bab i1
DESCRIPTION
nkkkTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Kardio Serebro Vaskular adalah blok X dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial kasus skenario B yang
memaparkan kasus Infark Miokard.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari materi tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario mengenai
neuro-musculoskeletal dengan metode analisis dan diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Legiran, M.Kes
Moderator : Ira Maulani
Sekertaris papan : Merri Pebriyanti
Sekertaris meja : Putra Manggala Wicaksana
Hari, tanggal : Senin, 07 januari 2012
Rabu, 09 januari 2012
Peraturan tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat
3. Dilarang makan dan minum
2.2 Skenario Kasus
Tn. Dedi,52 tahun, dibawa ke RS karena mengeluh nyeri dada kiri sejak
1 jam yang lalu setelah jamuan makan malam. Nyeri dirasakan menjalar ke
punggung dan rahang bawah dan terasa seperti tertimpa benda berat. Dia juga
mengeluh mual dan berkeringat dingin. Lebih kurang 5 bulan yang lalu dia
pernah mengeluh nyeri pada dada kirinya ketika bermain badminton. Dia
berkonsultasi dengan dokter umum dan mendapat obat-obatan. Tn. Dedi
memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus sehari dan memiliki riwayat penyakit
hipertensi yang terkontrol.
Pemeriksaaan Fisik
TB 173 cm, BB 80 kg
TD/100/60 mmHg, HR 120x/menit, reguler, PR 120x/menit regular enequal;
RR 20x/menit. T: 37 C
Kepala : Wajah pucat(Pale), diaforesis, konjungtiva tiddak anemis, sklera
tidak ikterik
Leher: JVP 5+0 cm H2O
2
Thoraks: Bunyi jantung(cor): HR 120x/menit, ritmik, mur-mur(-), gallop(-),
suara jantung menjauh(muffle heart sound) (+) ronchi tidak ada, wheezizng
tidak ada
Abdomen: hepar tidak teraba
Ekstremitas : edema tungkai tidak ada
Pemeriksaan laboratorium : Hb 13,4g/dl; Leukosit 7000/mm3; hitung jenis
0/2/5/65/22/6; LED 20mm/jam; thrombosit 215.000/mm3; BSS 158 mg/dL,
Total cholestrol 320 mg%, trigyceride 340 mg%. HDL 38mg%. LDL 192 mg
%; CK NAC 160 U/L, CK MB 15 U/L, troponin I 0,2 ng/ml
Pemeriksaan Tambahan : Ronsen Thoraks : normal
ECG : sinus rhytm, axis normal, 120x/menit reguler, normal Q wave, ST
elevation di V1-V4, St depresi di II, III, aVF
2.3 Paparan
2.3.1 Klarifikasi Istilah
1. Nyeri dada : nyeri paroksismal pada dada, sering menjalar
ke lengan akibat pasokan darah ke jantung
berkurang
2. Diaforesis : berkeringat yang banyak
3. Hipertensi : tekanan arterial yang tinggi
4. Ritmik : gerakan yang terukur, pengulangan tindakan
atau fungsi pada interval yang teraur
5. Sinus rithm : irama jantung yang berasal dari nodus sa
6. unequal : teratur tetapi tidak sama
7. Gallop : bunyi jantung ketiga pada penderita penyakit
3
jantung yang ditandai dengan perubaan
patologis penyisihan ventrikel saat diastolik
awal
8. Ronchii : suara pernafasan yang kasar dan kering serta
terus menerus ditenggorokkan atau saluran
bronchus atau obstruksi parsial
9. Muffle heart
sound
: suara jantung yang menjauh
10. Total
cholesterol
: pemeriksaan yang menggunakan total
kolesterol yang terdapat dalam lipoproteein
tubuh
11. CK NAC : kreatinin kinase reagen yang digunakan untuk
pemeriksaan kadar CK
12. CK MB : enzim yang mengatalis proses fosforilasi
kreatinoleh ATP untuk menghasilkan
fosfokreatin, M untuk otot dan B untuk otak
13. HDL : berfungsi sebagai pengangkut kelebihan lemak
sel
14. LDL : lipoprotein yang terdiri dari banyak kolesterol
yang berfungsi menhantarkan kolesterol
15. Nilai hitung
jenis
: penghitungan jenis leukosit yang ada dalam
darah berdasarkan proporsi tiap jenis leukosit
dari seluruh jumlah leukosit.
16. Troponin : protein yang dilepaskan dalam aliran darah
ketika otot jantung mengalami kerusakan
4
17. ST elevation
di V1-V4
: STadalah segmen pada EKG merupakan akhir
dari S dan awal dari T, elevasi menunjukan
adanya peningkatan
18. ST depresi di
II, III, aVF
: ST adalah segmen pada EKG merupakan akhir
dari S dan awal dari T, depresi menunjukan
adanya penurunan
19. Trigliserid : senyawa yang terdiri dari tiga molekul asam
lemak yang teresterifikasi menjadi gliserol
2.3.2 Identifikasi Masalah
1. Tuan Dedi,52 tahun, dibawa ke RS karena mengeluh nyeri dada kiri
sejak 1 jam yang lalu setelah jamuan makan malam. Nyeri dirasakan
menjalar ke punggung dan rahang bawah dan terasa seperti tertimpa
benda berat.
2. Tuan Dedi juga mengeluh mual dan berkeringat dingin.
3. Lebih kurang 5 bulan yang lalu Tuan Dedi pernah mengeluh nyeri
pada dada kirinya ketika bermain badminton. Dia berkonsultasi
dengan dokter umum dan mendapat obat-obatan.
4. Tuan Dedi memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus sehari dan
memiliki riwayat penyakit hipertensi yang terkontrol.
5. Pemeriksaaan Fisik
TB 173 cm, BB 80 kg
TD/100/60 mmHg, HR 120x/menit, reguler, PR 120x/menit regular
enequal; RR 20x/menit. T: 37 C
Kepala : Wajah pucat(Pale), diaforesis, konjungtiva tiddak anemis,
sklera tidak ikterik
Leher: JVP 5+0 cm H2O
Thoraks: Bunyi jantung(cor): HR 120x/menit, ritmik, mur-mur(-),
gallop(-), suara jantung menjauh(muffle heart sound) (+) ronchi tidak
ada, wheezizng tidak ada
Abdomen: hepar tidak teraba
5
Ekstremitas : edema tungkai tidak ada
6. Pemeriksaan laboratorium : Hb 13,4g/dl; Leukosit 7000/mm3;
hitung jenis 0/2/5/65/22/6; LED 20mm/jam; thrombosit
215.000/mm3; BSS 158 mg/dL, Total cholestrol 320 mg%, trigyceride
340 mg%. HDL 38mg%. LDL 192 mg%; CK NAC 160 U/L, CK MB
15 U/L, troponin I 0,2 ng/ml
7. Pemeriksaan Tambahan : Ronsen Thoraks : normal
ECG : sinus rhytm, axis normal, 120x/menit reguler, normal Q wave,
ST elevation di V1-V4, St depresi di II, III, aVF
2.3.3 Analisis Masalah
1. Tuan Dedi,52 tahun, dibawa ke RS karena mengeluh nyeri dada kiri sejak
1 jam yang lalu setelah jamuan makan malam. Nyeri dirasakan menjalar
ke punggung dan rahang bawah dan terasa seperti tertimpa benda berat.
a. Bagaimana anatomi dan fisiologi yang terlibat dalam kasus ini?
Anatomi Jantung
Letak Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya
mirip piramid dan terletak di dalam perikardium di mediastinum(di
ruang antara paru-paru) terletak lebih ke arah kiri daripada kanan
dengan bagian apex di bagian bawah dan base di bagian atas.
Organ-organ yang berasosiasi dengan jantung:
- Inferior: bagian apex berbatasan dengan central tendon diafragma.
- Superior: pembuluh darah besar seperti aorta, vena cava superior,
arteri pulmonal dan vena pulmonal.
- Posterior: esofagus, trakea, bronchus kanan dan kiri, descending
aorta, vena cava inferior, dan tulang rusuk.
- Lateral: paru-paru, paru-paru kiri overlap sisi kiri jantung.
-Anterior: sternum, otot intercosta
- Apex jantung terletak di ICS ke 5, 9 cm dari midline.
6
Gambar 2.1 Letak anatomis jantung
Lapisan Jantung
Jantung tersusun dari 3 lapis jaringan: pericardium, myocardium,
dan endocardium.
1) Pericardium: tersusun atas 2 sacs (kantong), outer sacs terdiri atas
jaringan fibrosa dan bagian dalam dari double layer dari membran
serosa. Fibrosa luar bersambungan dengan tunica adventisiadari
pembuluh darah besar di bawahnya. Lapisan luar dari membran
serosa disebut parietal pericardium, membatasi fibrous sacs, inner
layer, visceral pericardium (epicardium), adherent dengan otot
jantung. Membran serosa mengandung sel epitelial flattened.
Mengsekresikan cairan serosa ke rongga antara lapisan viseral
dan parietal, yang mana dapat menghasilkan pergesekan antara
rongga ketika jantung berdenyut.
7
Gambar 2.2 lapisan jantung
2) Myocardium: otot jantung yang Cuma ada di jantung. Bekerja
tidak di bawah control seperti otot. Tiap sel memiliki nuckleus
dan cabang-cabang. Ujung-ujung sel dan cabang-cabang
berhubungan sangat dekat dengan ujung dan cabang dari adjacent
cell. Myocardium lebih tebal pada bagian apex dan semakin tipis
pada bagian base. Hal ini menggambarkan jumlah beban kerja
pada tiap bilik terhadap kontribusinnya dalam memompa darah.
Myocardium paling tebal terdapat pada ventrikel kiri yang
mempunyai beban kerja paling tinggi.
3) Endocardium: bagian tipis, halus, glistening membrane yang
membuat aliran darah mulus masuk ke dalam jantung.
Mengandung epithelial sel datar, dan bersambungan dengan garis
endhotelium pada pembuluh darah.
Ruang Jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang. 2 buah atrium (atrium dextra dan
sisnistra), dan 2 buah ventrikel (ventrikel dextra dan sinistra). Setiap
atrium mempunyai ruang tambahan yang disebut auricula. Dengan
adanya auricula ,volume atrium menjadi lebih besar. Diantara atrium
kanan dan atrium kiri dipisahkan oleh septum interarial, sedangkan
ventrikel kiri dan kanan dipisahkan oleh septum interventrikularis.
8
Disebelah luar, batas antara atrium dan ventrikel ada suatu cekungan
yang disebut sulkus koronarius. Diantara ventrikel kanan dan kiri juga
terdapat sulkus, yaitu suklus interventrikularis anterior dan posterior
Gambar 2.3 Ruang jantung
a) Atrium Kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah
oksigen dari seluruh tubuh yang nantinya akan dipompakan ke
ventrikel kanan melalui katup untuk menuju ke paru-paru.
b) Atrium kiri berfungsi untuk menerima darah yang kaya oksigen
dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah
mengalir ke ventrikel kiri melalui katup dan selanjutnya akan
dipompakan keseluruh tubuh melalui aorta
c) Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan
memompakan darah ke paru-paru
d) Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan memompakan
darah ke seluruh tubuh melalui aorta.
Katup Jantung
a) Katup atrioventrikular ( A-V) terletak diantara atrium dan
ventrikel. Antara atrium kiri dan ventrikel kiri disebut katup
bikuspidalis atau katup mitral. Sedangkan katup yang terdapat
diantara atrium kanan dan ventrikel kanan disebut katup
trikuspidalis. Ujung-ujung daun katup A-V dihubungkan oleh
beberapa jaringan ikat menyerupai tali atau pita yang disebut
9
korda tendinea dan muskulus papilaris.katup ini mencegah aliran
balik darah ke atrium saat ventrikel berkontraksi
b) Katup semilunar. Katup semilunar berjumlah 2 buah. Katup yang
pertama terletak antara ventrikel kiri dan aorta atau biasa disebut
katup aorta. Katup kedua terletak diantara ventrikel kanan dan
truncus pulmonalis atau biasa disebut katup pulmonal.
Gambar 2.4 Katup jantung
Suplay darah untuk jantung ( pendarahan jantung)
Nutrisi dan oksigen tidak dapat berdifusi langsung dari dalam
ruang jantung ke dinding jantung. Karena itu, dinding jantung juga
mempunyai pembuluh darah tersendiri. Aliran darah mengalir ke
miokardium melalui beberapa pembuluh darah yang secara
keseluruhan disebut sirkulasi koronaria atau biasa disebut sirkulasi
koroner. Sirkulasi koroner terdiri dari arteri koronaria dan pembuluh
baliknya yaitu vena koronaria.
10
Gambar 2.5 perdarahan jantung
a) Arteri koronaria
Ada dua buah arteri koronaria, yaitu arteri koronaria dextra
dan sinistra. Arteri koronaria sinistra berjalan dibawah auricula
kiri dan bercabang menjadi dua yaitu cabang interventrikular
anterior dan sirkumfleksus. Cabang interventrikularis disebut juga
dengan arteri descendens anterior kiri berjalan di dalam sulkus
interventrikularis anterior untuk memperdarahi dinding anterior
kedua ventrikel.
Cabang sirkumfleksus berjalan didalam sulkus koronarius
dan memperdarahi dinding ventrikel kiri dan atrium kiri. Arteri
koronaria kanan mula-mula memberikan cabang untuk mendarahi
atrium kanan. Setelah itu arteri koronaria kanan berjalan dibawah
aurikula kanan dan bercabang dua yaitu cabang interventrikular
posterior dan cabang marginal. Cabang interventrikular posterior
berjalan didalam sulkus interventrikularis posterior dan
mendarahi dinding bagian posterior kedua ventrikel. Cabang
marginal berjalan di dalam sulkus koronarius untuk mendarahi
dinding ventrikel kanan.
11
b) Vena koronaria. Setelah melepaskan oksigen dan nutrisi serta
mengambil bahan buangan, dari dari sistem kapiler selanjutnya
mengalir ke dalam sistem vena. Kapiler-kapiler yang berada di
dinding jantung menyatu menjadi vena-vena kecil. Selanjutnya,
vena kecil berlanjut menjadi vena koronaria.
fisiologi jantung
Secara umum, fungsi jantung adalah sebagai pompa darah
sehingga darah dapat mengalir melalui pembuluh darah keseluruh
tubuh, sehingga jantung tidak dapat dipisahkan dari komponen
pembuluh darah dan darah itu sendiri. Adapun peredarah darah
jantung dibagi 2, yaitu sirkulasi pulmonal dan sistemik ( gambar
2. 6 aliran darah jantung)
Gambar 2. 6 aliran darah jantung
Sistem Konduksi Jantung
Sinoatrial Node (SA Node)/ Pacemaker: sekumpulan masa
kecil dari sel khusus yang terbentang pada dinding atrium kanan dekat
pembukaan vena cava superior. Disebut pacemaker karena
menginisiasi impuls menyebabkan kontraksi atrium.
12
Atrioventrikular Node (AV Node): terdapat pada dinding atrial
septum dekat katup atriventrikular. Menkonduksi impuls yang tiba
melalui atria dan yang berasal dari SA Node. Disini terdapat delay,
sinyal elektrik butuh 0,1 sekon untuk melewati ventrikel,
menyebabkan atria selesai berkontraksi sebelum ventrikel mulai
berkontraksi. AV Node juga memiliki fungsi secondary pacemaker,
mengambil alih fungsi SA Node bila terjadi masalah, namun menjadi
lebih lambat daripada SA Node.
Atrioventrikular Bundle (AV Bundle atau Bundle of His): fiber
khusus yang berasal dari AV Node. AV Bundle melintasi fibrous ring
yang memisahkan atrium dan ventrikel, pada ujung atas sekat
ventrikel, AV Bundle terbagi menjadi cabang bundle kanan dan kiri.
Bersamaan dengan myocardium ventrikel, cabang-cabang membagi
menjadi fiber halus yang disebut serat purkinje. AV bundle, cabang
bundle, dan serat purkinje menghantarkan impuls elektrik dari AV
node ke apex jantung dimana mulailahterjadi kontraksi ventrikel.
b. Bagaimana hubungan umur dan jenis kelamin dengan keluhan
tuan Dedi?
Umur : semakin tua, semakin mudah mengalami dyspnea (karena
banyak jaringan fibrosis)
Jenis kelamin : Dapat menyerang semua jenis kelamin.
1. wanita mengalami kejadian infark miokard pertama kali 9
tahun lebih lama daripada laki-laki. Perbedaan onset infark
miokard pertama ini diperkirakan dari berbagai faktor resiko
tinggi yang mulai muncul pada wanita dan laki-laki ketika
berusia muda. Wanita agaknya relatif kebal terhadap penyakit
ini sampai menopause, dan kemudian menjadi sama
rentannya seperti pria. Hal diduga karena adanya efek
perlindungan estrogen.
13
c. Bagaimana etiologi nyeri dada?
1. Penyakit kardiovaskular
2. Emboli paru
3. Penyakit paru interstitial atau alveolar
4. Gangguan dinding dada atau otot-otot
5. Penyakit obstruktif paru
6. Kecemasan.
7. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmhg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmhg.
Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi
vaskuler terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri.
Akibatnya kerja jantung bertambah, sehingga ventrikel kiri
hipertrofi untuk meningkatkan kekuatan pompa. Bila proses
aterosklerosis terjadi, maka penyediaan oksigen untuk miokard
berkurang. Tingginya kebutuhan oksigen karena hipertrofi
jaringan tidak sesuai dengan rendahnya kadar oksigen yang
tersedia (brown, 2006).
8. Merokok meningkatkan resiko terkena penyakit jantung kororner
sebesar 50%. Seorang perokok pasif mempunyai resiko terkena
infark miokard. Di inggris, sekitar 300.000 kematian karena
penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan rokok (ramrakha,
2006). Menurut ismail (2004), penggunaan tembakau
berhubungan dengan kejadian miokard infark akut prematur di
daerah asia selatan.
9. Obesitas meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner.
Sekitar 25-49% penyakit jantung koroner di negara berkembang
berhubungan dengan peningkatan indeks masa tubuh (imt).
Overweight didefinisikan sebagai imt > 25-30 kg/m2 dan
obesitas dengan imt > 30 kg/m2. Obesitas sentral adalah obesitas
dengan kelebihan lemak berada di abdomen. Biasanya keadaan ini
juga berhubungan dengan kelainan metabolik seperti peninggian
14
kadar trigliserida, penurunan hdl, peningkatan tekanan darah,
inflamasi sistemik, resistensi insulin dan diabetes melitus tipe ii
(ramrakha, 2006).
10. Faktor psikososial seperti peningkatan stres kerja, rendahnya
dukungan sosial, personalitas yang tidak simpatik, ansietas dan
depresi secara konsisten meningkatkan resiko terkena
aterosklerosis (ramrakha, 2006).
11. Resiko terkena infark miokard meningkat pada pasien yang
mengkonsumsi diet yang rendah serat, kurang vitamin c dan e,
dan bahan-bahan polisitemikal. Mengkonsumsi alkohol satu atau
dua sloki kecil per hari ternyata sedikit mengurangi resiko
terjadinya infark miokard. Namun bila mengkonsumsi berlebihan,
yaitu lebih dari dua sloki kecil per hari, pasien memiliki
peningkatan resiko terkena penyakit (beers, 2004).4.
12. etiologi dan faktor resiko
Menurut alpert (2010), infark miokard terjadi oleh penyebab yang
Heterogen, antara lain:
1. Infark miokard tipe 1
Infark miokard secara spontan terjadi karena ruptur plak, fisura, atau
diseksi plak aterosklerosis. Selain itu, peningkatan kebutuhan dan
ketersediaan oksigen dan nutrien yang inadekuat memicu
munculnya infark miokard. Hal-hal tersebut merupakan akibat
dari anemia, aritmia dan hiper atau hipotensi.
2. Infark miokard tipe 2
Infark miokard jenis ini disebabkan oleh vaskonstriksi dan spasme
arteri menurunkan aliran darah miokard.
3. Infark miokard tipe 3
Pada keadaan ini, peningkatan pertanda biokimiawi tidak ditemukan.
Hal ini disebabkan sampel darah penderita tidak didapatkan atau
penderita meninggal sebelum kadar pertanda biokimiawi sempat
meningkat.
13. a. Infark miokard tipe 4a
15
Peningkatan kadar pertanda biokimiawi infark miokard (contohnya
troponin) 3 kali lebih besar dari nilai normal akibat pemasangan
percutaneous coronary intervention (pci) yang memicu terjadinya
infark miokard.
B. Infark miokard tipe 4b
Infark miokard yang muncul akibat pemasangan stent trombosis.
5. Infark miokard tipe 5
Peningkatan kadar troponin 5 kali lebih besar dari nilai normal.
Kejadian infark miokard jenis ini berhubungan dengan operasi
bypass koroner.
14. Ada empat faktor resiko biologis infark miokard yang tidak dapat
diubah, yaitu usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga.
Resiko aterosklerosis koroner meningkat seiring bertambahnya
usia. Penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun.
15. faktor resiko lain masih dapat diubah, sehingga berpotensi dapat
memperlambat proses aterogenik (santoso, 2005). Faktor- faktor
tersebut adalah abnormalitas kadar serum lipid, hipertensi,
merokok, diabetes, obesitas, faktor psikososial, konsumsi buah-
buahan, diet dan alkohol, dan aktivitas fisik (ramrakha, 2006).
16. Menurut anand (2008), wanita mengalami kejadian infark
miokard pertama kali 9 tahun lebih lama daripada laki-laki.
Perbedaan onset infark miokard pertama ini diperkirakan dari
berbagai faktor resiko tinggi yang mulai muncul pada wanita dan
laki-laki ketika berusia muda. Wanita agaknya relatif kebal
terhadap penyakit ini sampai menopause, dan kemudian menjadi
sama rentannya seperti pria. Hal diduga karena adanya efek
perlindungan estrogen (santoso, 2005).
17. Abnormalitas kadar lipid serum yang merupakan faktor resiko
adalah hiperlipidemia. Hiperlipidemia adalah peningkatan kadar
kolesterol atau trigliserida serum di atas batas normal. The
national cholesterol education program (ncep) menemukan
kolesterol ldl sebagai faktor penyebab penyakit jantung koroner.
16
Rokok ( TAR), hipertensi & dislipidemia
atreosklerosis
Lumen pemuluh darah menyempit
Pertukaran O2 & nutrien terhambat
Memicu serangan iskemiaAkumulasi asam laktat saat jantung melakukan metabolisme anaerob
Aliran darah a. Koronaria (-)
Nyeri dada
Cedera sel endotel berkepanjangan
The coronary primary prevention trial (cppt) memperlihatkan
bahwa penurunan kadar kolesterol juga menurunkan mortalitas
akibat infark miokard (brown, 2006).
d. Bagaimana mekanisme nyeri dada?
e. Mengapa nyeri dirasakan menjalar ke punggung dan rahang
seperti tertimpa benda berat?
Nyeri dada penderita infark miokard serupa dengan nyeri angina tetapi
lebih intensif dan berlangsung lama serta tidak sepenuhnya hilang
dengan istirahat. Angina pektoris adalah “jeritan” otot jantung yang
merupakan rasa sakit pada dada akibat kekurangan pasokan oksigen
miokard. Gejalanya adalah rasa sakit pada dada sentral atau
retrosentral yang dapat menyebar ke salah satu atau kedua tangan,
leher dan punggung. Faktor pencetus yang menyebabkan angina
adalah kegiatan fisik, emosi berlebihan dan terkadang sesudah makan.
17
Hal ini karena kegiatan tersebut mencetuskan peningkatan kebutuhan
oksigen.
f. Apa makna nyeri dada kiri sejak satu jam yang lalu setelah
makan malam?
Maknanya adalah terjadi ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
Satu jam setelah makan → proses pencernaan berlangsung →
kebutuhan oksigen meningkat → suplai oksigen dialihkan ke sistem
pencernaan, di sisi lain terjadi infark miokard → suplai oksigen ke
miokard tidak adekuat → sel-sel miokard melakukan glikolisis
anaerob untuk menghasilkan energi → akumulasi asam laktat → pH
miokard menurun → stimulasi reseptor nyeri melalui sympathetic
afferent di area korteks sensoris primer (area 3,2,1) → nyeri dada.
g. Apa saja tingkatan nyeri?
No pain Tidak merasakan nyeri
Mild Nyeri tidak mengganggu aktivitas, bersifat
siklik. Biasanya hilang dengan obat
analgetikum.
Moderate Nyeri tidak mengganggu aktivitas, bersifat
episodic, ada masa eksaserbasi, M↑ dengan
adanya aktivitas yang tidak biasa. Obat
analgetikum tidak meredakan secara total.
Severe Mengganggu aktivitas biasa, tidak bisa
diatasi hanya dengan analgetikum.
Worst possible pain Nyeri hebat.
Kelemahan: kecenderungan nilai yang didapat tidak akurat, karena
pasien lebih sering berpendapat nyerinya adalah sedang (moderate)
ketimbang ringan atau berat.
Pengukuran nyeri secara numerical:
18
Yaitu dengan menggunakan angka 0-10 untuk menilai derajat nyeri,
yang dinyatakan sendiri oleh pasien.
Pengukuran nyeri dengan visual analogue scale:
Yaitu dengan menggunakan gambaran suasana hati pasien karena
nyeri yang diekspresikan dalam bentuk motion dari senyum sampai
sedih.
2. Tuan Dedi juga mengeluh mual dan berkeringat dingin.
a. Bagaimana etiologi mual dan berkeringat dingin?
Mual adalah perasaan tidak enak di dalam perut yang sering berakhir
dengan muntah.
Penyebab mual, yaitu :
1. Inflamasi dan tekanan yang berat pada peritoneum, aliran
empedu, pankreas, usus
2. Obstruksi usus
3. Psikigenik
4. Tekanan intrakranial
5. Pajanan terhadap radiasi
6. Motion sickness
7. Bakteri / toksin
8. Hipoksia
Penyebab keringat dingin, yaitu :
1. Adanya masalah jantung
2. Masalah pencernaan
3. Kadar gula darah yang menurun
19
b. Bagaimana mekanisme mual dan berkeringat dingin?
Mual : obesitas-> peningkatan kadar kolestrol dan kadar LDL dalam
darah -> terbentuknya plaque atherosklerosis di pembuluh darah
koroner -> menyumbat aliran darah ke jantung -> iskemik miokard ->
terjadi metabolisme anaerob -> peningkatan asam laktat ->
menstimulasi ujung saraf simpatis aferen -> menekan kerja saraf
parasimpatis -> gerakan peristaltik menurun -> akumulasi cairan di
saluran pencernaan -> rasa penuh dilambung -> mual
Berkeringat dingin : obesitas-> peningkatan kadar kolestrol dan kadar
LDL dalam darah -> terbentuknya plaque atherosklerosis di pembuluh
darah koroner -> menyumbat aliran darah ke jantung -> iskemik
miokard -> terjadi metabolisme anaerob -> peningkatan asam laktat ->
menstimulasi ujung saraf simpatis aferen -> merangsang ekskresi
kelenjar keringat -> diaforesis
c. Bagaimana hubungan mual dan berkeringat dingin dengan
keluhan nyeri dada?
Yaitu sama-sama menandakan adanya gangguan vaskularisasi tubuh.
Dimana iskemia → nyeri dan perangsangan sistem saraf simpatis.
Sistem saraf simpatis inilah yang menyebabkan mual dan berkeringat.
3. Lebih kurang 5 bulan yang lalu Tuan Dedi pernah mengeluh nyeri pada
dada kirinya ketika bermain badminton. Dia berkonsultasi dengan dokter
umum dan mendapat obat-obatan.
a. Apa hubungan antara nyeri pada dada kiri dengan bermain
badminton?
Jadi ketika terjadinya Arterosklerosis maka suplai O2 ke jaringan
terganggu terutama disini adalah Miokardium (Sel-sel otot Jantung).
20
Sehingga mengakibatkan tubuh berkompensasi dengan melakukan
metabolisme glikolisis Anaerob guna untutk mencukupi kebutuhan
energy yang dibutuhkan . proses metabolisme glikolisis Anaerob akan
menghasilkan produk sampingan berupa asam laktat, Asam laktat
inilah yang akan menimbulkan sensasi rasa nyeri, Nah kenapa Nyeri
dada dirasakan di sebelah kiri? Karena secara anatomis apeks terletak
disisi sebelah kiri sternum. Jadi ketika jantung berdenyut kuat, maka
apeks akan mumukul bagian dalam dinding dada sebelah kiri. Nah
Karena Kerja apeks yang berat Disebabkan tubuh melakukan aktivitas
yang berat untuk memenuhi energy yang banyak itu maka Sel akan
bermetabolisme secara Glikolisis Anaerob untuk memenuhi energy
yang dibutuhkan . nah karena menggunakan glikolisis Anaerob secara
terus terusan tentunya akan terjadi peningkatan Asam laktat yang
dimana Asam laktat inilah yang akan menimbulkan sensasi rasa
nyeri pada dada sebelah kiri.
b. Apa hubungan pernah mengalami nyeri dada 5 bulan yang lalu
dengan kasus ini?
Nyeri dada 5 bulan yang lalu diakibatkan karena kemungkinan
terdapatnya penyempitan akibat atherosklerosis pada a.coronaria pada
jantung tn.dedi. sehingga, pada saat tn.dedi melakukan aktifitas
bermain badminton, oksigen yang dibutuhkan jaringan(terutama otot)
lebih banyak di bandingkan biasanya, sehingga jantung bekerja lebih
keras untuk tetap memompa darah ke jaringan tersebut. untuk bekerja
lebih keras, jantung juga butuh pasokan oksigen yang lebih banyak,
sedangkan pada a.coronarianya terjadi penyempitan, sehingga jantung
kekurangan oksigen, hal ini mengakibatkan jantung melakukan
metab.anaerob dengan hasil sampingan yaitu a.laktat yang akan
menumpuk dan mengakibatkan nyeri.
Nyeri yang terjadi sekarang, hampir sama dengan nyeri 5 bulan yang
lalu,sama-sama diakibatkan karena iskemia pada miokard tetapi
keluhannya yang sekarang, iskemia pada jantung sudah berlangsung
21
lama (yaitu 1 jam), sehingga miokard sudah mengalami infark yang
mungkin diakibatkan karena a.coronaria sudah mengalami oklusi yang
disebabkan trombus atherosklerosis yang ada sebelumnya.
c. Penyakit apa saja yang bisa mengakibatkan nyeri dada?
a. Nyeri dada pleuritik
Nyeri dada pleuritik biasa lokasinya posterior atau lateral.
Sifatnya tajam dan seperti ditusuk. Bertambah nyeri bila batuk
atau bernafas dalam dan berkurang bila menahan nafas atau sisi
dada yang sakit digerakan. Nyeri berasal dari dinding dada, otot,
iga, pleura perietalis, saluran nafas besar, diafragma, mediastinum
dan saraf interkostalis. Nyeri dada pleuritik dapat disebakan oleh :
- infeksi paru
- emboli paru
- radang subdiafragmatik (pneumothorax dan pneumomediastinum
b. nyeri dada non-pleuritik
Nyeri dada non-pleuritik biasanya lokasinya sentral, menetap atau
dapat menyebar ke tempat lain. Plaing sering disebabkan oleh
kelainan di luar paru.
1. Kardial
a. Iskemik miokard akan menimbulkan rasa tertekan atau nyeri
substernal yang menjalar ke aksila dan turun ke bawah ke bagian
dalam lengan terutama lebih sering ke lengan kiri. Rasa nyeri juga
dapat menjalar ke epigasterium, leher, rahang, lidah, gigi, mastoid
dengan atau tanpa nyeri dada substernal.
Nyeri disebabkan karena saraf eferan viseral akan terangsang
selama iekemik miokard, akan tetapi korteks serebral tidak dapat
menentukan apakah nyeri berasal sari miokard. Karena
rangsangan saraf melalui medula spinalis T1-T4 yang juga
22
merupakan jalannya rangsangan saraf sensoris dari sistem somatis
yang lain. Iskemik miokard terjadi bila kebutuhan 02 miokard
tidak dapat dipenuhi oleh aliran darah koroner. Pda penyakit
jantung koroner aliran darah ke jantung akan berkurang karena
adanya penyempitan pembuluh darah koroner.
Ada 3 sindrom iskemik yaitu :
- Angina stabil ( Angina klasik, Angina of Effort) :
Serangan nyeri dada khas yang timbul waktu bekerja.
Berlangsung hanya beberapa menit dan menghilang dengan
nitrogliserin atau istirahat. Nyeri dada dapat timbul setelah
makan, pada udara yang dingin, reaksi simfatis yang berlebihan
atau gangguan emosi.
- Angina tak stabil (Angina preinfark, Insufisiensi koroner akut) :
Jenis Angina ini dicurigai bila penderita telah sering berulang kali
mengeluh rasa nyeri di dada yang timbul waktu istirahat atau saat
kerja ringan dan berlangsung lebih lama.
- Infark miokard :
Iskemik miokard yang berlangsung lebih dari 20-30 menit dapat
menyebabkan infark miokard. Nyeri dada berlangsung lebih lama,
menjalar ke bahu kiri, lengan dan rahang. Berbeda dengan angina
pektoris, timbulnya nyeri dada tidak ada hubungannya dengan
aktivitas fisik dan bila tidak diobati berlangsung dalam beberapa
jam. Disamping itu juga penderita mengeluh dispea, palpitasi dan
berkeringat. Diagnosa ditegakan berdasarkan serioal EKG dan
pemeriksa enzym jantung.
b. Prolaps katup mitral dapat menyebabkan nyeri dada prekordinal
atau substernal yang dapat berlangsung sebentar maupun lama.
Adanya murmur akhir sisttolik dan mid sistolik-click dengan
gambaran echokardiogram dapat membantu menegakan diagnosa.
c. Stenosis aorta berat atau substenosis aorta hipertrofi yang idiopatik
juga dapat menimbulkan nyeri dada iskemik.
23
2. Perikardikal
Saraf sensoris untuk nyeri terdapat pada perikardium parietalis
diatas diafragma. Nyeri perikardila lokasinya di daerah sternal
dan area preokordinal, tetapi dapat menyebar ke epigastrium,
leher, bahu dan punggung. Nyeri bisanya seperti ditusuk dan
timbul pada aktu menarik nafas dalam, menelan, miring atau
bergerak.
Nyeri hilang bila penderita duduk dan berdandar ke depan.
Gerakan tertentu dapat menambah rasa nyeri yang
membedakannya dengan rasa nyeri angina.
Radang perikardial diafragma lateral dapat menyebabkan nyeri
epigastrum dan punggung seperti pada pankreatitis atau
kolesistesis.
3. Aortal
Penderita hipertensi, koartasio aorta, trauma dinding dada
merupakan resiko tinggi untuk pendesakan aorta. Diagnosa
dicurigai bila rasa nyeri dada depan yang hebat timbul tiba- tiba
atau nyeri interskapuler. Nyeri dada dapat menyerupai infark
miokard akan tetapi lebih tajam dan lebih sering menjalar ke
daerah interskapuler serta turun ke bawah tergantung lokasi dan
luasnya pendesakan.
4. Gastrointestinal
Refluks geofagitis, kegansan atau infeksi esofagus dapat
menyebabkan nyeri esofageal. Neri esofageal lokasinya ditengah,
dapat menjalar ke punggung, bahu dan kadang – kadang ke
bawah ke bagian dalam lengan sehingga seangat menyerupai
nyeri angina. Perforasi ulkus peptikum, pankreatitis akut distensi
gaster kadang – kadang dapat menyebabkan nyeri substernal
sehingga mengacaukan nyeri iskemik kardinal. Nyeri seperti
24
terbakar yang sering bersama – sama dengan disfagia dan
regurgitasi bila bertambah pada posisi berbaring dan berurang
dengan antasid adalah khas untuk kelainan esofagus, foto
gastrointestinal secara serial, esofagogram, test perfusi asam,
esofagoskapi dan pemeriksaan gerakan esofageal dapat membantu
menegakan diagnosa.
5. Mulkuloskletal
Trauma lokal atau radang dari rongga dada otot, tulang kartilago
sering menyebabkan nyeri dada setempat. Nyeri biasanya timbul
setelah aktivitas fisik, berbeda halnya nyeri angina yang terjadi
waktu exercis. Seperti halnya nyeri pleuritik. Neri dada dapat
bertambah waktu bernafas dalam. Nyeri otot juga timbul pada
gerakan yang berpuitar sedangkan nyeri pleuritik biasanya tidak
demikian.
6. Fungsional
Kecemasan dapat menyebabkan nyeri substernal atau prekordinal,
rasa tidak enak di dada, palpilasi, dispnea, using dan rasa takut
mati. Gangguan emosi tanpa adanya klealinan objektif dari organ
jantung dapat membedakan nyeri fungsional dengan nyeri
iskemik miokard.
7. pulmonal
Obstruksi saluran nafas atas seperti pada penderita infeksi laring
kronis dapat menyebakan nyeri dada, terutama terjadi pada waktu
menelan. Pada emboli paru akut nyeri dada menyerupai infark
miokard akut dan substernal. Bila disertai dengan infark paru
sering timbul nyeri pleuritik. Pada hipertensi pulmoral primer
lebih dari 50% penderita mengeluh nyeri prekordial yang terjadi
pada waktu exercise. Nyeri dada merupakan keluhan utama pada
kanker paru yang menyebar ke pleura, organ medianal atau
dinding dada.
25
d. Apa kemungkinan obat yang diberikan oleh dokter?
Nitrogliserin sublingual (obat vasodilator)
Vasodilatasi koronaria karena secara metabolis diubah menjadi
nitrat oksid menyebabkan pelemasan otot polos vaskular.
Dosis: 0,4 mg dapat diberiakan sampai tiga dosis dengan interval
5 menit.
Aspirin
Inhibisi cepat siklooksigenase trombosit yang dilanjutkan reduksi
kadar tromboksan A2 di capai dengan absorbsi aspirin buccal
dengan dosis 160-325 mg di ruang emergensi. Selanjutnya aspirin
diberikan oral dengan dosis 75-162 mg.
e. Bagaimana metabolisme energi dalam kasus ini saat bermain
badminton?
Dalam keadaan normal, metabolisme energi yang terjadi pada saat
bermain badminton adalah glikolisis aerob, akan tetapi ketika terjadi
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen misalnya
pada penyakit jantung (infark miokard) dapat menyebabkan terjadinya
glikolisis anaerob yang memiliki hasil sampingan berupa asam laktat.
f. Faktor apa sajakah yang menimbulkan nyeri pada dada semakin
meningkat?
Aktifitas fisik berlebihan
Stres
Emosi
Sesak nafas
4. Tuan Dedi memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus sehari dan memiliki
riwayat penyakit hipertensi yang terkontrol.
a. Apa hubungan merokok, hipertensi dan nyeri dada?
26
Hubungannya adalah komponen zat dari rokok dapat menyebabkan
hipertensi dan aterosklerosis, hipertensi dapat memperparah infark
tersebut sehingga terjadilah nyeri dada.
Komponen rokok → kerusakan endotel pembuluh darah dan
penurunan kadar HDL → LDL terakumulasi di bawah tunika intima
→ fatty spot → sel-sel endotel menghasilkan bahan kimia →
kemotaksis monosit → monosit menetap permanen, membesar
menjadi makrofag → terjadi proses fagositosis (disebut foam cells) →
pembesaran plak yang progresif → aterosklerosis → lumen pembuluh
darah arteri koronaria menyempit → aliran darah tidak adekuat →
suplai oksigen dan nutrisi ke miokard tidak adekuat, di sisi lain
komponen rokok juga dapat menyebabkan pelepasan nitric oxide
menurun → vasokontriksi pembuluh darah → resistensi perifer
meningkat → tekanan darah meningkat → hipertensi → kerja jantung
meningkat → hipertrofi miokard → semakin banyak sel yang
membutuhkan oksigen → kompensasi → sel-sel miokard melakukan
glikolisis anaerob untuk menghasilkan energi → akumulasi asam
laktat → pH miokard menurun → stimulasi reseptor nyeri melalui
sympathetic afferent di area korteks sensoris primer (area 3,2,1) →
nyeri dada.
Pembentukan atherosclerosis berhubungan dengan cedera vaskuler
yang dihasilkan atau dipercepat oleh faktor merokok, hipertensi, dan
akumulasi lipid.
Sehingga, dampak merokok + riwayat hipertensi adalah meningkatkan
resiko terjadinya gangguan vaskuler, seperti memperberat
hipertensinya, juga memperbesar resiko atheroskelrosis.
Nyeri dada bisa disebabkan oleh atheroskerosis, spasme vaskuler, dan
tromboembolisme. Dalam kasus ini, nyeri dada yang dialami adalah
yang disebabkan karena iskemia di jaringan otot jantung oleh karena
adanya atheroskerosis.
27
b. Apa dampak kebiasaan merokok yang disertai riwayat hipertensi
terkontrol?
Merokok -> menurunkan kadar HDL dalam darah -> timbul plaque
atherosklerosis -> mencetuskan trombosis -> iskemik miokard ->
nyeri dada
c. Apa saja kandungan dari rokok?
Kandungan rokok, yaitu :
1. Acetone
2. Tar
3. Naphthylamine
4. Methanol
5. Nicotine
6. Pyrene
7. Naphthalena
8. Cadmium
9. Carbon monoxide
10. Bezopyrene
11. Vinyl cloride
12. Hydrogen cyanide
13. Toluidine
14. Ammonia
15. Urethane
16. Toluene
17. Arsenic
18. Nickel
19. Phenol
20. Butane
21. Polonium - 210
22. Ddt
28
5. Pemeriksaaan Fisik
TB 173 cm, BB 80 kg
TD/100/60 mmHg, HR 120x/menit, reguler, PR 120x/menit regular
enequal; RR 20x/menit. T: 37 C
Kepala : Wajah pucat(Pale), diaforesis, konjungtiva tiddak anemis, sklera
tidak ikterik
Leher: JVP 5+0 cm H2O
Thoraks: Bunyi jantung(cor): HR 120x/menit, ritmik, mur-mur(-),
gallop(-), suara jantung menjauh(muffle heart sound) (+) ronchi tidak ada,
wheezizng tidak ada
Abdomen: hepar tidak teraba
Ekstremitas : edema tungkai tidak ada
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan yang
tidak normal?
Interpretasi hasil pemeriksaan fisik
Hasil Pemeriksaan Nilai Normal InterpretasiTB 173 cm, BB 80 kg (IMT = 26,73)
Nilai IMT untuk Standar Asia menurut WHOBB kurang < 18,5Normal 18,5-22,9BB lebih > 23,0Berisiko 23,0-24,9Obesitas 1 25,0-29,9Obesitas 2 ≥ 30,0
Obesitas 1
TD 100/60 mmHg 100-139/60-89 mmHg NormalHR (Heart Rate) 120 x/menit
60-100x/menit Takikardia
Nadi PR (Pulse Rate) 120 x/ menit
60-100x/menit Takikardia
Pernapasan 20x/menit 16-24x/menit NormalSuhu 37oC 36,5o – 37,2oC NormalWajah Pucat (Pale) Tidak ada AbnormalDiaforesis Tidak berlebihan Abnormal (berkeringat
banyak)Konjungtiva anemis (-) Tidak ada NormalSklera ikterik (-) Tidak ada NormalJVP 5+0 cm H2O 5-2 cm H2O JVP meningkat
29
Murmur (-) Tidak ada NormalGallop (-) Tidak ada NormalMuffle Heart Sound (+) Negatif Abnormal (suara
jantung menjauh)Ronkhi (-) Tidak ada NormalWheezing (-) Tidak ada NormalHepar tidak teraba Tidak teraba NormalEdema tungkai (-) Tidak ada Normal
Takikardi
Infark miokard → suplai oksigen ke miokard tidak adekuat →
kompensasi → glikolisis anerob → akumulasi asam laktat → pH
miokard menurun → stimulasi ujung saraf sympathetic afferent →
perangsangan saraf simpatis meningkat → pelepasan epinefrin →
bekerja pada reseptor β di jantung → takikardi.
Diaforesis (berkeringat banyak)
Infark miokard → suplai oksigen ke miokard tidak adekuat →
kompensasi → glikolisis anerob → akumulasi asam laktat → pH
miokard menurun → stimulasi ujung saraf sympathetic afferent →
perangsangan saraf simpatis meningkat di glandula sudorifera →
diaforesis.
Wajah pucat
iskemia pada jatung disfungsi ventrikel kiri turunnya perfusi ke
perifer turunnya aliran darah yang kaya oksigen ke jaringan perifer
wajah pucat
Muffle Heart Sound
Dari ausklutasi prekordium jantung, ditemukan suara jantung yang
melemah. Pulsasinya juga sulit dipalpasi. Pada infark daerah anterior,
terdengar pulsasi sistolik abnormal yang disebabkan oleh diskinesis
otot-otot jantung. Penemuan suara jantung tambahan (S3 dan S4),
penurunan intensitas suara jantung dan paradoxal splitting suara
jantung S2 merupakan pertanda disfungsi ventrikel jantung. Jika
didengar dengan seksama, dapat terdengar suara friction rub perikard,
umumnya pada pasien infark miokard transmural tipe STEMI.
30
JVP
Pada fase awal infark miokard, tekanan vena jugularis normal atau
sedikit meningkat Pulsasi arteri karotis melemah karena penurunan
stroke volume yang dipompa jantung Volume dan denyut nadi cepat,
namun pada kasus infark miokard berat nadi menjadi kecil dan
lambat. Bradikardi dan aritmia juga sering dijumpai. Tekanan darah
menurun atau normal selama beberapa jam atau hari. Dalam waktu
beberapa minggu, tekanan darah kembali normal
b. Bagaimana cara pemeriksaan fisik pada kasus ini?
Pemeriksaan fisik jantung, meliputi:
A. Inspeksi pasien
1. Inspeksi keadaan umum (ex. Apakah pasien bernafas tidak
normal, menggunakan alat bantu, dll)
2. Inspeksi kulit
3. Inspeksi kuku
4. Inspeksi wajah
5. Inspeksi mata
6. Inspeksi mulut
7. Inspeksi leher
8. Inspeksi konfigurasi dada
9. Inspeksi ekstremitas
1. Pengukuran TD
2. Pemeriksaan denyut arteri (umumnya a. carotis)
3. Pemeriksaan denyut v. jugularis
4. Perkusi jantung
5. Perkusi batas-batas jantung
B. Palpasi jantung
1. Palpasi titik impuls maksimum
2. Palpasi gerakan setempat
3. Palpasi gerakan umum
31
4. Palpasi thrill.
C. Auskultasi jantung
D. Pemeriksaan edema
Uji adanya edema dengan cara penekanan pada suatu region
(umumnya pretibial dan sacrum) selama beberapa detik. Jari akan
terbenam, lalu saat jari pemeriksa diangkat, jika ada edema, maka
bekas penekanan tersebut akan menimbulkan cekungan yang
tidak langsung hilang. Penilaian dilakukan dari +1 sampai +4,
bergantung pada lamanya cekungan ( pitting edema) tersebut
menghilang.
c. Apa makna ditemukan sklesa tidak ikterik, konjungtiva tidak
anemis, murmur (-), gallop (-), ronchii tidak ada, weezing tidak
ada, hepar tidak teraba, edema tungkai tidak ada?
Dapat menyingkirkan beberapa diagnosis, seperti suara murmur yang
biasanya ada pada penyakit VSD, PDA
6. Pemeriksaan laboratorium : Hb 13,4g/dl; Leukosit 7000/mm3; hitung
jenis 0/2/5/65/22/6; LED 20mm/jam; thrombosit 215.000/mm3; BSS 158
mg/dL, Total cholestrol 320 mg%, trigyceride 340 mg%. HDL 38mg%.
LDL 192 mg%; CK NAC 160 U/L, CK MB 15 U/L, troponin I 0,2 ng/ml
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan yang
tidak normal?
Normal :
Hb: laki-laki = 13-16 gr/dL
Leukosit = 5.000 – 10.000/mm3
Hitung jenis = 0,4-1 / 1-3 / 0-5 / 50-65 / 20-40 / 2-8
LED: 20mm/jam
Trombosit :150.000 – 400.000/mm3
BSS : < 200mg/dL
abnormal :
32
Kolesterol total meningkat, normalnya : 150-200 mg%
Trigliserid meningkat, normalnya : < 150 mg/dL
HDL menurun, normalnya : 45 – 65 mg/dL
LDL meningkat, normalnya : < 130 mg/dL
CK NAC dan CK MB. CK NAC dan CK MB merupakan sebuah
enzim yang terdapat dalam otot skeletal dan jantung. Enzim ini akan
keluar dan meningkat jika terdapat kerusakan pada otot skeletal
maupun jantung.
Iskemia miokard infark kerusakan otot jantung reversible
pengeluaran CK NAC dan CK MB
Troponin I merupakan protein yang spesifik menandakan adanya
cederan otot jantung. Iskemia miokard infark kerusakan otot
jantung reversible pengeluaran troponin I
LDL, HDL, trigliseride : Obes,life stlye,hipertensi peningkatan
pembentukan LDL tingginya kadar trigliserid dan total kolestrol,
dan rendahnya HDL.
b. Bagaimana cara pemeriksaan kolesterol, HDL, LDL?
- Pada pemeriksaan HDL dan LDL pasien dianjurkan untuk berpuasa
kecuali minum air putih selama 12-14 jam sebelum pemeriksaan.
Hal ini disebabkan karena chylomicron terdapat pada plasma
sesudah makan. Chylomicron akan dibersihkan dalam beberapa
jam dan bila masih terdapat setelah 12 jam puasa maka dikatakan
abnormal.
- Sedangkan pada pemeriksaan kolesterol tidak dianjurkan untuk
berpuasa karena puasa mempunyai pengaruh sedikit saja terhadap
nilai kolesterol. Dan terdapat juga faktor-faktor yang
mempengaruhi pemeriksaan yaitu karena variasi fisiologis dan
33
kesalahan dapat dijumpai sebelum, selama pengambilan sampel
atau ketika sampel disimpan sebelum dianalisa. Sehubungan
dengan hal tersebut maka perlu disetandarisasi semaksimal
mungkin syarat-syarat sampling yaitu posisi penderita pada orang
dengan posisi berbaring atau terlentang, setelah 20 menit akan
terjadi penurunan nilai kolesterol 10-15%. Efek tersebut dapt
dikurangi bila posisi penderita duduk. Sekalipun pada posisi duduk
juga dijumpai pengenceran dalam derajat yang ringan yaitu 6 %
setelah 10-15 menit duduk. Dan cara pembendungan vena yakni
penggunaan torniquet yang lama pada saat punksi dapat
menyebabkan keluarnya air dari pembuluh darah (ekstravasasi)
sehingga meningkatkan konsentrasi komponen yang tak berdifusi.
Pada keadaan tersebut, kolesterol dapat meningkat sekitar 10-15%
setelah 5 menit pembendungan dan 2-5% setelah 2 menit. Pengaruh
pembendungan vena ini dapat diabaikan, karena biasanya
pengambilan sampel sudah dapat dilakukan dalam waktu 30-60
detik saja. LDL dan HDL memang selalu berada dalam
keseimbangan yang dinamis. Ada yang mempertebal pengapuran
dinding koroner ada pula yang mencoba memulihkannya. Secara
alamiah, tubuh senantiasa akan memulihkan keseimbangan ini
dengan baik, agar proses aterosklerosis tidak mudah terjadi. Tetapi
dalam hal-hal tertentu tidak jarang keseimbangan ini akan
mengalami gangguan dalam jangka waktu lama. Kadar LDL
cenderung tinggi dan HDL rendah dan keadaan ini akan
menyebabkan dinding koroner kian menebal. Maka tidak ada jalan
lain untuk memulihkannya kecuali profil lipid dapat segera
dikendalikan secara optimal.
c. Apa fungsi kolesterol, HDL, LDL?
LDL
Mengandung kolesteril ester, diambil oleh hati, LDL sisanya
berperan untuk mendistribusikan kolesterol ke jaringan perifer.
34
HDL
o Membantu mengeluarkan kelebihan kolesterol dari jaringan.
o Melindungi tubuh dengan menghambat oksidasi LDL.
o Mengumpulkan kolesterol dari membran sel dan mengubahnya
(sebagai kolesterol ester) menjadi VLDL, IDL, dan LDL, yang
mengembalikannya ke hati.
d. Bagaimana hubungan hasil pemeriksaan lab dengan kasus ini?
7. Pemeriksaan Tambahan : Ronsen Thoraks : normal
ECG : sinus rhytm, axis normal, 120x/menit reguler, normal Q wave, ST
elevation di V1-V4, St depresi di II, III, aVF
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan yang
tidak normal?
Sinus Takikardi: 120x/menit regular.
ST elevasi di V1-V4: disebabkan hilangnya arus listrik depolarisasi
dari otot yang mengalami infark dan adanya arus listrik berlawanan
dari bagian jantung yang sehat.
ST depresi di II,III,aVF : disebabkan efek kebalikan dari daerah yang
berlawanan dengan daerah infark.
b. Keadaan apa saja yang menandakan adanya ST elevation di V1-
V4, St depresi di II, III, aVF?
Segmen ST elevasi menunjukan infark miokard akut, aneurisma dan
perikarditis.
Segmen ST depresi menunjukan iskemia miokard, angina pectoris,
ventricular strain dan efek digitalis.
35
c. Bagaimana gambaran pada kertas EKG mengenai ST elevation di
V1-V4, St depresi di II, III, aVF?
ST elevasi di V1-V4 ST depresi di II, III dan aVF
8. Bagaimana cara mendiagnosis kasus ini?
Cara mendiagnosis :
A. Anamnesis
1. Nyeri. Bagaimana permulaan, kualitas, distribusi, dan durasinya.
2. Sesak napas
3. Keringat dingin. Sering ditemukan dan seringkali berhubungan dengan
mual dan muntah
4. Pucat
5. Serangan angina sebelumnya
6. Riwayat hipertensi, stroke, diabetes mellitus, dll
7. Riwayat keluarga
8. Faktor risiko lain, seperti merokok
1. Pemeriksaan fisik
1. Untuk melihat bukti adanya curah jantung yang rendah
2. Tanda - tanda gagal jantung, di antaranya ronki pada basal paru
3. Aritmia, takikardia, bradikardia
36
4. Untuk melihat ada atau tidaknya reguegitasi mitral, aneurisma aorta,
trombosis vena, perforasi septum, hiperlipidemia (xantelasma dan xantoma
tendon)
5. Untuk melihat adanya penyakit lain yang berhubungan; hipotiroidisme,
diabetes mellitus, merokok
2. Pemeriksaan penunjang
Elektrokardiagram (ekg) dan enzim jantung, seperti kreatin kinase (ck) dan
rontgen toraks
9. Bagaimana diagnosis banding kasus ini?
Infark Miokard Akut (IMA)
Angina Pectoris
Perikarditis Akut
Direksi Aorta
Emboli Paru Akut
10. Bagaimana pemeriksaan tambahan kasus ini?
Kateterisasi jantung : untuk menemukan letak sumbatan pada arteri
koroner dan mengetahui derajat obstruksi dari pembuluh darah koroner.
Ekhokardiografi : untuk menilai fungsi dari ventrikel kiri.
11. Bagaimana diagnosis kerja kasus ini?
Infark miokard akut dilihat dari gejala dan hasil pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan lab.
12. Bagaimana epidemiologi kasus ini?
13. Bagaimana etiologi dalam kasus ini?
- Genetik
- Ras
- Gaya hidup (merokok dan alkoholik)
- Obesitas
37
- Kurangnya mengkonsumsi buah”an dan sayur”an
- Faktor psikososial seperti peningkatan stres kerja, rendahnya dukungan
sosial, personalitas yang tidak simpatik, ansietas dan depresi secara
konsisten meningkatkan resiko terkena aterosklerosis
14. Bagaimana patogenesis dalam kasus ini?
38
Merokok (TAR)
Obesitas
Hipertensi
Cedera berkepanjangan
Mempercepat Cedera Vaskular
Akumulasi LDL
LDL mudah menetap
Sel endotel menghasilkan bahan kimia
kemotaksis
Sel endotel menarik monosit
Makrofag membengkak disebut sel busa
Makrofag memfagosit LDL
Monosit menetap, memebesar jadi fagositik (makrofag)
Plak ruptur
Pembungkus plak makin tipis
Pembesaran progresif plak
IMA
Trombus lepas
Trombus
oklusi
Tahap awal pembentukan plak
39
15. Bagaimana tata laksana kasus ini?
16. Bagaimana komplikasi kasus ini?
- Sudden death
- Syok kardiogenik
- Gagal jantung
- Aritmia
- Asistolik
- Takikardi sinus
17. Bagaimana prognosis kasus ini?
Mortalitas serangan jantung ini sangat tinggi, jika penanganan terlambat
dilakukan dan hampir separuh dari semua kematian mendadak yang
disebabkan oleh infark miokard terjadi sebelum pasien dirawat di rumah
sakit, yaitu dalam waktu satu jam sejak gejala awitan. Prognosis akan lebih
baik jika penanganan yang intensif segera dimulai.
Intinya :
Prognosis Bonam : apabila penanganan yang intensif segera dilakukan.
Prognosis Malam : apabila penanganan terlambat (> 6 jam).
18. Bagaimana KDU kasus ini?
Tingkat kemampuan 3B
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat
memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis
yang relevan (kasus gawat darurat).
19. Bagaimana pandangan islam kasus ini?
40
Disini kita ketahui bahwa sumber masalah yang ada pada kasus ini adalah
gaya hidup dari tuan Dedi, Gaya hidupnya yang sering merokok satu
bungkus sehari. kita ketahui dari segi Ilmu kesehatan bahwa kandungan
dari rokok itu sangat berbahaya terutama dari zat tar dan zat nikotinnya
yang menurut teori kedua kandungan itu sangat berbahaya bagi kesehatan,
termasuk dapat meningkatkan Infark Miokardium Akut.
Untuk itulah kita harus merenungi Firman Allah didalam Surat Al-Baqarah
Ayat 168 :
Artinya:
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.(QS Al-
Baqarah : 168)
Disitu Allah memerintahkan manusia untuk memakan makanan yang
halal lagi baik, walaupun sekarang banyak spekulasi dari para ulama
tentang hukum mengkonsumsi rokok, tetapi yang perlu kita ketahui bahwa
disini rokok tidak baik untuk kesehatan.
2.3.4 Kerangka konsep
41
Infark myokard
>30 menit
Hipoksia jaringan otot
Nyeri
Asam laktat, histamine, kinin, dan enzim proteolitik
Metabolisme anaerob
P↑ enzim jantung (Troponin, CK MB, dll)
Kerusakan myocard yang irreversibel
>30 menit
Heart Faillure
P↓ Vol akhir diastol
P↑ Vol akhir sistol
P↓ daya kontraksi
Cό
Ventrikel terganggu
Aktivasi sistem sarah simpatis
ruptur
trombus
obstruksi koroner
Iskemia myocard
kerusakan endotel
plak
kolestereol dan LDL
LDL teroksidasi
obesitas
tar, nikotin
Viskositas darah ↑ventrikel hiper trofi
Kerja jantung ↑Kebutuhan O2 jantung ↑
tekanan darah sistemik ↑
rokok
resistensi pembuluh ↑
hipertensi
Mual
Akumulasi cairan di GIT
M↓ gerak peristaltik
M↓ sistem parasimpatis
Gagal M↑ TD(TD 100/60mmHg)
Vasokonstriksi
Keringat ↑
Ductus sebaccea
Takikardi (120x/m)
SA Node
P↓ daya kontraksi
42
2.3.5 Hipotesis
Tuan Dedi 52 tahun mengeluh nyeri dada kiri menjalar ke punggung dan
rahang bawah yang disebabkan infark miokard
2.3.6 Keterbatasan Ilmu
No Pokok
Bahasan
What I
know
What I
Don't Know
What I
Have to
prove
How I
will
learn
1. Definisi,
etiologi,
pathogenesis,
Manifestasi
klinis,
Diagnosis,
Komplikasi,
prognosis,
Tata laksana,
SKDU
Internet,
Al-
Quran,
Juornal
dan
textbook2. Patogenesis
3. Patogenesis
4. Pandangan
islam
Pengobatan
43
2.3.7 Sintesis
44
Daftar Pustaka
Aaronson, Philip I. dan Jeremy P.T. Ward. 2010. At a Glance Sistem
Kardiovaskular Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Karon. 2012. Buku Ajar Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Standar Kompetensi Dokter. Jakarta: Konsil
Kedokteran Indonesia.
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit Volume 1 Edisi 6. Jakarta: EGC.
Widjaja, Soetopo. 2009. EKG Praktis. Tangerang: Binarupa Aksara.
45