bab i konsep alam (2)

27
BAB I KONSEP ALAM : Mengenal Allah Melalui Kajian tentang Relasi antara Hukum Alam dengan Hukum Agama Penulis : Dr. Asep Zaenal Ausop, M.Ag Editor ahli : 1. Prof. Ir. Hermawan K. Dipoyono, Ph.D (Guru Besar Fisika ITB) 2. Prof. Dr. Thomas Jamaluddin (Guru besar astronomi ITB) 3. Dr. Yedi Purwanto, M,Ag (Dosen Agama Islam ITB) 1 Karakter yang mau dibangun dengan bab “KONSEP ALAM : Relasi antara Hukum Alam dengan Hukum Agama” ini adalah (1). Kekaguman terhadap Allah Dzal Jalalah sebagai pencipta alam ini sekaligus melahirkan sikap rendah hati (2). Mengenal Allah melalui pemahaman tentang alam yang bersifat profan dan sebagai objek studi. (3). Syukur Nikmat kepada Allah yang telah memberikan isi bumi dan langit untuk bekal hidup manusia (4). Pemahaman tentang keberadaan hukum Allah serta relasi hukum Alam dan Hukum Agama (5). Kesadaran dan keimanan bahwa manusia harus menaati hukum alam dan hukum Alqur’an sekaligus (6). Semangat untuk melakukan kajian tentang

Upload: agdika

Post on 06-Dec-2015

228 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

konsep alam

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I KONSEP ALAM (2)

BAB I

KONSEP ALAM :

Mengenal Allah Melalui Kajian tentangRelasi antara Hukum Alam dengan Hukum Agama

Penulis :Dr. Asep Zaenal Ausop, M.Ag

Editor ahli :1. Prof. Ir. Hermawan K. Dipoyono, Ph.D (Guru Besar Fisika ITB)

2. Prof. Dr. Thomas Jamaluddin (Guru besar astronomi ITB)3. Dr. Yedi Purwanto, M,Ag (Dosen Agama Islam ITB)

1

Karakter yang mau dibangun dengan bab “KONSEP ALAM : Relasi antara Hukum Alam dengan Hukum Agama” ini adalah (1). Kekaguman terhadap Allah Dzal Jalalah sebagai pencipta alam ini sekaligus melahirkan sikap rendah hati (2). Mengenal Allah melalui pemahaman tentang alam yang bersifat profan dan sebagai objek studi. (3). Syukur Nikmat kepada Allah yang telah memberikan isi bumi dan langit untuk bekal hidup manusia (4). Pemahaman tentang keberadaan hukum Allah serta relasi hukum Alam dan Hukum Agama (5). Kesadaran dan keimanan bahwa manusia harus menaati hukum alam dan hukum Alqur’an sekaligus (6). Semangat untuk melakukan kajian tentang hubungan antara sains dan ilmu dirasah Islamiyah (7). Motivasi dan semangat untuk mengkaji hukum alam dan hukum agama dalam mengembangkan sainteks dan dirasah Islamiyah (8). Motivasi tinggi untuk menghasilkan karya-karya unggul yang bermanfaat bagi orang banyak. Dengan delapan point ini mudah-mudahan pembaca bisa mengenal Allah lebih dekat. Amin.

Page 2: BAB I KONSEP ALAM (2)

1. Hakikat dan Karakteristik Alam

Kita sering mengucapkan lafadz : Al-hamdu li Allahi rabb al-‘alamin yang artinya

“Segala puji bagi Allah, Tuhan Pengurus sekalian alam”. Allah adalah rabb yakni sebagai

pencipta, pemelihara, sekaligus pengatur alam, sedangkan selain Allah adalah alam. Jadi

hakikat alam adalah segala ciptaan Allah swt. Alam adalah makhluk (yang diciptakan)

sedangkan Allah adalah Al-khalik (Pencipta) dan Allah adalah al-Badi’ (Yang Maha

Mencipta). Alam adalah Maha Karya Allah yang Maha Sempurna.

Alam memiliki beberapa karakteristik yang pada esenisnya alam bersifat TAWHIDI,

rinciannya sbb :

Profan1 : Alam itu profan (tidak suci, tidak sakral, tidak sial) berbeda dengan

pandangan Taoisme, Buddhisme Mahayana, Hinduisme yang memandang alam

sebagai sesuatu yang suci bahkan alam dianggap Tuhan atau Realitas Puncak atau

Yang Mutlak. Misalnya agama Hindu meyakini bahwa sapi itu hewan suci yang harus

dihormati tetapi menurut Islam sapi itu sama saja dengan kerbau, boleh disembelih

dan boleh dimakan. Kaisar Jepang dalam pandangan Shinto adalah putra dewa

matahari tetapi dalam pandangan Islam kaisar itu manusia biasa yang suka makan dan

minum, mengantuk dan tidur, sakit dan mati. Dalam pandangan agama Sunda

Wiwitan, padi itu sangat suci dengan dewi Sri sebagai simbolnya sehingga tidak boleh

menumbuk padi pada hari Rabu Wekasan. Pada kepercayan Kejawen, bulan Safar

adalah bulan sial (tidak baik) sehingga tidak boleh menikah di bulan Safar. Di

Kraton Surakarta, ada kerbau besar dan berkulit bule bernama Kyai Slamet yang

dianggap suci. Pada malam satu Syura pukul 24.00, kerbau itu diarak keliling keraton,

orang-orang berebut beraknya untuk dijadikan azimat.

Dalam agama Naturalistik alam itu dianggap misteri, ditakuti dan dihormati, tetapi

dalam Islam, alam itu harus dijamah, pegubahannya memerlukan campur tangan

manusia. Islam memandang bahwa alam dalam semua seginya adalah profan, yang

suci hanyalah Allah SWT, la ilaha illallah (QS. Ali Imran [3] : 18), menisbahkan

kesucian kepada alam adalah syirik, menjadikan makhluk sebagai bagian dari Tuhan

adalah syirik (QS Az-Zukhruf [43] :15), meminta bantuan kepada selain Allah adalah

1 Atlas Budaya Islam, p. 347-350

2

Page 3: BAB I KONSEP ALAM (2)

syirik (QS. Az-Zumar [39] : 43). Dalam Islam menisbahkan kesucian kepada yang

profan adalah perbuatan yang paling tercela.

Diciptakan dari ketiadaan 2 : Alam wujud bukan wujud dengan sendirinya tetapi

diciptakan oleh Allah dengan perintahNya (QS. Yunus [10] : 24), diciptakan dari

ketiadaan (QS. Al-Baqarah [2] : 118, QS Ali Imran [3] : 47). Seorang mukmin tidak

boleh memiliki keyakinan bahwa alam telah wujud sejak zaman azali.

Memiliki Keteraturan yang disengaja : Alam ini berada dalam keteraturan yang

Allah ciptakan, alam bukan mengatur dirinya sendiri tetapi dengan sengaja diatur oleh

Allah swt. Di dalamnya terdapat sistem sebab akibat yang lengkap, integral, tak

bercacat dan tak berjurang (QS. Al-Muluk [67] : 3-4), keteraturan ini akan tetap

seperti itu karena pola-pola Tuhan bersifat abadi (QS. Al-Fath [48] : 23).

Bertujuan dan bermanfaat: Allah tidak menciptakan apapun kecuali dengan ukran,

taqdir dan peran (QS. Al-Furqan [25] : 2 dan Al-A’la [ 87] : 3), tidak main-main tetapi

bertujuan (QS. Ad-Dukhan [44] : 38 dan Al-Anbiya [21] : 16). Tujuan penciptaan

satu persatu bagian dari alam ini bisa diketahui dengan jelas, bisa juga tersembunyi.

Dalam hal ini, tujuan penciptan manusia sudah jelas yakni untuk beribadah kepada

Allah (QS. Asdz- Dzariyat [51] : 56). Selanjutnya manusia sebagai bagian dari alam

ini memiliki hubungan yang integral dengan sub sistem alam lainnya, semuanya

saling ketergantungan.

Bermanfaat :“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini (alam) dengan sia-

sia” (QS. Ali Imran [3] : 191), misalnya, dahulu buah mengkudu yang bau dan pahit

itu tidak dilihat sebelah mata karena dianggap tidak bermanfaat sama sekali, tetapi

sekarang orang mengetahui bahwa buah mengkudu itu banyak manfaatnya terutama

untuk obat. Dahulu orang merasa jijik dengan lintah, hewan air ini dianggap tidak

bermanfaat sama sekali, tetapi sekarang lintah dicari orang dan dipelihara antara lain

untuk pengobatan. Lintah sengaja ditempelkan di bagian tubuh tertentu untuk

menyedot limbah darah atau oksidan, bahkan ditempelkan di lidah untuk menyedot

limbah darah yang menggumpal pada saluran darah ke jantung. Coba perhatikan lagi

tentang manfaat sidik jari, DNA, dan golongan darah. “Ya Tuhan kami, tiadaklah

Engkau menciptakan ini dengan sia-sia “ (QS. Ali Imran [3] : 191). Semakin diteliti

akan semakin terbukti betapa hebatnya Allah Subhana wa Ta’ala.

2 Atlas Budaya, p.348

3

Page 4: BAB I KONSEP ALAM (2)

Baik dan Indah : Semua ciptaan Allah pasti baik dan indah. Perhatikan ribuan

species ikan, ulat, kupu-kupu, burung, dan cacing. Perhatikan pula ribuan species

tumbuhan, baik pohon-pohon kayu, bunga-bungaan, buah-buahan, maupun sayur-

sayuran. Semuanya baik, indah, cantik, menarik, mempesona, dan mengagumkan.

Sungguh Allah adalah Al-Mushawwir (Maha Menggambar, Maha Melukis dan Maha

Menciptakan rupa makhluk), Allah Maha Cantik, subhanallah. Kumpulkan ribuan

profesor biologi, lalu suruh mereka bekerjasama untuk membuat seekor cacing saja,

berikan waktu secukupnya, pasti tidak mampu. ”Allah yang telah menciptakan tujuh

langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb yang Maha

pemurah, sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu

lihat sesuatu yang tidak seimbang”. (QS. Al-Muluk [67]: 3).

Patuh kepada hukum Allah : Matahari dan benda angkasa lainnya taat kepada Allah

antara lain beredar pada porosnya. Lihat pula hewan, tumbuhan, air, dan udara, juga

sangat taat tunduk patuh kepada hukum Allah, baik terpaksa maupun sukarela (QS.

Al-Qashash 28 : 83). Dialah Allah sebagai Al-Qahhar (Maha Menaklukan).

Memiliki sistem sendiri-sendiri : Semua ciptaan Allah memiliki sifat dan sistem

sendiri-sendiri yang melekat pada dirinya. Hewan, tumbuhan, air, batu, tanah dan

lain-lain memiliki sistem sendiri-sendiri. Perhatikan bagaimana seekor singa bisa

secara efektif membunuh mangsanya yang besar, bagaimana ular mencari mangsa di

malam hari dengan menggunakan sensor pencari panas, bagaimana sistem kehidupan

tawon dan semut dalam membina kerajaannya termasuk memenej bahan pangan,

bagaimana tanah menjadi filter racun yang ada pada air, dan banyak lagi hal lainnya,

yang apabila kita perhatikan secara cermat, kita akan berdecak kagum tanpa henti

kepada Allah Azza wajalla sebagai Pencipta yang Maha Kreatif dan Maha Cerdas,

Allahu Akbar.

Dapat dipelajari : sifat atau sistem yang ada pada alam, baik pada manusia, hewan,

tumbuhan, maupun pada benda-benda abiotik, bersifat tetap, pasti dan

objektif :”Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat pergantian bagi sunnah Allah,

dan sekiali-kali akan menempui penyimpangan bagi sunnah Allah itu”, (QS Fathir

[36]: 43). Karena ciptaan Allah tidak berubah-ubah maka dapat dipelajari. Dari hasil

penelitian itu, dibuatlah rumus, prinsip, kaidah atau teori. Alqur’an mendorong

mukminin untuk melakukan penelitian :”Maka apakah mereka tidak memperhatikan,

bagaimana unta diciptakan, dan langit bagaimana ia ditiggikan, dan gunung-gunung

4

Page 5: BAB I KONSEP ALAM (2)

bagaimana ia ditegakkan, dan bumi bagaimana ia dihamparkan” (QS. Al-Ghasyihah

[88] : 17 – 20 ). Ilmu para peneliti jauh lebih dalam daripada orang-orang yang hanya

mengutif informasi tentang sains dari orang lain.

Berpasang-pasangan : “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-

pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan dan dari diri mereka, maupun

dari apa yang tidak mereka ketahui (QS. Yasin [36] : 36), misalnya malam dan siang,

pria dan wanita, sedih dan gembira, berani dan takut, antara penyakit dengan obatnya,

dll. Materi pun diciptakan berpasang-pasangan dengan anti meteri, elektron

bermuatan positif dan proton bermuatan negatif. Setiap partikel memiliki anti partikel

dengan muatan yang berlawanan.3

Berkeseimbangan (tawazun) : Seimbang antar jumlah manusia dengan bahan

makanan yang disediakan oleh Allah, jadi jika terjadi kepalapan, itu karena

ketidakadilan sebahagian manusia terhadap manusia lainnya. Terjadi juga

keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri buruk di dalam perut, kolesterol baik

dan buruk, sel darah putih dengan sel darah merah, hewan pemangsa dan yang

dimangsa, dan lain-lain. Kalau kemudian terjadi ketidak seimbangan pada alam, itu

karena ulah manusia yang sok tahu, atau tahu tetapi menghianati ilmunya. Orang yang

merusak alam disebut fasid (destroyer).Naudzu billahi min dzalik.

Integratif, sistemik, hierarkis dan centralistik. Disebut integratif, karena alam

merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Sistemik, karena antara satu

dengan yang lainnya saling keterkaitan, berhubungan, inter connect dan saling

ketergantungan sebagai sebuah sistem. Hierarkis, yakni bertingkat, tingkatan yang

paling tinggi adalah manusia. Centralistik, yakni semua berpusat kepada kekuasaan

Allah. Dalam pengertian lain, centralistik berarti apapun yang Allah ciptakan adalah

untuk manusia. Manusia wajib mengelola alam dengan sebaik-baiknya. Bekal untuk

dapat mengelola alam adalah kemauan, perasaan, pemikiran dan akal manusia. Allah

memberikan pendengaran, penglihatan dan qalbu. Karunia Allah ini harus digunakan

oleh manusia untuk mengelola alam. Apabila ada orang yang tidak menggunakan

karunia Allah ini untuk mengelola alam maka orang tersebut pantas dihukum.

Berubah, rusak dan hancur (fana) : alam itu terkena rusak dan akhirnya punah (QS.

Al-Qashash [28] : 88). Langit dan bumi dengan segenap isinya akan hancur di bawah

semua relativitas ruang dan waktu (QS. Hud [11] : 7, QS. Al-Ahqaf [46] : 3). Oleh

3 Baca karya Ilmuwan Inggris Paul Dirac, pemenang Piala Nobel Fisika, 1933.

5

Page 6: BAB I KONSEP ALAM (2)

karena itu seorang mukmin harus siap-siap dalam menghadapi alam karena alam itu

bermula dari tiada dan akan kembali kepada tiada. Tidak ada alam yang bersifat abadi

(baqa); muda menjadi tua, kulit kencang menjadi keriput, segar menjadi busuk, dan

lain-lain. Bagaimana dengan surga, neraka dan ruh bukankah semuanya abadi, tiada

berakhir ?. Ya betul, tetapi surga, neraka dan ruh adalah makhluk yang berawal

walaupun tiada akhir, atau bersifat baqa aradhi, sedangkan Allah swt sebagai

pencipta alam bersifat baqa hakiki, yakni tiada awal dan tiada akhir.

Itulah karakteristik alam sehingga kita bisa mempelajari dan memanfatkan alam untuk

sebesar-besarnya kesejahteraan umat manusia dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.

2. Ragam Alam

Allah telah menciptakan alam yang sangat beragam dan dalam jumlah jenis dan items

yang sangat spektakuler, itulah mengapa Allah disebut al-Mushawwir (Maha Penggambar).

Penciptaan alam ini berlangsung dalam tempo enam hari.4 Enam hari di bumi adalah 6 x 24

jam, berbeda dengan 6 hari di langit “Sesungguhnya satu hari di sisi Tuhanmu seperti seribu

tahun menurut hitunganmu” (QS. Al-Hajj [22] : 47). Di langit ketujuh lebih lama lagi,

takarannya satu hari sama dengan 50.000 tahun, ”Malaikat-malaikat dan Jibril naik

(menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. (QS. Al-

Ma’arij [70]: 4). Kata Einstein, waktu itu relatif.

Dari sisi besarannya, alam terbagi dua yakni alam makro dan alam mikro. Dari sisi

hayatinya alam terbagi dua yakni alam biotik dan alam abiotik. Dari sisi sifatnya alam terbagi

dua menjadi alam syahadah dan alam ghaib. Dari sisi fungsinya, alam terbagi dua yakni alam

fisik dan alam spirit.

Alam mikro adalah makhluk kecil seperti sel; baksil, bakteri, virus, dan sel sperma.

Ukuran sperma adalah 600 milimicron setara dengan satu centimeter dibagi 600, sedangkan

virus HIV kecilnya 1000 milimicron setara dengan satu centimeter dibagi 1000. Jadi kalau

ada iklan menyarakan : “Jauhi HIV gunakanlah kondom” itu iklan yang menyesatkan, karena

kondom itu efektif untuk menyaring sperma tetapi tidak akan mampu menyaring virus HIV.

4 Dan Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari. (QS. 11 : 7). Di dalam surat al-Hajj, satu hari menurut Allah sama dengan 1000 tahun hitungan manusia, sedangkann di dalam QS. Al-Ma’arij, satu hari sama dengan 50.000 tahun. Menurut ahli geofisika (yang mendasarkan hitungannya kepada pemnbentukkan batu dan sungai), satu periode sama dengan 600 tahun, sedangkan menurut ahli astronomi, berdasarkan pergerakan bintang, comet, satu periode bisa mencapai 6 milyar tahun.

6

Page 7: BAB I KONSEP ALAM (2)

Alam makro adalah alam besar, yakni bumi dan langit (termasuk planet, galaksi, dan

cluster). Di langit terdapat triliunan bintang. Bintang yang paling dekat ke bumi adalah

bintang kuning, disebut asy-syamsu atau matahari, besarnya lk 120 kali bumi. Jadi matahari

itu sebenarnya bintang, kalau begitu matahari bukan satu tetapi amat banyak. 100 sampai 300

milyar bintang dalam satu gugusan disebut galaksi. Ada galaksi Milky Way atau Bima Sakti,

Andromeda, Messier, dll. Gugusan galaksi disebut Cluster. Satu Cluster berisi 100 sampai

300 milyar galaksi. Apabila seseorang mau menempuh perjalanan dari sebuah galaksi ke

galaksi ujung, diperlukan waktu 100 milyar tahun cahaya. Kecepatan cahaya adalah 300.000

km / detik. Kalau begitu, apabila seseorang mau ke ujung galaksi, ia harus mempunyai umur

minimal 100 milyar tahun dan menggunakan kendaraan berkecepatan cahaya.

Langit itu ada tujuh (sab’a samawat) yang berlapis (thibaqa) . Akan tetapi, kata tujuh

bisa bermakna hakiki atau harfiyah, bisa juga bermakna majazi (kiasan) yakni saking

banyaknya, saking lamanya, seperti kata-kata berikut ini : Ini harta tidak akan habis oleh

tujuh turunan, ini pesta tujuh hari tujuh malam, aku akan membela cintaku meskipun harus

menyeberangi tujuh samudera, putriku harus mandi dengan tujuh bunga dan air di tujuh

sumur, pusing tujuh keliling, eta aki-aki tujuh mulud (bahasa Sunda). Setelah langit ke tujuh,

area berikutnya adalah Sidratul Muntaha yakni ujung yang paling ujung atau ujung absolut,

yakni Arasy. Di dekat Arasy inilah ada surga.

ن�ت�ه�ى ة� ال�م� د�ر� ند� س� ى ع� ر� ل�ة( أ�خ� ء�اه� ن�ز� د� ر� ل�ق� و�

و�ىأ� ن2ة� ال�م� ا ج� ند�ه� ع�

“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal”

Jadi luas surga itu seluas langit dan bumi. Arasy sebagai bagian terluar dari alam ini

pasti luasnya meliputi segenap langit dan bumi, bahkan luasnya luas absolut tanpa batas

(wallahu a’lam). Di Arasy inilah Allah bersemayam. Al rahman ‘ala arsy istawa (QS. 20/

Thaha : 5 ). Allah mengatur alam semesta tanpa kecuali. Dalam hal ini, jangan sekali-kali

mempersamakan Allah dengan seorang raja manusia yang duduk di sebuah kursi pada satu

titik yang terikat dengan tempat ruang dan waktu sebab Allah itu immaterail. Subhanallah.

Bumi hanyalah satu noktah kecil di antara triliunan bintang dan benda angkasa

lainnya di dalam sistem alam raya yang amat luas, bumi tak ubahnya debu. Sudah amat kecil

debu terbagi-bagi lagi menjadi lima benua. Rakyat Indonesia menempati benua Asia, itupun

7

Page 8: BAB I KONSEP ALAM (2)

hanya Asia Tenggara bahkan hanya Indonesia. Selanjutnya Indonesia dibagi-bagi menjadi

provinsi, kota kabupaten, kecamatan, kelurahan, RW dan RT, akhirnya kita hanya kebagian

satu rumah. Jadi kalau bumi ibarat debu, maka rumah kita adalah debunya debu. Masya

Allah. Pantaskah kalau manusia menyombongkan diri ?

Alam biotik dan abiotik :

Allah menciptakan alam biotik atau makhluk hidup. Ada lima spicies makhluk biotik

yakni malaikat yang dibuat dari cahaya, jin yang dibuat dari api, manusia yang dibuat dari

tanah, hewan dan tumbuhan. Adapun selain dari itu termasuk alam abiotik seperti matahari,

bumi, batu, air, dll.

Alam syahadah dan alam gaib :

Alam syahadah atau alam konkret adalah alam yang dapat dijangkau dengan

pancaindera dengan segala alat bantunya. Alam syahadah ini terbagi dua, yakni alam hidup

dan alam tidak hidup (biotik dan abiotik). Alam syahadah yang biotik antara lain manusia,

hewan, tumbuhan, sedangkan alam syahadah abiotik antara lain air, api, udara, batu, dan

tanah.

Alam gaib adalah alam yang tidak dapat dijangkau dengan panca indera dengan

segala alat bantunya. Alam gaib terbagi dua yakni gaib nisbi dan gaib mutlak. Gaib nisbi

(relatif) adalah sesuatu itu gaib bagi orang secara umum tetapi tidak gaib orang-orang tertentu

seperti jin dan malaikat. Adapun alam gaib mutlak adalah gaib bagi seluruh makhluk tanpa

keciali, yakni apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dalam hal ini, tidak ada satu

makhluk pun, termasuk nabi dan para malaikat yang dapat mengetahui hari esok.

Subhanallah.

Hari esok atau apa yang akan terjadi di masa depan adalah gaib mutlak, yang hanya

diketahui oleh Allah. “Dan kepunyaan Allah apa yang gaib di langit dan di bumi. Hanya

kepada-Nyalah semua urusan dikembalikan”.(QS. Hud [11] : 23). Nabi Muhammad saw

misalnya tidak mengetahui sebelumnya bahwa ia akan terluka di dalam perang Uhud.

Malaikat pun tidak mengetahui kapan kiamat akan terjadi, bagaimana nasib seseorang di

masa depan, dll. Hanya Allah yang mengetahui alam gaib mutlak. Jika ada orang datang ke

tukang ramal, paranormal, dukun, orang “pintar”, kiyai “ahli hikmah” dll untuk mengetahui

masa depan seseorang, baik melalui garis tangan, zodiak-zodiak atau bintang kelahiran, atau

8

Page 9: BAB I KONSEP ALAM (2)

lewat meditasi, itu adalah perbuatan syirik. Kenapa dianggap syirik ? sebab telah

mempersamakan makhluk dengan Allah dalam hal dapat mengetahui masa depan, wilayah

gaib mutlak.

Alam Fisik dan alam Ruh :

Dari perspektif yang lain, alam terbagi dua, yakni alam fisik dan alam spirit atau alam

ruh. Manusia memiliki dua dimensi alam, yakni jasad /fisik dan alam ruh/ spirit (nonfisik).

Ruh berbeda dengan nyawa. Nyawa berhubungan dengan hayat (hidup) dan al-maut

(kematian), sedangkan ruh, selain berhubungan dengan hidup dan mati, juga berhubungan

dengan kesadaran manusia (wallahu a’lam). Dalam hal ini, hewan mempunyai nyawa tetapi

hewan tidak mempunyai ruh.

Bayi dalam kandungan ibu, baru mendapatkan ruh pada usia 4 bulan, tetapi sebelum

itu, bayi sudah hidup. Menurut ahli biologi, kehidupan itu ada 9 level, yakni kehidupan

tingkat sel, jaringan, sistem jaringan, organ, sistem organ, individu, polulasi, komunitas, dan

ekosistem. Jadi sperma itu hidup, hidup level sel. Demikian pula bayi sebelum usia 4 bulan

sudah hidup, hidup dalam level jaringan, sistem jaringan, organ dan sistem organ. Ketika

berusia 4 bulan itulah Allah Swt meniupkan ruhNya.

9

A L A Madalah semua ciptaan Allah.

Alam adalah makhluk sedangkan Allah adalah

Khalik.

UKURAN:

Alam makro dan alam mikro

FUNGSI :

Alam Fisik dan alam Ruhani

SIFAT:

Alam Syahadah dan alam Ghaib

KAKAKTERISTIK ALAM

Profan atau tidak suci tidak sakral

Diciptakan dari ketiadaan Teratur Bertujuan Baik dan indah Memiliki sistem sendiri-

sendiri Dapat dipelajari Bermanfaat Patuh kepada hukum Allah Berpasang pasangan Berkeseimbangan

(Tawazun) Integratif, sistemik,

hierarkis dan centralistik Fana’

HAYATI :

Alam biotikAlam abiotik

Ragam alam

Page 10: BAB I KONSEP ALAM (2)

3. Perbedaan Fungsi Hukum Alam dan Hukum Agama

Alam ini sangat heterogen dengan sifatnya masing-masing. Supaya alam tertib dan

teratur maka Allah swt membuat seperangkat aturan (laws). 5 Aturan atau hukum Allah pada

dasarnya terdiri dari dua gugusan besar yakni hukum alam atau sunnatullah dan hukum

hukum agama atau syari’ah.

Semua alam fisik seperti langit, bumi, gunung, laut, tumbuhan, api, udara, dan tubuh

manusia diatur oleh hukum alam (sunnatulah). Contoh sunnatullah : permukaan air selalu

rata, air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah, dan air mendidih pada suhu 100 derajat

celcius. Sifat-sifat air seperti itu disebut sunnatullah. Demikian juga sifat-sifat udara, sifat

batu, dll. Sunnatullah atau hukum alam melekat pada alam itu sendiri dan tidak terdapat pada

ayat-ayat Alqur’an, oleh karena itu, hukum alam disebut hukum kauniyah (penciptaan), atau

hukum ghair mathluwi (hukum tidak tertulis).

Adapun hukum syari’ah berfungsi mengatur alam ruhani (spirit). Contoh hukum

syari’ah adalah perintah berdzikir, shalat, shaum, zakat, haji, larangan berzina, membunuh,

minum alkohol, dll. Hukum syari’ah disebut juga hukum kitabiyah, atau hukum Quraniyah,

atau hukum Mathluwwi (tertulis di dalam Alqur’an).

Hukum syari’ah ini berlaku bagi semua makhluk yang memiliki ruh dengan dengan

segala elemennya yakni kemauan (al-syahawat, willingnes ), perasaan (al-dzauq, feeling) dan

pemikiran (al-fikr, thinking). Manusia dan jin sebagai makhkuk yang berkemauan diatur oleh

hukum syari’ah, sedangkan malaikat yang tidak memiliki kemauan, tidak terkena aturan

syari’ah.

Menaati hukum alam dan hukum syari’ah akan berdampak baik, sebaliknya

melanggar kedua hukum tersebut pasti berdampak buruk. Dalam hal ini manusia dan jin

harus menaati hukum yang mana ? Manusia dan jin harus menaati kedua hukum tersebut

secara bersamaan.

Hal penting yang perlu dicatat, diingat dan dijadikan anggapan dasar bahwa , hukum

alam atau sunnatulah atau hukum kauniyah tidak mungkin bertentangan dengan hukum

Quraniyah. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di

segenap penjuru dan pada diri mereka, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Alqur’an itu

5 Salah satu aturan Allah tentang alam adalah terjadinya siang dan malam. Allah menegaskan :”Sesungguhnuya dalam kejadian langit dan bumi, serta pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (bahan pemikiran) bagi orang yang beriman (QS. 3 : 190).

10

Page 11: BAB I KONSEP ALAM (2)

adalah benar. Tidak cukupkah bagi kamu bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala

sesuatu” (QS. Fussilat [41] 53).

Selanjutnya, kita memahami bahwa manusia dan jin berbeda dengan hewan dan

tumbuhan karena manusia dan jin memiliki kebebasan memilih, jadi mereka boleh memilih

antara menaati atau melanggar hukum Allah. Kebebasan memilih ini membawa resiko baik

atau buruk, surga atau neraka. Adapun hewan tidak memiliki kebebasan memilih, oleh karena

itu apapun yang dilakukan hewan tidak ada resiko. Jadi apabila hewan “berzina”, ia tidak

terkena dosa, demikian pun jika ia “berinfaq” tidak akan mendapatkan pahala.

Supaya lebih jelas perhatikanlah uraian di bawah ini

Manusia adalah makhluk dua dimensi yakni dimensi fisik dan dimensi ruhani. Fisik

manusia harus sehat, oleh karena itu manusia memerlukan dokter untuk menjaga kesehatan

dan mengobatinya ketika sakit. Untuk mengetahui penyakit fisik, dokter harus belajar

puluhan tahun. Setelah tamat SMA, dia menyelesaikan sarjana medis, kemudian masuk

spesialis I, kemudian masuk spesialis II. Itu memakan waktu puluhan tahun, padahal dokter

hanya mempelajari sesuatu yang konkret, itu pun hanya sebahagian kecil dari tubuh manusia,

bukan dokter yang serba bisa. Pada umumnya, setiap dokter hanya memiliki satu keahlian

saja; dokter spesialis THT, dokter saraf, dokter kulit, dokter penyakit dalam, dokter mata,

dokter ahli jantung, dokter bedah, dokter kandungan, dokter anak, dll.

Demikian juga ruhani manusia perlu dirawat oleh dokter ruhani, yakni nabi dan para

ulama. Untuk mengetahui penyakit fisik saja, dokter harus belajar puluhan tahun, apalagi

untuk mengetahui penyakit ruhani yang nonmaterial, calon ulama perlu studi belasan tahun.

Jadi jika ada seseorang sudah terlanjur digelari ulama atau ustadz tetapi hanya belajar al-

Islam secara instant, keilmuannya perlu dipertanyakan. Selain itu, penyakit ruhani jauh lebih

sulit diobati daripada penyakit fisik sehingga wajar dan rasional apabila dampak buruk

penyakit ruhani jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik.

Ada lagi persoalan yang lebih rumit yang dihadapi oleh manusia yakni persoalan

metafisika yang ada di seputar ruh, seperti apa arti hidup ini ?, pergi ke mana ruh manusia

kalau ia mati ? apa itu alam qubur ? apa yang harus di bawa oleh manusia untuk bekal hidup

di alam akhirat ? dll. Oleh karena itu manusia sangat memerlukan bimbingan agama, karena

agamalah yang akan memberikan penjelasan dan petunjuk tentang semua persoalan

metafisika dan persoalan gaib yang diajukan.

Dengan bimbingan wahyu Alqur’an, manusia akan banyak mengetahui tentang Allah,

malaikat, jin, syetan, makna hidup, kehidupan setelah mati, akhirat, tentang persoalan haram

dan halal, tata cara beribadah, dll sehingga hidupnya lebih terarah. Seseorang yang memiliki

11

Page 12: BAB I KONSEP ALAM (2)

kepakaran di bidang sains tetapi tidak dibarengi agama, pasti ruhaninya tidak akan lurus

menuju Allah Azza wa Jalla. Orang itu akan mengalami banyak kerugian; di dunia

mengalami penderitaan spiritual, di alam qubur mendapat azab qubur, di akhirat masuk

neraka. Sebaliknya seorang saintis yang dibimbing agama akan mendapatkan doble impact,

di dunia mendapatkan kebahagiaan relatif dan temporal, di akhirat pun mendapatkan

kebahagiaan absolut dan kekal yakni syurga.

Dengan ilmu dan teknologi hidup manusia jadi mudah, dengan seni hidup jadi indah,

dan dengan agama hidup jadi terarah. Jadi manusia sangat mutlak memerlukan agama.

Agama bagi manusia bukan sekadar pelengkap, tetapi merupakan kebutuhan utama, posisinya

paling primer, dan mutlak, bukan sekadar pelengkap hidup, apalagi sebagai asesoris saja.

4. Karakteristik Hukum Allah

Semua hukum Allah, baik hukum alam (kauniyah) maupun hukum agama

(Qur'aniyah) memiliki persamaan yakni :

(1). Pasti (exact). "Sesungguhnya Aku menciptakan sesuatu menurut ketentuan yang

pasti (QS. Al-Qamar [54] : 49). (2). Orang yang tidak shalat pasti masuk neraka sebagaimana

pastinya api itu panas. Orang yang berbuat zina pasti sengsara sebagaimana pastinya air itu

akan mendidih pada suhu 100 derajat celcius.

(2). Tetap, tidak berubah sepanjang waktu. “Sebagai suatu sunnatullah yang telah

berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan pada sunnatullah

itu. (QS. Al-Fath [48]: 23). Contoh : zina dan riba itu haram dan akan tetap haram sampai

kiamat sebagaimana api yang akan tetap panas.

(3). Objektif , yaitu berlaku kepada apa dan siapa saja. “Dan tidak ada sesuatupun

melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya. Dan Kami tidak menurunkannya melainkan

dengan ukuran tertentu”. (QS. Al-Hijr [15] :21). Contoh : Orang yang berbuat dosa, siapapun

dia, mungkin anak nabi, putra kiyai atau anak seorang preman tetapi meninggalkan shalat,

pasti akan sengsara di akhirat sebagaimana nasib batu yang dilepaskan dari tangan, pasti akan

jatuh ke bumi karena ada hukum gravitasi.

Dalam hak ini ada sebuah ilustrasi. Ada sebuah masjid yang sangat tinggi yang

berdampingan dengan gedung bioskop porno yang juga sangat tinggi. Semua ustadz dan

santri berdoa supaya masjid tetap lestari. Pada suatu sore turunlah hujan dan halilintar, tiba-

tiba halilintar menyambar kubah masjid sehingga kubah itu terbakar, hancur berantakan.

12

Page 13: BAB I KONSEP ALAM (2)

Lafadz Allah yang dipasang diujung menara pun terpental dan remuk. Ustadz dan para santri

geleng-geleng kepada heran, mengapa masjid terkena halilintar sedangkan gedung bioskop

porno selamat. Jawabannya adalah karena gedung bioskop dilengkapi dengan penangkal petir

sedangkan masjid tidak. Itu artinya bahwa hukum alam itu objektif.

Karena hukum Allah bersifat pasti, tetap dan objektif, maka bisa dipelajari, diteliti

dan diamati, selanjutnya dibuatlah rumus-rumus sehingga lahirlah sains. Adapun perbedaan

antara hukum alam dengan hukum syari’ah adalah terletak tempo akibatnya (respons time).

Pelanggaran terhadap hukum alam, sangat cepat akibatnya, sedangkan pelanggaran terhadap

hukum syari’ah lebih lambat akibatnya. Karena akibat pelanggaran terhadap hukum alam

dapat cepat dibuktikan melalui pengamatan panca indera (bersifat empirik) maka orang

mudah percaya (iman) atas kebenaran hukum alam. Sikap percaya ini kemudian melahirkan

sikap hati-hati dalam menghadapi hukum alam. Sikap hati-hati itu disebut taqwa.

Berbeda sekali dengan pelanggaran terhadap hukum Alqur’an, reaksi waktu akibat

pelanggaran hukum Alqur’an itu lambat (tidak secepat hukum alam), bahkan ada yang baru

bisa dibuktikan di akhirat nanti. Karena akibatnya lambat maka manusia kurang percaya

(kurang iman) terhadap hukum Alqur’an. Akibat lebih jauh adalah manusia kurang berhati-

hati (tidak taqwa) ketika berhadapan dengan hukum Alqur’an. Dalam keseharian terbukti

bahwa orang lebih takut meminum racun daripada memakan uang riba atau uang korupsi,

padahal minum racun dengan makan uang riba sama – sama berbahaya, bedanya adalah,

akibat minum racun sangat cepat sedangkan akibat makan uang riba sangat lambat, karena itu

orang kurang berhati-hati terhadap uang riba. Kurang hati-hati itu esensinya adalah kurang

bertaqwa.

Seorang muslim yang sudah menyatakan aslama (berislam) harus rela diatur oleh

hukum Allah, baik hukum alam maupun hukum Alqur’an. Segenap kegiatan manusia, baik

perilaku ritual maupun perilaku mu’amalah (ekonomi, politik, dan sosial budaya) harus

menggunakan hukum absolut yakni din al-Islam bukan menggunakan hukum relatif produk

pemikiran filosofis manusia.

Selanjutnya perlu penulis tekankan bahwa hukum alam adalah ciptaan Allah, hukum

Alqur’an pun ciptaan Allah. kalau begitu, secara logika tidak mungkin kedua hukum itu

bertentangan. Apa-apa yang danggap baik oleh hukum Alqur’an pasti bagus menurut hukum

Alam, sebaliknya apa-apa yang dilarang oleh Alqur’an pasti buruk menurut hukum Alam.

Inilah azas kesatuan atau disebut azas tawhidullah. Berdasarkan azas ini, maka segala

aktivitas manusia harus selaras dengan kedua hukum tersebut.

13

Page 14: BAB I KONSEP ALAM (2)

Sungguh banyak manusia yang membuat aturan berdasarkan rasio yang dipandu oleh

nafsu syaithaniyah, akibatnya banyak produk hukum yang berbahaya bagi kehidupan

manusia, misalnya kebolehan aborsi, membiarkan praktik riba, peraturan daerah yang

melonggarkan penjualan minuman keras, wacana tentang larangan poligami, dll. Dalam hal

ini, seorang mukmin wajib memiliki keyakinan tanpa sedikit pun ragu, bahwa hukum

Alqur'an berisi aturan yang paling baik, selaras dengan hukum Alam, dan paling cocok

dengan sifat tabi'at manusia yang fitrah dan hanief (lurus).

Secara fisik, manusia diatur hukum alam, sedangkan dari sisi ruhani, manusia diatur

oleh syari’ah. Jika ingin selamat, maka seorang mukmin wajib menaati dua hukum ini

sekaligus, yakni menaati hukum Alqur’an sekaligus menaati hukum alam.

Sebenarnya, secara fisik, semua manusia sudah aslama, islam, taat kepada

sunnatullah, baik disadari maupun tidak, baik sukarela maupun terpaksa, thaw’an aw karhan

(QS. 3 : 83). Seorang muslim yang sudah menyatakan aslama (berislam) harus rela diatur

oleh hukum Allah, baik hukum alam maupun hukum Alqur’an, baik dalam ritual maupun

mu’amalah (ekonomi, politik, dan sosial budaya). Bahkan seseorang yang sudah menyatakan

keislamannya ia memiliki kewajiban dan tanggung untuk menggunakan hukum absolut din

al-Islam bukan menggunakan hukum relatif produk pemikiran filosofis manusia.

5. Dikhotomi Antara Sains dengan Ilmu Agama

Hukum alam dan hukum agama bersifat pasti, tetap dan objektif. Karena sifatnya

itulah, kedua hukum ini bisa dipelajari dan diamati. Hasil kajiannya bisa menghasilkan rumus

dan formula. Selanjutnya lahirlah sains seperti kimia, biologi, fisika, astronomi, farmasi,

oceanografi, dll. Hukum syari’ah pun dipelajari sehingga menghasilkan kaidah-kaidah,

prinsip dan rumus-rumus, lahirlah ilmu dirasah Islamiyah seperti ilmu akidah, ilmu syari’ah,

dan ilmu akhlak .

Mungkinkah terjadi dikhotomi (berdekatan tetapi bertentangan) antara sains dengan

dirasah Islamiyah?. Apakah mungkin terjadi dikhotomis antara ilmu pengetahuan ilmiah

dengan Alqur’an? Jawabannya adalah mustahil terjadi dikhotomi antara keduanya, karena

kedua-duanya dilahirkan dari hukum Allah. Apabila sesuatu dihukum haram menurut

syari’ah, pasti dianggap jelek pula oleh sains. Sebaliknya apabila sesuatu dihukum halal

menurut syari’ah, pasti akan dinlai baik oleh sains.. Coba Anda cari beberapa contoh yang

membuktikan kecocokan antara syari’ah dengan sains, misalnya tentang keharam babi, zina,

14

Page 15: BAB I KONSEP ALAM (2)

riba, judi, arak, menikahi saudara sedarah, dan larangan banyak marah. Juga tentang manfaat

salat, saum, dzikir, sikap syukur, dan tatacara makan Islam ditinjau dari perspektif sains. Pasti

tidak akan ditemukan dikhotomis, yang ada justru saling menunjang dan saling

mengokohkan.

6. Hierarki Hukum dan Urutan Menaatinya

Di muka sudah dijelaskan bahwa ada dua macam hukum Allah, yakni syari’ah dan

sunnatullah. Sebenarnya, jika dilihat secara komprehensif tanpa melihat siapa pembuatnya,

terdapat lima macam hukum yang bertingkat, yakni hukum syari’ah, hukum alam, hukum

akal, hukum Ulul Amri dan hukum ‘uruf. Penjelasannya sbb :

a. Hukum Syari’ah : hukum Alqur’an seperti hukum zina, warisan, riba, dll. Inilah

hukum tertinggi.

b. Hukum Sunnatullah : hukum alam yang melekat pada alam itu sendiri, misalnya

hukum gravitasi, hukum rotasi, hukum daur, hukum pertumbuhan, sifat-sifat air, dll.

c. Hukum akal : hukum yang dihasilkan oleh rasio atau nalar misalnya tentang

konstruksi bangunan, memilih cat rumah yang sesuai dengan arsitektur, strategi

berdagang, cara menangkal petir, dll.

d. Hukum Ulul Amri : ialah hukum buatan manusia yang bertugas menguruskan

keperluan kita seperti keputusan MPR, DPR, presiden, menteri, peraturan daerah,

peraturan rektor, peraturan pengurus mesjid, dll. Kalau kita berada di pesawat

terbang, maka ulul amri kita adalah pilot pesawat, maka perintahnya harus ditaati.

Kalau kita berada di sebuah negera kafir, maka ulul amrinya adalah orang kafir itu,

maka segala aturannya selama tidak bertentangan dengan hukum syari’ah, maka harus

ditaati,

e. Hukum ‘Uruf : hukum adat istiadat, misalnya keharusan antri jika makan prasmanan,

pembagian warisan adat minang yang didominasi oleh wanita, cara-cara menghormati

orang tua, dll.

Apakah semua hukum itu harus ditaati ? Mukmin harus menaati kelima hukum itu secara

bersamaan. Contoh : Jika seseorang bemaksud membuat rumah, maka :

Taatilah hukum syari’ah, antara lain memasang closet WC yang tidak menghadap ke

kiblat.

15

Page 16: BAB I KONSEP ALAM (2)

Taatilah hukum alam, misalnya jika rumahnya bertingkat maka harus dipasangi

penangkal petir.

Taatilah hukum akal, misalnya memilih warna cat yang tepat dan pengaturan ruangan

(ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dll.).

Taatilah hukum Ulul Amri antara lain membuat izin mendirikan bangunan (IMB) dari

pemerintah daerah setempat.

Taatilah hukum ‘uruf , antara lain memberi tahu dan memohon izin kepada tetangga kiri

kanan, karena sangat mungkin selama proses pembangunan, banyak tetangga yang merasa

terganggu dengan suara tukang ketika memaku, memotong atau mengelas. Jika

pemberitahuan dan permohonan maaf itu tidak dilakukan, sangat mungkin akan

dikomentari oleh para tetangga.

Bagaimana jika ada hukum ‘uruf yang menyalahi hukum syari’ah ? Jika hukum uruf /

hukum adat bertentangan dengan hukum alam, ikutilah hukum alam. Jika hukum adat

bertentangan dengan hukum akal, ikutilah hukum akal. Jika hukum adat bertentangan dengan

hukum Ulul Amri misalnya PERDA ikutilah PERDA itu. Jika hukum adat bertentangan

dengan syari’ah, ikutilah hukum syari’ah. Jika memaksakan diri mengambil hukum adat

dengan mengesampingkan hukum syari’ah, berarti mengkhianati risalah nabi Muhammad

Saw.

Kasus : Sebelum ayah wafat, ia sempat berwasiat agar harta pusaka dibagi rata antara

anak wanita dengan anak pria. Haruskah diikuti ? Wasiat tersebut haram diikuti. Hukum

waris adat masyarakat Padang didominasi oleh wanita, sedangkan hukum waris adat

masyarakat Batak didominasi oleh anak pria. Haruskah diikuti ? Tidak perlu karena itu semua

bertentangan dengan syari’ah Islam. Mukminin wajib mengambil hukum waris menurut

syri’ah Islam, bukan mengikuti wasiat ayah, bukan pula mengambil hukum adat. Prinsipnya,

aturan atau hukum manapun yang jelas-jelas bertentangan dengan syari’ah, wajib ditolak.

Juga tidak boleh mengoplos hukum syari’ah dengan hukum adat.

7. Hubungan Mukjizat dengan Sunnatullah

Sunnatullah atau hukum alam itu bersifat pasti, tetap, dan objektif Contoh : tentang

air. Salah satu sifat air adalah permukaannya selalu rata, tetap begitu selamanya, tidak akan

berubah. Tetapi mengapa terjadi, ketika nabi Musa a.s memukulkan tongkatnya kepada laut

Merah, air laut tiba-tiba beriak, berdiri tegak, sehingga terbentanglah jalan di tengah laut.

16

Page 17: BAB I KONSEP ALAM (2)

Allah berfirman :”Lalu Kami wahyukan kepada Musa : ‘Pukullah lautan itu dengan

tongkatmu’, maka terbelahlah lautan itu, dan tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar”.

(QS. Asy-Syu’ara [26] : 63). Mengapa bisa terjadi demikian ? apakah itu mustahil ? apakah

itu hanya dongengan seperti lampu Aladin ? Tidak ! itu fakta. Mengapa bisa demikian ?

karena ada intervensi hukum syari’ah terhadap hukum air. Tetapi setelah kejadian itu, hukum

air kembali ke hukum semula.6

Contoh lain : tentang Api. Api itu panas, pasti dan tetap panas, tidak akan berubah

sampai kapan pun, itu adalah ketetapan Allah, sunnatullah, hukum alam. Tetapi mengapa

terjadi, ketika nabi Ibrahim as dibakar oleh raja Namrud, nabi Ibrahim as selamat, sebabnya

karena api yang digunakan membakar Ibrahim berubah menjadi dingin. Kenapa bisa ? karena

ada intervensi dari hukum syari’ah. Setelah kejadian itu, api kembali menjadi panas

sebagaimana sifatnya semula. Mukijzat seperti itu adalah logis rasional, jangan diingkari.

6 Telah dilakukan penelitian

17

Page 18: BAB I KONSEP ALAM (2)

RELASI HUKUM ALAM DAN HUKUM SYARI’AH

18

HUKUM ALLAH

SUNATULLAH (Hukum Alam)

Hukum GravitasiHukum RotasiHukum PertumbuhanHukum daur, dll

Mengatur Alam Fisik

Mengatur Alam Ruh

Hukum ShalatHukum PuasaHukum ZinaHukum Riba, dll

Kesamaan :1. Pasti 2. Tetap3. Objektif

Perbedaan : Hukum Alam cepat akibatnya sedangkan hukum syari’ah relatif lebih lambat

SYARI’AH(Hukum Alqur’an)

Melahirkan Sains :Geologi, Oceanografi, Astronomi, Biologi, Vulkanologi, Farmasi, dll

Melahirkan Dirasah Islamiyah :Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, Ilmu Fiqih, Ilmu Aqidah, Ilmu Syari’ah, ilmu Akhlaq, dll

Tidak mungkin terjadi DIKHOTOMIS (berdekatan tetapi bertentangan) antara Sains dan Dirasah Islamiyah.