bab ii

12
BAB II PEMBAHASAN Mengidentifikasi Rumput Teki (Cyperus Rotundus). Sinonim :C. curvatus Llanos / C. hexastochyus Rottb. C. / leptostachyus Griff. / C. madicans Fl.Graec. / C. odoratus Osbeck / C. tenuiflorus Royle (non Rottb.) Kingdom Division Species : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Poales : Cyperaceae : Cyperus : C. Rotundus 1. Deskripsi secara umum a. Morfologi Keseluruhan: : Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat atau hitam. Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya

Upload: fitri-melinda

Post on 06-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB II

PEMBAHASAN

Mengidentifikasi Rumput Teki (Cyperus Rotundus).

Sinonim :C. curvatus Llanos / C. hexastochyus Rottb. C. / leptostachyus Griff. / C.

madicans Fl.Graec. / C. odoratus Osbeck / C. tenuiflorus Royle (non Rottb.)

Kingdom

Division

Species

: Plantae

: Magnoliophyta

: Liliopsida

: Poales

: Cyperaceae

: Cyperus

: C. Rotundus

1. Deskripsi secara umum

a. Morfologi Keseluruhan:

: Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi

berwarna coklat atau hitam. Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya

wangi. Umbi-umbi ini biasanya mengumpul berupa rumpun.

Batang : pada batang rumput teki ini memiliki ketinggian mencapai 10 sampai 75 cm.

Daun : berbentuk pita, berwarna mengkilat dan terdiri dari 4-10 helai, terdapat pada

pangkal batang membentuk rozel akar, dengan pelepah daun tertutup tanah.

Bunga : berwarna hijau kecoklatan, terletak di ujung tangkai dengan tiga tunas

kepala benang sari berwarna kuning jernih, membentuk bunga-bunga

berbulir, mengelompok menjadi satu berupa payung.

Buah : buahnya berbentuk kerucut besar pada pangkalnya, kadang-kadang melekuk

berwarna coklat, dengan panjang 1,5 - 4,5 cm dengan diameter 5 - 10 mm.

: bijinya berbentuk kecil bulat, dan memiliki sayap seperti bulu yang

digunakan untuk proses penyerbukan.

b. Makrokopis:

Rimpang utuh berbentuk jorong/bulat panjang sampai bulat telur memanjang,

bagian pangkal dan ujungnya meruncing, sangat keras, sukar patah. Panjang satu cm

sampai 5,5 cm, garis tengah 7mm sampai 1,5 cm. Warna coklat muda sampai coklat

kehitaman, kadang-kadang berbintik putih, permukaan beruas-ruas, jarak antara tiap

ruas sampai kurang lebih 4mm. Pada permukaan rimpang terdapat tunas-tunas,

pangkal akar, sisa-sisa pelepah dan serabut berasal dari sisa pelepah daun yang telah

koyak. Sisa pelepah daun berupa lembaran-lembaran tipis berbentuk tidak beraturan

berwarna coklat muda, coklat sampai kehitaman, terdapat terutama pada pertengahan

sampai bagian ujung rimpang. Bidang patahan tidak rata, warna putih coklat. Batas

antara korteks dan silinder pusat jelas.

c. Anatomi:

epidermis terdiri dari sel berdinding tebal berseling dengan sel yang berdinding tebal

berupa sel batu berbentuk persegi panjang. Dinding berwarna kuning keclokatan,

berlignin, saluran noktah tidak jelas, lumen berwarna coklat muda. Sel epidermis

berdinding tipis pada pandangan tangensial berbentuk poligonal sampai segi panjang,

berwarna agak kecoklatan. Di bawah sel epidermis berdinding tipis terdapat

kelompok jaringan sklerenkimatik yang pada irisan melintang terlihat sebagai se-sel

kecil berbentuk bulat/bulat telur. Dinding tebal berlapis-lapis berwarna coklat, lignin

dan lumen berwarna coklat tua sampai coklat kehitaman. Pada irisan membujur

berupa serabut panjang.

Sel epidermis berdinding tipis termampat dan umumnya berlekatan

dengan kelompok serabut sehingga pada penambahan melintang lapisan epidermis

terlihat terputus-putus. Epidermis tersusun dari lebih kurang dari 6 lapis sel yang

berbentuk poliginal memanjang, dinding tebal berwarna kekuning-kuningan, agak

berlignin, hal ini juga terdapat pada hipodermis yang bernoktah. Parenkim korteks

terdiri dari sel-sel berbentuk poligonal, dinding tipis, penuh berisi butir-butir pati

bulat sampai bulat panjang, kadang-kadang ada yang rompang. Pada jaringan ini

terdapat tersebar sel-sel minyak berdinding tipis berisi minyak berwarna kuning

kecoklatan. Berkas pembuluh dikelilingi serabut slerenkim berdinding sangat tebal

dan berlignin, terdapat tersebar dikorteks dan silinder pusat. Endodermis terdiri dari

satu lapis sel, dinding tangensial dalam dan dinding radial tebal dan berlapis-lapis

hingga berbentuk serupa huruf u.

Sel parenkim silinder pusat serupa parenkim korteks dengan ukuran

lebih kecil, penuh berisi butir, sel minyak serupa dengan sel minyak di korteks

tersebar diantara parenkim silinder pusat. Sisa pelepah daun: pada pandangan

tangensial terlihat susunan jarngan yang terdiri dari berkas-berkas serabut yang

berseling denagn jaringan parenkimatik. Berkas serabut terdiri dari serabut panjang,

dinding tebal dan berlignin, saluran noktah bercabang-cabang, lumen berwarna

merah coklat sampai coklat kehitaman. Jaringan parenkimatik terdiri dari sel-sel

bebentuk poligonal, dinding tipis berwarna coklat, pada rimpang yang sudah tua,

parenkim membatu dan berbentuk poligonal memanjang, dinding tebal berlignin,

saluran noktah bercabang, lumen berwarna coklat merah.

Serbuk. Warna coklat dengan bintik-bintik berwarna coklat kehitam-

hitaman. Fragmen pengenal adalah fragmen sisa pelepah daun, fragmen hipodermis

dan fragmen serabut. Sel batu lepas, berasal dari epidermis rimpang dan dari pelepah

daun. Fragmen parenkim berisi butir pati dan sel minyak, butir pati, lepas; fagmen

pembuluh kayu.

d. Kandungan kimia:

Minyak asiri, alkaloida, glikosida, flavonoid, gula, zat pati, resin.

e. Fotosintesis:

Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan

langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air

untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi

untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi

yang menghasilkan glukosa berikut ini:

12H2O + 6CO2 + cahaya --> C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti

selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung

melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara

umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di

atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen

untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.

Tumbuhan Cyperus rotundus dalam fotosintesisnya termasuk tumbuhan C4

dimana tumbuhan yang berjalur fotosintesis C4 lebih efisien menggunakan air, suhu

dan sinar sehingga lebih kuat bersaing berebut cahaya pada keadaan cuaca mendung

dengan tanaman penghasil, misalnya padi.

Tumbuhan C4 - tumbuhan yang didapati mempunyai 4-karbon asid organik seperti

oxalacetate, malate, dan aspartate.

Perbedaan spesies-spesies yang mempunyai 2 laluan (pathways) C3 dan C4 :-

1. Spesies C4 mempunyai kadar fotosistesis yang lebih tinggi daripada C3, lebih-

lebih lagi dalam keadaan intensitas cahaya yang tinggi.

2. Enzim PEP carboxylase (dalam C4) mempunyai daya mengambil CO2 yang lebih

berbanding dengan enzim RuBP carboxylase (dalam C3). Ini bermakna Tumbuhan

C4 beroperasi lebih efisien dalam keadaan kepekatan CO2 yang rendah.

3. Tumbuhan C4 mungkin menggunakan tenaga lebih daripada C3 untuk mengikat

molekul CO2.

4. Spesies C4 juga mempunyai enzim RuBP carboxylase, tetapi rendah berbanding

dengan spesies C3 (lebih kurang 10%). Sebaliknya, spesies C3 didapati tidak

mempunyai enzim PEP carboxylase.

5. Perbedaan anatomi:

a. Spesies C4 mempunyai kloroplas dalam sel-sel berkas upih (vascular

sheath cells), tetapi pada spesies C3 tidak ada.

b. Dalam spesies C4, kloroplas dalam sel-sel berkas upih berbeda dengan

spesies C3. Tumbuhan ini mempunyai satu membran luar dengan tidak adanya grana.

Kloroplas dalam sel-sel mesofil sama seperti yang terdapat dalam spesies C3.

6. Perbedaan dalam adaptasi untuk C3 dan C4 dan berbeda dalam pengikatan CO2.

Spesies C3 biasanya terdapat pada kawasan sejuk, lembab ke panas, dan keadaan

yang lembab.

Spesies C4 biasanya terdapat pada kawasan panas, keadaan kering dan lembab.

Dalam spesies C4 kurang berlaku "photorespiration" (respirasi waktu siang),

jadi penghasilan bahan kering atau fotosintatnya tidak akan terjejas seperti berlaku

dalam spesies C3. Photorespiration ini sebagai "counterproductive" pada

penambahan bahan kering dalam tumbuhan.

f. Respirasi:

Reaksi respirasi termasuk dalam reaksi katabolisme yang memecah molekul-

molekul gula menjadi molekul-molekul anorganik berupa CO2 dan H2O. Respirasi

atau pernafasan berfungsi untuk mendapatkan energi dari bahan-bahan organi

melalui proses pemecahan gula yang disebut dengan proses glikolisis. Senyawa gila

pada tanaman didapatkan dari proses fotosintesis. Butiran amilum yang tersimpan

dalm berbagai jaringan dan organ penyimpan cadangan makanan akan diubah

kembali dalam bentuk glukosa fosfat di dalam sitoplasma sel. Akhirnya senyawa

glukosa fosfat tersebut akan dipecah menjadi piruvat dan masuk dalam siklus Krebs.

Selam glikolisis berlangsung dan dalam siklus Krebs akan dihasilkan gas CO2 yang

akan dikeluarkan dari sel. Gas tersebut akan berdifusi akan terkumpul dalam rongga-

rongga antar sel dan bila tekanan telah cukup akan dikeluarkan.

Reaksinya adalah:

C6H12O6 (glukosa) + 6O2 ----> 6H2O + 6CO2 + ATP

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju repirasi aerob meliputi: ketersediaan

jumlah dan jenis substrat, ketersediaan O2 sebagai sumber energi yang akan

digunakan oleh mitokondria dalam lintasan elektron untuk membetuk ATP. Reaksi

respirasi berjalan secara enzimatis selalu memiliki kisaran suhu aktif tertentu.

Semakin tinggi suhu akan meningkatkan laju respirasi. Pada batas tertentu kenaikan

suhu akan menurunkan laju respirasi. Biji melakukan respirasi aktif pada saat

kecambah. Dengan menggunakan cadangan makanan yang terdapat dalam keping

biji, kecambah akan tumbuh besar dan sel-selnya aktif membelah dan memanjang.

Pengukuran CO2 persatuan waktu per berat basah kecambah yang dihasilkan selama

proses respirasi, dapat diukur secara asidimetri pada larutan NaOH yang diletakkan

dalam ruang tertutup bersama biji yang sedang aktif berkecambah.

2. Deskripsi secara Khusus

Morfologi Batang dan Filotaksis :

Bentuk batang: Segi tiga (Triangularis) karena pada umumnya suku

cyperaceae memiliki batang barbentuk segi tiga.

Jenis batang atau habitus tumbuhan dari rumput teki adalah herba atau terna

(rumput-rumputan). Batang tumbuhan jenis ini lunak, mengandung banyak air,

berbuku-buku atau tidak. Contoh selain rumput teki adalah pada padi (Oryza sativa).

Arah tumbuh batang pada tumbuhan rumput teki adalah tegak (erectus)

karena batang tegak, tumbuh lurus ke atas. Contoh lain dari arah tumbuh batang yang

tegak adalah pepaya (Carica papaya).

Percabangan pada rumput teki adalah monopodial. Cara percabangan

monopodial yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih

panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya.

Dilihat dari bentuknya dapat dipastikan bahwa Cyperus rotundus memiliki

batang yang lunak.

Rumput teki (Cyperus rotundus) memiliki cabang khusus atau modifikasi dari

cabang berupa stolon (geragih). Stolon yaitu cabang kecil yg tumbuh horizontal di

permukaan tanah atau dibawah permukaan tanah dan dari bukubukunya ke atas keluar

tunas

Dilihat dari filotaksisnya, rumput dapat dikatakan memiliki roset akar. Roset

akar adalah daun berjejal-jejal di atas tanah, jadi roset itu dekat dengan akar.

Terdapat pada pangkal batang membentuk rozet akar, dengan pelepah daun tertutup

tanah. Dari gambar pertama dapat dilihat roset akar pada tumbuhan suku cyperaceae