bab i1

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mata merupakan salah satu indra dari pancaindra yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Terlebih-lebih dengan majunya teknologi, indra penglihatan yang baik merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Mata merupakan bagian yang sangat peka. Walaupun mata mempunyai sistempelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retro bulbar selain terdapatnya refleks memejam atau mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan. Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan.Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak disengaja yang menimbulkan perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus gawat

Upload: alwina-munajad

Post on 12-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

BAB I1

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Mata merupakan salah satu indra dari pancaindra yang sangat penting

untuk kehidupan manusia. Terlebih-lebih dengan majunya teknologi, indra

penglihatan yang baik merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan.

Mata merupakan bagian yang sangat peka. Walaupun mata mempunyai

sistempelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan

lemak retro bulbar selain terdapatnya refleks memejam atau mengedip, mata

masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan

kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita.

Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit

sehingga mengganggu fungsi penglihatan. Trauma pada mata memerlukan

perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat

yang akan mengakibatkan kebutaan.Trauma mata adalah tindakan sengaja

maupun tidak disengaja yang menimbulkan perlukaan mata. Trauma mata

merupakan kasus gawat darurat mata. Perlukaan yang ditimbulkan dapat

ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata.

Trauma okuli adalah penyebab kebutaan yang cukup signifikan, terutama

pada golongan sosioekonomi rendah dan di negara-negara berkembang.

Kejadian trauma okular dialami oleh pria 3 sampai 5 kali lebih banyak

daripada wanita. Trauma pada mata dapat mengenai jaringan di bawah ini

secara terpisah atau menjadi gabungan trauma jaringan mata. Trauma dapat

mengenai jaringan mata: palpebrae, konjungtiva, cornea, uvea, lensa, retina,

papil saraf optik, dan orbita. Trauma mata merupakan keadaan gawat darurat

pada mata.

Page 2: BAB I1

Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti

rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya

reflek memejam atau mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari

dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan keruh akan pada bola mata dan

kelopak, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat

mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi

penglihatan. Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk

mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan

kebutaan.

Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut : Trauma

tumpul, Trauma tembus bola mata, Trauma kimia, Trauma radiasi. Trauma

kimia pada mata dapat dibedakan dalam trauma asam dan trauma basa atau

alkali. Pada tinjauan kepustakaan ini hanya dibahas trauma kimia okuli yang

meliputi truma asam dan trauma basa atau alkali.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa pengertian dari trauma kimia pada mata ?

2) Apa penyebab dari trauma kimia pada mata ?

3) Bagaimana gejala-gejala yang ditimbulkan pada mata terkena zat

kimia asam basa?

4) Bagaimana penatalaksanaan trauma kimia pada mata ?

5) Bagaimana P3K pada korban dengan trauma kimia pada mata ?

6) Bagaimana derajat yang mengalami kerusakan akibat terkena asam

basa?

1.3 Tujuan Penulisan

1) Mengetahui pengertian dari trauma kimia pada mata

2) Mengetahui penyebab dari trauma kimia pada mata

3) Mengetahui gejala-gejala yang ditimbulkan dari trauma kimia pada mata

4) Mengetahui penatalaksanaan trauma kimia pada mata

5) Mengetahui P3K pada korban dengan trauma kimia pada mata

Page 3: BAB I1

1.4 Manfaat penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang

bagaimana cara melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan korban

mata terkena asam basa, mengetahui gejala-gejala yang ditimbulkan dan

bahan-bahan yang menyebabkan.

Page 4: BAB I1

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai bola

mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa

yang dapat merusak struktur bola mata tersebut. Trauma kimia pada mata

merupakan kedaruratan oftalmologi, karena dapat menyebabkan

kehilangan penglihatan.

Trauma kimia pada mata adalah trauma yang mengenai bola mata

baik diakibatkan oleh zat asam (zat dengan pH < 7) ataupun basa (zat

dengan pH > 7) yang dapat menyebabkan kerusakan struktur bola mata

tersebut. Tingkat keparahan trauma dikaitkan dengan jenis, volume,

konsentrasi, durasi pajanan, dan derajat penetrasi dari zat kimia.

Mekanisme cedera antara asam dan basa sedikit berbeda.

Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi

dalam laboratorium, industry, pekerjaan yang memakai bahan kimia,

pekerjaan pertanian, dan peperangan memakai bahan kimia di abad

modern. Setiap trauma kimia pada mata memerlukan tindakan

segera.Irigasi daerah yang terkena trauma kimia merupakan tindakan yang

segera harus dilakukan.

B. KLASIFIKASI

1. Trauma asam

1) Definisi:

Trauma asam merupakan salah satu jenis trauma kimia

mata dan termasuk kegawatdaruratan mata yang disebabkan zat

kimia asam dengan pH<7. Beberapa zat asam yang sering

mengenai mata adalah asam sulfat, asam asetat, hidroflorida,

Page 5: BAB I1

dan asam klorida. Jika mata terkena zat kimia bersifat asam

maka akan terlihat iritasi berat yang sebenarnya akibat akhirnya

tidak berat. Asam akan menyebabkan koagulasi protein plasma.

Dengan adanya koagulasi protein ini menimbulkan keuntungan

bagi mata, yaitu sebagai barrier yang cenderung membatasi

penetrasi dan kerusakan lebih lanjut. Hal ini berbeda dengan

basa yang mampu menembus jaringan mata dan akan terus

menimbulkan kerusakan lebih jauh. Selain keuntungan,

koagulasi juga menyebabkan kerusakan konjungtiva dan

kornea. Dalam masa penyembuhan setelah terkena zat kimia

asam akan terjadi perlekatan antara konjugtiva bulbi dengan

konjungtiva tarsal yang disebut simblefaron.(Susanto, 2004;

Vaughan, 2000).

2) Penyebab trauma asam

a. Bahan kimia berupa cairan, gas atau padat yang mempunyai

keasaman (pH) lebih rendah dari 7.0 dan menyebabkan

terjadinya proses koagulasi.

b. Bahan kimia yang bersifat asam : air keras (asam sulfat :

H2SO4) untuk pembersih industri, air accu; asam sulfit

(H2SO3) untuk pengawet buah dan sayuran, bahan

pemutih, asam cuka; asam khlorida; asam asetat.

3) Patofisiologi

Asam dipisahkan dalam dua mekanisme, yaitu

a. Ion hidrogen

Molekul hidrogen merusak permukaan okular dengan

mengubah pH

b. Anion dalam kornea

Anion merusak dengan cara denaturasi protein,

presipitasi dan koagulasi. Koagulasi protein umumnya

mencegah penetrasi yang lebih lanjut dari zat asam, dan

menyebabkan tampilan ground glass dari stroma

Page 6: BAB I1

korneal yang mengikuti trauma akibat asam.Sehingga

trauma pada mata yang disebabkan oleh zat kimia asam

cenderung lebih ringan daripada trauma yang

diakibatkan oleh zat kimia basa.

4) Asam Hidrofluorida

Asam hidroflorida adalah satu pengecualian. Asam lemah ini

secara cepat melewati membran sel, seperti alkali. Ion fluoride

dilepaskan ke dalam sel, dan memungkinkan menghambat

enzim glikolitik dan bergabung dengan kalsium dan

magnesiummembentuk insoluble complexes. Nyeri local yang

ekstrim bisa terjadi sebagai hasil dari immobilisasi ion kalsium,

yang berujung pada stimulasi saraf dengan pemindahan ion

potassium. Fluorinosis akut bisa terjadi ketika ion fluoride

memasuki sistem sirkulasi, dan memberikan gambaran gejala

pada jantung, pernafasan, gastrointestinal, dan neurologik.

Bahan kimia asam yang mengenai jaringan akan mengadakan

denaturasi dan presipitasi dengan jaringan protein disekitarnya, karena

adanya daya buffer dari jaringan terhadap bahan asam serta adanya

presipitasi protein maka kerusakannya cenderung terlokalisir. Bahan

asam yang mengenai kornea juga mengadakan presipitasi sehingga

terjadi koagulasi, kadang-kadang seluruh epitel kornea terlepas.

Bahan asam tidak menyebabkan hilangnya bahan proteoglikan di

kornea. Bila trauma diakibatkan asam keras maka reaksinya mirip

dengan trauma basa.Bila bahan asam mengenai mata maka akan

segera terjadi koagulasi protein epitel kornea yang mengakibatkan

kekeruhan pada kornea, sehingga bila konsentrasi tidak tinggi maka

tidak akan bersifat destruktif seperti trauma alkali. Biasanya

kerusakan hanya pada bagian superfisial saja. Koagulasi protein ini

terbatas pada daerah bahan asam dengan jaringan. Koagulasi protein

ini dapat mengenai jaringan yang lebih dalam.

Page 7: BAB I1

Gambar: Trauma pada Mata Akibat Bahan Kimia Asam

2. Trauma Basa atau Alkali

1) Definisi:

Trauma asam merupakan salah satu jenis trauma kimia

mata dan termasuk kegawatdaruratan mata yang disebabkan zat

kimia asam dengan pH>7. Trauma akibat bahan kimia basa akan

mengakibatkan kerusakan yang sangat berbahaya pada mata. Alkali

akan menembus kornea dengan cepat karena memiliki sifat baik

hydrophilic dan lipophilic lalu menembus bilik mata depan dan

sampai pada jaringan retina. Pada trauma basa akan terjadi

penghancuran jaringan kolagen korena. Bahan kimia alkali bersifat

koagulasi sel dan akan mengakibatkan proses penyabunan disertai

dehidrasi. Bahan akustik soda dapat menembus ke dalam bilik mata

depan dalam waktu 7 detik.

Pada trauma alkali akan terbentuk kolagenase yang akan

menambah berat kerusakan kolagen kornea. Alkali yang menembus

bola mata akan merusak retina sehingga akan berakhir dengan

kebutaan penderita.

2) Penyebab trauma basa atau alkali

Zat-zat basa atau alkali yang dapat menyebabkan trauma pada mata

antara lain :

Page 8: BAB I1

a. Semen

b. Soda kuat

c. Amonia

d. NaOH

e. CaOH

f. Cairan pembersih dalam rumah tangga

Bahan alkali Amonia merupakan gas yang tidak berwarna,

dipakai sebagai bahan pendingin lemari es, larutan 7% ammonia

dipakai sebagai bahan pembersih. Pada konsentrasi rendah

ammonia bersifat merangsang mata. Amonia larut dalam air dan

lemak, hal ini dangat merugikan karena kornea mempunyai

komponen epitel yang lipofilik dan stroma yang hidrofilik. Amonia

mudah merusak jaringan bagian dalam mata seperti iris dan lensa.

Amonia merusak stroma lebih sedikit disbanding dengan NaOH

dan CaOH. pH cairan mata naik beberapa detik setelah trauma.

Bahan alkali lainnya adalah NaOH dan Ca(OH)2. NaOH

dikenal sebahai kausatik soda. NaOH dipakai sebagai pembersih

pipa. pH cairan mata naik beberapa menit sesudah trauma akibat

NaOH. Ca(OH)2 memiliki daya tembus yang kurang pada mata.

Hal ini akibat terbentuknya sabun kalsium pada epitel kornea. pH

cairan mata menjadi normal kembali sesudah 30 sampai 3 jam

pascatrauma.

Trauma basa biasanya lebih berat daripada trauma asam,

karena bahan-bahan basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan

lipolifik dimana dapat secara cepat untuk penetrasi sel membran

dan masuk ke bilik mata depan, bahkan sampai retina. Trauma basa

akan memberikan iritasi ringan pada mata apabila dilihat dari luar.

Namun, apabila dilihat pada bagian dalam mata, trauma basa ini

mengakibatkan suatu kegawatdaruratan. Basa akan menembus

kornea, kamera okuli anterior sampai retina dengan cepat, sehingga

berakhir dengan kebutaan. Pada trauma basa akan terjadi

Page 9: BAB I1

penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan kimia basa bersifat

koagulasi sel dan terjadi proses safonifikasi, disertai dengan

dehidrasi.

Gambar Trauma pada Mata Akibat Bahan Kimia Basa/Alkali

Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau

rusaknya sel jaringan. Pada pH yang tinggi alkali akan

mengakibatkan safonifikasi disertai dengan disosiasi asam lemak

membrane sel. Akibat safonifikasi membran sel akan

mempermudah penetrasi lebih lanjut zat alkali. Mukopolisakarida

jaringan oleh basa akan menghilang dan terjadi penggumpalan sel

kornea atau keratosis. Serat kolagen kornea akan bengkak dan

stroma kornea akan mati. Akibat edema kornea akan terdapat

serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma kornea. Serbukan

sel ini cenderung disertai dengan pembentukan pembuluh darah

baru atau neovaskularisasi. Akibat membran sel basal epitel kornea

rusak akan memudahkan sel epitel diatasnya lepas. Sel epitel yang

baru terbentuk akan berhubungan langsung dengan stroma

dibawahnya melalui plasminogen aktivator. Bersamaan dengan

dilepaskan plasminogen aktivator dilepas juga kolagenase yang

akan merusak kolagen kornea. Akibatnya akan terjadi gangguan

Page 10: BAB I1

penyembuhan epitel yang berkelanjutan dengan ulkus kornea dan

dapat terjadi perforasi kornea. Kolagenase ini mulai dibentuk 9 jam

sesudah trauma dan puncaknya terdapat pada hari ke 12-21.

Biasanya ulkus pada kornea mulai terbentuk 2 minggu setelah

trauma kimia. Pembentukan ulkus berhenti hanya bila terjadi

epitelisasi lengkap atau vaskularisasi telah menutup dataran depan

kornea. Bila alkali sudah masuk ke dalam bilik mata depan maka

akan terjadi gangguan fungsi badan siliar. Cairan mata susunannya

akan berubah, yaitu terdapat kadar glukosa dan askorbat yang

berkurang. Kedua unsur ini memegang peranan penting dalam

pembentukan jaringan kornea.

3) Klasifikasi akibat luka alkali:

a. Klasifikasi Huges:

a) Ringan :

Prognosis baik

Terdapat erosi epitel kornea

Pada kornea tedaat kekeruhan yang ringan

Tidak terdapat iskemia dan nekrosis

Kornea ataupun konjungtiva

b) Sedang :

Prognosis baik

Terdapat kekeruhan kornea sehingga sulit

melihat iris dan pupil secara terperinci

Terdapat iskemia dan nekrosis enteng pada

kornea dan konjungtiva

c) Sangat berat :

Prognosis buruk

Akibat kekeruhan kornea upil tidak dapat dilihat

Konjungtiva dan sclera pucat

Page 11: BAB I1

4) Tanda dan gejala.

Umumnya mengeluh nyeri sampai tidak dapat membuka

mata (blefarospasme), keluar air mata (epifora), kabur, silau,

kelopak mata bengkak, kadang kadang nampak luka bakar di kulit

sekitar mata, pada selaput lendir mata (konjungtiva) merah, edema

(khemosis), sampai terjadi iskhemia bahkan nekrosis (konjungtiva

dan sklera berwarna pucat), kerusakan kornea mata berupa erosi,

sampai kekeruhan kornea yang hebat sehingga organ dalam bilik

mata depan sulit dievaluasi.

Keadaan akut yang terjadi ada minggu pertama :

a. Sel membrane rusak.

b. Bergantung pada kuatnya alkali akan mengakibatkan hilangnya

epitel, keratosit, saraf kornea dan pembuluh darah.

c. Terjadi kerusakan komponen vascular iris, badan siliar dan

epitel lensa, trauma berat akan merusak sel goblet konjungtiva

bulbi.

d. Tekanan intra ocular akan meninggi.

e. Hipotoni akan terjadi bila terjadi kerusakan pada badan siliar

f. Kornea keruh dalam beberapa menit.

g. Terjadi infiltrasi segera sel polimorfonuklear, monosit dan

fibroblast

Keadaan minggu kedua dan ketiga :

a. Mulai terjadi regenerasi sel epitel konjugtiva dan kornea.

b. Masuknya neovaskularisasi ke dalam kornea diserta dengan sel

radang.

c. Kekeruhan pada kornea akan mulai menjernih kembali,

d. Sel penyembuhan berbentuk invasi fibroblast memasuki

kornea.

e. Terbentuknya kolagen.

f. Trauma alkali berat akan membentuk jaringan granulasi pada

iris dan badan siliar sehingga terjadi fibrosis.

Page 12: BAB I1

Keadaan pada minggu ketiga dan selanjutnya :

a. Terjadi vaskularisasi aktif sehingga seluruh kornea tertutup

oleh pembuluh darah.

b. Jaringan pembuluh darah akan membawa bahan nutrisi dan

bahan penyembuhan jaringan seperti protein dan fibroblast.

c. Akibat terdapatnya jaringan dengan vaskularisasi ini, tidak

akan terjadi perforasi kornea.

d. Mulai terjadi pembetukan panus pada kornea.

e. Endotel yang tetap sakit akan mengakibatkan edema kornea.

f. Terdapat membaran retrokornea, iristis, dan membrane siklitik

C. P3K

Penatalaksanaan pada trauma mata bergantung pada berat

ringannya trauma ataupun jenis trauma itu sendiri. Namun demikian ada

empat tujuan utama dalam mengatasi kasus trauma okular,yaitu :

1. Memperbaiki penglihatan

2. Mencegah terjadinya infeksi

3. Mempertahankan struktur dan anatomi mata

4. Mencegah sekuele jangka panjang.

Pada trauma akibat asam dilakukan irigasi jaringan yang terkena-

kena secepat mungkin setelah terpajan cairan kimia, dilakukan selama

mungkin untuk meyakinkan cairan yang mengakibatkan trauma benar-

benar bersih dari mata. Irigasi dapat dilakukan dengan menggunakan

garam fisiologis atau air selama 15-30 menit. Trauma asam pada dasarnya

akan kembali normal, namun jika perlu dapat diberikan anastesi topikal,

larutan natrium bikarbonat 3%, dan antibiotik.

Penatalaksanaan yang dilakukan untuk menangani trauma basa

pada mata adalah secepatnya melakukan irigasi dengan garam fisiologik

selama mungkin. Irigasi dilakukan sampai pH menjadi normal, paling

sedikit 2000 ml selama 30 menit. Bila dilakukan irigasi lebih lama akan

lebih baik. Untuk mengetahui telah terjadi netralisasi basa dapat dilakukan

Page 13: BAB I1

pemeriksaan dengan kertas lakmus. pH normal air mata 7,3. Bila

penyebabnya adalah CaOH, dapat diberi EDTA karena EDTA 0,05 dapat

bereaksi dengan CaOH yang melekat pada jaringan. Pemberian antibiotika

dan debridement untuk mencegah infeksi oleh kuman oportunis.

Pemberian sikloplegik untuk mengistirahatkan iris, mencegah iritis dan

sinekia posterior. Pemberian Anti glaukoma (beta blocker dan diamox)

untuk mencegah terjadinya glaucoma sekunder. Pemberian Steroid secara

berhati-hati karena steroid menghambat penyembuhan. Steroid diberikan

untuk menekan proses peradangan akibat denaturasi kimia dan kerusakan

jaringan kornea dan konjungtiva. Steroid topical ataupun sistemik dapat

diberikan pada 7 hari pertama pasca trauma. Diberikan Dexametason 0,1%

setiap 2 jam. Steroid walaupun diberikan dalam dosis tinggi tidak

mencegah terbentuknya fibrin dan membrane siklitik. Kolagenase inhibitor

seperti sistein diberikan untuk menghalangi efek kolagenase. Diberikan

satu minggu sesudah trauma karena pada saat ini kolagenase mulai

terbentuk. Pemberian Vitamin C untuk pembentukan jaringan kolagen.

Selanjutnya diberikan bebat (verban) pada mata, lensa kontak lembek dan

artificial tear (air mata buatan). Operasi Keratoplasti dilakukan bila

kekeruhan kornea sangat mengganggu penglihatan.

Page 14: BAB I1

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Trauma kimia pada mata dapat berasal dari bahan yang bersifat

asam dengan pH < 7 dan bahan yang bersifat basa dengan pH > 7. Trauma

basa biasanya memberikan dampak yang lebih berat daripada trauma

asam, karena bahan-bahan basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan

lipolifik dimana dapat masuk secara cepat untuk penetrasi sel membran

dan masuk ke sudut mata depan, bahkan sampai retina.

Sementara trauma asam akan menimbulkan koagulasi protein

permukaan, dimana merupakan suatu barier pelindung sehingga zat asam

tidak penetrasi lebih dalam lagi. Gejala utama yang muncul pada trauma

mata adalah epifora, blefarospasme dan nyaei yang hebat. Trauma kimia

merupakan satu-satunya jenis trauma yang tidak memerlukan anamnesa

dan pemeriksaan yang lengkap. Penatalaksanaan yang terpenting pada

trauma kimia adalah irigasi mata dengan segera samapai pH mata kembali

normla dan diikuti dengan pemberian obat terutama antibiotik,

multivitamin, antiglaukoma, dll. Selain itu dilakukan juga upaya promotif

dan preventif kepada pasien. Menurut data statistik 90% kasus trauma

dapat dicegah. Apabila dalam menjalankan suatu pekerjaan menggunakan

pelindung yang tepat.