didalam tanur, PT.Timah sendiri memiliki sepuluh

tanur tetapi yang beroperasi hanya tiga tanur. Tahap awal peleburan baik peleburan I

dan II adalah proses charging yakni bahan baku –bijih timah atau slag I dimasukkan

kedalam tanur melalui hopper furnace. Dalam tanur terjadi proses reduksi dengan

suhu 1100 – 15000C.unsure – unsure pengotor akan teroksidasi menjadi senyawa

oksida seperti As2O3 yang larut dalam timah cair. Sedangkan SnO tidak larut semua

menjadi logam timah murni namun adapula yang ikut ke dalam slag dan juga dalam

bentuk debu bersamaan dengan gas – gas lainnya. Setelah peleburan selesai maka

hasilnya dimasukkan ke foreheart untuk melakukan proses tapping. Sn yang berhasil

dipisahkan selanjutnya dimasukkan kedalam float untuk dilakukan pendinginan

Page 4: BAB II

/penurunan temperatur hingga 4000C sebelum dipindahkan ke dalam ketel.

Sedangkan hardhead dimasukkan ke dalm flame oven untuk diambil Sn dan timah

besinya.

2. Proses Pemurnian

Setelah proses peleburan maka selanjutnya adalah proses pemurnian yang

berdasarkan 3 proses yaitu:

a. Pyrorefining

yaitu proses pemurnian dengan menggunakan panas diatas titik lebur

sehingga material yang akan direfining cair, ditambahkan mineral lain

yang dapat mengikat pengotor atau impurities sehingga logam

berharga dalam hal ini timah akan terbebas dari impurities atau hanya

memiliki impurities yang amat sedikit, karena afinitas material yang

ditambahkan terhadap pengotor lebih besar dibanding Sn. Contoh

material lain yang ditambahkan untuk mengikat pengotor: serbuk

gergaji untuk mengurangi kadar Fe, Aluminium untuk untuk

mengurangi kadar As sehingga terbentuk AsAl, dan penambahan

sulfur untuk mengurangi kadar Cu dan Ni sehingga terbentuk CuS dan

NiS. Hasil proses refining ini menghasilkan logam timah dengan kadar

hingga 99,92%.

b. Eutectic Refining

Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan crystallizer dengan

bantuan agar parameter proses tetap konstan sehingga dapat diperoleh

kualitas produk yang stabil. Proses pemurnian ini bertujuan

mengurangi kadar Pb yang terdapat pada timah sebagai pengotor.

Adapun prinsipnya adalah berhubungan dengan temperatur eutectic

Pb- Sn, pada saat eutectic temperature Pb pada solid solution berkisar

2,6% dan akan menurun bersamaan dengan kenaikan temperatur,

dimana Sn akan meningkat kadarnya. Prinsip utamnya adalah dengan

mempertahankan temperatur yang mendekati titik solidifikasi timah.

c. Electrolitic Refining

Page 5: BAB II

Yaitu proses pemurnian logam timah sehingga dihasilkan kadar yang

lebih tinggi lagi dari pyrorefining yakni 99,99% (produk PT. Timah:

Four Nine). Proses ini melakukan prinsip elektrolisis atau dikenal

elektrorefining. Proses elektrorefining menggunakan larutan elektrolit

ytang menyediakan logam dengan kadar kemurnian yang sangat tinggi

dengan dua komponen utama yaitu dua buah elektroda anoda dan

katoda yang tercelup ke dalam bak elektrolisis.Proses elektrorefining

yang dilakukan PT.Timah menggunakan bangka four nine (timah

berkadar 99,99%.

3. Pencetakan

Proses pencetakan timah dilakukan didalam kettle. Tiap batangan timah yang telah

tercetak memiliki berat 25 kg yang kemudian batangan timah akan disalurkan ke

produsen didalam dan diluar negri. Adapun produk dari PT. Timah sendiri adalah

Banka Tin yang berkadar 99,99%,