bab ii

4
  BAB II TINJ AU AN P U STAK A 2.1 Kromatografi Kromatografi adalah cara pemisahan molekul berdasarkan perbedaan struktur dan atau komposisinya. Prinsip kerja khromatografi yaitu contoh bahan yang akan dipisahkan (fase bergerak) dilewatkan pada media tetap (fase stasioner). Molekul- molekul berbeda yang terkandung dalam contoh bahan akan mempunyai interaksi yang berbeda dengan media tetap. Molekul yang mempunyai interaksi kuat dengan fase stasioner akan lewat lebih lambat dibandingkan dengan molekul yang mempunyai inter aksi lebih lema h. Dengan cara ini, je nis m olek ul yang berbeda dapat di pisa h kan se l agi m olek ul t ersebut bergerak/mel e wati fase stasioner (Ca n dra, 2011). Secara fisik kromatografi kertas memiliki teknik-teknik yang sama dengan kromatografi lapis tipis, tetapi sebenarnya merupakan tipe khusus kromatografi cair- cair yang fasa diamnya hanya berupa air yang diadsorpsikan pada kertas dimana kertas hanya bertindak sebagai pendukung. Tekniknya sangat sederhana dengan menggunakan lembaran selulosa yang mengandung kelembaban tertentu. Cuplikan yang akan dipisahkan ditotolkan pada pinggir kertas selulosa yang telah diatur sedemikian rupa selanjutnya dimasukkan ke dalam bejana pengembang dan dijaga ag a r atmosfer dalam bejana se l alu je nuh denga n f asa gerak (Raharjo, 2010). 2.2 Jenis-j enis Kromatogr afi a. Kromatografi Lapis Tipis Yaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau aluminium yang dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama  pada pemi sa h an dengan kr omatogra fi.  b. Kromatografi Penukar Ion Merupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti namanya, sistem ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemuan resin sintetik dengan sifat penukar ion sebelum Perang Dunia II telah dapat mengatasi  pemi sahan r umi t dar i l o gam tanah j a rang dan a sam a mino.

Upload: gilang-ramadhan

Post on 08-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kromatogravi kertas

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 BAB II

    1/4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kromatografi

    Kromatografi adalah cara pemisahan molekul berdasarkan perbedaan struktur

    dan atau komposisinya. Prinsip kerja khromatografi yaitu contoh bahan yang akan

    dipisahkan (fase bergerak) dilewatkan pada media tetap (fase stasioner). Molekul-

    molekul berbeda yang terkandung dalam contoh bahan akan mempunyai interaksi

    yang berbeda dengan media tetap. Molekul yang mempunyai interaksi kuat dengan

    fase stasioner akan lewat lebih lambat dibandingkan dengan molekul yang

    mempunyai interaksi lebih lemah. Dengan cara ini, jenis molekul yang berbeda dapat

    dipisahkan selagi molekul tersebut bergerak/melewati fase stasioner (Candra, 2011).

    Secara fisik kromatografi kertas memiliki teknik-teknik yang sama dengan

    kromatografi lapis tipis, tetapi sebenarnya merupakan tipe khusus kromatografi cair-

    cair yang fasa diamnya hanya berupa air yang diadsorpsikan pada kertas dimana

    kertas hanya bertindak sebagai pendukung. Tekniknya sangat sederhana dengan

    menggunakan lembaran selulosa yang mengandung kelembaban tertentu. Cuplikan

    yang akan dipisahkan ditotolkan pada pinggir kertas selulosa yang telah diatur

    sedemikian rupa selanjutnya dimasukkan ke dalam bejana pengembang dan dijaga

    agar atmosfer dalam bejana selalu jenuh dengan fasa gerak (Raharjo, 2010).

    2.2 Jenis-jenis Kromatografi

    a. Kromatografi Lapis Tipis

    Yaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau aluminium yang

    dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya.

    Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama

    pada pemisahan dengan kromatografi.

    b. Kromatografi Penukar Ion

    Merupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti namanya,

    sistem ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemuan resin sintetik

    dengan sifat penukar ion sebelum Perang Dunia II telah dapat mengatasi

    pemisahan rumit dari logam tanah jarang dan asam amino.

  • 5/19/2018 BAB II

    2/4

    c.

    Kromatografi Penyaringan Gel

    Merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi

    dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang. Bahan

    ini dpaat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan yang dapat

    memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya. Molekul dengan

    berat antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan dipisahkan.

    Kromatografi permeasi gel merupakan teknik serupa yang menggunakan

    polist irena yang berguna untuk pemisahan polimer.

    d. Elektroforesis

    Merupakan kromatografi yang diberi medan listrik di sisinya dan tegak

    lurus aliran fasa gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke katoda

    dan anion menuju ke anoda. Sedangkan kecepatan gerak tergantug pada

    besarnya muatan.

    e.

    Kromatografi Kertas

    Merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam adalah

    lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa cair

    lainnya dapat digunakan.

    (Sholihat, 2011)

    2.3 Prinsip Kromatografi Kertas

    Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan

    mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah

    kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas

    yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan

    kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Ada beberapa metode dalam pemisahandengan kromatografi kertas diantaranya :

    1.

    Metode penurunan yaitu berupa bejana yang terbuat dari gelas , platina atau

    logam tahan karat yang di atasnya ditutup untuk mencegah dari pelarut.

    2. Metode penaikan. Bejana yang digunakan untuk kromatografi penaikan sama

    seperti untuk kromatografi penurunan, tetapi pelarut diletak dibagian bawah

    bejana dan kertas dicelupkan di atasnya.

  • 5/19/2018 BAB II

    3/4

    3.

    Metode mendatar. Dalam cara ini kertas dibentuk bulat ditengahnya diberi

    lubang sebagai tempat untuk meletakkan sumbu yang terbuat baik dari gulungan

    kertas atau dari benang dimana melalui ini pelarut akan naik yang kemudian

    akan membesahi kertas untuk kemudian mengembang, melingkar, membawa

    senyawa yang dipisahkan.

    (Rahmayani, 2008).

    2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Rf

    Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan

    kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu

    senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran

    karakteristik dan reprodusibel. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara

    jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal.

    Rf =

    (Setiadi, 2012).

    Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf, yaitu:

    1. Pelarut. Disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan

    yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan-

    perubahan harga Rf.

    2.

    Suhu. Perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan

    aliran.

    3. Ukuran dari bejana. Volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari

    atmosfer jadi memengaruhi kecepatan penguapan dari koponen-komponen

    pelarut dari kertas.

    4. Kertas. Pengaruh utama kertas pada harga-harga Rf timbul dari perubahan ion

    dan serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas.

    5. Sifat dari campuran. Berbagai senyawa mengalami partisi diantara volume-

    volume yang sama dari fase tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu

    mempengaruhi karakterisrik dari kelarutan satu terhadap lainnya hingga

    terhadap harga-harga Rf mereka.

    (Pratiwi, 2011).

  • 5/19/2018 BAB II

    4/4

    2.5 Aplikasi Kromatografi Kertas

    Analisa Zat Warna Sintetik Terlarang untuk Makanan yang Beredar di

    Pasaran

    Warna dari suatu produk makanan ataupun minuman merupakan salah satu ciri

    yang penting. Warna merupakan salah satu kriteria dasar untuk menentukan kualitas

    makanan, antara lain warna dapat member petunjuk mengenai perubahan kimiam

    dalam makanan, seperti pencoklatan (deMan JM. 1997). Selain itu, beberapa warna

    spesifik dari buah juga dikaitkan dengan kematangan. Warna juga mempengaruhi

    persepsi akan rasa. Oleh karena itu, warnamenimbulkan banyak pengaruh terhadap

    konsumen dalam memilih suatu produk makanan dan minuman (Fennema OR. 1996;

    Smith J. 1991).

    Tujuan dari penggunaan zat warna tersebut adalah untuk membuat

    penampilan makanan dan minuman menjadi menarik, sehingga memenuhi keinginan

    konsumen. Awalnya, makanan diwarnai dengan zat warna alami yang diperoleh dari

    tumbuhan, hewan, atau mineral, akan tetapi proses untuk memperoleh zat warna

    alami adalah mahal. Selain itu, zat warna alamiumumnya tidak stabil terhadap

    pengaruh cahaya dan panas sehingga sering tidak cocok untuk digunakan dalam

    industri makanan. Maka, penggunaan zat warna sintetik pun semakin meluas.

    Keunggulan-keunggulan zat warna sintetik adalah lebih stabil dan lebih tahan

    terhadap berbagai kondisi lingkungan. Daya mewarnainya lebih kuat dan memiliki

    rentang warna yang lebih luas. Selain itu, zat warna sintetik lebih murah dan lebih

    mudah untuk digunakan (deMan JM. 1997; Smith J. 1991; Nollet LML. 1996).

    Oleh karena itu, adanya zat warna sintetik yang tidak diijinkan dalam

    makanan, dapat terjadi karena kesengajaan produsen makanan menggunakan zatwarna sintetik itu, misalnya zat warna tekstil, untuk menghasilkan warna yang lebih

    menarik. Atau, hal itu bisa terjadi karena ketidaktahuan produsen makanan membeli

    zat warna sintetik yang dikiranya aman, tetapi ternyata Vol. IV, No.1, April 2007 9

    mengandung zat warna sintetik yang tidak diijinkan. Penelitian ini bertujuan untuk

    manganalisis beberapa merek zat warna sintetik yang digunakan untuk makanan

    yang beredar di pasaran (Azizahwati dkk, 2007).