bab i1

Upload: susanawiyah

Post on 18-Jul-2015

371 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

Kenaikan harga bahan bakar minyak memukul telak industri properti di Tanah Air. Harga bahan bangunan meroket, sementara daya beli masyarakat semakin menurun. Di tengah keterpurukan ekonomi seperti ini, kita dituntut hidup hemat, bertindak bijak, dan kreatif dalam segala lini kehidupan. Kenaikan harga bahan bangunan membuat masyarakat yang berniat atau telanjur tengah merenovasi dan membangun rumah dipaksa mengevaluasi kembali rencana atau kegiatan pembangunan rumah yang sedang berlangsung.

Ramah lingkungan = hemat Fakta akibat pemanasan global mendorong lahirnya berbagai inovasi produk industri terus berkembang dalam dunia arsitektur dan bahan bangunan. Konsep pembangunan arsitektur hijau menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan. Prioritas pekerjaan disusun ulang, utamakan kegiatan yang paling mendesak dilakukan. Penghematan pengeluaran dengan membelanjakan bahan bangunan yang paling diperlukan untuk pembangunan sekarang Konsep green building atau bangunan ramah lingkungan didorong menjadi tren dunia bagi pengembangan properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan ini punya kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Poin terbesar dalam konsep ini adalah penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan, kata Rana Yusuf Nasir dari Ikatan Ahli Fisika Bangunan Indonesia (IAFBI), sebagai salah satu pembicara dalam

diskusi panel Pemanasan Global-Apa yang Dapat Dilakukan Dunia Properti?, Jumat (24/8) di Jakarta. Menurut Rana, di Indonesia akses energi terbarukan masih lemah. Suplai energi listrik untuk properti hanya mengandalkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang belum menggunakan sumber energi terbarukan. Di Amerika Serikat, lanjut Rana, berbagai perusahaan penyuplai energi listrik dengan berbagai pilihan bahan bakar, termasuk bahan bakar terbarukan. Pengembang yang memilih energi listrik dari sumber terbarukan akan memperoleh poin terbesar dalam konsep green building. Pembicara dalam diskusi panel tersebut di antaranya Yandi Andri Yatmo (Ikatan Arsitek Indonesia-Jakarta), Meiko Handoyo (Dewan Pimpinan Daerah Real Estat Indonesia-Jakarta), Simon Molenberg (Director Tourism, Real Estate and Construction Asia Region), dan Stephanus D Satriyo (Asosiasi Manajemen Properti Indonesia). Di banyak negara, bagi Meiko, penerapan konsep green building terbukti menambah nilai jual. Namun, di Indonesia masih butuh proses edukasi panjang. Di Indonesia bahkan muncul kerancuan bahwa bangunan ramah lingkungan itu mahal, sulit, dan tidak feasible secara bisnis. Para pengelola gedung sebagai pengguna energi cukup besar kini memiliki tanggung jawab mengurangi pemanasan global dengan cara-cara menghemat energi, air, bahan bakar, dan sebagainya, kata Satriyo. Kegiatan diskusi panel yang difasilitasi PT Colliers International Indonesia dan PT Cisco System Indonesia itu sekaligus untuk mengenalkan acuan green building melalui konsep Leadership in Energy and Environtmental Design (LEED). Menurut Rana, penerapan konsep LEED pada hakikatnya sebagai upaya pemberian penghargaan atas karya properti ramah lingkungan atau yang memegang konsep green building. Konsep LEED memperkenalkan 85 poin penilaian yang memiliki peringkat tersertifikasi, silver, gold, dan platinum.

BAB II ISI

A. Kriteria Bahan Bangunan yang Ramah Lingkungan 1. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan 2. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan 3. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan) 4. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan) 5. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami

B. Pemilihan Bahan Bangunan yang Ramah Lingkungan

C. Penggolongan Bahan Bangunan yang Ramah Lingkungan berdasarkan bahan mentah dan tingkat perubahannya. 1. Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan kembali (regeneratif) Seperti bahan bangunan nabati misalnya kayu, rotan, rumbia, alang-alang, serabut kelapa, ijuk, kulit kayu, kapas, kapuk, dan lain-lain.

Adapun bahan bdari hewani seperti kulit binatang, wool dan sebagainya. Semua bahan bangunan tersebut dapat dibudidayakan kembali misalnya, kayu membusuk atau terbakar menjadi karbon yang pada tanah bisa berfungsi sebagai pupuk pohon kayu generasi berikutnya. Persiapan dan penggunaan bahan

bangunan ini dilakukan ditempat pelaksaan bangunan dengan penggunaan energi yang kecil dan dengan tekhnologi (kepandaian) pertukangan yang sederhana. 2. Bahan bangunan alam yang dapat digunakan kembali (recycling) Bahan bangunan alam yang dapat digunakan kembali adalah bahan bangunan yang tidak dapat dihasilkan lagi (regeneratif), akan tetapi karena kebutuhan bahan tersebut dengan persiapan khusus dapat digunakan lagi. Contoh bahan bangunan ini adalah tanah, tanah liat (lempung), tras, kapur, batu kali, batu alam, pasir, dan sebagainya. 3. Bahan bangunan buatan yang dapat digunakan kembali (recycling dalam fungsi yang berbeda) Bahan bangunan ini didapat dari seperti limbah, potongan, sampah, ampas, dan sebagainya dari perusahaan industri. Biasanya material ini dalam bentuk: bahan pembungkus/kemasan (misalnya kardus dan kertas, kaleng bekas, botol bekas, dan sebagainya), mobil bekas (atap mobil bekas, kaca mobil bekas dan sebagainya), ban mobil bekas, serbuk kayu, potongan kain sintetis, potongan kaca, potongan seng dan sebagainya. Janganlah menganggap remeh bahan bangunan recycling. Dengan kreatifitas desain arsitektur rumah yang tinggi akan menghasilkan karya arsitektur yang bernilai dari segi fisik ataupun maknanya. Golongan bahan bangunan ini lambat laun akan hilang apabila pembangunan ekologis telah tercapai di dalam masyarakat yang hidup seimbang dengan lingkungan alamnya. 4. Bahan bangunan alam yang mengalami perubahan transformasi sederhana Bahan bangunan ini disediakan secara industri rumah , seperti misalnya batu bata, genteng tanah liat. Kedua bahan bangunan tersebut berbahan mentah tanah liat yang terdapat dimana saja. Setelah dibentuk tanah liat ini kemudian dibakar. Bahan bangunan ini adalah bahan bangunan tertua yang diciptakan manusia. Proses pembuatan yang sederhana dari batu bata dan genteng biasanya dilakukan oleh rakyat di desa-desa setempat. Sehingga kegiatan ini mendukung peningkatan ekonomi rakyat.

Sebagai tambahan saya akan memaparkan juga beberapa material yang kurang atau tidak ramah lingkungan. Hal ini akan menjadi makin memperjelas betapa ramah lingkungannya bahan bangunan-bahan bangunan yang telah disebutkan diatas, bahan bangunan ini antara lain: 5. Bahan bangunan komposit Adalah merupakan bahan bangunan yang tercampur menjadi satu kesatuan dan tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian bangunan. Contohnya, batu buatan yang tidak dibakar (batako genteng beton dan conblock) yaitu campuran antara pasir dan semen. Bahan bangunan batu buatan yang tidak dibakar ini meskipun tergolong bahan bangunan komposit dan kurang ramah terhadap lingkungan, material ini biasanya diproses oleh industri rumah yang dimiliki oleh rakyat. Jadi, masih tergolong agak ramah lingkungan. Contoh lain adalah bahan bangunan yang dilebur (logam dan kaca). Kemudian juga bahan bangunan sebagai pengikat/perekat (semen merah, kapur merah, kapur padam, kapur kering dan semen). Termasuk bahan bangunan komposit seperti beton bertulang, pelat serat (fiber) semen, beton komposit, cat kimia, perekat, dan dempul. 6. Bahan bangunan yang mengalami beberapa tingkat perubahan transformasi Ialah bahan bangunan sintetik (plastik). Bahan bangunan sintetik mamakai bahan mentah fosil (minyak bumi, arang atau gas). Dalam proses pembuatannya bahan bangunan sintetik banyak memerlukan energi. Contoh bahan bangunan ini misalnya, pipa air bersih dan kotor dari PVC, lapisan lantai, selang, zat pelengkap cat, peralatan listrik, profil plastik, busa yang elastis, topi pelindung, pelat transparan plastik bergelombang, alat perlengkapan pintu dan jendela, perekat yang tahan cuaca, karet sintetis, bahan penutup celah bangunan, cat kedap air, dan sebagainya. Bahan bangunan sintetik ini tergolong mengkhawatirkan dalam masalah lingkungan hidup dikarenakan

Mengandung zat pelunak yang membahayakan bagi kesehatan manusia (PVC) PVC dan PE yang banyak dipakai bahan bangunan sintetik agak sukar di daur ulang (PVC) dan agak mahal didaur ulang (PE).

Pengolahan harus melewati beberapa proses yang ternyata tidak bisa dibalik (irreversible).

Menggunakan bahan baku minyak bumi yang tidak bisa diperbarui. Dalam pengolahannya banyak membutuhkan energi.

D. Beberapa Bahan Bangunan yang Ramah Lingkungan 1. Cat Dr. Frank Lipman ahli kesehatan dan founder dari Eleven-Eleven Wellness Center di New York City pernah membagi 20 Cara untuk Mendetoksifikasi Rumah yang dapat Anda tiru secara praktis. Salah satu cara yang ia

rekomendasikan untuk menciptakan rumah yang lebih hijau adalah dengan menggunakan eco-friendly material dalam desain interior dan eksterior rumah. Selain ramah terhadap lingkungan, penggunaan produk seperti ini sangat baik untuk kesehatan dan mampu meningkatkan kualitas hidup manusia. Salah satu eco-friendly material terbaru yang ada di pasaran saat ini

adalah Jotun Majestic EcoHealth. Rangkaian produk Majestic EcoHealth berbeda dengan produk cat pada umumnya karena:

100% terbebas dari APEO*. Fitur perlindungan ganda: Anti-Bacterial dan Anti-Fungal. Ultra low VOC. Penggunaan rangkaian Majestic EcoHealth sangat tepat untuk diaplikasikan

pada kamar bayi dan anak-anak. Bebas dari kandungan bahan kimia berbahaya dan memiliki bahan dasar air sehingga mudah dibersihkan tanpa mempengaruhi warnanya. Fitur perlindungan ganda yang dimilikinya mampu mencegah

pertumbuhan micro-organisme penyebab ketidaknyamanan, iritasi kulit, dan resiko berbagai penyakit yang dapat membahayakan kesehatan Anda dan keluarga. Bagaimana Anda sudah siap berkontribusi untuk lingkungan dan kesehatan keluarga Anda? Mengganti pelapis dinding di rumah dengan Jotun Majestic EcoHealth bisa menjadi salah satu solusinya. Gunakan Majestic Optima untuk hasil

akhir yang mewah, Majestic Pearl Silk untuk sentuhan elegan, dan Majestic Royale Matt untuk hasil akhir matte yang tahan lama. Save the earth. Save ourselves.

Rangkaian Produk Jotun Majestic EcoHealth Catatan: *APEO (Alkyphenol ethoxylates) merupakan salah satu zat yang banyak terkandung pada produk cat dinding, tekstil, pestisida, deterjen, kosmetik, dsb. Hasil studi menunjukkan bahwa penggunaan produk-produk yang mengandung APEO dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan manusia dan kualitas lingkungan hidup. Bahan kimia yang dikandung APEO mampu mengganggu fungsi hormon reproduksi manusia dan dikhawatirkan dapat merangsang

pertumbuhan sel kanker. Hal ini didukung penuh lewat langkah World Health Organization yang mengkategorikan bahan kimia penyusun APEO sebagai senyawa pemicu kanker. Cat sebagai bahan finishing Menggunakan cat berbasis air lebih ramah lingkungan dibanding cat berbahan dasar minyak. Isu ramah lingkungan telah meluas ke hampir semua bidang, tak terkecuali bahan

bangunan. Salah satunya adalah cat. Produk cat dinilai ramah lingkungan bila bahan dasar dan pengencernya berbasis air. Yang sejak awal sudah berbasir air adalah cat tembok yang kemudian berkembang menjadi cat dekoratif.

Cat berbasis air dianggap ramah lingkungan bukan hanya karena cepat kering sehingga tidak mengganggu penciuman dan pernapasan, tapi juga karena mudah diencerkan dan larut dengan air. Karena itu menurut organisasi pemerhati limbah beracun Amerika, Hazardous & Medical Waste Management, cat dengan bahan dasar air mengurangi limbah beracun dan tidak mencemari lingkungan. Sementara cat kayu dan cat besi umumnya berbahan dasar minyak dan solvent (pencampur) dengan pengencer tiner yang tidak larut bersama air, dan menguap sebagai gas karbon sehingga mencemari udara. Karena itu cat ini dinilai kurang ramah lingkungan. Selain itu aroma cat kayu dan cat besi juga sangat menyengat yang dapat mengganggu kesehatan pernapasan, ujar Ahmad S Fawzi, seorang arsitek di Jakarta Selatan yang banyak mendalami aplikasi cat. Bahkan, dalam sebuah kasus penggunaan cat itu dapat mempengaruhi perilaku orang. Andra Martin, seorang konsultan arsitek di Bintaro, Jakarta Selatan, mengungkapkan, di salah satu sekolah dasar terkenal di Jakarta Selatan ada ruang kelas yang aroma cat kayunya tidak hilang-hilang sehingga membuat sebagian anak menjadi hiperaktif. Aroma itu berasal dari aplikasi cat minyak pada furniture atau cairan antirayap. Aplikasi lebih sulit Karena dampak buruknya terhadap lingkungan itu, belakangan penggunaan cat berbasis minyak mulai dikurangi. Untuk media kayu dan besi pun produsen berupaya membuat cat berbasis air. Produsen cat di negara-negara maju sudah melakukannya. Cat Jotun (Norwegia), Levis/Floral (Belanda), dan ICI (Inggris) misalnya, sekarang menekankan faktor ramah lingkungan itu sebagai salah satu kelebihan produknya. Di Indonesia produsen cat nasional yang sudah melansir cat kayu dan besi berbasis air antara lain Mowilex. Sejak berdiri kami committed dengan bahan dasar air baik untuk cat tembok maupun cat kayu dan besi, kata Variati Djohan, Sales & Marketing Director Mowilex. Cat kayu Mowilex berbasis air disebut Acrylic Woodstain, sedangkan cat besi berbasis air adalah Acrylic Gloss Enamel.

Produsen cat domestik lain yang juga mulai melansir cat berbasis air adalah Propan, meskipun masih terbatas pada media kayu. Sebelumnya perusahaan cat ini terkenal dengan spesialisasinya di cat kayu dan besi dengan basis minyak yang menggunakan pengencer solvent. Seperti umumnya produk ramah lingkungan, diperlukan sedikit upaya untuk mengaplikasikan cat besi dan kayu berbasis air. Untuk aplikasi pada besi, permukaan besi harus halus dan terbuka pori-porinya supaya cat menyatu dengan besi. Begitu pula dengan aplikasi pada kayu, jelas Variati. Kelebihannya, karena menyatu dengan media kayunya, umumnya hasil cat elastis dan lapisannya tidak mudah terkelupas atau lepas bila terjadi pergerakan kayu. Menyatunya cat dengan media yang dilapisi itu juga mengatasi permasalahan kelembaban yang sering terjadi pada media kayu. Kelembaban kayu lebih terjaga. Tunggu sampai kering Hanya saja harga cat berbasis air untuk kayu dan besi rata-rata lebih mahal dibanding cat berbahan dasar minyak. Sebagai contoh harga Acrylic Gloss Enamel dari Mowilex Rp56.000/liter, sedangkan Dulux Synthetic Enamel yang berbasis minyak hanya Rp29.000. Contoh lain, harga Mowilex Acrylic Woodstain

Rp56.000/liter, sementara Propan Ultran Politur berbasis minyak hanya Rp30.000. Sebaliknya, harga cat berbasis minyak untuk kayu dan besi sekaligus, seperti Jotun Gardex, lebih mahal. Yaitu Rp60 ribu per liter. Yang perlu diperhatikan konsumen, pertama, kayu yang dilapisi cat berbasis air tidak tahan rayap. Sebaliknya kayu yang dilapisi cat berbasis minyak lebih tahan rayap. Seperti diketahui rayap sangat menyukai area basah atau lembab, namun anti dengan semua yang berbau minyak. Artinya, pemakaian cat minyak lebih menjamin kayu tidak cepat lapuk dan keropos. Kedua, bila menggunakan cat berbasis air, selain harus mengamplas media kayu dan besi yang hendak dicat sampai halus, Anda juga harus memakai kayu yang berkualitas agar tahan cuaca dan rayap. Achmad menjelaskan, cat berbasis minyak tetap layak dipakai sepanjang ruangan tidak dihuni selama pengaplikasian cat. Kalau cat sudah mengering

sempurna, ruangan yang memakai cat minyak aman bagi kesehatan kita, katanya. Dengan kata lain yang menjadi persoalan pada cat berbasis minyak adalah uapnya yang mencemari udara dan residunya yang sulit diurai. Jadi, cat berbasis minyak tidak harus dihindari. Apalagi, pilihan cat kayu dan besi berbasis air juga masih sangat terbatas. Meski demikian, mulai sekarang secara bertahap upayakan memakai cat berbasis air untuk media kayu dan besi. Dengan demikian Anda telah ikut berperan menjaga lingkungan hidup kita agar tetap nyaman didiami. Finishing kayu yang ramah lingkungan Finishing kayu yang umum dikenal antara lain cat, pelitur, dan melamik. Masing-masing finishing ini memiliki kelebihan dan

kekurangannya sendiri. Namun mengingat isu lungkungan saat ini sebaiknya

diupayakan menimbulkan dampak negatif paling sedikit bagi lingkungan. Produk finishing kayu yang selama ini tersedia sebagian besar berbahan dasar tiner (disebut solvent based). Namun sekarang sudah mulai dipasarkan yang berbahan dasar air (water based), yang pengencerannya menggunakan air. Karena menggunakan bahan dasar air, cat ini tidak berbau, tidak beracun, dan ramah lingkungan. Apa pentingnya 3 hal ini?

Tidak berbau. Bila kita menggunakan furnitur yang dicat melamik, kita perlu membiarkan ruangan tersebut 3-6 hari untuk menghilangkan bau tinernya. Bila menggunakan cat water based, ruangan bbisa langsung dipakai.

Tidak beracun. Cat ini aman bagi si aplikator (tukang cat) karena tidak menghirup uap tiner dan aman bagi si pengguna furnitur. Lebih khusus lagi, aman untuk anak-anak yang sering memasukkan tangan ke dalam mulut sehabis memegang furnitur yang ada di rumah.

Ramah lingkungan. Dengan menggunakan cat ini, kita tidak mencemari lingkungan akibat penguapan dari limbah zat kimia yang merusak lingkungan. Keunggulan lain dari cat water based adalah kita tidak perlu membeli tiner. Untuk

pengenceran cukup menggunakan air yang tinggal diambil dari rumah. Harga per kaleng cat water based memang lebih mahal dibandingkan dengan cat solvent based. Tapi karena bila menggunakan cat water based, kita tidak perlu membeli tiner, harga totalnya jadi lebih murah. 2. Aluminium Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu). Kelebihan : 1. Tahan keropos, tidak dimungkinkan untuk dimakan rayap. 2. Bahan aluminium yang lebih tahan lama, anti rayap,dan tidak menyusut seperti kayu, tidak akan mengalami penyusutan dan perubahan bentuk / melengkung akibat perubahan cuaca 3. Tampilan kusen aluminium dapat dicat atau dilapis dengan warna kayu bahkan motif kayu sehingga menyerupai kayu. 4. Desain dapat dibuat sesuai pesanan. Keunggulan kusen aluminium adalah bobotnya yang ringan dan kuat sehingga mudah dipindahkan. Perawatannya yang simpel menjadi daya tarik bagi pembelinya disamping kualitas bahan aluminium. 5. Ekonomis, dalam pengertian biaya proses pembuatan, pemasangan dan perawatan untuk kusen aluminium lebih murah karena lebih tahan lama. Kelemahan : 1. Variasi bentuk yang terbatas, karena merupakan standart pabrik, hanya terbatas pada bentuk minimalis dan klasik Eropa.

2. Pemasangan dengan menggunakan sistem fischer. Teknik ini mengandalkan kekuatan sekrup fischer yang diborkan dan ditanam bersama kusen merapat ke tembok sekeliling kusen pintu yang sudah diplester rapi dan sangat akurat ukuran dan sudut siku-sikunya. Untuk teknik pemasangan ini, apabila terjadi kesalahan dalam pemasangannya maka dapat berakibat fatal. 3. Cara pemasangan kusen aluminium mengandalkan kekuatan sekrup yang dipasangkan melekat pada dinding menjadikannya harus dipasang dengan presisi dan diplester rapi agar tidak terjadi kebocoran dan kesalahan lainnya. Jangan memilih kusen aluminium yang bermutu rendah, karena dapat mudah memuai saat terjadi perubahan suhu drastis karena kaca yang dibingkai dapat mudah lepas. 4. Sambungan yang kurang baik pada siku atau kaca dapat menyebabkan air hujan dapat masuk, karena itu faktor penyambungan dan sealant atau karet penyekat antara kaca dan alumunium harus dari bahan berkualitas dan tahan lama agar air tidak mudah masuk ke dalam kusen atau ke ruangan. Pada dasarnya masalah sealant ini tidak menimbulkan masalah pada kusen alumuniumnya karena bahan alumunium tidak terpengaruh air.

3. Bahan Finishing yang Ramah Lingkungan Pemilihan bahan bangunan dapat berpengaruh pada kesehatan manusia, karena dari bahan bangunan tempat tinggal, dapat timbul pencemaran udara dan gangguan kesehatan akibat terlepasnya gas beracun, bahan-bahan karsinogenik (penyebab kangker), dan sebagainya. Selain kontraktor bangunan yang tepat tentunya bahan yang tepat juga sangat penting. Contoh bahan material yang dapat mengganggu kesehatan: Finishing cat, finishing kayu olahan, finishing besi, dapat mengandung formaldehyde, bahan beracun yang dapat mengeluarkan gas beracun yang dapat menimbulkan keracunan, alergi, memicu asma, penyakit tenggorokan dan pernafasan, serta menimbulkan kanker (karsinogenik). Karena bahan ini banyak digunakan didalam material untuk rumah tinggal seperti cat, lem kayu, dan sebagainya, sangat mungkin ini menjadi sumber utama polusi udara didalam rumah. Saran untuk hal ini, bila rumah baru saja dicat, atau ada furniture yang baru

difinishing (dicat/dipolitur), sebaiknya tidak dihuni dahulu sementara waktu hingga bau menyengat dari formaldehyde tidak tercium lagi. Normalnya, emisi gas ini tetap tinggi selama 6 12 bulan. Sebaiknya ventilasi dalam ruangan dipikirkan dan digunakan dengan baik agar gas dapat lebih dinetralisir oleh udara segar. Pada saat ini banyak dikembangkan bahan-bahan finishing berbahan dasar air, yang lebih ramah lingkungan karena kandungan bahan kimia organik yang mudah menguap lebih rendah. Berbagai bahan material rumah tinggal yang baik digunakan sebenarnya tersedia cukup banyak. Bahan material ini biasanya langsung berasal dari alam dan tidak melalui industri yang melibatkan bahan kimia berbahaya. Tidak penting perumahan murah atau eksklusif yang penting bahan bangunan yang baik itu mutlak. Perkembangan Finishing Kayu/Mebel Kayu banyak digunakan sebagai bahan bangunan, furnitur, maupun untuk kerajinan karena keindahan tampilan dan kekuatannya yang cukup baik. Sebagai bahan alam, kayu akan mudah rusak jika tidak dilindungi dengan baik. Dengan semakin sedikitnya kayu yang tersedia, harga kayu menjadi semakin mahal. Karena itu kayu, terutama yang diletakkan di eksterior, perlu dilindungi dengan bahan finishing agar lebih tahan lama. Sedangkan untuk yang di interior, keindahan lebih diutamakan sehingga bahan finishing yang dapat mengekspos tampilan serat kayu menjadi pilihan yang lebih tepat. Finishing bertujuan untuk melindungi kayu dari bahan-bahan kimia, cuaca, korosi, jamur dan serangga. Selain bertujuan untuk melindungi, finishing juga akan membuat kayu menjadi lebih indah. Tahapan finishing dimulai dengan persiapan permukaan, pewarnaan dan terakhir coating / pelapisan. Khusus untuk coating / pelapisan, pelarutnya terdiri atas dua jenis yaitu air (water based) dan non air (solvent based) seperti nitrocellulose, acrylic, melamine /acid curing atau polyurethane. a. Impra Aqua Wood Finish Impra Aqua Wood Finish terdiri dari serangkaian produk finishing kayu "water based" (berpengencer air) yang diformulasikan dengan bahan-bahan yang tidak

mengandung logam berat (heavy metal), seperti timah (lead), air raksa (mercury) dan bahan kimia lainnya yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Berbagai penelitian telah lama mengindasikan bahwa logam berat dan beberapa bahan kimia beracun lainnya yang dapat menyebabkan penyakit kanker, gangguan pernafasan, gangguan sistem hormonal dan penyakit lainnya. Produk-produk Impra Aqua Wood Finish mengandung kadar VOC (Volatile Organic Compound) yang sangat rendah (Low VOC). Juga karena berpengencer air, produk-produk Impra Aqua Wood Finish mengeluarkan emisi pelarut organik yang sangat rendah atau di bawah ambang batas yang diperkenankan oleh peraturan internasional. Selain itu, Impra Aqua Wood Finish juga tidak berbau (No odor), yang tidak mengandung formaldehyde (No Formaldehyde). VOC yang terlepas di udara, baik pada saat aplikasi maupun setelah aplikasi, akan berdampak terhadap kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan manusia. Dengan sifatnya yang tidak berbau dan tidak mengandung formaldehyde (bau pedas), maka produkproduk ini juga tidak mengganggu kesehatan bagi aplikator (workers) maupun pemakai furniture / handycraft (users). Selain itu, di lingkungan kerja finishing (workshop), produk-produk Impra Aqua Wood Finish juga tidak menimbulkan limbah yang mengandung solvent dan kimia beracun yang dapat mencemari air dan lingkungan sekitarnya. Dengan menggunakan produk-produk Impra Aqua Wood Finish yang berpengencer air, resiko bahaya kebakaran di lingkungan kerja finishing (workshop) dapat diminimalisir. 1) Produk Impra Aqua Wood Finish Berbagai macam produk Impra Aqua Wood Finish adalah sebagai berikut: a) Impra Aqua Wood Filler (AWF-911) Impra Aqua Wood Filler (AWF-911) adalah pengisi pori-pori kayu berpengencer air yang memiliki daya isi ke dalam pori-pori (pore filling ability) yang baik, mudah diamplas dan cepat kering. AWF-911 tersedia dalam warna-warna: sungkai, kamper dan jati (teak).

b) Impra Aqua Wood Stain (AWS-921) Impra Aqua Wood Stain adalah pewarna kayu berpengencer air dengan penampilan warna-warna transparan yang cerah, tidak cepat pudar sehingga dapat menonjolkan keindahan alami kayu. Selain itu, Impra Aqua Wood Stain cepat kering dan mudah diaplikasikan: dapat dikuas, dibal, maupun dispray. Berbagai jenis warna yang tersedia terdapat warna-warna yang menarik, yang dapat dicampur satu dengan yang lain untuk memperoleh warna khusus yang dikehendaki. c) Impra Aqua Sanding Sealer (ASS-941) Impra Aqua Sanding Sealer adalah cat dasar (base coat) berpengencer air yang cepat kering, mudah diamplas dan memiliki kemampuan mengisi pori-pori kayu dengan baik dan dapat membentuk lapisan film yang cukup rata. ASS-941 dapat dikuas maupun dispray. d) Impra Aqua Lacquer (AL-961) Impra Aqua Lacquer adalah cat akhir (top coat) berpengencer air yang cepat kering , dan memiliki kemampuan membentuk lapisan film yang cukup rata dan fleksibel. AL-961 dapat dikuas maupun dispray. Tersedia tiga pilihan penampilan kilap, yaitu: clear gloss, clear dof, dan semi gloss. Prosedur Aplikasi Impra Aqua Wood Finish a) Sebagai persiapan permukaan, amplas permukaan kayu dengan kertas amplas nomor 180, searah dengan serat kayu. Kemudian bersihkan debu amplas dari atas permukaan kayu. b) Aplikasikan Impra Aqua Wood Filler AWF-911. Pastikan AWF-911 telah mengisi dan menutup seluruh permukaan kayu dengan efektif. Biarkan kering selama 60 menit. c) Amplas dengan kertas amplas nomor 240 hingga permukaan kayu terlihat lagi. d) Aplikasikan Impra Aqua Wood Stain AWS-921 dengan cara dikuas kemudian setelah 2-3 menit dibal, atau dengan cara dispray secara merata. Biarkan kering selama 60 menit.

e) Campurkan Impra Aqua Sanding Sealer ASS-941 dengan 10% air (maksimum), kemudian aplikasikan dengan cara dispray (bila dikuas, pengenceran dengan air sebanyak 20%). Biarkan kering selama 120 menit kemudian amplas permukaan cat dengan kertas amplas nomor 400. f) Campurkan Impra Aqua Lacquer AL-961 clear gloss/clear dof/semi gloss dengan 10% air (maksimum) kemudian aplikasikan dengan cara dispray (bila dikuas, pengenceran dengan air sebanyak 20%). Bila ingin memperoleh permukaan yang lebih halus/rata, biarkan kering selama 120 menit, amplas dengan kertas amplas nomor 400 dan aplikasikan AL-961 sekali lagi. Impra Hijau PROPAN RAYA dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, telah dikenal sebagai produsen IMPRA, sebuah merk terkemuka yang telah lama menjadi market leader di pasar untuk kategori produk finishing kayu. IMPRA, sebuah kata dengan lingkaran merah di sekelilingnya telah lama menjadi sebuah logo yang identik dengan cat kayu berkualitas. IMPRA Wood Filler, IMPRA Wood Stain, dan IMPRA Melamine adalah beberapa nama produk yang sudah tidak asing lagi di kalangan industri furniture dan handicraft. Begitu terkenalnya, hingga di kalangan tukang finishing muncul istilah di-IMPRA yang berarti di-dempul. Setelah melalui proses riset yang seksama, kini tiba saatnya bagi PROPAN RAYA untuk mempersembahkan suatu sistem finishing terkini yang menjadi perwujudan rasa kepedulian kami terhadap lingkungan dan kesehatan. Sistem finishing ini diberi nama Impra Aqua Wood Finish. Merk IMPRA dan nama produk Aqua Wood Finish sengaja diberi warna hijau untuk memberi kesan alami yang menggambarkan lingkungan yang segar dan sehat. Dengan menampilkan merk IMPRA yang berganti warna dari merah ke hijau, PROPAN RAYA dengan bangga mempersembahkan bagi produk mebel dan kerajinan: suatu sistem finishing kayu yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia. Sistem ini terdiri dari: (1) Impra Aqua Wood Filler AWF-911, (2) Impra Aqua Wood Stain AWS-921, (3) Impra Aqua Sanding Sealer ASS-941, dan (4) Impra Aqua Lacquer AL-961

Rangkaian produk ramah lingkungan ini diluncurkan dalam sebuah seminar bertemakan The Environmentally Friendly Coating System for Your Hotel and Resort di Hotel Melia Benoa, Bali, pada tanggal 21 Januari 2006 yang diikuti oleh sekitar 140 peserta. Seminar ini diadakan bersama dengan Association of Chief Engineer (ACE) Bali dan didukung oleh Bali Greenery Foundation, yang adalah agen resmi dari Green Globe 21 dari Australia. IMPRA Hijau, para pelaku industri furniture dan handicraft juga ikut terlibat dalam gerakan pelestarian lingkungan dan kepedulian terhadap kesehatan. Impra Aqua Wood Finish terdiri dari serangkaian produk finishing kayu water based (berpengencer air) yang diformulasikan dari bahan-bahan yang tidak mengandung logam berat (heavy metal) seperti: timah hitam (lead, Pb) dan air raksa (mercury, Hg), dan bahan kimia lain yang dapat menyebabkan kanker, gangguan pernapasan, gangguan sistem hormonal, dan gangguan kesehatan lainnya. Produk-produk Impra Aqua Wood Finish mengandung kadar VOC (Volatile Organic Compound) yang sangat rendah, disebut Low VOC. VOC yang terlepas ke udara bebas, baik pada saat pengecatan maupun saat pengeringan, akan berdampak pada kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan manusia. Karena menggunakan air sebagai pengencernya, produk-produk Impra Aqua Wood Finish hanya mengeluarkan emisi pelarut organik yang sangat rendah, di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh peraturan internasional. Selain itu, Impra Aqua Wood Finish juga tidak berbau (no odor), dan tidak mengandung formaldehyde (no formaldehyde content). Dengan sifatnya yang tidak berbau dan tidak mengandung formaldehyde, produk-produk ini aman bagi sang aplikator (tukang cat) maupun pemakai furniture/handicraft. Produk-produk Impra Aqua Wood Finish juga tidak

menimbulkan limbah yang mengandung solvent dan bahan kimia beracun yang dapat mencemari air dan lingkungan sekitar tempat kerja (workshop), serta meminimalkan resiko terjadinya kebakaran yang biasa terjadi karena adanya kandungan solvent pada cat.

Persyaratan dalam Finishing Kayu/ Mebel Letak geografis Indonesia yang terletak pada daerah tropis menye-babkan kelembaban udara cukup tinggi. Tingginya kelembaban udara ini dapat

menyebabkan perubahan muai dan susut kayu menjadi cepat. Akibatnya cat yang akan dipakai untuk melindungi kayu tersebut harus tahan mengikuti muai dan susut kayu sehingga bertahan lama. Untuk mendapatkan sistem pengecatan/politur yang tepat pada kayu yang dipakai di luar ruangan hendaknya memperhatikan beberapa hal : a. Kayu yang dipakai sebaiknya sudah cukup tua atau sudah cukup umur dan kadar airnya (Moisture of Content maksimal 12%). Hal ini berpengaruh kepada kestalbilan dimensi kayu serta kekerasan kayu. kayu yang keras dan kering tentunya mempunyai sifat yang lebih stabil dibandingkan kayu muda dan basah. Di samping itu kayu yang masih basah kurang baik menyerap cat/politur sehingga cepat rusak. b. Cat/politur hendaknya mempunyai sifat deep penetrating sehingga dapat menjadi akar yang kokoh bagi cat/politur yang melapisi kayu. c. Cat/politur juga harus mempunyai sifat yang flexibel sehingga dapat mengikuti muai dan susut kayu. d. Cat/politur harus mempunyai sifat water repellent sehingga air tidak dapat masuk ke dalam pori pori kayu. e. Cat/politur harus mempunyai sifat permeabel sehingga kayu masih dapat bernafas dan melepaskan air yang terdapat di dalamnya. f. Cat/politur juga harus mempunyai sifat UV absorber atau UV bloker sehingga sinar Ultra Violet tidak sampai merusak kayu. g. Cat/politur sebaiknya mempunyai warnya yang masih dapat memper-tahankan keindahan serat kayu, namun jika kayu yang dipakai di proyek beraneka ragam dapat memakai cat/politur yang berwarna solid sehingga dapat menutupi perbedaan warna dan serat kayu tersebut. Untuk memenuhi semua persyaratan di atas, PT Propan Raya telah mengembangkan A Deep Penetrating Finishing System for Exterior Wood Coating. Produk ini diberi nama Ultran Lasur yang terdiri dari dua varian yaitu: (1) Exterior Deck

Lasur EDL 601 yang khusus dipakai untuk sistem finishing lantai kayu, misalnya pool deck, terrace deck, jembatan kayu, dan lain-lain. (2) Exterior Lasur EL 501 yang khusus dipakai untuk komponen bangunan yang terbuat dari kayu, misalnya: wooden railling, pergola, gazebo (bali bengong), lisplang. pool chair, garden furniture, dan lain lain. Cara aplikasi standar yang kami sarankan adalah sebagai berikut: a. Amplas kayu searah urat kayu dengan kertas amplas nomor 180. b. Untuk lapisan pertama kuaskan Ultan Lasur yang telah diencerkan dengan thinner lasur sebanyak 30 50 % agar Ultran Lasur dapat terserap dengan baik oleh kayu. Biarkan kering kemudian amplas ambang dengan kertas amplas nomor 360 400. c. Kuaskan Ultran Lasur dan biarkan kering. Kemudian amplas ambang dengan kertas amplas nomor 360 400. Lakukan tahap ini sebanyak dua kali. d. Kuaskan Ultran Lasur satu kali lapis dengan kuas yang telah dibungkus kain untuk mendapatkan hasil finishing yang halus. e. Jangan lupa kalau hasilnya memuaskan, mohon direkomendasikan kepada teman teman yang lainnya. Tahapan ini adalah tahapan standar untuk kayu yang masih belum teraplikasi cat atau politur. Apabila akan merefinish ulang dapat langsung berkonsultasi dengan tim proyek sehingga hasil yang didapat maksimal.

4. Kayu kayu dikatakan ramah lingkungan yaitu karena kayu dapat di budidayakan kembali dan dapat di olah atau di daur ulang sehingga tidak lagi menggunakan kayu yang berasal langsung dari hutan. a. Beberapa jenis kayu yang di gunakan sebagai bahan bangunan

Kayu Merbau Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif

pembanding dengan kayu jati. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II.

Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian / Papua. Kayu Jati Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati. Kayu Mahoni Kayu Mahoni teksturnya cukup halus, seratnya indah dan berwana merah muda sampai merah tua. Banyak digunakan sebagai elemen dekorasi ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III dan Kelas Kuat II, III. Pohon mahoni banyak ditemui di antara hutan Jati di Pulau Jawa, atau ditanam di tepi jalan sebagai tanaman pelindung. Kayu Bangkirai Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga

mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu Kamper Di Indonesia, kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan. Kayu Meranti Merah Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau Kalimantan Kayu Sonokeling Kayu sonokeling memiliki serat kayu yang sangat

indah,berwarna ungu bercoret-coret hitam, atau hitam keunguan berbelang dengan coklat kemerahan. Kayu sonokeling selain indah juga kuat dan awet sehingga dapat digunakan sebagai material konstruksi bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I dan Kelas Kuat II. Pohon sonokeling hanya tumbuh di hutan-hutan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, namun, jumlahnya mulai berkurang. Kayu Kelapa Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa yang 60 sudah tahun tidak menghasilkan sehingga lagi harus

(berumur

keatas)

ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang Kayu Sungkai Kayu sungkai teksturnya cukup halus, seratnya indah dan berwarna kuning pucat. Kayu sungkai sering digunakan sebagai bahan elemen dekoratif. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III dan Kelas Kuat II, III. Pohon sungkai diameternya tidak terlalu besar.

a. Proses pengolahan kayu ramah lingkungan Para ilmuwan dari Queens University (Belfast, UK) telah menemukan suatu cara ramah lingkungan untuk menguraikan kayu menggunakan larutan-larutan ion sehingga dapat dihasilkan produk yang bermanfaat dalam bidang tekstil, industri

kertas dan pakaian, serta bahan bakar biologis. Dr Hctor Rodrguez dan Professor Robin Rogers dari Sekolah Kimia dan Teknik Kimia universitas tersebut bekerja sama dengan The University of Alabama (USA) untuk mengembangkan sistem yang lebih ekonomis dan efisien untuk mengolah kayu. Solusi yang mereka kembangkan dapat menjadi petunjuk baru bagi industri-industri yang berbahan baku biomassa. Pada saat ini, kayu masih diolah dengan proses Kraft; sebuah sistem pengolahan kayu yang ditemukan pada abad ke-19. Pada dasarnya, proses tersebut mengandalkan sodium hidroksida dan sodium sulfida untuk menguraikan lignin (sel kayu) pada selulosa. Meskipun populer pada industri pulp dan kertas, proses Kraft masih tergolong boros energi dan tidak ramah lingkungan. Hal ini terbukti dari banyaknya limbah yang dihasilkan, baik berupa limbah cair maupun gas. Alasan mengapa proses kuno ini masih dipakai adalah karena sulitnya mencari metode yang efektif untuk menguraikan dan memisahkan komponen-komponen dalam kayu. Bahkan, proses-proses yang belakangan dikembangkan tetap menunjukkan kelemahan-kelemahan tersendiri dalam mengatasi hal tersebut. Peneliti-peneliti Queens University menemukan bahwa bilah-bilah kayu lunak dan keras dapat larut dalam larutan ion pada kondisi temperatur dan tekanan yang sedang. Dengan mengontrol penambahan air dan campuran air-aseton pada sistem, kayu yang terlarut dapat dipisahkan secara parsial menjadi materi kaya selulosa dan lignin murni. Proses tersebut terbukti jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan proses Kraft karena limbah yang dihasilkan tingkat toksisitasnya lebih rendah, serta lebih mudah dibiodegradasi. Profesor Robin Rogers menjelaskan pentingnya penemuan ini karena selulosa dan lignin sendiri digunakan dalam berbagai bidang. Selulosa dapat dipakai untuk produksi kertas, bioenergi, katun dan linen, serta berbagai komoditas material dan kimiawi lainnya. Lignin biasa digunakan sebagai aditif yang memperkuat berbagai konstruksi, misalnya mobil dan pesawat terbang, tetapi dengan berat yang relatif lebih ringan dibanding materi penguat lainnya. Pendekatan lainnya juga sedang dikembangkan oleh tim ilmuwan tersebut, meliputi penambahan beberapa zat aditif ramah lingkungan atau penggunaan katalis. Mereka berharap dapat dicapai tingkat kelarutan yang lebih tinggi pada

kondisi fisik yang lebih halus, juga dengan hasil pemisahan yang lebih baik. Tidak sampai disitu, misi mereka selanjutnya akan berfokus pada biomasa yang kaya dengan minyak dan biasa digunakan dalam industri minyak wangi.

b. Penerapan hasil proses pengolahan kayu pada komponen bangunan Kayu dalam penerapannya pada komponen bangunan yang ramah lingkungan, terdapat berbagai macam kayu penggunaan yang utuh kayu maupun

menggunakan

menggunakan bahan dari hasil olahan kayu misalnya serbuk kayu yang di olah sebagai bahan bangunan. Contohnya seperti Laminate Floor dari Krisfloor merupakan lantai berbahan dari bubur kayu yang disatukan sedemikian rupa sehingga membentuk material yang bisa digunakan sebagai lantai. Selain bentuk pengolahan kayu yang di jadikan sebagai lantai, bias juga di terapkan untuk plafond, panel dinding, windows blind, pagar seri dll. Produk dari hasil pengolahan kayu itu disebut green product karena diproduksi dari serbuk kayu yang didaur ulang, serbuk bambu, kayu hasil penanaman di lahan pertanian, PVC, dan beberapa macam serbuk organik tanpa bahan kimia yang berfungsi sebagai pengikat. Dengan demikian, produk tersebut dibuat tanpa proses penebangan kayu di hutan. Produk tersebut tahan cuaca, tahan api, tahan air, tahan serangga, tahan lama, dapat didaur ulang, dapat diaplikasikan seperti kayu, dan tidak mengandung bahan kimia.

c. Konstruksi pekerjaan kayu yang ramah lingkungan KAYU merupakan bahan konstruksi untuk masa depan. Pendapat yang dilontarkan oleh Suryono Surjokusumo, guru besar bidang konstruksi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan

Universitas Tarumanegara, ini tidaklah salah. Karena belakangan ini negara-negara maju seperti Jepang, Australia, Swiss, AS, dan Malaysia telah menggunakan konstruksi kayu sebagai bahan bangunan. Beberapa bangunan yang menggunakan konstruksi kayu antara lain jembatan Keystone di Dakota Selatan, AS, jembatan Lucerne di Swiss, gedung-gedung di daerah Skandinavia dan lain-lain. "Tiga puluh tahun ke depan konstruksi kayu akan menjadi andalan karena selain ramah lingkungan, kayu juga merupakan sumber daya terbarukan,"

katanya kepada Media di sela-sela workshop Sosialisasi Kayu Sebagai Bahan Konstruksi yang diadakan Kementerian Ristek baru-baru ini.

Menurutnya, ke depan pertambangan akan mengalami pengurangan. "Kemungkinan yang akan terjadi baja akan mengalami kuota, karena biji besi makin terbatas. Demikian juga dengan bahan tambang lainnya akan habis pula. Tidak demikian dengan kayu karena pohonnya bisa ditanam kembali." Konstruksi bangunan dari kayu pun sangat ringan dan kuat oleh karena itu tahan terhadap gempa. Di Jepang, konstruksi bangunan dari kayu menjadi favorit, karena kawasan Negeri Sakura ini sering dilanda gempa. Surjono menjelaskan efisiensi kayu dapat sangat tinggi mengingat hampir seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. "Kebutuhanenergi selama pengerjaan paling rendah dan hanya mengeluarkan emisi gas dan cairan yang lebih rendah dibanding alternatif lainnya. Kalau kayu terbakar maka prosesnya menjadi arang sedangkan baja bisa langsung meleleh." Kayu dapat didaur ulang secara total dan seratus persen dapat

dibiodegradasi sehingga ramah lingkungan.

menjadi satu-satunya

bahan utama

konstruksi yang

Sayangnya, Indonesia sebagai negeri yang masih memiliki hutan murni dibandingkan negara-negara maju, konstruksi kayu tidak dapat berkembang

pesat. Pada masa lalu keraton maupun masjid kuno menggunakan konstruksi kayu. "Sebaiknya memang harus digiatkan kembali konstruksi kayu di

Indonesia. Teknologi rancang bangun dari kayu sudah ada. Sebetulnya pun

tidak masalah apabila dipadukan gaya lama dengan baru karena justru lebih estetik." Hutan Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber produksi kayu mencapai 1,8 juta ha hutan tanaman industri (HTI) dan satu juta ha hutan rakyat. Dengan produktivitas sebesar 20-26 juta m3/ha/tahun dari HTI dan 8,6 juta m3/ha/tahun dari hutan rakyat, dapat dihasilkan hampir 100 juta m3 kayu dari hutan buatan yang siap pakai. Kayu dari hutan tanaman industri (HTI) antara lain Acacia mangium, Gmelina arborea, agatis, pinus, jati, mahoni, dan karet. Surjono menilai Acacia mangium merupakan kayu HTI yang sangat menjanjikan. "Kemampuannya cukup baik menahan beban. Kayu Acacia ini patut diperhitungkan sebagai bahan struktural. Kualitasnya lebih bagusdibandingkan dengan kayu sengon. Terlebih lagi pertumbuhannya sangat cepat dibandingkan dengan kayu HTI lainnya, yaitu mencapai 40 m3/ha/tahun." Ketertinggalan disebabkan tidak perkembangan tersedianya kayu konstruksi bermutu kayu kayu untuk di Indonesia di terutama pasaran.

konstruksi

"Untuk dijadikan

konstruksi kayu, maka

itu harus dinilai berdasarkan

kekuatan dan kelenturan untuk diukur kemampuannya memikul beban." Kekuatan kayu terkuat bisa mencapai 11-13 kali kekuatan kayu terlemah. Sedangkan kekuatan kayu bisa mencapai 6-8 kali kayu terlentur. Dalam kesempatan yang sama Naresworo Nugroho dan Effendi Tri Bahtiar, dosen dan peneliti di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB),

memaparkan agar kayu dapat memikul beban yang dikenakan terhadapnya, maka kayu konstruksi harus memiliki sifat-sifat mekanis yang cukup baik.

"Kemampuan kayu konstruksi dalam memikul beban tercermin dalam tegangan yang diperkenankan yaitu tegangan izin pada format ASD (Allowable Stress Design) atau tahanan referensi pada format LRDF (Load and Resistance Factor Design)." Sebetulnya, kayu-kayu Indonesia sangat laku dijadikan konstruksi bangunan. Namun sayangnya, sering terjadi penyalahgunaan izin kekuatan konstruksi kayu.

5. Semen Ramah Lingkungan Sebagian besar orang mungkin hanya tahu bahwa beton tidak ada kaitannya dengan pemanasan global, karena tampak terlihat seperti lumpur yang kemudian mengeras. Tetapi tidak banyak yang menyadari bahwa produksi beton melepas banyak CO2 ke atmosfir. Faktanya, beton yang dihasilkan manusia juga merupakan sumber CO2 terbesar ketiga di dunia. Dua buah perusahaan kini menggunakan teknologi berbeda yang tidak hanya menjadikan proses pembuatan beton menjadi karbon netral, tetapi mereka juga membuat prosesnya menjadi karbon negatif, artinya beton yang diproduksi menyerap CO2 selama proses pembuatannya. Calera, perusahaan bermarkas di California, Amerika Serikat,

menggunakan teknologi yang mengubah emisi dari cerobong asap industri menjadi beton dan aspal. Proses tersebut dikenal dengan Carbonate Mineralization by Aqueous Precipitation atau CMAP. Proses ini bekerja dengan mengalirkan flue gas melalui air laut dengan pH yang sudah diatur sebelumnya atau air garam basa. Air garam tersebut mengubah CO2 menjadi kalsium dan/atau magnesium karbonat, yang kemudian diendapkan dan dikeringkan menggunakan panas yang didapat dari cerobong. Mineral yang dipadatkan ini kemudian digunakan sebagai semen dan agregat. Dua produk mineral tersebut merupakan dua dari tiga bahan yang digunakan untuk membuat beton, dimana bahan ketiganya adalah air. Menurut Calera proses ini mengurangi 70-90% CO2 dari gas, dan setiap ton beton yang dihasilkan mengandung setengah ton karbon. CMAP selain bisa menangkap karbon, proses tersebut juga bisa menangkap 95-98% sulfur dioksida dari cerobong asap. Keunggulan lainnya adalah bisa menetralisir polutan lain seperti merkuri, logam, nitorgen dan amonia. Jika dikombinasikan dengan fasilitas desalinasi, maka teknologi tersebut bisa menghasilkan air minum dengan biaya rendah, dimana air laut sudah terpompa masuk ke dalam fasilitas produksi beton dan sudah mengalami proses pembuangan kalsium dan magnesium. Skenario lainnya

adalah digunakannya sisa/limbah desalinasi untuk memisahkan CO2 dari cerobong. Metode yang digunakan Calera saat ini sedang diimplementasikan sebagai pilot project di pembangkit listrik Moss Landing, California. Sementara itu Novacem, yang bermarkas di London, Inggris mengembangkan metode yang berbeda. Novacem menggunakan magnesium silikat sebagai bahan bakunya, berbeda dengan semen Portland tradisional yang menggunakan kapur sebagai bahan baku. Melalui proses dengan pemanasan bersuhu rendah dan karbon rendah, silikat diubah menjadi magnesium oksida, yang kemudian dibuat menjadi semen. Bersamaan dengan mengeringnya semen dan campurannya, bahan-bahan tersebut menyerap CO2. Perusahaan tersebut bahkan mengklaim setiap ton semen yang dihasilkan, sekurang-kurangnya tiga perempat ton CO2 disimpan ke dalamnya. Biaya produksinya juga sebanding dengan semen Portland, dan bisa didaur ulang juga. Jika produksi massal kedua perusahaan tersebut masuk ke pasar Indonesia, maka setidaknya ada alternatif yang lebih baik lagi untuk dipertimbangkan menjadi pilihan ketika Anda ingin membangun rumah. Brent Constantz, seorang ahli biologi, berhasil merintis cara kerja memproduksi semen yang bersifat relatif lebih ramah lingkungan. Berangkat dari ihwal sederhana, yaitu ketakjubannya semasa masih sebagai siswa biologi kelautan, Brent menemukan batu karang, dengan sederhana, dapat menyulap massa dirinya dengan menggabungkan unsur kalsium dan senyawa bikarbonat, yang terdapat di air laut, menjadi kristal kalsium karbonat. Pada 2007, Brent Constantz memulai penelitiannya pada batu gamping alias batu kapur, yang menjadi bahan baku semen. Persis batu karang, batu gamping pun mengkristal di dalam air. Constantz menyadari bahwa kemiripan tersebut membuat pabrik-pabrik semen dapat mengemulsi, mengadopsi cara kerja batu karang pada batu gamping. Artinya, semen bisa dimunculkan dari pemadatan senyawa-senyawa

itu. Kemudian dengan tambahan pasir dan kerikil, dihasilkanlah semen yang murah serta bertahan lama. Apalagi telah terbukti, sekurangnya dalam kurun waktu 600 juta tahun, biota laut senantiasa memerangkap karbon di dalam tubuh mereka. Sehingga tumpukan karbon itu idealnya dapat membentuk batu gamping. 6. Bambu Bambu merupakan sumber daya alam terbarukandan bahanbangunan yang ramah lingkungan.

Bambuberbentuk pipa berkulit keras, agak lenturdan tahan lamamampu bertahanlebih dari 100tahundan merupakanpengganti dayakayuyang yang Ada cocokuntuk sumber

langka.

sekitar1.250spesies

bambudikenal di dunia, 140di antaranya terdapat di Indonesia. Meskipun sejak dulu banyak digunakandi Indonesia dalam konstruksi, furnitur, kerajinan dan alat musik namun bambu masih dianggap bahan perempuan atau bahan orang miskin. Hal itu karena bambu masih rentant erhadap serangga seperti : rayap, bubuk, kumbang. Untuk mengangkat citra Bambu, manusia bisa berkolaborasi dengan ekologi bambu,specialist pengawetan bambu,tukang bambu,ahli konstruksi, dan petani bambu, melalui beberapa kegiatan dan proyek seperti: pelatihan pengawetan bambu,pelatihan konstruksi bambu, manajemen rumpun bambu, serta dengan meningkatkan bambu desain dan menciptakan produk bambu unggul.

Beberapa keunggulan bambu: Sumber DayaTerbarukan. Bambu adalah hasil tinggi, dapat dipanen dalam umur 3-5tahun dibandingkan 20-50 tahun untuk kayu yang paling. Produksi bio massaculms yang diperkirakan sekitar 20 sampai 30 ton/ haper tahun. berlimpah. Ada lebih dari 1.500 spesies di seluruh dunia dan lebih dari 100 spesies yang ditemukan di kepulauan Indonesia. Kuat dari baja. Spesies tertentu bamb untuk baja.

Meningkatkanmata daerahpedesaan

pencaharian dansebagian

bagipetani besardimiliki

lokal. olehpetani

Bambutumbuh miskin.

di

Dengan

memanfaatkanbambusecara meningkatkanpendapatan mereka.

berkelanjutankita

dapatmembantu

Aman Perumahan. Lebih dari satu miliar orang di dunia hidup i rumah-rumah bambu.Dalam kebanyakan kasus, bangunan bamboo telah terbukti menjadi bukti gempa. eksotis, indah. Bambu merupakan bahan eksotisdan cantik alami, dapat dimanfaatkan untuk produk yang berguna begitu banyak. Keuntungan menggunakan bambu pada bangunan * Bambu adalah bahan ringan karena berbentuk lingkaran dan memiliki bagian berongga, itu juga membuat mudah untuk ditangani, transportasi dan penyimpanan, memungkinkan pembangunan struktur lebih cepat. * Karena karakteristik fisik membuatnya menjadi bahan yang kuat namun elastis, banyak kehandalan bambu, anti-seismik yang tinggi, yang bisa melengkung tanpa pecah, juga dapat digunakan dalam semua jenis struktural. * Bambu memiliki serat, yang memungkinkan dipotong melintang atau membujur menjadi potongan-potongan berbagai ukuran, dengan menggunakan alat yang sangat sederhana. * Bambu memiliki nada yang sangat menarik dan kulitnya halus dan tidak memerlukan Scraping atau polishing. * Batang bambu dapat dimanfaatkan secara penuh. * Bahan bangunan bambu memungkinkan dipakai bersama dengan bahan kayu, logam dan lain-lain. * Bambu sebagai bahan bangunan dengan harga terendah.

7. Baja ringan ramah lingkungan Hutan yang berfungsi mengikat air hujan dan menyimpannya dalam bentuk air tanah juga berperan penting mencegah bencana seperti banjir dan tanah longsor. Selain itu, hutan merupakan sumber penyedia makanan dan obat-obatan, juga tempat hidup sebagian rakyat Indonesia. Jika hutan hilang, otomatis kita akan kehilangan sumber

makanan dan obat-obatan. belum lagi, fungsinya sebagai paru-paru dunia; sumber O2 dan penyerap CO2 yang menjadi penyebab utama global warming. Tak diragukan lagi, hutan sudah selayaknya kita jaga dan lestarikan! Di lain pihak, hutan dengan kayu sebagai sumber daya alam utamanya sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan papan manusia. Hal inilah yang membuat sektor konstruksi menjadi salah satu penyebab utama pengrusakan lingkungan. Eksploitasi kayu sebagai bahan bangunan memiliki andil cukup besar dalam penyusutan hutan saat ini. Dan salah satu solusi yang dapat kita ambil adalah mencari bahan lain sebagai pengganti kayu. Baja merupakan salah satunya. Dibanding kayu, baja memiliki lebih banyak keunggulan, diantaranya tingkat durabilitas yang tinggi (bisa bertahan 50-80 tahun), tahan api, stabil (strukturnya tidak mudah berubah), dan mudah dirawat (tidak lapuk atau tahan rayap). Sifat-sifat tersebut tidak kita temukan pada kayu. Dari segi harga, baja juga tergolong lebih murah. Proses pemasangannya pun lebih cepat dan praktis. Keistimewaan lain yang tidak dimiliki kayu adalah baja dapat didaur ulang. Baja bekas dapat diolah dan dapat digunakan kembali. Hal ini tentu mengurangi energi yang harus dikeluarkan dalam penambangan bijih besi --bahan baku baja. Tidak hanya itu; energi yang digunakan untuk mendaur ulang baja lebih sedikit dibandingkan energi membuat baja baru dari bahan mentah. Penghematannya bisa mencapai 75%. Kini, sebagain besar negara industri lebih mengutamakan penggunaan baja daur ulang daripada baja baru. Selain prosesnya lebih murah dan hemat energi, langkah ini juga mengurangi kerusakan lingkungan akibat pembukaan penambangan baru. Bahkan baja tercatat sebagai salah satu material yang paling banyak didaur ulang di dunia. Adalah langkah bijak jika Anda mulai berpikir untuk menggunakan materi ini dalam konstruksi bangunan, khususnya baja daur ulang. Anda tidak perlu khawatir mengenai kualitasnya, sebab proses daur ulang sama sekali tidak mengurangi kandungan dan kekuatan baja itu sendiri. Selain untuk keperluan konstruksi, baja untuk bidang otomotif, kontainer, dan perkakas merupakan jenis-jenis yang paling sering didaur ulang.

Kelebihan baja ringan sebagai material bangunan

Walaupun tipis dan lebih ringan, dibandingkan baja konvensional, baja ringan tetap memiliki kualitas bahan dan daya tahan tinggi. Kini, rangka atap baja ringan banyak diminati untuk rumah tinggal. beban bangunan pun menjadi lebih ringan. Tahan Rayap dan Karat :Material alami (seperti kayu) adalah incaran empuk rayap. Anda harus menyemprotkan antirayap secara berkala. Tindakan ini tidak diperlukan saat memanfaatkan baja ringan. Untuk menghindari karat pun, baja ringan dapat diberi pelapis (coating), atau hanya dijauhkan saja dari genangan air berlebihan yang dapat menyebabkan karat Lebih Tahan Cuaca dan Gempa: Kekokohan dan sistem pengakuan yang ditawarkan baja ringan membuat sistem struktur ini lebih tahan terhadap guncangan atau gempa. Sebagai bukti, selain sebagai struktur bangunan, baja ringan juga dapat diaplikasikan sebagai pagar, kompor, hingga pelapis antibocor. Jelas bahwa daya tahan baja ringan tidak perlu diragukan lagi. Pemasangan Cepat: Selain jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit, pemasangan baja ringan tidak memakan banyak waktu seperti material lain. Merupakan pemasangan paket, bagian-bagiannya tidak dapat dipisahkan. Sistem pengirimannya dilakukan secara seksama sehingga semua bagiannya dijamin terpasang Namun demikian, Anda sebagai konsumen sebaiknya melakukan peninjauan di lapangan.

8. Semen instan PVC biasa dikenal dalam bentuk pipa untuk air dan listrik saja. Untuk membangun rumah, kebanyakan masyarakat di Indonesia masih

menggunakan bahan baku yang berasal dari logam, keramik, gypsum, serta kayu. Sampai saat ini belum banyak masyarakat yang tahu dan terbiasa menggunakan bahan PVC untuk membangun rumah. Di negara-negara maju, karena sulitnya dan semakin mahalnya bahan baku kayu, bahan bangunan kini telah beralih menggunakan produk PVC. Tak heran jika pelanggan terbesar PVC adalah sektor bangunan (kabel, rangka, pintu, dinding, panel, dan pipa) serta perumahan (lantai, kertas dinding, penyemu kaca jendela, dan tirai kamar mandi). Semua bahan baku untuk rumah bisa menggunakan bahan PVC. PVC yang terbuat dari plastik serbaguna bisa digunakan untuk plafon, dinding, partisi, lantai, dan sebagainya. PVC sendiri juga bisa menjadi pengganti produk lain seperti gypsum, triplek, kayu, keramik, wallpaper, cat, dan sebagainya. Dari segi pemasangan, PVC bisa terbilang cepat, praktis, dan tidak mengakibatkan retak atau gelombang. Masalah yang terjadi saat menggunakan bahan lain bisa diatasi oleh PVC. PVC juga bisa digunakan pada dinding, lantai, atau plafon. Bentuk, warna, dan coraknya yang lebih terang membuat terlihat lebih ekslusif. Seperti corak mirip kayu jati sangat elegan dipakai sebagai plafon. Untuk corak, PVC menawarkan berbagai macam, mulai corak kayu, silver aluminium, putih, garis, wallpaper, dan sebagainya. Ada berbagai corak, sebut saja plafon PVC dengan corak mirip kayu. Dituturkan, ada berbagai alasan orang memilih menggunakan bahan PVC. Antara lain karena tahan air, anti rayap, pemasangan cepat, peredam panas, peredam api, ringan, bebas perawatan, dan sebagainya. Walaupun PVC terbuat dalam kandungan plastik, namun jika terbakar akan menciut karena meredam api. Pokoknya pakai PVC itu aman. PVC tidak hanya digunakan sebagai interior. Di luar ruangan PVC juga elok dilihat meski lebih kasar namun warnanya lebih terang sehingga terkesan

mewah. Soal harga, PVC cukup terjangkau dan lebih hemat. Harga yang dipasarkan berkisar antara Rp160 ribu hingga Rp230 ribu per meter perseg. Jadi, tak ada salahnya untuk berinovasi beralih ke PVC. Penemuan PVC POLYVINYL Chloride (PVC) pertama kali ditemukan pada 1872. Saat itu secara tak sengaja orang menemukan serbuk putih dalam botol berisi gas vinil klorida yang terekspos sinar matahari. Setelah 54 tahun kemudian berkembang hingga ditemukan teknik pemanfaatan serbuk putih yang kini disebut PVC itu. Awalnya, usaha pemanfaatan PVC banyak menemui jalan buntu karena sifatnya yang mudah rusak jika dipanaskan. Padahal pemanasan merupakan cara pengolahan yang paling logis, mengikuti analogi pengolahan besi, gelas, serta beberapa bahan polimer organik yang ketika itu sudah ditemukan. Pada 1926, seorang peneliti pada perusahaan ban BF Goodyear menemukan bahan elastomer thermoplastik pertama di dunia (bahan elastis yang dapat diubah bentuknya jika dipanaskan). Penemuan ini dilakukan saat usahanya mencari formulasi lem untuk merekatkan karet ke logam. Dimana terjadi saat memanaskan PVC dalam cairan tricresyl phosphate atau dalam dibutyl phthalate. Hasilnya PVC dapat bercampur sempurna dengan masing-masing zat, yang kemudian lazim disebut plasticizer. Lewat berbagai ujicoba akhirnya menghasilkan bahan baru dengan sifat yang dapat direkayasa, mulai dari yang keras, ketika hanya sedikit plasticizer dicampurkan dengan PVC, hingga yang sangat elastis, ketika komponen terbesar dalam campuran itu adalah plasticizer. Terobosan teknis ini merupakan awal dari revolusi penggunaan PVC sebagai komoditi plastik. Semua untuk memermudah pemrosesan serta memberinya sifat elastis yang cocok untuk berbagai aplikasi seperti kulit imitasi, plastik untuk alas meja, dan sebagainya. Terobosan teknis kedua berupa berkembangnya teknologi formulasi PVC dengan penggunaan zat-zat yang lazim disebut stabilizer, processing aid. Yang tak kalah penting,

perkembangan teknologi mesin pemroses PVC sehingga dimungkinkan pemrosesan PVC tanpa kandungan plasticizer. Bisa dibilang PVC merupakan bahan plastik paling luwes karena dapat diformulasi dan diproses menjadi produk dengan sifat yang sangat berbeda, mulai dari yang Berawal dari Serbuk Putih paling keras seperti pipa hingga yang lunak dan fleksibel. Ramah Lingkungan PVC dihasilkan dari dua jenis bahan baku utama, yaitu minyak bumi dan garam dapur (NaCl). Selama ini beredar mitos pembakaran sampah PVC memberikan kontribusi besar terjadinya dioxin. Dioxin dapat dihasilkan dari pembakaran bahan-bahan organoklorin, yang sebenarnya banyak terdapat di alam (dedaunan, pepohonan). Sebuah penelitian yang dilakukan New York Energy Research and Development Authority pada 1987 menyimpulkan, ada atau tidaknya sampah PVC tidak berpengaruh terhadap banyaknya dioxin yang dihasilkan dalam proses insinerasi/pembakaran sampah. Kontribusi terbesar terjadinya dioxin adalah kebakaran hutan, hal yang justru tidak banyak diekspos. Kandungan klor (Cl) dalam PVC diketahui memberikan sifat-sifat yang unik bagi bahan ini. Tidak seperti umumnya bahan plastik yang merupakan 100% turunan dari minyak bumi, sekitar 50% berat PVC adalah dari komponen klor yang menjadikannya sebagai bahan plastik yang paling sedikit mengonsumsi minyak bumi dalam proses pembuatannya. Relatif rendahnya komponen minyak bumi dalam PVC menjadikannya secara ekonomis tahan terhadap krisis minyak bumi yang akan terjadi di masa datang. Ini sekaligus menjadikan sebagai salah satu bahan yang paling ramah lingkungan. Walaupun PVC merupakan bahan plastik dengan volume pemakaian kedua terbesar di dunia, sampah padat di negara-negara maju yang paling banyak menggunakan PVC-pun hanya mengandung 0,5% PVC. Hal ini dikarenakan volume pemakaian terbesar PVC adalah untuk aplikasi-aplikasi berumur panjang, seperti pipa dan kabel. Sampah PVC juga dapat diolah

secara konvensional, seperti daur ulang, ditanam, dan dibakar dalam insinerator (termasuk pembakaran untuk menghasilkan energi). PVC juga dianggap menguntungkan untuk aplikasi sebagai pembungkus (packaging). Suatu studi pada 1992 tentang pengkajian Daur hidup berbagai pembungkus/wadah dari gelas, kertas kardus, Kertas, serta berbagai jenis bahan plastik termasuk PVC menyimpulkan, PVC merupakan bahan yang memerlukan energi produksi terendah, emisi karbon dioksida terendah, serta konsumsi bahan bakar dan bahan baku terendah di antara bahan plastik lainnya. Bahkan sebuah kelompok pecinta lingkungan Norwegia, Bellona menyimpulkan, pengurangan penggunaan bahan PVC secara umum akan memperburuk kualitas lingkungan hidup.

9. Batu alam 10. Pvc 11.