Download - BAB II
BAB II
PEMBAHASAN
Mengidentifikasi Rumput Teki (Cyperus Rotundus).
Sinonim :C. curvatus Llanos / C. hexastochyus Rottb. C. / leptostachyus Griff. / C.
madicans Fl.Graec. / C. odoratus Osbeck / C. tenuiflorus Royle (non Rottb.)
Kingdom
Division
Species
: Plantae
: Magnoliophyta
: Liliopsida
: Poales
: Cyperaceae
: Cyperus
: C. Rotundus
1. Deskripsi secara umum
a. Morfologi Keseluruhan:
: Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi
berwarna coklat atau hitam. Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya
wangi. Umbi-umbi ini biasanya mengumpul berupa rumpun.
Batang : pada batang rumput teki ini memiliki ketinggian mencapai 10 sampai 75 cm.
Daun : berbentuk pita, berwarna mengkilat dan terdiri dari 4-10 helai, terdapat pada
pangkal batang membentuk rozel akar, dengan pelepah daun tertutup tanah.
Bunga : berwarna hijau kecoklatan, terletak di ujung tangkai dengan tiga tunas
kepala benang sari berwarna kuning jernih, membentuk bunga-bunga
berbulir, mengelompok menjadi satu berupa payung.
Buah : buahnya berbentuk kerucut besar pada pangkalnya, kadang-kadang melekuk
berwarna coklat, dengan panjang 1,5 - 4,5 cm dengan diameter 5 - 10 mm.
: bijinya berbentuk kecil bulat, dan memiliki sayap seperti bulu yang
digunakan untuk proses penyerbukan.
b. Makrokopis:
Rimpang utuh berbentuk jorong/bulat panjang sampai bulat telur memanjang,
bagian pangkal dan ujungnya meruncing, sangat keras, sukar patah. Panjang satu cm
sampai 5,5 cm, garis tengah 7mm sampai 1,5 cm. Warna coklat muda sampai coklat
kehitaman, kadang-kadang berbintik putih, permukaan beruas-ruas, jarak antara tiap
ruas sampai kurang lebih 4mm. Pada permukaan rimpang terdapat tunas-tunas,
pangkal akar, sisa-sisa pelepah dan serabut berasal dari sisa pelepah daun yang telah
koyak. Sisa pelepah daun berupa lembaran-lembaran tipis berbentuk tidak beraturan
berwarna coklat muda, coklat sampai kehitaman, terdapat terutama pada pertengahan
sampai bagian ujung rimpang. Bidang patahan tidak rata, warna putih coklat. Batas
antara korteks dan silinder pusat jelas.
c. Anatomi:
epidermis terdiri dari sel berdinding tebal berseling dengan sel yang berdinding tebal
berupa sel batu berbentuk persegi panjang. Dinding berwarna kuning keclokatan,
berlignin, saluran noktah tidak jelas, lumen berwarna coklat muda. Sel epidermis
berdinding tipis pada pandangan tangensial berbentuk poligonal sampai segi panjang,
berwarna agak kecoklatan. Di bawah sel epidermis berdinding tipis terdapat
kelompok jaringan sklerenkimatik yang pada irisan melintang terlihat sebagai se-sel
kecil berbentuk bulat/bulat telur. Dinding tebal berlapis-lapis berwarna coklat, lignin
dan lumen berwarna coklat tua sampai coklat kehitaman. Pada irisan membujur
berupa serabut panjang.
Sel epidermis berdinding tipis termampat dan umumnya berlekatan
dengan kelompok serabut sehingga pada penambahan melintang lapisan epidermis
terlihat terputus-putus. Epidermis tersusun dari lebih kurang dari 6 lapis sel yang
berbentuk poliginal memanjang, dinding tebal berwarna kekuning-kuningan, agak
berlignin, hal ini juga terdapat pada hipodermis yang bernoktah. Parenkim korteks
terdiri dari sel-sel berbentuk poligonal, dinding tipis, penuh berisi butir-butir pati
bulat sampai bulat panjang, kadang-kadang ada yang rompang. Pada jaringan ini
terdapat tersebar sel-sel minyak berdinding tipis berisi minyak berwarna kuning
kecoklatan. Berkas pembuluh dikelilingi serabut slerenkim berdinding sangat tebal
dan berlignin, terdapat tersebar dikorteks dan silinder pusat. Endodermis terdiri dari
satu lapis sel, dinding tangensial dalam dan dinding radial tebal dan berlapis-lapis
hingga berbentuk serupa huruf u.
Sel parenkim silinder pusat serupa parenkim korteks dengan ukuran
lebih kecil, penuh berisi butir, sel minyak serupa dengan sel minyak di korteks
tersebar diantara parenkim silinder pusat. Sisa pelepah daun: pada pandangan
tangensial terlihat susunan jarngan yang terdiri dari berkas-berkas serabut yang
berseling denagn jaringan parenkimatik. Berkas serabut terdiri dari serabut panjang,
dinding tebal dan berlignin, saluran noktah bercabang-cabang, lumen berwarna
merah coklat sampai coklat kehitaman. Jaringan parenkimatik terdiri dari sel-sel
bebentuk poligonal, dinding tipis berwarna coklat, pada rimpang yang sudah tua,
parenkim membatu dan berbentuk poligonal memanjang, dinding tebal berlignin,
saluran noktah bercabang, lumen berwarna coklat merah.
Serbuk. Warna coklat dengan bintik-bintik berwarna coklat kehitam-
hitaman. Fragmen pengenal adalah fragmen sisa pelepah daun, fragmen hipodermis
dan fragmen serabut. Sel batu lepas, berasal dari epidermis rimpang dan dari pelepah
daun. Fragmen parenkim berisi butir pati dan sel minyak, butir pati, lepas; fagmen
pembuluh kayu.
d. Kandungan kimia:
Minyak asiri, alkaloida, glikosida, flavonoid, gula, zat pati, resin.
e. Fotosintesis:
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan
langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air
untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi
untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi
yang menghasilkan glukosa berikut ini:
12H2O + 6CO2 + cahaya --> C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti
selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung
melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara
umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di
atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen
untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan Cyperus rotundus dalam fotosintesisnya termasuk tumbuhan C4
dimana tumbuhan yang berjalur fotosintesis C4 lebih efisien menggunakan air, suhu
dan sinar sehingga lebih kuat bersaing berebut cahaya pada keadaan cuaca mendung
dengan tanaman penghasil, misalnya padi.
Tumbuhan C4 - tumbuhan yang didapati mempunyai 4-karbon asid organik seperti
oxalacetate, malate, dan aspartate.
Perbedaan spesies-spesies yang mempunyai 2 laluan (pathways) C3 dan C4 :-
1. Spesies C4 mempunyai kadar fotosistesis yang lebih tinggi daripada C3, lebih-
lebih lagi dalam keadaan intensitas cahaya yang tinggi.
2. Enzim PEP carboxylase (dalam C4) mempunyai daya mengambil CO2 yang lebih
berbanding dengan enzim RuBP carboxylase (dalam C3). Ini bermakna Tumbuhan
C4 beroperasi lebih efisien dalam keadaan kepekatan CO2 yang rendah.
3. Tumbuhan C4 mungkin menggunakan tenaga lebih daripada C3 untuk mengikat
molekul CO2.
4. Spesies C4 juga mempunyai enzim RuBP carboxylase, tetapi rendah berbanding
dengan spesies C3 (lebih kurang 10%). Sebaliknya, spesies C3 didapati tidak
mempunyai enzim PEP carboxylase.
5. Perbedaan anatomi:
a. Spesies C4 mempunyai kloroplas dalam sel-sel berkas upih (vascular
sheath cells), tetapi pada spesies C3 tidak ada.
b. Dalam spesies C4, kloroplas dalam sel-sel berkas upih berbeda dengan
spesies C3. Tumbuhan ini mempunyai satu membran luar dengan tidak adanya grana.
Kloroplas dalam sel-sel mesofil sama seperti yang terdapat dalam spesies C3.
6. Perbedaan dalam adaptasi untuk C3 dan C4 dan berbeda dalam pengikatan CO2.
Spesies C3 biasanya terdapat pada kawasan sejuk, lembab ke panas, dan keadaan
yang lembab.
Spesies C4 biasanya terdapat pada kawasan panas, keadaan kering dan lembab.
Dalam spesies C4 kurang berlaku "photorespiration" (respirasi waktu siang),
jadi penghasilan bahan kering atau fotosintatnya tidak akan terjejas seperti berlaku
dalam spesies C3. Photorespiration ini sebagai "counterproductive" pada
penambahan bahan kering dalam tumbuhan.
f. Respirasi:
Reaksi respirasi termasuk dalam reaksi katabolisme yang memecah molekul-
molekul gula menjadi molekul-molekul anorganik berupa CO2 dan H2O. Respirasi
atau pernafasan berfungsi untuk mendapatkan energi dari bahan-bahan organi
melalui proses pemecahan gula yang disebut dengan proses glikolisis. Senyawa gila
pada tanaman didapatkan dari proses fotosintesis. Butiran amilum yang tersimpan
dalm berbagai jaringan dan organ penyimpan cadangan makanan akan diubah
kembali dalam bentuk glukosa fosfat di dalam sitoplasma sel. Akhirnya senyawa
glukosa fosfat tersebut akan dipecah menjadi piruvat dan masuk dalam siklus Krebs.
Selam glikolisis berlangsung dan dalam siklus Krebs akan dihasilkan gas CO2 yang
akan dikeluarkan dari sel. Gas tersebut akan berdifusi akan terkumpul dalam rongga-
rongga antar sel dan bila tekanan telah cukup akan dikeluarkan.
Reaksinya adalah:
C6H12O6 (glukosa) + 6O2 ----> 6H2O + 6CO2 + ATP
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju repirasi aerob meliputi: ketersediaan
jumlah dan jenis substrat, ketersediaan O2 sebagai sumber energi yang akan
digunakan oleh mitokondria dalam lintasan elektron untuk membetuk ATP. Reaksi
respirasi berjalan secara enzimatis selalu memiliki kisaran suhu aktif tertentu.
Semakin tinggi suhu akan meningkatkan laju respirasi. Pada batas tertentu kenaikan
suhu akan menurunkan laju respirasi. Biji melakukan respirasi aktif pada saat
kecambah. Dengan menggunakan cadangan makanan yang terdapat dalam keping
biji, kecambah akan tumbuh besar dan sel-selnya aktif membelah dan memanjang.
Pengukuran CO2 persatuan waktu per berat basah kecambah yang dihasilkan selama
proses respirasi, dapat diukur secara asidimetri pada larutan NaOH yang diletakkan
dalam ruang tertutup bersama biji yang sedang aktif berkecambah.
2. Deskripsi secara Khusus
Morfologi Batang dan Filotaksis :
Bentuk batang: Segi tiga (Triangularis) karena pada umumnya suku
cyperaceae memiliki batang barbentuk segi tiga.
Jenis batang atau habitus tumbuhan dari rumput teki adalah herba atau terna
(rumput-rumputan). Batang tumbuhan jenis ini lunak, mengandung banyak air,
berbuku-buku atau tidak. Contoh selain rumput teki adalah pada padi (Oryza sativa).
Arah tumbuh batang pada tumbuhan rumput teki adalah tegak (erectus)
karena batang tegak, tumbuh lurus ke atas. Contoh lain dari arah tumbuh batang yang
tegak adalah pepaya (Carica papaya).
Percabangan pada rumput teki adalah monopodial. Cara percabangan
monopodial yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih
panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya.
Dilihat dari bentuknya dapat dipastikan bahwa Cyperus rotundus memiliki
batang yang lunak.
Rumput teki (Cyperus rotundus) memiliki cabang khusus atau modifikasi dari
cabang berupa stolon (geragih). Stolon yaitu cabang kecil yg tumbuh horizontal di
permukaan tanah atau dibawah permukaan tanah dan dari bukubukunya ke atas keluar
tunas
Dilihat dari filotaksisnya, rumput dapat dikatakan memiliki roset akar. Roset
akar adalah daun berjejal-jejal di atas tanah, jadi roset itu dekat dengan akar.
Terdapat pada pangkal batang membentuk rozet akar, dengan pelepah daun tertutup
tanah. Dari gambar pertama dapat dilihat roset akar pada tumbuhan suku cyperaceae