bab ii

14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1.  Pengertian Stres Stres adalah reaksi/respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental/beban kehidupan). Stres dewasa ini digunakan secara bergantian untuk menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respons fisiologis, perilaku dan subjektif terhadap stresor, konteks yang menjembatani  pertemuan antara individu dengan stimulus yang membuat stres, semua sebagai suatu sistem (WHO;2003). Stres menurut Hans Selye merupakan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Stresor psikososial adalah setiap keadaan/peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga seseorang itu terpaksa mengadakan adaptasi/penyesuaian diri untuk menanggulanginya.  Namun, tidak semua orang mampu melakukan adaptasi dan mengatasi stressor tersebut, sehingga timbulah keluhan-keluhan antara lain stress (Hawari; 2001) 2.  Penyebab Stres Penyebab stres (stresor) adalah segala situasi atau  pemicu yang menyebabkan  individu merasa tertekan atau terancam. Losyk  (2005)  menyatakan   bahwa stres  pada 

Upload: suci-joe-armstrong

Post on 18-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 Bab II

    1/14

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Pustaka1.Pengertian Stres

    Stres adalah reaksi/respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan

    mental/beban kehidupan). Stres dewasa ini digunakan secara bergantian untuk

    menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa

    respons fisiologis, perilaku dan subjektif terhadap stresor, konteks yang menjembatani

    pertemuan antara individu dengan stimulus yang membuat stres, semua sebagai suatu

    sistem (WHO;2003).

    Stres menurut Hans Selye merupakan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik

    terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Stresor psikososial adalah setiap

    keadaan/peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga

    seseorang itu terpaksa mengadakan adaptasi/penyesuaian diri untuk menanggulanginya.

    Namun, tidak semua orang mampu melakukan adaptasi dan mengatasi stressor tersebut,

    sehingga timbulah keluhan-keluhan antara lain stress (Hawari; 2001)

    2.PenyebabStresPenyebab stres (stresor) adalah segala situasi ataupemicu yang menyebabkan

    individu merasa tertekan atau terancam. Losyk (2005) menyatakanbahwa strespada

  • 5/28/2018 Bab II

    2/14

    individu dapat terjadi karena tuntutan-tuntutan yang individu diletakan dalam dirisendiri.

    Potter & Perry (2005) mengklasifikasikan stresor menjadi dua, yaitu stressorinternal dan stresor eksternal. Stresor internal adalah penyebab stres yang berasaldari dalam diri individu, dan stresor eksternal adalahpenyebab stresyang berasal dariluar diri individu. Penyebab stres yang terjadi pada mahasiswa selama menjalaniperkuliahanadalahtuntutanakademik,penilaian sosial,manajemenwaktusertapersepsiindividu terhadap waktupenyelesaian tugas, kondisi ujian, kondisiperbedaanbahasayang

    digunakan,

    dan

    biaya

    perkuliahan

    (Lubis

    dan

    Nurlaila).

    Menurut Atkinson (Nuryati,2007) factor factor penyebab stres dibagi menjadi dua

    bagian yaitu :

    a. Faktor internal1. Fisik : kesehatan2. Perilaku : kebiasaan kerja yang tidak efisien3. Kognisi : standar yang terlalu tinggi4. Emosional : tidak mau meminta bantuan

    b. Faktor eksternal1. Lingkungan fisik : kebisingan, polusi, penerangan.2. Lingkungan pekerjaan : pekerjaan yang berulang3.

    Lingkungan sosial budaya : kompetisi dan persaingan

    3.JenisStresPara peneliti membedakan antara stres yang merugikan atau merusak yang

  • 5/28/2018 Bab II

    3/14

    disebut sebagai distres dan stres yang menguntungkan atau membangun, yang disebutsebagai eustres (Safaria & Saputra, 2005). Selye (1976) dalam Potter & Perry (2005)membagistresmenjadidua,yaitueustresdandistres.

    a.EustresEustresadalahstres yangmenghasilkanrespon individubersifatsehat,positif,dan

    membangun. Responpositif tersebut tidak hanya dirasakan oleh individu tetapi jugaoleh lingkungan sekitar individu, seperti dengan adanyapertumbuhan, fleksibilitas,kemampuan adaptasi, dan tingkatperformanceyangtinggi.

    b.DistresDistres adalah stres yangbersifatberkebalikan dengan eustres, yaitu individu

    dan juga organisasi seperti tingkat ketidakhadiran (absenteism) yang tinggi, sulitberkonsentrasi,sulitmenerimahasilyangdidapat.

    4.Gejala StresStres mempunyai beberapa gejala, yaitu gejala fisik, psikis dan social (Arcole

    Margantan, 1995: 27). Gejala fisik stres sebagai berikut :

    1) Kelelahan dan keluhan rasa sakit pada badan dan pinggang

    2) Gangguan tidur

    3) Gangguan pencernaan

    4) Nafsu makan hilang atau berlebihan

    5) Gangguan seksual seperti perubahan siklus haid dan impotensi Pada keadaaan serius

    dapat terjadi gangguan jantung koroner dan penyakit peredaran darah (Setyawati, 2000:

    161).

    Adapun gejala psikis dan sosial dari stres adalah sebagai berikut :

    1) Kehilangan percaya diri

  • 5/28/2018 Bab II

    4/14

    Seseorang cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk dalam

    menilai diri sendiri.

    2) Sensitif

    Seseorang mudah tersinggung, marah dan curiga kepada orang lain, yang disertai

    rasa sedih, murung dan suka menyendiri.

    3) Merasa tidak berguna

    Seseorang menganggap dirinya gagal.

    4) Merasa bersalah

    Rasa bersalah sering digambarkan sebagai hukuman akibat kegagalan.

    5) Merasa terbebani

    Seseorang merasa terbebani dengan apa yang dia kerjakan.

    6) Menarik diri dari pergaulan

    Seseorang tidak suka bergaul meskipun ada kesempatan, dia cenderung suka

    menyendiri dan malu dengan yang lain.

    Sebuah pandangan interaktif mengatakan bahwa stres ditentukan oleh faktor-faktor

    di lingkungan dan faktor-faktor dari individunya. Oleh karena itu, dalam

    memanajemeni stres dapat diusahakan untuk merubah faktor-faktor di lingkungan agar

    tidak menjadi pembangkit stres dan merubah faktor-faktor dalam individu agar ambang

    stress meningkat dan tidak cepat merasakan situasi yang dihadapi sebagai pembangkit

    stres. Faktor-faktor lingkungan yang bisa menimbulkan stres akibat kerja antara lain

    kebisingan, getaran, penerangan, hubungan, serta beban aktivitas. Sedangkan faktor-

    faktor individu yang bisa menimbulkan stres akibat kerja antara lain umur, pendidikan,

    kondisi kesehatan dan konflik peran (Purnomo, 2004 : 37).

  • 5/28/2018 Bab II

    5/14

    5.DampakStresStres yang dialami oleh individu akan menimbulkan dampak positif atau

    negatif. Rafidah, dkk (2009) menyatakan bahwa stres dapat meningkatkankemampuan individu dalamprosesbelajar danberpikir. Dampak negatif stres dapatberupa gejala fisik maupunpsikis dan akan menimbulkan gejala-gejala tertentu. Rice(1992) dalam Safaria & Saputra (2005) mengelompokkan dampak negatif stres yangdirasakan oleh individu dalam lima gejala, yaitu gejala fisiologis, psikologis,kognitif,

    interpersonal,

    dan

    organisasional.

    Gejala fisiologis yang dirasakan individuberupa keluhan seperti sakit kepala,

    sembelit, diare, sakit pinggang, urat tegang pada tengkuk, tekanan darah tinggi,kelelahan, sakit perut, maag, berubah selera makan, susah tidur, dan kehilangansemangat. Selain dampak fisiologis, individu yang mengalami stres akan mengalamiperubahan kondisi psikis berupa perasaan gelisah, cemas, mudah marah, gugup,takut, mudah tersinggung, sedih, dan depresi. Perubahanpsikologis akibat stres akanmempengaruhi penurunan kemampuan kognitif, seperti sulit berkonsentrasi, sulitmembuat keputusan, mudah lupa, melamun secara berlebihan dan pikiran kacau.Dampak negatif stres yang mudah diamati antara lain sikap acuh tak acuhpadalingkungan,apatis,agresif,minder,dan mudahmenyalahkanoranglain.

    6.ResponStresIndividu diharapkan mampu beradaptasi ketika menghadapi stres sehingga

    individu kembali berada pada titik keseimbangan diri dan meimiliki energi untuk

  • 5/28/2018 Bab II

    6/14

    menghadapi stresor selanjutnya. Swarth (1993) menjelaskan bagaimana respons tubuhterhadap stres. Epineprin (adrenalin), suatu hormon stres, dilepaskan dari kelenjar adrenal.

    Hormon ini bersama hormon lainnya beredar dalam tubuh untuk meningkatkan tekanan darah

    dan denyut jantung, kecepatan bernafas, dan mengubah proses tubuh lainnya. Kadar gula

    darah juga meningkat. Sel-sel lemak melepaskan lemak ke dalam aliran darah untuk

    meningkatkan persediaan enerji otot. Kelainankelainan yang berkaitan dengan stres adalah

    penyakit jantung, tukak, alergi, asma, ruam kulit, hipertensi (tekanan darah tinggi) dan

    kemungkinan kanker. Stres juga dapat menyebabkan msalah psikologis, seperti depresi,

    kecemasan, sikap masa bodoh, kelainan makan, dan penyalahgunaan alkohol serta obat-obatan

    terlarang

    Penelitian Selye(1976)dalamPotter&Perry (2005)mengidentifikasidua responstres,yaituLocalAdaptationSyndrome,LASdanGeneralAdaptationSyndrome,GAS.a. LocalAdaptationSyndrome(LAS)

    LAS adalah respon dari jaringan, organ, atau bagian tubuh terhadap streskarena trauma,penyakit, atauperubahan fisiologis lainnya. Contoh dari LASadalah respon refleks nyeri dan respon inflamasi. Karakteristik dari LAS,yaitu respon adaptif dan tidak melibatkanjangka pendek. Selain itu, respontidak tejadi terus menerus dan membantudalammemulihkanhomeostasisregionataubagiantubuh.

    b. GeneralAdaptationSyndrome(GAS)Selye (1973) dalam Losyk (2005) menyakan bahwa dampak negatif

    yang terjadi akibat stres dapat dijelaskan menurut teori sindrom adaptasiumum (general adaptation system, GAS) dari Selye. GAS adalah responsberpola tertentu terhadap tuntutan ekstra yang diterimanya. Menurut Selye

  • 5/28/2018 Bab II

    7/14

    ada tiga tahap spesifik, yaitu reaksiperingatan,pertahanan,danpenghabisan.Tahap peringatan tubuh dihadapkan pada penyebab stres. Individu

    menjadi bingung dan kehilangan arah. Tubuh mempersiapkan dirinya melawanstres dengan mengirimkan hormon-hormon berguna ke dalam aliran darah.Akibatnya, detak jantung dan pernapasan meningkat,ditambah dengan semakinmenegangnya otot-otot pada saat tubuh bersiap-siap melakukan aksi. Gerakanpertahanan ini membantu kita agar dapatbertahan terhadap faktorpenyebab stresyangkitahadapi.

    Tahapkedua

    merupakan

    tahap

    pertahanan.

    Hormon-hormon

    di

    dalam darah

    tetapberadapada tingkat tinggi. Tubuh menyesuaikan diri untuk melawan stres.Penyesuaian inibisa saja hanya terjadi di dalam sebuah organ tubuh tersendirimaupun sistem organ secara menyeluruh. Jikastrestingkattinggiterusberlangsung,keadaan ini sering kaliberakibat pada timbulnya penyakit dalam sebuah organatau sistem tubuh.Tingginya tingkat stres inijuga dapat menyebabkan seseorangmenjadi gugup, lelah, dan sering kali marah-marah. Tahap terakhir adalah tahappenghabisan, tahap di manajika stres tetapberlangsung,jaringan dan sistem organtubuh bisa rusak. Dalam jangka waktu yang panjang, keadaan ini bisamenimbulkanpenyakitataukematian.

    Menurut Alva (2003) stres menimbulkan efek akut sebagai berikut:

    1. Respons Otak: mengaktifkan sistemHypothalamic Pituitary Adrenal (HPA).

    2. Respons Jantung: paru-paru, dan sirkulasi: tekanan darah dan jantung meningkat secara

    instan; nafas semakin cepat dan paru-paru mengambil lebih banyak oksigen; aliran

    darah meningkat 300 % - 400%, mendorong bertambahnya demand otot, paru-paru, dan

    otak; limpa kecil kekurangan

  • 5/28/2018 Bab II

    8/14

    sel darah merah dan putih, menyebabkan darah mentransport lebih banyak oksigen.

    3. Respons sistem kekebalan: hormon steroid melembabkan bagian-bagian dari sistem

    kekebalan, sehingga perlawanan infeksi (termasuk sel darah putih) atau molekul-

    molekul kekebalan lainnya dapat didistribusikan kembali.

    4. Respons mulut dan tenggorokan: mulut kering dan sulit berbicara, stress juga dapat

    menyebabkan kejang otot kerongkongan sehingga sulit menelan.

    5. Respons kulit: stres menyebabkan pengalihan aliran darah jauh dari kulit untuk

    mendukung jantung dan jaringan otot. Ini juga mereduksi kehilangan darah dalam

    peristiwa tersebut. Efek pada fisik menjadi dingin, basah, dan kulit berkeringat. Kulit

    kepala mengetat sehingga rambut tampak berdiri.

    6. Respons metabolik: stres menurunkan kegiatan pencernaan dan kegiatan fungsi tubuh

    non-esensial dalam jangka waktu pendek selama pengerahan tenaga fisik atau selama

    krisis.

    7. Respons relaksasi: resolusi terhadap stres akut. Bila ancaman telah berlalu dan efeknya

    tidak berbahaya lagi, hormon stres kembali normal, dan pada gilirannya sistem tubuh

    menjadi normal kembali.

    7.Prestasi BelajarPrestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan ketrampilan terhadap mata

    pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes (Balai Pustaka Nasional, 2001). Setiap

    mahasiswa atau mahasiswi mempunyai tujuan yang ingin dicapai selama ia menuntut ilmu

    disebuah lembaga pendidikan, baik itu memperoleh nilai yang baik, menambah

    pengetahuan dan memperluas lingkungan pergaulan atau hanya sekedar ingin mendapat

    gelar sarjana saja.

  • 5/28/2018 Bab II

    9/14

    Mahasiswa atau mahasiswi yang mempunyai tujuan untuk memperoleh nilai yang

    baik maka ia akan berusaha untuk meningkatkan prestasi akademiknya. Adapun yang

    dimaksud dengan prestasi akademik sendiri adalah nilai yang diperoleh dari kegiatan

    persekolahan atau perkuliahan yang bersifat kognitif (Pengetahuan dan kecakapan

    intelektual) dan ditentukan melalui penilaian (Balai Pustaka Nasional, 2001).

    Mahasiswa atau mahasiswi yang mempunyai tujuan nilai biasanya juga

    menetapkan target kapan harus menyelesaikan kuliah dan berapa nilai yang ingin dicapai.

    Dalam lingkungan kampus nilai yang didapat biasanya dikenal dengan istilah indeks

    Prestasi (IP) yang dapat dilihat tiap akhir semester yang telah dilalui. Adapun pengertian

    dari indeks prestasi sendiri adalah angka yang memperlihatkan pencapaian seseorang

    dalam belajar atau bekerja selama jangka waktu tertentu (Balai Pustaka Nasional, 2001).

    Menurut Dalyono (2001) berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan

    oleh beberapa faktor yaitu :

    1. Faktor internal (yang berasal dalam diri) yaitu:

    a. Kesehatan

    Kesehatan jasmani dan rohani sangat berpengaruh terhadap kemampuan

    belajar. Bila seseorang sakit dapat mengakibatkan seseorang menjadi tidak bergairah

    untuk belajar. Demikian juga bila seseorang mengalami gangguan kejiwaan atau

    kesehatan rohani dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar seseorang.

    b. Intelegensi dan bakat

    Seseorang dengan intelegensi yang baik (IQ tinggi) umumnya mudah belajar

    dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya seseorang dengan intelegensi rendah,

  • 5/28/2018 Bab II

    10/14

    cenderung sukar dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasinya pun rendah.

    Selain itu bakat juga berpengaruh dalam prestasi belajar.

    c. Minat dan motivasi

    Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati

    sanubari. Minat yang besar merupakan modal awal untuk mencapai tujuannya.

    Dengan adanya minat mendorong timbulnya motivasi. Motivasi sendiri adalah

    pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Motivasi dapat berasal dari dalam

    diri maupun dari luar. Kuat atau lemahnya minat dan motivasi seseorang dalam

    belajar dapat berpengaruh terhadap prestasinya.

    d. Cara belajar

    Cara belajar dapat berpengaruh terhadap prestasi karena tanpa memperhatikan

    teknik dan faktor fisiologi, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil

    yang kurang memuaskan. Setiap orang mempunyai belajar berbeda-beda namun

    yang perlu diperhatikan adalah; bagaimana cara membaca, mencatat, menggaris

    bawahi, meringkas dan lain-lain. Selain itu waktu, tempat, fasilitas, serta

    penggunaan media pengajaran dan penyesuaian bahan pelajaran juga ikut

    mempengaruhi prestasi belajar.

    2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri)

    a. Keluarga

    Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup

    atau kurangnya perhatian serta rukun tidaknya orang tua dan kedekatan orang tua

    dengan anaknya ikut mempengaruhi prestasi anak.

  • 5/28/2018 Bab II

    11/14

    b. Sekolah

    Kualitas guru, metode mengajar, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan

    anak, fasilitas peraturan yang berlaku di lingkungan tempat menutut ilmu ikut

    mempengaruhi.

    c. MasyarakatMasyarakat ikut berpengaruh karena jika di sekitar masyarakat disekitar

    tempat tinggal berpendidikan, terutama anak-anaknya bersekolah tinggi maka akan

    mendorong agar lebih giat beajar.

    d. Lingkungan Sekitar

    Apabila keadaan lingkungan tidak mendukung misalnya ; lokasi yang terlalu

    bising, rumah yang rapat dan panas ikut mempengaruhi hasil belajar.

    .

  • 5/28/2018 Bab II

    12/14

    B.Kerangka TeoriMenurut Atkinson (Nuryati,2007) factor factor penyebab stres dibagi menjadi dua

    bagian yaitu :

    a.Faktor internal1.Fisik : kesehatan2.Perilaku : kebiasaan kerja yang tidak efisien3.Kognisi : standar yang terlalu tinggi4.Emosional : tidak mau meminta bantuan

    b. Faktor eksternal

    1.Lingkungan fisik : kebisingan, polusi, penerangan.2.Lingkungan pekerjaan : pekerjaan yang berulang3.Lingkungan sosial budaya : kompetisi dan persaingan

    Belajar adalah suatu proses yang pada akhirnya akan membuahkan suatu hasil yang di sebut

    prestasi. Menurut Dalyono (2001) Keberhasilan dalam prestasi belajar di pengaruhi oleh beberapa

    faktor yaitu :

    a. Faktor internal : kesehatan, intelegensia dan bakat, minat, motivasi serta cara belajar.

    b. Faktor eksternal : keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.

  • 5/28/2018 Bab II

    13/14

    Berdasarkan landasan teori di atas, kerangka teori penelitian yang akan diteliti, dapat

    disajikan dalam bagan di bawah ini.

    C. Kerangka KonsepVariabel Independen

    Prestasi belajar

    sistem imunologi

    Variabel dependen

    Stresor

    Faktor internal

    1.Fisik : kesehatan2.Perilaku : kebiasaan kerja yang

    tidak efisien

    3.Kognisi : standar yang terlalutinggi

    4.Emosional : tidak mau memintabantuan

    Faktor eksternal

    1. Lingkungan fisik : kebisingan,polusi, penerangan.

    2. Lingkungan kerja : kerja yangberulang

    3. Lingkungan sosial budaya :kompetisi dan persaingan

    StresPrestasi

    belajar

    Faktor internal

    1. Kesehatan2. Intelegensi da

    bakat

    3. Minat dan mo4. Cara belajar

    Faktor eksterna

    1. Keluarga2. Sekolah3. Masyarakat4. Lingkungan se

    Stresor

    Faktor internal

    1.Fisik : kesehatan2.Perilaku : kebiasaan kerja yang

    tidak efisien

    3.Kognisi : standar yang terlalutinggi

    4.Emosional : tidak mau memintabantuan

    Faktor eksternal

    1.Lingkungan fisik : kebisingan,polusi, penerangan.

    2.Lingkungan kerja : kerja yangberulang

    3.Lingkungan sosial budaya :kompetisi dan persaingan

    Stres

    Faktor internal

    1. Motivasi belajar2. Kesehatan3. Cara belajar

    Faktor eksternal

    1. Cara mengajardosen

    2. LingkunganBelajar

    3. DukunganKeluarga

    Prestasi belajar

    sistem imunologi

  • 5/28/2018 Bab II

    14/14

    D. Hipotesis

    Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

    1. Adanya hubungan antara stres dengan prestasi belajar mahasiswa angkatan 2012 pada sistemimunologi

    2. Adanya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa angkatan 2012pada sistem imunologi

    3. Adanya hubungan antara kesehatan dengan prestasi belajar mahasiswa angkatan 2012 padasistem imunologi.

    4. Adanya hubungan antara cara belajar dengan prestasi belajar mahasiswa angkatan 2012 padasistem imunologi

    5. Adanya hubungan antara cara mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa angkatan2012 pada sistem imunologi

    6. Adanya hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa angkatan2012 pada sistem imunologi

    7. Adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan prestasi belajar mahasiswa angkatan2012 pada sistem imunologi.