bab ii
DESCRIPTION
kromatogravi kertasTRANSCRIPT
-
5/19/2018 BAB II
1/4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan molekul berdasarkan perbedaan struktur
dan atau komposisinya. Prinsip kerja khromatografi yaitu contoh bahan yang akan
dipisahkan (fase bergerak) dilewatkan pada media tetap (fase stasioner). Molekul-
molekul berbeda yang terkandung dalam contoh bahan akan mempunyai interaksi
yang berbeda dengan media tetap. Molekul yang mempunyai interaksi kuat dengan
fase stasioner akan lewat lebih lambat dibandingkan dengan molekul yang
mempunyai interaksi lebih lemah. Dengan cara ini, jenis molekul yang berbeda dapat
dipisahkan selagi molekul tersebut bergerak/melewati fase stasioner (Candra, 2011).
Secara fisik kromatografi kertas memiliki teknik-teknik yang sama dengan
kromatografi lapis tipis, tetapi sebenarnya merupakan tipe khusus kromatografi cair-
cair yang fasa diamnya hanya berupa air yang diadsorpsikan pada kertas dimana
kertas hanya bertindak sebagai pendukung. Tekniknya sangat sederhana dengan
menggunakan lembaran selulosa yang mengandung kelembaban tertentu. Cuplikan
yang akan dipisahkan ditotolkan pada pinggir kertas selulosa yang telah diatur
sedemikian rupa selanjutnya dimasukkan ke dalam bejana pengembang dan dijaga
agar atmosfer dalam bejana selalu jenuh dengan fasa gerak (Raharjo, 2010).
2.2 Jenis-jenis Kromatografi
a. Kromatografi Lapis Tipis
Yaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau aluminium yang
dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya.
Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama
pada pemisahan dengan kromatografi.
b. Kromatografi Penukar Ion
Merupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti namanya,
sistem ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemuan resin sintetik
dengan sifat penukar ion sebelum Perang Dunia II telah dapat mengatasi
pemisahan rumit dari logam tanah jarang dan asam amino.
-
5/19/2018 BAB II
2/4
c.
Kromatografi Penyaringan Gel
Merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi
dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang. Bahan
ini dpaat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan yang dapat
memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya. Molekul dengan
berat antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan dipisahkan.
Kromatografi permeasi gel merupakan teknik serupa yang menggunakan
polist irena yang berguna untuk pemisahan polimer.
d. Elektroforesis
Merupakan kromatografi yang diberi medan listrik di sisinya dan tegak
lurus aliran fasa gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke katoda
dan anion menuju ke anoda. Sedangkan kecepatan gerak tergantug pada
besarnya muatan.
e.
Kromatografi Kertas
Merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam adalah
lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa cair
lainnya dapat digunakan.
(Sholihat, 2011)
2.3 Prinsip Kromatografi Kertas
Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan
mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah
kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas
yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan
kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Ada beberapa metode dalam pemisahandengan kromatografi kertas diantaranya :
1.
Metode penurunan yaitu berupa bejana yang terbuat dari gelas , platina atau
logam tahan karat yang di atasnya ditutup untuk mencegah dari pelarut.
2. Metode penaikan. Bejana yang digunakan untuk kromatografi penaikan sama
seperti untuk kromatografi penurunan, tetapi pelarut diletak dibagian bawah
bejana dan kertas dicelupkan di atasnya.
-
5/19/2018 BAB II
3/4
3.
Metode mendatar. Dalam cara ini kertas dibentuk bulat ditengahnya diberi
lubang sebagai tempat untuk meletakkan sumbu yang terbuat baik dari gulungan
kertas atau dari benang dimana melalui ini pelarut akan naik yang kemudian
akan membesahi kertas untuk kemudian mengembang, melingkar, membawa
senyawa yang dipisahkan.
(Rahmayani, 2008).
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Rf
Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan
kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu
senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran
karakteristik dan reprodusibel. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara
jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal.
Rf =
(Setiadi, 2012).
Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf, yaitu:
1. Pelarut. Disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan
yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan-
perubahan harga Rf.
2.
Suhu. Perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan
aliran.
3. Ukuran dari bejana. Volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari
atmosfer jadi memengaruhi kecepatan penguapan dari koponen-komponen
pelarut dari kertas.
4. Kertas. Pengaruh utama kertas pada harga-harga Rf timbul dari perubahan ion
dan serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas.
5. Sifat dari campuran. Berbagai senyawa mengalami partisi diantara volume-
volume yang sama dari fase tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu
mempengaruhi karakterisrik dari kelarutan satu terhadap lainnya hingga
terhadap harga-harga Rf mereka.
(Pratiwi, 2011).
-
5/19/2018 BAB II
4/4
2.5 Aplikasi Kromatografi Kertas
Analisa Zat Warna Sintetik Terlarang untuk Makanan yang Beredar di
Pasaran
Warna dari suatu produk makanan ataupun minuman merupakan salah satu ciri
yang penting. Warna merupakan salah satu kriteria dasar untuk menentukan kualitas
makanan, antara lain warna dapat member petunjuk mengenai perubahan kimiam
dalam makanan, seperti pencoklatan (deMan JM. 1997). Selain itu, beberapa warna
spesifik dari buah juga dikaitkan dengan kematangan. Warna juga mempengaruhi
persepsi akan rasa. Oleh karena itu, warnamenimbulkan banyak pengaruh terhadap
konsumen dalam memilih suatu produk makanan dan minuman (Fennema OR. 1996;
Smith J. 1991).
Tujuan dari penggunaan zat warna tersebut adalah untuk membuat
penampilan makanan dan minuman menjadi menarik, sehingga memenuhi keinginan
konsumen. Awalnya, makanan diwarnai dengan zat warna alami yang diperoleh dari
tumbuhan, hewan, atau mineral, akan tetapi proses untuk memperoleh zat warna
alami adalah mahal. Selain itu, zat warna alamiumumnya tidak stabil terhadap
pengaruh cahaya dan panas sehingga sering tidak cocok untuk digunakan dalam
industri makanan. Maka, penggunaan zat warna sintetik pun semakin meluas.
Keunggulan-keunggulan zat warna sintetik adalah lebih stabil dan lebih tahan
terhadap berbagai kondisi lingkungan. Daya mewarnainya lebih kuat dan memiliki
rentang warna yang lebih luas. Selain itu, zat warna sintetik lebih murah dan lebih
mudah untuk digunakan (deMan JM. 1997; Smith J. 1991; Nollet LML. 1996).
Oleh karena itu, adanya zat warna sintetik yang tidak diijinkan dalam
makanan, dapat terjadi karena kesengajaan produsen makanan menggunakan zatwarna sintetik itu, misalnya zat warna tekstil, untuk menghasilkan warna yang lebih
menarik. Atau, hal itu bisa terjadi karena ketidaktahuan produsen makanan membeli
zat warna sintetik yang dikiranya aman, tetapi ternyata Vol. IV, No.1, April 2007 9
mengandung zat warna sintetik yang tidak diijinkan. Penelitian ini bertujuan untuk
manganalisis beberapa merek zat warna sintetik yang digunakan untuk makanan
yang beredar di pasaran (Azizahwati dkk, 2007).