bab i+2 kgkp

47
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dijumpai pada anak-anak di seluruh dunia terutama pada negara berkembang termasuk Indonesia adalah karies gigi. Karies merupakan suatu proses kronis dan regresif yang diawali dengan pelarutan email yang disebabkan oleh pembentukan substrat asam oleh mikroba yang akan menyebabkan terjadinya destruksi komponen organik gigi 1 . Langkah yang diambil oleh Pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia melalui pelayan di tingkat pertama yang dilaksanakan secara efisien, efektif dan berkualitas 2 . Pengertian Dokter Gigi Keluarga adalah dokter gigi yang mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi yang berorientasi pada komunitas dengan keluarga sebagai sasaran utama dan memandang individu-individu baik yang sakit maupun yang sehat sebagai bagian dari unit keluarga serta komunitasnya. Dalam melaksanakan tugasnya dokter gigi keluarga merupakan kontak pertama yang harus proaktif memecahkan masalah kesehatan gigi dan mulut keluarga sesuai asuhan pelayanan kedokteran gigi dasar. Layanan dokter gigi keluarga yang diberikan 1

Upload: dina-auliya-amly

Post on 10-Nov-2015

30 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Makalah semester 7

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMasalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dijumpai pada anak-anak di seluruh dunia terutama pada negara berkembang termasuk Indonesia adalah karies gigi. Karies merupakan suatu proses kronis dan regresif yang diawali dengan pelarutan email yang disebabkan oleh pembentukan substrat asam oleh mikroba yang akan menyebabkan terjadinya destruksi komponen organik gigi1.Langkah yang diambil oleh Pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia melalui pelayan di tingkat pertama yang dilaksanakan secara efisien, efektif dan berkualitas2.Pengertian Dokter Gigi Keluarga adalah dokter gigi yang mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi yang berorientasi pada komunitas dengan keluarga sebagai sasaran utama dan memandang individu-individu baik yang sakit maupun yang sehat sebagai bagian dari unit keluarga serta komunitasnya. Dalam melaksanakan tugasnya dokter gigi keluarga merupakan kontak pertama yang harus proaktif memecahkan masalah kesehatan gigi dan mulut keluarga sesuai asuhan pelayanan kedokteran gigi dasar. Layanan dokter gigi keluarga yang diberikan seharusnya terjaga mutunya dengan mengutamakan pendekatan promotif dan preventif serta menerapkan ilmu pengetahuan kedokteran gigi mutakhir secara rasional dengan memperhatikan sistem rujukan2.Berdasarkan tingkat pelayanan, ruang lingkup pendidikan kesehatan dengan konsep five level of prevention Leavel dan Clark yaitu health promotion (peningkatan kesehatan), spesific protection (perlindungan khusus), early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera), disability limitation (pembatasan kemungkinan cacat) dan rehabilitation (rehabilitasi)3. Penyuluhan adalah suatu usaha terencana dan terarah dalam bentuk pendidikan non formal yang berkelanjutan. Penyuluhan bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku individu atau sekelompok orang yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang mengarah kepada upaya hidup sehat4. Proses perubahan tingkah laku menekankan pada pendidikan dengan menggunakan pendekatan persuasif dan sugestif. Pendekatan persuasif dan sugestif dalam proses penyuluhan kesehatan gigi merupakan salah satu alternatif untuk mencapai hasil yang memuaskan4.Fluor merupakan zat mineral yang digunakan sebagai bahan yang efektif mencegah terjadinya karies gigi dapat membuat lapisan email tahan terhadap kerusakan yang disebabkan pelarutan email oleh zat asam. Penggunaan fluor dapat diberikan secara sistemik maupun secara topikal. Secara sistemik dapat dilakukan dengan pemberian tablet fluor dan melalui sumber air minum. Secara topikal dapat dilakukan dengan pemberian fluor pada gigi dengan cara pengulasan pada seluruh permukaan gigi, berkumur-kumur dengan larutan fluor dan diletakkan pada gigi dengan menggunakan sendok cetak khusus5. Namun, pemberian fluor secara topikal dan sistemik, tidak banyak berpengaruh terhadap insidensi karies pit dan fisura. Hal ini karena pit dan fisura merupakan daerah cekungan yang dalam dan sempit. Fluor yang telah diberikan tidak cukup kuat untuk mencegah karies (R.J Andlaw, 1992: 58). Pemberian fluor ini terbukti efektif bila diberikan pada permukaan gigi yang halus, dengan pit dan fisura minimal (M. John Hick dalam J.R Pinkham, 1994: 455)6. Upaya lain dalam pencegahan karies pit dan fisura telah dilakukan pada ujicoba klinis pada tahun 1965 melalui penggunaan sealant pada pit dan fisura. Tujuan sealant pada pit dan fisura adalah agar sealant berpenetrasi dan menutup semua celah, pit dan fisura pada permukaan oklusal baik gigi sulung maupun permanent. Area tersebut diduga menjadi tempat awal terjadinya karies dan sulit dilakukan pembersihan secara mekanis (Robert G.Craig :1979: 29)6.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah:1. Bagaimana peranan dokter gigi keluarga ?2. Bagaimana standar perizinan kedokteran gigi keluarga ?3. Bagaimana konsep five levels of prevention menurut Leavel dan Clark ?4. Bagaimana sistem pembayaran kedokteran gigi keluarga ?

1.3 Tujuan1. Agar mahasiswa mampu memahami peranan kedokteran gigi keluarga2. Agar mahasiswa mampu memahami standar perizinan kedokteran gigi keluarga 3. Agar mahasiswa mampu memahami konsep five levels of prevention menurut Leavel dan Clark4. Agar mahasiswa mampu memahami sistem pembayaran kedokteran gigi keluarga

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Peranan Dokter Gigi KeluargaPengertian Dokter Gigi Keluarga adalah dokter gigi yang mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi yang berorientasi pada komunitas dengan keluarga sebagai sasaran utama dan memandang individu-individu baik yang sakit maupun yang sehat sebagai bagian dari unit keluarga serta komunitasnya. Dalam melaksanakan tugasnya dokter gigi keluarga merupakan kontak pertama yang harus proaktif memecahkan masalah kesehatan gigi dan mulut keluarga sesuai asuhan pelayanan kedokteran gigi dasar. Layanan dokter gigi keluarga yang diberikan seharusnya terjaga mutunya dengan mengutamakan pendekatan promotif dan preventif serta menerapkan ilmu pengetahuan kedokteran gigi mutakhir secara rasional dengan memperhatikan sistem rujukan7.Pelayanan kedokteran gigi keluarga atau praktek dokter gigi keluarga adalah pelayanan kedokteran gigi keluarga yang bersifat paripurna (promotif, preventif, kuratf, rehabilitatif) dan sinambung dengan mempertimbangkan dinamika keluarga dalam layanannya sehingga pelayanannya tidak dibatasi oleh golongan umur, jenis, kelamin, maupun sistem organ8.2.2 Standar Perizinan Kedokteran Gigi Keluarga9Perizinan pelayanan praktik dokter gigi keluarga merupakan syarat utama yang harus dimiliki oleh seorang dokter gigi keluarga. Perizinan pelayanan praktik ini bertujuan unutk menjamin terselenggaranya pelayanan dokter gigi keluarga yang bermutu, aman dan nyaman bagi pihak masyarakat. Berikut ini adalah syarat syarat yang harus di miliki oleh penyelenggara dalam memenuhi persyaratan perizinan praktek.1. PenyelenggaraPerizinan praktik dokter gigi keluarga dapat diberikan kepada pihak yang menyelenggarakan pelayanan dalam bentuk :a. Perorangan/ Praktek soloPraktek dokter gigi keluarga yang diselenggarakan oleh 1 orang dokter gigi keluargab. Praktek berkelompokPraktek dokter gigi keluarga yang diselenggarakan oleh beberapa dokter/ dokter gigi keluargaSyarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pemohon izin praktik dokter gigi keluarga adalah memenuhi standar praktik meliputi :a. Tenaga pelaksana ( medis, paramedic dan non medis yang memenuhi kualifikasi tertentu sesuai standar profesi dan pelayanan dokter gigi keluargab. Sarana dan prasarana yang memadai sehingga memungkinkan pelayanan dokter gigi keluarga dan semua aspek pelayanannya mampu dilaksanakanc. Manajemen praktik yang mendukung terlaksananya pelayanan dokter gigi keluarga yang sesuai standar pelayanan. 2. Kewenangan pemberi izinPemberian izin dilakukan oleh instansi yang berwenang .yaitu menurut UU No. 32. Tahun 2004 tentang otonomi daerah, UU no 29 tahun 2005, perkonsil no. 1 tahun 2005 serta Permenkes 1419/2005, maka pemberian izin bagi dokter dan dokter gigi termasuk dokter gigi keluarga ini adalah pemerintah kewenangan Kabupaten/Kota.Dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab terhadap terselenggaranya pelayanan kedokteran gigi keluarga dengan peran :1. Menerima, memproses, memberikan dan menerbitkan izin baru praktik dokter gigi keluarga 2. Menerima, memproses, memberikan dan menerbitkan Perpanjangan izin praktik dokter gigi keluarga 3. Bersama dinas kesehatan propinsi, Organisasi profesi dan lintas sector melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan praktek dokter gigi keluarga4. Menolak pemberian izin baru atau perpanjangan izin praktik dokter gigi keluarga5. Mencabut izin praktik dokter gigi keluarga yang tidak memenuhi krtrntuan dan standar yang berlaku.Tata Cara Perizinana. Perizinan Praktik Dokter Gigi Keluarga Dilaksanakan Melalui :1. Sertifikasi Sertifikasi merupakan pengakuan akan kompetensi yang dimiliki seseorang. Sertifikasi ini diberikan oleh lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dokter gigi, dalam hal ini adalah FKG, Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia (KKGI), PDGI, dan Depkes.2. RegistrasiRegistrasi adalah pencatatan resmi terhadap dokter gigi yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk melakukan tindakan profesinya. STR ini berlaku 5 tahun dan dapat diregistrasi ulang tiap 5 tahun dengan tetap memenuhi persyaratan- persayaratan.Yang dimaksud dengan sertifikasi kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan dokter gigi untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah kompetensi.Untuk memperoleh STR Dokter Gigi Keluarga oleh Konsil Kedokteran Indonesia maka seorang dokter gigi keluarga harus :a. Memiliki ijazah dokter gigi dan sertifikat pelatihan dokter gigi keluargab. Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/ janji dokter gigic. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki SIPd. Memiliki sertifikat kompetensi dokter gigi keluargae. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi3. Lisensi/ SIPLisensi atau SIP adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter gigi yang telah diregistrasi setelah memenuhi persyaratan yang berlaku.

a. Tata Cara Pengajuan Permohonan Izin1) Praktek perorangan a. Pemohon mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan melampirkan : Foto copy kartu tanda penduduk Foto copy SK PNS/POLRI/Pensiunan/TNI/BUMN Denah ruangan dan denah lokasi tempat praktekb. Foto copy STR Dokter Gigi yang di terbitkan oleh konsil kedokteran atau surat bukti yang masih berlaku yang dilegalisir oleh penjabat yang berwenang c. Surat pernyataan mempunyai tempat praktikd. Surat rekomendasi dari PDGIe. Foto copy surat keputusan penempatan dalam rangka masa bakti atau surat bukti telah selesai menjalankan masa bakti atau surat keterangan menunda masa bakti yang di legalisir oleh penjabat yang berwenang f. Pas photo berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3 x 4 sebanyak 1 (satu) lembar2) Praktek berkelompoka. Surat permohonan izin penyelenggaraan praktik berkelompok kedokteran gigi keluargab. Foto copy akte notaris pendirian yayasan/badan hokumc. Studi kelayakan yang memuat antara lain jenis pelayanan yang dierikan dengan denah bangunan dan denah lokasi/ lingkungand. Foto copy tanda bukti penggunaan bangunan bangunan minimal 5 tahune. Foto copy surat izin gangguan (H0)/ Surat izin tempat usaha (SITU)f. Surat pernyataan dari pemohon untuk mentaati peraturan yang berlaku dengan materaig. Struktur organisasih. Daftar ketenangan beserta fotocopy ijazahi. Data kepegawaian penanggung jawab praktek berkelompok.Surat pengangkatan sebagai penanggung jawab klinikSurat pernyataan tidak keberatan/kesanggupan sebagai penanggung jawab, dengan materaiSurat pernyataan tidak keberatan dari atasan langsung tempat bekerjaFoto copy SIP dan surat persetujuan tempat praktik (SPTP) yang masih berlakuPas foto terbaru 4 x 6 2 lembarj. Data kepegawaian dokter / dokter gigi keluarga:Foto copy surat ijin pratek danSurat persetujuan tempat praktik yang masih berlakuk. Data kepegawaian paramedis / umumFoto copy ijazah terakhirSurat izin kerja (SIK) dan surat Izin perawat gigi (SIPG) bagi perawat gigil. Daftar tarif pelayanan medism. Surat perjanjian rujukan dengan rumah sakit terdekatn. Daftar alat alat kedokteran/kedokteran gigi sesuai dengan pelayanan yang di laksanakan o. Daftar obat obatan yang digunakanp. Wajib mengikuti standart perizinan kedokteran gigi keluargaq. Wajib mengikuti standar pelayan kedokteran gigi keluargar. Setiap tindakan kedokteran gigi keluarga harus mendapat persetujuan pasiens. Persetujuan diberikan setelah pasien meandapat penjelasan lengkap (diagnosis, tindakan medis, tujuan tindakan, risiko, alternative lain, prognosis)t. Wajib membuat rekam medis (dibubuhi nama, waktu, tindakan)u. Wajib menyipan rahasia kedokteran gigi keluargav. Wajib menyelenggarakan kendali mutu dan biayaw. Wajib memberi laporan ke puskesmas2.3 Pencegahan Kesehatan Gigi dan Mulut10,11Leavell dan Clark (1965) dalam bukunya Preventive medicine for the doctors in his community, mengenalkan konsep yang menarik dalam pemikiran tentang tindakan preventif untuk semua jenis penyakit yang dinamakan LEVELS OF PREVENTION atau tingkatan tahapan pencegahan. Tingkatan pencegahan berkelanjutan, yaitu melalui periode prepatogenesis penyakit sampai ke periode rehabilitasi yaitu setelah penyakitnya sendiri sudah hilang.Menurut tingkatan pencegahan Leavell dan Clark, pencegahan sesungguhnya (true prevention) atau primary prevention terjadi pada periode prepatogenesis dan melibatkan: (1) health promotion, (2) specific protection. Termasuk health promotion adalah health education, perhatian terhadap faktor genetik atau lingkungan yang mungkin mempengaruhi penyakit, perhatian terhadap perkembangaan fisik dan mental yang baik, dan periodic selective examinations. Specific protection, termasuk didalamnya misalnya imunisasi, vaksinasi, perhatian terhadap personal hygiene dan safety, dan pemakaian nutrien spesifik misalnya vitamin D untuk mencegah riketsia.Secondary prevention bisa terjadi pada periode awal dan patogenesis. Termasuk periode ini adalah early diagnosis dan prompt treatment. Kemudian periode selanjutnya dan patogenesis ada!ah disease control, termasuk didalamnya disability limitation, yaitu tindakan preventif agar akibat dan komplikasi penyakit bisa diminimalkan.Salah satu kegunaan pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit adalah untuk dipakai dalam merumuskan dan melakukan upaya pencegahan. Artinya, dengan mengetahui perjalanan penyakit dari waktu ke waktu serta perubahan yang terjadi di setiap masa/fase tersebut, dapat dipikirkan upaya-upaya pencegahan apa yang sesuai dan dapat dilakukan sehingga penyakit itu dapat dihambat perkembangannya sehingga tidak menjadi lebih berat, bahkan dapat disembuhkan. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan akan sesuai dengan perkembangan patologis penyakit itu dari waktu ke waktu, sehingga upaya pencegahan itu di bagi atas berbagai tingkat sesuai dengan perjalanan penyakit8.

Dalam epidemiologi dikenal ada empat tingkat utama pencegahan yaitu:1. Pencegahan tingkat awal (Priemodial Prevention)2. Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention)3. Pencegahan tingkat kedua (Secondary Prevention)4. Pencegahan tingkat ketiga (Tertiary Prevention)Pencegahan tingkat awal dan pertama berhubungan dengan keadaan penyakit yang masih dalam tahap prepatogenesis, sedangkan pencegahan tingkat kedua dan ketiga sudah berada dalam keadaan pathogenesis atau penyakit sudah tampak. Bentuk-bentuk upaya pencegahan yang dilakukan pada setiap tingkat itu meliputi 5 bentuk upaya pencegahan sebagai berikut :1. Pencegahan tingkat awal (primodial prevention) Pemantapan status kesehatan (underlying condition)2. Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention) Promosi kesehatan (health promotion) Pencegahan khusus (spesific prevention)3. Pencegahan tingkat kedua (Secondary Prevention) Diagnosis awal dan pengobatan tepat (early diagnosis and prompt treatment) Pembatasan kecacatan (disability limitation)4. Pencegahan tingkat ketiga (Tertiary Prevention) Rehabilitasi (rehabilitation)Tingkat pencegahan dan kelompok targetnya menurut fase penyakitTingkat pencegahanFase penyakitKelompok target

PrimordialKondisi normal kesehatanPopulasi total dan kelompok terpilih

PrimaryKeterpaparan faktor penyebab khususPopulasi total dan kelompok terpilih dan individu sehat

SecondaryFase patogenesitas awalPasien

TertiaryFase lanjut (pengobatan dan rehabilitasi)Pasien

Sumber : Beoglehole, WHO 1993Hubungan kedudukan riwayat perjalanan penyakit, tingkat pencegahan dan upaya pencegahanRiwayat penyakitTingkat pencegahanUpaya pencegahan

Pre-patogenesisPrimordial preventionPrimary preventionUnderlying conditionHealth promotionSpecific protection

PatogenesisSecondary prevention Tertiary preventionEarly diagnosis and prompt treatmentDisability limitationRehabilitation

Sumber : Beoglehole, WHO 1993Salah satu teori public health yang berkaitan dengan pencegahan timbulnya penyakit dikenal dengan istilah 5 Level Of Prevention Against Diseases. Leavel dan Clark dalam bukunya Preventive Medicine For The Doctor In His Community mengemukakan adanya tiga tingkatan dalam proses pencegahan terhadap timbulnya suatu penyakit. Kedua tingkatan utama tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut8:1) Fase sebelum sakit Fase pre-pathogenesis dengan tingkat pencegahan yang disebut pencegahan primer (primary prevention). Fase ini ditandai dengan adanya keseimbangan antara agent (kuman penyakit/ penyebab), host (pejamu) dan environtment (lingkungan). 2) Fase selama proses sakit Fase pathogenesis, terbagi dalam 2 tingkatan pencegahan yang disebut pencegahan sekunder (secondary prevention) dan pencegahan tersier (tertiary prevention). Fase ini dimulai dari pertama kali seorang terkena sakit yang pada akhirnya memiliki kemungkinan sembuh atau mati. Untuk lebih jelasnya, tabel 1 di bawah ini menggambarkan aplikasi konsep pencegahan dari Leavell dan Clark spesifik untuk karies gigi.

2.4Penyuluhan4Penyuluhan adalah suatu usaha terencana dan terarah dalam bentuk pendidikan non formal yang berkelanjutan2.4.1 Tujuan4Untuk merubah sikap dan tingkah laku individu atau sekelompok orang yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang mengarah kepada upaya hidup sehat. 2.4.2 Pola Penyuluhan Kesehatan Gigi Masyarakat41. Usia < 1,5 tahun : tergantung sepenuhnya pada orang tua2. Usia 1,5 3 tahun : mulai dapat diajak kerja sama3. Usia 3 - 6 tahun : berpedoman pada proses belajar dan bermain dimana hal tersebut sesuai dengan perkembangan jiwanya4. Usia 8 10 tahun : anak sudah dapat membedakan tetapi belum dapat menghubungkan masalah yang satu dengan yang lain5. Usia 10 12 tahun : pengamatan anak cepat, pengertian, realitis dan kritis. Misalnya anak sudah mengetahui bahwa gigi susu akan tanggal dan diganti dengan gigi tetap. Jika gigi tetap tanggal maka tidak dapat tumbuh lagi maka perlu dirawat.6. Usia 12 14 tahun : anak memiliki emosi yang tinggi dan sering bersikap melawan. Pada saat ini bila anak menderita sakit gigi tidak akan mau berobat bila dia tidak suka.2.4.3 Metode Penyuluhan4Proses perubahan tingkah laku menekankan pada pendidikan dengan mengguna pendekatan persuasif dan sugestif. Pendekatan persuasif dan sugestif dalam proses penyuluhan kesehatan gigi merupakan salah satu alternatif untuk mencapai hasil yang memuaskan.1. Pendekatan sugestifPemberian penjelasan tidak secara logis, cenderung memberi penekanan dan arahan melalui perasaan dan emosi dengan cara membujuk orang lain secara langsung/tidak langsung dengan suatu ide atau kepercayaan yang meyakinkan.Kelebihannya: Penyuluhan secara sugestif relatif cepat, sangat berhasil pada masyarakat yang pendidikan dan ekonominya kurang baikKelemahannya: Mudah melupakan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan. Agar dapat berhasil dengan baik, perlu dibantu dengan alat peraga edukatif yang merangsang emosi manusia.

2. Pendekatan persuasifSimon (1976) : menyatakan persuasif adalah rancangan komunikasi yang berkaitan dengan pendidikan pada manusia untuk mempengaruhi orang lain dengan memodifikasi kepercayaan, nilai-nilai atau perilaku secara fakta dan logika.Kelebihannya :Perubahan perilaku menetap, lebih berhasil dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan logika dan perasaan, merasa puas karena ikut berpartisipasi dalam pemecahan masalahKelemahan :Memerlukan waktu yang terlalu banyak pada masyarakat dengan pendidikan dan sosial ekonomi rendah sulit untuk berdialog dan mengerti pada masyarakat dengan emosional tinggi sulit berhasil. Agar pendekatan persuasif dapat berhasil dengan baik, perlu dibantu alat peraga edukatif yang menyentuh masalah logika dan fakta. 2.4.4 Dental Health Education Pada Pasien ( Pendidikan / Penyuluhan Kesehatan Gigi)41. Petunjuk menggosok gigi2. Petunjuk flossing gigi3. Penyuluhan diet

1. Petunjuk Menggosok GigiDalam mengajar anak untuk menggosok gigi-gigi mereka, tujuannya haruslah memberi instruksi dan mendorong semangat mereka untuk mengeluarkansemua debris dan plak dari semua permukaan gigi yang dapat dijangkau. Tidak mudah untuk menguasai teknik menggosok gigi dan sejumlah anak tidak mempunyai keterampilan untuk itu. Ini khususnya terjadi pada anak-anak kecil dibawah usia 5-6 tahun, dan pada mereka yang cacat fisik atau mental. Untuk membantu pasien-pasien seperti diatas, dokter gigi harus melibatkan orang tua (atau pengasuh) yang harus didorong untuk menerima tanggung jawab. Anak-anak harus didorong untuk menggosok gigi-giginya sendiri, orang tua juga boleh membantu. Orang tua harus dinasehatkan untuk mulai menggosok gigi anaknya segera setelah gigi pertama erupsi, sehingga menggosok gigi dapat diterima sebagai bagian dari mandi yang rutin4. Teknik penyikatan yang baik adalah dengan mempergunakan bulu sikat yang lunak dan arah penyikatan dari arah gusi kearah gigi. Dengan demikian, selain melakukan pembersihan terhadap plaks yang menempel pada permukaan gigi, juga melakukan pemijatan terhadap gusi yang akan memperlancar peredaran darah disekitar gusi dan menjadi lebih sehat. Posisi dari bulu sikat terhadap permukaan gigi bersudut 45. Tetapi apabila telah tebentuk karang gigi maka harus kontrol ke dokter gigi untuk dilakukan pembersihan karang gigi, karena hal tersebut tidak dapat dilakukan sendiri oleh pasien, sebab memerlukan alat khusus12.

2. Petunjuk FlossingPenggunaan dental floss memungkinkan plak dihilangkan dari permukaan aproksimal gigi yang tidak dapat dijangkau sikat gigi. Idealnya, flossing dilakukan disamping menggosok gigi sebagai bagian latihan oral hygiene sehari-hari. Flossing sulit dilakukan dan memerlukan latihan yang lama sebelum benar menguasai. Oleh karenanya flossing harus diperkenalkan pada anak dengan teknik yang mudah dan efisien sebagai bagian dari prosedur menggosok gigi disertai dengan sedikit antusiasme4. 3. Penyuluhan dietFaktor yang paling penting dalam hubungan diet dengan kesehatan gigi adalah frekwensi konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat yang murni. Jadi, tujuan yang paling penting dalam penyuluhan diet dalam hubungannya dengan kesehatan gigi adalah mendorong pasien mengendalikan frekwensi makanan yang mengandung karbohidrat. Agar berhasil, metode yang digunakan dalam penyuluhan diet harus direncanakan tidak hanya untuk memberi kejelasan tetapi membujuk anak dan orang tua untuk bertindak. Setidak-tidaknya bagi anak kecil perlu keterlibatan orang tua. Mudah untuk menjelaskan alasan-alasan frekwensi makanan. Kepada anak dan orang tua dapat diberikan secara singkat garis besar produksi asam pada gigi, termasuk interaksi bakteri dan makanan dalam plak. Selama ini belum diketahui adanya metode yang dapat memberikan pengaruh sesuai yang diinginkan. Sebaiknya buat satu lembaran diet, dimana orang tua diminta mencatat diet anak selama beberapa hari. Keuntungan metode ini adalah orang tua dan anak jika cukup besar menjadi aktif terlibat dalam mencatat diet, dan nasihat yang kemudian diberikan adalah bersifat pribadi, didasarkan pada diet masing-masing anak. Lembar diet diberikan dan diperkenalkan sebagai cara untuk membantu mereka dimana susunan diet telah dicetak dalam lembaran tersebut.Bila lembar diet telah selesai diisi, dikembalikan oleh pasien ke dokter gigi dan memberitahu bahwa laporan diet ini akan dianalisa sampai kunjungan berikutnya4. Pada kunjungan berikutnya, hasil analisa dikemukakan, disertai anjuran tertulis. Kebaikan pendekatan ini adalah penilaian diet yang diberikan lebih objektif dan perhatian serta minat dokter gigi atau ahli kesehatan lebih jelas ditunjukkan pada orang tua4.Contoh :Nama : Tanggal lahir : Hari pertama tanggal : .Makanan / minuman /jumlahMakan pagi : Diantara makan pagi dan makan siang Makan siang : .Diantara makan siang dan minum teh .Setelah minum teh (sore hari) .(Ruangan untuk catatan diet hari ke-2 dan ke-3 pada lembaran sebaliknya.2.5 Pit Fissure Sealant62.5.1 Pit dan FisuraPit adalah titik terdalam berada pada pertemuan antar beberapa groove atau akhir dari groove. Istilah pit sering berkaitan dengan fisura. Fisura adalah garis berupa celah yang dalam pada permukaan gigi (Russel C.Wheeler, 1974). Macam pit dan fisura bervariasi bentuk dan kedalamannya, dapat berupa tipe U (terbuka cukup lebar); tipe V (terbuka, namun sempit); tipe I (bentuk seperti leher botol).Bentuk pit dan fisura bentuk U cenderung dangkal, lebar sehingga mudah dibersihkan dan lebih tahan karies. Sedangkan bentuk pit dan fisura bentuk V atau I cenderung dalam, sempit dan berkelok sehingga lebih rentan karies. Bentukan ini mengakibatkan penumpukan plak, mikroorganisme dan debris. Karies secara histologi dibagi dalam zona-zona berdasarkan pemeriksaan dengan mikroskop cahaya,Zone 1: Zona TranslusenZona ini tidak terlihat disemua lesi, tetapi jika ada akan terletak pada bagian depan dan merupakan daerah perubahan awal dari gambaran normal. Zona ini tampak tidak berstruktur, translusen berbatasan dengan zona gelap di daerah permukaan dan enamel normal di bawahnya. Dibandingkan dengan enamel normal, zone ini lebih porus dikarenakan proses demineralisasi.Zona 2: Zona GelapZona gelap merupakan daerah kedua dari perubahan email normal berada tepat di atas zona translusen. Zona gelap lebih porus daripada zona translusen. Pada zona gelap ini terdapat pori-pori kecil. Pori-pori ini merupakan daerah penyembuhan temapat mineral telah didepositkan kembali. Zona 3: Badan Lesi Zona ini merupakan daerah yang terbesar. Zona ini terletak di atas zona gelap dan di bagian dalam permukaan karies. Daerah ini berwarna lebih gelap karena adanya molekul air yang memasuki pori-pori jaringan dimana indeks refraksi air berbeda dengan enamel. Volume pori-pori area ini sekitar 5% di pinggir dan makin membesar ke pusatnya hingga 25%.Zona 4: Zona Permukaan Zona ini terlihat paling jelas. Volume pori-pori zona permukaan ini berkisar 1% tapi jika karies terus berkembang maka area ini akhirnya akan hancur dan terbentuklah kavitas. Lapisan permukaan yang relatif tidak terserang ini berhubungan dengan sifat-sifat enamel yang mempunyai derajat remineralisasi tinggi, kandungan fluor yang banyak, dan kemungkinan jumlah protein yang tidak larut lebih besar disbanding dengan lapisan di bawahnya (Edwina A.M. Kidd, 1992:21-4).Setelah enamel terkena karies, diperlukan waktu sekitar 3-4 tahun karies berkembang hingga mencapai dentin. Perkembangan karies secara klinis terdeteksi tergantung hilangnya ketebalan enamel dan bentukan morfologis pit dan fisura (M. John Hick dalam J.R Pinkham, 1994: 456).2.5.2 Perawatan Pit dan FisuraMenurut M. John Hick (dalam J.R Pinkham, 1994: 456), sejumlah pilihan perawatan bagi para dokter gigi dalam merawat pit dan fisura, meliputi:a. Melalui pengamatan (observasi), menjaga oral higiene, dan pemberian fluor b. Pemberian sealantUpaya pencegahan terjadinya karies permukaan gigi telah dilakukan melalui fluoridasi air minum, aplikasi topikal fluor selama perkembangan enamel, dan program plak kontrol. Namun tindakan ini tidak sepenuhnya efektif menurunkan insiden karies pada pit dan fisura, dikarenakan adanya sisi anatomi gigi yang sempit (Robert G.Craig:1979: 29).Pemberian fluor secara topikal dan sistemik, tidak banyak berpengaruh terhadap insidensi karies pit dan fisura. Hal ini karena pit dan fisura merupakan daerah cekungan yang dalam dan sempit. Fluor yang telah diberikan tidak cukup kuat untuk mencegah karies. (R.J Andlaw, 1992: 58). Pemberian fluor ini terbukti efektif bila diberikan pada permukaan gigi yang halus, dengan pit dan fisura minimal (M. John Hick dalam J.R Pinkham, 1994: 455). Upaya lain dalam pencegahan karies pit dan fisura telah dilakukan pada ujicoba klinis pada tahun 1965 melalui penggunaan sealant pada pit dan fisura. Tujuan sealant pada pit dan fisura adalah agar sealant berpenetrasi dan menutup semua celah, pit dan fisura pada permukaan oklusal baik gigi sulung maupun permanent. Area tersebut diduga menjadi tempat awal terjadinya karies dan sulit dilakukan pembersihan secara mekanis (Robert G.Craig :1979: 29).Indikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah sebagai berikut:a. Dalam, pit dan fisura retentifb. Pit dan fisura dengan dekalsifikasi minimalc. Karies pada pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau permanen lainnyad. Tidak adanya karies interproximale. Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi salivaf. Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.Sedangkan kontraindikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalaha. Self cleansing yang baik pada pit dan fisurab. Terdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies interproximal yang memerlukan perawatanc. Banyaknya karies interproximal dan restorasid. Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari kontaminasi salivae. Umur erupsi gigi lebih dari 4 tahun (M. John Hick dalam J.R Pinkham, 1994: 459-61)Pertimbangan lain dalam pemberian sealant juga sebaiknya diperhatikan. Umur anak berkaitan dengan waktu awal erupsi gigi-gigi tersebut. Umur 3-4 tahun merupakan waktu yang berharga untuk pemberian sealant pada geligi susu; umur 6-7 tahun merupakan saat erupsi gigi permanen molar pertama; umur 11-13 tahun merupakan saatnya molar kedua dan premolar erupsi. Sealant segera dapat diletakkan pada gigi tersebut secepatnya. Sealant juga seharusnya diberikan pada gigi dewasa bila terbukti banyak konsumsi gula berlebih atau karena efek obat dan radiasi yang mengakibatkan xerostomia (Norman O. Harris, 1999: 245-6).2.5.3 Bahan Penutup Pit dan FisuraTerdapat beberapa bentukan pit dan fisura, seperti telah dijelaskan sebelumnya. Bahan sealant yang ada diaplikasikan untuk menutupi bentukan anatomi tersebut, guna mencegah masuknya bakteri, food debris ke dalam pit dan fisura (Carline Paarmann, 1991:10).Pencegahan karies pada permukaan gigi terutama, pit dan fisura perlu perhatian khusus. Hal ini dikarenakan bagian ini merupakan daerah yang paling rentan karies. Prevalensi karies oklusal pada anak-anak terbanyak ditemukan pada permukaan pit dan fisura. Area ini sering tidak terjangkau oleh bulu sikat gigi. Molar pertama merupakan gigi permanen yang memiliki waktu terlama berada dalam rongga mulut. 2.5.3.1 Berbasis resin1. Indikasi fisure sealant berbasis resinPenggunaan sealant berbasis resin digukanan pada hal berikut:a. Digunakan pada geligi permanenb. Kekuatan kunyah besarc. Insidensi karies relatif rendahd. Gigi sudah erupsi sempurnae. Area bebas kontaminasi atau mudah dikontrolf. Pasien kooperatif, karena banyaknya tahapan yang membutuhkan waktu lebih lama.2. Teknik Aplikasi Fissure Sealant Berbasis Resina. Pembersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure sealant menggunakan brush dan pumis Syarat pumis yang digunakan dalam perawatan gigi: Memiliki kemampuan abrasif ringan Tanpa ada pencampur bahan perasa Tidak mengandung minyak Tidak mengandung Fluor Mampu membersihkan dan menghilangkan debris, plak dan stain Memiliki kemampuan poles yang bagusb. Pembilasan dengan air c. Isolasi gigi Gunakan cotton roll atau gunakan rubber damd. Keringkan permukaan gigi selama 20-30 detik dengan udara.e. Lakukan pengetsaan pada permukaan gigif. Pembilasan dengan air selama 60 detikg. Pengeringan dengan udara setelah pengetsaan permukaan pit dan fisurah. Aplikasi bahan sealant Self curing: campurkan kedua bagian komponen bahan, polimerisasi akan terjadi selama 60-90 detik. Light curing: aplikasi dengan alat pabrikan (semacam syringe), aplikasi penyinaran pada bahan, polimerisasi akan terjadi dalam 20-30 detik.i. Evaluasi permukaan oklusal Cek oklusi dengan articulating paper Penyesuaian dilakukan bila terdapat kontak berlebih (spot grinding) (Donna Lesser, 2001)2.5.3.2 Bahan Sealant Semen Ionomer KacaSemen ionomer kaca adalah nama generik dari sekelompok bahan yang menggunakan bubuk kaca silikat dan larutan asam poliakrilat. Bahan ini mendapatkan namanya dari formulanya yaitu suatu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus karboksil. Juga disebut sebagai semen polialkenoat. 1. Indikasi fisure sealant semen ionomer kacaIndikasi penggunaan Fissure sealant dengan semen ionomer kaca sebagai berikut:a. Digunakan pada geligi sulungb. Kekuatan kunyah relatif tidak besarc. Pada insidensi karies tinggid. Gigi yang belum erupsi sempurnae. Area yang kontaminasi sulit dihindarif. Pasien kurang kooperatif2. Teknik Aplikasi Fissure Sealant dengan Sealant Semen Ionomer Kacaa. Pembersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure sealant menggunakan brush dan pumis b. Pembilasan dengan air c. Isolasi gigi, gunakan cotton roll atau gunakan rubber damd. Keringkan permukaan gigi selama 20-30 detik dengan udara.e. Aplikasi bahan dentin kondisioner selama 10-20 detik (tergantung instruksi pabrik). Hal ini akan menghilangkan plak dan pelikel dan mempersiapkan semen beradaptasi dengan baik dengan permukaan gigi dan memberikan perlekatan yang bagusf. Pembilasan dengan air selama 60 detikg. Pengeringan dengan udara setelah aplikasi dentin kondisioner permukaan pit dan fisura dilakukan pembilasanh. Aplikasikan bahan SIK pada pit dan fisura i. Segera aplikasi bahan varnish setelah aplikasi fissure sealant dilakukan j. Evaluasi permukaan oklusal Cek oklusi dengan articulating paper Penyesuaian dilakukan bila terdapat kontak berlebih (spot grinding) (Departemen Kesehatan North Sidney, 2008)2.6 Aplikasi Fluor13Tindakan pencegahan primer yang kini cukup populer adalah pemberian suplemen fluor. Fluor bisa diberikan dalam bentuk air minum, cairan tetes, tablet, obat kumur, dan pasta gigi. Bisa juga diberikan di tempat praktek dokter berupa larutan/gel yang diaplikasikan pada gigi, yang disebut topical fluoridasi. Suplemen fluor yang masuk ke dalam tubuh, seperti tablet, disebut sistemik. Fluor ini berguna untuk benih-benih gigi yang akan tumbuh nanti. Sementara yang diaplikasikan pada gigi, berguna pada saat itu juga. Di beberapa negara, air minum sudah diberi fluor, sedangkan di Indonesia masih belum. Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu hingga anak 16 tahun. Umur 2 minggu-2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25mg, 2-3 tahun diberikan 0,5 mg, dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg (Nova, 2010).2.6.1 Manfaat Fluorida1) Praerupsi Selama pembentukan gigi, fluorida melindungi enamel dari pengurangan sejumlah matriks yang dibentuk Pembentukan enamel yang lebih baik dengan kristal yang lebih resisten terhadap asam Pemberian yang optimal, kristal lebih besar, kandunga karbonat lebih rendah kelarutan terhadap asam berkurang Pengurangan jumlah & ukuran daerah yang menyebabkan akumulasi makanan & plak2) Pasca erupsi Fluoroapatit Menurunkan Kelarutan Enamel Dalam Asam Fluoroapatit lebih padat & membtk kristal sedangdaerah permukaan yg bereaksi dg asam lebih sedikit Pembentukan kalsium fluorida pada permukaan kristal (lapisan pelindung karena sedikit larut dalam asam) Fluoride menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit. Kristal apatit dg karbonat rendah lebih stabil & kurang larut dibanding karbonat tinggi Adanya fluoride dlm saliva meningkatkan remineralisasi, shg merangsang perbaikan/penghentian lesi karies awal Fluoride menghambat banyak sistem enzim. Hambatan thd enzim yang terlibat dlm pembentukan asam serta pengangkutan dan penyimpanan glukosa dlm streptokokus oral dan juga membatasi penyediaan bahan cadangan utk pembuatan asam dlm sintesa polisakarida

2.6.2 Pemberian Fluor Secara SistemikFluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan topikal karena fluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasi air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes atau tablet isap. Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan fluor, yang kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan kolektif. Contoh penggunaan kolektif yaitu fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi garam dapur (Ars creation, 2010).Terdapat tiga cara pemberian fluor secara sistemik, yaitu : 1. Fluoridasi air minumTelah dibuktikan, apabila dalam air minum yang dikonsumsi oleh suatu daerah, atau kota tertentu dibubuhi zat kimia fluor maka penduduk di situ akan terlindung dari karies gigi. Pemberian fluor dalam air minum ini jumlahnya bervariasi antara 1-1,2 ppm (part per million). Selain dapat mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping yang tidak baik yaitu dengan adanya apa yang disebut mottled enamel pada mottled enamel gigi-gigi kelihatan kecoklat-coklatan, berbintik-bintik permukaannya dan bila fluor yang masuk dalam tubuh terlalu banyak, dapat menyebabkan gigi jadi rusak sekali (Zelvya P.R.D, 2003).Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,71,2 ppm. Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof bahwa fluoridasi air minum dapat menurunkan karies 4050% pada gigi susu (Ami Angela, 2005). Pemberian fluor melalui makanan kadang-kadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor yang cukup tinggi, hingga dengan makanan itu saja sudah mencegah terjadinya karies gigi. Jadi harus diperhatikan bahwa sumber yang ada sehari-hari seperti di rumah, contohnya di dalam air mineral, minuman ringan dan makanan sudah cukup mengandung fluoride. Karena itu makanan fluoride harus diberikan dengan hati-hati. Makanan tambahan fluoride hanya dianjurkan untuk mereka (terutama anak-anak) yang tinggal di daerah yang sumber airnya rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin, maka tidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah fluorosis. (Ars creation, 2010).

2.Pemberian fluor melalui makananKadang-kadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor yang cukup tinggi, hingga dengan makanan itu saja sudah mencegah terjadinya karies gigi. Jadi harus diperhatikan bahwa sumber yang ada sehari-hari seperti di rumah, contohnya di dalam air mineral, minuman ringan dan makanan sudah cukup mengandung fluoride. Karena itu makanan fluoride harus diberikan dengan hati-hati. Makanan tambahan fluoride hanya dianjurkan untuk mereka (terutama anak-anak) yang tinggal di daerah yang sumber airnya rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin, maka tidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah fluorosis. (Ars creation, 2010).3. Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatanPemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu dikombinasikan dengan vitamin-vitamin lain maupun dengan tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidak mempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan fluor sebesar 1 mg per hari) (Ami Angela, 2005).Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu hingga anak 16 tahun. Umur 2 minggu - 2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25 mg, 2-3 tahun diberikan 0,5 mg dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg (Nova, 2010).Terdapat tiga cara pemberian fluor secara topikal, yaitu : 1. Topikal aplikasi yang mengandung fluor. 2. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor3. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor1. Topikal AplikasiYang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor pada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit dan selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur (Lubis, 2001)Sediaan fluor dibuat dalam berbagai bentuk yaitu NaF, SnF, APF yang memakainya diulaskan pada permukaan gigi dan pemberian varnish fluor. NaF digunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies. NaF merupakan salah satu yang sering digunakan karena dapat disimpan untuk waktu yang agak lama, memiliki rasa yang cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak mengiritasi gingiva. Senyawa ini dianjurkan penggunaannnya dengan konsentrasi 2%, dilarutkan dalam bentuk bubuk 0,2 gram dengan air destilasi 10 ml (Yanti, 2002).Sekarang SnF jarang digunakan karena menimbulkan banyak kesukaran, misalnyarasa tidak enak sebagai suatu zat astringent dan kecenderungannya mengubah warna gigi karena beraksinya ion Sn dengan sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva. SnF juga akan segera dihidrolisa sehingga harus selalu memakai sediaan yang masih baru (Kidd dan Bechal, 1991). Konsentrasi senyawa ini yang dianjurkan adalah 8%. Konsentrasi ini diperoleh dengan melarutkan bubuk SnF2 0,8 gramdengan air destilasi 10 ml. Larutan ini sedikit asam dengan pH 2,4-2,8.APF lebih sering digunakan karena memiliki sifat yang stabil, tersedia dalam bermacam-macam rasa, tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi dan tidak mengiritasi gingiva. Bahan ini tersedia dalam bentuk larutan atau gel, siap pakai, merupakan bahan topikal aplikasi yang banyak di pasaran dan dijual bebas. APF dalam bentuk gel sering mempunyai tambahan rasaseperti rasa jeruk, anggur dan jeruk nipis (Yanti, 2002).Pemberian varnish fluor dianjurkan bila penggunaan pasta gigi mengandung fluor, tablet fluor dan obat kumur tidak cukup untuk mencegah atau menghambat perkembangan karies. Pemberian varnish fluor diberikan setiap empat atau enam bulan sekali pada anak yang mempunyai resiko karies tinggi. Salah satu varnish fluor adalah duraphat (colgate oral care) merupakan larutan alkohol varnis alami yang berisi 50 mg NaF/ml (2,5 % sampai kira-kira 25.000 ppm fluor). Varnish dilakukan pada anak-anak umur 6 tahun ke atas karena anak dibawah umur 6 tahun belum dapat menelan ludah dengan baik sehingga dikhawatirkan varnish dapat tertelan dan dapat menyebabkan fluorosis enamel (Angela, 2005)2.Pasta gigi fluorPenyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies (Angela, 2005). Akan tetapi pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umunya mereka masih belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan. Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi) (Kidd dan Bechal, 1991).3. Obat kumur dengan fluorObat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-50%. Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi atau selama terjadi kenaikan karies (Angela, 2005). Berkumur fluor diindikasikan untuk anak yang berumur diatas enam tahun karena telah mampu berkumur dengan baik dan orang dewasa yang mudah terserang karies, serta bagi pasien-pasien yang memakai alat ortho (Kidd dan Bechal, 1991)

Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan FluorMenurut Donley (2003), meliputi :A. Indikasi1. Pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi2. Gigi dengan permukaan akar yang terbuka3. Gigi yang sensitif4. Anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh:Down syndrome)5. Pasien yang sedang dalam perawatan orthodontikB. Kontraindikasi1. Pasien anak dengan resiko karies rendah2. Pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor3. Ada kavitas besar yang terbuka2.7 Sistem Pembayaran Terdapat dua metode pembayaran yang digunakan yaitu metode pembayaran retrospektif dan metode pembayaran prospektif. Metode pembayaran retrospektif adalah metode pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien berdasar pada setiap aktifitas layanan yang diberikan, semakin banyak layanan kesehatan yang diberikan semakin besar biaya yang harus dibayarkan. Contoh pola pembayaran retrospektif adalah Fee For Services (FFS). Metode pembayaran prospektif adalah metode pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang besarannya sudah diketahui sebelum pelayanan kesehatan diberikan. Contoh pembayaran prospektif adalah global budget, Perdiem, Kapitasi dan case based payment. Tidak ada satupun sistem pembiayaan yang sempurna, setiap sistem pembiayaan memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut tabel perbandingan kelebihan sistem pembayaran prospektif dan retrospektifKelebihan dan kekurangan metode pembayaran prospektif

Kelebihan dan kekurangan metode pembayaran retrospektif

Pilihan sistem pembiayaan tergantung pada kebutuhan dan tujuan dari implementasi pembayaran kesehatan tersebut. Sistem pembiayaan prospektif menjadi pilihan karena: a. Dapat mengendalikan biaya kesehatan b. Mendorong pelayanan kesehatan tetap bermutu sesuai standar c. Membatas pelayanan kesehatan yang tidak diperlukan berlebihan atau under use d. Mempermudah administrasi klaim e. Mendorong provider untuk melakukan cost containment

2.8 Kerangka Konsep

drg. Makmur

PembayaranRehabilitationDisabilitylimitationEarly diagnosisand prompttreatmentTersierSekunderTopical fluoride applicationPit fissure sealantSpesific ProtectionHealth PromotionPenyuluhanPrimerSugestifPersuasifRehabilitasiKuratifPreventifPromotifPelayananDokter Gigi KeluargaStandar perizinanSumber daya manusiaSarana dan Prasarana31