bab ii

Upload: ihsan-taufiq-rahman

Post on 07-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Flu Burung

TRANSCRIPT

16

BAB IIPEMBAHASAN

A. Definisi Flu BurungFlu burung (avian flu/avian influenza (AI)) adalah penyakit influenza (disebabkan oleh virus influenza tipe A) yang terdapat pada (menyerang) unggas dan umumnya tidak menular pada manusia. Namun beberapa tipe (subtype) di antaranya ternyata dapat menyerang manusia khususnya oleh virus influenza subtype H5N1.1. virus H5N1 adalah subtype dari virus influenza tipe A dengan ciri komponen proteinnya menunjukkan tipe H5 (hemagglutinin tipe 5) dan N (neuroamidase tipe 1) seperti diketahui subtype hemagglutinin dikenal terdapat enam belas subtype dan neuroamidase sebanyak sembilan subtype.2. A1 virulensi rendah adalah tipe virus influenza H5N1 yang menyerang unggas namun hanya menumbulkan penyakit yang ringan bahkan dapat pula tanpa menimbulkan penyakit. Dalam literature disebut Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI).3. A1 virulensi tinggi adalah tipe virus influenza H5N1 yang ganas, menyerang, dan menimbulkan penyakit bahkan kematian pada unggas dalam jumlah besar, serta dapat menular ke manusia terutama mereka yang mengadakan kontak (terekspos) secara erat dengan unggas. Dalam literature disebut High Patbogenic vian Influenza (HPAI).

B. EtiologiFlu burung diakibatkan oleh virus influenza tipe A dari famili Orthomyxoviridae. Subtipe dari virus influenza tipe A tersebut ditunjukkan dengan huruf H (Hemaglutinin) dan N (Neuramidase). Subtipe virus dengan kombinasi kode dari H1-H5 dan N1-N9 ditemukan pada binatang, sedangkan pada manusia hanya ditemukan jenis H1N1, H1N2, H2N2, H3N3, H5N1, H7N7, dan H9N2. Strain virus tersebut yang menyebabkan penyakit flu burung ialah subtipe H5N1.Secara umum mekanisme infeksi virus H5N1 sama dengan infeksi virus lainnya. Infeksi diawali dengan penempelan virus di permukaan spesifik yang berada pada permukaan sel di dalam tubuh. Selanjutnya, suatu materi virus masuk ke dalam sel dan ikut berkembang biak dan bertambah banyak bersama sel.

C. PatofisiologiFlu burung bisa menulari manusia bila manusia bersinggungan langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung. Virusflu burung hidup di saluran pencernaan unggas. Unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudianmengering dan hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh manusia atau binatang lainnya. Menurut WHO, flu burung lebihmudah menular dari unggas ke manusia dibanding dari manusia ke manusia. Belum ada bukti penyebaran dari manusia ke manusia, dan jugabelum terbukti penularan pada manusia lewat daging yang dikonsumsi. Satu-satunya cara virus flu burung dapat menyebar dengan mudah darimanusia ke manusia adalah jika virus flu burung tersebut bermutasi dan bercampur dengan virus flu manusia.Virus ditularkan melalui saliva dan feses unggas. Penularan pada manusia karena kontak langsung, misalnya karena menyentuhunggas secara langsung, juga dapat terjadi melalui kendaraan yang mengangkut binatang itu, di kandangnya dan alat-alat peternakan (termasuk melalui pakan ternak). Penularan dapat juga terjadi melalui pakaian, termasuk sepatu para peternak yang langsung menangani kasus unggas yangsakit dan pada saat jual beli ayam hidup di pasar serta berbagai mekanisme lain.Kemampuan virus flu burung adalah membangkitkan hampirkeseluruhan respon "bunuh diri" dalam sistem imunitas tubuh manusia. Makin banyak virus itu tereplikasi, makin banyak pula produksi sitokin-protein dalam tubuh yang memicu peningkatan respons imunitas dan berperan penting dalam peradangan. Sitokin yang membanjiri aliran darahkarena virus yang bertambah banyak, justru melukai jaringan tubuh (efek bunuh diri).Gejalanya yang ditunjukkan pada kasus seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, sampai infeksiselaput mata (conjunctivitis). Bila keadaan memburuk, dapat juga terjadi severe respiratory distress yang ditandai dengan sesak nafas hebat,rendahnya kadar oksigen darah serta meningkatnya kadar CO. Keadaan ini umumnya terjadi karena infeksi flu yang menyebar ke paru danmenimbulkan pneumonia. Radang paru ( pneumonia) ini dapat disebabkan oleh virus itu sendiri atau juga oleh bakteri yang masuk danmenginfeksi paru yang memang sedang sakit akibat flu burung ini

D. Manifesitasi Klinismasa penularan pada manusia adalah sehari sbelum sampai dengan 3-5 hari setelah timbulnya gejala. masa penularan pada anak dapat sampai 21 hari. Berbagai tipe influenza unggas dapat mengakibatkan bermacam gejala pada manusia. Semua tipe influenza ini dapat menimbulkan gejala seperti influenza biasa pada manusia yakni berupa demam, batuk rasa capai, sakit otot, sakit tenggorokan, sesak napas, pengeluaran lendir dari hidung (ingus), dan sakit kepala. Dalam beberapa kasus, tipe virus H5N1 dilaporkan mengakibatkan radang paru-paru yang parah dan dalam beberapa kasus lain, dapat menderita radang otak (ensefalitis) atau diare.

E. Kelompok Resiko TinggiKelompok yang perlu diwaspadai dan berisiko tinggi terinfeksi flu burung adalah:1. Pekerja peternakan/pemrosesan unggas (termasuk dokter hewan/Ir. Peternakan)2. Pekerja laboratorium yang memproses sampel pasien/unggas terjangkit.3. Pengunjung peternakan/pemrosesan unggas (1 minggu terakhir)4. Pernah kontak dengan unggas (ayam, itik, burung) sakit / mati mendadak yang belum diketahui penyebabnya dan atau babi serta produk mentahnya dalam 7 har terakhir.5. Pernah kontak dengan penderita A1 konfirmasi dalam 7 hari terakhir.

F. Tanda Dan Gejala1. Tanda dan Gejala Pada Unggas Gejala pada unggas yang sakit cukup bervariasi, mulai dari gejala ringan (nyaris tanpa gejala), sampai sangat berat. Hal ini tergantung dari keganasan virus, lingkungan, dan keadaan unggas sendiri. Gejala yang timbul seperti jengger berwarna biru, kepala bengkak, sekitar mata bengkak, demam, diare, dan tidak mau makan. Dapat terjadi gangguan pernafasan berupa batuk dan bersin. Gejala awal dapat berupa gangguan reproduksi berupa penurunan produksi telur. Gangguan sistem saraf dalam bentuk depresi. Pada beberapa kasus, unggas mati tanpa gejala. Kematian dapat terjadi 24 jam setelah timbul gejala. Pada kalkun, kematian dapat terjadi dalam 2 sampai 3 hari. 2. Tanda dan Gejala pada manusia Gejalanya demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, sampai infeksi selaput mata (c onj uncti viti s ). Bila keadaan memburuk, dapat terjadi severe respiratory distress yang ditandai dengan sesak nafas hebat, rendahnya kadar oksigen darah serta meningkatnya kadarCO2.

G. Mencegah PenularanUpaya pencegaha penularan tentu saja dilakukan dengan cara menghindari bahaya yang terkontaminasi kotoran (feses) dan secret unggas, denga beberapa tindakan seperti :1. Tiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung (seperti masker dan kaca mata renang).2. Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti kotoran (feses) harus ditata dengan baik (ditanam atau dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang sekitarnya.3. Alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan4. Kandang dan kotoran (feses) tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.5. Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 80 C selama satu menit dan telur unggas yang telah dipanaskan pada suhu 64 C selama 5 menit.6. Melaksanakan kebersihan lingkungan.7. Melakukan kebersihan diri.

H. Pengobatan dan Perawatan1. Berbeda dengan upaya menegakkan diagnosis yang harus menunggu hasi laboraorium, sebaliknya pada tindakan pengobatan harus segera dimulai pada setiap kasus suspek tanpa menunggu hasil lab.2. Pada prinsip pengobatan yang dijalankan serupa dengan terapi bagi kasus influenza oleh virus lainnya, dengan penekanan pada terapi secara ketat di ruang isolasi khusus.3. Pada kasus dengan gejala sesak nafas (ARDS) harus segara diberi tindakan oksigenasi.4. Pada setiap kasus diberi tindakan rehidrasi melalui pemberian cairan parenteral (infus)5. Obat-obat anti virus

I. Prosedur perawatanDalam proses keperawatan metode pencegahan dan strategi pn=engendalian infeksi mencakup dua hal yaitu kewaspadaan standard an kewaspadaan berdasarkan transmisi.Pada kewaspadaan standar, prinsip utamanya meliputi menjaga kbersihan individu, hygiene sanitasi lingkungan atau ruangan, serta sterilisasi alat kesehatan. Ketiga hal tersebut diterapkan pada penatalaksanaan terhadap cairan tubuh, darah, sekresi, dan eksresi tanpa memandang adanya tidaknya kulit dan mukosa yang utuh.Langkah-langkah pada kewaspadaan standar meliputi mencuci tangan secara benar, menggunakan alat pelindung diri mengelola jarum dan benda tajam, mengelola alat beas pakai, libah, sanitasi lingkungan.Pada kewaspadaan berdasarkan transmisi melipui tiga hal :1. Kewaspadaan tranmisi kontakTransmisi kontak langusng dapat terjadi melalui permukaan tubuh dan secara langsung mentransfer mikroorganisme. Sedangkan kontak tidak langsung dapat melalui benda atau objek perantara terkontaminasi, intstrumen jarum, alat tenun atau pakaian, tangan yang tidak dicuci atau penggunaan sarung tangan yang tidak diganti.2. Kewaspadaan dropletTransmisi yang terjadi saat batuk, bersin, bicara, penghisapan lendir, atau melalui tindakan bronchocopy.3. Kewaspadaan trasnmisi airborneMerupakan sisa evaporasi droplet dalam ukuran kecil (5m atau kurang) berisi mikroorganisme yang menetap di udara dalam periode tertentu dalam bentu debu partikel dan berisi agen infeksisus.

J. Upaya penanggulangan yang dilakukan pemerintahPada masa wabah, penulara berlangsung dengan cepat diantara populasi unggas. Khususnya anatar peternakan pada suatu daerah ke daerah lain seiring dengan tingginya angka kematian diantara populasi unggas.Selain pada unggas telah terdapat banyak kasus pada manusia di mana penyakti ini menular melalui kontak langsung maupun tidak langsung sehubungan dengan enyataan tersebut, secara umum masyarakat dihimbau hal-hal sebagai berikut1. Tetap menjaga ebersihan diri dan lingkungan PHBS seperti cuci tangan setelah kontak dengan unggas maupun produknya, membersihkan kandang unggas dengan menyemprot desinfektan, serta mengubur kotaran unggas sesegera mungkin.2. Segera lapor pada aparat pemda atau dinas peternakan apabila menemukan kecurigaan terhadap setiap unggas atau burung peliharaan yang sakit atau mati.3. Masyarakat agar tenang dan tidak khawatir mengkonsumsi daging dan telur sebagai sumber protein hewani dengan cara memesak seperti biasa

K. VaksinasiUntuk penyakit influenza yang biasa sudah tersedia vaksin yang dianjurkan untuk perlindungan melalui vaksinasi satu kali dalam satu tahun, hali ini terutama dipraktekan di Negara maju. Untuk vaksinasi flu musiman ini tersedia dua jenis vaksin yaitu :1. Vaksin in-aktif yang mengandung virus yang telah dimatikan. Vaksin jenis ini adalah flu shot yang biasanya disuntikan pada lengan dan diperuntuhkan ada bayi usia 6 bulan ke atas.2. Vaksi flu dalam betuk semprot hidung (nasal spray). Jenis ini dibuat dari virus hidup yang telah dilemahkan, seringkali disebut juga LAIV (Life Atenuated Influenza Vaccin). Jenis ini diperuntukkan bagi orang sehatyang berusia 2-49 tahundan tidak bagi ibu hamil.

L. Sejarah Flu BurungBila dilihat sejarahnya, flu burung sudah terjadi sejak 1960-an. Berikut kilasannya:1. 1968: Penularan virus influenza asal unggas ke manusia sudah dilaporkan sejak 1968.2. 1997: Flu burung pertama kali melewati "halangan spesies dari unggas ke manusia. Sebelumnya, flu ini hanya menyerang burung, bukan manusia. Pertama kali muncul di Hongkong dengan 18 orang dirawat di rumah sakit dan enam orang diantaranya meninggal dunia, kemudian menyebar ke Vietnam dan Korea. Jenis yang diketahui menjangkiti manusia adalah influenza A sub jenis H5N1.3. 1999: Satu varian dari H5N1 yang disebut H9N2, kembali mengguncang Hongkong dengan menginfeksi dua orang.4. 20 Mei 2001: Untuk mencegah penyebaran flu burung, 40 ribu ekor ayam dimusnahkan di Hongkong dengan menggunakan karbondioksida. 5. 7 Februari 2002: Ratusan ribu ekor ayam dan itik dimusnahkan di Hongkong. Pemerintah setempat meminta penjualan dan impor ayam dihentikan, menyusul merebaknya wabah flu burung. Sejak saat itu pula, H5N1 mulai menyebar di luar teritorialnya.6. April 2003: Penyakit flu burung mewabah di Belanda.7. 15 April 2003: Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, akan memeriksa berasal dari Belanda. Peraturan itu diberlakukan hingga negeri kincir angin itu bebas dari penyakit flu burung. Instruksi itu sendiri dikeluarkan oleh Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Depkes.8. Nopember 2003: Tujuh juta ekor ayam dimusnahkan di Thailand. Sekitar 4,7 juta ayam di Indonesia mati, 40 persen diantaranya terkena virus flu burung dan virus New Castle.9. Desember 2003: Virus ini kembali menunjukkan aksinya di Hongkong dan memakan satu korban.10. 22 Desember 2003: Virus flu burung menyerang unggas di Korea Selatan. Kasus flu burung yang pertama di Korsel, ini ditemukan di peternakan itik dekat Kota Eumseong. Korea Selatan yang sedang berusaha mengatasi penyakit flu burung (bird flu) yang tingkat penyebarannya tinggi, menyetujui langkah-langkah untuk menahan perkembangan penyakit tersebut dan membatasi dampaknya pada industri peternakan. Virus itu, yang dapat mematikan manusia, muncul di antara ayam-ayam di kandang peternakan sekitar 80 km (50 mil) tenggara ibukota Seoul.11. 24 Desember 2003: Pemerintah Korea Selatan memusnahkan sekitar 600 ribu ekor ayam dan itik akibat menyebarnya virus H5N1, penyebab flu burung. Sepanjang 2003: Ditemukan dua kasus di Hongkong dengan satu diantaranya meninggal. Kedua kasus itu mempunyai riwayat perjalanan dari Cina. Virus yang ditemukan adalah Avian Influenza A (H5N1). Ditemukan 83 kasus pada pekerja peternakan di Netherland, termasuk keluarganya dengan satu diantaranya meninggal. Virus yang ditemukan adalah Avian Influeza A (H7N7). Ditemukan seorang anak tanpa kematian di Hongkong terserang virus Avian Influenza A (H9N2).12. Januari 2004: Penyakit flu burung menyebar sampai Jepang, Korea Selatan, Vietnam dan Thailand dengan satu identifikasi mereka menyebar dari Kamboja, Hongkong dan Taiwan.13. 13 Januari 2004: Flu burung menewaskan jutaan ayam di Korea Selatan, Vietnam dan Jepang. Para peternak di Thailand mengatakan, ribuan ayam telah tewas karena sakit. Tapi sampai sekarang, belum dikonfirmasikan apakah peristiwa itu disebabkan flu burung. Hongkong dan Kamboja telah melarang impor ayam dari negara-negara yang telah terkena wabah itu. Wabah flu burung menyebar cepat di Vietnam, ketika satu juta ayam tewas. Para peternak Vietnam pun diperintahkan untuk membunuh semua ayam yang sakit. Sementara itu, para pejabat di Jepang mengatakan, enam ribu ayam tewas karena virus flu burung dan ribuan ayam akan dibasmi. Ribuan ayam juga mati karena virus flu burung di Korea Selatan.14. 14 Januari 2004: Penyebaran flu burung juga sudah mencapai Jepang dan merajelala di kawasan 800 kilometer sebelah barat daya Tokyo. Enam ribu ekor ayam di kawasan itu mati akibat virus dan 30 ribu ekor lainnya terpaksa dibinasakan pada hari-hari mendatang. 15. Badan Penyakit Hewan Sedunia (OIE) mengirim tim peneliti ke Asia guna menyelidiki penyakit flu burung yang telah menghancurkan industri peternakan ayam di sejumlah negara Asia. OIE mengatakan, penelitian dilakukan di Vietnam di mana Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan, wabah Flu Burung telah menewaskan dua orang anak dan seorang dewasa. RRC menyatakan, negara itu bebas dari Flu burung. 16. 15 Januari 2004: WHO mengatakan, flu burung yang menyebar di peternakan ayam di Asia telah menewaskan sedikitnya tiga orang di Vietnam, tapi dilaporkan virus itu belum menyebar ke manusia. 17. 16 Januari 2004: Empat orang yang tewas di Vietnam dikonfirmasikan terkena flu burung. Kebanyakan ahli meyakini, transmisi penyakit ini berasal dari burung ke manusia dan bukan dari manusia ke manusia. 18. 17 Januari 2004: Dua juta unggas di Vietnam dimusnahkan akibat terjangkit virus flu burung.19. 29 Januari 2004: Pemerintah menetapkan flu burung sebagai bencana darurat nasional dan meminta persetujuan DPR untuk pengucuran dana sebesar Rp. 212 milyar untuk penanggulangannya. Pemerintah juga akan memusnahkan hewan dan unggas lain yang positif terkena virus Avian Influensa.20. 30 Januari 2004: Dalam dua pekan terakhir ini beredar vaksin ilegal flu burung atau avian influenza di kalangan peternak ayam di Kota Banyumas, Jawa Tengah. Para peternak terpaksa membeli vaksin tersebut karena khawatir dengan meluasnya wabah flu burung. Sementara vaksin resmi dari pemerintah sulit diperoleh21. Jelas tampak pada Januari 2004, terjadi KLB unggas di beberapa daerah di Indonesia yang ditandai dengan banyaknya ternak unggas terserang flu burung dengan risiko kematian. Walau belum teridentifikasi adanya serangan virus itu dari unggas kepada manusia, tetap perlu diwaspadai dengan menyelenggarakan suatu surveilans khusus di daerah yang dilaporkan sedang berjangkit KLB unggas flu burung sampai keadaan kembali normal. Untuk mengidentifikasi adanya penularan virus flu burung dari unggas ke manusia, mendapatkan gambaran epidemiologi KLB flu burung ke manusia dan membuktikan tidak adanya penularan virus flu burung dari unggas ke manusia di setiap daerah di Indonesia. 22. Agustus 2003: Di Indonesia, flu burung telah menyerang peternakan unggas pada pertengahan Agustus 2003. Sampai awal 2007 menurut Direktorat Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan Departemen Pertanian tercatat 30 provinsi mencakup 233 kabupaten/kota yang dinyatakan tertular flu burung pada unggas. Pada manusia pertama kali terjadi pada bulan Juni 2005 dimana virus flu burung/H5N1 telah menyerang tiga orang dalam satu keluarga dan mengakibatkan kematian ketiganya. Sejak saat itu jumlah penderita flu burung terus bertambah, sampai Maret 2007 jumlah penderita flu burung yang terkonfirmasi sebanyak 89 orang dan 68 orang diantaranya meninggal.

M. Konsep Asuhan Keperawatan1. Pengkajian1. Identitas pasien1. Status kesehatan1. Status kesehatan saat ini Keluhan Utama (saat MRS dan saat ini) Alasan MRS dan perjalanan penyakit saat ini Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya1. Status kesehatan masa lalu Penyakit yang pernah dialami Pernah dirawat Alergi Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol atau lain lain yang merugikan kesehatan)1. Riwayat penyakit keluarga1. Keadaan lingkungan (memelihara hewan unggas )1. Pola Kebutuhan dasar (menurut Virginia Hunderson)1. Pemeriksaan fisik1. Keadaan umum1. Tanda tanda vital (Nadi,Temp,RR,TD)1. Pemeriksaan penunjang Darah rutin (leukosit, hitung jenis, Hb) Fungsi hati Fungsi ginjal Ronsen foto dada AGD Deteksi virus1. Pemeriksaan laboratorium:3. Isolasi virus dari bahan: Darah Internal organ Hapusan hidung dan mulut3. Serologi:3. Antibody detection: ELISA (enzim link assay/ELA) HI (Haemaglutinin Inhibition Test) CFT (Compliment Fixation Test)1. Antigen detection: (HI, IF/FA)1. Data Subjektif Pasien mengatakan badannya terasa panas Pasien mengatakan nyeri pada tenggorokannya Pasien mengatakan tidak nafsu makan Pasien mengatakan dadanya terasa nyeri dan sesak saat bernafas Pasien mengatakan dirinya sempat muntah dan diare1. Data objektif Suhu badan pasien meningkat diatas 38 0 C Pada pemeriksaan photo thorax terdapat infiltrate di paru BB menurun Pasien tampak batuk dan mengeluarkan sputum Pasien tampak sesak dengan RR diatas 30 x/menit PaO2 atau FiO2 < 250 mmHg Tekanan sistolik < 90 mmHg, tekanan diastolic < 60 mmHg Serum kreatinin 2mg/dl Jumlah limfosit, leukosit dan trombosit menurun 1. Diagnosa Keperawatan1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan peningkatan produksi sekret 1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan ekspansi dada1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan peningkatan suhu tubuh1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan meningkatnya peristaltik usus ditandai mual muntah1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan meningkatnya peristaltic usus ditandai dengan diare.1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan metabolisme anaerob ditandai dengan pasien tampak meringis

1. Rencana TindakanDiagnosaTujuanIntervensiRasional

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan jalan nafas pasien efektif Kriteria hasil :Eksudat dapat dapat di keluarkan Berikan psioterapi dada dan Anjurkan pasien untuk batuk efektif Berikan cairan sedikitnya 2500 ml per hari (kecuali kontra indikasi) Pengisapan sesuai indikasi ( pasien tidak sadar) Kolaborasi dalam pemberian tindakan nebulizer Dengan batuk efektif dan pembersihan eksudat, jalan nafas pasien menjadi lancar Cairan (khususnya yang hangat) memobilisasi dan merangsang pengeluaran sekret Pemberian udara hangat dan basa dapat mengencerkan sekret sehingga mudah dikeluarkan Pemberian obat melalui Neboliser akan membantu mengencerkan dahak

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan ekspansi dadaTujuan :Setelah diberikan askep selama .x24 jam pola nafas pasien kembali normalKriteria hasil : Mandiri : Pantau pemasukan/ pengeluaran. Hitung keseimbangan cairan, catat kehilangan tak kasat mata. Timbang berat badan sesuai indikasi. Evaluasi turgor kulit, kelembaban membran mukosa, adanya edema dependen/ umum. Pantau tanda vital (tekanan darah, nadi, frekuensi, pernafasan). Auskultasi bunyi nafas, catat adanya krekels. Kaji ulang kebutuhan cairan. Buat jadwal 24 jam dan rute yang digunakan. Pastikan minuman/ makanan yang disukai pasien Hilangkan tanda bahaya dan ketahui dari lingkungan. Berikan kebersihan mulut yang sering. Anjurkan pasien untuk minum dan makan dengan perlahan sesuai indikasi. Kolaborasi : Berikan cairan IV melalui alat kontrol. Pemberian antiemetik, contoh proklorperazin maleat (compazine), trimetobenzamid (tigan), sesuai indikasi. Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi, contoh Hb/Ht, BUN/ kreatinin, protein plasma, elektrolit. Evaluator langsung status cairan. Peubahan tiba-tiba pada berat badan dicurigai kehilangan/ retensi cairan. Indikator langsung status cairan/ perbaikan ketidakseimbangan. Kekurangan cairan mungkin dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardi, karena jantung mencoba untuk mempertahankan curah jantung. Kelebihan cairan/ terjadinya gagal mungkin dimanifestasikan oleh hipertesi, takikardi, takipnea, krekels, distres pernapasan. Tergantung pada situasi, cairan dibatasi atau diberikan terus. Pemberian informasi melibatkan pasien pada pembuatan jadwal dengan kesukaan individu dan meningkatkan rasa terkontrol dan kerjasama dalam program. Dapat menurunkan rangsang muntah Dapat menurunkan terjadinya muntah bila mual. Cairan dapat dibutuhkan untuk mencegah dehidrasi, meskipun pembatasan cairan mungkin diperlukan bila pasien GJK. Dapat membantu menurunkan mual/ muntah (bekerja pada sentral, daripada di gaster) meningkatkan pemasukan cairan/ makanan. Mengevaluasi status hidrasi, fungsi ginjal dan penyebab/ efek ketidakseimbangan.

1. EvaluasiEvaluasi yang dibuat bisa dalam bentuk formatif dan sumatif ( SOAP) evaluasi yang dilakukan berdasarkan pencapaian yang dilakukan sesuai kriteria hasil / kriteria evaluasi yang dibuat dalam rencana perawatan.

3