bab i.2

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bedah sesar atau seksio sesarea sudah menjadi pembedahan yang lazim di Indonesia. Sekarang ini, bedah sesar sudah berkembang pesat. Biasanya teknik operasi ini lebih diperuntukkan bagi wanita dengan bedah sesar pada persalinan sebelumnya dan wanita dengan kehamilan yang memiliki resiko besar saat persalinan seperti distosia, posisi janin sungsang, dan fetal distress. 1 Saat ini jumlah pasien pembedahan sesar pun meningkat. Bedah sesar tidak hanya dilakukan berdasarkan indikasi klinis atau sebagai tindakan kegawat-daruratan namun juga atas permintaan pasien sendiri atau lebih dikenal dengan sebutan bedah sesar elektif. Bedah sesar merupakan salah satu jenis pembedahan, tentu saja tindakan ini juga memerlukan anestesi untuk mengurangi rasa sakit pasien. Anestesi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan kemampuan untuk

Upload: ahmad-zayyin-najah

Post on 10-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KTI

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I.2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bedah sesar atau seksio sesarea sudah menjadi pembedahan yang lazim

di Indonesia. Sekarang ini, bedah sesar sudah berkembang pesat. Biasanya teknik

operasi ini lebih diperuntukkan bagi wanita dengan bedah sesar pada persalinan

sebelumnya dan wanita dengan kehamilan yang memiliki resiko besar saat

persalinan seperti distosia, posisi janin sungsang, dan fetal distress.1

Saat ini jumlah pasien pembedahan sesar pun meningkat. Bedah sesar

tidak hanya dilakukan berdasarkan indikasi klinis atau sebagai tindakan kegawat-

daruratan namun juga atas permintaan pasien sendiri atau lebih dikenal dengan

sebutan bedah sesar elektif. Bedah sesar merupakan salah satu jenis pembedahan,

tentu saja tindakan ini juga memerlukan anestesi untuk mengurangi rasa sakit

pasien. Anestesi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan kemampuan untuk

merasakan nyeri.2 Hal ini terjadi akibat dari pemberian obat atau intervensi medik

lainnya. Keadaan ini, secara umum, menguntungkan bagi pasien dan dokter saat

melakukan pembedahan.

Teknik anestesi yang biasa digunakan pada pasien bedah sesar ada dua

macam, yaitu teknik anestesi umum dan teknik anestesi regional (anestesi spinal

atau anestesi epidural). Menurut beberapa literatur dan penelitian-penelitian

sebelumnya, anestesi umum memiliki tingkat keamanan yang lebih rendah dan

komplikasi yang lebih banyak daripada teknik anestesi regional.

Page 2: BAB I.2

Di Negara-negara maju, teknik anestesi regional lebih disukai untuk

pasien-pasien bedah sesar. Di Amerika sendiri, 80-90% prosedur bedah sesar

dilakukan di bawah anestesi regional.

Pemilihan teknik anestesi pada pasien bedah sesar mempengaruhi

prognosa dan komplikasi pasien pasca operasi. Beberapa hal seperti keadaan

kehamilan, keadaan umum pasien pra-pembedahan, dan tingkat kemampuan ahli

anestesi yang ada berpengaruh terhadap jenis anestesi yang akan dilakukan.

Pemilihan teknik anestesi bukan hanya mempengaruhi keadaan ibu

selama dan pasca pembedahan, tetapi juga keadaan bayi. Oleh karena itu selama

pembedahan sesar, seorang ahli anestesi yang membantu, harus memikirkan

bahwa saat itu dia memiliki dua pasien yaitu sang ibu dan bayinya.

Ada banyak kemungkinan komplikasi yang dapat muncul pada ibu akibat

pemberian anestesi saat bedah sesar. Komplikasi yang mungkin timbul pada ibu

yang mendapat anestesi regional saat pembedahan adalah hipotensi, postdural

puncture headache (PDPH), gangguan persarafan, anestesi spinal total, dan kejang

yang diinduksi oleh anestetik lokal. Komplikasi lain yang mungkin timbul dari

anestesi general adalah aspirasi paru dan meningkatnya resiko muntah pasca-

operasi. Data juga menunjukkan bahwa anestesi umum memiliki tingkat

mortalitas pada pasien seksio sesarea kira-kira tujuh belas kali lebih banyak dari

pada pasien seksio dengan anestesi regional. Dapat disimpulkan bahwa pemilihan

teknik anestesi yang tepat pada seksio sesarea sangat mempengaruhi hasil akhir

dari proses persalinan tersebut.

Page 3: BAB I.2

Hal yang dikhawatirkan pada pemberian anestesi pada ibu hamil saat

pembedahan adalah paparan agen anestesi yang dapat mempengaruhi janin,

karena dapat menembus sawar plasenta. Untuk itu, selalu dilakukan pemantauan

pada bayi pasca bedah sesar. Cara pemantauan atau penilaian keadaan bayi yang

paling umum dilakukan adalah dengan menggunakan nilai APGAR.

Nilai APGAR pada neonatus sebenarnya tidak hanya ditentukan oleh

pemberian anestesi.Kecenderungan rendahnya nilai APGAR pada menit pertama

setelah kelahiran lebih dikarenakan terlambat dikeluarkannya fetus atau

memanjangnya waktu insisi uterus sampai ke pengeluaran fetus.

Menurut penelitian, fetus harus dikeluarkan dari rahim pasien paling

lambat setelah seratus delapan puluh detik (3 menit) dilakukannya insisi pada

abdomen pasien (incision-to-delivery interval / I-D interval). Jika lebih dari tiga

menit, bayi akan lebih cenderung menderita asfiksi.

Bayi, yang ibunya mendapatkan anestesi regional saat bedah sesar, lebih

sedikit terpapar zat-zat sedatif yang terkandung dalam agen anestesi sehingga,

menurut beberapa sumber, nilai APGAR- nya dalam 1 menit pertama kebanyakan

lebih baik daripada ibu dengan anestesi umum.

Dari permasalahan tersebut di atas serta belum adanya data yang

menjelaskan tentang pengaruh anestesi pada bedah sesar terhadap nilai apgar skor,

mendorong untuk meneliti tentang …. di RSUP NTB.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan

“Bagaimana gambaran nilai APGAR bayi yang dilahirkan melalui bedah sesar

Page 4: BAB I.2

dengan menggunakan teknik anestesi regional dan yang menggunakan teknik

anestesi umum?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan nilai APGAR dari bayi yang

dilahirkan melalui bedah sesar elektif menggunakan anestesi umum dan anestesi

regional.

1.3.2. Tujuan Khusus

Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji teknik anestesi umum dan

anestesi regional terhadap nilai APGAR dari bayi yang dilahirkan melalui bedah

sesar elektif

1.4. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini berguna untuk mengetahui perbandingan teknik anestesi

umum dan anestesi regional (spinal dan epidural) pada bedah sesar

terhadap nilai APGAR pada menit ke-1 dan menit ke-5.

2. Untuk menambah ilmu pengetahuan bagi penulis sendiri, rekan-rekan

mahasiswa, serta pihak-pihak yang berkepentingan.

1.5. Hipotesis